konflik batin tokoh utama dalam kumpulan cerpen …eprints.ums.ac.id/70232/11/naskah...
TRANSCRIPT
KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM KUMPULAN CERPEN
JODOH KARYA A. A. NAVIS DAN RELEVANSINYA DENGAN
BAHAN AJAR SASTRA DI SMA: KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
oleh:
MAASFHIA ASRIANI
A310140086
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
HALAMAN PERSETUJUAN
KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM KUMPULAN CERPEN
JODOH KARYA A. A. NAVIS DAN RELEVANSINYA DENGAN
BAHAN AJAR SASTRA DI SMA: KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
MAASFHIA ASRIANI
A310140086
Telah diperikasa dan disetujui untuk diuji
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ali Imron Al Ma’ruf, M. Hum.
NIDN: 0030085701
ii
HALAMAN PENGESAHAN
KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM KUMPULAN CERPEN
JODOH KARYA A. A. NAVIS DAN RELEVANSINYA DENGAN BAHAN
AJAR SASTRA DI SMA: KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA
Oleh:
Maasfhia Asriani
A310140086
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada hari Kamis, 13 Desember,
2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
1. Prof. Dr. Ali Imron Al Ma’ruf, M. Hum.
(Ketua Dewan Penguji) (..........................................)
2. Drs. Adyana Sunanda, M.Pd.
(Anggota I Dewan Penguji) (..........................................)
3. Drs. Zainal Arifin, M.Hum.
(Anggota II Dewan Penguji) (..........................................)
Dekan,
(Prof. Harun Joko Prayitno, M. Hum.)
NIDN: 002804650
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam penyusunan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, November 2018
Maasfhia Asriani
A310140086
1
KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM KUMPULAN CERPEN
JODOH KARYA A. A. NAVIS DAN RELEVANSINYA DENGAN BAHAN
AJAR SASTRA DI SMA: KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan latar sosio-historis A. A. Navis,
(2) memaparkan struktur yang membangun kumpulan cerpen Jodoh karya A. A.
Navis, (3) mengungkap konflik batin tokoh utama yang terdapat dalam kumpulan
cerpen Jodoh karya A. A. Navis, (4) mendeskripsikan relevansi kumpulan cerpen
Jodoh karya A. A. Navis dengan bahan ajar Bahasa Indonesia di SMA. Penelitian
ini mengunakan metode penelitian deskriptif kualitiatif. Data penelitian ini adalah
kalimat yang menunjukkan konflik batin tokoh utama dalam lima cerpen pada
kumpulan cerpen Jodoh karya A. A. Navis. Sumber data berasal dari kumpulan
cerpen Jodoh karya A. A. Navis. Data tersebut divalidasi dengan teknik
triangulasi teori. Teknik analisis data menggunakan model pembacaan semiotik
terdiri atas pembacaan heuristik dan heurmeneutik. Hasil penelitian ini (1) latar
sosio-historis A. A. Navis adalah sastrawan dan budayawan yang lahir pada
tanggal 17 November 1924 di Padang; (2) struktur dalam kumpulan cerpen Jodoh
karya A. A. Navis terdiri dari tema dan fakta cerita. Tema dari ke-lima cerpen
dalam kumpulan cerpen ini tentang persoalan kehidupan tokoh utama sebelum
dan sesudah bertemu jodoh. Fakta cerita terdiri atas alur, karakter dan latar. Alur
dalam kumpulan cerpen Jodoh karya A. A. Navis ini terdiri atas alur maju dan
alur mundur. Tokoh yang ditampilkan dipadang dari dimensi sosiologis dan
psikologis. Latar kelima cerpen dalam kumpulan cerpen Jodoh karya A. A. Navis
memiliki kesamaan yaitu mengambil latar daerah Sumatra Barat; (3) Konflik batin
yang terdapat dalam kumpulan cerpen Jodoh terdiri atas konflik mendekat –
mendekat, konflik mendekat – menjauh, konflik menjauh – menjauh, dan (4) hasil
penelitian ini diimplementasikan pada pembelajaran sastra di SMA kelas XI
dengan KD 3.9 dan 4.9 dan sesuai dengan kriteria bahan ajar sastra SMA.
Kata Kunci: Konflik Batin, Psikologi Sastra, Kumpulan Cerpen Jodoh karya A.
A. Navis, Pembelajaran Sastra di SMA.
Abstract
The purpose of this study is (1) to describe the socio-historical setting of A A.
Navis, (2) to describe the structure that builds a collection of Jodoh short stories
by AA Navis (3) revealing the inner conflicts of the main characters in AA
Navis's collection of short stories (4 ) describe the relevance of the collection of
Jodoh short stories by AA Navis with Indonesian language teaching materials at
ŚMA. This study uses descriptive qualitative research methods. This research data
is a sentence that shows the inner conflict of the main character in five short
stories in the collection of Jodoh short stories by A. A. Navis. Source of Jodoh
short stories by A. A. Navis. The data is validated by theoretical triangulation
techniques. Data analysis techniques using a semiotic reading model consisting of
2
data derived from a collection of A. Navis; (2) the structure in the collection of
Jodoh short stories by A. A. Navis consists of themes and facts of the story. The
theme of the five short stories in this short story collection is about the life issues
of the main characters before and after meeting a soul mate. The facts of the story
consist of plot, character and setting. The flow in the collection of Jodoh short
stories by A. A Navis consists of forward grooves and backward grooves. Figures
are displayed in the sociological and psychological dimensions. The background
of the five short stories is in a collection of heuristic and short stories. The results
of this study (1) the socio-historical setting of the soul mate of AA Navis has a
similarity in taking the background of West Sumatra (3) Inner conflict contained
in the collection of short stories consists of conflicts approaching - approaching,
conflict approaching - away, conflict away - away, and (4) the results of this study
were implemented in literary learning in class XI high schools with KD 3.9 and
4.9 and in accordance with the criteria of high school literary teaching materials.
Keywords: Inner Conflict, Literary Psychology, Matchmaking Short Story
collection by A. A. Navis, Literature Learning in High School.
1. PENDAHULUAN
Sastra merupakan ekspresi pengarang atas berbagai fenomena yang terjadi di
tengah masyarakat. Hal ini menunjukan akan pentingnya karya sastra sebagai
perekam berbagai persoalan zamannya. Mulai dari ketidakadilan sosial,
kemiskinan, perselingkuhan, perceraian, kawin paksa, perkelahian, perebutan
kekuasaan, modernisasi, sampai ke persoalan eksistensial kemanusiaan dan
kebudayaan masyarakat. Teeuw (1983:1) berpendapat bahwa setiap cipta
sastra atau karya seni, merupakan aktualisasi atau realisasi tertentu dari
sebuah realitas sosial budaya masyarakat. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di
masyarakat yang menyangkut Tuhan, kemanusiaan, sosial budaya, serta
persoalannya senantiasa terekam dalam karya sastra. Itulah sebabnya,
dinyatakan bahwa memahami sastra dapat pula dikatakan memahami
manusia, Tuhan, lingkungan alam, serta hubungan antaranya.
Karya sastra yang ditulis oleh penulis pada dasarnya menampilkan
kejadian atau peristiwa. Kejadian atau peristiwa yang terdapat dalam karya
sastra dihidupkan oleh tokoh-tokoh yang memegang peran penting dalam
sebuah cerita. Melalui tokoh inilah seorang penulis menciptakan peristiwa-
peristiwa yang melukiskan kehidupan manusia yang berbeda-beda. Perbedaan
inilah yang menyebabkan terjadinya konflik batin tokoh utama dalam
3
kumpulan cerpen, baik konflik dengan keluarga, orang lain, lingkungan dan
dirinya sendiri. Karya sastra yang dihasilkan penulis selalu menampilkan
tokoh yang memiliki karakter sehingga karya sastra juga menggambarkan
kejiwaan. Sehingga, karya sastra selalu terlibat dalam segala aspek
kehidupan, tidak terkecuali aspek kejiwaan dan psikologi.
Menurut Robert S. Woodworth dan marquis DG (dalam Al Ma’ruf,
2017:105) psikologi adalah suatu ilmu ilmu pengetahuan yang mempelajari
aktivitas dan tingkah laku individu dalam hubungan dengan alam sekitarnya.
Bagi Kartono (1996:1), psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang tingkah
laku dan kehidupan psikis (jiwani) manusia. Jiwa secara harfiah berarti daya
hidup. Oleh karena jiwa merupakan pengertian yang abstrak, makan orang
cenerung mempelajari bentuk tingkah laku manusia sepanjang hidupya.
Psikologi sastra memliki peran penting dalam pemahaman sastra.
Semi (dalam Al Ma’ruf, 2017:108), ada beberapa kelebihan penggunaan
psikologi sastra yaitu (1) psikologi sastra sangat sesuai untuk mengkaji secara
dalam aspek perwatakan, (2) pendekatan psikologi sastra dapat memberikan
umpan balik bagi kepada penulis tentang permasalhan perwatakan yang
dikembangkannya, dan (3) psikologi sastra sangat membantu penelaah dalam
menganalisis karya sastra dan dapat membantu pembaca dalam memahami
karya sastra.
Cerpen tidak hanya sebagai karya sastra untuk hiburan saja. Dewasa
ini cerpen merupakan karya sastra yang perlu dikaji karna penting sebagai
bahan ajar siswa SMP maupun SMA. Bahwasannya siswa dapat memahami
kaidah struktur, memahami isi teks cerita pendek dan dapat mengintrepretasi
teks cerita pendek. Merebaknya cerita pendek dapat menguntungkan
pembelajaran sastra di sekolah. Oleh karena itu pentingnya pemahaman siswa
tentang cerita pendek sangat diperlukan.
Sehubungan dengan uraian di atas, peneliti tertarik meneliti konflik
batin tokoh utama yang terkandung dalam kumpulan cerpen Jodoh karya
A.A. Navis. Dari sepuluh cerita pendek tersebut, penulis membatasi dengan
menganilis 5 cerpen, diantaranya adalah, “Jodoh”, “Cina Buta”, “Perebutan”
4
“Kawin”, dan “Kisah Seorang Pengantin”. Analisis struktural dalam cerpen
diutamakan pada analisis tema, fakta cerita berupa alur, karakter dan latar.
Selanjutnya penulis menganalisis konflik batin tokoh utama yang terkandung
dalam kalimat mengunakan kajian psikologi sastra. Kemudian hasil penelitian
ini dapat direlevansi dengan bahan ajar sastra di sekolah menengah atas.
Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan latar sosio-historis
A. A. Navis, (2) memaparkan struktur yang membangun kumpulan cerpen
Jodoh karya A. A. Navis, (3) mengungkap konflik batin tokoh utama yang
terdapat dalam kumpulan cerpen Jodoh karya A. A. Navis, (4)
mendeskripsikan relevansi kumpulan cerpen Jodoh karya A. A. Navis dengan
bahan ajar Bahasa Indonesia di SMA.
Menyajikan penelitian yang relevan bertujuan untuk mengetahui
keaslian suatu penelitian. Kajian pustaka berfungsi untuk memberikan
pemaparan tentang penelitian sebelumnya. Kajian terhadap hasil penelitian
sebelumnya ini hanya akan dipaparkan beberapa penelitian sejenis yang
berkaitan dengan permasalahan. Berikut penelitian-penelitian terdahulu, yang
sesuai dengan kajian yang dikaji dalam penelitian ini.
Penelitian pertama dilakukan oleh Sutra, Dewi (2015) dalam
skripsinya yang berjudul “Konflik Batin dalam Novel Malam Hujan karya
Hary B. Keri’un Tinjauan Psikologi sastra”. Penelitian ini mengasilkan 23
konflik. Berdasarkan jenis konfliknya melawan orang lain terdapat 15
konflik, melwan diri sendiri terdapat 5 konflik, sedangkan melawan alam ada
3 konflik.
Penelitian kedua dilakukan oleh Sudigdo, Anang (2014) dalam
jurnalnya yang berjudul “Konflik batin tokoh utama dalam novel Tumbuh di
Tengah Badai karya Herniwaty Moecham”. Penelitian ini menunjukan bahwa
konflik batin pada tokoh utama yaitu Id dan Superego.
5
2. METODE
Penelitian ini mengunakan metode penelitian deskriptif kualitiatif. Strategi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi penelitian terpancang
(embedded reasearch). Data penelitian ini adalah kalimat yang
menunjukkan konflik batin tokoh utama dalam lima cerpen pada kumpulan
cerpen Jodoh karya A. A. Navis. Lima cerpen tersebut berasal dari 10
cerpen pada kumpulan cerpen Jodoh karya A. A. Navis yang menunjukan
konflik batin tokoh utama, sehingga cerpen tersebut dapat dijadikan sebagai
data pada penelitian ini. Teknik pengumpulan data mengunakan teknik
teknik pustaka, simak, dan catat. Data tersebut divalidasi dengan teknik
triangulasi teori. Teknik analisis data menggunakan model pembacaan
semiotik terdiri atas pembacaan heuristik dan heurmeneutik.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Latar Sosio-Historis A. A. Navis
Penelitian ini memaparkan riwayat hidup, karya-karya sastra, latar sosial
budaya, dan karakteristik pengarang A. A. Navis.
A.A. Navis lahir di Kampung Jawa, Padang Panjang, Sumatra Barat,
pada 17 November 1924. Ia merupakan anak sulung dari lima belas
bersaudara. Berbeda dengan kebanyakan putra Minangkabau yang senang
merantau, A.A. Navis telah memateri dirinya untuk tetap tinggal di tanah
kelahirannya. Ia berpendapat bahwa merantau hanyalah soal pindah tempat
dan lingkungan, tetapi yang menentukan keberhasilan tetaplah kreativitas
itu sendiri.
Pada tahun 1957 A. A. Navis menikah dengan Aksari Yasin ( 1957–
2003). Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai tujuh orang anak yakni
Dini Akbari, Lusi Berbasari Dedi Andika, Lenggogini, Gemala Ranti,
Rinto Amanda, dan Rika Anggraini, serta 13 cucu. Setelah menikah,
istrinya juga ikut membantu pekerjaannnya sebagai sastrawan. Apabila Ia
sedang menulis sebuah cerita, istrinya selalu mendampinginya dan
membaca setiap lembar karangannya. Ia memperhatikan reaksi istrinya
6
ketika membaca dan itu yang dibuatnya sebagai ukuran bahwa tulisannya
sesuai atau tidak dengan keinginannya. Haji Ali Akbar Navis meninggal di
Padang, Sumatera Barat, pada 22 Maret 2003 pada umur 78 tahun. Ia
dikebumikan di TPU (Tempat Pemakaman Umum) Tunggul Hitam
Padang.
Karya tulis A.A Navis berupa novel, cerpen, puisi dan otobiografi.
Novel karya A. A. Navis antara lain, Gerhana (2004), Di Lintasan
Mendung (1983), Di sepanjang Pantai Purus (1971), Saraswati: Si Gadis
dalam Sunyi (1970), Padang Kota Tercinta ( 1969), Kemarau (1967),
Kembali dari Alam Barzakh (1967), Pak Kantor (1957).
Cerpen karya A.A Navis anatara lain, Antologi Lengkap Cerpen
A.A. Navis (2005), Bertanya Kerbau Pada Pedati: kumpulan cerpen
(2002), Kabut Negeri si Dali: Kumpulan Cerpen (2001), Jodoh:
Kumpulan Cerpen (1999), Hujan Panas dan Kabut Musim: Kumpulan
Cerita Pendek (1990), Bianglala: Kumpulan Cerita Pendek (1963),
Robohnya Surau Kami (1955).
Puisi karya A.A Navis anatara lain, Dermaga Lima Sekoci (2000),
Dermaga dengan Empat Sekoci: Kumpulan Puisi (1975). Terakhir
Otobiografi karya A.A Navis anatara lain, Otobiografi A.A. Navis: Satiris
dan Suara Kritis dari Daerah (1994), Pasang Surut Pengusaha Pejuang:
Otobiografi Hasjim Ning (1986).
Julukan yang diberikan pada Navis adalah "pencemooh nomor
wahid" dan "sastrawan satiris ulung". Julukan itu muncul dalam berbagai
tulisan tentang Navis, antara lain sebagaimana yang muncul dalam
majalah Sastra, Volume I, Edisi 3 Juli 2002. Gelar sebagai "pencemooh
nomor wahid" atau "satiris ulung" itu tentu saja berkorelasi dengan gaya
penulisan dan penggambaran karakter tokoh-tokoh yang kritis terhadap
berbagai persoalan kehidupan dalam karya-karyanya.
Cerpen pertamanya "Robohnya Surau Kami" terbit dalam majalah
Kisah tahun 1955, Navis mengejutkan pembaca sastra Indonesia dengan
sindiran yang amat tajam terhadap pelaksanaan kehidupan beragama,
7
disusul dengan novelnya yang berjudul Kemarau (1967). Novel ini
menggambarkan bagaimana konyolnya manusia-manusia dalam
menghadapi cobaan dari Tuhan, yaitu kemarau yang panjang.
Penggambaran seperti itu muncul lagi dalam cerpennya yang berjudul
"Jodoh". Berbagai cemoohan terhadap tradisi, takhyul, rendahnya
kedudukan perempuan, serta gaya hidup hedonis dengan menghamburkan
uang untuk perhelatan sebagai "keharusan sosial" juga mewarnai karya-
karyanya.
Minat pokok Navis yang menjadi tema-tema karya-karyanya
berkisar di seputar masalah manusia dan kemanusiaan seperti penderitaan,
kegetiran, kebahagiaan, dan harapan. Warna lokal atau kedaerahan
Minangkabau yang kuat merupakan sisi lain yang menarik dalam karya
Navis. Melalui karya-karyanya, Navis berhasil menempatkan idiom-idiom
lokal Minangkabau dengan tetap menempatkannya dalam konteks yang
lebih luas, yakni persoalan bangsa dengan konsep yang universal.
3.2 Struktur Cerpen dalam Kumpulan Cerpen Jodoh Karya A. A.
Navis
Menurut Stanton (2007:20) unsur pokok pembangun struktur karya sastra,
meliputi tema, fakta-fakta cerita (karakter, alur, dan latar), sarana –sarana
sastra ( judul, sudut pandang, gaya bahasa, simbolisme, dan ironi.
Penelitian ini memaparkan struktur cerpen berupa tema dan fakta cerita
yang terdapat dalam kumpulan cerpen Jodoh karya A. A. Navis yang
terdiri atas cerpen “Jodoh”, “Cina Buta”, “Perebutan”, “Kawin”, dan
“Kisah Seorang Pengantin”.
Tema cerpen “Jodoh” ini adalah tentang keenganan akan pernikahan
karena adat istiadat dan alasan ekonomi. Badri mendambakan wanita yang
cukup sempurna untuk dijadikan istri. Karna adat istiadat pula Badri
menggangap pernikahan hanya akan membuat hidupnya makin sulit.
Gajinya saja hanya dapat menghidupi dirinya sendiri, ketakutan akan
pernikahan terlihat dari cara si Badri menerangkan akan kemungkinan-
8
kemungkinan setelah pernikahan seperti memberi nafkah istri, biaya
persalinan dan biaya persekolahan anak nantinya.
Alur yang digunakan dalam cerpen “Jodoh” adalah alur maju. Konflik
internal yang terdapat dalam cerpen ini adalah tentang keberanian Badri
untuk menikah, dari awal ketakutan dan akhirnya menggangap kenyataan
pernikahan tak semenakutkan bayangan Badri. Karakter utama dalam
cerpen “Jodoh” adalah tokoh laki-laki/ Si Badri dan tokoh perempuan/ Si
Lena. Dimensi Fisiologis tokoh laki-laki/ Si badri dijelaskan dari segi
umur dan jenis kelamin. Segi Sosiologis dan Psikologis tokoh laki-laki/ Si
Badri mewakili status sosial masyrakat menengah tetapi memliki
idealisme yang cukup kuat tentang lapagan sosial dan kebudayaan akan
perkawinan. Kemudian tokoh perempuan/ Si Lema dalm Dimensi sosial
dujelaskan dengan kondisi fisik, umur dan jenis kelamin. Dari segi
Sosiologis dijelakan tentang pekerjaan tokoh perempuan / Si Lena. Latar
yang digambarkan dalam cerpen Jodoh ini adalah sebuah kota di daerah
Minangkabau.
Tema cerpen “Cina Buta” ialah penyesalan seorang laki-laki karna
kekhilafannya di masa muda karena sebuah pengorbanan. Alur yang
digunakan dalam cerpen “Cina Buta” adalah alur mundur. Konflik internal
yang terdapat dalam cerpen ini adalah tentang penyesalan yang pernah
dilakukan Tokoh utama di masa mudanya, rela berkorban untuk rujuknya
kedua orang tua kekasihnya. Karakter utama dalam cerpen “Cina Buta”
adalah tokoh laki-laki/ Si Nas, tokoh perempuan/ Nurma, Mama Nurma
dan Papa Nurma. Dimensi Fisiologis tokoh laki-laki/ Si Nas dijelaskan
jenis kelamin. Segi Sosiologis dan Psikologis tokoh laki-laki/ Si Nas
mewakili status sosial masyrakat menengah ke bawah karena dijelaskan
dengan hidupnya yang cukup memprihatinkan. Kemudian tokoh
perempuan/ Nurma dalam dimensi sosial dujelaskan dengan dan jenis
kelamin. Dari segi Sosiologis dijelakan tentang pekerjaan tokoh
perempuan / Nurma. Kemudian Tokoh Mama dan papa Nurma hanya
9
dijelaskan dari segi kelamin saja. Latar yang digambarkan dalam cerpen
“Cina Buta” ini adalah sebuah rumah di daerah Padang.
Tema dalam cerpen “Perebutan” ini adalah seorang pemuda
tampan bernama Marabunsu yang diperebutkan oleh perempuan-
perempuan yang menjadi teman sekantornya. Alur yang digunakan dalam
cerpen “Perebutan” adalah alur maju. Konflik internal yang terdapat
dalam cerpen ini adalah tentang tiga wanita yang merebutkan hati
Marabunsu, akhir dari kisah ini, Marabunsu tidak memilih salah satu deri
ketiga wanita yang merebutkannya. Karakter utama dalam cerpen
“Perebutan ” adalah tokoh laki-laki/ Marabunsu dan tokoh perempuan/Eta,
Lisa, dan Cuni. Dimensi Fisiologis tokoh laki-laki/ Marabunsu dijelaskan
dari segi umur, jenis kelamin dan keadaan fisik. Segi Sosiologis dan
Psikologis tokoh laki-laki/ Marabunsu mewakili status sosial dan
pekerjaan. Kemudian tokoh perempuan/ Lisa dan Eta dijelaskan dalam
Dimensi Fisiologis berupa jenis kelamin, dan keadaan fisik. Sedangkan
Cuni dijelaskan dalam Dimensi Fisiologis berupa jenis kelmain, keadaan
fisik dan juga segi umur. Latar yang digambarkan dalam cerpen
“Perebutan” ini adalah di kantor di daerah Minangkabau.
Tema dari cerpen “Kawin” ini ialah seorang pemuda asal Sumatra
Barat, yang pergi merantau ke Jakarta, dia seorang aktivis organisasi
mahasiswa dengan idealisme untuk menikah antar suku pupuslah sudah,
karena sang Ibu telah menjodohkannya dengan anak kakak ibunya sendiri.
Alur yang digunakan dalam cerpen Kawin adalah alur maju. Konflik
internal yang terdapat dalam cerpen ini adalah tentang seorang laki-laki
yang pergi merantau untuk berkuliah di Jakarta harus kembali ke desanya
untu dinikahkan dengan saudara dekatnya sendiri karena alasan adat.
Karakter utama dalam cerpen “Kawin” adalah tokoh laki-laki/ Ismet dan
tokoh perempuan/ Mak Adang dan Hasni. Dimensi Fisiologis tokoh laki-
laki/ Ismet hanya dijelaskan dari jenis kelamin saja. Segi Sosiologis dan
Psikologis tokoh laki-laki/ Ismet dejalaskan dari pekerjaan dan
prisnispnya akan pernikahan atas ras dan suku. Kemudian tokoh
10
perempuan/ Mak Adang dan Hasni dijelaskan dalam Dimensi Fisiologis
berupa jenis kelamin, dan keadaan fisik. Latar yang digambarkan dalam
cerpen “Kawin” ini adalah di desa dekat Danau Maninjau.
Tema dari cerpen “Kisah Seorang Pengantin” ini ialah seorang
gadis yang tinggal bersama ayah ibu tiri karena ditinggal mati kedua
orang tuanya. Diumurnya yang sudah dewasa ia dijodohkan oleh orang
tua tirinya, pernikahan yang dianggap sebagai penawar penderitaan
ternyata tetap menyiksa batinya. Alur yang digunakan dalam cerpen
“Kisah Seorang Pengantin” adalah alur maju. Konflik internal yang
terdapat dalam cerpen ini adalah tentang Mely, seorang gadis 23 tahun
yang tinggal bersama kedua orang tua tirinya, harus menentkan pilihan
jodoh yang telah disiapkan, sebuah pernikahan yang harusnya mengubah
hidupnya menjadi lebih baik malah membuat hidupnya makin sengsara.
Karakter utama dalam cerpen “Kisah Seorang Pengantin ” adalah tokoh
perempuan/ Meli dan tokoh Laki-laki/ Jalal. Tokoh perempuan/ Meli
dijelaskan Dimensi Fisiologis berupa jenis kelamin dan umur. Kemudian
Dimensi Fisiologis tokoh laki-laki/Jalaj dijelaskan dari jenis kelamin dan
keadaan fisik. Latar yang digambarkan dalam Cerpen “Kisah Seorang
Pengantin” ini ialah sebuah rumah di daerah Minangkabau. Tidak
dijelaskan dari segi suasana maupun keadaan tapi terdapat dalam
panggilan khas Minangkabau.
3.3 Konflik Batin dalam Kumpulan Cerpen Jodoh Karya A. A. Navis
Penelitian ini memaparkan konflik batin dalam kumpulan cerpen Jodoh
karya A. A. Navis yang terdiri atas cerpen “Jodoh”, “Cina Buta”,
“Perebutan”, “Kawin”, dan “Kisah Seorang Pengantin”.
Konflik batin masalah intern bagi manusia karena adanya
perbedaan pendapat atau pertentangan yang mengakibatkan sebuah
konflik, konflik batin sangatlah erat dengan kejiwaan bagi kehidupan
manusia. Konflik batin dapat dicari atau bahkan ditemukan pada
kehidupan nyata oleh pengarang. Sarwono (2014:141) membagi konflik
menjadi tiga, yaitu:
11
a. Konflik mendekat- mendekat (apparoach – apparoach conflict), yaitu
individu dihadapkan kepada dua atau lebih tujuan yang sama-sama
meiliki nilai positif, dimana individu harus memilih satu dari beberapa
pilihan tersebut.
b. Konflik mendekat – menjauh (apparoach – avoidance conflict),
dimana objek yang menjadi tujuan menjadi nilai yang positif dan
negatif sekaligus.
c. Konflik menjauh – menjauh (avoidance – avoidance conflict), yaitu
individu dihadapkan pada dua pilihan yang sama –sama mempunyai
nilai negatif yang harus dihindari.
Konflik batin tokoh Badri dalam Cerpen “Jodoh” ditampilkan dengan
konflik eksternal yaitu suatu konflik yang menjadi alasan tokoh utama/
Badri enggan menikah. Kemudian, konflik mendekat-menjauh juga
ditampilkan dalam Cerpen “Jodoh” ini, tentang dilema tokoh Badri untuk
menikah.
Konflik batin tokoh Nas dalam cerpen “Cina Buta” ditampilkan dengan
konflik internal dalam jiwa tokoh utama yang nampak menyesali
perbuatan yang telah dilakukannya di masa mudanya. Kemudian, konflik
menjauh - menjauh juga ditampilkan dalam cerpen “Cina Buta” ini,
tentang tokoh Nas yang harus mengorbankan hubungannya untuk
menyelamatkan perkawinan orang tua kekasihnya.
Konflik batin tokoh Marabunsu dalam cerpen “Perebutan”
ditampilkan dengan konflik eksternal yaitu tentang tiga gadis yang
memperebutkan Marabunsu. Kemudian, Konflik mendekat - menjauh juga
ditampilkan dalam Cerpen “Perbutan” ini, tentang Tokoh Marabunsu yang
harus memilih salah satu dari ketiga gadis tersebut atau harus menerima
konsekuensi buruk dari Ayah Lisa yang tak suka bila Marabusnu menolak
lamaran Lisa.
Konflik batin tokoh Ismet dalam cerpen “Kawin” ditampilkan dengan
konflik Eksternal yaitu tentang tokoh utama yang merasa tersakiti oleh
12
kehendak ibunya, untuk menerima perjodohan dengan saudara dekatnya
sendiri. Kemudian, konflik menjauh - menjauh juga ditampilkan dalam
cerpen “Kawin” ini, tentang tokoh Ismet yang harus memilih untuk
melanjukan pernikahan atau membatalkan pernikahan dengan konsekuensi
Ibu dan keempat adik Ismet harus pergi dari rumah yang telah diberikan
oleh Mak Adang.
Konflik batin tokoh Meli dalam cerpen “Kisah Seorang Pengantin”
ditampilkan dengan konflik eksternal yaitu tentang tokoh utama yang
harus bertahan hidup atas belas kasih kedua orang tua tirinya. Terdapat
pula dua konflik batin yaitu konflik mendekat - mendekat dan konflik
mendekat - menjauh yang ditampilkan dalam cerpen “Kisah Seorang
Pengantin” ini. Konflik mendekat – mendekat dalam cerpen ini, tentang
tokoh Meli yang harus memilih salah satu dari dua lelaki yang akan
dijodohkan dengannya, salah satu dari dua lelaki yang diharap akan
merubah hidup Meli menjadi lebih baik. Kemudian yang kedua, konflik
mendekat - menjauh yang ditampilkan dalam cerpen “Kisah Seorang
Pengantin” ini, tentang tokoh Meli yang harus bimbang antara
mempertahankan rumah tangganya atau mengakhiri pernikahan yang
selama ini tak membuatnya bahagia
3.4 Relevansi Kumpulan Cerpen Jodoh Karya A. A. Navis Dengan
Bahan Ajar Sastra Di SMA
Relevansi kumpulan cerpen Jodoh karya A. A. Navis ini mengunakan
KI dan KD Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XI Kurikulum 2013.
KD ( Kompetensi Dasar) yang digunakan adalah KD 3.9 Menganalisis
unsur-unsur pembangun cerita pendek dalam buku kumpulan cerita
pendek dan 4.9 Mengkonstruksi sebuah cerita pendek dengan
memerhatikan unsur-unsur pembangun cerpen.
Relevansi kumpulan cerpen Jodoh karya A.A. Navis terbagi menjadi
tiga, yaitu hakikat pengajaran sastra, fungsi pembelajaran sastra, kriteria
bahan ajar.
13
Menurut Oermajati (dalam Indriani, 2016:40) pengajaran sastra
pada dasarnya mengemban misi efektif, yaitu memperkaya pengalaman
siswa dan menjadikannya lebih tanggap terhadap peristiwa-peristiwa
disekelilingnya. Tujuan akhirnya adalah menanam, menumbuhkan dan
mengembangkan kepekaan terhadap masalah-masalah manusiawi,
penegnalan, dan rasa hormatnya terhadap tata nilai baik dalam konteks
individual, maupun sosial. Fungsi sastra adalah 1) sebagai alat untuk
merangsang siswa dalam mengambarkan pengalaman, perasaan, dan
pendapatnya, 2) sebagai alat untuk membantu siswa dalam
mengembangkan kemampuan intelektual dan emosionalnya dalam
mempelajari bahasa, dan 3) sebagai alat untuk memberi stimulus dalam
pemerolehan kemampuan berbahasa, Lazar (dalam Al- Ma’ruf,
2007:65-66).
Menurut Lazar (dalam Al- Ma’ruf, 2007:65-66) fungsi
pembelajaran sastra sebagai berikut. 1) memotivasi siswa dalam
menyerap ekspresi bahasa, 2) alat simulatif dalam language asquistion,
3) media dalam memahami budaya masyarakat, 4) alat pengembang
kemampuan interpretatif, 5) sarana untuk mendidik manusia seutuhnya
(Educating the Whole Person) .
Menurut Rahmanto (1988:27) terdapat tiga aspek penting yang
tidak boleh dilupakan jika kita ingin memilih bahan pengajaran sastra,
yaitu pertama dari sudut bahasa, kedua dari segi kematangan jiwa
(Psikologi) dan ketiga dari sudut latar belakang kebudayaan para siswa.
4. PENUTUP
Penelitian terhadap kumpulan cerpen Jodoh karya A.A. Navis dan
relevansinya dengan bahan ajar sastra di SMA dapat ditemukan kesimupulan
sebagai berikut.
Berdasarkan latar sosio-historis pengarang. A. A Navis dilahirkan di
Pandangpanjang, Sumatra Barat, 17 November 1924. Pendidikannya didapat
14
di perguruan INS Kayutanam. Jabatan yang pernah didudukinya Kepala
Bagian Kesenian Jawatan Kebudayaan Provinsi Sumatera Tengah, di
Bukittinggi (1952-1955), pemimpin redaksi Semangat di Padang (1971-1982).
Sejak tahun (1969) menjadi Ketua Yayasan Ruang Pendidik INS Kayutanam.
Karyanya: Bianglala (1963), Hujan Panas (1964), Kemarau (1967),
Saraswati: Si Gadis Dalam Sunyi (1970), Alam Terkembang Jadi Guru
(1984), Robohnya Surau Kami (1986), Cerita Rakyat Dari Sumatera Barat
(1994)
Struktur kumpulan cerpen Jodoh karya A. A. Navis yang diteliti dalam
penelitian ini adalah tema dan fakta cerita. Tema dari ke-lima cerpen dalam
kumpulan cerpen ini tentang persoalan kehidupan tokoh utama sebelum dan
sesudah bertemu jodoh. Fakta cerita terdiri atas alur, karakter dan latar. Alur
dalam kumpulan cerpen Jodoh karya A. A. Navis ini terdiri atas alur maju dan
alur mundur. Karakter yang di munculkan dalam cerpen“Jodoh” adalah Badri
dan Lena , lalu pada cerpen “ Cina Buta” adalah Nas dan Nurma, lalu dalam
cerpen“Perebutan” adalah Marabunsu, Lisa, Eta dan Cuni, kemudian pada
cerpen “ Kawin” adalah Ismet, Hasni dan Mak Adang , dan yang terakhir pada
cerpen “Kisah Seorang Pengantin” adalah Meli dan Djalal. Kemudian untuk
latar kelima cerpen dalam kumpulan cerpen Jodoh karya A. A. Navis memiliki
kesamaan yaitu mengambil latar daerah Sumatra Barat.
Konflik batin yang terdapat dalam kumpulan cerpen Jodoh karya A. A.
Navis terdiri atas 1) cerpen “Jodoh” menampilkan konflik eksternal dan
konflik mendekat – menjauh, 2) cerpen “Cina Buta” menampilkan konflik
internal dan konflik menjauh – menjauh, 3) Cerpen “Perebutan” menampilkan
konflik eksternal dan konflik mendekat – menjauh, 4) Cerpen “Kawin”
menampilkan konflik eksternal dan konflik menjauh – menjauh, 5) Cerpen
“Kisah Seorang Pengantin” menampilkan konflik eksternal, konflik mendekat
– menjauh dan konflik menjauh – menjauh.
Relevansi kumpulan cerpen Jodoh karya A. A. Navis ini mengunakan KI
dan KD Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XI Kurikulum 2013. KD (
Kompetensi Dasar) yang digunakan adalah KD 3.9 Menganalisis unsur-unsur
15
pembangun cerita pendek dalam buku kumpulan cerita pendek dan 4.9
Mengkonstruksi sebuah cerita pendek dengan memerhatikan unsur-unsur
pembangun cerpen. Relevansi kumpulan cerpen Jodoh karya A.A. Navis
terbagi menjadi tiga, yaitu hakikat pengajaran sastra, fungsi pembelajaran
sastra, Kriteria bahan ajar.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ma’ruf, Ali Imron. 2017. Pengkajian Sastra: Teori dan Aplikasi. Surakarta:
CV. Djiwa Amarta Press.
Basser, Abdul and Safeer Awan, Muhammad. Amotivational Analysis of The
Mimetic Characters of Ma and Cheel in Tehmina Durrani's Novel
Blasphemy. Europen Scentific Journal vol 8, no. 24 .
Deshmukh, A. (2011). The Alchemist: Analysis of Major Characters. Indian
Streams Research Jol -7 vol. I.
Hissan, W. S. (2012). An Analysis of The Children's Characters in Roald Dahl's
Novel: Charlie and the Chocolate Factory. Indonesian Journal of Apllied
Linguistics , 83-92 vol. 2, no.1.
Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Rahmanto, B. 2005. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.
Sarwono, Sarlito, Wirawan. 2014. Psikologi Sosial: Individu dan Teori-Teori
Psikologi Sosial. Jakarta: PT Balai Pustaka (Persero).
Stanton, Robert. 2012. Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudigdo, Anang. 2014. Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Tumbuh di
Tengah Badai Karya Herniwaty Moecham. Jurnal Bahasa Sastra Vol.
XXXII, Nomor 1, Oktober 2014.
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2
&ved=2ahUKEwj05afBweDeAhUIqo8KHYZPC4MQFjABegQIAxAC
&url=http%3A%2F%2Fdownload.portalgaruda.org%2Farticle.php%3Far
ticle%3D374645%26val%3D5562%26title%3DKONFLIK%2520BATI
N%2520TOKOH%2520UTAMA%2520DALAM%2520NOVEL%2520
TUMBUH%2520DI%2520TENGAH%2520BADAI%2520KARYA%25
20HERNIWATTY%2520MOECHIAM&usg=AOvVaw3rKi0H_hRZ0D
zgxFC7-FcM diakses pada 4 Oktober 2018.
16
Sutra, Dewi. 2015. Konflik Batin dalam Novel Malam Hujan Karya Hary B.
Keri’un Tinjauan Psikologi sastra. Jurnal Sastra. Vol. 2 No. 1, hlm 1-10.
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFKIP/article/view/5587 diakses
pada 4 Oktober 2018.
Teeuw, A. 1983. Membaca dan Menilai Sastra, Jakarta: Pustaka Jaya.