konsep dasar kelompok.docx
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
1/28
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangSetiap individu di dalam kehidupannya memiliki kepentingan dan
tujuan tertentu yang berbeda antar individu yang satu dengan individu yang
lain, dan dari ini tercipta juga perbedaan status hanya merupakan salah satu
dari sejumlah tindakan yang terjadi secara alamiah di dalam kelompok.
Sehingga dengan sifat dan karakteristik setiap individu yang berbeda-beda
itu, tentunya akan memiliki potensi yang besar pula jika diwujudkan ke dalam
suatu kepentingan dan tujuan bersama atau kelompok.
Dalam kehidupan suatu kelompok sudah tentu tidak terlepas dari
adanya perilaku setiap individu yang tidak sesuai dengan fitrahnya sebagai
manusia. Akan tetapi justru di balik perbedaan itu tersimpan suatu kekuatan
besar ketika terakumulasi ke dalam dinamika kelompok. Setelah setiap
individu masuk ke dalam kepentingan dan tujuan kelompok maka perilaku
mereka akan menjadi perilaku kelompok untuk kebersamaan.
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat
yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang
sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial
yang mempunyai interestyang sama (Riyadi, 2007).
Pengelompkokan manusia ke dalam wadah-wadah tertentu, merupakan
bentuk kehidupan bersama, yang dilandasi oleh criteria tertentu seperti usia,jenis kelamin, latar belakang pendidikan, pekerjaan dan kepentinga-
kepentingan tertentu dalam bidang kesehatan atau keperawatan karena adanya
kebutuhan yang sama untuk mencapai sesuatu tujuan yang diinginkan.
Soerjono Soekanto ( 1982 ), menyebutnya sebagai kelompok sosial
(social group), yang merupakan himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia
yang hidup bersama, oleh karena adanya hubungan antara mereka. Hubungan
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
2/28
2
tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi dan juga satu kesadaran untuk saling tolong menolong.
1.2 Tujuan1.2.1 Tujuan Umum
Menerapkan konsep dasar kelompok untuk meningkatkan kemampuan
mahasiswa dalam memahami pengertian konsep dasar kelompok,
proses pembentukan kelompok, klasifikasi kelompok khusus di
komunitas, dan masalah kesehatan pada kelompok di komunitas.
1.2.2 Tujuan Khususa. Memahami pengertian konsep dasar kelompok.
b. Mengetahui proses pembentukan kelompok.c. Mengetahui klasifikasi kelompok khusus di komunitas.d. Memperoleh dan mengetahui masalah kesehatan pada kelompok
di komunitas.
1.3 Manfaat
Menambah pengetahuan dan memberikan gambaran dalam pengertian
konsep dasar kelompok, proses pembentukan kelompok, klasifikasi kelompok
khusus di komunitas, dan masalah kesehatan pada kelompok di komunitas.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini
sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, manfaatdan sistematika penulisan.
Bab II : Pembahasan terdiri dari pengertian konsep dasar kelompok,
proses pembentukan kelompok, klasifikasi kelompok khusus di
komunitas, dan masalah kesehatan pada kelompok di komunitas.
Bab III : Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
3/28
3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Konsep Dasar KelompokKelompok merupakan berkumpulnya sejumlah orang dapat membentuk
suatu kerumunan, yaitu kalau berkumpulnya orang-orang itu disebabkan
karena adanya suatu kejadian atau objek yang menarik perhatian mereka
sedangkan diantara orang-orang itu tidak ada saling kaitan sama sekali. Lebih
jauh, kerumunan dapat membentuk kelompok, yaitu kalau terhadap orang-
orang berkumpul itu berlaku hubungan atau kaitan tertentu antarorang
tersebut. Kerumunan dapat menjadi kelompok, yaitu kalau unsure-unsur
hubungan antara orang-orang yang ada didalamnya.
Prayitno (1995:11) mengemukakan bahwa kelompok pada dasarnya
didukung dan terbentuk melalui berkumpulnya sejumlah orang. Kumpulan-
kumpulan orang tersebut kemudian menjunjung suatu atau beberapa kualitas
tertentu, sehingga dengan demikian kumpulan tersebut menjadi sebuah
kelompok.
Kelompok merupakan unit sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih
yang saling berinteraksi secara intensif sehingga terdapat pembagian tugas
dalam bentuk struktur kelompok. Kelompok ini dapat berupa organisasi yang
terdiri dari beberapa individu yang tergantung oleh ikatan yang disetujui oleh
semua anggota. Pengertian Beberapa kelompok:
a. Kelompok FormalKelompok ini dibangun selaku akibat dari pola struktur organisasi dan
pembagian kerja. Contohnya, pengelompokan kegiatan-kegiatanpekerjaan yang relatif serupa ke dalam satu kelompok. Kelompok ini
merupakan hasil dari sifat teknologi yang diterapkan perusahaan dan
berhubungan dengan cara bagaimana suatu pekerjaan dilakukan.
Kelompok juga terjadi tatkala sejumlah orang pada tingkat atau status
yang sama dalam organisasi memandang diri mereka sebagai satu
kelompok. Contoh, kepala-kepala departemen suatu perusahaan industri
baja, atau kepala-kepala dinas suatu kabupaten, atau guru-guru.
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
4/28
4
Kelompok formal tercipta untuk mencapai tujuan organisasi. Kelompok
ini sangat memperhatikan aspek kegiatan kerja yang terkoordinasi.
Orang-orang disatukan bersama berdasar peran yang telah ditentukan di
dalam struktur organisasi. Sifat pekerjaan adalah aspek dominan dari
kelompok formal. Sasaran pekerjaan kelompok tersebut diidentifikasi
oleh manajemen. Setelah sasaran ini dibentuk, segera menyusul
pembentuk aturan-aturan, hubungan, dan norma perilaku di kelompok
tersebut. Kelompok formal cenderung permanen, kendati terdapat
perubahan keanggotaan aktualnya. Kendati demikian, kelompok formal
temporer ini juga diciptakan oleh manajemen, misalnya pembentukan
tim-tim berorientasi proyek dalam organisasi yang bercorak matriks.
Kelompok kerja formal dapat dibedakan lewat sejumlah cara, semisal
berdasar keanggotaan, tugas yang dilakukan, sifat teknologi, atau posisi
di dalam struktur organisasi.
b. Kelompok InformalDi dalam struktur organisasi formal, selalu terdapat struktur informal.
Setiap struktur organisasi formal, khususnya seputar sistem hubungan
peran, peraturan, dan prosedur di antara para anggotanya, akan
ditanggapi oleh penafsiran dan pengembangan para pekerja di tingkat
informal. Kelompok informal pembentukannya lebih didasarkan pada
hubungan dan persetujuan informal di antara para anggota kelompok
ketimbang hubungan peran yang telah ditentukan manajemen.
Hubungan informal tersebut dibentuk untuk memuaskan kebutuhan
sosial dan psikologis para anggota kelompok, sehingga tidak mesti
berhubungan dengan tugas-tugas organisasi yang harus merekalaksanakan. Kelompok mungkin saja menggunakan aneka cara demi
memuaskan afiliasi anggota dan motivasi sosial lainnya yang dianggap
kurang tersedia di dalam situasi kerja organisatoris. Kelompok informal
ini utamanya banyak terentuk dalam organisasi industri. Keanggotaan
dalam kelompok informal dapat bersifat lintas struktur formal. Mereka
terdiri atas individu yang berasal bagian organisasi yang berbeda
ataupun tingkatan yang berbeda pula, baik vertikal, diagonal, maupun
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
5/28
5
horisontal. Kelompok informal dapat bercorak serupa dengan kelompok
formal, ataupun bisa pula terdiri atas sebagian kelompok formal.
Anggota kelompok informal mengangkat pemimpin informalnya
sendiri yang nantinya menjalankan otoritas dengan persetujuan dari
para anggota. Pemimpin informal biasanya dipilih berdasarkan kriteria
kemampuan seseorang dalam mewakili nilai dan sikap para anggota,
membantu menyelesaikan konflik, memimpin kelompok untuk
memuaskan kebutuhannya, atau bernegosiasi dengan manajemen atau
orang lain di luar kelompoknya
c. Kelompok KomandoKelompok komando adalah kelompok yang terdiri dari individu-
individu yang melapor langsung kepada manajer tertentu, atau dengan
kata lain kelompok komando adalah manajer dan semua bawahannya.
d. Kelompok TugasKelompok tugas adalah orang-orang yang secara bersama-sama
menyelesaikan tugas.
e. Kelompok KepentinganKelompok kepentingan adalah orang-orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan khusus dan yang menjadi perhatian masing-masing
orang.
f. Kelompok PersahabatanKelompok persahabatan adalah persekutuan social yang sering
dikembangkan dari situasi kerja, ditetapkan bersama-sama karena
memiliki satu atau lebih karakteristik yang sama
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
6/28
6
2.2 Proses Pembentukan Kelompok2.2.1 Tahap Pembentukan Kelompok
Menurut Solita Sarwono (1992) proses terbentuknya kelompok
mengikuti tahap-tahap tertentu, sebagai berikut :
PEMBENTUKAN
PERUBAHAN PERPECAHAN
PENYESUAIAN
a. Tahap PembentukanKelompok mengatur diri sendiri dan menetukan kedudukan tiap-tiap
anggotanya, siapa yang memimpin dan siapa yang menjadi
anggotanya. Setelah menjadi mapan mulailah orang menjadi lebih
saling kenal mengenalakrab dan terbuka.
b. Tahap PerpecahanKeakrapan dapat mengundang konflik dan menimbulkan masalah,
karena tiap-tiap individu lebih berani mengemukakan pendapatnya
secara jujur, terbuka. Sehingga akan mengundang perpecahan, karena
ada diantara anggota kelompok tidak/kurang setuju dengan pendapat
yang dilontarkan.
c. Tahap Penyesuaian.Perpecahan anggota kelompok biasanya bersifat sementara, makin
akrab hubungan anggota kelompok makin mudah masing-masingindividu untuk menyesuaikan diri dengan sifat, kehendak, gaya dan
kepribadian anggota-anggota lainnya, sehingga terjadinya perpecahan
dan pertentangan dapat dibatasi dan dihindari. Dan pada tahap inilah
kelompk dapat berfungsi secara efektif dan para anggotanya mau
saling membantu dan bekerjasama untuk kepentingan-kepentingan
kelompok.
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
7/28
7
d. Tahap PerubahanMerupakan suatu hal yang lumrah dalam kehidupan kelompok terjadi
perubahan karena penggantian posisi orang yang dipimpin dan yang
memimpin, perubahan jumlah keanggotaan, perubahan lingkungan
fisik dan aktifitas kelompok dan setiap perubahan akan menimbulkan
dampak terhadap kehidupan kelompok. Setiap perybahan akan
menimbulkan permasalahan dalam kelompok, sehingga memerlukan
pengaturan kembali yang berkaitan dengan struktur organisasi,
prosedur kerja, kegiatan, hubungan antara tiap anggota dan
sebagainya.
Selama kelompok masih ada dan berproses, siklus diatas masih akan
terus berulang sampai mencapai suatu kematangan kearah kelompok yang
mandiri dan mampu mengatur interaksi dan interelasi diantara sesame
anggotanya dalam mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
Proses pembentukan kelompok dimulai dari adanya perasaan/persepsi
yang sama untuk memenuhi kebutuhan, dari perasaan ini akan muncul
motivasi dalam memenuhi kebutuhan, kemudian menetukan tujuan yang
sama dan akhirnya terjadi interaksi, sehingga terwujudlah sebuah kelompok.
Pada tahap awal pembentukan kelompok ini akan ditentukan kedudukan
masing-masing individu, siapa yang menjadi ketua dan siapa yang menjadi
anggotanya. Dalam perjalanan kelompok akan terjadi interaksi antar anggota
yang memungkinkan terjadinya perpecahan (konflik), tapi konflik ini
biasanya bersifat sementara karena manfaat kelompok ini lebih besar, maka
anggota akan menyesuaikan diri karena kepentingan bersama dan setelah itu
perubahan kelompok akan mudah terjadi.Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat proses
pembentukan kelompok:
a. Persepsi: Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuanintelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat
satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki
kemampuan bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
8/28
8
anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota
lainnya.
b. Motivasi: Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasianggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai
tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap
kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan
demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan
agar bisa memotivasi diri unuk maju.
c. Tujuan: Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapatmenyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.
d. Organisasi: Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudahkoordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah
kelompok dapat diselesaikan secara lebih efesien dan efektif.
e. Independensi: Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamikakelompok. Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota
untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan.
Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang
disepakati kelompok.
f. Interaksi: Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok,karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan
secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi
tentang pengetahuan tersebut.
2.2.2 Teori Pembentukan Kelompok
Ada beberapa teori yang dapat dikemukakan berkaitan denganpembentukan kelompok. yaitu:
1. Teori Kedekatan (Propinquity)Teori yang sangat dasar tentang terbentuknya kelompok ini adalah
menjelaskan adanya afiliasi di antara orang orang tertentu.
2. Teori Interaksi (Geome Homans)Teori pembentukan kelompok yang lebih komprehensif adalah suatu
teori yang berasal dari George Homans. Teorinya berdasarkan pada
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
9/28
9
aktivitas-aktivitas , interaksi-interaksi, dan sentimen-sentimen (perasaan
atau emosi).
3. Teori Keseimbangan (Theodore Newcomb)Salah satu teori yang agak menyeluruh. (comprehensive)penjelasannya
tentang pembentukan kelompok ialah teori keseimbangan (a
balance theory of group formation) yang dikembangkan oleh
Theodore Newcomb. Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik
pada yang lain adalah didasarkan atas kesamaan sikap di dalam
menanggapi suatu tujuan.
4. Teori PertukaranTeori lain yang sekarang ini mendapat perhatian betapa pentingnya di
dalam memahami terbentuknya kelompok ialah teori pertukaran
(exchange theoty). Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori
motivasi dalam bekerja. Teori propinquity, interaksi, keseimbangan,
semuanya memainkan peranan di dalam teori pertukaran ini.
2.2.3 Faktor Kepemimpinan Kelompok Yang Efektif
Untuk mencapai kepemimpinan kelompok yang efektif, ditentukan
oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Fungsi kelompokJika kelompok berorientasi kepada tugas untuk melaksanakan fungsinya
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan,maka
kepemimpinan yang otoriterlah yang lebih efektif,misalnya dalam
pencapai target-target tertentu dalam pemberian immunisasi terhadap
kelompok anak balita, pemakaian kontrasepsi terhadap kelompokpasangan usia subur. Dimana pimpinan kelompok dipaksakan oleh
pimpinan yang lebih tinggi dala mencapai tujuan tersebut.
b. Kematangan kelompokKelompok yang baru terbentuk dan strukturnya masih sederhana dengan
anggota kelompoknya sebagian besar masih bersifat pasif, diperlukan
pimpinan yang otoriter untuk mencapai tujuan yang diinginkan
kelompok. Tetapi bagi kelompok-kelompok yang sudah mapan dan dapat
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
10/28
10
berfungsi dengan baik diperlukan pimpinan yang demokratik.
Pengawasan ketat tidak diperlukan lagi,dan menghambat proses kerja.
Sehingga pimpinan tinggal mendelegasikan wewenang kepada anggota
kelompok untuk diberikan kepercayaan dalam melaksanakan tugas.
c. Kepribadian individuDisamping yang dijelaskan dua diatas, yang ikut juga mempengaruhi
efektifitas kepemimpinan kelompok adalah Type Kepribadian individu,
baik pimpinan maupun anggotanya. Bila kebanyakan anggota
kepribadian pasif, kurang kreatif dan berinisiatif maka kepimimpinan
kelompok yang sesuai adalah kepimimpinan otoriter sdangkan anggota
mempunyai inisiatif yang besar, terbuka, mempunyai keinginan yang
maju, maka memerlukan pimpinan yang demokratis. Dan sebaliknya
pimpinan yang berkepribadian otoriter, suka memerintah dan tidak suka
dibantah sebaiknya memilih anggota yang pasif, patuh agar tidak selalu
menimbulkan konflik dalam kelompok. Demikian pula halnya pimpinan
yang demokratis, dapat menerima saran dan kritik bawahan, maka
sebaiknya memilih orang-orang yang berinisiatif, kreatif, mempunyai visi
kedepan dan ada keinginan untuk mengembangkan diri dalam mencapai
tujuan-tujuan kelompok.
2.2.4 Persyaratan Kelompok
Soerjono Soekanto (1982), menetapkan beberapa persyaratan dalam
kelompok, meliputi :
a. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagiandari kelompok yang bersangkutan.
b. Adanya hubungan timbal balik antara anggota satu dengan anggotayang lain.
c. Terdapat suatu factor yang memiliki bersama oleh anggota-anggotakelompok itu, sehingga hubungan diantara mereka bertambah erat, dan
factor tersebut adalah :
1.Nasib yang sama2. Kepentingan yang sama
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
11/28
11
3. Dan lain-lain4. Berstruktur berkaedah dan mempunyai pola perilaku.
2.2.5 Kriteria Kelompok
Soerjono soekanto (1982) menyusun berbagai klasifikasi
kriteria/ukuran kelompok dalam masyarakat sebagai berikut :
a. Besar kecilnya jumlah anggota kelompok tersebut.b. Derajat interaksi dalam kelomok sosial tersebut.c. Kepentingan dan wilayah.d. Berlangsungnya suatu kepentingan.e. Kesadaran akan jenis yang sama, hubungan sasial dan tujuan.
Dengan memahami kondisi kelompok, perawat kesehatan masyarakat dalam
menjalankan tugasnya dapat mengidentifikasi tipe-tipe kepemimpinan yang
sesuai untuk diterapkan kedalam kelompok-kelompok biasanya dalam
mengatasi berbagai macam masalah kelompok, pakah itu kelompok ibu
hamil, ibu menyusui, kelompok usia lanjut, kelompok kusta, tbc, dan
sebagainya.
2.3Klasifikasi Kelompok Khusus di KomunitasKelompok khusus dapat diartikan sebagai sekelompok masyarakat atau
individu yang karena keadaan fisik, mental maupun social budaya dan
ekonominya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan pelayanan kesehatan
dan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka
dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya sendiri.
Perawatan kelompok khusus adalah suatu upaya dibidang kesehatanmasyarakat yang ditujukan kepada kelompok-kelompok individu yang
mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan kesehatan dan
kesehatan serta rawan terhadap masalah tersebut, yang dilaksanakan secara
terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat
kesehatannya, mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak
elupakan upaya kuratif dan rehabilitative, yang ditujukan kepada mereka yang
tinggal dipanti dan kepada kelompok-kelompok yang ada di masyarakat,
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
12/28
12
diberikan oleh tenaga keperawatan dengan pendekatan pemecahan masalah
melalui proses keperawatan.
a. Pelayanan Kelompok Khusus Di InstitusiPelayanan terhadap lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan yang
menyelenggarakan pemeliharaan dan pembinaan kelompok- kelompok
khusus tertentu, diantaranya:
1. Panti Werdha2. Panti Asuhan3. Pusat Rehabilitas Anak Cacat (fisik, mental, sosial)4. Penitipan Balita
Yang menjadi sasaran pembinaan dan pelayanan kelompok khusus
di institusi adalah meliputi :
1. Penghuni pantiPenghuni panti merupakan proiritas pertama dalam memberikan
pelayanan dan asuhan perawatan kelompok khusus di institusi, karena
meraka yang rawan terhadap masalah kesehatan, dan umumnya
merekalah yang bermasalah, apakah masalah tersebut dapat
mengancam kesehatan dan kehidupan mereka secara individu,
maupun secara kelompok. Oleh karena itu penanganan kelompok ini
harus mendapat perhatian sungguh-sungguh oleh tenaga keperawatan.
Dalam mengatasi masalah kelompok ini deperlukan kolaborasi dengan
profesi kesehatan lain maupun dengan petugas-petugas terkait lainnya.2. Petugas panti
Petugas panti adalah orang yang setiap hari berhubungan
langsung dengan pelayanan penghuni panti dalam mengatasipermasalahan yang dihadapi. Dan merekalah yang paling mengetahui
permasalahan anggota setiap panti yang mendapat perawatabn dan
pelayanan di panti tersebut. Oleh karena itu sudah seharusnya
pengetahuan dan keterampilan petugas panti terus ditingkatkan melaui
penddikan dan pelatihan. Tugas dan tangguang jawab perawat
kesehatan adalah bagaimana mengadakan kolaborasi dan alih
teknologi yang mungkin dilakukan dalam bidang keperawatan dan
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
13/28
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
14/28
14
hamil, bayi dan anak balita, dan kelompok- kelompok lainnya yang
mungkin dapat dilakukan.
c. KlasifikasiKelompok khusus yang ada dimasyarakat dan diinstitusi dapat
diklasifikasikan berdasarkan pemasalahan dan kebutuhan yang mereka
hadapi, diantaranya adalah:
1. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus yang memerlukanpengawasan akibat pertumbuhan dan perkembangannya.
a. Kelompok ibu hamilb. Kelompok ibu bersalinc. Kelompok ibu nifasd. Kelompok bayi dan anak balitae. Kelompok anak usia sekolahf. Kelompok usia lanjut
2. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus yang memerlukanpengawasan dan bimbingan, diantaranya adalah:
a. Penderita Penyakit Menular1. Kelompok Penderita Penyakit Kusta2. Kelompok Penderita Penyakit TBC3. Kelompok Penderita Penyakit Aids4. Kelompok Penderita Penyakit Kelamin (GO, Sypilis)
b. Penderita Penyakit Tidak Menular1. Kelompok Penderita Penyakit Diabetus Militus2. Kelompok Penderita Penyakit Jantung3.
Kelompok Penderita Penyakit Stroke
c. Kelompok Cacat yang Memerlukan Rehabilitas1. Kelompok Cacat Fisik2. Kelompok Cacat Mental3. Kelompok Cacat Sosial
d. Kelompok Khusus yang Mempunyai Resiko Terserang Penyakit1. Kelompok Wanita Tuna Susila2. Kelompok Penyalahgunaan Obat dan Narkotika
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
15/28
15
3. Kelompok- kelompok Pekerja tertentu.d. Ruang Lingkup Kegiatan
Kegiatan perawatan kelompok khusus mencakup upaya-upaya
promotif, kuratif, rehabilitative dan resosialitatif, melalui kegiatan-
kegiatan yang terorganisasi, sebagi berikut :
1. Pelayanan kesehatan dan keperawatan.2. Penyuluhan kesehatan.3. Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota kelompok,
kader kesehatan dan petugas panti.
4. Penemuan kasus secara dini.5. Melakukan rujukan medik dan kesehatan.6. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan masyarakat, kader, dan
petugas panti atau pusat-pusat rehabilitasi kelompok khusus.
7. Alih teknologi dalam bidang kesehatan dan keperawatan kepadapetugas panti, kader kesehatan.
e. Prinsip DasarYang menjadi prinsip dasar dalam perawatan kelompok khusus adalah :
1. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelompok dalammeningkatkan kesehatan mereka sendiri.
2. Menekankan kepada upaya preventif dan promotif dengan tidakmelupakan upay kuratif dan rehabilitative.
3. Pendekatan yang menyeluruh menggunakan proses keperawatansecara konsisten dan berkesinambungan.
4. Melibatkan peran serta aktif petugas panti, kader kesehatan dankelompok sebagai subyek maupun obyek yang sama.
5. Dilakukan di institusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanankesehatan kelompok husus di masyarakat terhadap kelompok khusus
yangmempunyai masalah yang sama.
6. Ditekankan kepada pembinaan perilaku penghuni panti, petugas panti,lingkungan panti bagi yang diinstitusi dan masyarakat yang
mempunyai masalah yang sama kearah perilaku sehat.
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
16/28
16
f. Tahap-Tahap Perawatan Kelompok Khusus1. Tahap persiapan
a. Mengidentifikasi jumlah kelompok yang ada dimasyarakat danjumlah panti atau pusat-pusat rehabilitative yang ada disuatu
wilayah binaan.
b. Mengadakan pendekatan sebagai penjagaan awal pembinaankelompok khusus terhadap institusi yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan terhadap kelompok khusus dan kelompok
yang ada di masyarakat.
c. Identifikasi masalah kelompok khusus di masyarakat dan dipanti / institusi, melalui pengumpulan data.
d. Menganalisa data kelompok khusus di masyarakat dan diintitusi.
e. Merumuskan masalah dan prioritas masalah kesehatan dankeperawatan kelompok khusus di masyarakat dan di institusi.
f. Mulai dari tahap mengidentifikasi masalah, analisa data,perumusan masalah dan prioritas masalah kesehatan.
Keperawatan kelompok khusus melibatkan kader kesehatan dan
petugas panti.
2. Tahap perencanaana. Menyusun perencanaan penanggungan masalah kesehatan
keperawatan bersama petugas panti dan kader kesehatan :
- Jadwal kegiatan (tujuan, sasaran, jenis pelayanan, biaya,criteria hasil)
-
Jadwal kunjungan- Tenaga pelaksana pengorganisasian kegiatan.
3. Tahap pelaksanaanPelaksana didasarkan atas rencana kerja yang telah di sepakati
bersama yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Pelaksanaan
kegiatan dapat berupa :
a. Pendidikan dan pelatihan kader dan petugas panti.b. Pelayanan kesehatan dan keperawatan.
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
17/28
17
c. Penyuluhan kesehatan.d. Imunisasi.e. Penemuan kasus dini.f. Rujukan dianggap perlu.g. Pencatatan dan pelaporan kegiatan.
4. Tahap penilaianPenilaian atas keberhasilan kegiatan di dasarkan atas criteria yang
telah disusun. Penilaian dapat dilakukan selama kegiatan
berlangsung dan setelah kegiatan dilaksanakan secara keseluruhan.
Apakah itu penilaian terhadap program jangka pendek, jangka
menengah maupun jangka panjang.
2.4Masalah-Masalah Kesehatan Pada Kelompok di Komunitas2.4.1 Tujuan
Tujuan keperawatan komunitas untuk mencegah dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya :
1. Yankep secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga
dan kelompok dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (healt
general community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah
issue kesehatan masyarakat dapat mempengaruhi keluarga,
individu dan kelompok. Secara spesifik diharapkan individu,
kelompok, keluarga dan masyarakat mempunyai kemampuan
untuk :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami.b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan
masalah tersebut.
c. Merumuskan serta memutuskan.
d. Menanggulangi kesehatan yang mereka hadapi.
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan massalah yang
mereka hadapi yang akhirnya dapat meningkatkan
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
18/28
18
kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri
(self care).
2.4.2 Sasaran
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai
masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998) sasaran ini terdiri dari :
1. IndividuIndividu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh
dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan
menuju kemandirian pasien/klien.
2. KeluargaKeluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri
atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada
Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
3. Kelompok khususKelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasiyang sangat rawan terhadap masalah kesehatan, permasalahan (problem)
keluarga yang berorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah
kesehatan antara lain :
a. Kelompok khusus yang butuh kesehatan sebagai akibatpengembangan dan pertumbuhan (growth dan development) seperti:
ibu hamil, BBL, anak balita, anak usia sekolah dan usia lansia/lanjut
usia.
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
19/28
19
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasandan bimbingan, antara lain khusus penyakit kelamin, TBC, kusta, dll.
4. Tingkat KomunitasPelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga
dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk
kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat
komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang
komunitas sebagai klien.
2.4.3 Konsep Masalah Kesehatan Pada Kelompok Khusus Di Komunitas
a.Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus yang memerlukanpengawasan akibat pertumbuhan dan perkembangannya.
1. Kelompok ibu hamilMasalah yang sering muncul pada kelompok ibu hamil antara
lain sebagai berikut: Anemia pada kehamilan Hiperemesis
gravidarum, kehamilan ganda, kehamilan ektopik , kehamilan
dengan diabetes melitus, kehamilan dengan penyakit jantung, ,
hipertensi dalam kehamilan, kehamilan lewat waktu, plasenta
previa, solutio plasenta, dll.
2. Kelompok ibu bersalinMasalah yang sering muncul pada kelompok ibu bersalin
antara lain sebagai berikut:. distortia bahu, inversi uteri,
persalinan letak sungsang, persalinan dan kelahiran prematur,
persalinan Sektio Caesaria, Shock haemoragic
3.
Kelompok ibu nifasMasalah yang sering muncul pada kelompok ibu nifas antara
lain sebagai berikut: infeksi perineum dan vulva, endometritis,
selulitis panggul dan peritonitis, infeksi setelah pelahiran
Sectio Caesaria, mastitis, infeksi salurankemih, perdarahan
pasca partum, depresi pasca partum.
http://nursingrestarea.blogspot.com/2012/06/konsep-asuhan-keperawatan-komunitas.htmlhttp://nursingrestarea.blogspot.com/2012/06/konsep-asuhan-keperawatan-komunitas.html -
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
20/28
20
4. Kelompok bayi dan anak balitaMasalah yang sering muncul pada kelompok bayi dan anak
balita antara lain sebagai berikut: bayi prematur, hidrocepalus,
anensefalus, mikrocepalus, makrosomia, hipospadia,
omphalokel, meningcocel, gastroskisis, atresia ani, atresia
esophagus, hepatitis,dll
5. Kelompok anak usia sekolahMasalah yang sering muncul pada kelompok kanak usia
sekolah antara lain sebagai berikut: diare, diphteri, tetanus,
campak, DHF, thypus abdominalis, aleregi, dll.
6. Kelompok Usia lanjutMasalah yang sering muncul pada kelompok usia lanjut antara
lain sebagai berikut: gangguan ketajaman penglihatan,
gangguan pendengaran, gangguan defekasi, gangguan pada
tungkai, gangguan pada sendi, bronkitis kronis, anemia,
dementia, delirium, ansietas, osteophorosis, hipertensi,diabetes
melitus, asam urat, reumatik, stroke, katrak, hemoroid, dll.
b.Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukanpengawasan dan bimbingan, diantaranya adalah:
1. Penderita Penyakit Menulara. Kelompok Penderita Penyakit Kusta
b. Kelompok Penderita Penyakit TBCc. Kelompok Penderita Penyakit Aidsd.
Kelompok Penderita Penyakit Kelamin (Go, Sifilis)
e. Dan sebagainya.2. Penderita Penyakit Tidak Menular
a. Kelompok Penderita Penyakit Diabetes Melitusb. Kelompok Penderita Penyakit Jantungc. Kelompok Penderita Penyakit Stroke
3. Kelompok Cacat yang Memerlukan Rehabilitasia. Kelompok Cacat Fisik
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
21/28
21
b. Kelompok Cacat Mentalc. Kelompok Cacat Sosial
4. Kelompok Khusus yang Mempunyai Resiko Terserang Penyakita. Kelompok Wanita Tuna Susila
b. Kelompok Penyalahgunaan Obat Dan Narkotikac. Kelompok-kelompok Pekerta tertentu
2.4.4 Proses Keperawatan Kelompok Khusus
Pada dasarnya langkah-langkah proses keperawatan kelompok
khusus sama halnya dengan langkah-langkah proses keperawatan
tingkat individu, keluarga maupun masyarakat, yang berbeda hanya
sasarannya saja. Sedangkan permasalahan yang timbul adalah
permasalahan dilihat dari segi kelompok, tetapi bila menyangkut
permasalahan gangguan sistem tubuh penangganannya secara individu
adalah sama dengan gangguan-gangguan sistem lainnya. Disamping itu
yang perlu dikaji secara mendalam adalah latar belakang yang
mendorong timbulnya masalah pada kelompok tersebut. Oleh karena itu
pengkajiannya menekankan pada aspek kebiaasaan, adat istiadat dan
budaya, pendidikan sosial ekonomi, kesehatan perorangan, lingkungan,
perilaku dan pandangannya terhadap kesehatan umumnya.
2.4.5 Pengkajian
a. Pengumpulan DataPengumpulan data merupakan langkah awal untuk menentukan
masalah dan kebutuhan kelompok akan pelayanan kesehatan danasuhan keperawatan, oleh karena itu untuk mengkaji permasalahan
kelompok diperlukan data-data sebagai berikut:
1. Identitas Kelompok, yang mencakup:a) Besar dan kecilnya kelompok
b) Latar belakang pendidikanc) Tingkat sosial ekonomid) Kebiasaan
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
22/28
22
e) Adat istiadatf) Pekerjaang) Agama yang dianuth) Kepercayaani) Lokasi tempat tinggal
2. Masalah Kesehatan, yang mencakup:a) Masalah kesehatan yang sering terjadi
b) Besarnya anggota kelompok yang mempunyai masalahc) Keadaan kesehatan anggota kelompok umumnyad) Sifat masalah pada kelompok, apakah mengancam
kesehatan atau telah mengancam kehidupan
3. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan Dalam PemeriksaanKesehatan, diantaranya:
a) Puskesmasb) Pos Yanduc) Polindesd) Pos Obat Desa
4. Keikutsertaan Dalam Upaya Pemeriksaan Kesehatan,diantaranya:
a) Sebagai kader kesehatanb) Dana upaya kesehatan masyarakatc) Dasar wismad) KPKIA
5. Status Kesehatan Kelompok, yang meliputi:a)
Penyakit yang pernah di derita (akut, subakut, kronis danmenular)
b) Keadaan gizi kelompok umumnya (anemia, marasmus,kwasiokor)
c) Imunisasi (dasar-ulangan, lengkap-tidak lengkap)d) Kesehatan ibu dan anak (kehamilan-persalinan, nifas,
perinatal, neonatus, bayi dan balita)
e) Keluarga berencana (akseptor-non akseptor)
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
23/28
23
f) Keadaan personal hygene anggota kelompok6. Kondisi Sanitasi Lingkungan Tempat Tinggal Anggota
Kelompok, meliputi:
a) Perumahan (permanen, semi permanen, sementara,ventilasi, penerangan, kebersihan)
b) Sumber air minumc) Pembuangan limbahd) Pembuangan sampahe) Tempat pembuangan tinja
2.4.6Analisa DataSetelah data dikumpulkan, kemudian diolah dan dianalisa untuk
melihat kesenjangan yang terjadi dalam kelompok tersebut yang
dikaitkan dengan konsep, prinsip, teori yang relevan. Sehingga dapat
ditarik suatu kesimpulan tentang permasalahan yang di alami kelompok
serta kebutuhan-kebutuhan kelompok akan pelayanan kesehatan dan
keperawatan.
2.4.7Perumusaan Masalah dan Prioritas MasalahBerdasarkan analisa data kelompok, dapat ditentukan
permasalahan yang di alami kelompok tersebut. Masalah kesehatan
yang muncul biasanya tidak hanya satu masalah saja, tetapi ada
beberapa masalah yang sekaligus muncul. Oleh karena itu dilakukan
prioritas masalah kesehatan kelompok dengan mempertimbangkan :
1.
Sifat masalah yang di hadapi kelompok2. Tingkat bahaya yang mengancam kelompok3. Kemungkinan maslah itu dapat diatasi4. Berat ringannya masalah yang dihadapi kelompok5. Sumber daya yang tersedia dalam kelompok
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
24/28
24
2.4.8Diagnosa Keperawatan KelompokPenetapan diagnosa keperawatan kelompok, didasarkan kepada:
1. Masalah kesehatan yang di jumpai pada kelompok denganmempertimbangkan faktor resiko, dan potensial terjadinya masalah
atau penyakit
2. Kemampuan kelompok dalam pemecahan masalah di lihat dari segisumber daya kelompok yang berkaitan dengan kemampuan
finansial, pengetahuan, dukungan keluarga dari masing-masing
anggota kelompok dan sebagainya
Contoh diagnosa keperawatan pada tingkat kelompok:
a. Tingginya angka kesakitan anak dengan tetanus neonatorumsehubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kemampuan
ibu dalam perawatan tali pusat, yang di tandai dengan 5 dari
8 orang bayi usia kerang dari seminggu tali pusatnya kotor
dan basah
b. Potensial terjadinya peradangan payudara (mastitis) pada ibu-ibu nifas sehubungan dengan malas melakukan perawatan
payudara seperti yang telah diajarkan
2.4.9Perencanaan Asuhan KeperawatanDibuat berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah di susun dengan
melibatkan anggota kelompok yang bersangkutan, rencana keperawatan
kelompok mencakup:
a. Tujuan keperawatan yang di capaib.
Rencana tindakan keperawatan yan akan dilaksanakan
c. Kriteria keberhasilanDalam menyusun rencana asuhan keperawatan kelompok, ada beberapa
hal yang penting perlu diperhatikan, antara lain:
a. Keterlibatan pengurus dan anggota kelompok, dalam menyusunperencanaan keperwatan
b. Keterpaduan dengan pelayanan kesehatn lainnya, baik tenaga,sarana, biaya, maupun waktu
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
25/28
25
c. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral sehingga programpelayanan bersifat menyeluruh
2.4.10 PelaksanaanMerupakan realisasi rencana tindakan keperawatan yang telah
diciptakan bersama dengan kelompok. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang ditujukan kepada
kelompok adalah:
a. Tinadakan keperawatan dapat dilaksanakan oleh tenagakeperawatan, petugas atau pengurus panti atau kader kesehatan
sesuai dengan kewenangan yang telah diberikan.
b. Dilakukan dalam rangka alih tekhnologi dan ketrampilankeperawatan
c. Di institusi lebih ditekankan kepada penghuni panti, pengelola ataupengurus panti dan lingkungan panti
d. Di masyarakat lebih ditekankan kepada anggota kelompok, kaderkesehatan, pengurus kelompok dan keluarga
e. Bila ada masalah yang tak tertanggulangi dilakukan rujukan medisdan rujukan kesehatan
f. Adanya keterpaduan pelayanan dengan sektor laing. Di catat dalam catatan keperawatan (nursing role) yang telah
ditetapkan
2.4.11 PenilaianPenilaian terhadap hasil asuhan keperawatan dan kesehatan
dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam
perencanaan, melalui:
a. Membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telahdilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
b. Menilai efektivitas proses keperawatan mulai dari tahappengkajian, perencanaan, dan pelaksanaan.
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
26/28
26
BAB 3
PENUTUP
3.1 KesimpulanKelompok merupakan berkumpulnya sejumlah orang dapat membentuk
suatu kerumunan, yaitu kalau berkumpulnya orang-orang itu disebabkan
karena adanya suatu kejadian atau objek yang menarik perhatian mereka
sedangkan diantara orang-orang itu tidak ada saling kaitan sama sekali. Lebih
jauh, kerumunan dapat membentuk kelompok, yaitu kalau terhadap orang-
orang berkumpul itu berlaku hubungan atau kaitan tertentu antarorang
tersebut. Kerumunan dapat menjadi kelompok, yaitu kalau unsure-unsur
hubungan antara orang-orang yang ada didalamnya.
Menurut Solita Sarwono (1992) proses terbentuknya kelompok
mengikuti tahap-tahap tertentu, sebagai berikut :
a. Tahap Perpecahanb. Tahap Pembentukanc. Tahap Penyesuaian.d. Tahap PerubahanProses pembentukan kelompok dimulai dari adanya perasaan/persepsi
yang sama untuk memenuhi kebutuhan, dari perasaan ini akan muncul
motivasi dalam memenuhi kebutuhan, kemudian menetukan tujuan yang
sama dan akhirnya terjadi interaksi, sehingga terwujudlah sebuah kelompok.
Kelompok khusus dapat diartikan sebagai sekelompok masyarakat atau
individu yang karena keadaan fisik, mental maupun social budaya dan
ekonominya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan pelayanan kesehatandan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka
dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya sendiri.
Kelompok khusus yang ada dimasyarakat dan diinstitusi dapat
diklasifikasikan berdasarkan pemasalahan dan kebutuhan yang mereka
hadapi.Masalah kesehatanpada kelompok khusus di komunitas:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus yang memerlukanpengawasan akibat pertumbuhan dan perkembangannya.
http://nursingrestarea.blogspot.com/2012/06/konsep-asuhan-keperawatan-komunitas.htmlhttp://nursingrestarea.blogspot.com/2012/06/konsep-asuhan-keperawatan-komunitas.html -
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
27/28
27
b. Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukanpengawasan dan bimbingan
3.2 SaranAdapun saran yang ingin penulis sampaikan pada mahasiswa.
1. Dalam membuat makalah, kelompok diharapkan dapat memahami danmenguasai teori tentang konsep dasar kelompok.
2. Mahasiswa dapat lebih mengerti tentang pengertian konsep dasarkelompok, proses pembentukan kelompok, klasifikasi kelompok khusus di
komunitas, dan masalah kesehatan pada kelompok di komunitas.
3. Mahasiswa perlu meningkatkan keaktifannya dalam bertanya kepadapembimbing
-
7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx
28/28
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 1993. Perawatan Kesehatan MasyarakatII.Petunjuk
Pembinaan Kelompok Sosial/Khusus. Jakarta.
F.J Bennet. 1987. Diagnosa Komunitas dan Program Kesehatan. Yayasan
Essensia medika. Yogyakarta.
Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Sosiologi Kelompok. Penerbit Remaja
Karya CV. Bandung.
Solita sarwono. 1993. Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep Beserta
Aplikasinya.gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Freeman B Ruth. 1981. Community Health Nursing Practice. Second Edition,
WB, Saunders Co. London, Philadelphia, Sydney.
Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta.
Gosyen Publishing.