konflik komunikasi organisasi aceh papua

21
KONFLIK KOMUNIKASI ORGANISASI ACEH & PAPUA Oleh: Hana Eka Kurniasari 0110112510

Upload: hana-eka

Post on 30-Jun-2015

2.849 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konflik komunikasi organisasi aceh papua

KONFLIK KOMUNIKASI ORGANISASI ACEH & PAPUA

Oleh:

Hana Eka Kurniasari

0110112510

2013

Page 2: Konflik komunikasi organisasi aceh papua

A. Konflik Komunikasi Organisasi Propinsi Daerah Istimewa Aceh

1. Latar Belakang

Anthony Reid, seorang ahli sejarah Asia Tenggara yang pernah

belajar di Selandia Baru dan Cambridge. Dalam buku yang diberi judul

“Asal Mula Konflik Aceh” menyebutkan bahwa Aceh sudah bergejolak

dalam konflik sebelum bergabung bersama Indonesia hingga akhir abad

19. Saat Aceh ditetapkan menjadi salah satu wilayah Kesatuan Republik

Indonesia, pun Aceh dalam konflik.

Bicara tentang konflik Aceh harus bicara kelahiran negara Republik

Indonesia. Sebab, dari situlah kisah gerakan menuntut kemerdekaan

dimulai. Lima hari setelah RI diproklamasikan, Aceh menyatakan

dukungan sepenuhnya terhadap kekuasaan pemerintahan yang berpusat

di Jakarta. Tetapi, ternyata tak semua tokoh Aceh mengucapkan janji setia.

Mereka para hulubalang, prajurit di medan laga. Prajurit yang berjuang

melawan Belanda dan Jepang. Mereka yakin, tanpa RI, mereka bisa

mengelola sendiri negara Aceh. Inilah kisah awal sebuah gerakan

kemerdekaan.

Tahun 1948, ketika pemerintahan RI berpindah ke Yogyakarta dan

Syafrudin Prawiranegara ditunjuk sebagai Presiden Pemerintahan Darurat

RI (PDRI), Aceh minta menjadi propinsi sendiri. Tahun 1950 kekecewaan

tumbuh. Propinsi Aceh dilebur ke Propinsi Sumatera Utara. Rakyat Aceh

marah. Apalagi, janji Soekarno pada 16 Juni 1948 bahwa Aceh akan diberi

hak mengurus rumah tangganya sendiri sesuai syariat Islam tak juga

dipenuhi.

Gerakan Aceh Merdeka atau GAM lahir di era Soeharto. Saat itu,

sedang terjadi industrialisasi di Aceh. Kekayaan alam Aceh dikuras melalui

Page 3: Konflik komunikasi organisasi aceh papua

pembangunan industri yang dikuasai orang asing melalui kebijakan pusat.

Sementara rakyat Aceh tetap miskin. Pendidikan rendah, kondisi ekonomi

sangat memprihatinkan.

Melihat hal ini, Daud Beureueh (Gubernur Militer Aceh 1948-1952)

dan tokoh tua Aceh yang sudah tenang kemudian bergerilya kembali

untuk mengembalikan kehormatan rakyat, adat Aceh dan agama Islam.

Pertemuan digagas tahun 1970-an. Mereka sepakat meneruskan

pembentukan Republik Islam Aceh, yakni sebuah negeri yang mulia dan

penuh ampunan Tuhan. Kini mereka sadar, tujuan itu tak bisa tercapai

tanpa senjata. Setelah didirikan, GAM mendapat dukungan rakyat.

Hubungan dengan dunia internasional terus dibangun. Kekuatan

bersenjata pun disusun.

Selama 30 tahun lamanya GAM di Aceh dan Indonesia, banyak hal

yang terjadi dan menjadi liputan sejarah yang cukup bermakna bagi

semua bangsa. Pada masa perang DI/TII (Darul Islam/Tentera Islam

Indonesia) tahun 1953 sampai 1963, praktik Daerah Operasi Militer (DOM)

tahun 1989 sampai 1998 dan masa Darurat Militer/Darurat Sipil tahun

2003 sampai 2005.

2. Pemerintahan Republik Indonesia

Pemerintah RI sudah mengekalkan bahwa Aceh adalah bagian tak

terpisahkan dari Negara Kesatuan Indonesia. Apapun akan dilakukan jika

demi mempertahankan sejengkal tanah NKRI ini. Klaim Indonesia

terhadap Aceh sudah final: Aceh merupakan bagian dari Indonesia yang

harus dipertahankan.

Beberapa ketetapan dan kebijakan untuk Aceh yaitu diberi julukan

Page 4: Konflik komunikasi organisasi aceh papua

daerah istimewa, kebijakan syariat Islam tahun 2010, penerapan Undang-

Undang Pemerintahan Aceh (UU PA) juga salah satu percobaan Indonesia

apakah Aceh mampu mengelola daerahnya atau tidak.

Pada awalnya Pemerintah RI di Jakarta tak begitu merespon

gerakan GAM. Namun, karena ancaman terhadap keutuhan NKRI betul-

betul telah nampak di depan mata, apalagi aktivis GAM di luar negeri

sudah kembali ke Aceh dan memicu perang terbuka dengan serdadu

republic di Aceh. Mau tak mau memaksa pemerintah menggunakan

kekuatan bersenjata.

Pemerintah RI menganggap perundingan dengan GAM adalah

masalah dalam negeri Indonesia, karenanya tidak menganggap GAM

sebagai belligerent (pihak yang bersengketa) sehingga dengan begitu

tidak bisa dianggap sebagai subyek hukum internasional.

3. PEMPROP Aceh

Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan subnasional yang

setingkat dengan pemerintahan provinsi lainnya di Indonesia.

Pemerintahan Aceh adalah kelanjutan dari Pemerintahan Provinsi Daerah

Istimewa Aceh dan Pemerintahan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Pemerintahan Aceh dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh, dalam hal ini

Gubernur Aceh sebagai lembaga eksekutif, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Aceh sebagai lembaga legislatif.

Penyelenggaraan Pemerintahan Aceh dan Pemerintahan

Kabupaten/Kota berpedoman pada asas umum penyelenggaraan

pemerintahan yang memiliki khususan yaitu dimasukkannya asas ke-

Islaman. Penyelenggara Pemerintahan Aceh terdiri atas Pemerintah Aceh

Page 5: Konflik komunikasi organisasi aceh papua

dan DPRA. Penyelenggara Pemerintahan Kabupaten/Kota terdiri atas

Pemerintah Kabupaten/Kota dan DPRK. Susunan organisasi dan tata kerja

Pemerintahan Aceh dan Kabupaten/Kota diatur lebih lanjut dalam Qanun.

Pengesahan Qanun Aceh tentang Bendera dan Lambang dilakukan

Senin 25 Maret 2013 lalu. Gubernur Aceh selaku Kepala Pemerintah Aceh,

Zaini Abdullah, menetapkan Qanun Aceh Nomor 3 Tahun 2013 tentang

Bendera dan Lambang Aceh pada tanggal 25 Maret 2013 dan Qanun

tersebut diundangkan/ditempatkan dalam Lembaran Aceh Tahun 2013

Nomor 3 dan Tambahan Lembaran Aceh Nomor 49, serta II (dua)

Lampiran.

Sesuai dengan UU No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh

yang merupakan turunan dari MoU Helsinki, dalam Pasal 246 yaitu : Butir

ke-2, Selain Bendera Merah Putih sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Pemerintah Aceh dapat menentukan dan menetapkan bendera daerah

Aceh sebagai lambang yang mencerminkan “keistimewaan dan

kekhususan”.

Namun, Jakarta Senin 1 April 2013, Mendagri Gamawan Fauzi di

Kantor Presiden berkata, “Mestinya Pemda Aceh lebih fokus bagaimana

menyejahterakan masyarakat Aceh. Kalau begini terus kan sebentar lagi

ada masalah ini, sebentar lagi masalah ini, jadi akan menghambat

percepatan kesejahteraan masyarakat Aceh”.

4. GAM

Gerakan Aceh Merdeka (GAM) didirikan oleh Teungku Hasan

Muhammad Tiro pada 4 Desember 1976. Pemberitahuan secara meluas

tentang gerakan itu dilakukan di Glee Alimon (gunung alimun) sebuah

Page 6: Konflik komunikasi organisasi aceh papua

tempat bersejarah dalam pergerakan DI/TII yang dipimpin Teungku

Muhammad Dawud Beureu-eh (Gubernur Militer Aceh 1948-1952).

GAM mengkampanyekan kemerdekaan untuk Aceh. Pada mulanya

kampanye lebih diarahkan pada penyadaran ideologis rakyat Aceh

sebagai bangsa yang memiliki kedaulatan. Meski pada awalnya sangat

sedikit masyarakat Aceh yang terpengaruh pada kampanye GAM ini.

Sejatinya, basis perjuangan GAM dilakukan dalam dua sisi,

diplomatik dan bersenjata. Jalur diplomasi langsung dipimpin Hasan Tiro

dari Swedia. Opini dunia dikendalikan dari sini. Sementara basis militer

dikendalikan dari markasnya di perbatasan Aceh Utara-Pidie. Seluruh

kekuatan GAM dioperasikan dari tempat ini.

Mengakui atau tidak mengakui, perjuangan GAM telah membawa

banyak hasil yang amat positif dan negatif bagi kehidupan masyarakat

Aceh. Tentu ada malapetaka akibat perang dalam waktu lama. Namun

demikian, adanya perhatian pemerintah Indonesia yang mengawal Aceh

dari Jakarta terhadap perbaikan jalan-jalan, jambatan-jambatan, pusat-

pusat pemerintahan di Aceh, pendidikan dan sejumlah infrastruktur

lainnya dalam masa 30 tahun terakhir tidak dapat dipisahkan dengan

perjuangan GAM.

5. KPK

Angka dugaan korupsi di Aceh ternyata mencengangkan. Dari 122

kasus dugaan korupsi selama tahun 2011, potensi kerugian negara yang

ditimbulkan mencapai Rp 1,7 triliun. Angka tersebut menempatkan Aceh

ke dalam lima besar daerah penyumbang kerugian negara terbesar akibat

korupsi di Indonesia. Uang negara yang dikorupsi tersebut antara lain

Page 7: Konflik komunikasi organisasi aceh papua

berasal dari dana otonomi khusus, APBD Aceh, APBD kabupaten dan kota.

Ada beberapa kasus menonjol yang hingga kini penanganannya

masih belum tuntas, yaitu: dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan CT

scan dan MRI RS Zainal Abidin Band a Aceh senilai Rp 18 miliar, pekerjaan

proyek anggaran luncuran (DPAL) 2009-2010 APBD Aceh Rp 489 miliar,

korupsi pembangunan rumah dhuafa dalam APBD Aceh 2008 Rp 200

miliar, pekerjaan penanganan proyek darurat (non-bencana alam) APBD

Aceh 2010 Rp 250 miliar, dan prose realisasi hibah di DPKKA dalam APBD

Aceh 2010 melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Kesehatan

Hewan, dan Dinas Pen didikan Aceh senilai Rp 21 miliar.

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad

menyatakan, seharusnya pemimpin di Tanah Air ini menjadi teladan bagi

masyarakat, bukan menjadi perampas milik rakyat.

6. POLRI/TNI

Tentara Nasional Indonesia/TNI bertanggung jawab

menyelenggarakan pertahanan negara dan tugas lain di Aceh sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Prajurit Tentara Nasional

Indonesia yang bertugas di Aceh tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip

universal hak asasi manusia dan menghormati budaya serta adat istiadat

Aceh.

Kepolisian di Aceh merupakan bagian dari Kepolisian Negara Republik

Indonesia. Kepolisian di Aceh bertugas menjaga keamanan dan ketertiban

masyarakat, menegakkan hukum, melindungi, mengayomi, melayani

masyarakat, dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh peraturan

perundang-undangan. Kebijakan ketenteraman dan ketertiban masyarakat

Page 8: Konflik komunikasi organisasi aceh papua

di Aceh dikoordinasikan oleh Kepala Kepolisian Aceh kepada Gubernur.

Namun tanggal 19 Mei 2003, Pemerintah Indonesia mengeluarkan

maklumat perang dalam bentuk pemberlakuan Darurat Militer di Aceh.

Kekuatan militer dikerahkan secara besar-besaran ke Aceh. Inilah

pengerahan Militer secara besar-besaran setelah invasi ke Timor-Timur

pada Tahun 1975.

7. KESIMPULAN

Baik RI maupun GAM memiliki tafsir tersendiri terhadap solusi

penyelesaian Aceh. Pertama, tafsir pemerintah RI. Bagi pemerintah konflik

Aceh dianggap selesai jika GAM menerima otonomi dan kembali ke

pangkuan NKRI. Upaya satu-satunya yang lebih cepat membuat GAM

menerima otonomi adalah melalui jalan operasi Militer. Meski, pemerintah

juga membuka dialog dengan GAM (seperti dirintis oleh Gus Dur). Tetapi,

dialog juga bertujuan meminta GAM menerima otonomi khusus dan

meletakkan senjata.

Kedua, tafsir GAM. Bagi GAM konflik Aceh dianggap selesai jika

Aceh Merdeka. TNI/Polri keluar dari Aceh. GAM tak hanya mengandalkan

kekuatan militer, melainkan juga menempuh jalur diplomasi untuk

mencari dukungan internasional mendukung kemerdekaan Aceh.

Sekarang ini Pemerintahan Aceh dan Kabupaten/Kota berwenang

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam semua sektor publik

kecuali urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat

yaitu urusan pemerintahan yang bersifat nasional, politik luar negeri,

pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, dan urusan

tertentu dalam bidang agama.

Page 9: Konflik komunikasi organisasi aceh papua

8. Alternatif

Persatuan dan kesatuan bangsa di Aceh hari ini tidak lagi berkisar

antara sesama GAM, sesama Partai Nasional, sesama Organisasi Massa

dan Pemuda, sesama pegawai negeri, sesama TNI dan POLRI atau antara

satu dengan Kabupaten lainnya. Akan tetapi persatuan Bangsa di Aceh

harus wujud persatuan menyeluruh agar mendatangkan kemakmuran dan

kesejakteraan terutama untuk masyarakat Aceh.

Proses mendamaikan dan memakmurkan Aceh harus diterima oleh

semua pihak, baik kalangan Aceh sendiri maupun pihak pemerintahan RI.

Jauh dari niat-niat jahat yang ingin mengkondisikan Aceh agar terus

kacau.

Aceh yang aman damai haruslah diisi dengan kemajuan pendidikan,

kemajuan ekonomi, kemajuan peradaban dan kesempurnaan sistem sosial

politik. Inilah yang harus diperhatikan oleh GAM maupun pemerintahan RI.

Organisasi pemerintahan yang adil dan mensejakterakan rakyat.

Jauh dari korupsi dan nepotisme. Organisasi pemerintahan yang

transparan maupun jelas. Dimana kepercayaan masyarakat Aceh tidak

boleh dihianati oleh oknum-oknum pengeruk kekayaan pribadi yang

mengambil keuntungan dari kekacauan Aceh sekarang ini.

B. Konflik Komunikasi Organisasi Propinsi Papua

1. Latar Belakang

Sudah lama Tanah Papua menjadi tanah konflik. Selain konflik

horizontal antar warga sipil, konflik vertikal yang terjadi antara

pemerintah Indonesia dan orang asli Papua telah mengorbankan banyak

Page 10: Konflik komunikasi organisasi aceh papua

orang. Konflik ini hingga kini belum diatasi secara tuntas. Masih adanya

konflik ini secara jelas diperlihatkan oleh adanya tuntutan Merdeka dan

Referendum,serta terjadinya pengibaran bendera bintang kejora, dan

berlangsungnya aksi pengembalian Undang-undang No. 21 Tahun 2001

Tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua.

Bentuk konflik di Papua, yaitu:

1. Konflik kelas social, karena konflik yang terjadi di Papua salah

satunya terjadi akibat adanya kesenjangan social dan budaya yang ada

di masyarakat Papua

2. Konflik Rasial. Paling banyak penyebab konflik di Papua

adalah karena terjadinya salah paham atau penghasutan antar suku yang

ada di daerah Papua

3. Konflik politik, konflik Papua salah satunya terjadi karena

menyangkut dengan diskriminasi atau penggolongan-penggolongan

antara rakyat biasa yang ada di Papua dengan imigran-imigran serta

pejabat-pejabat pemerintah dan juga kaum elit politik.

Konflik kekerasan di Papua pada umumnya disebabkan adanya

kondisi sosial yang timpang antara masyarakat asli Papua dengan

masyarakat migran yang datang dari luar Papua, sebagai akibat dari

adanya kekeliruan kebijakan pembangunan di Papua yang berlangsung

lama, sebagai berikut:

a. Terjadinya Eksploitasi Sumber Daya Alam (SDA)

Eksploitasi SDA telah menampilkan suatu ketidakadilan, berdasar

fakta-fakta masyarakat Papua, pemegang hak adat atas SDA tidak

dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, padahal semua

Page 11: Konflik komunikasi organisasi aceh papua

konsekuensi negatif pasti dipikul oleh mereka bukan oleh pengambil

keputusan. SDA merupakan sumber penghidupan utama bagi mereka

dengan batas-batas pemilikan, pengakuan, dan penghargaan yang jelas

dan tegas di antara para pemegang hak adat. Akibatnya, masyarakat

menjadi penonton dan terasing di tanahnya sendiri. Masyarakat Papua

sebagai komunitas lokal tidak dapat berpartisipasi dalam pembangunan

ekonomi, karena memang tidak dipersiapkan, dilatih, dan diberi

kesempatan.

b. Dominasi Migran di Berbagai Bidang-Bidang Kehidupan

Perlakuan yang kurang tepat terhadap masyarakat Papua juga

terjadi dalam bidang pemerintahan, dan proses-proses politik. Sadar atau

tidak, selama pemerintahan Orde Baru, orang Papua kurang diberikan

peran dalam bidang pemerintahan. Posisi-posisi utama selalu diberikan

kepada orang luar dengan dalih orang Papua belum mampu. Walaupun

untuk sebagian peran, dalih itu mungkin ada benarnya, tetapi pada

umumnya untuk mencekal orang Papua. Seleksi ketat yang dikenakan

terhadap orang Papua dilatarbelakangi oleh kecurigaan dan tuduhan

terhadap semua orang Papua sebagai OPM.

c. Penyeragaman Identitas Budaya dan Pemerintahan Lokal

Secara singkat, pengembangan SDM justru tidak berpijak pada

pengetahuan dan kearifan lokal. Menyadari ancaman terhadap eksistensi

orang Papua, tokoh seperti Arnold Ap berusaha untuk menggali dan

mengembangkan unsur-unsur budaya lokal. Tetapi, kelihatannya

penguasa melalui aparat militer melihatnya secara sempit dan dipahami

sebagai ancaman.

Page 12: Konflik komunikasi organisasi aceh papua

d. Tindakan Represif oleh Militer

Penindasan militer di tanah Papua meliputi beberapa bentuk,

antara lain intimidasi, teror, penyiksaan, dan pembunuhan. Intimidasi,

teror dan penyiksaan dilakukan berkenaan dengan pengambilalihan hak-

hak adat masyarakat Papua atas SDA secara paksa untuk berbagai

keperluan, seperti HPH, transmigrasi, pertambangan, dan industri

manufaktur maupun jasa wisata. Ketika penduduk asli berusaha

mempertahankan hak-haknya atas SDA mereka diintimidasi dan diteror.

Penyebab lainnya, yaitu:

Konflik Papua memiliki satu hal unik, yang membedakannya dengan

konflik-konflik lokal lain di Indonesia. Keunikan ini adalah adanya

nasionalisme Papua yang telah tertanam di dalam diri rakyat Papua

selama puluhan tahun. Rasa nasionalisme tersebutlah yang mendorong

rakyat Papua membenci adanya penjajahan terhadap mereka, baik yang

dilakukan Belanda maupun Indonesia.

2. Pemerintahan Republik Indonesia

Kebijakan/upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam

menyelesaikan konflik di Papua, yaitu:

a) Pendekatan Kekerasan

Pendekatan kekerasan dilakukan dengan menggunakan kekuatan senjata

atau sering dikenal dengan istilah pendekatan keamanan dilakukan oleh

militer atau ABRI untuk menumpas setiap bentuk perlawanan masyarakat

yang dianggap sebagai pemberontakan OPM di Papua yang dimulai sejak

awal pemberontakan tahun 1970 sampai sekitar tahun 1996. Kegiatan itu

dilakukan dengan menetapkan sebagian kawasan Papua, terutama di

Page 13: Konflik komunikasi organisasi aceh papua

daerah perbatasan dengan Negara Papua New Guinea, sebagai Daerah

Operasi Militer (DOM).

b) Pendekatan Non kekerasan

Sejak Papua masuk dalam wilayah Republik Indonesia pada tanggal 1 Mei

1963, maka kegiatan utama yang menjadi tugas pokok dari semua

petugas Indonesia Papua menggantikan posisi petugas Belanda adalah

“meng-Indonesiakan” orang-orang Papua. Aktivitas ini dilakukan oleh

lembaga pemerintah seperti lembaga pendidikan dan lembaga

penerangan. Tema yang digunakan adalah menyatakan bahwa Indonesia,

termasuk Papua dijajah oleh Belanda selama lebih dari 350 tahun. Masa

penjajahan itu membuat rakyat Papua seperti halnya rakyat Indonesia

lainnya, miskin, tertindas, dan melarat.

3. PEMPROP PAPUA

Gubernur Provinsi Papua Barat, Abraham O. Ataruri mengatakan,

pembangunan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat telah dipahami

dengan baik dan benar oleh Pemerintah Pusat.

Menurutnya, tanah Papua yang diatasnya terletak dua Provinsi,

yaitu Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, oleh Tuhan telah

dianugerahi kekayaan sumber daya alam yang berlimpah ruah.

Dia menuturkan, perlu fokus terhadap program-program strategis

yang akan melewati batas waktu tersebut, seperti: Infrastruktur (Jalan,

Jembatan, Bandara dan Utilitas), termasuk 6 Mega Proyek yang

merupakan program quickwin Percepatan Pembangunan di provinsi Papua

Barat. “Masih diperlukannya percepatan terhadap pelaksanaan

pembangunan di provinsi Papua Barat, untuk itu diharapkan keberlanjutan

Page 14: Konflik komunikasi organisasi aceh papua

program percepatan pada RPJMN 2015-2019,” ujarnya lagi.

4. OPM

Organisasi Papua Merdeka (disingkat OPM) adalah sebuah

organisasi yang didirikan tahun 1965 yang bertujuan untuk mewujudkan

kemerdekaan Papua bagian barat dari pemerintahan Indonesia. Organisasi

ini dianggap tidak sah di Indonesia. Perjuangan meraih kemerdekaan di

tingkat provinsi dapat dituduh sebagai tindakan pengkhianatan terhadap

negara.

Namun, OPM merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan

sejarah dengan bagian Indonesia yang lain maupun negara-negara Asia

lainnya. Penyatuan wilayah ini ke dalam NKRI sejak tahun 1969

merupakan buah perjanjian antara Belanda dengan Indonesia dimana

pihak Belanda menyerahkan wilayah tersebut yang selama ini dikuasainya

kepada bekas jajahannya yang merdeka, Indonesia. Perjanjian tersebut

oleh OPM dianggap sebagai penyerahan dari tangan satu penjajah kepada

yang lain.

Sejak berdiri, OPM berusaha mengadakan dialog diplomatik,

mengibarkan bendera Bintang Kejora, dan melancarkan aksi militan

sebagai bagian dari konflik Papua. Para pendukungnya sering membawa-

bawa bendera Bintang Kejora dan simbol persatuan Papua lainnya, seperti

lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua" dan lambang nasional. Lambang

nasional tersebut diadopsi sejak tahun 1961 sampai pemerintahan

Indonesia diaktifkan bulan Mei 1963 sesuai Perjanjian New York.

4. KPK

Page 15: Konflik komunikasi organisasi aceh papua

Kehadiran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Provinsi Papua

Barat sangat dinantikan oleh warga di Provinsi ini, sebagai jawaban atas

tuntutan dan juga aspirasi tingginya dugaan korupsi adanya dugaan telah

terjadi penyimpangan terhadap kucuran anggaran dana Otsus yang

jumlahnya cukup bombastik setiap tahunnya.

KPK akan sangat membantu dalam pengawasan terhadap

pemerintah. Dengan begitu, kinerja pemerintah daerah akan lebih optimal

untuk masyarakat. KPK saat ini hanya lebih banyak mengurusi kasus-

kasus besar yang ada di Jakarta.

Adanya korupsi menurut KAMPAK, telah mengecewakan

masyarakat Papua Barat. Kehadiran BPKP, terutama KPK sangat

diharapkan agar dapat memberikan efek jera kepada para pejabat yang

gemar makan uang rakyat . banyak sekali indikasi korupsi yang terjadi di

Papua Barat. Sesuai data yang dikantongi KAMPAK, anggaran yang

terkuras tak main-main, jumlahnya mencapai miliaran rupiah.

6. POLRI/TNI

Tujuan TNI yakni mendamaikan situasi dimana mereka ditempatkan

dalam hal ini Papua. TNI dikirim ke sejumlah daerah di Papua, adalah

untuk mengamankan daerah itu. Tidak akan ada tentara yang dikirim ke

suatu wilayah, jika disana tak ada konflik, karena tugas kami

mendamaikan.

Maraknya aksi penembakan dan penghadangan oleh kelompok

separatis Papua telah meresahkan masyarakat Papua. Sasaran tembak

kini tidak hanya kepada aparat TNI dan Polisi, namun masyarakat umum

serta karyawan Freeport kini dijadikan target. Sehingga tak

Page 16: Konflik komunikasi organisasi aceh papua

mengherankan bila hampir tiap hari terjadi penghadangan dan

penembakan oleh orang tak dikenal yang diyakini banyak orang adalah

separatis Papua.

7. KESIMPULAN

Umumnya kekerasan di Papua terkait dengan konflik antar warga

dengan suku, separatisme, dan kriminalitas. Proses dan hasil

pembangunan di Papua selama otonomi khusus belum dirasakan

sepenuhnya oleh orang asli Papua, terutama di wilayah pedalaman.

Sebagian besar masih berada di bawah garis kemiskinan dan

terpinggirkan. Bahkan kondisi pembangunan Papua masih kalah jauh

dengan kota-kota kelas dua di wilayah Pulau Jawa.Warga Papua merasa

tidak dihargai dan diabaikan.

Selain itu, minimnya sarana dan prasarana publik di daerah-daerah

di Papua dan Papua Barat, kelaparan dan kondisi kurang gizi di daerah-

daerah di Papua, serta rendahnya tingkat pendidikan di wilayah Indonesia

bagian timur itu merupakan faktor-faktor yang berpotensi menimbulkan

konflik.

Tetapi di sisi lain penyebab konflik di Papua, OPM dan sejenisnya

adalah sebagai salah satu penyebab konflik tersebut. Tujuan mereka

dalah menimbulkan kesan bagi pemerintah pusat dan daerah serta pihak

internasional bahwa Papua selalu tidak aman karena adanya OPM.

Selain itu, banyaknya peristiwa kekerasan dan konflik yang ada di

Papua menandakan bahwa institusi kepolisian dan TNI yang ada di Tanah

Papua di seluruh tanah papua seringkali tidak mampu mengungkapkan

kasus-kasus kekerasan bersenjata yang terjadi di Papua tersebut. Di

Page 17: Konflik komunikasi organisasi aceh papua

tambah lagi polisi di daerah ini susah sekali mendapatkan barang bukti

yang bisa menjadi petunjuk penting dalam mengungkapkan sebab dan

siapa pelaku dari setiap kasus tersebut.

8. Alternatif

Orang Papua bangkit dan bertekad untuk berpartisipasi secara aktif

dalam upaya menciptakan perdamaian di Papua. Memperbaharui tanah

leluhurnya menjadi tanah damai, dimana setiap orang yang hidup

diatasnya menikmat suatu kehidupan yang penuh kedamaian serta

sejaktera.

Selama kesenjangan terjadi, maka akan semakin banyak konflik

yang akan tetap membakar masyarakat di Papua. Apapun kebijakan yang

dilakukan pemerintah tidak akan benar-benar memadamkan konflik yang

terjadi. Justru sebaliknya, menurut orang Papua akan menilai kebijakan

yang dilakukan pemerintah tersebut adalah sebagai akal-akalan mereka

saja.

Untuk itu, diharapkan sebaiknya hal ini mendorong pemerintah

maupun OPM atau pihak-pihak yang terkait lainnya untuk mengupayakan

solusi dengan melakukan pembangunan secara intensif,

berkesinambungan, dan merata di tanah Papua tersebut. Bukan hanya

mengandalkan kericuhan dan kekacauan.

Kondisi stabil bisa dijaga oleh pemerintah setempat dan pemangku

kepentingan dengan berkomunikasi dengan cukup baik dengan OPM.

Dengan cara seperti itu sedikit demi sedikit konflik di Papua kemungkinan

akan memudar. Masyarakat akan merasakan kemakmuran jika

pemerintah pusat benar-benar mempedulikan nasip keseluruhan orang

Page 18: Konflik komunikasi organisasi aceh papua

papua. Adil dan merata, dimana kekayaan Papua diutamakan untuk orang

Papua.

Daftar Pustaka

http://www.atjehcyber.net/2011/12/asal-mula-konflik-

aceh.html#ixzz2SDlQY72N

http://handchetiga.blogspot.com/2010/12/asal-mula-gam-melawan-

ri-konflik-hasan.html

http://k3mb4r091.blogspot.com/2008/10/sejarah-asal-mula-gam-

penyebab-gerakan.html

http://holan-hukum.blogspot.com/p/gerakan-aceh-merdeka-

gam.html

http://jakartagreater.com/2013/04/pro-kontra-pengibaran-bendera-

gam-di-aceh/

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_Aceh

http://regional.kompas.com/read/2011/12/09/11323574/