konsep dasar peki

7
KONSEP DASAR 1. PENGERTIAN Eliminasi alvi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus. ( Tarwoto, 2004, 48) Eliminasi alvi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah padat yang berasal dari sistem pencernaan makhluk hidup. ( Wartonah, 2004) 2. KARAKTERISTIK FESES NORMAL DAN ABNORMAL a) Normal Warna : -Bayi : Kecoklatan -Dewasa : Kekuningan Konsistensi : Berbentuk lunak, agak cair / lembek, basah. Bentuk : Silinder (bentuk rektum) Jumlah : 100 – 400 gr / hari Bau : Khar, dipengaruhi oleh makanan yang di makan b) Abnormal Warna :Pekat / putih, hitam, merah, pucat. Konsistensi : Keras, kering Bentuk : Mengecil, bentuk pensil Jumlah : - Bau : Tajam, pedas 3. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELIMINASI ALVI a. Usia Pada usia bayi kontrol defiksasi belum berkembang, sedangkan pada usia manula kontrol defeksasi menurun. b. Diet Makanan berserat akan mempercepat produksi feses, banyaknya makanan yang masuk kedalam tubuh juga mempercepat proses defeksasi.

Upload: inal2008

Post on 31-Jul-2015

37 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep dasar peki

KONSEP DASAR

1. PENGERTIAN

Eliminasi alvi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus. ( Tarwoto, 2004, 48)

Eliminasi alvi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah padat yang berasal dari sistem pencernaan makhluk hidup. ( Wartonah, 2004)

2. KARAKTERISTIK FESES NORMAL DAN ABNORMAL

a) Normal Warna : -Bayi : Kecoklatan -Dewasa : Kekuningan Konsistensi : Berbentuk lunak, agak cair / lembek, basah. Bentuk : Silinder (bentuk rektum) Jumlah : 100 – 400 gr / hari Bau : Khar, dipengaruhi oleh makanan yang di makan

b) AbnormalWarna :Pekat / putih, hitam, merah, pucat.Konsistensi : Keras, keringBentuk : Mengecil, bentuk pensilJumlah : -Bau : Tajam, pedas

3. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELIMINASI ALVI

a. UsiaPada usia bayi kontrol defiksasi belum berkembang, sedangkan pada usia manula kontrol defeksasi menurun.

b. DietMakanan berserat akan mempercepat produksi feses, banyaknya makanan yang masuk kedalam tubuh juga mempercepat proses defeksasi.

c. Intake cairanIntake cairan yang kurang akan menyebabkan feses menjadi keras,disebabkan karena absorpsi cairan meningkat.

d. AktivitasTonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma akan sangat membantu proses defekasasi. Gerakan peristaltik akan memudahkan bahan feses bergerak sepanjang kolon.

e. FisiologisKeadaan cemas, takut dan marah akan meningkatkan peristaltik sehingga menyebabkan diare.

Page 2: Konsep dasar peki

f. Posisi selama defeksasiPosisi jongkok merupakan posisi yang normal saat melakukan defeksasi. Toilet modern di rancang untuk memfasilitasi posisi ini, sehingga memungkinkan individu untuk duduk tegak kearah depan, mengeluarkan tekanan intra abdomen dan mengeluarkan kontraksi otot – otot pahanya.

4. MASALAH – MASALAH DALAM ELIMINASI ALVI

a. DiareKeluarnya feses cair dan meningkatkan frekuensi buang air besar akibat cepatnya anyme melewati usus besar, sehingga usus besar tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menyerap air.

b. KonstipasiGangguan eliminasi alvi yang di akibatkan adanya feses yang kering dan keras melalui usus besar.

c. Kembung (akumulasi gas)Penyebab umum abdomen menjadi penuh, terasa nyeri dan kram.

5. PATOFISIOLOGI

Penjelasan Patofisiologi

Konstipasi yaitu gangguan eliminasi alvi yang di sebabkan oleh penumpukan feses di dalam kolon atau usus besar.– Konstipasi mempunyai 2 reflek yang dapat mempengaruhi proses pengeluaran feses yaitu, reflekintrinsik dan reflek parasimpatis. Reflek intrinsic yaitu gelombang yang menekan feses kearah anus. Reflek parasimpatis yaitu, peningkatan gelombang peristaltik yang melemaskan spingter anus.– Pada saat dua reflek tersebut dilakukan, aka terjadilah proses pengeluaranfeses, dan apabila kedua reflek tersebut di abaikan maka akan terjadipengersan feses sehingga terjadi konstipasi.– Dan beberapa penyebab yang menyebabkan reflek tersebut di abaikan, – yaitu karena menurunya aktifitas fisik, menurunya mobilitas internal, dan penurunan atau pembatasan diet.

6. TANDA DAN GEJALA

1. Gelisah2. Rewel3. Nafsu makan menurun4. Tinja padat, keras, kering5. Volume darah akan berkurang sehingga nadi lebih cepat dan kecil6. TD menurun, dan kesadaran juga menurun.

Page 3: Konsep dasar peki

7. PENATALAKSANAAN DAN TERAPI

Pengambilan cairan dan elektrolit yang hilang (rehidrasi). Cairan yang dapat diberikan adalah : Ringer Laktat (RL), dan larutan NaCl 0,9 % : Natrium Bikarabonat = 2 : 1, dengan tambahan KCl 3 X 1 gram secara oral.Setelah diagnosis ditegakkan, maka rehidrasi dapat dilakukan menurut penilaian keadaan dehidrasi :Pada keadaan syokk atau pre syok cairan diberikan dengan memakai rumus : Skor / 15 X B X 10 % X 1 literJumlah cairan ini diberikan dalam waktu 2 jam kemudian diikuti dengan pemberian sebanyak pengeluaran selama 2 jam sebelumnya. Bila setelah 3 jam syok di atasi, maka berikan cairan elektrolit peroral. Bila masih keadaan syok / presyok maka skema di atas di ulang.

8. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian– Identitas Pasien– Keluhan Utama– Riwayat Kesehatan Sekarang– Riwayat Kesehatan Dahulu– Riwayat Penyakit Keluarga– Pola Kebiasaan1. Pola Nutrisi2. Pola Eliminasi3. Pola Personal Hygiene4. Pola Istirahat5. Pola Aktivitas– Data Obyektif

- Pemeriksaan Fisika. KepalaInspeksi: Simetris, tidak terdapat ketombe, penyebaran rambut merata,Palpasi: tidak terdapat benjolan dan bekas luka.b. MataInspeksi: Simetris,konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna putih.c. HidungInspeksi: simetris, tidak terdapat labio palatoskisis, tidak terdapat tanda infeksi,Palpasi: Tidak ada nyeri tekan.d. TelingaInspeksi: Daun telinga simetris, tidak terdapat serumen (bersih), tidak terdapat pembesaran kelenjar mastoid.e. MulutInspeksi: Tidak sariawan, tidak terdapat labioskisis, warna bibir merah muda.f. LeherInspeksi: Tidak ada benjolan.Palpasi: Kelenjar tyroid: tidak ada nyeri tekan dan pembesaran.

Page 4: Konsep dasar peki

Vena jugularis : tidak ada pembendungan.g. Pemeriksaan DadaInspeksi : Bentuk dada simetris, irama pernapasan teratur.Palpasi : tidak ada nyeri tekan,getaran suara antara kiri dan kanan sama.Auskultasi : tidak ada suara tambahan ronchi / wheezing.

h. AbdomenInspeksi : bentuk abdomen simetris,tidak ada lika bekas operasi.Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada semua abdomen.Perkusi : tympaniAuskultasi : -i. Ektrimitas atasInspeksi : simetris, tidak terdapat odem, jeri- jari lengkap dapat di gerkkan.Palpasi ; tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat krepitasi.j. Ekstrimitas bawahInspeksi : simetris,tidak ada odem, kedua kaki dapat di gerakkan, jari – jari lengkap.Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

- Data Penunjanga. Data Laboratoriumb. Terapi Medis

B. Diagnosa Keperawatan1. Gangguan eliminasi alvi yang berhubungan dengan konstipasi padakolon2. Gangguan eliminasi alvi yang berhubungan dengan dehidrasi3. Gangguan eliminasi alvi yang berhubungan dengan mobilitas intestinal.

C. Analisa Data

- Data– Masalah– Antisipasi Maslah Potensial– Identifikasi Kebutuhan Segera

D. Intervensi

1. TujuanSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam diharapkan pasien bisa buang air besar dengan lancar.

2. Kriteria Hasil

- Keadaan umum membaik– Pasien bisa buang air besar dengan lancar

Page 5: Konsep dasar peki

– Pasien bisa makan dengan teratur– Pasien merasa nyaman.

7. Dx: Gangguan Rasa Cemas.

INTERVENSI DAN RASIONAL1.) Lakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga pasien .

2.) Memberikan cairan adekuat

3.) Obsevasi TTV

4.) Kolaborasi dengan tim medis

5.) Memberikan makanan tinggi serat. – Menciptakan hubungan saling percaya antara pasien dan perawat.– Dengan pemberian cairan adekuat, dapat melunakkan feses sehingga proses BAB lebih mudah dan lancar.

- Untuk mengetahui kondisi pasien dan mengetahui perkembangan pasien serta menentukan tindakan selanjutnya.

- Memberi terapi secara tepat, yang dihrapkan dapat mempercepat proses penyembuhan pasien.

- Dengan makan makanan yang berserat tinggi bisa membantu menurunkan konstipasi, sehingga pasien bisa melakukan BAB dengan lamcar.

8. IMPLEMENTASI

Pemberian asuhan keperawatan tanpa pelaksanaan dari serangkaian kegiatan sistematis berdasrakan perencanaan untuk mencapai hasil yang maksimal.

9. EVALUASI

Menilai tercapai atau tidaknya tujuan, dilihat dari perilaku pasien dan keluarga serta keadaan fisik, sebagai berikut :

a. Tujuan tercapai jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standratyang telah ditetapkan.b. Tujuan tercapai sebagian jika klien menunjukkan perubahan dari kriteria dan standar yang di tetapkan.c. Tujuan tidak tercapai jika klien tidak menunjukkan perubahan kemajuan sama dan bahkan timbul masalah baru, kolaborasi dengan dokter yang merawat.

Page 6: Konsep dasar peki

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul . 2005 . Kebutuhan Dasar Manusia . Jakarta : EGC. Dongoes, Marydin E. 2000 . Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC. Carpenito , Lynda Juall . 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan . Jakarta: EGC. Wartonah dan Tarwotoh . 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan . Salemba Medika : Jakarta. Perry, Potter . 2005 . Fundamental Keperawatan . EGC : Jakarta.