konsep matii

Upload: normanprabowo

Post on 13-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 konsep matii

    1/24

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang dengan rahmat-Nya

    kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan tak lupa menguapkan terima kasih

    kepada d!sen yang telah memberi keperayaan kepada kami untuk mengerjakan tugas ini,

    serta teman"teman yang telah ikut andil dalam pembuatan makalah ini.

    Dalam pr!ses penulisan serta penyusunan makalah ini kami menyadari makalah ini

    jauh dari sempurna. #ntuk itu kami berharap agar d!sen tetap mendampingi mengarahkan

    dan memberi petunjuk dalam menapai suatu tujuan untuk hasil penyusunan yang maksimal.

    $ami akan selalu berterima kasih bila ada kritik dan saran yang bersi%at membangun

    dalam terselenggaranya penyempurnaan tugas-tugas kami ke depan.

    Terima kasih,

  • 7/23/2019 konsep matii

    2/24

    KONSEP MATI DALAM BIDANG KEDOKTERAN

    Di &asyarakat, kematian menjadi suatu %en!mena yang mungkin merupakan hal yang

    ukup menarik untuk dibiarakan karena setiap manusia pasti akan mengalaminya. $ematian

    adalah hal mutlak dalam sejarah kehidupan manusia. &eskipun kematian itu sendiri menjadi

    %en!mena yang telah akrab dengan manusia, namun bukan hal yang mudah untuk

    menentukan kapan kematian itu benar-benar terjadi sehingga memunulkan banyak

    keraguan-keraguan tentang kematian itu sendiri. Di sisi lain, kematian juga dapat

    memunulkan pertanyaan apakah kematian itu datang seara tiba-tiba atau mungkin ada

    tahapan-tahapan tersendiri yang akan dialami sese!rang yang seara umum dapat dimengerti

    sebagai suatu pr!ses menjelang kematian' #ntuk menjelaskan pers!alan ini kita bisa melihat

    hasil !bser(asi yang dilakukan !leh )lisabeth $ubler-*!ss atas !rang-!rang yang berada

    dalam pr!ses menjelang kematian mereka dalam k!nteks psik!l!ginya.

    &enurut )lisabeth $ubler-*!ss terdapat lima tahapan yang dialami sese!rang ketika

    menjelang kematiannya. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut+

    . Tahap Pertama+ Penyangkalan dan Pengasingan Diri*eaksi pertama ini mungkin terjadi dari mereka yang menyadari baha penyakit

    mereka sudah sangat parah dan benar-benar akan membaa mereka pada kematian.

    Pasien pada tahap ini akan mengalami suatu sh!k yang hebat. Selain rasa terkejut

    yang mereka alami, biasanya mereka akan menyangkal akan k!ndisi mereka yang

    sebenarnya. #ntuk sementara aktu pasien akan terus bersikap sedemikian rupa,

    tetapi pada aktu dan kesempatan lain dia akan menyingkirkan sikap dan pemikiran

    tersebut dan menggantikannya dengan perjuangan untuk mempertahankan

    kehidupannya. Penyangkalan biasanya menjadi sikap sementara dan akan segera

    disusul dengan sikap menerima, meskipun tidak sepenuhnya. ungsi penyangkalan

    mungkin bisa dikatakan sebagai suatu penahan setelah mengetahui berita tak

    tersangka-sangka yang sangat mengejutkan itu. Penyangkalan ini bisa membantu

    pasien untuk menyadari diri atau menguasai diri sepenuhnya.

    /. Tahap $edua+ &arah

    $alau tahap pertama yang berupa penyangkalan sudah tidak dapat dipertahankan lagi,

    biasanya akan diganti dengan perasaan marah, gusar, emburu dan beni. Pada tahap

    kemarahan ini, pasien menjadi sangat sulit diatasi, baik !leh keluarga maupun !leh

  • 7/23/2019 konsep matii

    3/24

    tenaga medis. Hal tersebut disebabkan karena kemarahan ini ditunjukkan dan

    diperlihatkan kepada lingkungan dan !rang-!rang di sekitarnya. Para d!kter dianggap

    tidak mampu, tidak pr!%esi!nal, bahkan dianggap amatir !leh pasien, dan mereka

    diap tidak tahu pemeriksaan dan usaha mana yang memang diperlukan, serta diet

    mana yang harus diterapkan untuk pasien. Seringkali para peraat menjadi sasaran

    kemarahan pasien pada tahap ini. &ereka dianggap menahan pasien terlalu lama di

    rumah sakit atau tidak mengh!rmati berbagai keinginan pasien sesuai dengan

    kedudukan khususnya. Pendek kata, pada tahapan ini, apa pun yang dilihat pasien

    akan menimbulkan keluhan dan kemarahan.

    0. Tahap $etiga+ Taar-&enaar

    Tahap ketiga ini tidak terlalu diketahui namun sebenarnya tahap ini bisa sangat

    men!l!ng pasien. &ungkin pasien tidak terlalu menyadari apa yang dilakukannya,tetapi tahap ini sangat membantu pasien, meskipun hanya untuk sementara aktu.

    1ila pasien menyadari baha dia tidak mampu lagi menghadapi kenyataan yang

    sangat menyedihkan pada aal tahap dan mengambil sikap marah terhadap !rang lain

    serta member!ntak kepada Tuhan pada tahap kedua, b!leh jadi dia kemudian

    men!ba mengupayakan jalan damai dengan membuat suatu jenis perjanjian yang

    dirasa dapat menunda kejadian yang tidak diharapkan. $einginan pasien ini hampir

    selalu merupakan upaya untuk memperpanjang hidup. $emudian keinginan ini

    diperhalus dengan mem!h!n berkurangnya hari-hari yang penuh penderitaan atau

    dirasa tidak enak. Taar-menaar merupakan usaha untuk menunda kematian dan

    dalam taar-menaar ini si pasien menjanjikan imbalan 2hidup dengan lebih baik3,

    bahkan memberi batas aktu bagi dirinya sendiri. Taar-menaar biasanya dilakukan

    seara rahasia di hadapan Tuhan, atau di sela-sela pembiaraan, atau di ruang imam,

    atau !rang yang diperaya dalam hidup r!haninya.

    4. Tahap $eempat+ Depresi

    1ila pasien tidak mampu lagi menghindari penyakitnya, bila dia terpaksa menjalanipembedahan atau masuk rumah sakit untuk peraatan, bila dia mulai mempunyai

    sympt!m lain atau menjadi lemah dan kurus, maka dia tidak akan dapat tersenyum

    dengan mudah lagi. &unul lah suatu perasaan kehilangan. Perasaan kehilangan ini

    mungkin berhubungan langsung dengan penyakitnya. &ungkin pula perasaan

    kehilangan ini berhubungan dengan akibat sakitnya. Tetapi yang paling terasa sebagai

    suatu kesedihan adalah rasa duka yang begitu mendalam karena dia harus bersiap-siap

    untuk berpisah dengan dunia seluruhnya untuk selama-lamanya. Dia bersedih karena

    harus berpisah dengan !rang-!rang yang diintainya, yang menjadi pusat perjuangan

  • 7/23/2019 konsep matii

    4/24

    hidupnya, dengan peran yang dimainkan di dalam kehidupan keluarga maupun di

    masyarakatnya. Pada tahap ini, kalau dia diberi kesempatan untuk mengungkapkan

    kesedihannya, akan lebih mudah bagi dia untuk menerima nasibnya dengan pasrah.

    Dia akan berterima kasih kepada !rang-!rang yang dengan setia mendampinginya

    tanpa memberikan nasehat untuk tidak bersedih. Pada tahapan ini, umumnya pasien

    lebih banyak berdiam diri.

    5. Tahap $elima+ &enerima dan Pasrah

    $alau se!rang pasien sudah mempunyai ukup aktu, misalnya tidak mengalami

    kematian mendadak, dan telah dibantu di dalam meng!lah langkah-langkah

    sebelumnya, dia akan sampai kepada tahap ketika dia tidak lagi merasa depresi

    maupun marah terhadap nasibnya. Dia akan mulai belajar untuk menerima segala

    kehilangan !rang-!rang dan tempat yang berarti baginya yang segera datang. Padatahap ini si pasien merasa lelah dan lemah. Dia sering tertidur. Namun tidurnya

    tersebut berbeda dengan kebutuhan tidur selama aktu depresi dan duka. Tidur ini

    bukan dimaksudkan untuk menghindari, atau sebagai kesempatan untuk istirahat dari

    rasa sakit, rasa tidak enak atau rasa terganggu. $egiatan tidur ini bukanlah suatu

    keputusasaan atau sikap menyerah yang tanpa harapan, meskipun kadang-kadang

    ungkapan maam itu teruap pula. Saat penerimaan ini tidak selalu berarti bahagia

    pula. Pada tahap ini, se!lah-!lah rasa sakit telah tiada, perjuangan sudah selesai, dan

    tiba saatnya untuk menuju ke peristirahatan terakhir.

    Apa yang telah dikemukakan !leh )lisabeth $ubler-*!ss tersebut bukanlah sesuatu

    yang mutlak terjadi pada setiap !rang. Namun seara umum sese!rang yang akan mengalami

    kematian akan mengalami tahapan-tahapan seperti itu. Hal ini memang lebih bersi%at

    psik!l!gis. Tetapi k!ndisi psik!l!gis sese!rang ketika dia mengetahui baha suatu penyakit

    telah dideritanya akan sangat mempengaruhi epat atau lambatnya kesembuhan yang akan

    dia dapatkan. Sehingga hal ini juga akan mempengaruhi epat atau lambatnya pr!ses

    kematian yang akan dia alami.

    Penjelasan di atas memberikan jaaban atas pers!alan seputar tahapan-tahapan yang

    dialami sese!rang menjelang kematian. 1erkaitan dengan kematian itu sendiri, Tabrani *ab

    mengatakan terdapat empat penyebab terjadinya kematian pada diri manusia yaitu+

    berhentinya pernapasan, matinya jaringan !tak, tidak berdenyutnya jantung, serta adanya

    pembusukan pada jaringan tertentu !leh bakteri.

  • 7/23/2019 konsep matii

    5/24

    Selanjutnya munul pers!alan lebih jauh yaitu tentang kapan sese!rang dapat

    dinyatakan telah mengalami kematian. &eskipun kematian merupakan hal yang %en!menal di

    tengah kehidupan manusia, namun bukan hal yang mudah untuk memutuskan baha

    sese!rang telah mengalami kematian.

    Di masa sekarang pun ternyata tidak mudah untuk menentukan apakah sese!rang

    telah mengalami kematian atau tidak. $emajuan ilmu dan tekn!l!gi telah menghasilkan

    berbagai peralatan anggih dalam dunia ked!kteran. Pendapat yang sudah ukup lama dianut

    !leh banyak kalangan masyarakat baha kematian dapat ditetapkan ketika jantung berhenti

    berdenyut dan perna%asan sudah tidak ada lagi, saat sekarang ini sudah tidak bisa dijadikan

    t!lak ukur dan auan ketentuan kematian. Dengan bantuan life support system, !rang yang

    menurut pendapat-pendapat yang dibenarkan di masa lampau dianggap telah mati, bisa

    diyakinkan masih hidup, atau setidaknya diperpanjang masa kehidupannya. Namun

    kebenaran apakah !rang tersebut benar-benar hidup atau hanya e%ek yang ditimbulkan !leh

    li%e supp!rt system bisa menjadi masalah tersendiri. 1isa jadi, !rang yang bernapas di

    hadapan kita dengan bantuan li%e supp!rt system itu hanyalah mayat, yakni mayat yang

    bernapas. Tentu hal ini akan menimbulkan pers!alan tersendiri, apa tindakan yang harus

    diambil terhadap mayat yang seperti itu. &aka perlu adanya de%inisi yang bisa diterima

    seara uni(ersal sebagai t!lak ukur untuk menentukan kapan dan bagaimana sese!rangdinyatakan telah mati.

    *!bert &. 6eath dalam bukunya Death, Dying and the 1i!l!gial *e(!luti!n,

    sebagaimana yang dikutip !leh Shann!n, mengemukakan empat pendekatan untuk

    mende%inisikan kematian, yaitu+

    . Pertama, berkaitan dengan jantung dan paru. De%inisi ini menerminkan pengertian

    tradisi!nal tentang kehidupan dan kematian. $arena napas dan darah merupakan

    bahan yang utama penentu kehidupan. &aka bila pernapasan dan aliran darah tidak

    terjadi lagi berarti kematian telah menjadi kenyataan. Tetapi hal ini masih bisa

    menjadi pernyataan yang meragukan.

    /. $edua, berkenaan dengan pemisahan tubuh dan jia. De%inisi ini dilatarbelakangi

    !leh perspekti% %il!s!%is dan religius. &anusia dipahami sebagai kesatuan tubuh

    dengan jia, atau kesatuan tubuh dan bentuk. 7ia atau bentuk menjiai tubuh atau

    materi. Dari k!ndisi itu maka tersusunlah makhluk yang disebut manusia. $ematian

    berlangsung bila dua unsur ini dipisahkan. $ematian diartikan sebagai terputusnya

  • 7/23/2019 konsep matii

    6/24

    kesatuan tubuh dengan jia. De%inisi ini pun menimbulkan pers!alan, yakni kapan

    saat terputusnya kesatuan itu.

    0. $etiga, kematian !tak. De%inisi ketiga berasal dari kriteria untuk k!ma ire(ersibel

    yang ditetapkan !leh sebuah panitia ad h! pada Har(ard &edial Sh!!l tahun 89:.

    $riteria ini adalah tidak sanggup menerima rangsangan dari luar dan tidak ada reaksi

    atas rangsangan, tidak ada gerak sp!ntan atau pernapasan, tidak ada re%leks; dan

    situasi ini dipastikan !leh eletr!enephal!gram . &enurut pandangan ini, !tak

    adalah tempat terjadinya kematian, karena !tak adalah !rgan yang mengatur semua

    sistem !rgan lain dan merupakan dasar bagi kehidupan s!sial sese!rang di dunia.

    Dengan kematian !tak atau ketidaksanggupannya yang ire(ersibel untuk ber%ungsi,

    maka prasyarat bi!l!gis bagi keberadaan sese!rang sudah tersingkir. $ematian

    seluruh !tak berarti kematian manusia, karena

    tanpa !rgan ini bagi manusia tidak mungkin mempertahankan dan menjalankan %ungsi

    bi!l!gisnya dan karena itu juga tidak akan mampu lagi menjalankan %ungsi s!sialnya.

    4. $eempat, kematian ne!!rte?. 1isa terjadi, khususnya dalam kasus k!ma ire(ersibel,

    baha hanya batang !tak sese!rang yang masih akti%. $arena batang !tak ini

    menjalankan sistem sara% kita yang sp!ntan, bisa saja !rang itu masih sp!ntan

    bernapas dan jantungnya masih berdenyut. &enurut de%inisi ketiga tadi !rang itu

    belum mati. De%inisi keempat menari jalan keluar dari situasi ini dengan hanya

    menganggap ne!!rte? sebagi dasar bagi de%inisi kematian. Ne!!rte? dipilih karena

    tampaknya merupakan prasyarat bi!l!gis bagi kesadaran dan kesadaran diri, yang

    menandai manusia sebagai iri khasnya.

    @lmu ked!kteran m!dern telah mengembangkan ara yang lebih baik untuk

    menentukan saat kematian, di antaranya dengan merekam kegiatan !tak dengan

    menggunakan alat yang disebut eletr!enephal!gram . 1ila gambar ))= kelihatan

    datar, berarti semua akti(itas !tak dianggap telah berhenti, maka !rang yang bersangkutan

    dinyatakan mati. Tetapi, seringkali !rang dalam keadaan demikian masih bisa dihidupkan

    lagi, misalnya dalam kasus hyp!thermia atau !(erd!sis !bat. Dalam dunia ked!kteran dikenal

    adanya kematian klinis, yakni keadaan yang di mana kegiatan perna%asan, jantung dan reaksi

    !tak kelihatan berhenti, tetapi resusitasi tidak dikesampingkan. Waktu untuk resusitasi

    umumnya lima menit, dan di dalam kasus istimea seperti hyp!thermia diberi aktu tiga

    puluh menit. Tetapi leat dari aktu itu akan terjadi kerusakan !tak seara t!tal dan diikuti

    dengan kematian bil!l!gis, yakni saat ketika sekurang-kurangnya !tak sudah kehilangan%ungsinya seara permanen dan tidak dapat dihidupkan kembali. $ematian bi!l!gis bersi%at

  • 7/23/2019 konsep matii

    7/24

    de%initi%+ kehilangan %ungsi (ital dan rusaknya semua !rgan dan jaringan yang tidak dapat

    direparasi lagi.

    Dalam k!nteks @nd!nesia, Pengurus 1esar @katan D!kter @nd!nesia telah

    mengeluarkan pernyataan tentang mati. Dalam pernyataan tersebut dikemukakan antara lain

    baha dalam tubuh manusia ada tiga !rgan penting yang selalu dilihat dalam penentuan

    kematian sese!rang yaitu jantung, paru-paru, dan !tak, khususnya batang !tak.

    7antung merupakan salah satu %akt!r yang perlu diperhatikan dalam menentukan

    kematian sese!rang. 1ila jantung berhenti maka akan mengakibatkan berhentinya

    pernapasan. 1ila jantung berhenti bekerja maka pengedaran darah ke seluruh tubuh tidak

    akan berjalan dan pada gilirannya seluruh !rgan manusia menjadi kaku. $emudian paru-paru,

    !ksigen dan an!ksemia bagian inilah yang menerimanya. &aka bila paru-paru ini berhenti

    bekerja, tidak ada lagi yang menarik !ksigen masuk ke dalam tubuh manusia, sementara

    !ksigen merupakan kebutuhan (ital manusia untuk dapat bernapas. tak dan segala syara%nya

    sangat peka terhadap kekurangan !ksigen dan an!ksemia. Di sinilah terdapat hubungan yang

    erat antara !tak dan paru-paru. 1ila !takBbatang !tak mati, maka segala syara%nya tidak dapat

    lagi bekerja seara !t!matis, dan dengan demikian seara t!tal tidak lagi dapat ber%ungsi.

    Seara sederhana dapat dinyatakan baha dalam perspekti% ilmu ked!kteran,kematian terjadi bilamana %ungsi sp!ntan pernapasan dan jantung telah berhenti

    seara pasti atau !tak, termasuk di dalamnya batang !tak, telah berhenti seara

    t!tal. Dengan demikian, kematian berarti berhentinya bekerja seara t!tal paru-paru dan

    jantung atau !tak pada suatu makhluk.

    Namun demikian, selama pr!ses meninggal dunia tetap berlangsung dalam k!nteks

    tekn!l!gis, berbagai de%inisi ini akan tetap diperdebatkan. 1anyaknya de%inisi tentang mati

    memunulkan kesan yang tak terelakkan, yakni se!lah-!lah mati dari aktu ke aktu selalu

    mengalami perubahan. Sementara di pihak lain, pr!ses kematian sejak manusia pertama

    hingga kini tidak pernah berubah sampai berakhirnya sejarah manusia. &aka sudah

    seajarnya de%inisi mati juga tidak berubah-ubah.

    1iara tentang mati atau kematian, tidak luput dari pembahasan tentang Tanat!l!gi.

    Tanat!l!gi berasal dari kata thanat!s dan l!g!s .

    Sehingga tanat!l!gi dapat diartikan sebagai bagian dari ilmu ked!kteran yang mempelajari

  • 7/23/2019 konsep matii

    8/24

    kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta %akt!r yang mempengaruhi

    perubahan-perubahan tersebut.

    $ematian itu sendiri dapat diartikan sebagai berakhirnya pr!ses kehidupan yang dapat

    dikenal seara klinis dengan tanda-tandanya berupa perubahan-perubahan pada tubuh

    setelahnya. 7enis-jenis dari kematian itu sendiri terdiri atas+

    . &ati S!matisB&ati $linisBSistematis

    Adalah terhentinya ketiga sistem penunjang tubuh seara permanen. 1entuk klinisnya

    berupa tidak didapatkan re%leks-re%leks, denyut jantung, gerak na%as, dan bentuk klinis

    lain yang berhubungan.

    /. &ati SelulerB&ati &!lekulerAdalah berhentinya akti(itas sistem jaringan, sel, dan m!lekuler tubuh, sehingga

    terjadi kematian !rgan atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian

    s!matis. C!nt!hnya seperti pada susunan sara% yang akan mati atau terhenti

    akti(itasnya dalam 4 menit, !t!t akan mengalami mati seluler setelah 4 jam, dll.

    0. &ati Suri

    Adalah terhentinya ketiga sistem penunjang kehidupan yang didapat dari hasil

    penggunaan alat ked!kteran sederhana. Dan ketika kita menggunakan alat ked!kteran

    yang jauh lebih anggih, ketiga sistem penunjang kehidupan tersebut masih terlihat

    akti(itasnya. 1iasanya terjadi pada kasus keraunan !bat tidur, tersengat aliran listrik,

    dan tenggelam.

    4. &ati Serebral

    Adalah kerusakan kedua hemis%er !tak yang permanen keuali batang !tak dan

    serebelum , sedangkan sistem-sistem penunjang lainnya masih ber%ungsi

    dengan bantuan alat.

    5. &ati tak atau &ati 1atang tak

    1ila terjadi kerusakan seluruh neural termasuk batang !tak dan serebelum dan bersi%at

    permanen. rang dengan k!ndisi ini dapat dikatakan mati t!tal dan semua alat bantu

    untuk penunjang kehidupannya bisa diabut.

    Sese!rang dapat dinyatakan telah mati bila %ungsi jantung dan paru berhenti, kematian

    sistemik atau kematian sistem tubuh lainnya terjadi dalam beberapa menit, dan !tak

    merupakan !rgan pertama yang kehilangan %ungsinya seara permanen.

    1erikut ini beberapa k!nsep tentang mati+

    . &ati sebagai berhentinya darah mengalir

  • 7/23/2019 konsep matii

    9/24

    $!nsep ini bert!lak dari kriteria mati berupa berhentinya jantung. Dalam PP N!. :

    tahun 8: dinyatakan baha mati adalah berhentinya %ungsi jantung dan paru-paru.

    Namun kriteria ini sudah ketinggalan aman. Dalam pengalaman ked!kteran,

    tekn!l!gi resusitasi telah memungkinkan jatung dan paru-paru yang semula terhenti

    dapat dipulihkan kembali.

    /. &ati sebagai saat terlepasnya nyaa dari tubuh

    $!nsep ini menimbulkan keraguan karena, misalnya, pada tindakan resusitasi yang

    berhasil, keadaan demikian menimbulkan kesan seakan-akan nyaa dapat ditarik

    kembali.

    0. Hilangnya kemampuan tubuh seara permanen

    $!nsep inipun dipertanyakan karena !rgan-!rgan ber%ungsi sendiri-sendiri tanpa

    terkendali karena !tak telah mati. #ntuk kepentingan transplantasi, k!nsep ini

    menguntungkan. Namun, seara m!ral tidak dapat diterima karena kenyataannya

    !rgan-!rgan masih ber%ungsi meskipun tidak terpadu lagi.

    4. Hilangnya manusia seara permanen untuk kembali sadar dan melakukan interaksi

    s!sial.

    1ila dibandingkan dengan manusia sebagai makhluk s!ial, yaitu indi(idu yang

    mempunyai kepribadian, menyadari kehidupannya, kemampuan mengingat,

    mengambil keputusan, dan sebagainya, maka penggerak dari !tak, baik seara %isik

    maupun s!sial, makin banyak dipergunakan. Pusat pengendali ini terletak dalam

    batang !tak. lah karena itu, jika batang !tak telah mati, dapat diyakini baha

    manusia itu seara %isik dan s!ial telah mati. Dalam keadaan seperti ini, kalangan

    medis sering menempuh pilihan tidak meneruskan resusitasi, DN* .

    Eang penting dalam penentuan saat mati di sini adalah pr!ses kematian tersebut sudah

    tidak dapat dibalikkan lagi , meski menggunakan teknik penghidupan kembali

    apapun.

    KONSEP MATI MENURUT AGAMA

  • 7/23/2019 konsep matii

    10/24

    MENURUT AGAMA ISLAM

    &ati menurut pengertian seara umum adalah keluarnya ruh dari jasad. &ati menurut

    Al-FurGan adalah terpisahnya ruh dari jasad,dan hidup adalah bertemunya ruh dan jasad.

    &anusia mengalami saat terpisahnya ruh dari jasad sebanyak dua kali, sama halnya dengan

    pertemuan ruh dan jasad. Terpisahnya ruh dari jasad untuk pertama kali adalah ketika kita

    masih berada di alam *uh, ini adalah saat mati yang pertama. Seluruh *uh manusia ketika itu

    belum memiliki jasad.

    Selanjutnya Allah meniptakan tubuh manusia berupa janin di dalam rahim se!rang

    ibu, ketika usia janin menapai / hari Allah meniupkan *uh yang tersimpan di alam *uh

    itu ke dalam rahim ibu, tiba-tiba janin itu hidup, ditandai dengan mulai berdetaknya jantung

    janin tersebut. @tulah saat kehidupan manusia yang pertama kali, selanjutnya ia akan lahir ke

    dunia menjadi se!rang bayi, kemudian tumbuh menjadi anak-anak, remaja, deasa, sampai

    akhirnya datang saat berpisah kembali dengan tubuh tersebut.

    $etika sampai aktu yang ditetapkan, Allah mengeluarkan *uh dari jasad. @tulah saat

    kematian yang kedua kalinya. Allah menyimpan ruh di alam barakh, dan jasad akan hanur

    dikuburkan di dalam tanah. Pada hari berbangkit kelak, Allah akan meniptakan jasad yang

    baru, kemudian Allah meniupkan ruh yang ada di alam barakh, masuk dan menyatu dengan

    tubuh yang baru.

    @tulah saat kehidupan yang kedua kali, kehidupan yang abadi dan tidak akan ada lagi

    kematian sesudah itu. Pada saat hidup yang kedua kali inilah banyak manusia yang menyesal,

    karena telah mengabaikan peringatan Allah. Sekarang mereka melihat akibat dari perbuatan

    mereka selama hidup yang pertama di dunia dahulu.

    @tulah pr!ses mati kemudian hidup, selanjutnya mati dan hidup kembali yang akandialami !leh semua manusia dalam perjalanan hidupnya yang panjang dan tak terbatas.

    Demikianlah de%inisi mati menurut Al-FurGan. &ati adalah saat terpisahnya ruh dari

    jasad. &enurut @slam, manusia akan mengalami dua kali mati dan dua kali hidup. 7asad hanya

    hidup jika ada ruh, tanpa ruh jasad akan mati dan musnah. 1erarti yang mengalami kematian

    dan musnah hanyalah jasad sedangkan ruh tidak akan pernah mengalami kematian.

    Pada saat mati yang pertama, jasad belum ada namun ruh sudah ada dan hidup di alam

    *uh. Pada saat hidup yang pertama, ruh dimasukkan ke dalam jasad, sehingga jasad tersebut

  • 7/23/2019 konsep matii

    11/24

    bisa hidup. Pada saat mati yang kedua, ruh dikeluarkan dari jasad sehingga jasad tersebut

    mati, namun ruh tetap hidup dan disimpan di alam barakh. 7asad yang telah ditinggalkan

    !leh ruh akan mati dan musnah di dalam tanah. Pada saat hidup yang kedua, Allah

    meniptakan jasad yang baru di hari berbangkit, jasad yang baru akan hidup setelah Allah

    memasukkan ruh yang selama ini disimpan di alam barakh ke dalam tubuh tersebut.

    $ehidupan yang kedua ini adalah kehidupan yang abadi, tidak ada lagi kematian atau

    perpisahan antara ruh dengan jasad sesudah itu.

    MENURUT AGAMA KRISTEN

    $itab Sui memandang kematian sebagai hal yang alami dan sebagai akibat d!sa.

    $ematian ialah perpisahan antara tubuh dan r!h. 7ia atau kesadaran tubuh yang tidak

    memiliki r!h. Tubuh bersi%at sementara atau %ana, sedangkan jia atau r!h kekal. $arena itu,

    kematian bukan merupakan akhir dari kisah kehidupan manusia. $etika manusia mati, tubuh

    insanilah yang berakhir atau lenyap, sedangkan jia atau r!h manusia tetap hidup.

    7ia !rang-!rang yang berada di dalam $ristus akan menerima keselamatan r!h pergi

    ke surga, sedangkan jia-jia yang men!lak Eesus akan masuk ke dalam siksaan api neraka.

    Sesudah itu mereka dihukum untuk selama-lamanya ke lautan api kekal. $at!lik *!ma,peraya baha setelah kematian, jia !rang yang meninggal berada di tempat penantian, dan

    jia itu dibersihkan sebelum masuk ke dalam surga. Pr!testan, memperayai baha

    sese!rang $risten akan mati dan jianya langsung pergi bertemu Allah di surga. 7ia itu

    menantikan saat dibangkitkan dan kerajaan $ristus akan didirikan di dunia. Lima ajaran

    p!k!k kitab sui mengenai masalah kematian, yaitu+

    $ematian sebagai akhir kehidupan

    &enurut pandangan ini, kematian merupakan akhir yang n!rmal dari

    kehidupan manusia. Sebagai suatu makhluk hidup yang %ana, pada akhirnya manusia

    memang harus mati . Allah memberikan na%as hidup kepada manusia , supaya mereka dapat hidup untuk jangka aktu tertentu, tetapi tidak untuk

    selama-lamanya , jikalau sudah sampai pada batas akhir hidupnya, maka

    manusia akan mati dan pergi 2.....menempuh jalan segala yang %ana3 .

    $ematian sebagai laan kehidupan

    &enurut pandangan ini, kehidupan itu selalu ditandai dengan kebaradaan

    na%as, sedangkan kematian ditandai dengan ketiadaan na%as. Selama suatu makhluk

  • 7/23/2019 konsep matii

    12/24

    masih berna%as, ia dapat bergerak dan berk!munikasi dengan makhluk-makhluk lain.

    Tetapi apabila ia sudah tidak berna%as lagi, maka ia sama sekali tidak dapat lagi

    bergerak dan berk!munikasi dengan pihak lain. Dalam pandangan bangsa @srael,

    hidup berarti berna%as , sementara mati berarti tidak berna%as lagi .

    $ematian sebagai perusak kehidupan

    &enurut pandangan ini, kematian merupakan suatu kekuatan perusak

    kehidupan manusia. &amur menggambarkan kematian sebagai suatu kekuatan

    perusak dalam bentuk JbanjirG yang setiap saat menganam seperti JmusuhG yang

    menyerbu masuk melalui jendela untuk membinasakan manusia . H!sea

    melukiskan kematian sebagai Jbinatang buasG yang mengintip dan siap menerkam

    mangsanya . $adang pula kematian digambarkan sebagai malaikat

    pemusnah, hantu malam, senjata serangga yang mempunyai sengat+ berupa d!sa,

    sehingga dapat menyebabkan kebinasaan bagi manusia.

    $ematian sebagai tidur lelap

    &enurut pandangan ini, kematian merupakan suatu tidur lelap dan tak pernah

    bangun lagi. Eeremia juga melukiskan kematian manusia sebagai 2jatuh tertidur untuk

    selama-lamanya, tidak akan bangun-bangun lagi3 . Anggapan ini juga

    dianut dalam kitab-kitab lainnya.

    MENURUT AGAMA HINDU

    $etika kita mendengar kata 2mati3 yang dihubungkan dengan manusia, maka dalam

    benak kita terbayang s!s!k terbujur kaku tak berna%as yang jika dibiarkan akan

    rusakBmembusuk, karena itu jasad harus diurus selayaknya . 1ayangan

    mengenai de%inisi 2mati3 seperti itu tidak salah. $ematian adalah perpisahan jasad dengan

    *!h. &ati menurut pandangan Hindu hanyalah berlaku bagi jasad, bukan untuk *!h.

    $ematian hanyalah sebuah %en!mena saja, tak lebih.

    1agi *!h, jasad tak lebih dari sekedar baju yang jika sudah usang mesti

    dilepasBdibuang untuk diganti dengan yang baru sebelum mendapat 2selimut keabadian3 di

    alam &!ksa. 1aik buruknya kualitas baju yang diper!leh kemudian bergantung dari daya beli

    2uang kebajikan3 yang telah ditabungnya. 1aju baru si *!h akan disandang pada

    reinkarnasinya. 1aju yang paling mahal adalah bermerek 2&anusia3, merek ini pun ada

  • 7/23/2019 konsep matii

    13/24

    bermaam tingkatan, ada yang asli , yang sedang, rendah bahkan yang imitasi

    juga banyak.

    =ambaran perjalanan sang *!h antara kematian dan kelahiran kembali sebagai

    berikut+ *!h berpindah dengan badan astral atau suksma sarira. 1adan astral ini terjadi dan

    8 tatta atau prinsip, yaitu; 5 !rgan penggerak, 5 !rgan pengetahuan, 5 prana, pikiran,

    keerdasan dan itta dan ahamkara atau keakuan . 1adan halus ini

    membaa segala jenis samskara atau kesan, serta aasan atau keenderungan-

    keenderungan dan *!h pribadi. 1ila buah dan karma- karma baik telah dihabiskan, Ta

    menggabungkan dirinya dengan badan %isik yang baru dan berinkarnasi pada tempat di bumi

    ini. Eang perilakunya sudah baik menapai kelahiran baik, dan yang perilakunya jahat ditarik

    ke dalam kandungan yang penuh d!sa atau kelahiran yang lebih rendah.

    Hindu mengenal k!nsep Purusa-Pradhana, 1rahman-Atman, 1huana Agung-1huana

    Alit. Pada peristia 2kematian3, Atman diharapkan kembali kepada 1rahman, dan jasad

    kembali kepada alam . #ntuk pr!ses kembalinya 1huana alit

    ke 1huana Agung, ara yang terbaik adalah dengan membakar . &engapa kremasi

    yang terbaik' &enurut Sri Sami Si(ananda, kremasi memberikan man%aat yang tertinggi

    bagi *!h. 1ila badan tidak dibakar, sang *!hB7ia masih dihubungkan dengan bumi. *!h

    terkatung-katung mengitari badan yang sudah mati disebabkan !leh m!ha atau keterikatan

    pada badan %isik. Perjalanannya ke alam surgai terhalang karenanya. 7ika dibakar, getaran-

    getaran yang dihasilkan dari pengunaran mantra dan persembahan sesajian air mampu

    memberikan hiburan dan menyenangkan *!h yang meninggal.

    #paara sapindikarana membantu jia meleati Preta L!ka menuju Pitri L!ka. @a

    lalu diakui di antara para Pitri atau leluhur. Si anak mengelilingi jasad ayahnya tiga kali

    sebelum api dinyalakan pada tumpukan kayu bakar dan memerikkan air sekali, pengunaran

    mantra, 2PergilahK &enyingkir dan berangkat dari sini.3 Tulang-tulangnya dikumpulkan pada

    hari berikutnya dan dibuang ke dalam sungai. &ereka yang mampu akan membaanya ke

    1anares atau Hardar dan membuangnya ke sungai =angga. &enjadi keperayaan baha

    *!h yang %ana, tinggal disampaikan ke sungai =angga yang sui maka *!h akan menapai

    ilayah yang lebih tinggi dari keemerlangan dan sinar spiritual yang akhirnya bebas. Leat

    kremasi unsur-unsur penyusun jasad dikembalikan ke asalnya, unsur air kembali ke air, api

    kembali ke api dan seterusnya.

  • 7/23/2019 konsep matii

    14/24

    Shradh adalah upaara sembahyang setahun selepas kematian !rang. @ni diadakan

    setahun sekali untuk memperingati kepergian mereka. Surga dan Neraka dalam pandangan

    hindu amat jarang diperbinangkan, karena agama Hindu kerap hanya dipahami meyakini

    hukum kharmaphala dan memperayai *einkarnasi atau kehidupan kembali setelah kematian,

    sehingga banyak !rang meyakini baha Hindu tidak mengenal Surga dan Neraka.

    Sesungguhnya k!nsep Surga dan Neraka ada dalam ajaran Hindu. Namun ia bukan

    menjadi tujuan akhir dari manusia sehingga bagi !rang Hindu tujuan akhir adalah bukan

    masuk Surga, melainkan &!ksha atau bersatunya jia dengan Sang &aha Penipta

    .

    &enurut Purana Hindu, terdapat empat belas dunia di alam semesta yaitu bagian atas

    tujuh dan bagian baah tujuh.

    $etujuh dunia atas adalah+

    . 1huh

    /. 1ha(ah

    0. Sah

    4. &ahah

    5. 7anah

    9. Tapah

    I. dan Satyam

    $etujuh dunia baah adalah

    . Atala

    /. 6itala

    0. Sutala

    4. *asatala

    5. Talatala

  • 7/23/2019 konsep matii

    15/24

    9. &ahatala

    I. dan Patala.

    Daerah yang dikenal sebagai 1huh adalah bumi di mana kita tinggal, sedangkan Sah

    adalah dunia surgai tempat di mana setelah kematian untuk menikmati pahala mereka di

    bumi.

    1hu(ah adalah ilayah antara keduanya. 7anah, Tapah, dan Satyam merupakan

    1rahmal!ka, atau surga tertinggi, di mana jia setelah kematian bertemu seara r!hani

    dengan Tuhan pribadi, dan pada akhir siklus menapai pembebasan, meskipun beberapa

    kembali ke bumi lagi.

    Dunia &ahah terletak antara 1rahmal!ka dan 1huh, 1huuah, dan Sah. Patala, yang

    terendah dari tujuh dunia baah, adalah ilayah di mana jia jahat akan tinggal setelah

    kematian dan menerima hasil dari tindakan yang tidak benar mereka di bumi.

    MENURUT AGAMA BUDDHA

    Dalam Ajaran 1uddha, kematian bukanlah hal yang mudah untuk dibiarakan.

    Sebagaimana dalam Tradisi $ristiani, kematian menyangkut beberapa Ajaran 1uddha yang

    lainnya seperti Hukum $etidakkekalan, Hukum $arma, $elahiran $embali, $!sm!l!gi

    1uddhis .

    Sebelum kita membahas mengenai kematian, kita harus memahami terlebih dahulu

    Ajaran 1uddha tentang makhluk hidup. &akhluk hidup merupakan perpaduan dari /

    kel!mp!k atau unsur yaitu batin yang terdiri dari perasaan, penerapan, bentuk

    pikiran, kesadaran; dan jasmani . &aka, makhluk hidup hanyalah terdiri dari 5

    kel!mp!k kehidupan yang menjadi

    kesatuan utuh. Dan sesuai dengan Hukum Alam yang disebut dengan Hukum $etidakekalan

    yang menyatakan baha segala sesuatu yang terbentuk dari

    perpaduan adalah tidak kekal, maka Panca Khanda juga tidak luput dari ketidakkekalan,

    sehingga dapat mengalami perubahan, pelapukan, padam ataupun lenyap.

    Dalam agama 1uddha, Eang &utlak tidak dipahami sebagai suatu pribadi

    , di mana umat 1uddha memanjatkan d!a dan menggantungkan

  • 7/23/2019 konsep matii

    16/24

    hidupnya. Agama 1uddha mengajarkan baha nasib, penderitaan dan keberuntungan

    manusia adalah hasil dari perbuatannya sendiri di masa lampau, sesuai dengan hukum kamma

    yang merupakan satu aspek Dhamma.

    Agama 1uddha juga mengajarkan baha selama hidupnya di dunia ini harus

    membebaskan dirinya dari ketidaktahuan dan penderintaan . @tulah mengapa

    1uddha mengajarkan mengenai empat kasunyataan mulia

  • 7/23/2019 konsep matii

    17/24

    Dengan kata lain, dapat dikatakan baha kematian bagi umat 1uddha sesungguhnya

    bukanlah akhir dari segalanya, namun kematian berarti putusnya seluruh ikatan yang

    mengikat kita terhadap keberadaan kita sekarang, dan karenanya, semakin kita tidak terikat

    pada dunia ini dan belenggunya, semakin siap kita dalam menghadapi kematian, dan pada

    akhirnya semakin dekat kita melalui jalan yang menuju pada $eadaan Tanpa $ematian ,

    inilah salah satu nama dari Nibbana+ amata atau 2$eadaan Tanpa $ematian3.

    Tiga Jenis Kematian Dalam Agama Buddha

    . $hanika &ara!a

    $ematian atau padamnya unsur-unsur batiniah dan jasmaniah pada tiap-tiap saat akhir

    . Sering disebut dengan kematian sesaat. Dari pengertian seara hakikat

    dimana kematian adalah putus dan padamnya k!mbinasi atau perpaduan batin-

    jasmani seara berulang yang terjadi pada setiap saat, ini berarti kematian tidak hanya

    berhubungan dan terjadi pada saat habisnya usia suatu makhluk, tetapi juga

    berhubungan dan terjadi pada saat hidup. Hal ini dapat dilihat dan diketahui dengan

    memperhatikan unsur batin dan jasmani yang ada seara saksama.

    Setiap aktu sel-sel tubuh manusia seara bergantian mengalami kerusakan dan

    kemudian mati. Namun karena adanya JpenyebabG berupa nutrisi dari makanan, sel-sel

    baru kembali munul menggantikan yang telah mati. @nilah mengapa jasmani

    dikatakan padam atau hanur seara berulang-ulang setiap m!men.

    1egitu juga dengan batin. Perasaan yang merupakan salah satu unsur batin selalu

    munul dan padam. Perasaan menyenangkan, tidak menyenangkan , dan netral selalu

    datang dan pergi silih berganti.

    Saat mata melihat sesuatu yang disukai maka perasaan senang akan munul, namun

    lambat laun kemudian padam. Saat melihat sesuatu yang lain yang menyenangkan,

    maka perasaan senang akan hal yang lain tersebut munul, menggantikan perasaan

    senang yang terdahulu. 1egitu seterusnya, selama adanya JpenyebabG munulnyaperasaan yaitu kesan melalui k!ntak dari indera, maka perasaan akan munul.

    Demikian juga perasaan tidak senang. 1egitu juga dengan unsur batin yang lainnya

    seperti bentuk-bentuk pikiran, penerapan, dan kesadaran akan mengalami

    kemunulan, berlangsung, dan padam. @nilah mengapa batin dikatakan padam atau

    hanur seara berulang-ulang setiap saat.

    Dengan putus dan padamnya k!mbinasi atau perpaduan batin-jasmani seara berulang

    yang terjadi pada setiap saat, serta diikuti dengan munulnya k!mbinasi atau

    perpaduan batin-jasmani yang baru maka pada hakikatnya semua makhluk telah

  • 7/23/2019 konsep matii

    18/24

    berkali-kali mati dan juga lahir kembali berkali-kali dalam hidupnya.

    /. Sammuti &ara!a

    $ematian makhluk hidup berdasarkan kesepakatan umum yang dipakai !leh

    masyarakat dunia. $ematian jenis ini merupakan kematian yang banyak dibiarakan

    dalam sehari-hari !leh masyarakat pada umumnya, yaitu hilangnya kemampuan (ital

    yang berhubungan dengan pr!ses kehidupan batin-jasmani dalam satu masa hidup.

    Dalam kematian jenis ini, Ajaran 1uddha memandang baha %akt!r terpenting yang

    menentukan kematian ialah unsur-unsur batiniah suatu makhluk hidup. Saat unsur-

    unsur batiniah padam atau lenyap maka barulah suatu makhluk hidup dikatakan mati.

    Sama seperti halnya dengan khanika marana, kematian jenis ini juga merupakan

    rangkaian pr!ses dari keberadaan itu sendiri yang kemunulannya diikuti

    kembali !leh keberadaan baru selanjutnya, selama adanya JpenyebabG dari munulnya

    keberadaan tersebut, yaitu tanha dan a(ijja. Dengan kata lain selama batin diselimuti

    !leh tanha dan a(ijja, maka makhluk hidup pada umumnya, manusia pada khususnya,

    akan mengalami kematian dan kemudian dilahirkan kembali, terus berkali-kali namun

    dengan k!ndisi yang berbeda-beda sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukannya

    selama hidup.

    $elahiran kembali dikenal dengan istilah Tumimbal Lahir . $elahiran kembali dalam Ajaran 1uddha perlu dibedakan dengan istilah

    JreinkarnasiG dalam ajaran lain. Perbedaannya terletak pada apa dan bagaimana pr!ses

    kelahiran kembali terjadi. Dengan demikian kelahiran kembali merupakan dampak

    atau akibat dari adanya tanha dan a(ijja.

    $ematian jenis ini pada dasarnya diakibatkan !leh empat maam sebab, yaitu+ karena

    habisnya usia , karena habisnya akibat perbuatan penyebab kelahiran

    serta perbuatan pendukung , karena habisnya usia serta akibat

    perbuatan , karena terputus !leh keelakaan, benana atau malapetaka

    . )mpat sebab kematian ini dapat diumpamakan seperti empat sebab

    kepadaman pelita, yaitu karena habisnya sumbu, habisnya bahan bakar, habisnya

    sumbu serta bahan bakar, dan karena tertiup angin.

    Siapa yang menabur, maka ia yang akan menuai, sebuah pepatah mengenai Hukum

    Sebab-Akibat yang di dalamnya termasuk Hukum $arma . Hukum

    $arma menyatakan baha perbuatan baik akan menghasilkan

    kebahagiaan, dan perbuatan buruk akan menghasilkan penderitaan.

    Demikian pula para makhluk akan dilahirkan kembali sesuai dengan perbuatan-

    perbuatan yang telah mereka lakukan. &ereka yang melakukan perbuatan baik akan

    dilahirkan kembali di alam yang berk!ndisi baik dan membahagiakan, sebaliknya

  • 7/23/2019 konsep matii

    19/24

    mereka yang melakukan perbuatan buruk akan dilahirkan di alam yang berk!ndisi

    buruk dan tidak membahagiakan.

    0. Samuheda &ara!a

    $ematian mutlak atau terakhir yang merupakan terputusnya daur penderitaan bagi

    para Arahat. Arahat adalah sebuah sebutan bagi mereka yang telah menapai tingkat

    kesuian batin tertinggi dan yang telah memadamkan tanha dan a(ijja yang

    merupakan JpenyebabG dari kelahiran kembali. Dengan telah memadamkan tanha dan

    a(ijja maka para Arahat tidak akan terlahir kembali setelah masa kehidupannya

    berakhir.

    Dalam Ajaran 1uddha diperayai adanya 0 Alam $ehidupan yang seara garis

    besarnya terbagi atas+ empat alam kemer!s!tan , satu alam manusia

    , enam alam dea , enam belas alam brahma berbentuk

    , dan empat alam brahma nirbentuk .

    $ematian tetap menjadi sebuah ketakutan bagi manusia dan hal ini menjadi kelekatan

    dalam hidup manusia. @tulah mengapa begitu banyak !rang yang begitu menintai

    hidupnya bahkan sering pergi untuk berd!a dan menyatakan harapan mereka agar

    jia mereka diterima di surga. Sebagai sebuah ara untuk mengatasi kelekatan

    tersebut adalah dengan melupakan kepentingan diri dan berusaha untuk men!l!ng

    !rang lain dengan panaran kasih sayang yang keluar dari dirinya sehingga berguna

    bagi kemanusiaan.$ematian epat atau lambat akan datang dan semua !rang akan mengalaminya,

    semestinya tidak harus menjadi ketakutan bagi mereka yang sudah bersih baik dalam

    pikiran dan perbuatan. &emang perbuatan kita pada masa lampau akan mengikuti

    kelahiran berikutnya, namun hal ini bisa dihindari dengan mengumpulkan jasa-jasa

    kebaikan. leh karena itu, pentinglah untuk tidak memaknai hidup ini dengan suram

    sekalipun kematian tetap misteri bagi manusia karena hal ini akan dialami !leh semua

    manusia.

    Keyakinan Buddha Terhadap Akhirat

    1uddha menerima ajaran-ajaran dasar reinkarnasi dan karma dari agama Hindu, serta

    gagasan baha tujuan utama kehidupan adalah untuk keluar dari siklus kematian dan

    kelahiran kembali. 1uddha menegaskan baha apa yang membuat kita terikat pada siklus

    kematian dan kelahiran kembali adalah hasrat, keinginan dalam arti hasrat atau

    mendambakan apapun di dunia. leh karena itu, tujuan keluar dari siklus reinkarnasi harus

    melibatkan pembebasan diri dari keinginan. Nir(ana adalah istilah 1uddhis untuk

  • 7/23/2019 konsep matii

    20/24

    pembebasan. Nir(ana seara har%iah berarti hilang, dan mengau pada hilangnya semua

    keinginan, sebuah kehilangan yang memungkinkan sese!rang untuk menjadi terbebaskan.

    Agama 1uddha berangkat dari Hindu yang paling radikal dalam d!ktrin tentang

    2anatta3, yaitu pemikiran baha indi(idu tidak memiliki jia yang tetap. 1ukannya jia

    yang stabil, indi(idu terdiri dari 2kumpulan3 kebiasaan, kenangan, sensasi, keinginan, dan

    sebagainya, yang bersama-sama menipu ke dalam pemikiran kita. Dalam ke%anaannya, ini

    adalah diri palsu yang terikat bersama sebagai sebuah unit, dan bahkan bereinkarnasi dari

    tubuh ke tubuh. Dalam 1uddhisme, serta dalam Hinduisme, hidup dalam tubuh jasmani

    dipandang negati%, sebagai sumber segala penderitaan. leh karena itu, tujuannya adalah

    untuk mendapatkan pelepasan. Dalam ajaran 1uddha, ini berarti meninggalkan rasa palsu diri

    sehingga kumpulan kenangan dan impuls melebur, tanpa meninggalkan apa-apa untukreinkarnasi dan karenanya tidak mengalami penderitaan.

    Dari perspekti% masa kini, dunia yang ditegaskan masyarakat 1arat, (isi 1uddha tidak

    bisa tetapi tampaknya jelas tidak menarik+ Tidak hanya kehidupan ini digambarkan sebagai

    tidak menarik, pr!spek nirana, di mana !rang akan larut ke dalam ketiadaan, bahkan

    tampaknya kurang diinginkan. 1uddha m!dern mungkin menanggapi, baha reaksi kita

    untuk dihadapkan dengan sisi gelap kehidupan hanya menunjukkan bagaimana kita teris!lasi

    dari rasa sakit dan penderitaan yang sangat mendasar bagi eksistensi manusia.

    Setelah kematian, menurut agama 1uddha Tibet, jia pergi berjalan melalui pr!ses

    yang berlangsung selama empat puluh sembilan hari yang terbagi dalam tiga tahap yang

    disebut 21ard!3. Di akhir bard!, !rang baik masuk nirana atau sebaliknya kembali ke bumi

    untuk kelahiran kembali.

    Sangat penting baha indi(idu yang meninggal dijaga sepenuhnya sadar selama

    mungkin karena pikiran sese!rang saat meleati kematian sangat mempengaruhi k!ndisi

    pengalaman kematian, jika sese!rang gagal untuk menapai nirana, maka perjalanan

    berikutnya adalah inkarnasi.

    Tahap salah satu 1ard! , bard! kematian, dimulai saat

    kematian dan berlanjut dari setengah hari sampai empat hari. @ni adalah peri!de aktu yang

    diperlukan untuk keberangkatan untuk menyadari baha mereka telah melepaskan tubuh

    %isiknya. $esadaran yang meninggal memiliki pengalaman ekstatik dari 2ahaya yang putih

    dan terang3 pada saat kematian. Setiap !rang setidaknya melihat sekilas ahaya. Semakin

    berkembang seara spiritual, maka semakin mampu ia melampaui ke tingkat yang lebih

  • 7/23/2019 konsep matii

    21/24

    tinggi dari realitas alam r!h. Namun rata-rata !rang, datang ke tempat yang lebih rendah di

    antara 2ahaya sekunder yang terang3.

    Tahap kedua , adalah bard! dari Lumin!us &ind, yang

    meninggalkan halusinasi akibat karma yang dibuat selama hidup. $euali jia yang sangat

    berkembang, indi(idu akan merasa baha mereka masih berada dalam tubuh. Arah

    kemudian menemukan berbagai penampakan, dea-dea yang 2damai3 dan 2murka3, yang

    sebenarnya adalah pers!ni%ikasi dari perasaan manusia, dan baha untuk berhasil menapai

    nirana, arah harus menghadapi pertemuan tanpa berkedip. Hanya indi(idu paling

    bere(!lusi dapat meleati pengalaman bard! sekaligus dan transit langsung ke surga.

    Tahap tiga , bard! kelahiran kembali, yang adalah pr!ses

    reinkarnasi.

    KONSEP MATI MENURUT HUKUM

  • 7/23/2019 konsep matii

    22/24

    &enurut PP n!.:B8: pasal g menyebutkan baha+ 2&eninggal dunia adalah

    keadaan insani yang diyakini !leh ahli ked!kteran yang berenang, baha %ungsi !tak,

    pernapasan, M atau denyut jantung sese!rang telah berhenti3. De%inisi mati ini merupakan

    de%inisi yang berlaku di @nd!nesia. &enurut pendapat para ahli, batasan mati ini

    mengandung dua kelemahan. Eang pertama, pada henti jantung %ungsi !tak,

    na%as dan jantung telah berhenti, namun sebetulnya kita belum dapat menyatakan mati karena

    pasien masih mungkin hidup kembali bila dilakukan resusitasi. Eang kedua, dengan adanya

    kata-kata 2denyut jantung telah berhenti3, maka ini justru kurang menguntungkan untuk

    transplantasi, karena per%usi ke !rgan-!rgan telah berhenti pula, yang tentunya akan

    mengurangi (iabilitas jaringanB!rgan.

    &enurut pernyataan @D@ 8::, sese!rang dinyatakan mati bila a> %ungsi sp!ntan

    perna%asan dan jantung telah berhenti seara pasti atau b> telah terbukti terjadi mati batang

    !tak. Seara klasis d!kter menyatakan mati berdasarkan butir a tersebut dan ini dapat

    dilakukan di mana saja, di dalam atau di luar rumah sakit.

    &ati itu sendiri sebetulnya dapat dide%inisikan seara sederhana sebagai berhentinya

    kehidupan seara permanen . Hanya saja, untuk memahaminya

    terlebih dahulu perlu memahami apa yang disebut hidup.

    Para ahli sependapat jika de%inisi hidup adalah ber%ungsinya berbagai !rgan (ital sebagai satu kesatuan yang utuh, ditandai !leh adanya k!nsumsi

    !ksigen. Dengan demikian de%inisi mati dapat diperjelas lagi menjadi berhentinya seara

    permanen %ungsi !rgan-!rgan (ital sebagai satu kesatuan yang utuh, ditandai !leh berhentinya

    k!nsumsi !ksigen.

    Hidup adalah hak yang melekat pada setiap indi(idu yang tidak dapat dirampas dan

    dikurang-kurangi !leh siapapun, atas nama apapun dan dalam situasi

    apapun termasuk !leh negara, atas nama hukum atau dalam situasi darurat. Sebagai hak yang

    dianugerahkan Tuhan, hak hidup tidak bisa diambil !leh manusia manapun meski atasnama

    Tuhan sekalipun.

    Amandemen kedua ##D 845 dengan tegas menyebutkan baha, 2Setiap orang

    berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya .1erikutnya

    ##D menyatakan, 2!ak untuk hidup" hak untuk tidak disiksa" hak kemerdekaan pikiran dan

    hati nurani" hak beragama" hak untuk tidak diperbudak" hak untuk diakui sebagai pribadi di

  • 7/23/2019 konsep matii

    23/24

    hadapan hukum" dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah

    hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.3

    &engau pada kedua ayat tersebut, maka dapat disimpulkan baha pandangan

    tentang hak-hak indi(idu yang dianut !leh Negara $esatuan *epublik @nd!nesia mengakui

    apa yang dikenal !leh para %ilsu% dengan 2Hukum $!drat3, sebagaimana dijelaskan di atas,

    yang menyatakan baha hak untuk hidup adalah hak yang melekat pada setiap indi(idu yang

    tidak dapat dirampas dan dikurang-kurangi !leh siapapun, atas nama

    apapun dan dalam situasi apapun termasuk !leh negara, atas nama hukum, agama atau dalam

    situasi darurat.

    REFERENSI

    !anafiah" #$ %usuf" Amri Amir$ &tika Kedokteran ' !ukum Kesehatan$ ($ %akarta* &+C$

    Amir" Amri$ ,unga Rampai !ukum Kesehatan$ ($ #edan* .akultas Kedokteran /S/$

  • 7/23/2019 konsep matii

    24/24