konsultasi pendirian rumah sakit dan langkah operasional dan penjaminan mutu layanan

10
Konsultasi Pendirian Rumah Sakit dan Langkah Operasional dan Penjaminan Mutu Layanan Ditujukan kepada Pemilik Rumah Sakit Doa Bunda ujung batu Dr Suyanto, MPH Drg Hadi 1. Pedoman pendirian Rumah sakit Swasta: a) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 920/Menkes/Per/XII/1986 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 084/Menkes/Per/II/1990 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 920/Menkes/Per/XII/1986 Tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik; b) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 806b/Menkes/SK/XII/1987 tentang Klasifikasi Rumah Sakit Umum Swasta; c) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159b/Menkes/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 191/Menkes-Kesos/SK/II/2001 tentang Perubahan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 157/ Menkes/SK/III/1999; d) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 282/Menkes/SK/III/1993 tentang Pola Tarif Rumah Sakit Swasta; e) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 378/Menkes/Per/V/1993 tentang Pelaksanaan Fungsi Sosial Rumah Sakit Swasta; f) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;

Upload: suyantokit

Post on 12-Nov-2015

35 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

stdi

TRANSCRIPT

Konsultasi Pendirian Rumah Sakit dan Langkah Operasional dan Penjaminan Mutu LayananDitujukan kepada Pemilik Rumah Sakit Doa Bunda ujung batu

Dr Suyanto, MPH

Drg Hadi

1. Pedoman pendirian Rumah sakit Swasta:a) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 920/Menkes/Per/XII/1986 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 084/Menkes/Per/II/1990 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 920/Menkes/Per/XII/1986 Tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik;

b) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 806b/Menkes/SK/XII/1987 tentang Klasifikasi Rumah Sakit Umum Swasta;

c) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159b/Menkes/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 191/Menkes-Kesos/SK/II/2001 tentang Perubahan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 157/ Menkes/SK/III/1999;

d) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 282/Menkes/SK/III/1993 tentang Pola Tarif Rumah Sakit Swasta;

e) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 378/Menkes/Per/V/1993 tentang Pelaksanaan Fungsi Sosial Rumah Sakit Swasta;

f) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;

g) Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor 725/Menkes/E/VI/2004 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta Di Bidang Medik;

h) Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor 1425/Menkes/E/XII/2006 tentang Standar Prosedur Operasional Pelayanan Publik di Lingkungan Departemen Kesehatan;

i) Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor 0308/Yanmed/RSKS/PA/SK/IV/1992 tentang Pedoman Teknis Upaya Kesehatan Swasta di Bidang Rumah Sakit Dalam Rangka Penanaman Modal Dalam Negeri

2. Klasifikasi Rumah Sakit:a. Berdasarkan pelayanannya: Rumah Sakit Umum: RS yang memberikan pelayanan kesehatan semua bidang dan jenis penyakit. Rumah Sakit Khusus: RS yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnyab. Berdasarkan kepemilikan dan pengelolaannya: Rumah Sakit Publik: RS yang dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Badan Hukum yang bersifat Nirlaba Rumah Sakit Privat: RS yang dikelola oleh Badan Hukum dengan tujuan Profit yang berbentuk PT atau persero.c. Berdasarkan klas tingkatan pelayannnyaa. Rumah sakit umum tingkat Utama: Rumah sakit tipe ini memiliki pelayanan medic umum, spesialistik, dan subspesialistik

b. Rumah sakit umum tingkat Madya: Rumah sakit tipe ini minimal memiliki 4 (empat) pelayanan medik spesialistik

c. Rumah sakit umum tingkat Pratama: Rumah sakit tipe ini memiliki pelayanan Medik umum

3. Syarat-syarat pendirian Rumah Sakit Swasta:

Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang RUMAH SAKIT pasal 28 berbunyi : Ketentuan lebih lanjut mengenai perizinan diatur dengan Peraturan Menteri. Dalam hal ini adalah PMK: 147/MENKES/PER/I/2010 tentang PERIZINAN RUMAH SAKIT

Pasal 2:

1. Setiap rumah sakit harus memiliki izin 2.Izin terdiri atas : izin mendirikan rumah sakit dan izin operasional rumah sakit 3.Izin operasional terdiri atas izin operasional sementara dan izin operasional tetap Pasal 3:

1.Permohonan izin diajukan menurut jenis dan klasifikasi rumah sakit 2.Izin rumah sakit kelas A dan rumah sakit penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri diberikan oleh Menkes setelah mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada pemda provinsi 3.Izin rumah sakit kelas B diberikan oleh pemda Provinsi setelah mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada pemda kab/kota 4.Izin rumah sakit kelas C dan D diberikan oleh pemda kab/kota setelah mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada pemda kab/kota Izin Mendirikan Rumah Sakit:

Pasal 4 :

Persyaratan izin mendirikan rumah sakit terdiri atas :1.Studi kelayakan 2.Master plan3.Status kepemilikan 4.Rekomendasi izin mendirikan dari Dinas Kesehatan5.Izin undang-undang gangguan (HO)6.Persyaratan pengolahan limbah 7.Luas tanah dan sertifikatnya 8.Penamaan Rumah Sakit9.Izin Mendirikan Bangunan (IMB)10.Izin Penggunaan Bangunan (IPB)11.Surat Izin Tempat Usaha (SITU)Penjelasan

Dokumen Studi Kelayakan Rumah Sakit:Studi Kelayakan RS: awal kegiatan perencanaan rumah sakit secara fisik dan non fisik yang berisi tentang: Kajian kebutuhan pelayanan rumah sakit Kajian kebutuhan sarana/fasilitas dan peralatan medik/non medik, dana serta tenaga yang dibutuhkan untuk layanan yang akan diberikan Kajian kemampuan pembiayaanDokumen Master plan rumah sakitstrategi pengembangan aset untuk sekurang-kurangnya sepuluh tahun kedepan dalam pemberian pelayanan kesehatan secara optimal yang meliputi identifikasi proyek perencanaan, demografis, tren masa depan, fasilitas yang ada, modal dan pembiayaan.

Dokumen Pengolahan limbah:dilaksanakan sesuai jenis dan klasifikasi Rumah Sakit sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai Persyaratan pengolahan limbah: Upaya Kesehatan Lingkungan (UKL), Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) dan atau Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)Dokumen Luas tanah dan Penamaan

Luas tanah: RS dengan bangunan tidak bertingkat, minimal 1 (satu setengah) kali luas bangunan dan RS bangunan bertingkat minimal 2 (dua) kali luas bangunan lantai dasar. Luas tanah dibuktikan dengan akta kepemilikan tanah yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.Penamaan Rumah Sakit :a. harus menggunakan bahasa Indonesia, dan b. tidak boleh menambahkan kata internasional, kelas dunia, world class, global dan/atau kata lain yang dapat menimbulkan penafsiran yang menyesatkan bagi masyarakat.Pasal 5 Pembangunan Rumah Sakit

1.Rumah sakit harus mulai dibangun setelah mendapatkan izin mendirikan 2.Izin mendirikan berlaku 2 tahun dan dapat diperpanjang 1 tahun 3.Apabila dalam jangka waktu tersebut belum/tidak melakukan pembangunan maka harus mengajukan izin pendirian yang baru

Pasal 6 : persyaratan izin operasional rumah sakit :1. Daftar Sarana dan Prasarana2. Daftar Inventaris Peralatan Medis dan Non Medis

3. Manajemen SDM dan perencanaan rekrutmennya

4. Rencana Klasifikasi Rumah Sakit

5. Rekomendasi PERSI

6. Daftar Tarif Pelayanan dan Penunjang Medik

7. Denah RS: Lay Out, Denah Ruang dan Isinya, Instalasi ME dan IPAL

8. Alur Pelayanan dan SOP Pelayanan

9. Surat Penunjukan Direktur

10. Surat tidak keberatan sebagai Direktur (bermateria)

11. SIP Dokter

12. Surat Pernyataan Tunduk pada peraturan yang berlaku (bermaterai)

Pasal 7 : Izin operasional sementara diberikan kepada RS yang belum dapat memenuhi seluruh persyaratan pasal 6 dan diberikan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun Pasal 8 (Penetapan kelas):

1.RS yang telah memiliki izin operasional sementara harus mengajukan surat permohonan penetapan kelas RS kpd Menteri 2.Persyaratan administrasi : a.Rekomendasi dari Dinkes Kabupaten Kab/Kota dan Dinkes Provinsi; b.Profil dan data rumah sakit; dan c.Isian Instrumen Self Assesment penetapan kelas3.Penilaian dilakukan oleh Tim Penilai dan hasilnya ditetapkan oleh Menteri

Penjelasan

Daftar Sarana dan prasarana:Tersedia dan berfungsinya sarana dan prasarana pada rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, operasi/bedah, tenaga kesehatan, radiologi, ruang laboratorium, ruang sterilisasi, ruang farmasi, ruang pendidikan dan latihan, ruang kantor dan administrasi, ruang ibadah, ruang tunggu, ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit; ruang menyusui, ruang mekanik, ruang dapur, laundry, kamar jenazah, taman, pengolahan sampah, dan pelataran parkir yang mencukupi sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.

Daftar Peralatan Medis dan non medisTersedia dan berfungsinya peralatan/perlengkapan medik dan non medik untuk penyelenggaraan pelayanan yang memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.Memiliki izin pemanfaatan dari instansi berwenang sesuai ketentuan yang berlaku untuk peralatan tertentu, misalnya; penggunaan peralatan radiologi harus mendapatkan izin dari Bapeten.Daftar Manajemen Sumber daya manusia,Tersedianya tenaga medis, dan keperawatan yang purna waktu, tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan Mtelah terpenuhi sesuai dengan jumlah, jenis dan klasifikasinya.Jumlah dan jenisnya sesuai dengan jenis rumah sakit sesuai dengan kelas rumah sakit khususnya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Permenkes 340/Menkes/Per/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah SakitFungsi Administrasi dan manajemen:1. struktur organisasi paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan keuangan.a. Kepala Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan.b. Tenaga struktural yang menduduki jabatan sebagai pimpinan harus berkewarganegaraan Indonesia.c. Rumah Sakit tidak boleh merangkap menjadi kepala Rumah Sakit.2. Memiliki dan menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital by laws dan medical staf by laws).3. Memiliki standar prosedur operasional pelayanan Rumah Sakit 4. Pembinaan dan pengawasan:Pembinaan dan pengawasan dilakukan secara berjenjang secara kewilayahan oleh pemerintah, pemerintah propinsi dan pemerintah kab/kota. (pasal 16)Pembinaan dan pengawasan meliputi : bimbingan, supervisi, konsultasi, diklat dan kegiatan pemberdayaan lainnyaDalam rangka pembinaan dan pengawasan maka masing-masing secara berjenjang dapat mengambil tindakan administratif sesuai peraturan perundang-undangan (pasal 17) yang berupa :1.Teguran lisan;2.Teguran tertulis; atau 3.Pencabutan izin

5. Pemeliharaan dan Pengembangan Rumah Sakit1. Pemeliharaan dan Perbaikan Peralatan Rumah Sakit (Timbal radiologi, lampu operasi,uji paparan sinar x)2. Kalibrasi alat medis

3. Pemasangan system medical record rumah sakit

4. Pemasangan system keuangan rumah sakit

5. Penyusunan Renstra, Monitoring and evaluating Hospital Operational,

6. Konsultasi Akrediatsi dan ISO rumah sakit7. Survey kepuasan pelanggan