komunikasi internal reception
TRANSCRIPT
KOMUNIKASI INTERNAL RECEPTION
DI HOTEL A BANJARMASIN
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menempuh akhir studi Program Diploma III
Oleh:
RYAN ANUGRAH PUTRA Nomor Induk : 201319504
JURUSAN HOSPITALITI PROGRAM STUDI
MANAJEMEN DIVISI KAMAR
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan
Anugrah-Nya sehingga penulis diberikan kekuatan untuk dapat menyelesaikan
Usulan Penelitian berjudul “KOMUNIKASI INTERNAL RECEPTION DI
HOTEL A BANJARMASIN”.
Usulan Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat akademis dalam
menempuh tugas akhir pada Program Studi Diploma III Jurusan Hospitaliti, Program
Studi Manajemen Divisi Kamar di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
Dalam penulisan usulan penelitian ini, penulis tidak lepas dari bimbingan,
dorongan dan bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak yang terkait baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik
ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas
akhir ini:
1. Bapak Dr. Anang Sutono, MM.Par CHE, Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung.
2. Bapak Drs. Alexander Reyaan, MM., Kepala Bagian Administrasi Akademik
dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
3. Ibu NGM. Kerti Utami, BA, MM.Par, CHER. Ketua Jurusan Hospitaliti
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
ii
4. Ibu ER. Ummi Kalsum, S.Sos MM.Par. Ketua Program Studi Manajemen
Divisi Kamar Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
5. Bapak Dilla Pratiyudha S.B., SST.Par., M.Sc. Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, ide, saran, waktu, dorongan serta pemikiran sehingga
selesainya penyusunan usulan penelitian ini.
6. Bapak Brantas, Dr, M.Pd. pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
ide, saran, waktu, dorongan dan pemikiran sehingga selesainya penyusunan
tugas akhir ini.
7. Seluruh dosen dan staff pengajar, khususnya Pengajar Program Studi
Manajemen Divisi Kamar, yang telah mendidik dan memberikan
pengetahuannya selama penulis menjalankan studi di Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung.
8. Bapak Samsul Bahri selaku Front Office Supervisor di Hotel A Banjarmasin,
yang telah membantu penulis mendapatkan data yang butuhkan. Bapak Ahmad
Rajuddin selaku Human Resource Manager di Hotel A Banjarmasin.
9. Keluarga besar penulis terutama Bapak Rusniadi dan Ibu Anita Kurniawaty.
10. Saudara penulis Dian Rizka , Rizki Suka Ridho dan Rizal Kurniawan.
11. Rekan - rekan dan mantan rekan - rekan seperjuangan AREDELWEISS 6B dan
RED13BRAVO.
12. Teman dan sahabat saya Muhammad Luqman yang telah menyemangati saya
hingga bisa bertahan hingga saat ini di penghujung semester.
13. Teman seperjuangan Dery Herdian, Taufan Mirza, Rahmat Afrizal.
iii
Akhir kata melalui penulisan tugas akhir ini, penulis berharap semoga tugas
akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Bandung, Januari 2017
Penulis
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ....................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ............................................................ 7 D. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data .......... 8 E. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................... 10
BAB II TINJAUAN UMUM A. Sejarah Singkat Berdirinya Hotel A Banjarmasin ............ 11 B. Klasifikasi Hotel A Banjarmasin ..................................... 14 C. Fasilitas Hotel A Banjarmasin ........................................ 15 D. Struktur Organisasi dan Personalia Department Front Office
di Hotel A Banjarmasin ................................................. 17 1. Struktur Organisasi Reception di Hotel A Banjarmasin….. 17 2. Personalia Reception Hotel A Banjarmasin .................. 19
E. Tinjauan Mengenai Proses Komunikasi Vertikal dari Atasan Kepada Bawahan dan Bawahan Kepada Atasan di Bagian Reception Hotel A Banjarmasin ...................................... 22
F. Tinjauan Komunikasi Horizontal di Bagian Reception Hotel A Banjarmasin ................................................................... 29
v
G. Media yang Digunakan Untuk Proses Komunikasi Horizontal Resepsionis di Hotel A Banjarmasin ............................... 31
BAB III ANALISIS PERMASALAHAN
A. Analisa Komunikasi Vertikal dari Atasan Kepada Bawahan dan
Bawahan Kepada Atasan Pada Bagian Reception Hotel A Banjarmasin ...................................................... 34
B. Analisa Komunikasi Horizontal di Bagian Reception Hotel A Banjarmasin ............................................................... 39
C. Analisa Media Komunikasi di Bagian Reception Hotel A Banjarmasin ................................................................... 40
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................... 43 B. Saran .............................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................
49
LAMPIRAN .......................................................................................
50
BIODATA ........................................................................................
55
vi
DAFTAR TABEL
TABEL 1
Beberapa Permasalahan Yang Terjadi Pada Bulan Agustus – Oktober di
Bagian Reception Hotel A Banjarmasin ...................................................... 6
TABEL 2
Kategori, Jumlah dan Harga Kamar Tamu pada Hotel A Banjarmasin .......... 15
TABEL 3
Jumlah Karyawan di Bagian Reception Hotel A Banjarmasin ...................... 20
TABEL 4
Pembagian Jam Kerja di Bagian Reception Hotel A Banjarmasin ................. 20
TABEL 5
Masa Kerja Karyawan Reception Hotel A Banjarmasin ................................ 21
TABEL 6
Latar Belakang Pendidikan Karyawan Reception di Hotel A Banjarmasin .... 22
TABEL 7
Proses Komunikasi Vertikal Antara Atasan Kepada Bawahan di Bagian
Reception di Hotel A Banjarmasin ............................................................... 25
TABEL 8
Kegiatan Komunikasi Vertikal Antara Bawahan Kepada Atasan di Bagian
Reception Hotel A Banjarmasin ................................................................... 26
vii
TABEL 9
Proses Pelaksanaan Briefing Oleh Front Office Leader, Penyelia dan
Karyawan di Reception Hotel A Banjarmasin .............................................. 28
TABEL 10
Komunikasi Horizontal Pertukaran Pesan Antara Karyawan Reception
Hotel A Banjarmasin ................................................................................... 30
TABEL 11
Penggunaan Logbook Pada Bagian Reception di Hotel A Banjarmasin ......... 32
viii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1
Struktur Organisasi di Bagian Reception Hotel A Banjarmasin …... 18
GAMBAR 2
Proses Komunikasi Vertikal …………………………………………… 23
GAMBAR 3
Proses Komunikasi Horisontal ………………………………………... 29
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia terkenal karena alamnya yang terbentang luas dari sabang
sampai merauke, termasuk wisata kuliner, budaya, alam, dan sifat keramah -
tamahan orang Indonesia yang telah berdarah daging pada diri orang Indonesia,
Bahasa perhotelannya yaitu Hospitality. Menurut Sihite (2000:46-47) : “Pariwisata
adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang
diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula,
dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari
nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan
pertamsyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam”.
Dengan kata lain sektor pariwisata di Indonesia telah menjadi suatu faktor yang
penting bagi negara ini dari segala segi aspek di masyarakat. Teori ini diperkuat
pada UU RI No. 10 Tahun 2009 “Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan
wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.”. sebagai contoh
berikut akomodasi sendiri, yang dinyatakan oleh Soekanto (2006:69) : “Akomodasi
adalah suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang mengarah kepada
adaptasi sehingga antara individu atau kelompok terjadi hubungan saling
menyesuaikan untuk mengatasi ketegangan-ketegangan”. Wisatawan atau
2
pengunjung akan mencari tempat penginapan dalam artian akomodasi disuatu
daerah yang menjadi destinasi tujuan mereka jika bepergian jauh.
Tidak hanya menyediakan akomodasi untuk beristirahat saja. Hotel juga
menyediakan fasilitas–fasilitas lain, contohnya : restaurant, business centre, spa,
laundry dan dry cleaning, sarana olahraga, coffee shop, ballroom dan lain – lain.
Adapun pengertian hotel menurut Sulastiyono (2011:5) : “hotel adalah suatu
perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan
makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang
melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai
dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus”.
Di dalam sebuah hotel terdapat department–department yang berperan
dalam tugasnya masing–masing yaitu, Front office (kantor depan), housekeeping
(tata graha), food and beverage (makanan dan minuman) dan juga department
lainya. Peneliti akan memfokuskan pembahasanya pada department front office
(kantor depan) adapun pengertian front office menurut Bagyono (2006: 3) bahwa
“Front Office berasal dari bahasa Inggris “Front” yang artinya depan dan “Office”
berarti kantor.”. Yang bisa diartikan bahwa front office (kantor depan) adalah
department yang menangani kebutuhan tamu yang berkaitan dengan penjualan
kamar dan menjelaskan semua benefit yang diberikan kepada tamu termasuk
informasi didalam hotel tersebut. Front office adalah pusat inti hotel yang artinya
sebelum tamu menyewa akomodasi dan melakukan aktivitas di dalam hotel maka
mereka akan melalui proses pada department Front office terlebih dulu dan
informasi yang keluar atau masuk akan diproses juga melalui Front office.
3
Peranan department kantor depan amat sangat berpengaruh seperti yang
disebutkan oleh Bagyono (2006:21) yaitu: “Untuk menyebut Front Office,
sebagian hotel menggunakan istilah yang lain yaitu guest service area (area
pelayanan tamu). Oleh karena itu kepala departemennya disebut Guest Service
Manager. Sedangkan petugasnya disebut guest service agent. Sedangkan kata front
liner adalah sebutan untuk petugas kantor depan yang lansung berhubungan dengan
tamu (direct guest contact) seperti reception, cashier, guest relation officer,
doorman dan bellboy. Receptionist adalah petugas yang bekerja pada department
front office (kantor depan) yang mana menangani proses check-in, check out,
cashiering dan lain sebagainya. namun kegiatan di atas memerlukan kerja sama
dalam tim dan komunikasi internal yang baik dalam setiap kegiatanya.
Komunikasi internal sendiri sangat berperan penting dalam kegiatan yang
ada di seluruh department didalam operasional terlebih pada front office (kantor
depan). Komunikasi internal merupakan gagasan–gagasan yang dilakukan oleh
karyawan dan dikemukakan di dalam perusahaan atau satu department yang bisa
menjadi hasil efektif dalam menyelesaikan dan mempermudah sebuah aktifitas
didalamnya. Seperti yang dijelaskan oleh Brennan dalam Uchjana dan Effendy
(2003:9) : “interchange of ideas among the administrators and its particular
structure (organization) and interchange of ideas horizontally and vertically within
the firm which work done (operation management).”.”(Pertukaran ide antara
administrator dan struktur tertentu (struktur organisasi) dan pertukaran ide secara
horizontal dan vertikal di perusahaan yang menyebabkan operasional berjalan
dengan baik (manajemen operasi)”.
4
Adapun komunikasi vertical dan horizontal menurut Effendy lebih lanjut
(2006:123-124) menjelaskan bahwa “komunikasi vertical yakni komunikasi dari
atas ke bawah (downward communication), adalah komunikasi dari pimpinan
kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik (two ways
traffic communication). Sedangkan komunikasi horizontal adalah komunikasi
secara mendatar, antara anggota staff dengan anggota staff, karyawan sesama
karyawan dan sebagainya”.
Di dalam kegiatan komunikasi internal, informasi sangat diperlukan agar
terciptanya kabar atau berita yang dapat dipahami dan jelas kepada penerima
dengan baik. Informasi menurut Jogianto (2004:8) “informasi adalah data yang
diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya”.
Di departemen front office (kantor depan), semua karyawan
membutuhkan sumber informasi yang akurat dan jelas agar bisa memberikan
service dan pelayanan secara maksimal terutama di Reception Section, hal tersebut
dapat di implementasikan apabila staff memiliki kemampuan dan keahlian
komunikasi yang benar dan baik antara atasan dan bawahan maupun bawahan ke
atasan.
Di hotel A Banjarmasin, lokasi penulis melakukan penelitian awal dengan
observasi dan wawancara, resepsionis di hotel berkomunikasi secara lisan dan non
verbal berikut, Seperti yang dijabarkan oleh Cangara (2006: 119) “Media adalah
alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator
kepada khalayak”. Menggunakan logbook di bagian Reception di hotel A
Banjarmasin kurang berjalan dengan baik dikarenakan staff terkadang lupa untuk
5
menulis Logbook tentang yang terjadi pada shift sebelumnya untuk di follow up
kembali pada shift berikutnya. Logbook adalah sarana penting yang digunakan
untuk bertukar informasi yang wajib dilakukan pada pertukaran shift sebelum dan
dilakukan pada shift selanjutnya.
Faktor lainya adalah kegiatan briefing yang kurang berjalan baik. Berikut
kilasan tentang briefing yang tidak berjalan dengan baik, staff lansung melakukan
operasional tanpa adanya briefing yang dilakukan oleh supervisor reception yang
hanya 1 orang untuk 3 shift itu sendiri dan jarang sekali dilakukan untuk kegiatan
briefing itu sendiri. Briefing bisa dilakukan saat pergantian atau pada awal shift
yang baik, minimal 30 menit atau 60 menit sebelum serah terima (over handle) dari
shift pagi ke shift sore. Perbedaan persepsi sering terjadi secara verbal antara atasan
dan bawahan . Tidak tertuliskan dan kurang jelasnya komunikasi secara tertulis
yang di cantumkan pada logbook, mengakibatkan banyak permintaan tamu yang
tidak ter follow up dengan baik sehingga membuat tamu complaint. Di bawah ini
adalah beberapa permasalahan yang diduga disebabkan oleh komunikasi yang
berjalan kurang baik :
6
TABEL 1
BEBERAPA PERMASALAHAN YANG TERJADI PADA BULAN
AGUSTUS - OKTOBER DI BAGIAN RECEPTION HOTEL A
BANJARMASIN
.
NO Jenis Masalah Agustus September Oktober
1.
Setiap info baru tidak/lupa
dicatat dalam logbook 6 8 4
2.
Request tamu yang tidak di
follow up dengan baik 5 3 7
3.
Miskomunikasi antara staff
dengan atasan 2 4 3
( Sumber : Front Office supervicor Hotel A Banjarmasin, 2016)
Berdasarkan latar belakang yang sudah disampaikan oleh penulis di atas
sangat jelas bahwa komunikasi tersebut kurang berjalan dengan baik dikarenakan
banyaknya keluhan dari tamu dan request tamu yang tidak di follow up, contohnya
lampu di kamar yang mati dan tamu sudah menghubungi via telefon 3 kali ke
reception tapi tidak di follow up dan tamu bisa menunggu hingga 1,5 jam,
kebanyakan tamu lansung turun ke reception. Kemudian terjadinya miskomunikasi
antara bawahan dan atasan, seperti yang terjadi di lokasi penelitian penulis,
kebanyakan staff mendapatkan informasi yang kurang jelas dari atasan sendiri, .
7
Dengan begitu penulis ingin mengulas permasalahan di atas melalui tugas
akhir yang diberi judul : “KOMUNIKASI INTERNAL RECEPTION DI
HOTEL A BANJARMASIN”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Sesuai dengan permasalah yang sering terjadi, penulis merumuskan permasalahan
yang akan diteliti sebagai berikut :
1. Bagaimana proses komunikasi vertical di hotel A Banjarmasin?
2. Bagaimana proses komunikasi horizontal di hotel A Banjarmasin?
3. Bagaimana media yang disediakan oleh hotel A Banjarmasin?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian akan dibedakan menjadi 2 tujuan, yaitu adalah :
a. Tujuan formal
Tujuan dari penelitian yaitu sebagai syarat untuk kelulusan didalam
jurusan hospitality, program studi Manajemen Divisi Kamar diploma III
di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung didalam pembuatan tugas akhir.
b. Tujuan operasional
Tujuan operasional penelitian yaitu untuk mengetahui proses
komunikasi yang baik dalam kegiatan operasional sehari–hari di bagian
Reception di hotel A Banjarmasin.
8
D. METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
Berikut metode yang akan digunakan penulis untuk melakukan
penelitian yaitu deskriptif analysis. Seperti yang di jabarkan oleh Sugiyono (2005:
21) “metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan
atau mengalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas”. Berikut metode penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis masalah dan mengungkap masalah yang ada di hotel A Banjarmasin.
Berikut adalah teknik yang digunakan penulis :
a. Observasi
Observasi adalah cara mengumpulkan dengan terjun lansung ke lokasi
penelitian untuk mendapatkan informasi dan data yang diinginkan penulis. berikut
penulis melakukan observasi yang berkaitan tentang eketifitas komunikasi internal
di hotel A Banjarmasin. Didalam buku Walgito (2010:61) menyatakan :
“Observasi merupakan suatu penelitian yang dijalankan secara sistematis dan
disengaja diadakan dengan menggunakan alat indra (terutama mata) atas kejadian–
kejadian yang lansung dapat ditangkap pada waktu kejadian berlansung”. Penulis
telah melakukan observasi di lapangan sejak 7 Juli sampai dengan 25 November
2016. Beberapa data melalui E-Mail setelah penulis kembali ke Bandung untuk
melanjutkan tugas akhirnya dan melengkapi data – data yang sudah didapatkan ke
dalam tugas akhir ini. Dibantu dengan supervisor reception dalam pengisian
Observation Checklist selama berada di hotel itu sendiri dengan mendapatkan data
9
– data yang diinginkan untuk menyelesaikan tugas akhir penulis di Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung.
b. Wawancara
wawancara menurut Setyadin dalam Gunawan (2013:160) ialah :
“Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu
dan merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih berhadapan
secara fisik”. Berikut teori di atas penulis dapat melakukan kegiatan wawancara
untuk pengolahan data kepada resepsionis berdasarkan standard operasional
prosedur yang ada dan cara para resepsionis melakukan kegiatan komunikasi di
Reception hotel A Banjarmasin. Penulis melakukan wawancara dengan Supervisor
yang merangkap sebagai manajer di bagian Reception dengan pedoman wawancara
yang telah disiapkan oleh penulis sebelum ke hotel penelitian.
c. Studi kepustakaan
Menurut Prastowo (2012:81) : “Kegiatan ini (penyusunan kajian pustaka)
bertujuan mengumpulkan data dan informasi ilmiah, berupa teori-teori, metode,
atau pendekatan yang pernah berkembang dan telah didokumentasikan dalam
bentuk buku, jurnal, naskah, catatan, rekaman sejarah, dokumen-dokumen, dan
lain-lain”. Berikut menggunakan penelitian kepustakaan, penulis akan memilah,
membaca dan mempelajari data – data yang bisa dibandingkan dengan kondisi yang
ada dan terjadi di lokasi penelitian tugas akhir dengan dasar teori Effendy sebagai
Grand Theory untuk perbandingan dengan kondisi yang terjadi di lokasi penelitian.
Penulis juga menggunakanan teori dari Mangkunegara untuk bahan wawancara dan
teori pendukung sebagai dasar pertanyaan untuk pihak Reception di Hotel A
Banjarmasin.
10
E. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian akan dilakukan di hotel A Banjarmasin yang berada di Jl.
Lambung Mangkurat, Kertak Baru Ulu, Banjarmasin Tengah, Kota
Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70114, Indonesia.
2. Waktu penelitian
Dilakukan pada bulan Juli hingga bulan November 2016.
11
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. Sejarah Singkat Berdirinya Hotel A Banjarmasin
Hotel A Banjarmasin Kalimantan adalah merupakan Perusahaan Jasa yang
bergerak di di bidang perhotelan dengan menyediakan fasilitas – fasilitas Penginapan /
Kamar. Restaurant, Lounge, Penyewaan Ruangan untuk Event bagi Tamu serta fasilitas
fasilitas – fasilitas lainnya yang menunjang untuk kepentingan tamu. A Hotel
Banjarmasin Kalimantan mulai beroperasi / Soft Opening pada tanggal 30 Mei 1991
dengan nama The Kalimantan Hotel yang beralamat di Jl. Lambung Mangkurat
Banjarmasin, Kode Pos 70111.
Nama The Kalimantan Hotel di pakai hingga thaun 1995, dimana pada tahun
1995 Pemerintah menghimbau agar nama perusahaan menggunakan Bahasa Indonesia
bukan istilah asing. Oleh Karena itu sejak tahun 1995 nama The Kalimantan Hotel
dirubah menjadi Hotel Kalimantan. Pada tanggal 23 Mei 1997, terjadi kerusuhan massa
pada saat berakhir kampanye Parpol di Banjarmasin yang mengalami kerusakan yang
berakibat tidak dapat beroperasi, demikian pula dengan Hotel Kalimantan sejak 23 Mei
1997 tidak dapat beroperasi menjalankan usahanya. Perbaikan dan renovasi dilakukan
hingga Januari 1999, tepatnya tanggal 31 Januari 1999, hotel dapat dioperasikan
kembali dengan nama baru yaitu :
" HOTEL ARUM KALIMANTAN "
Hotel Arum Kalimantan terletak di jantung kota Banjarmasin, sekitar 40 menit
dari Bandara Noor dan sekitar 10 menit dari pelabuhan Trisakti. Fasilitas hotel yang
dimiliki adalah Intan Coffee Shop, buka 24 jam. Loksado Lounge buka setiap jam 21.00
12
hingga tengah malam. Swimming Pool, Fitness Centre, Meeting Room, Ruang Parkir
luas, TV Channel, Kamar Mandi Bath Tub, dan Lobby Elegant. Hotel Arum
Kalimantan memiliki 150 kamar yang tersedia dengan beberapa tipe kamar seperti 2
Executive Suite Room, 4 Junior Suite Room, 16 Deluxe Room, dan 120 Superior Room.
Secara struktur organisasi, Hotel Arum Kalimantan dibawah kepemilikan “ PT.
KARYA PERDANA UTAMA “ Jalan Lambung Mangkurat dengan NPWP :
01.249.220.3.731.000. Dalam menjalankan perusahaan struktur organisasi dibawah
kepemimpinan General Manager yang bertanggung jawab kepada Direksi, General
Manager dalam menjalankan kepemimpinannya dibantu oleh Dept. Head yang masing
– masing membantu dan bertanggung jawab atas bagiannya masing – masing. Dalam
Pelaksanaan pekerjaan, Dept. Head setiap bagian memberikan arahan – arahan sesuai
Job Description masing – masing kepada karyawan / bawahannya. Karyawan Hotel
Arum Kalimantan dalam menerima penghasilan terdiri dari Gaji dan Uang Service
Charge, dimana mekanisme pembayaran penghasilan tersebut dilakukan sebulan sekali
dan dibayarkan melalui juru bayar (Cashier) di Perusahaan.
1. The Kalimantan Hotel resmi soft opening tanggal 30 Mei 1991 dihadiri oleh
Menbudpar pada masa itu Bapak Joop Ave dan Gubernur Kalimantan Selatan
Bapak Gt. Hasan Aman. Pada saat itu fasilitas yang dimiliki adalah
Intan Coffee Shop
Kolam Renang
Junjung Buih Karaoke
Borneo Music Room (Diskotik)
Lounge (Loksado Bar)
13
Grand Ballroom
2. Menjelang peringatan hari kemerdekaan RI tahun 1993, oleh Pemerintah Daerah
dihimbau untuk mengganti nama hotel yang masih menggunakan selain Bahasa
Indonesia, maka Pihak Management The Kalimantan Hotel merubahnya menjadi
Hotel Kalimantan.
3. Pada tanggal 23 Mei 1997 terjadi kerusuhan massal yang mengakibatkan hotel
dibakar oleh massa, meyebabkan hotel tidak beroperasi. Setelah itu dilakukan
pembenahan dan perbaikan fisik hingga tanggal 31 Januari 1999. Kemudian pada
tanggal 01 Februari 1999 Hotel beroperasi kembali dengan nama baru yaitu Hotel
Arum Kalimantan sampai 31 Desember 2010.
4. Pada tanggal 01 Januari 2011 secara resmi pula berganti nama menjadi A Hotel
Banjarmasin.
5. Kemudian pada tanggal 19 Desember 2011 sampai sekarang A Hotel Banjarmasin
resmi menggunakan nama A Hotel by Horison Banjarmasin.
B. Klasifikasi Hotel A Banjarmasin
1. Berdasarkan jumlah kamar
Hotel A Banjarmasin memilik 7 lantai, total kamar sebanyak 150 kamar termasuk
kategori hotel bintang 3.
2. Berdasarkan Plan
Hotel A Banjarmasin menerapkan Continental Planyang termasuk Room Rate dan
Breakfast.
14
3. Dilihat dari durasi tamu yang check in
Tamu kebanyakan dari luar Banjarmasin, yang menginap dalam 1-3 malam di
hotel A Banjarmasin.
4. Berdasarkan lokasi
Hotel ini terletak di Jl. Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kode Pos 70111,
terletak di jantung kota Banjarmasin. Dikategorikan sebagai hotel bintang 3,
memiliki berbagai jenis fasilitas untuk memenuhi kepuasan tamu. A Hotel
Banjarmasin dikategorikan sebagai City Hotel.
5. Dilihat dari jenis tamu yang tinggal
Kebanyakan tamu yaitu pendatang dari luar kota yang sedang melakukan
perjalanan bisnis maupun untuk berlibur di kota Banjarmasin.
C. FasilitasHotel A Banjarmasin
1. Fasilitas kamar
Tiap kamar memiliki High Speed Internet Accessdengan ketentuan 2
devices sekali penggunaan. Memiliki Complimentary Drink yang di sediakan oleh
hotel untuk tamu, hotel A Banjarmasin terdiri dari 7 lantai dan 150 kamar tamu.
Secara detil nya bisa dilihat di kolom bawah, berikut:
TABEL 2 KATEGORI, JUMLAH DAN HARGA KAMAR TAMU PADA HOTEL
A BANJARMASIN
NO KATEGORI KAMAR
JUMLAH KAMAR
HARGA TIAP KATEGORI
1 Superior 123 Kamar Rp. 750.000++
2 Deluxe 19 Kamar Rp. 850.000++
3 Junior Suite 6 Kamar Rp. 1.400.000++
4 Executive Suite 2 Kamar Rp. 1.850.000++
15
(Sumber: Hotel A Banjarmasin, 2016)
Di bawah ini merupakan fasilitas kamar di hotel A banjarmasin, yaitu:
a. Fasilitas-Fasilitas yang terdapat di dalam kamar:
1) Televisi
2) Wifi (High Speed Internet)
3) Kamar mandi dengan air dingin dan air panas
4) Kamar ber AC (Air Conditioner)
5) Telephone
6) Jam alarm
7) Mini bar
8) Lemari es
a. Restaurant dan Bar
Restaurant dan bar di Hotel A Banjarmasin terletak di dekat lobby hotel yang
menyediakan hidangan khas kota Banjarmasin seperti Soto Banjar, Ketupat
Kandangan, dan sebagainya. Bar sendiri terletak disamping resto ini, terbuka untuk
tamu yang ingin bersantai dan sebagainya.
b. Room Service
Layanan ini terbuka untuk tamu selama 24 jam.Telephone telah disediakan oleh
hotel pada setiap kamar tamu. Adapun fasilitas ini menawarkan menu makanan dari
Restaurant hotel ini sendiri ataupun kebutuhan tamu lainnya.
c. Kolam renang (swimming pool)
16
Kolam renang hotel ini terletak di bagian belakang hotel, memiliki Ambience yang
lumayan memanjakan tamu. Terbuka untuk umum yang akan dikenakan biaya sebesar
Rp. 25.000 nett (termasuk minum dan makanan) yang telah di sesuaikan pihak hotel.
d. Fasilitas Ruangan
Hotel A Banjarmasin memiliki Grand Ballroom yang biasa digunakan oleh tamu
untuk mengadakan event seperti meeting, wedding, dan lain sebagainya. Kapasitas
Ballroom ini yakni 300 pax.
e. Fasilitas Binatu dan Pinatu
Hotel A Banjarmasin memiliki fasilitas binatu dan pinatu yang terletak di bagian
belakang hotel, membuka layanan untuk tamu yang ingin menggunakan jasa binatu.
Terbuka untuk 24 jam dengan membawa guest card itu sendiri sebagai identitas tamu
di hotel A Banjarmasin.
D. Struktur Organisasi dan PersonaliaBagian Reception Di Hotel A Banjarmasin
1. Struktur Organisasi Reception Hotel A Banjarmasin
Menurut Sulastiyono (2007:12) bahwa, “Struktur organisasi adalah suatu bagan
yang menunjukan bagian-bagian yang ada dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.” Adapun menurut Rogers dalam kuswarno, dkk (2011:162) menegaskan
“organisasi sebagai suatu sistem individu yang relatif stabil yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan bersama melalui struktur hirarki dan pembagian kerja.”.
Dari teori di atas, dapat disimpulkan bahwasanya setiap organisasi harus memilik
struktur organisasi agar terciptanya susunan yang jelas. Struktur organisasi juga harus
diimplementasikan oleh perusahaan, agar tujuan dapat tercapai sebagaimana mestinya dan
staff juga dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan benar. Agar organisasi dapat
17
Front Office Manager
Front DeskAgent
Front Office Supervisor
dijalankan dengan baik, hotel A Banjarmasin menerapkan struktur organisasi yang jelas
dengan terapan yang baik. Berikut disajikan dalam bentuk bagan struktur organisasi di
Hotel A Banjarmasin:
GAMBAR I STRUKTUR ORGANISASIDI BAGIAN RECEPTIONHOTEL A BANJARMASIN
(Sumber : Front Office Supervisor Hotel A Banjarmasin)
Dari paparan struktur organisasi di atas berikut disajikan job description karyawan
kantor depansecara garis besar di Hotel A Banjarmasin:
a. Menjaga kantor agar rapi dengan semua bahan yang diperlukan untuk kegiatan
operasional, melayani check in dan check out tamu hotel.
b. Menyapa dan menyambut tamu.
c. Jawaban pertanyaan dan keluhan tamu.
18
d. Menjawab semua panggilan masuk dan mengarahkan mereka atau menyimpan
pesan.
e. Menerima surat, paket, dll dan mendistribusikannya.
f. Menyiapkan surat dengan menyusun korespondensi, mengamankan paket, dll.
g. Memonitor surat yang masuk dan keluar dari hotel.
h. Memonitor cost & expenses.
i. Mengerjakan tugas yang telah ditetapkan untuk melayani tamu.
2. Personalia Reception Hotel A Banjarmasin
Pegawai atau karyawan sangat dibutuhkan dalam kinerja sebuah perusahaan
termasuk dalam industri perhotelan adalah untuk memperlancar kegiatan operasional.
Berdasarkan teori dari Robbins (2006:55-56) bahwa, “Pegawai atau karyawan adalah
orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, baik sebagai pegawai tetap atau tidak,
berdasarkan kesepakatan kerja baik tertulis maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan
suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh pemberi
kerja.”.
Berdasarkan pada teori di atas, bahwa karyawan atau pegawai adalah orang yang
bekerja melalui persetujuan dari perusahaan yang bekerja pada sebuah organisasi
sebagai pegawai untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dan hidupnya. Berikut ini
adalah Total Jumlah karyawan di bagian Reception beserta posisinya yang terdapat
dalam tabel di bawah ini :
TABEL 3
JUMLAH KARYAWAN BAGIAN RECEPTION DI HOTEL A BANJARMASIN
NO JABATAN JUMLAH
1 Front Office Manager 0
19
3 Front Office Supervisor 1
4 Fron Desk Agent 4
TOTAL 5
( Sumber: Front Office department Hotel A Banjarmasin, 2016)
Berikut adalah pembagian jam kerja bagian Reception di Hotel A Banjarmasin:
TABEL 4 PEMBAGIAN JAM KERJA BAGIAN RECEPTION
DI HOTEL A BANJARMASIN SHIFT JAM KERJA
Morning 07.00-15.00
Afternoon 15-00-23.00
Night 23.00-07.00
(Sumber: Front Office Department Hotel A Banjarmasin, 2016)
Dari latar belakang pengalaman kerja dan pendidikan karyawan kantor depan,
tentu menjadi pendukung yang mempengaruhi terhadap kualitas kinerja dan tanggung
jawab setiap karyawan. Berikut ini adalah tabel penjabaran penjelasan pengalaman kerja
dan latar belakang dari karyawan reception di Hotel A Banjarmasin :
a. Pengalaman Kerja Karyawan Reception
Pengalaman kerja dapat membantu karyawan karena mereka sudah terbiasa bekerja
pada pengalaman sebelumnya, serta dapat meminimalisir waktu orientasi. Tetapi
karyawan yang tidak memiliki latar belakang kerja pada pengalaman pengalaman
sebelumnya bukan berarti dapat menghambat waktu management dikarenakan harus
mengikuti orientasi. Berdasarkan pada perolehan tabel di bawah, banyaknya karyawan
yang telah lama memiliki pengalaman berkerja sebelumnya, memudahkan mereka untuk
bekerja dan mengerjakan tugas – tugas yang ada. Berikut ini adalah tabel pengalaman
kerja para karyawan di reception :
20
TABEL 5 MASA KERJA KARYAWAN RECEPTION
HOTEL A BANJARMASIN NO PENGALAMAN KERJA JUMLAH PERSENTASE (%)
1 1 - 4 tahun 2 40
2 >4 tahun 3 60
TOTAL 5 100
(Sumber: Front Office Department ,Hotel A Banjarmasin 2016)
b. Latar Belakang Pendidikan Karyawan Reception
Berdasarkan fakta yang diperoleh pada tabel latar belakang pendidikan karyawan
Reception rata – rata berasal dari pendidikan SMA atau Sekolah Menengah Atas. Hal ini
tentu akan berdampak pada kinerja mereka yang menentukan performa mereka juga untuk
manajemen terutama pada bagian Reception yang menjadi inti jantung suatu hotel, namun
adanya penyuluhan dari atasan dapat memberikan mereka ilmu yang bermanfaat untuk
operasional itu sendiri. Berikut ini adalah tabel latar belakang dari pendidikan karyawan :
TABEL 6 LATAR BELAKANG PENDIDIKAN KARYAWAN RECEPTION DI HOTEL A
BANJARMASIN
NO. TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH
1 D4/S1 0
2 D3 0
3 D2 0
4 D1 0
5 SMA/SMK 5
6 SMP -
21
Pesan
7 SD/Lain – Lain 0
TOTAL 5
(Sumber: Human Resource Department Hotel A Banjarmasin, 2016
E. Tinjauan Mengenai Proses Komunikasi Vertikal dari Atasan Kepada Bawahan
dan Bawahan Kepada Atasan di Bagian Reception Hotel A Banjarmasin
Komunikasi vertical adalah pertukaran informasi yang dilakukan melalui
penyampaian dari atasan kepada bawahan dan sebaliknya. dari komunikasi vertical,
pemimpin harus memberikan instruksi dan arahan yang jelas kepada bawahan, begitupun
dengan bawahan yang diharuskan memberikan informasi yang jelas dan objektif kepada
atasan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Effendy (2009:122) bahwa, “Komunikasi
vertical adalah pertukaran komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas, adalah
komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara
timbal balik. Pada komunikasi vertical ini para pemimpin akan memberikan instruksi –
instruksi yang harus dilaksanakan oleh para bawahannya dengan baik. Bawahan
memberikan laporan – laporan , saran – saran , pengaduan – pengaduan dan hal yang
lainnya kepada pemimpin”. Di bawah ini adalah proses dari komunikasi vertikal menurut
Effendy (2009:124) :
GAMBAR 2
PROSES KOMUNIKASI VERTIKAL
ATASAN (Komunikator / Komunikan)
SALURAN KOMUNIKASI UMPAN
BALIK
22
(Sumber : Komunikasi teori dan praktek (Effendy), 2009)
Di dalam komunikasi vertical ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, seperti
yang dijelaskan oleh Filippo dalam Mangkunegara (2008:152) bahwa, “Saluran
komunikasi bawahan terhadap atasan adalah sebagai berikut :
a. Kontak secara tatap muka.
b. Pertemuan kelompok pengawasan.
c. Pertemuan dengan pemimpin secara periodic.
d. Program speak-up dimana pegawai diberikan nomor telepon untuk memanggil.
e. Kotak keluhan tanpa nama.
f. Pertemuan pegawai dengan pemegang saham setiap tahun.
g. Menggunakan prosedur pengaduan.
h. Kuesioner mengenai moral.
i. Wawancara.
j. Kebijakan secara terbuka.
k. Program penyuluhan pegawai”.
Seperti penjelasan pada teori di atas, Proses komunikasi vertical yang baik bisa dikatakan
berhasil apabila pesan dan informasi yang telah dikirim oleh pemimpin dapat tersampaikan
secara jelas kepada bawahan dan terjadi timbal balik antar keduanya.
Adapun tinjauan yang penulis lakukan mengenai proses komunikasi vertikal dari atasan ke
bawahan dan bawahan kepada atasan di bagian reception Hotel A Banjarmasin, penulis
BAWAHAN (Komunikan / Komunikator)
23
telah melakukan wawancara dan juga observasi untuk mengetahui sejauh mana proses
komunikasi yang dilakukan di Hotel A Banjarmasin dan membuat pada tabel di bawah ini :
TABEL 7 PROSES KOMUNIKASI VERTIKAL ANTARA ATASAN KEPADA BAWAHAN
DI BAGIAN RECEPTION HOTEL A BANJARMASIN N=1
NO PERTANYAN YA TIDAK JUMLAH
F % F % f %
1. Apakah atasan menerapkan kontak dengan tatap muka saat menyampaikan pesan kepada bawahan?
1 100 - - 1 100
2. Apakah atasan ada pertemuan yang dilakukan oleh kelompok pengawasan? - - 1 100 1 100
3. Apakah pertemuan antar atasan dan bawahan bawahan dilakukan secara periodik?
- - 1 100 1 100
4. Apakah program speak up yang diterapkan oleh atasan? 1 100 - - 1 100
5. Apakah pengadaan program kotak keluhan tanpa nama yang dibuat oleh supervisi untuk resepsionis?
- - 1 100 1 100
6. Apakah atasan melakukan pertemuan pegawai dengan pemegang saham pada setiap tahunya?
1 100 - - 1 100
7. Apakah ada penerapan penggunaan prosedur pengaduan? - - 1 100 1 100
8. Apakah atasan mempunyai kuisioner mengenai moral untuk resepsionis? - - 1 100 1 100
9. Apakah atasan mempunyai program 1 100 - - 1 100
24
wawancara dengan resepsionis?
10. Apakah atasan ada kebijakan secara terbuka? 1 100 - - 1 100
11. Apakah atasan mempunyai program penyuluhan untuk pegawai? 1 100 - - 1 100
12. Apakah atasan sering melakukan proses Komunikasi dengan cara Verbal dengan resepsionis?
1 100 - - 1 100
TOTAL 6 54,54% 5 45,4
5% 11 100
( Sumber : Hasil olahan wawancara di Hotel A Banjarmasin, 2016)
Di bawah ini adalah hasil dari observasi yang penulis lakukan dengan karyawan
Reception Hotel A Banjarmasin untuk mengetahui proses komunikasi vertikal yang sering
terjadi. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa baik proses komunikasi yang
terjadi di bagian Reception Hotel A Banjarmasin. Berikut ini adalah hasil observasi yang
penulis uraikan pada tabel di bawah ini :
TABEL 8 KEGIATAN KOMUNIKASI VERTIKAL ANTARA BAWAHAN KEPADA
ATASAN DI BAGIAN RECEPTION HOTEL A BANJARMASIN N=4
NO PERTANYAAN SERING
KADANG –
KADANG
TIDAK PERNAH JUMLAH
F % F % F % F %
1. Bagaimana resepsionis Menerapkan kontak dengan tatap muka saat menyampaikan pesan kepada atasan ?
2 50 2 500 - - 4 100
2. Bagaimana pertemuan yang dilakukan oleh kelompok pengawasan untuk resepsionis ?
- - - - 4 100 4 100
3. Bagaimana pertemuan antara pemimpin dan resepsionis secara periodic?
- - - - 4 100 4 100
4. Bagaimana program speak up 3 75 - - 1 25 4 100
25
untuk resepsionis untuk karyawan ?
5. Bagaimana penerapan pengadaan kotak keluhan tanpa nama bagi resepsionis ?
- - - - 4 100 4 100
6. Bagaimana pertemuan pegawai dengan pemegang saham pada setiap tahunya ?
1 25 2 50 - - 4 100
7. Bagaimana penerapan penggunaan prosedur pengaduan bagi resepsionis ?
- - - - 4 100 4 100
8. Bagaimana pengadaan kuisioner mengenai moral terhadap resepsionis ?
1 25 - - 3 75 4 100
9. Bagaimana pengadaan wawancara yang dilakukan untuk resepsionis ? - - - - 4 100 4 100
10. Bagaimana penerapan kebijakan secara terbuka untuk resepsionis ? 1 25 - - 3 75 4 100
11. Bagaiman pemberlakuan program penyuluhan pegawai ? 1 25 - - 3 75 4 100
TOTAL 9 20,45% 4 9,09% 30 68,18%
44 100
(Sumber : Hasil olahan data observasi di Hotel A Banjarmasin, 2016)
a. Briefing
Di dalam kegiatan komunikasi vertical, media yang digunakan sebagai penghubung
antara atasan dengan bawahan adalah melalui media briefing. Briefing adalah media
sosialisasi untuk memberikan sebuah arahan dan instruksi yang diberikan oleh pemimpin
kepada bawahanya untuk mensosialisasikan sebuah kebijakan dan aturan – aturan yang
dibuat. Di dalam briefing atasan maupun bawahan dapat bertukar pikiran atau
menceritakan kejadian yang telah terjadi pada shift sebelumnya atau kejadian yang akan
terjadi pada shift selanjutnya. Menurut Darsono (2011:115) bahwa, “Dalam sebuah
briefing yang dilakukan oleh sebuah organisasi atau perusahaan ada beberapa hal penting
yang harus dilaksanakan dalam sebuah briefing antara lain:
26
1. Pemimpin harus memberikan pengarahan tentang kinerja bawahan yang sesuai
dengan visi dan misi organisasi.
2. Selalu mengingatkan para bawahannya agar selalu menerapkan Standar Operational
Procedure pada setiap pekerjaan yang dilakukan.
3. Menyampaikan informasi-informasi yang dianggap penting.
4. Menyamakan dan memberitahu pemikiran dari pimpinan ke bawahannya, sehingga
pimpinan dan bawahan bisa sejalan dalam menjalankan setiap pekerjaan”.
b. Verbal
Komunikasi verbal yaitu komunikasi secara lisan untuk menyampaikan pesan yang
ingin disampaikan kepada lawan bicara, atau rekan kerja disebuah perusahaan. Terlebih
lagi kepada resepsionis hotel A Banjarmasin, mereka harus melakukan komunikasi verbal
dengan jelas kepada siapapun itu agar tujuan dan umpan balik dapat terjadi dan informasi
yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik. Seperti yang dikatakan oleh Mulyana
(2005:85) “Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu
kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal”.
TABEL 9 PROSES PELAKSANAAN BRIEFING OLEH FRONT OFFICE LEADER,
PENYELIA DAN KARYAWAN DI RECEPTION DI HOTEL A BANJARMASIN N=5
NO PERTANYAAN SERING KADANG-
KADANG TIDAK
PERNAH JUMLAH
f % f % f % f %
1. Bagaimana reviewing dengan bawahan untuk selalu melakukan penerapan S.O.P pada setiap pekerjaan
3 60 - - 2 40 5 100
27
?
2. Bagaimana penyampaian informasi – informasi yang dianggap penting ?
5 100 - - - - 5 100
3. Bagaimana penyamaan dan pemberitahuan pemikiran dari pimpinan kepada bawahan ?
- - 2 40 3 60 5 100
TOTAL 8 53,33
% 2 13,33% 5 33,33
% 15 100
( Sumber :Hasil olahan data observasi Reception hotel A Banjarmasin, 2016)
F. Tinjauan Komunikasi Horizontal Di Bagian Reception Hotel A Banjarmasin
Komunikasi horizontal adalah proses kegiatan komunikasi atau interaksi yang
dilakukan oleh sesama karyawan yang memiliki jabatan (level) yang setara. Hal ini
dikemukakan dan dijelaskan oleh : Effendy (2009:125) “Komunikasi horizontal adalah
komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada
manajer, komunikasi horizontal sering berlansung tidak formal yaitu berkomunikasi satu
sama lainnya bukan pada waktu sedang bekerja, melainkan pada saat istirahat, sedang
rekreasi atau pada waktu pulang kerja, yang dimana desas – desus”.
GAMBAR 3 PROSES KOMUNIKASI HORISONTAL
PESAN
(Sumber : Komunikasi teori dan praktek (Effendy), 2009)
MANAGER
CRAFT CRAFT
SUPERVISOR SUPERVISOR
28
Komunikasi horizontal dilakukan dengan dua cara, yaitu verbal dan tertulis (non-
verbal)untuk saling bertukar informasi antar individu. seperti yang disampaikan oleh Bartono
dan Ruffino (2007 : 90) “wujud dari komunikasi horizontal dapat berupa komunikasi verbal,
berupa pembicaraan lisan antar individu dari suatu seksi dengan individu dari seksi lain, atau
juga dalam bentuk – bentuk tertulis”. Berikut penulis mencantumkan tabel hasil observasi
terhadap staff yang melakukan komunikasi horizontal di reception:
TABEL 10
KOMUNIKASI HORIZONTAL PERTUKARAN PESAN ANTARA KARYAWAN RECEPTION DI HOTEL A BANJARMASIN
N=4
NO PERTANYAAN SERING
KADANG-
KADANG
TIDAK PERNAH JUMLAH
F % f % f % f %
1. Bagaimana Proses Komunikasi Horizontal dilaksanakan dengan cara non-verbal ?
2 50 - - 2 50 4 100
TOTAL 2 50% - - 2 50% 4 100
( Sumber :Hasil olahan data observasi reception Hotel A Banjarmasin, 2016)
Di dalam kegiatan proses komunikasi secara horizontal, diperlukan media komunikasi verbal
maupun tertulis (non-verbal) sebagai sarana bertukar informasi antar karyawan saat
pergantian shift untuk menghindari terjadinya miskomunikasi atau pesan – pesan yang
tertinggal seperti yang telah dijelaskan pada teori Bartono dan Ruffino (2007 : 90) di atas.
Agar proses komunikasi berjalan dengan efisien, maka proses kegiatan briefing harus
berjalan secara efektif dan optimal, dan juga proses pengisian logbook oleh karyawan sebagai
sarana untuk mencatat informasi penting atau sebuah arahan untuk segera di follow up.
29
G. Media Yang digunakan Untuk Proses Komunikasi Horizontal Resepsionis di Hotel A
banjarmasin
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi
atau pesan. Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”.
Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti “perantara” atau “pengantar” , yaitu perantara
sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Seperti yang diungkapkan oleh
Cangara (2006: 119) “Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dari komunikator kepada khalayak”.
Dalam menyampaikan pesan pada proses komunikasi Horizontal secara tertulis (non-
verbal) melalui log book, dibutuhkan beberapa aspek seperti yang diungkapkan oleh Darsono
(2011:101-102) bahwa, “Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengisian logbook
pada kantor depan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menuliskan jumlah kamar yang sudah check-in pada shift tersebut.
2. Kelengkapan kunci yang tersedia.
3. Kelengkapan persediaan Expected Arrival.
4. Adanya hal yang penting yang harus ditindaklanjuti oleh petugas berikutnya.
5. Pengecekan persiapan serah terima oleh shift berikutnya.
6. Adanya bukti serah terima berupa tanda tangan petugas yang menerima.
Berikut ini adalah hasil dari observasi yang telah penulis dapat di bagian reception Hotel
A Banjarmasin untuk mengetahui seberapa optimal proses komunikasi secara tertulis (non-
verbal) dengan penggunaan logbook pada saat pergantian shift maupun sebelum kegiatan
professional, yang dipaparkan kedalam tabel berikut :
TABEL 11 PENGGUNAAN LOGBOOK PADA BAGIAN RECEPTION DI HOTEL A
BANJARMASIN
30
N=4
NO PERTANYAAN SERING KADANG-
KADANG TIDAK
PERNAH JUMLAH
f % f % F % f %
1.
Apakah staff menulis dan mencantumkan jumlah kamar yang telah check-in pada shift tersebut ?
- - 2 50 2 50 4 100
2.
Apakah staff menulis dan mencantumkan jumlah kamar yang telah check – in pada shift tersebut ?
4 100 - - - - 4 100
3.
Apakah staff menulis dan mencantumkan persediaan expected arrival secara lengkap ?
- - 3 75 1 25 4 100
4.
Apakah staff Menulis dan melaporkan hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh petugas di shift selanjutnya ?
4 100 - - - - 4 100
5.
Apakah staff menulis dan melaporkan hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh petugas di shift selanjutnya ?
1 25 1 25 2 50 4 100
6.
Apakah staff mencantumkan bukti serah terima berupa tanda tangan untuk petugas yang telah menerima ?
3 75 - - 1 25 4 100
TOTAL 12 50% 6 25% 6 25% 24 100
(Sumber : Hasil olahan data observasi di reception hotel A Banjarmasin, 2016)
31
BAB III
ANALISA PERMASALAHAN
A. Analisa Komunikasi Vertikal dari Atasan Kepada Bawahan dan Bawahan Kepada
Atasan pada Bagian Reception di Hotel A Banjarmasin
Setelah penelitian yang diselesaikan oleh penulis di bagian Reception hotel A
Banjarmasin, penulis telah menyelesaikan pengumpulan data untuk mengetahui proses
komunikasi yang terjadi di hotel tersebut. Komunikasi vertikal sendiri adalah proses
komunikasi yang dilakukan oleh atasan dengan bawahan dan sebaliknya. Untuk mengetahui
bagaimana proses komunikasi vertikal di bagian Reception Hotel A Banjarmasin. Penulis
telah melakukan wawancara dan observasi sesuai dengan tabel nomor 7 sampai dengan tabel
11. Berikut ini adalah hasil analisa wawancara dari tabel 7 yang telah dilakukan penulis
dengan 1 responden (N=1), diketahui bahwa, pada aspek penerapan kontak dengan tatap
muka, 1 responden 100% menjawab “iya” yang berarti 1 responden ikut menerapkan kontak
dengan tatap muka. Pada aspek pertemuan kelompok pengawasan, 1 responden 100%
menjawab “tidak” untuk aspek tersebut. Pada aspek adanya pertemuan pemimpin dan
bawahan secara periodic, 1 responden 100% menjawab “tidak” yang berarti 1 responden
mengakui tidak adanya aspek pertemuan tersebut. Pada aspek adanya program speak up 1
responden 100% menjawab “iya” yang berarti 1 responden tidak menerapkan adanya
program tersebut. Pada aspek adanya program keluhan tanpa nama, 1 responden 100%
mengatakan “tidak” yang berarti responden tidak mengakui adanya program tersebut. Pada
aspek adanya pertemuan pegawai dengan pemegang saham pada setiap tahunya, 1 responden
100% menjawab “tidak” yang berarti responden mengakui tidak adanya aspek tersebut. Pada
32
aspek penggunaan prosedur pengaduan, 1 responden 100% menjawab “tidak” yang berarti
responden mengakui tidak adanya program tersebut dan. Pada aspek adanya program
kuisioner mengenai moral, 1 responden 100% menjawab “tidak” yang berarti responden
tidak mengakui adanya program tersebut. Pada aspek adanya program atasan wawancara
dengan karyawan, 1 responden 100% menjawab “iya” yang berarti responden mengakui
program tersebut benar adanya. Pada aspek adanya kebijakan terbuka, 1 responden 100%
menjawab “iya” yang berarti responden mengakui adanya aspek tersebut. Pada aspek adanya
program penyuluhan dari atasan untuk pegawai, 1 responden menjawab “iya” yang berarti
responden mengakui adanya program penyuluhan karyawan dari atasan itu sendiri. Pada
aspek proses komunikasi verbal yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan untuk
supervisor itu sendiri 1 responden menjawab “íya” yang berarti responden mengakui adanya
komunikasi secara verbal antara atasan dan bawahan itu sendiri di reception. Berdasarkan
hasil dari tabel 7. apabila di totalkan, pernyataan iya didapatkan sebesar 54,54% dan
penyataan tidak sebesar 45,45%, sehingga dapat disimpulkan kondisi di lapangan cukup baik
tapi banyak hal yang dilewatkan oleh atasan dalam melakukan program yang seharusnya
dilakukan.
Setelah penulis melakukan wawancara, kemudian penulis melakukan observasi serta
wawancara dengan staff nya agar melihat secara langsung seperti apa proses komunikasi
vertikal yang terjadi, berikut adalah hasil dari observasi mengenai kegiatan komunikasi
vertikal yang telah didapatkan berdasarkan tabel nomor 8. Untuk menghitung perolehan
hasil data pada tabel nomor 8, maka penulis menggunakan skala likert. Berikut ini adalah
perhitungan dari hasil observasi tersebut :
Penilaian : Sering = 3
Kadang – kadang = 2
33
Tidak Pernah = 1
Jumlah nilai yang paling tinggi untuk kategori sering =
3 x 11 x 4 = 132
Jumlah nilai yang paling rendah untuk kategori tidak pernah =
1 x 11 x 4 = 44
Perhitungan rentang skala
Rumus = Nilai tertinggi – Nilai terendah = 132 – 44 = 29,33 Nilai tertinggi pilihan 3
Perhitungan untuk menghitung skala interval
Total responden = Sering = 3 x 9 = 27
Kadang – kadang = 2 x 4 = 8
Tidak Pernah = 1 x 30 = 30 + 65
Maka Interval skalanya :
Tidak Pernah Kadang – Kadang Sering
44 (65) 73 102 131
Berdasarkan hasil pengolahan data observasi di atas dapat dianalisa bahwa proses
kegiatan komunikasi vertikal di Reception Hotel A Banjarmasin, skala intervalnya
memperoleh nilai 65 sehingga dapat dikategorikan tidak pernah. Dari kedua analisa di
atas dapat dilihat bahwa hasil wawancara dengan observasi di lapangan sangat berbeda
jauh, karna ditemukan masih banyaknya hal yang tidak dilakukan berdasarkan teori
34
Filippo dalam Mangkunegara (2008:152) yang sudah penulis sampaikan di bab
sebelumnya.
Dalam kegiatan komunikasi vertikal, dibutuhkan media sebagai sarana
menyampaikan dan menerima pesan. Di bagian reception hotel A Banjarmasin,
pertukaran informasi antara atasan dan bawahan dilakukan dengan kegiatan briefing.
berikut ini adalah hasil olahan wawancara yang penulis lakukan beberapa waktu saat
berada di lapangan yang disajikan pada tabel nomor 9 dengan menggunakan skala likert
yang akan dijelaskan dibawah ini :
Penilaian : Sering = 3
Kadang – kadang = 2
Tidak Pernah = 1
Jumlah nilai yang paling tinggi untuk kategori sering =
3 x 3 x 5 = 45
Jumlah nilai yang paling rendah untuk kategori tidak pernah =
1 x 3 x 5 = 15
Perhitungan rentang skala
Rumus = Nilai tertinggi – Nilai terendah = 45 – 15 = 10 Nilai tertinggi pilihan 3
Perhitungan untuk menghitung skala interval
Total responden = Sering = 3 x 8 = 24
Kadang – kadang = 2 x 2 = 4
Tidak Pernah = 1 x 5 = 5 + 33
Tidak Pernah Kadang – Kadang Sering
35
(33)
15 25 35 45
Berdasarkan hasil dari olahan data wawancara pada tabel 9 di atas, dapat di analisa
bahwa proses kegiatan komunikasi menggunakan media briefing di bagian Reception hotel A
Banjarmasin, skala intervalnya memperoleh nilai 33 sehingga dapat dikategorikan ke dalam
kadang - kadang yang bisa dikatakatan belum berjalan sebagaimana mestinya suatu briefing
itu harus dijalankan sebelum operasional.
Dari hasil analisa yang telah penulis lakukan. Diketahui bahwa komunikasi vertikal
dan proses pelaksanaan briefing di bagian Reception hotel A Banjarmasin, berada pada
kategori tidak pernah yang berarti berada dikondisi tidak dijalankan dan masih belum bisa
dikatakan baik, serta masih harus ditingkatkan pelaksanaan dan prosesnya agar terhindar dari
miskomunikasi antara atasan dan bawahan.
B. Analisa Komunikasi Horizontal di Bagian Reception Hotel A Banjarmasin
Pada analisis selanjutnya penulis telah megumpulkan data wawancara dari Reception
hotel A Banjarmasin mengenai proses komunikasi Horizontal yang terjadi di hotel tersebut .
Komunikasi Horizontal adalah proses komunikasi yang dilakukan oleh sesama karyawan
untuk bertukar informasi. Berikut ini adalah hasil olahan dari wawancara komunikasi
horizontal berdasarkan pada tabel nomor 10 yang akan di analisa pada skala likert dibawah
ini :
Penilaian : Sering = 3
36
Kadang – kadang = 2
Tidak Pernah = 1
Jumlah nilai yang paling tinggi untuk kategori sering =
3 x 1 x 4 = 12
Jumlah nilai yang paling rendah untuk kategori tidak pernah =
1 x 1 x 4 = 4
Perhitungan rentang skala
Rumus = Nilai tertinggi – Nilai terendah = 12 – 4 = 2,66 Nilai tertinggi pilihan 3
Perhitungan untuk menghitung skala interval
Total responden = Sering = 3 x 2 = 6
Kadang – kadang = 2 x 0 = 0
Tidak Pernah = 1 x 2 = 2 + 8
Tidak Pernah Kadang – Kadang Sering
4 6 8 10
Berdasarkan hasil observasi tentang komunikasi horizontal pada tabel 10, dapat
dianalisa bahwa kegiatan komunikasi horizontal di bagian Reception Hotel A Banjarmasin
skala intervalnya memperoleh nilai 8, sehingga dapat dikategorikan kadang – kadang yang
berarti belum bisa dilaksanakan dengan baik.
37
C. Analisa Media Komunikasi di Bagian Reception Hotel A Banjarmasin
Pada bagian Reception hotel A Banjarmasin, komunikasi verbal dilaksanakan dengan
baik antara sesama staff, sedangkan proses komunikasi horizontal menggunakan media
tertulis (non-verbal) melalui logbook yang tidak digunakan sebagaimana mestinya. Berikut
ini adalah hasil dari analisa data wawancara mengenai proses komunikasi horizontal yang
menggunakan logbook berdasarkan pada tabel 11 yang akan dianalisa dengan skala likert
dibawah ini :
Penilaian : Sering = 3
Kadang – kadang = 2
Tidak Pernah = 1
Jumlah nilai yang paling tinggi untuk kategori sering =
3 x 6 x 4 = 72
Jumlah nilai yang paling rendah untuk kategori tidak pernah =
1 x 6 x 4 = 24
Perhitungan rentang skala
Rumus = Nilai tertinggi – Nilai terendah = 72 – 24 = 16 Nilai tertinggi pilihan 3
Perhitungan untuk menghitung skala interval
Total responden = Sering = 3 x 12 = 36
Kadang – kadang = 2 x 6 = 12
Tidak Pernah = 1 x 6 = 6 + 54
38
Tidak Pernah Kadang – Kadang Sering
(54)
24 40 56 72
Berdasarkan hasil wawancara mengenai proses komunikasi horizontal yang
menggunakan media logbook pada tabel 11 di bagian Reception hotel A Banjarmasin, setelah
dianalisa skala intervalnya memiliki nilai 54 yang dikategorikan ke dalam kadang – kadang
yang juga masih belum bisa disebut baik.
Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai proses komunikasi horizontal, proses
komunikasi horizontal melalui logbook di bagian Reception hotel A Banjarmasin dapat
dilihat bahwa rata – rata hasil dari olahan data berada pada kategori tidak pernah yang artinya
masih belum bisa disebut baik dan perlu ditingkatkan proses dan fungsinya sebagaimana
logbook itu wajib diisi oleh staff sebelumnya untuk staff selanjutnya agar di follow up dengan
baik.
39
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang penulis telah lakukan di bagian Reception Hotel
A Banjarmasin, mengenai Kegiatan Komunikasi Internal. Telah ditemukan hasil –
hasil perolehan dari analisa data yang berdasarkan dengan aspek – aspek teori yang
diterapkan kepada metode wawancara dan observasi, sehingga menjadi sebuah
kesimpulan. Maksud dan tujuan dari penyimpulan ini tidak lain untuk meneliti dan
mengukur seberapa jauh dan baik keoptimalan proses komunikasi internal yang sudah
berjalan di bagian Reception Hotel A Banjarmasin. dan berikut ini adalah hasil dari
kesimpulan penelitian yang telah penulis lakukan :
1. Komunikasi Vertikal adalah proses komunikasi yang diterapkan oleh atasan
kebawahan (downward communication) dan bawahan ke atasan secara timbal
balik (two ways traffic communication). Berdasarkan penelitian dan analisa yang
sudah penulis lakukan di bagian Reception Hotel A Banjarmasin, ditemukan dari
hasil wawancara yang mengatakan bahwa 54,54% responden mengatakan “iya”,
dan 45,45% responden mengatakan “tidak” berdasarkan pada aspek yang telah
dilakukan di dalam wawancara yang berdasarkan pada teori. Maka bisa dikatakan
atasan sendiri banyak menjawab “iya” , dan komunikasi vertikal antara bawahan
kepada atasan masih bisa dikatakan belum berjalan dengan baik. Sedangkan pada
40
komunikasi vertikal antara bawahan kepada atasan, nilai interval berada pada 65
point. berdasarkan hasil perbandingan antara wawancara dan observasi kepada
atasan kepada bawahan dan bawahan kepada atasan, keduanya sangat berbeda jauh
karna masih banyak hal yang belum dilakukan berdasarkan teori, sehingga
kegiatan komunikasi di hotel tersebut berjalan kurang optimal. hal ini juga dapat
dilihat dari hasil wawancara yang mengatakan bahwa seluruh responden tidak
menerapkan kotak keluhan tanpa nama sbagai sarana penyalur aspirasi karyawan
agar menciptakan saran yang baik untuk kepentingan bersama. Analisa berikutnya
adalah pelaksanaan briefing yang memiliki nilai interval 33 yang berada dikategori
“kadang - kadang” yang artinya belum berjalannya proses briefing dengan baik
yang seharusnya dilakukan sebelum operasional. Kegiatan komunikasi vertikal
dan dan kegiatana briefing yang kurang optimal dapat menyebabkan
miskomunikasi yang akan menghambat jalanya operasional dan penyampaian
pesan yang harus di follow up.
2. Aspek komunikasi internal berikutnya adalah komunikasi horizontal yang artinya,
kegiatan komunikasi tersebut dilakukan dengan arus mendatar, baik sesama
karyawan maupun dengan posisi yang sederajat. Dari hasil olahan wawancara dan
observasi mengenai kegiatan komunikasi horizontal di bagian Reception Hotel A
Banjarmasin, skala intervalnya memiliki nilai 8 yang berada dikategori “kadang -
kadang” atau berada pada posisi briefing jarang dilakukan cukup baik dan harus
ditingkatkan proses dan pelaksanaanya. Hal ini dapat disebabkan karna kurangnya
proses briefing untuk penyampaian informasi dari atasan kepada bawahan di
bagian Reception. berdasarkan hasil observasi dan perhitungan dengan skala likert
41
pada pelaksanaan briefing menunjukan bahwa nilai intervalnya 33 dikategorikan
“kadang - kadang” dalam kegiatan komunikasi vertical itu sendiri dan penggunaan
logbook memiliki nilai interval sebesar 54 yang berarti media logbook ada pada
kategori “kadang – kadang”, atau berada di posisi rata – rata yang masih bisa
dibilang belum cukup baik dan harus ditingkatkan proses pelaksanaan dan
penggunaanya, agar kegiatan komunikasi horizontal di hotel tersebut berjalan
dengan baik dan optimal.
3. Aspek media sebagai alat komunikasi di hotel A Banjarmasin sangat berpengaruh
terhadap operasional terlebih di bagian Reception yang membutuhkan Attention to
Detail in every single aspect. Namun yang terjadi di lapangan, Reception di hotel
A Banjarmasin masih memiliki nilai interval sebesar 54 , dalam kategori rata –
rata, belum bisa dikatakan baik karna masih banyak karyawan yang lupa/ tidak
mengisi logbook yang sangat berguna untuk rekan kerja pada shift selanjutnya
yang nantinya akan di follow up.
B. SARAN
Dari hasil kesimpulan yang telah penulis paparkan, selanjutnya penulis akan
memberikan beberapa saran. Berdasarkan analisa dan hasil pengolahan data yang
sudah penulis lakukan di Hotel A Banjarmasin pada bagian Reception. Berikut ini
adalah saran yang dapat diberikan oleh penulis :
1. Pada kegiatan komunikasi vertikal dari atasan kepada bawahan dan bawahan
kepada atasan, sosok atasan sangat dibutuhkan untuk memberi arahan dan
instruksi yang baik dan benar, namun posisi Front Office Manager sedang kosong
42
dan digantikan oleh Supervisor yang merangkap sebagi manager di reception itu
sendiri. Seorang atasan juga harus bisa memiliki satu pemikiran kepada
bawahanya dan menjadi penggerak agar tercipta pelaksanaan operasional yang
baik dan berjalan dengan optimal. Pertemuan antara pemimpin dan bawahan
dinilai sangat penting untuk sering dilakukan dan juga mengadakan kotak keluhan
tanpa nama serta meningkatkan program speak up dinilai sangat membantu untuk
bertukar aspirasi antara pemimpin dan bawahan demi berjalanya kegiatan
operasional yang baik dan optimal. Kemudian dari pada itu atasan dan bawahan
juga harus bisa meningkatkan dan memanfaatkan media komunikasi sebaik
mungkin dan menyampaikan informasi yang jelas di dalamnya agar mudah di
follow up pada shift selanjutnya. Terutama kegiatan briefing yang seharusnya
dapat dilakukan sebelum operasional.
2. Selanjutnya pada kegiatan horizontal, karyawan harus meningkatkan dan
memaksimalkan penggunaan media komunikasi horizontal yang ada.
Meningkatkan dan memaksimalkan media komunikasi yang ada dapat
memudahkan pertukaran informasi yang selanjutnya bisa di follow up secara baik
dan maksimal selain itu karyawan juga harus memperbaiki pemahaman dan
meningkatkan penggunaan media yang sudah ada secara maksimal dan benar
berdasarkan S.O.P yang ada, agar operasional berjalan dengan teratur. Dan juga
setiap karyawan harus bersifat saling terbuka untuk mengetahui kesalahan dari
kelebihan yang ada, agar bisa saling menangani masalah dan bekerjasama satu
sama lain demi lancarnya kegiatan operasional bersama terutama dalam sebuah
team.
43
3. Menjadikan media sebagai alat komunikasi sangatlah penting terlebih verbal, agar
tersampaikannya informasi yang ingin disampaikan kepada rekan kerja maupun
atasan. Logbook seharusnya dapat digunakan dengan baik dan wajib untuk diisi
agar tidak terjadi miskomunikasi antara rekan kerja maupun atasan di sebuah area
kerja, terlebih lagi pada bagian Reception yang dituntut kerja di bawah tekanan
jika occupancy lagi tinggi, karna itulah kantor depan disebut jantung sebuah hotel.
Meningkatkan dan memaksimalkan fungsi Logbook sangatlah penting bagi
resepsionis di sebuah hotel, terutama di hotel A Banjarmasin yang menjadi lokasi
penelitian penulis.
44
DAFTAR PUSTAKA
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2008. Prilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: Repika Aditama
Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian.
Bagyono. 2006. Manajemen Housekeeping Hotel. Bandung : Alfabeta,cv.
Bartono, P.H. & Ruffino E.M. 2007. Hotel Communication Management.
Yogyakarta: Andi. Bimo Walgito.
Cangara, Hafied H. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tjatjuk, Darsono & Siswandoko. 2011. Sumber Daya Manusia Abad 21. Jakarta:
Nusantara Consulting.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan
kesembilanbelas. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek. Bandung: PT
Remaja. Rosdakarya.
Effendy, Onong Uchjana. 2009. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT
Remaja. Rosdakarya.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik, Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Kuswarno, Engkus. 2011. Etnografi Komunikasi. Bandung: Widya Padjajaran.
45
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan + Konseling (Studi &Karier). Yogyakarta: CV
Andi Offset.
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja.
Rosdakarya.
Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Sihite, Richard. 2000. Tourism Industry. Surabaya : SIC.
Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABET.
Sualstiyono, Agus. 2007. Teknik dan Prosedur Divisi Kamar pada Bidang Hotel. Bandung.\: Alfabeta,cv.
Sulastiyono, Agus. 2011. Manajemen Penyelenggaraan Hotel.Seri manajemen Usaha Jasa Sarana Pariwisata dan Akomodasi. Alfabeta,cv.
46
LAMPIRAN I
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Pewawancara : Ryan Anugrah Putra
Status : Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Narasumber : Samsul Bahri (Front Office Supervisor)
Tempat Wawancara : Hotel A Banjarmasin
Waktu Wawancara : November 2016
Tujuan : Memperoleh informasi tentang komunikasi internal di bagian Reception Hotel A Banjarmasin
Pertanyaan :
1. Apakah atasan menerapkan kontak dengan tatap muka saat menyampaikan pesan kepada bawahan?
2. Apakah atasan ada pertemuan yang dilakukan oleh kelompok pengawasan? 3. Apakah pertemuan antar atasan dan bawahan bawahan dilakukan secara
periodik? 4. Apakah program speak up yang diterapkan oleh atasan? 5. Apakah pengadaan program kotak keluhan tanpa nama yang dibuat oleh
supervisi untuk resepsionis? 6. Apakah atasan melakukan pertemuan pegawai dengan pemegang saham pada
setiap tahunya? 7. Apakah ada penerapan penggunaan prosedur pengaduan? 8. Apakah atasan mempunyai kuisioner mengenai moral untuk resepsionis? 9. Apakah atasan mempunyai program wawancara dengan resepsionis? 10. Apakah atasan ada kebijakan secara terbuka? 11. Apakah atasan mempunyai program penyuluhan untuk pegawai? 12. Apakah atasan sering melakukan proses Komunikasi dengan cara Verbal
dengan resepsionis?
47
LAMPIRAN II
Berilah tanda checklist pada tabel di bawah ini :
NO
BAGAIMANA PROSES KOMUNIKASI
BAWAHAN TERHADAP ATASAN?
SERING KADANG-KADANG
TIDAK PERNAH
1 Bagaimana resepsionis menerapkan kontak dengan tatap muka saat menyampaikan pesan kepada atasan ?
2 Bagaimana pertemuan yang dilakukan oleh kelompok pengawan untuk resepsionis ?
3 Bagaimana pertemuan antara pemimpin dan resepsionis secara periodic ?
4 Bagaimana program speak up untuk karyawan ?
5 Bagaimana penerapan pengadaan kotak keluhan tanpa nama bagi resepsionis ?
6 Bagaimana pertemuan pegawai dengan pemegang saham pada setiap tahun nya ?
7 Bagaimana penerapan penggunaan prosedur pengaduan bagi resepsionis ?
8 Bagaimana pengadaan kuisioner mengenai moral terhadap resepsionis ?
9 Bagaimana pengadaan wawancara yang dilakukan untuk resepsionis ?
10 Bagaimana penerapan kebijakan secara terbuka untuk resepsionis ?
48
11 Bagaimana pemberlakuan program penyeluhan pegawai ?
NO
BAGAIMANA PROSES PELAKSANAAN BRIEFING OLEH
ATASAN KEPADA BAWAHAN ?
SERING KADANG - KADANG
TIDAK PERNAH
1 Bagaimana reviewing dengan bawahan untuk selalu melakukan penerapan S.O.P pada setiap pekerjaan ?
2 Bagaimana penyampaian informasi – informasi yang dianggap penting ?
3 Bagaimana penyamaan dan pemberitahuan pemikiran dari pimpinan kepada bawahan ?
NO
BAGAIMANA PROSES KOMUNIKASI HORISONTAL
PERTUKARAN PESAN KARYAWAN DI RECEPTION ?
SERING KADANG - KADANG
TIDAK PERNAH
1 Bagaimana proses komunikasi horizontal dilaksanakan dengan cara non – verbal ?
49
NO
BAGAIMANA PROSES PENGGUNAN
LOGBOOK DI BAGIAN RECEPTION ?
SERING KADANG - KADANG
TIDAK PERNAH
1 Apakah staff menulis dan mencantumkan jumlah kamar yang telah check – in pada shift tersebut ?
2 Apakah staff menuliskan total kelengkapan kunci yang tersedia ?
3 Apakah staff menulis dan mencantumkan persediaan expected arrival secara lengkap ?
4 Apakah staff menulis dan melaporkan hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh petugas di shift selanjutnya ?
5 Apakah staff melakukan pengecekan kembali semua persiapan serah terima oleh shift selanjutnya ?
6 Apakah staff mencantumkan bukti serah terima berupa tanda tangan untuk petugas yang telah menerima ?
50
LAMPIRAN IV
BIODATA PENULIS
A. Data Pribadi Nama : Ryan Anugrah Putra Nomor Induk Mahasiswa : 201319504 Tempat/ Tanggal Lahir : Jayapura, 31 Juli 1995 Agama : Islam Alamat : Jl. Cipaku Permai No.1 A, Bandung
B. Data Orang Tua Nama Ayah : Ir. Rusniadi Alamat Ayah : Jl. Sultan Adam Pondok Kelapa III ,No.2A Banjarmasin. Pekerjaan : Swasta Agama : Islam Nama Ibu : Anita Kurniawati, S.E. Alamat Ibu : Jl. Sultan Adam Pondok Kelapa III ,No.2A
Banjarmasin Pekerjaan : PNS Agama : Islam
C. Riwayat Pendidikan Tempat Sekolah Tahun Keterangan
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung 2013 – sekarang - SMA Islam Athirah Bukit Baruga Ujung Pandang
2010 – 2013 Lulus
SMPN 8 Ujung Pandang 2007 – 2010 Lulus
SD Puri Taman Sari Ujung Pandang 2001 – 2007 Lulus
D. Pengalaman Kerja
Nama Perusahaan Tempat Jabatan Tahun Keterangan
Concorde Hotel Shah Alam
Shah Alam
Trainee 2014 Certificate
48
DAFTAR PUSTAKA
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2008. Prilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: Repika Aditama
Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian.
Bagyono. 2006. Manajemen Housekeeping Hotel. Bandung : Alfabeta,cv.
Bartono, P.H. & Ruffino E.M. 2007. Hotel Communication Management.
Yogyakarta: Andi. Bimo Walgito.
Cangara, Hafied H. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tjatjuk, Darsono & Siswandoko. 2011. Sumber Daya Manusia Abad 21. Jakarta:
Nusantara Consulting.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan
kesembilanbelas. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek. Bandung: PT
Remaja. Rosdakarya.
Effendy, Onong Uchjana. 2009. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT
Remaja. Rosdakarya.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik, Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
49
Kuswarno, Engkus. 2011. Etnografi Komunikasi. Bandung: Widya Padjajaran.
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan + Konseling (Studi &Karier). Yogyakarta: CV
Andi Offset.
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja.
Rosdakarya.
Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Sihite, Richard. 2000. Tourism Industry. Surabaya : SIC.
Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABET.
Sualstiyono, Agus. 2007. Teknik dan Prosedur Divisi Kamar pada Bidang Hotel. Bandung.\: Alfabeta,cv.
Sulastiyono, Agus. 2011. Manajemen Penyelenggaraan Hotel.Seri manajemen Usaha Jasa Sarana Pariwisata dan Akomodasi. Alfabeta,cv.
50
LAMPIRAN I
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Pewawancara : Ryan Anugrah Putra
Status : Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Narasumber : Samsul Bahri (Front Office Supervisor)
Tempat Wawancara : Hotel A Banjarmasin
Waktu Wawancara : November 2016
Tujuan : Memperoleh informasi tentang komunikasi internal di bagian Reception Hotel A Banjarmasin
Pertanyaan :
1. Apakah atasan menerapkan kontak dengan tatap muka saat menyampaikan pesan kepada bawahan?
2. Apakah atasan ada pertemuan yang dilakukan oleh kelompok pengawasan? 3. Apakah pertemuan antar atasan dan bawahan bawahan dilakukan secara
periodik? 4. Apakah program speak up yang diterapkan oleh atasan? 5. Apakah pengadaan program kotak keluhan tanpa nama yang dibuat oleh
supervisi untuk resepsionis? 6. Apakah atasan melakukan pertemuan pegawai dengan pemegang saham pada
setiap tahunya? 7. Apakah ada penerapan penggunaan prosedur pengaduan? 8. Apakah atasan mempunyai kuisioner mengenai moral untuk resepsionis? 9. Apakah atasan mempunyai program wawancara dengan resepsionis? 10. Apakah atasan ada kebijakan secara terbuka? 11. Apakah atasan mempunyai program penyuluhan untuk pegawai? 12. Apakah atasan sering melakukan proses Komunikasi dengan cara Verbal
dengan resepsionis?
51
LAMPIRAN II
Berilah tanda checklist pada tabel di bawah ini :
NO
BAGAIMANA PROSES KOMUNIKASI
BAWAHAN TERHADAP ATASAN?
SERING KADANG-KADANG
TIDAK PERNAH
1 Bagaimana resepsionis menerapkan kontak dengan tatap muka saat menyampaikan pesan kepada atasan ?
2 Bagaimana pertemuan yang dilakukan oleh kelompok pengawan untuk resepsionis ?
3 Bagaimana pertemuan antara pemimpin dan resepsionis secara periodic ?
4 Bagaimana program speak up untuk karyawan ?
5 Bagaimana penerapan pengadaan kotak keluhan tanpa nama bagi resepsionis ?
6 Bagaimana pertemuan pegawai dengan pemegang saham pada setiap tahun nya ?
7 Bagaimana penerapan penggunaan prosedur pengaduan bagi resepsionis ?
8 Bagaimana pengadaan kuisioner mengenai moral terhadap resepsionis ?
9 Bagaimana pengadaan wawancara yang dilakukan untuk resepsionis ?
10 Bagaimana penerapan kebijakan secara terbuka untuk resepsionis ?
11 Bagaimana pemberlakuan program penyeluhan pegawai ?
52
NO
BAGAIMANA PROSES PELAKSANAAN BRIEFING OLEH
ATASAN KEPADA BAWAHAN ?
SERING KADANG - KADANG
TIDAK PERNAH
1 Bagaimana reviewing dengan bawahan untuk selalu melakukan penerapan S.O.P pada setiap pekerjaan ?
2 Bagaimana penyampaian informasi – informasi yang dianggap penting ?
3 Bagaimana penyamaan dan pemberitahuan pemikiran dari pimpinan kepada bawahan ?
NO
BAGAIMANA PROSES KOMUNIKASI HORISONTAL
PERTUKARAN PESAN KARYAWAN DI RECEPTION ?
SERING KADANG - KADANG
TIDAK PERNAH
1 Bagaimana proses komunikasi horizontal dilaksanakan dengan cara non – verbal ?
53
NO
BAGAIMANA PROSES PENGGUNAN
LOGBOOK DI BAGIAN RECEPTION ?
SERING KADANG - KADANG
TIDAK PERNAH
1 Apakah staff menulis dan mencantumkan jumlah kamar yang telah check – in pada shift tersebut ?
2 Apakah staff menuliskan total kelengkapan kunci yang tersedia ?
3 Apakah staff menulis dan mencantumkan persediaan expected arrival secara lengkap ?
4 Apakah staff menulis dan melaporkan hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh petugas di shift selanjutnya ?
5 Apakah staff melakukan pengecekan kembali semua persiapan serah terima oleh shift selanjutnya ?
6 Apakah staff mencantumkan bukti serah terima berupa tanda tangan untuk petugas yang telah menerima ?
55
LAMPIRAN IV
BIODATA PENULIS
A. Data Pribadi Nama : Ryan Anugrah Putra Nomor Induk Mahasiswa : 201319504 Tempat/ Tanggal Lahir : Jayapura, 31 Juli 1995 Agama : Islam Alamat : Jl. Cipaku Permai No.1 A, Bandung
B. Data Orang Tua Nama Ayah : Ir. Rusniadi Alamat Ayah : Jl. Sultan Adam Pondok Kelapa III ,No.2A Banjarmasin. Pekerjaan : Swasta Agama : Islam Nama Ibu : Anita Kurniawati, S.E. Alamat Ibu : Jl. Sultan Adam Pondok Kelapa III ,No.2A
Banjarmasin Pekerjaan : PNS Agama : Islam
C. Riwayat Pendidikan Tempat Sekolah Tahun Keterangan
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung 2013 – sekarang - SMA Islam Athirah Bukit Baruga Ujung Pandang
2010 – 2013 Lulus
SMPN 8 Ujung Pandang 2007 – 2010 Lulus SD Puri Taman Sari Ujung Pandang 2001 – 2007 Lulus
D. Pengalaman Kerja Nama Perusahaan Tempat Jabatan Tahun Keterangan
Concorde Hotel Shah Alam
Shah Alam
Trainee 2014 Certificate