konser diskolorisasi
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Konser diskolorisasi
1/5
Gigi terdiri dari mahkota gigi, leher gigi dan akar gigi. Secara klinis mahkota gigi
merupakan bagian gigi yang menonjol di atas gingiva. Dilihat dari potongan melintang, mahkota
gigi terdiri atas tiga lapisan yaitu lapisan email, dentin dan pulpa. Diskolorisasi ekstrinsik dapat
terjadi pada lapisan luar dari mahkota gigi yaitu di permukaan email dan diskolorisasi intrinsik
dapat terjadi di dalam substansi gigi yaitu pada lapisan dalam email dan dentin. Stain pada gigi
dapat terjadi dengan tiga cara: (1) stain melekat langsung pada permukaan, (2) stain terjebak di
dalam kalkulus dan deposit lunak, dan (3) stain bergabung dengan struktur gigi atau material
restoratif.
Warna gigi setiap orang sangat bervariasi tergantung pada translusensi, ketebalan
email, warna dentin dibawahnya dan pulpa. Warna gigi yang normal bagi gigi sulung adalah
putih kebiruan dan warna gigi permanen putih kekuningan. Bertambahnya umur seseorang
secara fisiologis, maka emailnya juga akan menjadi lebih tipis karena abrasi atau erosi dan dentin
menjadi lebih tebal karena deposisi dentin sekunder. Namun karena berbagai faktor baik
ekstrinsik maupun intrinsik, gigi dapat mengalami perubahan warna akibat penumpukan stain
atau pigmen yang sering disebut juga diskolorisasi gigi. Keparahan diskolorisasi yang terjadi
tergantung jumlah pigmen yang menimbun di gigi. Semakin banyak pigmen di gigi yang
mengabsorpsi cahaya maka warna gigi akan menjadi semakin gelap. Semakin sedikit jumlah
pigmen maka semakin sedikit cahaya diabsorpsi dan semakin banyak cahaya yang direfleksikan
menjadikan warna gigi tampak semakin terang. Interaksi cahaya dapat dilihat seperti pada
gambar di bawah ini.
Gambar 1. Interaksi cahaya pada email dan dentin. Cahaya yang mengenai email
sebagian dipantulkan dan sebagian lagi diserap oleh pigmen warna yang terdapat di gigi.
-
8/10/2019 Konser diskolorisasi
2/5
A.Penampakan klinis dan histologis gigi normal
Warna alami enamel adalah putih translusen dan warna struktur gigi di bawah enamel cenderung
tampak. Dentin berada di bawah enamel, dengan warna normal kekuningan, tetapi oleh karena
struktur porus dan adanya persarafan gigi akan menembus warna dentin yang menyebabkan
warna gigi menjadi lebih gelap sampai kearah kuning kecoklatan. Hal ini seiring dengan
pertambahan usia.
B. Penampakan klinis dan histologis gigi yang mengalami diskolorisasi ekstrinsik
Stain coklat-hitam
Stain coklat pada permukaan gigi dapat merupakan
akibat dari deposisi tanin yang ditemukan dalam
teh, kopi dan minuman atau makanan lainnya.
Akumulasi plak gigi, kalkulus dan food debris juga
dapat menyebabkan stain coklat atau hitam. Selain
itu kebiasaan merokok juga dapat menyebabkan
stain coklat atau hitam pada gigi.
-
8/10/2019 Konser diskolorisasi
3/5
Stain hijau-orange
Akumulasi plak gigi yang terkontaminasi oleh
bakteri atau jamur akibat gigi yang tidak
dibersihkan terus menerus dapat menyebabkan
pembentukan warna hijau-orange pada gigi.
C. Penampakan klinis dan histologis gigi yang mengalami diskolorisasi instrinsik
Diskolorisasi intrinsik terjadi akibat faktor dari dalam gigi yang umumnya terdapat pada email
dan dentin. Gigi dapat mengalami perubahan warna atau diskolorisasi sebelum masa erupsi yaitu
pada saat pembentukan gigi karena terpaparnya struktur gigi dengan penyebab diskolorisasi.
Mekanisme terjadinya diskolorisasi intrinsik ini masing masing akan dibahas:
Alkaptonuria
Alkaptonuria merupakan kesalahan bawaan dari hasil metabolisme pada metabolisme tirosin dan
fenilalanin yang tidak sempurna, yang mendukung terbentuknya asam homogentisik. Kelainan
ini akan mempengaruhi pertumbuhan gigi permanen yang menyebabkan stain berwarna coklat
pada gigi.
Porfiria kongenital
Kelainan ini jarang terjadi, bersifat resesif, autosomal dan merupakan gangguan metabolisme
dimana terdapat kesalahan pada metabolisme porphyrin yang mengaraah ke akumulasi prophyrin
dalam sum sum tulang, eritrosit, urin, feses dan gigi. Akibatnya adalah stain berwarna merah-
coklat pada gigi.
Congenital hyperbilirubinaemia
Hasil dari hemolisis akan menyebabkan perubahan warna kuning-hijau. Pada rhesus
inkompatibilitas, hemolisis yang besar akan menyebabkan deposisi pigmen empedu pada
jaringan keras gigi yang terkalsifikasi.
-
8/10/2019 Konser diskolorisasi
4/5
Amelogenesis Imperfecta
Pada kondisi herediter, pembentukan enamel
terganggu pada saat mineralisasi atau
pembentukan matriks. Ada beberapa variasi
penampilan amelogenesis imperfecta, antara lain
hipomaturasi enamel yang memiliki gambaran
seperti snow capped dan hipoplasia dengan
gambaran enamel yang tipis dan keras yang
menunjukkan penampilan gigi berwarna kuning-coklat.
Dentinogenesis Imperfecta
Pada saat histodiferensiasi, terjadi proses diferensiasi sel, proliferasi, pergeseran dan pematangan
sebagai dental organ melalui tahap lonceng dan
aposisi. Bagian perifer dari dental organ akan
menjadi odontoblas, lapisan ini akan membentuk
dentin. Gangguan diferensiasi selsel formatif benih
gigi akan menghasilkan struktur email dan dentin
yang abnormal.Biasanya ecara klinis dapat terlihat,
mukosa mulut terlihat normal, gigi berwarna abu-
abu agak transparan sampai agak kecoklatan
Kemudian segera setelah gigi sulung erupsi lengkap, enamel relative mudah patah dari bagian
insisal edge pada permukaan gigi anterior dan permukaan oklusal dari gigi posterior. Selanjutnya
bagian dentin yang relative lunak akan mudah terkikis, sehingga tubuli dentin terbuka dan akan
mengakibatkan perubahan warna coklat pada gigi yang kemungkinan disebabkan oleh
penyerapan kromogen ke dalam tubulus dentin.
-
8/10/2019 Konser diskolorisasi
5/5
Tetrasiklin
Penggunaan obat tetrasiklin pada ibu hamil
selama bulan-bulan terakhir kehamilan akan
menyebabkan diskolorisasi gigi sulung
anaknya. Ini karena tetrasiklin akan berikatan
dengan jaringan gigi yang sedang mengalami
proses mineralisasi dan membentuk kompleks
tetrasiklin kalsium ortofosfat. Gigi yang
terkena tetrasiklin akan berwarna kekuningan
atau coklat-keabuabuan.
Fluorosis
Fluorosis gigi dapat menyebabkan
perubahan warna gigi menjadi tidak
putih lagi sebagaimana gigi yang
sehat, akan tetapi menjadi pucat dan
buram. Pada fluorosis yang lebih
berat, selain warnanya lebih gelap,
enamel gigi menjadi rapuh. Secara
histologi pada enamel yang
mengalami fluorosis akan didapati
hal-hal sebagai berikut: (1)
Berkurangnya jumlah sel-sel
ameloblast (hipoplasia) yang
mengganggu pembentukan dari
matriks sehingga menyebabkan terjadinya lubang-lubang kecil, (2) Terjadi pengurangan deposit-deposit mineral (hipokalsifikasi) dan disertai dengan perkembangan (maturasi) gigi sehingga
menyebabkan warna seperti kapur.