komunikasi instruksional dalam pengajaran mulok di...
TRANSCRIPT
KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM PENGAJARAN MULOK DI MADRASAH DINIYAH
AWALIYAH AL-ITTIHAD SERANG BANTEN
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam
Oleh
KHALILAH 204051002831
Dibawah Bimbingan
Dra. Armawati Arbi, M.Si NIP : 150 246 288
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1429 H/2008 M
KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM
PENGAJARAN MULOK DI MADRASAH DINIYAH
AWALIYAH AL-ITTIHAD SERANG BANTEN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam.
Oleh
KHALILAH
204051002831
Dibawah bimbingan
Dra. Armawati Arbi, M.Si
NIP : 150 246 288
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA2008 M/1429 H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM
PENGAJARAN MULOK DI MADRASAH DINIYAH AWALIYAH AL-ITTIHAD
SERANG BANTEN” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah
dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tanggal 19 Juni 2008.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos. I) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
Jakarta, 19 Juni 2008
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,
Dr. Arief Subhan, M.A Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A NIP : 150 262 442 NIP : 150 299 324 Anggota, Penguji I, Penguji II, Drs. Masran, M.Ag, Dra. Hj. Asriati Jamil, M.Hum. NIP : 150 275 384 NIP : 150 244 766
Pembimbing
Dra. Armawati Arbi, M.Si NIP : 150 246 288
ABSTRAK NAMA : Khalilah JUDUL : Komunikasi Instruksional Dalam Pengajaran Mulok Di
Madrasah Diniyah Awaliyah Al-Ittihad Serang Banten
Komunikasi instruksional merupakan komunikasi dalam pengajaran didalam kelas, guru sebagai komunikator, siswa sebagai komunikan, sedangkan pesan yang akan disampaikan adalah materi yang akan diajarkan didalam kelas. Komunikasi yang digunakan didalam kelas ini dalam rangka untuk mengefektifkan proses belajar mengajar yang dilaksanakan.
Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini adalah penulis ingin mengetahui bagaimana guru dalam menerapkan kmunikasi instruksional didalam kelas, bagaimana persiapan yang dilakukan guru dalam mengajar, bagaimana komunikasi instruksional yang dilakukan guru dikelas pada mata pelajaran dakwah baik menggunakan media ataupun non-media serta strategi mengajar dan taktik apa yang dilakukan guru dalam menerapkan komunikasi verbal dan non-verbal.
Pada penulisan skripsi ini peneliti membatasi masalah pada komunikasi instruksional didalam kelas itu sendiri, sedangkan subjek dari penelitian ini adalah guru sebagai komunikator dalam proses belajar mengajar dikelas, sedangkan objeknya adalah aktifitas komunikasi yang dilakukan guru dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam penelitian ini juga, penulis meneliti selama delapan kali pertemuan yakni dua bulan kurang lebih. Untuk mengefektifkan penelitian tidak lupa peneliti menggunakan media penelitian seperti rekaman untuk merekam proses belajar mengajar dikelas pada pelajaran dakwah selama delapan kali pertemuan yang melalui beberapa tahapan dalam penelitian, yakni tahapan pengumpulan data yang berupa observasi, wawancara mendalam dan dokumen, dan juga tahapan mengolah data, tahap menganalisa data.dengan tersusunnya semua itu maka peneliti dengan mudah akan melakukan penelitin tentang komunikasi instruksional yang dilakukan didalam kelas.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah komunikasi instruksional yang dibangun oleh guru atau komunikator didalam kelas menggunakan kode verbal dan Non-verbal, dan juga menggunakan media podium, buku mata pelajaran dan juga contoh-contoh dari naskah pidato yang disiapkan dengan sebaik mungkin sebelum komunikator mengkomunikasikan peannya atau materi pada mata pelajaan mulok. Untuk mendekatkan komunikator dengan komunikan, guru atau komunikator juga menggunakan komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok dalam kegiatan belajar mengajar didalam kelas, dengan demikian akan terjadi komunikasi instruksional yang efektif.
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang paling tepat selain penulis memanjatkan puji dan syukur
stulusnya kepada Allah SWT, yang senantiasa memberi hidayah pada setiap
hamba-Nya. Tak lupa salawat beserta salam selalu dicurahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Berkat hidayah dan
Rahmat-Nya, shingga penulisan skripsi yang berjudul “Komunikasi instruksional
guru terhadap siswa di Madrasah Diniyah Awaliyah Al-Ittihad Serang-Banten
dalam menanamkan nilai-nilai kegamaan pada mata pelajaran dakwah”, dapat
menyelesaikan dengan tanpa kesulitan yang berarti.
Dengan penuh kesadaran, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan
selesai tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril
maupun materil.
Ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis
sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. H. Murodi, M.A, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan pembantu Dekan I Bapak Dr. Arief
Subhan, M.A, pembantu Dekan II Bapak Drs. Mahmud Jalal M.A,
pembantu Dekan III Bapak Drs. Studi Rizal LK, M.A.
2. Dra. Hj. Asriati Jamil, M.Hum, dan Hj. Musfirah Nurlaily, M.A, selaku
ketua dan sekertaris program Non-Reguler Fakultas Dakwah dan
Komunikasi.
3. Ibu Dra. Armawati Arbi, M.Si, selaku Dosen pembimbing skripsi yang
telah meluangkan waktunya dan memberikan bimbingan, pengarahannya
yang sangat berguna bagi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Para Dosen yang telah mengajarkan ilmunya pada penulis dari semester I
hingga semester VII, para staff perpustakaan yang telah membantu penulis
dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam skripsi ini.
5. Ketua Yayasan Al-Ittihad, Kepala Sekolah MDA Al-Ittihad Ibu Hilmiyah
S.Pd.I, beserta para Dewan guru yang telah memberikan kesempatan
untuk meneliti dan pengambilan data-data untuk skripsi.
6. Ayahanda tercinta H. Husni, Ibunda tercinta Hj. Hazanah, Teteh dan Aa,
beserta adik-adikku Evi, Uun, dan Faiz yang telah memberikan dukungan
moril maupun material.
7. Sahabatku yang selalu ada untukku Ika Kariza “tetap semangat”, Serta
orang yang selalu dihati dan sabar menanti untukku.
8. Teman-teman KPI Ekstensi angkatan 2004 mudah-mudahan bisa bertemu
lagi dan teman-teman kosan Pak Jumit dan pihak-pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu naming mempunyai kontribusi terhadap skripsi ini,
penulis ucapkan terimakasih
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kelemahan
dan kekurangan. Namun penulis berharap dengan skripsi ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca yang budiman.
Jakarta, 10 Juni 2008 Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumsan Masalah .......................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 5
D. Metodologi Penelitian. ............................................................... 6
E. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 8
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Komunikasi Instruksional ..........................................................11
B. Komunikasi Verbal dan Non-verbal ............................................13
C. Strategi Mengajar Dalam Menggunakan Media ..........................17
1. Metode mengajar ...................................................................19
2. Media mengajar .....................................................................21
D. Komunikasi Instruksional Dalam Mengajar Mulok .....................23
BAB III PROFILE MADRASAH DINIYAH AWALIAH AL-ITTIHAD
A. Sejarah Berdirinya .......................................................................26
B. Visi, Misi dan Tujuan ..................................................................27
C. Program Kerja ...............................................................................28
D. Realisasi Program Kerja .............................................................30
E. Sarana dan Prasarana .................................................................31
F. Struktur Organisasi ......................................................................32
G. Penggunaan Media dan Non-media ............................................33
BAB IV KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM PENGAJARAN
MULOK
A. Komunikasi Instruksional ...........................................................34
1. Proses Guru Dalam Mengajar ...............................................34
2. Pengguanaan Media dan Non-media ....................................51
B. Strategi dan Taktik Mengajar .....................................................53
1. Strategi Mengajar .................................................................53
2. Taktik Mengajar ...................................................................54
C. Hasil Temuan.................................................................................56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................61
B. Saran-saran ..................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya,
gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah suatu tanda
komunikasi1, istilah komunikasi dalam bahasa Inggris disebut dengan
communication berasal dari kata communication atau communis yang berarti
sama atau sama maknanya atau pengertian bersama dengan maksud untuk
mengubah fikiran, sikap, perilaku penerima. Dan melaksanakan apa yang
diinginkan komunikator2
Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian fikiran
atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).
Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari
benaknya. Perasaan atas keyakinan, kegairahan, dan lain sebagainya yang timbul
dari lubuk hati3.
Dengan komunikasi orang berusaha untuk mendapat apa yang diinginkan
dan dikehendaki, dan hanya dengan komunikasi orang lain dapat mengerti dan
memahami apa yang dikehendakinya, sehingga komunikasi dapat merubah orang
dari yang tidak tahu menjadi tahu.
1 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung:Rosda Karya,
2001), cet ke-14 h.1 2 Ibid h.8 3 Ibid h.11
Fungsi komunikasi dalam pendidikan adalah sebagai pengalihan ilmu
pengetahuan yang mendorong perkembangan intelektual, pembentuk watak dan
pendidikan keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang
kehidupan4.
Komunikasi pendidikan dan lebih khusus lagi komunikasi instruksional
(instruction communication). Salah satu aspek fungsi informatif dari komunikasi
ini akan dijadikan contoh untuk memahami sasaran (komunikan) dalam situasi
instruksional yang terkondisi. Misalnya disamping sanggup mengajar atau
melakukan intruksi kepada komunikannya, juga dilengkapi dengan data, fakta
atau keterangan lain yang berfungsi memberitahukan atau memberi contoh-contoh
informasi sehingga keterpahamannya menjadi lebih nyata.
Komunikasi dalam proses pembelajaran dilembaga pendidikan termasuk jenis komunikasi kelompok. Dilihat dari segi komunikasi di lembaga pendidikan adalah mentransfer dan meningkatkan pengetahuan peserta didik termasuk pengetahuan dalam menyebarkan ajaran Islam (dakwah). Maka dengan demikian pendekatan komunikasi yang baik perlu diperhatikan oleh lembaga pendidikan, termasuk lembaga pendidikan dakwah, agar materi yang disampaikan dapat diterima oleh peserta didik sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan.
Salah satu komunikasi yang harus ada dalam proses mentransfer materi
pendidikan kepada siswa adalah komunikasi instruksional, dimana komunikasi
instruksional ini adalah komunikasi yang dibangun oleh pendidik atau guru
dalam menentukan tujuan pendidikan, metode pengajaran menentukan hasil
pengajaran, sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh
peserta didik, terutama dalam membekali peserta pendidikan dakwah yang
akan terjun langsung dalam menyebarkan ajaran Islam.
4 H.A. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997)
h.11
Dengan berlakunya Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Siste Pendidikan
Nasional (UUSPN), khususnya pendidikan keagamaan yang tertuang pada pasal
30 ayat 1 sampai dengan 5, maka pendidikan keagamaan atau Madrasah Diniyah
yang selama ini hanya merupakan suplemen pendidikan agama Islam, sekarang
dislenggarakan secara Formal, Informal dan Non Formal. Madrasah Diniyah
Awaliyah adalah salah satu jenis lembaga pendidikan yang ada diantara macam-
macam jenis pendidikan dalam masyarakat, dan merupakan wadah pelaksanaan
tugas-tugas yang berhubungan dengan teknis edukatif dan administratif kearah
pencapaian tujuan pendidikan5.
Sebagaimana yang kita ketahui, bahwasannya Madrasah Diniyah
Awaliyah adalah satu lembaga yang berbasis keagamaan, yaitu sekolah agama
tahap awal sebelum menginjak madrasah Diniyah Al-Wustho, sehingga mata
pelajaran yang diajarkannyapun masih sangat dasar. Seperti, anak masih baru
diajarkan cara-cara berwudu dan shalat, menghapal surat-surat pendek, bahkan
sampai kepada tehnik berdakwah (berpidato) yang masih sangat dasar, yakni anak
hanya di ajarkan untuk menghapal naskah pidato yang akan mereka sampaikan
dan mengajarinya cara menyampaikannya diatas podium.
Hal menarik lainnya dari Madrasah Diniyah Awaliyah khususnya yang
akan diteliti oleh penulis yakni khususnya di wilayah Kabupaten Serang, anak
yang bersekolah di SD (Sekolah Dasar) diharuskan untuk mengikuti pendidikan
Madrasah Diniyah Awaliyah tujuannya agar pengetahuan anak yang bersifat
umum agar sebanding dengan pengetahuan agamanya, ini merupakan peraturan
yang dikeluarkan oleh Departemen Agama untuk Wilayah Kabupaten Serang
5Departemen Agama RI, Pedoman Administrasi Madrasah Diniyah, (Jakarta: 2003) h.1
Banten. Sedangkan waktu pelaksanaan belajarnya yakni dari pukul satu sampai
pukul lima sore, dengan waktu istirahatnya dari pukul setengah empat sampai
pukul empat.
Perda No. 1 tahun 2006 itu mewajibkan setiap anak usia sekolah, dari 7
tahun hingga 15 tahun yang beragama Islam untuk mengikuti pendidikan
nonformal madrasah diniyah awaliyah. Dengan masa pendidikan empat tahun.
Berdasarkan beberapa hal yang dikemukakan diatas, maka penulis ingin
mengadakan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul “Komunikasi
Instruksional Dalam Pengajaran Mulok Di Madrasah Diniyah Awaliyah Al-Ittihad
Serang-Banten”. Pada penulisan skripsi ini, penulis banyak menemukan judul
skripsi yang hampir sama dengan yang peneliti teliti kali ini, yang akan peneliti
uraikan pada Tinjauan Pustaka.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pada masalah ini, penulis membatasi masalah pada komunikasi
Instruksional Dalam Pengajaran Mulok Di Madrasah Diniyah Awaliyah.
Mulok yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah Pelajaran dakwah.
Sedangkan salurannya adalah di kelas satu Madrasah Diniyah Awaliyah Al-
Ittihad. Dalam penulisan skripsi ini peneliti tidak meneliti efek dan khalayak.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas, untuk memudahkan mencari solusi dari
masalah tersebut diatas, maka masalahnya dibagi dalam sub-sub pokok masalah
sebagai berikut:
b. Bagaimana komunikasi instruksional yang dilakukan guru di kelas pada
mata pelajaran Dakwah baik menggunakan media maupun non-media?
c. Strategi mengajar dan taktik apa yang dilakukan guru dalam menerapkan
komunikasi verbal dan non-verbal?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Ingin mengetahui komunikasi instruksional di kelas dalam
menanamkan nilai-nilai keagamaan
b. Ingin mengetahui strategi dan taktik guru dalam menerapkan
komunikasi verbal dan non-verbal
2. Manfaat penelitian
a. Manfaat Akademis
Dalam penulisan skripsi ini diharapkan dapat berguna secara akademis,
yaitu dapat menambah wawasan keilmuan Islam, khususnya tentang
komunikasi instruksional dilembaga pendidikan.
b. Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian ini, penulis berharap komunikasi instruksional
dalam pengajaran mulok dapat diterapkan di Madrasah Diniyah
Awaliyah lainnya dan dapat meningkatkan wawasan pikiran dalam
pelaksanaan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
D. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu penelitian
yang berupaya menghimpun data, mengolah dan menganalisa secara kualitatif
serta penafsiran secara kualitatif. Untuk itu data penelitian yang dikumpulkan
dalam wujud konsep-konsep kalimat, ungkapan dan kata-kata.
1. Subjek dan Objek Peneitian
Subjek dalam penulisan ini adalah guru dalam proses belajar mengajar yakni
dari tanggal 1 Maret 2008 sampai dengan 3 mei 2008, dan objek dari
penelitian ini adalah aktifitas komunikasi yang dilakukan guru dalam kegiatan
belajar mengajar
2. Tahapan Penelitian
a. Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik sebagai berikut
1) Observasi
Pengamatan dan pencatatan sistematis fenomena-fenomena yang
diselidiki. Dengan observasi ini, penulis mengamati langsung terhadap
fenomena-fenomena tentang komunikasi instruksional yang dilakukan
didalam kelas, sahingga penulis mendapatkan data-data yang
diperlukan dan observasi didalam proses belajar mengajar
2) Wawancara Mendalam
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan tanya jawab, tatap muka antara si penanya dan si
penjawab atau responden dengan menggunakan panduan wawancara,
dalam penulisan skripsi ini penulis menunjuk guru mata pelajaran
mulok dan kepala sekolah sebagai penjawab pada wawancara kali ini.
3) Dokumenter
Dokumen-dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pihak pengelola
Madrasah Diniyah Awaliyah Al-Ittihad yang berkaitan dengan
penelitian ini baik melalui media maupun Non Media, yakni berupa
RPP, Jadwal pelajaran dan silabus yang telah dibuat.
b. Tahap Mengolah Data
Menampilkan tabel-tabel mengenai persiapan mengajar, proses format
mengajar di kelas, strategi dan taktik menempatkan verbal dan non verbal.
c. Tahap Menganalisa Data
Menafsirkan temuan mengenai langkah-langkah persiapan format dan
strategi mengajar dan taktik mengajar.
Data-data yang terkumpul akan dianalisa sesuai dengan jenis data yang
terkumpul, dengan menggunakan analisis kualitatif yaitu penelitian yang
berupaya menarik nilai-nilai dari data lapangan yang ditemui secara
mendalam. Sebagai landasan teknik penulisan skripsi ini, penulis
menggunakan buku pedoman penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini, sebelum penulis mengadakan penelitian
lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiyah, maka langkah
awal yang penilis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi
terdahulu yang mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti.
Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti
sekarang tidak sama dengan peneliti dari skripsi-skripsi terdahulu, yang pertama
berjudul “Komunikasi Instruksional dalam Pengajaran Bahasa Asing di Pondok
Pesantren Daarul Muttaqin Tangerang”, dalam penulisan ini penulisnya
membatasi masalah pada komunikasi instruksional dalam mengajarkan bahasa
asing yakni bahasa Arab dan bahasa Inggris, penulisnya adalah Iskandar. Lain lagi
yang di tulis oleh Eric Saputra, skripsinya yang berjudul “Komunikasi
Instruksional di Lembaga Pendidikan Muballigh Al-Azhar”, di batasi pada
komunikasi instruksional yang objeknya dibagi menjadi dua tingkatan, pertama
tingkat dasar angkatan ke XXIX (Dua Puluh Sembilan) dan tingkat lanjutan
angkatan ke XV (Lima Belas). Selanjutnya ditulis oleh Abdul Muin judulnya
“Komunikasi Instruksional Guru dengan Siswa Dalam Pembinaan Akhlak di
SLTP Setia Gama” , dengan penelitiannya adalah tentang komunikasi instruksonal
kepada siswa dan memakai populasi, sedangkan populasinya adalah kelas 1,2, dan
3 SMP Setia Gama yang berjumlah 140 orang adapun sampelnya sebanyak 30
orang siswa. Dan yang terahir adalah skripsi yang berjudul “Komunikasi
Instruksional Dalam Pengajaran Agama Islam Di Sekolah Dasar Islam Al-Ikhlas
Cipete Jakarta Selatan” penulisnya yang bernama Ahmad Falih, penulisnya
membatasi masalah pada komunikasi instruksional yang dlakukan oleh dua guru
Agama pada mata pelajaran Agama Islam di SDI Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan
dan membedakan antara kedua guru tersebut.
Dengan adanya beberapa skripsi yang menulis judul tentang komunikasi
instruksional, pada penulisan skripsi ini berbeda dengan skripsi yang sudah ada,
pada skripsi yang akan ditulis kali ini masalahnya dibatasi pada komunikasi
instruksional dalam pengajaran mulok, sedangkan objek yang akan diteliti adalah
aktifitas komunikasi itu sendiri yang dilakukan didalam kelas.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan
dalam penlisan ini, maka penulis membagi sistematika penulisan kedalam lima
bab. Dimana masing-masing bab dibagi kedalam sub-sub dengan penulisan
sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, mamuat: latar belakang masalah, rumusan dan batasan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan
pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II : Kerangka teori, memuat: tinjauan tentang komunikasi instruksional,
komunikasi verbal dan non verbal, strategi mengajar dan proses
dakwah.
BAB III : Gambaran umum Madrasah Diniyah Awaliyah Al-Ittihad, memuat:
sejarah, visi, misi dan tujuan, program kerja, sarana dan prasarana,
serta struktur organisasi.
BAB IV : Analisa komunikasi instruksional dalam pengajaran mulok, meliputi:
persiapan guru dalam mengajarkan mata pelajaran dakwah, strategi
mengajar dalam menggunakan media maupun non media dan proses
dakwah dalam komunikasi instruksional.
BAB V : Penutup, meliputi: kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Komunikasi Instruksional
Komunikasi instruksional merupakan kegiatan komunikasi dengan sasaran
kelompok yang berisi pengajaran tentang suatu pengetahuan atau keterampilan
tertentu. Dalam komunikasi instruksional baik yang formal, tujuan utama yang
harus dicapai didalamnya adalah terjadinya perilaku pada peserta didik6.
Komunikasi instruksional yang berarti juga komunikasi dalam bidang
pendidikan dan pengajaran. Agar komunikasi bisa berjalan dengan efektif, maka
dalam kegiatan berkomunikasi diharuskan adanya komunikator, komunikan dan
pesan yang akan disampaikan. Pada komunikasi instruksional ini dimana yang
akan menjadi komunikator adalah Guru mata pelajaran yang mampu mengajar
dalam menggambarkan, menerangkan, dan memberikan sebuah metode dalam
menyampaikan materi kepada siswa, sehingga proses pendidikan yang
disampaikan oleh guru atau dosen dapat berjalan secara efektif dan sesuai dengan
kurikulum yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan. Adapun yang
berperan sebagai komunikannya adalah siswa itu sendiri yang akan menerima
apapun yang diinstruksikan oleh gurunya didalam kelas.
Istilah instruksional itu sendiri berasal dari kata instruction yang artinya
pengajaran, pelajaran, atau bahkan perintah atau instruksi. pengajaran yang bisa
6 Dr.Hj Nina Winangsih Syam, M.S, Perencanaan Pesan Dan Media (Pusat Penerbitan
UT:2002) Cet ke-3.h-21
diartikan sebagai orang yang mengejarkan atau dalam istilah komunikasi
pendidikan ialah guru, sedangkan pelajaran adalah bahan pelajaran yang akan
disampaikan atau disebut pesan pada komunikasi instruksional7. Jadi pada
dasarnya dalam komunikasi instruksional, pengajar (komunikator) dan pelajar
(komunikan atau sasaran) sama-sama melakukan interaksi psikologis yang
nantinya diharapkan bisa berdampak berubahnya pengetahuan, sikap, dan
keterampilan di pihak komunikan. Pada kegiatan instruksional pada intinya juga
adalah proses pembantuan agar terjadi perubahan perilaku pada anak didik.
Instruksional dapat dikatakan juga sebagai suatu proses dalam belajar
mengajar atau pengajaran yaitu kemampuan tenaga pengajar dalam
menggambarkan, menerangkan dan memberi sebuah metode dalam
menyampaikan materi kepada peserta didik.
Karena komunikasi merupakan proses berputarnya pesan-pesan informasi,
baik antara personal maupun interpersonal, efek sentuhnya tadi menimbulkan
berbagai perubahan, dan perubahan-perubahan inilah yang diharapkan bisa
berproses secara menetap dan berkesinambungan sehingga menghasilkan manusia
baru hasil perubahan tadi.
Perubahan yang diharapkan ini bertumpu pada tiga dominan yaitu
pengetahuan, sikap dan keterampilan (kognitif, afektif dan psikomotorik),
perubahan perilaku yang demikian inilah yang dalam dunia pendidikan disebut
belajar.
7 Pawit M. Yusuf, Komunikasi Instruksional dan Komunikasi Pendidikan (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1990) cet ke-2. h-72
B. Komunikasi verbal dan non-verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-simbol
atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun tulisan.
Komunikasi lisan dapat diidentifikasikan sebagai suatu proses dimana seorang
pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar untuk mempengaruhi
tingkah laku penerima. Komunikasi tulisan apabila keputusan yang akan
disampaikan oleh pimpinan itu disandikan dalam simbol-simbol yang dituliskan
pada kertas atau pada tempat lain yang bisa dibaca, kemudian dikirimkan kepada
karyawan yang dimaksudkan8.
Komunikasi verbal yaitu penerima pesan dari sistem syaraf seseorang
kepada sistem syaraf orang lain, dengan maksud untuk menghasilkan sebuah
makna yang serupa dengan yang ada dengan pikiran si pengirim, dengan
menggunakan kata-kata yang merupakan unsur-unsur dasar bahasa dan kata-kata9.
Komunikasi verbal yakni komunikasi yang dalam menyampaikan
pesannya dengan menggunakan lisan dan tulisan.10
Adapun kode komunikasi verbal dalam pemakainnya menggunakan
bahasa. Bahasa dapat didefinisikan seperangkat kata yang telah disusun secara
berstruktur sehingga menjadi inti kalimat yang mengandung arti11.
8 Arni Muhammad. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2001. cet. Ke-4. h.
95-96 9 L. Tubbes, Stewart, Moss, Sylvia, Human Communication (prinsip-prinsip dasar
pengantar: Dr. Dedi Mulyana M.A), PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001. Cet.. Ke-3, hal.112 10 Effendi, Uchjana, Onong, Prof. Drs. MA., Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek.PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998, hal.7 11 Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
2003.Cet.ke.4 hal. 103.
Sedangkan komunikasi non-verbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan
dengan menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan gerakan
tubuh, sikap tubuh, vocal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka,
kedekatan jarak dan sentuhan12.
Komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam
bentuk non-verbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi non-verbal
ternyata jauh lebih banyak dipakai daripada komunikasi verbal dengan kata-kata.
Dalam komunikasi hamper secara otomatis komunikasi non-verbal ikut terpakai.
Karena itu, komunikasi non-verbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi non-
verbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkap secara spontan.13
Definisi harfiah komunikasi non-verbal yaitu komunikasi tanpa kata.
Komunikasi non-verbal hanya mencakup sikap dan penampilan, jadi dilihat dari
istilah komunikasi non-verbal membawa pesan-pesan linguistik14.
Menurut See Albert Mahrabian, komunikasi non-verbal “Non-verbal
communication, sometime referred body language, is an important part of the
communication process”15. diartikan bahwa komunikasi non-verbal, terkadang
ditujukan sebagai bahasa tubuh, dimana merupakan kegiatan terpenting didalam
proses komunikasi.
12 Ani Muhammad, Op.Cit. hal.130 13 Agus M. Harjana. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius.
2003. Cet ke-1. hal. 26 14 L.Tubbs-Sylvia Moss. Op cit. hal112-113 15 See Albert mehrabian, Communication Without Words, Psicology today 2 (September
1968); 53-55
Adapun kode komunikasi non-verbal biasa disebut bahasa isyarat atau
bahasa dalam, kode non-verbal ini berbentuk kinesick ialah kode non-verbal yang
ditujukan oleh gerakan-gerakan badan dapat dibedakan atas lima macam, yakni:
1. Emblems ialah yang punya arti langsung pada symbol yang dibuat oleh gerakan
badan. Misalnya Guru yang mengacungkan jempolnya untuk siswa, beliau
merasa bangga karena siswanya telah menjawab pertanyaan yang
diberikannya telah dijawab dengan benar.
2. Illustratos adalah isyarat yang dibuat dengan gerakan-gerakan badan untuk
menjelaskan sesuatu, misalnya dalam menerangkan suatu benda yang sangat
besar, guru melebarkan tangannya yang menandakan bahwa yang sedang
diterangkannya adalah benda yang begitu besar.
3. Affect displays ialah isyarat yang terjadi karena adanya dorongan emosional
sehingga berpengaruh pada ekspresi muka, misalnya semua siswa tertawa
karena melihat tingkah yang diperagakan gurunya begitu menyenangkan.
Hampir semua bahasa didunia melihat perilaku tertawa dan senyum sebagai
lambang kebahagiaan, sedangkan menangis dilambangkan sebagai lambang
kesedihan.
4. Regulators ialah gerakan-gerakan tubuh yang terjadi pada daerah kepala,
misalnya mengangguk tanda setuju atau neggeleng tanda menolak. Misalnya
juga dalam pengajaran seorang siswa yang tidak mau maju kedepan
memberikan symbol dengan menggelengkan kepalanya.
5. Adaptory ialah gerakan badan yang dilakukan sebagai tanda kejengkelan.
Misalnya melipatkan jari tengah ke Ibujari yang menandakan ancaman
jeweran guru untuk siswa.
Selain gerakan-geraka badan yang dilakukan kepala dan tangan, juga gerakan-
gerakan kaki, bisa memberi isyarat seperti halnya posisi duduk.
6. Gerakan Mata adalah alat komunikasi yang paling berarti dalam memberi
isyarat tanpa kata.Ungkapan "pandangan mata mengundang" atau lirikan
matanya memiliki arti adalah isyarat yang ditimbulkan oleh gerakan-gerakan
mata. Bahkan ada yang menilai bahwa gerakan mata adalah pencerminan isi
hati seseorang misalnya seorang guru memandangi siswanya dengan tajam
menandakan bahwa guru memberi peringatan agar siswa tidak nakal.
7. Sentuhan ialah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan. Menurut
bentuknya sentuhan dibagi menjadi tiga, yakni:
a. Kinesthetic
Ialah isyarat yang ditunjukan dengan bergandengan tangan satu sama lain
sebagai symbol keakraban atau kemesraan, misalnya guru mengusap
kepala siswa symbol sayang guru terhadap siswa.
b. Sociofugal
Ialah isyarat yang ditunjukan dengan jabat tangan atau saling merangkul
sebagai symbol persahabatan misalnya siswa menyalami tangan guru saat
masuk dan keluar kelas sebagai symbol penghormatan seorang murid.
c. Thermal
Ialah isyarat yang ditunjukan dengan sentuhan badan yang terlalu emosional
sebagai tanda persahabatan yang begitu intim.
8. Paralanguage ialah isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama suara
sehingga penerima dapat memahami sesuatu dibalik apa yang diucapkan,
misalnya guru memanggil nama siswa dengan suara keras merupakan symbol
kemarahan.
9. Diam, Max picard menyatakan bahwa diam semata-mata mengandung arti
bersikap negative, tetapi bisa juga melambangkan sikap positif.16 Misalnya
guru bersikap diam pada siswa yang menyimbolkan guru sangat kesal dengan
siswa yang susah diatur.
C. Strategi Mengajar dalam Menggunakan Media
Strategi mengajar merupakan teknik yang disiapkan oleh guru untuk
menyampaikan bahan ajarannya. Pendekatan, metode, teknik dan seluruh prosedur
mempersiapkan bahan ajar serta suasana ajar yang diciptakan oleh guru bersama
peserta didik untuk melakukan aktivitas pembelajaran. Strategi tidak hanya
diharapkan dapat mengandalkan bahan ajar sampai pada tujuan, tetapi pencapaian
itu harus efektif.17
Pengertian strategi secara umum adalah suatu garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha untuk mencapai sasaran yang ditentukan18. Pola umum
16 Hafied Cangara, Op. Cit. hal. 207-115 17 Abd. Gafur, Desain Instruksional, (solo: tigaserangkai, 1989), Cet. Ke-6. hal. 5 18 Syaiful Bakhri Djamara & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1996) Cet. Ke-1 hal. 5
perbuatan guru dan murid didalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.19
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa strategi mengajar
dalam menggunakan media merupakan rencana kegiatan belajar secara
menyeluruh dengan menggunakan media dan menggunakan berbagai pendekatan
dalam suatu proses belajar yang mengkoordinasikan seluruh kegiatan belajar
mengajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan waktu pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Akan tatapi strategi mengajar pada kali ini adalah pendekatan menyeluruh
yang berupa kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan sebelum kegiatan belajar
mengajar berlangsung dan dapat memudahkan siswa untuk belajar dalam
mencapai tujuan mengajar yang ditentukan. Strategi mengajar yang digunakan
akan sangat mempengaruhi bagaimana proses pembelajaran berlangsung dan
tingkat keberhasilan transformasi belajar.
Proses pembelajaran tanpa suatu perencanaan hanya akan menjadi sia-sia
karena tidak ada standar acuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran
tersebut. Perencanaan pembelajaran merupakan suatu langkah menyiapkan
aktivitas belajar mengajar secara rasional, sistemik, dan sistemis. Seperti
menentukan kompetensi standar indicator kompetensi yang dimiliki oleh siswa,
menentukan materi yang akan disampaikan peserta sub-subnya, memiliki strategi
efektif dan relevan, menyiapkan bahan ajar dan media atau alat bantu
19 Ibid hal. 7
pembelajaran di kelas serta membuat model evaluasi untuk mengukur tingkat
keberhasilan pembelajaran20.
1. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara guru menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa untuk mencapai tujuan dari yang sederhana sampai dengan yang
kompleks. Metode belajar sebagaimana kita ketahui sangat banyak ragamnya. Hal
ini terjadi setiap mata pelajaran, setiap bahasan, setiap pendidik dan setiap situasi
membutuhkan cara penyajian masing-masing yang harus diserasikan. Tidak ada
satu metodepun yang sesuai digunakan untuk segala kebutuhan dan semua situasi.
Satu mata pelajaran yang efektif dengan menggunakan metode lain. Sebab
berbagai tuntutan itulah, maka muncul bermacam-macam bentuk dengan berbagai
kelebihan dan kelemahannya.
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penyampaian bahan mata pelajaran dengan
mengkomunikasikan bahan pembelajaran secara lisan. Kemampuan guru
mengolah bahan pembelajaran sebelum ditransformasikan melalui ujarnya,
lisannya, dan verbalnya (kalimat-kalimat) sangat dituntut. Karena guru adalah
sumber ilmu bagi peserta didik21
b. Metode bercakap-cakap.
Bercakap-cakap berarti saling mengkomunikasikan pikiran dan perasaan
secara verbal atau mewujudkan kemampuan bahasa reseptif dan bahasa
ekspresif. Dalam bercakap-cakap diperlukan kemampuan berbahasa baik
20 (Dede Rosada, dkk,Op, hal. 3) 21 Aminuddin Rasyid, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Yayasan PEP-EX8, PPS
UHAMKA), cet. Ke-4. hal. 111
secara reseptif maupun ekspresif. Kemampuan bahasa represif meliputi
kemampuan mendengar dan memahami bicara orang lain, sedangkan
kemampuan bahasa ekspresif melalui kamampuan menyatakan gagasan,
perasaan, dan kebutuhan kepada orang lain.
Perkembangan kognitif yang dapat dikembangkan dengan metode ini ialah
kemampuan menalar, memecahkan masalah, mengenal lingkungan fisik,
mengenal lingkungan sosial, kemampuan menggolog-golongkan, kemampuan
menyusun berdasarkan kriteria tertentu, berhitung, mengenal symbol,
mengenal orang dan mengenal waktu.
Perkembangan bahasa yang data dikembangkan dengan metode ini adalah
kemampuan menangkap makna bicara orang lain dan kemampuan
menanggapi pembicaraan orang lain secara lisan.
c. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara pembelajaran dengan merayakan atau
mempertunjuakan sesuatu dihadapan peserta didik dikelas atau diluar kelas,
sehingga memperjelas pengertian. Demonstrasi dapat juga dilakukan oleh
perorangan maupun kelompok.
d. Metode Tanya Jawab
Yaitu komunikasi langsung bersifat two traffict, sebab pada saat yang sama
terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya dan siswa menjawab
sehingga terlihat adanya timbal balik secara langsung antara guru dan siswa22.
e. Metode Pemberian Tugas
22 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1985),
cet. Ke-2, hal.76
Yang dimaksud dengan metode pembelajaran ini adalah guru mengolah
pembelajaran dengan jalan memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah
dalam bentuk PR atau Pekerjaan Rumah, dikelas secara bersama-sama, dengan
pembatasan waktu, atau seseorang atau sekelompok peserta didik mengajarkan
suatu tugas.
Metode pembelajaran yang digunakan oleh pengajar haruslah tepat, agar
proses penyampaian informasi kepeserta didik lancar. Dalam kegiatan belajar
mengajar (KMB), metode pembelajaran berfungsi sebagai cara dalam
penyajian materi pembelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan
tertentu.23 Sehingga penulis dapat menarik kesimpulan bahwa metode
pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam penyampaian
pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
2. Media Pembelajaran
Media adalah segala sesuatu yang mengantarkan pesan dari sumber kepada
penerima. Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai
pengertian media, diantaranya pengertian media yang dikemukakan oleh Garlach
dan Ely seperti yang dikutip oleh Azhar 'Arsyad dalam bukunya, "bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
23 Atwi Suparman, Op. Cit h.176.
sikap. Dalam pengertian ini, buku teks dan lingkungan adalah media"24. Namun
pada sisi lain dibatasi hanya pada "segala bentuk dan saluran yang digunakan
untuk menyampaikan pesan dan informasi" Brigg yang mengemukakan pendapat
tentang media sebagaimana yang dikutip Ahmad Rohani dalam bukunya, "bahwa
media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan yang merangsang
yang sesuai untuk belajar"25.
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa media dapat dikatakan
sebagai alat atau saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau
pesan dari komunikator kepada komunikan yaitu dari guru kepada siswa.
Sedang media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alat yang
digunakan untuk menyalurkan pesan atau materi pelajaran dakwah. Media ini
dapat berbentuk gambar, buku ceria, alat elektronik dan lingkungan sosial dimana
siswa diajak keluar untuk melihat realita sosial yang berhubungan yang sesuai
dengan materi pelajaran yang akan diajarkan
Media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran beraneka ragam, dan
dalam memilih dan menggunakan haruslah mempertimbangkan dalam memilih
dan menggunakan media haruslah mempertimbangkan beberapa hal, menurut
Sudjana dan Rifa'i ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih
media pembelajaran, pembelajaran diantaranya: ketepatan dengan tujuan
pembelajaran, dukungan terhadap isi pembelajaran, kemudian memperoleh media,
24 Azhar Arsyad, Media Pengajaran (Jakarta: Grafindo Persada, 1997). Cet. Ke-1. hal 3 25 Ahmad Rohani, Media Instruksional Edicatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997)cet. Ke-1
keterampilan guru dalam menggunakannya dan sesuai dengan taraf berfikir
siswa26.
Dengan adanya criteria tersebut akan menjadi lebih mudah untuk guru
dalam menggunakan media yang dianggap tepat untuk mempermudah tugasnya
dalam mengajar.
D. Komunikasi Instruksional Dalam Mengajar Mulok
Secara etimologis (Lughatan) dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu dari
kata kerja, da'a, yad'u, da'watan, kata da'a mengandung arti mengajak,menyeru,
memanggil, maka da'watan berarti ajakan, seruan, panggilan. Jadi dakwah Islam
dapat dipahami sebagai ajakan, seruan, panggilan kepada islam27.
Sebagaimana halnya dakwah juga memiliki unsur-unsur guna tercapainya
dakwah, karena dakwah juga merupakan usaha bersama sekelompok manusia
adapun unsur-unsur dakwah itu adalah: materi dakwah, subjek dakwah (da'i),
objek dakwah (mad'u), metode dakwah, media dakwah, dan tujuan dakwah28.
Kegiatan dakwah adalah kegiatan komunikasi berarti proses dakwah juga
sama dengan proses komunikasi. Berdasarkan paradigma Lasswell komunikasi
adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui
media yang menimbulkan efek tertentu29. Dengan begitu komunikasi meliputi
lima unsur, yakni: komunikator, pesan, komunikan, media dan efek. Sehingga
26 Nana Sudjana dan Ahmad Riva'I, Media Pengajaran, ( Bandung: Cv. Sinar Baru,
1990), Cet. Ke-1 hal.4 27 Amrullah Ahmad, Dakwah Islam Sebagai Ilmu, Sebuah kajian epistimologi dan
Struktur Keilmuan Dakwah.(Medan: Diktat, 1996) hal 15 28 Syamsuri Siddiq, Dakwah dan Teknik Berkhutbah, (Bandung: PT. Al-Ma'rif, 1993),
hal.20. 29 Onong Uchjana Effendy, Op. Cit. hal 10
proses dakwah adalah seorang atau sekelompok da'i mengkomunikasikan pesan
kepada mad'u, perorangan ataupun kelompok, dengan demikian secara teknis,
dakwah adalah komunikasi antara da'i (komunikator) dan mad'u (komunikan), dan
semua orang yang terlibat dalam kegiatan dakwah adalah juga komunikan.30
Dalam dunia komunikasi pengajaran atau lebih dikenal komunikasi
instruksional, seorang guru yang diberikan tanggung jawab untuk sebagai da'i,
yang akan menjadi teladan bagi mad'unya yakni siswa, guru yang memberikan
pesan-pesan agama yang akan dicerna oleh anak didiknya harus dapat merubah
tingkah laku anak seagaimana yang telah diharapkan oleh guru dan menurut
kurikulum yang telah ditetapkan oleh sekolah.
Pada proses dakwah itu juga, seorang guru bukan hanya bertugas untuk
menyampaikan pesan saja yakni pada bidang mata pelajaran, akan tetapi seorang
guru harus mampu menggambarkan dan memberikan contoh perbuatan-perbuatan
baik yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar. Seperti firman Allah dalam
surat Ali-imran ayat 104 yang berbunyi:
☺ ☺
"Dan hendaklah diantara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada kebijakan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang yang beruntung" (Q.S. Ali-Imran : 104)
Kewajiban dakwah terletak pada setiap persoalan atau indifidu seseorang
muslim berdasarkan kemampuan maupun profesi masing-masing beserta cara
30 Dr. Achmad Mubarok, MA. Psikologi Dakwah, Pustaka Firdaus, 1999. Cet. Ke-3
hal.21
maupun media yang dimilikinya31. Berdakwah memang merupakan tugas yang
berat, namun mulia disisi Allah, karena para ulama (da'i, muballigh) itu adalah
ahli waris dari para nabi.32
Proses dakwah dalam komunikasi instruksional dapat efektif apabila
seseorang komunikator yakni guru dapat memahami apa yang diinginkan seorang
komunikannya yakni peserta didik. Sehingga apapun yang akan disampaikan
(pesan) dapat tersampaikan dengan baik dan menghasilkan efek atau perubahan
tingkah laku yang diharapkan pada tujuan instruksional. Peserta didik juga dapat
mempraktekkan pesan yang disampaikan dengan baik yang sempurna. Guru yang
dalam proses dakwah disebut da'i, yakni orang yang menyampaikan pesan harus
lebih baik dari mad'unya yakni peserta didiknya, yang paling utama sekali dalam
hal bersikap.
31 Rafi'udin, Prinsip dan Strategi Dakwah, , (Bandung: Pustaka Setia, 2001) Cet. Ke-II hal. 12
32 Ibid Hal. 13
BAB III
PROFILE MADRASAH DINIYAH AWALIYAH AL-ITTIHAD
A. Sejarah
Madrasah Diniyah Awaliyah Al-Ittihad Tanara, didirikan pada tahun 1989,
berlokasi di RT 04/05, Kampung Pesisir, Desa Pedaleman, Kecamatan Tanara,
Kabupaten Serang-Banten.
Didirikan Madrasah ini mengingat keadaan masyarakat Tanara khususnya
membutuhkan suatu lembaga pengajaran agama karena sasaran belajar agama
yang ada belum memadai atau mencukupi.
Dengan dorongan iman kepada Allah swt, tokoh-tokoh manyarakat dan
tokoh agama di Tarana bermusyawarah untuk mewujudkan cita-cita mendirikan
lembaga pendidikan tersebut, yang kemudian berhasil dibentuk suatu panitia
pembangunan madrasah.
Diantara pendirinya adalah H.Sopandi, H.Sulaeman (Alm), H.Awar (Alm)
dan H. Muhammad Thoha (Alm) dan dibantu bersama masyarakat sekitar.
Bangunan berbentuk permanent, dengan bahan bangunan tembok dari bata
merah dan genteng dari tanah liat dengan luas bangunan 1500 meter persegi.
Tanah tersebut merupakan tanah wakaf dari Bapak H.Sulaeman (Alm).
Kini Madrasah Diniyah Awaliyah Al-Ittihad sudah mendapat pengakuan
dari kantor wilayah Departemen Pendidikan Agama Propinsi Banten, dengan
demikian status madrasah Diniyah Awaliyah Al-Ittihad Sebagai sekolah yang
diakui.
Dalam perkembangan selanjutnya setelah skripsi ini dtulis, Madrasah
Diniyah Awaliyah sudah mengalami tiga kali pergantian pimpinan atau kepala
sekolah. Pada tahun 1985 sampai dengan 1995 dipimpin oleh Bapak KH.Ardabili,
dari tahun 1995 sampai dengan 2005 dipimpin oleh bapak KH.Musthafa, sedang
dari tahun 2005 sampai dengan sekarang dipimin oleh Ibu Hilmiyah S,Pd.I.
Fasilitas-fasilitas yang dimiliki Madrasah Diniyah Awaliya yaitu berupa
Gedung, Ruang, Pekarangan, serta perlengkapan yang digunakan atau dipakai
untuk kegiatan belajar mengajar.
B. Visi, Misi dan Tujuan
Visi :
• Terwujudnya pendidikan keagamaan yang berkualitas, berdaya saing dan
kuat kedudukannya dalam system pendidikan nasional sehingga mampu
menjadi pesan unggulan agama islam dan pengembangan masyarakat
dalam rangka pembentukan watak dan kepribadian peserta didik sebagai
muslim yang kuat dan warga Negara yang bertanggung jawab.
Misi :
• Meningkatkan mutu pendidikan melalui pengembangan system
pembelajaran serta peningkatan sumberdaya pendidikan secara kuantitatif
dan kualitatif.
Tujuan :
• Untuk membrikan bekal pada siswa atau peserta didik untuk
mengembangkan kehidupan sebagai pribadi muslim yang berima dan
bertaqwa serta berakhlaqul karimah, sehat jasmani dan rohani serta
menjadi warga Negara Indonesia yang berkepribadian dan percaya pada
diri sendiri.
• Menbina siswa atau peserta didik agar memiliki pengetahuan, wawasan,
pengalaman dan keterampilan beribadah dan sikap terpuji yang bermanfaat
bagi pengembangan pribadinya.
• Mempersiapkan siswa atau peserta didik untuk dapat mengikuti jenjang
pendidikan pada Madrasah Diniyah yang lebih tinggi.
C. Program Kerja
Program kerja dilaksanakan dalam rangka membantu anak didik
mengembangkan berbagai potensi fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai,
agama,sosio-emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni
untuk siap memasuki pendidikan yang lebih tinggi.
Program kerja Madrasah Diniyah Awaliyah meliputi dua bidang
perkembangan, yaitu:
1. Bidang pengembangan pembentukan prilaku melalui pembiasaan
Merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan dalam
kehidupan sehari-hari anak sehingga menjadi kebiasaan yang baik meliputi:
a. Program pengembangan moral dan dan nilai-nilai agama (keimanan dan
ketakwaan)diharapkan akan meningkatkan ketakwaan anak terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan membina sikap anak dalam rangka meletakkan
dasar anak menjadi warga Negara yang baik.
b. Program pengembangan sosial dan kemandirian, emosional, dan budi
pekerti dimaksudkan untuk membina agar anak dapat mengendalikan
emosinya secara wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun
dengan orang dewasa dengan baik serta dapat menolong dirinya sendiri
dalam rangka kecakapan hidup.
2. Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar
Merupakan kegiatan yang disiapkan guru untuk meningkatkan kemampuan
dan kreativitas sesuai dengan tahap perkembangan anak meliputi:
a. Kemampuan Bahasa
Bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang
sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif dan
membangkitkan minat untuk dapat berbahasa Indonesia.
b. Kognitif
Bertujuan mengembangkan kemampuan berfikir anak untuk mengola
perolehan belajarnya, dapat menemukan bermacam-macam alternative
pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan
logika pengetahuan umum dan pengetahuan akan ruang dan waktu, serta
mempunyai kemampuan untuk memilih-milih, mengelompokkan serta
serta mempersiapkan pengembangannya kemampuan berfikir teliti.
c. Fisik atau Motorik
Bertujuan untuk mengenalkan dan melatih kasar dan halus, meningkatkan
kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta
meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat
menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil.
d. Seni
Bertujuan agar anak dapat dan mampu menciptakan sesuatu berdasarkan
hasil imajinasinya, mengembangkan kepekaan dan dapat menghargai hasil
karya yang kreatif.
Untuk memberikan pertahanan pemahaman terhadap materi pembangunan
dan memudahkan anak memusatkan perhatian, maka diperlukan suatu tema.
Dimana tema ini dapat dikembangkan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak agar tidak menimbulkan kebosanan. Disamping itu dengan
adanya suatu tema, kompetensi bahasa dapat dikembangkan lebih baik dengan
mengaitkan mata pelajaran lain dan pengalaman pribadi anak.
D. Realisasi Program Kerja
Proses pembelajaran di Madrasah Diniyah Awaliyah Al-Ittihad
dilaksanakan setiap hari Sabtu sampai dengan Kamis mulai dari pukul 13.00
sampai dengan pukul 17.00, kelasnya dibagi menjadi lima kelas yakni ruang I
untuk kelas IA, ruang II untuk kelas IB, ruang III untuk kelas II, ruang IV untuk
kelas III, dan ruang V untuk kelas IV. Pada Madrasah Diniyah Awaliyah Al-
Ittihad hanya terdapat empat kelas saja dan ada juga kelas yang dianggap sebagai
kelas percobaan yakni kelas 0 yang berjumlah 30 anak, peserta didik ini hanya
diajarkan sebagaimana layaknya anak TK, yakni yang diajarkan pengenalan-
pengenalan huruf arab dan belajar menulis arab ditambah lagi dengan
penghapalan do'a-do'a harian dan hapalan surat-surat pendek. Mata pelajaran
mulok diajarkan setiap hari kamis dari pukul 15.00 sampai dengan pukul 17.00
yakni pada jam kedua atau setelah istirahat.
Sebelum memulai pelajarannya, pesertanya diwajibkan untuk membaca
do'a bersama-sama dan diakhiri dengan mengucapkan salam kepada guru
kemudian dijawab oleh gurunya, setelah itu guru kemudian mulai mengabsen dan
dilanjutkan dengan memulai mata pelajaran yang hendak diajarkan.
Setiap hari dua mata pelajaran di sampaikan kepada peserta didik, dalam
menyampaikan materi pelajaran yang telah terjadwal, seorang guru selaku
komunikator harus dapat mengkomunikasikan pesan atau materi tersebut agar
mudah dipahami oleh peserta didik. Oleh karena itu seorang guru harus dapat
menguasai komunikasi verbal dan non-verbal maupun komunikasi persuasive
sehingga keadaan kelas dapat dikendalikan dan menjadi ceria.
Kemudian peserta didik istirahat selama 30 menit yakni dari pukul 15.00
sampai dengan pukul 16.00, setelah bel waktu istirahat telah habis, peserta
didikpun diharuskan untuk memasuki kelas kembali dan mengikuti mata pelajaran
yang kedua yang akan disampaikan oleh gurunya. Kegiatan belajar megajarpun
berjalan sampai dengan pukul 17.00, akan tetapi sebelum guru mengakhiri mata
pelajarannya guru mengefaluasi materi-materi yang telah disampaikan kepada
peserta didik seperti dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab oleh peserta didik secara rebutan siapa yang dapat menjawab pertanyaan
itu akan pulang lebih dahulu dan begitu seterusnya.
E. Sarana dan Prasarana
Fasilitas, sarana dan prasarana belajar sangat mendukung terlaksananya
proses belajar mengajar guna tercapainya tujuan dari belajar tersebut oleh
karenanya Madrasah Diniyah awaliyah selalu berusaha untuk melengkapi sarana
dan prasarana.
Adapun sarana dan prasarana sudah tersedia saat ini adalah ruang kelas 6
lokal berlantai keramik yang dilengkapi dengan Meja, Kursi, Papan Tulis dan Rak
Buku-buku bacaan yang diperuntukan 40 siswa perkelas, Ruang guru, Ruang
Perpustakaan dan MCK, yang terpisah antara laki-laki dan perempuan dan juga
antara guru dengan siswa, dan dilengkapi juga dengan taman yang bersih.
F. Struktur Organisasi
Sebuah lembaga tentunya mempunyai struktur organisasi agar
berlangsungnya mekanisme kerja. Melalui struktur organisasi setiap personal
dapat mengetahui tugas-tugas yang diterima, dengan siapa mereka bekerja,
berinteraksi dan kepada siapa mereka melaporkan hasil kerjanya.33
Dengan demikian struktur organisasi menggambarkan unit-unit kerja dan
tugas-tugas indifidu beserta kerja sama mereka dengan indifidu-indifidu lain dan
hubungan antara unit-unit kerja itu baik secara vertical maupun horizontal.
Struktur memungkinkan sekolah menjalankan fungsinya sebagai lembaga
edukatif dengan baik, masing-masing mempunyai kedudukan tertentu dan
menjalankan peranan seperti yang diharapkan menurut kedudukan. Dengan
33 Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 1998) hal. 60
demikian dapat dicegah berbagai konflik dan dapat dijamin kelancaran segala
usaha pendidikan.34
Sebagaimana uraian diatas Madrasah diniyah Awaliyah Al-Ittihad sebagai
lembaga pendidikan juga memerlukan struktur organisasi, dan adapun struktur
organisasinya sebagai berikut:
G. Penggunaan Media dan Non-media
Sebagai pendukung jalannya komunikasi instruksional, guru MDA Al-
ttihad dalam melaksanakan proses belajar mengajarnya menggunakan media dan
non-media yakni berupa buku mata pelajaran dan alat-alat peragaan yang
mendukung jalannya materi yang akan dipraktekkan seperti mimbar untuk praktek
berpidato dan pengeras suara untuk lebih membiasakan mereka bersifat percaya
34 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. Ke-1, hal 72
Wkl. Kep. Sekolah H. Muthai
Bendahara/TU Ma'ruf
Kepala Sekolah Hilmiyah S.Pd.I
Sekretaris Hanita
Guru Kelas
Nsfis Kurtubi Rosyidi M. Si'id Nursalim Subaetah Su'aebah, A.Ma
diri dan terbiasa. Selain menggunakan media dalam proses belajar mengajar, guru
juga menggunakan non-media dengan cara guru menerapkan komunikasi
antarpribadi antara guru dan siswa agar siswa lebih akrab dengan guru.
BAB IV
KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM PENGAJARAN MULOK
A. Komunikasi Instruksional
1. Proses Guru dalam Mengajar Proses belajar mengajar merupakan proses inti dari proses pendidikan
secara keseluruhan, dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar
mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian
pesan agama dari sumber pesan melalui saluran atau media kepada penerima
pesan, sumber pesan, saluran atau media dan penerima pesan adalah komponen-
komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran
yang ada pada kurikulum, sumber pesan adalah guru agama, salurannya media
pendidikan, dan penerima pesan adalah siswa. Pesan yang berupa isi ajaran agama
yang ada pada kurikulum dituangkan oleh guru atau sumber keadaan symbol-
simbol komunikasi, baik symbol verbal maupun symbol Non-verbal.
Pada proses guru dalam mengajar ini, didalamnya terdapat pula tahapan-
tahapan mengajar, dimana guru dapat secara efektif mengkomunikasikan materi-
materi pelajaran yang akan disampaikan. Adapun tahapannya adalah Pertama
Tahapan persiapan, yakni tahapan yang dilakukan oleh guru pada saat akan
memasuki kelas, pada tahapan persiapan ini juga, guru mempersiapkan media,
materi dan segala sesuatu yang diperlukan dalam mengajar didalam kelas, kedua
Tahapan belajar mengajar di kelas, yakni inti dalam proses pengajaran, pada tahap
ini guru menyajikan materi pelajaran (pokok bahasan) yang disusun lengkap
dengan persiapan model, metode dan strategi mengajar yang dianggap efektif,
ketiga Tahapan hasil mengajar, yakni tahapan terahir proses mengajar terdiri atas
kegiatan evaluasi dan tidak lanjut (follow up). Tahap ini guru melakukan
penilaian keberhasilan belajar siswa yang berlangsung pada tahap instruksional.
Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa terhadap materi yang
telah diajarkan. Guru dianjurkan untuk memberitahukan pokok bahasan yang akan
diajarkan kepada siswa pada pertemuan berikutnya
Tahapan-tahapan tersebut diatas akan diuraikan oleh penulis dari hasil
penelitian yang berupa tabel-tabel
a. Proses persiapan
Pada proses persiapan, dalam melaksanakan rencana kegiatan belajar
mengajar di (MDA) Al-ittihad, sebelumnya guru yang akan mengajar membuat
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah ditetapkan oleh
kurikulum sekolah itu sendiri, setelah itu guru menyiapkan alat-alat peraga untuk
menerangkan didalam kelas, dan tidak lupa pula guru membawa bahan yang akan
diajarkan dari berbagai sumber serta absensi untuk mengecek kehadiran anak
didiknya. Seorang guru juga dituntut untuk mengetahui dan menguasai metode
yang dipilihnya untuk menyampaikan materi yang akan disampaikan, maka ia
akan melaksanakan metode mengajar tersebut dengan langkah-langkah yang
benar menurut teori penggunaanya.
b. Proses Belajar Mengajar
Tabel 1
8 Maret 2008, proses belajar mengajar dikelas 1 (MDA) Al-Ittihad
No Komunikasi
Instruksional
Komunikator /
Guru mata pelajaran
Komunikan / Siswa
1 Pembukaan a. Assalamu'alaikum.... b. yu….ketua kelasnya
memimpin do'a dulu…
c. Sekarang Ibu absent dulu yah….dan didengarkan
a. Wa'alaikum salam…… b. siap….! Sebelum belajar
mari kita berdoa, berdo'a mulai…selesai.
c. ada yang tidak masuk bu…(salah satu siswa menyebutkan temannya yang tidak masuk)
2 Penyampaian a. Hari ini kita akan
belajar apa anak-anak? b. ya..hari ini kita akan
teori, tentang bagaimana caranya berdakwah yang baik dan benar, ada yang tahu cara berdakwah yang baik bagaimana?
c. sekarang ibu tulis di papan tulis…
d. kalau semuanya sudah selesai ibu akan terangkan
e. Azis kok ngobrol? Nulisnya sudah?
f. Cara berdakwah yang baik adalah suaranya harus keras, percaya sama diri kita sendiri…..
g. Semuanya sudah mengerti?......
a. Ceramah (Dakwah)….. b. Bu…ditulis dipapan tulis
aja yah bu….. c. masih banyak yang belum
bu….. d. mengerti bu….
3 Evaluasi a. sekarang coba, ibu akan bertanya pada kalian..
b. bagaimana cara berdakwah yang baik
a. pulang bu…sudah sore.. b. saya tahu…
dan benar c. siapa yang mau
jawab? d. Apa artinya dakwah?
4 Penutup a. kalau semuanya sudah mengerti, coba ibu mau Tanya, Fahmi cara berdakwah yang baik yang pertama apa…….?
b. coba idrus apa yang c. pertama d. sekarang semuanya
dirapihkan bukunya… e. fahmi disiapkan….
a. itu bu, fahmi lupa… b. Idrus saja yang jawab
bu… c. suaranya harus keras… d. hore….. e. siap, semelum pulang
mari kita berdo'a, berdo'a mulai…selesai! Beri salam!
Tabel 1 diatas, merupakan proses belajar mengajar di kelas yakni pada
mata pelajaran mulok (dakwah) atau disebut oleh anak-anak ceramah pada
pelajaran dakwah ini anak diajarkan teori dan praktek, bahasa yang digunakan
pada proses belajar mengajar ini adalah campuran antara bahasa Indonesia dengan
bahasa jawa, untuk mata pelajaran dakwah ini anak dituntut dapat menghafalkan
dan mengulas mata pelajaran agama yang lain melalui penghafalan teks pidato,
yang kemudian dipraktekkan untuk pertemuan yang berikutnya.
Sebelum pelajaran dimulai, guru menginstruksikan kepada ketua kelas untuk memimpin berdo'a sebelum belajar, yang biasanya dilakukan. Setelah pengantar pelajaran atau pembukaan selesai dilaksanakan, komunikator atau guru melanjutkan kepada penyampaian pelajarannya dan menuliskan materi kemudian sampai kepada menerangkan materi pelajaran yakni menggunakan metode ceramah yang telah dituliskan dan dilanjutkan dengan mengevaluasi mata pelajaran dengan metode Tanya jawab Pada penutupan komunikator menggunakan metode Tanya jawab dan ditutup dengan do'a yang dipimpin oleh ketua kelas. Tak lupa sebelum keluar kelas semua siswa mencium tangan komunikator.
Tabel 2
15 Maret 2008, proses belajar mengajar dikelas 1 (MDA) Al-Ittihad
NO Komunikasi Instruksional
Komunikator / guru Komunikan / siswa
1 Pembuka a. Assalmu’alaikum… b. Disiapkan c. Sekarang ibu mau
Tanya, siapa yang semalem belajar?…
d. Siapa yang tahu cara berdakwah yang baik?…
a. Wa’alaikum salam….
b. Siap!….sebelum belajar mari kita berdo’a, berdo’a mulai..
c. Caranya yang pertama harus percaya diri
2 Penyampaian a. nah, sekarang ibu akan memberikan contoh pidato, yang nantinya dihapalkan di rumah…
b. ibu akan mencontohkan dulu cara berpidato yang benar. Judulnya akhlaq mulia.
c. Siapa yang berani mencontohkan seperti ibu tadi kedepan…..
a. ibu ditulis di papan tulis aja bu…
b. ibu tidak kelihatan bu….
c. Ibu saya mau maju kedepan…..
3 Evaluasi a. syifa coba maju kedepan dan berpidato seperti yang ibu lakukan tadi.
b. Sekarang dari laki-laki fahmi coba maju kedepan dan bawa catetannya.
a. tapi tidak dihafalkan bu…
b. saya takut bu…
4 penutup a. sudah-sudah semuanya duduk kembali ke bangku masing-masing kita berdo’a sebelum pulang
b. ingat…!besok pidatonya dihafalkan,dan maju satu-satu kedepan
c. sekarang yang rapih pulang lebih dulu, siapa yang rapih…..
a. hore…. b. Barisan sini yang
paling rapih bu…. c. Hore….pulang
duluan…
Table 2 diatas adalah seorang komunikator memberikan contoh pidato, yang nantinya akan dipraktekkan oleh siswa, pidato tersebut berjudul “Akhlaq Mulia”, pada pembukaan komunikator menginstruksikan untuk berdo’a dahulu sebelum belajar dan menanyakan tentang mata pelajaran yang telah disampaikan minggu sebelumnya. Sedang pada penyampaian, komunikator menuliskan naskah pidato. Pada isi dari uraian pidato tersebut adalah materi-materi pelajaran yang telah diajarkan dan bahan referensinyapun diambil dari buku mata pelajaran agama yang diajarkan dikelas, sebelum komunikan mempraktekkan, terlebih dahulu komunikator mencontohkan cara berpidato dan berdakwah yang baik, sehingga komunikan akan dengan mudah menirukan gaya bicara yang telah dicontohkan komunikator sebelumnya, anak dicoba untuk mempraktekkannya juga sehingga pada prakek nanti sudah tidak takut lagi. Sedang pada penutupan, komunikator memberikan tugas untuk menghapal pidato yang telah ditulis dan untuk minggu depannya dipraktekkan oleh semua siswa satu persatu dengan menggunakan media yang telah disiapkan biasanya, guru mengakhirinya dengan mengucapkan salam.
Tabel 3
22 Maret 2008, proses belajar mengajar dikelas 1 (MDA) Al-Ittihad
No Komunikasi Instruksional
Komunikator / guru Komunikan / siswa
1 pembukaan a. Assalamu’alaikum…. b. Fahmi,
disiapkan…semuanya duduk yang manis.
c. Siapa yang belum hadir?…kok bangkunya masih kosong?
d. Yang tidak masuk temannya acungkan tangan.
a. wa’alaikumsalam…… b. siap!…sebelum belajar
mari kita berdo’a, berdo’a mulai,…selesai,..beri salam…
c. masih diluar bu….khazanah tidak masuk, sakit katanya..
2 penyampaian a. seperti yang ibu bilang kemarin, hari ini kita akan prak..tek..
b. yang sudah hafal podatonya siapa? Berarti semalam belajar, yang tidak hafal berarti tidak belajar
a. habis kepanjangan bu, jadi belum hafal semuanya.
b. Ibu, rahmah mau maju duluan…
c. Saya mau maju, sudah hafal…
c. kalau mau jadi kiyai atau pendakwah yang baik tidak usah malu-malu-malu…
d. coba yang mau maju duluan siapa? Ibu acungkan jempol!
3 Evaluasi a. coba semuanya..yang belum hafal, dihafalkan disini dan kalalu sudah hafal ibu akan mengetesnya kedepan.
b. Yah ada yang sudah bisa c. Kalau yang
belum bisa juga ibu kasih soal buat dirumah.
a. bu bikin pekerjaan rumah saja bu …
b. tapi jangan banyak-banyak yah bu..
4 penutup a. semuanya duduk dulu yah..hayo…yang anak baik mana yah….
b. Yang paling rapih pulang lebih dulu
c. Fahmi siapkan…. d. Yang tadi belum sempat
maju, minggu depan dilanjutkan.
e. Semuanya boleh pulang….
a. aku belum maju… b. siap…! Sebelum
pulang mari kita berdo’a, berdoa mulai..,selesai.., beri salam…
c. hore pulang semuanya…..
Table 3 diatas melanjutkan minggu yang kemarin, yakni komunikator
mencoba untuk melihat keberanian komunikan untuk praktek berpidato,
komunikator dalam pembukaannya dimulai dengan mengabsen anak-anak yang
tidak hadir dan sakit, komunikator menjelaskan kembali materi pertemuan yang
sebelumnya. Sebelum kepada penyampaian materi komunikator menjelaskan dan
mencontohkan kembali cara berpidato. Hingga masuk pada penyampaian materi,
yang kebetulan anak-anak akan mempraktekkan apa yang telah diajarkan minggu
sebelumnya dan tidak lupa komunikan juga dituntut untuk bisa menghafal pidato
yang telah dituliskan.
Pada evaluasi guru/kounikator memberikan soal untuk yang belum
menghafal didepan dan dikerjakan dirumah. Sampailah pada penutupan, pada
penutupan komunikator memberitahukan materi untuk minggu yang akan datang,
ketua kelas memimpin do’a siswa yang lain dan mengucapkan salam untuk
gurunya. Setelah diinstruksikan semuanya boleh pulang, semua siswapun
berhamburan keluar dan berebutan menciumi tangan gurunya.
Tabel 4
29 Maret 2008, proses belajar mengajar dikelas 1 (MDA) Al-Ittihad
No Komunikasi Instruksional
Komunikator / Guru Komunikan / Siswa
1 Pembukaan a. Assalamu’alaikum… b. Disiapkan… c. Sekarang dengarkan
yah ibu absen dulu d. Siapa yang masih hafal
pidato / dakwah yang kemarin?
e. Jangan lupa! Kalu kita berdakwah ingat cara berdakwah yang baik, yang kemarin pernah ibu ajarkan.
a. wa’alaikum salam… b. siap…!sebelum belajar
mari kita berdo’a, berdo’a mulai…,selesai..,berisalam..
c. saya masih hafal… d. saya belu bisa
caranya….
2 penyampaian a. sekarang ibu akan tuliskan lagi contoh pidato
b. sekarang ditulis judulnya adalah taqwa
c. siapa yang bertaqwa kepada Allah?
d. Coba subhan taqwa tidak kepada Allah?
e. Yang bertaqwa kepada Allah tidak pernah meninggalkan shalat, berbakti kepada kedua orang tua….
a. judulnya kok taqwa bu?
b. Ditulis dipapan tulis yah bu?…
c. Saya tidak mau nulis ah bu, capek.
3 Evaluasi a. yah… sekarang semuanya dengarkan ibu. yang sudah, cari teman kelompoknya masing-masing, yang pernah ibu kasih
b. nah semuanya ibu buatkan gambar, satu kelumpok satu
a. bu saya Cuma berdua idris nya tidak sekolah
b. bu subhan saja yah bu yang masuk kelompo saya..
gambar c. coba kalian
urutkan, urutan gambar yang ada.
4 Penutup a. yang susah tidak boleh berisik…yang berisik temannya setan..
b. minggu depan dihapal-kan kembali dan kita akan praktek yah..
c. sekarang rapihkan alat tulisnya, Fahmi disiap-kan
d. jangan maen dorong-dorongan, nanti jatuh.
e. Wa’alaikum salam…..
a. yang dihafalkan judul yang kedua saja yah…
b. siap!…sebelum pulang mari kita berdo’a, berdo’a dimulai…selesai,…,beri salam
c. assalamu’alaikum…
Table 4 diatas komunikator memberikan materi
tentang pidato yang berjudul taqwa, sebelum menuliskan
dipapan tulis, komunikator mengingatkan agar
komunikan selalu menghafal pidato-pidato yang telah
diberikan, komunikator menulis dipapan tulis, diikuti
oleh komunikan yang menyalin tulisan dari papan tulis
kedalam buku tulis mereka masing-masing, setelah
semuanya selesai menyalin komunikator atau guru
menjelaskan arti tentang takwa, komunikan atau siswa
mendengarkannya dengan seksama, Setelanya semua
sudah selesai guru menginsturksikan untuk berkelompok
dan akan diberikan evaluasi perkelompok. Dalam
penutupan guru atau komunikator memberikan tugas
kembali untuk menghafalkan pidato yang nantinya akan
dipraktekkan, dengan imbalan yang benar-benar
menguasai akan diberikan tambahan nilai, Gurupun
mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.
Tabel 5
5 April 2008, proses belajar mengajar dikelas 1 (MDA)
Al-Ittihad
N
O
Komunikasi
Instruksional
Komunikator /
Guru
Komunikan / Siswa
1 pembukaa
n
a. Assalamu’alaikum….
b. Siapa yang tadi malam belajar
c. Semuanya dengarkan ibu absen.
d. Siapa yang sudah makan siang?
a. wa’alaikumsalam….
b. Saya belajar….. c. Saya sudah
makan siang.
2 Penyampai
an
a. Ada yang sudah siap maju kedepan dan berpidato?….
b. yang kali ini sudah siap berpidato, ibu akan kasih nilai yang besar…
c. yang sudah hafal semua siapa?..Novi sudah hafal semua…
d. sekarang ibu contohkan lagi tapi semuanya dengarkan yah….
e. Siapa yang bertaqwa kepada Allah maju kedepan duluan..
f. Nah..bagus Novi sudah hafal semua, tapi masih malu-malu.
g. Yang lainnya ada yang maju lagi, baik kalo tidak ibu absen, yang dipanggil
a. tapi saya baru hafal setengah.
b. Saya mau maju kedepan …
c. Saya bertaqwa, tapi belum hafal.
d. Berarti kalau maju kedepan nilainya banyak dong…
namanya maju kedepan….
3 Evaluasi a. sekarang yang masih ingat dan hafal pidato yang judulnya akhlak mulia, boleh maju kedepan.
b. Ibu akan tunjuk siapa yang bisa maju kedepan yah…
a. yah ibu kan udah lupa bu…
b. bu minggu depan saja bu….
4 penutup a. ya sudah yang belum ha-fal, dilanjutkan praktek-nya minggu depan..
b. minggu depan harus hafal semua, yang belum hafal, nanti ibu tidak kasih nilaid dan nanti akhir tahun tidak boleh maju ke pentas.
c. Semuanya alat tulisnya dirapihkan, kita bersiap pulang…
d. Hayo…ketua
a. saya maju lagi minggu depan ya bu…
b. kok tidak boleh naik pentas…
c. bu..tempat pinsil saya diumpetin
d. siap!..sebelum pulang mari kita berdo’a, berdo’a mulai, selesai, beri salam...
e. Assalamu’alaikum…
kelasnya disiapkan…
e. Wa’alaikum salam….
Table 5 diatas, komunikator memasuki kelas dan
memberikan salam kepada komunikan, kemudian
disambut dengan menjawab salam dan dilanjutkan
dengan mengecek kehadiran siswa, tidak lupa juga
komunikator menanyakan sudah makan atau belum
kepada komunikan. Setelah pembukaan selesai
komunikator menginstruksikan komunikan agar maju
kedepan yang sudah siap berpidato, materinya adalah
melanjutkan minggu yang kemarin, pada metode kali ini
siswa diharuskan sudah dapat praktek kedepan kelas dan
mempraktekkan cara-cara berpidato yang baik dan
benar, guru memanggil satu persatu siswa yang sudah
hafal, kemudian berdiri diatas mimbar dan mulai
mempraktekkannya, komunikator memberikan evaluasi
supaya anak bisa menghafalkan kembali materi yang
lalu.
Setelah semuanya selesai, waktu pulangpun telah
tiba, akhirnya guru mengakhiri pelajarannya, sebelum
disiapkan guru memberitahukan materi untuk
pertemuan minggu depan bahwa akan diadakan praktek
dan diberikan penilaian untuk nilai harian. Ketua kelas
menyiapkan posisi duduk dan memimpin do’a untuk
pulang yang diakhirkan dengan salam guru menjawab
salam. Siswapun berebutan mencium tangan guru.
Tabel 6
12 April 2008, proses belajar mengajar dikelas 1 (MDA)
Al-Ittihad
N
O
Komunikasi
Instruksional
Komunikator /
Guru
Komunikan / Siswa
1 pembukaa
n
a. Assalamu’alikum…
b. Disiapkan Fahmi
c. Ibu mau mengulang
a. Wa’alaikum salam..
b. Siap! Sebelum belajar mari kta berdo’a, berdo’a mulai.selesai, beri
pelajaran yang kemarin sudah ibu berikan
d. Siapa yang tahu cirri orang bertaqwa?…
e. Kalau cara berdakwah yang baik bagaimana ?
salam.. c. Saya
tahu….ciriorang bertaqwa mencintai Allah…
2 penyampa
ian
a. sekarang ibu absen, yang ibu panggil maju kedepan, dan langsung naik kepodium
b. pokoknya semuanya harus hafal dan bergaya pidato seperti yang di Pildacil.
c. Siapa yang pernah tahu tayangan Pildacil di TV?
d. Yang pertama Asep maju.
e. Bagus. Siapa lagi
a. saya tahu bu Pildacil
b. saya bu…asepnya tidak mau maju..
3 Evaluasi a. nah buat yang belum maju, ibu kasih tebakan yah
a. mau bu…. b. Anak soleh… c. Karena anak soleh
kata ibu disayang
mau tudak? b. tebakannya
tentang anak soleh dan anak durhaka
c. hayo siapa yang tahu anak soleh sama anak durhaka, siapa yang paling disayang sama Allah
ibu sama Allah
4 penutup a. semuanya sudah maju yah
b. minggu depan ibu akan tuliskan kembali contoh pidato yang lebih panjang.
c. Sekarang bersiap-siap kita pulang.
d. Wa’alaikumsalam…
e. Pulangnya jangan berebutan yah…hati-hati di jalan
a. sudah semua bu
b. siap!..sebelum pulang mari kita berdo’a, berdo’a mulai. Selesai berisalam.
c. Assalamu’alaik
um…
Pada table 6 diatas, komunikator akan memberikan
penilaian, pada praktek dakwah yang telah diajarkan
minggu lalu, semua siswa sudah siap setelah guru
membawa pengeras suara dan mimbar yang kecil. Semua
siswa terlihat sudah siap untuk praktek berpidato. Saat
memasuki kelas guru memberi salam kepada anak-anak,
dijawab oleh anak-anak, dan ketua kelas bersiap untuk
memimpin do’a. sebelum praktek dimulai gurupun sibuk
mempersiapkan media untuk digunakan dalam praktek.
Setelah semuanya selesai, praktekpun dimulainya, karena
masih banyak yang belum maju kedepan akhirnya
gurupun memberikan evaluasi dalam mengajarnya yakni
dengan metode tebakan.
Setelahnya semuanya sudah praktek, guru
memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah agar lebih
banyak menghafal dan mengahirinya dengan sama-sama
berdo’a yang diakhirkan dengan salam semua siswa
berlarian keluar dan seperti biasa berebutan mencium
tangan gurunya
Tabel 7
12 April 2008, proses belajar mengajar dikelas 1 (MDA)
Al-Ittihad
N
O
Komunikasi
Instruksional
Komunikator/guru Komunikan
1 Pembukaa
n
a. assalamu’alaikum….
b. Baik anak-anak hari ini siapa yang tidak masuk kelas?.....
c. Kalau yang di panggil
acungkan tangan yah…..
d. Baik semuanya masih ada yang hafal pidato yang minggu
kemarin? e. Coba kalau
masih hafal siapa yang berani maju
kedepan? f. Sebelum ibu
menuliskan
a. Wa’alaikum salam …
b. Tidak ada…. c. Udah lupa bu…. d. Kalau yang
pertamamasih inget bu…
kembali pidato, ibu akan bertanya siapa yang suka
kebersihan? 2 penyampai
an
a. sekarang keluarkan buku kalian, tulis di buku kalian
masing-masing yah…
b. kalau semuanya sudah selesai ibu akan
menerangkan sedikit tentang
isidari piato in c. pidato kali ini
yang berjudul mencintai
kebersihan…. d. Siapa yang
dirumahnya suka dengan
kebersihan? e. Kebersihan itu
merupakan sebagian dari
pada iman f. Dalam pepatah
dikatakan “didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa
a. kita nulis lagi ya bu…
b. yah..nilis melulu bu…kan capek…
c. saya dirumah suka bersih-
bersih bu…
yang kuat”. 3 Evaluasi a. sekarang ibu
punya pertanyaan, yang bisa jawab acungkan tangan
yah…. b. Nila…berapa
kali sehari kita harus mandi?
c. Sekarang siapa yang mau
mencoba berpidato
kedepan…
a. saya bu…. b. Tiga kali dalam
sehari…. c. Saya mau
mencoba pidato bu…
4 Penutup a. baik anak-anak karena sudah sore, sekarang rapikan buku kalian masing-
masing b. fahmi
silahkan di siapkan
c. wa’alaikum salam…..
a. hore…pulang b. siap…!sebelum
pulang mari kita berdo’a, berdo,a
di mulai c. selesai, beri
salam d. assalamu’alaiku
m…
Table 7 diatas, komunikator memberikan materi
pidato tentang pentingnya kebersihan, pada pembukaan,
komunikator memulainya dengan mengabsen siswa yang
tidak hadir, yang kebetulan hari itu semua siswa hadir.
Setelah memberikan pembukaan komunikator
memberikan pertanyaan dan menginstruksikan untuk
maju kedepan bagi yang mau mempraktekkan kembali
pidato minggu yang lalu. Dan dilanjutkan pada
penyempaian materi yakni komunikator memberikan
pidato yang baru kepada kounikannya dan
menjelaskannya setelah masuk pada tahap evaluasi,
komunikator memberikan Tanya jawab. Setelah
semuanya selesai diberikan pertanyaan, akhirnya
guru/komunikator mengakhiri mata pelajaran dengan
menginstruksikan kepada ketua kelas untuk memimpin
do’a seperti biasanya dan diakiri dengan mengucapkan
salam.
Tabel 8
19 April 2008, proses belajar mengajar dikelas 1 (MDA)
Al-Ittihad
NO Komunikasi
Komunikator/Guru Komunikan/sis
Instruksional
wa
Pembukaa
n
a. assalamu’alaikum…
b. baik silahan fahmi untk
disiapkan dulu. c. Siapa yang ingat
hari ini materi apa praktek?
d. Ya betul sekarang kita akan praktek materi yan
kemarin e. Siapa yang mau
maju sebelum ibu absent satu-satu
maju kedepan? f. Siapa yang
hafal….
a. Wa’alaikumsalam…
b. Siap! Sebelum
belajar mari kita berdo’a,
berdo’a mulai,
selesai, beri salam…
c. Sekarang praktek
pidato ibu… d. Saya bu
masih hafal…
Penyampai
an
a. sudah semuanya sudah siap
praktek? b. Yang sudah
siap acungkan tangannya…
c. Hazanah sudah siap maju
kedepan? d. Ayo coba
maju kedepan pegang mike
nya…
a. sudah bu…tapi hazanah
belum hafal bu..
b. ibu azis becanda
melulu tuh! c. Kalo
majunya berdua boleh
tidak bu…
e. Setelah Hazanah siapa lagi yang mau maju
kedepan? f. Jangan lari-larian
dong Azis! g. Kok masih
banyak yang malu-malu sih?
h. Ingat cara berpidato yang
baik itu apa? i. Siapa yang hafal
dan maumenyebutkan
sat persatu? Evaluasi a. baik kalau
semuanya sudah, ibu mau kasih pertanyan satu
persatu b. untuk yang
bisa acungkan tangan yah…
c. ciri-ciri orang bertaqwa siapa
yang tahu? d. Nah, sekarang
yang bisa menjawab
pertanyaan sudah boleh pulang
duluan.
a. saya bu…bisa..
b. hore…yang sudah
menjawab boleh pulang
yah bu… c. saya sudah
jawab tadi bu berarti sudah boleh pulang dong
bu. d. Asik saya
boleh pulang…
Penutup a. yang belum bisa jawab pertanyaan ibu adi besok dihafalin lagi yah
b. yah sekarang ibu yang mimpin
do’a c. siap! Sebelum
pulang mari kita berdoa, berdo’a mulai, beri salam!
d. Wa’alakum salam….
a. iya bu… b. Assalamu’ala
ikum.... c. Hore
pulang…
Tabel 8 diatas merupakan tabel yang terakhir
dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, pada
pembukaan sebelumnya komunikator menanyakan
dahulu kepada komunikan, materi apa yang akan
diajarkan, karena pada peremuan sebelumnya sudah
diberi tahukan terlebih dahulu materi minggu depannya.
Dan anak-anakpun menjawab dengan serempak, sebelum
masuk pada penyampaian komunikator memberikan
instruksi kepada komunikan agar yang mau
mempraktekkan kembali materi minggu lalu. Sedang
pada penyampaian adalah mempraktekkan apa yang
telah disampaikan materi minggu lalu yakni pidato yang
berjudul pentingnya kebersihan, setelah semuanya maju
dan mempraktekkan kedepan akhirnya sampai kepada
evaluasi belajar komunikator menggunakan metode
Tanya jawab dan yang sudah bisa menjawab boleh
pulang terlebih dahulu dari teman-temannya. Dan pada
penutup komunikator menutup pertemuannya dengan
mempersiapkan komunikan untuk berdo’a sebelum
pulang dan diakhiri dengan salam.
c. Evaluasi Hasil Mengajar
Evaluasi merupakan proses yang sangat penting
dalam pendidikan, karena dengan evaluasi dapat
diketahui tingkat keberhasilan dan kelemahan suatu
proses pendidikan.
Dalam Mahfuzot (kata mutiara dalam islam)
dikatakan “barang siapa yang belajar bersungguh-
sungguh maka dapatlah ia”. Dengan segala usaha yang
dilakukan oleh guru sebagai komunikator maupun siswa
sebagai komunikan itu sendiri, pasti membuahkan hasil.
Walaupun hasil yang diharapkan belum mencapai target
yang diinginkan, namun perlu diketahui tidak semua
usaha yang dilakukan dengan sempurna mendapatkan
hasil yang sempurna pula.
Evaluasi dari hasil belajar yang dilakukan di MDA
Al-Ittihad pada pelajaran Dakwah, guru sebagai
komunikator yaitu dengan metode Tanya jawab, dan
menghapal. karena pada mata pelajaran dakwah tersebut
merupakan mata pelajaran lebih kepada praktek, maka
evaluasinyapun siswa atau komunikan diharapkan untuk
bisa mempraktekkan dan menjiwai apa yang dipragakan
oleh guru mata pelajaran dakwah itu sendiri, sehingga
pada evaluasi dari hasil belajar itu sendiri bisa terlaksana
dengan baik, dan apa yang diharapkan dari guru, siswa
maupun wali murid dapat tercapai untuk menjadikan
siswa sebagai manusia yang bisa mensyiarkan ajaran
agama islam, dan menanamkan nilai-nilai keagamaan
dalam hati mereka.
2. Penggunaan Media dan Non-Media dalam Mengajar
a. Penggunaan Media
Media pengajaran merupakan salah satu sasarana
untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar.
Penggunaan media pengajaran dikatakan efektif apabila
guru memahami dengan baik dalam penggunaannya,
sehingga materi pelajaran yang disampaikan guru dapat
diserap oleh siswa dengan baik serta efektif. Media yang
di gunakan di MDA masih terhitung sangat minim,
karena tidak adanya dana untuk mencanangkan
perawatan media. Media yang digunakan merupakan
media yang berfungsi sebagai alat bantu untuk
memberikan kemudahan bagi guru dan siswa, bagi guru
media itu sendiri berfungsi untuk membantu efektifitas
penyampaian materi pelajaran yang disampaikan, media
yang digunakan seperti buku-buku yang berisikan
contoh-contoh pidato, Podium yang digunakan untuk
siswa pada saat praktek berpidato, dan juga alat
pengeras supaya siswa bisa melakukan praktek pidato
dengan efektif
Selain media yang telah disebutkan diatas, buku
sumber juga merupakan media yang digunakan dalam
menyampaikan materi pelajaran dakwah. Jadi dalam
penggunaannya, media tidak hanya digunakan oleh guru
tetapi yang lebih penting lagi dapat pula digunakan oleh
siswa.
b. Penggunaan non-media pengajaran
Non-media yang digunakan dalam komunikasi
instruksional ini adalah dengan cara pendekatan
komunikasi antarpribadi yang dilakukan
komunikator/guru dan pendekatan komunikasi
kelompok. Komunikasi antarpribadi dilakukan dengan
tatap muka yaitu komunikator atau guru memberikan
perhatian kepada anak, menanyakan tentang seputar
pelajaran, melakukan dialog, dan berusaha memahami
persoalan-persoalan yang dihadapi komunikan/siswa.
Komunikator juga memberikan penjelasan, memberikan
pemahaman yang sesuai tingkat berfikir mereka.
Sedangkan komunikasi kelompok dilakukan guru dengan
cara membagi dari 40 jumlah siswa menjadi 5 kelompok,
dan dilakukan pada saat guru memberikan metode
membiasakan diri yakni melatih agar anak percaya diri,
konsentrasi dalam menghapal, dan selalu bekerja sama.
Guru/komunikator menghampiri kelompok satu persatu
dan disitulah terjadi komunikasi kelompok.
Dengan adanya non-media pengajaran atau
komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok,
anak akan merasa diperhatikan dan disayang oleh guru,
sehingga anak tidak merasa sungkan atau malu-malu
sama guru ataupun temannya sendiri, otomatis anak
merasa ada yang menggantikan posisi orang tuanya bila
berada disekolah.
B. Strategi dan Taktik Mengajar
1. Strategi Mengajar
Penggunaan strategi mengajar bisa direncanakan
guru sedemikian rupa, sebelum proses belajar mengajar
berlangsung, agar tercapainya tujuan pembelajaran yang
optimal. Beberapa prinsip mengajar yang penting bagi
guru ialah memberikan motifasi, adanya kerja sama yang
baik antara komunikator dan komunikan, korelasi,
aplikasi, serta individualitas.
Sebelum strategi belajar mengajar ditentukan,
sebelumnya guru melihat bagaimana sifat dari siswa dan
apa yang mereka sedang inginkan yang kemudian guru
menentukan tujuan dalam arti merumuskan tujuan
dengan jelas sehingga dapat diketahui apa yang
diharapkan dapat dilakukan siswa, sebab selain siswa
berbeda, juga tiap gurupun mempunyai kemampuan dan
kwalifikasi yang berbeda pula.
Adapun strategi yang digunakan oleh
komunikator/guru yaitu memberikan semangat belajar
yang tinggi dan membawa anak agar tertarik kepada
komunikator, dengan begitu anak akan lebih mudah
menerima pelajaran atau bisa juga dengan membacakan
do’a sebelum belajar secara bersama-sama dengan suara
yang keras dipimpin oleh ketua kelasnya sebelum guru
memulai pelajaran yang akan diajarkan. Setelah itu
barulah guru mulai menyampaikan materi yang
diajarkan tentunya dengan membuka dulu metode Tanya
jawab agar anak yang kelihatan masih bercanda atau
malas menjadi siap umtuk menerima pertanyaan yang
akan diajukan. Setelah semua siswa sudah siap menerima
materi pelajaran, dilanjutkan memulai materi pelajaran
yang baru.
2. Taktik Mengajar
Selain guru menentukan strategi dalam belajar
mengajar, seorang guru juga harus memikirkan taktik
dalam mengajar. Pada dasarnya tidak semua siswa itu
sepenuhnya mau menerima materi pelajaran yang
diajarkan pada saat didalam kelas. Ada saja siswa yang
karena malas menerima pelajaran akhirnya bercanda,
ngantuk ngobrol ataupun mengganggu temannya yang
sedang serius memperhatikan pelajaran, sehingga bisa
mengganggu keefektifan dalam belajar mengajar.
Dalam mengatasi hal yang demikian, guru
melakukan cara atau taktik yang digunakan untuk
menertibkan kembali suasana kelas menjadi terkendali.
a. Memberikan pertanyaan dadakan
Pada saat guru sedang menjelaskan materi
terdapat siswa yang tidak memperhatikan atau
mengobrol dengan temannya, guru langsung
memanggil namanya dan memberikan pertanyaan
dadakan seperti “Azizah!, ciri orang pemalas apa
saja”, sehingga pada saat itu juga siswa langsung
memperhatikan kembali karena merasa takut
diberikan pertanyaan kembali.
b. Menghentakkan benda
Seorang guru menghentakkan benda berupa
penggaris atau kayu yang panjang apabila beliau
melihat siswa yang sedang mengantuk, sehingga
dengan terdengarnya suara hentakan benda tersebut,
siswa yang ngantuk menjadi terbangun dan
memperhatikan kembali pelajaran
c. Memberikan teguran dan dengan menggunakan kode
non-verbal
Menggunakan kode non-verbal maksudnya,
setelah siswa susah diberikan teguran, guru
menggunakan kode non-verbal dengan cara
memanggil namanya dan guru membuka matanya
lebar-lebar, bisa juga dipertegas dengan ancaman
bahwa guru akan menjewer dan mengangkat
tangannya dengan jari dilipatkan ke jempol. Dengan
begitu siswa yang sedanga mengganggu temannya dan
berbuat gaduh menjadi takut dan tenang kembali.
d. Memberikan hukuman
Pemberian hukuman ini biasanya diperuntukkan
bagi siswa yang tidak mau mencacat, hukumannya
berupa diberikan tugas dan mengumpulkannya pada
hari berikutnya ataupun juga hukuman dengan
memerintahkan maju kedepan dan menuruti apa yang
diperintahkan oleh guru.
D. Hasil Temuan
Setelah penulis melakukan penelitian komunikasi
insruksional di MDA Al-Ittihad, akhirnya penulis
mencoba menuliskan dari hasil penelitian yang
dilakukan, yakni yang berupa tabel dibawah ini:
1 Komunikasi
Instruksional
Madrasah Diniyah Awaliyah Al-Itthad menggunakan
komunikasi inetruksional, guru sebagai komunikator, siswa
sebagai komunikan sedangkan materi yang disampaikan adalah sebagai pesan yang
dikomunikasikan, pada komunikasi instruksional ini MDA menggunakan metode-
metode sebagai acuan apa yang nanti akan diajarkan. Sebelum
memulai komunikasi instruksionalnya komunikator
sebelumnya membuatkan rencana yang disusun sesuai
dengan kurikulum yang ditetapkan di madrasah
sehingga tercapainya komunikasi instruksional yang
efektif dan terarah. Komunikator juga membuat strategi bagaimana cara agar
anak senang dan nyaman dalam berkomunikasi dengan
komunikator, sehingga apapun yang dikomunikasikan dapat
tersampaikan dengan baik dan memberikan feedback yang
baik pula. Dalam mengkomunikasikan pesannya,
komunikator menggunakan dua bahasa, yakni bahasa jawa
yang tidak mungkin bisa dihilangkan, karena merupan
bahasa sehari-hari, dan menggunakan bahasa Indonesia
dalam komunikasi instruksional. Pada mata
pelajaran dakwah, komunikator menggunakan
materi dan praktek. komunikator menyampaikan materi tersebut menggunakan metode ceramah dan symbol verbal dan non-verbal begitu
juga dengan praktek komuikator diajarkan untuk
berani berbicara kepada orang banyak da menanamkan nilai-
nlai agama yang diajarkan.
Komunikasi instruksional yang dilakukan sudah
sangat efektif, karena terlihat adanya feedback dari
komunikator sudah sangat baik dan artinya bahwa
komunikasi yang telah disampaikan oleh komunikator
sudah bisa diterima dengan baik oleh komunikan atau
siswa. Akan tetapi dalam proses komunikasi,
komunikator masih saja menggunakan bahasa jawa
dalam menyampaikan materinya sehigga membuat anak
tidak lacar dalam menggunakan bahasa Indonesia
2 Persiapan
Mengajar
Dalam mempersiapkan pelajarannya, sebelumnya
guru/kmunikator membuatkan RPP sebagai acuan dalam belajar
mengajar dikelas, sebelum memasuki kelas guru/komunikator
mempersiapkan juga buku pelajaran dan media lainnya seperti
alat pengeras, podium dan media gambar yang akan dipergunakan
dalam praktek. Setelah semua media lengkap, barulah
guru/komunikator memasuki kelas
dan memulai pelajaran
Pada persiapannya seorang guru/komunikator
sudah mempersiapkan apapun yang akan disampaikan
dikelas, sehingga proses belajar mengajar dikelas dapat
efektif dan tidak ada gangguan hal apapun. Contohnya
saja pada saat sedang megajar, ternyata ada media yang
lupa dibawa, sehingga pada saat proses belajar mengajar
berlangsung jadi terganggu.
3 Penggunaan Media
Penggunaan Non-media
Media yang digunakan dalam proses belajar mengajar merupakan media yang
digunakan dalam praktek berdakwah, berupa podium
yanag digunakan untuk berdiri saat berceramah atau
berdakwah, alat pengeras untuk mengeraskan suara supaya siswa
yang sedang ribut tidak terdengar.Adapun media lainnya
yaitu seperti buku pelajaran, gambar-gambar yang digunakan
dalam evaluasi pelajaran.
Non-media yang digunakan oleh guru/komunikator yaitu melalui
pendekatan komunikasi antarpribadi dan komunikasi
kelompok. Komunikasi antarpribadi digunakan pada saat komunikan/siswa sedang mempunyai masalah, sehingga
sebagai komunikator/guru harus memberikan semangat kembali
untuk belajar dan mencoba memecahkan masalahnya,
seadangkan pada komunikasi kelompok, guru/komunikator
membagi anak menjadi beberapa kelompok dan memberikan
pengarahan satu persatu dari kelompok tersebut.
Media yang digunakan adalah media yang akan
dipergunakan untuk membantu mengefektifkan belajar,
karena media merupakan alat Bantu dalam belajar
mengajar yang paling efektif. Tanpa adanya media
guru/komunikator akan sangat repot dalam
menyampaikan materi pelajarannya ataupun dalam
praktek.
Guru/komunikator juga menggunakan pendekatan
komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok
dalam non-media, sehingga apapun problem atau
masalah pada anak dapat diketahui dan dapat
terselesaikan, jadi dalam komunikasi instruksional
pendekatan komunikasi antarpribadi dan komunikasi
kelompok sangat diperlukan, dalam penyelesaikan
masalah baik itu yang berasal dari pribadi atau belajar
mengajar.
4 Strategi
Taktik
Sebelum proses belajar mengajar dilakukan, maka sebelumnya strategi dalam belajar mengajar direncanakan
sedemikian rupa oleh guru/komunikator, yakni guru/komunikator merumuskan
terlebih dahulu tujuan yang akan dicapai, strategi yang dilakukan yakni strategi
bagaimana cara agar siswa/komunikan merasa nyaman dan senang belajar dikelas, aagar mata pelajaran yang
disampaikan dapat tersampaikan dengan baik
Dalam mengatasi masalah-masalah pada siswa/komunikan seperti rebut saat
diterangkan, males-malesan saat
menerima pelajaran dan yang lainnya, guru/komunikan mempunyai taktik
tersendiri dalam mengatasinya. Sehingga siswa/komunikan yang bermasalah dapat
diatasi oleh guru/komunikator dengan taktik tersebut.
Strategi yang direncanakan sebelum proses belajar
mengajar dilakukan, haruslah mempunyai tujuan dan
arahan yang jelas, sehingga dalam melaksanakan proses
belajar mengajarpun guru/komunikator tidak keluar dari
apa yang telah direncanakan dan dapat mencapai tujuan
komunikasi instruksional sesuai dengan yang
diharapkan.
Taktik yang digunakan adalah supaya
siswa/komunikator yang membuat gaduh, pada saat
komunikasi instruksional sedang berlangsung, dapat
teratasi dengan baik dan bisa mengikuti pelajaran
kembali dengan seksama.
5 Komunikasi Penyampaian materi pada komunikasi instruksional
Verbal
Komunikasi non-verbal
menggunakan menggunakan kode verbal, yakni komunikator
menyampaikan materinya melalui lisan dan tulusan. Komunikan
menggunakan tulisan pada saat menyalinkan materi dari buku
sumber kedalam papan tulis yang kemudian disalin oleh komunikator
kedalam buku tulisnya masing-masing, sedangkan pada lisan
komunikator meggunakan metode ceramah dengan menggunakan
lisan. Dengan digunakannya kode verbal siswa dapat mengerti apapun yang guru/komunikator sampaikan
kepada komunikan.
Untuk mempertegas komunikasi verbal yang digunakan, maka
komunikator/guru juga menggunakan komunikasi non-
verbal. Karena seorang komunikan/siswa lebih mudah
memahami materi yang disampaikan denan menggunakan kode verbal didukung pula dengan
kode non-verbalnya. Kode non-verbal yang digukan yang berupa gerakan tangan, kepala, mata dan
gerakan tubuh.
Kode verbal dan non-verbal adalah merupakan
pendukung dalam proses komunikasi instruksional,
sehingga materi yang disampaikan dapat dimengerti oleh
siswa/komunikan. Kode non-verbal yang dilakukan
sebagai penegas dari kode verbal, misalnya seorang
komunikator menjelaskan melalui kode non-verbalnya
tentang suatu benda yang sangat besar, dengan kode non-
verbalnya guru/komunikator melebarkan tangannya,
sehingga komunikan mengerti bahwa yang sedang
diterangkan memang benda yang sangat besar, dan juga
digunakan untuk memberi peringatan dan ancaman
untuk siswa yang nakal ataupun susah diatur.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, akhirnya
peneliti memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Proses komunikasi dalam pendidikan sangat penting, karena dengan adanya
komunikasi materi yang diajarkan akan tersampaikan, komunikasi
instruksional yang diterapkan di MDA Al-Ittihad yakni adanya metode-
metode. Adapun metode yang diterapkan yaitu metode ceramah, metode tanya
jawab, metode bercakap-cakap, metode demonstrasi dan metode pemberian
tugas. Dalam menyampaikan metode, komunikator menggunakan komunikasi
verbal dan komunikasi Non-verbal, dalam menyampaikannyapun terdapat tiga
tahapan: pertama tahapan perencanaan yang kedua tahap belajar mengajar
yang merupakan tahapan inti, dan yang ketiga tahapan hasil mengajar atau
tahap evaluasi.
2. Untuk mengefektifkan proses belajar mengajar, guru/komunikator dalam
menyampaikan materi pelajarannya menggunakan media dan non-media
pengajaran, media yang dipergunakan antara lain ialah buku mata pelajarn itu
sendiri, podium yang dipergunakan untuk praktek, alat pengeras suara, dan
media-media gambar sebagai alat peraga. Sedangkan non-media
guru/komunikator menggunakan komunikasi kelompok dan komunikasi
antarpribadi.
3. Sebelum menyampaikan materi komunikator juga menentukan strategi dan
taktik untuk menghadapi siswa, baik itu siswa yang malas, nakal ngantuk dan
kelakuan siswa lainnya yang mengganggu keefektifan belajar. Dari itu seorang
guru harus menguasai komunikasi instruksional, supaya guru bisa memahami
karakter dari siswanya.
B. Saran-saran Dengan terlaksananya pembahasan skripsi yang berjudul komunikasi
instruksional guru terhadap siswa di Madrasah Diniyah Awaliyah Al-ittihad dalam
menanamkan nilai-nilai keagamaan, maka penulis akan memberikan beberapa
saran demi tetap terlaksananya komunikasi instruksional, antara lain:
1. Dalam komunikasi instruksional, komunikator atau guru hendaklah
membiasakan menggunakan kata yang baik dan benar, serta bahasa yang
digunakan haruslah bahasa Indonesia yang baik dan benar guna membiasakan
dan melancarkan berbahasa Indonesia pada anak didik serta mudah dipahami.
Pesan yang disampaikan harus mengarah pada penanaman nilai-nilai
keagamaan pada ana, sehingga pesan yang disampaikan dan di dapat
ditanamkan dikehidupan anak kelak. Serta mendapat feedback dari siswa atau
komunikan sehingga ajaran agama yang disampaikan dapat diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Komunikasi instruksional yang dilakukan didalam kelas, memang efektif.
Akan tetapi komunikasi dilakukan didalam kelas saja, dikhawatirkan anak
menjadi jenuh dan menganggap bahwa kegiatan belajar adalah hal yang sangat
membosankan dan menjenuhkan. Apabila anak dibebaskan untuk belajar
dialam terbuka bisa saja anak akan merasakan suasana baru yang membawa
mereka melepaskan kejenuhan didalam kelas, biasanya mereka hanya melihat
bangku sekolah, papan tulis, jendela sekolah dan media yang digunakan untuk
mengajar. Suasana atau alam terbuka bisa membuat anak merasa semangat
kembali untuk menerima materi, sehingga komunikasi instruksionalpun bisa
efektif kembali.
DAFTAR PUSTAKA Albert, See, Mehrabian, Communication Without Words Psicology today 2
(September 1998) Amrullah, Ahmad, Dakwah Islam Sebagai Ilmu, Sebuah Kajian Epistimologi dan
Struktur Keilmuan Dakwah ( Medan : Diktat, 1996) Arsyad, Azhar, Media Pengajar (Grafindo Persada: Jakarta 1997) Cet ke-1 Bakhri, Syaiful, Djamal, dan Aswan Zaid, Strategi Belajar Mengajar ( Rineka
Cipta: Jakarta 1996) Cet ke-1 Cangara Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi ( PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta
2003) Cet ke-4 Departemen Agama RI, Pedoman Administrasi Madrasah Diniyah (Jakarta 2003) Gafur, Abdul, Desain Instruksional ( Tigaserangkai: Solo 1989) Cet ke-6 L.Tubbes, Stewart, Moss, Silvia, Human Communication (Prinsip-prinsip Dasar
Pengantar), (PT. Raja Rosdakarya: Bandung 2001)Cet ke-3 Harjana, M.Agus, Komunikasi intrapersonal dan interpersonal (Kanisius:
Yogyakarta 2003) Cet ke-1 Mubarok, Ahmad, Psikologi Dakwah (Pustaka Firdaus: 1999) Cet ke-3 Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi (Bumu Aksara:Jakarta 2001) Cet ke-4 M. Yusuf, Pawit, Komunikasi Instruksional dan Komunikasi Pendidikan ( Remaja
Rosdakarya: Bandung 1990) Cet ke-2 Syah, Muhibbin, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru (PT. Remaja
Rosdakarya: Bandung 1995) Cet ke-1 Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Sinar Baru: Bandung
1985)Cet ke-2 S. Nasution, Psikologi Pendidikan( Bumi Aksara: Jakarta 1995) Cet ke-1 Syafrudin, Nurdin, Guru Profesional dan implementasi kurikulum ( Ciputat Pers:
Jakarta 2002) Cet ke-1 Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia ( Bumu Aksara: Jakarta 2008)
64
Rafi’udin, Prinsip dan Strategi Dakwah (Puustaka Setia: Bandung 2001) Cet ke-2 Rasyid, Aminuddin, Teori Belajar dan pembelajaran (Yayasan PEP-EX8, PPS
UHAMKA) Cet ke-4 Rohani, Ahmad, Media Instruksional Educatif (Rineha Cipta: Jakarta 1997) Cet
ke-1 Sadiman, S, Arif, dan Raharjo, Media Pendidikan Seri Pustaha Teknologi
Pendidikan no 6 Psekkom ( PT. Raja Grafindo: Jakarta 1993) Cet ke-3 Siddiq, Syamsuri, Dakwah dan Teknik Brekhutbah, (PT. Al-Ma,rif: Bandung
1993) Sudjana, Nana dan Amad Rifa’I, Media Pengajaran (CV. Sinar Baru: Bandung
1990) Cet ke-1 Suralaya, Fadillah, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Islam (UIN Jakarta
Pers: Jakarta 2005) Cet ke-1 Uchjana, Onong, Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Rosda Karya:
Bandung 2001) Cet ke-14 Widjaya, H.A, Komunikasi Hubungan Masyarakat, (Bumi Aksara: Jakarta 1997) Winangsih, Nina, Syam, Perencanaan Pesan dan Media (Pusat Penerbitan UT:
2002) Cet ke-1