konsep dasar penyakit

21
KONSEP DASAR PENYAKIT I. Definisi Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner&Suddarth) Dislokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur, dkk. 2000) II. Etiologi Etiologi tidak diketahui dengan jelas tetapi ada beberapa faktor predisposisi, diantaranya : a. Akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir b. Trauma akibat kecelakaan c. Trauma akibat pembedahan ortopedi d. Terjadi infeksi di sekitar sendi III. Patofisiologi Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan congenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi. Dari adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi. Dari 3 hal tersebut, menyebabkan dislokasi sendi. Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan tulang,

Upload: ahmad-irham-alhusain

Post on 08-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner&Suddarth)

TRANSCRIPT

KONSEP DASAR PENYAKIT I. DefinisiDislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner&Suddarth)Dislokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur, dkk. 2000)

II. EtiologiEtiologi tidak diketahui dengan jelas tetapi ada beberapa faktor predisposisi, diantaranya :a. Akibat kelainan pertumbuhan sejak lahirb. Trauma akibat kecelakaanc. Trauma akibat pembedahan ortopedid. Terjadi infeksi di sekitar sendi

III. PatofisiologiPenyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan congenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi. Dari adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi. Dari 3 hal tersebut, menyebabkan dislokasi sendi. Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan tulang, penyempitan pembuluh darah, perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi perubahan struktur. Dan yang terakhir terjadi kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi, perlu dilakukan adanya reposisi dengan cara dibidai.

IV. Klasifikasi 1. Dislokasi congenitalTerjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.2. Dislokasi patologikAkibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi.3. Dislokasi traumaticKedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan) V. Manifestasi Klinis1. Nyeri2. Perubahan kontur sendi3. Perubahan panjang ekstremitas4. Kehilangan mobilitas normal5. Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi6. Deformitas7. Kekakuan

VI. Pemeriksaan Fisik

1. Tampak adanya perubahan kontur sendi pada ekstremitas yang mengalami dislokasi2. Tampak perubahan panjang ekstremitas pada daerah yang mengalami dislokasi3. Adanya nyeri tekan pada daerah dislokasi4. Tampak adanya lebam pad dislokasi sendiVII. Pemeriksaan diagnostik1. foto X-rayuntuk menentukan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur2. foto rontgenMenentukan luasnya degenerasi dan mengesampingkan malignasi3. Pemeriksaan radiologiTampak tulang lepas dari sendi4. Pemeriksaan laboratoriumDarah lengkap dapat dilihat adanya tanda-tanda infeksi seperti peningkatan leukosit

VIII. Diagnosis/Kriteria DiagnosisDiagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa :- Ada trauma- Mekanisme trauma yang sesuai, misalnya trauma ekstensi dan eksorotasi pada dislokasi anterior sendi bahu- Ada rasa sendi keluar IX. Penatalaksanaan :1. Dislokasi reduksi: dikembalikan ke tempat semula dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat2. Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga sendi3. Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga agar tetap dalam posisi stabil4. Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-4X sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi5. Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

I. Pengkajian Identitas Pasien dan Penanggung Jawab Nama Jenis kelamin Usia Status Agama Alamat Pekerjaan Pendidikan Bahasa Suku bangsa Dx Medis Sumber biaya Riwayat keluarga Genogram Keterangan genogram Status kesehatan Status kesehatan saat ini- Keluhan Utama (saat MRS dan saat ini)- Alasan MRS dan perjalanan penyakit saat ini - Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya Status kesehatan masa lalu- Penyakit yang pernah dialami- Pernah dirawat- Alergi - Kebiasaan (merokok/kopi/alcohol atau lain lain yang merugikan kesehatan)

Riwayat penyakit keluarga Diagnosa Medis dan Therapi Pola Kebutuhan dasar (menurut Virginia Hunderson) Bernafas Makan dan minum Eleminasi Gerak dan aktifitas Istirahat tidur Pengaturan suhu tubuh Kebersihan diri Rasa nyaman Rasa aman Sosial Pengetahuan Rekreasi Spiritual Prestasi

Pemeriksaan fisik Tanda tanda vital (Nadi,Temp,RR,TD) Keadaan Fisik (IPPA)- Pemeriksaan neurologis- Ekstremitas (atas dan bawah ) Pemeriksaan penunjang - Foto X-ray- Foto rontgen

Data Subyektif :- Terjadi kekauan pada sendi- Adanya nyeri pada sendi Data Obyektif :- Perubahan panjang ekstremitas- Sulit menggerakkan ekstremitas- Meringis- Foto rontgen menunjukkan tulang lepas dari sendi II. Diagnosa Keperawatan1. Nyeri akut berhubungan dengan pergeseran sendi ditandai dengan adanya trauma jaringan dan tulang2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan pergesaran sendi ditandai dengan kekakuan pada sendi3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan dilakukannya reposisi ditandai dengan pembidaian4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan panjang ekstremitas ditandai dengan perubahan postur tubuh5. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan dilakukannya reposisi ditandai dengan pembedaian6. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terjepitnya pembuluh darah ditandai dengan edema III. Rencana Tindakan

No. DxTujuanKriteria HasilTindakan KeperawatanRasional

1Agar rasa nyeri pasien berkurangSetelah diberi asuhan keperawtan diharapkan: Pasien tampak tenang Pasien tidak meringisMandiri : Kaji lokasi dan skala nyeri

Observasi TTV

Ajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi

Kolaborasi : Berika obat analgesic sesuai indikasi

Untuk menentukan rencana yang tepat

Untuk mengetahui perkembangan pasien

Untuk mengalihkan perhatian agar pasien tidak terfokus pada nyeri.

Membantu mengurangi nyeri.

2Agar pasien dapat melakukan kembali mobilitas secara normal.Setelah diberi asuhan keperawatan diharapkan : Pasien dapat melakukan aktivitas kembali Dapat mempertahankan gerakan sendi secara maksimal Kekuatan otot pasien maksimal Integritas kulit utuh.Mandiri : Kaji kembali kemampuan dan keadaan secara fungsional pada kerusakan yang terjadi.

Monitor fungsi motorik dan sensorik setiap hari

Lakukan latihan ROM secara pasif.

Ganti posisi tiap 2 jam sekali

Observasi keadaan kulit

Berikan perawatan kulit dengan cermat seperti massage dan memberi pelembab ganti linen atau pakaian yang basah.

Kolaborasi : Koordinasikan aktivitas dengan ahli physioterapi. Mengidentifikasi masalah utama terjadinya gangguan mobilitas fisik.

Menentukan kemampuan mobilisasi

Mencegah terjadinya kontraktur.

Penekanan terus-menerus menimbulkan dekubitus.

Mencegah secara dini dekubitus.

Meningkatkan sirkulasi dan elastisitas kulit dan menurunkan dekubitus.

Kolaborasi penanganan physiotherapy.

IV. Evaluasi

No. DxEvaluasi

1Nyeri berkurang

2Dapat melakukan mobilitas secara normal

DAFTAR PUSTAKAhttp://askep-askeb-kita.blogspot.com/

KONSEP DASAR PENYAKIT I. DefinisiDislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner&Suddarth)Dislokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur, dkk. 2000)

II. EtiologiEtiologi tidak diketahui dengan jelas tetapi ada beberapa faktor predisposisi, diantaranya :a. Akibat kelainan pertumbuhan sejak lahirb. Trauma akibat kecelakaanc. Trauma akibat pembedahan ortopedid. Terjadi infeksi di sekitar sendi

III. PatofisiologiPenyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan congenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi. Dari adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi. Dari 3 hal tersebut, menyebabkan dislokasi sendi. Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan tulang, penyempitan pembuluh darah, perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi perubahan struktur. Dan yang terakhir terjadi kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi, perlu dilakukan adanya reposisi dengan cara dibidai

IV. Klasifikasi 1. Dislokasi congenitalTerjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.2. Dislokasi patologikAkibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi.3. Dislokasi traumaticKedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan) V. Manifestasi Klinis1. Nyeri2. Perubahan kontur sendi3. Perubahan panjang ekstremitas4. Kehilangan mobilitas normal5. Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi6. Deformitas7. Kekakuan

VI. Pemeriksaan Fisik

1. Tampak adanya perubahan kontur sendi pada ekstremitas yang mengalami dislokasi2. Tampak perubahan panjang ekstremitas pada daerah yang mengalami dislokasi3. Adanya nyeri tekan pada daerah dislokasi4. Tampak adanya lebam pad dislokasi sendiVII. Pemeriksaan diagnostik1. foto X-rayuntuk menentukan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur2. foto rontgenMenentukan luasnya degenerasi dan mengesampingkan malignasi3. Pemeriksaan radiologiTampak tulang lepas dari sendi4. Pemeriksaan laboratoriumDarah lengkap dapat dilihat adanya tanda-tanda infeksi seperti peningkatan leukosit

VIII. Diagnosis/Kriteria DiagnosisDiagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa :- Ada trauma- Mekanisme trauma yang sesuai, misalnya trauma ekstensi dan eksorotasi pada dislokasi anterior sendi bahu- Ada rasa sendi keluar IX. Penatalaksanaan :1. Dislokasi reduksi: dikembalikan ke tempat semula dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat2. Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga sendi3. Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga agar tetap dalam posisi stabil4. Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-4X sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi5. Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

I. Pengkajian Identitas Pasien dan Penanggung Jawab Nama Jenis kelamin Usia Status Agama Alamat Pekerjaan Pendidikan Bahasa Suku bangsa Dx Medis Sumber biaya Riwayat keluarga Genogram Keterangan genogram Status kesehatan Status kesehatan saat ini- Keluhan Utama (saat MRS dan saat ini)- Alasan MRS dan perjalanan penyakit saat ini - Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya Status kesehatan masa lalu- Penyakit yang pernah dialami- Pernah dirawat- Alergi - Kebiasaan (merokok/kopi/alcohol atau lain lain yang merugikan kesehatan)

Riwayat penyakit keluarga Diagnosa Medis dan Therapi Pola Kebutuhan dasar (menurut Virginia Hunderson) Bernafas Makan dan minum Eleminasi Gerak dan aktifitas Istirahat tidur Pengaturan suhu tubuh Kebersihan diri Rasa nyaman Rasa aman Sosial Pengetahuan Rekreasi Spiritual Prestasi

Pemeriksaan fisik Tanda tanda vital (Nadi,Temp,RR,TD) Keadaan Fisik (IPPA)- Pemeriksaan neurologis- Ekstremitas (atas dan bawah ) Pemeriksaan penunjang - Foto X-ray- Foto rontgen

Data Subyektif :- Terjadi kekauan pada sendi- Adanya nyeri pada sendi Data Obyektif :- Perubahan panjang ekstremitas- Sulit menggerakkan ekstremitas- Meringis- Foto rontgen menunjukkan tulang lepas dari sendi II. Diagnosa Keperawatan1. Nyeri akut berhubungan dengan pergeseran sendi ditandai dengan adanya trauma jaringan dan tulang2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan pergesaran sendi ditandai dengan kekakuan pada sendi3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan dilakukannya reposisi ditandai dengan pembidaian4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan panjang ekstremitas ditandai dengan perubahan postur tubuh5. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan dilakukannya reposisi ditandai dengan pembedaian6. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terjepitnya pembuluh darah ditandai dengan edema III. Rencana Tindakan

No. DxTujuanKriteria HasilTindakan KeperawatanRasional

1Agar rasa nyeri pasien berkurangSetelah diberi asuhan keperawtan diharapkan: Pasien tampak tenang Pasien tidak meringisMandiri : Kaji lokasi dan skala nyeri

Observasi TTV

Ajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi

Kolaborasi : Berika obat analgesic sesuai indikasi

Untuk menentukan rencana yang tepat

Untuk mengetahui perkembangan pasien

Untuk mengalihkan perhatian agar pasien tidak terfokus pada nyeri.

Membantu mengurangi nyeri.

2Agar pasien dapat melakukan kembali mobilitas secara normal.Setelah diberi asuhan keperawatan diharapkan : Pasien dapat melakukan aktivitas kembali Dapat mempertahankan gerakan sendi secara maksimal Kekuatan otot pasien maksimal Integritas kulit utuh.Mandiri : Kaji kembali kemampuan dan keadaan secara fungsional pada kerusakan yang terjadi.

Monitor fungsi motorik dan sensorik setiap hari

Lakukan latihan ROM secara pasif.

Ganti posisi tiap 2 jam sekali

Observasi keadaan kulit

Berikan perawatan kulit dengan cermat seperti massage dan memberi pelembab ganti linen atau pakaian yang basah.

Kolaborasi : Koordinasikan aktivitas dengan ahli physioterapi. Mengidentifikasi masalah utama terjadinya gangguan mobilitas fisik.

Menentukan kemampuan mobilisasi

Mencegah terjadinya kontraktur.

Penekanan terus-menerus menimbulkan dekubitus.

Mencegah secara dini dekubitus.

Meningkatkan sirkulasi dan elastisitas kulit dan menurunkan dekubitus.

Kolaborasi penanganan physiotherapy.

IV. Evaluasi

No. DxEvaluasi

1Nyeri berkurang

2Dapat melakukan mobilitas secara normal

DAFTAR PUSTAKAhttp://askep-askeb-kita.blogspot.com/