konsep matii
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 konsep matii
1/24
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang dengan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan tak lupa menguapkan terima kasih
kepada d!sen yang telah memberi keperayaan kepada kami untuk mengerjakan tugas ini,
serta teman"teman yang telah ikut andil dalam pembuatan makalah ini.
Dalam pr!ses penulisan serta penyusunan makalah ini kami menyadari makalah ini
jauh dari sempurna. #ntuk itu kami berharap agar d!sen tetap mendampingi mengarahkan
dan memberi petunjuk dalam menapai suatu tujuan untuk hasil penyusunan yang maksimal.
$ami akan selalu berterima kasih bila ada kritik dan saran yang bersi%at membangun
dalam terselenggaranya penyempurnaan tugas-tugas kami ke depan.
Terima kasih,
-
7/23/2019 konsep matii
2/24
KONSEP MATI DALAM BIDANG KEDOKTERAN
Di &asyarakat, kematian menjadi suatu %en!mena yang mungkin merupakan hal yang
ukup menarik untuk dibiarakan karena setiap manusia pasti akan mengalaminya. $ematian
adalah hal mutlak dalam sejarah kehidupan manusia. &eskipun kematian itu sendiri menjadi
%en!mena yang telah akrab dengan manusia, namun bukan hal yang mudah untuk
menentukan kapan kematian itu benar-benar terjadi sehingga memunulkan banyak
keraguan-keraguan tentang kematian itu sendiri. Di sisi lain, kematian juga dapat
memunulkan pertanyaan apakah kematian itu datang seara tiba-tiba atau mungkin ada
tahapan-tahapan tersendiri yang akan dialami sese!rang yang seara umum dapat dimengerti
sebagai suatu pr!ses menjelang kematian' #ntuk menjelaskan pers!alan ini kita bisa melihat
hasil !bser(asi yang dilakukan !leh )lisabeth $ubler-*!ss atas !rang-!rang yang berada
dalam pr!ses menjelang kematian mereka dalam k!nteks psik!l!ginya.
&enurut )lisabeth $ubler-*!ss terdapat lima tahapan yang dialami sese!rang ketika
menjelang kematiannya. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut+
. Tahap Pertama+ Penyangkalan dan Pengasingan Diri*eaksi pertama ini mungkin terjadi dari mereka yang menyadari baha penyakit
mereka sudah sangat parah dan benar-benar akan membaa mereka pada kematian.
Pasien pada tahap ini akan mengalami suatu sh!k yang hebat. Selain rasa terkejut
yang mereka alami, biasanya mereka akan menyangkal akan k!ndisi mereka yang
sebenarnya. #ntuk sementara aktu pasien akan terus bersikap sedemikian rupa,
tetapi pada aktu dan kesempatan lain dia akan menyingkirkan sikap dan pemikiran
tersebut dan menggantikannya dengan perjuangan untuk mempertahankan
kehidupannya. Penyangkalan biasanya menjadi sikap sementara dan akan segera
disusul dengan sikap menerima, meskipun tidak sepenuhnya. ungsi penyangkalan
mungkin bisa dikatakan sebagai suatu penahan setelah mengetahui berita tak
tersangka-sangka yang sangat mengejutkan itu. Penyangkalan ini bisa membantu
pasien untuk menyadari diri atau menguasai diri sepenuhnya.
/. Tahap $edua+ &arah
$alau tahap pertama yang berupa penyangkalan sudah tidak dapat dipertahankan lagi,
biasanya akan diganti dengan perasaan marah, gusar, emburu dan beni. Pada tahap
kemarahan ini, pasien menjadi sangat sulit diatasi, baik !leh keluarga maupun !leh
-
7/23/2019 konsep matii
3/24
tenaga medis. Hal tersebut disebabkan karena kemarahan ini ditunjukkan dan
diperlihatkan kepada lingkungan dan !rang-!rang di sekitarnya. Para d!kter dianggap
tidak mampu, tidak pr!%esi!nal, bahkan dianggap amatir !leh pasien, dan mereka
diap tidak tahu pemeriksaan dan usaha mana yang memang diperlukan, serta diet
mana yang harus diterapkan untuk pasien. Seringkali para peraat menjadi sasaran
kemarahan pasien pada tahap ini. &ereka dianggap menahan pasien terlalu lama di
rumah sakit atau tidak mengh!rmati berbagai keinginan pasien sesuai dengan
kedudukan khususnya. Pendek kata, pada tahapan ini, apa pun yang dilihat pasien
akan menimbulkan keluhan dan kemarahan.
0. Tahap $etiga+ Taar-&enaar
Tahap ketiga ini tidak terlalu diketahui namun sebenarnya tahap ini bisa sangat
men!l!ng pasien. &ungkin pasien tidak terlalu menyadari apa yang dilakukannya,tetapi tahap ini sangat membantu pasien, meskipun hanya untuk sementara aktu.
1ila pasien menyadari baha dia tidak mampu lagi menghadapi kenyataan yang
sangat menyedihkan pada aal tahap dan mengambil sikap marah terhadap !rang lain
serta member!ntak kepada Tuhan pada tahap kedua, b!leh jadi dia kemudian
men!ba mengupayakan jalan damai dengan membuat suatu jenis perjanjian yang
dirasa dapat menunda kejadian yang tidak diharapkan. $einginan pasien ini hampir
selalu merupakan upaya untuk memperpanjang hidup. $emudian keinginan ini
diperhalus dengan mem!h!n berkurangnya hari-hari yang penuh penderitaan atau
dirasa tidak enak. Taar-menaar merupakan usaha untuk menunda kematian dan
dalam taar-menaar ini si pasien menjanjikan imbalan 2hidup dengan lebih baik3,
bahkan memberi batas aktu bagi dirinya sendiri. Taar-menaar biasanya dilakukan
seara rahasia di hadapan Tuhan, atau di sela-sela pembiaraan, atau di ruang imam,
atau !rang yang diperaya dalam hidup r!haninya.
4. Tahap $eempat+ Depresi
1ila pasien tidak mampu lagi menghindari penyakitnya, bila dia terpaksa menjalanipembedahan atau masuk rumah sakit untuk peraatan, bila dia mulai mempunyai
sympt!m lain atau menjadi lemah dan kurus, maka dia tidak akan dapat tersenyum
dengan mudah lagi. &unul lah suatu perasaan kehilangan. Perasaan kehilangan ini
mungkin berhubungan langsung dengan penyakitnya. &ungkin pula perasaan
kehilangan ini berhubungan dengan akibat sakitnya. Tetapi yang paling terasa sebagai
suatu kesedihan adalah rasa duka yang begitu mendalam karena dia harus bersiap-siap
untuk berpisah dengan dunia seluruhnya untuk selama-lamanya. Dia bersedih karena
harus berpisah dengan !rang-!rang yang diintainya, yang menjadi pusat perjuangan
-
7/23/2019 konsep matii
4/24
hidupnya, dengan peran yang dimainkan di dalam kehidupan keluarga maupun di
masyarakatnya. Pada tahap ini, kalau dia diberi kesempatan untuk mengungkapkan
kesedihannya, akan lebih mudah bagi dia untuk menerima nasibnya dengan pasrah.
Dia akan berterima kasih kepada !rang-!rang yang dengan setia mendampinginya
tanpa memberikan nasehat untuk tidak bersedih. Pada tahapan ini, umumnya pasien
lebih banyak berdiam diri.
5. Tahap $elima+ &enerima dan Pasrah
$alau se!rang pasien sudah mempunyai ukup aktu, misalnya tidak mengalami
kematian mendadak, dan telah dibantu di dalam meng!lah langkah-langkah
sebelumnya, dia akan sampai kepada tahap ketika dia tidak lagi merasa depresi
maupun marah terhadap nasibnya. Dia akan mulai belajar untuk menerima segala
kehilangan !rang-!rang dan tempat yang berarti baginya yang segera datang. Padatahap ini si pasien merasa lelah dan lemah. Dia sering tertidur. Namun tidurnya
tersebut berbeda dengan kebutuhan tidur selama aktu depresi dan duka. Tidur ini
bukan dimaksudkan untuk menghindari, atau sebagai kesempatan untuk istirahat dari
rasa sakit, rasa tidak enak atau rasa terganggu. $egiatan tidur ini bukanlah suatu
keputusasaan atau sikap menyerah yang tanpa harapan, meskipun kadang-kadang
ungkapan maam itu teruap pula. Saat penerimaan ini tidak selalu berarti bahagia
pula. Pada tahap ini, se!lah-!lah rasa sakit telah tiada, perjuangan sudah selesai, dan
tiba saatnya untuk menuju ke peristirahatan terakhir.
Apa yang telah dikemukakan !leh )lisabeth $ubler-*!ss tersebut bukanlah sesuatu
yang mutlak terjadi pada setiap !rang. Namun seara umum sese!rang yang akan mengalami
kematian akan mengalami tahapan-tahapan seperti itu. Hal ini memang lebih bersi%at
psik!l!gis. Tetapi k!ndisi psik!l!gis sese!rang ketika dia mengetahui baha suatu penyakit
telah dideritanya akan sangat mempengaruhi epat atau lambatnya kesembuhan yang akan
dia dapatkan. Sehingga hal ini juga akan mempengaruhi epat atau lambatnya pr!ses
kematian yang akan dia alami.
Penjelasan di atas memberikan jaaban atas pers!alan seputar tahapan-tahapan yang
dialami sese!rang menjelang kematian. 1erkaitan dengan kematian itu sendiri, Tabrani *ab
mengatakan terdapat empat penyebab terjadinya kematian pada diri manusia yaitu+
berhentinya pernapasan, matinya jaringan !tak, tidak berdenyutnya jantung, serta adanya
pembusukan pada jaringan tertentu !leh bakteri.
-
7/23/2019 konsep matii
5/24
Selanjutnya munul pers!alan lebih jauh yaitu tentang kapan sese!rang dapat
dinyatakan telah mengalami kematian. &eskipun kematian merupakan hal yang %en!menal di
tengah kehidupan manusia, namun bukan hal yang mudah untuk memutuskan baha
sese!rang telah mengalami kematian.
Di masa sekarang pun ternyata tidak mudah untuk menentukan apakah sese!rang
telah mengalami kematian atau tidak. $emajuan ilmu dan tekn!l!gi telah menghasilkan
berbagai peralatan anggih dalam dunia ked!kteran. Pendapat yang sudah ukup lama dianut
!leh banyak kalangan masyarakat baha kematian dapat ditetapkan ketika jantung berhenti
berdenyut dan perna%asan sudah tidak ada lagi, saat sekarang ini sudah tidak bisa dijadikan
t!lak ukur dan auan ketentuan kematian. Dengan bantuan life support system, !rang yang
menurut pendapat-pendapat yang dibenarkan di masa lampau dianggap telah mati, bisa
diyakinkan masih hidup, atau setidaknya diperpanjang masa kehidupannya. Namun
kebenaran apakah !rang tersebut benar-benar hidup atau hanya e%ek yang ditimbulkan !leh
li%e supp!rt system bisa menjadi masalah tersendiri. 1isa jadi, !rang yang bernapas di
hadapan kita dengan bantuan li%e supp!rt system itu hanyalah mayat, yakni mayat yang
bernapas. Tentu hal ini akan menimbulkan pers!alan tersendiri, apa tindakan yang harus
diambil terhadap mayat yang seperti itu. &aka perlu adanya de%inisi yang bisa diterima
seara uni(ersal sebagai t!lak ukur untuk menentukan kapan dan bagaimana sese!rangdinyatakan telah mati.
*!bert &. 6eath dalam bukunya Death, Dying and the 1i!l!gial *e(!luti!n,
sebagaimana yang dikutip !leh Shann!n, mengemukakan empat pendekatan untuk
mende%inisikan kematian, yaitu+
. Pertama, berkaitan dengan jantung dan paru. De%inisi ini menerminkan pengertian
tradisi!nal tentang kehidupan dan kematian. $arena napas dan darah merupakan
bahan yang utama penentu kehidupan. &aka bila pernapasan dan aliran darah tidak
terjadi lagi berarti kematian telah menjadi kenyataan. Tetapi hal ini masih bisa
menjadi pernyataan yang meragukan.
/. $edua, berkenaan dengan pemisahan tubuh dan jia. De%inisi ini dilatarbelakangi
!leh perspekti% %il!s!%is dan religius. &anusia dipahami sebagai kesatuan tubuh
dengan jia, atau kesatuan tubuh dan bentuk. 7ia atau bentuk menjiai tubuh atau
materi. Dari k!ndisi itu maka tersusunlah makhluk yang disebut manusia. $ematian
berlangsung bila dua unsur ini dipisahkan. $ematian diartikan sebagai terputusnya
-
7/23/2019 konsep matii
6/24
kesatuan tubuh dengan jia. De%inisi ini pun menimbulkan pers!alan, yakni kapan
saat terputusnya kesatuan itu.
0. $etiga, kematian !tak. De%inisi ketiga berasal dari kriteria untuk k!ma ire(ersibel
yang ditetapkan !leh sebuah panitia ad h! pada Har(ard &edial Sh!!l tahun 89:.
$riteria ini adalah tidak sanggup menerima rangsangan dari luar dan tidak ada reaksi
atas rangsangan, tidak ada gerak sp!ntan atau pernapasan, tidak ada re%leks; dan
situasi ini dipastikan !leh eletr!enephal!gram . &enurut pandangan ini, !tak
adalah tempat terjadinya kematian, karena !tak adalah !rgan yang mengatur semua
sistem !rgan lain dan merupakan dasar bagi kehidupan s!sial sese!rang di dunia.
Dengan kematian !tak atau ketidaksanggupannya yang ire(ersibel untuk ber%ungsi,
maka prasyarat bi!l!gis bagi keberadaan sese!rang sudah tersingkir. $ematian
seluruh !tak berarti kematian manusia, karena
tanpa !rgan ini bagi manusia tidak mungkin mempertahankan dan menjalankan %ungsi
bi!l!gisnya dan karena itu juga tidak akan mampu lagi menjalankan %ungsi s!sialnya.
4. $eempat, kematian ne!!rte?. 1isa terjadi, khususnya dalam kasus k!ma ire(ersibel,
baha hanya batang !tak sese!rang yang masih akti%. $arena batang !tak ini
menjalankan sistem sara% kita yang sp!ntan, bisa saja !rang itu masih sp!ntan
bernapas dan jantungnya masih berdenyut. &enurut de%inisi ketiga tadi !rang itu
belum mati. De%inisi keempat menari jalan keluar dari situasi ini dengan hanya
menganggap ne!!rte? sebagi dasar bagi de%inisi kematian. Ne!!rte? dipilih karena
tampaknya merupakan prasyarat bi!l!gis bagi kesadaran dan kesadaran diri, yang
menandai manusia sebagai iri khasnya.
@lmu ked!kteran m!dern telah mengembangkan ara yang lebih baik untuk
menentukan saat kematian, di antaranya dengan merekam kegiatan !tak dengan
menggunakan alat yang disebut eletr!enephal!gram . 1ila gambar ))= kelihatan
datar, berarti semua akti(itas !tak dianggap telah berhenti, maka !rang yang bersangkutan
dinyatakan mati. Tetapi, seringkali !rang dalam keadaan demikian masih bisa dihidupkan
lagi, misalnya dalam kasus hyp!thermia atau !(erd!sis !bat. Dalam dunia ked!kteran dikenal
adanya kematian klinis, yakni keadaan yang di mana kegiatan perna%asan, jantung dan reaksi
!tak kelihatan berhenti, tetapi resusitasi tidak dikesampingkan. Waktu untuk resusitasi
umumnya lima menit, dan di dalam kasus istimea seperti hyp!thermia diberi aktu tiga
puluh menit. Tetapi leat dari aktu itu akan terjadi kerusakan !tak seara t!tal dan diikuti
dengan kematian bil!l!gis, yakni saat ketika sekurang-kurangnya !tak sudah kehilangan%ungsinya seara permanen dan tidak dapat dihidupkan kembali. $ematian bi!l!gis bersi%at
-
7/23/2019 konsep matii
7/24
de%initi%+ kehilangan %ungsi (ital dan rusaknya semua !rgan dan jaringan yang tidak dapat
direparasi lagi.
Dalam k!nteks @nd!nesia, Pengurus 1esar @katan D!kter @nd!nesia telah
mengeluarkan pernyataan tentang mati. Dalam pernyataan tersebut dikemukakan antara lain
baha dalam tubuh manusia ada tiga !rgan penting yang selalu dilihat dalam penentuan
kematian sese!rang yaitu jantung, paru-paru, dan !tak, khususnya batang !tak.
7antung merupakan salah satu %akt!r yang perlu diperhatikan dalam menentukan
kematian sese!rang. 1ila jantung berhenti maka akan mengakibatkan berhentinya
pernapasan. 1ila jantung berhenti bekerja maka pengedaran darah ke seluruh tubuh tidak
akan berjalan dan pada gilirannya seluruh !rgan manusia menjadi kaku. $emudian paru-paru,
!ksigen dan an!ksemia bagian inilah yang menerimanya. &aka bila paru-paru ini berhenti
bekerja, tidak ada lagi yang menarik !ksigen masuk ke dalam tubuh manusia, sementara
!ksigen merupakan kebutuhan (ital manusia untuk dapat bernapas. tak dan segala syara%nya
sangat peka terhadap kekurangan !ksigen dan an!ksemia. Di sinilah terdapat hubungan yang
erat antara !tak dan paru-paru. 1ila !takBbatang !tak mati, maka segala syara%nya tidak dapat
lagi bekerja seara !t!matis, dan dengan demikian seara t!tal tidak lagi dapat ber%ungsi.
Seara sederhana dapat dinyatakan baha dalam perspekti% ilmu ked!kteran,kematian terjadi bilamana %ungsi sp!ntan pernapasan dan jantung telah berhenti
seara pasti atau !tak, termasuk di dalamnya batang !tak, telah berhenti seara
t!tal. Dengan demikian, kematian berarti berhentinya bekerja seara t!tal paru-paru dan
jantung atau !tak pada suatu makhluk.
Namun demikian, selama pr!ses meninggal dunia tetap berlangsung dalam k!nteks
tekn!l!gis, berbagai de%inisi ini akan tetap diperdebatkan. 1anyaknya de%inisi tentang mati
memunulkan kesan yang tak terelakkan, yakni se!lah-!lah mati dari aktu ke aktu selalu
mengalami perubahan. Sementara di pihak lain, pr!ses kematian sejak manusia pertama
hingga kini tidak pernah berubah sampai berakhirnya sejarah manusia. &aka sudah
seajarnya de%inisi mati juga tidak berubah-ubah.
1iara tentang mati atau kematian, tidak luput dari pembahasan tentang Tanat!l!gi.
Tanat!l!gi berasal dari kata thanat!s dan l!g!s .
Sehingga tanat!l!gi dapat diartikan sebagai bagian dari ilmu ked!kteran yang mempelajari
-
7/23/2019 konsep matii
8/24
kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta %akt!r yang mempengaruhi
perubahan-perubahan tersebut.
$ematian itu sendiri dapat diartikan sebagai berakhirnya pr!ses kehidupan yang dapat
dikenal seara klinis dengan tanda-tandanya berupa perubahan-perubahan pada tubuh
setelahnya. 7enis-jenis dari kematian itu sendiri terdiri atas+
. &ati S!matisB&ati $linisBSistematis
Adalah terhentinya ketiga sistem penunjang tubuh seara permanen. 1entuk klinisnya
berupa tidak didapatkan re%leks-re%leks, denyut jantung, gerak na%as, dan bentuk klinis
lain yang berhubungan.
/. &ati SelulerB&ati &!lekulerAdalah berhentinya akti(itas sistem jaringan, sel, dan m!lekuler tubuh, sehingga
terjadi kematian !rgan atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian
s!matis. C!nt!hnya seperti pada susunan sara% yang akan mati atau terhenti
akti(itasnya dalam 4 menit, !t!t akan mengalami mati seluler setelah 4 jam, dll.
0. &ati Suri
Adalah terhentinya ketiga sistem penunjang kehidupan yang didapat dari hasil
penggunaan alat ked!kteran sederhana. Dan ketika kita menggunakan alat ked!kteran
yang jauh lebih anggih, ketiga sistem penunjang kehidupan tersebut masih terlihat
akti(itasnya. 1iasanya terjadi pada kasus keraunan !bat tidur, tersengat aliran listrik,
dan tenggelam.
4. &ati Serebral
Adalah kerusakan kedua hemis%er !tak yang permanen keuali batang !tak dan
serebelum , sedangkan sistem-sistem penunjang lainnya masih ber%ungsi
dengan bantuan alat.
5. &ati tak atau &ati 1atang tak
1ila terjadi kerusakan seluruh neural termasuk batang !tak dan serebelum dan bersi%at
permanen. rang dengan k!ndisi ini dapat dikatakan mati t!tal dan semua alat bantu
untuk penunjang kehidupannya bisa diabut.
Sese!rang dapat dinyatakan telah mati bila %ungsi jantung dan paru berhenti, kematian
sistemik atau kematian sistem tubuh lainnya terjadi dalam beberapa menit, dan !tak
merupakan !rgan pertama yang kehilangan %ungsinya seara permanen.
1erikut ini beberapa k!nsep tentang mati+
. &ati sebagai berhentinya darah mengalir
-
7/23/2019 konsep matii
9/24
$!nsep ini bert!lak dari kriteria mati berupa berhentinya jantung. Dalam PP N!. :
tahun 8: dinyatakan baha mati adalah berhentinya %ungsi jantung dan paru-paru.
Namun kriteria ini sudah ketinggalan aman. Dalam pengalaman ked!kteran,
tekn!l!gi resusitasi telah memungkinkan jatung dan paru-paru yang semula terhenti
dapat dipulihkan kembali.
/. &ati sebagai saat terlepasnya nyaa dari tubuh
$!nsep ini menimbulkan keraguan karena, misalnya, pada tindakan resusitasi yang
berhasil, keadaan demikian menimbulkan kesan seakan-akan nyaa dapat ditarik
kembali.
0. Hilangnya kemampuan tubuh seara permanen
$!nsep inipun dipertanyakan karena !rgan-!rgan ber%ungsi sendiri-sendiri tanpa
terkendali karena !tak telah mati. #ntuk kepentingan transplantasi, k!nsep ini
menguntungkan. Namun, seara m!ral tidak dapat diterima karena kenyataannya
!rgan-!rgan masih ber%ungsi meskipun tidak terpadu lagi.
4. Hilangnya manusia seara permanen untuk kembali sadar dan melakukan interaksi
s!sial.
1ila dibandingkan dengan manusia sebagai makhluk s!ial, yaitu indi(idu yang
mempunyai kepribadian, menyadari kehidupannya, kemampuan mengingat,
mengambil keputusan, dan sebagainya, maka penggerak dari !tak, baik seara %isik
maupun s!sial, makin banyak dipergunakan. Pusat pengendali ini terletak dalam
batang !tak. lah karena itu, jika batang !tak telah mati, dapat diyakini baha
manusia itu seara %isik dan s!ial telah mati. Dalam keadaan seperti ini, kalangan
medis sering menempuh pilihan tidak meneruskan resusitasi, DN* .
Eang penting dalam penentuan saat mati di sini adalah pr!ses kematian tersebut sudah
tidak dapat dibalikkan lagi , meski menggunakan teknik penghidupan kembali
apapun.
KONSEP MATI MENURUT AGAMA
-
7/23/2019 konsep matii
10/24
MENURUT AGAMA ISLAM
&ati menurut pengertian seara umum adalah keluarnya ruh dari jasad. &ati menurut
Al-FurGan adalah terpisahnya ruh dari jasad,dan hidup adalah bertemunya ruh dan jasad.
&anusia mengalami saat terpisahnya ruh dari jasad sebanyak dua kali, sama halnya dengan
pertemuan ruh dan jasad. Terpisahnya ruh dari jasad untuk pertama kali adalah ketika kita
masih berada di alam *uh, ini adalah saat mati yang pertama. Seluruh *uh manusia ketika itu
belum memiliki jasad.
Selanjutnya Allah meniptakan tubuh manusia berupa janin di dalam rahim se!rang
ibu, ketika usia janin menapai / hari Allah meniupkan *uh yang tersimpan di alam *uh
itu ke dalam rahim ibu, tiba-tiba janin itu hidup, ditandai dengan mulai berdetaknya jantung
janin tersebut. @tulah saat kehidupan manusia yang pertama kali, selanjutnya ia akan lahir ke
dunia menjadi se!rang bayi, kemudian tumbuh menjadi anak-anak, remaja, deasa, sampai
akhirnya datang saat berpisah kembali dengan tubuh tersebut.
$etika sampai aktu yang ditetapkan, Allah mengeluarkan *uh dari jasad. @tulah saat
kematian yang kedua kalinya. Allah menyimpan ruh di alam barakh, dan jasad akan hanur
dikuburkan di dalam tanah. Pada hari berbangkit kelak, Allah akan meniptakan jasad yang
baru, kemudian Allah meniupkan ruh yang ada di alam barakh, masuk dan menyatu dengan
tubuh yang baru.
@tulah saat kehidupan yang kedua kali, kehidupan yang abadi dan tidak akan ada lagi
kematian sesudah itu. Pada saat hidup yang kedua kali inilah banyak manusia yang menyesal,
karena telah mengabaikan peringatan Allah. Sekarang mereka melihat akibat dari perbuatan
mereka selama hidup yang pertama di dunia dahulu.
@tulah pr!ses mati kemudian hidup, selanjutnya mati dan hidup kembali yang akandialami !leh semua manusia dalam perjalanan hidupnya yang panjang dan tak terbatas.
Demikianlah de%inisi mati menurut Al-FurGan. &ati adalah saat terpisahnya ruh dari
jasad. &enurut @slam, manusia akan mengalami dua kali mati dan dua kali hidup. 7asad hanya
hidup jika ada ruh, tanpa ruh jasad akan mati dan musnah. 1erarti yang mengalami kematian
dan musnah hanyalah jasad sedangkan ruh tidak akan pernah mengalami kematian.
Pada saat mati yang pertama, jasad belum ada namun ruh sudah ada dan hidup di alam
*uh. Pada saat hidup yang pertama, ruh dimasukkan ke dalam jasad, sehingga jasad tersebut
-
7/23/2019 konsep matii
11/24
bisa hidup. Pada saat mati yang kedua, ruh dikeluarkan dari jasad sehingga jasad tersebut
mati, namun ruh tetap hidup dan disimpan di alam barakh. 7asad yang telah ditinggalkan
!leh ruh akan mati dan musnah di dalam tanah. Pada saat hidup yang kedua, Allah
meniptakan jasad yang baru di hari berbangkit, jasad yang baru akan hidup setelah Allah
memasukkan ruh yang selama ini disimpan di alam barakh ke dalam tubuh tersebut.
$ehidupan yang kedua ini adalah kehidupan yang abadi, tidak ada lagi kematian atau
perpisahan antara ruh dengan jasad sesudah itu.
MENURUT AGAMA KRISTEN
$itab Sui memandang kematian sebagai hal yang alami dan sebagai akibat d!sa.
$ematian ialah perpisahan antara tubuh dan r!h. 7ia atau kesadaran tubuh yang tidak
memiliki r!h. Tubuh bersi%at sementara atau %ana, sedangkan jia atau r!h kekal. $arena itu,
kematian bukan merupakan akhir dari kisah kehidupan manusia. $etika manusia mati, tubuh
insanilah yang berakhir atau lenyap, sedangkan jia atau r!h manusia tetap hidup.
7ia !rang-!rang yang berada di dalam $ristus akan menerima keselamatan r!h pergi
ke surga, sedangkan jia-jia yang men!lak Eesus akan masuk ke dalam siksaan api neraka.
Sesudah itu mereka dihukum untuk selama-lamanya ke lautan api kekal. $at!lik *!ma,peraya baha setelah kematian, jia !rang yang meninggal berada di tempat penantian, dan
jia itu dibersihkan sebelum masuk ke dalam surga. Pr!testan, memperayai baha
sese!rang $risten akan mati dan jianya langsung pergi bertemu Allah di surga. 7ia itu
menantikan saat dibangkitkan dan kerajaan $ristus akan didirikan di dunia. Lima ajaran
p!k!k kitab sui mengenai masalah kematian, yaitu+
$ematian sebagai akhir kehidupan
&enurut pandangan ini, kematian merupakan akhir yang n!rmal dari
kehidupan manusia. Sebagai suatu makhluk hidup yang %ana, pada akhirnya manusia
memang harus mati . Allah memberikan na%as hidup kepada manusia , supaya mereka dapat hidup untuk jangka aktu tertentu, tetapi tidak untuk
selama-lamanya , jikalau sudah sampai pada batas akhir hidupnya, maka
manusia akan mati dan pergi 2.....menempuh jalan segala yang %ana3 .
$ematian sebagai laan kehidupan
&enurut pandangan ini, kehidupan itu selalu ditandai dengan kebaradaan
na%as, sedangkan kematian ditandai dengan ketiadaan na%as. Selama suatu makhluk
-
7/23/2019 konsep matii
12/24
masih berna%as, ia dapat bergerak dan berk!munikasi dengan makhluk-makhluk lain.
Tetapi apabila ia sudah tidak berna%as lagi, maka ia sama sekali tidak dapat lagi
bergerak dan berk!munikasi dengan pihak lain. Dalam pandangan bangsa @srael,
hidup berarti berna%as , sementara mati berarti tidak berna%as lagi .
$ematian sebagai perusak kehidupan
&enurut pandangan ini, kematian merupakan suatu kekuatan perusak
kehidupan manusia. &amur menggambarkan kematian sebagai suatu kekuatan
perusak dalam bentuk JbanjirG yang setiap saat menganam seperti JmusuhG yang
menyerbu masuk melalui jendela untuk membinasakan manusia . H!sea
melukiskan kematian sebagai Jbinatang buasG yang mengintip dan siap menerkam
mangsanya . $adang pula kematian digambarkan sebagai malaikat
pemusnah, hantu malam, senjata serangga yang mempunyai sengat+ berupa d!sa,
sehingga dapat menyebabkan kebinasaan bagi manusia.
$ematian sebagai tidur lelap
&enurut pandangan ini, kematian merupakan suatu tidur lelap dan tak pernah
bangun lagi. Eeremia juga melukiskan kematian manusia sebagai 2jatuh tertidur untuk
selama-lamanya, tidak akan bangun-bangun lagi3 . Anggapan ini juga
dianut dalam kitab-kitab lainnya.
MENURUT AGAMA HINDU
$etika kita mendengar kata 2mati3 yang dihubungkan dengan manusia, maka dalam
benak kita terbayang s!s!k terbujur kaku tak berna%as yang jika dibiarkan akan
rusakBmembusuk, karena itu jasad harus diurus selayaknya . 1ayangan
mengenai de%inisi 2mati3 seperti itu tidak salah. $ematian adalah perpisahan jasad dengan
*!h. &ati menurut pandangan Hindu hanyalah berlaku bagi jasad, bukan untuk *!h.
$ematian hanyalah sebuah %en!mena saja, tak lebih.
1agi *!h, jasad tak lebih dari sekedar baju yang jika sudah usang mesti
dilepasBdibuang untuk diganti dengan yang baru sebelum mendapat 2selimut keabadian3 di
alam &!ksa. 1aik buruknya kualitas baju yang diper!leh kemudian bergantung dari daya beli
2uang kebajikan3 yang telah ditabungnya. 1aju baru si *!h akan disandang pada
reinkarnasinya. 1aju yang paling mahal adalah bermerek 2&anusia3, merek ini pun ada
-
7/23/2019 konsep matii
13/24
bermaam tingkatan, ada yang asli , yang sedang, rendah bahkan yang imitasi
juga banyak.
=ambaran perjalanan sang *!h antara kematian dan kelahiran kembali sebagai
berikut+ *!h berpindah dengan badan astral atau suksma sarira. 1adan astral ini terjadi dan
8 tatta atau prinsip, yaitu; 5 !rgan penggerak, 5 !rgan pengetahuan, 5 prana, pikiran,
keerdasan dan itta dan ahamkara atau keakuan . 1adan halus ini
membaa segala jenis samskara atau kesan, serta aasan atau keenderungan-
keenderungan dan *!h pribadi. 1ila buah dan karma- karma baik telah dihabiskan, Ta
menggabungkan dirinya dengan badan %isik yang baru dan berinkarnasi pada tempat di bumi
ini. Eang perilakunya sudah baik menapai kelahiran baik, dan yang perilakunya jahat ditarik
ke dalam kandungan yang penuh d!sa atau kelahiran yang lebih rendah.
Hindu mengenal k!nsep Purusa-Pradhana, 1rahman-Atman, 1huana Agung-1huana
Alit. Pada peristia 2kematian3, Atman diharapkan kembali kepada 1rahman, dan jasad
kembali kepada alam . #ntuk pr!ses kembalinya 1huana alit
ke 1huana Agung, ara yang terbaik adalah dengan membakar . &engapa kremasi
yang terbaik' &enurut Sri Sami Si(ananda, kremasi memberikan man%aat yang tertinggi
bagi *!h. 1ila badan tidak dibakar, sang *!hB7ia masih dihubungkan dengan bumi. *!h
terkatung-katung mengitari badan yang sudah mati disebabkan !leh m!ha atau keterikatan
pada badan %isik. Perjalanannya ke alam surgai terhalang karenanya. 7ika dibakar, getaran-
getaran yang dihasilkan dari pengunaran mantra dan persembahan sesajian air mampu
memberikan hiburan dan menyenangkan *!h yang meninggal.
#paara sapindikarana membantu jia meleati Preta L!ka menuju Pitri L!ka. @a
lalu diakui di antara para Pitri atau leluhur. Si anak mengelilingi jasad ayahnya tiga kali
sebelum api dinyalakan pada tumpukan kayu bakar dan memerikkan air sekali, pengunaran
mantra, 2PergilahK &enyingkir dan berangkat dari sini.3 Tulang-tulangnya dikumpulkan pada
hari berikutnya dan dibuang ke dalam sungai. &ereka yang mampu akan membaanya ke
1anares atau Hardar dan membuangnya ke sungai =angga. &enjadi keperayaan baha
*!h yang %ana, tinggal disampaikan ke sungai =angga yang sui maka *!h akan menapai
ilayah yang lebih tinggi dari keemerlangan dan sinar spiritual yang akhirnya bebas. Leat
kremasi unsur-unsur penyusun jasad dikembalikan ke asalnya, unsur air kembali ke air, api
kembali ke api dan seterusnya.
-
7/23/2019 konsep matii
14/24
Shradh adalah upaara sembahyang setahun selepas kematian !rang. @ni diadakan
setahun sekali untuk memperingati kepergian mereka. Surga dan Neraka dalam pandangan
hindu amat jarang diperbinangkan, karena agama Hindu kerap hanya dipahami meyakini
hukum kharmaphala dan memperayai *einkarnasi atau kehidupan kembali setelah kematian,
sehingga banyak !rang meyakini baha Hindu tidak mengenal Surga dan Neraka.
Sesungguhnya k!nsep Surga dan Neraka ada dalam ajaran Hindu. Namun ia bukan
menjadi tujuan akhir dari manusia sehingga bagi !rang Hindu tujuan akhir adalah bukan
masuk Surga, melainkan &!ksha atau bersatunya jia dengan Sang &aha Penipta
.
&enurut Purana Hindu, terdapat empat belas dunia di alam semesta yaitu bagian atas
tujuh dan bagian baah tujuh.
$etujuh dunia atas adalah+
. 1huh
/. 1ha(ah
0. Sah
4. &ahah
5. 7anah
9. Tapah
I. dan Satyam
$etujuh dunia baah adalah
. Atala
/. 6itala
0. Sutala
4. *asatala
5. Talatala
-
7/23/2019 konsep matii
15/24
9. &ahatala
I. dan Patala.
Daerah yang dikenal sebagai 1huh adalah bumi di mana kita tinggal, sedangkan Sah
adalah dunia surgai tempat di mana setelah kematian untuk menikmati pahala mereka di
bumi.
1hu(ah adalah ilayah antara keduanya. 7anah, Tapah, dan Satyam merupakan
1rahmal!ka, atau surga tertinggi, di mana jia setelah kematian bertemu seara r!hani
dengan Tuhan pribadi, dan pada akhir siklus menapai pembebasan, meskipun beberapa
kembali ke bumi lagi.
Dunia &ahah terletak antara 1rahmal!ka dan 1huh, 1huuah, dan Sah. Patala, yang
terendah dari tujuh dunia baah, adalah ilayah di mana jia jahat akan tinggal setelah
kematian dan menerima hasil dari tindakan yang tidak benar mereka di bumi.
MENURUT AGAMA BUDDHA
Dalam Ajaran 1uddha, kematian bukanlah hal yang mudah untuk dibiarakan.
Sebagaimana dalam Tradisi $ristiani, kematian menyangkut beberapa Ajaran 1uddha yang
lainnya seperti Hukum $etidakkekalan, Hukum $arma, $elahiran $embali, $!sm!l!gi
1uddhis .
Sebelum kita membahas mengenai kematian, kita harus memahami terlebih dahulu
Ajaran 1uddha tentang makhluk hidup. &akhluk hidup merupakan perpaduan dari /
kel!mp!k atau unsur yaitu batin yang terdiri dari perasaan, penerapan, bentuk
pikiran, kesadaran; dan jasmani . &aka, makhluk hidup hanyalah terdiri dari 5
kel!mp!k kehidupan yang menjadi
kesatuan utuh. Dan sesuai dengan Hukum Alam yang disebut dengan Hukum $etidakekalan
yang menyatakan baha segala sesuatu yang terbentuk dari
perpaduan adalah tidak kekal, maka Panca Khanda juga tidak luput dari ketidakkekalan,
sehingga dapat mengalami perubahan, pelapukan, padam ataupun lenyap.
Dalam agama 1uddha, Eang &utlak tidak dipahami sebagai suatu pribadi
, di mana umat 1uddha memanjatkan d!a dan menggantungkan
-
7/23/2019 konsep matii
16/24
hidupnya. Agama 1uddha mengajarkan baha nasib, penderitaan dan keberuntungan
manusia adalah hasil dari perbuatannya sendiri di masa lampau, sesuai dengan hukum kamma
yang merupakan satu aspek Dhamma.
Agama 1uddha juga mengajarkan baha selama hidupnya di dunia ini harus
membebaskan dirinya dari ketidaktahuan dan penderintaan . @tulah mengapa
1uddha mengajarkan mengenai empat kasunyataan mulia
-
7/23/2019 konsep matii
17/24
Dengan kata lain, dapat dikatakan baha kematian bagi umat 1uddha sesungguhnya
bukanlah akhir dari segalanya, namun kematian berarti putusnya seluruh ikatan yang
mengikat kita terhadap keberadaan kita sekarang, dan karenanya, semakin kita tidak terikat
pada dunia ini dan belenggunya, semakin siap kita dalam menghadapi kematian, dan pada
akhirnya semakin dekat kita melalui jalan yang menuju pada $eadaan Tanpa $ematian ,
inilah salah satu nama dari Nibbana+ amata atau 2$eadaan Tanpa $ematian3.
Tiga Jenis Kematian Dalam Agama Buddha
. $hanika &ara!a
$ematian atau padamnya unsur-unsur batiniah dan jasmaniah pada tiap-tiap saat akhir
. Sering disebut dengan kematian sesaat. Dari pengertian seara hakikat
dimana kematian adalah putus dan padamnya k!mbinasi atau perpaduan batin-
jasmani seara berulang yang terjadi pada setiap saat, ini berarti kematian tidak hanya
berhubungan dan terjadi pada saat habisnya usia suatu makhluk, tetapi juga
berhubungan dan terjadi pada saat hidup. Hal ini dapat dilihat dan diketahui dengan
memperhatikan unsur batin dan jasmani yang ada seara saksama.
Setiap aktu sel-sel tubuh manusia seara bergantian mengalami kerusakan dan
kemudian mati. Namun karena adanya JpenyebabG berupa nutrisi dari makanan, sel-sel
baru kembali munul menggantikan yang telah mati. @nilah mengapa jasmani
dikatakan padam atau hanur seara berulang-ulang setiap m!men.
1egitu juga dengan batin. Perasaan yang merupakan salah satu unsur batin selalu
munul dan padam. Perasaan menyenangkan, tidak menyenangkan , dan netral selalu
datang dan pergi silih berganti.
Saat mata melihat sesuatu yang disukai maka perasaan senang akan munul, namun
lambat laun kemudian padam. Saat melihat sesuatu yang lain yang menyenangkan,
maka perasaan senang akan hal yang lain tersebut munul, menggantikan perasaan
senang yang terdahulu. 1egitu seterusnya, selama adanya JpenyebabG munulnyaperasaan yaitu kesan melalui k!ntak dari indera, maka perasaan akan munul.
Demikian juga perasaan tidak senang. 1egitu juga dengan unsur batin yang lainnya
seperti bentuk-bentuk pikiran, penerapan, dan kesadaran akan mengalami
kemunulan, berlangsung, dan padam. @nilah mengapa batin dikatakan padam atau
hanur seara berulang-ulang setiap saat.
Dengan putus dan padamnya k!mbinasi atau perpaduan batin-jasmani seara berulang
yang terjadi pada setiap saat, serta diikuti dengan munulnya k!mbinasi atau
perpaduan batin-jasmani yang baru maka pada hakikatnya semua makhluk telah
-
7/23/2019 konsep matii
18/24
berkali-kali mati dan juga lahir kembali berkali-kali dalam hidupnya.
/. Sammuti &ara!a
$ematian makhluk hidup berdasarkan kesepakatan umum yang dipakai !leh
masyarakat dunia. $ematian jenis ini merupakan kematian yang banyak dibiarakan
dalam sehari-hari !leh masyarakat pada umumnya, yaitu hilangnya kemampuan (ital
yang berhubungan dengan pr!ses kehidupan batin-jasmani dalam satu masa hidup.
Dalam kematian jenis ini, Ajaran 1uddha memandang baha %akt!r terpenting yang
menentukan kematian ialah unsur-unsur batiniah suatu makhluk hidup. Saat unsur-
unsur batiniah padam atau lenyap maka barulah suatu makhluk hidup dikatakan mati.
Sama seperti halnya dengan khanika marana, kematian jenis ini juga merupakan
rangkaian pr!ses dari keberadaan itu sendiri yang kemunulannya diikuti
kembali !leh keberadaan baru selanjutnya, selama adanya JpenyebabG dari munulnya
keberadaan tersebut, yaitu tanha dan a(ijja. Dengan kata lain selama batin diselimuti
!leh tanha dan a(ijja, maka makhluk hidup pada umumnya, manusia pada khususnya,
akan mengalami kematian dan kemudian dilahirkan kembali, terus berkali-kali namun
dengan k!ndisi yang berbeda-beda sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukannya
selama hidup.
$elahiran kembali dikenal dengan istilah Tumimbal Lahir . $elahiran kembali dalam Ajaran 1uddha perlu dibedakan dengan istilah
JreinkarnasiG dalam ajaran lain. Perbedaannya terletak pada apa dan bagaimana pr!ses
kelahiran kembali terjadi. Dengan demikian kelahiran kembali merupakan dampak
atau akibat dari adanya tanha dan a(ijja.
$ematian jenis ini pada dasarnya diakibatkan !leh empat maam sebab, yaitu+ karena
habisnya usia , karena habisnya akibat perbuatan penyebab kelahiran
serta perbuatan pendukung , karena habisnya usia serta akibat
perbuatan , karena terputus !leh keelakaan, benana atau malapetaka
. )mpat sebab kematian ini dapat diumpamakan seperti empat sebab
kepadaman pelita, yaitu karena habisnya sumbu, habisnya bahan bakar, habisnya
sumbu serta bahan bakar, dan karena tertiup angin.
Siapa yang menabur, maka ia yang akan menuai, sebuah pepatah mengenai Hukum
Sebab-Akibat yang di dalamnya termasuk Hukum $arma . Hukum
$arma menyatakan baha perbuatan baik akan menghasilkan
kebahagiaan, dan perbuatan buruk akan menghasilkan penderitaan.
Demikian pula para makhluk akan dilahirkan kembali sesuai dengan perbuatan-
perbuatan yang telah mereka lakukan. &ereka yang melakukan perbuatan baik akan
dilahirkan kembali di alam yang berk!ndisi baik dan membahagiakan, sebaliknya
-
7/23/2019 konsep matii
19/24
mereka yang melakukan perbuatan buruk akan dilahirkan di alam yang berk!ndisi
buruk dan tidak membahagiakan.
0. Samuheda &ara!a
$ematian mutlak atau terakhir yang merupakan terputusnya daur penderitaan bagi
para Arahat. Arahat adalah sebuah sebutan bagi mereka yang telah menapai tingkat
kesuian batin tertinggi dan yang telah memadamkan tanha dan a(ijja yang
merupakan JpenyebabG dari kelahiran kembali. Dengan telah memadamkan tanha dan
a(ijja maka para Arahat tidak akan terlahir kembali setelah masa kehidupannya
berakhir.
Dalam Ajaran 1uddha diperayai adanya 0 Alam $ehidupan yang seara garis
besarnya terbagi atas+ empat alam kemer!s!tan , satu alam manusia
, enam alam dea , enam belas alam brahma berbentuk
, dan empat alam brahma nirbentuk .
$ematian tetap menjadi sebuah ketakutan bagi manusia dan hal ini menjadi kelekatan
dalam hidup manusia. @tulah mengapa begitu banyak !rang yang begitu menintai
hidupnya bahkan sering pergi untuk berd!a dan menyatakan harapan mereka agar
jia mereka diterima di surga. Sebagai sebuah ara untuk mengatasi kelekatan
tersebut adalah dengan melupakan kepentingan diri dan berusaha untuk men!l!ng
!rang lain dengan panaran kasih sayang yang keluar dari dirinya sehingga berguna
bagi kemanusiaan.$ematian epat atau lambat akan datang dan semua !rang akan mengalaminya,
semestinya tidak harus menjadi ketakutan bagi mereka yang sudah bersih baik dalam
pikiran dan perbuatan. &emang perbuatan kita pada masa lampau akan mengikuti
kelahiran berikutnya, namun hal ini bisa dihindari dengan mengumpulkan jasa-jasa
kebaikan. leh karena itu, pentinglah untuk tidak memaknai hidup ini dengan suram
sekalipun kematian tetap misteri bagi manusia karena hal ini akan dialami !leh semua
manusia.
Keyakinan Buddha Terhadap Akhirat
1uddha menerima ajaran-ajaran dasar reinkarnasi dan karma dari agama Hindu, serta
gagasan baha tujuan utama kehidupan adalah untuk keluar dari siklus kematian dan
kelahiran kembali. 1uddha menegaskan baha apa yang membuat kita terikat pada siklus
kematian dan kelahiran kembali adalah hasrat, keinginan dalam arti hasrat atau
mendambakan apapun di dunia. leh karena itu, tujuan keluar dari siklus reinkarnasi harus
melibatkan pembebasan diri dari keinginan. Nir(ana adalah istilah 1uddhis untuk
-
7/23/2019 konsep matii
20/24
pembebasan. Nir(ana seara har%iah berarti hilang, dan mengau pada hilangnya semua
keinginan, sebuah kehilangan yang memungkinkan sese!rang untuk menjadi terbebaskan.
Agama 1uddha berangkat dari Hindu yang paling radikal dalam d!ktrin tentang
2anatta3, yaitu pemikiran baha indi(idu tidak memiliki jia yang tetap. 1ukannya jia
yang stabil, indi(idu terdiri dari 2kumpulan3 kebiasaan, kenangan, sensasi, keinginan, dan
sebagainya, yang bersama-sama menipu ke dalam pemikiran kita. Dalam ke%anaannya, ini
adalah diri palsu yang terikat bersama sebagai sebuah unit, dan bahkan bereinkarnasi dari
tubuh ke tubuh. Dalam 1uddhisme, serta dalam Hinduisme, hidup dalam tubuh jasmani
dipandang negati%, sebagai sumber segala penderitaan. leh karena itu, tujuannya adalah
untuk mendapatkan pelepasan. Dalam ajaran 1uddha, ini berarti meninggalkan rasa palsu diri
sehingga kumpulan kenangan dan impuls melebur, tanpa meninggalkan apa-apa untukreinkarnasi dan karenanya tidak mengalami penderitaan.
Dari perspekti% masa kini, dunia yang ditegaskan masyarakat 1arat, (isi 1uddha tidak
bisa tetapi tampaknya jelas tidak menarik+ Tidak hanya kehidupan ini digambarkan sebagai
tidak menarik, pr!spek nirana, di mana !rang akan larut ke dalam ketiadaan, bahkan
tampaknya kurang diinginkan. 1uddha m!dern mungkin menanggapi, baha reaksi kita
untuk dihadapkan dengan sisi gelap kehidupan hanya menunjukkan bagaimana kita teris!lasi
dari rasa sakit dan penderitaan yang sangat mendasar bagi eksistensi manusia.
Setelah kematian, menurut agama 1uddha Tibet, jia pergi berjalan melalui pr!ses
yang berlangsung selama empat puluh sembilan hari yang terbagi dalam tiga tahap yang
disebut 21ard!3. Di akhir bard!, !rang baik masuk nirana atau sebaliknya kembali ke bumi
untuk kelahiran kembali.
Sangat penting baha indi(idu yang meninggal dijaga sepenuhnya sadar selama
mungkin karena pikiran sese!rang saat meleati kematian sangat mempengaruhi k!ndisi
pengalaman kematian, jika sese!rang gagal untuk menapai nirana, maka perjalanan
berikutnya adalah inkarnasi.
Tahap salah satu 1ard! , bard! kematian, dimulai saat
kematian dan berlanjut dari setengah hari sampai empat hari. @ni adalah peri!de aktu yang
diperlukan untuk keberangkatan untuk menyadari baha mereka telah melepaskan tubuh
%isiknya. $esadaran yang meninggal memiliki pengalaman ekstatik dari 2ahaya yang putih
dan terang3 pada saat kematian. Setiap !rang setidaknya melihat sekilas ahaya. Semakin
berkembang seara spiritual, maka semakin mampu ia melampaui ke tingkat yang lebih
-
7/23/2019 konsep matii
21/24
tinggi dari realitas alam r!h. Namun rata-rata !rang, datang ke tempat yang lebih rendah di
antara 2ahaya sekunder yang terang3.
Tahap kedua , adalah bard! dari Lumin!us &ind, yang
meninggalkan halusinasi akibat karma yang dibuat selama hidup. $euali jia yang sangat
berkembang, indi(idu akan merasa baha mereka masih berada dalam tubuh. Arah
kemudian menemukan berbagai penampakan, dea-dea yang 2damai3 dan 2murka3, yang
sebenarnya adalah pers!ni%ikasi dari perasaan manusia, dan baha untuk berhasil menapai
nirana, arah harus menghadapi pertemuan tanpa berkedip. Hanya indi(idu paling
bere(!lusi dapat meleati pengalaman bard! sekaligus dan transit langsung ke surga.
Tahap tiga , bard! kelahiran kembali, yang adalah pr!ses
reinkarnasi.
KONSEP MATI MENURUT HUKUM
-
7/23/2019 konsep matii
22/24
&enurut PP n!.:B8: pasal g menyebutkan baha+ 2&eninggal dunia adalah
keadaan insani yang diyakini !leh ahli ked!kteran yang berenang, baha %ungsi !tak,
pernapasan, M atau denyut jantung sese!rang telah berhenti3. De%inisi mati ini merupakan
de%inisi yang berlaku di @nd!nesia. &enurut pendapat para ahli, batasan mati ini
mengandung dua kelemahan. Eang pertama, pada henti jantung %ungsi !tak,
na%as dan jantung telah berhenti, namun sebetulnya kita belum dapat menyatakan mati karena
pasien masih mungkin hidup kembali bila dilakukan resusitasi. Eang kedua, dengan adanya
kata-kata 2denyut jantung telah berhenti3, maka ini justru kurang menguntungkan untuk
transplantasi, karena per%usi ke !rgan-!rgan telah berhenti pula, yang tentunya akan
mengurangi (iabilitas jaringanB!rgan.
&enurut pernyataan @D@ 8::, sese!rang dinyatakan mati bila a> %ungsi sp!ntan
perna%asan dan jantung telah berhenti seara pasti atau b> telah terbukti terjadi mati batang
!tak. Seara klasis d!kter menyatakan mati berdasarkan butir a tersebut dan ini dapat
dilakukan di mana saja, di dalam atau di luar rumah sakit.
&ati itu sendiri sebetulnya dapat dide%inisikan seara sederhana sebagai berhentinya
kehidupan seara permanen . Hanya saja, untuk memahaminya
terlebih dahulu perlu memahami apa yang disebut hidup.
Para ahli sependapat jika de%inisi hidup adalah ber%ungsinya berbagai !rgan (ital sebagai satu kesatuan yang utuh, ditandai !leh adanya k!nsumsi
!ksigen. Dengan demikian de%inisi mati dapat diperjelas lagi menjadi berhentinya seara
permanen %ungsi !rgan-!rgan (ital sebagai satu kesatuan yang utuh, ditandai !leh berhentinya
k!nsumsi !ksigen.
Hidup adalah hak yang melekat pada setiap indi(idu yang tidak dapat dirampas dan
dikurang-kurangi !leh siapapun, atas nama apapun dan dalam situasi
apapun termasuk !leh negara, atas nama hukum atau dalam situasi darurat. Sebagai hak yang
dianugerahkan Tuhan, hak hidup tidak bisa diambil !leh manusia manapun meski atasnama
Tuhan sekalipun.
Amandemen kedua ##D 845 dengan tegas menyebutkan baha, 2Setiap orang
berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya .1erikutnya
##D menyatakan, 2!ak untuk hidup" hak untuk tidak disiksa" hak kemerdekaan pikiran dan
hati nurani" hak beragama" hak untuk tidak diperbudak" hak untuk diakui sebagai pribadi di
-
7/23/2019 konsep matii
23/24
hadapan hukum" dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah
hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.3
&engau pada kedua ayat tersebut, maka dapat disimpulkan baha pandangan
tentang hak-hak indi(idu yang dianut !leh Negara $esatuan *epublik @nd!nesia mengakui
apa yang dikenal !leh para %ilsu% dengan 2Hukum $!drat3, sebagaimana dijelaskan di atas,
yang menyatakan baha hak untuk hidup adalah hak yang melekat pada setiap indi(idu yang
tidak dapat dirampas dan dikurang-kurangi !leh siapapun, atas nama
apapun dan dalam situasi apapun termasuk !leh negara, atas nama hukum, agama atau dalam
situasi darurat.
REFERENSI
!anafiah" #$ %usuf" Amri Amir$ &tika Kedokteran ' !ukum Kesehatan$ ($ %akarta* &+C$
Amir" Amri$ ,unga Rampai !ukum Kesehatan$ ($ #edan* .akultas Kedokteran /S/$
-
7/23/2019 konsep matii
24/24