konsistensi
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ILMU
TANAH
KONSISTENSI TANAH
OLEH
DIDIK CHOIRUL UMMAM
1125010048
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN”
JAWA TIMUR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya
kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda
lain. Keadaan tersebut ditunjukkan dari daya tahan tanah terhadap gaya
yang akan mengubah bentuk. Gaya yang akan mengubah bentuk tersebut
misalnya pencangkulan, pembajakan, dan penggaruan. Menurut
Hardjowigeno (1987) bahwa tanah-tanah yang mempunyai konsistensi
baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah.
Konsistensi tanah adalah suatu sifat tanah yang menunjukkan
derajat kohesi dan adhesi diantara partikel – partikel tanah dan ketahanan
massa tanah terhadap perubahan bentuk yang disebabkan oleh tekanan dan
berbagai kekuatan yang mempegaruhi bentuk tanah (Hanafiah 2005)
Menurut Foth ( 1990), tanah yang baik yang mudah diolah adalah
tanah yanmg lunak dan tidak melekat pada alat pengolah tanah.
Tanah yang lunak( tidak keras/ lepas-lepas) merupakan tanah yang
mudah dipenetrasi oleh akar tanaman sehingga memberikan kesempatan
bagi tanaman untukberkembang dan tumbuh dengan baik. Tanah yang
tidak banyak melekat pada tanah menunjukan, dalam kondisi basah, tanah
hanya mengandung sedikit oksigen dan udara lain. Padahal udara juga
merupakan faktor penting pertumbuhan tanaman ( Certini dan Scalenghe,
2006;Bouma,1992).
1.2 Tujuan
a. Menentukan ketahanan massa tanah terhdap remasan tekanan atau
pijitan tangan.
b. Menerapkan metode yang diperlukan untuk mengetahui tingkat
konsistensi tanah sampel.
1.3 Manfaat
a. Menentukan tingkat konsistensi/ketahanan tanah terhapad remasan
jari atau pijitan tangan.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Jadwal Praktikum
Hari : Rabu
Tanggal : 10 Oktober 2012
Tempat : Lab. Dasar Tanah Fakultas Pertanian UPN “VETERAN” Jawa
Timur
2.2 Alat
Cawan kaca
Botol penyemprot
2.3 Bahan
Tanah dari dataran tinggi Cuban Talun – Kab. Batu dengan Kedalaman
1. 0 – 20 cm
2. 20 – 40 cm
2.4 Cara Kerja
1. Menyiapkan sampel tanah dalam 3 kondisi yakni basah, kering, dan
lembab
2. Menghaluskan sampel tanah yang sudah di dapat biak kedalaman 0 –
20 cm maupun 20 – 40 cm
3. Mengambi sampel tanah (1 sendok makan) untuk tanah dalam kedaan
basah
4. Mengambil agrega utuh dari sampel untuk kedaan kering dan lembab
5. Meremas atau menekan massa tanah dalam keadaan kering
6. Melihat daya tahan tanah ketika di tekan dan diremas
7. Mengamati pecahan yang di dapat apakah hancur atau pecah
8. Meletakkan tanah di lempeng kaca (untuk basah dan lembab)
9. Meneteskan air sedikit – demi sedikit dan tunggu sampai tanah dalam
keadaan lembab.
10. Menekan massa tanah dengan ibu jari dan telunjuk
11. Mengamati ketahanan terhadap tekanan yang diberikan (sedikit
tekanan atau banyak tekanan untuk bias menghancurkan tanah)
12. Membasahi tanah sampai dalam keadaan basah atau jenuh
13. Memijit dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk
14. Merasakan daya lekat tanah
15. Membuat gelintiran pada telapak tangan
16. Membengkokkan gelintiran
BAB III
HASIL PEMBAHASAN
3.1 Hasil
NoContoh Tanah
(Cuban Talun, Batu)
Konsistensi
Kering Lembab Basah
1 0 - 20 cm Agak keras GemburPlastis dan
agak melekat
2 20 – 40 cm Agak kerasSangat
gembur
Tidak plastis
dan agak
melekat
3.2 Pembahasan
Pengamatan konsistensi dengan menggunakan tanah sampel dari dataran
tinggi Cuban Talun, Kab Batu dengan agregat tanah kedalaman 0 – 20cm dan
20 – 40 cm mendapatkan hasil bahwa, tingkat konsistensi agregat tanah yang
dimiliki oleh tanah sampel merupakan tergolong tahan terhadap tekanan. Hal
ini dikarenakan ketika tanah di tekan dengan menggunakan telunjuk dan ibu
jari tanah tidak langsung pecah akan tetapi memerlukan sedikit tenaga untuk
menekan agregat utuh tanah.
Dalam kondisi kering kami mendapatkan hasil bahwa agregat utuh tanah
memerlukan sedikit tekanan untuk menghancurkannya sehingga kami
menggolongkan ke dalam golongan agak keras. Banyak factor yang
mempengaruhi kekuatan konsistensi tanah ini. Salah satunya adalah
kandungan bahan organic yang mampu mejadi perekat tanah, sehingga
walapun fraksi paling banyak adalah terisi oleh debu namun agregat utuh
tanah mempunyai daya tahan terhadap tekanan yang diberikan.
Dalam kondisi basah kami mendapatkan bahwa tingkat plastisita tanah
adalah tidak plastis karena dalam hal ini tanah dapat dibentuk gelintiran
hingga panjang tertentu. Ini menandakan bahwa tanah sampel yang di
gunakan merupakan tanah dengan fraksi tanah yng liat dan debunya lebih
dominan daripada pasir . karena jika dalam tanah fraksi pasirnya lebih besar
maka ketika digelintir tanah akan tidak berbentuk dan mudah pecah. Untuk
kelekatan tanah kami memperoleh hasil bahwa tanah sampel yang kami
gunakan baik dari kedalaman 0 – 20 cm maupun 20 – 40 cm mempunyai daya
lekat yang tergolong kedalam golongan agak melekat, hal tersebut
menandakan bahwa kandungan liat dalam tanah sampel tergolong sedang
sehingga dapat di katakana agak melekat.
Untuk tanah dalam kondisi lembab ditetapkan bahwa sampel tanah yang
kami gunakan termasuk dalam kondisi gembur (0 – 20 cm) dan sangat gembur
(20 – 40 cm). hal ini terlihat ketika melihat butir – butir hasil remasan yang ad
pada telapak tangan yang mempunyai kondisi gumpalan ketika digenggam
dan hancur melekat bila ditekan. Hanya saja untuk kedalaman sampel 0 –
20cm mempunyai daya tekan yang lebih besar daripada sampel tanah yang 20
– 40cm. ini dipengaruhi oleh adanya unsur – unsur lain yang memberikan
kemantapan agregat pada tanah seperti seresah yang belum hancur sempurna
dn adanya akar yang mengikat tanah.
BAB IV
KESIMPULAN
1. Tanah andisol di dataran tinggi Cuban Talun Kab Batu merupakan tanah
dengan tingkat konsistensi yang sedang, hal ini diketahui dengan melihat
kemampuan tanah dalam menerima tekanan dan dapat di bentuk gelitiran.
2. Kelekatan dan plastisitas tanah dipengaruhi oleh fraksi yang terkandung di
dalamnya.
3. Kegemburan tanah dapat dipengaruhi oleh factor eksternal yang
memantapkan agregat tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Bouma, J. 1992. Effect of soil structure tillage, and agregation upon soil hydraulic
properties. Soil Science Journal 56 : 1-5
Certini, Gracomo dan Riccardo .S. 2006. Soil : Basics Concept Future Challenge.
Cambridge University Press. Cambridge.
Foth. 1990. Fundamentals of soil science. John Wiley and Sons. New York.
Hanafiah ,K.A. 2005. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo
Persada.Jakarta
Harjdowigeno , S. 1987. Ilmu Tanah. PT Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta
.