konteks kelahiran uu penyiaran

20
UU Penyiaran: Konteks Kelahiran

Upload: ade-armando

Post on 30-Jun-2015

417 views

Category:

News & Politics


5 download

DESCRIPTION

Menggambarkan konteks historis kelahiran UU Penyiaran 2002

TRANSCRIPT

Page 1: Konteks kelahiran uu penyiaran

UU Penyiaran: Konteks Kelahiran

Page 2: Konteks kelahiran uu penyiaran

Media Cetak dan Media Penyiaran

• Perbedaan utama: penggunaan frekuensi siaran yang merupakan ranah public (public domain)

• Karena frekuensi terbatas, harus ada perebutan kesempatan menggunakan frekuensi

• Siaran masuk ke rumah-rumah – media aktif versus media pasif

• Khalayaknya jauh lebih beragam• Efeknya lebih kuat

Page 3: Konteks kelahiran uu penyiaran

Implikasi

• Media Penyiaran jauh lebih diatur

• Kehadiran Lembaga Negara untuk mengatur dunia penyiaran, misalnya FCC

• Untuk media penyiaran, harus ada izin yang harus terus diperbarui dan bisa dicabut

Page 4: Konteks kelahiran uu penyiaran

• Kelahiran lembaga penyiaran swasta dan publik: berkaca pada pengalaman AS dan Eropa

• AS sejak awal menyerahkan kepada swasta – melihat nilai ekonomi: kompetisi akan memberikan produk yang lebih berkualitas, menumbuhkan industri media, efisiensi, mendukung industri consumer goods

• Eropa melihat penyiaran sebagai media yang membawa produk budaya

Page 5: Konteks kelahiran uu penyiaran

INDONESIA

Selama sekitar 27 tahun (1962-1989), masyarakat Indonesia hanya dilayani satu Lembaga Penyiaran pemerintah, TVRI

Lima Lembaga Penyiaran Swasta lahir dalam periode 1989-1993, tanpa rujukan peratruran perundangan yang tegas

Bisnis yang dikuasai keluarga dan kroni Presiden

TVRI “dikunci” untuk tidak menjadi pesaing (antara lain: iklan dilarang di TVRI)

Lembaga Penyiaran dikendalikan Departemen penerangan

Page 6: Konteks kelahiran uu penyiaran

Latar belakang lahirnyaUU Penyiaran 1997

Sejak awal 1990-an, angin demokratisasi mengalir kuat ke Indonesia

Internal: mulai ada penggerusan terhadap rezim Orde Baru yang kokoh terjadi konflik fraksi-fraksi yang berkuasa & masyarakat sipil makin berani berbicara.

Di DPR timbul kepedulian untuk menata dan memayungi perkembangan industri TV yang pesat.

Page 7: Konteks kelahiran uu penyiaran

UU Penyiaran 1997Dimulai penyusunannya pada 1994RUU yang semula dirancang DPR

membawa semangat desentralisasi, membatasi masa berlaku izin TV swasta, mengatur soal TVRI, membatasi daya jangkau siaran, membatasi peran pemerintah sebagai otoritas di bidang penyiaran.

RUU ini ditolak pemerintah RUU dikembalikan ke DPR untuk ditinjau ulang atas instruksi Presiden Soeharto (tanpa preseden)

DPR kalah, RUU ditulis ulang.

Page 8: Konteks kelahiran uu penyiaran

Pokok-pokok UU Penyiaran 1997 yang berbeda dari RUU-

nyaIzin TV menjadi 10 tahun (dalam

RUU: 5 tahun)Ketetapan tentang hak TVRI untuk

memperoleh iklan dihilangkan.Ketetapan tentang hak TVRI untuk

memperoleh bagian dari iklan TV swasta tidak ada sama sekali.

Gagasan tentang kehadiran badan regulasi penyiaran di luar pemerintah dihilangkan.

Page 9: Konteks kelahiran uu penyiaran

Pokok-pokok UU Penyiaran 1997 yang berbeda dari RUU-

nya• Adanya BP3N (Badan Pertimbangan dan

Pengendalian Penyiaran Nasional): berfungsi sebagai lembaga pemberi masukan dan pertimbangan dalam perumusan kebijakan penyiaran & dalam penyusunan dan penerapan peraturan yang terpaut dalam bidang penyiaran.

• Ketetapan tentang jangkauan siaran dihilangkan.

Page 10: Konteks kelahiran uu penyiaran

Reformasi 1998

Peraturan Menpen tentang pembatasan jumlah TV swasta direvisi.

Oktober 1999: lahir izin untuk 5 TV swasta baru (TransTV, DVN TV, Global TV, PR TV, dan Metro TV)

Pemiliknya pengusaha “di luar Istana”Stasiun TV yang berubah kepemilikan

sebelum sempat beroperasi: Global TV ke Bimantara dan DVN TV diambilalih Kompas Group (melahirkan TV 7)

Krisis moneter berimbas pada perubahan kepemilikan TV-TV swasta lain (RCTI, SCTV, TPI)

Page 11: Konteks kelahiran uu penyiaran

Kondisi Menjelang Kelahiran UU No. 32/2002 tentang

PenyiaranSejak Reformasi: desakan untuk

merombak UU Penyiaran 1997 sudah mengemuka, karena UU tsb dinilai sangat diwarnai semangat Orba yang sudah tidak sesuai zaman.

Departemen Penerangan dihapuskan pada 1999 tidak ada lagi lembaga yang memiliki oritas untuk menegakkan amanat UU dunia penyiaran Indonesia tak berinduk.

Page 12: Konteks kelahiran uu penyiaran

Kondisi Menjelang Kelahiran UU Penyiaran 2002

Tanpa departemen penerangan, TV-TV swasta bebas melahirkan beragam program siaran tanpa tunduk pada panduan tentang apa yang boleh & tidak boleh mulai muncul acara gosip, sinetron penuh intrik & kekerasan, komedi bermuatan seks, dll.

Lahir berbagai lembaga penyiaran baru hanya dengan sekedar izin dari Pemda setempat.

Penyusunan RUU dimulai 1999.

Page 13: Konteks kelahiran uu penyiaran

Pertarungan di Belakang Layar UU Penyiaran 2002

Masyarakat sipil tidak tunggal.DPR ingin memperjuangkan UU yang lebih

demokratis, didukung masyarakat sipil.Pemerintah ingin mempertahankan

otoritasnya, didukung industriATVSI (berdiri 2000) menjadi motor utama

di belakang kampanye penolakan UU.Setelah UU lahir, ATVSI terus berupaya

mendelegitimasi UU.

Page 14: Konteks kelahiran uu penyiaran

Isu-isu kontroversial

1. Seberapa jauh pembatasan bagi lembaga penyiaran

2. Siapa yang seharusnya mengatur dunia penyiaran

3. Struktur industri media (soal kepemilikan terpusat, kepemilikan )

4. Digantinya sistem siaran nasional dengan sistem penyiaran berjaringan

Page 15: Konteks kelahiran uu penyiaran

Pengesahan UU Penyiaran 2002

• Industri kompak menggalang kampanye penolakan melalui media penyiaran dan media cetak bagi kampanye penolakan

• Tidak seperti dalam kasus UU Pers, Masyarakat Sipil Terbelah

• 28 November 2002 RUU disahkan

• Tidak ditandatangani Presiden Megawati

• Desember 2002 UU disahkan

Page 16: Konteks kelahiran uu penyiaran

Pokok-pokok UU Penyiaran 2002: Demokratisasi Penyiaran, Public

Sphere1. Lahirnya KPI sebagai regulator utama, walau

Pemerintah masih berperan 2. KPI sebagai pengendali utama, pemerintah

menjaga agar jangan sampai KPI menjadi pemegang kekuasaan tunggal

3. Desentralisasi penyiaran, lahirnya kewajiban sistem penyiaran berjaringan

4. Izin penyelenggaraan penyiaran diberikan melalui proses terbuka dan melibatkan publik.

5. Tidak ada lagi LP pemerintah. TVRI & RRI menjadi LP publik.

6. Lahirnya LP komunitas7. KPI wajib menyusun Pedoman

penyelenggaraan Penyiaran dan Standard Program Siaran

Page 17: Konteks kelahiran uu penyiaran

Judicial Review UU Penyiaran

5 Maret 2003, diajukan JR oleh 6 organisasi:1. ATVSI (Asosiasi Televisi Swasta indonesia)2. IJTI (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia)3. PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta

Nasional Indonesia)4. P3I (Persatuan Perusahaan Periklanan

Indonesia)5. Persusi(Persatuan Sulih Suara Indonesia)6. KomTeve (sebuah organisasi praktisi

penyiaran)

Page 18: Konteks kelahiran uu penyiaran

Judicial Review UU Penyiaran

Juli 2004: lahir keputusan Mahkamah Konstitusi (MK)

MK menolak permintaan para pemohon JR untuk membatalkan UU maupun menganulir sebagian isi UU yang dianggap bertentangan dengan UUD 1945 ataupun semangat demokratisasi.

Keputusan terpenting: kewenangan KPI dipangkas KPI tidak lagi memiliki wewenang dalam membuat peraturan sebagai peraturan pelaksana UU yang membuat aturan hanya pemerintah.

Page 19: Konteks kelahiran uu penyiaran

Lahirnya PP dan Permen

Departemen Komunikasi dan Informatika melahirkan serangkaian Peraturan Pemerintah (PP) tahun 2005 yang menghancurkan amanat demokratisasi penyiaran yang dibawa UU Penyiaran pemerintah adalah pengendali media penyiaran: PP tentang RRI (PP No. 12), TVRI (PP No. 13), LP Komunitas (PP No. 49), LP Swasta (PP No. 50), LP Berlangganan (PP No. 52).

Lahir berbagai Peraturan Menteri (Permen)

Page 20: Konteks kelahiran uu penyiaran

Penentangan terhadap PP oleh KPI

2006 KPI mengajukan JR ke MA soal rangkaian PP yang dianggapan bertentangan dengan UU Penyiaran

2007 baru keluar hasil keputusan MA: MA menolak permohonan KPI MA menilai tidak ada isi PP yang bertentangan dengan UU Penyiaran

2007 MK juga menolak permohonan KPI tentang sengketa kewenangan lembaga negara Menurut MK, KPI dianggap tidak memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan permohonan