konsep kesehatan lingkungan

43
KONSEP KESEHATAN LINGKUNGAN i. Pengantar konsep kesehatan Pengertian Kesehatan Lingkungan sehat menurut WHO adalah “Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan. Sedangkan menurut UU No 23 / 1992 Tentang kesehatan “Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.” Pengertian Lingkungan Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976) adalah ”Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu”. Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian Kesehatan Lingkungan sebagai berikut : a. Pengertian Kesehatan Lingkungan Menurut World Health Organisation (WHO) pengertian Kesehatan Lingkungan : Those aspects of human health and disease that are determined by factors in the environment. It also refers to the theory and practice of assessing and controlling factors in the environment that can potentially affect health. Atau bila disimpulkan “Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia”. b. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) “Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia”. c. Apabila disimpulkan Pengertian Kesehatan Lingkungan adalah “Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat”. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat. a. Menurut WHO

Upload: valerossi

Post on 23-Nov-2015

49 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kesling

TRANSCRIPT

  • KONSEP KESEHATAN LINGKUNGAN

    i. Pengantar konsep kesehatan

    Pengertian Kesehatan Lingkungan sehat menurut WHO adalah Keadaan yg

    meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas

    dari penyakit dan kecacatan. Sedangkan menurut UU No 23 / 1992 Tentang kesehatan

    Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup

    produktif secara sosial dan ekonomis. Pengertian Lingkungan Menurut A.L. Slamet

    Riyadi (1976) adalah Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana

    organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun

    tidak dpt diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme

    itu. Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian Kesehatan Lingkungan sebagai

    berikut :

    a. Pengertian Kesehatan Lingkungan Menurut World Health Organisation (WHO) pengertian

    Kesehatan Lingkungan : Those aspects of human health and disease that are determined by

    factors in the environment. It also refers to the theory and practice of assessing and

    controlling factors in the environment that can potentially affect health. Atau bila

    disimpulkan Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan

    agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.

    b. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) Suatu kondisi

    lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia

    dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan

    bahagia.

    c. Apabila disimpulkan Pengertian Kesehatan Lingkungan adalah Upaya perlindungan,

    pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi

    pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.

    Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

    Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang

    essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor

    keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah

    kesehatan masyarakat.

    a. Menurut WHO

  • 1. Penyediaan Air Minum

    2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran

    3. Pembuangan Sampah Padat

    4. Pengendalian Vektor

    5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia

    6. Higiene makanan, termasuk higiene susu

    7. Pengendalian pencemaran udara

    8. Pengendalian radiasi

    9. Kesehatan kerja

    10. Pengendalian kebisingan

    11. Perumahan dan pemukiman

    12. Aspek kesling dan transportasi udara

    13. Perencanaan daerah dan perkotaan

    14. Pencegahan kecelakaan

    15. Rekreasi umum dan pariwisata

    16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah,

    bencana alam dan perpindahan penduduk.

    17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

    Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3), ruang

    lingkup kesehatan lingkungan sebagai berikut :

    1. Penyehatan Air dan Udara

    2. Pengamanan Limbah padat/sampah

    3. Pengamanan Limbah cair

    4. Pengamanan limbah gas

    5. Pengamanan radiasi

    6. Pengamanan kebisingan

    7. Pengamanan vektor penyakit

    ii. Konsep ekologi

    Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan

    lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos

  • ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk

    hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama

    kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup

    dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.

    Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai

    komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu,

    air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup

    yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat

    dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan

    ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan

    kesatuan.

    Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada

    tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang

    biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan

    kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak

    hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan

    lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa

    ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan

    rantai makanan manusia dan tingkat tropik.

    Para ahli ekologi mempelajari hal berikut :

    1. Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang

    lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.

    2. Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang

    menyebabkannya.

    3. Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan

    antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

    Kini para ekolog(orang yang mempelajari ekologi)berfokus kepada Ekowilayah bumi

    dan riset perubahan iklim.

    Konsep Ekologi

    Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem

    harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis). Perubahan

  • terhadap salah satu komponen akan memengaruhi komponen lainnya. Homeostatis adalah

    kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam

    keseimbangan.

    Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya komponen

    penyusunnya yaitu organisme dan populasi. Dengan demikian, ekosistem dapat dianggap

    suatu cibernetik di alam. Namun manusia cenderung mengganggu sistem pengendalian

    alamiah ini[1].

    ekosistem merupakan kumpulan dari bermacam-macam dari alam tersebut, contoh

    heewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang terakhir manusia

    Ekologi dalam politik

    Ekologi menimbulkan banyak filsafat yang amat kuat dan pergerakan politik

    termasuk gerakan konservasi, kesehatan, lingkungan,dan ekologi yang kita kenal sekarang.

    Saat semuanya digabungkan dengan gerakan perdamaian dan Enam Asas, disebut gerakan

    hijau. Umumnya, mengambil kesehatan ekosistem yang pertama pada daftar moral

    manusia dan prioritas politik, seperti jalan buat mencapai kesehatan manusia dan

    keharmonisan sosial, dan ekonomi yang lebih baik.

    Orang yang memiliki kepercayaan-kepercayaan itu disebut ekolog politik.

    Beberapa telah mengatur ke dalam Kelompok Hijau, namun ada benar-benar ekolog

    politik dalam kebanyakan partai politik. Sangat sering mereka memakai argumen dari

    ekologi buat melanjutkan kebijakan, khususnya kebijakan hutan dan energi. Seringkali

    argumen-argumen itu bertentangan satu sama lain, seperti banyak yang dilakukan

    akademisi juga.

    Ekologi dalam ekonomi

    Banyak ekolog menghubungkan ekologi dengan ekonomi manusia :

    a. Lynn Margulis mengatakan bahwa studi ekonomi bagaimana manusia membuat

    kehidupan. Studi ekologi bagaimana tiap binatang lainnya membuat kehidupan.

    b. Mike Nickerson mengatakan bahwa "ekonomi tiga perlima ekologi" sejak ekosistem

    menciptakan sumber dan membuang sampah, yang mana ekonomi menganggap

    dilakukan "untuk bebas".

  • Ekonomi ekologi dan teori perkembangan manusia mencoba memisahkan

    pertanyaan ekonomi dengan lainnya, namun susah. Banyak orang berpikir ekonomi baru

    saja menjadi bagian ekologi, dan ekonomi mengabaikannya salah. "Modal alam" ialah 1

    contoh 1 teori yang menggabungkan 2 hal itu.

    Ekologi dalam kacamata antropologi

    Terkadang ekologi dibandingkan dengan antropologi, sebab keduanya

    menggunakan banyak metode untuk mempelajari satu hal yang kita tak bisa tinggal tanpa

    itu. Antropologi ialah tentang bagaimana tubuh dan pikiran kita dipengaruhi lingkungan

    kita, ekologi ialah tentang bagaimana lingkungan kita dipengaruhi tubuh dan pikiran kita.

    Beberapa orang berpikir mereka hanya seorang ilmuwan, namun paradigma

    mekanistik bersikeras meletakkan subyek manusia dalam kontrol objek ekologi masalah

    subyek-obyek. Namun dalam psikologi evolusioner atau psikoneuroimunologi misalnya

    jelas jika kemampuan manusia dan tantangan ekonomi berkembang bersama. Dengan baik

    ditetapkan Antoine de Saint-Exupery : "Bumi mengajarkan kita lebih banyak tentang diri

    kita daripada seluruh buku. Karena itu menolak kita. Manusia menemukan dirinya sendiri

    saat ia membandingkan dirinya terhadap hambatan".

    iii. Indikator lingkungan sehat

    Untuk menilai keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan

    lingkungan sehat telah dipilih empat indikator, yaitu persentase keluarga yang memiliki

    akses air bersih, presentase rumah sehat, keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi

    dasar, Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM).

    Beberapa upaya untuk memperkecil resiko turunnya kualitas lingkungan telah

    dilaksanakan oleh berbagai instansi terkait seperti pembangunan sarana sanitasi dasar,

    pemantauan dan penataan lingkungan, pengukuran dan pengendalian kualitas lingkungan.

    Pembangunan sarana sanitasi dasar bagi masyarakat yang berkaitan langsung

    dengan masalah kesehatan meliputi penyediaan air bersih, jamban sehat, perumahan sehat

    yang biasanya ditangani secara lintas sektor, kegiatan yang dilaksanakan meliputi

    pemantauan kualitas air minum, pemantauan sanitasi rumah sakit, pembinaan dan

    pemantauan sanitasi tempat-tempat umum (Hotel, Terminal), tempat pengolahan makanan,

    tempat pengolahan pestisida dan sebagainya.

  • Didalam memantau pelaksanaan program kesehatan lingkungan dapat dilihat

    beberapa indikator kesehatan lingkungan sebagai berikut :

    1. Penggunaan Air Bersih : Air merupakan sumber kehidupan/kebutuhan pokok manusia

    namun dalam hal penggunaannya berbeda-beda begitu juga kualitas maupun

    kwantitasnya.Air merupakan media penularan penyakit yang paling cepat karena

    sifatnya yang flesibel untuk tempat berkembangbiak ataupun penularan berbagai

    sumber penyakit, maka dari itu perlu menjaga kualitas dan kwantitas air demi

    terciptanya kesehatan.

    2. Rumah Sehat : Bagi sebagian besar masyarakat, rumah merupakan tempat berkumpul

    bagi semua anggota keluarga dan menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga

    kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan penyakit

    diantara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya.

    Dari data yang ada maka program sosialisasi terhadap masyarakat untuk membangun

    rumah sehat perlu terus dilakukan sehingga pencegahan terhadap perkembangan vektor

    penyakit dapat diperkecil, demikian pula penyebab penyakit lainnya di sekitar rumah.

    3. Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar : Keluarga dengan kepemilikan

    sarana sanitasi dasar meliputi persediaan air bersih, kepemilikan jamban keluarga,

    tempat sampah dan pengelolaan air limbah keluarga keseluruhan hal tersebut sangat

    diperlukan didalam peningkatan kesehatan lingkungan.

    Dari data diatas menunjukkan bahwa tahun 2007 kepemilikan sarana sanitasi dasar di

    Kab.Tangerang sedikit meningkat dibandingkan tahun 2006, dapat diasumsikan bahwa

    kondisi ini menunjukan adanya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya

    sarana sanitasi dasar.

    4. Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM) : Makanan termasuk minuman,

    merupakan kebutuhan pokok dan sumber utama bagi kehidupan manusia, namun

    makanan yang tidak dikelola dengan baik justru akan menjadi media yang sangat

    efektif didalam penularan penyakit saluran pencernaan (Food Borne Deseases).

    Terjadinya peristiwa keracunan dan penularan penyakit akut yang sering membawa

    kematian banyak bersumber dari makanan yang berasal dari tempat pengolahan

    makanan (TPM) khususnya jasaboga, rumah makan dan makanan jajanan yang

    pengelolaannya tidak memenuhi syarat kesehatan atau sanitasi lingkungan.

    Sehingga upaya pengawasan terhadap sanitasi makanan amat penting untuk menjaga

    kesehatan konsumen atau masyarakat.

  • iv. Masalah kesehatan lingkungan diIndonesia dan upaya perencanaan pemerintah

    dalam penanggulangannya

    1. Air Bersih

    Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya

    memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum

    adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

    Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :

    a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna

    b. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan

    (maks 500 mg/l)

    c. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)

    2. Pembuangan Kotoran/Tinja

    Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai

    berikut :

    a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

    b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air

    atau sumur

    c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

    d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

    e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang benar-benar

    diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin

    f. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

    g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal

    3. Kesehatan Pemukiman

    Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

    a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak

    yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.

    b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat

    antar anggota keluarga dan penghuni rumah.

  • c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan

    penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor

    penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari

    pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping

    pencahayaan dan penghawaan yang cukup.

    d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena

    keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,

    konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung

    membuat penghuninya jatuh tergelincir.

    4. Pembuangan Sampah

    Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-faktor/unsur :

    a. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah

    jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial

    ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi.

    b. Penyimpanan sampah.

    c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.

    d. Pengangkutan

    e. Pembuangan

    Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui

    hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan

    masalah-masalah ini secara efisien.

    5. Serangga dan Binatang Pengganggu

    Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut

    sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles

    sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD),

    Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan

    dari penyakit tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan

    makanan dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida

    untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan

    menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa

    pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah

    dan usaha-usaha sanitasi.

  • Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat

    menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara

    perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat

    menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi

    bakteri penyebab.

    6. Makanan dan Minuman

    Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa

    boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan

    atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang

    disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel). Persyaratan hygiene sanitasi

    makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi :

    a. Persyaratan lokasi dan bangunan;

    b. Persyaratan fasilitas sanitasi;

    c. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan;

    d. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi;

    e. Persyaratan pengolahan makanan;

    f. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi;

    g. Persyaratan peralatan yang digunakan.

    7. Pencemaran Lingkungan

    Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran

    udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out door air

    pollution. Indoor air pollution merupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung

    umum, bis kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang

    sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan ketimbang

    berada di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga

    lainnya merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi

    anak balita. Mengenai masalah out door pollution atau pencemaran udara di luar rumah,

    berbagai analisis data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan. Beberapa

    penelitian menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak pencemaran pada beberapa

    kelompok resiko tinggi penduduk kota dibanding pedesaan. Besar resiko relatif tersebut

    adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu

    akan lebih buruk di masa mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian

  • atau sekedar diambil kayunya ternyata membawa dampak serius, misalnya infeksi

    saluran pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya jadual penerbangan,

    terganggunya ekologi hutan.

    Penyebab masalah kesehatan lingkungan di Indonesia

    1. Pertambahan dan kepadatan penduduk.

    2. Keanekaragaman sosial budaya dan adat istiadat dari sebagian besar penduduk.

    3. Belum memadainya pelaksanaan fungsi manajemen.

    Hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di

    perkotaan dan pemukiman. Contoh hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan

    terhadap kesehatan masyarakat di perkotaan dan pemukiman diantaranya sebagai

    berikut :

    1. Urbanisasi ->kepadatan kota -> keterbatasan lahan ->daerah slum/kumuh->sanitasi

    kesehatan lingkungan buruk.

    2. Kegiatan di kota (industrialisasi) -> menghasilkan limbah cair ->dibuang tanpa

    pengolahan (ke sungai) ->sungai dimanfaatkan untuk mandi, cuci, kakus -> penyakit

    menular.

    3. Kegiatan di kota (lalu lintas alat transportasi) -> emisi gas buang (asap) ->

    mencemari udara kota -> udara tidak layak dihirup -> penyakit ISPA.

    Healthy City (Kabupaten/kota sehat)

    Dalam tatanan desentralisasi/otonomi daerah di bidang kesehatan, pencapaian Visi

    Indonesia Sehat 2010 ditentukan oleh pencapaian Visi Pembangunan Kesehatan setiap

    provinsi (yaitu Provinsi sehat). Khusus untuk Kabupaten/Kota, penetapan indikator

    hendaknya mengacu kepada indikator yang tercantum dalam Standard Pelayanan

    Minimal (SPM) Bidang Kesehatan. SPM ini dimasukkan sebagai bagian dari Indikator

    Kabupaten/Kota Sehat. Kemudian ditambah ha-hal spesifik yang hanya

    dijumpai/dilaksanakan di Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Misalnya

    Kota/Kabupaten yang area pertaniannya luas dicantumkan indikator pemakaian

    pestisida.

    Di dalam SPM Kab/kota di Propinsi Jawa Tengah (Keputusan Gubernur Jawa

    Tengah ) pada point (huruf) U tentang Penyuluhan Perilaku Sehat disebutkan terdapat

    item Rumah Tangga Sehat (item 1), dimana disebutkan bahwa Rumah Tangga sehat

    adalah Proporsi Rumah Tangga yang memenuhi minimal 11 (sebelas) dari 16 indikator

  • Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan Rumah Tangga. Lima diantara 16

    indikator merupakan Perilaku yang berhubungan dengan Kesehatan Lingkungan, yaitu :

    1. Menggunakan Air Bersih untuk kebutuhan sehari-hari

    2. Menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan

    3. Membuang sampah pada tempat yang disediakan

    4. Membuang air limbah pada saluran yang memenuhi syarat

    5. Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar.

    Terdapat juga Penilaian Rumah Sehat (rumah secara fisik : pencahayaan,

    kelembaban, ventilasi, dll) Selain Rumah Tangga sehat terdapat pula point R

    yakni Pelayanan Kesehatan Lingkungan dimana item pertama (Institusi yang dibina)

    meliputi RS, Puskesmas, Sekolah, Instalasi Pengolahan Air Minum, Perkantoran,

    Industri Rumah Tangga dan Industri Kecil serta tempat penampungan pengungsi.

    Institusi yang dibina tersebut adalah unit kerja yang dalam memberikan

    pelayanan/jasa potensial menimbulkan resiko/dampak kesehatan.

    Pemerintah Rencanakan Aksi Nasional Kesehatan dan Lingkungan

    Jakarta - Pemerintah menyusun rencana aksi nasional kesehatan dan lingkungan

    tahun 2010-2015 untuk mengatasi masalah kesehatan terkait lingkungan. Direktur

    Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan

    Tjandra Yoga Aditama yang sedang menghadiri pertemuan tingkat tinggi pada Forum

    regional tentang lingkungan dan kesehatan negara Asia Tenggara dan Asia Timur di

    Jeju, Korea Selatan, menyampaikan hal itu melalui surat elektronik di Jakarta, Kamis.

    Menurut dia, penyusunan rencana aksi itu diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan

    dan Kementerian Lingkungan Hidup dengan melibatkan berbagai kementerian dan

    sektor terkait. Ia menjelaskan dalam pertemuan forum beranggotakan 14 negara yang

    dibentuk tahun 2007 tersebut pemerintah memaparkan pokok-pokok rencana nasional

    mengenai pengendalian dampak lingkungan terhadap kesehatan.

    Materi yang disampaikan, kata dia, antara lain meliputi upaya peningkatan kualitas

    udara, penanganan limbah berbahaya serta penyediaan air, higiene dan sanitasi.

    Selain itu, lanjut dia, dibahas pula upaya penanganan bahan kimia beracun

    berbahaya, perubahan iklim, penakaran dampak kesehatan serta penyusunan rencana

    persiapan dan respon kedaruratan kesehatan lingkungan.

    Ia menjelaskan pada Kamis (15/7) pertemuan mengenai kesehatan dan lingkungan

    dalam forum itu akan dilanjutkan dengan forum menteri regional kedua tentang

  • lingkungan dan kesehatan di Asia Tenggara dan Asia Timur yang akan dihadiri Menteri

    Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dan Menteri Lingkungan Hidup Gusti

    Muhammad Hatta. Antara Mazpri VOI News

    v. Peran perawat dalam pelayanan kesehatan lingkungan

    Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap

    seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan

    sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari

    perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara,

    1995:21).

    Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat

    dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi

    kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara

    professional sesuai dengan kode etik professional. Dimana setiap peran yang dinyatakan

    sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan.

    Care Giver :

    Pada peran ini perawat diharapkan mampu

    1. Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga , kelompok atau

    masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat

    sederhana sampai pada masalah yang kompleks.

    2. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus

    memperhatikan klien berdasrkan kebutuhan significan dari klien.

    Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi diagnosis

    keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah psikologis.

    Elemen Peran

    Menurut pendapat Doheny (1982) ada beberapa elemen peran perawat

    professional antara lain : care giver, client advocate, conselor, educator, collaborator,

    coordinator change agent, consultant dan interpersonal proses.

    Client Advocate (Pembela Klien)

  • Tugas perawat :

    1. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan

    informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain

    yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan

    keperawatan yang diberikan kepadanya.

    2. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang

    sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan.

    Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien,

    sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.

    Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk

    didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien

    terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140).

    Hak-Hak Klien antara lain :

    1. Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya

    2. Hak atas informasi tentang penyakitnya

    3. Hak atas privacy

    4. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri

    5. Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.

    Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :

    1. Hak atas informasi yang benar

    2. Hak untuk bekerja sesuai standart

    3. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien

    4. Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok

    5. Hak atas rahasia pribadi

    6. Hak atas balas jasa

    Conselor

    Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan

    psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan

  • untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan

    emosional dan intelektual.

    Peran perawat :

    1. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.

    2. Perubahan pola interaksi merupakan Dasar dalam merencanakan metode untuk

    meningkatkan kemampuan adaptasinya.

    3. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga

    dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.

    4. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan

    1. Penyediaaan air bersih / Water suplay

    Air merupakan zat yang memiliki peranan sangat penting bagi kelangsungan hidup

    manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia akan lebih cepat meninggal karena

    kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri

    sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60 % berat badan terdiri

    dari air, untuk anak-anak sekitar 65 % dan untuk bayi sekitar 80%. Air dibutuhkan oleh

    manusia untuk memenuhi berbagai kepentingan antara lain: diminum, masak, mandi,

    mencuci dan pertanian.

    Menurut perhitungan WHO, di negara-negara maju tiap orang memerlukan air

    antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang termasuk

    Indonesia, tiap orang memerlukan air 30-60 liter per hari. Diantara kegunaan-kegunaan

    air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk

    keperluan minum air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak

    menimbulkan penyakit bagi manusia.

    Air Bersih dan Sehat

    Air minum harus steril (steril = tidak mengandung hama penyakit apapun).

    Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di daerah pedesaan khususnya tidak

  • terlindung sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehatan.

    Untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu.

    Pengolahan air untuk diminum dapat dikerjakan dengan 2 cara, berikut :

    1. Menggodok atau mendidihkan air, sehingga semua kumankuman mati. Cara ini

    membutuhkan waktu yang lama dan tidak dapat dilakukan secara besar-besaran.

    2. Dengan menggunakan zat-zat kimia seperti gas chloor, kaporit, dan lain-lain. Cara ini

    dapat dilakukan secara besarbesaran, cepat dan murah.

    Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut hendaknya

    diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, setidaknya diusahakan

    mendekati persyaratan tersebut. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai

    berikut :

    1. Syarat fisik

    Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak berwarna), tidak

    berasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya sehingga dalam kehidupan sehari-hari.

    Cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.

    2. Syarat bakteriologis

    Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama

    bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh

    bakteri patogen adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila dari

    pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah

    memenuhi syarat kesehatan.

    3. Syarat kimia

    Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam jumlah yang

    tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia didalam air akan

    menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Sesuai dengan prinsip teknologi

    tepat guna di pedesaan maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam

    adalah dapat diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan

    tersebut diatas asalkan tidak tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia

    dan binatang. Oleh karena itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus

    mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang

    menggunakan air tersebut.

  • Sumber-sumber Air Minum

    Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber air ini,

    sebagai berikut:

    1. Air hujan

    Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum, tetapi air hujan ini tidak

    mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat dijadikan air minum yang sehat

    perlu ditambahkan kalsium didalamnya.

    2. Air sungai dan danau

    Air sungai dan danau berdasarkan asalnya juga berasal dari air hujan yang mengalir

    melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau. Kedua sumber air ini sering juga

    disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi

    atau tercemar oleh berbagai macam kotoran, maka bila akan dijadikan air minum

    harus diolah terlebih dahulu.

    3. Mata air

    Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah.

    Oleh karena itu, air dari mata air ini bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat

    dijadikan air minum langsung. Tetapi karena kita belum yakin apakah betul belum

    tercemar maka alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum diminum.

    4. Air sumur

    Air sumur dangkal adalah air yang keluar dari dalam tanah, sehingga disebut sebagai

    air tanah. Air berasal dari lapisan air di dalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan

    air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke yang lain berbeda-beda.

    Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur

    pompa dangkal ini belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari permukaan

    tanah masih ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu sebelum diminum.

    Air sumur dalam yaitu air yang berasal dari lapisan air kedua di dalam tanah.

    Dalamnya dari permukaan tanah biasanya lebih dari 15 meter. Oleh karena itu,

    sebagaian besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum

    yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan).

    Pengolahan air minum. Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai

    berikut :

    1. Pengolahan Secara Alamiah

  • Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan dari air yang diperoleh dari

    berbagai macam sumber, seperti air danau, air sungai, air sumur dan sebagainya. Di

    dalam penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam di tempatnya. Kemudian

    akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat didalam air dan akhirnya terbentuk

    endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air akan

    ikut mengendap.

    2. Pengolahan Air dengan Menyaring

    Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk dan pasir.

    Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air

    Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum.

    3. Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia

    Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat kimia yang berfungsi

    untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia

    yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang

    ada didalam air, misalnya klor (Cl).

    4. Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara

    Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak,

    menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikkan

    derajat keasaman air.

    5. Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih

    Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan

    semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil misalnya untuk kebutuhan rumah

    tangga. Dilihat dari konsumennya, pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan

    menjadi 2 yakni :

    a. Pengolahan Air Minum untuk Umum

    b. Penampungan Air Hujan. Air hujan dapat ditampung didalam suatu dam (danau

    buatan) yang dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat setempat. Semua air

    hujan dialirkan ke danau tersebut melalui alur-alur air. Kemudian disekitar danau

    tersebut dibuat sumur pompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat

  • ditampung dengan bak-bak ferosemen dan disekitarnya dibangun atap-atap untuk

    mengumpulkan air hujan. Di sekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran keluar

    untuk pengambilan air untuk umum. Air hujan baik yang berasal dari sumur

    (danau) dan bak penampungan tersebut secara bakteriologik belum terjamin untuk

    itu maka kewajiban keluarga-keluarga untuk memasaknya sendiri misalnya dengan

    merebus air tersebut.

    6. Pengolahan Air Sungai

    Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I melalui saringan kasar yang dapat

    memisahkan benda-benda padat dalam partikel besar. Bak penampung I tadi diberi

    saringan yang terdiri dari ijuk, pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian air dialirkan ke

    bak penampung II. Disini dibubuhkan tawas dan chlor. Dari sini baru dialirkan ke

    penduduk atau diambil penduduk sendiri langsung ke tempat itu. Agar bebas dari bakteri

    bila air akan diminum masih memerlukan direbus terlebih dahulu.

    7. Pengolahan Mata Air

    Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu dikelola dengan melindungi

    sumber mata air tersebut agar tidak tercemar oleh kotoran. Dari sini air tersebut dapat

    dialirkan ke rumah-rumah penduduk melalui pipa-pipa bambu atau penduduk dapat

    langsung mengambilnya sendiri ke sumber yang sudah terlindungi tersebut.

    8. Pengolahan Air Untuk Rumah Tangga

    Air sumur pompa terutama air sumur pompa dalam sudah cukup memenuhi persyaratan

    kesehatan. Tetapi sumur pompa ini di daerah pedesaan masih mahal, disamping itu

    teknologi masih dianggap tinggi untuk masyarakat pedesaan. Yang lebih umum di daerah

    pedesaan adalah sumur gali.

    Agar air sumur pompa gali ini tidak tercemar oleh kotoran di sekitarnya, perlu adanya

    syarat-syarat sebagai berikut :

    a. Harus ada bibir sumur agar bila musim huujan tiba, air tanah tidak akan masuk ke

    dalamnya.

    b. Pada bagian atas kurang lebih 3 m dari ppermukaan tanah harus ditembok, agar air

    dari atas tidak dapat mengotori air sumur.

  • c. Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bbawah sumur tersebut untuk mengurangi

    kekeruhan.

    d. Sebagai pengganti kerikil, ke dalam sumur ini dapat dimasukkan suatu zat yang dapat

    membentuk endapan, misalnya aluminium sulfat (tawas).

    e. Membersihkan air sumur yang keruh ini dapat dilakukan dengan menyaringnya

    dengan saringan yang dapat dibuat sendiri dari kaleng bekas.

    9. Air Hujan

    Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan melalui penampungan air hujan.

    Tiap-tiap keluarga dapat melakukan penampungan air hujan dari atapnya masingmasing

    melalui aliran talang. Pada musim hujan hal ini tidak menjadi masalah tetapi pada musim

    kemarau mungkin menjadi masalah. Untuk mengatasi keluarga memerlukan tempat

    penampungan air hujan yang lebih besar agar mempunyai tandon untuk musim kemarau.

    Most Read Articles

    a. Gangguan yang sering terjadi pada Sistem Ekskresi

    b. Manfaat dan Bahaya Seks Ketika Hamil

    c. Khasiat Buah Mahkota Dewa

    d. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pernafasan Manusia

    e. Khasiat Pisang untuk Pengobatan

    f. Manfaat Kunyit untuk Pengobatan

    g. Khasiat Buah Jambu Biji

    h. 5 Macam Penyakit Akibat Pencemaran Partikel Debu di Udara

    i. Manfaat Pepaya untuk Obat

    j. Diet bagi Penderita Hipertensi

    Random Artikel

    a. Tuberkulosis : Cara dan Resiko Penularannya

    b. Manfaat olahraga bagi kesehatan mental

    c. Tips Mengatasi Masalah Kecoa

    d. Perlukah Makanan Suplemen

    e. Melindungi Kesehatan Anak Jalanan

  • f. Keadaan Fisik Penderita DM

    g. Risiko Keracunan Pestisida pada Anak

    h. Makin 'Nggigit' dengan Spa Vagina

    i. Manfaat Daun Kahitutan

    j. Membuat Nata de Coco

    k. Cepat Lupa, Cepat Botak dan Gangguan Mental Akibat Rokok

    l. Buah dan Sayuran Untuk Mengatasi Encok

    m. Empat Pilar Pengelolaan Diabetes

    n. Aneka Herbal untuk Awet Muda

    o. Serba-serbi Perawatan Rambut Anda

    Main Menu

    a. Home

    b. Anak-anak

    c. Arthritis

    d. Artikel Kesehatan

    e. Diabetes

    f. Jantung

    g. Kanker

    h. Komputer

    i. Kulit

    j. Lanjut Usia

    k. Osteoporosis

    l. Makanan dan Gizi

    m. Peluang Usaha

    n. Yang Unik & Berkhasiat

    o. Seksualitas

    p. Artikel Lainnya

    q. Download Resep Masakan

  • 2. Sanitasi makanan

    Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan

    memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut

    WHO, yang dimaksud makanan adalah : Food include all substances, whether in a natural

    state or in a manufactured or preparedform, wich are part of human diet. Batasan

    makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan

    untuk tujuan pengobatan.

    Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut

    layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :

    1. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki

    2. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.

    3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh

    enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan

    karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.

    4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan

    oleh makanan (food borne illness).

    Higiene dan Sanitasi

    Pengertian higiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara

    memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci tangan

    untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring,

    membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara

    keseluruhan.

    Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan

    kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala

    bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan

    diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada

    saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada

    masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan

  • dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan

    makanan yang akan merugikan pembeli. mengurangi kerusakan / pemborosan makanan.

    Keadaan bahan makanan

    Semua jeis bahan makanan perlu mendapat perhatian secara fisik serta

    kesegarannya terjamin, terutama bahan-bahan makanan yang mudah membusuk atau

    rusak seperti daging, ikan, susu, telor, makanan dalam kaleng, buah, dsb. Baham

    makanan yang baik kadang kala tidak mudah kita temui, karena jaringan perjalanan

    makanan yang begirtu panjangdan melalui jarngan perdagangan yang begitu luas. Salah

    satu upaya mendapatkan bahan makanan yang baika dalah menghindari penggunaan

    bahan makanan yang berasal dari sumber tidak jelas (liar) karena kurang dapat

    dipertanggung jawabkan secara kualitasnya.

    Cara penyimpanan bahan makanan

    Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi oleh masyarakat.

    Bahan makanan yang tidak segera diolah terutama untuk katering dan penyelenggaraan

    makanan RS perlu penyimpanan yang baik, mengingat sifat bahan makanan yang

    berbeda-beda dan dapat membusuk, sehingga kualitasnya dapat terjaga. Cara

    penyimpanan yang memenuhi syarat hgiene sanitasi makanan adalah sebagai berikut :

    a. Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan memenuhi

    syarat.

    b. Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak memberi

    kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari lalat/tikus dan untuk

    produk yang mudah busuk atau rusak agar disimpan pada suhu yang dingin.

    Proses pengolahan

    Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian

    Yaitu :

    1. Tempat pengolahan makanan

    Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan diolah, tempat

    pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai peranan yang penting dalam

    proses pengolahan makanan, karena itu kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya

  • harus selalu terjaga dan diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan

    sanitasi.

    2. Tenaga pengolah makanan / Penjamah Makanan

    Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang secara langsung

    berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan,

    pengolahan pengangkutan sampai penyajian. Dalam proses pengolahan makanan,

    peran dari penjamah makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan ini

    mempunyai peluang untuk menularkan penyakit. Banyak infeksi yang ditularkan

    melalui penjamah makanan, antara lain Staphylococcus aureus ditularkan melalui

    hidung dan tenggorokan, kuman Clostridium perfringens, Streptococcus, Salmonella

    dapat ditularkan melalui kulit. Oleh sebab itu penjamah makanan harus selalu dalam

    keadan sehat dan terampil.

    3. Cara pengolahan makanan

    Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan makanan

    sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikui kaidah atau prinsip-prinsip

    higiene dan sanitasi yang baik atau disebut GMP (good manufacturing practice).

    Cara pengangkutan makanan yang telah masak

    Pengangkutan makan dari tempat pengolahan ke tempat penyajian atau

    penyimpanan perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi kontaminasi baik dari serangga,

    debu maupun bakteri. Wadah yang dipergunakan harus utuh, kuat dan tidak berkarat atau

    bocor. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur shunya dalam keadaan panas

    60 C atau tetap dingi 4 C. (lebih lengkap, klik disini)

    Cara penyimpanan makanan masak

    Penyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tempat

    penyimpanan makanan pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada suhu dingin.

    Makanan yang mudah membusuk sebaiknya disimpan pada suhu dingin yaitu < 40C.

    Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan dalam suhu -5 s/d -10C.

    Cara penyajian makanan masak

    Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan tersebut

    terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik dan bersih,

  • petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa menjaga kesehatan dan kebersihan

    pakaiannya.

    3. Pengolahan bahan bahan buangan (limbah)

    Agroindustri atau industri pengolahan hasil pertanian merupakan salah industri

    yang menghasilkan air limbah yang dapat mencemari lingkungan. Bagi industri-industri

    besar, seperti industri pengolahan kelapa sawit, teknologi pengolahan limbah cair yang

    digunakan mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau

    sedang. Namun demikian, mengingat tingginya potensi pencemaran yang ditimbulkan

    oleh air limbah yang tidak dikelola dengan baik maka diperlukan pemahaman dan

    informasi mengenai pengelolaan air limbah secara benar.

    Pengelolaan limbah adalah kegiatan terpadu yang meliputi kegiatan pengurangan

    (minimization), segregasi (segregation), penanganan (handling), pemanfaatan dan

    pengolahan limbah. Dengan demikian untuk mencapai hasil yang optimal, kegiatan-

    kegiatan yang melingkupi pengelolaan limbah perlu dilakukan dan bukan hanya

    mengandalkan kegiatan pengolahan limbah saja. Bila pengelolaan limbah hanya

    diarahkan pada kegiatan pengolahan limbah maka beban kegiatan di Instalasi Pengolahan

    Air Limbah akan sangat berat, membutuhkan lahan yang lebih luas, peralatan lebih

    banyak, teknologi dan biaya yang tinggi. Kegiatan pendahuluan pada pengelolaan limbah

    (pengurangan, segregasi dan penanganan limbah) akan sangat membantu mengurangi

    beban pengolahan limbah di IPAL.

    Tren pengelolaan limbah di industri adalah menjalankan secara terintergrasi

    kegiatan pengurangan, segregasi dan handling limbah sehingga menekan biaya dan

    menghasilkan output limbah yang lebih sedikit serta minim tingkat pencemarnya.

    Integrasi dalam pengelolaan limbah tersebut kemudian dibuat menjadi berbagai konsep

    seperti: produksi bersih (cleaner production), atau minimasi limbah (waste

    minimization).

    Secara prinsip, konsep produksi bersih dan minimasi limbah mengupayakan

    dihasilkannya jumlah limbah yang sedikit dan tingkat cemaran yang minimum. Namun,

    terdapat beberapa penekanan yang berbeda dari kedua konsep tersebut yaitu : produksi

    bersih memulai implementasi dari optimasi proses produksi, sedangkan minimasi limbah

    memulai implementasi dari upaya pengurangan dan pemanfaatan limbah yang

    dihasilkan.

  • Produksi Bersih menekankan pada tata cara produksi yang minim bahan pencemar,

    limbah, minim air dan energi. Bahan pencemar atau bahan berbahaya diminimalkan

    dengan pemilihan bahan baku yang baik, tingkat kemurnian yang tinggi, atau bersih.

    Selain itu diupayakan menggunakan peralatan yang hemat air dan hemat energi. Dengan

    kombinasi seperti itu maka limbah yang dihasilkan akan lebih sedikit dan tingkat

    cemarannya juga lebih rendah. Selanjutnya limbah tersebut diolah agar memenuhi baku

    mutu limbah yang ditetapkan.

    Strategi produksi bersih yang telah diterapkan di berbagai negara menunjukkan

    hasil yang lebih efektif dalam mengatasi dampak lingkungan dan juga memberikan

    beberapa keuntungan, antara lain :

    a. Penggunaan sumberdaya alam menjadi lebih efektif dan efisien;

    b. Mengurangi atau mencegah terbentuknya bahan pencemar;

    c. Mencegah berpindahnya pencemaran dari satu media ke media yang lain;

    d. Mengurangi terjadinya risiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan;

    e. Mengurangi biaya penaatan hukum;

    f. Terhindar dari biaya pembersihan lingkungan (clean up);

    g. Produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar internasional;

    h. Pendekatan pengaturan yang bersifat fleksibel dan sukarela.

    Minimasi limbah merupakan implementasi untuk mengurangi jumlah dan tingkat

    cemaran limbah yang dihasilkan dari suatu proses produksi dengan cara pengurangan,

    pemanfaatan dan pengolahan limbah.

    Pengurangan limbah dilakukan melalui peningkatan atau optimasi efisiensi alat

    pengolahan, optimasi sarana dan prasarana pengolahan seperti sistem perpipaan,

    meniadakan kebocoran, ceceran, dan terbuangnya bahan serta limbah.

    Pemanfaatan ditujukan pada bahan atau air yang telah digunakan dalam proses

    untuk digunakan kembali dalam proses yang sama atau proses lainnya. Pemanfaatan

    perlu dilakukan dengan pertimbangan yang cermat dan hati-hati agar tidak menimbulkan

    gangguan pada proses produksi atau menimbulkan pencemaran pada lingkungan.

    Setelah dilakukan pengurangan dan pemanfaatan limbah, maka limbah yang

    dihasilkan akan sangat minimal untuk selanjutnya diolah dalam instalasi pengolahan

    limbah.

  • Pada kegiatan pra produksi dapat dilakukan pemilihan bahan baku yang baik,

    berkualitas dan tingkat kemunian bahannya tinggi. Saat produksi dilakukan, fungsi alat

    proses menjadi penting untuk menghasilkan produk dengan konsumsi air dan energi

    yang minimum, selain itu diupayakan mencegah adanya bahan yang tercecer dan keluar

    dari sistem produksi.

    Dari tiap tahapan proses dimungkinkan dihasilkan limbah. Untuk mempermudah

    pemanfaatan dan pengolahan maka limbah yang memiliki karakteristik yang berbeda dan

    akan menimbulkan pertambahan tingkat cemaran harus dipisahkan. Sedangkan limbah

    yang memiliki kesamaan karekteristik dapat digabungkan dalam satu aliran limbah.

    Pemanfaatan limbah dapat dilakukan pada proses produksi yang sama atau digunakan

    untuk proses produksi yang lain.

    Limbah yang tidak dapat dimanfaatkan selanjutnya diolah pada unit pengolahan

    limbah untuk menurunkan tingkat cemarannya sehingga sesuai dengan baku mutu yang

    ditetapkan. Limbah yang telah memenuhi baku mutu tersebut dapat dibuang ke

    lingkungan. Bila memungkinkan, keluaran (output) dari instalasi pengolahan limbah

    dapat pula dimanfaatkan langsung atau melalui pengolahan lanjutan.

    Pengolahan limbah adalah upaya terakhir dalam sistem pengelolaan limbah setelah

    sebelumnya dilakukan optimasi proses produksi dan pengurangan serta pemanfaatan

    limbah. Pengolahan limbah dimaksudkan untuk menurunkan tingkat cemaran yang

    terdapat dalam limbah sehingga aman untuk dibuang ke lingkungan.

    Limbah yang dikeluarkan dari setiap kegiatan akan memiliki karakteristik yang

    berlainan. Hal ini karena bahan baku, teknologi proses, dan peralatan yang digunakan

    juga berbeda. Namun akan tetap ada kemiripan karakteristik diantara limbah yang

    dihasilkan dari proses untuk menghasilkan produk yang sama.

    Karakteristik utama limbah didasarkan pada jumlah atau volume limbah dan

    kandungan bahan pencemarnya yang terdiri dari unsur fisik, biologi, kimia dan

    radioaktif. Karakteristik ini akan menjadi dasar untuk menentukan proses dan alat yang

    digunakan untuk mengolah air limbah.

    Pengolahan air limbah biasanya menerapkan 3 tahapan proses yaitu pengolahan

    pendahuluan (pre-treatment), pengolahan utama (primary treatment), dan pengolahan

    akhir (post treatment). Pengolahan pendahuluan ditujukan untuk mengkondisikan alitan,

  • beban limbah dan karakter lainnya agar sesuai untuk masuk ke pengolahan utama.

    Pengolahan utama adalah proses yang dipilih untuk menurunkan pencemar utama dalam

    air limbah. Selanjutnya pada pengolahan akhir dilakukan proses lanjutan untuk mengolah

    limbah agar sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan.

    Terdapat 3 (tiga) jenis proses yang dapat dilakukan untuk mengolah air limbah

    yaitu : proses secara fisik, biologi dan kimia. Proses fisik dilakukan dengan cara

    memberikan perlakuan fisik pada air limbah seperti menyaring, mengendapkan, atau

    mengatur suhu proses dengan menggunakan alat screening, grit chamber, settling

    tank/settling pond, dll.

    Proses biologi deilakukan dengan cara memberikan perlakuan atau proses biologi

    terhadap air limbah seperti penguraian atau penggabungan substansi biologi dengan

    lumpur aktif (activated sludge), attached growth filtration, aerobic process dan an-

    aerobic process. Proses kimia dilakukan dengan cara membubuhkan bahan kimia atau

    larutan kimia pada air limbah agar dihasilkan reaksi tertentu.

    Untuk suatu jenis air limbah tertentu, ketiga jenis proses dan alat pengolahan

    tersebut dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau dikombinasikan. Pilihan

    mengenai teknologi pengolahan dan alat yang digunakan seharusnya dapat

    mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi dan pengelolaannya.

    4. AMDAL

    Sebagai bentuk upaya pengelolaan lingkungan sebelum melakukan kegiatan usaha

    setiap industri wajib untuk mambuat AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

    Hidup) atau UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan

    Lingkungan) berdasarkan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999

    tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Keputusan Menteri

    Lingkungan Hidup No.17 thn 2001 ttg Jenis Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan yg

    Wajib Dilengkapi AMDAL, jo. PP No.27 tahun 1999 dan Kepmen LH

    No.12/MENLH/3/1994 ttg Pedoman Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

    Pemantauan Lingkungan.

    Dokumen AMDAL terdiri dari :

    1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL) 2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

  • 3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) 4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

    Hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL: aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-

    ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studi kelayakan

    suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.

    AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) atau UKL-UPL

    (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan) harus dimintakan

    persetujuan kepada instansi yang berwenang dalam pengelolaan lingkungan hidup dalam

    hai ini dalah komisi penilai AMDAL yang ada di tingkat Kabupaten/Kota, tingkat

    Provinsi, Tingkat Pusat tergantung dari paparan dampak yang akan diakibatkan oleh

    kegiatan usaha tersebut. Tiga dokumen (ANDAL, RKL dan RPL) diajukan bersama-sama

    untuk dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL. Hasil penilaian inilah yang menentukan

    apakah rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut layak secara lingkungan atau tidak dan

    apakah perlu direkomendasikan untuk diberi ijin atau tidak.

    Prosedur AMDAL terdiri dari :

    1. Proses penapisan (screening) wajib AMDAL 2. Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat 3. Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL (scoping) 4. Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL Proses penapisan atau kerap juga

    disebut proses seleksi kegiatan wajib AMDAL, yaitu menentukan apakah suatu

    rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak.

    Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat. Berdasarkan Keputusan Kepala

    BAPEDAL Nomor 08/2000, pemrakarsa wajib mengumumkan rencana kegiatannya

    selama waktu yang ditentukan dalam peraturan tersebut, menanggapi masukan yang

    diberikan, dan kemudian melakukan konsultasi kepada masyarakat terlebih dulu sebelum

    menyusun KA-ANDAL.

    Proses penyusunan KA-ANDAL. Penyusunan KA-ANDAL adalah proses untuk

    menentukan lingkup permasalahan yang akan dikaji dalam studi ANDAL (proses

    pelingkupan).

    Proses penilaian KA-ANDAL. Setelah selesai disusun, pemrakarsa mengajukan

    dokumen KA-ANDAL kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan

    peraturan, lama waktu maksimal untuk penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar

    waktu yang dibutuhkan oleh penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali

    dokumennya.

    Proses penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL. Penyusunan ANDAL, RKL, dan

    RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian

    Komisi AMDAL).

    Proses penilaian ANDAL, RKL, dan RPL. Setelah selesai disusun, pemrakarsa

    mengajukan dokumen ANDAL, RKL dan RPL kepada Komisi Penilai AMDAL untuk

    dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal untuk penilaian ANDAL, RKL dan

  • RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan oleh penyusun untuk

    memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.

    Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL :

    1. Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL. Di tingkat pusat berkedudukan di Kementerian Lingkungan Hidup, di tingkat Propinsi

    berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup Propinsi, dan di

    tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan

    hidup Kabupaten/Kota. Unsur pemerintah lainnya yang berkepentingan dan warga

    masyarakat yang terkena dampak diusahakan terwakili di dalam Komisi Penilai ini.

    Tata kerja dan komposisi keanggotaan Komisi Penilai AMDAL ini diatur dalam

    Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, sementara anggota-anggota Komisi

    Penilai AMDAL di propinsi dan kabupaten/kota ditetapkan oleh Gubernur dan

    Bupati/Walikota.

    2. Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.

    3. Masyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL berdasarkan alasan-alasan antara lain

    sebagai berikut: kedekatan jarak tinggal dengan rencana usaha dan/atau kegiatan,

    faktor pengaruh ekonomi, faktor pengaruh sosial budaya, perhatian pada lingkungan

    hidup, dan/atau faktor pengaruh nilai-nilai atau norma yang dipercaya. Masyarakat

    berkepentingan dalam proses AMDAL dapat dibedakan menjadi masyarakat terkena

    dampak, dan masyarakat pemerhati.

    Pada prinsipnya semua kegiatan yang berdampak pada lingkungan wajib

    memiliki dokumen pengelolaan lingkungan semabaimana diatur dalam Peraturan

    Pemerintah No.27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

    dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.17 thn 2001 ttg Jenis Rencana Usaha Dan

    Atau Kegiatan yg Wajib Dilengkapi AMDAL, jo. PP No.27 tahun 1999 .

    Bila kegiatan tersebut tidak wajib AMDAL maka harus membuat dokumen

    pengelolaan lingkungan yaitu UKL-UPL(Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

    Pemantauan Lingkungan) berdasarkan pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup

    No.17 thn 2001 ttg Jenis Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan yg Wajib Dilengkapi

    AMDAL, jo. PP No.27 tahun 1999 dan Kepmen LH No.12/MENLH/3/1994 ttg Pedoman

    Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.

    Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan

    Lingkungan Hidup (UPL) adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan

    pemantauan lingkungan hidup oleh penanggung jawab dan atau kegiatan yang tidak

    wajib melakukan AMDAL (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86

    tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan

    Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup).

    Kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus melaksanakan upaya

    pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan. Kewajiban UKL-UPL

    diberlakukan bagi kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun AMDAL dan dampak

    kegiatan mudah dikelola dengan teknologi yang tersedia.

  • UKL-UPL merupakan perangkat pengelolaan lingkungan hidup untuk pengambilan

    keputusan dan dasar untuk menerbitkan ijin melakukan usaha dan atau kegiatan.

    Proses dan prosedur UKL-UPL tidak dilakukan seperti AMDAL tetapi dengan

    menggunakan formulir isian yang berisi :

    1. Identitas pemrakarsa 2. Rencana Usaha dan/atau kegiatan 3. Dampak Lingkungan yang akan terjadi 4. Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup 5. Tanda tangan dan cap

    Formulir Isian diajukan pemrakarsa kegiatan kepada :

    1. Instansi yang bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup Kabupaten/Kota untuk kegiatan yang berlokasi pada satu wilayah kabupaten/kota

    2. Instansi yang bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup Propinsi untuk kegiatan yang berlokasi lebih dari satu Kabupaten/Kota

    3. Instansi yang bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian dampak lingkungan untuk kegiatan yang berlokasi lebih dari satu

    propinsi atau lintas batas negara

    Mendiskusikan topic topic masalah kesehatan lingkungan yang sedang terjadi.

    1. Sanitasi Air

    Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana

    sanitasi berhubungan langsung dengan :

    1. Kesehatan. Semua penyakit yang berhubungan dengan air sebenarnya berkaitan

    dengan pengumpulan dan pembuangan limbah manusia yang tidak benar.

    Memperbaiki yang satu tanpa memperhatikan yang lainnya sangatlah tidak efektif.

    2. Penggunaan air. Toilet siram desain lama membutuhkan 19 liter air dan bisa memakan

    hingga 40% dari penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga. Dengan jumlah

    penggunaan 190 liter air per kepala per hari, mengganti toilet ini dengan unit baru

    yang menggunakan hanya 0,7 liter per siraman bisa menghemat 25% dari penggunaan

    air untuk rumah tangga tanpa mengorbankan kenyamanan dan kesehatan. Sebaliknya,

    memasang unit penyiraman yang memakai 19 liter air di sebuah rumah tanpa WC bisa

  • meningkatkan pemakaian air hingga 70%. Jelas, hal ini tidak diharapkan di daerah

    yang penyediaan airnya tidak mencukupi, dan hal tersebut juga bisa menambah

    jumlah limbah yang akhirnya harus dibuang dengan benar.

    3. Biaya dan pemulihan biaya.

    a. Biaya pengumpulan, pengolahan dan pembuangan limbah meningkat dengan cepat

    begitu konsumsi meningkat. Merencanakan hanya satu sisi penyediaan air tanpa

    memperhitungkan biaya sanitasi akan menyebabkan kota berhadapan dengan

    masalah lingkungan dan biaya tinggi yang tak terantisipasi. Pada tahun 1980, Bank

    Dunia melaporkan bahwa dengan menggunakan praktik-praktik konvesional, untuk

    membuang air dibutuhkan biaya lima sampai enam kali sebanyak biaya

    penyediaan. Ini adalah untuk konsumsi sekitar 150 hingga 190 liter air per kepala

    per hari. Informasi lebih baru dari Indonesia, Jepang, Malaysia dan A. S.

    menunjukkan bahwa rasio meningkat tajam dengan meningkatnya konsumsi; dari

    1,3 berbanding 1 untuk 19 liter per kepala per hari menjadi 7 berbanding 1 untuk

    konsumsi 190 liter dan 18 berbanding 1 untuk konsumsi 760 liter.

    b. Penggunaan ulang air. Jika sumber daya air tidak mencukupi, air limbah

    merupakan sumber penyediaan yang menarik, dan akan dipakai baik resmi

    disetujui atau tidak. Karena itu peningkatan penyediaan air cenderung

    mengakibatkan peningkataan penggunaan air limbah, diolah atau tidak dengan

    memperhatikan sumber-sumber daya tersebut supaya penggunaan ulang ini tidak

    merusak kesehatan masyarakat.

    2. Sanitasi Tanah

    1. Penetapan lokasi

    Lokasi pengambilan sampel tanah adalah di halaman rumah-rumah penduduk

    misalnya di desa percontohan kesehatan lingkungan, P2LDT, daerah kumuh, desa

    nelayan, daerah transmigrasi dan lain-lain.

    Lokasi pengambilan sampel adalah di lokasi yang ada program jambu. Prioritas lokasi

    adalah di halaman rumah penduduk yang diperkirakan belum semua anggota

    keluarganya menggunakan jamban.

    Titik lokasi pengambilan sampel di tempat-tempat sebagai berikut :

    a. Di dalam rumah, yang berlantai tanah perlu di ambil sampel tanah, seperti pada

    tempat-tempat yang dipakai pada ruang keluarga sekitar dapur dan kamar mandi.

  • b. Di halaman rumah, seperti sekitar tempat bermain anak-anak, sekitar jamban,

    halaman yang lembab atau di halaman rumah yang diperkirakan tercemar kotoran

    manusia.

    2. Pengambilan sampel

    Sampel tanah yang dimaksud adalah tanah permukaan. Tanah permukaan adalah

    bagian dari tanah yang berada pada permukaan. Bagian tanah ini diambil dengan

    mudah dengan cara pengerokan dengan sendok semen. Hal ini penting diketahui

    karena telur/larva cacing usus yang tersebar pada tanah adalah berada pada

    permukaan tanah.

    3. Peralatan

    Alat-alat yang dipergunakan untuk mengambil sampel adalah :

    a. Garpu tanah

    b. Sendok semen

    c. Kantong plastik

    d. Spidol

    4. Cara pengambilan

    Setelah titik lokasi ditentukan lakukan hal-hal sebagai berikut :

    a. Bersihkan titik lokasi tersebut dengan farpu tanah dari dahan-dahan, rumput-rumput

    kering dan kerikil.

    b. Siapkan kantong plastik kemudian diberi kode lokasi dan tanggal pengambilan sampel

    dengan spidol permanen.

    c. Keroklah tanah permukaan pada lokasi tersebut seluas 40 x 40 cm2 dengan

    menggunakan sendok semen sebanyak 100 gram.

    d. Ikatlah kantong-kantong plastik yang telah terisi dengan baik, untuk dikirim ke

    laboratorium. Jadi tiap rumah diperoleh 4 kantong sampel tanah.

    5. Pengiriman sampel

  • Pengiriman sampel ke laboratorium hendaknya tidak lebih dari 7 hari. Dalam

    perjalanan hendaknya tidak terlalu panas.

    Bila laboratorium puskesmas belum dapat melakukan pemeriksaan, dapat dikirim

    ke laboratorium Rumah Sakit, atau ke laboratorium lain yang terdekat.

    6. Pemeriksaan sampel

    1. Sasaran

    Sasaran pemeriksaan adalah telur dan larva cacing usus yaitu :

    a. Telur untuk cacing : Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, cacing tambang

    b. Larva untuk cacing : Strongiloides

    2. Reagensia

    Reagensi yang diperlukan :

    a. Larutan hipoklorid 30%

    b. Larutan Magnesium Sulfat (282 gr/liter)

    c. Eosin

    d. Aquadest

    3. Peralatan

    Alat-alat yang digunakan adalah :

    a. Sendok tanah

    b. Sentrifuse lengkap dengan tabung

    c. Tabung reaksi dengan rak

    d. Obyek glass (kaca benda)

    e. Deck glass (kaca tutup)

    f. Gelas ukur 1.000 ml

    g. Steering rod (kaca pengaduk)

    h. Hydrometer (pengukur BD)

    i. Mikroskop

    j. Kain kasa (5 cm x 5 cm)

  • k. Kaos kecil

    l. Aplikator

    m. Corong

    n. Timbangan

    Prosedur

    a. Timbang sampel tanah yang telah dibersihkan dari kerikil dan daun-daunan

    (rumput-rumput kering) sebanyak 5 gram.

    b. Masukkan tanah ini ke dalam tabung-tabung setrifuse.

    c. Tambahkan 20 ml larutan hipokhlorit ke dalam tabung yang berisi tanah.

    d. Aduk dengan steering rod hingga merata dan diamkan selama 1 jam.

    e. Setelah semua rumah tabung dalam sentrifuse terisi semua, hidupkan sentrifuse

    dengan kecepatan 2000 rpm selama kurang lebih 2 menit. Lakukan kegiatan ini

    sampai 2 kali.

    f. Setelah diputar selama 2 menit, buang cairan supernatant.

    g. Endapan tanah yang ada ditambah dengan larutan MgSO4 yang telah disiapkan

    sampai mencapai lebih kurang volume tabung.

    h. Putar lagi dengan sentrifuse dengan kecepatan 2500 rpm selama 5 menit.

    i. Sentrifuse dihentikan, ambil tabung-tabung sentrifuse ini, tempatkan dalam rak

    yang telah tersedia.

    j. Tambahkan larutan MgSO4 dengan BD 1.260 ke dalam tabung-tabung sentrifuse

    sehingga mencapai permukaan tabung dan permukaannya sedikit mengembung.

    Diamkan beberapa menit.

    k. Pengaturan BD MgSO4 dapat dilakukan dengan penambahan air bila BD-nya tinggi

    sedangkan bila BD MgSO4 rendah (H.1.260) ditambah dengan larutan MgSO4.

    l. Tutupkan deck glass kepada tiap-tiap tabung ini dan tunggu selama 30 menit. Jika

    ada telur dan larva cacing dalam tanah tersebut maka telur dan larva tersebut sudah

    mengapung dan menempel pada deckglass.

    m. Pindahkan deck glass ini ke atas sebuah kaca benda (object glass). Jika perlu

    tambahkan eosin sebagai pewarna, maka sediaan telah siap.

    n. Periksa sediaan ini di bawah mikroskop dan identifikasi telur/larva cacing usus

    yang ada.

  • o. Lakukan pemeriksaan terhadap semua sampel yang diterima.

    7. Intrprestasi hasil pemeriksaan

    Suatu titik lokasi dinyatakan positif (+) apabila paling sedikit 1 (satu) di antara

    keempat sediaan yang diperiksa dan titik lokasi tersebut positif telur atau larva cacing

    tersebut.

    3. Pecemaran Udara

    Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau

    biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan,

    dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.

    Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan

    manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi

    cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak

    pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.

    Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar

    sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari

    sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara

    primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi

    pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.

    Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara

    sekunder.

    Belakangan ini tumbuh keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam

    konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global (global warming) yg

    memengaruhi;

    Kegiatan manusia

    a. Transportasi

    b. Industri

    c. Pembangkit listrik

  • d. Pembakaran (perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan berbagai jenis bahan

    bakar

    e. Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)

    Sumber alami

    a. Gunung berapi

    b. Rawa-rawa

    c. Kebakaran hutan

    d. Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi

    Sumber-sumber lain

    a. Transportasi amonia

    b. Kebocoran tangki klor

    c. Timbulan gas metana dari lahan uruk /tempat pembuangan akhir sampah

    d. Uap pelarut organik

    Jenis-jenis pencemaran udara

    a. Karbon monoksida

    b. Oksida nitrogen

    c. Oksida sulfur

    d. CFC

    e. Hidrokarbon

    f. Ozon

    g. Volatile Organic Compounds

    h. Partikulat

    Dampak kesehatan

    Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui

    sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada

  • jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian

    atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-

    paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

    Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran

    napas atas), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.

    Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik. memperkirakan

    dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur,

    perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISNA pada tahun 1998

    senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun

    2015.

    Dampak terhadap tanaman

    Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat

    terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik

    hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses

    fotosintesis.

    Hujan asam

    pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara

    seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH

    air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain :

    a. Mempengaruhi kualitas air permukaan

    b. Merusak tanaman

    c. Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi

    kualitas air tanah dan air permukaan

    d. Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

    Efek rumah kaca

    Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O

    di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh

    permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan

    menimbulkan fenomena pemanasan global.

  • Dampak dari pemanasan global adalah :

    a. Pencairan es di kutub

    b. Perubahan iklim regional dan global

    c. Perubahan siklus hidup flora dan fauna

    Kerusakan lapisan ozon

    Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan

    pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari.

    Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di

    stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan

    laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga

    terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.

    4. Higyene makanan

    Kita semua perlu makan untuk hidup dan penting bahwa makanan yang kita

    konsumsi tidak menyebabkan kita sakit. Untuk menyiapkan dan mensuplai makanan

    yang akan dikonsumsi dibutuhkan penanganan yang hati-hati dalam hygiene makanan.

    Hal ini untuk menghindarkan terjadi keracunan makanan, terbuangnya bahan makanan,

    kerugian bisnis dan terjadinya tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh

    personal atau tempat kerja anda.

    Apakah Hygiene Makanan ?

    Menjaga tempat kerja, staf dan peralatan bersih adalah bagian penting dari

    hygiene makanan. Jika bekerja di area yang bersih :

    a. Mengurangi resiko terjadi produksi makanan yang berbahaya

    b. Mencegah gangguan serangga seperti lalat, tikus dll

    c. Lebih menarik konsumen

    Hal lain yang juga penting adalah cara penanganan makanan dan

    penyimpanannya. Penanganan dan penyimpanan yang buruk dapat menyebabkan

    munculnya keracunan makanan, meskipun di tempat kerja yang bersih sekalipun.

  • Terdapat 40 orang yang mati setiap tahunnya karena keracunan makanan. Mereka

    termasuk kelompok yang beresiko tinggi :

    a. Anak usia dini

    b. Orang tua

    c. Orang yang sedang sakit

    Mengapa Mempelajari Hygiene Makanan ?

    Setiap orang sebaiknya mengetahui tentang Hygiene Makanan. Tidak ada

    seorangpun yang mau sakit. Anda harus menerima training sehingga makanan yang

    diproduksi benar-benar aman untuk dikonsumsi. Kebiasaan yang baik akan mencegah

    terjadinya kontaminasi makanan atau terinfeksi kuman. Makanan harus dimasak secara

    teratur untuk mencegah terjadinya sakit. Sebagaimana penyakit, hygiene yang jelek dapat

    menyebabkan :

    a. Kontaminasi makanan oleh kuman dan sumber lain

    b. Terbuangnya makanan

    c. Gangguan oleh serangga, seperti lalat dan tikus

    d. Kehilangan waktu kerja karena sakit

    e. Menurunnya produktivitas dan efisiensi

    f. Kehilangan konsumen dan keuntungan

    g. Pelanggaran hukum

    Hukum dan Hygiene Makanan

    Pemerintah menetapkan Food Safety Act (Aturan Keselamatan Makanan) untuk

    memastikan bahwa makanan yang dijual aman untuk dikonsumsi. Hal ini mempengaruhi

    tiap orang yang bekerja di industri makanan dalam bagian produksi, proses,

    penyimpanan, distribusi dan penjualan makanan. Hukum tersebut ditetapkan pada 1

    Januari 1991. Hal ini untuk melindungi semua orang. Petugas hukum harus memastikan

    bahwa semua orang mematuhi aturan hukum tersebut.

  • Food Safety Act (Aturan Keselamatan Makanan) 1990 memberikan kewenangan

    pada menteri untuk membuat aturan-aturan. Beberapa diantaranya yang berkaitan dengan

    Hygiene makanan.

    Aturan hukum memberikan kekuatan pada petugas hukum untuk :

    a. Memasuki tempat persiapan makanan untuk memeriksa hal-hal yang memungkinkan

    terjadinya pelanggaran

    b. Menginspeksi makanan untuk memeriksa apakah makanan tersebut aman untuk

    dikonsumsi

    c. Mengambil makanan yang dicurigai dari tempat persiapan makanan dan

    membawanya ke pengadilan jika ternyata makanan tersebut tidak aman

    Anda harus memberi keterangan dan membantu petugas hukum anda dapat

    didenda jika anda tidak melakukannya

    Jika Food Safety Act (Aturan Keselamatan Makanan) dilanggar dapat berakibat :

    a. Penutupan usaha

    b. Denda 20.000 pound sterling untuk masing-masing pelanggaran

    c. Penjara 2 tahun

    d. Kompensasi untuk pelanggan yang terpengaruh makanan

    Hygiene Makanan Dan Bisnis

    Hygiene makanan yang buruk berpengaruh pada bisnis. Tidak ada yang ingin

    membeli makanan atau makan di tempat dengan reputasi jelek. Tidak ada orang yang

    mau bekerja di tempat tersebut, sehingga akan menyebabkan keluar masuknya karyawan

    yang tinggi.

    Reputasi yang jelek dapat menimbulkan :

    a. Bisnis Berkurang

    b. Keuntungan yang rendah

    c. Kelebihan yang mungkin

  • 5. Sanitasi lingkungan perumahan dan kerja

    Lingkungan kerja yang sehat sangat menentukan kenyamanan, produktivitas dan

    prestasi kerja. Selain itu, pada kegiatan industri yang meproduksi produk tertentu seperti

    makanan, minuman, jamu, obat, dan kosmetik menuntut kualitas sanitasi yang baik pada

    lingkungan kerja, area produksi dan proses produksi. Adapun hotel, restoran atau rumah

    makan, selain tuntutan sanitasi yang baik dalam lingkungan kerjanya juga tuntutan

    sanitasi yang baik dalam pelayanan terhadap konsumen, seperti bedcover, meubeler,

    peralatan makan, dapur, cara preparasi dan penyajian makanan-minuman, dan rest area.

    Standarisasi pengetahuan dan praktek sanitasi sangat diperlukan untuk mencapai

    kepuasan konsumen dan kualitas layanan yang optimal. Standar sanitasi yang baik dapat

    diuji dengan metoda-metoda praktis melalui pengujian-pengujian yang dapat dilakukan

    dengan cepat dan akurat terlebih karena saat ini produk-produk pengujian sanitasi

    lingkungan telah tersedia dan mudah diperoleh.

    Standar sanitasi tidak terlepas dari macam kegiatan yang dilakukan dan resiko-

    resiko yang dapat ditimbulkan dari kondisi sanitasi tersebut. Kegiatan usaha berupa

    industri makanan-minuman tentu akan berbeda dengan rumah sakit atau hotel dalam hal

    standar sanitasi dan parameter yang digunakan.

    6. Pengolahan air limbah keluarga

    Visit Indonesia adalah semboyan yang beberapa tahun belakangan ini sering kita

    lihat di televisi maupun spanduk di tengah keramaian kota. Keindahan alamnya membuat

    negara ini dijuluki Zamrud Khatulistiwa, kita patut bangga terhadap kekayaan budaya

    dan alam yang dimiliki oleh negara ini. Namun, ada satu hal yang luput dari perhatian

    kita, yaitu masalah kebersihan. Tengok saja, sungai-sungai yang ada di Indonesia.

    Tingkat pencemaran air sungai di berbagai daerah di Indonesia sangat tinggi.

    Sepanjang tahun 2010 terjadi 79 kasus pencemaran lingkungan yang mencemari 65

    sungai di Indonesia. Asian Development Bank (2008) pernah menyebutkan pencemaran

    air di Indonesia menimbulkan kerugian Rp 45 triliun per tahun, termasuk kerugian di

    bidang pariwisata. Sungguh ironis sekali. Pemerintah telah berupaya membuat Indonesia

    menjadi tempat pariwisata, namun kondisi lingkungan masih tidak mendukung. Apalagi,

  • sumber air untuk kebutuhan kita sehari-hari selama ini berasal dari sungai-sungai

    tersebut.

    Salah satu sumber pencemar terbesar sungai-sungai di Indonesia adalah limbah

    rumah tangga (blackwater dan greywater). Greywater (limbah rumah tangga ringan)

    berasal dari air bekas cucian peralatan rumah tangga, seperti peralatan makan, pakaian,

    dll. Sedikitnya 1,3 juta meter kubik limbah cair rumah tangga dari 22 juta penduduk

    Jabodetabek dialirkan ke sungai, belum termasuk penduduk di daerah perkotaan lain

    (Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Jakarta, 2010)

    Di beberapa wilayah di Indonesia seperti Jakarta Timur dan Jakarta Utara, air

    bersih sudah menjadi barang langka. Tidak hanya di Jakarta, kelangkaan air bersih

    sekarang ini menjadi salah satu masalah di dunia. Kenaikan jumlah penduduk membuat

    kebutuhan air semakin meningkat. Menurut National Water Company, rata-rata orang di

    rumah menggunakan sekitar 1600 liter per hari untuk berbagai kebutuhan. Tiga

    kebutuhan air terbesar dalam rumah tangga adalah untuk menyiram tanaman, mandi, dan

    mencuci.

    Dari sini muncul ide di kepala saya, kenapa kita tidak mengolah air limbah rumah

    tangga (greywater) menjadi air bersih yang bisa dimanfaatkan kembali? Tentu banyak

    masalah yang dapat teratasi, mulai dari masalah krisis air bersih, masalah lingkungan,

    hingga masalah kerugian di bidang pariwisata.

    Limbah rumah tangga mengandung bahan-bahan anorganik maupun organik,

    seperti bakteri, bahan kimia yang apabila tidak diolah secara tepat dapat menjadi

    penyebab penyakit disentri, tipus, kolera, dan lain-lain. Teknologi pengolahan air limbah

    rumah tangga yang ada saat ini memerlukan beberapa tahapan agar mendapatkan air

    bersih. Tempat pengolahan juga harus dikontrol dan dibersihkan secara berkala. Hal ini

    membuat proses pengolahan menjadi tidak praktis. Oleh karena itu, teknologi yang cepat

    dan efektif untuk pengolahan air limbah rumah tangga sangat diperlukan.

    Salah satu teknologi yang dapat mengolah air limbah rumah tangga adalah

    fotokatalisis. Teknologi ini melibatkan reaksi fotokimia oleh suatu katalis. Reaksi ini

    mengakibatkan bahan kimia menjadi terurai sehingga menjadi senyawa yang tidak

    berbahaya. Katalis yang digunakan, yaitu Titanium oksida (TiO2), hanya akan aktif

  • ketika terkena cahaya, termasuk cahaya matahari dan tergolong aman, murah, serta

    ramah lingkungan karena bersifat non toksik. Karena menggunakan energi radiasi sinar

    matahari, fotokatalisis termasuk teknologi hemat energi. Selain itu, tidak memerlukan

    pengontrolan dan pembersihan tempat pengolahan secara berkala. Dengan demikian,

    fotokatalisis merupakan teknologi yang cukup solutif untuk pengolahan greywater rumah

    tangga.