konstruksi jalan

17
1 Riefandy Setiadi (22-2012-098) / Rangkuman Konstruksi Jalan Ringkasan Materi Konstruksi Jalan 05 Februari 2015 Kuliah Tamu 1 : “Pengenalan Peta dan Sistem KoordinatPemateri : Pak Bambang Rudianto Ringkasan Materi Gambaran Pekerjaan Pengukuran Pembangunan Jalan 1. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan 2. Kajian Aspek Ekonomi, Sosial, dan Teknis 3. Rencana Kasaran Gambar : Lokasi route Peta yang Digunakan : Peta Topografi, Peta Penggunaan Tanah, Peta asGeologi, dan lain lain. Skala : 1 : 25.000 ~ 1 : 50.000 4. Rencana Pendahuluan Gambar : Penempatan garis sumbu dan titik titik kontrol, aspotongan memanjang, dan lain lain. Skala : 1 : 5000 5. Rencana Pelaksanaan Gambaran : Penentuan batas akhir sumbu, gambar potongan asmemanjang, penentuan lebar jalan dan lebar astanah, garis sumbu, sudut sudut persilanga, jari jari belokan, panjang panjang tangen, panjang aspanjang belokan, dan lain lain. Peta yang Digunakan : Peta Topografi Skala : 1 : 500 ~ 1 : 1000

Upload: setiadi-riefandy

Post on 15-Jan-2016

66 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan Kuliah TAMU

TRANSCRIPT

Page 1: Konstruksi Jalan

1 Riefandy Setiadi (22-2012-098) / Rangkuman Konstruksi Jalan

Ringkasan Materi

Konstruksi Jalan

05 Februari 2015

Kuliah Tamu 1 : “Pengenalan Peta dan Sistem Koordinat”

Pemateri : Pak Bambang Rudianto

Ringkasan Materi

Gambaran Pekerjaan Pengukuran Pembangunan Jalan

1. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan

2. Kajian Aspek Ekonomi, Sosial, dan Teknis

3. Rencana Kasaran

Gambar : Lokasi route

Peta yang Digunakan : Peta Topografi, Peta Penggunaan Tanah, Peta

asGeologi, dan lain – lain.

Skala : 1 : 25.000 ~ 1 : 50.000

4. Rencana Pendahuluan

Gambar : Penempatan garis sumbu dan titik – titik kontrol,

aspotongan memanjang, dan lain – lain.

Skala : 1 : 5000

5. Rencana Pelaksanaan

Gambaran : Penentuan batas akhir sumbu, gambar potongan

asmemanjang, penentuan lebar jalan dan lebar

astanah, garis sumbu, sudut – sudut persilanga, jari

– jari belokan, panjang – panjang tangen, panjang –

aspanjang belokan, dan lain – lain.

Peta yang Digunakan : Peta Topografi

Skala : 1 : 500 ~ 1 : 1000

Page 2: Konstruksi Jalan

2 Riefandy Setiadi (22-2012-098) / Rangkuman Konstruksi Jalan

6. Pengukuran Pelaksanaan

Gambaran : Pematokan sumbu – sumbu jalan, patok – patok

assilang, sipat datar profil dan sipat datar menmang,

aspengukuran lokasi, pengukuran lokasi,

aspengukuran untuk penempatan rangka pengarah

asuntuk teknik sipil.

7. Pekerjaan Pelaksanaan

Gambaran : Pengukuran yang langsung dibutuhkan untuk

aspelaksanaan konstruksi.

Peta

1. Definisi : Visualisasi obyek – obyek yang ada di permukaan bumi

aspada bidang mendatar yang disajikan dengan skla

astertentu. Obyek – obyek yang disajikan pada peta

asdigambarkan dalam system koordinat.

2. Manfaat peta dalam pekerjaan engineering.

Dasar proses perencanaan

Alat monitoring kesesuaian antara perencanaan terhadap

pelaksanaan di lapangan.

3. Macam peta berdasarkan skala :

Peta skala besar : skala lebih besar 1 : 10.000 biasanya Dinas

Pekerjaan Umum dan Pemerintah Daerah memilikinya.

Peta skala menengah : skala peta 1 : 10.000 ~ 1 : 100.000 dimiliki

Badan Informasi Geospasial.

Peta skal kecil : skala lebih kecil dari 1 : 100.000 dimiliki

Badan Informasi Geospasial.

4. Informasi pada peta :

a. Garis kontur, data ketinggian topografi permukaan bumi.

b. Koordinat (x,y), data obyek planimetrik.

Page 3: Konstruksi Jalan

3 Riefandy Setiadi (22-2012-098) / Rangkuman Konstruksi Jalan

5. Skala peta adalah angka perbandingan antara jarak mendatar dua buah

titik di peta terhadap jarak mendatar sesungguhnya di permukaan bumi

(jarak hubung terpendek). Contoh skala peta, diantara lain : skala teknis,

skala numeris, skala grafis, dan lain – lain.

6. Ketelitian obyek di lapangan berdasarkan skala :

a. Manual, ± 0.5 mm, implikasi pada peta 1 : 1000, maka ketelitian

obyek di lapangan ± 50 cm. Artinya dengan pengukuran manual kita

telah melakukan ketidaktelitain ± 50 cm yang akan didistribusikan

menerus di lapangan.

b. Digital, ± 25 µ (0.025 mm), implikasi pada peta 1 : 1000, maka

ketelitian obyek di lapangan ± 2.5 cm. Artinya dengan pengukuran

digital kita telah melakukan ketidaktelitain ± 2.5 cm yang akan

didistribusikan menerus di lapangan.

7. Posisi titik di peta dinyatakan dengan system koordinat :

Kartesius (x,y) jika pengukuran dengan menggunakan GPS lebih

susah.

Geodetic (l,B) : L = Lintang (+90 ~ -90), B = Bujur (+180 ~ -180).

Untuk pengukuran lebih mudah menggunakan GPS.

8. Azimuth dan sudut jurusan

Azimuth magnetik (Am), berefernsi pada utub utara magnet bumi

(utara magnetic/UM), di lapangan bisa diukur dengan menggunakan

teodolit kompas (T.O).

Azimuth geodetic (Ag), bereferensi pada arah utara sebenarnya (utara

geografi/UG)) di lapangan bisa diukur dengan menggunakan GPS

(Global Positioning Sysem).

Sudut Jurusan (α), bereferensi pada garis vertikal grid (utara

grid/UG) dalam system koordinat UTM (Universal Trasverse

Mercator), di di lapangan bisa diukur dengan menggunakan

menggunakan peralatan GPS (Global Positioning System).

9. Garis Kontur, merupakan garis – garis pada peta yang menghubungkan

titik – titik dengan ketinggiana yang sama. Interval kontur adalah selisih

tinggi antara dua garis kontur yang berurutan.

Page 4: Konstruksi Jalan

4 Riefandy Setiadi (22-2012-098) / Rangkuman Konstruksi Jalan

10. Teknik pengukuran pemetaaan, diantara lain :

Metode terestrial, pengukuran dilakukan langsung dipermukaan

bumi menggunakan peralatan teodolit, waterpass, alat ukur jarak.

Metode fotogrametri, pengukuran dilakukan pada peta foto.

Metode remote sensing, pengukuran dilakukan pada peta citra dari

citra udara.

Metode GPS, pengukuran dilakukan langsung di permukaan bumi

menggunakan receiver GPS.

Metode Terestrial, data yang diperoleh koordinat x, y, dan h, z.

a. x, y : Koordinat titik dihitung berdasarkan data sudut dan jarak

yang diukur secara langsung di lapangan.

b. h, z : Elevasi titik dihitung berdasarkan data beda tinggi yang

diukur secara langsung di lapangan.

11. GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi yang

digunakan sebagai perangkat untuk menentukan posisi (koordinat,

kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti). GPS diukur dari

tengah bumi.

Pengelompokan receiver GPS untuk penentuan posisi, dibagi atas :

a. Receiver tipe navigasi

Tipe genggam (handheld receiver).

Penentuan posisi absolut secara instan.

Tidak menuntut ketelitian tinggi (puluhan meter).

b. Receiver tipe pemetaan

Perlu proses lebih lanjut di computer.

Ketelitian yang dihasilkan 1 – 5 meter.

c. Receiver tipe geodetik

Relatif paling canggih (ketelitian : orde dm – mm).

Page 5: Konstruksi Jalan

5 Riefandy Setiadi (22-2012-098) / Rangkuman Konstruksi Jalan

Ringkasan Materi

Konstruksi Jalan

12 Februari 2015

Kuliah Tamu 2 : “Review Rekayasa Jalan”

Pemateri : Pak Dwi

Ringkasan Materi

Perancanagan Geometrik, merupakan perancangan bentuk fisik jalan, menikung

ke kiri atau ke kanan, menanjaka atau menurun, dan harus sesuai spesifikasi.

Patok perlu dibeton (patok BM) agar tidak rusak jika ditinjau beberapa tahun

kemudian.

Representasi perancangan geometric dari gambar.

Kontrol perencanaan bias dari beberapa sumber, diantara lain :

a. Topografi.

b. Kondisi tanah/geologi berhubungan dengan penarikan trase.

c. Kondisi iklim.

d. Tata guna lahan.

Awal perencanaan menggunakan peta topografi dengan skala 1 : 5000 / 1 : 1000,

skala 1 : 1000 biasa digunakan untuk Detail Engineering Desain (DED).

Perencanaan akhir menggunakan peta skala 1 : 1000 / 1 : 100.

Pada perencanaan jalan, minimal 3 alternatif jalan, dari ketiga desain itu akan

dipilih 1 yang terbaik dengan mempertimbangkan kajian aspek ekonomi, social

dan teknis. Maka yang terbaik akan dibuat Detail Engineering Desain (DED).

Parameter utama perencanaan, diantara lain :

a. Fungsi jalan, contoh arteri dan kolektor. Kedua jalan ini kecepatan rencananya

(Vr) akan berbeda, karena fungsi mempengaruhi.

b. Kelas jalan, mempengaruhi dalam beban yang perlu ditahan.

c. Karakteristik arus lalu lintas akan mempengaruhi lebar jalan.

Page 6: Konstruksi Jalan

6 Riefandy Setiadi (22-2012-098) / Rangkuman Konstruksi Jalan

d. Lokasi jalan, contoh dalam atau luar kota, menentukan kecepatan. Jika

didalam kota maka didesain kecepatan rendah sebaliknya dengan diluar kota

dodesain berkecepatan tinggi. Lokasi jalan juga mempengaruhi kemiringan

melintang maksimum jalan.

Dalam menentukan volume galian dan timbunan, diusahakan volumenya sama,

tetapi tidak mutlak dan mengikat. Sesuatu hal yang perlu menjadi perhatian adalah

alokasi (jarak tempuh), karena makin jauh makin mahal.

Page 7: Konstruksi Jalan

7 Riefandy Setiadi (22-2012-098) / Rangkuman Konstruksi Jalan

Ringkasan Materi

Konstruksi Jalan

18 Februari 2015

Kuliah Tamu 3 : “Pengenalan Pengukuran, Alat Ukur dan Staking Out”

Pemateri : Bu Nurul Yohana

Ringkasan Materi

Lebih membahas tentang Rencana Pelaksanaan dan Pelaksanaan Pengukuran.

Alat ukur penentuan posisi, diantar lain :

a. Electronic Total Station (ETS) posisi 3 – D : x & y (horizontal), dan z

(vertikal).

Cara kerja : memantulkan sinar infrared, dibutuhkan stik sebagai pembantu

dan yang memantulkan sinar disebut sentring.

b. Digital Levelling (DL) posisi vertikal : h, untuk pengukuran beda tinggi, nama

lain waterpass.

c. Global Positioning System posis 3 – D ; (x, y, h).

Penentuan posisi dibagi 2, yaitu :

Penentuan posisi secara absolut (instan) :

1. Hanheld, akurasi : meter.

2. GPS RTX, menghasilkan x, y, z untuk x & y yang dihasilkan

bagus,, sedangkan z kurang bagus. Akurasi : mm.

Penentuan posisi secara relatif (instan) :

1. GPS RTK, atau disebut geodetik data diolah dulu karena data dari

alat masih mentah. Akurasi : mm.

Staking Out yaitu pengembalian titik. Umumnya dilakukan melalui pengukuran

secara terrestrial menggunakan alat ukur ETS.

Pematokan titik rencana elevasi jalan dilakukan dengan pengukuran metode sipat

datar memanjang dengan alat waterpass.

Page 8: Konstruksi Jalan

8 Riefandy Setiadi (22-2012-098) / Rangkuman Konstruksi Jalan

Salah satu perangkat lunak perencanaan jalan yaitu Land Dekstop

Profil jalan, diantara lain :

1. Memanjang dengan memunculkan data STA-nya (garis tengah jalan).

2. Melintang, garis yang tegak lurus dengan sumbu jalan dengan interfal tertentu.

Manfaat pembuatan profil, diantara lain :

1. Gambar penampang dapat digunakan untuk memperlihatkan nilai selisih

antar permukaan tanah asli dengan permukaan rencana yang diharapkan.

2. Dengan selisih perbedaan permukaan tersebut dapat diketahui bagian

permukaan yang digali (cut) dan bagian yang diurug/ditimbun (fill). Sebagai

dasar Pekerjaan Tanah/ Earth Work.

3. Dengan dua gambar profil atau lebih, dapat dilanjutkan dengan hitungan

volume galian dan volume timbunan pekerjaan tanah.

4. Dapat digunakan untuk review desain permukaan rencana dalam rangka

keseimbangan volume galian dan timbunan.

PPD/waterpass, digunakan ketika ada perbedaan tinggi. Jadi setiap perbedaan

tinggi perlu diukur & digambarkan nantinya. Untuk galian dan timbunan.

GPS, harus dilakukan pengukuran pada tempat terbuka.

DTM (Detail Terrain Model), data yang dibutuhkan (N, E, Z).

Data yang diperlukan saat memasukkan aplikasi, diantara lain :

P N Y Z Deskripsi

Page 9: Konstruksi Jalan

9 Riefandy Setiadi (22-2012-098) / Rangkuman Konstruksi Jalan

Ringkasan Materi

Konstruksi Jalan

18 Februari 2015

Kuliah Tamu 4 : “Manajemen Proyek : Pengantar Pengadaan Barang/Jasa”

Pemateri : Pak Ir. Sutjipto

Ringkasan Materi

Pengadaan barang jasa, adalah usaha atau kegiatan pengadaan barang/jasa yang

diperlakukan oleh instansi pemerintah yang meliputi pengadaan barang, jasa

pemborongan, jasa konsultasi dan lainnya.

Rencana Umum Pengadaan, ada 2 cara, yaitu :

a. Melalui Swakelola

Swakelola : swakelola mengandalkan sumber daya yang ada didalam instansi

tersebut untuk merencanakan, mengorganisasi, mengerjakan dan mengawasi

secara mandiri proses pengadaan barang dan jasa.

b. Melalui Penyedia Barang/Jasa

Penyedia Barang/Jasa : penyedia barang dan jasa pemerintah juga diharuskan

memenuhi kriteria tertentu yang ditentukan dalam peraturan tentang

pengadaan barang dan jasa pemerintah. Ketidaklengakapan persyaratan ini

dapat menjadi penyebab tidak diakuinya penyedia barang/jasa dalam lelang

atau penunjukan oleh instansi terkait.

Pengadaan barang/jasa dilaksanakan dengan menggunakan prinsip dasar sebagai

berikut :

a. Adil / Tidak Diskriminatif

b. Akuntable

c. Bersaing

d. Efektif

Page 10: Konstruksi Jalan

10 Riefandy Setiadi (22-2012-098) / Rangkuman Konstruksi Jalan

e. Efisien

f. Terbuka

g. Transparan

Pihak dalam Proses Pengadaan (penggunaan APBN dan APBD), diantara lain :

1. PA (Penggunaan Anggaran) : Pejabat pemegang kewenangan penggunaan

anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat

yang disamakan pada Institusi lain Pengguna APBN/APBD.

/KPA (kuasa pengguna anggaran) : Pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk

menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan

APBD.

Tugas pokoknya :

a. Menetapkan dan mengumumkan RUP

b. Mengawasi pelaksanaan anggaran

c. Menetapkan PPK, PP, PPHP, Tim Teknis dan Tim Juri

d. Menetapkan Pemenang Pengadaan:

Barang/Pek. Konstruksi/Jasa lainnya > Rp 100 Milyar

Jasa Konsultansi > Rp 10 Milyar

2. PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) : Pejabat yang bertanggung jawab atas

pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.

Tugas Pokoknya :

a. Menetapkan rencana pelaksanaan PBJ

(Spek Teknis, HPS, Rancangan Kontrak)

b. Menerbitkan SPPBJ dan penandatangan kontrak

c. Melaksanakan dan mengendalikan kontrak

Page 11: Konstruksi Jalan

11 Riefandy Setiadi (22-2012-098) / Rangkuman Konstruksi Jalan

3. ULP (Unit Layanan Pengadaan) : Unit organisasi Kementerian/Lembaga/

Pemerintah Daerah/Institusi yang berfungsi melaksanakan pengadaan barang/jasa

yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah

ada.

Tugas Pokoknya :

a. Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan ULP;

b. Menyusun program kerja dan anggaran ULP;

c. Mengawasi seluruh kegiatan PBJ di ULP dan melaporkan apabila ada

penyimpangan

4. PPHP (Panitia Penerima Hasil Pekerjaan)

Tugas pokoknya :

a. Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa sesuai

dengan kontrak;

b. Menerima hasil pengadaan barang/jasa setelah melalui

pemeriksaan/pengujian; dan

c. Membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan.

Etika Pengadaan, yaitu semua fungsi/pihak yang terlibat dalam pengadaan

barang/jasa wajib mematuhi etika sebagai berikut:

1. Melaksanakan tugas secara tertib, penuh rasa tanggung jawab, demi

kelancaran, dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang/jasa;

2. Bekerja secara profesional dengan menjunjung tinggi kejujuran, kemandirian,

dan menjaga informasi yang bersifat rahasia;

3. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung, yang

mengakibatkan persaingan tidak sehat, penurunan kualitas proses pengadaan,

dan hasil pekerjaan;

4. Bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan

kewenangannya;

Page 12: Konstruksi Jalan

12 Riefandy Setiadi (22-2012-098) / Rangkuman Konstruksi Jalan

5. Mencegah terjadinya pertentangan kepentingan (conflict of interest) pihak-

pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan;

6. Mencegah terjadinya kebocoran keuangan dan kerugian;

7. Tidak menyalahgunakan wewenang dan melakukan kegiatan bersama

dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain secara

langsung atau tidak langsung;

8. Tidak menerima, menawarkan, dan atau berjanji akan memberi hadiah,

imbalan, atau berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut

dapat diduga berkaitan dengan pengadaan barang/jasa.

Korupsi berdasarkan (UU No. 31 Tahun 99) menyebutkan bahwa setiap orang

yang secara hukum memperkaya diri sendiri atau orang lain, atau suatu korporasi,

yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian Negara.

Dalam pengadaan barang jasa perlu adanya kegiatan pengendalian dan

pengawasan barang atau jasa. Contoh pelanggaran dan sanksinya yang dilanggar

oleh penyedia, diantara lain :

Perbuatan atau Tindakan Sanksi

Terlambat menyelesaikan pekerjaan Denda keterlambatan sebesar

1/1000/hari dari harga kontrak atau

bagian kontrak.

Konsultan perencana yang tidak cermat

dan mengakibatkan kerugian megara

Menyusun kembali perencanaan

dengan biaya sendiri dan/atau

tuntutan ganti rugi

Langkah – langkah pemilihan jenis kontrak, yaitu :

1. Mengidentifikasikan barang/jasa yang akan diadakan

2. Mengenali masing-masing jenis kontrak

3. Memilih dan menetapkan salah satu jenis kontrak

Kontrak pengadaan barang/jasa dibedakan atas

1. Berdasarkan bentuk imbalan:

a. Lumpsum (diberikan sejumlah biaya dengan nominal tertentu dan harus

selesai tanpa ada tambahan biaya kedepannya).

Page 13: Konstruksi Jalan

13 Riefandy Setiadi (22-2012-098) / Rangkuman Konstruksi Jalan

b. Harga Satuan (Pembayaran dilakukan berdasarkan jenis pekerjaan yang

dilakukan berdasarkan satuan pekerjaannya).

c. Gabungan lumpsum dan harga satuan.

d. Terima Jadi (Turnkey).

e. Persentase.

2. Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan :

a. Tahun Tunggal (dalam jangka 1 tahun).

b. Tahun Jamak ( dalam jangka bisa lebih dari 12 bulan).

3. Berdasarkan sumber perdanaan :

a. Kontrak pengadaan tunggal.

b. Kontrak pengadaan bersama.

c. Kontrak payung.

4. Berdasarkan jenis pekerjaan :

a. Pekerjan tunggul.

b. Pekerjaan terintegrasi.

Jaminan Pengadaan, contoh jaminan pengadaan diantara lain : surat jaminan

adalah Jaminan tertulis yang dikeluarkan bank umum/lembaga keuangan lainnya

yang diberikan untuk menjamin terpenuhinya persyaratan/kewajiban penyedia

barang/jasa. Macam jaminan pengadaan, diantara lain :

1. Jaminan Penawaran (yang melampiri surat penawaran pada saat proses

lelang)

2. Jaminan sanggah banding(jika saat lelang ada sanggahan)

3. Jaminan Pelaksanaan (kontraktor manjamin melaksanakan kontrak

sebagaimana seharusnya)

4. Jaminan Uang muka

5. Jaminan Pemeliharaan (jika proyek tersebut kedepannya dibutuhkan

pemeliharaan)

Page 14: Konstruksi Jalan

14 Riefandy Setiadi (22-2012-098) / Rangkuman Konstruksi Jalan

Metode kualifikasi, diantara lain :

1. Prakualifikasi adalah proses penilaina kompetisi dan kemampuan usaha serta

pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa sebelum

memasukkan penawaran.

2. Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetisi dan kemampuan usaha

serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa

setelah memasukkan penawaran.

Dengan metode pemilihannya antara lain :

a. Pemilihan langsung,

Dilakukan jika pelelangan sulit dilakukan atau tidak menjamin oencapaian

sasaran, dilaksanakan dengan membandingkan penawaran dari beberapa

penyedia barang/jasa yang memenihi syarat melalui permintaan harga ulang

atau permintaan teknis dan harga serta dilakukan negoisasi secara bersaing,

baik dilakukan untuk teknis maupun harga, sehinggga diperoleh harga yang

wajar dan secara teknis dapat dipertanggung-jawabkan.

b. Pelelangan Umum

Metode pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka

dengan pengumuman secara luas melalui media massa dan papan

pengumuman.

c. Penunjukan Langsung

Pengadaan barang/jasa yang penyedia barang/jasanya ditentukan oleh kepala

kantor/satuan kerja/pemimpin proyek/bagian proyek/pengguna anggaran

daerah/pejabat yang disamakan sebagai pemilik pekerjaan.

Penetapan metode evaluasi antara lain

a. Sistem gugur,

Yaitu evaluasi penilaian penawaran dengan cara memeriksa dan

membandingkan dokumen penawaran terhadap pemenuhan persyaratan yang

telah ditetapkan dalam dokumen dengan urutan proses evaluasi dimulaiu dan

penilaian persyaratan administrasi, persyaratan teknis dan kewajaran harga.

Page 15: Konstruksi Jalan

15 Riefandy Setiadi (22-2012-098) / Rangkuman Konstruksi Jalan

b. Sistem nilai

Yaitu evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberikan nilai angka

tertentu pada setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai yang

telah ditetapkan dalam dokumen, kemudian membandingkan jumlah nilai

dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya.

Setelang memenangkan lelang dibuatlah Kontrak (surat perjanjian), dimana :

Dapat memberikan uang muka dengan batasan maksimum 20% dari nilai kontrak

Selama pelaksanaan kontrak, adanya manajemen (pengaturan material, alat

pekerja, dll).

Dimungkinkan adanya perubahan kontrak, jika ada perubahan tidak melebihi

10%.

Pembayaran prestasi pekerjaan yang dibayar dengan 3 cara :

bulanan,termin,maupun sekaligus setelah pekerjaan selesai

Adanya penyesuaian harga (biasanya pada kontrak jamak atau pekerjaan

dilakukan lebih dari 12 bulan)

Dan dimungkinkan adanya pemutusan kontrak karena keterlambatan pekerjaan,

penyedia diyakini tidak mampu menyelesaikan pekerjaan, adanya kecurangan

(KKN, pemalsuan, dan seterusnya).

Page 16: Konstruksi Jalan

16 Riefandy Setiadi (22-2012-098) / Rangkuman Konstruksi Jalan

Ringkasan Materi

Konstruksi Jalan

26 Februari 2015

Kuliah Tamu 5 : “Field Engineering : Kajian Teknis Lapangan & Kajian Ulang

Perencanaan Nagreg”

Pemateri : Pak Haryono

Ringkasan Materi

Kajian teknis lapangan adalah suatu kegiatan untuk mencari kesesuaian antara

perencanaan asli yang ditunjukkan dalam gambar dengan kebutuhan aktual

lapangan. Kegiatan ini : Terdidiri dari survai lapangan dan analisis data lapangan.

Intinya ialah koreksi desain awal dicocokan di lapangan.

Kajian dilaksanakan sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai atau setelah

penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja ( SPMK ), Tim yang terdiri dari Direksi

Teknis, Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak dan Penyedia Jasa melaksanakan

Survey lapangan bersama.

Ketika kajian, kontraktor melakukan hal – hal di bawah ini :

a. Penyedia jasa dalam pelaksanaan survey wajib membuat titik kontrol Bench

Mark (BM) secara permanen.

b. Penyedia jasa wajib menyediakan tenaga ahli sesuai denga kebutuhan

pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

c. Penyedia jasa menyediakan personil untuk investigasi sumber bahan,

personil untuk membuat rancangan campuran percobaan aspal panas dan

secara rutin mengadakan pengujian mutu dilaboratorium

Kajian teknis lapangan dilakukan saat mobilitas.

Kajian teknis ialah perubahan dari desain awal setelah dicocokan dengan di

lapangan yang bersifat minor.

Page 17: Konstruksi Jalan

17 Riefandy Setiadi (22-2012-098) / Rangkuman Konstruksi Jalan

Kajian ulang ialah perubahan dari desain awal setelah dicocokan dengan di

lapangan yang bersifat mayor.

Batasan perubahan minor ialah 10% dari desain awal, lebih dari itu bias disebut

perubahan mayor berdasarkan pertimbangan pejabat eselon 1.

Peran Konsultan pengawas adalah memfinalisasi hasil rekayasa lapangan ini

menjadi suatu laporan hasil rekayasa lapangan dan daftar kuantitas untuk setiap

jenis pekerjaan sebagai bahan dasar untuk melakukan review design.

Kontraktor mengolah gambar kerja dari konsultan (review design). Produk

akhirnya menjadi contract change order pertama lalu akan menjadi Addendum

pertama.

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji ulang, diantara lain :

c. Kesalahan dalam perhitungan volume

d. Gambar perlu dipelajari dengan teliti

e. Harus ada kesepakatan baik trase antara pihak kontraktor dan konsultan.

Kontraktor biasanya lebih memilih galian daripada timbunan.

Perencanaan Nagreg dari tahun 2003 dan mulai di kerjakan dari tahun 2006.

Nagreg didesain dengan kecepatan rencana (Vr) 40 km/jam, rmin 50, r 300, dan

kelandaian maksimum 12%.