kon flik
DESCRIPTION
hahahahaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yang namanya konflik, pasti selalu ada jika sekumpulan individu berinteraksi,
termasuk dalam tim maupun organisasi (dalam hal ini perusahaan). Supaya
konflik berakhir dengan baik dan positif, maka konflik ini harus bisa dikelola
dengan baik. Dalam sebuah organisasi bisnis, salah satu tugas atasan adalah
mengatasi konflik antar karyawannya.
Beberapa perusahaan pastilah pernah menemukan atau mengalami konflik-
konflik antar karyawan. Hal ini barangkali mulai marak terjadi dan sebagian
karyawan menganggap hal ini wajar, tetapi sebenarnya yang namanya konflik
harus diselesaikan dengan baik. Pada dasarnya konflik itu terjadi disebabkan
jeleknya komunikasi dan ketidakjelasan dalam mencapai tujuan bersama.
Karakter masing- masing karyawan pastilah berbeda- beda, namun pada
dasarnya perbedaan adalah kekayaan yang saling melengkapi. Namun,
karakter tersebut perlu dicermati, karena beberapa karyawan kurang bisa
menghargai lingkungan yang berubah- ubah secara tepat. Ada yang lebih suka
kebebasan, ada yang sudah merasa nyaman dan tidak mau diusik dalam
melakukan pekerjaan, atau ada karyawan yang lebih suka dengan instruksi
yang jelas dan tegas, dan banyak lagi karakter lainnya yang bisa menciptakan
konflik. Ada juga konflik antara atasan dan karyawan, jika konflik tidak
segera diatasi maka akan mempengaruhi produktivitas perusahaan dan sangat
mempengaruhi keuntungan dan kemajuan perusahaan. Hal ini sangat
berbahaya.
Melihat betapa pentingnya konflik keharmonisan internal perusahaan, baik
hubungan antar karyawan maupun karyawan dengan atasan. Oleh karena itu,
penulis tertarik untuk menulis makalah ini dengan judul “Konflik
Ketidakharmonisan Internal Perusahaan”.
1
B. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dalam makalah ini:
1. Mengidentifikasi faktor- faktor utama yang mempengaruhi terjadinya
karyawan bermasalah, misalnya: terhadap karyawan yang sangat malas,
tidak disiplin, sangat sensitif, temperamental, dan sangat egosi.
2. Mengetahui bagaiman membentuk tim kerja yang solid dan dinamis
dengan kepemimpinan yang berorientasi membangun motivasi.
3. Mengetahui bagaimana menghadapi pimpinan yang arogan.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan survey data, penulis hanya menggunakan referensi dari
media cetak maupun media internet (online).
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Konflik/ Masalah
Wikipedia, mendefinisikan konflik (inggris: problem) kata yang digunakan
untuk menggambarkan suatu keadaan yang bersumber dari hubungan
antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang
membingungkan.
Dua faktor tersebut antara lain:
a. Konflik biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang harus
diselesaikan.
b. Konflik disadari “ada” saat seorang individu menyadari keadaan yang
ia hadapi tidak sesuai dengan keadaan yang ia inginkan.
B. Lingkungan Internal Perusahaan
Yang dimaksud lingkungan internal perusahaan adalah berbagai hal atau
pihak yang terkait langsung dengan kegiatan sehari- hari organisasi/
perusahaan dan mempengaruhi langsung terhadap setiap program,
kebijakan, hingga “denyut nadi” perusahaan.
3
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
A. Konflik Karyawan
Idealnya seorang manajer yang sekaligus sebagai pemimpin suatu unit
kerja dapat mengetahui kebutuhan, kepribadian, dan masalah-masalah
yang dihadapi karyawannya. Masalah-masalah yang sering dihadapi
karyawan antara lain ketidakpuasan kerja dan motivasi kerja. Kedua
faktor itu berhubungan antara lain dengan gaya kepemimpinan
manajer, manajemen kompensasi, manajemen karir, dan intensitas
hubungan vertikal dan horisontal. Dengan demikian masalah yang
dihadapi karyawan disini lebih ditekankan pada faktor penyebab
eksternal dirinya. Artinya kalau faktor-faktor eksternal tadi tidak
diperbaiki maka kepuasan kerja dan motivasi kerja bakal rendah dan
akan memengaruhi kinerja karyawan. Pada gilirannya akan
memengaruhi kinerja perusahaan.
Sementara itu karyawan bermasalah dapat diindikasikan antara lain
sebagai sifat atau perilaku malas, komitmen kurang, emosional,
kedisiplinan tidak terkendali, kerap bolos kerja, dan egoistis dalam
bekerjasama. Ciri bekerja dan kinerjanya adalah sangat marjinal, asal-
asalan, dan kurang toleran dengan lingkungan. Perilaku tersebut lebih
berkait dengan faktor internal ketimbang eksternal. Faktor internal
karyawan meliputi faktor-faktor pendidikan, usia, pengalaman kerja,
sikap, dan ketrampilan. Namun demikian lemahnya manajemen
kontrol, kurangnya pelatihan dan pengembangan, tidak adilnya
manajemen kompensasi dan karir, rendahnya mutu hubungan
horisontal dan vertikal dapat mendorong terjadinya perilaku negatif
dari karyawan seperti itu.
4
Baik masalah karyawan dan karyawan bermasalah akan dapat
menimbulkan masalah perusahaan yang kronis dan menimbulkan
ongkos mahal. Ujungnya adalah keuntungan perusahaan yang
menurun. Bayangkan misalnya perusahaan harus menanggung beban
kalau produktivitas menurun akibat potensi karyawan yang rendah.
Begitu juga kalau perusahaan harus menghentikan program
produksinya karena banyak karyawan yang malas dan tidak disiplin.
Selain itu bisa menimbulkan kegagalan pendistribusian barang ke pasar
dan ketidakpuasan konsumen dan pelanggan.
Karena masalah-masalah yang dihadapi karyawan pada dasarnya lebih
disebabkan faktor eksternal maka pendekatannya adalah pada sistem
manajemen. Untuk itu yang dapat dilakukan perusahaan antara lain
dengan dengan pendekatan-pendekatan umum:
1. Mengadakan pengkajian mendalam apa saja faktor-faktor eksternal
karyawan yang memengaruhi kepuasan kerja, motivasi kerja, dan
kinerja.
2. Melakukan kajian kekuatan dan kelemahan perusahaan dilihat dari
penerapan sistem manajemen sumberdaya manusia kaitannya
dengan strategi bisnis termasuk dalam hal analisis pekerjaan dan
beban kerja karyawan.
3. Melakukan perbaikan fungsi-fungsi MSDM mulai dari fungsi
rekrutmen dan seleksi karyawan, program orientasi, manajemen
pelatihan dan pengembangan, penempatan karyawan, manajemen
kompensasi, dan manajemen karir.
4. Mengefektifkan keterkaitan strategi bisnis secara sinergis dengan
strategi-strategi lainnya seperti strategi SDM, strategi finansial,
strategi produksi, strategi pemasaran, dan strategi informasi
sebagai suatu kesatuan yang utuh.
5. Melakukan reposisi gaya kepemimpinan yang dinilai tepat
diterapkan di perusahaan.
5
Sementara itu strategi yang dapat dilakukan dalam menghadapi
karyawan bermasalah antara lain dengan pendekatan-pendekatan
umum:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor utama yang memengaruhi
terjadinya karyawan bermasalah misalnya terhadap karyawan yang
malas, tidak disiplin, sangat sensitif, temparamental, dan sangat
egoistis.
2. Melakukan sosialisasi dan internalisasi budaya organisasi atau
korporat, budaya kerja, dan budaya mutu kerja secara intensif;
kalau diperlukan diperlukan tindakan penegakan kedisiplian dan
koreksi yang bergantung pada derajad masalahnya.
3. Melakukan pelatihan dan pengembangan khususnya yang
menyangkut softskills disertai dengan bimbingan dan konseling
kepada karyawan khususnya oleh manajer dan karyawan senior
yang berwibawa.
4. Menerapkan sistem imbalan yang menarik kepada karyawan
berprestasi dan hukuman kepada yang berkinerja dibawah standar
secara obyektif, tegas dan tidak diskriminasi.
5. Mengembangkan sistem umpan balik tentang proses dan kinerja
perusahaan berikut masalah-masalah yang dihadapi perusahaan
dan karyawan dalam membangun suasana pembelajaran yang
dinamis dan merata di semua karyawan; baik dilakukan secara
formal maupun informal.
6. Mengembangkan tim kerja yang solid dan dinamis dengan
kepemimpinan yang berorientasi membangun motivasi dan
transformasional.
Fenomena masalah karyawan dan karyawan bermasalah merupakan
hal yang rutin terjadi di suatu perusahaan. Yang berbeda cuma derajad
dan frekuensinya saja. Mulai dari kondisi yang ringan sampai yang
parah. Karena itu pendekatannya pun ada yang dengan menggunakan
jalur keorganisasian berupa penyusunan strategi dan kebijakan SDM
yang baru dan ada yang hanya dilakukan dengan pendekatan personal.
6
Namun apapun derajadnya, mengatasi masalah karyawan dan
karyawan bermasalah tidak bisa ditunda-tunda; menunggu masalahnya
sudah mencapai titik kritis. Kalau seperti itu maka permasalahannya
akan semakin kampleks. Jadi harus sudah diantisipasi dan segera
diatasi.
B. Konflik Atasan
Bekerja dengan pimpinan bersikap arogan dan sok berkuasa tentu tidak
nyaman. Pimpinan semacam ini biasanya tidak mudah menerima
pendapat staf. Ia cenderung merasa kebijakannya selalu benar dan
harus dipatuhi bawahannya.
Sebagian karyawan terpaksa mengikuti kata-kata bos, meski hatinya
sesak. Sebagian lain mungkin memilih mundur dari pekerjaan sebagai
jalan terbaik.
Dalam dunia kerja, banyak orang berpendapat bahwa mengelola
karyawan (managing people), hanya ditujukan bagi atasan terhadap
bawahannya. Tidak banyak orang yang menyadari bahwa hubungan
kerja dengan atasan juga perlu dikelola. Mengelola hubungan kerja
dengan atasan serupa dengan mengelola hubungan dengan pelanggan.
Kedua hal tersebut berkaitan dengan pengelolaan manusia dan
hubungan baik. Tidak banyak orang yang menyadari pentingnya
memiliki hubungan baik dengan atasan. Sebenarnya, atasan
memainkan peranan penting pada kemajuan karier seseorang. Bagi
bawahan, atasann ialah orang yang merekomendasikan kenaikan gaji
dan promosi. Pada sisi lain, hubungan atasan- bawahan yang tegang
menyebabkan suasana kerja tidak sejahtera dan kesempatan
pengembangan karier menjadi terhambat terutama bagi bawahan.
Jadi, bagaimanakah caranya membangun hubungan atasan- bawahan
yang saling menguntungkan? Mari kita mulai dari beberapa langkah
dasar dibawah ini:
7
Kerjakan Pekerjaanmu dengan Baik dan Patuhi Peraturan
Bekerjalah dengan cerdas dan selesaikan pekerjaanmu dengan baik.
Tunjukkan inisiatif yang tinggi dan terbukalah merima tanggung-
jawab anda. Penting untuk mengenali dengan baik perusahaan anda
dan patuhi kebijakan- kebijakan perusahaan. Anda tidak akan keluar
kantor (selain untuk urusan dinas) pada jam 09.15 pagi apabila jam
kerja di perusahaan anda dimulai dari pukul 09.00 pagi sampai dengan
pukul 06.00 sore.
Pahami Cara Kerja Atasan Anda
Penting memahami cara kerja atasan anda. Cari tahu apakah dia
menekankan pada aspek praktis atau pada nilai-nilai yang mendalam
secara detil. Bekerjalah dengan cerdas dan selesaikan tugasmu sesuai
arahan atasan anda. Apabila atasan anda menyukai hal-hal yang
sederhana dan praktis, jangan berikan ia hal- hal yang mendetil.
Karena dalam jangka panjang anda sendiri yang akan semakin frustasi.
Kemudian, cari tahu apa harapannya terhadap anda. Berkomunikasilah
dengan atasan anda secara kontinu dan mintalah umpan- balik jika
diperlukan. Memenuhi tujuan- tujuan yang diharapkan atasan itu
terbukti sangat penting.
Bekerjalah Sebagai Bagian dari Perusahaan
Bagaimana kerja departemen anda tercermin pada atasan dan juga
bawahan. Ketika departemen anda bekerja-sama, kredibilitas seluruh
personnelnya meningkat. Bersikaplah professional dan pikirkanlah
departemen sebagai satu kesatuan. Bekerja-sama-lah dengan rekan
sekerja anda dan berkembanglah sebagai kesatuan. Untuk mencapai
kesuksesan sebuah departemen atau perusahaan, dibutuhkan kerjasama
tim dan bukan kerja seorang saja.
Selesaikanlah Ketidaksepahaman yang Terjadi
Apa yang anda lakukan apabila anda tidak setuju dengan putusan
bisnis atasan anda? Apakah anda akan memikirkannya terus-menerus
ataukah anda akan menjalankan itu walaupun sukar? Dalam
8
menghadapi dilema seperti ini, lebih baik pikirkan langkah-langkah
yang akan diambil. Perlukah anda bersusah-payah membahas masalah
yang sensitif itu. Jika tidak, barangkali lebih baik tidak perlu bersikeras
membahasnya.
Jangan "Mengancam" Posisi Atasan Anda
Bersikaplah penuh antusias tanpa kesan mengancam posisi atasan
anda. Atasan anda akan tidak suka apabila ia tahu bahwa anda
mengancam posisinya dalam perusahaan.
Bersikaplah Jujur dan Tidak Berjanji Secara Berlebihan
Kunci dalam mengembangkan hubungan kerja yang baik ialah
menempatkan anda pada posisi dimana atasan anda percaya pada
kemampuan anda dan ia dapat mengandalkan ide-ide anda yang baik.
Walaupun ia meyakini kemampuan anda, katakan sejujurnya apabila
anda pikir anda tidak akan dapat memenuhi deadline tertentu. Berikan
penjelasan dan negosiasikan deadline yang lebih realistis. Dengan cara
ini, atasan anda dapat memahami kapabilitas anda lebih baik lagi. Jika
anda mendapatkan masalah, dekati atasan anda dan bertanyalah
padanya. Jika anda menghindari masalah itu, masalah itu tidak akan
selesai dengan sendirinya.
Buatlah atasan anda berpikir dan merasa bahwa anda adalah benar-
benar bawahan yang luarbiasa. Tetapi jika ternyata setelah anda telah
bekerja selama lima tahun tanpa ada tanda-tanda peningkatan gaji,
promosi atau bonus, barangkali inilah waktunya untuk
mempertimbangkan kembali hubungan anda sebagai bawahan dengan
atasan anda. Apabila mengalami situasi ini, anda tahu bahwa inilah
waktunya untuk memperbarui resume anda dan mulai membaca iklan.
9
C. Studi Kasus antara Karyawan dengan Perusahaan
Konflik Buruh dengan PT. Megariamas
Sekitar 500 buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Garmen
Tekstil dan Sepatu-Gabungan Serikat Buruh Independen (SBGTS-
GSBI) PT Megariamas Sentosa, Selasa (23/9) siang ‘menyerbu’
Kantor Sudin Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Jakarta
Utara di Jl Plumpang Raya, Kelurahan Semper Timur, Kecamatan
Koja, Jakarta Utara. Mereka menuntut pemerintah mengambil tindakan
tegas terhadap perusahaan yang mempekerjakan mereka karena
mangkir memberikan tunjangan hari raya (THR).
Ratusan buruh PT Megariamas Sentosa yang berlokasi di Jl Jembatan
III Ruko 36 Q, Pluit, Penjaringan, Jakut, datang sekitar pukuk 12.00
WIB. Sebelum ditemui Kasudin Nakertrans Jakut, mereka menggelar
orasi yang diwarnai aneka macam poster yang mengecam usaha
perusahaan menahan THR mereka. Padahal THR merupakan
kewajiban perusahaan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4/1994 tentang THR.
“Kami menuntut hak kami untuk mendapatkan THR sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Dan jangan dikarenakan ada konflik internal
kami tidak mendapatkan THR, karena setahu kami perusahaan garmen
tersebut tidak merugi, bahkan sebaliknya. Jadi kami minta pihak Sudin
Nakertrans Jakut bisa memfasilitasi kami,” jelas Abidin, koordinator
unjuk rasa ketika berorasi di tengah-tengah rekannya yang didominasi
kaum perempuan itu, Selasa (23/9) di depan kantor Sudin Nakertrans
Jakut. Sekedar diketahui ratusan buruh perusahaan garmen dengan
memproduksi pakaian dalam merek Sorella, Pieree Cardine, Felahcy,
dan Young Heart untuk ekspor itu telah berdiri sejak 1989 ini
mempekerjakan sekitar 800 karyawan yang mayoritas perempuan.
Demonstrasi ke Kantor Nakertrans bukan yang pertama, sebelumnya
ratusan buruh ini juga mengadukan nasibnya karena perusahan
bertindak sewenang-wenang pada karyawan. Bahkan ada beberapa
10
buruh yang diberhentikan pihak perusahaan karena dinilai terlalu
vokal. Akibatnya, kasus konflik antar buruh dan manajemen
dilanjutkan ke Pengadilan Hubungan Industrial. Karena itu, pihak
manajemen mengancam tidak akan memberikan THR kepada
pekerjanya.
Mengetahui hal tersebut, ratusan buruh PT Megariamas Sentosa
mengadu ke kantor Sudin Nakertrans Jakut. Setelah dua jam menggelar
orasi di depan halaman Sudin Nakertrans Jakut, bahkan hendak
memaksa masuk ke dalam kantor. Akhirnya perwakilan buruh diterima
oleh Kasudin Nakertrans, Saut Tambunan di ruang rapat kantornya.
Dalam peryataannya di depan para pendemo, Sahut Tambunan berjanji
akan menampung aspirasi para pengunjuk rasa dan membantu
menyelesaikan permasalahan tersebut. "Pasti kami akan bantu, dan
kami siap untuk menjadi fasilitator untuk menyelesaikan masalah ini,"
tutur Sahut.
Selain itu, Sahut juga akan memanggil pengusaha agar mau
memberikan THR karena itu sudah kewajiban. “Kalau memang
perusahaan tersebut mengaku merugi, pihak manajemen wajib
melaporkan ke pemerintah dengan bukti konkret,” kata Saut Tambunan
kepada beritajakarta.com usai menggelar pertemuan dengan para
perwakilan demonstrasi.
Sesuai peraturan, karyawan dengan masa kerja di atas satu tahun
berhak menerima THR. Sementara bagi karyawan dengan masa kerja
di bawah satu tahun di atas tiga bulan, THR-nya akan diberikan secara
proporsional atau diberikan sebesar 3/12X1 bulan gaji. Karyawan yang
baru bekerja di bawah tiga bulan bisa daja dapat tergantung dari
kebijakan perusahaan.
Saut menambahkan, sejauh ini sudah ada empat perusahaan yang
didemo karena mangkir membayar THR. “Sesuai dengan peraturan H-
7 seluruh perusahaan sudah harus membayar THR kepada
karyawannya. Karena itu, kami upayakan memfasilitasi. Untuk kasus
11
karyawan PT Megariamas Sentosa memang sedang ada sedikit
permasalahan sehingga manajemen sengaja menahan THR mereka.
Namun, sebenarnya itu tidak boleh dan besok kami upayakan
memfasilitasi ke manajemen perusahaan.
Lebih lanjut dikatakannya, untuk kawasan Jakarta Utara tercatat ada
sekitar 3000 badan usaha atau perusahaan di sektor formal. Untuk
melakukan monitoring, pihaknya menugaskan 15 personel pengawas
dan 10 personel mediator untuk menangani berbagai kasus seperti
kecelakaan kerja, pemutusan hubungan kerja, tuntutan upah maupun
upah normatif dan THR. “Kami masih kekurangan personel, idealnya
ada 150 personel pengawas dan 100 personel mediator,” tandas Saut
Tambunan.
Kita bisa liat ini adalah salah satu contoh kasus suatu konflik yang
terjadi dalam suatu organisasi bisa ditekankan disini suatu
perusahan,dimana seorang pemimpin yang tidak bertanggung jawab
dan tidak adil dalam memimpin suatu perusahan.Mereka senantiasa
mempermainkan rakyat kecil dan bertindak sangat tidak bijaksana
sebagai seorang yang memiliki kekuasaan,mereka dengan mudah dapat
mengeluarkan seorang karyawan yang dianggap terlalu vocal dan
maengancam para karyawanya dengan tidak memberikan
THR.Menurut saya ini jelas sangat berpengaruh dalam terjadinya
sebuah konflik ini adalah penyebab utama terjadinya konflik dalam
kasus ini menurut saya bila dalam kasus ini banyak cara untuk
menyelesaikanya mungkin dengan cara mediator atau jika dengan cara
mediator tidak berhasil juga perlu adanya proses hukum karena disini
telah melanggar hak seseorang dan telah melanggar hukum yang
berlaku tentang pemberian THR kepada tenaga kerja. Saya rasa ini
adalah solusi yang mungkin bisa menyelesaikan konflik dalam
perusahaan ini,ada baiknya berikanlah apa yang menjadi haknya
setelah iya mengerjakan kewajibanya.
12
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penulisan makalah “Masalah Internal Perusahaan” penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
1. Kebanyakan terjadi masalah internal perusahaan dapat timbul
karena kurangnya komunikasi baik antar karyawan maupun
karyawan dengan atasan.
2. Kurangnya kesadaran untuk bekerja sama dalam tim, sehingga
seringkali baik karyawan maupun atasan saling “menjatuhkan
satu sama lain”
3. Dari segi karyawan: kurangnya komitmen, kedisiplinan tidak
terkendali, sifat egoistis yang berlebihan.
4. Dari segi atasan: beberapa atasan sering bersikap arogan
terhadap karyawan sehingga menimbulkan rasa
ketidaknyamanan dalam diri karyawan.
5. Lingkungan kerja yang buruk sangat mempengaruhi kesehatan
fisik, mental, dan emosional karyawan.
B. Saran
Adapun saran yang penulis sampaikan utnuk hubungan yang baik
dalam internal perusahaan antara lain:
1. Selesaikanlah ketidaksepahaman yang terjadi baik antar
karyawan maupun dengan atasan.
Jika tidak setuju dengan putusan bisnis rekan atau atasan anda
sebaiknya bicarakan dengan baik, jika masalahnya terlalu
sensitif, lebih baik jangan terlalu susah payah membahasnya.
Lakukan saja apa yang menjai tugas masing- masing.
2. Bekerjalah sebagai bagian dari perusahaan.
Bekerjasamalah dengan rekan sekerja anda dan berkembanglah
sebagai satu kesatuan. Untuk mencapai kesuksesan sebuah
13
organisasi atau perusahaan dibutuhkan kerja sama tim, bukan
seorang saja.
3. Kerjakan pekerjaan dengan baik dan patuhi peraturan
Tunjukkan inisiatif tinggi dan terbukalah untuk menerima
tanggung jawab anda. Patuhilah kebijakan perusahaan.
Contoh kecil: tidak keluar kantor saat jam kerja kecuali urusan
dinas.
4. Untuk menghadapi pimpinan yang arogan.
Cari tahu apa harapannya terhadap karyawan. Berkomunikasi
dengan atasan dan minta umpan balik jika diperlukan.
Memenuhi tujuan- tujuan atasan terbukti sangat penting.
5. Ciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan harmonis
sehingga bekerja bukan menjadi suatu beban baik untuk
karyawan maupun atasan.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://careers.jobstreet.co.id/panduan-karier
http://22.57.16.35/2008/id/beritadetailasp?nNewsId=30547
http://akhmadsudrajat.wordpress.com
http://bloomlaboratory.com
http://id.wikipedia.org
http://wirausahaindonesia.com
http://sudarta.blogspot.com
http://tanyahukum.com
Pendapat Prof. Dr. Ir. H. Sjahfri Mangkupawira
15