konstruktivisme

14
 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan, Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Sedangkan menurut Tran Vui Konstruktivisme adalah suatu filsafat belajar yang dibangun atas anggapan bahwa dengan memfreksikan pengalaman-pengalaman sendiri.sedangkan teori Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut denga bantuan fasilitasi orang lain Dari keterangan diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa teori ini memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang pengertian teori kontruktivisme, penerapan teori kontruktivisme serta penerapan teori tersebut dalam pembelajaran .

Upload: eyi-boecha-siepiet

Post on 20-Jul-2015

637 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSTRUKTIVISME

5/17/2018 KONSTRUKTIVISME - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/konstruktivisme-55b07c308e294 1/14

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan,

Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya

modern.

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual

yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan

bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan

diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui

pengalaman nyata.

Sedangkan menurut Tran Vui Konstruktivisme adalah suatu filsafat belajar yang

dibangun atas anggapan bahwa dengan memfreksikan pengalaman-pengalaman

sendiri.sedangkan teori Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan

kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan

kemampuan untuk menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut denga bantuanfasilitasi orang lain

Dari keterangan diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa teori ini memberikan

keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi,

pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan

dirinya sendiri. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang pengertian teori

kontruktivisme, penerapan teori kontruktivisme serta penerapan teori tersebut dalam

pembelajaran .

Page 2: KONSTRUKTIVISME

5/17/2018 KONSTRUKTIVISME - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/konstruktivisme-55b07c308e294 2/14

 

2

B. Rumusan Masalah

Berdasakan latar belakang masalah di atas maka permasalahan mengenai teori

kontruktivisme dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah pengertian teori kontruktivisme?

2. siapa saja tokoh teori kontruktivisme?

3. Apa yang dimaksud dengan kontrukstivistik pengetahuan?

4. Bagaimana penerapan teori Kontruksivisme dalam pembelajaran ?

5. Apa kelebihan dan kelemahan teori kontruksivisme?

C. Tujuan penulis

Adapun tujuan penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah diatas adalah

untuk mengetahui:

1. Pengertian teori kontruktivisme.

2. tokoh-tokoh teori kontruktivisme .

3. kontruktivistik pengetahuan.

4. Penerapan teori kontrukstivisme dalam pembelajaran.

5. kelebihan dan kelemahan teori kontrukstivisme

Page 3: KONSTRUKTIVISME

5/17/2018 KONSTRUKTIVISME - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/konstruktivisme-55b07c308e294 3/14

 

3

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Teori Konstruktivisme

Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu

tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan aliran

behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat

mekanistik antara stimulus respon, kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai

kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi

makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya. Konstruktivisme

sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan

kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman.

Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.

Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:

1.  Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.

2.  Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri

pengetahuan mereka.

3.  Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui

proses saling mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan

pembelajaran terbaru.

4.  Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan

dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan

pemahamannya yang sudah ada.

5.  Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama.

Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya

tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah. 

6.  Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan

pengalaman pelajar untuk menarik minat pelajar.

Page 4: KONSTRUKTIVISME

5/17/2018 KONSTRUKTIVISME - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/konstruktivisme-55b07c308e294 4/14

 

4

B. Tokoh-tokoh Teori Belajar Konstruktivistik

1. Driver dan Bell

Driver dan Bell (dalam Susan, Marilyn dan Tony, 1995: 222) mengajukan

karakteristik sebagai berikut: (1) siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif 

melainkan memiliki tujuan, (2) belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses

keterlibatan siswa, (3) pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan

dikonstruksi secara personal, (4) pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan,

melainkan melibatkan pengaturan situasi kelas, (5) kurikulum bukanlah sekedar

dipelajari, melainkan seperangkat pembelajaran, materi, dan sumber.

2. JJ Piaget

Berikut adalah tiga dalil pokok Piaget dalam kaitannya dengan tahap perkembangan

intelektual atau tahap perkembangan kognitif atau biasa jugaa disebut tahap

perkembagan mental. Ruseffendi (1988: 133) mengemukakan;

(1) perkembangan intelektual terjadi melalui tahap-tahap beruntun yang selalu terjadi

dengan urutan yang sama. Maksudnya, setiap manusia akan mengalami urutan-urutan

tersebut dan dengan urutan yang sama,

(2) tahap-tahap tersebut didefinisikan sebagai suatu cluster dari operasi mental

(pengurutan, pengekalan, pengelompokan, pembuatan hipotesis dan penarikan

kesimpulan) yang menunjukkan adanya tingkah laku intelektual dan

(3) gerak melalui tahap-tahap tersebut dilengkapi oleh keseimbangan (equilibration),

proses pengembangan yang menguraikan tentang interaksi antara pengalaman

(asimilasi) dan struktur kognitif yang timbul (akomodasi).

Selanjutnya, Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama (Dahar, 1989: 159)

menegaskan bahwa pengetahuan tersebut dibangun dalam pikiran anak melalui

asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan informasi baru dalam pikiran.

Sedangkan, akomodasi adalah menyusun kembali struktur pikiran karena adanya

informasi baru, sehingga informasi tersebut mempunyai tempat (Ruseffendi 1988:

133). Pengertian tentang akomodasi yang lain adalah proses mental yang meliputi

Page 5: KONSTRUKTIVISME

5/17/2018 KONSTRUKTIVISME - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/konstruktivisme-55b07c308e294 5/14

 

5

pembentukan skema baru yang cocok dengan ransangan baru atau memodifikasi

skema yang sudah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu (Suparno, 1996: 7).

3.Vigotsky

Berbeda dengan kontruktivisme kognitif ala Piaget, konstruktivisme sosial yang

dikembangkan oleh Vigotsky adalah bahwa belajar bagi anak dilakukan dalam

interaksi dengan lingkungan sosial maupun fisik. Penemuan atau discovery dalam

belajar lebih mudah diperoleh dalam konteks sosial budaya seseorang (Poedjiadi,

1999: 62). Dalam penjelasan lain Tanjung (1998: 7) mengatakan bahwa inti

konstruktivis Vigotsky adalah interaksi antara aspek internal dan ekternal yang

penekanannya pada lingkungan sosial dalam belajar.

Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky (Slavin, 1997), yaitu Zone of Proximal

 Development (ZPD) dan scaffolding.

a.   Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan jarak antara tingkat

perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan

pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat perkembangan potensial yang

didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbinganorang dewasa atau melalui kerjasama dengan teman sejawat yang lebih

mampu.

b.  Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada siswa selama

tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan

memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin

besar setelah ia dapat melakukannya (Slavin, 1997). Scaffolding merupakan

bantuan yang diberikan kepada siswa untuk belajar dan memecahkan

masalah. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan,

menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan

contoh, dan tindakan-tindakan lain yang memungkinkan siswa itu belajar

mandiri.

Page 6: KONSTRUKTIVISME

5/17/2018 KONSTRUKTIVISME - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/konstruktivisme-55b07c308e294 6/14

 

6

4. Tasker

Tasker (1992: 30) mengemukakan tiga penekanan dalam teori belajar konstruktivisme

sebagai berikut. Pertama adalah peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan

secara bermakna. Kedua adalah pentingnya membuat kaitan antara gagasan dalam

pengkonstruksian secara bermakna. Ketiga adalah mengaitkan antara gagasan dengan

informasi baru yang diterima.

5. Wheatley

Wheatley (1991: 12) mendukung pendapat di atas dengan mengajukan dua prinsip

utama dalam pembelajaran dengan teori belajar konstrukltivisme. Pertama,

pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif, tetapi secara aktif oleh struktur

kognitif siswa. Kedua, fungsi kognisi bersifat adaptif dan membantu

pengorganisasian melalui pengalaman nyata yang dimiliki anak.

6. Hanbury

Selain penekanan dan tahap-tahap tertentu yang perlu diperhatikan dalam teori belajar

konstruktivisme, Hanbury (1996: 3) mengemukakan sejumlah aspek dalam kaitannya

dengan pembelajaran, yaitu

(1) siswa mengkonstruksi pengetahuan dengan cara mengintegrasikan ide yangmereka miliki, (2) pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa mengerti,

(3) strategi siswa lebih bernilai, dan

(4) siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar pengalaman

dan ilmu pengetahuan dengan temannya

C. Konstruktivistik Pengetahuan

Menurut pendekatan konstrukstivitik, pengetahuan ialah konstruksi kognitif 

seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan

bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal

menerimanya. Pengetahuan adalah suatu pembentukan yang terus menerus oleh

seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman baru.

Page 7: KONSTRUKTIVISME

5/17/2018 KONSTRUKTIVISME - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/konstruktivisme-55b07c308e294 7/14

 

7

Proses mengkontruksi pengetahuan, pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah

ditentukan melainkan suatu proses pembentukan. Semakin banyak seseorang

berinteraksi dengan objek dan lingkungannya, penetahuan dan pemahamannya akan

obyek dan lingkungan tersebut akan meningkat dan lebih rinci.

Menurut Von Galserfed (dalam Paul,S. 1996), mengemukakan bahwa proses

mengkontruksi pengetahuan, yaitu:

a.  Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman.

b.  Kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan

pebedaan.

c. 

Kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu dari padalainnya.

Faktor yang mempengaruhi proses menkontruksi pengetahuan adalah konstruksi

pengetahuan seseorang yang telah ada, domain pengalaman, dan jaringan struktur

kognitif yang dimilikinya. Proses dan hasil kontruksi pengetahuan yang telah dimliki

oleh seseorang akan menjadi pembatas kontruksi pengetahuan yang akan datang.

Pengalaman akan fenomen yang baru menjadi unsur penting dalam membentuk dan

mengembngkan pengetahuan. Keterbatasan seseorang pada suatu hal juga akanmembatasi pengetahuannya akan hal tersebut. Pengetahuan yang telah dimiliki akan

membentuk suatu jaringan struktur kognitif dalam dirinya.

D. Peranan Teori Kontruktivisme dalam Pembelajaran

D.1 Unsur Penting dalam Lingkungan Pembelajaran Konstruktivis

Berdasarkan hasil analisis Akhmad Sudrajat terhadap sejumlah kriteria dan pendapat

sejumlah ahli, Widodo, (2004) menyimpulkan tentang lima unsur penting dalam

lingkungan pembelajaran yang konstruktivis, yaitu:

1. Memperhatikan dan memanfaatkan pengetahuan awal siswa

Page 8: KONSTRUKTIVISME

5/17/2018 KONSTRUKTIVISME - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/konstruktivisme-55b07c308e294 8/14

 

8

Kegiatan pembelajaran ditujukan untuk membantu siswa dalam mengkonstruksi

pengetahuan. Siswa didorong untuk mengkonstruksi pengetahuan baru dengan

memanfaatkan pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Oleh karena itu

pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan awal siswa dan memanfaatkan

teknik-teknik untuk mendorong agar terjadi perubahan konsepsi pada diri siswa.

2. Pengalaman belajar yang autentik dan bermakna

Segala kegiatan yang dilakukan di dalam pembelajaran dirancang sedemikian rupa

sehingga bermakna bagi siswa. Oleh karena itu minat, sikap, dan kebutuhan belajar

siswa benar-benar dijadikan bahan pertimbangan dalam merancang dan melakukan

pembelajaran. Hal ini dapat terlihat dari usaha-usaha untuk mengaitkan pelajarandengan kehidupan sehari-hari, penggunaan sumber daya dari kehidupan sehari-hari,

dan juga penerapan konsep.

3. Adanya lingkungan sosial yang kondusif,

Siswa diberi kesempatan untuk bisa berinteraksi secara produktif dengan sesama

siswa maupun dengan guru. Selain itu juga ada kesempatan bagi siswa untuk bekerja

dalam berbagai konteks sosial.

4. Adanya dorongan agar siswa bisa mandiri

Siswa didorong untuk bisa bertanggung jawab terhadap proses belajarnya. Oleh

karena itu siswa dilatih dan diberi kesempatan untuk melakukan refleksi dan

mengatur kegiatan belajarnya.

5. Adanya usaha untuk mengenalkan siswa tentang dunia ilmiah.

Sains bukan hanya produk (fakta, konsep, prinsip, teori), namun juga mencakup

proses dan sikap. Oleh karena itu pembelajaran sains juga harus bisa melatih dan

memperkenalkan siswa tentang “kehidupan” ilmuwan. 

Pembelajaran kontruktuvisme merupakan pembelajaran yang cukup baik dimana

siswa dalam pembelajaran terjun langsung tidak hanya menerima pelajaran yang pasti

Page 9: KONSTRUKTIVISME

5/17/2018 KONSTRUKTIVISME - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/konstruktivisme-55b07c308e294 9/14

 

9

seperti pembelajaran bihavioristik. Misalnya saja pada pelajaran pkn, tentang tolong

menolong dan siswa di tugaskan untuk terjun langsung dan terlibat mengamati suatu

lingkungan bagaimana sikap tolong menolong terbangun. Dan setelah itu guru

memberi pengarahan yang lebih lanjut. Siswa lebih mamahami makna ketimbang

konsep.

D.2 Proses Belajar Menurut teori Konstruktivistik

Pada bagian ini akan dibahas proses belajar dari pandangan konstruktivistik, dan

aspek-aspek si-belajar, peranan guru, sarana belajar, dan evaluasi belajar. Proses

belajar konstruktivistik. Secara konseptal, proses belajar jika dipandang dari

pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arahdari luar kedalam siswa, melainkan sebagai pemberian makna oleh siswa kepada

pengalamannya proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pembentukan

struktur kognitifnya.kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosenya dari pada

segi perolehan pengetahuan dari fakta yang terlepas. Pemberian makna terhadap

objek dan pengalaman oleh individu tersebut tidak dilakukan secara sendiri-sendiri

oleh siswa melainkan melalui interaksi dalam jaringan sosial yang unik, yang

terbentuk baik dalam budaya kelas maupun diluar kelas. Oleh sebab itu pengelolaan

pembelajaran harus diutamakan pada pengelolaan siswa dalam memproses gagasan

bukan semata-mata pada pengelolaan siswa dan lingkungan ataupun dikaitkan dengan

system penghargaan dari luar seperti nilai, ijasah, dan sebagainya.

1.  Peranan Siswa ( Si-belajar).

Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan

pengetahuan yang dilakukan oleh si belajar. Siswa harus aktif melakukan kegiatan,

aktif berpikir, menyusun konsep dan member makna tentang hal-hal yang sedang

dipelajari.namun yang paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat

belajar siswa sendiri. Dengan istilah lain dapat dikatakan hakekatnya kendali belajar

sepenuhnya ada pada siswa.

Page 10: KONSTRUKTIVISME

5/17/2018 KONSTRUKTIVISME - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/konstruktivisme-55b07c308e294 10/14

 

10

Paradigma konstruktivistik memandang siswa sudah memiliki kemampuan awal

sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan tersebut akan menjadi dasar dalam

mengkontruksi pengetahuan yang baru.

2.  Peranan Guru.

Dalam belajar konstruktivistik guru atau pendidik berperan membantu agar proses

pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Peranan kunci guru dalam

interaksi pendidikan adalah pengendalian, yang meliputi:

Menumbuhkan kemandirian dengan menyediakan kesempatan untuk mengambil

keputusan dan bertindak 

Menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan bertindak; dengan

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa.

Menyediakan system dukungan yang memberikan kemudahan belajar agar siswa

mempunyai peluang optimal untuk berlatih.

3.  Sarana belajar

Peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktifitas siswa dalammengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Siswa diberi kebebasan untuk 

mmengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang sesuatu yang dihadapinya.

Dengan cara demikian, siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berpikir sendiri,

memecahkan masalah yang dihadapinya, mandiri, kritis, kreatif, dan mampu

mempertangung jawabkan pemikirannya secara rasional.

4.  Evaluasi belajar

Pandangan konstruktivistik mengemukakan bahwa lingkugan belajatr sangat

mendukung munculnya berbagai pandangan dan interpretasi terhadap realitas,

konstruksi pengetahuan, serta aktivitas-aktivitas lain yang didasarkan pada

pengalaman. Hal ini memunculkan pemikiran terhadap usaha mengevaluasi belajar

konstruksivistik. Evaluasi belajar dalam teori ini dibedakan menjadi dua yaitu

Page 11: KONSTRUKTIVISME

5/17/2018 KONSTRUKTIVISME - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/konstruktivisme-55b07c308e294 11/14

 

11

behavioristik tradisional dan konstruktivistik. Evaluasi belajr pandangan

behavioristikb tradisional lebih diarahkan pada tujuan belajar. Sedangkan pandangan

konstruktivistik menggunakan goal-free evaluation, yaitu suatu konstruksi untuk 

mengatasi kelemahan evaluasi pada tujuan spesifik. Evaluasi akan lebih objektif jika

evaluator tidak diberi informasi tentang tujuan selanjutnya. Jika tujuan belajar

diketahui sebelum proses dimulai, proses belajar dan evaluasinya akan berat

sebelah.pemberian pada evaluasi mengakibakan pengaturan pada pembelajaran.

Tujuan belajar mengarahkan pembelajaran yang juga akan mengontrol aktifitas

belajar siswa.

Pembelajaran dan evaluasi yang menggunakan kriteria merupakan prototipe

obyektifis/behavioristik, yang tidak sesuai bagi teori konstruktivistik. Hasil belajar

konstruktifistik lebih tepat dinilai dengan metode evaluasi goal-free. Evaluasi yang

digunaka umtuk menilai hasil belajar konstruktivistik, memelukan proses pengalaman

kognitif bag tujuan-tujuan konstruktivistik.

Bentuk-bentuk evaluasi konstruktivistik dapat diarahkan pada tugas-tugas autentik,

mengkonstruktivistik pengetahuan yang menggambarkan proses berpikir yang lebih

tinggi seperti tingkat”penemuan” pada taksonomi Meriil, atau “ strategi kognitif”

dari Gagne, serta “sintesis” pada taksonomi Blomm. Juuga mengkonstruksi

pengalaman siswa, dan mengarahkan evaluasi pada konteks yang luas dengan

berbagai perspektif.

D.3 Karakteristik yang diharapkan teori konstruktivistik dalam individu

Karakteristik individu yang dikehendaki ialah individu yang memiliki kepekaan,

kemandirian, tanggung jawab terhadap resiko dalam mengambil keputusan,

mengembangkan segenap aspek potensi melalui proses belajar yang terus-menerus

untuk menemukan diri sendiri dan menjadi diri sendiri yaitu suatu proses (to)learn to

be. Mampu melakukan kolaborasi dalam memecahkan masalah yang luas dan

kompleks bagi kelestarian dan kejayaan bangsanya (Raka Koni 1990). Kolaborasi

Page 12: KONSTRUKTIVISME

5/17/2018 KONSTRUKTIVISME - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/konstruktivisme-55b07c308e294 12/14

 

12

diartikan disamping mampu berbuat baek pada diri sendiri, individu juga mampu

bekerja sama dengan individu lainnya dalam meningkatkan mutu kehidupan bersama.

Langkah stategis yang ditempuh untuk mewujudkan individu yang diharapkan yaitu

dengan adanya layanan ahli kependudukan yang berhasil guna dan berdaya guna

tinggi. Student active learning atau pendekatan cara belajar mengajar yang mengakui

peranan siswa dalam proses belajar. Penerapan ajaran tut wuri handayani merupakan

wujud nyata yang bermakna bagi manusia masa kini dalam rangka menjemput masa

depan.

E. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TEORI KONSTRUTIVISME

E.1 Kelebihan

1.  Berfikir dalam proses membina pengetahuan baru, siswa berpikir untuk 

menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan.

2.  Paham :karena siswa terlibat secara langsung dalam mencari pengetahuan

baru, mereka akan lebih paham dan mengapliksikannya dalam semua situasi.

3.  Ingat :karena terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih

lama semua konsep. Dengan adanya pendekatan ini siswa akan mengasah

sendiri kepahaman mereka. mereka lebih yakin menghadapi dan

menyelesaikan masalah dalam situasi baru.

4.  Kepandaian sosial :Kepandaian sosial diperoleh apabila berinteraksi dengan

sesama siswa dan guru dalam membina pengetahuan baru.

5.  Menyenangkan :karena siswa terlibat secara terus menerus, mereka akan

paham, ingat, yakin dan berinteraksi dengan baik, maka mereka akan merasa

senang belajar dalam mencari pengetahuan baru.

E.2 Kelemahan 

Dalam bahasan kekurangan ini mungkin bisa kita lihat dalam proses belajarnya

dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang begitu mendukung.

Page 13: KONSTRUKTIVISME

5/17/2018 KONSTRUKTIVISME - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/konstruktivisme-55b07c308e294 13/14

 

13

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu

tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan aliran

behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat

mekanistik antara stimulus respon, kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai

kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi

makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya. Tokoh-tokoh teori

konstruktivisme adalah Driver and Bell, JJ Piaget, Vigotsky,Tasker,Wheatly dan

Hanbury. Proses belajar konstruktivistik. Secara konseptal, proses belajar jika

dipandang dari pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang

berlangsung satu arah dari luar kedalam siswa, melainkan sebagai pemberian makna

oleh siswa kepada pengalamannya proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara

pada pembentukan struktur kognitifnya.kegiatan belajar lebih dipandang dari segi

prosenya dari pada segi perolehan pengetahuan dari fakta yang terlepas. Pemberian

makna terhadap objek dan pengalaman oleh individu tersebut tidak dilakukan secarasendiri-sendiri oleh siswa melainkan melalui interaksi dalam jaringan sosial yang

unik, yang terbentuk baik dalam budaya kelas maupun diluar kelas. Oleh sebab itu

pengelolaan pembelajaran harus diutamakan pada pengelolaan siswa dalam

memproses gagasan bukan semata-mata pada pengelolaan siswa dan lingkungan

ataupun dikaitkan dengan system penghargaan dari luar seperti nilai, ijasah, dan

sebagainya.

Page 14: KONSTRUKTIVISME

5/17/2018 KONSTRUKTIVISME - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/konstruktivisme-55b07c308e294 14/14

 

14

DAFTAR RUJUKAN

Budiningsih, DR.C.Asri.2005. Belajar dan Pembelajaran.:Rineka Cipta

Pranita, Tya.2010.Teori Kontstruktivisme, (online)

http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/06/teori-konstruktivisme/  diakses pada

tanggal 29 Maret 2012

Surianto.2009.Teori Pembelajaran Konstruktivisme, (online)

http://surianto200477.wordpress.com/2009/09/17/teori-pembelajaran-

konstruktivisme/   diakses pada tanggal 29 Maret 2012