konseling untuk dewasa keperawatan

12
KONSELING UNTUK MASA DEWASA 1. Karakteristik a. Periode Usia ; Masa dewasa dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 60 tahun, yakni disaat berubahnya dan menurunnya kemampuan fisik dan psikologis yang Nampak pada seria1 p orang serta berkurangnya kemampuan reproduktif. b. Perkembangan Fisik ; Dilihat dari aspek perkembangan fisik, pada awal masa dewasa kemampuan fisik mencapai puncaknya, dan sekaligus mengalami penurunan selama periode ini. a). Kesehatan Badan; Pada usia ini ditandai dengan memuncaknya kemampuan dan kesehatan fisik. Mulai dari usia 18 tahun individu memiliki kekuatan yang tersebar. Tetapi juga pada usia ini penurunan keadaan fisik juga menurun. Sejak usia 25 tahun, sudah mulai terlihat perubahan-perubahan fisik c. Perkembangan Motorik Orang-orang muda mencapai puncak kekuatannya antara usia duapuluh dan tigapuluh. Kecepatan respon maksimal terdapat antara usia 20 dan 25 tahun dan sesudah itu kemampuan ini sedikit demi sedikit menurun. Dalam belajar menguasai ketrampilan-ketrampilan motor yang baru, orang-

Upload: uchiha-tio

Post on 28-Jun-2015

1.494 views

Category:

Health & Medicine


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konseling untuk dewasa keperawatan

KONSELING UNTUK MASA DEWASA

1. Karakteristik

a. Periode Usia ; Masa dewasa dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 60

tahun, yakni disaat berubahnya dan menurunnya kemampuan fisik dan psikologis

yang Nampak pada seria1 p orang serta berkurangnya kemampuan reproduktif.

b. Perkembangan Fisik ; Dilihat dari aspek perkembangan fisik, pada awal masa

dewasa kemampuan fisik mencapai puncaknya, dan sekaligus mengalami penurunan

selama periode ini.

a). Kesehatan Badan; Pada usia ini ditandai dengan memuncaknya kemampuan dan

kesehatan fisik. Mulai dari usia 18 tahun individu memiliki kekuatan yang tersebar.

Tetapi juga pada usia ini penurunan keadaan fisik juga menurun. Sejak usia 25 tahun,

sudah mulai terlihat perubahan-perubahan fisik

c. Perkembangan Motorik

Orang-orang muda mencapai puncak kekuatannya antara usia duapuluh dan

tigapuluh. Kecepatan respon maksimal terdapat antara usia 20 dan 25 tahun dan

sesudah itu kemampuan ini sedikit demi sedikit menurun. Dalam belajar menguasai

ketrampilan-ketrampilan motor yang baru, orang-orang muda usia 20 lebih mampu

daripada mereka yang mendekati usia setengah umur. Selain itu orang-orang muda

dapat mengandalkan kemampuan motorik ini dalam situasi-situasi tertentu, hal mana

tidak dapat mereka lakukan semasa remaja karena pertumbuhan yang cepat serta

tidak seimbang saat itu menyebabkan mereka kurang luwes dan kaku.

d. Perkembangan Kognitif

Pertanyaan yang paling banyak menimbulkan kontroversi dalam studi tentang

perkembangan rentang hidup manusia adalah apakah kemampuan kognitif orang

dewasa paralel dengan penurunan kemampuan fisik. Pada umumnya, orang percaya

bahwa proses kognitif -- belajar, memori, dan inteligensi -- mengalami kemerosotan

bersamaan dengan terus berkembangnya usia. Bahkan, ada yang menyimpulkan

Page 2: Konseling untuk dewasa keperawatan

bahwa usia terkait dengan penurunan proses kognitif ini juga tercermin dalam

masyarakat ilmiah. Akan tetapi, belakangan ini sejumlah hasil penelitian

menunjukkan bahwa kepercayaan tentang terjadinya kemerosotan proses kognitif

bersamaan dengan penurunan kemampuan fisik, sebenarnya hanyalah salah satu

stereotip budaya yang meresap dalam diri kita.

1. Perkembangan pemikiran postformal.

Sejumlah ahli perkembangan percaya bahwa pada masa dewasa, individu-

individu menata pemikiran operasional mereka. Mereka mungkin

merencanakan dan membuat hipotesis tentang masalah-masalah seperti remaja,

tetapi mereka menjadi sistematis ketika mendekati masalah sebagai orang

dewasa. D.P. Keating, penulis buku "Adolescent Thinking", mengatakan

bahwa ketika orang dewasa lebih mampu menyusun hipotesis daripada remaja

dan menurunkan suatu pemecahan masalah dari suatu permasalahan, banyak

orang dewasa yang tidak menggunakan pemikiran operasional formal sama

sekali. Sementara itu, Gisela Labouvie-Vief (dalam buku "Understanding

Human Behavior", karya McConnell dan Philipchalk), menyatakan bahwa

pemikiran dewasa muda menunjukkan suatu perubahan yang signifikan.

Pemikiran orang dewasa muda menjadi lebih konkret dan pragmatis.

Secara umum, orang dewasa lebih maju dalam penggunaan intelektualitas.

Pada masa dewasa awal misalnya, orang biasanya berubah dari mencari

pengetahuan menjadi menerapkan pengetahuan, yakni menerapkan apa yang

diketahuinya untuk mencapai jenjang karier dan membentuk keluarga. Akan

tetapi, tidak semua perubahan kognitif pada masa dewasa mengarah pada

peningkatan potensi. Bahkan, kadang-kadang beberapa kemampuan kognitif

mengalami kemerosotan seiring dengan pertambahan usia. Meskipun demikian,

sejumlah ahli percaya bahwa kemunduran keterampilan kognitif yang terjadi,

terutama pada masa dewasa akhir, dapat ditingkatkan kembali melalui

serangkaian pelatihan.

Page 3: Konseling untuk dewasa keperawatan

2. Perkembangan memori.

Salah satu karakteristik yang paling sering dihubungkan dengan orang

dewasa dan usia tua adalah penurunan dalam daya ingat. Namun, sejumlah

bukti menunjukkan bahwa perubahan memori bukanlah sesuatu yang pasti

terjadi sebagai bagian dari proses penuaan, melainkan lebih merupakan

stereotip budaya.

3. Perkembangan inteligensi.

Suatu mitos yang bertahan hingga sekarang adalah bahwa menjadi tua

berarti mengalami kemunduran intelektual. Mitos ini diperkuat oleh sejumlah

peneliti awal yang berpendapat bahwa seiring dengan proses penuaan selama

masa dewasa, terjadi kemunduran dalam inteligensi umum. Hampir semua

studi menunjukkan bahwa setelah mencapai puncaknya pada usia 18 dan 25

tahun, kebanyakan kemampuan manusia terus-menerus mengalami

kemunduran. Witherington dalam bukunya, "Educational Psychology",

menyebutkan 3 faktor penyebab terjadinya kemunduran kemampuan belajar

dewasa.

a. Ketiadaan kapasitas dasar.

Orang dewasa tidak akan memiliki kemampuan belajar bila pada usia

mudanya juga tidak memiliki kemampuan belajar yang memadai.

b. Terlampau lamanya tidak melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat

intelektual.

Orang-orang yang sudah berhenti membaca bacaan-bacaan yang

"berat" dan berhenti melakukan pekerjaan intelektual, akan terlihat

bodoh dan tidak mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan semacam itu.

c. Faktor budaya.

Faktor yang dimaksud terutama dengan cara-cara seseorang

memberikan sambutan, seperti kebiasaan, cita-cita, sikap, dan

prasangka-prasangka yang telah mengakar, sehingga setiap usaha

Page 4: Konseling untuk dewasa keperawatan

untuk mempelajari cara sambutan yang baru akan mendapat tantangan

yang kuat.

e. Perkembangan Psikososial

Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal dari individu menjadi lebih luas dan

kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa dewasa, individu

memasuki peran kehidupan yang lebih luas. Pola dan tingkah laku sosial orang

dewasa berbeda dalam beberapa hal dari orang yang lebih muda. Perbedaan-

perbedaan tersebut tidak disebabkan oleh peristiwa-peristiwa kehidupan yang

dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan. Selama periode ini, orang melibatkan

diri secara khusus dalam karier, pernikahan, dan hidup berkeluarga.

f. Perkembangan mental.

Keseahtan mental tidak hanya dilihat dari ketidakhadiran gangguan-gangguan mental,

berbagai kesulitan dan frustasi, tetapi juga merefleksikan kemampuan seseorang

untuk menghadapi masalah-masalah kehidupan dengan cara efektif dan memuaskan.

g. Perkembangan Psikoseksual

Pola kehidupan wanita dewasa sangat berb eda dengan pola kehidupan pria dewasa.

Oleh sebab itu perbedaan minat berdasarkan seks menjadi semakin besar

dibandingkan masa remaja.

h. Perkembangan Agama

Orang dewasa lebih memperhatikan hal-hal keagamaan jika tetangga-tetangga dan

teman-temannya aktif dalam organisasi-organisasi keagamaan daripada teman-

temannya yang kurang peduli.

2. Tugas-Tugas Perkembangan

a. Mendapatkan suatu pekerjaan

b. Memilih seorang teman hidup

c. Belajar hidup dengan suami atau istri membentuk suatu keluarga

d. Membesarkan anak-anak

e. Mengelola sebuah rumah tangga

Page 5: Konseling untuk dewasa keperawatan

f. Menerima tanggung hawab sebagai warga

g. Bergabung dalam suatu kelompok sosial yang cocok

3. Masalah-masalah yang dihadapi

a. Masalah yang Umumnya di alami

Kurangnya persiapan untuk menghadapi masalah-masalah yang diatasi oleh

orang dewasa

Kesulitan dalam menerima dua peran sekaligus di dalam kehidupannya

Tidak memperoleh bantuan dalam menyelesaikan masalah yang sedang

dihadapinya

b. Masalah yang Khusus dialami

Merasa asing dengan dunia baarunya

Mempunyai tanggungjawab yang besar

Belum bisa menyelesaikan masalah orang dewasa

4. Fungsi Pelayanan

a. Fungsi umum

Fungsi Preventif ; agar konselor dapat mengantisipasi berbagai masalah yang

mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya,agar tidak dialami oleh

konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli

tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan kepada yang

membahayakan dirinya.

Fungsi Pemeliharaan ; membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan

mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya

Fungsi Pemahaman ; memberikan pemahaman terhadap konseli khususnya

pada masa remaja awal agar memiliki pemahaman terhadap dirinya

(potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,pekerjaan,dan norma agama).

Fungsi Penuntasan ; upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah

mengalami masalah baik aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir

b. Fungsi Khusus

Page 6: Konseling untuk dewasa keperawatan

Fungsi Pemahaman

Fungsi Preventif

5. Tujuan Pelayanan

a. Tujuan Umum

Mengatasi hambatan, kesulitan dan mengevauasi masalah selama hidupnya.

Penyesuaian dengan lingkungan atau keluarga baru

Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal

mungkin

b. Tujuan Khusus

Memberikan pamahaman terhadap kehidupan barunya

Dapat memahami dan menjalankan semua tugas barunya

Dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan barunya

6. Tahap-tahap Konseling

1. konselor harus mengidentifikasi diri konseli

2. mengidentifikasi bidang dan tempat konseli (kondisi)

3. menganalisis antara keinginan dengan potensi konseli

4. menetapkan langkah yang harus diambil konselor

5. menempatkan konseli pada tempat yang sesuai

6. momonitor perkembangan konseli

7. konselor melakukan evaluasi

7. Tekhik-Teknik Konseling

a. Perilaku Attending;Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri klien yang

mencakup komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan.

b. Empati ; Empati primer, yaitu bentuk empati yang hanya berusaha memahami

perasaan, pikiran dan keinginan klien, dengan tujuan agar klien dapat terlibat dan

terbuka.Contoh ungkapan empati primer :” Saya dapat merasakan bagaimana

perasaan Anda”. Empati tingkat tinggi, yaitu empati apabila kepahaman konselor

terhadap perasaan, pikiran keinginan serta pengalaman klien lebih mendalam dan

Page 7: Konseling untuk dewasa keperawatan

menyentuh klien karena konselor ikut dengan perasaan tersebut. Keikutan konselor

tersebut membuat klien tersentuh dan terbuka untuk mengemukakan isi hati yang

terdalam, berupa perasaan, pikiran, pengalaman termasuk penderitaannya. Contoh

ungkapan empati tingkat tinggi : Saya dapat merasakan apa yang Anda rasakan,

c. Refleksi ; Refleksi adalah teknik untuk memantulkan kembali kepada klien tentang

perasaan, pikiran, dan pengalaman sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal

dan non verbalnya.

d. Eksplorasi ; Eksplorasi adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran, dan

pengalaman klien. Hal ini penting dilakukan karena banyak klien menyimpan rahasia

batin, menutup diri, atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya

e. Menangkap Pesan ; Menangkap Pesan (Paraphrasing) adalah teknik untuk

menyatakan kembali esensi atau initi ungkapan klien dengan teliti mendengarkan

pesan utama klien, mengungkapkan kalimat yang mudah dan sederhana, biasanya

ditandai dengan kalimat awal : adakah atau nampaknya, dan mengamati respons klien

terhadap konselor.

f. Pertanyaan terbuka ; Pertanyaan terbuka yaitu teknik untuk memancing siswa agar

mau berbicara mengungkapkan perasaan, pengalaman dan pemikirannya dapat

digunakan teknik pertanyaan terbuka (opened question)

g. Pertanyaan tertutup; Dalam konseling tidak selamanya harus menggunakan

pertanyaan terbuka, dalam hal-hal tertentu dapat pula digunakan pertanyaan tertutup,

yang harus dijawab dengan kata Ya atau Tidak atau dengan kata-kata singkat

h. Dorongan Minimal; Dorongan minimal adalah teknik untuk memberikan suatu

dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang telah dikemukakan klien.

Misalnya dengan menggunakan ungkapan : oh…, ya…., lalu…, terus….dan…

i. Interpretasi ; Yaitu teknik untuk mengulas pemikiran, perasaan dan pengalaman klien

dengan merujuk pada teori-teori, bukan pandangan subyektif konselor, dengan tujuan

untuk memberikan rujukan pandangan agar klien mengerti dan berubah melalui

pemahaman dari hasil rujukan baru tersebut.

j. Mengarahkan ; Yaitu teknik untuk mengajak dan mengarahkan klien melakukan

sesuatu. Misalnya menyuruh klien untuk bermain peran dengan konselor atau

menghayalkan sesuatu.

Page 8: Konseling untuk dewasa keperawatan

k. Menyimpulkan Sementara ; Yaitu teknik untuk menyimpulkan sementara

pembicaraan sehingga arah pembicaraan semakin jelas.

8. Daftar Pustaka

Hurlock,E.B. 1993. Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang

kehidupan (edisi kelima). Jakarta: Erlangga

Mar’at, Samsunuwiyanti. 2007. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.