konsep fluida tentang menara banjir
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pembelajaran mata pelajaran fisika.Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................DAFTAR ISI............................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................. 1.4 Manfaat Penulisan ...............................................................................................BAB II PEMBAHASAN2.1 Landasan teori .....................................................................................................2.2 Prosedur pembuatan alat .....................................................................................BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan .........................................................................................................3.2 Saran ...................................................................................................................
ii
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Curah hujan di Indonesia tiap tahunnya cukup tinggi. Hal ini menyebabkan beberapa wilayah Indonesia sering terjadi bencana banjir ketika musim penghujan tiba karena beberapa faktor seperti kondisi lingkungan yang rusak, penebangan hutan secara liar dan kondisi tempat yang lebih rendah dari sekitarnya. Banyak orang yang kurang peduli terhadap lingkungan, mereka merusak kelestarian alam sehingga daya resap tanah terhadap air menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan banjir yang terjadi di berbagai daerah di nusantara. Air yang seharusnya menjadi sumber kehidupan, malah menjadi bencana bagi banyak orang.Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi banjir dengan memanfaatkan alat pendeteksi banjir karena dengan adanya alat tersebut masyarakat di dekat pusat banjir bisa mengetahui lebih awal terjadinya bencana. Namun pembuatan alat-alat tersebut membutuhkan dana yang tidak sedikit bahkan bisa menyita waktu serta pengujian yang lama serta tidak semua orang bisa membuatnya karena memerlukan keahlian khusus atau dikatakan cukup rumit. Oleh karena itu diperlukan alat pendeteksi banjir sederhana yang dapat dibuat oleh masyarakat secara mandiri dan dapat berfungsi secara efektif.Karena itulah pembuatan alarm banjir ini diharapkan kelak dapat menjadi solusi bagi warga, untuk mempersiapkan segala halnya dalam menghadapi banjir demi mencegah kerugian yang lebih besar, kelak alat ini perlu disempurnakan agar lebih berguna.
1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana Cara mencegah dan menanggulangi banjir?2. Apa saja karakteristik dari alat pendeteksi banjir?3. Bagaimana cara pembuatannya?4. Bagaimana cara kerja dari alat alat pendeteksi banjir ini?
1.3 Tujuan Penulisan Alat ini dibuat untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terutama di daerah rawan banjir agar tetap siaga apabila banjir datang.
iii
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau
pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan
berisi pemberitahuan ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam
penyampaian sinyal komunikasi data ataupun ada peralatan yang mengalami kerusakan
(penurunan kinerja). Pesan ini digunakan untuk
memperingatkanoperator atau administrator mengenai adanya masalah (bahaya) pada
jaringan.
Alarm memberikan tanda bahaya berupa sinyal, bunyi, ataupun sinar. Praktikum
ini tentang pembuatan alarm banjir. Alarm Banjir berfungsi untuk memperingatkan
apabila akan terjadi banjir. Cara kerjanya menggunakan sensor air hujan dan akan
memberi sinyal apabila debit air hujan yang turun sudah melebihi batas.
Rangkaian listrik adalah susunan komponen-komponen elektronika yang
dirangkai dengan sumber tegangan menjadi satu kesatuan yang memiliki fungsi dan
kegunaan tertentu. Arus listrik dalam suatu rangkaian listrik hanya dapat mengalir jika
rangkaian listrik tersebut berada dalam keadaan terbuka.
Rangkaian listrik ada dua macam yaitu rangkaian listrik terbuka dan rangkaian
listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah rangkaian listrik yang memiliki ujung-
ujung rangkaian. Sedangkan rangkaian listrik tertutup adalah rangkaian listrik yang tidak
memiliki ujung-ujung rangkaian. Di dalam rangkaian listrik tertutup ini arus listrik dapat
mengalir mengikuti jenis suatu rangkaian.
Syarat dari rangkaian tertutup adalah sebagai berikut:
Arus listrik hanya dapat mengalir dalam rangkaian tertutup dari
potensial tinggi ke potensial rendah atau dari kutub (+) ke kutub (-).
Menurut perjanjian, arus listrik pada penghantar searah dengan gerak
muatan (+) dan berlawanan dengan gerak muatan (-).
Hukum Archimedes
Jika kita memasukkan sebuah benda ke dalam sebuah wadah yang berisi penuh
air, maka air dalam wadah tersebut akan tumpah. Apabila air yang tumpah dari wadah
tersebut diukur beratnya ternyata beratnya sama dengan berat benda yang dimasukkan ke
dalam wadah tersebut. Hal ini sesuai dengan hukum Archimedes yang ditemukan oleh
Archimedes.
Archimedes adalah seorang ilmuwan terbesar pada zamannya. Ia lahir di kota
Syracuse, Sisilia pada tahun 287 SM dan meninggal pada tahun 212 SM. Archimedes
dikenal sebagai ahli fisika, marematika, optika dan astronomi. Archimedes terkenal juga
dengan teorinya tentang hubungan antara permukaan dan volume dari sebuah bola
terhadap selinder. Dia juga dikenal dengan teori dan rumus dari prinsiphydrostatic dan
1
peralatan untuk menaikkan air – ‘Archimedes Screw’ atau sekrup Archimedes, yang
sampai sekarang masih banyak digunakan di negara-negara berkembang. Walaupun
pengungkit atau ungkitan telah ditemukan jauh sebelum Archimedes lahir,
Archimedes yang mengembangkan teori untuk menghitung beban yang dibutuhkan untuk
pengungkit tersebut. Archimedes juga digolongkan sebagai salah satu ahli matematika
kuno dan merupakan yang terbaik dan terbesar di jamannya. Ia dijuluki sebagai Bapak
Eksperimen, karena mendasarkan penemuannya pada percobaan tentang hukum
Archimedes.
Hukum Archimedes mengatakan:
“Benda yang dimasukkan atau dicelupkan sebagian atau seluruhnya dalam zat cair akan
mendapatkan gaya yang arahnya ke atas dan besarnya sama dengan berat zat cair yang
dipindahkan oleh benda itu”.
Gaya ke atas yang dialami oleh benda tersebut disebut dengan gaya apung. Gaya apung
sama dengan berat benda di udara dikurangi dengan berat benda di dalam air.
FA = wu – wa
Ada tiga kemungkinan peristiwa yang terjadi jika sebuah benda dimasukkan ke dalam zat
cair. Seperti ditunjukkan pada gambar berikut!
Benda Terapung Benda dikatakan terapung jika sebagian benda
masih muncul diatas permukaan zat cair. Benda
terapung jika :
ρB < ρc , Massa jenis benda (ρB ) lebih
kecil dari massa jenis zat cair (ρc).
FA = wB , Besar gaya apung (FA) sama
dengan berat benda.
Benda Melayang Benda dikatakan melayang jika benda berada
dalam zat cair, tetapi tidak berada di dasar zat
cair. Benda melayang jika :
ρB = ρc, Massa jenis benda (ρB ) sama atau
hampir sama dengan massa jenis zat cair
(ρc).
FA = wB, Besar gaya apung (FA) sama atau
hampir sama dengan berat benda.
Benda Tenggelam Benda dikatakan tenggelam jika berada di dasar
zat cair. Benda tenggelam jika :
ρB > ρc, Massa jenis benda (ρB ) lebih
besar dari massa jenis zat cair (ρc).
FA < wB, Besar gaya apung (FA) lebih
kecil dari berat benda.
2
2.2 Prosedur pembuatan Alat
A. Alat dan Bahan
1. Balok Kayu ( 0,5 m x 2 cm x 2 cm ) 4 Batang2. Balok palang ( 10 cm x 2 cm x 2 cm ) 3 batang 3. Balok palang ( 8 cm x 2 cm x 2 cm ) 3 batang4. Balok Palang (6 cm x 2 cm x 2 cm ) 3 Batang5. Papan Penyangga 6. Balok Penyangga Alumunium (penusuk) 2 Buah7. Plat seng ( 2 cm x 6 cm ) 2 buah8. Baterai 1,5 Volt 2 Buah9. Lampu ( 3 warna ) 3 buah10. Bel Listrik 1 Buah11. Kayu Penusuk ( 30 cm ) 1 buah12. Gabus ( 10 x 5 cm ) 1 buah13. Sedotan14. Kabel Secukupnya15. Paku secukupnya
B. Langkah-Langkah Perancangan
Persiapan Alat
1. Siapkan semua bahan sesuai dengan daftar bahan. Persiapkan juga alat perkakasnya. Mulai dengan memotong ujung balok palang menjadi separuh dengan panjang 2 cm
2. Membuat Lubang pada Balok peyangga Penusuk dengan diameter 3 cm yang akan ditempatkan didalam menara balok
3. Buat runcing kayu sepanjang 30 cm sebagai penusuk dengan diameter 0,5 cm dan tempel plat seng diujung atas kayu tersebut yang akan dipakai sebagai penyambung sakelar pada saat kayu penusuk melewati balok penyangga
3
Gambar 1.4
4. Buatlah balok menara dengan ujung bawahnya di buat kecil seukuran besar sedotan plastik
C. Pemasangan Alat
Pasang alat seperti pada gambar 1.2
Gambar 1.2
a) Rangkaian listrik untuk menara
- Tempelkan lampu pada ujung kayu
- Oleskan lem/perekat pada ujung kayu yang lain
- Masukkan ujung kayu lain tadi pada salah satu ujung sedotan
- Hubungkan kabel ke lampu, salah satu kabel dihubungkan ke lubang
- Sedotan seperti pada gambar 1.4
- Salah satu kabel lainnya dihubungkan ke kutub negatif baterei
- Sedangkan kabel lainnya di hubungkan ke kutub positif, kemudian
- dihubungkan ke lubang pada sedotan, seperti pada gambar.
- Pasang alarm/ bel pada lampu merah
b) Pemasangan menara
4
Gambar 1.5
1. Pasang balok palang pada salah satu balok kayu pada jarak 15 cm, , kemudian salah satu ujung balok palang yang lain dipasang pada balok kayu yang lain, sehingga membentuk huruf A, kemudian pasang lagi balok palang pada balok kayu sehingga membentuk seperti menaran ( usahakan diatas pertemuan antara 3 ujung balok kayu terdapat sela ( lubang ) , lihat gambar 1.5
2. Pasang balok palang yang kedua pada jarak 15 cm (diukur dari palang I ) mengelilingi balok kayu seperti pada palang pertama
3. Pasang balok palang yang ketiga dengan jarak 10 cm dari palang kedua.
4. Pasang kayu menara yang sudah ada lampunya diatas lubang menara.
5. Tusukkan kayu penusuk ditengah gabus6. Sedangkan ujung penusuk yang dipasang lempeng besi dipasang
diujung sedotan2.3 Uji Coba Alat
1. Sediakan Ember, kemudian masukkan Menara Alarm
2. Masukkan air sedikit demi sedikit sehingga gabus terangkat naik
3. Amati apakah gabus mampu menganggkat kayu penusuk tersebut
4. Ketika gabus terangkat naik, amati nyala lampu hijau, kuning dan merah
5. Apakah alarm akan nyala/bunyi ketika lampu merah menyala
5
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alarm banjir ini dapat membantu masyarakat dalam mewaspadai banjir karena suara yang dihasilkan cukup menarik perhatian. Alarm banjir dapat dibuat dengan mudah dan biaya yang tidak mahal.
3.2 Saran
Masyarakat diharapkan dapat membuat sendiri alarm ini dan dapat dipergunakan di wilayahnya terutama di wilayah - wilayah yang rawan banjir sehingga dapat meminimalisir kerugian yang didapat dari banjir tersebut. Selain deteksi dini dari banjir, masyarakat juga diharapkan kesadarannya untuk menjaga lingkungannya sehingga banjir dapat dikurangi bahkan tidak terjadi lagi.
6
DAFTAR PUSTAKA
http://agungsetyawans.blogspot.com/2012/05/alarm-banjir.htmlhttp://budewaho.blogspot.com/2011/11/alarm-banjir.htmlhttp://fisikabudhy.blogspot.com/2011/03/pembuatan-alarm-pendeteksi-banjir.htmlhttp://fisikax4.wordpress.com/2012/06/04/http://galeri-fisika.blogspot.com/2012/11/alat-peraga-fisika-sederhana.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Alarmhttp://karyaanakfisika.blogspot.com/http://ujipendfis08.blogspot.com
7