konflik sunni dan syiah di india pada masa sultan …

56
i KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN AKBAR 1556-1605 Oleh: Fitri Sari Setyorini NIM: 1220510094 TESIS Diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Humaniora Program Studi Agama dan Filsafat Konsentrasi Sejarah dan Kebudayaan Islam YOGYAKARTA 2014

Upload: others

Post on 25-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

i

KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA

SULTAN AKBAR

1556-1605

Oleh:

Fitri Sari Setyorini

NIM: 1220510094

TESIS

Diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

Gelar Magister Humaniora

Program Studi Agama dan Filsafat

Konsentrasi Sejarah dan Kebudayaan Islam

YOGYAKARTA

2014

Page 2: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

ii

Page 3: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

iii

Page 4: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

iv

Page 5: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

v

Page 6: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

vi

Page 7: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

vii

MOTTO

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki

dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan

bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang

yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa

di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha

Mengenal.

Qs. Al-Hujurat: 13.

Page 8: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

viii

PERSEMBAHAN

Tesis ini penulis persembahkan untuk keluarga dan kawan seperjuangan

Page 9: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

ix

ABSTRAK

Mughal merupakan dinasti Muslim terbesar yang pernah berkuasa di India. Salah satu periode keemasan Mughal terjadi pada pemerintahan Sultan Akbar yang memerintah dari tahun 1556-1605. Pada periode ini kejayaan Mughal tidak hanya dibuktikan dengan luasnya wilayah India yang berhasil ditaklukan, tetapi juga majunya pemerintahan Mughal dari segala segi. Hampir di semua sektor kehidupan, Sultan Akbar berhasil membawa Mughal menjadi salah satu dinasti Muslim terbesar sehingga pantas disejajarkan dengan dinasti Islam lainnya, Shafawiyah, dan Turki Usmani.Perkembangan agama Islam pada masa pemerintahan Sultan Akbar mengalami pasang surut dan tidak jarang berujung pada konflik antara satu golongan dengan golongan yang lain. Meskipun benih-benih perselisihan telah terjadi sejak periode pemerintahan Sultan Babur, namun perselisihan di antara mereka mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Sultan Akbar. Tesis ini memfokuskan pembahasan kepada sebab terjadinya konflik Sunni dan Syiah yang terjadi pada pemerintahan Sultan Akbar dan dampak yang ditimbulkan akibat konflik. Untuk menganalisa permasalahan konflik yang terjadi penulis menggunakan kerangka teori The Function of Social Conflict dari Lewis A. Coser.

Konflik Sunni dan Syiah yang terjadi pada pemerintahan Sultan Akbar merupakan titik klimaks dari perselisihan keduanya yang terjadi sejak pemerintahan Sultan Babur. Faktor agama dan politik menjadi faktor utama yang menjadi penyebab semakin runcingnya konflik keduanya karena saling memperebutkan pengaruh politik di dalam istana Mughal. Di samping itu kondisi heterogenitas masyarakat India menjadi faktor lain penyebab konflik keduanya. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan pendekatan sosial budaya dan teori The Function of Social Conflict dari Lewis A. Coser sebagai alat analisa pembahasan konflik Sunni-Syiah pada masa pemerintahan Sultan Akbar. Pendekatan sosial budaya digunakan untuk melihat aspek pluralisme masyarakat India pada waktu itu. Sementara itu, teori Lewis A. Coser berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati. Dalam teorinya Coser mengemukakan gagasan bahwa konflik tidak selalu berdampak negatif dan merusakkan sistem itu sendiri. Teori Coser menitik beratkan pada fungsi-fungsi positif dan akibat-akibat positif konflik dalam masyarakat. Konflik yang terjadi baik di kalangan intern sebuah kelompok maupun antar kelompok justru bisa menguntungkan sistem itu sendiri. Konflik Sunni-Syiah merupakan peristiwa normal yang dapat memperkuat struktur hubungan-hubungan sosial antar elemen dalam sistem pemerintahan Mughal itu sendiri.

Keyword: Sultan Akbar, Mughal, 1556-1605, Sunni, Syiah, Teori

Konflik, Lewis A. Coser.

Page 10: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

x

PEDOMAN TRANSLITERASI

Berpedoman kepada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Nomor 158 Tahun 1987 dan

Nomor: 0543b/u/1987:

A. Lambang Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا

ب

ت

ث

ج

ح

خ

د

ذ

ر

ز

س

ش

ص

Alif

ba’

ta’

tsa’

jim

ha

kha

dal

żal

ra’

zai

sin

syin

sad

Tidak

dilambangkan

b

t

ŝ

j

h

kh

d

ż

r

z

s

sy

ş

tidak dilambangkan

be

te

s (dengan titik di atas)

je

ha (dengan titik di bawah)

ka dan ha

de

ze (dengan titik atas)

er

zet

es

Es dan ye

s (dengan titik di bawah)

Page 11: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

xi

ض

ط

ظ

ع

غ

ف

ق

ك

ل

م

ن

و

ه

ء

ي

dad

ta’

za’

‘ain

ghain

fa’

qaf

kaf

lam

mim

nun

wawu

ha’

hamzah

ya’

d

t

z

g

f

q

k

l

m

n

w

h

y

de (dengan titik di bawah)

te (dengan titik di bawah)

zet (dengan titik di bawah)

koma terbalik di atas

ge

ef

qi

ka

el/al

em

en

we

ha

apostrof

ye

B. Lambang Vokal

1. Syaddah atau tasydid

Tanda syaddah atau tasydiddalam bahasa Arab dilambangkan menjadi

huruf ganda atau rangkap, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi

tanda tasydid. Contoh :

ditulis Muta’addidah متعدّدة

ditulis Rabbana ربنّا

Page 12: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

xii

2. Ta’ Marbuttah di akhir kata

a. Bila dimatikan atau mendapat harakat sukun, maka ditulis (h) :

Ditulis Hikmah حكمة

Ditulis Jizyah جزیة

( Ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata Arab yang sudah terserap ke

dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali

bila dikehendaki lafal aslinya)

b. Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah,

maka ditulis dengan h.

’Ditulis Karamah al-auliya الأولیاء كرامة

c. Bila ta’ marbuttah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan

dammah ditulis (t):

Ditulis Zakat al-fitri atau Zakatul fitri الفطرزكاة

3. Vokal Pendek (Tunggal)

---- َ◌---- Fathah ditulis A

---- ِ◌---- Kasrah ditulis I

---- ُ◌---- Dammah ditulis U

4. Vokal Panjang (maddah)

1. Fathah + alif جاھلیھ

ditulis ditulis

a (dengan garis di atas) jāhiliyyah

2. Fathah + ya' mati تنـسى

ditulis ditulis

a (dengan garis di atas) tansa

3. Kasrah + ya' mati ditulis ī (dengan garis di atas)

Page 13: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

xiii

ditulis karīm كریم4. Dammah + wawu mati

وضفر ditulis ditulis

ū (dengan garis di atas) furūd}

5. Vokal Rangkap

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara

harakat dan huruf, transliterasinya sebagai berikut :

1. Fathah + ya’ mati ditulis ai ditulis bainakum بینكم

2. Fathah + wawu mati ditulis au ditulis qaul قول

6. Hamzah

Sebagaimana dinyatakan di depan, hamzah ditransliterasikan

dengan apostrof, namun itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di

tengah dan akhir kata, namun apabila terletak di awal kata, maka hamzah

tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif. Contoh :

Ditulis a’antum أأنتم Ditulis u’iddat أعدّت

Ditulis la’in syakartum لئن شكرتم

7. Kata Sandang Alif + Lam

a. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyyah disesuaikan

transliterasinya dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai

pula dengan bunyinya. Bila diikuti oleh huruf syamsiyah maupun

qomariyah, maka kata sandang ditulis terpisah dari kata yang

mengikutinya dan dihubungkan dengan tanda (-). Contoh :

Page 14: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

xiv

Ditulis al-Qur'ān القرآن Ditulis al-Qiyās القیاس

b. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiyyah ditulis sesuai dengan

bunyinya yaitu huruf l (el)nya diganti huruf yang sama dengan huruf

yang langsung mengikuti kata sandang. Contoh :

لسماءا Ditulis as-Samā'

Ditulis asy-Syams الشمس

8. Penyusunan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il , isim maupun huruf ditulis terpisah.

Hanya kata-kata tertentu yang penyusunannya dengan huruf Arab sudah

lazim dirangkaikan dengan kata lain. Karena ada huruf Arab atau harakat

yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini penyusunan kata tersebut

bisa dirangkaikan juga bisa terpisah dengan kata lain yang mengikutinya.

Contoh :

Ditulis Zawi al-furud ذوى الفروض

Ditulis Ahl as-sunnah اهل السنة

Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalam bacaan, pedoman

transliterasi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan ilmu

tajwid.

Page 15: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

xv

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segenap kekuatan dan

kemampuan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya.

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW. Alhamdulillah, berkat rahmat dan pertolongan Allah penulis

dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar

Magister Humaniora program studi Agama dan Filsafat, konsentrasi Sejarah

Kebudayaan Islam, Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Adapun judul tesis ini adalah KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA

PADA MASA SULTAN AKBAR TH. 1556-1605. Penulis menyadari bahwa

tesis ini jauh dari sempurna dan tidak dapat terwujud tanpa dukungan dari

berbagai pihak, oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima

kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Musa Asy’arie, M.A. selaku Rektor UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta beserta stafnya.

2. Prof. Dr. H. Khairuddin Nasution, M.A. selaku Direktur

Pascasarjana, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta beserta stafnya.

3. Dr. Much Nur Ichwan, M.A. selaku ketua prodi Agama dan

Filsafat Pascasarjana, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta beserta

stafnya.

4. Dr. Hj. Siti Maryam, M.Ag. selaku pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan

sertapengarahan kepada penulis.

5. Dr. Nurul Hak selaku penguji yang telah memberikan banyak saran

dan masukan dalam tesis ini.

6. Kepala beserta staf perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, Yayasan

Hatta, Kolese Ignatius, dan semua pihak yang telah membantu

pengadaan kelengkapan data guna terselesaikannya tesis ini.

7. Ayah, bunda, keluarga besar, dan teman-teman tercinta atas

dukungannya baik moril maupun materiil.

8. Belahan jiwa saya, Cookies, yang selalu ada dalam suka dan duka

dan mengajarkan untuk senantiasa tetap di jalan-Nya, sabar,

Page 16: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

xvi

Page 17: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

xvii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i PENGESAHAN DIREKTUR ............................................................................ ii NOTA DINAS PEMBIMBING .......................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................... iv HALAMAN BEBAS PLAGIASI ....................................................................... v HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... vi HALAMAN MOTTO ......................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... viii ABSTRAK ........................................................................................................... ix PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................ x KATA PENGANTAR ......................................................................................... xv DAFTAR ISI ........................................................................................................ xvii BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah .................................................... 9 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 9 D. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 11 E. Landasan Teori ............................................................................. 14 F. Metode Penelitian ......................................................................... 19 G. Sistematika Pembahasan .............................................................. 23

BAB II : SISTEM PEMERINTAHAN DINASTI MUGHAL

A. Peta Politik India SebelumInvasi Babur ....................................... 25 B. Latar Belakang Berdirinya Dinasti Mughal .................................. 30 C. Administrasi Pemerintahan ........................................................... 50 D. Ekonomi ....................................................................................... 54 E. Militer ........................................................................................... 55 F. Ilmu Pengetahuan danArsitektur .................................................. 56

BAB III : KONDISI SOSIAL KEAGAMAAN PADA MASA

KEPEMIMPINAN SULTAN AKBAR A. Kepemimpinan Sultan Akbar ........................................................ 61

1. Kondisi Sosial Masyarakat ................................................ 62 2. Administrasi pemerintahan ............................................... 64 3. Perpajakan ......................................................................... 69 4. Divisi Pelayanan Publik (Public Service Divisions) ......... 72 5. Militer ................................................................................ 73 6. Ekonomi ............................................................................ 78

B. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Seni .................................. 83 C. Perkembangan Agama Islam......................................................... 88

1. Sunni ................................................................................ 89

Page 18: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

xviii

2. Syiah ................................................................................ 90 3. Filsafat ............................................................................. 94 4. Tasawwuf ........................................................................ 94

BAB IV : DIALOG ANTARA SUNNI DAN SYIAH PADA MASA SULTAN

AKBAR A. Latar Belakang Terjadinya Konflik.............................................. 99

1. Latar Belakang Politik ..................................................... 99 2. Latar Belakang Keagamaan............................................. 100

B. Bentuk-bentuk Konflik Sunni dan Syiah ..................................... 102 1. Konflik Intern ................................................................... 103 2. Konflik Ektern............................................................108

C. Faktor-faktor Penyebab Konflik Sunni dan Syiah ....................... 135 1. Faktor Politik ................................................................... 135 2. Faktor Agama .................................................................. 136

D. Pengaruh Konflik Sunni Syiah Terhadap Sistem Kebijakan Mughal ........................................................................................... 137

1. Kebijakan Politik ............................................................. 137 2. Kebijakan Keagamaan terhadap umat Islam ................... 138

BAB V : PENUTUP ......................................................................................... 143

A. Kesimpulan .................................................................................. 143 B. Saran ............................................................................................. 144

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 146 DAFTAR TABEL ............................................................................................... 153 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... 156

Page 19: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam masuk dan berkembang di India melalui sebuah proses sejarah

yang panjang. Pada awalnya peran pedagang Arab dalam memperkenalkan

Islam di India begitu besar. Jauh sebelum kedatangan pasukan Muslim ke

tanah Hindustan, Islam telah dianut oleh sebagian kecil masyarakat India

terutama yang mendiami kawasan pesisir, seperti Goa dan Gujarat. Invasi

yang dilakukan oleh Muhammad bin Qasim dan penakluk-penakluk Muslim

setelahnya semakin mengukuhkan keberadaan Islam secara politik dengan

mendirikan dinasti-dinasti di India.1

Pada perkembangannya, agama Islam melahirkan aliran-aliran karena

munculnya perbedaan pemahaman. Di antara aliran yang menonjol adalah

Sunni dan Syiah. Perbedaan pemahaman baik di bidang ideologi maupun

1Pasukannya berhasil tiba di daerah Debal sebelum tahun 711. Pelabuhan Debal

merupakan pelabuhan komersial dan ramai pada saat itu. Pelabuhan ini terletak di dekat Karachi. Pada waktu itu penguasa kawasan ini yang juga meliputi Sind adalah penguasa Hindu bernama Raja Dahir. Pada waktu itu jumlah pasukan yang dibawa Muhammad ibn Qasim adalah 15.000 , terdiri dari 6.000 pasukan berkuda dari Syria, 6.000 pasukan unta dan 3.000 kereta pengangkut barang-barang logistik perang. Burton Stein, A History of India edisi kedua (UK: Blackwell, 2010), hlm. 129. Judith E. Walsh, A Brief History of India (New York: Fact on File, 2006), hlm. 61. W. W. Hunter, A Brief History of The Indian People edisi ketiga (London: Tubner, 1883), hlm. 98-99. Ashirbadi Lal Srivastava, The Sultanate of Delhi (711-1526 AD): Including The Arab Invasion of Sindh, Hindu Rule in Afghanistan and Causes of the Defeat of The Hindus in Early Medieval Ages (Agra: The Educational Press, 1950), hlm. 14.

Page 20: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

2

politik terutama terjadi setelah wafatnya Khalifah Ali ibn Abi Thalib. Dalam

perkembangan sejarahnya, Sunni dan Syiah tidak jarang saling berebut

pengaruh dalam sebuah dinasti Islam, baik dalam ranah politik maupun sosial

budaya. Pengaruh yang lebih kuat mendapatkan kekuasaan yang lebih besar

dibandingkan kelompok lain. Pengaruh mereka mendominasi istana, mereka

memiliki peran vital dalam menentukan arah kebijakan pemerintahan.

Pengaruh faham Sunni dan Syiah di India tidak terlepas dari proses

interaksi antara Muslim pendatang dengan masyarakat lokal. Secara alamiah

interaksi yang terjadi secara terus-menerus membuat Islam dianut oleh

sebagian masyarakat India. Penduduk India yang melakukan konversi

keagama Islam disebabkan oleh dua faktor. Faktor pertama, pengakuan atas

kesetaraan dalam Islam. Pada umumnya pelaku konversi adalah masyarakat

dari kasta rendah seperti kasta Sudra dan Paria. Ajaran Islam yang

memandang bahwa derajat manusia itu sama dan yang membedakan hanyalah

tingkat ketaqwaan seseorang membuat masyarakat dari kedua kasta ini beralih

untuk memeluk Islam. Sementara itu, dalam ajaran Hindu sistem kasta sangat

tegas membedakan status sosial penganutnya. Faktor kedua, adanya konflik

yang terjadi secara terus-menerus antara penganut Budha dan Hindu di India.2

Banyak warga Budha yang diperlakukan secara keji oleh penguasa

Hindu. Oleh karena itu, mereka mengharapkan adanya kekuatan luar yang

lebih besar dari kekuatan Hindu untuk membebaskan mereka dari

kesewenang-wenangan penguasa Hindu. Setelah Islam datang dengan

2 Srivastava, The Sultanate of Delhi, hlm.18.

Page 21: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

3

kekuatan besar dan banyak menaklukkan wilayah India yang sebelumnya

dikuasai oleh Hindu, masyarakat Budha berbondong-bondong masuk Islam

karena menganggap bahwa Islamlah yang telah membebaskan mereka dari

penindasan penguasa Hindu.3

Sunni dan Syiah menjadi semakin berkembang seiring dengan

penaklukan India oleh pasukan Muslim dan banyaknya warga lokal yang

masuk Islam. Di India, Sunni dan Syiah sering terlibat dalam konflik politik.

Hal ini sudah terjadi sejak masa pemerintahan Dinasti Ghaznawi. Meskipun

begitu, konflik yang terjadi antara keduanya masih bersifat terselubung.4 Baru

pada era pemerintahan Mughal terutama periode Sultan Akbar, persaingan

pengaruh kedua kelompok tersebut semakin kentara dan tidak berlangsung

secara sembunyi-sembunyi seperti yang terjadi pada masa sebelumnya.5

Persaingan pengaruh Sunni dan Syiah di istana Mughal berawal dari

pengangkatan Jalaluddin Muhammad Akbar pada usia belia. Hal ini terjadi

karena kematian Humayun begitu mendadak yang disebabkan oleh

kecelakaan. Karena faktor usia dan pengalamannya yang minim dalam

mengelola ketatanegaraan, maka untuk sementara waktu secara de facto

3 Ibid. 4 Mahmud Ghazni terkenal akan aksinya dalam penghancuran kuil-kuil Hindu di

Kanauj, Mathura, Nagarkot, Somnath (Gujarat) dan Thneswar. Dari sana dia mendapatkan harta rampasan berupa emas, perak, dan para budak. Pada tahun 1025 harta rampasan tersebut dibawa ke istananya di Ghazna (sekarang Afghanistan). Pada waktu itu Mahmud menyombongkan dirinya dengan mengatakan telah membunuh 50.000 orang kafir dan 50.000 Muslim yang dianggapnya telah melakukan perbuatan bid’ah. Sultan Mamud Ghazni meninggal di Ghazna pada 1030 M. Hunter, India, hlm. 103. Stein, India, hlm. 130. Walsh, A Brief History, 2006), hlm. 62.

5Stuart Cary Welch, India Art and Culture 1300-1900 ed.II ( New York: Bradford

Kelleher. 1986) hlm. 118. Walsh, India,hlm. 73.

Page 22: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

4

kendali atas pemerintahan Mughal berada di bawah Bairam Khan yang

menjadi wali setelah kematian Humayun. Sultan Akbar baru bisa menjalankan

kekuasaannya secara penuh setelah menyingkirkan Bairam Khan dan

memerintah Mughal secara mutlak pada tahun 1560 hingga tahun 1605.6

Bairam Khan yang menjabat sebagai komandan pasukan tertinggi

Mughal adalah penganut Syiah fanatik. Pengaruh Syiah begitu besar selama

periode pemerintahannya. Hampir semua jabatan pemerintahan dipegang oleh

orang-orang Syiah yang sebagian besar berasal dari Persia dan hijrah ke India

bersama dengan pasukan Humayun. Salah satu jabatan yang memegang

peranan penting di istana dan berpengaruh terhadap segala kebijakan terhadap

umat Islam di India adalah Sadr as-Sudr. Bairam Khan masa pemerintahannya

mengangkat seorang Syiah bernama Shaikh Gudai untuk menduduki posisi

ini. 7 Namun, hal ini tidak berlangsung lama karena Sultan Akbar segera

menyadari usaha Bairam Khan yang ingin menjadikan paham Syiah sebagai

ideologi resmi Mughal, seperti yang terjadi pada Dinasti Shafawiyah, Persia,

segera mengirimnya ke Mekkah agar pengaruhnya tidak semakin kuat di

istana.

Dengan disingkirkannya Bairam Khan oleh Sultan Akbar, pengaruh

Syiah secara drastis berkurang dan kelompok Sunni bangkit kembali dengan

menduduki pos-pos penting dalam pemerintahan Mughal. Akbar yang

walaupun lahir dari ibu yang berasal dari Persia, namun secara ideologi dia

6 Ibid., hlm. 73. 7 Makhanlal Roychoudhury, The Din-I-Ilahi or The Religion of Akbar (India: Calcutta

University Press, 1941), hlm. 130.

Page 23: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

5

adalah Sunni. Semua jabatan dalam pemerintahan yang tadinya dikendalikan

oleh orang-orang Syiah sekarang digantikan oleh orang-orang Sunni.

Kefanatikan kelompok Sunni di istana Akbar dalam menekan perkembangan

pengaruh Syiah terjadi secara terus-menerus di bidang pemerintahan. Jabatan

Sadr as-Sudr kemudian dijabat oleh orang Sunni, Shaikh Abdul Nabi dan

posisi Shaikh-al Islam dijabat oleh Mukhdum ul-Mulk oleh Abdullah

Sultanpuri. 8 Akibatnya, posisi orang-orang Syiah semakin terjepit di

pemerintahan Mughal. Mereka tidak diizinkan untuk ikut berpartisipasi dalam

pemerintahan dan kegiatan keagamaan di istana. Pergeseran pengaruh Syiah

ke Sunni ini terjadi dalam kurun waktu tahun 1564-1578.9

Sebelum Dinasti Mughal berkuasa, di India sudah terdapat dinasti-

dinasti Muslim yang telah menjadikan paham Sunni maupun Syiah sebagai

ideologi resmi negara. Dinasti Ghaznawi, Ghuri dan Kesultanan Delhi adalah

dinasti yang mengusung paham Sunni sebagai ideologi resmi kerajaan.

Sementara Kesultanan Bahmani yang didirikan oleh Aladdin Hasan Bahman

Shah (1347-1358) menganut faham Syiah sebagai agama negara dengan pusat

pemerintahan yang terletak di Gulbarga (1347-1425) dan Bidar (1425-1527).

Pada tahun 1518 Kesultanan Bahmani terpecah menjadi lima kesultanan yakni

Ahmadnagar, Berar, Bidar, Bijapur dan Golconda. Kesemuanya tunduk pada

dinasti Mughal.10 Dinasti yang menganut faham Syiah adalah Vijayanagar.

8 Ibid., hlm. 122. 9 Ibid., hlm. 131. 10Ibid., hlm. 72 dan Konstantin S. Nossov, Indian Castles 1206-1526 The Rise and Fall

of The Delhi Sultanate (USA: Osprey, 2006), hlm. 7.

Page 24: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

6

Dinasti ini diperintah pertama kali oleh Harihara I (1336-1357). Vijayanagar

pada awalnya menganut agama Hindu namun kemudian beralih menjadi Islam

dan pernah tunduk di bawah pemerintahan Dinasti Tuglug. Vijayanagar

diperintah oleh beberapa raja besar seperti Krishnadevaraya (1509-1529),

Achyutadevaraya (1529-1542), dan Aliya Rama Raja (1542-1565).11

Kelompok Sunni di istana Sultan Akbar memiliki karakteristik

menentang segala bentuk inovasi dan perubahan yang terjadi. Berbeda halnya

dengan kelompok Syiah yang mengedepankan sikap rasionalitas, keterbukaan

dalam menerima inovasi dan tidak menolak adanya pembaharuan asalkan

tidak merugikan. Sebagai akibatnya kelompok Syiah di India memiliki pola

pemikiran yang bebas dan terbuka. Hal ini bertolak belakang dengan golongan

Sunni.

Pengaruh Syiah mulai terlihat kembali ketika Sultan Akbar mengundang

mereka dalam sebuah diskusi terbatas yang dihadiri para pemuka agama Islam

terkenal seluruh India di Diwan i-Khass. 12 Pada awalnya, Diwan i-Khass

hanya diperuntukkan bagi kelompok Sunni saja untuk mendiskusikan berbagai

persoalan teologi Islam. Turut diundangnya kelompok Syiah pada forum

diskusi ini atas perintah Sultan Akbar sendiri. Sultan tidak puas dengan

penjelasan ulama tentang hukum kawin mut’ah yang dirasa janggal dan tidak

memuaskan. Oleh sebab itu Sultan ingin mengetahui bagaimana pendapat

kawin mut’ah dari perspektif kelompok Islam lain, yaitu Syiah. Mayoritas

11 Ibid., hlm. 72. 12 Oleh kalangan orientalis sering disebut dengan istilah Ibadat Khana. Secara

terminologis Ibadat bermakna ibadah dan Khana yang berarti rumah.

Page 25: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

7

ulama Sunni di istana Mughal memutuskan bahwa kawin mut’ah hukumnya

tidak diperbolehkan, sementara ulama Syiah memperbolehkan.

Forum kelompok Sunni dan Syiah yang diadakan setiap malam Jumat

yang pada mulanya bertujuan untuk diskusi keagamaan, lama kelamaan

berubah menjadi semacam adu kecerdasan dan saling klaim bahwa kecerdasan

satu kelompok lebih unggul dibanding kelompok yang lain. Materi diskusi

menjadi tidak sehat dan membuat Sultan Akbar kecewa dan kesal kepada para

ulama dan cendekiawan yang hadir.

Selama ini kajian tentang Dinasti Mughal sudah banyak dilakukan oleh

para sejarawan terutama aspek kegemilangan dari segi politik. Akan tetapi

satu hal yang luput dari perhatian para sejarawan terdahulu adalah bagaimana

perkembangan aliran keagamaan Islam pada pemerintahan Sultan Akbar

terjadi. Aspek keagamaan yang berkembang pada saat itu jarang sekali

disinggung, apalagi penjelasan tentang seberapa besar peran Sunni dan Syiah

dalam mempengaruhi jalannya roda pemerintahan Mughal dan bagaimana

interaksi antar keduanya belum banyak dikaji secara mendalam.

Penulisan ini mengkaji fenomena konflik Sunni dan Syiah pada masa

pemerintahan Sultan Akbar dengan batasan tahun 1556-1605. Batasan tahun

ini penting dilakukan untuk menghindari pembahasan yang melebar terhadap

fokus kajian yang diteliti. Di samping itu, pada masa pemerintahan Sultan

Akbar konflik Sunni dan Syiah mencapai titik klimaks yang sempat

menimbulkan huru-hara dan menggoncangkan stabilitas pemerintah. Konflik

yang terjadi antara keduanya merupakan imbas dari trauma politik masa lalu

Page 26: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

8

antara Sunni Mughal dengan Syiah Shawafiyah. Kondisi sosial budaya

masyarakat India yang pluralis dan sikap Sultan Akbar yang menjunjung

tinggi toleransi di India menjadi pemantik meletupnya perselisihan Sunni dan

Syiah.

Oleh karena itu, penelitian tentang sejauh mana interaksi antara

kelompok Sunni dan Syiah pada masa Dinasti Mughal yang menjadi penyebab

konflik keduanya serta dampak yang ditmbulkan penting untuk diteliti. Hal ini

bertujuan untuk mengisi salah satu mata rantai sejarah yang hilang dan

mengungkap hubungan antara kedua kelompok keagamaan yang saling

berebut pengaruh di dalam istana Mughal selama pemerintahan Sultan Akbar,

bukan hanya dari aspek kebudayaan, melainkan juga dari segi politik.

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini memfokuskan pada persoalan konflik yang terjadi antara

Sunni dan Syiah pada periode pemerintahan Sultan Akbar dengan mengacu

pada rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa saja faktor-faktor yang menjadi penyebab konflik Sunni dan

Syiah pada masa dinasti Mughal terjadi?

2. Bagaimana pengaruh konflik Sunni dan Syiah terhadap kehidupan

politik dan sosial budaya Dinasti Mughal?

Page 27: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

9

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Sejarah tentang konflik yang terjadi antara kelompok Sunni dan Syiah

pada masa pemerintahan Sultan Akbar menarik untuk diteliti kembali. Hal ini

mengingat sebagian besar tulisan-tulisan sebelumnya menitik beratkan pada

kajian Dinasti Mughal dari segi politik. Pembahasan mengenai sisi

perkembangan keagamaan Islam dan keikutsertaan golongan keagamaan

dalam pemerintahan masih belum dilakukan. Di samping itu, sebagian

penelitian dilakukan oleh sarjana-sarjana Barat yang melihat Dinasti Mughal

dari sudut pandang mereka. Oleh karena itu, penelitian sejarah ini dilakukan

agar dapat mengungkapkan adanya konflik antara kelompok Sunni dan Syiah

pada periode pemerintahan Sultan Akbar secara menyeluruh dari sudut

pandang ketimuran.

Bertolak dari asumsi bahwa banyak penelitian tentang sejarah Islam di

India khususnya tentang Dinasti Mughal yang perlu diadakan penelitian lebih

mendalam, maka kajian ini memiliki arti penting dalam rangka memperkaya

khazanah historiografi India. Fokus kajian dalam tesis ini sangat berguna

terutama bagi mereka yang berminat meneliti perkembangan aliran-aliran

agama Islam di India sebagai satu kekuatan besar yang telah berperan dalam

mengisi mata rantai sejarah perkembangan dinasti Islam di India.

Perkembangan Islam pada masa Dinasti Mughal memiliki karakteristik yang

unik di mana kelompok atau golongan keagamaan memiliki peran yang begitu

penting dalam berlangsungnya sebuah pemerintahan. Perebutan dominasi

kekuasaan antar golongan keagamaan tidak hanya berpengaruh pada ranah

Page 28: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

10

politik, tetapi tidak jarang berimbas juga pada kepribadian penguasa dan

kehidupan sosial budayanya.

Dengan demikian, hasil penelitian ini, di samping dapat dijadikan

sebagai bahan revisi terhadap karya sejarah terdahulu, diharapkan dapat

memberikan sumbangan terhadap pemahaman umum mengenai pengaruh

aliran keagamaan terhadap kehidupan politik Dinasti Mughal terutama selama

periode pemerintahan Sultan Akbar. Di samping itu, dengan adanya penelitian

ini diharapkan dapat merangsang peneliti-peneliti berikutnya untuk melakukan

penelitian dengan tema perkembangan sejarah Islam di India.

D. Tinjauan Pustaka

Kajian mengenai Islam di India telah banyak dilakukan oleh para

sejarawan Barat maupun Timur. Akan tetapi penelitian tentang bagaimana

konflik Sunni dan Syiah muncul dan berkembang di India khususnya pada

masa Mughal belum mendapatkan perhatian dari kalangan sejarawan lokal

maupun asing. Para sejarawan terdahulu lebih suka mengungkapkan fakta

sejarah yang berkaitan dengan kegemilangan Mughal pada aspek militer dan

administrasi pemerintahan, tetapi mengesampingkan perkembangan Sunni dan

Syiah. Hal ini bisa dilihat dari sedikitnya sumber-sumber primer yang

membahas secara mendalam tentang Sunni dan Syiah. Sejarawan sezaman

Page 29: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

11

lebih tertarik untuk menulis hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa ekspansi,

militer, pemerintahan, sosial kemasyarakatan, dan bidang seni.

Untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian dan untuk

menegaskan posisi penelitian ini, maka perlu dilakukan kajian pustaka.

Tinjauan pustaka ini dilakukan dengan tujuan sebagai pembanding atas tema

penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian terdahulu. Di samping itu,

juga untuk menghindari pengulangan pembahasan antara topik dahulu dengan

yang sedang dikaji, sekaligus untuk mengemukakan aspek kebaharuan kajian

ini.

Salah satu sumber primer yang begitu fenomenal pada masa Mughal dan

berisi tentang biografi Sultan Akbar adalah karya Abul Fazl Allami yang

berjudul Akbar Nama dan Ain-i-Akhbari. Buku ini telah diterjemahkan dari

bahasa Urdu ke dalam bahasa Inggris oleh Susannah Beveridge dan terdiri

dari tiga jilid. Kedua buku ini membahas pemerintahan Sultan Akbar secara

kronologis dan tematik. Pembahasan tidak hanya terpaku pada aspek

penaklukan wilayah tetapi juga menyoroti kondisi sosial budaya masyarakat

India. Bagaimana perkembangan keagamaan India pada waktu itu sedikit

sekali dibahas dalam buku ini dan hanya dijelaskan secara sepintas. Namun

begitu, dari aspek historiografi buku ini perlu dikritik karena berasal dari

tulisan Sekretaris dan penasehat pribadi Sultan. Sisi subyektifitas tampak lebih

menonjol dibandingkan obyektifitasnya. Pembahasan Sunni dan Syiah hanya

dijelaskan secara umum dan sepintas saja.

Page 30: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

12

Sumber primer kedua yang penulis gunakan sebagai pembanding adalah

karangan Mohammed Karim Feristha yang juga telah diterjemahkan oleh John

Briggs dari bahasa Persia ke dalam bahasa Inggris berjudul History of The

Rise of The Mohamedan Power in India Till The Year 1612. Buku ini terdiri

dari empat jilid. Pembahasan mengenai Dinasti Mughal dari pemerintahan

Sultan Babur hingga periode Sultan Akbar terdapat di jilid kedua.

Dalam bukunya Feristha menyajikan tulisan sejarah secara kronologis.

Akan tetapi karya ini perlu dikritik apakah fakta-fakta sejarah yang ditulis

oleh Feristha berdasarkan hasil pengamatannya sendiri ataukah ia memperoleh

data dari orang lain. Feristha datang ke Bijapur, India pada tahun 1589 dan

menghabiskan sisa hidupnya mengabdi kepada Sultan Shah Ibrahim Adil II

hingga tahun 1611. Atas permintaan Sultan juga Feristha menulis karya

sejarah fenomenalnya ini. Fakta sejarah yang disuguhkan oleh Feristha wajib

di kritik karena rentang waktu ia ke India dengan pemerintahan Sultan Akbar

adalah tigapuluh tiga tahun. Sementara itu, faktor lain yang menjadi

pertimbangan adalah bahwa secara geografis ibu kota Mughal dengan domisili

Feristha sangat jauh yakni Delhi dengan Bijapur.

Adapun sumber-sumber sekunder yang memiliki tema yang sama yang

penulis gunakan sebagai pembanding adalah buku berjudul Akbar: Makers of

The Muslim World karangan Andre Wink yang diterbitkan oleh One World

Oxford pada tahun 2009 menceritakan biografi singkat Sultan Akbar.

Sebagian besar buku ini menfokuskan kajian pada aspek politik dan

administrasi negara, dan sedikit sekali menyinggung persoalan perkembangan

Page 31: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

13

agama Islam pada masa Sultan Akbar berkuasa. Wink hanya membahas

hubungan Sultan Akbar dengan Islam dalam beberapa sub bab saja. Di salah

satu sub bab dalam buku ini dijelaskan bagaimana hubungan Akbar dengan

Islam secara agak mendetail. Namun sayangnya penulis lebih banyak

mengutip pendapat sejarawan lain ketika menyoroti kehidupan keagamaan

Sultan Akbar. Bagaimana perkembangan Sunni dan Syiah pada Dinasti

Mughal hanya sekilas disinggung.

Berikutnya adalah buku karangan Harbans Mukia yang berjudul The

Mughals of India yang diterbitkan oleh Blackwell Publishing, Australia pada

tahun 2004. Buku ini banyak menyoroti kehidupan istana dan sultan-sultan

Mughal dari Babur hingga kejatuhan Mughal. Namun perkembangan agama

Islam khususnya paham Sunni dan Syiah tidak banyak dikaji dalam buku ini.

Hal ini disebabkan fokus kajian menitikberatkan pada kehidupan sosial

budaya di lingkup istana Mughal.

Buku lain yang mengkaji tentang perkembangan Syiah di India adalah

buku karangan Justins Jones yang berjudul Shia Islam in Colonial India yang

diterbitkan oleh Cambridge University Press pada tahun 2012. Buku ini berisi

sejarah singkat Syiah dan perkembangannya pada masa kolonial Inggris di

India. Buku ini secara keseluruhan membahas bagaimana Syiah dan sistem

pengajaran yang mereka anut serta bagaimana lembaga-lembaga pendidikan

Syiah berperan serta dalam menyebarkan ajarannya di India.

Page 32: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

14

E. Landasan Teori

Dalam mengkaji konflik Sunni dan Syiah pada periode pemerintahan

Sultan Akbar, peneliti menggunakan pendekatan sosial budaya dan

menggunakan kerangka teori konflik Lewis Coser menjelaskan fenomena yang

diamati. Dalam teori konflik sendiri, konsep wewenang dan posisi memegang

faktor sentra. Pendekatan sosial budaya digunakan untuk melihat kondisi

masyarakat India pada waktu pemerintahan Sultan Akbar yang melatar

belakangi terjadinya konflik yang memunculkan kebijakan-kebijakan yang

tidak jarang berakibat pada konflik antara Sunni dan Syiah. Sementara itu,

pendekatan sejarah digunakan untuk menganalisa peristiwa secara kronologis.

Konsep wewenang dan posisi sebagaimana diungkapkan oleh Dahrendoff

memegang peran penting dalam konflik yang mana memang keduanya merupakan

fakta sosial. Distribusi kekuasaan dan wewenang secara tidak merata tanpa

terkecuali menjadi faktor yang menentukan konflik sosial secara sistematis.

Perbedaan wewenang adalah suatu tanda dari adanya berbagai posisi dalam

masyarakat. Kekuasaan yang selalu memisahkan pihak yang berkuasa dan pihak

yang dikuasai juga menjadi faktor penentu terjadinya ketegangan dan

pertentangan dalam masyarakat. Konsep inilah yang menjadi titik utama

pembahasan penelitian ini.13

Teori konflik Lewis A. Coser bertujuan untuk menganalisis elemen-

elemen yang dapat menimbulkan konflik baik konflik yang terjadi dalam

13 Ralf Dahrendorf, Class and Class Conflict in Industrial Society, (California: Stanford

University Press, 1959), hlm. 295-301.

Page 33: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

15

kelompok (in-group) maupun konflik antar kelompok (out-group) dengan

variabel Sunni dan Syiah dalam kurun waktu pemerintahan Sultan Akbar.

Konflik antara kelompok Sunni dan Syiah terjadi sebagai akibat adanya

interaksi yang berlangsung secara terus-menerus dari periode pemerintahan

Babur yang mencapai klimaksnya pada pemerintahan Sultan Akbar. Konflik

yang terjadi antar keduanya berpengaruh terhadap stabilitas politik di India

pada waktu itu dan mempengaruhi aspek sosial budaya yang berkembang pada

abad ke enam belas.

Seperti halnya Simmel, Coser tidak mencoba menghasilkan teori

menyeluruh yang mencakup seluruh fenomena sosial. Karena ia yakin bahwa

setiap usaha untuk menghasilkan suatu teori sosial menyeluruh yang mencakup

seluruh fenomena sosial adalah prematur. Memang Simmel tidak pernah

menghasilkan risalah sebesar Emile Durkheim, Max Weber atau Karl Marx.

Namun, Simmel mempertahankan pendapatnya bahwa sosiologi bekerja untuk

menyempurnakan dan mengembangkan bentuk-bentuk atau konsep-konsep

sosiologi dimana isi dunia empiris dapat ditempatkan.

Meskipun demikian, konflik yang terjadi baik di dalam kelompok

maupun antar kelompok tidak semata-mata merugikan dan merusak tatanan

pemerintahan Dinasti Mughal. Lewis Coser mengemukakan bahwa konflik

tidak serta-merta merusakkan, berkonotasi disfungsional, disintegrasi pada

sebuah sistem yang sedang mengalami konflik. Analisis-analisis yang

dikemukakan Coser terfokus pada fungsi-fungsi positif konflik sosial dan

mencoba menunjukkan akibat-akibat positifnya. Konflik justru menawarkan

Page 34: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

16

konsekuensi-konsekuensi positif yang dapat menguntungkan sistem itu sendiri,

dalam hal ini adalah pemerintahan Sultan Akbar.14 Terjadinya konflik dalam

sebuah sistem justru memiliki kontribusi positif yakni dapat memelihara,

menyesuaikan diri atau beradaptasi dalam sebuah hubungan sosial dan di

dalam struktur sosial, contohnya, meredakan ketegangan untuk memungkinkan

sistem-sistem berlanjut.15

Coser memiliki pandangan bahwa konflik dalam masyarakat merupakan

peristiwa normal yang dapat memperkuat struktur hubungan-hubungan sosial

antara elemen yang terdapat dalam sebuah sistem. Meskipun begitu tidak

adanya konflik dalam sebuah masyarakat tidak dapat dianggap sebagai indikasi

stabilitas hubungan sosial dalam masyarakat. 16 Dalam karyanya, Coser

mengklarifikasi dan mengkonsolidasi skema konsep yang berhubungan dengan

data konflik sosial yang lebih memfokuskan kepada fungsi daripada disfungsi

sosial. 17 Secara garis besar teori fungsi konflik yang dikemukakan Coser

adalah:18

1. Konflik merupakan proses yang bersifat instrumental dalam pembentukan,

penyatuan dan pemeliharaan struktur sosial.

14 Artikel Denis Trapido, dalam Binding Conflict: The Competition to Cooperation Switch

in Firm Dyads, Stanford University Press, hlm. 3. Lewis A. Coser, The Functions of Social Conflict (New York: The Free Press, 1956), hlm. 45.

15 Coser, Social Conflict, hlm. 151. George Ritzer & Barry Smart, Handbook Teori Sosial terj, Imam Muttaqien cetakan ke-II (Bandung: Nusa Media, 2012), hlm. 285.

16 Ibid. 17 Hilal Ahmad Wani dalam Understanding Conflict Resolution, International Journal of

Humanities and Social Science, Vol. I, No. 2, Februari, 2011, hlm. 108. 18 Lewis A. Coser, Social Conflict and The Theory of Social Change, The British Journal of

Sociology, Vol. VIII, No. 3. September 1957, hlm. 197-207.

Page 35: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

17

2. Konflik dapat menetapkan dan menjaga garis batas antara dua atau lebih

kelompok.

3. Konflik dengan kelompok lain dapat memperkuat kembali identitas

kelompok dan melindungi agar tidak melebur ke dalam dunia sosial di

sekelilingnya.

4. Katup penyelamat (savety-valve) ialah salah satu mekanisme khusus yang

dapat dipakai untuk mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik

sosial.

5. Bila segala sesuatu dianggap sama, konflik antara dua orang yang saling

kenal akan menjadi kurang tajam.

Coser membedakan konflik yang terjadi dalam sebuah sistem sosial

berdasarkan cakupan wilayahnya menjadi in-group conflict (konflik dalam sebuah

kelompok) dan out-group conflict (konflik antar kelompok). Sementara itu Coser

juga membedakan konflik menjadi realistic conflict dan non-realistic conflict.

Coser memandang bahwa konflik in-grup berdampak positif karena dapat

membantu elemen-elemen yang terdapat dalam sebuah kelompok untuk bersama-

sama membentuk kembali kesatuan dan kepaduan setelah sebelumnya mereka

terpecah karena sentimen permusuhan antar anggota kelompok.19 Konflik in-grup

ini penulis gunakan dalam menganalisa konflik yang terjadi di masing-masing

kubu kelompok Sunni dan Syiah selama masa pemerintahan Sultan Akbar.

Sementara itu, untuk menganalisa konflik yang terjadi antara kedua kelompok

yaitu Sunni dan Syiah, peneliti menggunakan konflik antar kelompok.

19 Coser, Social Conflict, hlm. 73, 151.

Page 36: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

18

Konflik yang timbul karena sikap kekecewaan terhadap tuntutan-tuntutan

khusus yang terjadi dalam hubungan dari para partisipan, dan yang ditujukan pada

obyek yang dianggap mengecewakan disebut dengan konflik realistis.20 Penjabaran

konflik ini penulis gunakan dalam menganalisa sentimen permusuhan yang

ditunjukkan oleh kelompok Sunni terhadap pemerintahan Bairam Khan sekaligus

kepada kelompok Syiah itu sendiri dan sikap Sultan Akbar yang dirasa oleh

kelompok Sunni lebih mengutamakan kepentingan kelompok Syiah di istananya.

Sementara itu, konflik non-realistis merupakan konflik yang tidak berasal dari

saingan antagonis tetapi dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan setidaknya

dari salah satu pihak.21

F. Metode Penelitian

Dalam usaha untuk menjabarkan konflik yang terjadi antara Sunni dan

Syiah serta pengaruhnya terhadap sistem politik Mughal pada masa

pemerintahan Sultan Akbar penulis menggunakan tahapan-tahapan metode

penelitian yang mencakup pengumpulan data (heuristic), kritik sumber

(verifikasi), penafsiran (interpretation), dan penulisan (historiografi). 22

Penelitian ini bersifat kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan (library

research), yaitu penelitian yang mengacu pada sumber tertulis (dokumenter)

dengan mencari data dari tulisan-tulisan yang mendukung penelitian.

20 Ibid., hlm. 49. 21 Ibid., hlm. 54. 22 Dudung Abdurahman, Metodologi Penelitian Sejarah (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2007), hlm. 64.

Page 37: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

19

1. Teknik pengumpulan sumber (heuristic)

Dalam tahapan ini penulis mengumpulkan sumber-sumber yang

berkaitan dengan India khususnya pada periode pemerintahan Sultan Akbar

terutama sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer yang ada di

antaranya adalah Akbar Nama, Ain-i-Akhbari karangan Abul Fazl dan telah

dialih bahasakan ke dalam bahasa Inggris oleh Susannah S. Beveridge yang

terdiri dari tiga volume, dan karya Badauni berjudul Muntakhabut at-

Tawarikh berbahasa Persia. Sayangnya, buku Muntakhabut Tawarikh tidak

berhasil penulis temukan untuk dijadikan sebagai acuan terhadap penelitian

ini. Hal ini disebabkan karena keterbatasan akses ke perpustakaan yang

terdapat di India. Penulis buku yang terakhir ini hanya memposisikan dirinya

sebagai sejarawan luar istana pada masa itu tetapi sekaligus menjadi orang

dekat dengan istana dan banyak terlibat dalam persoalan yang terjadi di dalam

istana. Buku lain terdiri dari karangan sejarawan sezaman seperti Babur-

Nama, Humayun-Nama, The History of Deccan, Tabaqat-i-Akhbari, History

of The Rise of The Mohamedan Power in India Till 1612, Storia do Mogor

serta buku-buku sekunder tulisan sejarawan India maupun dari kalangan

orientalis seperti History of India, Tarikh-i-Shahi, The Sultanate of Delhi,

Akbar and The Rise of The Mughal Empire, India at The Death of Akbar, The

Emperor Akbar vol. i, ii, dan sebagainya.

Page 38: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

20

2. Kritik sumber (verification)

Dalam tahapan ini ada dua hal utama untuk dipahami dan dilakukan

yakni meninjau kembali keaslian dan keshahihan sumber yang terkumpul.

Kritik ini sangat penting karena untuk mengetahui di mana dan sebagai apa

penulis buku memposisikan dirinya ketika menulis dengan tema tertentu.

Apakah ia memposisikan dirinya sebagai sejarawan istana, sejarawan oposisi

dengan pemerintahan dan sebagai sejarawan netral yang tidak memihak

kepada salah satu kubu. Dengan kritik ini akan dapat diketahui sejauh mana

obyektifitas tulisan. Kritik sumber terdiri dari kritik ekstern dan kritik intern.

Kritik ekstern dilakukan dengan menguji bagian-bagian fisik yakni

mencocokkan ejaan dan tahun penerbitan sumber tersebut dari segi

penampilan luarnya. Kritik intern dilakukan dengan cara membandingkan

sumber yang satu dengan sumber yang lain (isi sumber). Kritik intern ini

dilakukan untuk memperoleh sumber yang kredibel.23

Kritik ekstern penulis lakukan terutama terhadap sumber-sumber

primer yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan menggunakan

ejaan lama seperti yang terdapat dalam buku karangan Feristha dan Niccolao

Manucci. Kesalahan penulisan seperti Akbar ditulis Akbur sering ditemukan

dalam kedua buku tersebut. Di samping itu, penulisan nama orang dan nama

tempat seringkali ditulis dengan bahasa yang tidak umum dan bisa dimengerti.

Kritik intern penulis lakukan ketika menemukan data-data yang tidak

memiliki keseragaman dalam menyajikan fakta sejarah antara satu sumber

23 Ibid., hlm. 101.

Page 39: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

21

dengan sumber lainnya. Misalnya saja, dalam buku karya Stuart Cary Welch

mengatakan bahwa usia Sultan Akbar ketika naik tahta adalah empat belas

tahun. Sementara itu, pendapat yang berbeda dikemukakan oleh G. B.

Malleson, Ishwari Prasad, J. C. Powell berpendapat bahwa Akbar kala itu berusia

tiga belas tahun empat bulan.

3. Interpretasi

Interpretasi atau analisis data merupakan tahapan metode penelitian

yang dilakukan sebelum memasuki tahapan akhir berupa penulisan sejarah

(historiografi). Interpretasi sejarah sering disebut analisis sejarah. Dalam

interpretasi terdapat dua cara yaitu analisis dan sintesis. Analisis berarti

menguraikan, sedang sintesis bermakna menyatukan. Analisis sejarah

bertujuan melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-

sumber sejarah yang membahas tentang konflik yang terjadi antara Sunni dan

Syiah pada pemerintahan Sultan Akbar. Bersama-sama dengan teori yang

dipergunakan disusunlah fakta-fakta sejarah ke dalam suatu interpretasi yang

menyeluruh.24

Analisis ini penting dilakukan untuk mengetahui apa yang

melatarbelakangi suatu peristiwa terjadi sehingga akan mengacu pada apa,

siapa saja yang terlibat dalam sebuah peristiwa, kapan dan di mana peristiwa

itu terjadi, serta mengapa peristiwa itu terjadi. Hal-hal apa saja yang

mempengaruhi seorang penguasa atau sekelompok masyarakat melakukan

aksi sehingga memunculkan reaksi dari masing-masing elemen yang ada baik

di dalam pemerintahan maupun dalam masyarakat. Interpretasi dengan

24 Ibid., hlm. 73.

Page 40: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

22

mengacu pada pertanyaan-pertanyaan di atas diharapkan dapat mengupas apa

yang sebenarnya terjadi pada sebuah peristiwa berdasarkan sumber-sumber

primer dan sekunder yang berkaitan dengan tema penelitian sehingga akan

memunculkan jawaban yang mendekati kebenaran (objektif) dengan peristiwa

yang terjadi sebenarnya.

4. Historiografi

Tahapan terakhir dalam metode penelitian ini adalah penulisan sejarah

atau historiografi. Dalam tahap penulisan, peneliti harus bersandar pada

kaidah-kaidah tata bahasa yang berlaku saat ini dengan tidak

mengesampingkan bobot isi yang ditulisnya. Sistematika penulisan dalam

tesis ini dilakukan berdasarkan urutan tahun (hawliyat). Hal ini dipilih karena

dengan melakukan penulisan berdasarkan metode hawliyat maka tulisan

diharapkan bisa runtut dan sistematis. Selain itu juga untuk mengetahui

peristiwa-peristiwa yang terjadi setiap tahunnya selama pemerintahan Sultan

Akbar. Dari sini akan kita dapati bagaimana perkembangan Sunni dan Syiah

hingga menimbulkan konflik dan bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan

politik Dinasti Mughal.

Page 41: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

23

G. Sistematika Pembahasan

Penyajian penelitian dalam bentuk tesis ini terdiri dari tiga bagian yaitu

pendahuluan, pembahasan dari penelitian dan penutup atau kesimpulan yang

terdiri dari lima bab dengan sub bab bahasan yang jumlahnya tidak mengikat dan

menguraikan hasil penelitian serta berkaitan antara satu bab dengan bab lainnya.

Pada bab pendahuluan, di dalamnya diuraikan beberapa hal pokok mengenai latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan

pustaka, landasan teoritis, kerangka metodologis, dan sistematika penulisan.

Adapun tujuan dari sistematika pembahasan ini adalah agar pembahasan yang

dilakukan dapat berjalan secara kronologis dan sistematis.

Hasil penelitian disajikan dalam empat bab berikutnya sebagai satu kesatuan

yang tak terpisahkan satu dengan yang lainnya. Pada bab kedua dipaparkan pokok

bahasan berkaitan dengan perkembangan sistem pemerintahan Mughal dari masa

pemerintahan Babur hingga masa Sultan Akbar. Permasalahan penting yang

dibahas dalam bab ini meliputi latar belakang berdirinya Dinasti Mughal pada

masa Babur, Humayun, dan Akbar. Untuk pembahasan mengenai Babur dan

Humayun, penulis membatasi pembahasan pada sistem pemerintahan yang dianut,

penataan administrasi pemerintahan, ekonomi, militer, politik, dan sosial

kemasyarakatan. Hal ini penting diuraikan secara lebih rinci dan mendalam untuk

mengetahui perkembangan Dinasti Mughal dari aspek pemerintahan.

Bab ketiga membahas kondisi sosial keagamaan dan perkembangan agama

Islam pada masa Dinasti Mughal. Fokus kajian dalam bab ini menekankan pada

Page 42: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

24

aspek individual Sultan Akbar dari segi kepemimpinan maupun kebijakan-

kebijakan yang ia terapkan termasuk di dalamnya kebijakan di bidang keagamaan.

Di samping itu perlu untuk dibahas lebih rinci sistem sosial kemasyarakatan dan

kondisi keagamaan masyarakat India di bawah kepemimpinan Sultan Akbar.

Untuk mengetahui bagaimana perkembangan kondisi sosial kemasyarakatan pada

masa Sultan Akbar, maka penulis akan menjabarkan pula perkembangan

keagamaan dari masa Babur hingga Sultan Akbar.

Bab keempat menitik beratkan pada pembahasan interaksi yang terjadi

antara Sunni dan Syiah. Bab ini akan menguraikan tentang kondisi sosial budaya

masyarakat India yang berpengaruh terhadap perkembangan agama Islam pada

masa Dinasti Mughal berikut hal apa saja yang terjadi pada kedua aliran

keagamaan tersebut selama periode Sultan Akbar. Bab ini menekankan pada

usaha mengupas secara kritis analitis terhadap konflik yang terjadi antara Sunni

dan Syiah baik yang sifatnya ideologi maupun fisik berikut pengaruh konflik

terhadap sistem politik Mughal.

Bab kelima adalah penutup. Bab terakhir ini terdiri dari dua bagian yakni

kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi jawaban atas rumusan masalah dari

penelitian. Sementara itu, saran berisi anjuran atau masukan terhadap penelitian

lain yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang dilakukan.

Page 43: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

143

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyebaran dan perkembangan ajaran Syiah di India tidak bisa dilepaskan

kaitannya dari besarnya pengaruh dinasti Shafawiyah, Persia. Kedekatan secara

geografi antara India dengan Iran memudahkan paham Syiah tumbuh dengan

subur di India. Perkembangan ajaran Syiah di India pada mulanya berawal dari

hubungan niaga antara keduanya yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama

dengan intensitas tinggi.

Konflik Sunni dan Syiah yang terjadi pada masa pemerintahan Sultan Akbar

disebabkan dua faktor, yakni faktor politik dan agama.Perbedaan paham dalam

hal ideologi yang kemudian merambah pada dimensi ilmu pengetahuan lain

membuat hubungan Sunni dan Syiah berjalan dengan tidak sehat. Perselisihan

paham tidak hanya terbatas pada perbedaan pemikiran saja, tetapi meluas hingga

bidang sosial budaya di lingkup Mughal. Kondisi yang tidak sehat ini semakin

kritis ketika pada tahun 1575 Sultan Akbar sengaja mendirikan sebuah bangunan

bernama Diwan-i-Khass sebagai media diskusi antar tokoh agama Islam.

Namun, yang terjadi berikutnya justru semakin memperparah konflik antara

Sunni dengan Syiah yang sudah ada sebelumnya. Kekecewaan Sultan Akbar atas

sikap mereka membuatnya mendeklarasikan sebuah mahzar 1579 yang tiga tahun

Page 44: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

144

kemudian disusul dengan memproklamirkan sebuah paham baru dengan istilah

Din-e-Ilahi atau biasa disebut dengan Tauhid Ilahi.

Konflik Sunni dan Syiah yang mencapai puncaknya pada pemerintahan

Sultan Akbar memang sangat mempengaruhi kehidupan politik, dan keagamaan.

Namun, meskipun demikian kecakapan Sultan Akbar dalam menjalankan

pemerintahan tidak membuat Mughal sampai harus mengalami nasib yang sama

dengan leluhurnya, terusir dari India. Banyaknya pemberontakan yang coba

dilancarkan oleh politisi Sunni dalam rangka mengalahkan dominasi Syiah tidak

membuat kestabilan kekuasaan Mughal goyah.

B. Saran

Sejarah Islam di India merupakan tema yang sangat menarik untuk dikaji

lebih dalam, minat -peneliti Indonesia terhadapnya masih minim sehingga

membuat sejarah Islam di India sedikit terabaikan jika dibandingkan dengan

kajian mengenai sejarah Islam di Timur Tengah, dan Eropa. Hal ini disebabkan

karena minimnya sumber yang bisa diakses ketika hendak mengkaji tentang Islam

India. Di sisi lain, dalam perjalanan sejarahnya Indonesia dan India memiliki

ikatan emosional dan geografis yang sangat erat. Oleh sebab itu, para pihak terkait

bisa mengupayakan mudahnya akses terhadap sumber-sumber sejarah India yang

bersifat primer dan sekunder agar bisa memudahkan kajian Islam India. dari situ

bisa melahirkan kajian terhadap Islam India secara proprsional. Sementara itu,

bagi para peneliti yang melakukan kajian penelitian dengan tema Islam di India

Page 45: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

145

sebaiknya memperhatikan kondisi India yang bersifat multi kultural. Hal ini

dimaksudkan agar, setiap peneliti dapat menganalisa persoalan yang dikajinya

sesuai dengan konteksnya.

Page 46: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

146

DAFTAR PUSTAKA

I. Buku:

Abdurahman, Dudung, Metodologi Penelitian Sejarah, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007.

Aceh, Abubakar, Perbandingan Mahzab Syiah: Rasionalisme Dalam Islam, Jakarta: Yayasan Lembaga Penyelidikan Islam, 1965.

Adams, W. H. Davenport, Warriors of The Crescent edisi ke-2, London: Hutchinson & Co, 1893.

Allami, Abul Fazl, Ain-i-Akhbari Vol. I, II, III, terj. Blochmann, Colonel H.S. Jarret, Calcutta: Baptist Mission Press, 1873.

. Akbar Nama Vol. I, II, III, terj. H. Beveridge, Calcutta: Baptist Mission Press, 1907.

Annoshahr, Ali, The Ghazi Sultans and The Frontiers of Islam: A Comparative Study of The Late Medieval and Early Modern Periods, London: Rooutledge, 2009.

Babur, Zahiruddin Muhammad, Babur Nama: Memoirs of Babur Vol. I, II, terj. Annete Susannah Beveridge, New Delhi: Munshiram Manoharlal Publisher, 1979.

Basham, A. L, ed., A Cultural History of India, New York: Oxford University Press, 1975.

Borradori, Giovanna, The American Philosopher; Conversation with Quine, Davidson, Putnam, Nozick, Danto, Rorty, Cavell, MacIntyre, and Kuhn, London: The University of Chicago Press, 1991.

Begum, Gulbadan, Humayun Nama, terj. Annete Susannah Beveridge, London: Biling & Sons Ltd, 1902.

Bernier, Francois, Travels in The Mogul Empire A.D. 1656-1668, Westminster: Archibald Constable, MDCCCXCI.

Bokhari, Raana & Mohammad Seddon, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Erlangga, 2010.

Chatterjee, Rajeswari, A History of The People of The Subcontinent of India in a Nutshell, Nevada: Frandsen Humanities Press, 2003.

Chaudhuri, Jatindra Bimal, Muslim Patronage to Sanskritic Learning Part. 1, Delhi: Idarah-i Adabiyat-i, 2009.

Page 47: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

147

Chopra, Pran Nath, Some Aspects of Society & Culture During The Mughal Age 1526-1707, Agra: Shiva Lal Agarwala & Co. Ltd, 1955.

Coser, Lewis, The Functions of Social Conflict, New York: The Free Press, 1956.

Dale, Stephen F., The Gardens of The Eight Paradises: Babur and The Culture of in Central Asia, Afghanistan and India (1483-1530) Vol. X, Leiden: E.J. Brill, 2004.

De Metcalf, Barbara dan Thomas, A Concise History of Modern India edisi kedua, London: Cambridge University Press, 2006.

Dughlat, Mirza Muhammad Haidar, Tarikh-i-Rasidi: A History of The Moghuls of Central Asia, terj. E. Denison Ross, London: Sampson Low, Marston &Company, 1895.

Edwardes, S. M. & H. L. O. Garret, Mughal Rule in India, London: Oxford University Press, 1930.

Elphinstone, Monstuart, The History of India: The Hindu and Mahometan Periods edisi ke-9, London: John Murray, 2013.

Eraly, Abraham , The Mughal World: Life in India’s Last Golden Age, New Delhi: Penguins Books, 2007.

Faruqi, Munish D., The Princes of The Mughal Empire 1504-1719, New York: Cambridge University Press, 2012.

Feristha, Muhammad Karim, History of The Rise of The Mohamedan Power in India Till The Year A.D. 1612 Vol. II, terj. John Briggs, Calcutta: R. Chambray, 1909.

Ferrier, J. P., History of The Afghans, London: John Murray, 1858.

Feducia, Fideet, Invasions of India From Central Asia, London: Richard Bentlen & Son, 1879.

Ghani, Muhammad Abdul, History of Persian Language & Literature at The Mughal Court with a Brief Survey of The Growth of Urdu Language Babur to Akbar: Part I. Babur, Allahabad: The Indian Press Ltd, 1929.

Gommans, Jons, Mughal Warfare: Indian Frontiers and High Roads to Empire 1500-170, London: Routledge, 2002.

Grenard, Fernand, Baber First of The Moguls, London: Thornton Butterworth, 1931.

Grewal, J. S., Religious Movements and Institutions in Medeval India, Inggris: Oxford University Press,…

Page 48: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

148

Haig, Wolseley. ed, Turks and Afghans, London: Cambridge University Press, 1928.

Hodgson, Marshall G. S., The Venture of Islam. Vol. III: The Gunpowder Empires and Modern Times, London: The University of Chicago Press, 1974.

Holden, Edward S., The Moguls Emperors of Hindustan A. D. 1398-A. D. 1707, New York: Charles Scribner’s Son, 1895.

Hollister, John Norman, The Shi’a of India. London: Luzac & Company, Ltd. 1953.

Howarth, Toby M., The Twelver Shi’a as a Muslims Minority in India: Pulpit of Tears, New York: Routledge, 2005.

Hunter, William Wilson, A Brief History of The Indian Peoples edisi ke-2, London: Oxford University Press, 1893.

Irvine, William, The Army of The Indian Moghuls: Its Organization and Administration, London: Luzac & Co, 1903.

Israr, C., Sejarah Kesenian Islam Jilid 2, Jakarta: Bulan Bintang, 1978. Jaffar, S. M., The Mughal Empire From Babar to Aurangzeb, Peshawar: S.

Muhammad Sadiq Khan, 1936.

Jaffar, S. M., Medieval India Under Muslim Kings: The Rise and Fall of The Ghaznawids, India: Muhammad Shadiq Khan Press, 1940.

Jones, Justins, Syiah Islam in Colonial India, New York : Cambridge University Press, 2012.

Lapidus, Ira M., Sejarah Sosial Umat Islam 1 & 2, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.

Keene, H.G., History of India: From The Earliest Times to The Present Day vol. I, London: W. H. Ellen & Co, 1893.

Lee, Samuel, The Travel’s of Ibn Batuta, London: John Murray, 1829.

Lewis, Bernard et. al, The World of Islam: Faith, People, Culture, London: Thames and Hudson, 2010.

Madhavananda, Swami dan Ramesh Chandra Majumdar ed., Great Women of India, Himalaya: Swami Ghambhirananda, 1953.

Majumdar, Ramesh Chandra, An Advanced History of India, London: Mac Millan and Co, 1953.

Malleson, G. B., Akbar and The Rise of The Mughal Empire, Oxford: The Clarendon Press, 1896.

Mannuci, Niccolao, Storia do Mogor or Mogul India 1653-1708 Vol. I, terj. William Irvine, London: John Murray, 1907.

Page 49: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

149

Marcum, James A., Thomas Kuhn’s Revolution; An Historical Philosophy of Science, London: Continuum, 2005.

Maryam, Siti et. al, Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, Yogyakarta: LP3ES, 2004.

Monsutti, Alessandro et. al, The Other Shiites From The Mediterranean to Central Asia, Bern: Offprint, 2007.

Moreland, W. H., India at The Death of Akbar: An Economic Study, London: Macmillan & Co, 1920.

Mukhia, Harbans, The Mughals of India, Australia: Blackwell Publishing, 2004.

Nickles, Thomas, Thomas Kuhn, UK: Cambridge University Press, 2003.

Nicolle, David, Mughul India 1504-1761, Inggris: Osprey, 1997.

, Medieval Siege Weapons (2): Byzantium, The Isamic World and India AD 476-1526, Inggris: Osprey, 2003.

Noer, F. A, The Emperor Akbar: A Contribution Towards The History of India in The 16th Century Vol. I, terj. Annete Susannah Beveridge, Calcutta: Thacker, Spink & Co, 1890.

Nossov, Konstantin S., Indian Castles 1206-1526 The Rise and Fall of The Delhi Sultanate, USA: Osprey, 2006.

Page, John Burton, Indian Islamic Architecture: Forms and Typologies, Sites and Monuments Vol. XX, Leiden: Brill, 2008.

Pant, D, The Commercial Policy of The Moguls, Bombay: D. B. Taraporevala Sons & Co, 1930.

Poole, Stanley Lane, Medieval India Under Mohammedan Rule 712-1764, New York: G.P. Putnam’s Sons, 1903.

, History of India: Vol. IV From The Reign of Akbar the Great to the Fall of The Moghul Empire. London: The Grolier Society Publishers, 1906.

, History of India: Vol. III: Medieval India from The Mohamedan Conquest to the Reign of Akbar The Great, London: The Grolier Society Publishers, 1906.

Prawdin, Michael, The Builders of The Mogul Empire, London: George Allen & Unwin Ltd, 1963.

Price, J. C. Powell, A History of Indian, London: Thomas Nelson & Sons Ltd, 1955.

Page 50: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

150

Prasad, Ishwari, A Short History of Muslim Rule in India: From The Conquest of Islam to The Death of Aurangzeb edisi ke-2, Allahabad: The Indian Press Limited, 1931.

Raman, Sita Anantha. Women in India: A Social and Cultural History. California: Santa Barbara. 2009.

Rawlinson, H. G., A Concise History of The Indian People, London: Oxford University Press, 1956.

Richards, John F., The New Cambridge History of India: The Mughal Empire, UK: Cambridge University Press, 1995.

Ritzer, George & Barry Smart, Handbook Teori Sosial terj, Imam Muttaqien cetakan ke-II (Bandung: Nusa Media, 2012.

Rizvi, Saiyid Athar Abbas, Religious and Intellectual History of the Muslims in Akbar’s Reign: With Special Reference to Abu’l Fazl 1556-1605, Delhi: Munshiram Manoharlal Publishers Pvt, 1975.

Roychoudhury, Makhanlal, The Din-I-Ilahi or The Religion of Akbar, India: Calcutta University Press, 1941.

Saran, P., Studies in Medieval Indian History, Delhi: Ranjit Printers & Pubishers, 1952.

Sewell, Robert, The Analytical History of India: From The Earliest Times to The Abolition of The Honourable East India Company in 1858, London: W. M. H. Allen & Co., 1870.

Sharma, S.R., Mughal Empire in India 1526-1761 Vol. I, Bombay: Karnatak Printing Press, 1934.

Sharp, H., Delhi: Its Story and Buildings, London: Oxford University Press, 1921.

S. H. M. Elliot, History of India as Told by Its Own Historians: The Muhammadan Period, editor John Downson edisi ke-2, Calcutta: Susil Gupta Ltd. 1952.

Sherwani, Haroon Khan, The Bahmanis of The Deccan : An Objective Study, Hyderabad: Saood Manzil Himayatnagar, 1953.

Shiddiqi, Iqtidar Husain, Islams and Muslims in South Asia: Historical Perspektif, Delhi: Adam Publisher, 1997.

Shiddiqi, Iqtidar Husain, Mughal Relations With The Indian Rulling Elite, New Delhi: Munshiram Manoharlal Publisher, 1983.

Shiddiqi, Nourouzzaman, Syi’ah dan Khawarij dalam Perspektif Islam, Yogyakarta: PLP2M, 1985.

Page 51: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

151

Smith, Vincent A., Akbar The Great Mogul 1542-1605, Oxford: Clarendon Press, 1917.

Sokah, Umar Assasudin, Din-I-Ilahi ; Kontroversi Keberagaman Sultan Akbar Agung (India 1556-1605 M), Yogyakarta: Ittaqa Press, 1994.

Srivastava, Ashirbadi Lal, The Sultanate of Delhi (711-1526 AD): Including The Arab Invasion of Sindh, Hindu Rule in Afghanistan and Causes of the Defeat of The Hindus in Early Medieval Ages, Agra: The Educational Press, 1950.

Stein, Burton, A History of India edisi ke-2, UK: Blackwell, 2010.

Strnad, Jaroslav, Monetary History of Mughal India as Reflected in Silver Coin Hoards, Prague:..., 2000.

Sundaram, Lanka, Mughal Land Revenue System, Inggris: Surrey, 1929.

Symond, A.R. ed., Introduction to The Geography and History of India and of The Countries Adjacent edisi ke-2, Madras: American Mission Press, 1845.

Thohir, Ajid, Islam di Asia Selatan: Melacak Perkembangan Sosial, Politik Islam di India, Pakistan dan Bangladesh, Bandung: Humaniora, 2006.

Van Noer, Frederick August, The Emperor Akbar: A Contribution Towards The History in the 16th Century, Vol. I terj. Annete Susannah Beveridge. Calcutta: Thacker Spink & Co., 1890.

Walsh, Judith E., A Brief History of India. New York: Fact on File, 2006.

Welch, Stuart Cary, India Art and Culture 1300-1900 edisi ke-2, New York: Bradford Kelleher, 1986.

Welch, Stuart Cary et, al, The Emperor’s Album: Images of Mughal India, New York; The Metropolitan Museum of Art, 1987.

Wink, Andre, Akbar: Makers of The Muslim World, Oxford: One World, 2009.

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam; Dirasah Islamiyah II, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000.

II. Artikel dan jurnal:

Jurnal “South Asian Studies: A Research Journal of South Asian Studies”. Vol. 25, No. 2, July-December, 2010.

Artikel Denis Trapido, dalam Binding Conflict: The Competition to Cooperation Switch in Firm Dyads, Stanford University Press.

Hilal Ahmad Wani dalam Understanding Conflict Resolution, International Journal of Humanities and Social Science, Vol. I, No. 2, Februari, 2011, hlm. 108.

Page 52: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

152

Lewis A. Coser, Social Conflict and The Theory of Social Change, The British Journal of Sociology, Vol. VIII, No. 3. September 1957.

III. Internet http://id.wikipedia.org/wiki/Disleksia. Diakses pada 11 Agustus 2014, jam 12:41.

Page 53: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

153

Daftar Tabel:

Tabel 1: Jumlah pajak yang diterima Mughal pada masa pemerintahan

Babur

Sarkar Krore25 Laks Tankas Bhira, Lahore, Sialkot, Dibalpur, dan lain-lain

3 33 15. 989

Sirhindi 1 29 31. 985 Hisar-Firuza 1 30 75. 174 Delhi dan sekitarnya 3 69 50. 254 Mewar 1 69 81. 000 Mian-wilayat 1 44 14. 930 Gwalior - 29 76. 919 Kalpi dan Seondha 2 91 19 Qanauj 2 23 57. 450 Sambhal 1 28 55. 950 Lucknow dan Baskar 1 36 63. 358 Khairabad 1 38 44. 000 Oud dan Bahraj - 39 82. 433 Jawnpur 1 12 65. 000 Karra dan Manikpur 4 17 1.369 Bihar 1 0 88. 333 Sarwar 4 63 27. 282 Saran 1 5 60. 000 Champaran 1 55 17. 506

Kandla - 10 18. 373 Tirhut Upeti berupa siver hitam dan tembaga yang diberikan oleh Raja Rupanarain

- 90 86. 060

Ranthambor - 43 30. 300 Nagur - 2 55. 000 Raja Bikramajit dari Ranthambor - 27 50. 000 Kalanjar - 20 - Raja Birsang - - - Raja Bikam - - - Raja Bikam Chand - - - Bhira, Lahore, Sialkot, Dibalpur, dan lain-lain

3 33 15. 989

Sirhindi 1 29 31. 985 Hisar-Firuza 1 30 75. 174

25 Krore senilai dengan £ 4. 212. 000. Babur, Babur Nama Vol. II, hlm. 521.

Page 54: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

154

Delhi dan sekitarnya 3 69 50. 254 Mewar 1 69 81. 000 Mian-wilayat 1 44 14. 930 Gwalior - 29 76. 919 Kalpi dan Seondha 2 91 19 Qanauj 2 23 57. 450 Sambhal 1 28 55. 950 Lucknow dan Baskar 1 36 63. 358 Khairabad 1 38 44. 000 Oud dan Bahraj - 39 82. 433 Jawnpur 1 12 65. 000 Karra dan Manikpur 4 17 1.369 Bihar 1 0 88. 333 Sarwar 4 63 27. 282 Saran 1 5 60. 000 Champaran 1 55 17. 506

Kandla - 10 18. 373 Tirhut Upeti berupa siver hitam dan tembaga yang diberikan oleh Raja Rupanarain

- 90 86. 060

Ranthambor - 43 30. 300 Nagur - 2 55. 000 Raja Bikramajit dari Ranthambor - 27 50. 000 Kalanjar - 20 - Raja Birsang - - - Raja Bikam - - - Raja Bikam Chand - - -

Page 55: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

155

Tabel 2: Penerimaan jumlah pajak dinasti Mughal dari masa Sultan Akbar

sampai pemerintahan Aurangzeb.26

Pemerintahan Tahun Jumlah pendapatan dari pajak tanah dalam satuan Euro (£)

Sultan Akbar 1594 £ 18.650.000

1605 £ 19.430.000 Jahangir 1628 £ 19.680.000 Shah Jahan 1648 £ 24.750.000

1655 £ 30.000.000 Aurangzeb 1667 £ 30.850.000 1697 £ 43.500.000

Tabel 3: Gaji tentara Mughal pada masa pemerintahan Sultan Akbar

Mansabdar Jumlah gaji tentara per bulan dalam satuan Rupee Kelas atas Kelas menengah Kelas bawah

10.000 60.000 - - 5.000 30.000 29.000 28.000

1.000 8.200 8.100 8.000 500 2.500 2.300 2.100 100 700 600 500 10 100 82,5 75

26 Poole, Medieval India, hlm. 262.

Page 56: KONFLIK SUNNI DAN SYIAH DI INDIA PADA MASA SULTAN …

156