korelasi antara tingkat pendidikan dan …eprints.iain-surakarta.ac.id/141/1/2016ts0035.pdf · al...
TRANSCRIPT
KORELASI ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN
KEDISIPLINAN KERJA DENGAN KINERJA
GURU SMP NEGERI 1 JATIPURNO
KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN 2014/2015
MOCH. ZAINUDIN
NIM : 11.403.3.1.011
Tesis ini disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SURAKARTA
2016
ABSTRAK
KORELASI ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEDISIPLINAN
KERJA DENGAN KINERJA GURUSMP NEGERI 1 JATIPURNO
KABUPATEN WONOGIRITAHUN 2014/2015
Oleh: Moch. Zainudin
Kinerja guru baik apabila guru tersebut memiliki tingkat kedisiplinan
kerja yang tinggi guna mencapai tujuan sekolah, sehingga guru yang tidak baik
bukan karena takut pada aturan atau pimpinan tetapi dari diri sendiri. Kedisiplinan
yang tinggi dipengaruhi oleh tingkat pendidikan guru tersebut karena semakin
tinggi tingkat pendidikan maka akan menambah wawasan, pengetahuan dan
tanggung jawab guru. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui korelasi antara: (1) Tingkat pendidikan dengan kinerja guruSMP
Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015. (2) Kedisiplinan kerja
dengan kinerja guruSMP Negeri 1Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun
2014/2015. (3) Tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja secara bersama-sama
dengan kinerja guruSMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun
2014/2015.
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasi.
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Jatipurno kabupaten Wonogiri. Populasi
penelitian adalah guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri dengan
jumlah guru 45 guru. Sehubungan dengan populasi kurang dari 100, maka penulis
mengambil semua populasi yang berjumlah 45 guru di SMP Negeri 1 Jatipurno
Kabupaten Wonogiri untuk dijadikan sampel penelitian. Teknik pengumpulan
data menggunakan angket (kuesioner). Sebelum digunakan angket dilakukan uji
validitas dan reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
regresi dan korelasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) variabel tingkat
pendidikan (X1) berkorelasi dengan kinerja guru (Y) SMP Negeri 1 Jatipurno
kabupaten Wonogiri., nilai signfikansi 0,044. 2) Variabel kedisiplinan kerja guru
(X2) berkorelasi dengan kinerja guru (Y) SMP Negeri 1 Jatipurno kabupaten
Wonogiri nilai signifikansi 0,000. 3) Variabel tingkat pendidikan dan kedisiplinan
kerja guru secara bersama-sama berkorelasi dengan kinerja guru (Y) SMP Negeri
1 Jatipurno kabupaten Wonogiri dengan kontribusi 0,583.
Kata kunci: tingkat pendidikan, kedisiplinan kerja dan kinerja guru
ABSTRACT
CORRELATION BETWEEN EDUCATION LEVEL AND WORK DICIPLINE
WITH TEACHER’S PERFORMANCE OF
SMP NEGREI 1 JATIPURNO OF WONOGIRI REGENCY
YEAR 2014/2015
By: Moch. Zainudin
Teacher’s performance will begood if the teachers have high level of
discipline in order to achieve the objectives of the school. Actually, the teachers
working unprofesional are not fear of the rules or the leader, but they are afraid of
themselves. High discipline is influenced by education level of teacher due to the
higher level of education will add insight, knowledge and responsibility of
teachers. The purpose of this study was to determine correlation among: (1)
Education level to teacher’s performance of SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri
year 2014/2015. (2) Work disciplines to teacher’s performance of SMP Negeri 1
Jatipurno Wonogiri year 2014/2015. (3)Education level and work discipline
together with teacher’s performance of SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri year
2014/2015.
This research used a kuantitatif correlation method. This research was
conducted at SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri district. The study population was
teachersof SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri consisted of45 teachers. Because
population was less than 100, the researcher took all the population of 45 teachers
at SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri for the research sample. Data collection
techniques used a questionnaire (questionnaire).Before the questionnaire used
research so test by the validity and reliability. Dataanalysis technique
usedregression correlation.
Based on the results of research, it can be concluded that: 1) education
level variable (X1) correlate with the teacher’s performance (Y) of SMP Negeri 1
Jatipurno Wonogiri district, and the significance value is 0.044. 2) Variable
teacher work discipline (X2) correlates with the teachers’ performance (Y) of
SMP Negeri 1 Wonogiri district Jatipurno significance value of 0.000. 3) Variable
education levels and discipline of teachers correlate as well as
teachersperformance (Y) of SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri district,
contributing 0.583.
Keyword: Education level, work discipline and teacher’s performance.
العالقة بين املستوى التربوي والانضباط في العمل وبين ألادى العملي لدى
فورنو وونوغير العام جاتي 1مدرس ي املدرسة املتوسطة غير الدينية الحكومية
4112/5102الدراس ي
بواسطة: محمد زين الدين
سيحسن ألاداء العملي للمدزس بمدي اهضباطه العالي في العمل لححقيق أهداف
السئيس وإهما هى املدزسة، بحيث أن املدزس غير الجيد ليس املدزس الخائف من ألاهظمة أو
س الخائف من هفسه.باملسحىي التربىي لدي املدزس. إذا كان مسحىاه كان الاهضباط العالي محأث
التربىي عاليا فهى حاصل على املعازف والعلىم واملسؤولية. بهرا كان الهدف من هرا البحث هى
( املسحىي التربىي وبين ألاداء العملي ملدزس ي املدزسة املحىسطة غير 0معسفة وجىد العالقة بين :
( بين الاهضباط في 5م.5102-5102ىغيري العام الدزاس ي جاجي فىزهى بىوه 0الدنية الحكىمية
جاجي فىزهى 0العمل وبين ألاداء العملي ملدزس ي املدزسة املحىسطة غير الدنية الحكىمية
( بين املسحىي التربىي والاهضباط في العمل )معا( وبين 3م. 5102-5102بىوهىغيري العام الدزاس ي
جاجي فىزهى بىوهىغيري العام 0ألادء العملي ملدزس ي املدزسة املحىسطة غير الدنية الحكىمية
.م5102-5102الدزاس ي
جسي في املدزسة املحىسطة غير الدنية الحكىمية 0هرا البحث على أساس العالقة،
0. ومجحمع البحث هىمدزسى املدزسة املحىسطة غير الدنية الحكىمية جاجي فىزهى بىوهىغيري
خر الباحث جميعهم كمجحمع البحث لكىن 22جاجي فىزهى بىوهىغيري وعددهم مدزسا. واث
خحبر الاسحبياهات عن جمع بياهات البحث عن طسيق الاسحبياهات. وث
العدد أقل من مائة. وث
لبياهات فبطسيقة الاهحدازصدقها وثباتها. أما طسيقة ثحليل ا
له عالقة باألداء العملي (X1)( كان محغير املسحىي التربىي 0وهحائج البحث كالحالي :
جاجي فىزهى بىوهىغيري وهخيجة العالقة 0ملدزس ي املدزسة املحىسطة غير الدنية الحكىمية
ووسبة العالقة (X2)داء العملي له عالقة باأل ( X2)( واملحغير اهضباط العمل للمدزس 5. 0,044
( و محغير املسحىي التربىي والاهضباط في العمل )معا( لهما عالقة باألداء العملي ، 3. 0,000
.0,583ووسبة العالقة
الكلمات ألاساسية : املسحىي التربىي، الاهضباط في العمل، ألاداء العملي.
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertanda tangan di bawah ini saya:
Nama : Moch. Zainudin
NIM : 11.403.3.1.011
Program Studi : Pascasarjana, Manajemen Pendidikan Islam
Saya menyatakan denagn sesungguhnya bahwa tesis yang saya susun sebagai
syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Program Pascasarjana Institut
Agama Islam (IAIN) Surakarta seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.
Adapaun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Tesis yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah
dan etika penulisah ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Tesis ini bukan asli
karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu, saya bersedia
menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi
lain sesuai dengan peraturan perundang yang berlaku.
Surakarta, 29 Oktober 2015
Yang menyatakan
Moch. Zainudin
HALAMAN PENGESAHAN TESIS
KORELASI ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN
KEDISIPLINAN KERJA DENGAN KINERJA GURU
SMP NEGERI 1JATIPURNO KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN 2014/2015
Disusun Oleh :
Moch. Zainudin
NIM: 11.403.3.011
Telah dipertahankan di depan Majelis Dewan Penguji Tesis Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Pada hari Jumat tanggal 15 Januari tahun 2016
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar
Magister Pendidikan Islam (M. Pd.I)
Surakarta, 15 Januari 2016
Sekretaris Sidang Ketua Sidang
Dr. H. Purwanto, M. Pd Dr. Moh. Bisri, M.Pd
NIP. 19700926 200003 1 001 NIP.19620718 199303 1 003
Penguji I, Penguji Utama
Prof. Dr. H. Usman Abu Bakar, MA Prof. Drs. H. Rohmat, M. Pd. Ph. D
NIP. 19481208 197803 1 001 NIP. 19600910 199203 1 003
Direktur Pascasarjana
Prof. Drs. H. Rohmat, M. Pd. Ph. D
NIP. 19600910 199203 1 003
MOTTO
أيها ا إذا قيل لكم تفسحىا في لذيه ٱي لس ٱءامىى ٱيفسح فسحىا ٱف لمج لكم لل
لعلم ٱأوتىا لذيه ٱءامىىا مىكم و لذيه ٱلله ٱيزفع وشزوا ٱف وشزوا ٱوإذا قيل
ت و ٱدرج ١١بما تعملىن خبيز لل
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan (QS. Al Mujadalah Ayat 11)
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama dan mengharap keridhoan-Mu ya Allah SWT.
Kupersembahkan tesis ini buat:
1. Bapak dan Ibu
2. Keluarga Istri dan anak-anakku
3. Saudara-saudaraku dan rekan seperjuangan
4. Almamater IAIN Surakarta
5. Sekolahku SMP N 1 Jatipurno Wonogiri
KATA PENGANTAR
X Dengan mengucap puji dan syukuralhamdulillâhi rabbil ‘âlamîn, penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT, hanya dengan rahmat, hidayah dan kemuliaan-
Nya sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa hambatan yang
berarti.
Tesis yang berjudul “Korelasi Antara Tingkat Pendidikan dan Kedisiplinan
Kerja Dengan Kinerja Guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri Tahun
2014/2015” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Magister Strata Dua pada Program Studi Manajemen Pendidikan Islam pada
Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan Tesis ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu. Untuk itu, penyusun menyampaikan terimakasih kepada:
1. Dr. Mudhofir Abdullah M.Ag.., selaku Rektor IAIN Surakarta.
2. Prof. Drs. H. Rohmad, M. Pd. Ph. D, selaku Direktur Pascasarjana IAIN
Surakarta.
3. Prof. Dr. H. Usman Abu Bakar, MA, selaku Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dan memberikan arahan hingga tesis ini selesai.
4. Dr. H. Purwanto, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah meluangkan
waktu memberikan arahan dan motivasi hingga terselesaikannya tesis ini.
5. Tim Penguji yang telah berkenan untuk menguji, mengkritisi serta
memberikan saran dan masukan demi sempurnanya penulisan tesis ini.
6. Seluruh Dosen dan staff Program Studi Manajemen Pendidikan
Islam Program Pascasarjana Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri
Surakarta.
7. Kedua orang tua, istri, anak dan saudara-saudara yang saya cintai,
atas segala dukungan dan motivasi sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penulisan tepat pada waktunya.
8. Semua karyawan dan karyawanti perpustakaan IAIN Surakarta.
9. Semua bapak/ibu guru, karyawan dan karyawati SMP Negeri 1 Jatipurno yang
telah memberikan dukungan terhadap penulis.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu penulis dalam menyelasaikan penelitian ini.
Kepada semua fihak penulis panjatkan do’a semoga segala kebaikannya
tercatat sebagai amal shalih serta mendapat limpahan rahmat dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan, maka penulis
berharap saran dan masukannya demi kesempurnaan tesis ini.
Surakarta, Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... . ii
ABSTRAK...................................................................................... ................. iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ............................................ v
HALAMAN PENGESAHAN TESIS ............................................................ vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ixi
DAFTAR ISI .................................................................................................. . xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. LatarBelakangMasalah .............................................................. 1
B. IdentifikasiMasalah ................................................................... 5
C. PembatasanMasalah................................................................... 6
D. RumusanMasalah ...................................................................... 7
E. TujuanPenelitian ........................................................................ 7
F. ManfaatPenelitian ...................................................................... 8
BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .................. 9
A. DeskripsiTeori.............................................................................. 9
1. Tingkatpendidikan ................................................................ 9
a. Pengertian tingkat pendidikan ........................................ 9
b. Indikator tingkat pendidikan ........................................... 18
2. Kedisiplinankerja .................................................................. 19
a. Pengertian kedisiplinan kerja .......................................... 19
b. Indikator kedisiplinan kerja ............................................ 26
3. Kinerjaguru ........................................................................... 27
a. Pengertian kinerja guru ................................................... 27
b. Indikator kinerja guru ..................................................... 30
4. Korelasiantaratingkatpendidikandengankinerjaguru ............ 35
5. Korelasiantarakedisiplinankerjadengankinerja guru ............. 37
6. Korelasiantaratingkatpendidikandankedisiplinankerja
secara bersama-sama dengankinerja guru ............................. 39
B. Penelitian yang Relevan ............................................................... 42
C. KerangkaBerfikir ......................................................................... 44
1. Korelasi antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru
SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri ...................... 44
2. Korelasi antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru
SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri ...................... 45
3. Korelasi secara bersama-sama antara tingkat pendidikan
dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno
Kabupaten Wonogiri .............................................................. 46
D. PengajuanHipotesis ...................................................................... 48
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 49
A. Jenis Penelitian............................................................................. 49
B. TempatdanWaktuPenelitian ......................................................... 49
1. Tempat Penelitian .................................................................. 49
2. Waktu Penelitian .................................................................... 49
C. PopulasidanSampel ...................................................................... 49
1. Populasi .................................................................................. 49
2. Sampel ................................................................................... 50
D. TeknikPengumpulan Data ............................................................ 50
1. Tingkat Pendidikan (X1) ........................................................ 50
a. Alat ukur .......................................................................... 50
b. Definisi konseptual .......................................................... 50
c. Definisi operasional ......................................................... 50
d. Pengumpulan data ............................................................ 51
2. Kedisiplinan kerja (X2) .......................................................... 51
a. Jenis instrumen................................................................. 51
b. Aturan skoring ................................................................. 52
c. Definisi konseptual .......................................................... 52
d. Definisi operasional ......................................................... 53
e. Kisi-kisi ............................................................................ 53
f. Penulisan butir ................................................................. 54
g. Uji coba instrument .......................................................... 54
3. Kinerja guru ........................................................................... 56
a. Jenis instrumen................................................................. 56
b. Aturan skoring ................................................................. 57
c. Definisi konseptual .......................................................... 58
d. Definisi operasional ......................................................... 58
e. Kisi-kisi ............................................................................ 59
f. Penulisan butir ................................................................. 60
g. Uji coba instrument .......................................................... 60
E. TeknikAnalisa Data ..................................................................... 62
1. Uji Prasyarat Analisis ............................................................ 63
a. Uji normalitas................................................................... 63
b. Uji lineiritas dan keberartian regresi ................................ 63
2. Uji Hipotesis ......................................................................... 64
a. Korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dengan kinerja (Y) 64
b. Korelasi antara kedisiplinan kerja (X2) dengan
kinerja guru (Y)................................................................ 65
c. Korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dan kedisiplinan
kerja (X2) secara bersama-sama dengan kinerja guru (Y) 65
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 67
A. Deskripsi Data ........................................................................... 67
1. Tingkat Pendidikan Guru..................................................... 67
2. Kedisiplinan kerja guru (X2)................................................ 68
3. Kinerja guru (Y) .................................................................. 70
B. Uji prasayrat analisis ................................................................. 72
1. Uji normalitas data............................................................... 73
2. Uji Independensi variabel bebas .......................................... 74
3. Linieritas dan keberartian regresi ........................................ 75
a. Korelasi tingkat pendidikan dengan kinerja guru .......... 75
b. Korelasi kedisiplinan kerja dengan kinerja guru ........... 77
C. Uji Hipotesis .............................................................................. 78
1. Korelasi antara tingkat pendidikan guru dengan kinerja guru 78
2. Korelasi kedisiplinan kerja dengan kinerja guru ................. 84
3. Korelasi tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja
secara bersama-sama terhadap kinerja guru ........................ 89
D. Pembahasan .............................................................................. 91
1. Korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dengan
kinerja guru (Y) ................................................................... 92
2. Korelasi antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru ...... 93
3. Korelasi antara tingkat pendidikan dan kedisiplinan
kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru ................. 95
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 98
A. Kesimpulan ................................................................................ 98
B. Implikasi .................................................................................... 98
C. Saran-saran ................................................................................ 99
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 101
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Skema Kerangka Pemikiran.......... .............................................. 47
Gambar 4.1. Grafik Histogram variabel tingkat pendidikan ........................... 68
Gambar 4.2. Grafik Histrogram variabel kedisiplinan kerja guru ................... 69
Gambar 4.3. Grafik Histogram Variabel Kinerja Guru (Y) ............................. 71
Gambar 4.4. Grafik Hubungan antara tingkat pendidikan (X1)
dengan kinerja guru (Y) ............................................... 80
gambar 4.5. Grafik Hubungan antara Kedisiplinan Kerja (X2) dengan
Kinerja Guru (Y) ............................................... 85
Gambar 4.6. Pola hubungan antar variabel ............................................... 96
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pengumpulan data tingkat Pendidikan.......... .............................. 51
Tabel 3.2. Pengumpulan data kedisiplinan kerja ......................................... 52
Tabel 3.3. Kisi-kisi kedisiplinan kerja ............................................... 54
Tabel 3.4. Uji validitas kedisiplinan kerja ............................................... 55
Tabel 3.5. Pengumpulan data kinerja guru ............................................... 57
Tabel 3.6. Kisi-kisi kinerja guru ............................................... 59
Tabel 3.7. Uji validitas kinerja guru ............................................... 61
Tabel 4.1. Distribusi frekuensi skor angket pendidikan guru ...................... 67
Tabel 4.2. Distribusi frekuensi skor angkat kedisiplinan kerja guru (X2) ... 69
Tabel 4.3. Kategori kedisiplinan kerja guru ............................................... 70
Tabel 4.4. Deskripsi frekuensi skor angket kinerja guru (Y) ....................... 71
Tabel 4.5. Kategori Kinerja Guru ............................................... 72
Tabel 4.6. Uji Normalitas ............................................... 73
Tabel 4.7 Koefisien Korelasi Variabel Bebas ............................................ 74
Tabel 4.8. Uji Linieritas X1 dengan Y ............................................... 75
Tabel 4.9 Koefisien X1 terhadap Y ............................................... 76
Tabel 4.10 Uji linieritas X2 dengan Y ............................................... 77
Tabel 4.11 Koefisien X2 terhadap Y ............................................... 77
Tabel 4.12. Tabel Anova X1 terhadap Y ............................................... 79
Tabel 4.13. Korelasi X1 dengan Y ............................................... 81
Tabel 4.14. Koefisien Determinasi X1 ............................................... 82
Tabel 4.15. Korelasi Parsial Antara Tingkat Pendidikan dengan Kinerja Guru 83
Tabel 4.16. Tabel Anova X2 terhadap Y ............................................... 84
Tabel 4.17. Korelasi X2 dengan Y ............................................... 86
Tabel 4.18. Koefisien Determinasi X2 ............................................... 87
Tabel 4.19. Korelasi Parsial Antara Kedisiplinan Kerja dengan Kinerja Guru 88
Tabel 4.20 Koefisien X1 dan X2 terhadap Y ............................................... 89
Tabel 4.21. Tabel Anova untuk uji keberartian regresi ................................. 90
Tabel 4.22. Koefisien Korelasi X1, X2 dengan Y ........................................... 91
Tabel 4.23. Hasil Analisis Tiap Variabel ............................................... 92
Tabel 4.24. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ................................... 96
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Angket Kedisiplinan Kerja ..................................................... 104
Lampiran 1.1. Angket Kedisiplinan Kerja Sebelum Uji Coba ...................... 105
Lampiran 1.2. Uji Validitas Angket Kedisiplinan Kerja ............................... 109
Lampiran 1.3. Uji Reliabilitas Angket Kedisiplinan Kerja ........................... 111
Lampiran 1.4. Angket Kedisiplinan Kerja Setelah Uji Coba ........................ 112
Lampiran 2 Kinerja Guru ........................................................ 114
Lampiran 2.1. Angket Kinerja Guru Sebelum Uji Coba ............................... 115
Lampiran 2.2. Uji Validitas Angket Kinerja Guru ........................................ 118
Lampiran 2.3. Uji Reliabilitas Angket Kinerja Guru .................................... 121
Lampiran 2.4. Angket Setelah Uji Coba Kinerja Guru ................................. 122
Lampiran 3 Data Penelitian ........................................................ 125
Lampiran 3.1. Data Tingkat Pendidikan ........................................................ 126
Lampiran 3.2. Data Kedisiplinan Kerja ........................................................ 127
Lampiran 3.3. Data Kinerja Guru ........................................................ 129
Lampiran 4 Uji Persyaratan ........................................................ 131
Lampiran 4.1. Uji Normalitas ........................................................ 132
Lampiran 4.2. Uji Linieritas ........................................................ 133
Lampiran 5 Uji Hipotesis ........................................................ 135
Lampiran 5.1 Korelasi Antara Tingkat Pendidikan Guru
dengan Kinerja Guru ........................................................ 136
Lampiran 5.2. Korelasi Antara Kedisiplinan Kerja dengan Kinerja Guru .... 138
Lampiran 5.3. Korelasi Antara Tingkat Pendidikan dan Kedisiplinan Kerja
secara bersama-sama dengan Kinerja Guru
i
ABSTRAK
KORELASI ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEDISIPLINAN
KERJA DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI 1 JATIPURNO
KABUPATEN WONOGIRITAHUN 2014/2015
Oleh: Moch. Zainudin
Kinerja guru baik apabila guru tersebut memiliki tingkat kedisiplinan
kerja yang tinggi guna mencapai tujuan sekolah,sehingga guru yang tidak baik
bukan karena takut pada aturan atau pimpinan tetapi dari diri sendiri. Kedisiplinan
yang tinggi dipengaruhi oleh tingkat pendidikan guru tersebut karena semakin
tinggi tingkat pendidikan maka akan menambah wawasan, pengetahuan dan
tanggungjawab guru. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui korelasi antara: (1) tingkat pendidikan dengan kinerja guru SMP
Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015. (2) kedisiplinan kerja
dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun
2014/2015. (3) tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja secara bersama-sama
dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun
2014/2015.
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan riset/ Kuantitatif
korelasional. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Jatipurno kabupaten
Wonogiri. Populasi penelitian adalah guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten
Wonogiri dengan jumlah guru 45 guru. Sehubungan dengan populasi kurang dari
100, maka penulis mengambil semua populasi yang berjumlah 45 guru di SMP
Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri untuk dijadikan sampel penelitian.Teknik
pengumpulan data menggunakan angket (kuesioner). Sebelum digunakan angket
dilakukan uji validitas dan reliabilitas.Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis regresi dan korelasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) variable tingkat
pendidikan (X1) berkorelasi dengan kinerja guru (Y) SMP Negeri 1 Jatipurno
kabupaten Wonogiri,nilai signfikansi 0,452. 2) Variabel kedisiplinan kerja guru
(X2) berkorelasi dengan kinerja guru (Y) SMP Negeri 1 Jatipurno kabupaten
Wonogiri nilai signifikansi 0,732. 3) Variabel tingkat pendidikan dan kedisiplinan
kerja guru secara bersama-sama berkorelasi dengan kinerja guru (Y) SMP Negeri
1 Jatipurno kabupaten Wonogiri dengan kontribusi 0,583.
Kata kunci: tingkat pendidikan, kedisiplinan kerja dan kinerja guru.
ii
العالقة بين املستوى التربوي والانضباط في العمل وبين ألادى العملي لدى
جاتي فورنو وونوغير العام 1ير الدينية الحكومية مدرس ي املدرسة املتوسطة غ
4112/5102الدراس ي
بواسطة: محمد زين الدين
سيحسن ألاداء العملي للمدزس بمدي اهضباطه العالي في العمل لححقيق أهداف
السئيس وإهما هى املدزسة، بحيث أن املدزس غير الجيد ليس املدزس الخائف من ألاهظمة أو
س باملسحىي التربىي لدي املدزس. إذا كان مسحىاه . الخائف من هفسهكان الاهضباط العالي محأث
التربىي عاليا فهى حاصل على املعازف والعلىم واملسؤولية. بهرا كان الهدف من هرا البحث هى
( املسحىي التربىي وبين ألاداء العملي ملدزس ي املدزسة املحىسطة غير 0معسفة وجىد العالقة بين :
( بين الاهضباط في 5 م.5102-5102جاجي فىزهى بىوهىغيري العام الدزاس ي 0ة الحكىمية الدني
جاجي فىزهى 0العمل وبين ألاداء العملي ملدزس ي املدزسة املحىسطة غير الدنية الحكىمية
( بين املسحىي التربىي والاهضباط في العمل )معا( وبين 3م. 5102-5102بىوهىغيري العام الدزاس ي
جاجي فىزهى بىوهىغيري العام 0العملي ملدزس ي املدزسة املحىسطة غير الدنية الحكىمية ألادء
.م5102-5102الدزاس ي
جسي في املدزسة املحىسطة غير الدنية الحكىمية 0هرا البحث على أساس العالقة،
0ىمية جاجي فىزهى بىوهىغيري. ومجحمع البحث هىمدزسى املدزسة املحىسطة غير الدنية الحك
خر الباحث جميعهم كمجحمع البحث لكىن 22جاجي فىزهى بىوهىغيري وعددهم مدزسا. واث
خحبر الاسحبياهات عن جمع بياهات البحث عن طسيق الاسحبياهات. وث
العدد أقل من مائة. وث
صدقها وثباتها. أما طسيقة ثحليل البياهات فبطسيقة الاهحداز
له عالقة باألداء العملي (X1)حغير املسحىي التربىي ( كان م0وهحائج البحث كالحالي :
جاجي فىزهى بىوهىغيري وهخيجة العالقة 0ملدزس ي املدزسة املحىسطة غير الدنية الحكىمية
ووسبة العالقة (X2)له عالقة باألداء العملي ( X2)( واملحغير اهضباط العمل للمدزس 5. 0,452
ير املسحىي التربىي والاهضباط في العمل )معا( لهما عالقة باألداء العملي ، ( و محغ3. 0,732
.0,583ووسبة العالقة
املسحىي التربىي، الاهضباط في العمل، ألاداء العملي.الكلمات ألاساسية :
iii
ABSTRACT
CORRELATION BETWEEN EDUCATION LEVEL AND WORK DICIPLINE
WITH TEACHER’S PERFORMANCE OF
SMP NEGREI 1 JATIPURNO OF WONOGIRI REGENCY
YEAR 2014/2015
By: Moch. Zainudin
Teacher’s performance will be good if the teachers have high level of
discipline in order to achieve the objectives of the school. Actually, the teachers
working unprofesional are not fear of the rules or the leader, but they are afraid of
themselves. High discipline is influenced by education level of teacher due to the
higher level of education will add insight, knowledge and responsibility of
teachers. The purpose of this study was to determine correlation among: (1)
Education level to teacher’s performance of SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri
year 2014/2015. (2) Work disciplines to teacher’s performance of SMP Negeri 1
Jatipurno Wonogiri year 2014/2015. (3) Education level and work discipline
together with teacher’s performance of SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri year
2014/2015.
This research used a correlation kuantitatif method. This research was
conducted at SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri district. The study population was
teachers of SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri consisted of 45 teachers. Because
population was less than 100, the researcher took all the population of 45 teachers
at SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri for the research sample. Data collection
techniques used a questionnaire (questionnaire).Before the questionnaire used
research so test by the validity and reliability. Data analysis technique used
regression and correlation.
Based on the results of research, it can be concluded that: 1) education
level variable (X1) correlate with the teacher’s performance (Y) of SMP Negeri 1
Jatipurno Wonogiri district, and the significance value is 0.452. 2) Variable
teacher work discipline (X2) correlates with the teachers’ performance (Y) of
SMP Negeri 1 Wonogiri district Jatipurno significance value of 0.732. 3) Variable
education levels and discipline of teachers correlate as well as teachers
performance (Y) of SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri district, contributing
0.583.
Keyword: Education level, work discipline and teacher’s performance.
iv
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertandatangan di bawahinisaya:
Nama : Moch. Zainudin
NIM : 11.403.3.1.011
Program Studi : Pascasarjana, ManajemenPendidikan Islam
Sayamenyatakandenagnsesungguhnyabahwatesis yang
sayasusunsebagaisyaratuntukmemperolehgelar Magister dari Program
PascasarjanaInstitut Agama Islam (IAIN) Surakarta
seluruhnyamerupakanhasilkaryasendiri.
Adapaunbagian-bagiantertentudalampenulisanTesis yang sayakutipdarihasilkarya
orang lain telahditulissumbernyasecarajelassesuaidengannorma,
kaidahdanetikapenulisahilmiah.
Apabila di
kemudianhariditemukanseluruhatausebagianTesisinibukanaslikaryasayasendiriata
uadanyaplagiatdalambagiantertentu,
sayabersediamenerimasanksipencabutangelarakademik yang
sayasandangdansanksi-sanksi lain sesuaidenganperaturanperundang yang berlaku.
Surakarta, 29Oktober 2015
Yang menyatakan
Moch.Zainudin
vi
PERSETUJUAN UNTUK UJIAN TESIS
KepadaYth.
DirekturPascasarjana IAIN Surakarta
Di
Surakarta
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Setelahmemberikanbimbinganatastesissaudara:
Nama : Moch. Zainudin
NIM : 11.403.3.1.011 Program Studi : Pascasarjana, ManajemenPendidikan Islam
Angktan : I (satu)
Tahun : 2012
Kami menyetujuibahwatesistersebuttelahmemenuhisyaratuntukdiajukanpada
siding Seminar Tesis.Demikianpersetujuaninidisampaikan,
atasperhatiannyadiucapkanterimakasih.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Surakarta, 29Oktober 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. H. Usman Abu Bakar, MA Dr. H. Purwanto, M.Pd
NIP. 19481208 197803 1 001 NIP. 19700926 20003 1 001
vii
MOTTO
“SesungguhnyaBersamaKesulitan Ada Kemudahan,
MakaApabilaEngkauTelahSelesai (darisuatuurusan),
TetaplahBekerjaKerasUntukUrusan yang lain,
danHanyaKepadaTuhanmulahEngkauBerharap“ (Q.S.AlInsyirah, 6 – 8)
Dan katakanlah: ”Bekerjalahkamu! Maka Allah, Rasul-Nya dan orang-
orang yang berimanakanmenilaipekerjaanmuitu. Dan
kamuakandikembalikankepadaTuhan yang mengetahui yang ghaibdan
yang nyata, laludiberitahukan-Nya kepadamuapa-apa yang
telahkamukerjakan.” (QS. At-Taubah: 105).
viii
PERSEMBAHAN
Denganmenyebutnamadanmengharapkeridhoan-Mu
ya Allah SWT.
Kupersembahkantesisinibuat:
1. Bapak (Almarhum) danIbu
2. KeluargaIstridananak-anakku
3. Saudara-saudarakudanrekanseperjuangan
4. Almamater IAIN Surakarta
5. Sekolahku SMP N 1 JatipurnoWonogiri
ix
KATA PENGANTAR
Denganmengucap puji dan syukuralhamdulillâhirabbil ‘âlamîn,
penulispanjatkankehadirat Allah SWT, hanyadenganrahmat,
hidayahdankemuliaan-Nya sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik
tanpa hambatan yang berarti.
Tesis yang berjudul “Korelasi Antara Tingkat
PendidikandanKedisiplinanKerjaDenganKinerja Guru SMP Negeri 1
JatipurnoKabupatenWonogiriTahun 2014/2015”
inidisusununtukmemenuhisalahsatusyaratgunamemperolehgelar Magister Strata
Duapada Program StudiManajemenPendidikan Islam padaPascaSarjanaInstitut
Agama Islam Negeri Surakarta.
PenyusunmenyadaribahwapenyusunanTesisinitidaklepasdaribantuanberba
gaipihak.Olehkarenaitu,
padakesempataninipenyusuninginmengucapkanterimakasih yang sebesar-
besarnyakepadasemuapihak yang telahmembantu.Untukitu,
penyusunmenyampaikanterimakasihkepada:
1. Dr. Mudhofir Abdullah M.Ag.., selaku Rektor IAIN Surakarta.
2. Prof. Dr. H. Nashruddin Baidan, selaku Direktur Pascasarjana IAIN
Surakarta.
3. Prof. Dr. H. Usman Abu Bakar, MA, selakuPembimbing I yang
telahmeluangkanwaktudanmemberikanarahanhinggatesisiniselesai.
4. Dr. H. Purwanto, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah meluangkan
waktu memberikan arahan dan motivasi hingga terselesaikannya tesis ini.
5. Tim Penguji yang telah berkenan untuk menguji, mengkritisi serta
memberikan saran dan masukan demi sempurnanya penulisan tesis ini.
x
6. Seluruh Dosen dan staff Program Studi Manajemen Pendidikan
Islam Program Pascasarjana Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri
Surakarta.
7. Kedua orang tua, istri, anak dan saudara-saudara yang saya cintai,
atas segala dukungan dan motivasi sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penulisan tepat pada waktunya.
8. Semua karyawan dan karyawanti perpustakaan IAIN Surakarta.
9. Semua bapak/ibu guru, karyawan dan karyawati SMP Negeri 1 Jatipurnoyang
telah memberikan dukungan terhadap penulis.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu penulis dalam menyelasaikan penelitian ini.
Kepada semua fihak penulis panjatkan do’a semoga segala kebaikannya
tercatat sebagai amal shalih serta mendapat limpahan rahmat dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan, maka penulis
berharap saran dan masukannya demi kesempurnaan tesis ini.
Surakarta, Oktober2015
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... . ii
ABSTRAK...................................................................................... ................. iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ............................................ v
HALAMAN PENGESAHAN TESIS ............................................................ vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ixi
DAFTAR ISI .................................................................................................. . xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. LatarBelakangMasalah .............................................................. 1
B. IdentifikasiMasalah ................................................................... 5
C. PembatasanMasalah................................................................... 6
D. RumusanMasalah ...................................................................... 7
E. TujuanPenelitian ........................................................................ 7
F. ManfaatPenelitian ...................................................................... 8
xii
BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .................. 9
A. DeskripsiTeori.............................................................................. 9
1. Tingkatpendidikan ................................................................ 9
a. Pengertiantingkatpendidikan .......................................... 9
b. Indikatortingkatpendidikan ............................................. 18
2. Kedisiplinankerja .................................................................. 19
a. Pengertiankedisiplinankerja ............................................ 19
b. Indikatorkedisiplinankerja .............................................. 26
3. Kinerjaguru ........................................................................... 27
a. Pengertiankinerja guru .................................................... 27
b. Indikatorkinerja guru ...................................................... 30
4. Korelasiantaratingkatpendidikandengankinerjaguru ............ 35
5. Korelasiantarakedisiplinankerjadengankinerja guru ............. 37
6. Korelasiantaratingkatpendidikandankedisiplinankerja
SecaraBersama-samadengankinerjaguru .............................. 39
B. Penelitian yang Relevan ............................................................... 42
C. KerangkaBerfikir ......................................................................... 44
1. Korelasiantaratingkatpendidikandengankinerja guru
SMP Negeri 1 JatipurnoKabupatenWonogiri ........................ 44
2. Korelasiantarakedisiplinankerjadengankinerja guru
SMP Negeri 1 JatipurnoKabupatenWonogiri ........................ 45
3. Korelasisecarabersama-samaantaratingkatpendidikan
dengankinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno
KabupatenWonogiri ............................................................... 46
xiii
D. PengajuanHipotesis ...................................................................... 48
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 49
A. JenisPenelitian.............................................................................. 49
B. TempatdanWaktuPenelitian ......................................................... 49
1. TempatPenelitian ................................................................... 49
2. WaktuPenelitian ..................................................................... 49
C. PopulasidanSampel ...................................................................... 49
1. Populasi .................................................................................. 49
2. Sampel.................................................................................... 50
D. TeknikPengumpulanData ............................................................. 50
1. Tingkat Pendidikan (X1) ........................................................ 50
a. Alatukur ........................................................................... 50
b. Definisikonseptual ........................................................... 50
c. Definisioperasional .......................................................... 50
d. Pengumpulan data ............................................................ 51
2. Kedisiplinankerja (X2) ........................................................... 51
a. Jenisinstrumen.................................................................. 51
b. Aturanskoring .................................................................. 52
c. Definisikonseptual ........................................................... 52
d. Definisioperasional .......................................................... 53
e. Kisi-kisi ............................................................................ 53
f. Penulisanbutir .................................................................. 54
g. Ujicoba instrument ........................................................... 54
xiv
3. Kinerja guru ........................................................................... 56
a. Jenisinstrumen.................................................................. 56
b. Aturanskoring .................................................................. 57
c. Definisikonseptual ........................................................... 58
d. Definisioperasional .......................................................... 58
e. Kisi-kisi ............................................................................ 59
f. Penulisanbutir .................................................................. 60
g. Ujicoba instrument ........................................................... 60
E. TeknikAnalisa Data ..................................................................... 62
1. UjiPrasyaratAnalisis .............................................................. 63
a. Ujinormalitas.................................................................... 63
b. Ujilineiritasdankeberartianregresi .................................... 63
2. UjiHipotesis ........................................................................... 64
a. Korelasiantaratingkatpendidikan (X1) dengankinerja (Y) 64
b. Korelasiantarakedisiplinankerja (X2) dengan
kinerja guru (Y)................................................................ 65
c. Korelasiantaratingkatpendidikan (X1) dankedisiplinan
kerja (X2) secarabersama-samadengankinerja guru (Y) .. 65
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 67
A. Deskripsi Data ........................................................................... 67
1. Tingkat Pendidikan Guru..................................................... 67
2. Kedisiplinankerja guru (X2)................................................. 68
3. Kinerja guru (Y) .................................................................. 70
xv
B. Ujiprasayratanalisis ................................................................... 72
1. Ujinormalitas data................................................................ 73
2. UjiIndependensivariabelbebas ............................................. 74
3. Linieritasdankeberartianregresi ........................................... 75
a. Hubungantingkatpendidikandengankinerja guru ........... 75
b. Hubungankedisiplinankerjadengankinerja guru ............ 77
C. UjiHipotesis ............................................................................... 78
1. Hubunganantaratingkatpendidikan guru dengankinerja guru 78
2. Hubungankedisiplinankerjadengankinerja guru .................. 84
3. Hubungantingkatpendidikandankedisiplinankerja
secarabersama-samaterhadapkinerja guru ........................... 89
D. Pembahasan ............................................................................... 91
1. Hubunganantaratingkatpendidikan (X1) dengan
kinerja guru (Y) ................................................................... 92
2. Hubunganantarakedisiplinankerjadengankinerja guru ........ 93
3. Hubunganantaratingkatpendidikandankedisiplinan
kerjasecarabersama-samadengankinerja guru ..................... 95
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 98
A. Kesimpulan ................................................................................ 98
B. Implikasi .................................................................................... 98
C. Saran-saran ................................................................................ 99
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 100
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 SkemaKerangkaPemikiran.......... ............................................... 47
Gambar 4.1. Grafik Histogram variabel tingkat pendidikan ........................... 68
Gambar 4.2. Grafik Histrogram variabel kedisiplinan kerja guru ................... 69
Gambar 4.3. Grafik Histogram Variabel Kinerja Guru (Y) ............................. 71
Gambar 4.4. Grafik Hubungan antara tingkat pendidikan (X1)
dengan kinerja guru (Y) ............................................... 80
gambar 4.5. Grafik Hubungan antara Kedisiplinan Kerja (X2) dengan
Kinerja Guru (Y) ............................................... 85
Gambar 4.6. Pola hubungan antar variabel ............................................... 96
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pengumpulan data tingkatPendidikan.......... ............................... 51
Tabel 3.2. Pengumpulan data kedisiplinan kerja ......................................... 52
Tabel 3.3. Kisi-kisi kedisiplinan kerja ............................................... 54
Tabel 3.4. Uji validitas kedisiplinan kerja ............................................... 55
Tabel 3.5. Pengumpulan data kinerja guru ............................................... 57
Tabel 3.6. Kisi-kisi kinerja guru ............................................... 59
Tabel 3.7. Uji validitas kinerja guru ............................................... 61
Tabel 4.1. Distribusi frekuensi skor angket pendidikan guru ...................... 67
Tabel 4.2. Distribusi frekuensi skor angkat kedisiplinan kerja guru (X2) ... 69
Tabel 4.3. Kategori kedisiplinan kerja guru ............................................... 70
Tabel 4.4. Deskripsi frekuensi skor angket kinerja guru (Y) ....................... 71
Tabel 4.5. Kategori Kinerja Guru ............................................... 72
Tabel 4.6. Uji Normalitas ............................................... 73
Tabel 4.7 Koefisien Korelasi Variabel Bebas ............................................ 74
Tabel 4.8. Uji Linieritas X1 dengan Y ............................................... 75
Tabel 4.9 Koefisien X1 terhadap Y ............................................... 76
Tabel 4.10 Uji linieritas X2 dengan Y ............................................... 77
Tabel 4.11 Koefisien X2 terhadap Y ............................................... 77
xviii
Tabel 4.12. Tabel Anova X1 terhadap Y ............................................... 79
Tabel 4.13. Korelasi X1 dengan Y ............................................... 81
Tabel 4.14. Koefisien Determinasi X1 ............................................... 82
Tabel 4.15. Korelasi Parsial Antara Tingkat Pendidikan dengan Kinerja Guru 83
Tabel 4.16. Tabel Anova X2 terhadap Y ............................................... 84
Tabel 4.17. Korelasi X2 dengan Y ............................................... 86
Tabel 4.18. Koefisien Determinasi X2 ............................................... 87
Tabel 4.19. Korelasi Parsial Antara Kedisiplinan Kerja dengan Kinerja Guru 88
Tabel 4.20 Koefisien X1 dan X2 terhadap Y ............................................... 89
Tabel 4.21. Tabel Anova untuk uji keberartian regresi ................................. 90
Tabel 4.22. Korelasi Korelasi X1, X2 dengan Y ............................................. 91
Tabel 4.23. Hasil Analisis Tiap Variabel ............................................... 92
Tabel 4.24. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ................................... 96
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Angket Kedisiplinan Kerja ..................................................... 104
Lampiran 1.1. Angket Kedisiplinan Kerja Sebelum Uji Coba ...................... 105
Lampiran 1.2. Uji Validitas Angket Kedisiplinan Kerja ............................... 109
Lampiran 1.3. Uji Reliabilitas Angket Kedisiplinan Kerja ........................... 111
Lampiran 1.4. Angket Kedisiplinan Kerja Setelah Uji Coba ........................ 112
Lampiran 2 Kinerja Guru ........................................................ 114
Lampiran 2.1. Angket Kinerja Guru Sebelum Uji Coba ............................... 115
Lampiran 2.2. Uji Validitas Angket Kinerja Guru ........................................ 118
Lampiran 2.3. Uji Reliabilitas Angket Kinerja Guru .................................... 121
Lampiran 2.4. Angket Setelah Uji Coba Kinerja Guru ................................. 122
Lampiran 3 Data Penelitian ........................................................ 125
Lampiran 3.1. Data Tingkat Pendidikan ........................................................ 126
Lampiran 3.2. Data Kedisiplinan Kerja ........................................................ 127
Lampiran 3.3. Data Kinerja Guru ........................................................ 129
Lampiran 4 Uji Persyaratan ........................................................ 131
Lampiran 4.1. Uji Normalitas ........................................................ 132
Lampiran 4.2. Uji Linieritas ........................................................ 133
Lampiran 5 Uji Hipotesis ........................................................ 135
Lampiran 5.1 Korelasi Antara Tingkat Pendidikan Guru
dengan Kinerja Guru ........................................................ 136
xx
Lampiran 5.2. Korelasi Antara Kedisiplinan Kerja dengan Kinerja Guru .... 138
Lampiran 5.3. Korelasi Antara Tingkat Pendidikan dan Kedisiplinan Kerja
secara bersama-sama dengan Kinerja Guru
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah yang sangat serius dalam bidang pendidikan di Indonesia yaitu
masalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenis dan jenjang pendidikan.
Salah satu masalah yang mempengaruhi mutu pendidikan dasar di Indonesia
adalah faktor guru. Tugas guru erat kaitannya dengan peningkatan sumber
daya manusia melalui sektor pendidikan. Oleh karena itu diperlukan upaya
untuk meningkatkan mutu guru untuk menjadi tenaga profesional, agar
peningkatan mutu pendidikan dapat berhasil (Mulyasa, 2006: 26).
Guru memiliki peran dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang
ditandai dengan kualitas lulusan yang siap pakai. Kualitas tersebut dapat
ditingkatkan melalui peningkatan profesionalisme guru yang mengutamakan
tugas dengan penuh tanggung jawab serta memahami tugas dan fungsinya
sebagai pendidik. Kondisi demikian dapat terjadi apabila guru memiliki
kinerja yang baik (Usman, 2000: 45).
Salah satu upaya yang dilakukan berkaitan dengan faktor guru yaitu
lahirnya Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen serta
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.
Pada dasarnya undang-undang tersebut merupakan kebijakan yang di
dalamnya memuat usaha pemerintah untuk menata dan memperbaiki mutu
guru di Indonesia. Pasal 1 menyebutkan guru adalah pendidik professional
1
2
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan
merealiasikan harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum
yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Untuk
meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam
melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk
mencapai keberhasilan pendidikan. Secara umum mutu pendidikan yang baik
menjadi tolok ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukkan oleh guru
(Smith dalam Mulyasa, 2006: 23).
Kinerja guru yang baik dapat tercermin dari disiplin dalam bekerja yang
penting bagi guru. Kedisiplinan harus ditanamkan terus menerus agar menjadi
kebiasaan dan merupakan budaya kerja bagi guru. Orang-orang yang berhasil
dalam bidangnya masing-masing umumnya memiliki kedisiplinan yang tinggi.
Sebaliknya orang yang gagal, umumnya tidak disiplin. Disiplin memiliki
peranan penting dalam mengarahkan kehidupan manusia untuk meraih cita-
citanya serta kesuksesan dalam bekerja, karena tanpa adanya kedisiplinan
maka seseorang tidak mempunyai patokan tentang apa yang baik dan yang
buruk dalam tingkah lakunya (Sarah Wulan, 2013: 108).
Kedisiplinan untuk menjamin tata tertib dan kelancaran dalam
melaksanakan tugas, maka setiap orang harus mau menepati dan mematuhi
segala peraturan kedinasan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
3
melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan. Disamping itu juga harus
mau melaksanakan perintah kedinasan dari atasan, menjaga sopan santun serta
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dalam rangka memberikan
pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
Bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada: (1) tingginya rasa
kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan organisasi, (2) tingginya
semangat dan gairah kerja dan inisiatif para pegawai dalam melakukan
pekerjaan, (3) besarnya rasa tanggung jawab para pegawa untuk melaksanakan
tugas dengan sebaik-baiknya, (4) berkembangnya rasa memiliki dan rasa
solidaritas yang tinggi di kalangan karyawan (5) meningkatkan efisiensi
prestasi kerja pegawai. Mulyasa (2004: 118) disiplin merupakan sesuatu yang
penting untuk (1) menanamkan rasa hormat terhadap kewenangan (2)
menanamkan kerjasama, (3) merupakan kebutuhan untuk berorganisasi serta
(4) untuk menanamkan rasa hormat terhadap orang lain.
Tingginya tuntutan kinerja guru diperlukan juga peningkatan
kemampuan guru. Peningkatan kemampuan guru diperoleh dari tingkat
pendidikan guru. Guru sekolah menengah harus memiliki ijazah sarjana
pendidikan (S-1) sesuai atau linier dengan mata pelajaran yang diampu oleh
guru tersebut. Oleh karena itu para guru yang belum memiliki ijazah S-1 saat
ini banyak yang bersekolah untuk mendapatkan kesarjanaan sesuai dengan
bidang yang diampu guna meningkatkan kemampuan guru. Disamping itu
bagi guru yang sudah mendapatkan gelar S-1 dalam rangka meningkatkan
kemampuannya melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu doktor.
4
Dengan meningkatnya kualitas guru yaitu peningkatan pendidikan dan
meningkatnya kinerja guru dalam mengajar akan berpengaruh terhadap
kedisiplinan guru serta berpengaruh juga terhadap proses belajar mengajar
sehingga dalam meningkatkan juga prestasi siswa di sekolah.
Pengamatan di SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri para
gurunya masih memiliki tingkat pendidikan yang perlu ditingkatkan, karena
masih ada 5 guru atau 11,11% guru yang belum memiliki gelar S-1, sehingga
hal ini tidak sesuai dan linier dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
2005 tentang standar nasional pendidikan mengenai guru dan dosen. Belum
sesuai antara tingkat pendidikan guru membuat kualitas guru tersebut masih
rendah karena kurangnya pengetahuan dan tidak bisa menggunakan alat dan
metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran. Hal ini
ditandai dari guru yang hanya menggunakan model pembelajaran ceramah
selama kegiatan belajar mengajar. Kedisiplinan serta tingkat kinerja yang
masih relatif rendah. Hal ini telihat dari adanya hubungan kerjasama yang
kurang harmonis di antara para wakil kepala sekolah hubungan yang kurang
harmonis dengan para guru dan karyawan, kemudian masih adanya kelompok
individu, masih banyak guru/pegawai yang kurang memahami rincian tugas,
kurangnya pembinaan di berbagai lini, dan tidak ditegakkannya disiplin kerja
seperti pulang sebelum waktunya, banyaknya pegawai yang mengabaikan
perintah, kurang mentaati peraturan, kurang cermat dalam melaksanakan
tugas, menunda-nunda tugas yang diberikan, sering meninggalkan
kelas/kantor atau bahkan tidak masuk kerja tanpa adanya tugas dan alasan
5
yang jelas. Semua hal yang disebutkan di atas, menyebabkan kinerja guru di
SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri kurang berjalan efektif.
Di samping itu setiap pegawai harus mampu melaksanakan tugas-tugas
umum pemerintahan dan tugas pembangunan yang efektif dan efisien.
Efekktifitas sebuah sekolah perlu mendapat perhatian demi tercapainya visi
dan misi yang telah ditetapkan. Indikator sebuah sekolah dikatakan berhasil
dalam melaksanakan tugas pekerjaan apabila terjalin kerjasama yang harmonis
dan sinergis antara atasan dengan bawahan dan dari bawahan ke atasan serta
dengan semua orang yang berada di dalamnya.
Dari uraian tersebut di atas penelitian mengambil judul korelasi
antara tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja dengan kinerja guru
SMPN 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2014/2015.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya kualitas guru karena tingkat pendidikan yang memadai,
menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan.
2. Rendahnya kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya serta kurang
memahami tugas pokoknya.
3. Guru yang memegang kepemimpinan dalam proses pembelajaran belum
dapat mengembangkan potensi siswa secara optimal.
4. Kesadaran dari sebagian besar guru dalam berpartisipasi mengikuti
kegiatan pengembangan diri di sekolah masih rendah.
6
5. Kurangnya kesadaran kedisiplinan kerja dalam menjalankan tugas sehingga
mempengaruhi kinerja guru.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tidak semua masalah
akan penulis analisa mengingat keterbatasan-keterbatasan baik waktu, tenaga
maupun biaya penelitian. Sesuai dengan judul tesis yaitu “Korelasi antara
tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja guru dengan kinerja guru di SMP
Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri“, maka yang akan penulis bahas pada
penelitian ini hanyalah masalah-masalah yang berkaitan dengan tingkat
pendidikan, kedisiplinan kerja terhadap kinerja guru.
Kinerja guru bisa dipengaruhi oleh berbagai hal, baik yang berasal dari
diri maupun dari luar dirinya, di antaranya adalah profesionalitas guru,
kedisiplinan guru, kompetensi, pengelolaan atau manajemen sekolah, motivasi
kerja, lingkungan kerja, kesejahteraan, penghargaan atau reward. Agar lebih
fokus dalam pembahasan, penelitian ini dibatasi dalam hal yang mencakup
tentang:
1. Korelasi antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru SMP Negeri 1
Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015.
2. Korelasi antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru SMP Negeri 1
Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015.
3. Adakah korelasi antara pendidikan dan kedisiplinan kerja secara bersama-
sama dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri
tahun 2014/2015.
7
D. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah tersebut, maka perumusan masalah sebagai
berikut:
1. Adakah korelasi antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru SMP
Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015?
2. Adakah korelasi antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru SMP
Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015?
3. Adaka korelasi yang signifikan antara tingkat pendidikan dan kedisiplinan
kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno
Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Korelasi antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru SMP Negeri 1
Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015.
2. Korelasi antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru SMP Negeri 1
Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015.
3. Korelasi antara tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja secara bersama-
sama dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri
tahun 2014/2015.
8
F. Manfaat Penelitian
Sebuah penelitian terhadap suatu masalah pasti memiliki harapan atas
manfaat dan kegunaan yang ingin dicapai. Termasuk dalam penelitian ini
penulis berharap bahwa penelitian akan dapat memberikan manfaat dan
kegunaan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Dapat memberikan informasi mengenai pengembangan dalam
meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran dalam
kaitannya dengan peningkatan mutu lulusan sekolah.
b. Sebagai bahan kajian lebih lanjut, khususnya bagi peneliti dan
akademisi yang berkait dengan bidang pendidikan.
2. Manfaat Praktis :
a. Bagi Kepala Sekolah
Sebagai sumbangan pemikiran bagi Kepala SMP Negeri 1 jatipurno
Kabupaten wonogiri, dalam mengambil kebijakan.
b. Bagi Guru
Memberikan informasi kepada guru dalam rangka meningkatkan
profesionalisme dan kedisiplinan dalam menjalankan tugasnya.
c. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan referensi bagi masyarakat yang ingin melakukan
penelitian mengenai masalah yang sama di masa yang akan datang.
9
BAB II
KERANGKA TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
Sebuah penelitian, landasan teori merupakan hal yang sangat penting,
karena di dalamnya terdapat konsep-konsep maupun teori-teori yang akan
dijadikan landasan sekaligus bahan acuan dalam membahas maupun
menganalisa mengenai berbagai variabel yang diteliti. Teori adalah sebagai
ungkapan mengenai hubungan kausal yang logis diantara gejala/perubahan
(variabel) dalam bidang tertentu, sehingga dapat dipergunakan sebagai
kerangka fikir (frame of thinking) dalam memahami persoalan yang timbul
dalam bidang tertentu (Bintoro Tjokroamidjoyo dan Mustopadijaja, 1992: 12).
Teori adalah sebagai ungkapan mengenai hubungan kausal yang logis
diantara gejala/perubahan (variabel) dalam bidang tertentu, sehingga dapat
dipergunakan sebagai kerangka fikir (frame of thinking) dalam memahami
persoalan yang timbul dalam bidang tertentu (Bintoro Tjokroamidjoyo dan
Mustopadijaja, 1992: 12).
1. Tingkat Pendidikan
a. Pengertian tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan sama artinya dengan jenjang pendidikan.
Pengertian tentang tingkat pendidikan memang tidak banyak dijelaskan
oleh para pakar pendidikan. Hal ini mungkin saja dikarenakan istilah
tersebut memang tidak memerlukan penjelasan yang spesifik dan
10
dianggap telah diketahui atau dipahami secara umum. Meskipun
demikian, ada beberapa penjelasan tentang tingkat pendidikan yang
dapat dijadikan referensi untuk mempertegas dan menguatkan
pemahaman tentang tingkat pendidikan yang sudah ada selama ini.
Andrew E. Sikula dalam Mangkunegara (2003:50) menyatakan
bahwa tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang
menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga
kerja managerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis
untuk tujuan-tujuan umum. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 13 ayat 1 dan 2 disebutkan bahwa ;
(1) jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan
Informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. (2)
Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diselenggarakan
dengan sistem terbuka melalui tatap muka dan atau melalui jarak jauh.
Kemudian pasal 14 disebutkan bahwa jenjang pendidikan formal
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi. Yang termasuk dalam pendidikan dasar adalah SD dan SMP
atau sederajat, pendidikan menengah adalah SMA atau sederajat, dan
untuk pendidikan tinggi terdiri atas Diploma, Sarjana, Magister,
Spesialis, dan Doktor. Penjelasan berikutnya adalah pada pasal 15
yang menyatakan bahwa jenis pendidikan mencakup pendidikan
umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.
11
Tingkat pendidikan atau sering disebut dengan jenjang
pendidkan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan
tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan
kemampuan yang dikembangkan. Jenjang pendidikan formal terdiri
dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya
sembilan tahun, diselenggarakan selama enam tahun di sekolah dasar
dan tiga tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama atau satuan
pendidikan yang sederajat. (Haidari Nawawi dan mini Martini, 1994:
107). Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi
jenjang pendidikan menengah.
Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs.) atau
bentuk lain yang sederajat. (UU RI Nomor 20, 2003: 10-11)
Jenjang pendidikan yang kedua adalah pendidikan menengah,
yaitu pendidikan yang diselenggarakan bagi lulusan pendidikan dasar
yang mengutamakan perluasan dan peningkatan ketrampilan siswa.
(Hadari Nawawi dan Mimi Martini, 1994: 136).
Pengembangan pendidikan menengah sebagai lanjutan
pendidikan dasar di sekolah ditingkatkan agar mampu membentuk
pribadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur serta untuk memenuhi kebutuhan
12
pembangunan yang memerlukan tenaga berkemampuan dan
berketrampilan. Kurikulum dan isi pendidikannya serta penataan
kelembagaan pendidikan menengah perlu disesuaikan, termasuk
pendidikan kejuruan yang merupakan pembekalan untuk pendidikan
tinggi atau bekal hidup dalam masyarakat.
Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan menengah umum,
pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk
sekolah atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA) Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk
lain yang sederajat.
Dalam penyelenggaraan pendidikan menengah, tentu ada
maksud dan tujuan yang akan dicapai. Tujuan pendidikan menengah
menurut Haidari Nawawi dan Martini antara lain untuk meningkatkan
pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang
lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Ilmu
pengetahuan dan teknologi akan semakin berkembang pesat dari tahun
ke tahun. Apabila kita hanya cukup dengan pendidikan dasar maka kita
akan kesulitan menjalani hidup dengan baik sesuai dengan tuntutan
zaman.
Tujuan yang lain adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa
sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik
dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya. Hidup
13
bermasyarakat perlu bekal yang cukup, antara lain denganpendidikan
yang memadai. Akan sangat berbeda cara berfikir orang yang
berpendidikan dan tidak berpendidikan.
Dengan demikian, nantinya anak (lulusan) pendidikan
menengah diharapkan mampu untuk meningkatkan pengetahuan
sebagai jembatan dalam melanjutkan pada pendidikan tinggi. Akan
tetapi, keterbatasannya adalah dalam biaya pendidikan, maka lulusan
pendidikan menengah diharapkan mampu mengembangkan
kemampuan dan ketrampilan di masyarakat sebagai bekal dalam
menjalani hidup.
Jenjang pendidikan ketiga adalah pendidikan tinggi yang
merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah.
Pendidikan tinggi mencakup program pendidikan Diploma, Sarjana,
Magister, Spesialis dan Doktor yang diselenggarakan oleh Perguruan
Tinggi. Perguruan tinggi di sini dapat berbentuk akademi, politeknik,
sekolah tinggi, institut atau universitas, pendidikan tinggi
diselenggarakan dengan sistem terbuka.
Penyelenggaraan pendidikan tinggi menurut Haidarai Nawawi
dan Martini antara lain menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau ,
mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan
teknologi atau kesenian.
14
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang
mengalami perkembangan sangat pesat, banyak terjadi di hampir setiap
aspek kehidupan. Banyak masalah dan terkadang hanya dapat
dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Selain bermanfaat bagi kehidupan
manusia, perubahan tersebut juga membawa manusia kedalam era
persainagn global sehingga kita perlu mengembangkan dan
meningkatkan sumber daya manusia yang dapat menerapkan,
mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengatahuan dan teknologi
serta mengupayakan penggunaanya untuk meningkatkan dan
memperkaya kebudayaan nasional.
Selain itu, Presiden John Hopkins University, Isaiah Bowman
merumuskan tujuan pendidikan tinggi sebagai berikut, yaitu menguasai
pengertian-pengertian tentang kenyataan yang selalu berubah-ubah,
memberi pengalaman cara bekerja yang kritis, mengikuti
perkembangan dunia dan kemajuan-kemajuannya, mengusai pedoman
hidup yang mendukung pengertian-pengertian kemanusiaan dalam
berbagai lingkungan lapangan pekerjaan dan kebudayaan, menghargai
dan mempergunakan arti lingkungan. (Siti Meicheti, 1979: 26)
Dari tujuan pendidikan tinggi di atas, maka diharapkan nantinya
lulusan dari perguruan tinggi dapat mengembangkan dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh kepada
masyarakat sebagai bagian dari pengabdiannya yang sesuai dengan
15
sifat pengetahuan dan tujuan pendidikan tinggi yang bersangkutan.
Tujuan yang lain adalah untuk membantu perkembangan kepribadian
agar mampu berperan sebagai anggota masyarakat, menumbuhkan
kepekaan terhadap masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat,
mampu berpikir secara interdisipliner dan mampu memahami pikiran
para ahli berbagai ilmu pengetahuan sehingga memudahkan untuk
berkomunikasi.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa tingkat pendidikan
adalah jenjang pendidikan formal yang telah ditempuh oleh seseorang,
dalam hal ini yang dimaksud dengan tingkat pendidikan adalah jenjang
pendidikan formal yang telah dilalui oleh kepala Taman Kanak-kanak
Islam. Klasifikasi tingkat pendidikan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tingkat SMA, Diploma, dan tingkat Sarjana. Klasifikasi
jenjang pendidikan tersebut dilakukan untuk mempermudah dalam
pengklasifikasian, sehingga proses pengklasifikasian tidak
membedakan antara program studi atau jurusan tertentu baik yang
sesuai dengan tugasnya sebagai kepala sekolah maupun tidak.
Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pemahaman dan
kesiapan seseorang dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan sesuai
dengan tuntutan perusahaan. Hal tersebut akhirnya akan berpengaruh
terhadap perilaku dan kinerja. Mengingat pendidikan sangat
berpengaruh kinerja maka perusahaan pada umumnya ingin
menempatkan karyawan sesuai dengan tingkat pendidikannya. Oleh
16
karenanya dalam penerimaan karyawan perusahaan harus menetapkan
hal-hal yang perlu diseleksi diantaranya adalah pendidikan.
Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang lama menuju
ke proses kedewasaan guna mendapatkan pengetahuan dari
pengalaman yang terjadi selama proses pembelajaran yang bisa
ditempuh melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal.
Tingkat pendidikan formal dan pendidikan non formal dimulai
dari pendidikan pra sekolah yaitu pendidikan pada taman kanak-kanak,
pendidikan dasar diawali ketika anak masuk sekolah dasar dan
menengah, sedangkan pendidikan atas ketika anak masuk sekolah
sekolah menengah kejuruan dan menengah lanjutan tingkat atas.
Tingkat pendidikan tinggi ditempuh ketika di perguruan tinggi pada
strata S-1, doktor dan tingkat akhir hingga menjadi seorang ahli atau
professor.
Waktu yang diperlukan dalam masing-masing tingkat
pendidikan ini lama sehingga tingkat pendidikan adalah suatu proses
jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan teroganisir,
yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan
konseptual dan teoretis untuk tujuan-tujuan umum (Mangkunegara,
2003: 50)
Pendidikan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, wawasan dan
menuju proses kedewasaan dilakukan secara rutin dan kontinu untuk
membentuk kepribadian yang baik. pendidikan adalah usaha sadar,
17
teratur dan sistematis didalam memberikan bimbingan atau bantuan
kepada orang lain (anak) yang sedang berproses menuju kedewasaan
(Heidjrahman dan Suad Husnan, 1994: 121)
Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan
pengetahuan umum seseorang banyak didalamnya peningkatan
penguasaan teori dan ketrampilan memutuskan terhadap persoalan-
persoalan yang menyangkut kegiatan untuk mencapai tujuan (Ranu
Pandojo dan Husnan, 1992).
Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu proses yang
berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu pendidikan adalah
tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Pemerintah menyelenggarakan pendidikan kepada masyarakat
guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadikan
manusia yang mandiri. Pemerintah mengatur pendidikan dalam sistem
pendidikan Nasional dalam Undang – undang RI No. 20 Tahun 2003,
mengemukakan bahwa pendidikan terbagi atas 1) pendidikan
persekolahan (formal): pendidikan persekolahan/formal (pasal 14)
jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
2) pendidikan luar sekolah: pendidikan non formal berfungsi
mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan kepribadian professional. Kegiatan
18
pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan belajar secara sendiri.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan pendidikan adalah proses bimbingan, tuntutan yang
dilakukan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa baik
jasmani maupun rohani agar nantinya berguna bagi masyarakat dan
negara.
Pada dasarnya pendidikan dan pelatihan adalah sama.
Persamaannya yaitu agar nantinya sesudah mengalami masa latihan
atau masa pendidikan para tenaga kerja (karyawan) dapat bekerja lebih
efektif dan efisien, terampil dan ahli dalam bidangnya sedang
perbedaannya adalah kalau pendidikan itu lebih luas, sedang latihan
tidak sebab dalam pendidikan disertai dengan program yang berurutan
dan bersifat teoritis, sedangkan dalam pelatihan lebih bersifat formal
karena disini lebih mengutamakan praktisnya saja.
b. Indikator tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi. Tingkatan pendidikan ini disesuaikan
dengan tingkat perkembangan peserta didik dan bertambahnya umur
serta perkembangan mental. Indicator tingkat pendidikan terdiri dari
jenjang pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah
tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan
19
yang dikembangkan, terdiri dari: 1) pendidikan dasar: jenjang
pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah
anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah. 2)
pendidikan menengah: jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.
3) pendidikan tinggi: jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah
yang mencakup program sarjana, magister, doktor dan spesialis yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
2. Kedisiplinan Kerja
a. Pengertian kedisiplinan kerja
Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman,
meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin
berasal dari bahasa latin “disciplina” yang berarti latihan atau
pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. jadi
sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak
terhadap pekerjaan (I.G. Wursanto, 1989: 108).
Disiplin adalah merupakan suatu kekuatan yang selalu
berkembang di tubuh para pekerja yang membuat mereka dapat
mematuhi keputusan dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan
(I.S. Livine, 1980: 71).
Disiplin merupakan sikap ketaatan terhadap peraturan dan
undang-undang. Disiplin berasal dari diri sendiri dan berasal dari
pimpinan. Organisasi yang memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi
akan lebih mudah dalam mencapai tujuan organisasi. Disiplin
20
merupakan upaya untuk mengatur ketentuan yang ada dalam
organisasi. Dicipline is management active to enforce organization
standards”. (Disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan
manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi
(Mangkunegara, 2007: 129).
Disiplin merupakan sikap ketaatan terhadap suatu aturan atau
ketentuan yang berlaku dalam organsiasi, yaitu menggabungkan diri
dalam organisasi itu atas dasar adanya kesadaran dan keinsyafan,
bukan karena unsur paksaan. Penetapan disiplin lebih ditekankan pada
unsur kesadaran dan penyesuaian diri secara sukarela, bukan atas
dasar paksaan (Wursanto, 2007: 87).
Disiplin merupakan bentuk pengendalian diri karyawan dan
pelaksanaan yang teratur dan menunjukkan tingkat kesungguhan team
kerja di dalam suatu organisasi. Tindakan disiplin menuntut suatu
hukuman atau punishment terhadap karyawan yang gagal memenuhi
standar-standar kedisiplinan yang ditentukan. Dari para karyawan
yang tidak bereaksi secara terang-terangan terhadap tindakan-tindakan
disiplin yang tidak dapat dibenarkan moral karyawan kemungkinan
merosot yang dapat secara negatif akan mempengaruhi instansi atau
lembaga pendidikan terhadap efektifitas kerja.
Disiplin merupakan pengendalian diri untuk berbuat, berperilaku
dan bertindak menurut aturan. Discipline is a power that develop in
the body, worked by it self ad causes it can adapt willingly to
21
decisions, regulations and high values of the work and behavior.
(Disiplin adalah sebuah kekuatan yang dapat meningkatkan didalam
tubuh, bekerja sendiri dan menyebabkan hal tersebut dapat
menyesuaikan keinginan untuk mengambil keputusan, kebijaksanaan,
dan nilai yang tinggi terhadap pekerjaan dan perilaku). (Lateiner,
1985: 72). Menurut pasal 29 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian disebutkan
bahwa peraturan disiplin merupakan suatu peraturan yang membuat
keharusan, larangan dan sangsi apabila keharusan tidak dituruti atau
larangan itu dilanggar. Pelanggaran disiplin Yang dimaksud adalah
setiap ucapan, tulisan atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang
melanggar ketentuan Peraturan.
Pegawai negeri sebagai karyawan pemerintah dan memberikan
pelayanan kepada masyarakat perlu menjaga kedisiplinannya, karena
keberadaannya sangat dibutuhkan dan dinantikan oleh banyak orang.
Kedisiplinan kerja yang tinggi memperlancar pekerjaan dan tugas
yang diembannya.
Disiplin Pegawai Negeri Sipil, baik yang dilakukan di dalam
maupun di luar jam kerja. Kedisiplinan adalah suatu sikap tingkah
laku yang diharapkan sesuai degan peraturan organisasi baik peraturan
itu secara tertulis maupun tidak. Karena langkah awal untuk mencapai
kinaerja yang diharapkan harus dimulai dari disiplin. Disiplin disini
meliputi segala hal antara lain dengan mentaati waktu kerja dan
22
peraturan atau tata tertib yang ada. Disiplin adalah ketaatan yang
sikapnya impersonal, tidak memakai perasan dan tidak memakai
perhitungan pamrih atau kepentingan pribadi (A.S. Moenir, 1983:
152)
Dari pendapat tersebut di atas dapat dikatakan bahwa seseorang
dikatakan disiplin apabila orang tersebut berperilaku tertib dan dengan
senang hati tunduk dan patuh pada peraturan-peraturan yang berlaku.
Sebenarnya disiplin itu merupakan sikap yang melekat pada seseorang
walaupun tidak kelihatan. Untuk itu seorang pegawai negeri sipil
dituntut kesadarannya untuk menegakkan disiplin kerja terutama
dimulai dari pimpinannya.
Untuk menjamin tata tertib dan kelancaran dalam melaksanakan
tugas, maka setiap orang harus mau menepati dan mematuhi segala
peraturan kedinasan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan. Disamping itu juga
harus mau melaksanakan perintah kedinasan dari atasan, menjaga
sopan santun serta melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dalam
rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan
bidang tugas masing-masing.
Bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada: (1) tingginya
rasa kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan perusahaan, (2)
tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para pegawai dalam
melakukan pekerjaan, (3) besarnya rasa tanggung jawab para pegawa
23
untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, (4) berkembangnya
rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan karyawan
(5) meningkatkan efisiensi prestasi kerja pegawai. Disiplin merupakan
sesuatu yang penting untuk (1) menanamkan rasa hormat terhadap
kewenangan (2) menanamkan kerjasama, (3) merupakan kebutuhan
untuk berorganisasi serta (4) untuk menanamkan rasa hormat terhadap
orang lain (Mulyasa, 2004: 118).
Agar berbagai disiplin dapat berjalan maka disiplin dilakukan
secara bertahap yaitu dengan mengambil langkah yang bersifat
pendisiplinan, mulai dari yang ringan hingga kepada yang terberat,
misalnya: 1) Peringatan secara lisan, 2) Pernyataan tertulis
ketidakpuasan atasan langsung, 3) Penundaan kenaikan gaji, 4)
Penundaan kenaikan pangkat, 5) Pembebasan dari jabatan, 6)
Pemberhentian sementara, 7) Pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri, 8) Pembehentian atas permintaan sendiri,8)
Pemberhentian tidak dengan hormat (Helmi, 1996: 39).
Meskipun keinginan dari karyawan adalah untuk menyelesaikan
masalah karyawan dalam suatu cara yang postiif, sering hal tersebut
tidak mungkin terjadi, tujuan utama tindakan disiplin adalah
memastikan bahwa perilaku karyawan atau guru konsisten dengan
aturan instansi atau lembaga pendidikan. Aturan disusun untuk tujuan
organisai yang lebih jauh. Selanjutnya pada saat aturan dilanggar
efektivitas kerja berkurang sampai pada tingkat tertentu tergantung
24
pada besar kecilnya pelanggaran. Tujuan kedua adalah menciptakan
atau mempertahankan rasa hormat dan saling percaya antara atasan
dengan bawahan. Disiplin yang dilakukan secara tidak tepat dapat
menciptakan masalah seperti moral kerja yang rendah, kemarahan dan
kemauan buruk di antara atasan dan bawahan.
Di lapangan sering dijumpai adanya sumber dan jenis dari
disiplin pegawai, misalnya: 1) Sebab-sebab organisasi, adanya
rekruitmen dan seleksi yang buruk, pelatihan dan pengembangan yang
tidak memadai, kurangnya komunikasi, supervisi yang lemah,
kebijakan dan aturan yang tidak masuk akal. 2) Sebab-sebab
individual, adanya kesulitan finansial, masalah-masalah domestik,
penyakit fisik atau mental, tindak-tanduk pribadi. 3) Jenis-jenis
masalah karyawan, ketidakhadiran, keterlambatna, bahasa yang
menghina dan cabul, sikap buruk dan tidak loyal, kecerobohan dan
kelalaian, ketidakjujuran, pelanggaran peraturan perusahaan, kinerja
yang buruk, kelambatan kerja.
Dari keterangan tersebut diatas dapat dikatakan bahwa
kedisiplinan itu bukan karena karyawan saja tetapi juga dari
organisasi, dari individu maupun dari atasan langsung. Disiplin kerja
merupakan kewajiban yang harus ditaati dan larangan yang tidak
boleh dilanggar oleh setiap pegawai merupakan bentuk disiplin yang
ditanamankan kepada setiap pegawai. Disiplin kerja merupakan
ketaatan terhadap peraturan dan norma yang berlaku di tempat kerja.
25
Disiplin kerja merupakan sikap hidup dan perilaku yang
mencerminkan tanggungjawab pada kehidupan, tanpa paksaan dari
luar. Sikap dan perilaku ini dianut berdasarkan keyakinan bahwa hal
itulah yang benar. Hal ini terkait dengan kemauan dan kemampuan
pegawai menyesuaikan dan mengendalikan dirinya agar sesuai dengan
norma, hukum, kebiasaan yang berlaku dalam lingkungan kerja.
Disiplin kerja merupakan bagian dari keteguhan hati dalam
melaksanakan pekerjaan karena kebiasaan setiap hari yang harus
dilakukan seperti saat melaksanakan sholat lima waktu, maka disiplin
harus dimiliki seorang muslim agar melaksanakan sholat dan
pekerjaan terpat waktu, dengan kedisiplin yang dimiliki, maka Allah
SWT akan memberikan nilai yang lebih, misalnya sholat tepat pada
waktunya, demikian juga saat melaksanakan pekerjaan sebagaimana
yang dijelaskan dalam Al-Qur’an sebagai berikut :
ٱعملىا وقل ورسىلهٱللفسيري ونٱلمؤمنىن وۥعملكم وسترد
لم ع دةوٱلغيبإل ٥٠١فينبئكمبمبكنتمتعملىنٱلشه
Artinya: Dan katakanlah: ”Bekerjalah kamu! Maka Allah, Rasul-
Nya dan orang-orang yang beriman akan menilai pekerjaanmu itu.
Dan kamu akan dikembalikan kepada Tuhan yang mengetahui
yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitahukan-Nya kepadamu
apa-apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah : 105).
(Depag, 2000 : 298).
26
Kedisiplinan merupakan hal yang sangat penting. Perilaku
kedisiplinan seseorang menurut Green (1980) dipengaruhi oleh tiga
faktor pokok yang dikenal dengan PRECEDE yaitu faktor-faktor
predisposisi (predisposing factors), faktor-faktor yang mendukung
(enabling factors), dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong
(reinforcing factors). Faktor-faktor predisposisi terdiri dari
pengetahuan, sikap, pengalaman, jenis kelamin, status, asal dan
sebagainya. Faktor yang mendukung yaitu seseorang/individu
berperilaku seperti yang diharapkan antara lain adanya pelatihan yang
diperlukan, faktor sarana seperti tempat kerja, alat transportasi,
pedoman kerja, dana dan sebagainya. Sedangkan faktor yang
memperkuat atau memperkuat individu untuk berperilaku disiplin
adalah dukungan pimpinan, teman sekerja, masyarakat, pemerintah dan
lain sebagainya.
b. Indikator kedisiplinan kerja
Disiplin adalah sebuah kekuatan yang dapat meningkatkan di
dalam tubuh, bekerja sendiri dan menyebabkan hal tersebut dapat
menyesuaikan keinginan untuk mengambil keputusan, kebijaksanaan,
dan nilai yang tinggi terhadap pekerjaan dan perilaku. Adapun
indikator-indikator disiplin kerja yang digunakan adalah 1) Tingginya
rasa kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan perusahaan, 2)
Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para pegawai dalam
melakukan pekerjaan, 3) Besarnya rasa tanggung jawab para pegawai
27
untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, 4) berkembangnya
rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan karyawan 5)
meningkatkan efisiensi prestasi kerja pegawai (Sarah Wulan, 2013:
109).
3. Kinerja Guru
a. Pengertian kinerja guru
Kinerja merupakan hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi
baik organisasi yang berorientasi profit dan non profit yang dihasilkan
selama satu periode waktu. Kinerja adalah “A general term applied to
part or all of the conduct or activities of an organization over period of
time, often with reference to some standard such as past projected cost,
an efficiency base, management responsibility or accountability, or the
like.” Artinya, kinerja adalah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat
dicapai oleh seseorang, unit, atau divisi dengan menggunakan
kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk
mencapai tujuan organisasi/perusahaan” (Cooper dalam Samsudin,
2006: 159).
Kinerja adalah suatu ukuran yang mencakup keefektifan dalam
pencapain tujuan dan efisiensi yang merupakan rasio dari keluaran
efektif, terhadap masukan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya” (Mangkunegara, 2007: 67).
28
Sedangkan pengertian kinerja menurut Robbins, 2001: 75),
“kinerja dipandang sebagai hasil perkalian antara kemampuan dan
motivasi. Kemampuan menunjuk pada kecakapan seseorang dalam
mengerjakan tugas-tugas tertentu, sementara motivasi menunjuk pada
keinginan (desire) individu untuk menunjukkan perilaku dan kesediaan
berusaha. Orang akan mengerjakan tugas dengan terbaik jika memiliki
kemauan dan keinginan untuk melaksanakan tugas itu dengan baik.
Kinerja guru adalah kemampuan guru untuk mendemonstrasikan
berbagai kecakapan dan kompetensi yang dimilikinya. Esensi kinerja
guru adalah kemampuan guru menunjukkan kecakapan atau kompetensi
yang dimilikinya dalam dunia kerja yang sebenarnya. Dunia kerja guru
yang sebenarnya adalah membelajarkan siswa dalam kegiatan
pembelajaran di kelas.
Dalam proses belajar mengajar kinerja guru berkaitan erat
dengan prestasi belajar siswa. Kinerja guru yang baik akan
menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik “Guru yang mempunyai
kinerja yang baik atau guru yang profesional memiliki empat bidang
kemampuan, yaitu (1) guru harus mengetahui bahwa ia bekerja dengan
siswa, (2) guru harus memiliki ketrampilan untuk mendiagnosis
siswanya dalam hal kemampuan, perhatian, dan kepribadian, (3) guru
harus memiliki pemahaman yang luas terhadap tujuan pendidikan, (4)
guru harus mengetahui berbagai metode yang efektif untuk membantu
29
setiap anak mencapai presatasi yang maksimal” (Smith dalam Mulyasa,
2006: 23).
Pekerjaan guru, dapat dikategorikan sebagai suatu pekerjaan
yang profesional, karena memerlukan pendidikan tertentu dan pelatihan
tinggi. Pendidikan khusus diperlukan untuk memperoleh dasar
pengetahuan yang memadai dan latihan diperlukan untuk mendapatkan
keterampilan. Pekerjaan guru ini juga dipegang oleh orang-orang yang
mempunyai dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
dibutuhkan oleh sifat dari pekerjaan guru itu sendiri.
Pekerjaan guru tidak dapat dilepaskan dari prosedur atau cara
kerja dan kondisi kerja, karena pekerjaan guru juga dilakukan dalam
suatu organisasi kerja. Berdasarkan kompetensi yang disyaratkan pada
guru, maka prosedur kerja yang ada dalam pekerjaan guru mencakup
mengajar, menilai, dan membimbing siswa. Sedangkan kondisi kerja
dari pekerjaan guru mencakup rasa aman yang diterima dari pekerjaan
guna status pekerjaannya di masyarakat, tantangan pekerjaan dan
kemungkinan untuk tumbuh dan berkembang individunya dari profesi
tersebut.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa kinerja guru adalah kemampuan guru dalam menjalankan
tugasnya yang berupa merencanakan pengajaran, melaksanakan
pengajaran, dan melaksanakan hubungan antar pribadi.
30
b. Indikator kinerja guru
Kinerja mempunyai hubungan erat dengan masalah
produktivitas karena merupakan indikator dalam menentukan
bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi
dalam suatu organisasi.
Ukuran kinerja adalah kualitas kerja, kuantitas kerja,
pengetahuan akan kerja, inisiatif, perencanaan, control harga, hubungan
dengan teman sejawat, hubungan dengan pimpinan, hubungan kerja
dengan public, hubungan dengan klien, mengatur dan mengembangkan
bawahan, (equal employment opportunity (EEO) responsibility (Sarah
Wulan, 2013: 108).
Kinerja guru yaitu kemampuan merencanakan, melaksanakan
dan mengevaluasi siswa pada proses pembelajaran. “Mengelola
pembelajaran meliputi: merencanakan program belajar mengajar,
melaksanakan proses belajar mengajar, menilai proses dan hasil dan
mengembangkan manajemen kelas” (Sahertian, 2000: 134). Sedangkan
dalam kurikulum Pendidikan Dasar 9 tahun “Mengelola pembelajaran
meliputi: penguasaan materi pelajaran, analisis materi pelajaran,
program tahunan dan program semester, satuan pelajaran/persiapan
mengajar dan rencana pengajaran” (Usman, 2000: 50).
Dari uraian ini dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
penilaian kinerja guru adalah menilai terhadap kemampuan guru dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran.
31
Dalam melaksanakan pekerjaan sebagai seorang guru harus dapat
memikul tanggung jawab bahwa guru bekerja tidak hanya
menyampaikan materi pelajaran dan tidak hanya untuk mencari nafkah,
tetapi juga memiliki nilai ibadahnya. Karena setiap pekerjaan yang
dilakukan oleh seseorang, semuanya akan dinilai oleh Allah SWT.,
sebagaimana yang diterangkan dalam Q.S. At-Taubah (9): 105:
ونٱلمؤمنىن وۥعملكمورسىلهٱللفسيريٱعملىا وقل وسترد
لمإل دةوٱلغيبع ٥٠١فينبئكمبمبكنتمتعملىنٱلشه
Artinya: Dan katakanlah: ”Bekerjalah kamu! Maka Allah, Rasul-Nya
dan orang-orang yang beriman akan menilai pekerjaanmu itu.
Dan kamu akan dikembalikan kepada Tuhan yang mengetahui
yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitahukan-Nya kepadamu
apa-apa yang telah kamu kerjakan.”
Guru menentukan kualitas dan kuantitas dalam pengajaran yang
telah ditentukan, guru mempunyai peran yang sangat penting. Oleh
karena itu, guru harus memikirkan kualitas mengajar dan kesempatan
belajar bagi siswa. Hal ini dituntut adanya inovasi dalam pengelolaan
kelas, karena guru sebagai penanggung jawab kegiatan belajar mengajar
di kelas. Guru dalam mengajar harus memiliki kemampuan dalam
pembelajaran. Kemampuan guru dalam pembelajaran adalah
kemampuan guru dalam hal: 1) menyusun rencana pelajaran, 2)
mengajukan pertanyaan, 3) berkomunikasi dengan siswa, 4) mengelola
kelas, 5) mengevaluasi hasil belajar peserta didik” (Cooper, 2001: 27).
Standar kerja guru di sekolah dapat ditetapkan berdasarkan
jumlah materi yang diajarkan dalam periode tertentu, jam mengajar,
32
serta hasil belajar yang diperoleh siswa. Pengukuran kinerja merupakan
suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Pengukuran kinerja
digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan sasaran. Sebagai alat
ukur maka elemen utama dari sistem pengukuran kinerja terdiri atas: (1)
perencanaan dan penetapan tujuan, (2) pengembangan ukuran yang
relevan, (3) pelaporan format atas hasil, dan (4) penggunaan informasi”
(Whitaker dalam Supriyanto, 2004: 160).
Pengukuran kinerja guru merupakan suatu alat manajemen yang
digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan
akuntabilitas kinerja guru. Pengukuran kinerja guru digunakan untuk
menilai pencapaian tujuan dan sasaran pendidikan. Penilaian kinerja
guru memiliki banyak manfaat ditinjau dari beragam perspektif
pengembangan sekolah, khususnya manajemen sumber daya manusia.
Manfaat penilaian guru mengelola pembelajaran ditinjau manajemen
pengembangan sumber daya manusia, antara lain meliputi: 1) untuk
perbaikan kinerja, 2) penempatan jabatan dan pengembangan karir, 3)
sebagai bahan umpan balik (Mangkuprawira, 2002: 224)
Untuk menjadi guru bagi teladan yang lain, maka diperlukan
kegigihan bagi seorang muslim yang bekerja sebagai guru untuk
bekerja secara profesional, yaitu untuk kepentingan ilmu pengetahuan
yang bermanfaat baik untuk kepentingan dunia maupun kepentingan
akherat. Sebagiamana yang diterangkan dalam Q.S. Al Isra (17): 19:
33
ومه كبنٱلخرةأراد ئك ل فأو مؤمه وهى سعيهب لهب وسع
٥١سعيهممشكىرا
Artinya: ”Dan siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dia
berjuang dengan gigih untuk mencapai cita-citanya
sebagai seorang Mukmin, maka mereka itu adalah orang-
orang yang terpuji.”
Guru merupakan sentral sumber kegiatan belajar menggajar,
maka guru harus penuh inisiatif dan kreatif dalam kegiatan belajar
mengajar, karena guru mengetahui secara pasti situasi dan kondisi kelas
terutama keadaan anak dengan segala latar belakangnya. Tolok ukur
utama dalam menilai guru adalah kualitas kegiatan belajar mengajar
yang terjadi di kelas, hal ini merupakan pencerminan dari kemampuan
guru mengelola pembelajaran.
Untuk menunjukkan kinerja yang baik diperlukan kemampuan-
kemampuan tertentu bagi seorang guru. Menurut (Wijaya, 2002: 71)
Kemampuan dasar profesional yang harus dimiliki seorang guru
meliputi sepuluh hal, yang masing-masing dijelaskan sebagai berikut:
1) Penguasaan bahan pelajaran dari setiap mata pelajaran yang
diampunya dan pendalaman melalui perpustakaan sehingga dapat
menjadi informator yang merupakan sumber informasi kegiatan
pengajaran 2) Pengelolaan program belajar mengajar dari setiap mata
pelajaran yang diampunya 3) Pengeloaan kelas dengan mengatur tata
ruang kelas yang menciptakan iklim belajar mengajar yang sesuai 4)
Pemakaian media sumber belajar 5) Pengelolaan interaksi belajar
mengajar 6) Penguasaan landasan-landasan kependidikan yang tampak
dalam perannya sebagai pribadi pendidik dalam melaksanakan interaksi
belajar mengajar 7) Pengenalan fungsi program bimbingan dan
konseling di sekolah 8) Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi
sekolah sebagai proses 9) Pemahaman terhadap prinsip-prinsip dan
penafsiran hasil-hasil pendidikan guna keperluan pengajaran 10)
Penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.
34
Kesepuluh kemampuan tersebut dapat dikatakan merupakan
indikator penting dalam pembelajaran dan sekaligus merupakan syarat
agar tercapai tujuan pembelajaran.
Dari uraian dapat disimpulkan bahwa seorang guru bidang studi
dianggap mempunyai kemampuan dasar jika guru tersebut menguasai
atau mempunyai kecakapan tentang sepuluh hal di atas. Apabila guru
menguasai kemampuan tersebut di atas, maka diharapkan hasil belajar
dapat tercapai secara optimal.
Kinerja guru akan diukur kinerjanya dengan kuesioner yang
berpedoman pada Lembar Penilaian Kinerja Guru (LPKG) yang
diadopsi dari Usman (2000: 119) yang terdiri dari: penilaian
penyusunan rencana pengajaran atau satuan pelajaran, penilaian
kegiatan belajar mengajar dan penilaian hubungan antar pribadi.
Berdasarkan uraian di atas maka indikator kinerja guru meliputi:
1) penguasaan bahan pelajaran dari setiap mata pelajaran yang
diampunya dan pendalaman melalui perpustakaan sehingga dapat
menjadi informator yang merupakan sumber informasi kegiatan
pengajaran, 2) pengelolaan program belajar mengajar dari setiap mata
pelajaran yang diampunya, 3) pengeloaan kelas dengan mengatur tata
ruang kelas yang menciptakan iklim belajar mengajar yang sesuai, 4)
pemakaian media sumber belajar, 5) pengelolaan interaksi belajar
mengajar 6) penguasaan landasan-landasan kependidikan yang tampak
dalam perannya sebagai pribadi pendidik dalam melaksanakan interaksi
35
belajar mengajar, 8) pengenalan fungsi program bimbingan dan
konseling di sekolah, 9) pengenalan dan penyelenggaraan administrasi
sekolah sebagai proses, 10) pemahaman terhadap prinsip-prinsip dan
penafsiran hasil-hasil pendidikan guna keperluan pengajaran
4. Korelasi antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru
Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan penguasaan
teori dan ketrampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang
menyangkut kegiatan guna mencapai tujuan. Upaya ini dilakukan untuk
memperbaiki kontribusi produktif para karyawan dan mengembangkan
sumber daya manusia menghadapi segala kemungkinan yang terjadi akibat
perubahan lingkungan (Sutrisno, 2009: 62). Abraham Maslow dalam
(Rivai, 2011: 840) mengemukakan mengenai hierarchical of needs theory,
kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan untuk menggunakan
kemampuan skill, potensi, kebutuhan untuk berpendapat dengan
mengemukakan ide-ide, memberikan penilaian dan kritik terhadap sesuatu.
Barbara et al (2010) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
pengembangan karir merupakan elemen penting dari proses pendidikan
sebagai siswa yang transisi dari sekolah tinggi untuk mengirim pendidikan
tinggi ke pasar tenaga kerja. Studi menunjukkan bahwa siswa yang
berpartisipasi dalam program eksplorasi karir lebih mungkin untuk lulus
dari sekolah tinggi dan pencapaian pendidikan yang baik merupakan faktor
kunci dalam mengurangi residivisme.
36
Menurut Saydam (2005: 560) menyatakan bahwa keberhasilan
seorang karyawan dipengaruhi oleh (1) pendidikan formal, (2) pengalaman
kerja, (3) sikap atasan, (4) prestasi kerja, (5) adanya lowongan jabatan
serta (6) produktivitas.
Kesempatan untuk tumbuh merupakan pengembangan karir
seseorang sangat tergantung dari karyawan itu sendiri memanfaatkan
kesempatan yang ada untuk karyawan meningkatkan kemampuan,
misalnya melalui program pelatihan, pengembilan kursus-kursus atau
penambahan gelar, maka berarti karyawan tersebut memanfaatkan
kesempatan untuk tumbuh (Rivai, 2011: 278-279). McClelland theory of
needs, kebutuhan dalam mencapai kesuksesan (needs for achievement)
dimana seseorang memiliki keinginan untuk mencapai kesuksesan dalam
bentuk penghargaan perusahaan atau organisasi. Sehingga mereka
melakukannya selalu lebih baik dan lebih efisien dari waktu ke waktu.
Jessica dan Ronald (2011), dukungan pengembangan karir, fleksibilitas
dan otonomi dalam desain pekerjaan serta fleksibilitas dalam perencanaan
pengembangan karir muncul sebagai strategi pengembangan karir positif
yang akan mempengaruhi persepsi karyawan dari kehidupan kualitas kerja.
Bagi guru sebagai tenaga pendidik, tingkat pendidikan yang pernah
ditempuh juga akan berpengaruh terhadap kemampuan dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya. Banyak hal yang harus dilakukan oleh guru
yang tidak dapat dilakukan jika tidak memiliki keahlian dalam bidang
tersebut. Seorang guru harus mampu penguasaan pedagogi, kemampuan
37
profesionalisme, kemampuan sosial dan kemampuan lain seperti
penguasaan ilmu dan teknologi.
Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pemahaman dan
kesiapan seseorang dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan sesuai dengan
tuntutan perusahaan. Hal tersebut akhirnya akan berpengaruh terhadap
perilaku dan kinerja. Mengingat pendidikan sangat berpengaruh kinerja
maka perusahaan pada umumnya ingin menempatkan karyawan sesuai
dengan tingkat pendidikannya.
Meskipun tingkat pendidikan secara umum akan berhubungan erat
dangan kemampuan seseorang yang berimbas pada kinerja, namun tentu
saja perbedaan jenis pendidikan yang ditempuh akan menimbulkan
perbedaan pengaruh terhadap kinerja. Dengan demikian dimungkinkan
bahwa pada tingkat pendidikan yang sama terdapat perbedaan pengaruh
terhadap kinerja guru.
5. Korelasi antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru
Kedisiplinan yang tinggi dan semangat kerja tinggi mencerminkan
tanggung jawab seseorang terhadap tugas dan pekerjaan yang dibebankan
kepadanya. Kedisiplinan yang tinggi disertai semangat kerja yang tinggi
akan membuat tercapainya tujuan organisasi. Oleh karena itu kepala
sekolah harus dapat mendisiplinkan para bawahannya untuk dapat
mencapai tujuan sekolah.
Sikap disiplin seorang pegawai akan mematuhi segala aturan yang
ada tanpa harus diperingatkan ataupun harus ditegur karena kedisiplinan
orang yang memiliki kedisiplinan itu berasal dari dirinya sendiri bukan
38
karena adanya peraturan. Saydam menyatakan disiplin adalah sikap
kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati segala
norma peraturan yang berlaku di sekitarnya (Widdah, Suryana dan
Musyaddad, 2012: 128).
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati
semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku.
Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua
peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi seseorang
mematuhi/mengerjakan semua tugasnya dengan baik bukan karena unsur
paksaan. Nitisemito menyatakan disiplin kerja adalah suatu sikap, tingkah
laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan-peraturan organisasi,
baik aturan tertulis maupun tidak tertulis. Kesediaan adalah suatu sikap,
tingkah laku dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan
organisasi, baik yang tertulis maupun tidak tertulis (Hasibuan, 2013: 193-
194).
Pelaksanaan disiplin kerja pegawai negeri sipil dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai
Negeri Sipil Republik Indonesia. Dalam ketentuan tersebut yang dimaksud
dengan disiplin pegawai negeri sipil adalah peraturan yang mengatur
kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau
larangan oleh pegawai negeri sipil.
Disiplin guru merupakan sikap ketaatan guru terhadap suatu aturan
atau ketentuan yang berlaku dalam organsiasi, yaitu menggabungkan diri
39
dalam organisasi itu atas dasar adanya kesadaran dan keinsyafan, bukan
karena unsur paksaan. Penetapan disiplin lebih ditekankan pada unsur
kesadaran dan penyesuaian diri secara sukarela, bukan atas dasar paksaan.
Disiplin merupakan bentuk pengendalian diri guru dan pelaksanaan yang
teratur dan menunjukkan tingkat kesungguhan team kerja di dalam suatu
organisasi. Tindakan disiplin menuntut suatu hukuman terhadap guru yang
gagal memenuhi standar-standar yang ditentukan. Dari para guru yang
tidak bereaksi secara terang-terangan terhadap tindakan-tindakan disiplin
yang tidak dapat dibenarkan moral guru kemungkinan merosot yang dapat
secara negatif akan mempengaruhi instansi dimana ia bekerja. Semakin
tinggi disiplin pada guru, maka guru tersebut akan makin tergerak untuk
menyelesaikan tugasnya dengan baik dan guru berusaha untuk
meningkatkan kemampuannya, sehingga guru mampu meningkatkan
kinerjanya dengan baik.
6. Korelasi antara tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja secara
bersama-sama dengan kinerja guru
Perlu dipahami lebih mendalam bagaimana membuat suatu desain
dalam pekerjaan, supaya terjadi titik pertemuan antara motif, kemampuan
dan kepuasan karyawan dalam bekerja. Hubungan antara motif,
kemampuan dan kepuasan ini akan menghasilkan kinerja-kinerja yang
menjadi tujuan dari setiap lembaga atau institusi, termasuk didalamnya
adalah lembaga pendidikan (sekolah). Menurut Sulistiyani (2003: 223)
”Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan
40
kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”, Sedangakan Hasibuan
(2001: 34) mengemukakan bahwa Kinerja (Prestasi kerja) adalah suatu
hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan
kesungguhan serta waktu.
Penafsiran pencapaian kinerja dapat ditentukan berdasarkan
beberapa hal, yaitu : (a) kuantitas: artinya jumlah kegiatan atau produk jasa
yang telah dihasilkan semakin profesional, seseorang dalam menjalankan
profesinya maka produk jasa yang dihasilkan akan semakim meningkat.
(b) timeline maksudnya banyaknya waktu yang dihabiskan dalam
menyelesaikan aktivitas atau pekerjaan. Semakin profesional seseorang,
maka akan semakin sedikit waktu yang dihabiskan dalam menyelesaikan
pekerjaan dan akan memperoleh hasil yang maksimal. (c) kualitas: artinya
sampai dimana aktivitas yang dilakukan baik proses maupun hasilnya
mendekati kesempurnaan secara ideal sesuai dengan standar yang
ditentukan. (d) tingkat penggunaan sumber daya meliputi manusia,
keuangan, materi dan teknik. Semakin profesional seseorang, maka akan
efisien penggunaan sumber daya dalam menjalankan. (e) tingkat
kemampuan dalam menjalankan fungsi jabatan tanpa supervisi. Semakin
profesional seseorang akan semakin tinggi kemampuan dalam
menjalankan fungsi jabatan tanpa disupervisi. Demikian pula halnya
dengan tingkat rasa percaya dirinya dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya. Individu yang memiliki kinerja yang tinggi, memiliki
41
beberapa karakteristik, yaitu diantaranya: (1) berorientasi pada prestasi; (2)
memiliki percaya diri; (3) berpengendalian diri dan (4) kompetensi. (Mink,
1993:73)
Tanggung jawab seseorang terhadap tugas dan pekerjaan yang
dibebankan kepadanya merupakan karakteristik kedisiplinan seseorang.
Tingkat kedisiplinan tinggi seseorang, kinerjanya juga semakin tinggi.
Kinerja guru profesional dilihat dari 4 kompetensi yaitu kompetensi
pedagogi, kompetensi profesionalisme, kompetensi sosial dan kompetensi
sosial yang diperoleh guru melalui tingkat pendidikan strata satu (S-1). Hal
ini sesuai dengan pasal 39 ayat 2: (UU.RI no. 20 TH. 2003: 20): “Pendidik
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, memiliki hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan
tinggi”. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) fungsi Pendidikan
Nasional: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berwatak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.
42
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang kedisiplinan dan motivasi telah dilakukan oleh para
ilmuwan juga mengenai kinerja guru salah satunya adalah yang dilakukan
oleh Messa Media Gusti pada tahun 2012. Penelitian tentang pengaruh
kedisiplinan, motivasi kerja dan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala
sekolah terhadap kinerja guru SMKN 1 Purworejo Pasca Sertifikasi. Hasil
penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
disiplin kerja guru dengan kinerja guru SMKN 1 Purworejo pasca sertifikasi
dengan nilai korelasi 0,106, persamaan regresi bersifat linier dengan
persamaan Ŷ = 17,491 + 0,115 X1 dengan kontribusi disiplin kerja terhadap
kinerja guru di SMKN 1 Purworejo pascara sertifikasi, sebesar 1,1%.
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja guru
dengan kinerja guru di SMKN 1 Purworejo pasca sertifikasi dengan nilai
korelasi 0,074 persamaan regresi bersifat linier dengan persamaan Ŷ = 18,680
+ 0,030 X2 dengan kontribusi variabel motivasi kerja terhadap kinerja guru di
SMKN 1 Purworejo pasca sertifikasi, sebesar 0,6%. Tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah
dengan kinerja guru di SMKN 1 Purworejo pasca sertifikasi dengan nilai
korelasi 0,027 persamaan regresi bersifat linier dengan persamaan Ŷ = 20,622
+ 0,005 X3 dengan kontribusi variabel persepsi guru tentang kepemimpinan
kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMKN 1 Purworejo pasca sertifikasi,
sebesar 0,1%. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin kerja,
motivasi kerja dan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah
dengan kinerja guru di SMKN 1 Purworejo pasca sertifikasi, besar nilai
43
korelasi 0,123, persamaan regresi Ŷ = 15,846 + 0,111X1 + 0,026X2 – 0,004X3
dengan kontribusi variabel disiplin kerja dan motivasi kerja serta persepsi
guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru secara
simultan di SMKN 1 Purworejo pasca sertifikasi.
Penelitian lain mengenai disiplin terhadap kinerja guru yang dilakukan
oleh Sarah Wulan pada tahun 2013 judul “Hubungan Disiplin dengan Kinerja
Guru SMA Negeri di Tiga Kecamatan Kota Depok” hasil penelitian
menunjukkan persamaan regresi Ŷ = 38,1 + 0,526 X dan thitung sebesar 4,84
dengan demikian menolak Ho sehingga dapat disimpulkan ada hubungan
positif dan signifikan variabel disiplin kerja dengan kinerja guru. Nilai
koefisien regresi sebesar 0,2182 sehingga hubungan disiplin kerja dengan
kinerja guru sebesar 21,82%.
Amirul Bakri (2011) judul “Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Kinerja
Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa SD Negeri (SDN) Desa Rowosari
Kecamatan Ulujami Pemalang 2011” hasil menunjukkan adanya pengaruh
yang sangat tinggi antara tingkat pendidikan guru terhadap motivasi belajar
siswa SDN seluruh Desa Rowosari kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang
yaitu sebesar 20%. Ada pengaruh yang tinggi antara kinerja guru terhadap
motivasi belajar siswa SDN seluruh desa Rowosari kecamatan Ulujami
kabupaten Pemalang yaitu sebesar 13%. Ada pengaruh yang cukup tinggi
antara tingkat pendidikan guru dan kinerja guru terhadap motivasi belajar
siswa SDN seluruh desa Rowosari kecamatan Ulujami kabupaten Pemalang
sebesar 17%.
44
Penelitian ini akan membahas mengenai hubungan antara tingkat
pendidikan dengan kinerja guru dan kedisiplinan kerja guru terhadap kinerja
guru SMP Negeri 1 Jatipuro Wonogiri. Berdasarkan permasalahan yang telah
dijelaskan pada bab I, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
korelasi antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru SMP Negeri 1
Jatipurno Kabupaten Wonogiri, korelasi antara kedisiplinan kerja dengan
kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri dan korelasi antara
tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja secara bersama-sama terhadap
kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan teori yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan
kerangka berpikir sebagai berikut:
1. Korelasi antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru SMP Negeri 1
Jatipurno Kabupaten Wonogiri
Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan
umum seseorang banyak didalamnya peningkatan penguasaan teori dan
ketrampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut
kegiatan untuk mencapai tujuan (Ranu Pandojo dan Husnan, 1992).
Tingkat pendidikan berkorelasi dengan kinerja guru. Hal ini
disebabkan karena pendidikan merupakan proses pembelajaran yang lama
menuju ke proses kedewasaan guna mendapatkan pengetahuan dari
45
pengalaman yang terjadi selama proses pembelajaran yang bisa ditempuh
melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal.
Tingkat pendidikan formal dan pendidikan non formal dimulai dari
pendidikan pra sekolah yaitu pendidikan pada taman kanak-kanak,
pendidikan dasar diawali ketika anak masuk sekolah dasar dan menengah,
sedangkan pendidikan atas ketika anak masuk sekolah sekolah menengah
kejuruan dan menengah lanjutan tingkat atas. Tingkat pendidikan tinggi
ditempuh ketika di perguruan tinggi pada strata S-1, doktor dan tingkat
akhir hingga menjadi seorang ahli atau professor.
Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pemahaman dan
kesiapan seseorang dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan sesuai dengan
tuntutan perusahaan. Hal tersebut akhirnya akan berpengaruh terhadap
perilaku dan kinerja. Mengingat pendidikan sangat berpengaruh kinerja
maka guru dituntut memiliki tingkat pendidikan yang sesuai dengan tugas
dan profesinya sebagai seorang pendidik guna meningkatkan
kemampuannya dalam mengajar serta kinerja guru. Oleh karena itu,
diduga tingkat pendidikan berkorelasi dengan kinerja guru.
2. Korelasi antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru SMP Negeri 1
Jatipurno Kabupaten Wonogiri
Kedisiplinan kerja berkorelasi dengan kinerja guru. Hal ini
disebabkan karena kedisiplin kerja dalam dunia pendidikan merupakan
ketaatan para pelaku pendidikan dan tanggung jawab yang sebaiknya
merupakan cermin dari kesadaran dan amanah dalam menjalankan tugas
46
sebagai pengabdian pada nilai-nilai kebenaran, baik untuk kepentingan
negara, bangsa maupun atas dasar kepentingan hidup beragama.
Guru yang memiliki tingkat kedisiplinan tinggi dapat dilihat dari
tingginya rasa kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan sekolah,
tingginya semangat dan gairah kerja serta inisiatif para pegawai dalam
melakukan pekerjaan, besarnya rasa tanggung jawab guru dalam
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, berkembangnya rasa memiliki
dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan pegawai serta meningkatkan
efisiensi prestasi kerja pegawai. Oleh karena itu, diduga kedisiplinan kerja
berkorelasi dengan kinerja guru.
3. Korelasi secara bersama-sama antara tingkat pendidikan dan kedisiplinan
kerja dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri
Tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja guru secara bersama-
sama berkorelasi dengan kinerja guru. Hal ini disebabkan karena
kedisiplinan merupakan salah satu prediktor bagi guru dalam
meningkatkan kinerjanya. Peningkatan kinerja guru diperlukan
kedisiplinan dari guru. Adanya kedisiplinan, dapat lebih memberikan
semangat kerja, keseriusan, ketelitian. Apabila setiap guru dalam bekerja
kedisiplinannya tinggi maka cenderung akan bekerja lebih produktif
karena dapat menghargai waktu bekerja, sehingga dapat mendukung
pencapaian tujuan yang diharapkan.
Untuk mendapatkan pengakuan atas hasil kerjanya seperti gaji,
insentif, dan penghargaan guru dapat bekerja dengan penuh kedisiplinan.
Adanya kedisiplinan, dapat lebih memberikan semangat kerja, keseriusan,
ketelitian dan akan menumbuhkan dan meningkatkan kompensasi. Apabila
47
setiap guru dalam bekerja kedisiplinannya tinggi maka cenderung akan
menaikan kompensasi yang diterima dalam bekerja, sehingga dapat
mendukung pencapaian tujuan yang diharapkan.
Guru sebagai pendidik harus memiliki kemampuan sesuai dengan
profesinya. Kemampuan guru diperoleh dari tingkat pendidikan guru.
Karena tingkat pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi pola pikir dan
kinerjanya. Guru yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi sadar akan
tugas dan tanggung jawabnya, dengan demikian guru akan lebih mentaati
peraturan dan etika kerja yang lebih tinggi serta memiliki tingkat
kedisiplinan yang lebih tinggi, karena memahami makna dan resiko
terhadap perilakunya. Guru yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan
bekerja lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan guru yang memiliki
tingkat pendidikan yang lebih rendah. Oleh karena itu, diduga tingkat
pendidikan dan kedisiplinan kerja secara bersama-sama berkorelasi dengan
kinerja guru. Penelitian ini kerangka berpikir sebagai berikut:
Gambar 1
Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan:
Garis = pengaruh parsial
Garis = pengaruh simultan
Penjelasan :
Skema kerangka pemikiran di atas dapat dijelaskan hubungan
variabel-variabel yang berkaitan sebagai berikut:
Tingkat pendidikan
(X1)
Kedisiplinan kerja
(X2)
Kinerja guru
(Y)
48
1. Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain
dalam hal ini adalah tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja.
2. Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel-
variabel lain dalam hal ini adalah kinerja guru.
D. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan tujuan dan masalah yang akan diteliti, maka hipotesis
yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
H1 : Terdapat korelasi yang signifikan antara tingkat pendidikan
dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri.
H2 : Terdapat korelasi yang signifikan antara kedisiplinan kerja
dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten
Wonogiri.
H3 : Terdapat korelasi yang signifikan secara bersama-sama
antara tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja dengan kinerja
guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri.
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu strategi
penelitian yang dilakukan dengan menggunakan data dalam bentuk angka
untuk menjawab permasalahan yang telah diajukan dengan mencari korelasi
antara variabel bebas (X1, X2) dengan variabel terikat (Y), data tersebut
dipilih dari hasil penyebaran instrumen penelitian berupa angket.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis melakukan survey pada SMP Negeri 1
Jatipurno kabupaten Wonogiri, dengan pertimbangan bahwa di sekolahan
tersebut sampel dan responden sangat mendukung, karakteristik responden
memiliki kriteria yang tepat sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan antara bulan Mei s/d Juli
2015.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMP Negeri 1
Jatipurno kabupaten Wonogiri, dengan jumlah populasi dalam penelitian
50
ini adalah ada 45 guru. Penelitian meneliti semua populasi karena hanya
berjumlah 45 orang.
2. Sampel
Penelitian sampelnya adalah sampel populasi karena mengambil
sampel semua populasi yang ada yaitu semua guru yang berjumlah 45 guru
di SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Tingkat pendidikan (X1 )
a. Alat ukur
Alat ukur untuk tingkat pendidikan adalah pendidikan yang telah
ditempuh oleh responden. Tingkat pendidikan disini adalah tingkat
pendidikan formal yang telah ditempuh oleh responden.
b. Definisi konseptual
Tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang
menggunakan prosedur sistematis dan teroganisir, yang mana tenaga
kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoretis
untuk tujuan-tujuan umum.
c. Definisi operasional
Tingkat pendidikan guru dalam penelitian ini adalah suatu
proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan
teroganisir, yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari
pengetahuan konseptual dan teoretis untuk tujuan-tujuan umum.
51
Adapun indikator tingkat pendidikan adalah 1) pendidikan
dasar: jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama
masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan
menengah. 2) pendidikan menengah: jenjang pendidikan lanjutan
pendidikan dasar. 3) pendidikan tinggi: jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister,
doktor dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
d. Pengumpulan data
Tabel 3.1
Pengumpulan data tingkat pendidikan
No. Tingkat pendidikan Skor
1. Diploma II 1
2. Diploma III 2
3. S-1 3
4. S-2 4
2. Kedisiplinan kerja (X2)
a. Jenis instrumen
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti cermat, lengkap dan
sistimatis, sehingga lebih mudah untuk diolah, (Suharsimi Arikunto,
1996: 150).
Sebelum jenis instrumen ditentukan terlebih dahulu ditentukan
metode yang akan digunakan. Adapun metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode angket.
52
Metode angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui”,
(Arikunto, 2003: 225). Angket (kuesioner) ini digunakan untuk
mengungkap variabel kedisiplinan yang telah disusun secara
sistematis yang dimintakan jawabannya kepada responden. Setelah itu
dikumpulkan untuk didata dan selanjutnya diteliti dan dianalisis.
Metode ini penulis gunakan sebagai sarana utama untuk untuk
memperoleh data dari para guru di SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten
Wonogiri mengenai keadaan dirinya sendiri.
b. Aturan skoring
Untuk mengukur kedisiplinan (X2) menggunakan skala Likert
dengan skor tiap butir sebagai berikut :
Tabel 3.2
Pengumpulan data kedisiplinan kerja
No. Jawaban Butir (+) Butir (-)
1. SL (Selalu) 5 1
2. SR (Sering) 4 2
3. KD (Kadang-kadang) 3 3
4. JR (Jarang) 2 4
5. TP (Tidak Pernah) 1 5
Dengan demikian skor tiap butir minimal 1 dan maksimal 5,
sehingga jumlah keseluruhan untuk setiap responden akan
memperoleh skor/ nilai minimal 30 dan maksimal 150.
53
c. Definisi konseptual
Kedisiplinan kerja yaitu suatu perilaku ketaatan dan kepatuhan
guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri terhadap peraturan
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan kewajiban dan tanggung
jawabnya.
d. Definisi operasional
Kedisiplinan kerja adalah suatu perilaku ketaatan dan kepatuhan
guru terhadap peraturan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
kewajiban dan tanggung jawabnya.
Indikator penilaian terhadap kualitas kedisiplinan guru adalah 1)
disiplin terhadap jam kerja, 2) disiplin terhadap peraturan dan tata
tertib, dan disiplin terhadap peningkatan kerja 3) tingginya rasa
kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan perusahaan, 4)
tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para pegawai dalam
melakukan pekerjaan, 5) besarnya rasa tanggung jawab para pegawa
untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, 6) berkembangnya
rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan karyawan 7)
meningkatkan efisiensi prestasi kerja pegawai.
e. Kisi-kisi
Untuk mengukur komunikasi internal, peneliti menggunakan
30 butir pernyataan dengan lima alternatif jawaban yaitu: Selalu,
sering, jarang, tidak pernah. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan
informasi mengenai butir-butir yang digunakan untuk menguji
54
validitas dan reliabilitas butir.
Tabel 3.3.
Kisi-kisi kedisiplinan kerja
No. Indikator Nomor dan sifat butir
Jumlah + -
1. Disiplin terhadap jam kerja 1,2,3 4 4
2. Disiplin terhadap peraturan dan tata
tertib dan disiplin terhadap
peningkatan kerja
6,7,8,9 5 5
3. Tingginya rasa kepedulian terhadap
pencapaian tujuan sekolah
10,11,12,13 14 5
4. Tingginya semangat dan gairah kerja
dan inisiatif para pegawai dalam
melakukan pekerjaan
15,16,17,18,
19
19 5
5. Besarnya rasa tanggung jawab para
pegawai untuk melaksanakan tugas
dengan sebaik-baiknya,
20,21,22 23 4
6. Berkembangnya rasa memiliki dan
rasa solidaritas yang tinggi di kalangan
karyawan
25,26,27 24 4
7. Meningkatkan efisiensi prestasi kerja
pegawai.
28,29 30 3
23 7 30
f. Penulisan butir
Jumlah butir angket kedisiplinan kerja terdiri dari 30 pertanyaan.
Adapun penulisan butir di lampiran 1.1
g. Uji coba instrumen
1) Uji validitas
Uji validitas dilaksanakan dengan analisis sistem, yaitu
dengan mengorelasikan antara skor tiap butir dengan skor total
(jumlah skor tiap butir). Sedangkan rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:
55
2222 )()()()(
))((
YYNXXN
YXXYNrxy
(Suharsini Arikunto, 2002 : 146)
Keterangan :
rXY : Koefisien skor butir dan skor total.
X : Skor butir
Y : Skor total
N : Jumlah subyek
Tabel 3.4
Uji Validitas Kedisiplinan Kerja
No.
Butir rhit Rtabe
l
Ket No. Butir rhitung rtabel Ket
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
0.756
0.680
0.645
0.855
0.800
0.730
0.834
0.816
0.763
0.818
0.686
-0.096
-0.086
0.829
0.717
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
valid
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
0.857
0.369
0.507
0.788
0.725
0.747
0.568
0.649
0.657
0.633
0.794
0.856
0.784
0.716
0.719
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
valid
Berdasarkan hasil penghitungan diperolen nilai alpha 5%
dengan N = 37 sebesar 0.325 sehingga terdapat 2 butir yang tidak
valid yaitu butir no. 12 dan 13 sehingga dua butir ini untuk
penelitian selanjutnya tidak diikutkan dalam penelitian.
Perhitungan uji validitas ada di lampiran 1.2
56
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan tehnik
belah dua, skor-skor dikelompokkan menjadi dua (nomor awal
dan nomor akhir). Langkah selanjutnya adalah mengkorelasikan
skor belahan pertama dengan skor belahan kedua hingga
diperoleh nilai r xy kemudian dianalisis dengan rumus sebagaii
berikut:
Keterangan :
r11 = Koefisien releabilitas
n = Jumlah butir
Si² = Variansi butir
St² = Variansi total
Untuk mengetahui suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan Crobanch,s Alpha > 0,60 (nunnally,
1967 dalam Ghozali, 2005: 42). Nilai alpha variable kedisiplinan
sebesar 0.763 > 0.6 maka variable kedisiplinan kerja adalah
reliabel. Perhitungan ada di lampiran 1.3
3. Kinerja guru (Y)
a. Jenis instrumen
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah
dan hasilnya lebih baik dalam arti cermat, lengkap dan sistimatis,
2
t
2
i
11s
s1
1n
nr
57
sehingga lebih mudah untuk diolah, (Suharsimi Arikunto, 1996: 150).
Sebelum jenis instrumen ditentukan terlebih dahulu ditentukan metode
yang akan digunakan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode angket.
Pengumpulan data menggunakan angket atau kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal
yang ia ketahui, (Arikunto, 2003: 225). Angket (kuesioner) ini
digunakan untuk mengungkap variabel kinerja guru yang telah disusun
secara sistematis yang dimintakan jawabannya kepada responden.
Setelah itu dikumpulkan untuk didata dan selanjutnya diteliti dan
dianalisis. Metode ini penulis gunakan sebagai sarana utama untuk
untuk memperoleh data dari para guru di SMP Negeri 1 Jatipurno
Kabupaten Wonogiri mengenai keadaan dirinya sendiri.
b. Aturan skoring
Mengukur kinerja guru (Y) menggunakan skala Likert dengan
skor tiap butir sebagai berikut:
Tabel 3.5
Pengumpulan data kinerja guru
No. Jawaban Butir (+) Butir (-)
1. SL (Selalu) 5 1
2. SR (Sering) 4 2
3. KD (Kadang-kadang) 3 3
4. JR (Jarang) 2 4
5. TP (Tidak Pernah) 1 5
58
Dengan demikian skor tiap butir minimal 1 dan maksimal 5,
sehingga jumlah keseluruhan untuk setiap responden akan memperoleh
skor/ nilai minimal 50 dan maksimal 250.
c. Definisi konseptual
Kinerja guru adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
d. Definisi operasional
Kinerja guru adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan
indicator: 1) penguasaan bahan pelajaran dari setiap mata pelajaran
yang diampunya dan pendalaman melalui perpustakaan sehingga dapat
menjadi informator yang merupakan sumber informasi kegiatan
pengajaran. 2) pengelolaan program belajar mengajar dari setiap mata
pelajaran yang diampunya. 3) pengeloaan kelas dengan mengatur tata
ruang kelas yang menciptakan iklim belajar mengajar yang sesuai. 4)
pemakaian media sumber belajar. 5) pengelolaan interaksi belajar
mengajar. 6) penguasaan landasan-landasan kependidikan yang tampak
dalam perannya sebagai pribadi pendidik dalam melaksanakan interaksi
belajar mengajar. 7) pengenalan fungsi program bimbingan dan
konseling di sekolah. 8) pengenalan dan penyelenggaraan administrasi
59
sekolah sebagai proses. 9) pemahaman terhadap prinsip-prinsip dan
penafsiran hasil-hasil pendidikan guna keperluan pengajaran.
Tabel 3.6.
Kisi-kisi kinerja guru
No. Indikator Nomor dan sifat butir
Jumlah + -
1. Penguasaan bahan pelajaran dari
setiap mata pelajaran yang
diampunya dan pendalaman
melalui perpustakaan sehingga
dapat menjadi informator yang
merupakan sumber informasi
kegiatan pengajaran.
1,2,3,4 5 5
2. pengelolaan program belajar
mengajar dari setiap mata
pelajaran yang diampunya
6,7,8,9 10 5
3. pengeloaan kelas dengan
mengatur tata ruang kelas yang
menciptakan iklim belajar
mengajar yang sesuai
11,12,13,14 15 5
4. pemakaian media sumber
belajar.
16,17,18,19 20 5
5. pengelolaan interaksi belajar
mengajar
21,22,
24,25,27,28,29,30
23, 26 10
6. penguasaan landasan-landasan
kependidikan yang tampak
dalam perannya sebagai pribadi
pendidik dalam melaksanakan
interaksi belajar mengajar
32,33,34,35 31 5
7. pengenalan fungsi program
bimbingan dan konseling di
sekolah.
37,38,39,40 36 5
Jumlah 32 8 40
e. Kisi-kisi
Untuk mengukur kinerja guru, peneliti menggunakan 50 butir
pernyataan dengan empat alternatif jawaban yaitu: Selalu, sering,
jarang, tidak pernah. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan informasi
mengenai butir-butir yang digunakan untuk menguji validitas dan
60
reliabilitas butir.
f. Penulisan Butir
Butir-butir angket/ kuesioner dalam penelitian ini adalah berupa
pertanyaan-pertanyaan yang sudah ada jawaban didalamnya, responden
tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan kenyataan. Data ada di
lampiran 2.1.
g. Uji coba instrumen
1) Uji validitas
Uji validitas dilaksanakan dengan analisis sistem, yaitu
dengan mengorelasikan antara skor tiap butir dengan skor total
(jumlah skor tiap butir). Sedangkan rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:
2222 )()()()(
))((
YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan :
rXY : Koefisien skor butir dan skor total.
X : Skor butir
Y : Skor total
N : Jumlah subyek
Dari hasil penelitian validitas tersebut selanjutnya
dibandingkan dengan tabel koefisien korelasi, jika r hitung > r tabel
maka variabel itu dikatan valid.
61
Tabel 3.7
Uji Validitas Variabel Kinerja
No. Butir Rhit rtabel Ket No. Butir rhitung rtabel Ket
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
0.724
0.774
0.714
0.646
0.751
0.512
0.711
0.725
0.677
0.599
0.460
0.681
0.590
0.767
0.704
0.545
0.461
0.610
0.689
0.681
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
0.001
0.125
0.341
0.766
0.685
-0.018
0.517
0.435
0.751
0.787
-0.361
0.855
0.877
0.862
0.742
0.814
0.625
0.536
0.485
0.678
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan hasil penghitungan diperolen nilai alpha 5%
dengan N = 37 sebesar 0.325 sehingga terdapat 3 butir yang tidak
valid yaitu butir no. 21, 22 dan 26 sehingga dua butir ini untuk
penelitian selanjutnya tidak diikutkan dalam penelitian.
Penghitungan ada di lampiran 2.2
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan tehnik
belah dua, skor-skor dikelompokkan menjadi dua (nomor awal dan
nomor akhir). Langkah selanjutnya adalah mengkorelasikan skor
belahan pertama dengan skor belahan kedua hingga diperoleh nilai
r xy kemudian dianalisis dengan rumus sebagaii berikut:
62
Keterangan :
r11 = Koefisien releabilitas
n = Jumlah butir
Si² = Variansi butir
St² = Variansi total
Untuk mengetahui suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel
jika memberikan Crobanch,s Alpha > 0,60 (Nunnally, 1967 dalam
Ghozali, 2005: 42). Nilai alpha variable kinerja sebesar 0.624 >
0.6 maka variable kinerja adalah reliable. Penghitungan ada di
lampiran 2.3
E. Teknik Analisis Data
Penelitian ini melibatkan dua variabel bebas yaitu tingkat pendidikan
dan kedisiplinan kerja. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian bahwa
variabel-variabel bebas tersebut tidak saling berkorelasi (intercolinearity).
Saling korelasi variabel bebas ditunjukkan oleh indeks korelasi antara
variabel bebas. Menurut Purwanto (2008, 290-291) dua atau lebih variabel
bebas mempunyai saling korelasi apabila mereka mempunyai korelasi
minimal 0,80. Jika dua variabel bebas tersebut mempunyai korelasi tinggi,
maka keduanya merupakan variabel yang sama dalam mempengaruhi
variabel terikat sehingga variabel bebas yang mempunyai korelasi lebih
rendah dengan variabel terikat dikeluarkan dari model.
2
t
2
i
11s
s1
1n
nr
63
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji normalitas
Dalam uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah
dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya
mempunyai distribusi normal ataukah tidak (Ghozali, 2005: 76).
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data yang normal
atau mendekati normal. Maka dari itu untuk mengetahui apakah
distribusi data normal atau tidak normal, maka dapatlah dilakukan
dengan diuji lebih dahulu.
Untuk uji normalitas data hasil tes digunakan uji Kolmogorov-
Smirnov (Prosedurxplorer pada menu utama SPSS) dan melihat
normal probability plot melalui tampilan output IBM SPSS 19.Uji
Kolmogorov-Smirnov memusatkan perhatian pada penyimpangan atau
deviasi maksimum, yaitu D= Max [Fo(x) – Sw(x)], dengan distribusi
sampling D di Ho diketahui normal. Keputusan uji, jika p sama atau
kurang dari α (0,05) tolak Ho, dan jika p lebih dari α (0,05) terima Ho.
b. Uji linearitas dan keberartian regresi
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah masing-
masing variabel yang dijadikan prediktor mempunyai korelasi atau
korelasi yang linier atau tidak terhadap variabel terikatnya. Pada
analisis ini dihitung berdasarkan harga probabilitas. Jika harga P value
(signifikan) < 0,05, maka Ha diterima atau linier, dan jika P value
(signifikan) > 0,05, maka Ha ditolak atau tidak linier.
64
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis di atas menggunakan rumus korelasi product
moment dari Karl Pearson. Untuk menguji hipotesis tersebut, terlebih
dahulu dihitung persamaan regresi sederhana setiap variabel. Selanjutnya
dilakukan uji linieritas dan keberartian persamaan regresinya. Kemudian
dilakukan uji t untuk mengetahui korelasi antara tingkat pendidikan secara
parsial terhadap variabel kinerja guru, apakah pengaruhnya signifikan atau
tidak.
Selain itu dilakukan juga analisis korelasi parsial untuk mengetahui
korelasi antara dua variabel dimana variabel lain yang dianggap
mempengaruhi (sebagai variabel control) akan dikendalikan atau dibuat
konstan. Dalam hal ini akan diuji antara variabel tingkat pendidikan
dengan variabel kinerja guru sedangkan variabel kedisiplinan dikontrol.
Hasil analisis akan didapat nilai koefisien korelasi yang menunjukkan erat
tidaknya korelasi, arah korelasi dan berarti tidaknya korelasi.
a. Korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dengan kinerja guru (Y)
Terdapat korelasi yang positif antara tingkat pendidikan (X1)
dengan kinerja guru (Y). diartikan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan maka semakin tinggi pula kinerja guru.
Ho = Tidak terdapat korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dengan
kinerja guru (Y).
H1 = Terdapat korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dengan kinerja
guru (Y).
65
Rumus untuk mengetahui korelasi antara tingkat pendidikan (X1)
dengan kinerja guru
Ry.x1.x2 =
b. Korelasi antara kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y)
Terdapat korelasi antara kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja
guru (Y). diartikan bahwa semakin tinggi kedisiplinan kerja maka
semakin tinggi pula kinerja guru.
Ho = Tidak terdapat korelasi antara kedisiplinan kerja (X2) dengan
kinerja guru (Y).
H1 = Terdapat korelasi antara kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja
guru (Y).
Rumus untuk mengetahui korelasi antara kedisiplinan kerja (X2)
dengan kinerja guru
Ry.x2.x1 =
c. Korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dan kedisiplinan kerja (X2)
secara bersama-sama dengan kinerja guru (Y)
Terdapat korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dan
kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y). diartikan bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja maka
semakin tinggi pula kinerja guru.
66
Ho = Tidak terdapat korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dan
kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y).
H1 = Terdapat korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dan
kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y).
Ry.x1.x2 =
Keterangan
Ry.x1.x2 = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-
sama dengan variabel Y
ryx1 = Korelasi product moment antara X1 dengan Y
ryx2 = Korelasi product moment antara X2 dengan Y
ryx1x2 = Korelasi product moment antara X1 dengan X2
(Sugiyono, 2010: 233)
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi data
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebar angket kepada
45 responden guru SMP Negeri 1 Jatipurno namun yang kembali hanya 41
angket karena ada 4 guru yang sedang tugas keluar sekolah mengikuti seminar
dan tugas lain.Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan
satu variabel terikat.Variabel bebas pertama adalah tingkat pendidikan guru
dan variabel bebas kedua kedisiplinan kerja guru. Sedangkan variabel terikat
dalam penelitian ini adalah kinerja guru di SMP Negeri 1 Jatipurno. Peneliti
sajikan data hasil penelitian secara terperinci dari masing-masing variabel.
1. Tingkat Pendidikan Guru (X1)
Data mengenai tingkat pendidikan guru ini diperoleh melalui
penyebaran angket kepada 41 respon guru SMP Negeri 1 Jatipurno sebagai
sampel penelitian. Angket tersebut diperoleh hasil bahwa ada 3 guru yang
berpendidikan D2, 3 guru berpendidikan D3, terdapat 32 guru yang
berpendidikan S1 dan terdapat 3 guru yang berpendidikan S-2.
Tabel 4.1.
Distribusi frekuensi skor angket tingkat pendidikan (X1)
Kelas Interval Frekuensi Persentase
D2 3 7,3%
D3 3 7,3%
S-1 32 78,1%
S-2 3 7,3%
41 100.00
68
Dari tabel distribusi frekuensi data di atas dapat disajikan dalam
grafik histogram berikut ini:
0
10
20
30
4032
333
Grafik Tingkat Pendidikan
D2
D3
S-1
S-2
Gambar 4.1.
Grafik histogram variabel tingkat pendidikan
2. Kedisiplinan Kerja Guru (X2)
Data mengenai variabel kedisiplinan kerja guru diperoleh melalui
penyebaran angket kepada 41 responden sebagai sampel penelitian.
Penyebaran angket tersebut diperoleh hasil bahwa skor tertinggi 125, skor
terendah 78. (data perhitungan ada di lampiran). Selanjutnya diketahui
bahwa mean 110,93 dan standar deviasi 10,39. (data perhitungan ada di
lampiran)
Kemudian untuk menentukan kelas interval frekuensi skor dengan
cara nilai tertinggi dikurangi nilai terendah dibagi 5 kategori yaitu
5
78125 = 9.4 dibulatkan menjadi 9. Adapun sebaran frekuensi skor
kecerdasan emosional guru seperti pada tabel berikut ini :
124
69
Tabel 4.2.
Distribusi frekuensi skor angket kedisiplinan kerja guru (X2)
No Kelas interval Frekuensi Persentase
1 78 – 87 2 4.88
2 88 – 97 1 2.44
3 98 – 107 9 21.95
4 108 - 116 15 36.59
5 117 - 125 14 34.15
Jumlah 41 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden
terbanyak pada interval 108 - 116 sebanyak 15 orang atau 36,59% dan
interval 117 – 125 sebanyak 14 responden atau 34.15%. Dari tabel
distribusi frekuensi data di atas dapat disajikan dalam grafik histogram
berikut ini :
0
5
10
15
77.5 87.5
97.5
107.5
116.5
Grafik Kedisiplinan Kerja Guru
77.5
87.5
97.5
107.5
116.5
Gambar 4.2
Grafik histogram variabel kedisiplinan kerja guru (X2)
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya data diklasifikasikan
untuk mengetahui kedisiplinan kerja guru. Data dikelompokkan ke dalam
tiga kategori, yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Adapun kategori tinggi
yaitu jumlah responden yang memiliki total skor lebih besar dari nilai rata-
rata ditambah dengan standar deviasi. Kategori sedang yaitu jumlah
70
responden yang memiliki skor diantara nilai rata-rata ditambah standar
deviasi dan nilai rata-rata dikurangi standar deviasi. Kategori rendah yaitu
jumlah responden yang memiliki total skor lebih kecil dari nilai rata-rata
dikurangi dengan standar deviasi. Hasil perhitungan klasifikasi responden
ini secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Kategori Kesiplinan Kerja Guru
Kategori Interval Jumlah Persentase
Rendah < 100.54 6 14.63
Sedang 100.54 - 121.32 31 75.61
Tinggi > 121.32 4 9.76
Jumlah 41 100
Berdasarkan tabel 4.3 di atas maka dapat dilihat bahwa nilai 100.54
– 121.32 dominan adalah sedang sebanyak 31 guru atau 75,61% dan
rendah sebanyak 4 guru atau 9,76%.
3. Kinerja guru (Y)
Data mengenai variabel kinerja guru yang diperoleh melalui
penyebaran angket kepada 41 responden sebagai sampel penelitian. Dari
angket tersebut diperoleh hasil bahwa skor tertinggi 160, skor terendah
108. (data perhitungan ada di lampiran). Selanjutnya diketahui bahwa
mean 139,24 dan standar deviasi 11,04. (data perhitungan ada di
lampiran).
Kemudian untuk menentukan kelas interval frekuensi skor dengan
cara nilai tertinggi dikurangi nilai terendah dibagi 5 kategori yaitu
71
5
108160 = 10,4 dibulatkan menjadi 10. Adapun sebaran frekuensi skor
kinerja guru seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 4.4
Deskripsi Frekuensi Skor Angket Kinerja Guru (Y)
No Kelas interval Frekuensi Persentase
1 108 - 118 2 4.88
2 119 - 129 3 7.32
3 130 - 140 19 46.34
4 141 - 151 10 24.39
5 152 - 160 7 17.07
Jumlah 41 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden
terbanyak dengan skor antara 130 – 140 sebanyak 19 responden atau
46,34%.
0
5
10
15
20
107.5 118.5 140.5 151.5
Grafik Kinerja Guru
107.5
118.5
129.5
140.5
151.5
Gambar 4.3
Grafik histogram variabel kinerja guru (Y)
129.5
72
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya data diklasifikasikan
untuk mengetahui kinerja guru. Data dikelompokkan ke dalam tiga
kategori, yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Adapun kategori tinggi yaitu
jumlah responden yang memiliki total skor lebih besar dari nilai rata-rata
ditambah dengan standar deviasi. Kategori sedang yaitu jumlah responden
yang memiliki skor diantara nilai rata-rata ditambah standar deviasi dan
nilai rata-rata dikurangi standar deviasi. Kategori rendah yaitu jumlah
responden yang memiliki total skor lebih kecil dari nilai rata-rata dikurangi
dengan standar deviasi. Hasil perhitungan klasifikasi responden ini secara
lengkap dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.
Kategori Kinerja Guru
Kategori Interval Jumlah Persentase
Rendah < 18.21 5 12.20
Sedang 128.21 - 150.28 28 68.29
Tinggi > 150.28 8 19.51
41 100
Berdasarkan tabel di atas kinerja guru sedang sebanyak 28 guru
atau 68,29%, tinggi sebanyak 8 guru atau 19,51% dan rendah sebanyak 5
guru atau 12,20%.
B. Uji prasyarat analisis
Penelitian ini menggunakan analisis regresi Sehingga ada
persyaratan yang harus dipenuhi sebelum analisis dilaksanakan.Hal tersebut
untuk memperkecil terjadinya penyimpangan.Persyaratan itu adalah uji
73
normalitas dan uji linieritas.Berikut ini adalah hasil perhitungan masing-
masing uji persyaratan tersebut.
1. Uji Normalitas data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel kinerja guru
memenuhi kriteria distribusi normal atau tidak. Penelitian ini
menggunakan uji statistik Kolmogorov Smirnov (K-S) denganbantuan
SPSS release 21 for Windows dengan ketentuan jika nilai signifikansi >
0,05 maka data terdistribusi normal, tetapi jika nilai signifikansi< 0,05
maka data terdistribusi tidak normal.
Tabel 4.6
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
disiplin Kinerja Pdidikan
N 41 41 41
Normal Parametersa,b
Mean 110.93 139.24 2.85 Std. Deviation 10.388 11.038 .654
Most Extreme Differences Absolute .147 .092 .442 Positive .088 .071 .338 Negative -.147 -.092 -.442
Kolmogorov-Smirnov Z .944 .587 2.831 Asymp. Sig. (2-tailed) .335 .880 .000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Hasil pengolahan data K-S tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa: 1) data variabel disiplin kerja guru memiliki nilai signifikansi
0,335 karena signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data dinyatakan
berdistribusi normal, 2) data variabel kinerja guru nilai signifikansi
sebesar 0,880 karena signifikansi lebih besar dari 0,050 maka data
dinyatakan berdistribusi normal, 3) data variabel pendidikan nilai
signifikansi 0,000 karena signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data
74
dinyatakan tidak terdistribusi normal tetapi tidak ada masalah outlier
sebab data tersebut merupakan data keadaan guru saat ini.
2. Uji Independensi variabel bebas
Uji independensi variabel bebas dilakukan untuk menguji variabel
bebas yaitu tingkat pendidikan guru dan kedisiplinan kerja guru. Untuk
menguji independensi variabel bebas dalam penelitian ini digunakan
program SPSS 21.
Dari tabel di atas terlihat bahwa variabel-variabel bebas dalam
penelitian ini yakni tingkat pendidikan guru (X1) dan kedisiplinan kerja
(X2) tidak saling berhubungan karena koefisien korelasi antar variabel
kurang dari 0,80. Menurut Purwanto (2008: 290-291) dua atau lebih
variabel bebas mempunyai saling hubungan apabila mereka mempunyai
korelasi minimal 0,80. Bila dua atau lebih variabel bebas memiliki korelasi
tinggi maka merupakan variabel yang sama dalam mempengaruhi variabel
terikat maka harus diambil salah satu variabel yang memiliki korelasi lebih
tinggi dan salah satunya dikeluarkan dari model.
Tabel 4.7
Koefisien Korelasi Variabel Bebas Correlations
disiplin Pdidikan Kinerja
disiplin
Pearson Correlation 1 .337* .732
**
Sig. (2-tailed) .031 .000
N 41 41 41
Pdidikan
Pearson Correlation .337* 1 .452
**
Sig. (2-tailed) .031 .003
N 41 41 41
Kinerja
Pearson Correlation .732** .452
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .003 N 41 41 41
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
75
Nilai koefisien korelasi antara variabel tingkat pendidikan guru
(X1) dengan variabel kinerja guru sebesar 0,337. Nilai koefisien korelasi
antara kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru sebesar 0,732 yang
berarti < 0,80 sehingga dapat dikatakan bahwa kedua variabel bebas tidak
saling berhubungan
3. Linearitas dan keberartian regresi
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel
bebas dan variabel terikat memiliki hubungan linier atau tidak.Hal ini
dilakukan untuk memenuhi persyaratan model regresi dengan kaidah bila
F hitung > F tabel maka persamaan garis regresi tidak linier, sedangkan
bila F hitung < F tabel maka persamaan garis regresi menunjukkan
linier.Bila hubungan variabel bebas dan terikat dan terikat telah berpola
linier maka dapat dilakukan analisis uji regresi.
a. Korelasi tingkat pendidikan dengan kinerja guru
Tabel 4.8
Uji Linieritas X1 dengan Y
ANOVA Table
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Kinerja * Pdidikan
Between Groups
(Combined) 1247.353 3 415.784 4.242 .011
Linearity 994.087 1 994.087 10.143 .003
Deviation from Linearity
253.266 2 126.633 1.292 .287
Within Groups 3626.208 37 98.006
Total 4873.561 40
Untuk menguji linieritas dan keberartian regresi digunakan
program SPSS 21. Dengan melihat tabel di atas diketahui Fh = 1,292
dengan harga P = 0,287 dan Ft = untuk db 2 lawan 37 pada taraf
76
signifikansi 5% = 3,23. Karena Fh< Ft atau 1,292 < 3,23 dan p > 0,05
atau 0,287 > 0,05 berarti hubungan antara tingkat pendidikan dengan
kinerja guru berpola linier.
Selanjutnya dilakukan uji keberartian persamaan regresinya.
Hasil dari analisis regresi sederhana antara pasangan data tingkat
pendidikan (X1) dengan kinerja guru (Y) dapat dilihat pada tabel
regresi berikut:
Tabel 4.9
Koefisien X1 terhadap Y
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 117.500 7.052 16.661 .000
Pdidikan 7.620 2.410 .452 3.161 .003
a. Dependent Variable: Kinerja
Untuk mengetahui keberartian persamaan regresinya dilakukan
uji t, kaidah keputusan untuk uji t adalah jila nilai thitung>ttabel maka Ho
diterima dan Ha ditolak artinya tidak signifikan. Dengan menggunakan
program SPSS 21 diperoleh nilai t-hitung sebesar 3,161 untuk sampel
atau N 41. Untuk memperoleh nilai t-tabel dengan taraf signifikansi 0,05
digunakan rumus N-K (N = jumlah sampel. K = jumlah variabel bebas)
sehingga t-tabel dari 41 – 2 = 39 adalah 2,021.
Karena nilai t-hitung 3,161 > 2,021, maka H0 di tolak, sehingga
dapat disimpulkan terdapat hubungan yang berarti atau signifikan antara
tingkat pendidikan dengan kinerja guru.
77
b. Korelasi kedisiplinan kerja dengan kinerja guru
Berikut hasil perhitungan dengan program SPSS 17:
Tabel 4.10
Uji Liniritas X2 dengan Y
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Kinerja *
disiplin
Between Groups
(Combined) 3796.728 27 140.620 1.698 .159
Linearity 2608.642 1 2608.642 31.493 .000
Deviation from
Linearity
1188.086 26 45.696 .552 .905
Within Groups 1076.833 13 82.833
Total 4873.561 40
Dengan melihat tabel di atas diketahui Fh = 0,552 dengan harga
P = 0,905 dan Ft = untuk db 1 lawan 26 pada taraf signifikansi 5% =
4,17. Karena Fh< Ft atau 0,552 < 4,17 dan p > 0,05 atau 0,905 > 0,05
berarti hubungan antara kedisiplinan kerja dengan kinerja berpola linier.
Selanjutnya dilakukan uji keberartian persamaan regresinya.
Hasil dari analisis regresi sederhana antara pasangan data kedisiplinan
kerja guru (X2) dengan kinerja guru (Y) dapat dilihat pada tabel regresi
berikut:
Tabel 4.11 Koefisien X2 terhadap Y
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 53.013 12.921 4.103 .000
Disiplin .777 .116 .732 6.702 .000
a. Dependent Variable: Kinerja
78
Untuk mengetahui keberartian persamaan regresinya dilakukan
uji t, kaidah keputusan untuk uji t adalah jila nilai thitung>ttabel maka Ho
diterima dan Ha ditolak artinya tidak signifikan. Dengan menggunakan
program SPSS 21 diperoleh nilai t-hitung sebesar 6,702 untuk sampel
atau N 41. Untuk memperoleh nilai t-tabel dengan taraf signifikansi 0,05
digunakan rumus N-K (N = jumlah sampel. K = jumlah variabel bebas)
sehingga t-tabel dari 41 – 2 = 39 adalah 2,021.
Karena nilai t-hitung 6,702 > 2,021, maka H0 di tolak, sehingga
dapat disimpulkan terdapat hubungan yang berarti atau signifikan antara
tingkat pendidikan dengan kinerja guru.
C. Uji hipotesis
Penelitian ini mengajukan tiga hipotesis yang perlu diuji secara
empiris. Semua hipotesis adalah dugaan tentang korelasi antara tingkat
pendidikan guru dan kedisiplinan kerja guru baik secara sendiri-sendiri
maupun secara bersama-sama dengan kinerja guru. Teknik statistik yang
digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel tersebut
adalah teknik statistik korelasi product moment dan regresi, baik secara
sederhana dan ganda.Teknik ini digunakan untuk menguji besarnya kontribusi
dari variabel (X) terhadap variabel (Y).
1. Korelasi antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru
Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah terdapat korelasi
tingkat pendidikan guru (X1) terhadap kinerja guru (Y). Diartikan bahwa
79
semakin tinggi tingkat pendidikan guru maka akan meningkatkan kinerja
guru.
H0 = Tidak ada korelasi tingkat pendidikan (X1) dengan kinerja guru
(Y).
H1 = Terdapat korelasi kedisiplinan kerja (X1) dengan kinerja guru (Y).
Langkah yang dilakukan sebelum melakukan hipotesis adalah
menghitung persamaan regresi sederhana variabel tingkat pendidikan (X1)
dengan kinerja guru (Y).
Tabel 4.12
Tabel Anova X1 terhadap Y
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 994.087 1 994.087 9.993 .003b
Residual 3879.474 39 99.474
Total 4873.561 40
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Pdidikan
Dari hasil uji Anova pada tabel di atas diperoleh nilai F = 9,993
dengan tingkat probilitas sig. 0,003. Oleh karena probabilitas 0,003 lebih
kecil dari 0,05 maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi kinerja
guru. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat koefisien regresi b = 7,620
dan konstanta (a) = 117,500 serta harga thitung dan tingkat signifikansi
sebesar 0,003 artinya apabila tidak ada variabel tingkat pendidikan maka
kinerja guru akan sebesar 117,500. Koefisien regresi sebesar 7,620
menyatakan setiap (karena tanda +) penambahan satu tingkat pendidikan
guru maka diprediksikan akan meningkatkan kinerja guru sebesar 7,620.
80
Jadi tanda + menyatakan arah prediksi yang searah atau linier. Kenaikan
variabel X1 akan mengakibatkan kenaikan variabel bebas (Y). Dari kedua
koefisien tersebut diperoleh persamaan regresi Y = 117,500 + 7,620 X1.
Persamaan regresi ini dapat ditunjukkan dalam bentuk grafik sebagai
berikut:
Gambar 4.4 Grafik korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dengan Kinerja
Guru (Y)
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa data menyebar di sekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka data terdistribusi
dengan normal dengan model regresi ini telah memenuhi normalitas.
Persamaan regresi Y = Y = 117,500 + 7,620 X1 dapat
diinterpretasikan bahwa apabila tingkat pendidikan (X1) dan kinerja guru
diukur dengan menggunakan instrumen ini, maka setiap kenaikan skor
81
tingkat pendidikan (X1) satu tingkat akan diikuti kenaikan skor kinerja
guru 7,620 pada arah yang sama, dengan konstanta 117,500.
Selanjutnya pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
rumus korelasi Pearson Product Moment yang dihitung dengan bantuan
SPSS 17. Berikut tabel hasil perhitungannya:
Tabel 4.13
Korelasi X1 dengan Y
Correlations
Kinerja Pdidikan
Kinerja
Pearson Correlation 1 .452**
Sig. (2-tailed) .003
N 41 41
Pdidikan
Pearson Correlation .452** 1
Sig. (2-tailed) .003 N 41 41
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari tabel di atas, diperoleh koefisien korelasi antara tingkat
pendidikan (X1) dengan kinerja guru (Y) dengan ry1 = 0,452 yang berarti
terdapat pengaruh positif variabel tingkat pendidikan. Hal ini dapat pula
dibuktikan dengan melihat uji signifikansinya. Kaidah untuk uji
signifikansi adalah jika nilai probabilitas lebih kecil atau sama dengan 0,05
dengan nilai probabilitas sig. atau (0,05 ≤ Sig.) maka Ho ditolak dan Ha
diterima aritnya signifikan. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau
sama dengan nilai probabilitas sig. Atau (0,05 ≥ Sig.) maka Ho diterima
dan Ha ditolak artinya tidak signifikan. Nilai signifikansi 0,009 bila
dibandingkan dengan probabilitas 0,05 ternyata nilai probabilitas 0,05
lebih kecil dari nilai sig. atau (0,003 < 0,05) berarti hubungan kedua
variabel signifikan.
82
Tabel 14
Koefisien Determinasi X1
Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .452a .204 .184 9.974
a. Predictors: (Constant), Pdidikan b. Dependent Variable: Kinerja
Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai R = sebesar
0,452a dan Determinasi (Rsquare) sebesar 0,204 yang merupakan
pengkuadratan dari koefisien korelasi nilai R. hal ini menunjukkan bahwa
variabel tingkat pendidikan memberikan sumbangan atau kontribusi
kepada kinerja guru sebesar 0,204 atau 20,4%. Sedangkan sisanya (100% -
20,4% = 79,6%) dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian. Rsquare
berkisar pada angka 0 sampai 1 dengan catatan semakin kecil angka Rsquare
maka semakin lemah hubungan kedua variabel.
Untuk memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai pengaruh
tingkat pendidikan guru terhadap kinerja guru digunakan analisis korelasi
parsial yakni analisis hubungan antara dua variabel dengan mengendalikan
variabel lain yang dianggap mempengaruhi (dibuat konstan). Hal
dimaksudkan agar hubungan kedua variabel tidak dipengaruhi oleh faktor
lain. Hasil analisis ini akan menunjukkan koefisien korelasi untuk
mengukur erat atau tidaknya hubungan, arah hubungan dan berarti atau
tidaknya hubungan.
Dari tabel tampak jelas bahwa hubungan tingkat pendidikan (X1)
dengan kinerja guru (Y) sebelum kedisiplinan kerja (X2) dikendalikan
memiliki korelasi positif dengan nilai koefisien sebesar 0,452 dengan taraf
83
signifikansi 0,003 < 0,05 sehingga Ho di tolak dan Ha diterima artinya
kedua variabel signifikan.
Namun ketika variabel X2 dikendalikan ternyata hubungan kedua
variabel yakni X1 dengan Y atau hubungan antara tingkat pendidikan
dengan kinerja guru mengalami penurunan nilai koefisien secara drastis
yakni tinggal 0,320 karena nilainya mendekati 0 maka hubungan ini kuat
dan taraf signifikansinya 0,044 < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima artinya hubungan kedua variabel signifikan. Dapat pula dikatakan
ada pengaruh yang berarti dari variabel tingkat pendidikan terhadap
kinerja guru jika kedisiplinan kerja dikontrol.
Tabel 4.15
Korelasi Parsial Antara Tingkat Pendidikan Dengan Kinerja Guru
Correlations
Control Variables Kinerja Pdidikan disiplin
-none-a
Kinerja
Correlation 1.000 .452 .732
Significance (2-tailed) . .003 .000
Df 0 39 39
Pdidikan
Correlation .452 1.000 .337
Significance (2-tailed) .003 . .031
Df 39 0 39
disiplin
Correlation .732 .337 1.000
Significance (2-tailed) .000 .031 .
Df 39 39 0
disiplin
Kinerja
Correlation 1.000 .320
Significance (2-tailed) . .044
Df 0 38
Pdidikan
Correlation .320 1.000
Significance (2-tailed) .044 .
Df 38 0 a. Cells contain zero-order (Pearson) correlations.
84
2. Korelasi antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah terdapat korelasi
kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y). Diartikan bahwa semakin
tinggi kedisiplinan kerja maka semakin tinggi pula kinerja guru.
H0 = Tidak terdapat korelasi kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru
(Y).
H1 = Terdapat korelasi kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y).
Langkah yang dilakukan sebelum melakukan hipotesis adalah
menghitung persamaan regresi sederhana variabel kedisiplinan kerja (X2)
dengan kinerja guru (Y).
Tabel 4.16
Tabel Anova X2 terhadap Y
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 2608.642 1 2608.642 44.919 .000b
Residual 2264.919 39 58.075
Total 4873.561 40
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), disiplin
Dari hasil uji Anova pada tabel di atas diperoleh nilai F = 44,919
dengan tingkat probilitas sig. 0,000. Oleh karena probabilitas 0,000 lebih
kecil dari 0,05 maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi kinerja
guru.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat koefisien regresi b = 0,777
dan konstanta (a) = 53,015 serta harga thitung dan tingkat signifikansi
sebesar 0,000. Artinya bahwa bila tidak ada kedisiplinan kerja maka nilai
85
kinerja guru dalam keadaan konstan 53,015. Koefisien regresi sebesar
0,777 menyatakan setiap (karena tanda +) penambahan satu poin pada
variabel tingkat kedisiplinan kerja guru maka diprediksikan akan
meningkatkan kinerja guru sebesar 0,777. Sebaliknya bila nilai koefisien
variabel kedisiplinan kerja guru naik satu poin maka akan meningkatkan
kinerja guru sebesar 0,777. Jadi tanda + menyatakan arah prediksi yang
searah atau linier. Kenaikan variabel X2 akan mengakibatkan kenaikan
variabel bebas (Y). Dari kedua koefisien tersebut diperoleh persamaan
regresi Y = 53,015 + 0,777 X2. Persamaan regresi ini dapat ditunjukkan
dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.5 Grafik korelasi antara Kedisiplinan Kerja (X2)
dengan Kinerja Guru (Y)
86
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa data menyebar di sekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka data terdistribusi
dengan normal dengan model regresi ini telah memenuhi normalitas.
Persamaan regresi Y = 53,015 + 0,777 X2 dapat diinterpretasikan
bahwa apabila kedisiplinan kerja (X2) dan kinerja guru diukur dengan
menggunakan instrumen ini, maka setiap kenaikan skor kedisiplinan kerja
(X2) satu poin akan diikuti kenaikan skor kinerja guru sebesar 0,777 pada
arah yang sama, dengan konstanta 53,015.
Selanjutnya pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
rumus korelasi Pearson Product Moment yang dihitung dengan bantuan
SPSS 21. Berikut tabel hasil perhitungannya:
Tabel 4.17
Korelasi X2 dengan Y
Correlations
disiplin Kinerja
disiplin
Pearson Correlation 1 .732**
Sig. (2-tailed) .000
N 41 41
Kinerja
Pearson Correlation .732** 1
Sig. (2-tailed) .000 N 41 41
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari tabel di atas, diperoleh koefisien korelasi antara kedisiplinan
kerja (X2) dengan kinerja guru (Y) dengan ry2 = 0,732 yang berarti terdapat
pengaruh positif variabel kedisiplinan kerja. Hal ini dapat pula dibuktikan
dengan melihat uji signifikansinya. Kaidah untuk uji signifikansi adalah
jika nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan 0,05 dengan nilai
probabilitas sig. Atau (0,05 ≤ Sig.) maka Ho ditolak dan Ha diterima
87
aritnya signifikan. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan
nilai probabilitas sig. Atau (0,05 ≥ Sig.) maka Ho diterima dan Ha ditolak
artinya tidak signifikan. Nilai signifikansi 0,000 bila dibandingkan dengan
probabilitas 0,05 ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai sig.
Atau (0,000< 0,000) berarti hubungan kedua variabel signifikan.
Tabel 18
Koefisien Determinasi X2
Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .732a .535 .523 7.621
a. Predictors: (Constant), disiplin b. Dependent Variable: Kinerja
Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai R = sebesar
0,732a dan Determinasi (Rsquare) sebesar 0,535 yang merupakan
pengkuadratan dari koefisien korelasi nilai R. hal ini menunjukkan bahwa
variabel kecerdasan emosional memberikan sumbangan atau kontribusi
kepada kinerja guru sebesar 0,535 atau 53,5%. Sedangkan sisanya (100% -
53,5% = 46,5%) dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian. Rsquare
berkisar pada angka 0 sampai 1 dengan catatan semakin kecil angka Rsquare
maka semakin lemah hubungan kedua variabel.
Untuk memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai pengaruh
kedisiplinan kerja terhadap kinerja guru digunakan analisis korelasi parsial
yakni analisis hubungan antara dua variabel dengan mengendalikan
variabel lain yang dianggap mempengaruhi (dibuat konstan). Hal
dimaksudkan agar hubungan kedua variabel tidak dipengaruhi oleh faktor
lain. Hasil analisis ini akan menunjukkan koefisien korelasi untuk
88
mengukur erat atau tidaknya hubungan, arah hubungan dan berarti atau
tidaknya hubungan.
Tabel 4.19
Korelasi parsial antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru
Correlations
Control Variables Kinerja disiplin Pdidikan
-none-a
Kinerja
Correlation 1.000 .732 .452
Significance (2-tailed) . .000 .003
Df 0 39 39
disiplin
Correlation .732 1.000 .337
Significance (2-tailed) .000 . .031
Df 39 0 39
Pdidikan
Correlation .452 .337 1.000
Significance (2-tailed) .003 .031 .
Df 39 39 0
Pdidikan
Kinerja
Correlation 1.000 .690
Significance (2-tailed) . .000
Df 0 38
disiplin
Correlation .690 1.000
Significance (2-tailed) .000 .
Df 38 0 a. Cells contain zero-order (Pearson) correlations.
Dari tabel tampak jelas bahwa hubungan kedisiplinan kerja (X2)
dengan kinerja guru (Y) sebelum tingkat pendidikan (X1) dikendalikan
memiliki korelasi positif dengan nilai koefisien sebesar 0,732 dengan taraf
signifikansi 0,000 < 0,05 sehingga Ho di tolak dan Ha diterima artinya
kedua variabel signifikan.
Namun ketika variabel X1 dikendalikan ternyata hubungan kedua
variabel yakni X2 dengan Y atau hubungan antara kedisiplinan kerja
dengan kinerja guru mengalami penurunan nilai koefisien yakni 0,690
karena nilainya mendekati 0 maka hubungan ini kuat dan taraf
signifikansinya menjadi 0,000 < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima
89
artinya hubungan kedua variabel signifikan. Dapat pula dikatakan ada
pengaruh yang berarti dari variabel kedisiplinan kerja terhadap kinerja
guru jika tingkat pendidikan dikontrol.
3. Korelasi tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja secara bersama-sama
terhadap Kinerja Guru
H0 = Tidak korelasi yang positif tingkat pendidikan (X1) dan
kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y).
H1 = Terdapat korelasi yang positif tingkat pendidikan (X1) dan
kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y).
Langkah yang dilakukan sebelum melakukan pengujian hipotesis
adalah menghitung persamaan regresi linier variabel tingkat pendidikan
(X1) dan kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y).
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat koefisien regresi b1 =
3,906, b2 = 0,695 dan konstanta (a) = 51,057. Dari ketiga koefisien
tersebut diperoleh persamaan regresi Y = 51,057 + 3,906 X1 + 0,965 X2.
Tabel 4.20
Koefisien X1 dam X2 terhadap Y
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 51.057 12.438 4.105 .000
Pdidikan 3.906 1.878 .231 2.080 .044
disiplin .695 .118 .654 5.874 .000
a. Dependent Variable: Kinerja
Dari persamaan regresi ini akan dilakukan uji keberartian
persamaan regresinya dengan menggunakan program SPSS 21. Hasil
pengujian keberartian regresi ganda tersebut tertera pada tabel berikut ini:
90
Tabel 4.21
Tabel Anoval untuk uji keberartian regresi
ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 2840.193 2 1420.096 26.539 .000b
Residual 2033.368 38 53.510
Total 4873.561 40
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Pdidikan, disiplin
Nilai Ftabel untuk db1 = 2 dan db2 = n – k – 1 = 41 – 2 - 1 = 38
pada taraf signifikansi 0,05 adalah 3,23. Dari tabel di atas dapat terlihat
bahwa Fhitung (26,539) > Ftabel (3,23). Oleh sebab itu Ho ditolak. Hal ini
berarti terdapat hubungan yang positif antara tingkat pendidikan (X1) dan
kedisiplinan kerja (X2) secara bersama-sama dengan kinerja guru (Y). Juga
berdasarkan nilai sigifikansi diperoleh angka 0,000 yang berarti nilainya
lebih kecil dari 0,05 atau 0,000 < 0,005 maka Ho ditolak. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tingkat pendidikan (X1) dan kedisiplinan kerja (X2)
secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru.
Pengaruh tingkat pendidikan (X1) dan kedisiplinan kerja (X2)
secara bersama-sama terhadap kinerja guru (Y) dapat diketahui dari hasil
perhitungan koefisien determinasinya. Koefisien determinasi adalah
kuadrat dari koefisien korelasi X1, X2 dengan Y yang dapat dihitung
dengan menggunakan SPSS 21. Berikut tabel hasil perhitungannya:
91
Tabel 22
Koefisien Korelasi X1, X2 dengan Y
Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .763a .583 .561 7.315
a. Predictors: (Constant), Pdidikan, disiplin
b. Dependent Variable: Kinerja
Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai R = sebesar 0,763
artinya korelasi antara dua variabel bebas yakni tingkat pendidikan (X1)
dan kedisiplinan kerja (X2) dengan variabel terikat kinerja guru (Y)
sebesar 0,583. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, jika mendekati angka 1
maka hubungan kedua variabel semakin erat tetapi jika mendekati 0 maka
hubungan keduanya semakin lemah. Karena angka R didapat sebesar
0,583 maka ini berarti hubungan kedua variabel kuat.
Nilai R² sebesar 0,583 artinya persentase sumbangan pengaruh
tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja terhadap kinerja guru sebesar
58,3% sedangkan sisanya 41,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
masuk dalam penelitian ini.
D. Pembahasan
Dalam pembahasan hasil ini ini dilakukan melalui dua segi, yaitu
deskripsi tiap variabel dan hasil analisis korelasi antar variabel.
92
Tabel 4.23
Hasil Analisis Tiap Variabel
No Variabel Rentang skor Klasifikasi Skor
1 Tingkat pendidikan D2
D3
S-1
S-2
7,3
7,3
78,1
7,3
2 Kedisiplinan kerja Minimal = 78
Maksimal = 125
Tinggi = 9,76%
Sedang = 75,61%
Rendah = 14,63%
3 Kinerja guru Minimal = 157
Maksimal = 233
Tinggi = 19,51%
Sedang = 68,29%
Rendah = 12,20%
Berdasarkan tabel di atas dapat dipaparkan, bahwa tingkat pendidikan
guru paling banyak S-1 sebesar 78,1%. Rentang skor kedisiplinan kerja dalam
klasifikasi skor sedang yaitu sebesar 75,61%. Sedangkan rentang skor kinerja
guru berada dalam klasifikasi sedang yaitu sebesar 68,29%.
Analisis korelasi tiap variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Korelasi antara tingkat pendidikan (x1) dengan kinerja guru (y)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan variabel tingkat
pendidikan terhadap kinerja guru memberika kontribusi atau sumbangan
sebesar 20,4% terhadap kinerja guru di SMP N 1 Jatipurno Wonogiri. Hal
ini mengindikasikan bahwa sumbangan variabel tingkat pendidikan dengan
kinerja guru kecil artinya peningkatan kinerja guru lebih banyak
dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 79,6%.
Koefisien korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dengan kinerja
guru (Y) dengan ry1 = 0,452 yang berarti terdapat pengaruh positif variabel
tingkat pendidikan.
93
Hasil yang demikian, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
memberikan konstribusi terhadap kinerja guru, sehingga guru mempunyai
komitemen terhadap tugas, ilmu pengetahuan, dan jalan pengadian, untuk
dapat meningkatkan kinerja.
Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh guru sangat berpengaruh
terhadap kinerja guru. Guru yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan
memiliki tingkat kinerja yang tinggi pula, karena dari pendidikan tersebut
akan guru mendapatkan pemahaman dan kesiapan seseorang dalam
menyelesaikan tugas/pekerjaan sesuai dengan tuntutan perusahaan. Hal
tersebut akhirnya akan berpengaruh terhadap perilaku dan kinerja.
Mengingat pendidikan sangat berpengaruh kinerja maka perusahaan pada
umumnya ingin menempatkan karyawan sesuai dengan tingkat
pendidikannya. Oleh karenanya dalam penerimaan karyawan perusahaan
harus menetapkan hal-hal yang perlu diseleksi diantaranya adalah
pendidikan.
Ranu Pandojo dan Husnan (1992) mengemukakan pendidikan adalah
suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang banyak
didalamnya peningkatan penguasaan teori dan ketrampilan memutuskan
terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan untuk mencapai
tujuan.
2. Korelasi antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi
variabel kedisiplinan kerja dengan kinerja guru SMP 1 Jatipurno sebesar
94
53,5%. Nilai sumbangan sebesar ini mengindikasikan bahwa kedisiplinan
kerja memberikan sumbangan besar terhadap kinerja guru.
Koefisien korelasi antara kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja
guru (Y) dengan ry2 = 0,732 yang berarti terdapat pengaruh positif variabel
kedisiplinan kerja.
Dengan kedisiplinan kerja yang tinggi dari para guru maka akan
meningkatkan kepedulian para guru dalam mencapai tujuan sekolah, semangat
para guru yang meningkat dan memiliki inisiatif yang tinggi dalam
menjalankan pekerjaannya. Para guru memiliki rasa tanggung jawab yang
tinggi terhadap hasil belajar siswa dan para guru merasa memiliki terhadap
sekolah dan para guru dalam bekerja memiliki tingkat prestasi kerja yang
tinggi. Wursanto (2007) mengemukakan disiplin merupakan sikap ketaatan
terhadap suatu aturan atau ketentuan yang berlaku dalam organsiasi, yaitu
menggabungkan diri dalam organisasi itu atas dasar adanya kesadaran dan
keinsyafan, bukan karena unsur paksaan. Penetapan disiplin lebih
ditekankan pada unsur kesadaran dan penyesuaian diri secara sukarela,
bukan atas dasar paksaan.
Bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada: (1) tingginya rasa
kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan perusahaan, (2) tingginya
semangat dan gairah kerja dan inisiatif para pegawai dalam melakukan
pekerjaan, (3) besarnya rasa tanggung jawab para pegawa untuk
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, (4) berkembangnya rasa
memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan karyawan (5)
95
meningkatkan efisiensi prestasi kerja pegawai. Disiplin merupakan sesuatu
yang penting untuk (1) menanamkan rasa hormat terhadap kewenangan (2)
menanamkan kerjasama, (3) merupakan kebutuhan untuk berorganisasi
serta (4) untuk menanamkan rasa hormat terhadap orang lain (Mulyasa,
2004: 118).
Adanya kedisiplinan, dapat lebih memberikan semangat kerja,
keseriusan, ketelitian dan akan menumbuhkan dan meningkatkan
kompensasi. Apabila setiap guru dalam bekerja kedisiplinannya tinggi
maka cenderung akan menaikan kompensasi yang diterima dalam bekerja,
sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan yang diharapkan.
3. Korelasi antara tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja secara
bersama-sama dengan kinerja guru
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif
tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja secara bersama-sama terhadap
kinerja guru. Hasil analisis regresi ganda diperoleh regresi ganda R12
sebesar 0,583 dengan signifikansi koefisien regresi ganda F sebesar 26,539
dengan persamaan regresi linier ganda Y = 51,057 + 3,906 X1 + 0,965 X2.
Nilai R = sebesar 0,583 artinya korelasi antara dua variabel bebas
yakni tingkat pendidikan (X1) dan keidisplinan kerja (X2) dengan variabel
terikat kinerja guru (Y) sebesar 0,583. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1,
jika mendekati angka 1 maka hubungan kedua variabel semakin erat tetapi
jika mendekati 0 maka hubungan keduanya semakin lemah. Karena angka
R didapat sebesar 0,583 maka ini berarti hubungan kedua variabel kuat.
96
Hasil ini menunjukkan pentingnya variabel tingkat pendidikan dan
kedisiplinan kerja secara bersama-sama untuk meningkatkan kinerja guru,
karena kedua variabel ini secara bersama-sama dapat menjelaskan variansi
kinerja guru sebesar 58,3.
Dari persamaan regresi ganda dapat diartikan, bahwa semkain
tinggi tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja akan meningkatkan kinerja
guru. Hubungan ketiga variabel tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:
ry1 = 0,452
Ry12 = 0,583
Ry2 = 0,732
Gambar 4.6 pola hubungan antar variabel
Interpretasi tingkat keeratan hubungan antara variabel X dan Y
digunakan tabel interpretasi koefisien korelasi dalam Sugiyono (2000: 149)
sebagai berikut:
Tabel 4.26
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40- 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat kuat
X1
X2
Y
97
Dari pedoman ini dapat ditafsirkan bahwa pengaruh tingkat pendidikan
terhadap kinerja guru termasuk sedang (0,432) sedangkan kedisiplinan kerja
terhadap kinerja guru termasuk dalam kategori kuat (0,732). Adapun pengaruh
tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja secara bersama-sama terhadap
kinerja guru kategori sedang sebesar 0,583.
98
BAB V
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan
terhadap para guru di SMP N 1 Jatipurno, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Terdapat korelasi yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kinerja
guru di SMP N 1 Jatipurno. Berdasarkan hasil analsisis data diketahui
bahwa variabel tingkat pendidikan berkorelasi terhadap kinerja guru. Hal
ini ditunjukkan dari hasil uji product moment yang probabilitas < 0,05.
2. Terdapat korelasi yang signifikan antara kedisiplinan kerja dengan
kinerja guru di SMP N 1 Jatipurno yang ditunjukkan dari hasil uji product
moment probabilitas < 0,05
3. Terdapat korelasi yang signifikan secara bersama-sama antara tingkat
pendidikan dan kedisiplinan kerja dengan kinerja guru yang ditunjukkan
dari hasil uji product moment yang nilai probabilitas < 0,05.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
memberikan implikasi sebagai berikut:
1. Implikasi teoritis
99
Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah teruji kebenarannya,
menyatakan bahwa tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan dengan kinerja guru. Penelitian ini
membuktikan teori tersebut. Oleh karena itu dengan adanya tingkat
pendidikan dan kedisiplinan kerja secara simultan dan parsial, diharapkan
sebuah lembaga pendidikan akan semakin efektif dan berkembang sesuai
dengan perkembangan jaman.
2. Implikasi praktis
Penelitian ini telah membuktikan bahwa tingkat pendidikan menunjukkan
hubungan yang signifikan terhadap kinerja guru. Semakin tinggi tingkat
pendidikan akan meningkatkan kinerja guru di SMP N 1 Jatipurno. Tingkat
pendidikan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja guru di SMP N 1
Jatipurno, sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan
meningkatkan kinerja guru.
C. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti sampaikan sebagai berikut:
1. Bagi Lembaga
Kepada instansi pendidikan supaya memperhatikan dan meningkatkan
kedisiplinan kinerja guru dengan mempermudah ijin bagi guru untuk
melanjutkan tingkat pendidikan dan memotivasi guru untuk melanjutkan
pendidikan yang sesuai dan linier dengan mata pelajaran yang diampunya.
100
2. Bagi orang tua wali dan masyarakat
Hendaknya orang tua wali dan masyarakat turut serta memantau kinerja
pegawai sesuai dengan batas kewajibannya, memberikan saran dan kritik
yang membangun guna meningkatkan kinerja guru.
3. Bagi guru
Hendaknya setiap guru melanjutkan sekolah lagi sesuai dengan Peraturan
Pemerintah tentang pendidikan guru dan meningkatkan kedisiplinan
kerjanya, sehingga dapat lebih memperkuat kinerjanya.
101
DAFTAR PUSTAKA
A.S. Moenir. 1983. Pendekatan Manusia dan Organisasi Terhadap Pembinaan
Kepegawaian, Jakarta: Gunung Agung
Arikunto, Suharsimi 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Bakhri, Amirul, 2011. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Kinerja Guru Terhadap
Motivasi Belajar Siswa SD Negeri (SDN) Desa Rowosari Kecamatan
Ulujami Kabupaten Pemalang Tahun 2011.
Bintoro Tjokroamidjoyo dan Mustopadijaja 1992. Ilmu teori dan filsafat. Jakarta:
Erlangga
Cooper, M. James 2001. Classrom Teaching Skill. Canada: DC Health and
Company.
Departemen Agama RI. 2000. Al-qur’an dan Terjemahannya. Jakarta :
CV.Atlas
Departemen Agama. 2003. Himpunan peraturan tentang kepegawaian. Jilid I dan
II, Jakarta: Sekretariat Jendral Biro Kepegawaian.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Kamus besar bahasa indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Ghozali Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Green, LW., et al, 1980. Perencanaan Pendidikan Kesehatan: Sebuah Pendekatan
Diagnostik, terjemahan dari Zarfiel Tafal, Zulazmy Mamdy dan Sudarti
Krisno, FKM UI, Jakarta.
Gusti, Media Messa. 2012. Pengaruh Kedisiplinan, Motivasi Kerja, dan Persepsi
Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru
SMKN 1 Purworejo Pasca Sertifikasi. Jurnal Penelitian. Universitas
Negeri Yogyakarta.
Hadi, Sutrisno 2000. Metodologi Research II. Yogyakarta: Andi Offset.
Hasibuan, Malayu. 2012. Manajement Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.
Jakarta : Bumi Aksara
102
I.S. Livine. 1980. Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja. Terjemahan oleh Iral
Soedjono, Jakarta: Cemerlang
Lateiner, Alfred R. 1985. Teknik pemimpin pegawai dan pekerjaan.
Diterjemahkan oleh Imam Soejono. Jakarta: Aksara Baru.
Mangkunegara, Anwar Prabu 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Meicheti, Siti. 1979. Pendidikan Sistematik. Yogyakarta : FIP IKIP Yogyakarta.
Mink, 1993. Seri Management Sumber Daya Manusia (Kinerja Performance).
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Pearce, John A and Robinson, Richard B. 1991. Strategi Management:
Formulation, Implementation, Control. Homewood: Irwin Compeny
Ranupandojo, Heirjrahman dan Husnan, Suad. 1992. Manajemen Personalia.
Yogyakarta BPFE.
Ranupandojo, Heirjrahman dan Husnan, Suad. 1994. Manajemen Personalia.
Yogyakarta BPFE.
Rivai, Veihal. dkk. 2011. Corporate Performance Management dari Teori ke
Praktek. Bogor : Galia Industri.
Sahertian, Piet A. 1994. Profil pendidik profesional. Yogyakarta: Andi Offset
Sugiyono 2005. Statistik untuk penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Supriyanto, Eko 2004. Inovasi Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University
Press.
Surachmad, Winarno. 2000. Penelitian ilmiah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suryabrata, Sumadi 2004. Metodologi penelitian. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Undang-undang RI No. 14 tahun 2005. Undang-undang tentang guru dan dosen.
Jakarta: Media Pustaka.
Usman, Moh.Uzair 2001). Menjadi guru profesional. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Wijaya, Cece 2002. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar,
Bandung: Remaja Rosda Karya.
103
Wulan, Sarah. 2013. Hubungan Disiplin dengan Kinerja Guru SMA Negeri di
Tiga Kecamatan Kota Depok. ISSN 2337-6686 ISSN-L-2338-3321.
Volume 1 Nomor 2 Juli – Agustus 2013.
Wursanto, IG. 2007. Dasar - dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta : Andi Offset.
104
Lampiran 1
Angket Kedisiplinan Kerja
105
PENGANTAR
KUESIONER
KORELASI ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEDISIPLINAN
KERJA DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI 1 JATIPURNO
KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2014/2015
Pendahuluan :
Tujuan kajian ini adalah untuk meninjau pandangan Bapak/Ibu tentang
tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja guru terhadap kinerja guru di
sekolah tempat Bapak/Ibu bekerja.
Kajian ini bukan bertujuan untuk ‘menguji’ atau ‘menilai’ t i n g k a t
p e n d i d i k a n d a n k e d i s i p l i n a n Bapak/Ibu dan hubungannya
terhadap kinerja guru sebagaimana yang dikemukakan dalam
kuesioner ini. Tidak ada jawaban ‘benar’ atau ‘salah’ bagi setiap
kenyataan yang diberikan. Identitas pribadi Bapak/Ibu akan
dirahasiakan.
Kerjasama Bapak/Ibu amat diperlukan untuk menjawab soal penelitian
i n i dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya sesuai apa yang
Bapak/Ibu alami dan rasakan di tempat kerja.
Kerjasama Bapak/Ibu amat dihargai dan diucapkan jutaan
terima kasih.
Peneliti,
MOCH. ZAINUDIN
106
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Lengkap : .............................................................
2. NIP : .............................................................
3. Pangkat/Golongan : .............................................................
4. Jenis Kelamin : .............................................................
5. Tempat, Tanggal Lahir : .............................................................
6. Pendidikan Terakhir : .............................................................
7. Akta Mengajar : .............................................................
8. Sekolah Tempat Tugas : .............................................................
a. Nama : SMP NEGERI 1 JATIPURNO b. Alamat Sekolah : c. Kecamatan : Jatipurno d. Kabupaten/Kota : Wonogiri e. Provinsi : Jawa Tengah f. Nomor Telepon Sekolah : g. Alamat e-mail : h. Nomor Statistik Sekolah : 9. Mata Pelajaran :
............................................................. 10. Status Sertifikasi Guru : sudah / belum 11. Beban Mengajar Per Minggu : ........ jam pelajaran
107
Petunjuk
Berikut disajikan pernyataan-pernyataan tentang Kedisiplinan Kerja.
Silahkan menyatakan persepsi Anda tentang kedisiplinan di sekolah
tempat Anda bekerja dengan memberikan tanda centang (√)
pada kolom skala. Anda pilih:
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadang-kadang (KD)
Jarang (JR)
Tidak pernah (TP)
No.
Pernyataan Skala
SL S
R KD JR TP
1 Saya mengajar pelajaran tepat waktu
2 Saya mengakhiri jam pelajaran tepat
3 Saya tiba di sekolah sebelum bel jam pelajaran
dimulai
4 Saya tidak mengajar karena lelah
5 Saya mengumpulkan nilai raport tidak tepat waktu
6 Saya mematuhi peraturan sekolah
7 Saya berperilaku mematuhi tata tertib merupakan
wujud tanggung jawab sebagai guru
8 Saya mematuhi tata tertib
9 Saya memiliki disiplin tinggi guna meningkatkan
profesionalitas
10 Saya peduli terhadap tujuan sekolah
108
11 Saya mendukung sekali terhadap visi misi sekolah
No.
Pernyataan SL SR KD JR TP
12 Saya mendukung kebijakan kepala sekolah
13 Saya bekerja sesuai dengan bidang
14 Saya tidak peduli dengan pencapaian sekolah
15 Saya bersemangat bekerja karena guru memang
cita-cita saya
16 Saya bergairah bekerja karena guru merupakan
pekerjaan yang mulia
17 Saya semangat bekerja karena mencintai pekerjaan
sebagai guru
18 Saya mengusulkan inisiatif untuk kemajuan sekolah
19 Saya bekerja hanya untuk mendapatkan gaji yang
sesuai dengan profesi sebagai guru
20 Saya bertanggung jawab terhadap tugas yang
dibebankan kepada saya
21 Saya bekerja dengan sungguh-sungguh
22 Saya bekerja keras untuk mendapatkan hasil kerja
yang maksimal
23 Saya tidak akan memaksakan diri untuk
memperoleh hasil kerja yang baik
24 Saya tidak membiarkan teman bekerja sendirian
dalam suatu hal
25 Saya membantu teman sejawat yang mengalami
kesulitan
26 Saya membantu teman yang membutuhkan bantuan
saya
27 Saya membina kegiatan sekolah
28 Saya bekerja seefisien mungkin guna menunjang
prestasi kerja
29 Saya bekerja seefektif mungkin guna meningkatkan
prestasi kerja saya
30 Saya bekerja tidak mempertimbangkan waktu
Wonogiri, …… 2015
Responden,
Terima kasih atas kerjasama Anda
109
Lampriran 1.2. Uji Validitas Angket Kedisiplinan Kerja
Guru Butir Instrumen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 3 5 5
2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 2 3 5 4
5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 2 3 5 4
6 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 4 4 3 5 5 4 4 5 5 4 5 1 5 5 5
8 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 2 3 5 4
9 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 5 5
11 2 2 2 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3
12 5 3 3 5 5 5 4 4 5 4 5 3 1 3 4
13 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4
14 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2 5 5
15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 5 5
16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 5 5
17 3 3 5 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3
18 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2
19 3 3 4 2 4 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3
20 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 2
21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3
22 4 4 3 4 3 4 5 4 4 3 2 4 4 3 4
23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3
24 3 2 2 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5
25 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3 4
26 3 2 3 4 3 5 4 5 4 3 5 4 3 4 4
27 3 3 4 3 4 2 3 2 2 4 2 4 3 3 3
28 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3
29 4 2 2 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3
30 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 5 5
31 3 4 4 3 2 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3
32 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4
33 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3
34 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 5
35 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 5
36 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4
37 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 3 4 4
135 126 138 145 137 145 138 141 142 138 141 118 115 142 145
110
rhit 0.756 0.680 0.645 0.855 0.800 0.730 0.834 0.816 0.763 0.818 0.686 -0.096 -0.086 0.829 0.717
rtab 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325
Ket Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid TV TV Valid Valid
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
5 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 121
4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 120
4 4 3 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 122
5 4 3 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 122
5 4 3 5 5 3 3 4 4 5 5 4 4 4 5 118
3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 111
5 5 4 5 4 5 4 4 3 5 5 5 5 5 4 128
4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 114
5 5 3 5 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 5 136
5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 135
3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 86
4 4 5 3 3 5 5 4 3 1 2 4 4 2 2 108
5 4 4 5 5 5 5 4 3 4 4 4 5 5 4 131
5 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 120
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 136
5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 134
3 3 5 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 105
3 4 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 80
3 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 96
4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 98
3 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 84
3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 109
3 4 2 3 5 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 93
4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112
2 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 2 3 2 2 83
4 5 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 105
2 2 2 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 90
2 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 74
4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 93
3 3 3 5 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 100
4 5 3 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 4 94
3 5 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 90
3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 5 4 95
4 1 3 5 4 3 5 5 3 4 4 4 4 5 4 106
4 2 4 5 3 4 5 5 4 3 3 5 3 4 3 107
4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 5 113
4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 3 4 4 5 113
141 142 123 144 143 141 147 126 131 140 141 135 141 141 146
0.857 0.369 0.507 0.788 0.725 0.747 0.568 0.649 0.657 0.633 0.794 0.856 0.784 0.716 0.72
0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
111
Lampiran 1.3 Uji Reliabilitas Angket Kedisiplinan Kerja
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 37 90.2
Excludeda 4 9.8
Total 41 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.763 31
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
T1 3.65 .857 37 T2 3.41 .896 37 T3 3.73 .962 37 T4 3.92 .894 37 T5 3.70 .812 37 T6 3.92 .894 37 T7 3.73 .838 37 T8 3.81 .845 37 T9 3.84 .800 37 T10 3.73 .838 37 T11 3.81 .967 37 T12 3.19 1.126 37 T13 3.11 1.022 37 T14 3.84 .986 37 T15 3.92 .894 37 T16 3.81 .938 37 T17 3.84 .958 37 T18 3.32 .747 37 T19 3.89 .994 37 T20 3.86 .855 37 T21 3.81 .908 37 T22 3.97 .866 37 T23 3.41 .927 37 T24 3.54 .691 37 T25 3.78 .886 37 T26 3.81 .908 37 T27 3.65 .824 37 T28 3.81 .739 37 T29 3.81 .967 37 T30 3.95 .848 37 Tryoutdisiplin 107.62 16.978 37
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
219.19 1194.491 34.561 31
112
Lampiran 1.4
Angket kedisiplinan kerja setelah uji coba
Petunjuk
Berikut disajikan pernyataan-pernyataan tentang Kedisiplinan Kerja.
Silahkan menyatakan persepsi Anda tentang kedisiplinan di sekolah
tempat Anda bekerja dengan memberikan tanda centang (√)
pada kolom skala. Anda pilih:
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadang-kadang (KD)
Jarang (JR)
Tidak pernah (TP)
No.
Pernyataan
Skala
SL SR KD JR TP 1 Saya mengajar pelajaran tepat waktu
2 Saya mengakhiri jam pelajaran tepat
3 Saya tiba di sekolah sebelum bel jam pelajaran
dimulai
4 Saya tidak mengajar karena lelah
5 Saya mengumpulkan nilai raport tidak tepat waktu
6 Saya mematuhi peraturan sekolah
7 Saya berperilaku mematuhi tata tertib merupakan
wujud tanggung jawab sebagai guru
8 Saya mematuhi tata tertib
9 Saya memiliki disiplin tinggi guna meningkatkan
profesionalitas
10 Saya peduli terhadap tujuan sekolah
11 Saya mendukung sekali terhadap visi misi sekolah
12 Saya tidak peduli dengan pencapaian sekolah
13 Saya bersemangat bekerja karena guru memang
cita-cita saya
113
No.
Pernyataan
Skala
SL SR KD JR TP
15 Saya semangat bekerja karena mencintai pekerjaan
sebagai guru
16 Saya mengusulkan inisiatif untuk kemajuan sekolah
17 Saya bekerja hanya untuk mendapatkan gaji yang
sesuai dengan profesi sebagai guru
18 Saya bertanggung jawab terhadap tugas yang
dibebankan kepada saya
19 Saya bekerja dengan sungguh-sungguh
20 Saya bekerja keras untuk mendapatkan hasil kerja
yang maksimal
21 Saya tidak akan memaksakan diri untuk
memperoleh hasil kerja yang baik
22 Saya tidak membiarkan teman bekerja sendirian
dalam suatu hal
23 Saya membantu teman sejawat yang mengalami
kesulitan
24 Saya membantu teman yang membutuhkan bantuan
saya
25 Saya membina kegiatan sekolah
26 Saya bekerja seefisien mungkin guna menunjang
prestasi kerja
27 Saya bekerja seefektif mungkin guna meningkatkan
prestasi kerja saya
28 Saya bekerja tidak mempertimbangkan waktu
Wonogiri, …… 2015
Responden,
Terima kasih atas kerjasama Anda
114
Lampiran 2
Kinerja Guru
115
Lampiran 2.1.
Angket Kinerja Guru Sebelum Uji Coba
Petunjuk
Berikut disajikan pernyataan-pernyataan tentang kinerja guru.
Silahkan menyatakan persepsi Anda tentang kedisiplinan di sekolah
tempat Anda bekerja dengan memberikan tanda centang (√)
pada kolom skala. Anda pilih:
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadang-kadang (KD)
Jarang (JR)
Tidak pernah (TP)
No.
Pernyataan
Skala
SL SR
KD JR TP 1 Saya menguasai materi pelajaran
2 Saya meningkatkan pengetahuan materi
3 Saya meningkatkan pengetahuan dengan
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
4 Saya meningkatkan kemampuan dengan mencari
informasi ilmu melalui internet
5 Saya tidak pernah mencoba untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan
6 Saya melakukan program belajar dengan baik
setiap mata pelajaran
7 Saya melakukan jadwal dengan baik sesuai prota
promes
8 Saya melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
RPP
9 Saya melaksanakan program pembelajaran sesuai
juklak juknis
10 Saya mengajar seperti buku pegangan
11 Saya menguasai kelas sehingga tujuan
pembelajaran tercapai
116
No.
Pernyataan SL SR KD JR TP
12 Saya melakukan pembelajaran di luar kelas
13 Saya mengatur ruang kelas agar belajar nyaman
14 Saya memindahkan siswa yang ramai ke meja
depan
15 Saya tidak menghiraukan suasana kelas yang gaduh
16 Saya menggunakan media pembelajaran yang
bervariasi sesuai materi pelajaran
17 Saya menggunakan media pembelajaran yang saya
kuasai
18 Saya menggunakan media pembelajaran bervariasi
agar siswa tidak jenuh
19 Saya menggunakan media pembelajaran yang
bervariasi untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa
20 Saya mengajar hanya menggunakan metode
ceramah tidak pernah memanfaatkan media
pembelajaran yang tersedia di sekolah
21 Saya berdiskusi dengan siswa mengenai hambatan
belajar mereka
22 Saya berkomunikasi dengan siswa untuk
meningkatkan prestasi belajar
23 Saya mengajar mata pelajaran tidak menghiraukan
siswa tuntas atau tidak tuntas dalam belajar
24 Saya selalu membuka kesempatan bagi siswa untuk
bertanya masalah pelajaran
25 Saya menggunakan metode pembelajaran diskusi
untuk berinteraksi lebih dekat dengan siswa
26 Saya tidak bertanya pada siswa yang nilainya jelek
27 Saya bertanya pada siswa yang memiliki masalah
pada nilai ulangan yang selalu jelek
28 Saya memberikan reward kepada para siswa yang
nilai ulangan sangat memuaskan
29 Saya memotivasi belajar siswa yang memiliki nilai
kurang dari KKM
30 Saya berinteraksi dengan baik pada siswa untuk
tercapainya tujuan pembelajaran
117
No.
Pernyataan SL SR KD JR TP
31 Saya tidak mempedulikan siswa
32 Saya bertanggung jawab pada siswa ketika di
sekolah
33 Saya menanamkan kejujuran pada siswa
34 Saya mengajarkan pada siswa budi pekerti yang
luhur
35 Saya mendidik siswa dengan penuh kasih sayang
seperti halnya anak saya sendiri
36 Saya tidak menegur siswa yang ramai di kelas
37 Saya menasehati siswa yang nakal
38 Saya membimbing siswa untuk bertingkah laku
sopan santun
39 Saya memberi informasi kepada siswa tujuan
bimbingan konseling di sekolah
40 Saya memberikan informasi kepada siswa fungsi
bimbingan konseling di sekolah
Wonogiri, …… 2015
Responden,
NIP.
Terima kasih atas kerjasama Anda
118
Lampiran 2.2 Uji Validitas Angket Kinerja Guru
Guru Butir Instrumen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
2 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 5 5 4
3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 5 5 4
4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5
6 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 4 4 5 5 5 4 5 4 5 3 4 5 4 4 4
8 5 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 5 5 5
9 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5
10 5 5 5 4 5 3 5 5 5 4 4 5 5 4 3
11 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3
12 5 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 5 5 4
13 3 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5
14 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 5 5 5 4 5 3 5 5 5 4 4 5 5 4 3
16 5 5 5 4 5 3 5 5 5 4 4 5 5 4 3
17 3 5 4 5 4 2 3 3 4 2 4 4 4 4 1
18 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3
19 4 4 3 3 4 2 4 3 2 2 3 2 5 4 3
20 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 1
21 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 1
22 3 3 3 3 4 3 5 3 4 3 3 4 4 5 3
23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3
24 2 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 5 4 5
25 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1
26 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 1
27 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 3 5 4 3
28 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4
29 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3
30 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2
31 4 3 4 3 2 4 4 4 3 3 4 4 5 3 1
32 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 1
33 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 2
34 3 3 3 4 3 5 4 4 3 3 3 3 5 3 2
35 4 3 4 3 4 5 3 4 4 4 4 2 3 3 2
36 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 1
37 4 3 5 3 4 3 4 4 4 4 5 4 3 4 4
142 136 139 137 137 123 139 139 140 122 131 137 152 143 112
rhit 0.724 0.774 0.714 0.646 0.751 0.512 0.711 0.725 0.677 0.599 0.460 0.681 0.590 0.767 0.7
rtab 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325
Ket Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
119
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4
4 3 5 5 5 1 5 4 5 5 1 5 2 5 5
4 3 5 5 5 1 5 4 5 5 1 5 2 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 4 4
3 3 4 4 5 3 3 3 5 4 3 4 4 5 5
4 4 5 5 3 1 3 3 5 4 2 3 5 5 5
4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 5 5 5 5
5 5 4 4 5 2 5 4 5 4 3 4 4 4 5
4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4
4 4 5 5 3 1 3 3 5 4 2 4 5 5 5
4 4 5 5 3 1 3 3 5 4 2 4 5 5 5
4 3 4 4 2 1 4 3 2 4 2 4 4 3 4
3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3
2 3 2 2 2 2 5 4 2 4 3 4 3 3 3
4 4 4 4 3 1 3 3 3 3 2 4 3 3 4
3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3
4 3 4 3 3 4 4 5 3 4 1 4 4 3 4
3 3 3 2 2 2 4 3 2 3 1 3 3 4 4
5 4 4 4 4 3 5 3 4 4 2 4 4 4 4
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 2 3 3 3 3
3 2 4 5 3 3 5 3 3 4 2 4 3 4 4
2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 1 2 2 3 2
3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4
4 3 5 3 3 3 5 3 3 3 2 4 2 2 3
3 4 3 3 2 2 3 4 4 2 3 3 3 2 3
3 3 4 3 2 2 4 3 3 3 2 2 3 3 2
4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 3 3 5 2 5 4 5 3 2 4 4 3 3
4 4 4 4 3 4 5 3 5 4 2 3 5 4 3
4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3
4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3
136 130 142 138 124 91 143 126 134 133 84 133 127 131 139
0.545 0.461 0.610 0.689 0.681 0.001 0.126 0.341 0.766 0.685 0.018 0.517 0.435 0.751 0.787
0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325
Valid Valid Valid Valid Valid TV TV Valid Valid Valid TV Valid Valid Valid Valid
120
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 5 5 5 5 4 4 5 4 4 159
1 5 5 5 5 5 5 5 4 4 162
1 5 5 5 5 4 5 5 4 4 161
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 177
1 5 5 5 5 3 5 5 5 5 175
1 4 4 4 4 5 4 4 4 4 160
1 5 5 5 5 5 4 4 4 4 167
1 5 5 5 5 4 5 5 5 3 148
1 5 5 5 5 5 4 5 5 5 165
1 5 5 5 5 5 5 4 3 3 165
4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 141
2 4 4 4 4 5 5 5 4 4 162
3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 176
2 4 5 5 4 5 4 4 4 3 153
1 5 5 5 5 5 5 4 3 3 166
1 5 5 5 5 4 5 4 3 3 165
1 4 3 4 4 4 5 4 5 2 103
2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 82
2 4 3 4 3 3 3 5 3 2 95
1 3 4 3 3 3 2 3 4 3 94
1 3 3 2 3 3 3 3 4 2 82
4 5 4 4 5 3 4 4 3 3 114
2 3 3 4 3 3 3 4 3 2 90
3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 125
3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 86
2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 103
3 4 4 4 3 4 2 5 4 3 110
3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 79
3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 93
3 3 3 3 3 2 5 3 2 2 94
2 3 4 3 3 2 3 5 3 3 95
2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 91
1 4 3 4 5 3 4 2 3 5 100
2 3 4 4 5 3 5 5 5 2 110
3 3 3 3 4 3 5 3 3 3 108
1 4 3 4 4 3 4 5 4 3 110
5 4 3 4 4 3 4 5 4 3 117
72 147 146 150 148 137 148 152 137 122
0.361 0.855 0.877 0.862 0.742 0.814 0.625 0.536 0.485 0.678
0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
121
Lampiran 2.3
Uji reliabilitas Angket kinerja guru
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 37 90.2
Excludeda 4 9.8
Total 41 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.624 41
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
TK1 3.84 .928 37 TK2 3.68 .884 37 TK3 3.76 .830 37 TK4 3.70 .878 37 TK5 3.70 .812 37 TK6 3.32 .818 37 TK7 3.76 .830 37 TK8 3.76 .863 37 TK9 3.78 .821 37 TK10 3.30 .740 37 TK11 3.54 .650 37 TK12 3.70 .878 37 TK13 4.11 .875 37 TK14 3.86 .855 37 TK15 3.03 1.384 37 TK16 3.68 .709 37 TK17 3.51 .692 37 TK18 3.84 .800 37 TK19 3.73 .838 37 TK20 3.35 .978 37 TK21 2.46 1.120 37 TK22 3.86 .787 37 TK23 3.41 .599 37 TK24 3.62 1.037 37 TK25 3.59 .686 37 TK26 2.27 .769 37 TK27 3.59 .725 37 TK28 3.43 .899 37 TK29 3.54 .931 37 TK30 3.76 .863 37 TK31 1.95 1.079 37 TK32 3.97 .897 37 TK33 3.95 .911 37 TK34 4.05 .848 37 TK35 4.00 .943 37 TK36 3.70 .968 37 TK37 4.00 .972 37 TK38 4.11 .906 37 TK39 3.70 .878 37 TK40 3.30 .968 37 Tryoutkinerja 126.57 33.808 37
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
269.78 2997.674 54.751 41
122
Lampiran 2.4
Angket Kinerja Guru Setelah Uji Coba
Petunjuk
Berikut disajikan pernyataan-pernyataan tentang kinerja guru.
Silahkan menyatakan persepsi Anda tentang kedisiplinan di sekolah
tempat Anda bekerja dengan memberikan tanda centang (√)
pada kolom skala. Anda pilih:
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadang-kadang (KD)
Jarang (JR)
Tidak pernah (TP)
No.
Pernyataan
Skala
SL SR
KD JR TP 1 Saya menguasai materi pelajaran
2 Saya meningkatkan pengetahuan materi
3 Saya meningkatkan pengetahuan dengan
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
4 Saya meningkatkan kemampuan dengan mencari
informasi ilmu melalui internet
5 Saya tidak pernah mencoba untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan
6 Saya melakukan program belajar dengan baik
setiap mata pelajaran
7 Saya melakukan jadwal dengan baik sesuai prota
promes
8 Saya melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
RPP
9 Saya melaksanakan program pembelajaran sesuai
juklak juknis
10 Saya mengajar seperti buku pegangan
11 Saya menguasai kelas sehingga tujuan
pembelajaran tercapai
123
No.
Pernyataan SL SR KD JR TP
12 Saya melakukan pembelajaran di luar kelas
13 Saya mengatur ruang kelas agar belajar nyaman
14 Saya memindahkan siswa yang ramai ke meja
depan
15 Saya tidak menghiraukan suasana kelas yang gaduh
16 Saya menggunakan media pembelajaran yang
bervariasi sesuai materi pelajaran
17 Saya menggunakan media pembelajaran yang saya
kuasai
18 Saya menggunakan media pembelajaran bervariasi
agar siswa tidak jenuh
19 Saya menggunakan media pembelajaran yang
bervariasi untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa
20 Saya mengajar hanya menggunakan metode
ceramah tidak pernah memanfaatkan media
pembelajaran yang tersedia di sekolah
21 Saya mengajar mata pelajaran tidak menghiraukan
siswa tuntas atau tidak tuntas dalam belajar
22 Saya selalu membuka kesempatan bagi siswa untuk
bertanya masalah pelajaran
23 Saya menggunakan metode pembelajaran diskusi
untuk berinteraksi lebih dekat dengan siswa
24 Saya bertanya pada siswa yang memiliki masalah
pada nilai ulangan yang selalu jelek
25 Saya memberikan reward kepada para siswa yang
nilai ulangan sangat memuaskan
26 Saya memotivasi belajar siswa yang memiliki nilai
kurang dari KKM
27 Saya berinteraksi dengan baik pada siswa untuk
tercapainya tujuan pembelajaran
28 Saya tidak mempedulikan siswa
29 Saya bertanggung jawab pada siswa ketika di
sekolah
30 Saya menanamkan kejujuran pada siswa
31 Saya mengajarkan pada siswa budi pekerti yang
luhur
124
No.
Pernyataan SL SR KD JR TP
32 Saya mendidik siswa dengan penuh kasih sayang
seperti halnya anak saya sendiri
33 Saya tidak menegur siswa yang ramai di kelas
34 Saya menasehati siswa yang nakal
35 Saya membimbing siswa untuk bertingkah laku
sopan santun
36 Saya memberi informasi kepada siswa tujuan
bimbingan konseling di sekolah
37 Saya memberikan informasi kepada siswa fungsi
bimbingan konseling di sekolah
Wonogiri, …… 2015
Responden,
NIP.
Terima kasih atas kerjasama Anda
125
Lampiran 3
Data Penelitian
126
Lampiran 3.1
Data Tingkat Pendidikan
Guru Pendidikan Skor
1 S-1 3
2 DIII 2
3 S-1 3
4 S-1 3
5 DII 1
6 S-1 3
7 S-1 3
8 DII 1
9 S-2 4
10 S-1 3
11 S-1 3
12 S-2 4
13 DII 1
14 S-1 3
15 S-1 3
16 S-1 3
17 S-1 3
18 S-1 3
19 S-1 3
20 S-1 3
21 S-1 3
22 S-1 3
23 S-1 3
24 S-1 3
25 S-1 3
26 DIII 2
27 S-1 3
28 DIII 2
29 S-1 3
30 S-1 3
31 S-1 3
32 S-1 3
33 S-1 3
34 S-1 3
35 S-1 3
36 S-1 3
37 S-1 3
38 S-1 3
39 S-1 3
40 S-1 3
41 S-1 3
127
Lampiran 3.2
Data Kedisiplinan Kerja
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 5 3 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
3 4 4 4 2 1 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
5 3 2 3 2 2 3 4 3 3 2 3 4 3 4 3
6 4 4 5 1 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
7 4 4 4 1 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5
8 4 4 4 1 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5
9 5 5 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
10 5 5 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
11 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12 5 5 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
13 5 4 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
14 4 5 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
15 4 5 5 1 1 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5
16 4 3 3 5 5 5 2 2 4 5 5 5 4 5 5
17 4 5 4 1 1 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5
18 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
19 5 5 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
20 4 4 4 1 1 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5
21 4 4 4 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
22 4 4 4 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
23 4 4 4 1 1 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5
24 5 4 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
25 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5
26 3 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 5 3 4 3
27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
28 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5
29 5 5 5 1 1 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5
30 4 4 4 1 1 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5
31 4 5 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
32 4 4 4 1 1 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5
33 4 4 4 1 2 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5
34 4 5 5 1 1 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
35 4 5 4 2 2 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4
36 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
37 4 5 4 1 1 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5
38 4 5 1 3 2 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
39 4 4 3 2 1 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5
40 4 4 3 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
41 2 2 2 3 1 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4
128
NO 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 X2
1 5 1 5 5 5 3 5 5 5 4 5 5 4 120
2 2 4 5 5 5 1 1 4 5 4 5 5 4 122
3 4 1 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 114
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 112
5 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 78
6 4 1 5 5 5 2 4 4 4 5 5 4 3 117
7 4 3 4 5 5 3 3 3 4 4 4 4 4 114
8 4 4 4 5 5 3 4 3 4 4 4 4 4 116
9 4 3 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 125
10 4 3 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 125
11 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 100
12 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 5 1 121
13 5 1 5 5 5 1 3 3 5 5 5 5 1 115
14 4 1 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 115
15 4 1 5 5 4 2 4 4 4 4 4 4 1 110
16 4 1 5 5 4 2 4 4 4 4 4 4 1 108
17 3 2 5 5 5 2 4 4 4 5 4 4 3 111
18 4 2 5 5 2 1 2 4 4 5 5 5 3 121
19 3 5 5 5 5 5 3 4 4 3 4 4 4 121
20 4 3 5 5 5 3 3 5 5 5 5 4 4 117
21 1 5 5 5 1 3 3 4 4 5 5 5 3 113
22 5 1 5 5 5 3 4 5 5 5 5 4 3 119
23 3 1 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 102
24 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 117
25 3 3 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 104
26 2 3 5 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 94
27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 84
28 3 3 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 103
29 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 123
30 3 1 5 5 5 3 4 4 4 3 4 5 1 107
31 1 1 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 1 116
32 2 1 5 5 5 2 4 4 4 3 4 5 1 105
33 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 3 110
34 3 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 2 118
35 4 2 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 3 118
36 4 1 4 4 4 4 4 3 2 4 2 3 3 98
37 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 110
38 5 1 5 5 5 4 1 3 3 5 4 3 5 113
39 3 2 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 3 112
40 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 101
41 2 1 5 5 4 3 2 3 5 5 5 5 3 99
129
Lampiran 3.3 Data Kinerja Guru
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 5 5 5 4 2 5 5 5 5 3 5 4 1 3 5 5 5 1 5
2 5 5 1 4 4 5 5 5 5 5 5 4 1 4 4 4 4 3 4
3 5 5 1 4 1 4 4 5 5 4 4 4 2 4 4 4 4 1 3
4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 3 3 4
5 4 3 1 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3
6 5 5 4 4 1 5 5 5 4 4 4 3 1 2 4 4 4 2 4
7 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 3
8 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 3
9 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 3 2 4 4 4 4 3 3
10 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 3 2 4 4 4 4 3 3
11 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4
12 5 5 5 4 1 5 5 5 5 4 5 4 1 5 5 4 4 2 3
13 5 5 2 5 1 5 4 4 4 4 5 3 1 4 4 4 4 2 2
14 5 5 2 5 1 5 4 4 4 4 5 4 1 4 4 4 4 3 4
15 5 5 2 5 1 5 4 4 4 4 5 4 1 4 4 4 4 3 4
16 5 5 2 5 1 5 4 4 4 4 5 4 1 4 4 4 4 3 4
17 5 5 1 5 1 4 5 4 5 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4
18 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 4 1 4 4 4 4 2 4
19 5 4 4 5 1 5 5 4 4 4 4 4 1 3 4 3 3 4 3
20 5 5 5 5 2 5 5 5 5 4 5 4 2 5 5 4 5 1 4
21 5 5 5 4 1 4 3 4 4 3 4 4 1 4 5 4 4 3 4
22 4 5 1 5 1 4 3 4 4 3 4 4 1 4 5 4 4 2 3
23 4 4 1 5 2 4 3 3 4 5 5 5 2 3 4 3 3 4 3
24 5 4 1 4 1 4 4 4 4 4 5 4 1 3 4 3 3 3 4
25 5 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 4
26 5 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3
27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
28 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 4
29 5 4 4 4 2 5 5 5 5 4 5 4 1 5 5 4 4 1 4
30 5 5 1 5 1 4 4 4 4 5 4 3 1 5 5 5 5 2 3
31 4 5 1 5 1 5 5 5 5 4 3 2 1 3 4 3 3 2 4
32 4 5 1 5 1 5 5 5 5 4 3 2 1 3 4 3 3 2 4
33 4 5 4 4 2 3 3 3 3 3 4 2 1 4 4 4 4 3 2
34 5 4 4 4 1 4 4 5 5 5 4 4 1 4 4 4 3 2 4
35 4 5 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 3
36 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 4 4 3
37 5 4 1 5 2 4 4 4 3 3 4 4 1 3 4 3 3 2 2
38 5 5 3 4 4 5 5 5 5 3 5 3 5 2 3 3 3 2 3
39 5 4 1 5 1 3 4 5 5 3 4 3 1 3 4 4 3 1 4
40 5 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 2 4
41 5 4 5 4 2 5 5 4 4 3 4 4 2 3 5 5 4 1 3
130
NO 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
1 5 1 5 5 1 5 4 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 155
2 5 1 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 4 4 154
3 4 1 5 4 3 3 4 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 143
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 140
5 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 2 108
6 4 1 5 4 1 4 4 5 4 5 5 5 4 1 5 5 4 4 140
7 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 5 4 4 141
8 3 4 1 4 1 4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 5 4 4 140
9 5 2 5 4 3 3 3 4 5 5 5 5 5 2 5 5 5 2 151
10 5 2 5 4 3 3 3 4 5 5 5 5 5 2 5 5 5 4 153
11 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 139
12 4 1 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 4 153
13 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 1 4 4 3 3 130
14 4 1 5 4 2 4 4 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 147
15 4 1 5 4 1 4 4 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 146
16 4 1 5 4 1 4 4 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 146
17 4 2 5 4 1 4 5 5 4 4 5 4 4 1 4 5 4 5 140
18 5 2 5 4 2 4 4 4 5 5 5 5 5 1 4 5 4 4 152
19 4 1 4 3 2 3 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 137
20 4 2 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 160
21 5 1 4 4 1 5 5 5 5 5 5 5 3 1 4 5 5 5 144
22 4 1 4 4 1 5 5 5 5 5 5 5 4 1 4 5 5 4 137
23 5 2 4 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 1 5 5 4 4 131
24 4 1 4 4 1 5 4 5 5 5 5 5 5 1 4 4 4 4 135
25 4 2 4 3 1 5 5 4 3 5 5 5 4 1 4 5 5 5 133
26 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 132
27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 111
28 4 2 4 3 1 4 4 4 4 4 5 5 4 1 4 4 4 4 127
29 5 1 5 4 2 4 5 5 4 5 4 5 5 2 4 5 4 4 149
30 4 1 4 4 2 3 4 4 4 5 5 5 5 1 4 5 3 3 137
31 4 1 5 3 2 4 5 5 5 4 5 5 5 1 5 5 2 2 133
32 4 1 5 5 3 4 5 5 5 4 5 5 5 1 5 5 2 2 136
33 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 126
34 4 1 4 4 1 4 4 5 5 5 5 5 5 1 4 5 4 4 141
35 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 5 2 4 4 4 4 138
36 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 137
37 2 2 4 3 3 3 3 3 3 4 5 5 4 2 4 5 3 3 122
38 4 5 5 5 2 5 3 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 154
39 5 1 5 4 1 5 4 5 5 5 5 5 4 1 5 5 4 4 136
40 4 2 5 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 133
41 4 1 4 4 3 3 4 5 5 4 4 4 4 2 5 5 4 5 142
131
Lampiran 4
Uji Persyaratan
132
Lampiran 4.1.
Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
disiplin Kinerja Pdidikan
N 41 41 41
Normal Parametersa,b
Mean 110.93 139.24 2.85
Std.
Deviation
10.388 11.038 .654
Most Extreme
Differences
Absolute .147 .092 .442
Positive .088 .071 .338
Negative -.147 -.092 -.442
Kolmogorov-Smirnov Z .944 .587 2.831
Asymp. Sig. (2-tailed) .335 .880 .000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
133
Lampiran 4.2.
Uji Linieritas
a. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Kinerja *
Pdidikan
Between
Groups
(Combined) 1247.353 3 415.784 4.242 .011
Linearity 994.087 1 994.087 10.14
3
.003
Deviation
from
Linearity
253.266 2 126.633 1.292 .287
Within Groups 3626.208 37 98.006
Total 4873.561 40
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Kinerja *
Pdidikan
.452 .204 .506 .256
134
b. Hubungan antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Kinerja
*
disiplin
Between
Groups
(Combined) 3796.728 27 140.620 1.698 .159
Linearity 2608.642 1 2608.642 31.49
3
.000
Deviation
from Linearity
1188.086 26 45.696 .552 .905
Within Groups 1076.833 13 82.833
Total 4873.561 40
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Kinerja *
disiplin
.732 .535 .883 .779
135
Lampiran 5
Uji Hipotesis
136
Lampiran 5.1. Korelasi Antara Tingkat Pendidikan Guru dengan Kinerja
Guru
Regression Variables Entered/Removed
a
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 Pdidikanb . Enter
a. Dependent Variable: Kinerja
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .452a .204 .184 9.974
a. Predictors: (Constant), Pdidikan
b. Dependent Variable: Kinerja
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 994.087 1 994.087 9.993 .003b
Residual 3879.474 39 99.474
Total 4873.561 40
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Pdidikan
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 117.500 7.052 16.661 .000
Pdidikan 7.620 2.410 .452 3.161 .003
a. Dependent Variable: Kinerja
Residuals Statisticsa
Minimu
m
Maximu
m
Mean Std.
Deviation
N
Predicted Value 125.12 147.98 139.24 4.985 41
Residual -29.359 21.261 .000 9.848 41
Std. Predicted
Value
-2.833 1.752 .000 1.000 41
Std. Residual -2.944 2.132 .000 .987 41
a. Dependent Variable: Kinerja
137
Correlations
Kinerja Pdidikan
Kinerja
Pearson
Correlation
1 .452**
Sig. (2-tailed) .003
N 41 41
Pdidikan
Pearson
Correlation
.452**
1
Sig. (2-tailed) .003
N 41 41
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
138
Lampiran 5.2. Korelasi Antara Kedisiplinan Kerja dengan Kinerja Guru
Regression
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 disiplinb . Enter
a. Dependent Variable: Kinerja
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .732a .535 .523 7.621
a. Predictors: (Constant), disiplin
b. Dependent Variable: Kinerja
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 2608.642 1 2608.642 44.919 .000b
Residual 2264.919 39 58.075
Total 4873.561 40
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), disiplin
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 53.013 12.921 4.103 .000
disiplin .777 .116 .732 6.702 .000
a. Dependent Variable: Kinerja
Residuals Statisticsa
Minimu
m
Maximu
m
Mean Std.
Deviation
N
Predicted Value 113.65 150.18 139.24 8.076 41
Residual -16.523 16.035 .000 7.525 41
Std. Predicted
Value
-3.170 1.355 .000 1.000 41
Std. Residual -2.168 2.104 .000 .987 41
a. Dependent Variable: Kinerja
139
Correlations
disiplin Kinerja
disiplin
Pearson Correlation 1 .732**
Sig. (2-tailed) .000
N 41 41
Kinerja
Pearson Correlation .732**
1
Sig. (2-tailed) .000
N 41 41
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
140
Lampiran 5.3. Korelasi Antara Tingkat Pendidikan dan Kedisiplinan Kerja
Secara Bersama-sama dengan Kinerja Guru
Regression
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 Pdidikan,
disiplinb
. Enter
a. Dependent Variable: Kinerja
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .763a .583 .561 7.315
a. Predictors: (Constant), Pdidikan, disiplin
b. Dependent Variable: Kinerja
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 2840.193 2 1420.096 26.539 .000b
Residual 2033.368 38 53.510
Total 4873.561 40
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Pdidikan, disiplin
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 51.057 12.438 4.105 .000
disiplin .695 .118 .654 5.874 .000
Pdidikan 3.906 1.878 .231 2.080 .044
a. Dependent Variable: Kinerja
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
N
Predicted Value 109.14 153.50 139.24 8.426 41
Residual -17.172 12.745 .000 7.130 41
Std. Predicted Value -3.573 1.691 .000 1.000 41
Std. Residual -2.347 1.742 .000 .975 41
a. Dependent Variable: Kinerja
141
Correlations
disiplin Kinerja Pdidikan
disiplin
Pearson Correlation 1 .732**
.337*
Sig. (2-tailed) .000 .031
N 41 41 41
Kinerja
Pearson Correlation .732**
1 .452**
Sig. (2-tailed) .000 .003
N 41 41 41
Pdidikan
Pearson Correlation .337* .452
** 1
Sig. (2-tailed) .031 .003
N 41 41 41
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).