kondisi perekonomian indonesia digambarkan pengamat ekonomi iman sugema mengalami pergeseran dari...

2
Kondisi perekonomian Indonesia digambarkan pengamat ekonomi Iman Sugema mengalami pergeseran dari klain “so good” ke “so bad”. Faktornya, terutama karena hempasan gelombang krisis ekonomi global sekutar bulan September-Oktober lalu. Perekonomian saat ini diibaratkan pula layaknya pergantian cuaca yang mengalami anomali saat terjadi perubahan. Pemerintah selalu menyatakan pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan dengan nilai tukar rupiah yang relatif stabil. “Tahun ini bisa disebut sebagai tahun turning point atau titik balik, dari kondisi ekonomi yang dikatakan so good ke so bad,” kata ekonom Komite Bangkit Indonesia ini. Pontang-pantingnya pemerintah menyiapkan dan mengantisipasi dampak krisis, menurutnya merupakan cermin bahwa Indonesia belum memiliki fundamental ekonomi yang kuat, seperti yang dikatakan pemerintah selama ini. Dampak krisis global, mulai terasa sejak bulan Oktober lalu. “Perekonomian kita saat ini lemah. Tidak mungkin sebuah perekonomian yang secara fundamental kuat, berubah dalam waktu 1 bulan. Ini menunjukkan bahwa kondisi fundamental ekonomi Indonesia tidak didukung dengan baik. Kinerja pemerintah di bidang ekonomi terlihat baik karena faktor-faktor eksternal. Misalnya, ekspor membaik karena harga-harga internasional dalam posisi yang bagus. Sebaliknya, ketika harga internasional turun, ekspor Indonesia juga mengalami penurunan. Melemahnya permintaan ekspor telah mengakibatkan perusahaan yang berorientasi ekspor gulung tikar. Pasalnya, lebih dari 95 persen ekspor ditujukan ke negara-negara yang mengalami resesi, seperti Amerika, Eropa Barat, dan Jepang. Akhir- akhir ini terutama menjelang hari raya idul fitri barabg – barang terutama sembako mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi.Hal ini sangat meresahkan warga.

Upload: sayyidah-auliany-aminy

Post on 05-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ds

TRANSCRIPT

Page 1: Kondisi Perekonomian Indonesia Digambarkan Pengamat Ekonomi Iman Sugema Mengalami Pergeseran Dari Klain

Kondisi perekonomian Indonesia digambarkan pengamat ekonomi Iman Sugema mengalami pergeseran dari klain “so good” ke “so bad”. Faktornya, terutama karena hempasan gelombang krisis ekonomi global sekutar bulan September-Oktober lalu.

Perekonomian saat ini diibaratkan pula layaknya pergantian cuaca yang mengalami anomali saat terjadi perubahan. Pemerintah selalu menyatakan pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan dengan nilai tukar rupiah yang relatif stabil.

“Tahun ini bisa disebut sebagai tahun turning point atau titik balik, dari kondisi ekonomi yang dikatakan so good ke so bad,” kata ekonom Komite Bangkit Indonesia ini.

Pontang-pantingnya pemerintah menyiapkan dan mengantisipasi dampak krisis, menurutnya merupakan cermin bahwa Indonesia belum memiliki fundamental ekonomi yang kuat, seperti yang dikatakan pemerintah selama ini. Dampak krisis global, mulai terasa sejak bulan Oktober lalu.

“Perekonomian kita saat ini lemah. Tidak mungkin sebuah perekonomian yang secara fundamental kuat, berubah dalam waktu 1 bulan. Ini menunjukkan bahwa kondisi fundamental ekonomi Indonesia tidak didukung dengan baik.

Kinerja pemerintah di bidang ekonomi terlihat baik karena faktor-faktor eksternal. Misalnya, ekspor membaik karena harga-harga internasional dalam posisi yang bagus. Sebaliknya, ketika harga internasional turun, ekspor Indonesia juga mengalami penurunan.

Melemahnya permintaan ekspor telah mengakibatkan perusahaan yang berorientasi ekspor gulung tikar. Pasalnya, lebih dari 95 persen ekspor ditujukan ke negara-negara yang mengalami resesi, seperti Amerika, Eropa Barat, dan Jepang.

Akhir- akhir ini terutama menjelang hari raya idul fitri barabg – barang terutama sembako mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi.Hal ini sangat meresahkan warga.

Diberbagai wilayah jumlah pasokan minyak tanah mulai dikurangi meskipun konfersi minyak tanah ke gas belum tuntas semua.Ada juga warga yang enggan menggunakan gas elpiji karena menurut mereka terlalu berbahaya.Tidak sedikit kecelakaan yang timbul akibat gas elpiji.Yang sering terjadi adalah meledaknya gas elppiji.

Untuk mencukupi kebutuhan pangan sehari – hari saja sudah cukup sulit apalagi kalau harus ditambah dengan biaya kesehtan yang tidak bisa dibilang murah.Apalagi penyakit yang belum ada obatnya untuk menyembuhkannya sehingga harus tergantung pada obat-obatan.Salah satu penyakit yang yang biaya pengobtannya mahal adalah Diabetes mellitus.Penyakit ini belum ada obat untuk mencegahnya tetapi hanya untuk menurunkan kadar gula saja.Itu pun sifatanya harus dikonsumsi terus menerus.

Akhir – akhir ini penyakit Diabetes mellitus tidak hanya disebabkan oleh faktor keturunan ( genetika ) melainkan disebabkan oleh pola makan.