konsep materi pendidikan akhlak anak didik...

84
KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK DALAM PERSPEKTIF ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh: MUHAMAD LAZIM NIM : 093111245 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: dokhanh

Post on 06-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK

DIDIK DALAM PERSPEKTIF ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

guna memperoleh Gelar Sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Islam

Oleh:

MUHAMAD LAZIM

NIM : 093111245

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Muhamad Lazim

NIM : 093111245

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 6 Juni 2011

Saya yang menyatakan,

Muhamad Lazim

NIM : 093111245

Page 3: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

iii

PENGESAHAN

Naskah skripsi dengan :

Judul

Nama

NIM

Jurusan

Program Studi

:

:

:

:

:

Konsep Materi Pendidikan Akhlak Anak Didik Dalam

Perspektif Islam Muhamad Lazim

093111245

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam

telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

Semarang, 2011

DEWAN PENGUJI

Ketua,

Drs. H. Mat Sholikhin, M.Ag

NIP : 19600524 199203 1001

Sekretaris,

Dra. Miswari, M.Ag

NIP : 150274337000002000

Penguji I,

Drs. H. Mustaqim, M.Pd

NIP : 19590424 198303 1005

Penguji II,

Dra. Muntholi’ah, M.Pd

NIP : 19670319 199303 2001

Pembimbing,

Hj. Lift Anis Ma’shumah, M.

NIP : 197209281997032001

KEMENTERIAN AGAMA R.I.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II ) Ngaliyan Semarang

Telp. 024-7601295 Fax. 7615387

Page 4: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

iv

NOTA PEMBIMBING Semarang, 6 Juni 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr. Wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan :

Judul

Nama

NIM

Jurusan

Program Studi

:

:

:

:

:

Konsep Materi Pendidikan Akhlak Anak Didik Dalam

Perspektif Islam Muhamad Lazim

093111245

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakutas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Pembimbing,

Hj. Lift Anis Ma’shumah, M.

NIP : 197209281997032001

Page 5: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

v

ABSTRAK

Judul : Konsep Materi Pendidikan Akhlak anak Didik Dalam

Perspektif Islam Nama : Muhamad Lazim

NIM : 093111245

Skripsi ini membahas tentang konsep pendidikan Akhlak dalam perspektif

Islam. Kajiannya dilatar belakangi oleh adanya dekadensi moral atau adanya

penurunan nilai-nilai akhlak yang akhir-akhir ini terjadi pada sebagian besar dari

orang-orang baik dikalangan remaja, dewasa bahkan orang tua termasuk

dikalangan para pelajar baik yang tinggal di daerah pedesaan maupun perkotaan.

Banyak orang telah mengabaikan pembinaan akhlak, padahal masalah akhlak

tidak bisa dianggap remeh, karena akhlak merupakan kunci perubahan individu,

sosial, atau kesejahteraan dan kebahagiaan hakiki. Di samping itu kajian ini juga

dimaksudkan untuk menjawab permasalahan : (1) Bagaimana konsep pendidikan

akhlak? (2) meliputi apa saja cakupan pendidikan akhlak menurut perspektif

Islam? Permasalahan ini dikaji melalui studi kepustakaan yang data-datanya

diperoleh dari Al-Qur’an dan As-sunnah serta literatur-literatur yang mendukung

kajian mengenai akhlak ini.

Kajian ini menunjukkan bahwa (1) pendidikan akhlak adalah pendidikan

mengenai dasar-dasar moral dan keutamaan perangai, tabiat, watak yang harus

dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak masa anak-anak sampai ia

menjadi mukallaf, pemuda yang siap mengarungi samudra kehidupan. Pendidikan

ini menekankan pada pentingnya pendidikan yang dimulai dari pendidikan

keluarga. Dari dalam keluarga inilah untuk pertama kalinya pendidikan anak

dimulai, sehingga orang tua mempunyai peranan yang sangat penting di dalam

proses pendidika akhlak anaknya. Sebagaimana hadits Rasulullah Saw : “Bahwa

setiap bayi yang lahir ke dunia ini dalam keadaan fitrah (suci), maka kedua orang

tuanyalah yang akan menjadikanya sebagai seorang Yahudi, Nasrani atau

majusi”. Dan firman Allah SWT : “Jagalah dirimu dan keluargmu dari api

neraka”. Bagi umat Islam akhlak menjadi sangat penting guna mendasari seluruh

tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. (2) Adapun proses pendidikan

akhlaknya disesuaikan dengan tujuan pendidikan akhlak yakni menyiapkan

manusia agar memiliki sikap dan perilaku yang terpuji baik ditinjau dari aspek

norma-norma agama maupun norma-norma sopan santun, adat istiadat dan tata

krama yang berlaku dimasyarakat dimana ia tinggal. Adapun cakupan materi

pendidikan akhlak secara umum meliputi pendidikan keimanan, pendidikan

moral/akhlak, pendidikan fisik/jasmani, pendidikan rasio, pendidikan kejiwaan

dan pendidikan seksual. Sedangan secara khusus adalah meliputi akhlak terhadap

Allah, akhlak terhadap Rasulullah, akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap

keluarga serta akhlak bermasyarakat. Melalui proses pemahaman, pembiasaan dan

Page 6: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

vi

uswatun hasanah bisa ditanamkan dalam diri anak-anak dan generasi muslim agar

bisa menjadi generasi penerus yang berakhlak karimah. Menurut Imam Al-

Ghazali ada dua metode dalam pendidikan akhlak yaitu : pertama mujahadah dan

membiasakan latihan dengan amal saleh. Kedua, perbuatan itu dikerjakan dengan

diulang-ulang dan memohon karunia Allah SWT. disamping itu juga dianjurkan

menggunakan metode cerita (hikayat) dan keteladanan (uswah al hasanah).

Dengan demikian anak dibiasakan melakukan kebaikan. Pergaulan anak juga

harus diperhatikan. Terlepas dari itu semua orang tua mempunyai kewajiban

menyekolahkan anak ke lembaga pendidikan formal (sekolah). Sehingga dari

sekolah ini anak diharapkan mendapatkan pendidikan yang tidak didapatkan dari

pendidikan keluarga dan menjadi bekal dalam mencapai kebahagiaan hidup di

dunia dan akhirat.

Page 7: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

vii

TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab – Latin dalam skripsi ini

berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

R.I. Nomor : 158/1987 dan Nomor : 0543b/U/1987. Penyimpangan penulisan kata

sandang [al-] disengaja secara konsisten supaya sesuai teks Arabnya.

Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin

{t ط a ا

{z ظ b ب

‘ ع t ت

g غ \s ث

f ف J ج

q ق {h ح

k ك kh خ

l ل d د

m م \z ذ

n ن r ر

w و z س

h ه s ص

‘ ء sy ش

s} y ص

{d ض

Contoh :

كتة

فعل

= kataba

= fa’ala

ذكز

يذهة

= z\akara

= yaz\habu

Bacaan Madd Bacaan Diftong

a>

i>

u>

= a panjang

= i panjang

= u panjang

او

اي

= au

= ai

Page 8: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

viii

Contoh :

قال

رمي

= qa>la

= rama>

كيف

حول

= kaifa

= fa’ala

قيل

يقول

= qi}la

= yaku>lu

Ta Marbutah

Transliterasi untuk ta marbutah ada dua :

1. Ta marbutah hidup

Ta marbutah yang hidup atau mendapat h}arakat fath}ah, kasrah dan

d}ammah, transliterasinya adalah /t/.

2. Ta marbutah mati

Ta marbutah yang mati atau mendapat h}arakat sukun, transliterasinya

adalah /h/.

Kalau pada kata yang terakhir dengan ta marbutah diikuti oleh kata yang

menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah maka ta

marbutah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

Contoh :

= T}alh}ah = raud}ah al-at}fal

= ra}ud}atul-at}fal

= al-Madinah al-Munawwarah

= al-Madiatul-Munawwarah

Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan

sebuah tanda ( ), dalam transliterasi ini tanda syaddah tersebut dilambangkan

dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi syaddah itu.

Contoh :

رتنا

ىشل

الثز

= rabbana>

= nazzala

= al-birru

Page 9: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

ix

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Almamaterku, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

2. Ibu dan Bapak yang terhormat

3. Istriku Novi susanti dan anakku tercinta Maulida Khoirunnisa Arrohmah

4. Madrasahku M.Ts. NU Ngluwar

5. Adik, kakak serta sahabat-sahabatku semuanya

Page 10: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

x

MOTTO

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-

lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah,

niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan.1

1 Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang : PT Karya Toha

Putra, 1998, hlm. 1112

Page 11: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

xi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia-Nya berupa taufiq,

hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi ini. Salawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita

Nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya serta orang-orang

yang senantiasa mengikuti ajaran-ajarannya.

Selanjutnya sebagai ungkapan kebahagiaan penulis mengucapkan terima

kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat :

1. Prof. DR. H. Muhibbin, M.Ag selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang

2. DR. Suja’i, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang

3. Ketua Program S1 Kualifikasi Ahmad Muthohar, M.Ag beserta staff

4. Ibu Hj. Lift Anis Ma’shumah, M.Ag selaku Dosen pembimbing skripsi

5. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

6. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini

Teriring doa semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu

penulisan skripsi ini mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT dan

mudah-mudahan menjadi amal saleh. Amin

Semarang, 6 Juni 2011

Penulis

Muhamad Lazim

Page 12: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN ..........................................................................

PENGESAHAN ...............................................................................................

NOTA PEMBIMBING ....................................................................................

ABSTRAK .......................................................................................................

TRANSLITERASI............................................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................

HALAMAN MOTTO.......................................................................................

KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................

i

ii

iii

iv

v

vii

ix

x

xi

xii

BAB I : PENDAHULUAN .....................................................................

A. Latar Belakang .....................................................................

B. Penegasan Istilah ..................................................................

C. Rumusan Masalah ................................................................

D. Alasan Pemilihan Judul .......................................................

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ........................

F. Metode Penelitian ................................................................

G. Sistematika Penulisan ..........................................................

1

1

4

7

7

8

8

9

BAB II : KONSEP PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

A. Pengertian Pendidikan Dalam Perspektif Islam ...................

B. Dasar – dasar Pendidikan .....................................................

C. Tujuan Pendidikan ...............................................................

11

15

19

BAB III : MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK DALAM

PERSPEKTIF ISLAM ..............................................

24

Page 13: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

xiii

A. Pengertian Pendidikan Akhlak .............................................

B. Dasar dan Tujuan Pendidikan Akhlak .................................

C. Materi Pendidikan Akhlak ...................................................

D. Metode Pendidikan Akhlak .................................................

24

27

32

52

BAB IV : ANALISA MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK

DIDIK MENURUT PERSPEKTIF ISLAM .............................

A. Proses Pendidikan Akhlak ...................................................

B. Interaksi Pendidikan Akhlak di Lingkungan Keluarga,

Sekolah dan Masyarakat ......................................................

56

56

59

BAB V : PENUTUP

A. Simpulan ..............................................................................

B. Kata Penutup ........................................................................

65

66

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 14: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.1

Jika kita perhatikan, akhir-akhir ini banyak orang telah mengabaikan

pembinaan akhlak, padahal masalah akhlak tidak bisa dianggap remeh, karena

akhlak merupakan kunci perubahan individu, sosial atau kesejahteraan dan

kebahagiaan hakiki.

Akhlak merupakan dasar dan landasan yang kokoh untuk kehidupan

manusia, karena dengan pendidikan akhlak akan menjadikan hidup manusia

bermanfaat, baik di rumah, madrasah maupun di masyarakat.

Pendidikan akhlak wajib dimulai dari lingkungan keluarga yaitu dengan

diberi bimbingan dan petunjuk-petunjuk yang benar agar anak-anak terbiasa

dengan adat dan kebiasaan yang baik. Mereka harus dilatih sedini mungkin

berperilaku yang baik dari dalam keluarga. Sebab anak pada saat yang demikian

ini dalam keadaan masih bersih dan mudah dipengaruhi atau dididik , ia ibarat

kertas putih yan belum ada coretan tinta sedikitpun.

Sekarang ini banyak orang tua yang mempunyai kesibukan diluar rumah

karena mengejar dan mementingkan karir, sehingga melupakan untuk

menanamkan pendidikan akhlak dirumah. Sebagai akibatnya, banyak anak-anak

yang belum dewasa terjebak dalam pergaulan bebas. Mereka mudah dipengaruhi

1

Lampiran Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, (Jakarta : Dinas

Pendidikan, 2007) hlm.1

Page 15: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

2

oleh sesuatu yang dianggap baru, mudah terbawa arus asing tanpa melakukan

filterisasi yang ketat. Mereka beranggapan bahwa segala yang datang dari barat

pasti modern.

Bila kondisi seperti ini dibiarkan berlarut-larut tanpa adanya usaha untuk

memperbaiki, maka akan semakin deras arus yang menyeret kearah dekadensi

moral dan penurunan kualitas manusia semakin drastis. Dekadensi moral

merupakan titik awal dari krisis-krisis yang lain. Pantas kalau akhlak itu menjadi

sesuatu yang langka.

Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana saja,

karena kerusakan akhlak seseorang akan mengganggu ketenteraman orang lain. Di

negara kita tercinta ini sudah banyak orang yang rusak moralnya, terbukti banyak

pejabat yang korup dan ini jelas merugikan negara. Dengan demikian masalah

akhlak harus diperhatikan. Terutama dari kalangan pendidik, alim ulama, pemuka

masyarakat dan orang tua.

Pendidikan akhlak harus ditanamkan sejak anak masih dalam kandungan

agar nantinya terbiasa dengan hal-hal yang baik. Hidupnya mempunyai pedoman

baik di rumah, di madrasah maupun di lingkungan masyarakat yang dihadapinya.

Sebagai contoh adalah akhlak Nabi Muhammad saw. dalam perjalanan

hidupnya sejak masih kanak-kanak hingga dewasa dan sampai diangkat menjadi

Rasul, beliau terkenal sebagai seorang yang jujur, berbudi luhur dan mempunyai

kepribadian yang tinggi. Tak ada sesuatu perbuatan dan tingkah lakunya yang

tercela yang dapat dituduhkan kepadanya, berlainan sekali dengan tingkah laku

dan perbuatan kebanyakan pemuda-pemuda dan penduduk kota Mekah pada

umumnya yang gemar berfoya-foya dan bermabuk-mabukan. Karena demikian

jujurnya dalam perkataan dan perbuatan, maka beliau diberi julukan “Al-Amin”,

artinya orang yang dapat dipercaya. Muhammad Saw sejak kecil hingga dewasa

tidak pernah menyembah berhala, dan tidak pernah pula makan daging hewan

yang disembelih untuk korban berhala-berhala seperti umumnya orang Arab

Page 16: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

3

jahiliyyah waktu itu. Ia sangat benci kepada berhala itu dan menjauhkan diri dari

keramaian dan upacara-upacara pemujaan kepada berhala itu.2

Berdasarkan hal tersebut maka anak perlu sekali diperhatikan akhlaknya

yang baik agar berguna dalam pembentukan pribadinya. Islam menuntut supaya

para ibu dan bapak mendidik ana-anaknya dengan pendidikan keagamaan, akhlak

serta ketrampila denan berbagai ilmu pengetahuan. Alangkah bahagianya jika

mempunyai anak yang mau menjadikan Nabi Muhammad Saw sebagai idola dan

contoh dalam kehidupan sehari-harinya, karena hanya beliaulah yang pantas

dijadika teladan dalam segala hal. Firman Allah SWT :

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”.3(Q.S. al-Ahzab/33 : 21)

Dalam sebuah hadits juga dijelaskan, bahwa beliau d

dunia ini untuk menyempurnakan akhlak yang baik

“Dari Abu Hurairah r.a berkata : Rasulullah Saw bersabda : sesungguhnya

aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang saleh (baik)”. HR. Bukhari. 4

Manusia berusaha untuk membina dan membentuk akhlaknya melalui

sarana yang disebut pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu alat kemajuan dan

ketinggian bagi seseorang dan masyarakat secara keseluruhan. Menurut Ki Hajar

Dewantara, pendidikan dimulai dari lahir sampai mati. Dengan kata lain adalah

Long Live Education yang berarti pendidikan seumur hidup. Dalam ilmu

2 Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Muqaddimah), (Jakarta,

1984), hlm. 58 3Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang : PT Karya Toha

Putra, 1998), hlm. 832 4Ibnu Abi Dunya, Kitab Makarim al Akhlak, (Maktabah Syamila, tt ), hlm. 3

Page 17: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

4

pendidikan ada tiga unsur utama yang harus terdapat dalam proses pendidikan,

yaitu5 :

a. Pendidik (orang tua/guru/ustadz/dosen/ulama/pembimbing)

b. Peserta didik (anak/santri//siswa/mahasiswa/mustami)

c. Ilmu atau pesan yang disampaikan (nasihat, materi

pelajaran/kuliah/ceramah/bimbingan)

Sedangkan menurut Prof. Dr. A. Sigit, menambahkan adanya unsur tujuan,

alat-alat dan lingkungan6. Selain itu ada tiga beberapa unsur lain sebagai

pendukung atau penunjang dalam proses pendidikan agar mencapai tujuan

yang diharapkan, yaitu :

a. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai

b. Metode yang menarik

c. Pengelolaan/manajemen yang profesional

Perlu diketahui bahwa semua unsur-unsur tersebut tidak dapat berdiri

sendiri, akan tetapi saling mempengaruhi dan saling berhubungan satu sama

lainnya. Jadi apabila kita mengupas salah satu unsur maka tidak akan bisa

meninggalkan unsur yang lain. Misalnya jika kita mengupas unsurb tujuan, maka

denga sendirinya akan menyangkut unsur pendidik unsur peserta didik, ilmu, alat-

alat dan unsur-unsur yang lainnya.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dan penafsiran yang berbeda dalam

memahami isi proposal ini, maka penulis perlu menegaskan istilah-istilah yang

digunakan.

1. Konsep

Konsep berarti rancangan atau buram surat, ide atau pengertian yang

diabstrakkan dari peristiwa kongkrit, dan gambaran mental dari objek, proses,

atau apapun yang ada diluar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk

5H. Jauhar Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, Cet.1, 2005),

hlm. 14-15 6Nung Muhajir, Teori Pendidikan, (Yogyakarta : Rake Press, 1972), hlm. 25

Page 18: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

5

memahami hal-hal lain7. Konsep juga berasal dari kata latin Concipere yang

berarti mencakup, mengambil, menangkap. Dari kata concipere muncul kata

benda conceptus yang berarti tangkapan. Konsep ini dalam bahasa Indonesia

sering diterjemahkan dengan istilah pengertian, yakni makna yang dikandung oleh

sesuatu.8

2. Pendidikan

Men-didik berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan,

pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan adalah proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara,

perbuatan mendidik9.

Sedangkan menurut Daoed Joesoef pendidikan adalah memperkenalkan,

memilih, merawat, meneruskan, mengolah dan mengembangkan seluruh hasil

pikiran, kemauan dan perasaan manusia melalui training yang diberikannya

kepada anggota masyarakat10

. Pendidikan dalam arti luas meliputi semua

perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya,

kecakapannya, ketrampilannya kepada generasi muda, sebagai upaya menyiapkan

agar dapat berfungsi hidupnya baik jasmani maupun rohaninya. Salah satu dari

ajaran Islam adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan pendidikan.

Karena menurut ajaran Islam, pendidikan adalah juga merupakan kebutuhan hidup

manusia yang mutlak harus dipenuhi, demi untuk kesejahteran dan kebahagiaan

dunia akhirat.

3. Akhlak

Kata akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak dari “khuluqun” yang menurut

bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Menurut

7 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1997, hlm. 519

8Nour MS Bakri, Logika Praktis, Bandung : Liberty, 1986, hlm. 2

9 www.artikata.com/arti-325206-didik.php. (diakses tgl 13 Januari 2011, 12.00 AM)

10H.M. Said, Ilmu Pendidikan, Bandung : Alumni, 1985, hlm. 5

Page 19: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

6

pengertian sehari-hari umumnya akhlak itu disamakan dengan budi pekerti,

kesusilaan, sopan santun. Khalq merupakan gambaran sifat batin manusia, akhlak

merupakan gambaran bentuk lahir manusia, seperti raut wajah dan body. Dalam

bahasa Yunani, pengertian khalq ini dipakai kata eticos atau ethos artinya adab

kebiasaan, perasaan batin kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan.

Ethicos kemudian berubah menjadi etika.

Imam Ghazali dalam bukunya Ihya’ Ulumuddin mengatakan bahwa akhlak

ialah sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang dapat melahirkan suatu

perbuatan yang gampang dilakukan tanpa melalui maksud untuk memikirkan

lebih lama. Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu tindakan yang terpuji

menurut ketentuan akal dan norma agama, dinamakan akhlak yang baik. Tetapi

manakala ia melahirkan tindakan yang jahat, maka dinamakan akhlak yang

buruk.11

Akhlak adalah suatu pengetahuan yang membicarakan tentang kebiasaan-

kebiasaan pada manusia yakni budi pekerti mereka dan prinsip-prinsip yang

mereka gunakan sebagai kebiasaan. Kebiasaan adalah sebuah perbuatan yang

muncul dengan mudah. Ibnu Maskawaih mendefinisikan akhlak sebagai :

“Akhlak adalah kondisi jiwa yang mendorong melakukan perbuatan dengan

tanpa butuh pikiran dan pertimbangan”

Akhlak juga berarti budi pekerti, kelakuan13

. Kondisi jiwa seseorang

adakalanya melahirkan perbuatan terpuji, namun kadangkala juga melahirkan

perbuatan tercela. Oleh sebab itu akhlak ditinjau dari sifatnya ada dua yaitu

pertama, akhlak mahmudah (terpuji, karimah), kedua, akhlak mazdmumah

(tercela, sayyiah)

4. Pendidikan Akhlak

11

Al Ghazaly, Ihya’ Ulumuddin, Juz III, Usaha Keluarga Semarang, tt, hlm. 52

12 Ibnu Maskawaih, Tahdzib al-Akhlaq, Bab I, Maktabah Syamilah, hlm. 10

13 Depdikbud, hlm 17

Page 20: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

7

Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan yang dilakukan secara sadar

oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju

terbentuknya kepribadian yang utama14

. Pendidikan akhlak dapat diartikan

sebagai berikut :

a. Perbuatan ( hal cara ) mendidik.

b. ( ilmu, ilmu didik, ilmu mendidik ) pengetahuan tentang didik / pendidikan.

c. Pemeliharaan (latihan-latihan) badan, batin dan jasmanipun.

(Poerwadarminta, 2002; 250)

5. Perspektif

Perspektif yaitu sudut pandang, pandangan.15

6. Islam

Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW

berpedoman pada kitab suci Al Qur’an yang diturunkan kedunia melalui wahyu

Allah SWT.16

secara etimologi, Islam berasal dari bahasa Arab yang terambil dari

kata “salima” yang berarti selamat sentausa, kemudian menjadi kata “Aslima”

yang berarti penyerahan diri, tunduk, patuh dan taat.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah penulis kemukakan di atas,

maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Konsep Pendidikan Akhlak ?

2. Meliputi apa sajakah cakupan Materi Pendidikan Akhlak menurut perspektif

Islam?

D. Alasan Pemilihan Judul

1. Karena perlunya dalam setiap jiwa manusia ditanamkan akhlak yang baik

dengan tujuan menempatkan manusia pada martabat yang terhormat.

14

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Islam, Bandung : P.T. Al Ma’arif, 1989.

Hlm. 19 15

Depdikbud, hlm. 760

16 Amin Ahmad, Etika (Ilmu Akhlak), hlm. 60

Page 21: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

8

2. Manusia berbeda-beda dalam berakhlak, ada yang terpuji dan ada yang tercela.

Oleh sebab itu Islam memandang perlunya penanaman akhlak dalam rangka

menempatkan posisi manusia pada tingkat ketakwaan dan keimanan yang

tinggi dengan jalan melalui pembinaan akhlak. Sebab akhlak merupakan modal

utama dalam mencapai kesuksesan hidup di dunia maupun di akhirat.

E. Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian

1. Sebagai upaya pengembangan keilmuan pendidikan Islam khususnya bidang

pendidikan akhlak

2. Untuk dapat mengetahui interpretasi para ahli pendidikan Islam tentang materi-

materi pendidikan akhlak yang disampaikan dalam usaha membentuk pribadi

umat muslim berakhlak mulia

3. Disamping untuk menambah wawasan pengetahuan penulis juga diharapkan

dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam melaksanakan pendidikan

akhlak khususnya mengenai materipendidikan akhlak.

F. Metode Penelitian

1. Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka yang datanya diperoleh melalui

sumber literature ( library research ), yaitu kajian yang obyek utamanya adalah

buku-buku perpustakaan dan literature lainnya. Sumber-sumber dalam penelitian

ini antara lain adalah :

a. Sumber Primer, berupa Al-Qur’an dan terjemahnya, kitab-kitab hadits shohih

Bukhori Muslim, Sunan Turmudzi dan sebagainya.

b. Sumber Sekunder, sumber ini walau tidak secara langsung namun sangat

penting karena penulis mengambil interpretasi-interpretasi sumber primer dari

sini. Misalnya konsep pendidikan menurut al-Ghazali dan buku-buku yang

membahas mengenai pendidikan Islam (akhlak) misal karangan At-Toumy,

Jalaludin dan sebagainya.

Page 22: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

9

2. Metode Analisa Data

Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian yang bersifat deskriptif

dan tertuju pada pemecahan masalah yang ada sekarang. Sedangkan analisis yang

akan digunakan yaitu teknik analisis kualitatif dengan menggunakan pola berpikir :

a. Deduktif yaitu penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum; penemuan

yang khusus dari yang umum17

b. Induktif yaitu metode pemikiran yang bertolak dari kaidah ( hal-hal atau

peristiwa ) khusus untuk menentukan hukum (kaidah) yang umum; penarikan

kesimpulan berdasarkan keadaan-keadaan yang khusus untuk diperlakukan

secara umum; penentuan kaidah umum berdasarkan kaidah-kaidah khusus18

.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang diawali dengan halaman

formalitas yang berisi halaman judul, halaman pernyataan keaslian, halaman

pengesahan, halaman nota persetujuan pembimbing, Abstrak, transliterasi Arab –

Latin, persembahan, halaman motto, halaman kata pengantar dan daftar isi.

Lima bab dimaksud di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB I : Berisi Pendahuluan.

Dalam bab ini dibahas mengenai : Latar Belakang, Masalah,

Penegasan Istilah, Rumusan masalah, Alasan pemilihan judul,

tujuan dan kegunaan penelitian, dan metode penelitian .

BAB II : Konsep Pendidikan Dalam Perspektif Islam

Dalam bab ini dijabarkan tentang Pengertian Pendidikan dalam

Perspektif Islam, Dasar-dasar Pendidikan, dan Tujuan Pendidikan

BAB III : Konsep Materi Pendidikan Akhlak Anak Didik dalam Perspektif

Islam

Dalam bab ini di uraikan tentang : Pengertian Pendidikan Akhlak,

17

Depdikbud, hlm. 216

18 Depdikbud, hlm, 377

Page 23: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

10

Dasar-Dasar Pendidikan Akhlak, Materi Pendidikan Akhlak, serta

Metode Pendidikan Akhlak.

BAB IV : Analisa Materi Pendidikan Akhlak Anak Didik dalam Perspektif

Islam

Berisi Proses Pendidikan Akhlak, Interaksi Pendidikan Akhlak di

lingkungan keluarga, Pendidikan Akhlak disekolah dan

Pendidikan Akhlak di masyarakat.

BAB V PENUTUP

Meliputi kesimpulan dan kata penutup. Kemudian dibagian akhir,

penulis lampirkan Daftar Pustaka dan Daftar Riwayat Hidup.

_____________________

Page 24: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

11

BAB II

KONSEP PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

A. Pengertian Pendidikan Dalam Perspektif Islam

1. Menurut Bahasa

Istilah ”pendidikan” yang banyak digunakan dalam konteks Islam, yaitu at-

Tarbiyat, at-Ta’lim dan at-Ta’dib.

a. at-Tarbiyat.

Dalam leksikologi Al-Qur‟an tidak ditemukan istilah at-tarbiyat tetapi ada

istilah yang senada dengan at-tarbiyat yaitu : ar-rabb rabbayani, nurabi,

ribbiyun, rabbani. Sebaliknya dalam hadits Nabi digunakan istilah Rabbani.1 Al-

Jauhari memberi makna at-tarbiyah, Rabban dan Rabba, dengan memberi makan,

memelihara dan mengasuh.2 Kosa kata Rabba ( رب ) yang dirujuk sebagai akar

kata dari konsep tarbiyat ( تربية ) atau pendidikan, pada hakikatnya merujuk

(Tuhan) dan Murabby (pendidik) berasal dari akar kata seperti termuat dalam ayat

al-Qur‟an, yaitu

“Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah

mendidik aku waktu kecil”.3 (QS.Al-Isra‟/17:24).

At-tarbiyat mengandung arti memelihara, membesarkan dan mendidik yang

kedalamannya sudah termasuk makna mengajar atau „allama (Ahmad Tafsir,

1995:109). Berangkat dari pengertian ini maka tarbiyat didefinisikan sebagai

proses bimbingan terhadap potensi manusia (jasmani, ruh dan akal) secara

1Muhaimin , Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung : Trigenda Karya,

1993), hlm. 127

2 Muhammad Naquib al-Attas, Konsep Pendidikan Dalam Islam, (Bandung : Mizan,

1988), hlm. 66

3 Tim Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 542

Page 25: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

12

maksimal agar dapat menjadi bekal dalam menghadapi kehidupan dan masa

depan.4

b. At-Ta’lim

Apabila pendidikan dalam konteks Islam diidentikkan dengan at-Ta’lim,

para ahli mempunyai beberapa pendapat :

1. Muhammad Rosyid Ridla, menta‟rifkan at-ta’lim dengan proses transmisi

berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan

ketentuan tertentu.5

2. Syed Muhammad Naquib al-Attas memberikan makna at-Ta’lim dengan

pengajaran tanpa adanya pengenalan secara mendasar. Namun apabila at-

Ta’lim disinonimkan dengan at-Tarbiyat, at-Ta’lim mempunyai makna

pengenalan tempat segala sesuatu dalam sebuah sistem.6

At-Ta’lim merupakan bagian kecil dari tarbiyah al-Aqliyah yang bertujuan

memperoleh pengetahuan dan keahlian berpikir, yang sifatnya mengacu pada

dominan kognitif. Sebagaimana firman Allah :

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya...”.7

(QS. Al-Baqarah/2 : 31)

“Dan Dia (Sulaiman) berkata: "Hai manusia, Kami telah diberi pengertian tentang

suara burung ...."8.(QS. An-Naml/27 : 16)

Kata “allama” pada kedua ayat diatas mengandung pengertian sekedar

memberitahu atau memberi pengetahuan, tidak mengandung arti pembinaan

4H. Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, Cet. III, 2003)

hlm. 114 5M.Rasyid Ridla, Tafsir Al-Mannar, Jilid IV, Beirut Dar al-Fikr, Juz 262, tt

6Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam, hlm. 132

7Tim Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 11

8 Tim Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 747

Page 26: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

13

kepribadian, karena sedikit kemungkinan pembinaan kepribadian Nabi Sulaiman

melalui burung atau membina kepribadian Adam melalui nama-nama benda.

c. At-Ta’dib

Adapun pengertian at-Ta’dib adalah pengenalan dan pengakuan tempat-

tempat segala sesuatu didalam keteraturan penciptaan sedemikian rupa sehingga

hal ini membimbing kearah pengenalan dan pengakuan tempat-tempat Tuhan

yang tepat dalam tatanan wujud dan kepribadian.9

Baik at-Tarbiyah, at-Ta’lim maupun at-Ta’dib, merujuk kepada Allah.

Tarbiyah yang ditengarai sebagai kata bentukan dari kata Rabb ( رب ) atau Rabba

mengacu kepada Allah sebagai Rabb al-alamin, karena Tuhan juga bersifat ( ربا)

mendidik, mengasuh, memelihara malah mencipta.10

“Fir'aun menjawab: "Bukankah Kami telah mengasuhmu di antara

(keluarga) Kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama

Kami beberapa tahun dari umurmu”.(Q.S. Asy-Syu‟ara‟/26 : 18)11

[1078].

[1078] Nabi Musa a.s. tinggal bersama Fir'aun kurang lebih 18 tahun, sejak kecil.

Sedangakn ta’lim yang berasal dari kata „allama, juga merujuk pada kata

Allah sebagai Dzat Yang Maha „Alim. Selanjutnya ta’dib seperti termuat dalam

pernyataan Rasul Allah SAW. :

“Tuhan telah mendidikku, maka Ia sempurnakan pendidikanku.”

Kata ”Addabany Rabby faabsana_ta’diby” memperjelas bahwa sumber

utama pendidikan adalah Allah. Rasul sendiri menegaskan bahwa beliau dididik

oleh Allah SWT. sehingga pendidikan yang beliau peroleh adalah sebaik-baik

pendidikan. Dengan demikian dalam pandangan filsafat pendidikan Islam, Rasul

merupakan pendidik utama yang harus dijadikan teladan.12

9Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam, hlm. 133

10Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 26

11Tim Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 719

12H. Jalaludin, Teologi Pendidikan, hlm. 72

Page 27: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

14

2. Menurut Istilah

Pendidikan berasal dari kata didik, yaitu memelihara dan memberi latihan

mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan juga berarti proses

membimbing manusia dari kegelapan, kebodohan, dan pencerahan pengetahuan.

Dalam arti luas, pendidikan baik formal maupun informal meliputi segala hal

yang memperluas pengetahuan manusia tentang dirinya sendiri dan tentang dunia

tempat mereka hidup.

a. Menurut UURI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Bab I pasal 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pendidikan agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.13

b. Ahmad D. Marimba mengemukakan :

Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik

terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya

pribadi yang utama14

c. Ki Hajar Dewantara berpendapat :

Pendidikan adalah menuntun kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar

mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai

keselamatan yang setinggi-tingginya15

d. Sumadi Surya Brata :

Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) dengan tanggung jawab

membimbing anak-anak didik menuju kedewasaan16

13

Tim Redaksi Fokus Media, UUSPN Nomor 20 tahun 2003 (Bandung : Fokus Media,

2003), hlm. 3

14 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidika Islam, (Bandung : PT Al Ma‟arif,

1989), hlm. 19 15

Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, Jakarta : PT Rineka Cipta, 1992, hlm. 2

16 Sumadi Surya Brata, Psikologi Pendidikan, Jakarta : UGM Rajawali Press, 1984, hlm.

321

Page 28: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

15

e. Prof. Dr. Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibany mendefinisikan pendidikan

sebagai proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi,

masyarakat dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu

aktivitas asasi dan profesi di antara berbagai profesi asasi dalam masyarakat.

Beliau melihat pendidikan adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi

pada diri individu, maupun masyarakat. Dengan demikian pendidikan bukanlah

aktivitas dengan proses yang sekali jadi (instant).17

B. Dasar – Dasar Pendidikan

Dasar ialah landasan tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar sesuatu

tersebut berdiri tegak dan kokoh. Sebuah bangunan harus memiliki landasan yang

kuat berupa pondasi dasar agar mampu menopang beban yang berat sehingga

sebuah bangunan dapat berdiri dengan tegak dan kokoh. Demikian juga halnya

dengan dasar pendidikan Islam yang menjadi asas atau landasan supaya

pendidikan Islam dapat tetap tegak berdiri seperti kokohnya karang dilautan yang

tidak goyah diterjang derasnya ombak samudra.

Secara garis besar, dasar pendidikan Islam ada 3 yaitu : Al-Qur‟an, As-

Sunnah dan Perundang-undangan yang berlaku di negara kita18

.

1. Al-Qur‟an

Sebagai agama yang sempurna, Islam menjunjung tinggi ilmu

pengetahuan dan mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu. Salah satunya

caranya adalah dengan menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Ayat Al-

Qur‟an yang berhubungan dengan pendidikan adalah wahyu pertama yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril yakni surat al-

„Alaq ayat 1-5.

17

Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bulan

Bintang, 1979), hlm. 416-417

18Hj Nur Uhbiyati, Abu Achmadi, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung : CV. Pustaka Setia,

1997, hlm. 24

Page 29: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

16

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha

pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar

kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”19

[QS. Al – Alaq/96 : 1 – 5]

Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa Tuhan seolah-olah berkata

hendaklah manusia meyakini akan adanya Tuhan Pencipta manusia, selanjutnya

untuk memperkokoh keyakinannya dan memeliharanya agar tidak luntur

hendaklah melaksanakan pendidikan dan pengajaran. Dalam ayat lain, Allah juga

memberikan bahan (materi/pendidikan agar manusia hidup sempurna didunia).

Firman Allah :

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)

seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman:

"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-

orang yang benar! 20

[QS. Al-Baqarah/2 : 31]

Firman Allah :

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia

memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan

Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman

yang besar.”21

(QS. Luqman/31 : 13)

19

Tim Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 1271

20Tim Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 11

21Tim Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 814

Page 30: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

17

Berdasarkan ayat-ayat diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwa Allah swt

menyuruh kepada manusia untuk menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran.

Dengan pendidikan manusia akan mendapatkan berbagi macam ilmu pengetahuan

untuk bekal dalam kehidupannya. Selain dari itu masih banyak ayat-ayat yang

membicarakan tentang pendidikan, diantaranya adalah QS. Al-Baqarah/2 : 129

dan 151, QS. Ali Imran/3 : 164, QS. Al-Jumuah/62 : 2 dan sebagainya.

2. As-Sunnah.

As-Sunnah adalah perkataan, perbuatan dan perbuatan ataupun pengakuan

(taqrir) Rasulullah saw. Yang dimaksud dengan pengakuan Rasulullah saw adalah

kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui Rasulullah dan beliau

membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan. Sunnah merupakan sumber

kedua setelah Al-Qur‟an. Seperti Al-Qur‟an, sunnah juga berisi aqidah dn syariah.

Sunnah berisi petunjuk (pedoman) untuk kemaslahatan hidup manusia

dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau

muslim yang bertaqwa. Untuk itu Rasul Allah menjadi guru dan pendidik utama.

Beliau sendiri mendidik, pertama dengan menggunakan rumah al-Arqam ibn Abi

Al-Arqam, kedua dengan memanfaatkan tawanan perang untuk mengajar baca

tulis, ketiga dengan mengirim para sahabat kedaerah-daerah yang baru masuk

Islam. Semua itu adalah pendidikan dalam rangka pembentukan manusia muslim

dan masyarakat Islam. Oleh karena itu sunnah merupakan landasan kedua bagi

cara pembinaan pribadi manusia muslim. Sunnah selalu membuka kemungkinan

penafsiran berkembang. Itulah sebabnya, mengapa ijtihad perlu ditingkatkan

dalam memahaminya termasuk sunnah yang berkaitan dengan pendidikan.22

Diantara hadits yang menerangkan tentang keutamaan pendidikan dan pengajaran

22

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 20-21.

Page 31: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

18

adalah yang artinya “Dari Usman r.a. dari Nabi saw bersabda : Sebaik-baik kamu

adalah orang yang belajar Al-Qur‟an dan mengajarkannya”23

.

Dalam lapangan pendidikan, as-Sunnah mempunyai faedah yang sangat

besar, yaitu :

a. Menjelaskan sistem pendidikan Islam yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan

menerangkan hal-hal yang kecil yang tidak terdapat didalamnya.

b. Menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan Rasulullah saw dan para

sahabatnya, perlakuannya terhadap anak-anak, penanaman keimanan kedalam

jiwa yang dilakukannya.

3. Perundang –undangan yang berlaku di Indonesia

a. UUD 1945, pasal 2

Ayat 1 berbunyi : “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Ayat 2 berbunyi : “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut

agamanya dan kepercayaannya itu ...”.

Pada pasal 29 UUD 1945 ini jelas memberikan jaminan kepada warga

negara Republik Indonesia untuk memeluk agama dan beribadat sesuai dengan

agama yang dipeluknya, bahkan mengadakan kegiatan yang dapat menunjang

bagi pelaksanaan ibadat. Dengan demikian pendidikan Islam yang searah dengan

bentuk ibadat yang diyakininya diizinkan dan dijamin oleh negara.

b. GBHN

Dalam GBHN tahun 1993 Bidang Agama dan Kepercayaan Terhadap

Tuhan Yang Maha Esa Nomor 2 disebutkan :

Kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

makin dikembangkan sehingga terbina kualitas keimanan dan ketakwaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kualitas kerukunan antar dan antara umat

23

H. Moh. Zaein, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta : Indra Buana, 1999), hlm.

25

Page 32: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

19

beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam

usaha memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta meningkatkan amal

untuk bersama-sama membangun masyarakat.

Memperhatikan GBHN Tahun 1993 tersebut diatas dapat disimpulkan

bahwa kehidupan keagamaan termasuk (didalamnya agama Islam), supaya

semakin dikembangkan dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan untuk

memperkembangkan keagamaan itu sangat diperlukan pelaksanaan pendidikan

termasuk didalamnya pendidikan Islam.

c. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pendidikan agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.24

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan keagamaan

bermaksud mempersiapkan peserta didik agar dapat menjalankan peranannya

sebagai pemeluk agama yang benar-benar mampu memadai, mampu menguasai

ilmu dengan penuh baik teori maupun praktek dan mampu memainkan

peranannya dengan tepat dalam hidup dan kehidupan dunia dan akhirat kelak.

C. Tujuan Pendidikan

Dalam adagium Ushuliyyah dikatakan bahwa “Al-Umur Bimaqoshidiha”

adalah setiap tindakan dan aktifitas harus berorientasi pada tujuan atau rencana

yang telah ditetapkan. Hal ini karena berorientasi pada tujuan itu, dapat diketahui

bahwa tujuan dapat berfungsi sebagai standar untuk mengakhiri usaha, serta

mengarahkan usaha yang dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai

tujuan-tujuan lain. Disamping itu tujuan dapat membatasi ruang gerak usaha agar

24

Tim Redaksi Fokus Media, UUSPN Nomor 20 tahun 2003 (Bandung : Fokus Media,

2003), hlm. 3

Page 33: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

20

kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan dan yang terpenting lagi

dapat memberi penilaian pada usaha-usahanya.25

Ada beberapa tujuan pendidikan :

1. Menurut Dr. Zakiah Daradjat, tujuan pendidikan dibagi kedalam empat tujuan :

a. Tujuan Umum

Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan

pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan ini meliputi

seluruh aspek kemanusian yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan ,

kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada setiap tingkat umur,

kecerdasan, situasi dan kondisi, dengan kerangka yang sama. Cara atau alat yang

paling tepat dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan adalah pengajaran.

Karena itu pengajaran sering diidentikkan dengan pendidikan, meskipun kedua

istilah ini sebenarnya tidak sama. Pengajaran ialah poros membuat jadi terpelajar

(tahu, mengerti, menguasai, ahli; belum tentu menghayati dan meyakini); sedang

pendidikan ialah membuat orang jadi terdidik (mempribadi, menjadi adat

kebiasaan).

Tujuan pendidikan Islam harus dikaitkan pula dengan tujuan pendidikan

nasional negara tempat pendidikan Islam itu dilaksanakan dan harus dikaitkan

pula dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu.

b. Tujuan Akhir

Pendidikan Islam itu berlangsung seumur hidup, maka tujuan akhirnya

terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir. Pendidikan itu berlaku

seumur hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara dan

mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai. Tujuan pendidikan Islam

itu dapat dipahami dalam firman Allah :

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar

takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam

Keadaan beragama Islam”26

.(QS. Ali Imran/3 : 102)

25

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung : Al Ma‟arif, 1989), hlm.

45-46 26

Tim Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, hlm115

Page 34: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

21

Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah sebagai muslim yang

beriman merupakan ujung dari taqwa sebagai akhir dari proses hidup jelas berisi

kegiatan pendidikan. Inilah akhir dari proses pendidikan itu yang dapat dianggap

sebagai tujuan akhirnya. Insan kamil yang mati dan akan menghadap Tuhannya

merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan Islam.

c. Tujuan Sementara

Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi

sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum

pendidikan formal. Tujuan operasional dalam bentuk instruksional yang

dikembangkan menjadi tujuan instruksional umum dan khusus (TIU dan TIK),

dapat dianggap tujuan sementara dengan sifat yang agak berbeda.

d. Tujuan Operasional

Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah

kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan

yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu disebut

tujuan operasional. Dalam tujuan operasional ini lebih banyak dituntut dari anak

didik suatu kemampuan dan ketrampilan tertentu. Sifat operasionalnya lebih

ditonjolkan dari sifat penghayatan dan kepribadian. Kemampuan dan ketrampilan

yang dituntut pada anak didik, merupakan sebagian kemampuan dan ketrampilan

Insan Kamil dalam ukuran anak, yang menuju pada bentuk Insan Kamil yang

semakin sempurna (meningkat). Anak harus sudah terampil melakukan ibadat,

(sekurang-kurangnya ibadat wajib) meskipun ia belum memahami dan

menghayati ibadat itu.27

2. Menurut Ahmad D. Marimba, fungsi tujuan itu ada empat macam,yaitu :

a. Mengakhiri usaha

b. Mengarahkan usaha

c. Tujuan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain, baik

merupakan tujuan-tujuan baru maupun tujuan-tujuan lanjutan dari tujuan

pertama

27

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : PT Bumi Aksara, Cet. Ke-6, 2006),

hlm. 29-33

Page 35: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

22

d. Memberi nilai (sifat) pada usaha-usaha itu.28

3. Menurut Abdul Fatah Jalal dalam bukunya yang berjudul “Min Usalit Tarbiyati

Fil Islam” yang dialih bahasakan oleh Drs. Hery Noer Ali mengelompokkan

tujuan pendidikan Islam kedalam tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum

yaitu menjadikan manusia sebagai abdi atau hamba Allah SWT. yang senantiasa

mengagungkan dan membesarkan asma Allah SWT. dengan meneladani

Rasulullah saw, menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, suka mempelajari segala

yang bermanfaat baginya dalam merealisasikan tujuan yang telah digariskan oleh

Allah SWT. Sedangkan tujuan khusus sebenarnya merupakan perincian dari

tujuan umum. Dan diantara tujuan khusus ini yang pertama-tama adalah mampu

melaksanakan rukun Islam.29

Ada yang memerinci tujuan pendidikan Islam dalam bentuk taksonomi (sistem

klasifikasi) yang terutama meliputi :

1. Pembinaan kepribadian (nilai formil).

a. Sikap (attitude)

b. Daya pikir praktis rasional

c. Obyektifitas

d. Loyalitas kepada bangsa dan ideologi

e. Sadar nilai-nilai moral dan agama

2. Pembinaan aspek pengetahuan (nilai materiil), yaitu materi ilmu itu sendiri.

3. Pembinaan aspek kecakapan, ketrampilan (skill) nilai-nilai praktis.

4. Pembinaan jasmani yang sehat.30

Jadi tujuan ialah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha

atau kegiatan selesai. Pendidikan, karena merupakan suatu usaha dan kegiatan

yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan, maka tujuannya pun

bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah satu benda yang bentuknya

28

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : PT Al-Ma‟arif,

1980), hlm. 45-46 29

Hj. Nur Uhbiyati dan H. Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia,

Cet.I, 1997), hlm. 41-44 30

Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Ed.1, Cet.5, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009),

hlm. 161

Page 36: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

23

tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang,

berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya.

Jadi secara umum tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk membentuk

peserta didik yang beriman dan bertakwa, menyerahkan diri sepenuhnya kepada

Allah SWT serta berakhlak mulia.

_______________________

Page 37: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

24

BAB III

MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK

DALAM PERSPEKTIF ISLAM

A. Pengertian Pendidikan Akhlak

1. Definisi Akhlak

Kata akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak dari “khuluqun” yang menurut

bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.1

Menurut

pengertian sehari-hari umumnya akhlak itu disamakan dengan budi pekerti,

kesusilaan, sopan santun. Khalq merupakan gambaran sifap batin manusia, akhlak

merupakan gambaran bentuk lahir manusia, seperti raut wajah dan body. Khuluq

atau akhlaq adalah sesuatu yang telah tercipta atau terbentuk melalui sebuah

proses. Karena sudah terbentuk, akhlak disebut juga dengan kebiasaan. Kebiasaan

adalah tindakan yang tidak lagi banyak memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Kebiasaan adalah sebuah perbuatan yang muncul dengan mudah. Dalam bahasa

Yunani, pengertian ini dipakai kata ethicos atau ethos, artinya adab kebiasaan,

perasaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Ethicos

kemudian berubah menjadi etika.2

Pendidikan budi pekerti sering diartikan dengan pendidikan akhlak. Budi

pekerti dan akhlak merupakan dua istilah yang memiliki kesamaan esensi,

walaupun akhlak memiliki cakupan yang lebih luas. Sekalipun pengertian akhlak

itu berbeda asal katanya, tapi tidak berjauhan maksudnya, bahkan berdekatan

artinya satu dengan lainnya. Dengan demikian justru dapat menambah luas

wawasan dan pengertian mengenai definisi akhlak itu sendiri.

Menurut istilah (terminologi) dalam memberikan definisi tentang akhlak,

banyak ahli berbeda pendapat, antara lain :

Ibnu Maskawaih mendefinisikan akhlak sebagai :

1Mustofa, Akhlak Tasawuf, Bandung : Pustaka Setia, 1997, hlm. 19

2Nasir, Tinjauan Akhlak, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1991), hlm. 14

Page 38: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

25

“Akhlak adalah kondisi jiwa yang mendorong melakukan perbuatan dengan tanpa

butuh pikiran dan pertimbangan”3

Menurut Abu Hamid al-Ghazali (w.1111 M) dalam bukunya Ihya’ Ulum al-Din

mendefinisikan akhlak sebagai berikut :

“Akhlak merupakan ungkapan tentang keadaan yang melekat pada jiwa dan

darinya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa membutuhkan

pemikiran dan pertimbangan”.4

Syaikh Muhamad bin Ali as-Syarif al-Jurjani mengartikan akhlak sebagai

stabilitas sikap jiwa yang melahirkan tingkah laku dengan mudah tanpa melalui

proses berpikir.5

Menurut Prof. Ahmad Amin :

Etika (Akhlak) adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik buruk,

menerangkan apa saja yang seharusnya dilakukan oleh setiap manusia kepada

manusia lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam

perbuatan manusia dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus

diperbuat.6

Menurut H.M. Rosyidi :

Akhlak adalah suatu pengetahuan yang membicarakan tentang kebiasaan-

kebiasaan pada manusia yakni budi pekerti dan prinsip-prinsip yang mereka

gunakan sebagai kebiasaan.

Menurut Mahdi Ahkam :

3Ibnu Maskawaih, Tahdzib al-Akhlaq, Bab I, Maktabah Syamila, hlm. 10

4 Al-Ghazali, Ihya’ Ulum al-Din, Juz III, (Beirut: Dar Ihya‟ al-Kutub al-Arobiyah „Isa al-

Babii al Halabii, t.t), hlm. 52 5Ali Abdul Halim Mahmud, Tarbiyah Khuluqiyah, (Solo : Insani Press, 2003), Cetakan. I,

hlm. 37 6 Ahmad Amin, Etika ( Ilmu Akhlak ), ( Jakarta : Bulan Bintang, 1975 ). Hlm. 3

Page 39: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

26

a. Akhlak adalah ilmu yang menyelidiki perbuatan manusia dari arah baik dan

buruk atau ilmu percontohan tinggi (Al Mutsul Al-A’la = idial) untuk perbuatan

manusia.

b. Akhlak adalah ilmu yang menyelidiki aturan-aturan yang menguasai perbuatan

manusia dan tujuan yang terakhir

Akhlak adalah perbuatan manusia yang bersumber dari dorongan jiwanya7.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah adanya

unsur perbuatan atau tindakan dan kebiasaan-kebiasaan yang sudah menyatu

dengan pribadi manusia baik buruk serta perbuatan tersebut dilakukan dengan

sadar. Akhlak mengandung empat unsur yaitu (1) adanya tindakan baik atau buruk,

(2) adanya kemampuan melaksanakan, (3) adanya pengetahuan tentang perbuatan

yang baik dan yang buruk, dan (4) adanya kecenderungan jiwa terhadap salah satu

perbuatan yang baik atau yang buruk.8

2. Pendidikan Akhlak

Pendidikan akhlak merupakan suatu proses mendidik, memelihara,

membentuk dan memberikan latihan mengenai akhlak dan kecerdasan berpikir

baik yang bersifat formal maupun informal yang didasarkan pada ajaran-ajaran

Islam. Dan pada sistem pendidikan Islam ini khusus memberikan pendidikan

tentang akhlak dan moral yang bagaimana yang seharusnya dimiliki oleh seorang

muslim agar dapat mencerminkan kepribadian seorang muslim.9

Islam memandang bahwa pendidikan akhlak sangatlah penting dalam

kehidupan sehari-hari, bahkan Islam menegaskan akhlak merupakan misinya yang

paling utama. Rasulullah saw. banyak berdoa kepada Allah agar dirinya dihiasi

dengan akhlak dan perangai yang mulia. Beliau berdoa,

“Ya Allah, perbaiki parasku dan akhlakku”10

7 Mahjudin, Kuliah Akhlak – Tasawuf, Jakarta : Penerbit Kalam Mulia, 1991, hlm.5

8 Nasirudin, Pendidikan Tasawuf, hlm. 32-33

9Fadlil Yuni Ainusysyam, Pendidikan Akhlak, PT Imtima, Cet. III, 2009, hlm. 39

10 Said Hawwa, Tazkiyatun Nafs Intisari Ihya Ulumuddin, (terj. Tim Kuwais), (Jakarta :

Darus Salam, 2005), hlm. 462

Page 40: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

27

Rasulullah Saw bersabda :

Abdullah telah menceritakan pada kita, telah menceritakan kepadaku Abi, telah

menceritakan kepada kita Sa‟id bin Manshur berkata : telah menceritakan kepada

kita Abdul Aziz bin Muhammad dari Muhammad bin „Ajlan dari Qa‟qa bin

Hakim dari Abi Saleh dari Abi Hurairah r.a berkata : Rasulullah Saw bersabda :

Sesunggunhya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik. (H.R. Imam )

Ahmad bin Hambal)

Menurut Prof. Dr. Abdullah Nashih Ulwan : Pendidikan Akhlak (moral)

adalah pendidikan mengenai dasar-dasar moral dan keutamaan perangai, tabiat

yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak masa anak-anak

sampai ia menjadi seorang mukallaf, pemuda yang mengarungi lautan

kehidupan12

Pendidikan akhlak adalah suatu pendidikan yang didalamnya terkandung

nilai-nilai budi pekerti, baik yang bersumber dari ajaran agama maupun dari

kebudayaan manusia. Budi pekerti mencakup pengertian watak, sikap, sifat, moral

yang tercermin dalam tingkah laku baik dan buruk yang terukur oleh norma-

norma sopan santun, tata krama dan adat istiadat, sedangkan akhlak diukur

dengan menggunakan norma-norma agama.13

Pendidikan akhlak dapat diartikan usaha sungguh-sungguh untuk mengubah

akhlak buruk menjadi akhlak yang baik. Dapat diartikan bahwa akhlak itu dinamis,

tidak statis. Terus mengarah kepada kemajuan dari yang tidak baik menjadi

baik.14

Sedangkan menurut penulis adalah salah satu usaha yang dilakukan dengan

kesadaran diri untuk membentuk pribadi seseorang yang harus dimiliki dan

11

Imam Ahmad bin Hambal, Musnad Imam Ahmad Abu HambalJuz III, (Beirut : Darul

Kutub, 1413H), hlm. 323

12 Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, Jilid I, Semarang :

CV Asyifa 1988, hlm. 174 13

Ahmad, Implementasi Akhlak Qur’ani, Bandung : PT Telekomunikasi Indonesia , 2002,

hlm. 34 14

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005)

hlm. 274

Page 41: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

28

dijadikan kebiasaan yang baik dan terarah menurut akal ataupun syara‟ oleh

manusia sejak lahir sampai meninggal dunia.

B. Dasar Dan Tujuan Pendidikan Akhlak

1. Dasar Pendidikan Akhlak

Dalam Islam, Al Qur‟an dan As-Sunnah selain dijadikan sebagai pegangan

hidup juga dijadikan sebagai dasar atau alat pengukur baik buruknya sifat

seseorang. Apa yang baik menurut Al Qur‟an dan As-Sunnah itu berarti baik dan

harus dijalankan, sedangkan apa yang buruk menurut Al Qur‟an dan Sunnah

berarti tidak baik dan harus dijauhi.15

Sebagai dasar umum dari pendidikan akhlak adalah QS. At-Tahrim ayat 6 :

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-

malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan”. (Q.S. At-Tahrim/66 : 6)16

.

Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur‟an. Diriwayatkan oleh Saad bin Hisyam,

“Suatu hari aku menemui Aisyah yang ketika itu ia bersama ayahnya Abu Bakar.

Lalu aku bertanya tentang akhlak Rasulullah, Aisyah berkata, „Apakah kamu

pernah membaca Al-Qur‟an? Aku menjawab, Tentu. Aisyah kembali berkata,

“Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur‟an”17

Rasulullah dibina akhlaknya langsung oleh Al-Qur‟an, seperti beberapa

ayat berikut yang memberikan pembinaan kepada beliau.

15

M. Ali Hasan, Tuntunan Akhlak, Jakarta : Bulan Bintang, 1982, hlm. 11

16 Tim Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, Semarang Karya Toha Putra,

1998, hlm. 1148

17 Said Hawwa, Tazkiyatun Nafs Intisari Ihya Ulumuddin, (terj. Tim Kuwais),, hlm. 462

Page 42: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

29

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan,

memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,

kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu

dapat mengambil pelajaran.”(QS.an-Nahl/16 : 90)18

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang

baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah

terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk

hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”(QS. Lukman/31 : 17)19

“Tetapi orang yang bersabar dan mema'afkan, Sesungguhnya (perbuatan )

yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diutamakan.”(As-Syuura/42 : 43)20

“Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami

jadikan hati mereka keras membatu. mereka suka merobah Perkataan (Allah) dari

tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang

mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) Senantiasa akan

melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak

berkhianat), Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, Sesungguhnya Allah

menyukai orang-orang yang berbuat baik.”(QS. Al-Maidah/5 : 13)21

18

Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 529

19 Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 815

20 Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 977

21 Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 205

Page 43: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

30

Dan dalam surat Fushshilat/41 : 34, Ali Imran/3 : 134, al-Hujurat/49 : 12

dan lain-lainnya. Semua ayat al--Qur‟an diatas hanyalah sebagian dari pembinaan

yang dilakukan kepada Rasulullah karena meskipun ayat-ayat itu diturunkan

kepada seluruh umat Islam, sebelum menyampaikan kepada umatnya (Innama>

bu’is \tu liutammima maka>rimal akhlak).

Sabda Rasulullah Saw :

Abdullah telah menceritakan pada kita, telah menceritakan kepadaku Abi, telah

menceritakan kepada kita Sa‟id bin Manshur berkata : telah menceritakan kepada

kita Abdul Aziz bin Muhammad dari Muhammad bin „Ajlan dari Qa‟qa bin

Hakim dari Abi Saleh dari Abi Hurairah r.a berkata : Rasulullah Saw bersabda :

Sesunggunhya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik. (H.R. Imam )

Ahmad bin Hambal)

Sebelum memperbaiki akhlak-akhlak orang lain, beliaulah orang yang

pertama kali menghiasi dirinya dengan akhlak-akhlak yang mulia.

Alla berfirman

“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”.

(QS. Al-Qalam/68 : 4)23

Setelah itulah Rasulullah baru menjelaskan kepada manusia bahwa Allah

sangat mencintai akhlak mulia dan sangat membenci akhlak tercela. Tak ada satu

perbuatan baik pun kecuali Rasulullah telah memerintahkan kita untuk

mengerjakan dan tidak ada satu perbuatan jelek pun kecuali beliau melarangnya.

Allah berfirman yang artinya,

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,

memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,

22

Imam Ahmad bin Hambal, Musnad Imam Ahmad Abu HambalJuz III, (Beirut : Darul

Kutub, 1413H), hlm. 323

23 Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 1156

Page 44: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

31

kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu

dapat mengambil pelajaran.”(QS.an-Nahl/16 : 90)24

Demikianlah Allah membina akhlak-akhlak hamba-hamba-Nya terutama

Rasulullah dalam akhlak-akhlak yang mulia.

2. Tujuan Pendidikan Akhlak

Dengan berpedoman pada dasar atau landasan pendidikan akhlak, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan akhlak adalah :

a. Menyiapkan manusia (peserta didik) agar memiliki sikap dan perilaku yang

terpuji, baik ditinjau dari segi norma-norma agama maupun norma-norma

sopan santun, adat istiadat dan tata krama yang berlaku di masyarakatnya.

b. Agar setiap orang berbudi pekerti atau berakhlak mulia, bertingkah laku

(tabiat), berperangai atau beradat istiadat yang baik sesuai dengan ajaran Islam.

Dalam hal ini Prof. Dr. Athiyah Al-Abrasy berpendapat bahwa :

“Tujuan dari pendidikan moral (akhlak) ialah untuk mementuk orang-orang

yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan,

mulia dalam tingkah laku dan perangai, bersikap bijaksana, sempurna, sopan

dan beradab, ikhlas, jujur dan suci”.

Secara lebih terperinci lagi bahwa tujuan pendidikan akhlak adalah

“mengkaji dan menginternalisasi nilai, mengembangkan ketrampilan sosial yang

memungkinkan tumbuh dan berkembangnya akhlak mulia dalam diri peserta didik

serta mewujudkannya dalam perilaku sehari-hari dalam konteks sosio-kultural

yang berbhineka sepanjang hayat”.

Untuk itu pendidikan akhlak menghendaki agar dari setiap guru atau

pendidik supaya didalam pelajaran mengusahakan cara-cara yang bermanfaat

untuk membentuk adat istiadat yang baik, mendidik akhlak, menguatkan niat

bekerja mendidik panca inderanya, mengarahkan untuk berjalan yang lurus dan

membiasakan beramal yang baik.

Adapun yang menjadi dasar tujuan pendidikan akhlak menurut Prof. Dr. M.

Athiyah Al-Abrasy adalah sebagai berikut :

a. Pembentukan budi pekerti yang mulia

24

Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 529

Page 45: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

32

b. Memperhatikan aspek duniawi dan ukhrawi yang seimbang

c. Memperhatikan segi manfaat ilmu

d. Mempelajari ilmu semata-mata untuk ilmu saja

e. Mempersiapkan untuk mencari rezeki

C. Materi Pendidikan Akhlak

Secara umum lingkup materi pendidikan Islam itu menurut Dr. Abdullah

Nasikh Ulwan terdiri dari tujuh unsur25

:

1. Pendidikan Keimanan

Pendidikan ini mencakup keimanan kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitab

Allah, Nabi/Rasul, Hari Akhirat dan Takdir. Termasuk didalamnya adalah materi

tata cara ibadah, baik ibadah mahdlah seperti salat, zakat, puasa, dan haji; maupun

ibadah ghairu mahdlah seperti berbuat baik kepada sesama. Tujuan dari materi ini

adalah agar anak/peserta didik memiliki dasar-dasar keimanan dan ibadah yang

kuat.

2. Pendidikan Moral/Akhlaq

Materi pendidikan ini merupakan latihan membangkitkan nafsu-nafsu

rububiyah (ketuhanan) dan meredam/menghilangkan nafsu-nafsu syaithaniyah.

Pada materi ini peserta didik dikenalkan mengenai : (a) Perilaku/akhlak yang

mulia (akhlakul karimah/mahmudah) seperti Al-amanah (setia, jujur, dapat

dipercaya), al Sidqu (benar, jujur), al-Adl (adil), al-Afwu(pemaaf), al-Alifah

(disenangi), al-Wafa (menepati janji), al-Haya (malu), ar-Rifqu (lemah lembut),

aniisatun (bermuka manis). dan (b) Perilaku/akhlak yang tercela (akhlakul

madzmumah) seperti al-Buhtan (dusta), ananiah (egois), al-Bahyu (melacur), al-

Khiyanah (khianat), az-Zulmu (aniaya), al-Ghibah (mengumpat), al-Hasd (dengki),

al-Kufran (mengingkari nikmat), ar-Riya‟ (ingin dipuji), al-Namimah (adu domba)

at-Takabur (sombong) dan sebagainya.

3. Pendidikan Jasmani

25

Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosda Karya, Cet. I,

2005, hlm. 15-18

Page 46: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

33

Rasulullah pernah memerintahkan kepada umatnya agar mengajarkan

memanah, berenang, naik kuda dan bela diri kepada putra-putrinya. Ini merupakan

perintah kepada kita agar mengajarkan pendidikan jasmani kepada anak-anak

(peserta didik). Tentu hal ini dengan memperhatikan batasan umur, kemampuan,

aurat dan memisahkan antara anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan terutama

ketika pelajaran berenang. Tujuan dari materi ini adalah agar anak didik memiliki

jasmani yang sehat dan kuat, serta memiliki ketrampilan dasar seperti berlari,

lompat dan renang.

4. Pendidikan Rasio

Manusia dianugerahkan oleh Allah kelebihan, diantaranya berupa akal.

Supaya akal ini dapat berkembang dengan baik maka perlu dilatih dengan teratur

dan sesuai dengan umur atau kemampuan anak/peserta didik. Contoh materi ini

adalah berupa pelajaran berhitung atau penyelesaian masalah (problem solving).

Tujuan materi ini adalah agar peserta didik dapat menjadi cerdas dan dapat

menyelesaikan permasalaan-permasalahan yang dihadapinya.

5. Pendidikan Kejiwaan / Hati Nurani

Selain nafsu dan akal yang harus dilatih/dididik pada diri manusia adalah

kejiwaan atau hati nuraninya. Pada materi ini peserta didik dilatih agar dapat

membina hati nuraninya sehingga menjadi “tuan” dalam dirinya sendiri dan dapat

menyuarakan kebenaran dalam keadaan apapun. Selain itu diharapkan agar

peserta didik memiliki jiwa atau hati nurani yang kuat, sabar, dan tabah dalam

menjalani kehidupan ini.

6. Pendidikan Sosial/Kemasyarakatan

Sebagaimana diketahui bahwa manusia memiliki dua tugas hubungan yang

harus dilakukan dalam hidupnya, yaitu hubungan dengan Allah (hablumminallah)

berupa ibadah mahdlah dan hubungan dengan sesama manusia (hablumminannas)

berupa ghairu mahdlah atau kemasyarakatan. Dalam materi pendidikan sosial ini

anak/peserta didik dikenalkan mengenai hal-hal yang terdapat atau terjadi dalam

masyarakat serta bagaimana cara hidup dalam masyarakat dengan tata cara yang

Islami. Dengan materi ini diharapkan anak/peserta didik memiliki wawasan

Page 47: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

34

kemasyarakatan dan mereka dapat hidup serta berperan aktif di masyarakatnya

secara benar.

7. Pendidikan Seksual

Pendidikan seksual disini berbeda dengan yang disuarakan secara makin

gencar oleh orang-orang sekuler. Pendidikan seksual yang dimaksud disini adalah

yang Islami dan sesuai dengan perkembangan usia serta mental peserta didik.

Contoh pendidikan seksual dalam Islami misalnya dengan memisahkan tempat

anak tidur dari kamar orang tua, memisahkan kamar tidur anak lelaki dan kamar

tidur anak perempuan, mengenalkan dan menjelaskan perbedaan jenis kelamin

anak, menjelaskan batas-batas pergaulan antara lelaki dan perempuan menurut

Islam dan sebagainya.

Ahmad Azhar Basyir (1987:6) menyebutkan cakupan akhlak meliputi

semua aspek kehidupan manusia sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk

individu, makhluk sosial, makhluk penghuni dan yang memperoleh bahan dari

kehidupan dari alam serta sebagai makhluk ciptaan Allah. Adapun ruang lingkup

akhlak adalah sebagai berikut26

:

1. Akhlak Terhadap Allah Swt

a. Takut kepada Allah SWT

Takut kepada Allah SWT merupakan ungkapan hati terhadap sesuatu yang

tidak disukai yang akan terjadi di masa yang akan datang dan mengetahui

sebab-sebab yang akan menimbulkan sesuatu yang tidak disukai itu.

Maksudnya bahwa segala perbuatan manusia itu nantinya akan dimintai

pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Maka hal seperti itulah yang

menjadikan seseorang takut kepada Allah SWT. Takut kepada-Nya bukan

berarti menjauh, akan tetapi sebaliknya harus berusaha dekat kepada-Nya

dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala yang menjadi

larangan-Nya. Firman Allah SWT :

26

Ahmad Azhar Basyir, Filsafat Ibadah alam Islam, (Yogyakarta : BPFH UII, 1987), hlm.

6

Page 48: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

35

۸ : ٢٩)

“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan

memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-

kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia

yang besar tersebut”.

Ayat diatas menjelaskan kepada setiap muslim agar jangan melebihkan

dirinya dari orang lain, selain dari jasa-jasa baiknya atau takwa yang berarti

budi kebaikannya kepada sesama manusia. Karena itu Rasulullah Saw tidak

dapat menunjukkan selain dari itu, bahwa kemuliaan itu tetap berdasarkan

kepada takwa semata-mata. Rasulullah Saw bersabda :

“Dari Ibnu Mas‟ud R.a, bahwasanya Nabi Saw berdoa : “Allahumma

innii as-alukal-huda wat-tuqaa wal-„afaafa`` wal-ghinaa” “Wahai Allah,

sesungguhnya saya mohon petunjuk, mohon agar selalu bertakwa, mohon

terjaganya kehormatan diri dan mohon kekayaan kepada-Mu”.28

Hadits di atas merupakan doa yang demikian singkat yang di ajarkan oleh

Rasulullah Saw, tetapi meliputi segala kepentingan hidup. Hidayah meliputi

segala jalan ihtiar sehingga selamat dari kesesatan. Takwa berarti waspada dan

hati-hati serta teliti. Kesopanan berarti menjaga kehormatan diri sehingga tidak

terjerumus ke dalam lembah kerendahan. Kekayaan meliputi kekayaan hati

maupun kekayaan harta. Keempat macam permintaan itu merupakan

kebutuhan manusia yang tidak dapat ditinggalkan.

1. Taubat

Taubat adalah kembali kejalan kebenaran atas dosa-dosa yang telah

dilakukan. Taubat merupakan aktifitas menghapus dosa dengan cara menyesali

dan memohon ampun dan berhenti dari kemaksiatan dan menutup dengan

27

Tim Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, hlm.344

28 Drs. Muslich Shabir, MA, Tarjamah Riyadhus Shalihin I, Semarang : Karya Toha Putra,

2004, hlm. 53

Page 49: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

36

perbuatan baik. Taubat tidak hanya cukup berhenti dari kemaksiatan tanpa

menutupi dengan kebaikan. Menurut al-Qusyairi taubat adalah :

“Taubat adalah kembali dari sesuatu yang dicela oleh syara‟ menuju kepada

sesuatu yang dipuji oleh syara‟.”

Orang yang bertobat berarti telah menyadari bahwa perbuatannya

merugikan orang lain.

Rasulullah Saw bersabda :

“Dari Al Agharr bin Yasar Al-Muzanni ra berkata : Rasulullah Saw

bersabda : “Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah

dan mohonlah ampun kepada-Nya karena sesungguhnya saya bertaubat seratus

kali setiap harinya” (HR. Muslim). 30

Hadits tersebut mengajarkan kepada umat Islam bahwa istighfar

merupakan suatu alat yang terbaik untuk taqarrub (mendekat) kepada Allah

SWT, sebab disitu ada pengertian pengakuan sebagai hamba yang lemah,

disamping pengakuan terhadap kebesaran Allah SWT dan kekuasaan-Nya yang

mutlak tidak terbatas.

Imam Al Ghazali menyebutkan bahwa tingkatan orang yang bertobat ada

empat :

a. Orang yang bertobat dengan sebenar-benarnya, yakni dengan taubat

nashuha;

b. Orang yang bertaubat dengan meninggalkan dosa-dosa besar, namun masih

sering melakukan dosa-dosa kecil, tetapi ia cepat menyadarinya dan kembali

kepada Allah SWT. (AS An-Najm : 32)

c. Orang yang bertaubat dan tidak akan mengulanginya lagi, tetapi ia tidak

berdaya melawan hawa nafsunya untuk berbuat dosa.

29

Al-Qusyairi, al-Risalah al-Qusyairiyyah, Juz I, al-Bab al-Taubat, Maktabah syamilah,

hlm. 44 30

Drs. Muslich Shabir, MA, Tarjamah Riyadhus Shalihin I , hlm. 10

Page 50: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

37

d. Orang yang bertaubat, tetapi setelah itu ia berbuat dosa lagi dan tidak ada

penyesalan dalam dirinya.

Masih menurut al-Ghazali, proses taubat meliputi adanya pengetahuan

(Ilm) kemudian muncul situasi atau kondisi kejiwaan dan perbuatan

“Ketahuilah bahwa taubat merupakan ungkapan tentang kualitas yang terdiri

dari tiga hal yang berurutan, yaitu ilmu, hal(situasi kejiwaan), dan tindakan.

Ilmu adalah yang pertama kali, hal yang kedua hal dan tindakan adalah yang

ketiga. Yang pertama menyebabkan yang kedua dan yang kedua menyebabkan

yang ketiga”.31

2. Akhlak Terhadap Rasulullah Saw

Berakhlak terhadap Rasulullah berarti taat dan cinta kepadanya. Setiap

muslim wajib untuk mentaati segala perintah dan larangan yang disampaikan

oleh Nabi SAW. Mentaati dan mencintai Rasulullah Saw dapat dilakukan

dengan cara :

a. Mencintai dan memuliakan Rasul. Setiap orang yang beriman kepada Allah

SWT tentulah harus mengakui Muhammad Saw sebagai Nabi dan Rasul

yang terakhir (khatamul anbiyaa’a).

b. Mengikuti Rasulullah Saw. Ini adalah salah satu bukti kecintaan seorang

hamba kepada Alah SWT. Ketaatan kepada Rasulullah Saw bersifat mutlak,

karena taat kepada beliau merupakan bagian taat kepada Allah. Apa saja

yang datang dari Rasulullah Saw harus diterima, apa yang diperintahkannya

harus diikuti dan apa yang dilarangnya harus ditinggalkan.

Firman Allah SWT :

31

Abu Hamid al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, Juz IV, Maktabah Usaha Keluarga Semarang,

hlm. 3

Page 51: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

38

“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku,

niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang”.32

(Q.S. Ali Imran/3 : 31)

c. Mengucapkan salawat dan salam. Allah SWT memerintahkan kepada orang-

orang yang beriman untuk mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi,

bukan karena Nabi membutuhkannya. Sebab tanpa doa dari siapapun beliau

sudah pasti akan selamat dan akan mendapatkan tempat yang paling mulia

dan terhormat di sisi Allah SWT. Allah SWT berfirman :

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk

Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan

ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”33

(Q.S. al-Ahzab/33 : 56)

Selain membaca dalam ibadah salat, kita dianjurkan sebanyak mungkin

mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Saw dalam

berbagai kesempatan, terutama sekali manakala mendengar nama beliau

disebut. Nabi menilai orang yang benar-benar bakhil adalah orang yang tidak

mau bershalawat kepada beliau manakala mendengar nama beliau disebut.

“Cukuplah orang mukmin itu kikir dimana saya disebut disisinya namun ia

tidak membacakan salawat atasku” (H.R. Ibnu Majah)34

3 . Akhlak Terhadap Diri Sendiri

Berakhlak terhadap diri sendiri berarti berbuat baik terhadap dirinya, ini

berarti tidak mencelakakan atau menjerumuskan dirinya kedalam perbuatan dosa.

Akhlak tersebut meliputi :

a. Sabar

32

Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 99

33Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 842

34Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, Jil.2, alih bahasa Drs. Moh. Zuhri, (Semarang : CV Asy

Syifa, 2003), hlm. 416

Page 52: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

39

Sabar berarti mengekang dan menahan diri dari segala sesuatu yang tidak

disukai karena mengharap ridha Allah SWT. Menurut Imam al-Ghazali, sabar

merupakan ciri khas manusia. Binatang dan malaikat tidak memerlukan sifat

sabar. Macam-macam sabar antara lain :

1. Sabar menerima cobaan hidup

2. Sabar dari keinginan hawa nafsu

3. Sabar dalam taat kepada Allah SWT

4. Sabar dalam berdakwah

5. Sabar dalam berperang

6. Sabar dalam pergaulan

b. Pemaaf

Pemaaf adalah sikap lapang dada terhadap segala persoalan, baik yang

menimpa dirinya maupun orang lain. Memberi maaf terlebih dahulu kepada orang

lain memang dirasakan sangat berat, apalagi yang harus diberi maaf adalah orang

yang pernah menyakiti. Tetapi jika kita sanggup melaksanakannya berarti kita

telah mengikuti apa yang di ajarkan oleh Rasulullah Saw. Beliau selalu

memaafkan orang-orang yang pernah menyakitinya bahkan mau membunuhnya.

Allah SWT berfirman :

“Jadilah engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta

berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh35

. (Q.S. al-A‟raff/7: 199)

“Dan Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, Maka barang

siapa memaafkan dan berbuat baik. Maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.

Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim”36

.[Q.S. As-Syuura/42:

40]

35

Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya,, 335

36 Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 976

Page 53: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

40

c. Tawadhu‟

Artinya rendah hati. Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya

lebih dari orang lain. Rendah hati tidak sama dengan rendah diri, karena rendah

diri berarti kehilangan kepercayaan diri. Meski dalam pelaksanaannya orang yang

rendah hati terkadang cenderung merendahkan dirinya dihadapan orang lain,

tetapi sikap tersebut bukan lahir dari rasa tidak percaya diri. Orang yang tawadhu‟

menyadari bahwa apa yang dia miliki, baik bentuk rupa yang cantik atau tampan,

ilmu pengetahuan, harta kekayaan, maupun pangkat dan kedudukan dan

sebagainya semua itu adalah karunia dari Allah SWT. Firman Allah SWT :

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah

(datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, Maka hanya kepada-Nya-

lah kamu meminta pertolongan”.

d. Istiqamah

Adalah sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman

sekalipun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan. Istiqamah apabila

dipandang sekilas kelihatannya merupakan suatu hal yang remeh dan tidak

berarti. Maka jarang sekali orang yang menghayati dan mengamalkan isi dari

istiqamah tersebut. Padahal sudah terbukti banyak orang yang bisa menghasilkan

cita-cita mereka dengan melakukan istiqamah dan tabah dalam menanggulangi

segala cobaan dan rintangan. Allah SWT berfirman :

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah",

kemudian mereka tetap istiqamah. Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka

dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka Itulah penghuni-penghuni surga,

mereka kekal di dalamnya; sebagai Balasan atas apa yang telah mereka

kerjakan.”37

[Q.S. Al-Ahqaf/46 : 13-14]

37

Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 1015

Page 54: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

41

“Dari „Abdillah bin Sufyan bin „Abdullah radhiyallahu anhu, ia berkata : "

Aku telah berkata : „Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku tentang Islam, suatu

perkataan yang aku tak akan dapat menanyakannya kepada seorang pun kecuali

kepadamu‟. Bersabdalah Rasululloh Saw : „Katakanlah : Aku telah beriman

kepada Allah, kemudian beristiqamalah kamu‟ “.

d. Sidiq

Sidiq artinya benar atau jujur. Seorang muslim diuntut untuk selalu berada

dalam keadaan benar lahir batin, benar hati, benar perkataan, benar perbuatan.

Antara hati dan perkataan haruslah sama, tidak boleh berbeda apalagi antara

perkataan dan perbuatan. Rasulullah Saw memerintahkan setiap Muslim untuk

selalu shidiq, karena shidiq membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan

mengantarkannya ke sorga. Sebaliknya beliau melarang untuk berbohong karena

kebohongan akan mmembawa kepada kejahatan dan akan berakhir ke neraka.

e. Disiplin

Disiplin berarti taat kepada tata tertib. Disiplin adalah kepatuhan untuk

menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk

tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku. Dalam kehidupan

pribadi diperlukan tata tertib yang mengikat diri agar dapat memanfaatkan waktu

yang ada sebaik mungkin. Dengan disiplin maka akan terbentuk sikap tanggung

jawab dan menghindari sifat malas. Dalam ajaran Islam, banyak ayat Al-Qur‟an

yang memerintahkan disiplin dalam arti ketaatan pada peraturan yang telah

ditetapkan, salah satunya dalam Q.S. An-Nisa/4 : 59,

Allah SWT berfirman :

Page 55: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

42

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan

ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu,

Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika

kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu

lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. An-Nisa/4 : 59)38

Disiplin waktu juga ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya :

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat

menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi

kesabaran.”39

(Q.S. Al-Ashr/103 : 1 – 3)

4. Akhlak Dalam Keluarga

Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama, tempat anak didik

pertama-tama menerima pendidikan dan bimbingan dari orang tuanya atau

anggota keluarga lainnya. Didalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar

kepribadian anak didik pada usia yang masih muda, karena pada usia-usia ini anak

lebih peka terhadap pengaruh dari pendidiknya (orang tuanya dan anggota yang

lain). Dalam ajaran Islam telah dinyatakan oleh Rasulullah saw dalam sabdanya :

38

Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 162

39Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 1284

Page 56: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

43

“.....dari Abi Hurairah r.a berkata, Rasulullah saw bersabda : Setiap anak

dilahirkan ke dasar fitrah maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia

yahudi, nasrani atau majusi, ....”(HR. At-Turmudzi).

Dengan demikian orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam

membentuk kepribadian anak didik. Anak dilahirkan dalam keadaan suci, adalah

menjadi tanggung jawab orang tua untuk mendidiknya (QS. At-Tahrim/66 : 6).

Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap pembinaan

keluarga, perhatian yang sepadan dengan perhatiannya terhadap kehidupan

individu dan kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Demi terpeliharanya

keluarga yang harmonis dan dapatnya unit terkecil dari suatu negara itu

menjalankan fungsinya dengan baik. Islam melalui syariatnya menetapkan sekian

banyak petunjuk dan peraturan.41

Petunjuk dan peraturan tersebut antara lain :

a. Birrul Walidain

Birrul Walidain berarti berbuat baik kepada kedua orang tua. Syariat Islam

telah menempatkan posisi orang tua pada tempat yang istimewa sehingga berbuat

baik kepada keduanya juga menempati posisi yang sangat mulia. Dan sebaliknya

durhaka kepada orang tua akan menempati posisi yang sangat hina. Hal demikain

karena mengingat jasa kedua orang tua yang sangat besar sekali dalam proses

reproduksi dan regenerasi umat manusia. Allah SWT menciptakan manusia yang

pertama kali (Nabi Adam as) dari tanah dan menciptakan pasangannya (hawa)

dari tulang rusuk Adam, kemudian dari pertemuan Adam dan Hawa

berkembanglah umat manusia (laki-laki dan perempuan). Begitulah Allah SWT

seterusnya menciptakan sunnah-Nya tentang reproduksi dan regenerasi secara sah

dan diridhai-Nya melalui hubungan suami istri antara seorang ibu dan bapak.

Secara khusus Allah SWT juga mengingatkan betapa besar jasa dan

perjuangan seorang ibu dalam mengandung, menyusui, merawat dan mendidik

serta memelihara anaknya. Allah SWT berfirman :

40

303. الجزءالثالث صاحب المكتبت السلفيت بالمدينت المنورة ص2223رقم ,سنن التزمذي وهوالجامع الصحيح

41 Dr. M. Quraish shihab, Membumikan Al-Qur’an, Bandung : Mizan, 1996, hlm. 253

Page 57: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

44

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang

ibu - bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang

bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku

dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”42

. [QS al-

Luqman/31 : 14]

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan

sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, ....”.43

(QS. An-

Nisa/4 : 36)

Kemudian bapak, sekalipun tidak ikut mengandung dan menyusui tetapi dia

berperan yang besar dalam mencari nafkah, membimbing, membesarkan dan

mendidik anaknya hingga mampu berdiri sendiri, bahkan sampai waktu yang

tidak terbatas.

Berdasarkan semuanya itu, tentulah sangat wajar, normal dan logis jika anak

dituntut untuk berbuat kebaikan sebaik-baiknya terhadap kedua orang tuanya dan

dilarang keras untuk mendurhakai keduanya.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah

selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-

baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai

berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu

mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak

mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia[850]. Dan

rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan

42

Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya,814

43 Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 155

Page 58: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

45

ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka

berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Q.S. An-Nisa/4 : 23-24)44

[850] Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi

mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.

b. Hak, Kewajiban dan kasih sayang suami istri

Dalam keluarga seorang suami harus memperlakukan istrinya atas dasar

cinta dan kasih sayang baik dengan ucapan, perbuatan dan penampilan yang indah

serta bekerja sama dan memaafkan segala kesalahan. Suami diwajibkan

menyediakan tempat tinggal yang layak sesuai dengan kemampuannya. Demikian

juga seorang istri dilarang memberatkan suaminya. Istri harus dapat memelihara

harta benda suaminya dan menjaga kehormatan dirinya serta rahasia rumah

tangganya.

Seorang suami harus memberikan kesempatan kepada istrinya untuk

menambah pengalaman, ketrampilan dan membekali ilmu pengetahuan dan

ketrampilan kepada anak-anaknya agar dapat hidup mandiri pada masa yang akan

datang. Allah SWT berfirman :

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah

telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita),

dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.

sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara

diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).

wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan

pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika

mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk

44

Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 542

Page 59: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

46

menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar. [Q.S. An-

Nisa/4 : 34].45

Rasulullah Saw bersabda yang artinya :

"Semua orang dari engkau sekalian itu adalah pemimpin dan semuanya saja

akan ditanya perihal pimpinannya. Seorang amir - pemerintah - adalah pemimpin,

orang lelaki juga pemimpin pada keluarga rumahnya, orang perempuan pun

pemimpin pada rumah suaminya serta anaknya. Maka dari itu semua orang dari

engkau sekalian itu adalah pemimpin dan semua saja akan ditanya perihal

pimpinannya." (Muttafaq 'alaih)46

Sebenarnya tanggung jawab suami dan istri adalah sama – sama

penting. Yang berbeda hanya macam dan jenisnya. Istri merupakan mitra kerja

yang sejajar dengan suami, baik dikala menanggung susah maupun merasakan

kegembiraan dalam keluarga.

c. Kasih sayang dan tanggung jawab orang tua terhadap anak

Anak adalah amanah yang harus di pertanggungjawabkan kepada Allah.

Pada umumnya orang tua yang beragama Islam, telah memperkenalkan agama

Islam sejak kecil, sebagai permulaannya adalah kalimat tauhid. Seperti yang di

sebutkan pada sunah rasul saat bayi di lahirkan dari kandungan ibu ia diadzankan

dan diiqamahkan. Lain dengan masyarakat disekitar kita kadang-kadang sering

dijumpai mereka sedang mengajarkan lafal “Basmalah” atau “Alhamdulillah”

pada anaknya yang berumur dua tahun. Kemudian apabila anak-anak tersebut

sudah besar diajarkan tentang huruf hijaiyyah dari alif, ba, dan seterusnya hingga

anak tersebut fasih dalam membaca kitab suci Al-Qur‟an, bahkan lebih dari itu di

ajarkan pula tentang fiqih, mulai bersuci, sholat dan sebagainya, lalu di

ajarkannya pada anak-anak tentang tauhid yaitu tentang 20 sifat wajib bagi Allah,

dan mustahil bagi Allah.

Dilain pihak anak diperkenalkan akhlak yang mahmudah dan madzmumah,

dan juga berbakti pada orang tua termasuk ahlak terpuji, sehingga hukumnya

wajib. Sebagai keluarga muslim maka selain tanggung jawab sebagai pendidik,

maka bertambah lagi dengan menjaga anak agar menjadi muslim yang sholeh.

45

Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 154

46Al Imam An Nawawi, Tarjamah Riyadhus Shalihin, tt, Bab 35 hal 3,

Page 60: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

47

Bagi keluarga muslim yang dituntut ialah adanya rasa wajib bertanggung jawab

atas keagamaan anaknya, Allah berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-

malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan47

. (QS.At-Tahrim/66 : 6)

Dalam ayat ini orang muslim diwajibkan untuk memelihara keluarganya

dari api neraka. Untuk dapat demikian tentulah harus dipelihara keagamaan dari

pada sianak. Ayat ini menjadi asas daripada pendidikan agama dalam keluarga

muslim. Rasa tanggung jawab orang tua untuk memaksakan keagamaan si anak.

d. Silaturahmi dengan karib kerabat

Silaturahmi berarti menghubungkan tali kasih sayang antara sesama anggota

masyarakat. Tetapi silaturahmi yang kita maksudkan disini adalah hubungan kasih

sayang yang terbatas pada hubungan dalam sebuah keluarga besar atau qarabah.

Setiap muslim harus bersikap baik kepada orang tua, anak dan saudara-

saudaranya.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah

yangMaha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang”.

Memutuskan tali persaudaraan adalah dosa besar, rahmat tertolak baginya,

berikut kawan-kawan terdekat dengannya. Oleh karena itu, setiap muslim wajib

bertaubat dari pemutusan terhadap saudara / famili, istighfar dan secepatnya

memperbaiki hubungan dengannya, agar memperoleh rahmat Allah, dan terhindar

47

Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 1148

48Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 1148

Page 61: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

48

dari api neraka. Adapun cara bersilaturahmi (menyambung persaudaraan) dapat

dilakukan dengan cara (bagi yang familinya dekat) cukup dengan menghadiahi

/memberi dan mengunjungi, jika tak mempunyai harta maka dapat memberikan

tenaga, dan bagi keluarga yang jauh dapat dilakukan dengan saling menyurati,

menelpon dan jika berkunjung lebih baik.

1. Hikmah bersilaturahmi :

a. Memperoleh ridho Allah, karena Dia yang memerintahkan

b. Membuat mereka gembira

c. Kesukaan para malaikat, karena mereka senang bersilaturahmi

d. Pujian kaum muslimin kepadanya

e. Memarahkan iblis terkutuk

f. Memanjangkan usia

g. Menambah barakah (cukup) rizkinya

h. Memupuk kasih sayang diantara keluarganya /famili

i. Menambah pahala sesudah matinya, karena selalu dikenang dan didoakan

karena kebaikannya.

2. Fungsi keluarga

Begitu pentingnya posisi keluarga dalam membangun masyarakat bangsa,

maka keluarga harus didorong untuk mengembangkan fungsi sebagai berikut ;

a. Fungsi agama

Keluarga suatu wadah terkecil untuk mendidik. Mengajarkan serta

mengimplemensikan ajaran-ajaran agama bagi kehidupan sehari-hari. Agama

mengajarkan sebuah ketaatan dan ketundukan kepada yang maha pencipta,

mengajarkan cara mengekpresikan penghambaan (ibadah) umat-Nya. Agama

membuat pesan moral, aqidah, etika, estetika yang dengan jelas memaparkan

apa hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan antar manusia , serta manusia

dengan jagad raya. Agama menjamin jika para pemeluk agama konsisten

dengan ajarannya dalam keseharian, maka masyarakat semajemuk apapun akan

hidup selaras dan harmoni.

b. Fungsi sosial budaya

Page 62: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

49

Keluarga menjadi sentral sosialisasi dengan lingkungan dimana mereka

tinggal. Mereka akan berbaur bahkan lebur dalam arus suatu budaya tertentu.

Karenanya, keluarga harus menjadi tegar bagi pelestarian budaya luhur

sekaligus menjadi filter bagi masuknya budaya aneh atau asing yang bisa

menyebabkan disharmoni bagi kebudayaan dan peradaban nasional.

c. Fungsi cinta kasih

Dunia lahir karena cinta kasih. Begitulah dalam keluarga, antara ayah, ibu dan

anak. Hanya memberi tak harap kembali, begitulah kasih orang tua terhadap

anak yang diharapkan dapat menjadi landasan sosialisasi dengan lingkungan

sehingga tidak akan muncul sikap beringas, brutal dan kekerasan lain.

d. Fungsi perlindungan

Jaminan bebas dari rasa takut terhadap apapun, menjadi sebuah keluarga

maupun mengaktualisasikan potensi untuk memenuhi kebutuhan psigkologis,

fisikologis maupun kebutuhan sosialogisnya

e. Fungsi Pendidikan

Pendidikan yang baik adalah keteladanan atas implementasi ajaran agama oleh

orang tua kepada anak. Keteladanan yang diberikan sejak dini akan

membangun basis perilaku positif yang menjadikan anak berkembang secara

alamiah menjadi dirinya sendiri.

Berat memang fungsi yang diemban keluarga, terlebih fungsi ini secara

bersama-sama akan membawa misi kemasyarakatan bahkan misi kebangsaan. Hal

ini tak terelakkan karena dari sanalah kehidupan berangkat, dari sana pulalah tata

kehidupan dimulai.49

5. Akhlak Bermasyarakat

Masyarakat adalah sebuah keluarga besar yang ada dalam sebuah komunitas

yang didalamnya terdapat peraturan, norma ataupun adat yang tidak tertulis, yang

mana semuanya itu sebagai etika hidup dalam masyarakat, sehingga individu

masyarakat akan merasa damai dan tenteram menjalani kehidupannya. Yang

49

Zaini Ibrahim, Revitalisasi Fungsi Menuju Keluarga Sejahtera, Rindang, No.9. Th.

XXIII (April, 1998), hlm. 36

Page 63: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

50

menarik adalah dalam pola kehidupannya dimana unsur kekeluargaan, gotong

royong, tolong menolong ataupun bantu membantu begitu hidup dan tumbuh

berkembang dari generasi ke generasi. Dan realitas itu memang tak terbantahkan.

Barangkali inilah kebenaran dari sebutan manusia selain sebagai makhluk

individu juga sebagai makhluk sosial, yang mana dalam hidupnya saling memiliki

nilai ketergantungan.

1. Kewajiban dengan masyarakat :

a. Tiap individu menyadari dengan sepenuhnya bahwa dirinya adalah bagian

dari masyarakat, sehingga dalam bertindak harus dapat menghindari

benturan-benturan dengan masyarakat.

b. Keluarga juga merupakan bagian dari masyarakat, untuk itu orang tua harus

bisa memberi uswah khasanah pada anak-anaknya.

c. Karena individu dan keluarga itu merupakan bagian dari masyarakat, sudah

barang tentu merupakan suatu kewajiban untuk ikut memelihara

masyarakat agar kehidupan masyarakat itu berlangsung dengan baik.

d. Berpartisipasi dalam pengupayaan dan penghidupan organisasi

kemasyarakatan.

2. Adat Masyarakat

Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat norma yang dianggap sebagai

adat oleh masyarakat, antara lain :

a. Bertamu dan menerima tamu

Sebelum memasuki rumah tangga orang lain hendaklah yang bertamu

memohon ijin dan memberi salam terlebih dahulu kepada penghuni rumah.

Meminta ijin bisa dilakukan dengan kata-kata (salam), dengan mengetuk pintu,

menekan tombol bel atau cara lain yang dikenal baik dalam masyarakat.

Dianjurkan untuk tidak memasuki rumah yang bukan rumahnya sendiri

sebelum mendapat ijin dari penghuninya. Allah SWT berfirman :

Page 64: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

51

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan

rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.

yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. Jika kamu tidak

menemui seorangpun didalamnya, Maka janganlah kamu masuk sebelum kamu

mendapat izin. dan jika dikatakan kepadamu: "Kembali (saja)lah, Maka

hendaklah kamu kembali. itu bersih bagimu dan Allah Maha mengetahui apa

yang kamu kerjakan”.50

(QS. An-Nuur/24 : 27-28)

Menerima dan memuliakan tamu tanpa membeda-bedakan status sosial

mereka adalah salah satu sifat yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasulullah

saw bersabda :

“Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw, beliau bersabda : Barang siapa yang

beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya.

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia

menyambung tali persahabatan, dan Barang siapa yang beriman kepada Allah dan

hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik-baik saja atau hendaklah ia diam

saja.”51

(HR. Bukhori - Muslim).

Memuliakan tamu dapat dilakukan dengan menyambut kedatangannya

dengan muka yang manis dan tutur kata yang lemah lembut, mempersilahkannya

duduk ditempat yang baik dan jika ada dihidangkan minuman dan makanan

sekedarnya.

b. Hubungan baik dengan tetangga

Sebagai makhluk sosial kita hidup dimasyarakat sudah pasti bertetangga.

Allah SWT memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada tetangga.

Firman Allah :

50

Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 690

51Drs. Muslih Shabir, MA, Tarjamah Riyadhus Shalihin, hlm. 359

Page 65: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

52

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan

sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-

anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294],

dan teman sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah

tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.52

[294] Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan

kekeluargaan, dan ada pula antara yang Muslim dan yang bukan Muslim.

[295] Ibnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan

bekal. Termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.

Seorang muslim harus peduli dan memperhatikan tetangganya.

Mengulurkan tangan untuk membantu mengatasi kesulitan hidup yang dihadapi

oleh tetangganya. Jangan sampai terjadi seseorang dapat tidur dengan nyenyak

sementara tetangganya menangis kelaparan. Firman Allah :

“..... dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, ....”.53

c. Hubungan baik dengan masyarakat

Selain dengan tamu dan tetangga, seorang muslim juga harus dapat

berhubungan baik dengan masyarakat yang lebih luas, baik dilingkungan

pendidikan, kerja, sosial dan lingkungan lainnya. Baik dengan orang-orang yang

seagama maupun dengan pemeluk agama lain. Dalam hubungannya dengan

masyarakat non muslim, Islam mengajarkan kepada kita untuk toleransi, yakni

menghormati keyakinan umat lain tanpa berusaha memaksakan keyakinan kita

kepada mereka. Toleransi bukanlah berarti mengakui kebenaran agama mereka,

tapi hanya sebatas mengakui keberadaan agama mereka. Toleransi bukan berarti

52

Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 155-156

53Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 200

Page 66: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

53

kompromi dalam berkeyakinan dan beribadah. Keyakinan dan ibadah dilakukan

sesuai dengan agama masing-masing. Allah SWT berfirman :

“Untukmu agamamu, dan untukkulagh, aamaku."54

(Q.S. al-Kafirun/109 : 6)

D. Metode Pendidikan Akhlak

Berkaitan dengan pendidikan akhlak, ada beberapa metode yang dapat

digunakan55

:

1. Metode Ceramah

Yaitu penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap anak didik

dikelas. Dengan kata lain dapat pula dikatakan bahwa metode ceramah atau

lecturing itu adalah suatu cara penyajian informasi melalui penerangan dan

penuturan secara lisan oleh guru terhadap siswanya.

2. Metode Keteladanan (Uswah Hasanah)

Melalui metode ini orang tua atau pendidik dapat memberi contoh atau

teladan bagaimana cara berbicara, bersikap, beribadah dan sebagainya. Maka anak

atau peserta didik dapat melihat, menyaksikan dan meyakini cara sebenarnya

sehingga dapat melaksanakannya dengan lebih baik dan lebih mudah. Firman

Allah SWT :

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (Q.S. al-Ahzab/33 : 21)56

3. Metode Pembiasaan

54

Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 1291

55 www.pusatpanduan.com/pdf/ metode-metode. diakses tgl 31 Mei 2011, 02.00 – 03.30

AM 56

Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 832

Page 67: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

54

Metode pembiasaan dilakukan secara bertahap. Dalam hal ini termasuk

mengubah kebiasaan-kebiasaan negatif menjadi kebiasaan atau perilaku positif.

Dalam upaya menciptakan kebiasaan yang baik / positif ini dapat dilakukan

dengan dua cara, antara lain ditempuh dengan proses bimbingan dan latihan serta

dengan cara mengkaji aturan-aturan Tuhan yang terdapat dialam raya yang

bentuknya amat teratur. Pembiasaan yang baik sangat penting bagi pembentukan

watak anak atau peserta didik dan juga akan terus berpengaruh pada anak itu

sampai hari tuanya. Menanamkan pembiasaan pada anak-anak terkadang sukar

dan memakan waktu lama. Akan tetapi segala sesuatu yang telah menjadi

kebiasaan akan sukar pula diubah. Maka dari itu, lebih baik menjaga anak-anak

atau peserta didik supaya mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang baik daripada

terlanjur memiliki kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik.

4. Metode Nasihat

Metode inilah yang sering digunakan oleh orang tua atau pendidik terhadap

anak atau peserta didik dalam proses pendidikannya. Memberi nasihat tentang

kebaikan sebenarnya menjadi kewajiban setiap muslim, seperti tertera dalam surat

al-Ashr :

“kecuali orang-orang yang beriman da mengerjakan amal saleh dan nasehat

menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi

kesabaran”57

.

5. Metode Kisah atau Cerita

Adalah suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran dengan

menuturkan secara kronologis bagaimana terjadinya suatu hal, baik yang

sebenarnya ataupun yang rekaan saja. Adapun tujuan yang diharapkan melalui

metode ini adalah : agar anak atau peserta didik dapat memetik hikmah dan

mengambil pelajaran dari kisah-kisah yang disampaikan.

6. Metode pemberian hadiah dan Hukuman

57

Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 1284

Page 68: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

55

Metode pemberian hadiah atau reward ini tujuannya memberikan apresiasi

kepada peserta didik karena telah melakukan tugas dengan baik dan hadiah yang

diberikan tidak harus berupa materi.

Sedangkan hukuman dimaksudkan untuk memberi efek jera kepada peserta

didik agar tidak mengulangi kesalahan-kesalahannya lagi. Agama Islam

memberikan arahan dalam memberi hukuman terhadap anak atau peserta didik

dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Jangan menghukum ketika marah, karena ketika marah akan lebih bersifat

emosional yang dipengaruhi nafsu syaithaniyah

b. Jangan sampai menyakiti perasaan dan harga diri anak atau orang yang

dihukum

c. Jangan sampai merendahkan derajat dan martabat, misalnya dengan menghina

dan memaki didepan umum

d. Jangan menyakiti secara fisik

e. Bertujuan merubah perilaku yang kurang baik atau tidak baik menjadi perilaku

yang terpuji.

______________________

Page 69: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

56

BAB IV

ANALISA MATERI PENDIDIKAN AKHLAK

ANAK DIDIK MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

A. Proses Pendidikan Akhlak

Sesuai dengan tujuan pendidikan akhlak adalah untuk menyiapkan manusia

(peserta didik) agar memiliki sikap dan perilaku yang terpuji baik ditinjau dari

segi norma-norma agama maupun norma-norma sopan santun, adat istiadat dan

tata krama yang berlaku di masyarakat dalam perilaku sehari-hari dalam konteks

sosio-kulural yang berbhineka sepanjang hayat, maka diperlukan adanya sarana

yang menunjang proses pendidikan akhlak. Sarana untuk menyampaikan

pendidikan akhlak bisa ditempuh melalui beberapa cara yaitu (a) memanfaatkan

substansi dan praksis mata pelajaran yang relevan, (b) memanfaatkan tatanan dan

iklim sosial budaya dunia pendidikan yang sengaja dikembangkan sebagai

lingkungan pendidikan yang memancarkan akhlak/moral luhur dan (c)

memanfaatkan media massa dan lingkungan masyarakat secara selektif dan

adaftif.

Ada beberapa macam proses pendidikan untuk membentuk akhlak yang

baik;1

a. Melalui Pemahaman (ilmu)

Pemahaman ini dilakukan dengan cara menginformasikan tentang hakikat

dan nilai-nilai kebaikan yang terkandung didalam obyek itu. Sebagai contoh,

taubat adalah obyek akhlak, oleh karena taubat dengan segala hakikat dan nilai-

nilai kebaikannya harus diberikan kepada si penerima pesan, bisa anak didik,

santri bahkan diri sendiri. Si penerima pesan selalu diberi pemahaman tentang

obyek itu sehingga ia benar-benar memahami dan meyakini bahwa obyek itu

benar-benar berharga dan bernilai dalam kehidupannya baik didunia maupun

akhirat.

Penjelasan tersebut sesuai dengan teori pembentukan sikap yakni bahwa

sikap itu muncul melalui proses kognisi (ilmu), afeksi (hal/ahwal) dan konasi

1 Nasirudin, M.Ag, Pendidikan Tasawuf, hlm. 36-41

Page 70: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

57

(amal). Kognisi berarti pengetahuan atau keyakinan seseorang terhadap sesuatu.

Afeksi berarti perasaan batin (perasaan suka atau tidak suka) terhadap obyek

akhlak dan konasi berarti kecenderungan seseorang untuk melakukan atau

bertindak terhadap sesuatu itu. Proses pemahaman itu berupa pengetahuan dan

informasi tentang betapa pentingnya akhlak mulia dan betapa besarnya kerusakan

yang akan timbul akibat akhlak yang buruk.

Pemahaman berfungsi memberikan landasan logis teoritis mengapa

seseorang harus berakhlak mulia dan harus menghindari akhlak tercela. Dengan

pemahaman seseorang menjadi tahu, insaf dan terdorong untuk senantiasa

berakhlak mulia. Pemahaman dapat bersumber dari al-Qur’an, Sunnah maupun

pernyataan-pernyataan etis dari orang salih. Proses pemahaman ini bisa dilakukan

sendiri maupun oleh orang lain seperti guru, kyai, ustad, orang tua dan orang-

orang yang merasa bertanggung jawab untuk membentuk akhlak yang mulia.

Proses pemahaman melalui orang lain dapat dilakukan melalui proses pengajaran

dengan berbagai metode seperti ceramah, cerita, diskusi, nasehat, penugasan dan

lain sebagainya. Firman Allah :

“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi

kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan

jangan kamu menyembunyikannya...," .2(QS. Ali Imran/3:187)

b. Melalui Pembiasaan (amal)

Proses pembiasaan menekankan pada pengalaman langsung. Pembiasaan

berfungsi sebagai :

1. Penguat terhadap obyek pemahaman yang telah masuk kedalam hatinya yakni

sudah disenangi disukai dan diminati serta sudah menjadi kecenderungan

bertindak.

2 Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, hlm. 137

Page 71: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

58

2. Perekat antara tindakan akhlak dan diri seseorang. Semakin lama seseorang

mengalami suatu tindakan maka tindakan itu akan semakin rekat dan akhirnya

menjadi sesuatu yang tak terpisahkan dari diri dan kehidupannya dan akhirnya

tindakan itu menjadi akhlak.

3. Penjaga akhlak yang sudah melekat pada diri seseorang. Semakin tindakan

akhlak itu dilaksanakan secara terus menerus maka akhlak yang sudah melekat

itu akan semakin terjaga.

Pembiasaan sangat diperlukan dalam pembentukan akhlak karena hati

seseorang sering berubah-ubah meskipun kelihatannya tindakan itu sudah

menyatu dengan dirinya. Lingkungan pendidikan dapat menerapkan proses

pembiasaaan melalui penerapan aturan-aturan tertentu, misalnya lembaga

pendidikan mewajibkan peserta didik perempuannya untuk menutup aurat dalam

proses belajar mengajar. Keluarga menetapkan aturan bahwa TV tidak boleh

dihidupkan antara waktu maghrib dan isya’. Begitu juga seseorang dapat

membuat aturan sendiri

c. Melalui Teladan yang Baik (Uswah Hasanah)

Uswatun hasanah merupakan pendukung terbentuknya akhlak mulia.

Uswataun hasanah lebih mengena apabila muncul dari orang-orang terdekat. Guru

menjadi contoh bagi murid-muridnya, orang tua menjadi contoh yang baik bagi

anak-anaknya, kyai menjadi contoh yang baik bagi santrinya, atasan menjadi

contoh yang baik bagi bawahannya. Tingkah laku perbuatan Rasulullah saw

merupakan contoh yang baik bagi umatnya, sebagaimana firman Allah :

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”3 (QS. Al-Ahzab/33 : 21)

3Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, hlm. 832

Page 72: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

59

Dalam ayat diatas jelas berisi anjuran dan perintah agar orang tua, guru,

kyai, dan pemimpin tidak hanya memberi contoh tapi yang terpenting adalah

menjadi contoh (uswatun hasanah). Contoh yang baik dan lingkungan yang baik

akan lebih mendukung seseorang untuk menentukan pilihan akhlak yang baik.

Demikian juga dengan contoh baik yang ada disuatu lingkungan akan semakin

meyakinkan seseorang untuk senantiasa berada pada nilai-nilai baik yang

diyakininya itu.

Ketiga proses tersebut tidak boleh dipisah-pisahkan, karena proses yang satu

akan memperkuat proses yang lain. Pembentukan akhlak yang hanya

menggunakan proses pemahaman tanpa pembiasaan dan uswatun hasanah akan

bersifat verbalistik dan teoritik. Proses pembiasaan tanpa pemahaman hanya akan

menjadikan manusia-manusia seperti robot yakni berbuat tanpa memahami

makna. Akhlak yang hanya dihasilkan oleh proses seperti ini akan mudah roboh.

Demikian juga, pembentukan akhlak yang tanpa didukung oleh teladan orang-

orang terdekat akan berjalan lamban.

B. Interaksi Materi Pendidikan Akhlak Dilingkungan Keluarga, Sekolah

Dan Masyarakat

1. Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga

Semua ajaran Islam bermuara pada akhlak. Syariat menggariskan tingkah

laku perbuatan yang bernilai akhlak. Dengan perintah-perintahnya syariat

membina akhlak yang positif dan dengan larangan-larangannya syariat

menjauhkan nilai negatif dari akhlak. Pendidikan Islam (akhlak ) dalam keluarga

sangat besar pengaruhnya terhadap kepribadian anak didik, karena itu suasana

pendidikan yang dialaminya pertama-tama akan selalu menjadi kenangan

sepanjang hidupnya. Orang tua memegang peranan penting dalam membentuk

kepribadian akhlak anak didik. Anak dilahirkan dalam keadaan suci, adalah

menjadi tanggung jawab orang tua untuk mendidiknya (QS. 66 : 6). Disinilah

letak tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anaknya, karena anak adalah

amanat Allah yang diberikan kepada kedua orang tua yang kelak akan diminta

pertanggungjawaban atas pendidikan anak-anaknya. Kewajiban orang tua untuk

Page 73: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

60

mendidik anak-anaknya dalam hal pendidikan agama dan pendidikan umum

termasuk didalamnya pendidikan ketrampilan agar kelak anak-anak itu dapat

mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.4 Sebagaimana disebutkan

dalam Al-Qur’an :

“Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan Kami, berilah

Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa

neraka"5 (QS. Al-Baqarah/2 : 201)

2. Pendidikan Akhlak di Lingkungan Sekolah

Sekolah adalah lembaga pendidikan yang penting sesudah keluarga, karena

makin besar kebutuhan anak, maka orang tua menyerahkan tanggung jawabnya

sebagian kepada lembaga sekolah. Sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga

dalam mendidik anak, memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak

mengenai apa yang tidak dapat atau tidak ada kesempatan orang tua untuk

memberikan pendidikan dan pengajaran dalam keluarga.

Pendidikan budi pekerti (akhlak) dan keagamaan yang diselenggarakan

disekolah-sekolah haruslah merupakan kelanjutan, setidak-tidaknya jangan

bertentangan dengan apa yang diberikan dalam keluarga. Pendidikan kearah

pemilikan akhlak yang luhur untuk para siswa merupakan tanggung jawab semua

guru. Oleh karena itu, pembinaannya pun harus oleh semua guru. Dengan

demikian kurang tepat jika dikatakan bahwa mendidik para siswa agar memiliki

akhlak luhur hanya tanggung jawab guru mata pelajaran tertentu, misalnya guru

PPKn atau guru agama saja. Walaupun dapat dimengerti bahwa porsi yang

dominan untuk mengajarkan (pelajaran akhlak) adalah guru yang relevan dengan

pelajaran tersebut.

Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara implisit ia telah

merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan

yang terpikul dipundak para orang tua. Agama Islam sangat menghargai orang-

4Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, hlm. 178

5 Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, hlm. 60

Page 74: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

61

orang yang berilmu pengetahuan (guru/ulama), sehingga hanya mereka sajalah

yang pantas mencapai taraf ketinggian dan keutuhan hidup. Firman Allah :

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan.6(Q.S. Al-Mujadilah/58 : 11)

Untuk menjadi seorang guru yang dapat mempengaruhi anak didik ke arah

kebahagiaan dunia dan akhirat sesungguhnya tidaklah ringan, artinya ada syarat -

syarat yang harus dipenuhi. Adapun syarat - syarat untuk menjadi guru antara

lain7 : Takwa kepada Allah, berilmu, sehat jasmani, baik akhlaknya, bertanggung

jawab dan berjiwa nasional. Yang dimaksud akhlak yang baik dalam Pendidikan

Islam adalah akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti dicontohkan oleh

pendidik utama, Muhammad saw, diantara akhlak guru tersebut adalah :

a. Mencintai jabatannya sebagai guru

b. Bersikap adil terhadap semua muridnya

c. Berlaku sabar dan tenang

d. Guru harus wibawa

e. Guru harus gembira

f. Guru harus bersifat manusiawi

g. Bekerja sama dengan guru-guru lain

h. Bekerja sama dengan masyarakat

Mengenai tugas guru, ahli-ahli pendidikan Islam juga ahli pendidikan barat

telah sepakat bahwa tugas guru adalah mendidik. Dalam literatur yang ditulis oleh

para ahli pendidikan Islam, tugas guru memiliki peran yang strategis dalam

rangka meningkatkan kemampuan (kognisi, afeksi dan motorik) anak didik.

Selain itu juga guru berupaya mengarahkan anak didik untuk menuju manusia

paripurna. Diantara tugas guru antara lain :

a. Guru harus mengetahui karakter seorang murid;

b. Guru harus selalu berusaha meningkatkan keahliannya;

6Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, hlm. 1112

7Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 41- 44

Page 75: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

62

c. Guru harus mampu mengantarkan anak didik kearah pembentukan

moral/akhlak mulia.

Ketiga tugas guru ini, merupakan sebagian dari beberapa tugas pokok

seorang guru. Namun begitu, ketiganya dianggap mewakili dari sekian jumlah

tugas guru. Untuk itu seorang guru perlu dibantu dengan kekuatan dirinya sendiri

dalam upaya menolong anak didiknya menjadi manusia yang mampu

mengamalkan nilai-nilai normatif dalam lingkungannya. Dalam hal ini semua

guru harus menjadi sosok teladan yang berwibawa bagi para siswanya.

Perlu dimengerti bahwa pendidikan akhlak menghendaki keterpaduan dalam

pembelajaran dengan semua mata pelajaran. Pendidikan akhlak diintegrasikan

kedalam semua mata pelajaran, dengan demikian akan menghindarkan adanya

mata pelajaran baru, alat indoktrinasi, media penyaluran kepentingan dan

pelajaran hafalan yang membosankan dan menjemukan.

3. Pendidikan Akhlak di Lingkungan Masyarakat

Proses pertumbuhan dan perkembangan seseorang bermula dari keluarga,

kemudian ditambah dan dilengkapi dengan pendidikan dan pengajaran disekolah

yang selanjutnya dimantapkan oleh masyarakat yang selaras dengan sesuatu yang

diperolehnya dalam lingkungan keluarga dan sekolah. Proses ini jelas merupakan

suatu proses yang saling mempengaruhi dalam dunia pendidikan. Terhadap

pendidikan anak-anak, masyarakat mempunyai pengaruh yang sangat besar.

Masyarakat turut serta memikul tanggung jawab pendidikan. Secara

sederhana masyarakat dapat diartikan sebagai kumpulan individu dan kelompok

yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan dan agama. Pemimpin dan

penguasa dari masyarakat ikut bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan

pendidikan. Sebab tanggung jawab pendidikan pada hakikatnya merupakan

tanggung jawab moral dari setiap orang dewasa baik sebagai perseorangan

maupun sebagai kelompok sosial. Tanggung jawab ini ditinjau dari segi ajaran

Islam, secara implisit mengandung pola tanggung jawab pendidikan.

Page 76: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

63

Prof. Dr. Oemar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany8

mengemukakan

sebagai berikut:

Diantara ulama-ulama mutakhir yang telah menyentuh persoalan tanggung

jawab adalah Abbas Mahmud Al-Akkad yang menganggap rasa tanggung jawab

sebagai salah satu ciri pokok bagi manusia pada pengertian Al-Qur’an dan Islam,

sehingga dapat ditafsirkan manusia sebagai : “Makhluk yang bertanggung jawab”.

Firman Allah :

“... tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.9 (QS. Ath-

Thur/52 : 21)

Sekalipun Islam menekankan tanggung jawab perseorangan dan pribadi

bagi manusia dan menganggapnya sebagai asas, ia tidaklah mengabaikan

tanggung jawab sosial yang menjadikan masyarakat sebagai masyarakat

solidaritas, berpadu dan bekerja sama membina dan mempertahankan kebaikan.

Semua anggota masyarakat memikul tanggung jawab membina, memakmurkan,

memperbaiki, mengajak kepada kebaikan, memerintahkan yang makruf, melarang

yang mungkar dimana tangung jawab manusia melebihi perbuatan-perbuatannya

dan maksud-maksudnya, sehingga mencakup masyarakat tempat ia hidup dan

alam sekitar yang mengelilinginya. Islam tidak membebaskan manusia dari

tanggung jawab tentang apa yang berlaku pada masyarakatnya dan apa yang

terjadi disekelilingnya atau terjadi dari orang lain. Terutama jika orang lain itu

termasuk orang yang berada dibawah perintah dan pengawasannya seperti istri,

anak dan lain-lain. Firman Allah :

8Oemar Mohammad Al-Toumy Al-syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, alih Bahasa

Hasan Langgulung, (Jakarta : Bulan Bintang, 1979), hlm. 381-390

9Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, hlm. 1061

Page 77: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

64

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada

kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar,

merekalah orang-orang yang beruntung.10

(Q.S. Ali Imran/3 : 104)

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh

kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.

Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara

mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang

fasik”.11

(Q.S. Ali Imran/3 : 110)

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka

(adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh

(mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,

menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan

diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha

Bijaksana12

.(Q.S. At-Taubah/9 : 71)

Dengan demikian jelaslah bahwa tanggung jawab dalam Islam bersifat

perseorangan dan sosial sekaligus. Selanjutnya siapa yang memiliki syarat-syarat

ini tidak hanya bertangung jawab terhadap perbuatannya dan perbaikan dirinya

(akhlak), tetapi juga bertanggung jawab terhadap perbuatan orang-orang yang

berada dibawah perintah, pengawasan, tanggungannya dan perbaikan

masyarakatnya. Ini berlaku atas diri pribadi, istri, bapak, guru, golongan,

lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah.

_________________________

10

Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, hlm. 116

11Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, hlm. 117

12Tim Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, hlm. 378

Page 78: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari uraian di atas, maka konsep materi pendidikan akhlak anak

didik dalam perspektif Islam dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pendidikan akhlak merupakan suatu proses mendidik, memelihara,

membentuk dan memberikan latihan mengenai akhlak dan kecerdasan

berpikir baik yang bersifat formal maupun informal yang didasarkan pada

ajaran-ajaran Islam. Dan pada sistem pendidikan Islam ini khusus

memberikan pendidikan tentang akhlak dan moral yang bagaimana yang

seharusnya dimiliki oleh seorang muslim agar dapat mencerminkan

kepribadian seorang muslim.

2. Pendidikan akhlak mencakup tujuan dan materi. Adapun tujuan dari

pendidikan akhlak adalah menyiapkan manusia (peserta didik) agar

memiliki sikap dan perilaku yang terpuji menurut norma-norma agama

maupun norma-norma sopan santun atau adat istiadat yang berlaku

dimasyarakat atau dengan kata lain agar setiap orang berbudi pekerti /

berakhlak mulia, bertingkah laku yang baik sesuai dengan ajaran Islam.

Sedangkan materi dari pendidikan akhlak (Islam) secara umum meliputi

pendidikan keimanan, pendidikan moral/akhlak, pendidikan fisik/jasmani,

pendidikan rasio/akal, pendidikan kejiwaan dan pendidikan seksual. Adapun

secara khusus meliputi akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap Rasulullah

Saw, akhlak terhadap diri sendiri, akhlak dalam keluarga, dan akhlak

bermasyarakat. Jadi tujuan dan materi dalam pendidikan akhlak adalah

semata-mata untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dunia dan

akhirat. Metode yang digunakan dalam pendidikan akhlak meliputi metode

ceramah, metode keteladanan/ uswah hasanah, pembiasaan, nasihat,

kisah/cerita dan metode pemberian hadiah dan hukuman.

Page 79: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

66

B. Kata Penutup

Segala puji bagi Allahyang telah memberikan petunjuk bagi penulis untuk

dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan ini jauh dari

sempurna. Hal ini karena keterbatasan penulis sehingga terdapat kekurangan-

kekurangan, maka dari itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang

kontraktif guna lebih sempurnanya skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya juga pembaca pada umumnya.

Selanjutnya penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa tanpa bantun dari

semua pihak yang terkait, rasanya sulit skripsi ini terselesaikan. Oleh karenanya

penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Semoga amal

kebaikannya menjadi pahala disisi Allah SWT. Amin

Penulis

Page 80: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

67

3. Pendidikan menurut bahasa adalah mendidik, melatih, memelihara dan

membimbing. Sedangkan pendidikan menurut istilah adalah pendidikan kita

artikan sebagai latihan mental, moral dan fisik yang menghasilkan manusia

berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas kewajiban dan tanggung jawab

dalam masyarakat selaku hamba Allah, maka pendidikann berarti

menunbuhkan personalitas (kepribadian) serta menanamkan tanggung

jawab.

4. Akhlak menurut bahasa berasal dari bahasa arab yang berarti budi pekerti,

perangai, tingkah laku atau tabiat. Menurut pengertian sehari-hari umumnya

akhlak itu disamakan dengan budi pekerti, kesusilaan, sopan santun.

Sedangkan akhlak menurut istilah adalah kehendak jiwa manusia yang

menimbulkan pernbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan

pikiran terlebih dahulu. Atau akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak

yang mantap, kekuatan dan kehendak mana berkombinasi membawa

kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar (dalam hal akhlak yang

baik) atau pihak yang jahat (dalam hal pihak yang jahat).

5. Sesuatu yang dikatakan baik apabila ia memberikan kesenangan, kepuasan,

kenikmatan, sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan buruk apa yang

dinilai tidak menyenangkan dan tidak memberikan kepuasan karena tidak

sesuai dengan yang diharapkan, sehingga ini dinilai negatif oleh orang lain.

6. Dalam rangka mensosialisakan nilai-nilai luhur Islam, dalam praktek

pendidikan diperlukan nilai-nilai akhlak dan melibatkan pada operasional

nilai-nilai tersebut. Pendidikan Islam yang mengutamakan pendidikan

akhlak tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk memtransformasi ilmu

pengetahuan secara akademik lewat jalur pendidikan formal, akan tetapi

Page 81: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

68

pada dasarnya merupakan sebuah institusi soaial, fungsi pendidikannya

secara ideal menjadi fungsi budaya untuk melestarikan dan mengembankan

sistem nilai masyarakatnya sebagai suatu organized intelegence. Maka

pendidikan akhlak menjadi centrum dari berbagai kecerdasan yang

diorganisasi untuk menyelengarakan sebuah lingkungan masyarakat yang

beradab. Karenanya diskursus tentang pendidikan akhlak, harus diangkat

dari penelaahan konsep dan hakikat manusia.

7. Setiap guru mengajar tentunya harus membelajarkan siswanya sesuai

dengan tujuan utuh pendidikan. Tuijuan utuh pendidikan jauh lebih luas dari

misi pengajran yang dikemas dalam tujuan khusus pendidikan.

8. Metode-metode yang digunakan dalm proses pendidikan akhlak antara lain

adalah metode ceramah, metode keteladanan (uswah hasanah), metode

pembiasaan metode nasihat, metode kisah atau cerita dan metode pemberian

hadiah atau hukuman.

Penulis

Page 82: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Achmadi, Abu, Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung : CV Pustaka

Setia, 1997

Amin, Ahmad, Etika (Ilmu Aklak), Jakarta : Bulan Bintang, 1975

al-Attas, Muhammad Naquib, Konsep Pendidikan Dalam Islam, Bandung :

Mizan, 1988

al-Ghazali, Abu Hamid, Ihya’ Ulumuddin, Juz III, Usaha Keluarga Semarang, tt

------, Ihya’ Ulumuddin, Juz IV, Semarang, Maktabah Usaha Keluaga, tt

Al-Qusyairi, al-Risalah al-Qusyairiyyah, al-Bab al-Taubat, Juz I, Maktabah

Syamila, tt

al-Toumy as-Syaibany, Oemar Muhammad, Falsafah Pendidikan Islam, alih

bahasa Dr. Hasan Langgulung, Jakarta : Bulan Bintang, 1979

at-Tirmidzy, Sunan, Al-Jami’us shahih, Juz III, Maktabah Salafiyyah, Madinah al-

Munawarah, tt

An-Nawawi, al-Imam, Tarjamah Riyadhus Shalihin, Bab XXXV, ttp, tt

Basyir, Ahmad Azhar, Filsafat Ibadah Dalam Islam, Yogyakarta : BPFH UII,

1987

Bahreisy,Salim, Tarjamah Riyadhus shalihin I, Bandung : PT Al Ma’arif, 1986

Daradjat, Zakiah, Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta : Indra Buana,

1999

Tim Departemen Agama RI, , Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta : Proyek

Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, 1984

------, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang : PT Karya Toha Putra, 1988

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta : Balai Pustaka, 1997

Hasan, Ali M, Tuntunan Akhlak, Jakarta : Bulan Bintang, 1982

Hawwa, Said, Tarkiyatun Nafs Inti sari Ihya’ Ulumuddin, Terj. Tim Kuwais,

Jakarta : Darus Salam, 2005

Page 83: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

Ibrahim, Zaini, Revitalisasi Fungsi Menuju Keluarga sejahtera, Rindang, No. 9

Tahun XXIII, 1998

Ilyas, Yunahar H, Kuliah Akhlak, Cet. IX, Yogyakarta : Lembaga Pengkajian dan

Pengamalan Ilmu (LPPI), Pustaka Pelajar Offset, Desember 2007

Jalaludin, Teologi Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003

Mahjudin, Kuliah Akhlak - Tasawuf, Jakarta : Kalam Mulia, 1991

Mahmud, Ali Abdul Halim, Tarbiyah Khuluqiyah, Solo : Insani Press, Cet.III,

2003

Marimba, Ahmad D, Pengantar Filsafat Islam, Bandung : PT Al Ma’arif, 1989

Maskawaih, Ibnu, Tahdzib al-Akhlaq, Bab I, Maktabah Syamila, tt

Muchtar, Heri Jauhari, Fikih Pendidikan, Bandung : PT Temaja Rosda Karya,

2005

Mujib, Abdul, Muhaimin, , Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung : Trigenda

Karya, 1993

Nashih Ulwan, Abdullah, Pedoman Pendidikan Akhlak Dalam Islam, Jil.I,

Semarang : CV Asyifa, 1988

Nasirudin, Pendidikan Tasawuf, Semarang, Rasail Media Group, 2009

Permendiknas, Lampiran No. 22 Tahun 2006, Standar Isi, inas Pendidikan, 2007

Ridla, M.Rasyid, Tafsir al-Manar, Jilid IV, Beirut, Dar al Fikr, tt

Shabir, Muslich, TarjamahRiyadhus Shalihin, Jil.I, Semarang : PT Karya Toha

Putra, 2004

Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Bandung : Mizan, 1996

Surya Brata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta : UGM Rajawali Press, 1984

Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, Jakarta : PT Rineka Cipta, 1999

www.artikata.com/arti-325206-didik.php. diakses tgl 13 Januari 2011

www.pusatpanduan.com/pdf/metode-metode. diakses tgl 31 Mei 2011

Zaein, Moh. H, Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta : Indra Buana, 1999

Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1995

Page 84: KONSEP MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · Masalah moral (akhlak) adalah suatu yang menjadi perhatian dimana

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Muhamad Lazim

2. Tempat & Tgl. Lahir : Mantingan, Salam, Magelang, 4 Juli 1972

3. NIM : 093111245

4. Alamat Rumah : Rt 01 / RW 04 Madon Mantingan Salam Magelang

HP : 081802711162

e-mail : -

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidkan Formal

a. SD : SD Negeri Ngluwar II 1985

b. SMP : SMP Muhammadiyah Ngluwar 1988

c. SLTA : MAS Ma’arif Ngluwar 1993

d. D2 : IAIN Walisongo Semarang 2001

e. S1 : IAIN Walisongo Semarang 2011

Semarang, 6 Juni 2011

Muhamad Lazim

NIM : 093111245