korelasi kualitas tidur dengan nyeri kepala … · program pascasarjana universitas udayana...
TRANSCRIPT
![Page 1: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/1.jpg)
TESIS
KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERIKEPALA PRIMER PADA SISWA-SISWI SEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI 1 AMLAPURAKABUPATEN KARANGASEM
AGUS ANTARA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
![Page 2: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/2.jpg)
i
TESIS
KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERIKEPALA PRIMER PADA SISWA-SISWI SEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI 1 AMLAPURAKABUPATEN KARANGASEM
AGUS ANTARA
NIM : 1014068103
PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2015
![Page 3: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/3.jpg)
ii
KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERIKEPALA PRIMER PADA SISWA-SISWI SEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI 1 AMLAPURAKABUPATEN KARANGASEM
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magisterpada Program Magister, Program Studi Ilmu Biomedik
Program Pascasarjana Universitas Udayana
AGUS ANTARA
NIM : 1014068103
PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2015
![Page 4: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/4.jpg)
iii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUITANGGAL 3 PEBRUARI 2015
Pembimbing I,
dr. I Made Oka Adnyana, Sp. S (K)NIP 195610101983121001
Pembimbing II,
Dr. dr. D. P. G. Purwa Samatra, Sp. S (K)NIP 195503211983031004
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu BiomedikProgram PascasarjanaUniversitas Udayana,
Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, Sp. And, FAACSNIP 194612131971071001
DirekturProgram PascasarjanaUniversitas Udayana,
Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp. S (K)NIP 195902151985102001
![Page 5: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/5.jpg)
iv
Tesis Ini Telah Diuji pada
Tanggal 3 Maret 2015
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor
Universitas Udayana,
Penguji : dr. I Made Oka Adnyana, Sp. S (K)
Dr. dr. D. P.G. Purwa Samatra, Sp. S (K)
Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp. S (K)
Dr. dr. A. A. A. Putri Laksmidewi, Sp. S (K)
dr. I Putu Eka Widyadharma, M. Sc, Sp. S (K)
![Page 6: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/6.jpg)
v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi Kualitas Tidur
dengan Nyeri Kepala Primer pada Siswa-siswi Sekolah Menengah Negeri 1
Amlapura Kabupaten Karangasem” adalah memang benar karya asli saya dan
pernyataan ini dapat dipertanggungjawabkan di kemudian harinya.
Denpasar, 19 Pebruari 2015
Yang membuat pernyataan,
Agus Antara
![Page 7: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/7.jpg)
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena hanya atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya akhir ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan besar sehingga penulis dapat menyelesaikan Program Pendidikan
Dokter Spesialis I Neurologi dan Program Magister Program Studi Ilmu Biomedik
Program Pasca Sarjana Universitas Udayana.
Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada pembimbing karya akhir
ini, dr. I Made Oka Adnyana, Sp. S (K) dan Dr. dr. D. P. G. Purwa Samatra, Sp. S (K)
atas segala bimbingan, masukan dan saran khususnya terkait penyusunan karya akhir
ini. Kepada dr. I Putu Eka Widyadharma, M. Sc, Sp. S (K) penulis mengucapkan
terima kasih atas bantuan dan bimbingannya khususnya yang berkenaan dengan
statistik.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr.
Ketut Suastika, Sp. PD-KEMD dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Prof. Dr. dr. Putu Astawa, M. Kes, Sp. OT (K) atas ijin dan fasilitas yang diberikan
kepada penulis untuk mengikuti Pendidikan Dokter Spesialis I Ilmu Penyakit Saraf FK
UNUD/RSUP Sanglah
Ucapan terima kasih juga kepada Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp. S (K),
selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana dan kepada Prof. Dr. dr.
Wimpie Pangkahila, Sp. And., FAACS selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu
![Page 8: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/8.jpg)
vii
Biomedik Program Pascasarjana Universitas Udayana, atas ijin dan fasilitas yang
diberikan kepada penulis saat mengikuti dan menyelesaikan Pendidikan Dokter
Spesialis I Neurologi FK UNUD/RSUP Sanglah dan Program Magister Program Studi
Ilmu Biomedik Program Pasca Sarjana Universitas Udayana FK UNUD/RSUP
Sanglah.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Direktur Utama RSUP Sanglah
Denpasar dr. Anak Ayu Sri Saraswati, MARS dan mantan Direktur Utama RSUP
Sanglah Denpasar, dr.Wayan Sutarga, MPHM atas ijin, tempat dan fasilitas yang
sudah diberikan. Terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Ketua TKP
PPDS I FK UNUD/ RSUP Sanglah,dr. Nyoman Semadi, Sp. BTKV dan mantan Ketua
TKP PPDS I FK UNUD/RSUP Sanglah, dr. I Wayan Kondra, Sp. S (K) atas
kesempatan mengikuti pendidikan ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para
penguji, dr. I Made Oka Adnyana, Sp. S (K), Dr. dr. D. P. G. Purwa Samatra, Sp. S
(K), Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp. S (K), dr. I.G.N. Purna Putra, Sp. S (K) dan
Dr .dr. A. A. A. Putri Laksmidewi, Sp. S (K) atas bimbingan, saran dan koreksi dari
tahap praproposal, ujian proposal, seminar hasil penelitian, ujian hasil penelitian
hingga ujian akhir tesis.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. dr. D. P. G. Purwa Samatra, Sp. S (K)
selaku Kepala Bagian/SMF Neurologi FK UNUD/RSUP Sanglah pada periode 2006-
2014 dan dr. A. A. B. N. Nuartha Sp. S (K) selaku Kepala Bagian/SMF Neurologi FK
UNUD/RSUP Sanglah periode 2014-2019, yang telah memberikan kesempatan untuk
![Page 9: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/9.jpg)
viii
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan ini. Kepada dr. I Made Oka Adnyana, Sp. S
(K), selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis I Neurologi Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana pada saat penulis diterima sebagai PPDS neurologi
dan Dr. dr. A. A. A. Putri Laksmidewi, Sp. S (K) selaku Plt. Ketua Program Studi
Pendidikan Dokter Spesialis I Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,
atas kesempatan, fasilitas yang diberikan serta dorongan yang tiada henti kepada
penulis untuk mengikuti dan segera menyelesaikan Pendidikan Dokter Spesialis I Ilmu
Penyakit Saraf FK UNUD/RSUP Sanglah. Kepada dr. Desak Ketut Indrasari Utami,
Sp. S sebagai pembimbing akademik, penulis ucapkan terimakasih yang tak terhingga
atas segala bimbingan, didikan, nasehat, motivasi dan petunjuk yang diberikan selama
proses pendidikan.
Kepada seluruh Supervisor di Bagian/SMF Neurologi FK UNUD/RSUP Sanglah,
dr. I Wayan Kondra, Sp. S (K), dr. A. A. B. N. Nuartha, Sp. S (K), Dr. dr. D. P. G.
Purwa Samatra, Sp. S (K), dr. I. G. N. Budiarsa, Sp. S, dr. I Made Oka Adnyana, Sp. S
(K), Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp. S (K), Dr. dr. Thomas Eko Purwata, Sp. S
(K), dr. I.G.N. Purna Putra, Sp. S (K), Dr. dr. A. A. A. Putri Laksmidewi, Sp. S (K),
Dr. dr. Anna Marita G. Sinardja, Sp. S (K), dr. A. A. A. Meidiary, Sp. S, dr. I Komang
Arimbawa, Sp. S, dr. I. B. Kusuma Putra, Sp. S, dr. Desak. Ketut. Indrasari Utami, Sp.
S, dr. I Putu Eka Widyadharma, M. Sc, Sp. S (K), dr. Kumara Tini, Sp. S, FINS, dr.
Ketut Widyastuti, Sp. S, dr. Ni Made Susilawathi, Sp. S, dr. I. A. Sri Indrayani, Sp. S,
dr. Ni Putu Witari, Sp. S, dr. I. A. Sri Wijayanti, M. Biomed, Sp. S dan dr. Sri Yenni
![Page 10: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/10.jpg)
ix
Trisnawati, M. Biomed, Sp. S penulis ucapkan terima kasih tak berhingga atas segala
bimbingan dan saran selama penulis mengikuti pendidikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dr. Luh Putu Lina Kamelia, Sp. S, dr. Yosi
P. Silalahi, Sp. S, dr. Ni Putu Witari, Sp. S, dr. I Dewa Ngurah Agung Satriawan, Sp.
S, dr. Desie Yuliani, Sp. S dan dr. I Gusti Martin Widanta, M. Biomed, Sp. S yang
selalu memberi bimbingan dan dorongan semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan karya akhir ini. Terima kasih kepada semua teman sejawat PPDS-1
Neurologi FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar atas kerjasama, dorongan semangat,
dan pengertian teman-teman selama penulis mengikuti pendidikan ini, khususnya
kepada dr. I Nyoman Darsana, M. Biomed, Sp. S, dr. Bhaskoro A. W. Nugroho, dr I.
A. Sri Wijayanti, M. Biomed, Sp. S, dr. Sri Yenni Trisnawari, M. Biomed, Sp. S dan
dr. I Wayan Widyantara, M. Biomed, Sp. S. Terima kasih kepada dr. Octavianus
Darmawan, dr. Ni Made Dwita Pratiwi, dr. Ni Putu Ayu Putri Mahadewi dan dr.
Ayuna Putri Sundari atas bantuannya dalam karya akhir ini. Terima kasih kepada
tenaga administrasi Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf FK UNUD/RSUP Sanglah I
Wayan Sika Priantha, Ni Putu Oka Swardani, Ni Kadek Arie Ardhiani, Amd, Akun.,
Ni Made Febriyanti, S. E., dan Ni Wayan Ayu Sukyartini, S. E. atas kerjasama dan
bantuannya selama penulis mengikuti pendidikan.
Pada kesempatan ini secara khusus penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada seluruh siswa-siswi SMA Negeri 1 Amlapura dan Bapak Wakasek Drs. I
Nyoman Kanten atas bantuan dan kerjasamanya selama melaksanakan karya akhir ini.
![Page 11: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/11.jpg)
x
Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih yang tidak ternilai kepada kedua
orang tua tercinta I Wayan Sujana dan Ni Wayan Suasti yang selalu memberikan
kasih sayang, doa, nasehat, semangat dan dorongan. Terima kasih kepada saudara-
saudara tercinta dan seluruh keluarga besar atas doa dan bantuannya.
Penulis menyadari bahwa karya akhir ini jauh dari kata sempurna baik dari aspek
materi maupun penyajiannya, sehingga tetap mengharapkan kritik dan saran dalam
perbaikan karya akhir ini.
Terakhir penulis menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak, bila
dalam proses pendidikan maupun dalam pergaulan sehari-hari ada tutur kata dan sikap
yang kurang berkenan dihati. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih selalu
melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu
pelaksanaan dan penyelesaian karya akhir ini.
“Ilmu pengetahuan adalah antidot dari segala ketakutan”
Denpasar, Pebruari 2015
Agus Antara
![Page 12: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/12.jpg)
xi
ABSTRAK
Nyeri kepala primer (NKP) dan gangguan tidur merupakan penyakit yang sering
dijumpai pada remaja. Keduanya berhubungan secara resiprokal. Prevalesi NKP pada
remaja cukup tinggi. Beberapa faktor yang berhubungan dengan timbulnya NKP
antara lain kualitas tidur yang buruk, obesitas, depresi, kecemasan, stres dan
kelelahan. Gangguan tidur pada remaja sering dikaitkan dengan penurunan prestasi
belajar di sekolah dan rendahnya angka kelulusan siswa. Kabupaten Karangasem
menempati peringkat kedua tertinggi angka ketidaklulusan siswa dari seluruh
kabupaten/kota di Bali. Masih sedikitnya data mengenai hubungan gangguan tidur
dengan NKP khususnya di Bali melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini.
Penelitian ini merupakan analitik observasional potong lintang dengan
pengambilan sampel secara simple random sampling. Analisis deskriptif untuk
menentukan karakteristik subyek sedangkan korelasi antara kualitas tidur dengan NKP
dilakukan dengan uji koefisien kontingensi. Data dianalisis dengan program SPSS 16.0
for windows.
Sampel sebanyak 96 orang siswa ini diambil pada bulan September 2014 di SMA
Negeri 1 Amlapura didapatkan proporsi kualitas tidur buruk dan NKP yang tinggi
(71,87% dan 85,41%) sedangkan kualiatas tidur yang buruk dengan NKP berkorelasi
sedang (r = 0,421 dan p < 0,01).
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kualitas tidur buruk akan
meningkatkan kemungkinan menderita NKP.
Kata kunci : kualitas tidur, nyeri kepala primer, remaja.
![Page 13: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/13.jpg)
xii
ABSTRACT
Primary headache and sleep disturbance are common in adolescent. This two
phenomenon has resiprocal relationship. Primary headache prevalence in adolescent is
high. There are several factor related to primary headache such as: poor sleep quality,
obesity, depression, anxiety, psychological stress and fatique. Sleep disturbance in
adolescent assosiated with their low achievement and take an efect to low passing
grade in school. The rate of high school unpassing grade students in Karangasem
Regency taking second place in Bali.
There are lack of data about the correlation between sleep disturbance and primary
headache in adolescent especially in Bali. This research background is to determine
relationship between sleep quality and primary headache.
This is an observasional study with cross sectional design and use simple random
sampling. Descriptive analysis was performed to determine the correlation between
sleep quality and primary headache.
We collected data from ninety six high school students in SMA Negeri 1
Amlapura during September 2014. The reseach found that high proportion of poor
sleep quality and primary headache (71,87% and 85,41%), showing significantly
moderate positive correlation between poor sleep quality and primary headache (p
<0,01; r = 0,421)
This study showed that subject with poor sleep quality more likely suffering
primary headache.
Keyword : sleep quality, primary headache, adolescent.
![Page 14: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/14.jpg)
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DALAM...................................................................... i
PRASYARAT GELAR.................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................. iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI.............. ................................................ iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT............................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... xi
ABTRACT ..................................................................................................... xii
DAFTAR ISI.................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR SINGKATAN.................................................................................. xvii
DAFTAR TABEL............................................................................................ xx
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 7
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
1.3.1. Tujuan Umum ................................................................ 7
1.3.2. Tujuan Khusus ............................................................... 7
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... 7
1.4.1. Manfaat Akademis...................................................... .... 7
1.4.2. Manfaat Praktis............................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA.. ........................................................................ 9
2.1. Kronobiologi dan Irama Sirkadian............................................. 9
2.2. Arsitektur, Anatomi, dan Fisiologi Tidur................................... 12
2.2.1 Arsitektur tidur................................................................ 12
2.2.2 Substrat anatomi yang terlibat dalam fisiologi tidur........ 14
![Page 15: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/15.jpg)
xiv
2.3 Gangguan Tidur pada Remaja………………………………… 20
2.3.1 Prevalensi dan insidensi gangguan tidur pada remaja...... 20
2.3.2 Pola dan kualitas tidur remaja………………………….. 22
2.4 Hubungan NKP dengan Gangguan Tidur……………………... 29
2.4.1 Faktor-faktor pencetus dan prevalensi NKP pada remaja 29
2.4.2 Prevalensi gangguan tidur pada remaja penderita NKP.. 34
2.4.3 Peranan SCN dan melatonin pada patofisiologi NKP…. 37
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEP, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN ............................................................ 46
3.1. Kerangka Berpikir ................................................................... 46
3.2. Konsep Penelitian ................................................................... 48
3.3. Hipotesis Penelitian ................................................................. 48
BAB IV METODE PENELITIAN ………………………………………….. 49
4.1. Rancangan Penelitian ……………………………………….. 49
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………. 49
4.3. Ruang Lingkup Penelitian ………………………………….. 49
4.4. Penentuan Sumber Data .......................................................... 50
4.4.1. Populasi Target ............................................................. 50
4.4.2. Populasi Terjangkau ...................................................... 50
4.4.3. Kriteria Inklusi .............................................................. 50
4.4.4. Kriteria Eksklusi ........................................................ .... 50
4.5. Sampel .................................................................................. .... 51
4.5.1. Besar Sampel ................................................................ 51
4.5.2. Teknik Pengambilan Sampel .................................... .... 51
4.6. Variabel Penelitian ............................................................... .... 51
4.6.1. Identifikasi Variabel .................................................. .... 51
4.6.2. Definisi Operasional Variabel ....................................... 52
4.7. Instrumen Penelitian ................................................................. 57
4.8. Prosedur dan Alur Penelitian ................................................... 59
4.9. Analisis Data ............................................................................. 60
![Page 16: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/16.jpg)
xv
BAB V HASIL PENELITIAN ....................................................................... 61
BAB VI PEMBAHASAN................................................................................. 67
6.1 Karakteristik Subyek Penelitian ................................................ 67
6.2 Prevalensi NKP dan Kualitas Tidur Remaja ............................ 69
6.3 Korelasi Kualitas Tidur dengan NKP ....................................... 73
6.4 Korelasi Faktor-faktor lain dengan NKP.................................. 78
6.4 Limitasi dan Kelebihan Penelitian ........................................... 80
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 83
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 92
![Page 17: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/17.jpg)
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Substrat anatomi yang terlibat dalam fisiologi tidur ………… 15
2.2 Sirkuit bangun-tidur (A) ARAS yang terdiri dari jalur dorsal
dan ventral; (B) jalur inhibisi terhadap sirkuit ARAS……….. 17
2.3 Skema sirkadian manusia……………………………………. 18
2.4 Jalur yang menghubungkan retina, SCN, dan badan pineal…. 19
2.5 Struktur anatomi sistem trigeminovaskular yang terlibat
dalam patofisiologi nyeri kepala…………………………….. 34
3.1. Bagan kerangka berpikir.......................................................... 46
3.2. Bagan konsep penelitian........................................................... 48
4.1. Bagan rancangan penelitian...................................................... 49
4.2. Bagan alur penelitian................................................................ 59
![Page 18: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/18.jpg)
xvii
DAFTAR SINGKATAN
ARAS : Ascending Reticular Activating System
ATP : Adenosin Triphosphat
cAMP : cyclic Adenosin Monophosphat
BPS : Badan Pusat Statistik
CDH : Chronic Daily Headache
CGRP : Calcitonin Gene Related Peptide
CSD : Cortical Spreading Depression
DASS : Depression Anxiety Stress Scale
DMH : Dorsomedial Hypothalamic
DSM : Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder
DSP : Delayed Sleep Phase
DSPS : Delayed Sleep Phase Syndrome
EDS : Excessive Daytime Sleepiness
EEG : Elektroensefalografi
EOG : Elektrookulografi
EMG : Elektromiografi
ESS : Epworth Sleepness Scale
GABA : Gamma Aminobutyric Acid
HARS : Hamilton Anxiety Rating Scale
HPA : Hypothalamus Pituitary Adrenal
![Page 19: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/19.jpg)
xviii
ICSD : International Classification of Sleep Disorder
IL : Interleukin
IMT : Indeks massa tubuh
LC : Locus Coeruleus
LDT : Lateral Dorsal Tegmental
MSLT : Multiple Sleep Latency Test
NKK : Nyeri kepala klaster
NKP : Nyeri kepala primer
NREM : Non Rapid Eye Movement
OSA : Obstructive Sleep Apnea
PAG : Periaquductal Greymatter
PP : Pedunculopontine Tegmental
PSQI : Pittsburg Sleep Quality Index
REM : Rapid Eye Movement
NPRS : Numeric Pain Rating Scale
NREM : Non Rapid Eye Movement
SCN : Suprachiasmatic Nucleus
SD : Sleep Deprivation
SLD : Sub Lateral Dorsal
SMA : Sekolah Menengah Atas
SPDH : Skala Penilaian Pepresi Hamilton
SPZ : Subparaventrikular Zone
![Page 20: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/20.jpg)
xix
STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
SST : The Subjective Symptoms Test
SWA : Slow Wave Activity
SWS : Slow Wave Sleep
TMN : Tuberomamillary Nucleus
TNC : Trigeminal Nucleus Caudalis
TTH : Tension Type Headache
VBM : Voxel Based Morphometry
VIP : Vasoactive intestinal polypeptide
VLPAG : Ventrolateral Peri-aquaductal Graymatter
VLPO : Ventrolateral Preoptic
![Page 21: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/21.jpg)
xx
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1. Kriteria tingah laku dan fisiologi fase bangun dan tidur….. 14
2.2. Faktor-faktor yang mencetuskan NKP…………….. ……. 31
2.3. Struktur anatomi yang terlibat dalam nyeri kepala............... 32
2.4 Klasifikasi nyeri kepala yang dikaitkan dengan komponen
tidur ……………………………………………………….. 36
2.5 Beberapa peranan melatonin dalam patofisiologi nyeri
kepala ……………………………………………………… 43
5.1 Karakteristik subyek penelitian ……………………………. 61
5.2 Kualitas tidur berdasarkan jenis kelamin …………………….62
5.3 Kualitas tidur berdasarkan IMT ……………………………. 63
5.4 Proporsi NKP berdasarkan jenis kelamin ………………….. 63
5.5 Korelasi kualitas tidur dengan NKP ……………………….. 64
5.6 Korelasi faktor-faktor lain dengan NKP.............................. 65
![Page 22: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/22.jpg)
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Informasi Pasien.................................................... 92
Lampiran 2 Formulir Persetujuan Tertulis.............................. 94
Lampiran 3 Lembar Pengumpulan Data................................. 95
Lampiran 4 Hasil Penelitian.................................................... 104
![Page 23: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/23.jpg)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nyeri kepala primer (NKP) dan gangguan tidur merupakan dua fenomena yang
sering dialami oleh segala usia dalam praktik sehari-hari.
Gangguan tidur dan nyeri kronik, salah satunya nyeri kepala, telah lama
mendapatkan perhatian. Kedua hal tersebut berhubungan secara resiprokal. Nyeri
kepala dapat timbul karena pola tidur yang tidak sehat, sedangkan gangguan tidur bisa
terjadi karena nyeri kepala (Doufas dkk., 2012).
Data prevalensi NKP di Indonesia menunjukkan bahwa NKP merupakan salah
satu keluhan tersering yang dialami di praktik klinik. Adapun pengamatan terhadap
jenis penyakit pasien yang berobat jalan di praktik klinik selama tahun 2003, nyeri
kepala menduduki tempat teratas dengan proporsi sekitar 42% dari seluruh pasien
neurologi (Sjahrir, 2009).
Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 sebanyak 237,6 juta jiwa dengan 26,67%
di antaranya adalah remaja. Sedangkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
tahun 2010 di daerah Bali sendiri jumlah penduduk remaja adalah sekitar 611,033 dari
3.890.757 juta jiwa (atau sekitar 15,70%). Kabupaten Karangasem merupakan
kabupaten dengan luas daerah nomor 3 di Bali memiliki penduduk 408,7 ribu jiwa.
Besarnya penduduk remaja akan berpengaruh pada pembanguan dari aspek sosial,
ekonomi maupun demografi saat ini dan yang akan mendatang. Remaja perlu
mendapat perhatian serius karena remaja masuk dalam usia sekolah dan usia kerja dan
![Page 24: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/24.jpg)
2
berisiko terhadap masalah-masalah kesehatan dan sosial (BPS, 2010; Wahyuni dan
Rahmadewi, 2011).
Masalah kesehatan yang sering dialami remaja adalah nyeri kepala. Pada
penelitian internasional berbasis populasi anak dan remaja melaporkan tingginya
prevalensi nyeri kepala pada golongan tersebut yaitu berkisar antara 23-51%.
Tingginya prevalensi nyeri kepala pada remaja tentunya berimbas pada kehidupan
remaja tersebut dan pada akhirnya menurunkan kualitas hidup mereka yang salah
satunya dapat dinilai melalui penurunan prestasi di sekolah (Falafigna, dkk.,
2010;King dkk., 2011).
Lewis (2002) melakukan penelitian epidemiologi terhadap 9000 orang anak-anak
dan remaja, mendapatkan prevalensi nyeri kepala anak usia 7 tahun sekitar 37%-51%
dan prevalensi pada remaja usia 15 tahun berkisar 57%-82%.
Suatu penelitian observasional mengenai chronic daily headache (CDH) di
Kanada terhadap 70 orang remaja laki-laki dan perempuan berusia kurang dari 18
tahun mendapatkan hasil bahwa 77% peserta penelitian mengalami rekurensi nyeri
kepala sebelum berkembang menjadi CDH. Migren dan tension tipe headache (TTH)
kronik merupakan 2 jenis NKP terbanyak diderita pada penelitian tersebut (Seshia
dkk, 2008).
Penelitian mengenai nyeri kepala pada usia remaja yang dilakukan di Medan oleh
Sjahrir dan Nasution (2003) terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara mendapatkan hasil perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki
(88% dan 78%).
![Page 25: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/25.jpg)
3
Prevalensi migren mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) di Bali
adalah 23,7%, lebih tinggi daripada prevalensi nyeri kepala pada populasi umum
(Adnyana, 2012).
Nyeri kepala primer pada remaja dapat bersifat kronik dan berkaitan dengan
keluaran yang tidak menguntungkan. Suatu studi kohort yang dilakukan terhadap 103
subyek dengan waktu pengamatan selama 8 tahun menyimpulkan bahwa remaja yang
mengalami perubahan menjadi CDH memiliki skor disabilitas lebih tinggi (Wang
dkk., 2009).
Penelitian di Denmark memberikan gambaran mengenai faktor-faktor yang
mencetuskan migren dan TTH dianta awitan umur, menstruasi, kehamilan,
penggunaan obat-obat kontrasepsi hormonal, gaya hidup yang mencakup aktivitas
fisik, merokok, konsumsi kopi, alkohol, stres mental dan pola tidur. Pada penelitian
tersebut stres mental, konsumsi alkohol dan pola tidur berkorelasi sangat signifikan
dengan timbulnya migren dan TTH. Sedangkan studi di Brazil pada 200 orang
responden yang mengalami kekambuhan migren, sekitar 81% responden memiliki
masalah tidur (Rassmusen, 1993; Fukui dkk., 2008).
Tidur merupakan salah satu kebutuhan fisiologis bagi manusia. Tidur yang tidak
adekuat dan berkualitas buruk dapat menyebabkan gangguan keseimbangan fisiologis
dan psikologis (Craven dan Hirnle, 2000).
Dampak fisiologis dan psikologis yang muncul akibat buruknya kualitas tidur
meliputi penurunan aktivitas sehari-hari, kelelahan, respon motorik terganggu,
penurunan daya tahan tubuh, stres, depresi dan cemas (Moldolfsky, 2001).
![Page 26: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/26.jpg)
4
Gangguan tidur telah lama dikaitkan dengan nyeri, termasuk nyeri kepala. Namun
demikian belum banyak penelitian yang memberikan informasi mengenai prevalensi
gangguan tidur pada penderita NKP (Houle dkk., 2012).
Sancisi dkk. (2010) melakukan penelitian kasus kontrol terhadap 105 pasien
dengan NKP episodik, mendapatkan prevalensi gangguan tidur terutama insomnia
cukup tinggi pada penderita nyeri kepala tersebut.
Beberapa penelitian telah memberikan informasi yang mendukung hubungan
antara gangguan tidur dan nyeri kepala pada populasi umum. Namun penelitian yang
memberikan informasi mengenai hubungan gangguan tidur dengan NKP pada
populasi remaja masih terbatas.
Tidur yang tidak adekuat merupakan masalah kompleks yang dialami oleh remaja.
Tidur yang tidak adekuat meliputi berkurangnya durasi tidur, kualitas dan konsistensi
tidur yang rendah. Berdasarkan penelitian mengenai kecukupan tidur pada anak dan
remaja, waktu tidur yang adekuat untuk usia remaja adalah sekitar 9-10 jam tiap
malamnya untuk mendapatkan fungsi optimal kemampuan mereka di sekolah, regulasi
mood, proses kognitif meliputi ketangkasan reaksi dan atensi, dan kesehatan secara
menyeluruh (Moran dan Everhart, 2012).
Dampak dari tidur yang tidak adekuat apabila berlangsung terus menerus dapat
menurunkan prestasi belajar dan angka kelulusan remaja di sekolah.
Berdasarkan data ujian akhir nasional dari Disdikpora pada tahun 2014,
Kabupaten Karangasem menempati peringkat kedua setelah Kabupaten Buleleng
untuk angka ketidaklulusan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Bali, yaitu 16%.
![Page 27: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/27.jpg)
5
Faktor psikososial pada pubertas merupakan stresor eksternal yang mempengaruhi
kehidupan usia remaja misalnya meningkatnya keinginan untuk mandiri, tanggung
jawab akademik dan meningkatnya aktivitas sosial pada remaja menyebabkan
pengurangan durasi tidur. Secara internal, terjadi pula perubahan biologis yang
mempengaruhi durasi tidur remaja. Keterlambatan fase sirkadian selama
perkembangan usia remaja menyebabkan memanjangnya latensi tidur remaja
(Carskadon dkk., 1998; Moran dan Everhart, 2012).
Inkonsistensi dan pengurangan durasi tidur pada remaja mengakibatkan gangguan
sosial, pekerjaan dan fungsi lain sehingga dapat digolongkan sebagai suatu Delayed
Sleep Phase Syndrome (DSPS) yang tergolong gangguan irama sirkadian menurut
International Classification of Sleep Disorder (ICSD-Revised). Akibat durasi tidur
tidak adekuat dan kualitas tidur buruk menyebabkan berbagai efek yang beragam
mulai dari kantuk, berkurangnya kewaspadaan dan kesulitan untuk mempertahankan
perhatian, kapabilitas kognitif menurun khususnya untuk melakukan aktivitas yang
kompleks. Beberapa penelitian mengatakan menurunnya fungsi ekskutif terjadi pada
remaja yang lebih sering mengalami kantuk. Pembatasan durasi tidur dan buruknya
kualitas tidur yang kronik dapat berpengaruh buruk pada kesehatan remaja secara
menyeluruh selain dampaknya pada fungsi kognitif (El Gendy dkk., 2009; Moran dan
Everhart, 2012).
Nyeri kepala dan gangguan tidur sering terjadi pada usia remaja dan bisa muncul
bersamaan pada satu individu. Nyeri kepala bisa timbul saat tidur, setelah tidur dan
diduga berhubungan dengan beragam fase tidur. Penelitian di Italia, seperti yang
![Page 28: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/28.jpg)
6
dikutip oleh Linawaty dkk. (2013) menunjukkan anak-anak dan remaja dengan migren
diketahui memiliki kualitas tidur yang lebih buruk dibandingkan dengan anak-anak
dan remaja yang tidak menderita migren. Hubungan antara kedua fenomena ini
membuat beberapa peneliti mengajukan hipotesis peranan faktor kronobiologis pada
nyeri kepala khususnya migren. Keterlibatan hipotalamus diduga sangat berperanan
dalam hubungan keduanya. Serangan migren dapat berpola sesuai dengan perubahan
waktu sirkadian. Hal tersebut yang melandasi kemungkinan keterlibatan mekanisme
kronobiologi pada migren.
Beberapa indeks pengukuran telah digunakan untuk menilai kualitas tidur pada
berbagai kelompok populasi. Salah satu indeks pengukur kualitas tidur yang lazim
digunakan adalah The Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) dengan pemeriksaan 7
komponen tidur yaitu latensi, durasi, kualitas, efisiensi kebiasaan tidur, gangguan
tidur, penggunaan obat tidur, dan gangguan fungsi tubuh di siang hari. Instrumen ini
mengukur kualitas tidur secara subyektif dan memberikan dua keluaran yaitu kualitas
tidur baik ataupun buruk (Buysse, 1989).
Berdasarkan data yang telah disebutkan sebelumnya, maka perlunya dilakukan
suatu penelitian untuk mencari masalah kesehatan yang mungkin bisa menjadi salah
satu faktor yang berkaitan dengan menurunnya prestasi belajar remaja di daerah
Karangasem. Terlebih lagi, daerah Bali, khususnya Karangasem, belum memiliki data
mengenai masalah kesehatan pada remaja. Tingginya prevalensi nyeri kepala dan
gangguan tidur pada remaja serta kurangnya penelitian yang memberikan informasi
![Page 29: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/29.jpg)
7
mengenai hubungan tidur dengan nyeri kepala primer melatarbelakangi dilakukannya
penelitian ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1.2.1 Apakah terdapat korelasi antara kualitas tidur dengan NKP pada remaja?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui adanya korelasi kualitas tidur dengan NKP pada remaja
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui proporsi NKP siswa-siswi SMA Negeri 1 Amlapura
2. Mengetahui proporsi kualitas tidur siswa-siswi SMA Negeri1 Amlapura
3. Mengetahui korelasi kualitas tidur dengan NKP siswa-siswi SMA Negeri 1
Amlapura
4. Mengetahui korelasi faktor-faktor lain dengan NKP siswa-siswi SMA Negeri 1
Amlapura
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dasar proporsi kualitas tidur dan
NKP pada remaja serta korelasi antara keduanya sehingga dapat diketahui besarnya
masalah untuk pengembangan penelitian di masa yang akan datang.
![Page 30: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/30.jpg)
8
1.4.2 Manfaat praktis
Dengan mengetahui adanya korelasi antara kualitas tidur dan faktor-faktor lain
dengan NKP pada remaja diharapkan dapat membantu tenaga kesehatan khususnya
dokter dalam menangani NKP yang berhubungan dengan masalah tidur dengan jalan
memberikan informasi kepada remaja mengenai pola tidur yang baik. Dalam bidang
pendidikan dapat dipakai sebagai sumber data dalam rangka meningkatkan prestasi
belajar siswa.
![Page 31: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/31.jpg)
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kronobiologi dan Irama Sirkadian
Setiap makhluk hidup, termasuk manusia, memiliki mekanisme jam biologis.
Irama biologis tidak hanya meliputi waktu istirahat dan waktu beraktifitas makhluk
hidup tersebut, namun kehidupan itu sendiri merupakan proses fisiologi dan ritme
biologis memainkan peranan penting dalam proses tersebut (Bohm, 2012).
Kronobiologi menjelaskan mengenai ritme biologi dan meliputi irama atau siklus
tahunan, siklus lunar atau 29,5 hari, harian, ataupun siklus yang berulang di bawah 24
jam. Tubuh manusia memiliki kemampuan internal mengukur waktu dalam tubuh.
Sistem sirkadian ini terorganisasi secara pola hirarki dan pacemaker sentral yang
mensinkronisasi osilator sirkadian seluler pada badan-badan sel paling perifer. Jam
biologis ini meliputi pengaturan irama fungsi-fungsi tubuh seperti tekanan darah,
kadar hormonal, temperatur tubuh, dan tentu saja siklus bangun tidur. Osilator
sirkadian terdiri dari kurang lebih 20.000 neuron-neuron jam biologis/clock neurons
yang terletak di suprachiasmatic nucleus (SCN) daerah ventrolateral. Nukleus ini
merupakan “master clock” dalam tubuh manusia yang berlokasi secara bilateral di
bagian anterior hipotalamus, di atas kiasma optikum. Bila terjadi kerusakan pada SCN
maka irama sirkadian bangun tidur menjadi tidak teratur lagi (Mahdi dkk, 2011;
Bohm, 2012).
Selain berfungsi sebagai pengatur fungsi-fungsi fisiologis, SCN juga berperanan
penting dalam mensinkronisasi tubuh dengan waktu eksternal, memberikan respon
![Page 32: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/32.jpg)
10
terhadap “zeitgeber” utama, yaitu matahari, yang silih berganti dengan keadaan gelap.
Setiap manusia memiliki waktu tersendiri dimana waktu sirkadian endogen mengalami
sinkronisasi dengan waktu harian yaitu selama 24 jam. Hal ini disebut sebagai
kronotipe dan dipengaruhi oleh faktor genetik serta keadaan karakteristik individu,
misalnya umur dan jenis kelamin. Penting untuk diketahui bahwa kronotipe masing-
masing individu menentukan durasi tidur seseorang, sehingga sering didapati orang
dengan waktu tidur lama atau sebaliknya. Siklus gelap terang, irama biologis tubuh,
dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap kronotipe seseorang (Bohm, 2012).
Fungsi sistem waktu sirkadian adalah untuk mengkoordinasikan mekanisme
humoral, fisiologis, dan tingkah laku tidur-bangun. Regulasi ini dimodulasi oleh 2
faktor yang saling bertolak belakang, yaitu : (1) drive homeostatik untuk tidur yang
meningkatkan kecenderungan untuk mengantuk dan (2) irama sirkadian yang
mempromosikan status terjaga (wakefulness). Faktor sirkadian berarti variasi fisiologis
dalam hal tidur-bangun (waktu, durasi, dan karakteristik lain) menurut siklus tertentu
seharian. Pada pagi hari setelah bangun pagi, drive homeostatik untuk tidur, secara
nyata menjadi sangat rendah bahkan nol, keluaran SCN rendah seperti yang terlihat
dalam rekaman intracerebral firing rate. Drive homeostatik secara gradual meningkat
sepanjang hari dan perkembangannya dihambat oleh meningkatnya output SCN. Saat
pagi, drive homeostatik yang mulai menurun dibatasi oleh pengaruh circadian arousal
yang menyebabkan kita terbangun. Terdapat dua periode yang sangat rentan untuk
mengantuk yaitu jam 2 dini hari hingga jam 6 pagi dan jam 2 siang hingga jam 6 sore.
Periode yang pertama jauh lebih kuat daripada yang kedua (Chokroverty, 2010).
![Page 33: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/33.jpg)
11
Cahaya mempengaruhi tubuh untuk memproduksi berbagai substansi yang erat
kaitannya dengan dengan pola sirkadian tubuh seperti misalnya kortisol, serotonin,
dan terutama melatonin. Kortisol adalah hormon penanda stres yang produksinya
mengikuti irama sirkadian. Kortisol meningkat saat pagi hari dan menurun di malam
hari. Namun dengan adanya perubahan fungsi aksis hypothalamus-pituitary-adrenal
(HPA) berpengaruh terhadap produksi kortisol. Pada beberapa keadaan gangguan
aksis HPA, misalnya fibromialgia produksi kortisol diurnal cenderung tidak
mengalami peningkatan namun terjadi lonjakan kadar kortisol pada malam harinya.
Sedangkan pada sleep deprivation (SD) juga terjadi perubahan kadar kortisol. Kadar
kortisol meningkat secara perlahan sepanjang paruh kedua tidur dengan kenaikan
tajam sebelum waktu bangun fisiologis (Mahdi dkk, 2011, Bohm, 2012).
Beberapa sitokin dihasilkan secara konsisten mengikuti irama diurnal dengan
kadar puncak sepanjang malam terutama saat dini hari, saat dimana kadar kortisol
terendah dan melatonin dalam kadar tertinggi. Interleukin (IL)-6 merupakan sitokin
proinflamasi yang kadarnya meningkat pada orang-orang dengan kualitas tidur yang
buruk. Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan aktivitas inflamasi melalui
reaktivasi stres. Gangguan fungsi aksis HPA menyebabkan peningkatann kadar IL-6.
Sleep deprivation yang terjadi selama 36 jam meningkatkan kadar IL-6. Peningkatan
kadar sitokin ini diduga berhubungan dengan kondisi mengantuk dan kelelahan setelah
SD (Mahdi dkk, 2011; Prather dkk., 2014).
Produksi melatonin biasanya terjadi di malam hari (secara subyektif). Produksi
melatonin mengaktivasi hipotalamus yang pada akhirnya menyebabkan penurunan
![Page 34: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/34.jpg)
12
histamin dan oreksin, dua substansi yang meningkatkan kewaspadaan. Melatonin
merupakan mediator antara stimulus cahaya eksternal dengan adaptasi fisilogis tubuh
sepanjang siang dan malam dan memfasilitasi kecenderungan untuk tidur yang
meningkat saat malam dan menurun di kala siang hari (Mahdi dkk, 2011).
Kronotipe remaja adalah cenderung terlambat untuk memulai tidur. Remaja yang
berumur 12 tahunan, yang memulai awitan akil balik, mulai mengalami keterlambatan
fase tidur dan akan mencapai puncak keterlambatan saat berumur 20 tahun.
Roennerberg dan Kuehnle (2004) memperkirakan perubahan irama internal ini sebagai
suatu “marker biologis pertama yang menunjukkan akhir fase remaja”. Remaja
perempuan cenderung mengalami puncak keterlambatan tidur saat berusia sekitar 19,
5 tahun, sedangkan remaja laki-laki saat umur 20, 9 tahun. Keterlambaan fase tidur
laki-laki dibandng wanita akan berlangsung hingga umur 50 tahunan.
2.2 Arsitektur, Anatomi dan Fisiologi Tidur
2.2.1 Arsitektur tidur
Tidur merupakan proses aktif, repetitif, dan reversibel yang dibutuhkan oleh
berbagai fungsi seperti misalnya untuk perbaikan dan pertumbuhan, konsolidasi
memori, dan proses restoratif. Proses tingkah laku (behavioral), fisiologi, dan
neurokognitif terlibat dalam tidur, seperti halnya pula fungsi imunologis (Curcio dkk,
2006; Lange dan Born, 2011).
Pada saat tidur terdapat pergeseran antara keseimbangan sintesis dan degradasi
protein, yang lebih bergeser ke arah proses sintesis. Sintesis protein otak, asam nukleat
![Page 35: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/35.jpg)
13
di seluruh tubuh, dan sintesis adenosin triphosphate (ATP) mencapai tingkat yang
lebih tinggi pada saat tidur (Lumbantobing, 2008).
Mitosis sel aktif, termasuk ginjal, usus, dan kulit terjadi secara aktif saat tidur.
Hormon anabolik (hormon pertumbuhan, kortikosteroid, gonadotropin) lebih banyak
dijumpai saat tidur (Lumbantobing, 2008).
Berdasarkan tiga rekaman fisiologis yang dilakukan sewaktu tidur, yaitu
elektroensefalografi (EEG), elektrookulografi (EOG), dan elektromiografi (EMG),
tidur dibagi menjadi 2 tahapan nyata yang berlangsung sesuai dengan pola siklus,
yaitu :
1. Tidur Non- Rapid Eye Movement (REM), dibagi menjadi 4 stadium, yaitu :
- Tingkat 1 (tidur ringan)
- Tingkat 2 (tidur terkonsolidasi)
- Tingkat 3 dan 4 (tidur dalam atau tidur gelombang lambat)
2. Tidur REM
Siklus akan berulang sebanyak 4-6 kali tiap tidur secara normal pada orang
dewasa, dan setiap siklus berlangsung sekitar 90-110 menit (Lumbantobing, 2008;
Chokroverty, 2010).
Pada manusia dewasa sepertiga bagian awal tidur didominasi oleh tidur
gelombang lambat atau slow wave sleep (SWS) sedangkan sepertiga bagian akhir tidur
didominasi oleh tidur REM. Tidur NREM berlangsung sekitar 75%-80 % dari setiap
waktu tidur pada orang dewasa dan dibagi menjadi 4 stadium, stadium 1-4 sesuai
dengan kriteria manual skoring tradisional Rechtschaffen dan Kales (R-K). Sedangkan
![Page 36: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/36.jpg)
14
berdasarkan rekaman EEG, stadium tidur dibagi menjadi 3, yaitu N1, N2 dan N3.
Waktu tidur REM berkisar antara 20%-25% dari total waktu tidur keseluruhan.
Petanda spesifik tidur REM adalah adanya gerakan mata cepat ke segala arah dan
ketiadaan aktivitas otot yang dapat direkam oleh EMG (Chokroverty, 2010).
Tabel 2.1 berikut ini menunjukkan kriteria spesifik tingkah laku dan fisiologi
yang terjadi sepanjang fase terjaga, tidur NREM, dan REM.
Tabel 2.1Kriteria tingah laku dan fisiologi fase bangun tidur (Chokroverty, 2010)
Kriteria Fase bangun Tidur NREM Tidur REMPosturMobilitas
Respon terhadapstimulasiTingkatkewaspadaanKelopak mataGerakan mata
EEG
EMG (tonus otot)EOG
Berdiri, dudukNormal
Normal
Waspada
TerbukaWaking eyemovementGelombang alfa,desinkronisasiNormalWaking eyemovement
BerbaringPostural shift,immobileMenurun
Tidak sadar tapireversibelTertutupSlow rolling eyemovementSinkronisasi
Sedikit menurunSlow rolling eyemovement
BerbaringImmobile,myoclonic jerksMenurun, bahkantidak beresponTidak sadar tapireversibelTertutupRapid eyemovementThetha, saw toothwaveDesinkronisasiMenurun bahkantidak ada,Rapid eyemovement
2.2.2 Substrat anatomi yang terlibat dalam fisiologi tidur
Temuan-temuan genetik terbaru mengindikasikan bahwa mekanisme
molekulerlah yang mengontrol irama sirkadian dan mengatur stadium tidur
terkonservasi secara filogenetik. Gangguan tidur dalam jangka lama mempengaruhi
pengaturan temperatur tubuh, metabolisme, dan fungsi imunologi. Pada susunan saraf
![Page 37: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/37.jpg)
15
manusia, instruksi genetik diekspresikan secara progresif pada level transkripsi
genetik yang lebih tinggi, sintesis protein, dan hubungan dinamis antar bagian
neuronal subkortikal yang terlibat dalam membentuk substrat anatomi tidur seperti
yang dijelaskan oleh gambar dibawah ini (Pace-Schott dan Hobson, 2002).
Gambar 2.1 Substrat anatomi yang terlibat dalam fisiologi tidur (Pace-Schott danHobson, 2002).
Jam sirkadian molekuler secara genetik diekspresikan oleh 20.000 sel-sel SCN
yang berlokasi secara bilateral di hipotalamus, tepat di atas kiasma optikum. Sel-sel
tersebut mengandung mekanisme “master clock” yang mengatur ritme fisiologis tubuh
terhadap siklus siang malam selama 24 jam (Pace-Schott dan Hobson, 2002).
Setelah demikian lama ditemukannya sirkadian spesifik dan mekanisme kontrol
bangun-tidur, ternyata mekanisme irama biologis juga melibatkan struktur lain selain
15
manusia, instruksi genetik diekspresikan secara progresif pada level transkripsi
genetik yang lebih tinggi, sintesis protein, dan hubungan dinamis antar bagian
neuronal subkortikal yang terlibat dalam membentuk substrat anatomi tidur seperti
yang dijelaskan oleh gambar dibawah ini (Pace-Schott dan Hobson, 2002).
Gambar 2.1 Substrat anatomi yang terlibat dalam fisiologi tidur (Pace-Schott danHobson, 2002).
Jam sirkadian molekuler secara genetik diekspresikan oleh 20.000 sel-sel SCN
yang berlokasi secara bilateral di hipotalamus, tepat di atas kiasma optikum. Sel-sel
tersebut mengandung mekanisme “master clock” yang mengatur ritme fisiologis tubuh
terhadap siklus siang malam selama 24 jam (Pace-Schott dan Hobson, 2002).
Setelah demikian lama ditemukannya sirkadian spesifik dan mekanisme kontrol
bangun-tidur, ternyata mekanisme irama biologis juga melibatkan struktur lain selain
15
manusia, instruksi genetik diekspresikan secara progresif pada level transkripsi
genetik yang lebih tinggi, sintesis protein, dan hubungan dinamis antar bagian
neuronal subkortikal yang terlibat dalam membentuk substrat anatomi tidur seperti
yang dijelaskan oleh gambar dibawah ini (Pace-Schott dan Hobson, 2002).
Gambar 2.1 Substrat anatomi yang terlibat dalam fisiologi tidur (Pace-Schott danHobson, 2002).
Jam sirkadian molekuler secara genetik diekspresikan oleh 20.000 sel-sel SCN
yang berlokasi secara bilateral di hipotalamus, tepat di atas kiasma optikum. Sel-sel
tersebut mengandung mekanisme “master clock” yang mengatur ritme fisiologis tubuh
terhadap siklus siang malam selama 24 jam (Pace-Schott dan Hobson, 2002).
Setelah demikian lama ditemukannya sirkadian spesifik dan mekanisme kontrol
bangun-tidur, ternyata mekanisme irama biologis juga melibatkan struktur lain selain
![Page 38: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/38.jpg)
16
selain SCN yang berlokasi dekat dengan nukleus tersebut. Struktur tersebut antara lain
nukleus paraventrikular pada subparaventrikular zone (SPZ), daerah hipotalamus yang
menerima sejumlah besar proyeksi dari SCN, dan nukleus dorsomedial hypothalamic
(DMH) yang menerima proyeksi dari SPZ (Pace-Schott dan Hobson, 2002).
Substrat neuanatomi tidur dan fisiologi bangun tidur terdiri dari mekanisme
kompleks yaitu jalur aktivasi dan inhibisi yang bersifat umpan balik antara berbagai
pusat yang terletak di rostral batang otak dan korteks seperti yang dijelaskan pada
gambar 2.2 di bawah. Mekanisme bangun tidur dimediasi oleh ascending reticular
activating system (ARAS) dan jalur inhibisinya yang berproyeksi melalui nukleus-
nukleus formasio retikularis batang otak dan rostral batang otak ke talamus dan basal
forebrain (BF). Terdapat dua jalur proyeksi yang terlibat dalam mekanisme tersebut.
Jalur pertama melalui bagian dorsal, yaitu neuron-neuron kolinergik pedunculopontine
tegmental atau lateral dorsal tegmental (PPT/LDT) yang mengeksitasi neuron-neuron
retikular dan talamokortikal. Jalur kedua adalah melalui bagian ventral yang meliputi
hipotalamus dan BF. Proyeksi jalur tersebut bermula dari nukleus locus coeruleus
(LC) yang bersifat noradrenergik, nukleus rafe dorsalis yang bersifat serotonergik,
nukleus di daerah ventral periaquductal greymatter (PAG) yang bersifat
dopaminergik, tuberomamillary nucleus (TMN) yang bersifat histaminergik, serta
hipotalamus bagian lateral yang menghasilkan oreksin dan melanin-concentrating
hormone. Kelompok neuron-neuron tersebut lebih aktif saat fase bangun dibandingkan
tidur non-REM dan tidak menunjukkan aktivitas selama tidur REM (gambar 2.2 A)
![Page 39: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/39.jpg)
17
Ventrolateral preoptic nucleus (VLPO) diperkirakan berperanan dalam sirkuit
inhibisi ARAS. Mekanisme inhibisi oleh nukleus preoptik dan aktivasi oleh ARAS
disebut “flip-flop switch design”. Sistem ini secara indirek distabilisasi oleh neuron-
neuron oreksin dan neuron yang mengandung melanin-concentrating hormone di
daerah lateral hipotalamus, yang mencegah mekanisme aktivasi/inhibisi secara
spontan, seperti halnya pada kondisi narkolepsi. Neuron-neuron VLPO yang aktif saat
tidur tersebut menghasilkan neurotransmiter inhibisi gamma-aminobutyric acid
(GABA) dan galanin (gambar 2.2 B) (Saper dkk., 2005, Fuller dkk., 2006).
Gambar 2.2 Sirkuit bangun-tidur; (A) ARAS yang terdiri dari jalur dorsaldan ventral, (B) jalur inhibisi terhadap sirkuit ARAS (Fullerdkk., 2006)
Lesi eksitotoksik pada SPZ menyebabkan gangguan irama sirkadian tidur,
aktivitas lokomotor dan temperatur tubuh. Proyeksi SPZ adalah pada VLPO yang
berperan dalam regulasi tidur NREM. Target proyeksi SPZ yang lain adalah DMH
yang mengandung banyak neuron oreksin, yang pada akhirnya berproyeksi menuju
![Page 40: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/40.jpg)
18
VLPO. Lesi pada daerah DMH menyebabkan penurunan amplitudo sirkadian dan
temperatur tubuh pada binatang coba. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa terdapat
hubungan daerah tersebut dengan SCN. Terdapat aliran impuls transinaptik retrograd
yang menunjukkan adanya proyeksi indirek dari SCN melalui DMH. Proyeksi ini
kemudian diteruskan ke nukleus VLPO di hipotalamus kemudian ke nukleus
noradrenergik di LC. Oreksin meningkat pada aktivitas LC (Pace-Schott dan Hobson,
2002).
Gambar 2.3 dan 2.4 di bawah ini menunjukkan skema sirkadian manusia saat
siang dan malam dan jalur yang terlibat dalam pengontrolan bangun-tidur mulai dari
retina ke hipotalamus (traktus retinohipotalamus).
Gambar 2.3 Skema sirkadian manusia (Culebras dkk., 2007)
Serat-serat saraf retinal postgalionik membentuk traktus retinohipotalamik menuju
ke SCN. Kemudian ke ganglion servikalis superior yang akhirnya mencapai badan
![Page 41: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/41.jpg)
19
pineal. Sistem neuronal di retina distimulasi oleh situasi gelap dan dapat diinhibisi
oleh cahaya (Culebras dkk., 2007).
Gambar 2.4 Jalur yang menghubungkan retina, SCN dan badan pineal(Shneerson, 2005)
Impuls lainnya dari sel ganglion retina mencapai daerah pretektum, kolikulus
superior, dan SPZ. Nukleus kolinergik PPT atau LDT juga berproyeksi ke SCN. Jalur
ini dipengaruhi oleh melatonin yang menginhibisi aktivitas SCN dan menyebabkan
tidur (Shneerson, 2005).
Aktivasi reseptor α-1 dan β-1 adrenergik di badan pineal meningkatkan
konsentrasi cyclic adhenosin monophosphat (c-AMP) dan kalsium serta mengaktivasi
arylalkilamine N-acetyltransferase yang mengawali sintesis dan produksi melatonin.
Irama harian sekresi melatonin dikontrol oleh “master pacemaker” endogen yang
berlokasi di SCN. Gambar 2.3 juga menjelaskan hubungan temporal antara aktivitas
SCN dengan sekresi melatonin dalam periode 24 jam (Culebras dkk., 2007).
19
pineal. Sistem neuronal di retina distimulasi oleh situasi gelap dan dapat diinhibisi
oleh cahaya (Culebras dkk., 2007).
Gambar 2.4 Jalur yang menghubungkan retina, SCN dan badan pineal(Shneerson, 2005)
Impuls lainnya dari sel ganglion retina mencapai daerah pretektum, kolikulus
superior, dan SPZ. Nukleus kolinergik PPT atau LDT juga berproyeksi ke SCN. Jalur
ini dipengaruhi oleh melatonin yang menginhibisi aktivitas SCN dan menyebabkan
tidur (Shneerson, 2005).
Aktivasi reseptor α-1 dan β-1 adrenergik di badan pineal meningkatkan
konsentrasi cyclic adhenosin monophosphat (c-AMP) dan kalsium serta mengaktivasi
arylalkilamine N-acetyltransferase yang mengawali sintesis dan produksi melatonin.
Irama harian sekresi melatonin dikontrol oleh “master pacemaker” endogen yang
berlokasi di SCN. Gambar 2.3 juga menjelaskan hubungan temporal antara aktivitas
SCN dengan sekresi melatonin dalam periode 24 jam (Culebras dkk., 2007).
19
pineal. Sistem neuronal di retina distimulasi oleh situasi gelap dan dapat diinhibisi
oleh cahaya (Culebras dkk., 2007).
Gambar 2.4 Jalur yang menghubungkan retina, SCN dan badan pineal(Shneerson, 2005)
Impuls lainnya dari sel ganglion retina mencapai daerah pretektum, kolikulus
superior, dan SPZ. Nukleus kolinergik PPT atau LDT juga berproyeksi ke SCN. Jalur
ini dipengaruhi oleh melatonin yang menginhibisi aktivitas SCN dan menyebabkan
tidur (Shneerson, 2005).
Aktivasi reseptor α-1 dan β-1 adrenergik di badan pineal meningkatkan
konsentrasi cyclic adhenosin monophosphat (c-AMP) dan kalsium serta mengaktivasi
arylalkilamine N-acetyltransferase yang mengawali sintesis dan produksi melatonin.
Irama harian sekresi melatonin dikontrol oleh “master pacemaker” endogen yang
berlokasi di SCN. Gambar 2.3 juga menjelaskan hubungan temporal antara aktivitas
SCN dengan sekresi melatonin dalam periode 24 jam (Culebras dkk., 2007).
![Page 42: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/42.jpg)
20
Substrat neuroanatomi tidur REM dan NREM berlokasi pada bagian susunan saraf
pusat yang berbeda. Tidak ada pemisahan antara keduanya dengan pusat pengaturan
bangun tidur, namun kedua fase tidur ini dihasilkan oleh perubahan pada sistem
interkoneksi neuronal yang dimodulasi oleh neurotransmiter dan neuromodulator.
Substrat neuroanatomi tidur REM diperkirakan adalah pada area kecil di tegmentum
pontin dorsolateral yaitu sublaterodorsal (SLD) yang berhubungan dengan dorsal
subcoeruleus atau perilocus coeruleus alpha. Selama tidur NREM dan fase terjaga,
neuron pada SLD akan diinhibisi (hiperpolarisasi) oleh input GABA-ergik dari neuron
REM-off GABA-ergik REM yang berlokasi di SLD, mesensefalon dan nukleus
retikularis pontin, serta ventrolateral periaquaductal graymatter (VLPAG) seperti
halnya dengan neuron REM-off monoaminergik. Neuron-neuron GABA-ergik dan
glutaminergik memainkan peranan penting dalam tidur REM. Neuron GABA-ergik
bertanggung jawab terhadap inaktivasi neuron monoaminergik selama tidur REM.
Neuron kolinergik tidak memainkan peranan dalam aktivasi REM (Chokroverty,
2010).
2.3 Gangguan Tidur pada Remaja
2.3.1 Prevalensi dan insidensi gangguan tidur pada remaja
Fase remaja adalah fase tumbuh kembang dengan karakteristik terdapat perubahan
penting dalam fungsi kognitif, perilaku, sosial, dan emosional sesuai perkembangan
biologis, serta adanya fungsi dan tuntutan baru dalam lingkungan keluarga maupun
sosial. Pada remaja terdapat perubahan dramatis dalam pola tidur-bangun meliputi
durasi tidur berkurang, waktu tidur tertunda, dan perbedaan pola tidur pada hari kerja
![Page 43: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/43.jpg)
21
dan akhir pekan sehingga kualitas tidur remaja juga cenderung berkurang (Mindell dan
Owens, 2003).
Dalam beberapa dekade terakhir, penelitian epidemiologi mengungkapkan bahwa
jumlah remaja yang mengalami gangguan tidur semakin meningkat. Ohida dkk.,
(2004) menunjukkan prevalensi gangguan tidur pada siswa sekolah menengah
bervariasi yaitu 15,3%-39,2%. Sedangkan menurut hasil penelitian Bruni dkk., (1996),
prevalensi gangguan tidur pada remaja adalah 73,4%.
Uji tapis gangguan tidur pada anak dilakukan oleh Haryono dkk., (2009) pada
remaja usia 12-15 tahun di Jakarta Timur mendapatkan hasil prevalensi gangguan
tidur sebesar 62,9% dengan jenis gangguan berupa gangguan transisi tidur-bangun.
Suatu analisis terhadap 28 studi epidemiologi memberikan data bahwa insomnia
berhubungan dengan gangguan psikologis yang menjadi faktor risiko untuk terjadinya
depresi, gangguan cemas, alkohol, dan penyalahgunaan obat, penurunan imunitas
tubuh, serta percobaan bunuh diri. Gangguan tidur bahkan disebutkan merupakan
faktor risiko penyakit kardiovaskuler (Leger dkk., 2008).
Gangguan tidur pada remaja dapat berupa kurangnya durasi, kualitas, dan
kuantitas tidur. Terdapat kesepakatan antara peneliti mengenai kebutuhan tidur remaja
yaitu kurang lebih 9-10 jam setiap malam agar tercapai fungsi biologis tubuh yang
optimal seperti misalnya regulasi mood dan fungsi kognitif yang baik. Menurut suatu
survei nasional mengenai pola tidur remaja di Amerika serikat, ternyata hanya 20%
remaja berumur 11-17 tahun yang memenuhi kebutuhan tidur malam selama 9 jam
sedangkan 45% tidur kurang dari 8 jam (Moran dan Everhart, 2012).
![Page 44: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/44.jpg)
22
Suatu penelitian epidemiologi skala besar yang dilakukan di Eropa menunjukkan
bahwa 30% remaja berumur 15-18 tahun mengeluhkan setidaknya satu keluhan
gangguan tidur. Hampir 20% mengeluh mengantuk sepanjang siang hari (daytime
sleepiness), 13,8% mengalami tidur non restoratif, 12,4% mengeluh sulit untuk jatuh
tertidur, sedangkan 9,25% mengeluh kesulitan mempertahankan tidur (Moran dan
Everhart, 2012).
Studi epidemiologi memperkirakan bahwa 14%-33% remaja mengalami masalah
tidur, 10%-40% siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) mengalami SD sesaat dan SD
skala menengah (Liu dkk., 2008).
Kebiasaan tidur erat kaitannya dengan transmisi genetik. Penelitian mengenai
berbagai aspek tidur yang dilakukan pada populasi anak kembar, memberikan hasil
yang menarik. Heritabilitasnya diperkirakan 20%-57% dalam aspek waktu mulai tidur
malam, durasi tidur, kualitas tidur secara menyeluruh, dan parameter tidur
polisomnografi. Kontribusi genetik diperkirakan sekitar 40%-70% (Liu dkk., 2008).
2.3.2 Pola dan kualitas tidur remaja
Masa remaja ditandai dengan adanya perubahan biologis, kognitif dan emosional.
Perubahan waktu tidur yang nyata misalnya, tidur malam terlambat, bangun terlalu
cepat, pola tidur yang tidak teratur, insufisiensi tidur, dan mengantuk di siang hari.
Remaja juga rentan terhadap gangguan tidur seperti insomnia, excessive daytime
sleepiness (EDS), dan gangguan irama sirkadian (Liu dkk., 2008).
Remaja (usia 12-17 tahun) sangat rentan mengalami gangguan tidur yang pada
akhirnya akan menyebabkan SD. Faktor intrinsik dan lingkungan memainkan peranan
![Page 45: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/45.jpg)
23
dalam menentukan pola tidur remaja. Fase pubertas yang dialami remaja secara
biologis akan menyebabkan perubahan fase sirkadian mereka yang cenderung akan
menjadi lebih lambat dalam hal keterlambatan waktu tidur dan onset bangun. Secara
fisiologis remaja memang mengalami kesulitan untuk tidur lebih awal. Beberapa
faktor ekternal seperti kebiasaan minum kopi, penggunaan alat elektronik pada saat
malam hari membuat keterlambatan fase tidur lebih parah. Demikin pula dengan
kegiatan sosial remaja di sekolah yang membutuhkan waktu bangun lebih cepat
menyebabkan kecenderungan remaja untuk mengantuk pada siang harinya lebih besar
(Lund dkk., 2010).
Perkembangan tidur pada remaja tidak terlalu pesat jika dibandingkan pada anak-
anak. Perubahan pola tidur pada remaja disebabkan oleh perubahan hormonal dan
pergeseran irama sirkadian. Rerata durasi tidur harian menurun dari 11 jam di usia 6
tahun menjadi 10 jam di usia 9 tahun dan sekitar 8-9 jam saat usia 16 tahun. Maturasi
arsitektur tidur ditandai dengan penurunan secara bertahap proporsi tidur dalam non-
REM dan sebagai kompensasi adalah meningkatnya proporsi stadium tidur ringan
non-REM. Kantuk di siang hari yang dialami remaja dapat diukur dengan multiple
sleep latency test (MSLT). Hasilnya adalah meningkatnya nilai MLST yang
mencerminkan adanya efek berkurangnya durasi tidur secara relatif terhadap kebuuhan
tidur remaja. Terlebih lagi, kebanyakan remaja sehat menunjukkan tendensi
keterlambatan fase sirkadian, yaitu waktu tidur malam mengalami keterlambatan
secara progresif (Hoban, 2010).
![Page 46: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/46.jpg)
24
Lingkungan sosial sangat berpengaruh terhadap perubahan pola tidur remaja. Para
remaja mulai bisa memutuskan sendiri mengenai jadwal tidurnya sendiri yang
menyebabkan terjadinya pola tidur yang tidak teratur dan insufisiensi tidur kronik.
Penggunaan komputer atau internet, game video, telepon, lazim digunakan oleh
remaja mengganggu waktu tidur dan meningkatkan risiko mengantuk pada saat siang
hari. Paparan media elektronik seperti televisi (3 jam per hari), penggunaan fasilitas
internet (2,5 jam per hari) akan meningkatkan risiko lateni tidur dan mengurangi
waktu tidur anak dan remaja (Hoban, 2010;Schochat dkk., 2010).
Pola tidur remaja dipengaruhi pula dengan sangat kuat oleh keterlambatan fase
tidur sirkadian secara alami. Seseorang didiagnosis mengalami gangguan irama
sirkadian terutama tipe delayed sleep phase (DSP) apabila tendensi ini mengakibatkan
gangguan memulai tidur dan bangun pada saat yang tepat. Kebiasaan untuk tidur larut
malam dan bangun terlambat saat waktu libur sekolah menyebabkan kecenderungan
terjadinya DSP (Hoban, 2010).
Kualitas tidur merupakan gambaran secara subyektif yang menjelaskan tentang
kemampuan untuk mempertahankan waktu tidur serta tidak adanya gangguan yang
dialami selama periode tidur. Komponen-komponen yang kualitas tidur dapat diukur
secara obyektif dengan polisomnografi, sedangkan pengukuran kualitas tidur secara
subyektif dapat dilakukan dengan beberapa kuesioner misalnya dengan menggunakan
PSQI (Pilcher dkk., 1997).
Kualitas tidur meliputi beberapa aspek kebiasaan tidur seseorang, termasuk
kuantitas tidur, latensi tidur, efisiensi tidur, dan gangguan tidur. Penurunan kualitas
![Page 47: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/47.jpg)
25
tidur berkorelasi dengan perasaan cemas, depresi, marah, kelelahan, kebingungan,
mengantuk di siang hari, dan kekecewaan menyeluruh terhadap kehidupan. Kualitas
tidur yang diukur melalui instrumen PSQI berkorelasi dengan kualitas hidup
dibandingkan dengan kuantitas tidur semata (Pilcher dkk., 1997).
Menurut Grose dan Engelke, seperti dikutip oleh Arifin (2011), SD merupakan
gangguan tidur atau keadaan tidur dengan jumlah waktu normal tapi kualitas tidur
tidak adekuat yang ditandai dengan tidur sering terbangun.
Gangguan ini dapat mempengaruhi aktifitas fungsi sistem saraf pusat yang selama
periode tidur. Dampak dari SD dapat bersifat individual. Gangguan yang berlangsung
dalam waktu lama dapat mempengaruhi respon emosional, kemampuan kognitif, daya
ingat, perhatian, pemecahan masalah dan proses pengambilan keputusan (Dinges dkk.,
2011).
Bila SD terjadi dalam 60-200 jam, manusia akan tambah mengantuk, lelah, lekas
marah, sulit berkonsentrasi, berkurangnya kemampuan aktivitas motorik terutama
yang membutuhkan kecepatan. Ekskresi katekolamin sebagai hormon katabolik
meningkat karena SD. Keseimbangan nitrogen yang negatif berarti bahwa kekurangan
tidur menyebabkan hilangnya protein atau pergeseran ke arah katabolisme
(Lumbantobing, 2008).
Tanda dan gejala neurologi yang dapat tercapai bila SD terjadi secara persisten
adalah adanya nistagmus ringan, gangguan gerak bola mata sakadik, gangguan
akomodasi, tremor di tangan, ptosis, wajah tanpa ekspresi, bicara pelo, pengucapan
salah, dan memilih kata yang salah (Lumbantobing, 2008).
![Page 48: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/48.jpg)
26
Sleep deprivation memberikan konsekuensi berat terhadap perkembangan fisik
dan mental remaja. Suatu penelitian berbasis populasi dilakukan terhadap anak
sekolah yang tergolong remaja (usia 11-17) tahun menilai kualitas tidur dan faktor-
faktor prediktor gangguan tidur pada remaja menggunakan beberapa parameter yaitu
PSQI dan Epworth Sleepness Scale (ESS) dan lain-lain. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan hubungan yang kuat antara restriksi tidur kronik dengan kecemasan,
depresi, kelelahan, dan nyeri somatik. Penelitan tersebut menyebutkan bahwa rerata
waktu tidur anak sekolah adalah sekitar 7,02 jam. Hanya 29,4% dari responden
penelitian yang tidur lebih dari 8 jam dalam sehari. Kualitas tidur yang buruk (skor
PSQI ≥8) berhubungan signifikan dengan peningkatan mood negatif (kemarahan,
kecemasan, depresi, kelelahan, dan ketegangan). Responden dengan kualitas tidur
buruk juga berkorelasi signifikan dengan penyakit fisik. Faktor-faktor predisposisi
kualitas tidur yang buruk pada remaja yang ditunjukkan oleh penelitian tersebut antara
lain mood (ketegangan dan stres), konsumsi alkohol dan kopi, keteraturan jadwal
tidur,dan paparan alat-alat elektronik seperti telepon, televisi, dan komputer atau
internet (Lund dkk., 2010; Dinges dkk., 2011; Moran dan Everhart, 2012).
Stres merupakan faktor predisposisi yang paling signifikan mempengaruhi
kualitas tidur remaja. Terdapat beberapa alasan mengenai hal tersebut. Pertama, gaya
hidup remaja merupakan faktor presipitasi yang meningkatkan tekanan pada mental
remaja. Kedua, adanya perubahan karena maturasi neuroendokrin. Perkembangan
aksis HPA saat remaja menyebabkan sekresi kortisol sepanjang waktu tidur
meningkat. Hiperaktivitas neuroendokrin berkontribusi terhadap kondisi hyperarousal
![Page 49: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/49.jpg)
27
seperti halnya peningkatan perasaan negatif seperti kecemasan dan depresi pada
remaja. Ketiga, remaja belum memiliki strategi “coping” untuk mengelola kejadian-
kejadian pemicu stres (Lund dkk., 2010; Moran dan Everhart, 2012).
Gangguan tidur irama sirkadian tipe DSP merupakan tipe gangguan tidur yang
paling sering dialami oleh remaja. Gejala sindroma DSP adalah adanya keterlambatan
waktu tidur sebanyak 2 jam atau lebih dari waktu tidur yang diinginkan dan adanya
pertentangan dengan aktivitas harian remaja (sekolah, pekerjaan, jadwal aktivitas
lain). Gejala klinis sindrom DSP yang paling utama adalah adanya keluhan terbangun
terlalu dini yaitu sekitar pukul 3 atau 4 dini hari dan kemudian sangat sulit untuk
bangun saat pagi hari. Keluhan kesulitan tidur sebelum tengah malam dan amat sulit
bangun sebelum pukul 10 di pagi hari juga sering dialami. Hal ini terjadi akibat waktu
tidur remaja yang tidak konsisten dengan waktu biologis internalnya. Sindrom DSP
merupakan gangguan multi komponen yang dipengaruhi oleh faktor genetik, biologis,
dan psikososial (Mindell dan Meltzer, 2008).
Stadium tidur yang mengalami perubahan sesuai umur adalah stadium SWS.
Stadium tidur ini maksimal pada usia kanak-kanak dan menurun sekitar 40% saat
dekade kedua dalam kehidupan. Remaja umur 11-17 tahun mengalami penurunan
gelombang delta dan theta pada stadium tidurnya dan secara simultan tidur stadium 2
meningkat. Penurunan gelombang EEG pada seluruh stadium tidur terjadi secara
signifikan. Perubahan pola ini diperkirakan disebabkan oleh reorganisasi atau maturasi
otak secara fundamental sepanjang masa remaja (Bohm, 2012).
![Page 50: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/50.jpg)
28
Keterbatasan data dan penelitian mengenai DSP menyebabkan prevalensi
sindroma DSP tidak diketahui secara pasti namun diperkirakan antara 7%-16% pada
populasi remaja (Tikotzky dan Sadeh, 2012).
Remaja dengan sindroma DSP akan mengalami SD secara kronik dan akan
mengalami “mabuk tidur” pada pagi hari yang ditandai dengan kesulitan untuk bangun
secara ekstrem dan kebingungan. Sekresi melatonin yang terlambat pada fase ini
merupakan salah satu faktor yang ditengarai mendasari sindroma ini disamping
adanya disregulasi sistem waktu sirkadian endogen dengan lingkungan. Remaja
dengan DSP gagal mensinkronisasikan waktu sirkadian internal karena penurunan
sensitivitas terhadap siklus gelap terang (Tikotzky dan Sadeh, 2012).
Gangguan tidur yang dialami remaja selain DSP adalah insomnia. Menurut
Diagnostic and Statistical Manual (DSM)-V seperti yang dikutip oleh Tikotzky dan
Sadeh (2012), insomnia ditandai dengan adanya kesulitan memulai tidur,
mempertahankan tidur, atau tidur nonrestoratif yang berlangsung setidaknya satu
bulan dan menyebabkan gangguan harian dan distres klinik yang signifikan. Suatu
penelitian berbasis populasi menyatakan bahwa sebanyak sekitar 10,7% remaja usia
13-16 tahun pernah mengalami insomnia sepanjang hidupnya dan 9,4% sedang
mengalami insomnia. Insomnia juga disebutkan sebagai faktor paling prominen dari
kualitas tidur yang buruk. Selain faktor genetik, faktor psikososial remaja juga
berkontribusi menimbulkan insomnia pada remaja.
![Page 51: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/51.jpg)
29
Berbagai gangguan tidur pada remaja seperti sindroma DSP, insomnia, dan sleep-
related breathing disorder berkorelasi kuat dengan timbulnya nyeri kepala saat pagi
hari (Calhoun dan Ford, 2007).
2.4 Hubungan NKP dengan Gangguan Tidur
2.4.1 Faktor-faktor pencetus dan prevalensi NKP pada remaja
Nyeri kepala adalah suatu rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada daerah
kepala termasuk meliputi daerah wajah, tengkuk dan leher (PERDOSSI, 2013).
Beberapa bentuk nyeri kepala yang digolongkan sebagai NKP adalah migren
(umum dan aura), TTH, nyeri kepala klaster (NKK), dan yang tergolong NKP lainnya
(PERDOSSI, 2013):
Beberapa mekanisme diajukan sebagai dasar patofisiologi migren kronik meliputi
inflamasi neurogenik kronik, sensitisasi sentral, defek pada modulasi nyeri sentral,
disfungsi hipotalamus dan kombinasi keempat mekanisme tersebut (Gilman dkk.,
2007).
Insiden NKP meningkat dan mencapai puncak di usia 13 tahun pada kedua jenis
kelamin. Pada penelitian berbasis populasi pada remaja umur 11-12 tahun, lebih dari
90% mengalami keluhan NKP jenis apapun dalam setahun (Gilman dkk., 2007).
Nyeri kepala merupakan keluhan yang paling sering dialami pada populasi umum,
demkian pula pada anak dan remaja. Prevalensi nyeri kepala pada populasi usia
sekolah berdasarkan 50 penelitian berbasis populasi di Amerika dan Eropa bahwa
sekitar 58,7% anak sekolah mengalami nyeri kepala dalam satu bulan. Terdapat
tendensi meningkatnya prevalensi NKP pada anak dan remaja sesuai umur 11 tahun
![Page 52: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/52.jpg)
30
sampai 17 tahun yaitu 45,2%-78,7%. Nyeri kepala primer yang dialami oleh remaja
tidak menunjukkan (Straube dkk., 2013).
Prevalensi migren pada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
Bali adalah 23,7%, lebih tinggi daripada prevalensi nyeri kepala yang didapat pada
populasi umum (Adnyana, 2012).
Berbagai laporan mengenai faktor predisposisi timbulnya NKP yaitu stres,
kecemasan, kelelahan, menstruasi, gangguan tidur, relaksasi setelah stres, melewatkan
waktu makan, perubahan cuaca, kelembaban yang tinggi, ketinggian, paparan sinar
yang berkedip atau cahaya yang benderang, suara yang keras, aroma minyak wangi
dan bahan kimia, perubahan postural, aktivitas fisik, batuk, faktor makanan (coklat,
keju, minuman beralkohol khususnya anggur merah, jeruk, makanan yang
mengandung monosodium glutamat, nitrat atau aspartat), pemakaian dan efek putus
obat kokain (Silberstein, 2002; Fragoso, 2003).
Menurut Kutlu dkk. (2010) yang meneliti faktor-faktor pencetus NKP terutama
migren di Turki, terdapat berbagai faktor lain sebagai pencetus. Faktor stres
psikologis, suara, gangguan tidur dan kelelahan merupakan kontributor pencetus NKP
yang paling umum.
Tidur merupakan faktor pencetus yang unik karena di satu sisi kekurangan tidur
dapat memprovokasi nyeri kepala, di sisi lain tidur dapat meredakan nyeri kepala.
Kualitas tidur yang menurun berhubungan langsung dengan timbulnya serangan
migren dan seringkali tidak dapat dijelaskan secara eksklusif oleh komorbiditasnya
dengan depresi atau gangguan cemas pada individu yang sama. Terbangun saat malam
![Page 53: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/53.jpg)
31
hari yang terjadi secara kronik dan pola timbulnya nyeri kepala saat pagi hari
merupakan hal yang mendasari pemikiran bahwa gangguan tidur memicu timbulnya
nyeri kepala. Hipotalamus sebagai pusat otonom mengatur homeostatik tubuh dan
mengontrol nyeri. Hipotalamus dan area pada batang otak yang terkoneksi secara
anatomi bertanggung jawab terhadap gejala kronobiologi pada beberapa jenis nyeri
kepala primer. Pada penelitian di Turki ini, gangguan tidur merupakan faktor pemicu
NKP tersering yang ketiga setelah stres psikologis dan faktor lingkungan (Alstadhaug,
2006).
Tabel berikut ini mengklasifikasikan faktor-faktor pencetus timbulnya NKP.
Tabel 2.2Faktor-faktor yang mencetuskan NKP (Silberstein, 2002)
Faktor-faktor pencetus nyeri kepala primer1. Faktor internal :
- Genetik- Hormonal- Stres- Kecemasan- Kelelahan- Gangguan tidur- Perubahan pola atau kebiasaan (misalnya pola makan,
kebiasaan kerja)- Perubahan postural- Aktivitas fisik- Batuk
2. Faktor eksternal :- Makanan (coklat, keju, jeruk, alkohol) dan rokok- Perubahan cuaca- Kelembaban yang tinggi- Ketinggian- Paparan cahaya yang berkedip dan benderang- Suara keras- Aroma tertentu atau bahan kimia
![Page 54: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/54.jpg)
32
Beberapa teori telah dikemukakan para ahli untuk menjelaskan patofisiologi nyeri
kepala primer khususnya migren. Demkian pula perubahan NKP episodik yang
bertransformasi menjadi NKP kronik. Adapun mekanisme yang diperkirakan
mendasari proses ini yakni inflamasi neurogenik kronik, sensitisasi sentral, gangguan
modulasi nyeri sentral, disfungsi hipotalamus, dan kombinasi seluruh mekanisme
tersebut (Peres dkk., 2001).
Keterlibatan hipotalamus dalam patofisiologi NKK telah diketahui sejak lama.
Hipotalamus diperkirakan pula memiliki peranan dalam terjadinya NKP lainnya
seperti migren terutama dalam bentuk migren kronik. Beberapa jalur dan sistem
seperti jalur hipotalamik-tuberoinfundibular (prolaktin dan hormon pertumbuhan),
aksis HPA yang memproduksi kortisol, dan peranan badan pineal dalam patofisiologi
migren (Peres dkk., 2001).
Secara umum struktur neuroanatomi yang terlibat dalam patofisiologi NKP dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.3Struktur anatomi yang terlibat dalam nyeri kepala (Silberstein dkk., 2002)
Orde Struktur KeteranganPertama Ganglion trigeminalis Berlokasi di fossa cranii
mediaKedua Kompleks trigeminoservikal
(melalui traktus kuintotalamik)Trigeminal NucleusCaudalis (TNC) dan dorsalhorn C1, C2 medullaspinalis servikalis (laminaI/II)
Ketiga Talamus Kompleks ventrobasal dannukleus medialis
Final Korteks
![Page 55: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/55.jpg)
33
Selama serangan migren, serabut saraf sensoris melepaskan peptida-peptida yang
menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah. Serabut
saraf yang berasal dari ganglion trigeminovaskular mengandung substansi P,
calcitonin gene-related peptide (CGRP), neurokinin A, yang diproduksi apabila sistem
trigeminovaskular distimulasi. (Silberstein dkk, 2002).
Peptida-peptida ini bertanggung jawab terhadap suatu respon inflamasi steril pada
duramater dan menyebabkan sensitisasi pada serabut saraf sensoris terhadap stimulus
non noksius terdahulu (misalnya pulsasi pembuluh darah, atau perubahan tekanan
vena). Sensitisasi tersebut bermanifestasi sebagai peningkatan mekanosensitivitas
intrakranial dan hiperalgesia yang diperberat dengan batuk atau gerakan kepala yang
mendadak. Kadar CGRP ditemukan meningkat pada vena jugularis selama serangan
migren berlangsung dan normal kembali setelah pemberian sumatriptan yang
kemudian meredakan nyeri kepala. Vasoactive intestinal polypeptide (VIP) dan CGRP
merupakan petanda aktivasi saraf parasimpatis intrakranial yang banyak ditemukan
pada penderita NKP kronik (Silberstein dkk., 2002).
Nukleus batang otak termasuk di antaranya PAG, LC, dan nukleus rafe dorsalis
tidak aktif sebagai respon terhadap timbulnya nyeri kepala. Nukleus noradrenergik dan
serotonergik berpartisipasi dalam respon stres, kecemasan dan depresi. Pada penderita
migren menunjukkan terjadinya hipersensitivitas sentral terhadap stimulasi
dopaminergik yang berhubungan dengan tingkah laku yang terjadi selama serangan
migren (menguap, iritabilitas, hipereaktivitas, gastroparesis, mual dan muntah)
(Silberstein dkk., 2002).
![Page 56: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/56.jpg)
34
Berikut ini adalah ilustrasi secara anatomi sistem trigeminovaskular yang terlibat
dalam patofisiologi nyeri kepala primer dalam hal ini migren.
Gambar 2.5 Struktur anatomi sistem trigeminovaskular yang terlibat dalampatofisiologi nyeri kepala (Silberstein dkk., 2002)
Disamping teori vaskuler dan inflamasi steril tersebut serotonin diduga
memainkan peranan penting pada patofisiologi migren. Metabolit utama serotonin, 5-
hydroxyindoleacetic ditemukan meningkat dalam urin penderita migren. Di lain pihak,
kadar serotonin platelet menurun dengan cepat pada serangan migren akut. Penurunan
kadar serotonin diduga justru dapat memicu serangan migren (Silberstein dkk., 2002).
2.4.2 Prevalensi gangguan tidur pada remaja penderita NKP
Beberapa perbedaan jenis hubungan antara tidur dan nyeri kepala yang biasa
ditemukan dalam praktik sehari-hari, yaitu (Paiva dkk., 1997) :
![Page 57: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/57.jpg)
35
1. Gangguan tidur bersifat primer sedangkan nyeri kepala adalah bagian dari
gejalanya.
2. Sindrom nyeri kepala bersifat primer yang menyebabkan terjadinya gangguan
tidur.
3. Gangguan tidur dan nyeri kepala merupakan gejala dari suatu entitas patologi yang
berbeda.
4. Gangguan tidur dan sindrom nyeri kepala terjadi pada satu individu, tanpa ada
interaksi antara kedua fenomena tersebut.
Prevalensi gangguan tidur pada penderita nyeri kepala cukup besar. Pada
penelitian Paiva dkk. (1997) menunjukkan bahwa 26 dari 49 sampel (53%) yang
teridentifikasi mengalami gangguan tidur merupakan penderita nyeri kepala primer.
Boardman dkk. (2005) menunjukkan data bahwa penderita dengan NKP kronik
memiliki kemungkinan 17 kali lebih besar mengalami gangguan tidur dibandingkan
dengan populasi normal. Meningkatnya kecenderungan gangguan tidur juga
berkorelasi dengan derajat keparahan NKP pada penelitian lainnya (Rain dkk., 2008).
Pada remaja penderita NKP, gangguan tidur merupakan fenomena klinis.
Beberapa penelitian yang memfokuskan perhatian pada hubungan antar kedua
fenomena ini melaporkan adanya variasi bentuk gangguan tidur seperti misalnya
kesulitan untuk jatuh tertidur, frekuensi terbangun malam hari yang sering, terbangun
terlalu pagi, dan mengantuk hebat pada siang hari. Data mengenai hubungan antara
tidur dan NKP, karakteristik NKP yang timbul, intensitas, durasi dan frekuensi NKP
yang dihubungkan dengan kebiasaan tidur pada remaja sangat minimal. Beberapa
![Page 58: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/58.jpg)
36
penelitian yang ada dengan metode yang beda-beda sehingga sulit untuk
dibandingkan. National Sleep Foundation di Amerika pada tahun 2006 memberikan
data bahwa 45% remaja tidak mencapai kebutuhan tidur dalam semalam. Suatu
penelitian terhadap 69 remaja berumur 13-17 tahun yang mengidap NKP memberikan
data bahwa 65,7% partisipan penelitian tersebut mengalami masalah dengan tidur
dengan pemenuhan kebutuhan tidur yang tidak mencukupi (Gilman dkk., 2007).
Sahota dan Dexter mengajukan klasifikasi kompleks mengenai NKP yang
berhubungan dengan gangguan tidur seperti yang dikutip oleh Dodick dkk. (2003)
pada Tabel 2.4 berikut ini.
Tabel 2.4Klasifikasi nyeri kepala terkait dengan komponen tidur (Dodick dkk, 2003)
Hubungan antara nyeri kepala dan tidur
Nyeri kepala yang berkaitan dengan tidur (selama atausetelah tidur)Nyeri kepala yang berkaitan dengan fase-fase tidur
Fase III, IV, fase REM : migrenFase REM: nyeri kepala klaster, hemikraniaparoksismal kronikDurasi tidur dan nyeri kepalaTidur dalam yang berlebihanKurangnya waktu tidurKekacauan pola tidur
Nyeri kepala yang diredakan dengan tidurMigren dan jeis kepala lainnya
Gangguan tidur dan nyeri kepalaSleep apnea dan nyeri kepalaSomnambulisme dan nyeri kepalaParasomnia lainnya dan nyeri kepala
Efek nyeri kepala pada tidurGangguan pola tidur yang ringan hingga berat
Mimpi dan nyeri kepala
![Page 59: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/59.jpg)
37
Paiva dkk. (1997) mengajukan klasifikasi mengenai hubungan antara gangguan
tidur dan NKP sebagai berikut :
a. Gangguan tidur yang disebabkan oleh nyeri kepala.
b. Nyeri kepala yang diinduksi oleh gangguan tidur.
c. Nyeri kepala dan gangguan tidur timbul tumpang tindih misalnya TTH dan
insomnia yang diinduksi oleh gangguan mood.
d. Nyeri kepala dan gangguan tidur muncul pada satu individu namun tidak ada
interaksi antara keduanya.
2.4.3 Peranan SCN dan melatonin pada patofisiologi NKP
Konvergensi antara gangguan tidur dan NKP secara umum memiliki dasar
struktur neuroanatomi dan mekanisme neurofisiologi yang sama, meliputi
hipotalamus, serotonin dan melatonin. Aktivasi ARAS di batang otak menyebabkan
kita terjaga. Pengaruh neurotransmiter kortikal seperti epinefrin, dopamin, asetilkolin
mempertahankan kewaspadaan selama terjaga. Tidur fase NREM dikontrol oleh
neuron-neuron GABA di basal otak depan. Generator fase REM terletak di daerah
tegmentum pontin dorsolateral. Fase REM diawali oleh pelepasan asetilkolin yang
diaktivasi oleh neuron pontin tersebut. Serotonin berasal dari nukleus di daerah rafe
dorsalis yang telah diketahui memegang peranan pada migren (Alberti, 2003)
Kadar melatonin menurun pada beberapa jenis NKP terutama migren dan NKK
dan nyeri kepala hipnik. Melatonin memiliki efek terapeutik terhadap nyeri kepala
primer melalui efek anti oksidan, anti inflamasi, dan anti nosiseptiknya. Mekanisme
yang mendasari efek protektif melatonin terhadap nyeri kepala belum sepenuhnya
![Page 60: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/60.jpg)
38
jelas. Efek beta endorfin yang mungkin dimiliki oleh melatonin diperkirakan
berperanan penting selain mekanisme oksida nitrit dan jalur GABA, glutamat dan
opiat endogen. Efek protektif tersebut memungkinkan melatonin digunakan sebagai
terapi farmakologi prevensi migren (Bhasyar dkk., 2009).
Melatonin merupakan faktor yang berperanan dalam ritme sirkadian dan mungkin
memiliki efek terapeutik terutama pada nyeri kepala klaster. Nukleus noradrenergik
LC dan nukleus serotonergik rafe dorsalis mengontrol siklus bangun tidur dan
modulasi nyeri. Serotonin terlibat dalam regulasi tidur dan memegang peranan penting
dalam patofisiologi migren, namun belum ada penjelasan yang memuaskan mengenai
bagaimana kedua hal tersebut saling mempengaruhi (Alberti, 2006; Rain dkk, 2008).
Badan pineal adalah organ fotoneuroendokrin yang berbentuk cemara, berada
pada pusat otak dibelakang ventrikel ketiga. Organ yang kaya vaskular ini
menghasilkan melatonin, peptida (seperti arginin vasotosin) dan sel neuroglial.
Stimulus eksternal dikonversi oleh badan pineal dengan jalan menghasilkan hormon
melatonin sebagai respon terhadap sinkronisasi homeostasis internal dan lingkungan
(Teron, 2002; Peres, 2005).
Lokasi SCN di bagian posterior hipotalamus berhubungan dengan aktivitas
korteks oksipital dan nukleus rafe di batang otak sebagai penghasil serotonin.
Aktivitas serotonin memiliki ritme sirkadian dan sirkanual dibawah kontrol SCN
sebagai pacemaker. Jalur serotonergik seperti traktus serotonergik BF yang bersifat
asenden bermula pada nukleus rafe dan berakhir pada area otak yang berbeda
termasuk pada SCN di hipotalamus. Stimulasi nukleus rafe akan menginduksi
![Page 61: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/61.jpg)
39
pengeluaran serotonin pada SCN dan memulai ritme aktivitas sirkadian. Adanya
eksistensi komunikasi anatomi antara SCN dengan nukleus rafe dengan neurotransmisi
serotonin mungkin dapat menerangkan hubungan antara tidur dengan NKP (Teron,
2002; Peres dkk,, 2006).
Nyeri kepala primer yang seringkali dihubungkan dengan tidur pada berbagai
penelitian adalah migren. Serangan migren pada fase prodromal diawali oleh
gangguan fungsional neuronal pada hipotalamus. Gangguan periodisitas sentral di
hipotalamus ini dapat dilihat sesuai dengan periodisitas serangan migren, dan adanya
perubahan emosional oleh mekanisme jalur sistem limbik yang berhubungan dengan
hipotalamus. Gangguan fisiologi bioritmik hipotalamus seperti perubahan hormonal,
gangguan tidur, perubahan nafsu makan, adalah beberapa faktor yang sering memicu
serangan migren (Teron, 2002).
Migren dipicu oleh perubahan siklus internal atau eksternal, misalnya perubahan
bioritmik hormonal (menstruasi), siklus bangun tidur dan fase tidur, jet lag, kerja
shift, faktor geoklimatik (siklus musim, perubahan temperatur tekanan barometri,
perubahan siklus gelap terang), gangguan afektif atau emosional, perubahan kebiasaan
rutin (pola waktu makan, aktivitas istirahat, akhir pekan). Hal ini menyokong teori
gangguan sirkuit serebral dengan mekanisme adaptasi homeostatik (Dodick, 2003).
Trigeminal nucleus caudalis di pons dan mesensefalon yang diperkirakan sebagai
“generator migren” mengaktivasi struktur vaskuler yang memvaskularisasi nukleus ini
selama serangan migren. Gejala migren yang berhubungan dengan fase prodromal dan
aura kemungkinan disebabkan oleh aktivitas hipotalamus atau kortikal, misalnya
![Page 62: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/62.jpg)
40
menguap, peningkatan rasa lapar, kelelahan, perubahan mood, distorsi visual dan
sensoris. Hipotalamus terkoneksi dengan sistem limbik, sel-sel melatonin neuronal di
badan pineal dan nukleus di batang otak yang mengatur kontrol eferen otonom oleh
nukleus traktus solitarius, kontrol motorik dan fase tidur oleh LC, dan modulasi nyeri
oleh PAG (Alberti, 2006).
Berdasarkan polisomnografi yang dilakukan pada penderita migren, terdapat
hubungan antara nyeri kepala malam hari dengan fase REM. Migren yang terjadi saat
terjaga, disebabkan oleh pemanjangan fase 3, 4 dan REM. Suatu studi observasional
yang dilakukan oleh Kelman dan Rain (2005) menunjukkan adanya keluhan gangguan
tidur pada 1283 penderita migren secara observasional.
Penderita TTH kronik mengalami pengurangan waktu tidur tapi tidak spesifik
pada fase tertentu, pemanjangan latensi tidur, seringkali terjaga, peningkatan
nocturnal movement, dan penurunan tidur gelombang lambat. Kecemasan dan depresi
komorbid dengan TTH sehingga gangguan tidur khususnya insomnia yang menjadi
salah satu gejala depresi juga sering dialami terutama oleh penderita TTH kronik. Hal
ini menyokong hipotesis adanya hubungan antara NKP, gangguan tidur dan gangguan
psikiatrik (Alberti, 2006; Rain dkk, 2008).
Bukti-bukti klinis mendasar mendukung hubungan tidur, NKK dan jam biologis
tubuh. Penelitian lain memberikan data bahwa pasien NKK dengan obstructive sleep
apnea (OSA) akan berisiko mengalami serangan nyeri kepala lebih sering. Perubahan
irama sirkadian dan pola sirkanual memicu serangan NKK tersebut. Polisomnogram
![Page 63: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/63.jpg)
41
menunjukkan serangan klaster biasanya timbul antara pukul 9 malam hingga 10 pagi
pada sekitar 75% kasus (Dodick dkk., 2003; Rain, 2008; Alberti, 2006).
Gejala klinis paling khas dari nyeri kepala klaster ini adalah adanya episode
alami. Pasien menggambarkan nyeri kepalanya bermula dan berhenti seperti jam,
mengikuti irama sikadian, muncul pada jam tertentu tiap harinya (Rain dkk., 2008).
Nyeri kepala hipnik adalah NKP idiopatik dan sangat jarang, hanya sekitar 0,07%-
0,1% dari seluruh penderita NKP, wanita 1,2-1,7 kali lebih sering daripada laki-laki
dengan rerata umur dekade 60 tahunan. Serangan nyeri kepala terjadi pada waktu
yang sama tiap malam sehingga disebut sebagai “alarm clock headache”.
Karakteristik nyeri kepala hipnik adalah nyeri kepala tumpul, bilateral, intensitas
sedang. Durasinya sekitar 15-80 menit dengan frekuensi serangan 1-2 kali tiap malam.
Fenomena yang menarik terjadi pada penderita nyeri kepala hipnik. Penderita akan
menampakkan tingkah laku motorik saat nyeri kepala tersebut muncul, misalnya
membaca, menonton televisi, makan, minum, berjalan-jalan, mandi, karena berusaha
menghilangkan nyeri kepalanya, namun nyeri kepala tersebut tidak sampai
menyebabkan agitasi atau kegelisahan (Alberti, 2006; Diener, 2012).
Patofisiologi nyeri kepala hipnik belum jelas. Serangannya seringkali
dihubungkan dengan tidur fase REM dengan bukti-bukti polisomnogram. Beberapa
faktor berperanan dalam mekanisme terjadinya nyeri kepala hipnik, salah satunya
adalah OSA. Indeks apnea/hipopnea meningkat pada penderita nyeri kepala hipnik
berkorelasi dengan penurunan saturasi oksigen. Voxel Based Morphometry (VBM)
memberikan gambaran substansia grisea hipotalamus posterior menurun kuantitasnya.
![Page 64: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/64.jpg)
42
Hal ini mempengaruhi fungsi hipotalamus sebagai regulator bangun tidur sekaligus
pemroses nyeri sentral.
Gangguan kronobiologi pada manusia dibagi menjadi dua jenis, yaitu : (1)
gangguan eksternal karena gaya hidup misalnya pekerja shift, sindroma jet lag; (2)
gangguan internal atau endogen seperti depresi, kelelahan kronik, fibromialgia dan
migren (Peres, 2005).
Tidur yang baik memainkan peranan dalam fungsi restoratif bagi tubuh. Pada
manusia, irama sirkadian secara normal muncul pada malam hari bersama-sama
dengan sekresi melatonin. Hal ini memunculkan teori bahwa melatonin merupakan
fasilitator tidur internal pada manusia yang menginhibisi drive terjaga/bangun dari
SCN. Melatonin meningkatkan kecenderungan untuk tidur. Berbagai gangguan
neurologi erat kaitannya dengan irama tubuh, harian atau siklus musiman. Maladaptasi
terhadap irama tersebut dikaitkan dengan fungsi badan pineal dan sekresi melatonin.
Badan pineal adalah organ fotoendokrin yang mengubah stimulus luminasi eksternal
menjadi pelepasan hormon yang bertanggung jawab terhadap sinkronisasi antara
homeostasis internal dengan lingkungan (Peres, 2005).
Gejala klinis nyeri kepala seringkali berfluktuasi. Beberapa pasien melaporkan
nyeri kepala yang dialami spesifik pada periode tertentu dalam sehari. Penderita
migren episodik (55%) maupun kronis (62,5%) melaporkan NKP yang dialami saat
bangun pagi atau terbangun oleh munculnya nyeri kepala di malam hari. Distribusi
serangan migren seringkali sesuai dengan siklus estrogen tiap bulannya. Migren yang
berhubungan dengan menstruasi mencapai sekitar 55% kasus (Peres, 2005).
![Page 65: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/65.jpg)
43
Penelitian Brun dkk. (1995) menunjukkan penurunan kadar melatonin dalam urin
pada wanita penderita migren saat serangan bila dibandingkan pada wanita menstruasi
yang tidak mengidap migren. Hal inilah yang mendasari pemikiran bahwa melatonin
terlibat dalam patofisiologi migren, terutama migren kronis. Peranan melatonin dalam
patofisiologi NKP kronik dimungkinkan oleh adanya efek melatonin seperti yang
dipaparkan pada Tabel 2.5 berikut ini.
Tabel 2.5Beberapa peranan melatonin dalam patofisiologi NKP (Peres, 2005)
Efek melatonin
Efek anti inflamasiScavenging radikal bebas toksikInhibisi aktivitas oksida nitritsintaseInhibisi pelepasan dopaminStabilisasi membranPotensiasi GABA dan analgesikopoidProteksi neurotoksisitas glutamatRegulasi neurovaskularModulasi serotonin
Melatonin adalah molekul yang bertanggung jawab terhadap sinkronisasi internal
tubuh dengan lingkungan. Dalam hubungannya dengan NKP, dalam hal ini migren,
melatonin diperkirakan berperanan dalam terjadinya cortical spreading depression
(CSD) melalui efeknya terhadap sistem oksida nitrit, GABA, dan glutamatergik.
Mekanisme kedua, keterlibatan melatonin dalam patofisiologi migren dan gangguan
psikiatri yang komorbid mungkin melalui sistem serotonergik dan dopaminergik
(Peres, 2005).
![Page 66: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/66.jpg)
44
Migren kronik merupakan sindroma kompleks yang berhubungan dengan
berbagai kondisi termasuk gangguan cemas menyeluruh (70%), insomnia (71%), dan
depresi mayor (80%). Penyebab dan mekanisme migren kronik masih belum jelas.
Sejumlah mekanisme diduga bertanggung jawab terhadap timbulnya migren kronik,
yaitu sensitisasi sentral, adanya gangguan pada modulasi nyeri sentral, disfungsi
hipotalamus, serta kombinasi keempat mekanisme tersebut (Bruera dkk., 2008).
Sekresi melatonin oleh badan pineal secara substansial ditekan oleh paparan
cahaya. Penderita migren akan lebih rentan terhadap serangan sepanjang musim panas
saat siang hari berlangsung hampir sepanjang hari selama beberapa bulan. Disfungsi
hipotalamus juga diduga berperanan dalam timbulnya TTH kronik (Bruera dkk.,
2008).
Hampir 50% serangan migren timbul saat pukul 4 dan 9 pagi mengikuti irama
sirkadian. Namun serangan migren dikatakan tidak memiliki hubungan dengan
stadium tidur. Pasien mungkin saja terbangun karena serangan migren di luar tidur
fase REM, atau serangan tersebut muncul pada stadium 3 dan 4 tidur NREM. Enam
puluh persen pasien dengan migren melaporkan adanya rasa gembira yang berlebihan
(euforia patologi), iritabilitas, depresi, lapar, haus dan mengantuk sepanjang 24 jam
mendahului munculnya serangan nyeri kepala. Gejala-gejala tersebut merupakan
gejala yang berasal dari disfungsi hipotalamus. Kemunculan migren yang dipicu oleh
siklus alami tubuh atau siklus lingkungan (perubahan hormonal saat menstruasi, siklus
bangun tidur) mengindikasikan mekanisme hipotalamus, sehingga diduga migren
![Page 67: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/67.jpg)
45
merupakan gangguan sirkuit serebral dengan mekanisme homeostatik adaptif (Bruera
dkk., 2008).
Suatu penelitian yang dilakukan pada penderita NKK yang mengalami serangan
nyeri kepala melaporkan adanya penurunan konsentrasi melatonin secara bermakna.
Kadar melatonin nokturnal menurun pada saat serangan bila dibandingkan dengan
kadar melatonin saat remisi (Bruera dkk., 2008).
Penurunan kadar melatonin mencapai level terendah pada saat tidur REM jam 2
dan jam 3 dini hari dimana pada waktu-waktu tersebut terjadi serangan nyeri kepala.
Nyeri yang diinduksi oleh stres tidak dapat menjelaskan bagaimana kadar melatonin
menurun saat serangan karena dilain pihak stres memicu pengeluaran norepinefrin
endogen yang sebenarnya meningkatkan produksi melatonin. Dari sudut pandang
biokimia, kadar melatonin yang rendah mungkin disebabkan oleh penurunan kadar
serotonin yang diperlukan untuk sintesis hormon tersebut (Bruera dkk., 2008).
Serangan NKK timbul pada musim semi dan musim gugur saat siklus gelap dan
terang mengalami perubahan. Berbagai indikator yang memungkinkan sebagai
petunjuk keterlibatan hipotalamus pada NKP adalah dengan melihat efek terapi litium
pada pasien NKK, perubahan sekresi kortisol, dan perubahan regulasi aksis HPA
(Bruera dkk., 2008).
![Page 68: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/68.jpg)
46
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir
Diagram di bawah ini menunjukkan landasan teori hubungan antara gangguan
tidur (gangguan kualitas, kuantitas, dan bentuk-bentuk gangguan tidur seperti
insomnia, dan lain-lain) dengan nyeri kepala primer (NKP).
3.1 Bagan kerangka berpikir
46
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir
Diagram di bawah ini menunjukkan landasan teori hubungan antara gangguan
tidur (gangguan kualitas, kuantitas, dan bentuk-bentuk gangguan tidur seperti
insomnia, dan lain-lain) dengan nyeri kepala primer (NKP).
3.1 Bagan kerangka berpikir
46
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir
Diagram di bawah ini menunjukkan landasan teori hubungan antara gangguan
tidur (gangguan kualitas, kuantitas, dan bentuk-bentuk gangguan tidur seperti
insomnia, dan lain-lain) dengan nyeri kepala primer (NKP).
3.1 Bagan kerangka berpikir
![Page 69: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/69.jpg)
47
Kerangka teori di atas menberikan gambaran bagaimana tidur berpengaruh
terhadap NKP terutama pada remaja. Maturasi sel-sel yang berkembang pada remaja,
ketidakseimbangan hormonal, dan faktor eksternal/sosial sangat mempengaruhi pola
kronobologi remaja. Remaja cenderung mengalami disinkronisasi pola diurnal dan
nokturnal lingkungan dengan irama sirkadian tubuhnya sehingga terjadi perubahan
atau gangguan pola kronobiologi yang menyebabkan timbulnya sleep deprivation
(SD). Menurunnya kualitas dan kuantitas tidur serta beberapa jenis bentuk gangguan
tidur merupakan akibat dari adanya SD jangka panjang yang berdampak pada berbagai
sistem organ sehingga terjadi gangguan dalam tubuh.. Hipotalamus, khususnya SCN
yang berfungsi sebagai pengatur siklus bangun-tidur diduga memiliki peranan penting
dalam mencetuskan berbagai NKP, terutama NKK, migren dan TTH kronik. Adanya
disfungsi hipotalamus, dan munculnya serangan migren yang berpola sesuai siklus
tertentu (misalnya serangan migren yang muncul saat siklus menstruasi) mendasari
teori bahwa SCN memliki peranan penting dalam menimbulkan NKP. Penurunan
plasma melatonin terjadi pada penderita NKP yang juga semakin menyebabkan
bertambah beratnya gangguan tidur. Hiperaktivitas aksis HPA sebagai penghasil
kortisol yang merupakan hormon stres diduga memiliki peranan pula dalam hal
memperberat terjadinya SD pada remaja. Sleep deprivation juga mempengaruhi fungsi
nukleus-nukleus serotonergik dan adrenergik pada midbrain dan batang otak, seperti
misalnya nukleus rafe dorsalis, LC, serta nukleus pada PAG yang juga diketahui
merupakan struktur anatomi yang berperanan dalam jalur nyeri kepala.
![Page 70: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/70.jpg)
48
3.2 Konsep Penelitian
Diagram di bawah ini menunjukkan hubungan antar variabel yang tertuang dalam
konsep penelitian. Variabel terikat adalah nyeri kepala primer, sedangkan variabel
bebas adalah kualitas tidur. Variabel terkendali terdapat di dalam kotak dengan garis
lurus tanpa putus-putus sedangkan variabel pengganggu terdapat dalam kotak dengan
garis putus-putus. Variabel pengganggu dieksklusi melalui rancangan penelitian.
Variabel terkendali dikendalikan melalui analisis penelitian.
3.2 Bagan konsep penelitian
3.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :
Terdapat korelasi antara kualitas tidur yang buruk dengan NKP pada siswa-siswi SMA
Negeri 1 Amlapura.
48
3.2 Konsep Penelitian
Diagram di bawah ini menunjukkan hubungan antar variabel yang tertuang dalam
konsep penelitian. Variabel terikat adalah nyeri kepala primer, sedangkan variabel
bebas adalah kualitas tidur. Variabel terkendali terdapat di dalam kotak dengan garis
lurus tanpa putus-putus sedangkan variabel pengganggu terdapat dalam kotak dengan
garis putus-putus. Variabel pengganggu dieksklusi melalui rancangan penelitian.
Variabel terkendali dikendalikan melalui analisis penelitian.
3.2 Bagan konsep penelitian
3.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :
Terdapat korelasi antara kualitas tidur yang buruk dengan NKP pada siswa-siswi SMA
Negeri 1 Amlapura.
48
3.2 Konsep Penelitian
Diagram di bawah ini menunjukkan hubungan antar variabel yang tertuang dalam
konsep penelitian. Variabel terikat adalah nyeri kepala primer, sedangkan variabel
bebas adalah kualitas tidur. Variabel terkendali terdapat di dalam kotak dengan garis
lurus tanpa putus-putus sedangkan variabel pengganggu terdapat dalam kotak dengan
garis putus-putus. Variabel pengganggu dieksklusi melalui rancangan penelitian.
Variabel terkendali dikendalikan melalui analisis penelitian.
3.2 Bagan konsep penelitian
3.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :
Terdapat korelasi antara kualitas tidur yang buruk dengan NKP pada siswa-siswi SMA
Negeri 1 Amlapura.
![Page 71: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/71.jpg)
49
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan
potong lintang. Pengambilan subyek berdasarkan probability sampling yaitu simple
random sampling. Kerangka penelitian dapat digambarkan dalam diagram berikut :
4.1 Bagan rancangan penelitian
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan di SMA Negeri 1 Amlapura di Kabupaten
Karangasem pada minggu pertama bulan September 2014.
4.3 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup penelitian di bidang neurologi
khususnya subdivisi nyeri kepala dan gangguan tidur.
Dinilai pada satuperiode waktu
49
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan
potong lintang. Pengambilan subyek berdasarkan probability sampling yaitu simple
random sampling. Kerangka penelitian dapat digambarkan dalam diagram berikut :
4.1 Bagan rancangan penelitian
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan di SMA Negeri 1 Amlapura di Kabupaten
Karangasem pada minggu pertama bulan September 2014.
4.3 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup penelitian di bidang neurologi
khususnya subdivisi nyeri kepala dan gangguan tidur.
Dinilai pada satuperiode waktu
49
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan
potong lintang. Pengambilan subyek berdasarkan probability sampling yaitu simple
random sampling. Kerangka penelitian dapat digambarkan dalam diagram berikut :
4.1 Bagan rancangan penelitian
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan di SMA Negeri 1 Amlapura di Kabupaten
Karangasem pada minggu pertama bulan September 2014.
4.3 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup penelitian di bidang neurologi
khususnya subdivisi nyeri kepala dan gangguan tidur.
Dinilai pada satuperiode waktu
![Page 72: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/72.jpg)
50
4.4 Penentuan Sumber Data
Subyek penelitian diambil dari populasi target dan populasi terjangkau. Sumber
data dikumpulkan langsung dari subyek penelitian (sebagai data primer).
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung dengan lembar
pengumpulan data atau kuesioner dan pemeriksaan klinis. Sampel terpilih (eligible
sample) pada penelitian ini adalah subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.
4.4.1 Populasi target
Siswa-siswi semua SMA di Kabupaten Karangasem.
4.4.2 Populasi terjangkau
Siswa-siswi SMA Negeri 1 Amlapura.
4.4.3 Kriteria inklusi
Subyek yang memenuhi kriteria eligibilitas kasus dari penelitian ini yaitu siswa-
siswi SMA Negeri 1 Amlapura kelas 1, 2 dan 3.
4.4.4 Kriteria eksklusi
1. Menderita demam karena infeksi sistemik maupun intrakranial.
3. Riwayat trauma kepala ringan hingga berat setidaknya 3 bulan sebelumnya.
4. Menderita masalah atau gangguan sekitar kepala (gigi geligi, sendi temporo-
mandibular, leher, telinga hidung tenggorokan, mata).
5. Telah didiagnosis menderita tumor otak, penyakit autoimun, gangguan vaskular.
6. Mengkonsumsi alkohol, kopi dan/atau minuman yang mengandung kafein,
maupun obat-obatan yang dapat menginduksi nyeri kepala
![Page 73: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/73.jpg)
51
4.5 Sampel
4.5.1 Besar sampel
Penghitungan besar sampel pada penelitian ini memakai rumus besar sampel untuk
penelitian analitik korelatif sebagai berikut (Dahlan, 2009) :
n = (Zα)2 P Q = (1,96)2X 0,45 X (1-0,45)d2 0,12
Keterangan :
Zα = Kesalahan tipe I ditetapkan 5 % = 1,96
d = Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki ditetapkan sebesar 10%
Q = 1-P
P = Proporsi gangguan tidur pada remaja dengan NKP yaitu 65,7% (Gilman dkk,
2007).
Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan rumus di atas ditetapkan jumlah
sampel minimal sebesar 96 orang.
4.5.2 Teknik pengambilan sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan probability sampling yaitu
simple random sampling.
4.6 Variabel Penelitian
4.6.1 Identifkasi variabel
1. Variabel tergantung : NKP.
2. Variabel bebas : kualitas tidur.
3. Variabel terkendali : jenis kelamin, obesitas, kelelahan, stres, depresi, kecemasan.
![Page 74: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/74.jpg)
52
4. Variabel penganggu : konsumsi alkohol, konsumsi kopi dan/atau minuman
berkafein, tumor otak, demam, trauma kapitis, gangguan vaskularisasi otak dan
penyakit otoimun.
4.6.2 Definisi operasional variabel
1. Jenis kelamin adalah jenis kelamin penderita berdasarkan yang tercatat pada kartu
pelajar, yaitu laki- laki dan perempuan. Data berskala kategorikal nominal.
2. Usia remaja adalah usia peralihan antara kanak-kanak ke masa dewasa yang
meliputi perubahan biologik, psikologik, dan sosial, yang dimulai saat terjadinya
kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun
(Soetjiningsih, 2004; Notoatmodjo, 2007).
Data disajikan dalam skala non kategorikal.
3. Kualitas tidur merupakan gambaran subyektif tentang kemampuan untuk
mempertahankan waktu tidur serta tidak adanya gangguan yang dialami sepanjang
waktu tidur yang diukur dengan menggunakan kuesioner standar (Van Cauter dkk,
2007; Agustin, 2012). Kualitas tidur diukur secara subyektif diukur dengan PSQI
dengan pemeriksaan 7 komponen yaitu latensi, durasi, kualitas, efisiensi kebiasaan
tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan gangguan fungsi tubuh di siang
hari (Buysse, 1989). Validitas instrumen PSQI pada penelitian yang dilakukan
oleh Cunha dkk. (2008) adalah 0,89, sedangkan reliabilitas 0,88 (Cueller dkk.,
2008). Data disajikan dalam skala kategorikal nominal.
- Kualitas tidur baik bila skor PSQI < 5
- Kualitas tidur buruk bila skor PSQI > 5
![Page 75: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/75.jpg)
53
4. Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala tanpa disertai adanya penyebab struktural
organik, yang dapat digolongkan menjadi migren, TTH, NKK, dan NKP lainnya
(PERDOSSI, 2013).
Migren adalah nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan selama 4-72
jam. Karakteristik nyeri kepala unilateral, berdenyut, intensitas sedang-berat,
bertambah berat dengan aktivitas fisik yang rutin dan diikuti oleh nausea dan/atau
fotofobia dan fonofobia (PERDOSSI, 2013).
Tension type headache adalah nyeri kepala episodik yang infrequen berlangsung
beberapa menit sampai beberapa hari. Nyeri bilateral, rasa menekan atau mengikat
dengan intensitas ringan sampai sedang. Nyeri tidak bertambah pada aktivitas fisik
rutin, tidak didapatkan mual tapi bisa ada fotofobia atau fonofobia (PERDOSSI,
2013).
Nyeri kepala klaster adalah nyeri kepala yang hebat, unilateral di orbita,
supraorbita, temporal atau kombinasi dari tempat-tempat tersebut, berlangsung 1-
180 menit dan terjadi dengan frekuensi sekali sehari tiap 2 hari sampai 8 kali
dalam sehari. Serangannya disertai satu atau lebih sebagai berikut : semuanya
ipsilateral: injeksi konjungtival, lakrimasi, kongesti nasal, rinoroea, berkeringat di
kening dan wajah, miosis, ptosis, udem palpebra. Selama serangan sebagian besar
pasien gelisah atau agitasi (PERDOSSI, 2013).
Nyeri kepala primer tipe lainnya adalah NKP selain golongan migren, TTH dan
klaster, misalnya nyeri kepala yang digolongkan pada diagnosis sebagai berikut :
primary stabbing headache, primary cough headache, primary exertional
![Page 76: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/76.jpg)
54
headache, NKP sehubungan dengan aktivitas seksual, HH, primary thunderclap
headache, hemikrania kontinua, new daily persistent headache (PERDOSSI,
2013).
Data disajikan dalam bentuk skala kategorikal nominal.
5. Obesitas adalah suatu kondisi abnormal atau penumpukan lemak berlebihan dari
yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Obesitas ditentukan dengan
menghitung nilai indeks massa tubuh (IMT) (WHO, 1998). Rumus IMT adalah
sebagai berikut :
IMT = Berat Badan (BB) dalam (kg)Tinggi Badan (TB)2 dalam (m2)
- Iya : bila IMT ≥ 30,0 kg/m2
- Tidak : bila IMT < 30,0 kg/m2
Data disajikan dalam skala kategorikal nominal.
6. Kelelahan adalah suatu perasaan yang menyebar yang disertai dengan adanya
penurunan kesiagaan dan kelambanan pada setiap aktivitas yang ditandai dengan
berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh monotoni, intensitas
dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab-sebab mental, status
kesehatan, dan keadaan gizi. Kelelahan secara subyektif diukur dengan kuesioner
The Subjective Symptoms Test (SST). Jawaban untuk kuesioner SST dibagi
menjadi empat kategori dengan nilai yaitu sangat sering (3), sering (2), kadang-
kadang (1), tidak pernah (0)
![Page 77: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/77.jpg)
55
Interpretasi tingkat kelelahan menurut kuesioner :
- Nilai ≤ 30 : tidak ada kelelahan
- Nilai 31-60 : kelelahan ringan
- Nilai 61-90 : kelelahan sedang
- Nilai 91-120 : kelelahan berat (Tarwaka, 2009).
Data disajikan dalam bentuk skala kategorikal nominal ya (ada kelelahan dengan
nilai SST ≤ 30, dan bila ada kelelahan dengan nilai SST >30).
7. Stres adalah tekanan psikis akibat adanya tuntutan dalam diri dan lingkungan,
misalnya tuntutan belajar menjelang ujian, menghadapi masalah keluarga atau
hubungan antar teman (Rathus dan Nevid, 2002).
Depresi adalah suasana hati (afek) atau hilang minat atau kesenangan dalam semua
aktifitas selama sekurang-kurangnya 2 minggu, disertai beberapa gejala
berhubungan (Maslim, 2004).
Kecemasan adalah suatu keadaan patologis yang ditandai oleh perasaan ketakutan
disertai tanda somatik pertanda sistem saraf otonom yang hiperaktif (Kaplan dan
Saddock, 1997).
Depresi, kecemasan, dan stres diukur dengan Depression Anxiety Stress Scale
(DASS) 42 (Lovibond, 1995; Crowford dan Henry, 2003; Kholifah, 2013).
Data disajikan dalam bentuk skala kategorikal nominal.
- Depresi (ada) : bila skor DASS 42 untuk depresi >9
Tidak ada : bila skor DASS untuk depresi 0-9
- Kecemasan (ada) : bila skor DASS 42 untuk kecemasan >7
![Page 78: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/78.jpg)
56
Tidak ada : bila skor DASS 42 untuk kecemasan 0-7
- Stres (ada) : bila skor DASS 42 untuk stress >14
Tidak ada : bila skor DASS 42 untuk stres 0-14
8. Konsumsi kopi dan/atau minuman mengandung kafein lainnya adalah kebiasaan
mengkonsumsi kopi dan/atau minuman yang mengandung kafein sejumlah 3-4
cangkir selama tiga bulan terakhir (Shirlow dan Mathers, 1984; Hagen, 2009).
Data disajikan dalam bentuk data berskala kategorikal nominal.
- Iya : bila mengkonsumsi kopi dan/atau minuman yang mengandung kafein
sejumlah 3-4 cangkir sehari, selama 3 bulan terakhir.
-Tidak : bila tidak mengkonsumsi kopi dan/atau minuman yang mengandung
kafein sejumlah 3-4 cangkir dalam sehari, selama 3 bulan terakhir.
9. Konsumsi alkohol yaitu konsumsi minuman yang mengandung alkohol dalam
waktu paling lama 24 jam sebelum timbulnya serangan nyeri kepala.
Data disajikan dalam bentuk skala kategorikal nominal ya dan tidak.
10. Tumor otak merupakan lesi ekspansif yang bersifat jinak atau ganas yang
membentuk massa dalam ruang tengkorak otak (intra kranial) dan menyebabkan
meningkatnya tekanan intra kranial. Manifestasi klinik tumor otak adalah nyeri
kepala yang disertai dengan perubahan status mental, kejang atau bangkitan,
muntah, vertigo, kelemahan separuh tubuh, pandangan kabur atau ganda (Price dan
Wilson, 2006).
11. Demam adalah kenaikan suhu tubuh di atas normal, diukur secara aksila >37,5oC
(High dkk., 2009).
![Page 79: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/79.jpg)
57
12. Trauma kapitis adalah cedera mekanik terhadap kepala baik secara langsung
ataupun tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu
gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik temporer maupun permanen
(PERDOSSI, 2006).
13. Gangguan vaskularisasi otak merupakan gangguan fungsional otak akibat adanya
gangguan pada aliran darah atau pembuluh darah intrakranial yang disebabkan
oleh stroke, trombosis vena serebral, artery-venous malformation, vaskulitis
dengan manifestasi klinis berupa defisit neurologis fokal ataupun global.
14. Penyakit otoimun adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya respon imun
terhadap antigen spesifik yang dihasilkan oleh tubuh sendiri yang menyebabkan
berlangsungnya kerusakan jaringan. Manifestasi klinis penyakit otoimun dalam hal
ini Lupus serebri adalah adanya gangguan neuropsikiatri berupa nyeri kepala,
kejang, kelemahan separuh tubuh, gangguan gerak, gangguan visual dan
sebagainya (Wallace, 2008).
4.7 Instrumen Penelitian
Data primer diperoleh dari penderita melalui wawancara aktif menggunakan
lembar pengumpulan data atau kuesioner.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur subyek
penelitan adalah PSQI. Instrumen ini merupakan suatu kuesioner yang mengukur
kualitas tidur yang telah banyak digunakan pada penelitian-penelitian yang menilai
kualitas tidur di luar maupun dalam negeri. Kuesioner PSQI terdiri dari 7 kelompok
dengan total 19 buah pertanyaan tentang kebiasaan-kebiasaan tidur seseorang dalam
![Page 80: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/80.jpg)
58
sebulan terakhir. Untuk menilai efisiensi tidur pada komponen nomor 4 berdasarkan
hasil penjumlahan dan pembagian nilai yang diperoleh dari skor item pertanyaan
nomor 1, 3, 4. Penghitungannya adalah dengan menjumlahkan lamanya waktu tidur
(dalam jam) dibagi waktu lamanya di atas tempat tidur kemudian dikalikan 100%. Jika
hasilnya >85% diberi skor 0, 75-84% diberi skor 1, 65-74% diberi skor 2, dan <65%
diberi skor 3. Total skor kuesioner PSQI diperoleh dengan menjumlahkan skor 1-7
dengan rentang 0-21. Skor tinggi menunjukkan kualitas tidur yang buruk (Buysse,
1989). Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikelompokkan ke dalam 7 sub bagian yaitu :
1. Kualitas tidur subyektif
2. Latensi tidur
3. Durasi tidur
4. Efisiensi kebiasaan tidur
5. Gangguan tidur
6. Penggunaan obat-obat tidur
7. Gangguan fungsi harian
Berdasarkan respon terhadap pertanyaan tersebut, masing-masing sub bagian akan
dikalkulasi dalam skala Likert 0 sampai 3. Angka 0 menunjukkan tidak adanya
kebiasaan tersebut, sedangkan angka 3 menunjukkan presentasi yang tinggi dari
kebiasaan tersebut. Semua sub bagian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai total
dengan rentang nilai 0-21. Instrumen ini telah mengalami uji reliabilitas, dengan
koefisien korelasi interclass (r)=0,87. Uji validitas PSQI yang dilakukan pada
![Page 81: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/81.jpg)
59
penelitian kualitas tidur di Indonesia pada 30 orang responden mendapatkan hasil nilai
Cronbach alpha 0,766 ( Buysse dkk, 1989; Backhaus dkk, 2002, Agustin, 2012).
Instrumen lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah DASS 42 menilai ada
tidaknya depresi, kecemasan, dan stres sedangkan untuk mengukur ada tidaknya
kelelahan menggunakan instrumen SST. Instrumen DASS 42 terdiri dari 42 item
pertanyaan yang terdiri dari 3 subvariabel yaitu fisik, psikologi dan perilaku. Nilai
depresi, kecemasan, dan stres ditentukan oleh nilai dari komponen DASS yang relevan
untuk masing-masing kriteria. Komponen DASS untuk depresi adalah
3,5,10,13,16,17,21,24,26,31,34,37,38,42. Kecemasan diukur oleh komponen nomor
2,4,7,9,15,19,20,23,25,28,30,36,40,41. Sedangkan stres ditunjukkan oleh komponen
1,6,8,11,12,14,18,22,27,29,32,33,35,39 Instrumen ini telah melalui uji reliabilitas dan
validitas berdasarkan penilaian Cronbach’s alpha sebesar 0,91 (Lovibond, 1995;
Crawford dan Henry, 2003; Kholifah, 2013).
4.8 Prosedur dan Alur Penelitian
4.2. Bagan alur penelitian
59
penelitian kualitas tidur di Indonesia pada 30 orang responden mendapatkan hasil nilai
Cronbach alpha 0,766 ( Buysse dkk, 1989; Backhaus dkk, 2002, Agustin, 2012).
Instrumen lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah DASS 42 menilai ada
tidaknya depresi, kecemasan, dan stres sedangkan untuk mengukur ada tidaknya
kelelahan menggunakan instrumen SST. Instrumen DASS 42 terdiri dari 42 item
pertanyaan yang terdiri dari 3 subvariabel yaitu fisik, psikologi dan perilaku. Nilai
depresi, kecemasan, dan stres ditentukan oleh nilai dari komponen DASS yang relevan
untuk masing-masing kriteria. Komponen DASS untuk depresi adalah
3,5,10,13,16,17,21,24,26,31,34,37,38,42. Kecemasan diukur oleh komponen nomor
2,4,7,9,15,19,20,23,25,28,30,36,40,41. Sedangkan stres ditunjukkan oleh komponen
1,6,8,11,12,14,18,22,27,29,32,33,35,39 Instrumen ini telah melalui uji reliabilitas dan
validitas berdasarkan penilaian Cronbach’s alpha sebesar 0,91 (Lovibond, 1995;
Crawford dan Henry, 2003; Kholifah, 2013).
4.8 Prosedur dan Alur Penelitian
4.2. Bagan alur penelitian
59
penelitian kualitas tidur di Indonesia pada 30 orang responden mendapatkan hasil nilai
Cronbach alpha 0,766 ( Buysse dkk, 1989; Backhaus dkk, 2002, Agustin, 2012).
Instrumen lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah DASS 42 menilai ada
tidaknya depresi, kecemasan, dan stres sedangkan untuk mengukur ada tidaknya
kelelahan menggunakan instrumen SST. Instrumen DASS 42 terdiri dari 42 item
pertanyaan yang terdiri dari 3 subvariabel yaitu fisik, psikologi dan perilaku. Nilai
depresi, kecemasan, dan stres ditentukan oleh nilai dari komponen DASS yang relevan
untuk masing-masing kriteria. Komponen DASS untuk depresi adalah
3,5,10,13,16,17,21,24,26,31,34,37,38,42. Kecemasan diukur oleh komponen nomor
2,4,7,9,15,19,20,23,25,28,30,36,40,41. Sedangkan stres ditunjukkan oleh komponen
1,6,8,11,12,14,18,22,27,29,32,33,35,39 Instrumen ini telah melalui uji reliabilitas dan
validitas berdasarkan penilaian Cronbach’s alpha sebesar 0,91 (Lovibond, 1995;
Crawford dan Henry, 2003; Kholifah, 2013).
4.8 Prosedur dan Alur Penelitian
4.2. Bagan alur penelitian
![Page 82: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/82.jpg)
60
4.9 Analisis Penelitian
Analisis hasil penelitian akan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut
di bawah ini :
1. Analisis deskriptif digunakan untuk menentukan karakteristik subyek penelitian
berdasarkan umur, jenis kelamin, ,obesitas, kelelahan, kecemasan, stres dan
depresi.
2. Korelasi antara kualitas tidur dengan NKP dianalisis dengan uji korelasi koefisien
kontingensi karena kedua variabel berskala nominal setara. Uji korelasi akan
menunjukkan hasil kekuatan korelasi (r) dengan interpretasi sangat lemah (r=0,00-
0,199), lemah (r=0,20-0,399), sedang (r=0,40-0,599), kuat (r=0,60-0,799), dan
sangat kuat (r=0,80-1,00). Korelasi dikatakan bermakna antara kedua variabel
yang diuji apabila nilai p<0,05. Arah korelasi searah apabila nilai r positif (Dahlan,
2009).
3. Seluruh data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan program
SPSS 16.0 for windows.
![Page 83: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/83.jpg)
61
BAB V
HASIL PENELITIAN
Penelitian yang melibatkan 150 orang siswa-siswi SMA Negeri 1 Amlapura
sebagai responden ini akhirnya mendapatkan sejumlah 96 subyek penelitian yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Berikut merupakan tabel yang
menggambarkan karakteristik subyek penelitian.
Tabel 5.1Karakteristik Subyek Penelitian
Karakteristik JumlahN %
Umur- 15 tahun- 16 tahun- 17 tahun
58011
5,2083,3011,50
Jenis kelamin- Laki-laki- Perempuan
5145
53,1046,90
IMT- Tidak obesitas- Obesitas
897
92,707,30
Kelelahan- Tidak ada- Ada
195
1,0598,95
Depresi- Tidak ada- Ada
5640
58,3441,66
Kecemasan- Tidak ada- Ada
4452
45,8454,16
Stres- Tidak ada- Ada
4947
51,0548,95
Jumlah total subyek 96 100
![Page 84: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/84.jpg)
62
Berdasarkan Tabel 5.1 di atas maka dapat diketahui bahwa subyek penelitian
merupakan remaja dengan rentang umur 15 tahun sampai 17 tahun. Kelompok
terbesar adalah subyek dengan umur 16 tahun yaitu 83,30%. Subyek penelitian adalah
remaja siswa-siswa SMA Negeri 1 Amlapura yang diambil dari kelas 1, 2, maupun
kelas 3. Perbandingan persentase subyek laki-laki dan perempuan pada penelitian ini
adalah 53,10% : 46,90%. Jumlah subyek laki-laki dan perempuan pada penelitian ini
tidak jauh berbeda.
Penelitian ini juga menggolongkan subyek berdasarkan IMT. Sebagian besar
peserta tidak tergolong obesitas, hanya sekitar 7,30% subyek penelitian dengan IMT
sesuai obesitas.
Hampir seluruh subyek penelitian mengalami kelelahan (98,95%), demikian pula
sebanyak 54,16% subyek penelitian mengalami kecemasan. Subyek penelitian
sebagian besar tidak mengalami depresi (58,34%) dan stres ( 51,05%).
Tabel 5.2 berikut ini menunjukkan gambaran kualitas tidur subyek penelitian sesuai
dengan jenis kelamin.
Tabel 5.2Kualitas Tidur Berdasarkan Jenis Kelamin
Kualitas Tidur Jenis kelamin Totaln (%)Laki-laki Perempuan
n % N %Baik 17 33,33 10 22,22 27 (28,13)Buruk 34 66,67 35 77,78 69 (71,87)Total 51 100,00 45 100,00 96 (100,00)
![Page 85: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/85.jpg)
63
Tabel 5.2 di atas menunjukkan kualitas tidur subyek penelitian berdasarkan jenis
kelamin. Persentase subyek penelitian dengan kualitas tidur buruk hampir sama antara
laki-laki dan perempuan yaitu 66,67% dan 77,78%. Sedangkan perbandingan
persentase subyek penelitian laki-laki dan perempuan dengan kualitas tidur baik
adalah 33,34% dan 22,24%.
Tabel 5.3Kualitas Tidur Berdasarkan IMT
KualitasTidur
IMT Totaln (%)Obesitas Tidak obesitas
n % n %Baik 1 14,28 26 29,21 27 (28,13)Buruk 6 85,72 63 70,79 69 (71,87)Total 7 100,00 89 100,00 96 (100,00)
Tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa hampir seluruh subyek penelitian dengan
obesitas mengalami tidur kualitas buruk (85,72%), sedangkan 70,79% subyek
penelitian dengan IMT normal juga mengalami kualitas tidur yang buruk.
Tabel 5.4 berikut memberikan gambaran mengenai proporsi NKP yang dialami oleh
remaja subyek penelitian ini.
Tabel 5.4Proporsi NKP Berdasarkan Jenis Kelamin
Nyeri kepala Jenis kelamin Totaln (%)Laki-laki Perempuan
n % n %Tidak ada 9 17,64 5 11,11 14 (14,58)Ada 42 82,35 40 88,89 82 (85,42)Total 51 100,00 45 100,00 96 (100,00)
![Page 86: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/86.jpg)
64
Sejumlah 82 orang (85,42%) subyek penelitian mengalami NKP. Empat puluh dua
orang diantaranya (82,35%%) adalah subyek laki-laki, sedangkan sisanya adalah
perempuan (88,89%).
Korelasi antara kualitas tidur dengan NKP dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut
ini. Sedangkan nilai korelasi faktor-faktor lain dengan NKP dapat dilihat pada Tabel
5.6 berikutnya.
Tabel 5.5Korelasi Kualitas Tidur dengan NKP
KualitasTidur
NKP Totaln (%) r PTidak ada Ada
n % N %Baik 11 40,74 16 59,26 27 (100,00)
0,421 <0,001Buruk 3 4,35 66 95,65 69 (100,00)
Total 14 14,58 82 85,42 96 (100,00)
Tabel 5.5 di atas memberikan informasi mengenai jumlah subyek penelitian
dengan kualitas tidur baik ataupun buruk yang mengalami NKP. Enambelas orang
subyek penelitian dengan kualitas tidur baik mengalami NKP (59,26%) demikian pula
66 orang subyek penelitian dengan kualitas tidur yang buruk mengalami NKP
(95,65%). Sebelas orang subyek penelitian dengan kualitas tidur baik (40,74%) tidak
mengalami NKP, sedangkan sisanya sebanyak 3 orang subyek penelitian (4,35%)
dengan kualitas tidur yang buruk tidak mengalami NKP.
Berdasarkan uji korelasi koefisien kontingensi antar dua variabel nominal yang
setara maka terdapat korelasi yang signifikan antar kedua variabel tersebut (p<0,05)
dengan besaran nilai korelasi antar keduanya adalah 0,421 (r=0,400-0,599) yang
![Page 87: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/87.jpg)
65
menunjukkan kekuatan korelasi sedang (Dahlan, 2004). Kesimpulan data di atas
adalah kualitas tidur yang buruk berkorelasi cukup erat dengan adanya NKP pada
remaja pada subyek peserta penelitian ini.
Tabel berikut menunjukkan korelasi jenis kelamin, obesitas, kelelahan, depresi,
kecemasan dan stres dengan NKP.
Tabel 5.6Korelasi Faktor-faktor Lain dengan NKP
Faktor-faktor lainNKP
Totaln (%)
r PTidak ada Adan % N %
Jenis kelamin- Laki-laki- PerempuanTotal
IMT- Tidak obesitas- ObesitasTotal
Depresi- Tidak ada- AdaTotal
Kecemasan- Tidak ada- AdaTotal
Stres- Tidak ada- AdaTotal
Kelelahan- Tidak ada- AdaTotal
95
14
140
14
86
14
86
14
95
14
01414
64,2835,72100
1000100
57,1542,85100
57,1442,86100
64,2835,72100
0,00100100
424082
757
82
483482
364682
404282
18182
51,2148,79100
91,468,54100
58,5441,46100
43,9056,10100
48,7851,22100
1,2298,78100
51 (53,12)45 (46,88)96 (100)
89 (92,70)7 (7,70)96 (100)
56 (58,33)40 (41,67)96 (100)
44 (45,83)52 (54,17)96 (100)
49 (51,04)47 (48,96)96 (100)
1 (1,05)95 (98,95)96 (100)
0,365
0,115
0,010
0,358
0,109
0,402
0,092
0,256
0,922
0,093
0,283
0,678
![Page 88: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/88.jpg)
66
Tabel 5.6 di atas menunjukkan nilai korelasi (p) dan besarnya korelasi (r) antara
beberapa faktor lain dengan NKP. Masing-masing faktor tersebut menunjukkan
korelasi yang tidak bermakna dengan NKP.
![Page 89: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/89.jpg)
67
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Karakteristik Subyek Penelitian
Nyeri kepala merupakan masalah kesehatan yang sering timbul pada remaja.
Nyeri kepala primer (NKP) yang berulang merupakan faktor risiko terjadi nyeri kepala
kronik di kemudian hari. Berbagai jenis NKP menurunkan kualitas hidup remaja dan
merupakan penyebab utama ketidakhadiran siswa di sekolah. Namun demikian
penelitian berbasis populasi yang menilai prevalensi NKP pada remaja masih terbatas.
Prevalensi NKP memiliki rentang yang sangat luas yaitu sekitar 0,9% hingga 72,3%
(Fendrich dkk., 2007).
Penelitian ini mengambil sampel subyek remaja usia sekolah menengah atas
(SMA) dengan rentang umur 15-17 tahun. Kelompok terbesar adalah subyek dengan
umur 16 tahun yaitu 83,30%. Perbandingan persentase laki-laki dan perempuan pada
penelitian ini tidak terpaut jauh yaitu 53,10% : 46,90%.
Suatu penelitian berbasis populasi di Swedia dengan 237 sampel remaja sekolah
menengah pertama dan lanjut dengan rentang usia 12-18 tahun. Jumlah sampel dengan
usia 15-16 tahun sekitar 26,6%, dengan jumlah subyek perempuan lebih banyak
daripada laki-laki. yaitu dengan perbandingan 57%:43% (Larsson dan Fichtel, 2014).
Penelitian ini mengambil data karakteristik subyek sesuai dengan IMT. Sebagian
besar subyek penelitian (92,70%) tidak mengalami obesitas, sedangkan subyek
penelitian yang mengalami obesitas hanya 7,30%.
![Page 90: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/90.jpg)
68
Seperti halnya nyeri kepala dan masalah tidur, obesitas juga merupakan masalah
yang sering dialami oleh remaja. Data yang diambil dari tahun 2003-2006
menunjukkan bahwa sekitar 16,3% remaja memiliki IMT sesuai dengan kriteria
obesitas. Angka tersebut diperkirakan akan terus bertambah. Obesitas dihubungkan
dengan berbagai kondisi medis pada anak dan remaja diantaranya masalah psikologis,
hipertensi pada anak dan remaja, diabetes melitus, gangguan tidur, dan meningkatnya
risiko gangguan serebro dan kardiovaskular (Palkanis dan Kring, 2012).
Data mengenai efek obesitas terhadap kejadian nyeri kepala masih terbatas. Suatu
penelitian yang berfokus pada IMT dan nyeri kepala pada anak dan remaja
mendapatkan hasil prevalensi obesitas pada remaja adalah 17,1%. Semakin meningkat
IMT semakin meningkat pula frekuensi nyeri kepala dan disabilitas yang disebabkan
oleh nyeri kepala. Risiko terjadinya nyeri kepala meningkat 4 kali lipat pada remaja
perempuan dengan obesitas (Palkanis dan Kring, 2012).
Menurut Bellini dkk. (2013) yang melaporkan berbagai gangguan psikiatri
merupakan komorbiditas suatu NKP kronik pada remaja dan diperkirakan dapat
menjelaskan bagaimana hubungan antara status psikiatri penderita dengan
memberatnya gejala NKP. Hasil penelitiannya menunjukkan 29,6% pasien NKP
memenuhi kriteria paling tidak satu diagnosis gangguan psikiatri. Gangguan cemas
merupakan gangguan psikiatrik terbanyak yaitu sekitar 16,6%. Sedangkan hanya
sekitar 9,46% penderita NKP kronis yang memenuhi kriteria diagnosis gangguan
depresi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian kami, yang melaporkan bahwa
persentase penderita kecemasan, stres dan depresi cukup tinggi.
![Page 91: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/91.jpg)
69
Kelehan merupakan suatu kondisi yang komorbid pula pada penderita NKP. Pada
penelitian ini didapatkan bahwa hampir seluruh subyek mengalami kelelahan. Hal ini
didukung oleh penelitian kasus kontrol oleh Spierings dan van Hoof (1997) dengan
menyesuaikan umur dan jenis kelamin. Mereka melaporkan bahwa kelelahan
ditemukan sekitar 70,3% pada kelompok kasus remaja dengan NKP dan sekitar 60%
pada kelompok kontrol.
6.2 Prevalensi NKP dan Kualitas Tidur Remaja
Prevalensi NKP pada penelitian ini adalah 85,41% atau sekitar 82 orang dari 96
orang subyek penelitian.
Suatu review sistematik yang dilakukan di Kanada terhadap 185 penelitian di
beberapa tempat yang meawakili negara-negara Amerika, Asia dan Eropa yang
menilai nyeri pada remaja menunjukkan bahwa NKP merupakan keluhan yang
tersering dialami oleh remaja dengan prevalensi bervariasi mulai dari 8%-82,9% (King
dkk., 2011).
Larsson dan Fichtel (2014) memperoleh nilai prevalensi yang cukup tinggi pula
pada penelitian mereka yaitu 58,4%. Hasil penelitian tersebut juga didukung oleh
beberapa penelitian yang dilakukan di Scandinavia, Belanda, dan Taiwan yang
mengemukakan peningkatan prevalensi nyeri kepala pada remaja usia sekolah
sepanjang dekade terakhir. Nyeri kepala primer yang terjadi dengan frekuen
berdampak pada kualitas hidup anak dan remaja dan menyebabkan peningkatan
masalah emosional terutama kecemasan dan depresi serta beberapa keluhan somatik
(Larsson dan Fichtel, 2014).
![Page 92: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/92.jpg)
70
Dua penelitian berbasis populasi remaja yang dilakukan di Jerman Barat
memperolah angka prevalensi NKP sangat tinggi yaitu 90,0% dan 75,4% (Fendrich
dkk., 2007).
Suatu studi review sistematis dilakukan di Glasgow, Inggris, terhadap 50
penelitian berbasis populasi anak dan remaja yang mengalami NKP dengan metode
pengambilan sampel yang sama yaitu secara acak. Penelitian-penelitian yang
dianalisis tersebut dilakukan di negara-negara Eropa dan Asia sepanjang rentang
waktu 1 Januari 1990 hingga 31 Desember 2007. Prevalensi NKP yang didapatkan
adalah 58,4% (Abu-Arafeh dkk., 2010).
Penelitan lain yang memberikan data prevalensi NKP pada remaja adalah Lima
dkk. (2014) di Brazil dengan angka yang tinggi yaitu 87,8%.
Rentang angka prevalensi NKP yang bervariasi kemungkinan disebabkan karena
perbedaan populasi, instrumen atau kuesioner yang digunakan serta lokasi geografi
penelitian tersebut dilakukan (Lima dkk., 2014).
Prevalensi NKP remaja perempuan pada penelitian ini adalah 88,89%. Angka ini
lebih besar dibanding dengan prevalensi NKP pada remaja laki-laki yang hanya sekitar
82,35%. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian mengenai NKP yang mengambil
populasi remaja melaporkan bahwa prevalensi NKP pada remaja perempuan memang
lebih tinggi dibandingkan remaja laki-laki (Fendrich dkk., 2007).
Abu-Arafeh dkk. (2010) menunjukkan bahwa prevalensi NKP pada remaja
perempuan lebih tinggi dibanding remaja pria dengan rasio odds 1,53, 95% CI.
![Page 93: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/93.jpg)
71
Pada beberapa penelitian menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi
tingginya prevalensi NKP pada remaja perempuan berkaitan dengan faktor psikososial
yaitu adanya kecemasan dan depresi dan rendahnya kepercayaan diri yang sering
menjadi masalah psikologis remaja perempuan (King dkk., 2011).
Prevalensi NKP pada remaja perempuan dilaporkan secara bermakna lebih tinggi
daripada remaja laki-laki. Perubahan hormonal diperkirakan menjadi salah satu faktor
penyebabnya. Adanya perubahan kadar estradiol pada saat fase menstruasi dari siklus
ovarium berhubungan dengan munculnya beberapa gangguan neurologi misalnya pada
penderita migren (Fendrich dkk., 2007; Lima dkk., 2014).
Tidur memainkan peranan penting dalam perkembangan remaja. Selama masa
remaja pola tidur secara umum mengalami keterlambatan waktu memulai tidur tetapi
remaja dituntut harus bangun lebih cepat untuk berangkat ke sekolah. Keterlambatan
fase tidur merupakan konsekuensi dari keterlambatan jam biologis irama sirkadian
pada remaja dan adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi misalnya pola tidur
orang tua atau aktivitas di sekitar lingkungannya (Sivertsent dkk., 2013).
Masalah tidur pada remaja sangat sering terjadi dan dilaporkan memiliki
prevalensi yang bervariasi mulai 5% hingga 43% dari penelitian (Reigstad dkk.,
2009).
Penelitian ini menunjukkan bahwa 69 dari 96 orang (71,87%) subyek penelitian
memiliki kualitas tidur buruk. Remaja perempuan dengan kualitas tidur buruk
mencapai 36,45% sedangkan remaja laki-laki 35,42% dari keseluruhan jumlah sampel
penelitian.
![Page 94: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/94.jpg)
72
Guo dkk. (2014) mempublikasikan hasil penelitian tentang gangguan tidur pada
remaja di China yang memperoleh angka prevalensi 39,6%. Penelitian lain yang
serupa mendukung penelitian tersebut dengan nilai prevalensi 66%-90%. Hasil
penelitian tersebut mendukung data-data yang diperoleh dari berbagai penelitian yang
dilakukan negara-negara Barat dengan angka prevalensi sekitar 43%. Adanya variasi
angka prevalensi mungkin disebabkan oleh perbedaan metode penelitian, populasi,
besar sampel, intsrumen penelitian serta lokasi geografi tempat dilakukannya
penelitian.
Terdapat 2 faktor yang berperan terhadap kebiasaan yang mempengaruhi sleep
hygiene remaja, yaitu ketidakadekuatan pengaturan waktu tidur meliputi waktu
bangun tidur yang tidak teratur, terlambat tidur siang, dan waktu tidur malam yang
kurang sesuai. Faktor yang kedua adalah meningkatnya waktu terjaga yang disebabkan
oleh penggunaan media elektronik seperti televisi, game di dalam kamar tidur,
kebiasaan mengkonsumsi minuman berkafein. Efisiensi tidur malam yang tidak
adekuat karena berbagai faktor tersebut dapat diperbaiki dengan mengambil waktu
tidur siang 30-45 menit, namun demikian perbedaan jadwal waktu tidur harian tidak
boleh melebihi 1-2 jam untuk mendapatkan sleep hygiene yang baik (Mindell dan
Meltzer, 2008).
Selama masa remaja, terjadi interaksi faktor biologis, psikologis dan sosial yang
menyebabkan pemendekan durasi tidur. Hal ini pada akhirnya memberikan
konsekuensi terhadap kualitas hidup remaja yang dimetaforakan sebagai “the perfect
storm”. Durasi tidur yang pendek ini tidak disertai oleh penurunan kebutuhan tidur
![Page 95: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/95.jpg)
73
sehingga terjadi insufisiensi tidur pada remaja. Masalah tidur yang berkepanjangan
menyebabkan penurunan performa remaja di sekolah, meningkatkan kecenderungan
masalah-masalah mental, dan sejalan dengan itu juga terjadi peningkatan insiden
kecelakaan lalu lintas pada remaja (Carskadon, 2011; Hysing dkk., 2013).
Karakteristik tidur remaja berupa adanya ketidaksesuaian antara jadwal tidur
harian dan pola tidur mingguan termasuk pergeseran waktu tidur menjadi lebih larut
sekitar 1-2 jam pada saat akhir pekan. Sekitar 20%-26% remaja mengalami
pergeseran latensi tidur lebih dari 30 menit. Suatu penelitian gangguan tidur pada
remaja di Islandia menunjukkan, pergeseran rerata latensi tidur sekitar 16,8 menit.
Adanya perpanjangan latensi tidur menunjukkan adanya karakteristik suatu gangguan
tidur insomnia yang memang sering diderita remaja sesuai dengan DSM-IV (Hysing
dkk., 2013).
Beberapa penelitian mengenai pola tidur remaja menunjukkan karakteristik
tertentu yaitu adanya keterlambatan waktu tidur, perpanjangan latensi tidur, dan
pemendekan latensi tidur, yang menyebabkan insufisiensi tidur sekitar 2 jam setiap
harinya dari kebutuhan tidur yang seharusnya dipenuhi oleh remaja. Remaja wanita
memiliki prevalensi lebih tinggi terhadap kecenderungan gangguan tidur ini dibanding
remaja laki-laki (Hysing dkk., 2013).
6.3 Korelasi Kualitas Tidur dengan NKP
Prevalensi gangguan kualitas tidur dan nyeri kepala yang tinggi pada remaja pada
penelitian ini menunjukkan pentingnya diketahui hubungan antara kedua hal tersebut.
Penelitian ini memberikan data bahwa sebanyak 95,65% subyek penelitian dengan
![Page 96: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/96.jpg)
74
kualitas tidur buruk mengalami NKP. Jumlah yang tinggi tersebut menunjukkan
kemungkinan bahwa kualitas tidur yang buruk berhubungan dengan timbulnya NKP
pada remaja. Uji statistik menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara kedua
kualitas tidur dengan NKP.
Nyeri kepala merupakan salah satu keluhan nyeri yang tersering dialami oleh
remaja. Menurut data National Health Interview Survey, lebih dari 90% remaja usia
11-21 tahun di Amerika serikat sering mengeluh nyeri kepala dalam jangka waktu 12
bulan.
Gangguan tidur merupakan keluhan yang sangat sering pula dialami oleh remaja
dan biasanya menyertai NKP. Nyeri kepala dapat timbul saat tidur, saat bangun tidur,
dan kemungkinan berhubungan dengan stadium tidur. Kualitas tidur buruk dan durasi
tidur yang tidak adekuat seringkali mencetuskan nyeri kepala. Walaupun tidur sering
terganggu pada remaja yang mengalami NKP, sangat sedikit penelitian terutama yang
berbasis populasi yang menerangkan bagaimana hubungan antara keduanya. Beberapa
penelitian sebelumnya melaporkan adanya kesulitan untuk memulai tidur, sering
terbangun pada malam hari, terbangun terlalu cepat, dan mengantuk berlebihan pada
siang hari. Data-data mengenai karakteristik NKP meliputi intensitas, durasi, dan
frekuensi yang berhubungan dengan kebiasaan tidur masih kurang. Hal ini didukung
oleh penilaian gangguan tidur yang menggunakan metode yang berbeda-beda (Gilman
dkk, 2007).
Suatu penelitian yang mencari hubungan antara insufisiensi tidur dengan NKP
pada remaja melaporkan 65,7% remaja dengan NKP tidak tidur sesuai dengan
![Page 97: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/97.jpg)
75
kebutuhan tidur yang seharusnya. Hal ini didukung oleh laporan dari National Sleep
Foundation tahun 2006 yang menunjukkan 45% remaja tidak berhasil mendapatkan
tidur optimal tiap malam. Penelitian lain melaporkan bahwa 85% penderita NKP
memilih tidur untuk meredakan nyeri kepalanya (Gilman dkk, 2007; Yagihara dkk,
2012).
The Third Nord-Trøndelag Health Study merupakan penelitian berbasis populasi
yang dilakukan di Norwegia melaporkan adanya hubungan antara gangguan tidur
dengan NKP. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa penderita dengan NKP kronik
(terutama migren kronik) berisiko mengalami gangguan tidur 17 kali lebih besar
daripada individu tanpa NKP. Penelitian tersebut tidak berhasil memberikan
penjelasan apakah gangguan tidur menyebabkan NKP atau sebaliknya karena metode
penelitian yang digunakan membatasi untuk mendapatkan informasi tersebut (Odegard
dkk., 2012).
Salah satu penjelasan yang cukup menarik mengenai hubungan antara gangguan
tidur dengan NKP ini adalah kemungkinan nyeri (dalam hal ini NKP) menyebabkan
tetap terjaga yang mencegah tidur dan mengubah arsitektur tidur menjadi lebih
terfragmentasi yang akhirnya menyebabkan durasi tidur menjadi lebih singkat dan
mengantuk berlebihan pada siang hari.
Teori alternatif lain yang diajukan untuk menjelaskan hubungan antara keduanya
adalah bahwa kualitas tidur yang buruk dapat mengubah pemprosesan nyeri sehingga
menimbulkan nyeri. Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa sleep
deprivation (SD) menyebabkan perubahan sesaat pada sistem kontrol inhibisi nyeri.
![Page 98: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/98.jpg)
76
Kedua perspektif tidak meniadakan satu sama lain dan dapat menjadi suatu hubungan
yang saling mempengaruhi (resiprokal). Suatu penelitian mengenai NKP kronik
mengemukakan suatu teori mengenai hubungan NKP dengan gangguan tidur sebagai
suatu lingkaran yang tidak terputus. Hal ini dapat menjelaskan bagaiman suatu NKP
episodik dapat berubah menjadi NKP kronik pada beberapa individu (Odegard dkk.,
2012).
Pendapat lain menyebutkan bahwa bukan gangguan tidur yang menyebabkan
nyeri ataupun sebaliknya, tapi kedua hal tersebut merupakan fenomena sekunder yang
disebabkan oleh disfungsi neurobiology secara umum. Hipotalamus diperkirakan
sebagai lokasi utama dimana disfungsi neurobiologi tersebut dimulai. Hipotalamus
berhubungan dengan batang otak dalam peranannya pada regulasi nyeri dan tidur.
Teori ini ditunjang oleh beberapa penelitian lain yang melaporkan adanya aktivasi
batang otak serta hipotalamus yang dapat dinilai melalui MRI pada saat terjadi
serangan nyeri kepala. Walaupun peranan hipotalamus selama serangan nyeri kepala
masih merupakan tanda tanya, beberapa hasil penelitian terbaru menunjukkan adanya
hubungan yang kuat terhadap hipotalamus pada penderita NKP khususnya migren
dibandingkan dengan penderita TTH. Hal ini diperkirakan karena adanya gangguan
tidur dan mengantuk berlebihan pada siang hari pada hampir seluruh penderita migren
(Montagna, 2006; Alstadhaug, 2008; Odegard dkk., 2012).
Hipotalamus posterior mewakili pusat pengaturan utama fungsi otonom sentral,
sehingga apabila terjadi perubahan pada fungsi homeostatik akan menyebabkan
perubahan pada control nyeri. Hipotalamus posterior juga memiliki koneksi yang
![Page 99: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/99.jpg)
77
penting dengan sistem modulasi nyeri, menerima input dari korteks singulatus
anterior, nuklues septal lateral, nukleus preoptik, nuklues ventromedial dan lateral
talamus, serta PAG. Hipotalamus posterior kemudian memproyeksikan serabutnya ke
subtalamus, amigdala, dasar dari otak depan, regio limbik dan nukleus trigeminal
kaudalis. Hipotalamus menjelaskan hubungan anatomikal antara timbulnya NKP
dengan gangguan tidur (Alstadhaug, 2008).
Selain penjelasan anatomi, teori melatonin juga dapat menggambarkan hubungan
antara kedua fenomena ini. Kadar melatonin yang rendah didapatkan pada penderita
NKP kronik. Melatonin merupakan hormon dengan efek hipnosis. Ketidakteraturan
sirkadian badan pineal yang menghasilkan kadar melatonin yang rendah mendasari
teori bahwa melatonin memainkan peranan penting terhadap cetusan NKP. Secara
biokimia dijelaskan rendahnya kadar melatonin disebabkan pula oleh menurunnya
ketersediaan serotonin yang diperlukan untuk menghasilkan hormon tersebut (Bruera
dkk., 2008).
Faktor-faktor psikis dapat pula menjadi faktor pemicu NKP kronik dan gangguan
tidur karena berbagai penelitian yang dilakukan telah membuktikan adanya hubungan
kedua kondisi tersebut dengan kecemasan dan depresi. Kecemasan, depresi, dan faktor
psikososial telah lama diketahui sebagai faktor-faktor pencetus TTH (Grieser, 2010;
Odegard dkk., 2012).
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara
kualitas tidur dengan NKP. Hal ini didukung oleh penelitian Odegard dkk.(2012),
setelah melakukan penyesuaian terhadap faktor-faktor demografi (umur, jenis
![Page 100: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/100.jpg)
78
kelamin), latihan, penggunaan obat-obat tidur, dan status pekerjaan dan kelelahan) dan
melakukan analisis multivariat terhadap pengaruh kecemasan dan depresi.
6.4 Korelasi faktor-faktor lain dengan NKP
Faktor-faktor komorbiditas NKP terutama migren antara lain depresi, gangguan
cemas, dan epilepsi. Suatu penelitian yang menilai adanya hubungan antara depresi
dengan meningkatnya insiden disabilitas termasuk diantaranya migren, menunjukkan
insiden yang sedang sampai berat terjadi pada komorbiditas antara depresi dan migren
(Brandes dan Roberson, 2002).
Penelitian lain melaporkan adanya prevalensi gangguan mood dan cemas yaitu 2-
10 kali lebih tinggi pada penderita NKP dibanding populasi normal. Penelitian
berbasis populasi lainnya menunjukkan prevalensi depresi pada penderita migren
mencapai 17%-42% sedangkan sebanyak 16% penderita NKP kronik mengalami
gangguan cemas. Kecemasan mempengaruhi frekuensi NKP dan kualitas hidup,
namun tidak berpengaruh terhadap intensitas dan durasi NKP. Sedangkan depresi
memegang peranan penting dalam menurunkan kualitas hidup penderita NKP
(Penacoba-Puente dkk., 2008; Yavuz dkk., 2013).
Stres yang yang berkepanjangan diperkirakan menjadi faktor risiko timbulnya
NKP. Stres psikologis kronik memainkan peranan penting tidak hanya sebagai
pencetus NKP, tapi juga merupakan faktor penting dalam perubahan suatu NKP
episodik menjadi kronik (Yavuz dkk., 2013).
Suatu penelitian berbasis populasi skala besar dengan 798 penderita NKP episodik
memperlihatkan individu dengan IMT obesitas cenderung mengalami perubahan
![Page 101: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/101.jpg)
79
bentuk menjadi chronic daily headache (CDH) sebanyak 5 kali lebih sering daripada
individu yang tidak obesitas. Namun demikian penelitian tersebut tidak dapat
menunjukkan hubungan positif antara NKP dengan obesitas (Evans dkk., 2012).
Spierings dan van Hoof (1997) melakukan penelitian kasus kontrol terhadap 113
penderita NKP kronik melaporkan sebanyak 70,3% peserta penelitian tersebut
mengalami kelelahan. Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini adalah
penelitian terhadap 68 siswa SMA yang melaporkan bahwa kelelahan merupakan
penyebab timbulnya nyeri kepala pada 67,7% peserta penelitian.
Pada penelitian ini dilakukan uji korelasi statistik beberapa faktor-faktor lain
selain kualitas tidur dengan NKP. Tidak seperti kualitas tidur, tidak terdapat korelasi
yang signifikan antara jenis kelamin, IMT, depresi, kecemasan, stres, dan kelelahan
dengan NKP. Kemungkinan adanya perbedaan letak geografis, besar sampel, populasi,
metode serta instrumen penelitian yang digunakan menyebabkan hasil penelitian ini
berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
Beberapa penelitian sebelumnya lebih banyak menggunakan metode kasus kontrol
dan kohort untuk mencari hubungan antara nyeri kepala dengan kecemasan, depresi,
stres dan kelelahan. Demikian pula penggunaan alat kuesioer yang digunakan untuk
menjaring subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pun berbeda.
Namun demikian, DASS 42 adalah suatu kuesioner praktis dan dapat digunakan dalam
waktu singkat untuk mendapatkan data kecemasan, depresi dan stress dan memiliki
nilai validitas yang cukup baik. Belum ada penelitian yang membandingkan
![Page 102: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/102.jpg)
80
bagaimana validitas DASS 42 jika dibandingkan dengan kuesioner lain untuk
mengukur tingkat kecemasan, depresi dan stres.
Suatu penelitian dengan hasil tidak bermakna secara statistik memang merupakan
hasil perhitungan yang menunjukkan nilai secara obyektif, namun dari sisi praktis
(practical significance) tidak selalu memiliki makna yang sejalan. Suatu penelitian
dapat memiliki nilai signifikansi praktis yang dilandasi oleh pertimbangan akal. Hal
ini disebabkan karena signifikan atau tidaknya suatu hasil uji statistik tergantung
antara lain jumlah sampel (n) dan variabilitas data. Signifikansi statistik merupakan
pernyataan mengenai probabilitas keluaran spesifik (likehood) penelitian tersebut,
bukan yang lain (Hays, 1973).
6.4 Limitasi dan Kelebihan Penelitian
6.4.1. Limitasi
Penelitian ini memiliki beberapa limitasi antara lain penelitian memakai subyek
pada populasi tertentu dan dilakukan tempat tertentu pula sehingga hasil penelitian ini
belum tentu menggambarkan kondisi yang sama pada populasi dan tempat yang
berbeda.
6.4.1. Kelebihan
Belum banyak penelitian yang mencari korelasi antara kualitas tidur dan faktor-
faktor lain dengan nyeri kepala primer. Subyek penelitian sudah diberikan penjelasan
tentang cara pengisian kuesioner sebelumnya sehingga dapat mengisi kuesioner
dengan benar. Selain itu penelitian ini memakai instrumen berupa kuesioner yang
sudah dilakukan uji reabilitas dan validitas dengan hasil yang cukup baik.
![Page 103: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/103.jpg)
81
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat dibuat simpulan sebagai
berikut:
1. Proporsi gangguan tidur dan nyeri kepala primer (NKP) pada remaja cukup
tinggi, yaitu 71,87% dan 85,42%.
2. Terdapat korelasi yang bermakna antara kualitas tidur yang buruk dengan NKP
dengan kekuatan korelasi sedang.
3. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara faktor-faktor lain seperti jenis
kelamin, obesitas, depresi, kecemasan, stres dan kelelahan dengan NKP.
7.2 Saran
1. Melakukan penelitian pada populasi lain dengan lokasi yang berbeda pada
sekolah-sekolah lain di seluruh kabupaten/kotamadya di wilayah Propinsi Bali
untuk mendapatkan data yang lebih banyak menganai proporsi gangguan tidur
dan NKP pada remaja.
2. Melakukan penelitian lanjutan dengan metode yang berbeda untuk dapat
menjelaskan hubungan sebab akibat antara kualitas tidur yang buruk dan faktor-
farktor lain dengan timbulnya NKP pada remaja.
![Page 104: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/104.jpg)
82
3. Untuk tenaga kesehatan dapat melakukan semacam uji tapis dengan kuesioner
gangguan tidur pada remaja yang mengalami NKP.
4. Memberikan informasi megenai pola tidur yang baik (sleep hygiene) untuk
mencegah timbulnya nyeri NKP dan meningkatkan kemampuan belajar siswa di
antaranya dengan tidur dan bangun teratur pada jam yang sama tiap hari, tidur
dengan waktu yang cukup, berolahraga setiap hari tetapi jangan sebelum tidur
atau larut di malam hari, makan teratur, hindari gangguan fisik (suara berisik,
cahaya terang, panas dan dingin) dan apabila biasa tidur siang lakukan pada
waktu yang sama tiap hari (sebaiknya sesudah makan siang dan jangan melebihi
45 menit).
![Page 105: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/105.jpg)
83
DAFTAR PUSTAKA
Abu-Arafeh, I., Razak, S., Sivaraman, B., Graham, C. 2010. Prevalence ofHeadache and Migraine in Children and Adolescents: a Systematic Review ofPopulation-Based Studies. Developmental Medicine and Child Neurology;52:1088-1097.
Adnyana, O. 2012. Prevalensi, Karakteristik, dan Beberapa Faktor yang Berkaitandengan Nyeri Kepala Migren pada Mahasiswa STIKES Bali. Neurona; 29(3):14-19.
Agustin, D. 2012. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur padaPekerja Shift di PT. Krakatau Tirta Industri Cilegon” (Skripsi). Jakarta: UniversitasIndonesia.
Alberti A. 2006. Headache and Sleep. Sleep Medicine Review;10(6):431-437.
Alstadhaug, K. 2009. Migraine and Hypothalamus. Cephalalgia;29(8):809-817.
Arifin, Z. 2011. “Analisis Hubungan Kualitas Tidur dengan Kadar Glukosa DarahPasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Propinsi Nusa TenggaraBarat”(tesis). Jakarta: Universitas Indonesia.
Backhaus, J., Junghanns, K., Broock, A., Riemann, D., Hohagen, F. 2002. TestRe-Test Reliability and Validity of The Pittsburgh Sleep Quality Index In PrimaryInsomnia. J Psychosom Res;53(3):734-740.
Bali Dalam Angka 2013. 2014. Penduduk Provinsi Bali Menurut Kelompok UsiaHasil Sensus Penduduk 2010. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali;[cited 2015 Peb 24].Available from: www.bali.bps.go.id
Bellini, B., Arruda, M., Cescut, A., Saulle, C., Persico, A., Carutenuto, M., Gatta,M., Nacinovich, R., Piazza, F., Termine, C., Tozzi, E., Lucchese, F., Guidetti, V.2013. Headache and Comorbidity in Children and Adolescents.J HeadachePain;14(1):79-83.
Bhavsar, B., Farooq, M., Bhatt, A. 2009. The Therapeutic Potential Of MelatoninIn Neurological Disorders. Recent Patents on Endocrine, Metabolic & Immune DrugDiscovery; 3: 60-64.
Boardman, H., Thomas, E., Millson, D., Croft, P. 2005. Psychological, Sleep,Lifestyle, and Morbid Associations with Headache. Headache;45:657–69.
Böhm, S. 2012. “Sleep and Chronotype in Adolescents” (Dissertation). Munich:Universität zu Mϋnchen.
![Page 106: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/106.jpg)
84
Brandes, J., Roberson, S. 2002. The Relationship Between Comorbid DepressionAnd Migraine Disability: Preliminary Insights From A Specialist Headache Clinic.Advanced Studies in Medicine;2(16):578-581.
Bruera, O., Sances, G., Levin, G., Cristina, S., Medina, C., Nappi, G., Figuerola,ML. 2008. Plasma Melatonin Pattern in Chronic and Episodic Headaches: Evaluationduring Sleep and Waking. Functional Neurology; 23(2):77-81.
Brun, J., Claustrat, B., Saddier, P., Chazot, G. 1995. Nocturnal MelatoninExcretion is Decreased in Patient with Migraine without Aura Attacks associated withMenses. Cephalalgia;15:136-139.
Bruni, O., Ottaviano, S., Guidetti, V., 1996. The Sleep Disturbances Scale forChildren (SDCS) Construction and Validation of an Instrument to Evaluate SleepDisturbances in Childhood and Adolescence. J Sleep Rrs;5:251-261.
Buysse, D., Reynold, C., Monk, T., Berman, S., Kupfer, D.1989. The PittsburghSleep Quality Index : A New Instrument for Psychiatric Practice and Research.Psychiatry Res; 28(2):193-213.
Calhoun, A., Ford, S. 2007. Behavioral Sleep Modification may RevertTransformed Migraine to Episodic Migraine. Headache;47:1178-1183.
Carskadon, M., Wolfson, A., Acebo, C., Tzischinsky, O., Seifer, R. 1998.Adolescent Sleep Patterns, Circadian Timing, and Sleepiness at A Transition to EarlySchool Days. Sleep;21(8):871-881.
Carskadon, M. 2011. Sleep in Adolescents: The Perfect Storm. Pediatr Clin NorthAm.;58: 637–647.
Chokroverty, S. 2010. Overview of Sleep and Sleep Disorder. Indian J MedRes;131:126-140.
Craven, R., Hirnle, C. 2000. Fundamental of Nursing : Human Health andFunction. 3rdEd. Philadelphia : Lippincott William&Wilkins.
Crawford, J., Henry, J. 2003. The Depresson Anxiety Stress Scale (DASS):Normative Data and Latent Structure in A Large Non-Clinical Sample. Br J ClinPsychol;42(Pt 2):111-31.
Cunha, da B., Zanetti, L., Hass, J. 2008. Sleep Quality in Type 2 Diabetics. RevLatino-am Enfermagem;16(5):850-855.
Cueller, G., Ratcliffe, J. 2008. A Comparison Of Glycemic Control , Sleep,Fatique, and Depression, in Type 2 Diabetes with and without Restless Leg Syndrome.J clin sleep med;4(1):50-56.
![Page 107: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/107.jpg)
85
Culebras, A., Ivanenko, A., Kushida, C., Watson, N. 2007. Insomnia andCircadian Dysrhythmias. In : Culebras, A., editor. Sleep Disorders and NeurologicDiseases. 2nd. Ed. New York: Informa Healthcare USA, Inc.p.39-53.
Curcio, G., Ferrera, dkk. 2006. Sleep Loss, Learning Capacity and AcademicPerformance. Sleep Med Rev;10(5):323-337.
Dahlan, M. 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam PenelitianKedokteran dan Kesehatan. Ed II. Jakarta : Salemba medika.
Dosi, C., Riccioni, A., dell Corte, M., Novelli, L., Ferri, R., Bruni, O. 2013.Comorbidities of Sleep Disorders in Childhood and Adolescence: focus on migraine.Nature and Science Sleep;5:77-85.
Doufas, A., Panagiotou, O., Ioannidis, J. 2012. Concordance of Sleep and PainOutcomes of Diverse Interventions: An Umbrella Review. PLoS One on line journal;7(7), [cited 2013 Des. 22]. Available from:URL:http:/www.europepmc.org/article/PMC3398909.
Dinges, D., Rogers, N., Baynard, M. 2011. Chronic Sleep Deprivation. In :Kryger, M., Roth, T., Dement, W, editors. Principles and Practice of Sleep Medicine.5th.Ed. Missouri: Elsevier-Saunder.p.67-77.
Diener H, Obermann M, Holle D. 2012. Hypnic Headache: Clinical Course andTreatment. Current Treatment Options in Neurology;14(1):15-26.
Dodick D, Eross E, Parish J. 2003. Clinical, Anatomical, and PhysiologicRelationship between Sleep and Headache. Headache;43:282-292.
El-Gendy, A., El-Gendy, A., Colyar, M. 2009. Pediatric and Adolescent SleepDisorders. Egyptian Journal of bronchology;3(2):157-164.
Evans, R., Williams, M., Rapaport, A., Peterlin, B. 2012. The Association ofObesity With Episodic and Chronic Migraine.. .Headache;;52:663-671.
Falafigna, A., Telles, A., Velho, M., Vedana, V., da Silva R., Mazzocchin, T.,Basso, M., de Braga, G. 2010. Prevalence and Impact Headache in UndergraduateStudents in Southern Brazil. Arq neuropsiquiatr;68(6):873-877.
Fendrich, K., Vennemann, M., Pfaffenrath, M., Evers,S., May, A., Berger, K.,Hoffmann, W. 2007. Headache Prevalence Among Adolescents -- The GermanDMKG Headache Study. Cephalalgia;27:347-354.
![Page 108: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/108.jpg)
86
Fukui, P., Goncalves, T., Strabelli, C., Lucchino, N., Matos, F., dos Santos, J.,Zukerman, E., Zukerman-Guendler, V., Mercante, J., Masruha, M., Viera, D., Peres,M. 2008. Trigger factors in migraine patients. Arq neuropsiquiatr;66(3-A):494-99.
Fuller,P., Gooley, J., dkk. 2006. Neurobiology of Sleep-Wake Cycle: SleepArchitecture, Circadian Regulation, and Regulatory Feedback. J BiolRhythms;21(6):482-493.
Gilman, D., Palermo, T., Kabbouche, M., Hershey, A., Powers, SC. 2007.Primary Headache and Sleep Disturbance in Adolescent. Headache;47:1189-1194.
Guo, L., Deng, J.,He, Y., Deng, X., Huang, J., Huang, G., Gao, X., Lu, C. 2014.Prevalence and Correlates of Sleep Disturbance and Depressive Symptoms amongChinese Adolescents: A Cross-Sectional Survey Study. Bmj Open;4.
Hagen, K., Thoresen, K., Stovner, L., Zwart, J-A. 2009. High Dietary CaffeineConsumption is Associated with a Modest Increase in Headache Prevalence : Resultfrom The Head-HUNT Study. J Headache Pain;10:153-159.
Haryono, A., Rindiarti, A., Arianti, A., Pawitri, A., Ushuluddin, A., Setiawati, A.,Reza, A., Wawolumaja, CW. 2009. Prevalensi Gangguan Tidur pada Remaja Usia 12-15 Tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Sari Pediatri;11(3):149-154.
Hays, W. 1973. Statistics for The Behavioral Sciences. 2ed. New York:HoltRinehart and Winston Inc.
High, K., Bradley, S., Gravenstein, S., Mehr, D., Quagliarello, V., Richard,C.,Yoshikawa, T. 2009. Clinical Practice Guideline for the Evaluation of Fever andInfection in Older Adult Residents of Long-Term Care Facilities: 2008 Update by theInfectious Disease Society of America. Clinical Infectious Diseases;48:149-71.
Hoban, T. 2010. Sleep Disorder in Children. Ann N Y Acad Sci;1184:1-14.
Houle, T., Butschek, R., Turner, D., Smitherman, T., Rains, J., Penzien, D. 2012.Stress and Sleep Duration Predict Headache Severity in Chronic Headache Sufferers.Pain;153(12): 2432-2440.
Hysing, M., Pallesen, S., Stormark, K., Lundervold, A., Si Vertsen. B. 2013.Sleep Patterns And Insomnia Among Adolescents: A Population-Based Study. JSleep Res; 22: 549–556.
Kelman, L., Rain, J. 2005. Headache and Sleep : Examination of Sleep Patternand Complaint in A Large Clinical Sample of Migraineurs. Headache;45:904-910.
![Page 109: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/109.jpg)
87
Kholifah, A. 2013. “Gambaran Tingkat Stres pada Anak Usia SekolahMenghadapi Menstruasi Pertama (Menarche) di Sekolah Dasar Negeri GegerkalongGirang 2” (Skripsi). Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.
King, S., Chambers, C., Huquet, A., MacNevin, R., McGrath., Parker, L.,MacDonald, A. 2011. The Epidemiology of Chronic Pain in Children and AdolescentsRevisited: A Systematic Review. Pain;152:2729–2738.
Kutlu, A., Yalug, I., muyalim, S., Obuz, O., Selekler, M. 2010. Triggers Factorsof Migraine. Noropsikiyatri Arsivi;47(1):58-63.
Larsson, B., Fichtel, A. 2014. Headache prevalence and characteristics amongadolescents in the general population: a comparison between retrospect questionnaireand prospective paper diary data. The Journal of Headache and Pain;15(8).
Lange, T., Born, J. 2011. The Immune Recovery Function of Sleep-Tracked byNeutrophil Counts. Brain Behave Immune;25(1):14-15.
Leger, D., Porsain, B., Neubauer, D., Uchiyama, M. 2008. An InternationalSurvey of Sleeping Problems in The General Population. Current Medical researchand Opinion; 24(1): 307-317.
Lewis, D. 2002. Headaches in Children and Adolescents. Am Fam Physician,15;65(4): 625-633.
Lima, A., de Araujo., Gomes, M., de Almeida, L., de Souza, Gabriely., Cunha, S.,Pitangu, A. 2014. Prevalence Of Headache and its Interference in The Activities OfDaily Living in Female Adolescent Students. Rev Paul Pediatr ;32(2):256-61.
Lina Waty, Supriatmo, Saing, B. 2013. Relationship between Migraine and SleepDisorders in Adolescents. Paediatrica Indonesiana;53(4):214-17.
Liu, X., Zhao, Z., Jia, C., Buysse, D. 2008. Sleep Pattern and Problems amongChinese Adolescent. Pediatrics;121(6):1165-1173.
Lovibond, S., Lovibond, P. 1995. Manual for the Depression Anxiety Stress Scale2ndEd. Sydney: Psychology Foundation.
Lumbantobing. 2008. Gangguan Tidur. Jakarta: Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia.
Lund, H., Reider, B., Whiting, R., Prichard, J. 2010. Sleep Patterns andPredictors of Disturbed Sleep in A Large Population of College Students. Journal ofAdolescent Health.
![Page 110: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/110.jpg)
88
Mahdi, A., Fatima, G., Kumar Das, S., Verma, N. 2011. Abnormality ofCircadian Rhythm of Serum Melatonin and Other Biochemical Parameters inFibromyalia Syndrome. Indian Journal of Biochemistry & Biophysics;48:82-87.
Mindell, J., Owens, J., 2003. A Sleep in The Pediatric Practice. In: Mindell J,editor. A Clinical Guide to Pediatric Sleep: Diagnosis and Management of SleepProblems. Lippincott: Williams&Wilkins;1-10.
Mindell, J., Meltzer, L. 2008. Behavioral Sleep Disorders in Children andAdolescents. Ann Acad med Singapore;37:722-728.
Moldofsky, H. 2001. Sleep and Pain. Sleep Medicine Reviews;5(5):387–398.
Moran, A., Everhart, D. 2012. Adolescent Sleep: Review of Characteristics,Consequences, and Intervention. Journal of sleep disorders: treatment&care;1(2).
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT.Rhineka Cipta.
Ohida, T., Osaki, Y., Doi, Y., Tanihata, T., Minowa, M., Suzuki, K, dkk. 2004.An Epidemiologic Study of Self Reported Sleep Problems among JapaneseAdolescent. Sleep.27;978-985.
Pace-Schott, E., Hobson, J. 2002. The Neurobiology of Sleep: Genetics, CellularPhysiology and Subcortical Networks. Nature Review;(3):501-605.
Palkanis, A., Kring, D. 2012. Chronic Daily Headache, Medication Overuse, andObesity in Children and Adolescents. J Child Neurol; 27(5): 577–580.
Paiva T, Farinha A, Martins A, Batista A, Guilleminault C. Chronic Headachesand Sleep Disorders. 1997. Arch Intern Med;157:1701-1705.
Penacoba-Puente, C., Fernandez de las Penas, C., Gonzalles-Gutierrez, J.,Miangolarra-Page, J., Pareja, J.2008. Interaction Between Anxiety, Depression,Quality Of Life And Clinical Parameters In Chronic Tension-Type Headache.European Journal of Pain;12(7):886-894.
PERDOSSI, 2006. Konsensus Nasional : Penanganan Trauma Kapitis danTrauma Spinal. Dalam: Soertidewi L., Misbach J., Sjahrir H., Hamid A., Jannis J.,Bustami M.. Editor. Kelompok Studi Traumatologi. Jakarta. Perdossi.
![Page 111: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/111.jpg)
89
PERDOSSI. 2013. Konsensus Nasional IV: Diagnostik dan PenatalaksanaanNyeri Kepala. Dalam: Sjahrir, H., Machfoed, H., Suharjanti, I., Basir, H., Surbakti,KP., Mutiawati, E., Basjiruddin, H., Gunawan, BI., Yuanita, A., Aninditha, T., dkk.Editor. Kelompok Studi Nyeri Kepala. Surabaya. Airlangga University Press.
Peres, M. 2005. Melatonin, The Pineal Gland and Their Implications forHeadache Disorders. Cephalalgia;25: 403-411.
Peres M, Marusha M, Zulkerman E, Moreira-Filho J, Cavalheiro E. 2006.Potensial Therapeutics Use of Melatonin in Migraine and Other Headache Disorder.Exper OpinInvest Drugs; 15(4): 367-375.
Pilcher, J., Ginter, D., Sadowsky, B. 1997. Sleep Quality Versus Sleep Quantity:Relationship Between Sleep and Measure of Health, Well-Being, and Sleepiness inCollege Students. J Psychosom Res;42(6):583-596.
Prather, A., Puterman, E., Epel, E., Dhabar, F. 2014. Poor Sleep QualityPotentiates Stress-Indusced Cytokine Reactivity in Postmenopausal Women with HighVisceral Abdominal Adiposity. Brain, Behavior, and Immunity;35:155-162.
Price, A., Wilson, L. 2006. Pathophysiology : Clinical Concepts of DiseaseProcesses. New York:Mosby.
Rains J, Poceta J, Penzien D. Sleep and Headaches. 2008. Current Neurology andNeuroscience Reports;8:167–175.
Rasmussen, B. 1993. Migrain and Tension Type Headache in a GeneralPopulation : Precipitating Factors, Female Hormones, Sleep Pattern and Relation ToLifestyle (abstr). Pain; 53(1):65-72.
Rathus, S., Nevid, J. 2002. Psychology and The Challenge of Life : Adjustment inThe New Millennium. Eight edition. Danver; John Wiley&Sons, Inc.
Reigstad, B., Jørgensen, K., Sund, A., Wichstrøm, L. 2009. Prevalences andcorrelates of sleep problems among adolescents in specialty mental health services andin the community: What differs? Nord J Psychiatry;00:1–9.
Roennerberg, T., Kuehnle, T. 2004. A Marker for The End of Adolescence. CurrBiol; 14(24):1038-1039.
Sancisi, E., Coveli, S., Vignatelli, L., Mariana, N., Pierangeli, G., Zanigni, S.,Grimaldi, D., Cortelli, P., Montagna, P. 2010. Increase Prevalence of Sleep Disordersin Chronic Headache: A Case Control Study. Headache; 50(9):1464-1472.
![Page 112: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/112.jpg)
90
Saper,C., Scammell, T. 2005. Hyphotalamic Regulation of sSeep and CircadianRhythms. Nature;437(7063):1257-1263.
Schochat, T., Bretler, O., Tzizchinsky, O. Sleep Pattern, Media Exposure, andDaytime Sleep-Related Behaviors among Israeli Adolescents. ActaPaediatrica;99:1396-13400.
Seshia, S., Phillips, D., von Baeyer, C. 2008. Childhood Chronic Daily Headache :A Biopsychosocial Perspective. Dev med Child Neurol;50(7):541-545.
Shirlow, M., Mathers, C. 1985. A Study of Coffee Consumption and Symptoms :Indigestion, Palpitations, Tremor, Headache and Insomnia. Int J Epidemiol;14(2):239-249.
Shneerson, J. 2005. Physiological Basis of Sleep and Wakefulness. SleepMedicine : A Guide to Sleep and Its Disorder. Massachusetts. Blackwell PublishingLtd:22-53.
Silberstein, S., Lipton, R., Goadsby, P. 2002. Headache in Clinical Practice. 2nd
edition. Martin Dunitz Ltd. United kingdom:16-17.
Sivertsen, B., Pallesen, S., Stormark, K., Bøe T., Lundervold, A., Hysing, M.2013. Delayed Phase Syndrome in Adolescents: Prevalence and Correlates in a LargePopulation Based Study. BMC Public Health;13:1163
Sjahrir, H., Nasution, D. 2003.Prevalensi nyeri kepala paroksismal padamahasiswa FK USU Medan. Naskah lengkap Bienial Meeting PNPNCh. Surabaya.
Sjahrir, H. 2009. Insiden Jenis Penyakit Pasien yang Berobat Jalan di Klinik SarafKlinik Spesialis Bunda. Cermin Dunia Kedokteran;36(6):399-402.
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta:PT. Rhineka Cipta.
Spierings, E., van Hoof, M. 1992. Fatique and Sleep in Chronic HeadacheSufferers: An Age-and Sex-Controlled Questionnaire Study. Headache;37:549-552.
Straube, A., Heinen, F., Ebinger, F., Kries, R. 2013. Headache in School Children: Prevalence and Risk Factors. Dtsch Arztebl Int;110(48):811-818.
Tarwaka. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja, danProduktivitas. UNIBA press. Surakarta.
![Page 113: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/113.jpg)
91
Teron J. 2002. Is The 5-HT7 Receptor Involved in The Pathogenesis andProphylactic Treatment of Migraine? European Journal of Pharmacology;439:1-11.
Tikotzsky, L., Sadeh, A. 2012. Sleep Problems during Adolescence: Links withDaytime Functioning. In: Latzer, Y and Tzischinsky, O., editor. The Dance OfSleeping And Eating Among Adolescents. Israel. Nova Science Publishers, Inc:109-127.
Van Cauter, E., Holmback, U., Knutson, K.,Leproult, R., Miller, A., Nedeltcheva,A., Pannain, s., Penev, P., Tasali, E., Spiegel, K. 2007. Impact of Sleep and Sleep Losson Neuroendocrine and Metabolic Function. Horm Res;67[Suppl 1]2-9.
Wang, S., Fuh, J., Lu, S. 2009. Chronic Daily Headache in Adolescent : an 8-yearfollow-up study. Neurology;73:416-422.
Wallace, D. 2008. The Lupus Book: a Guide for Patients and Their Family.4ed .New York: Oxford University Press.
Wahyuni, D.,Rahmadewi. 2011. Kajian Profil Penduduk Remaja (10-24 Tahun):Ada Apa dengan Remaja? Policy Brieft Pusat Penelitian dan PengembanganKependudukan BKKBN;1(6):1-4.
WHO. 1998. Obesity: Preventing and Managing the Global Epidemic. Report ofA WHO Consultation on Obesity. Geneva: World Health Organisation.
Yagihara, F, Lucchesi, L, Smith, A, Speciali, J. 2012. Primary Headaches andTheir Relationship with Sleep. Sleep Sci;5(1):28-32.
Yavus, B., Aydinlar, E., Dikmen, P., Incesu, C. 2013. Association BetweenSomatic Amplification, Anxiety, Depression, Stress And Migraine. The Journal ofHeadache and Pain;14:53:
![Page 114: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/114.jpg)
Lampiran 1
92
INFORMASI PASIEN
Kami mengharapkan partisipasi anak Bapak/Ibu dalam penelitian ilmiah yangdilaksanakan oleh dr. Agus Antara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara nyeri kepala
primer dengan gangguan tidur pada usia remaja dan apakah gangguan tidur merupakan
faktor risiko timbulnya nyeri kepala pada penderita nyeri kepala primer usia remaja.
Nyeri kepala dan gangguan tidur merupakan 2 hal yang sangat sering dialami oleh
kelompok usia remaja. Penatalaksanaan kedua hal tersebut seringkali tidak
memuaskan. Nyeri kepala yang timbul dengan kuantitas yang sering akan
menyebabkan penurunan konsentrasi dan kemampuan remaja beraktivitas dan tentu
saja menurunkan prestasi remaja di sekolah.
Bacalah/dengarkan dengan seksama informasi ini sebelum Bapak/Ibu
memutuskan apakah anak Bapak/Ibu akan turut berpartisipasi atau tidak. Jangan ragu-
ragu untuk bertanya jika ada hal-hal yang belum dimengerti. Bila Bapak/Ibu
memutuskan anak anda berpartisipasi, kami harapkan Bapak/Ibu bersedia untuk
memberikan ijin kepada anak anda untuk diwawancarai dan dilakukan pemeriksaan
klinis neurologis.
Dalam penelitian ini, peneliti atau petugas yang telah dilatih oleh peneliti akan
mewawancara dan memeriksa anak Bapak/Ibu secara klinis neurologi terutama
menanyakan tentang ada tidaknya gangguan tidur yang dialami dan bagaimana
karakteristik nyeri kepala yang dialami oleh anak anda. Selama penelitian ini, anak
Bapak/Ibu tidak dikenakan biaya.
![Page 115: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/115.jpg)
93
Data-data dikumpulkan dalam penelitian ini akan disimpan dalam data komputer
tanpa nama anak Bapak/Ibu. Hanya peneliti yang mengetahui data-data anak
Bapak/Ibu. Hasil penelitian ini mungkin akan dipublikasikan di forum ilmiah terbatas
tanpa menampilkan identitas anak anda.
Sehubungan dengan penelitian ini, bila timbul pertanyaan mengenai penelitian ini
harap menghubungi : dr. Agus Antara, nomor telp : 081316632400
![Page 116: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/116.jpg)
Lampiran 2
94
FORMULIR PERSETUJUAN TERTULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini selaku orang tua/wali dari :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Telah membaca dengan seksama keterangan/informasi yang berkenaan dengan
penelitian ini dan setelah mendapat penjelasan saya mengerti dan mengijinkan
anak kami untuk ikut serta dalam penelitian ini.
Menyetujui Dokter/Petugas
Peserta Yang memberikan penjelasan
( ) ( )
Orang tua/wali peserta
(……………………..)
![Page 117: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/117.jpg)
Lampiran 3
95
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA PRIMERPADA SISWA-SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1
AMLAPURA DI KABUPATEN KARANGASEM
1. Nomor urut
2. Tanggal Pemeriksaan
3. Pemeriksa
4. Nama
5. Alamat
6. Nomor telepon
7. Tanggal lahir
8. Umur
9. Jenis kelamin (1) Laki-laki
(2) Perempuan
10. SMA (kelas)
11. Tinggi/BB .........cm ...........kg
12. IMT (1) Obesitas
(2) Tidak obesitas
13. Riwayat cedera kepala (1) Ya
(2) Tidak
14. Riwayat kejang (1) Ya
(2) Tidak
15. Sinusitis (1) Ya
(2) Tidak
16. Sakit gigi dan tempromandibula (1) Ya
(2) Tidak
17. Pemeriksaan fisik
- Tekanan darah (1) Normal
(2) Hipertensi
- Nadi (1) < 60 kali/menit
(2) 61-100 kali/menit
![Page 118: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/118.jpg)
96
(3) > 100 kali/menit
- Respirasi (1) <12 kali/menit
(2) 12-20 kali/menit
(3) > 20 kali/menit
- Temperatur (1) Normal
(2) Di atas normal
18. Tanda perangsangan meningeal (1) Ada
(2) Tidak
19. Nervus kranialis (1) Normal
(2) Terganggu
20. Sistem motorik (1) Normal
(2) Tidak normal
21. Refleks fisiologis (APR) (1) Normal
(2) Menurun
(3) Meningkat
22. Refleks patologis (1) Ada
(2) Tidak
23. Sistem sensorik
- Raba/tekan (1) Normal
(2) Menurun
(3) Meningkat
- Nyeri, suhu (1) Normal
(2) Menurun
(3) Meningkat
- Proprioseptif (1) Normal
(2) Menurun
- Vibrasi (1) Normal
(2) Menurun
![Page 119: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/119.jpg)
97
Kuesioner Nyeri Kepala
1. Apakah anda menderita nyeri kepala dalam tiga bulan terakhir?(1) Ya(2) Tidak
2. Jika ya, berapa lama nyeri kepala tersebut berlangsung setiap serangan ?(1) <30 menit(2) 30 menit – 7 hari(3) > 7 hari(4) Beberapa jam atau terus menerus
3. Frekuensi nyeri kepala dalam sebulan :(1) Sepuluh episode serangan dengan rerata < 1 hari/bulan (infrekuen)(2) Sepuluh episode serangan dalam 1-15 hari/bulan selama minimal 3 bulan
(frekuen)(3) > 15 hari/bulan selama > 3 bulan (kronis)
4. Tipe nyeri kepala :(1) Berdenyut(2) Tidak berdenyut (menekan/mengikat)
5. Lokasi nyeri kepala(1) Bilateral (2 sisi)(2) Unilateral (satu sisi)
6. Gejala prodromal (muncul 2 jam – 2 hari sebelum sakit kepala perubahan suasanahati, mudah tersinggung, depresi, euforia, lemas, sangat ingin makanan tertentu,konstipasi/diare, makin sensitif bau/suara) :(1) Ada(2) Tidak ada
7. Aura (visual, sensoris, disfasia) :(1) Ada(2) Tidak
8. Gejala penyerta (mual, muntah, fotofobia, fonofobia, rinore, lakrimasi, edemapalpebra, dahi/wajah berkeringat ipsilateral, ptosis ipsilateral) :(1) Ada(2) Tidak ada
9. Intensitas nyeri kepala yang paling sering dirasakan setiap kali serangan(1) Ringan : Numeric Pain Rating Scale (NPRS) 1-4(2) Sedang : Numeric Pain Rating Scale (NPRS) 5-7(3) Berat : Numeric Pain Rating Scale (NPRS) 8-10
10. Bertambah berat dengan aktivitas(1) Ya(2) Tidak
11. Ada faktor pencetus :(1) Ya(2) Tidak
12. Jika ada, berupa apa : makanan, cuaca, stres fisik, stres psikis, kurang tidur/tidurterganggu, perubahan pola/kebiasaan, menstruasi (sebutkan) :
13. Awitan pertama kali nyeri kepala yersebut muncul saat berumur (sebutkan) :14. Tipe nyeri kepala primer yang diderita :
![Page 120: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/120.jpg)
98
KUESIONER GANGGUAN TIDURThe Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)Petunjuk :Petanyaan berikut berhubungan dengan kebiasaan tidur Anda selama satu bulan/satu minggu terakhir. Jawaban anda harus menunjukkan jawaban yang palingakurat untuk menggambarkan sebagian besar malam dan hari selamaseminggu/sebulan yang lalu. Kami berharap Anda menjawab semua pertanyaandimana untuk pertanyaan nomor 1-4, jawablah dengan angka, sedangkanjawaban untuk pertanyaan nomor 5-9 cukup dengan memberi tanda (√) padasalah satu kolom pilihan jawaban yang ada.1. Selama satu bulan terakhir, sekitar pukul berapa biasanya anda tidur di malam hari?
(pukul …..)2. Selama satu bulan terakhir, berapa lama (dalam menit) waktu untuk tertidur di malam
hari? (…… menit)3. Selama satu bulan terakhir, sekitar pukul berapa anda biasanya bangun di pagi hari ?
(pukul ….. )4. Selama satu bulan terakhir, berapa jam anda dapat tidur nyenyak di malam hari? ( ini
mungkin berbeda dengan jumlah waktu yang dihabiskan saat tidur ) (…. jam)
5. Selama sebulanterakhir ,seberapa seringandamengalamikesulitan tidur,yangdisebabkankarena :
Tidak pernah(0)
1x seminggu(1)
2x seminggu(2)
≥ 3xseminggu (3)
A. Tidak dapattertdur dalamwaktu 30 menit
B. Terbangun ditengah malamatau pagi-pagisekali
C. Terbangunkarena ingin ketoilet
D. Tidak dapatbernapasdengan nyaman
E. Batuk ataumendengkurdengan keras
F. Merasa sangatkedinginan
G. Merasa sangatkepanasan
H. Mimpi buruk
![Page 121: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/121.jpg)
99
I. Merasa nyeriJ. Alasan lain:…6. Selama satu
bulan terakhir,seberapa seringandamengkonsumsiobat untukmembantu andaagar dapattertidur (resepataupun daritoko obat)?
7. Selama satubulan terakhir,seberapa seringandamengantuk saatberkendaraan,makan, atauketikamelakukanaktivitas sosial?
Tidakmenjadi
masalah (0)
Hanyamasalah kecil
(1)
Agak menjadimasalah
(2)
Masalahbesar (3)
8. Selama satubulan terakhir,seberapa beratanda untukdapat tetapbersemangatdalammengerjakansesuatu?
Sangat baik(0)
Baik(1)
Buruk(2)
Sangat buruk(3)
9. Selama satubulan terakhir,bagaimanaanda menilaikualitas tiduranda secarakeseluruhan?
![Page 122: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/122.jpg)
100
KUESIONER TENTANG DEPRESI, KECEMASAN DAN STRES (DASS42)
Kuesoner ini terdiri dari berbagai pertanyaan yang mungkin sesuai dengan
pengalaman anda dalam menghadapi situasi sehari-hari. Terdapat empat pilihan
jawaban yang disediakan untuk setiap pertanyaan yaitu :
0 : Tidak pernah/tidak sesuai dengan saya sama sekali
1 : Kadang-kadang/sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu
2 : Cukup sering/sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan
3 : Sering sekali/sangat sesuai dengan saya
No Pertanyaan
Nilai
0 1 2 3
1 Saya merasa diri saya menjadi marah karena hal-hal
sepele.
2 Saya merasa bibir saya sering kering.
3 Saya sama sekali tidak dapat merasakan perasaan
positif
4 Saya mengalami kesulitan bernapas (misalnya
seringkali terengah-engah atau tidak dapat bernapas
padahal tidak melakukan aktivitas fisik sebelumnya).
5 Saya sepertinya sudah tidak kuat lagi untuk melakukan
suatu kegiatan.
6 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu
situasi.
7 Saya merasa goyah (misalnya, kaki terasa terlepas)
8 Saya merasa sulit untuk bersantai.
9 Saya merasa diri saya berada dalam situasi yang
membuat saya merasa sangat cemas dan saya akan
merasa sangat lega jika semua ini berakhir.
10 Saya merasa tidak ada yang bisa diharapkan di masa
depan.
11 Saya mudah merasa kesal.
12 Saya menghabiskan banyak energi karena cemas.
![Page 123: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/123.jpg)
101
13 Saya merasa sedih dan tertekan.
14 Saya merasa tidak sabar saat mengalami penundaan
(misalnya saat kemacetan lalu lintas, menunggu
sesuatu).
15 Saya merasa lemas seperti mau pingsan.
16 Saya merasa kehilangan minat akan segala hal.
17 Saya merasa tidak berharga sebagai seorang manusia.
18 Saya merasa mudah tersinggung.
19 Saya berkeringat berlebihan (misalnya tangan
berkeringat padahal temperatur tidak panas dan tidak
melakukan aktivitas sebelumnya).
20 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas.
21 Saya merasa bahwa hidup tidak bermanfaat.
22 Saya merasa sulit untuk beristirahat.
23 Saya merasa sulit menelan.
24 Saya merasa tidak bisa mendapatkan kesenangan dari
aktivitas apapun yang saya lakukan.
25 Saya menyadari aktivitas jantung saya walaupun saya
tidak sehabis melakukan aktivitas fisik (misalnya
merasakan detak jantung meningkat).
26 Saya merasa putus asa dan sedih.
27 Saya merasa sangat mudah marah.
28 Saya merasa hampir panik.
29 Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuatu
membuat saya kesal.
30 Saya takut akan ’terhambat’ oleh tugas-tugas sepele
yang tidak biasa saya lakukan.
31 Saya tidak merasa antusias akan apapun.
32 Saya sulit untuk bersabar dalam menghadapi gangguan
terhadap hal yang sedang saya lakukan.
33 Saya sedang merasa gelisah.
34 Saya merasa bahwa saya tidak berharga.
35 Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang
![Page 124: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/124.jpg)
102
menghalangi saya untuk menyelesaikan hal yang
sedang saya lakukan.
36 Saya merasa sangat ketakutan.
37 Saya melihat tidak ada harapan untuk masa depan.
38 Saya merasa hidup tidak berarti.
39 Saya merasa mudah gelisah.
40 Saya merasa khawatir dengan situasi dimana saya
mungkin menjadi panik dan mempermalukan diri
sendiri.
41 Saya merasa gemetar (misalnya pada tangan).
42 Saya merasa sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam
melakukan sesuatu.
![Page 125: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/125.jpg)
103
KUESIONER TENTANG KELELAHAN
No PertanyaanSangat
Sering (SS)3
Sering(S)2
Kadang-kadang
(K)1
TidakPernah
(TP)0
1 Perasaan berat di kepala2 Lelah di seluruh tubuh3 Kaki terasa berat4 Menguap5 Merasa pikiran kacau6 Merasa kacau7 Merasa ada beban di kepala8 Kaku dan canggung dalam
bergerak9 Tidak seimbang dalam
berdiri10 Merasa ingin berbaring11 Merasa sulit untuk berpikir12 Lelah berbicara13 Menjadi gugup14 Tidak dapat berkonsentrasi15 Tidak dapat memusatkan
perhatian16 Cenderung untuk lupa17 Kurang kepercayaan18 Cemas terhadap sesuatu19 Tidak dapat mengontrol
sikap20 Tidak tekun bekerja21 Sakit kepala22 Merasa kaku di bagian
bahu23 Merasa nyeri di pinggang24 Merasa pernapasan tertekan25 Haus26 Suara serak27 Merasa pusing28 Kelopak mata terasa berat29 Gemetar pada bagian tubuh
tertentu30 Merasa kurang sehat
Nilai 1-30 = tidak lelahNilai >30 = lelah
![Page 126: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/126.jpg)
Lampiran 4
104
HASIL PENELITIAN
Data Frekuensi Jenis Kelamin
jenis_kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 51 53.1 53.1 53.1
2 45 46.9 46.9 100.0
Total 96 100.0 100.0
Data Frekuensi Umur
Statistics
Umur
N Valid 96
Missing 0
Minimum 15
Maximum 17
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 15 5 5.2 5.2 5.2
16 80 83.3 83.3 88.5
17 11 11.5 11.5 100.0
Total 96 100.0 100.0
![Page 127: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/127.jpg)
105
Data frekuensi BB, TB, IMT
Statistics
tinggi_badan berat_badan
N Valid 96 96
Missing 0 0
Mean 164.0417 54.1771
Median 163.0000 51.0000
Minimum 145.00 40.00
Maximum 180.00 86.00
![Page 128: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/128.jpg)
106
IMT
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 7 7.3 7.3 7.3
2 89 92.7 92.7 100.0
Total 96 100.0 100.0
![Page 129: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/129.jpg)
107
SST
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 95 99.0 99.0 99.0
2 1 1.0 1.0 100.0
Total 96 100.0 100.0
DAS_Depresi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 40 41.7 41.7 41.7
2 56 58.3 58.3 100.0
Total 96 100.0 100.0
![Page 130: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/130.jpg)
108
DAS Cemas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 52 54.2 54.2 54.2
2 44 45.8 45.8 100.0
Total 96 100.0 100.0
DAS Stres
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 47 49.0 49.0 49.0
2 49 51.0 51.0 100.0
Total 96 100.0 100.0
Directional Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Nominal by
Nominal
Lambda Symmetric .068 .108 .603 .546
psqi Dependent .000 .000 .c .c
DAS_stres Dependent .106 .167 .603 .546
Goodman and Kruskal tau psqi Dependent .022 .030 .146d
DAS_stres Dependent .022 .030 .146d
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Cannot be computed because the asymptotic standard error equals zero.
d. Based on chi-square approximation
![Page 131: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/131.jpg)
109
symmetric Measuresa
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .148 .144
N of Valid Cases 96
a. Correlation statistics are available for numeric data only.
PSQI * DAS_Stres Crosstabulation
Count
DAS_stres
Total1 2
psqi 1 10 17 27
2 37 32 69
Total 47 49 96
Crosstab
Count
DAS_cemas
Total1 2
psqi 1 11 16 27
2 41 28 69
Total 52 44 96
![Page 132: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/132.jpg)
110
Symmetric Measuresa
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .166 .099
N of Valid Cases 96
a. Correlation statistics are available for numeric data only.
Crosstab
Count
DAS_depresi
Total1 2
psqi 1 9 18 27
2 31 38 69
Total 40 56 96
Directional Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Nominal by Nominal Lambda Symmetric .070 .070 .967 .334
psqi Dependent .000 .000 .c .c
DAS_cemas Dependent .114 .111 .967 .334
Goodman and Kruskal tau psqi Dependent .028 .034 .100d
DAS_cemas Dependent .028 .034 .100d
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Cannot be computed because the asymptotic standard error equals zero.
d. Based on chi-square approximation
![Page 133: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/133.jpg)
111
Symmetric Measuresa
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .105 .300
N of Valid Cases 96
a. Correlation statistics are available for numeric data only.
PSQI, DAS dan SST dengan Nyei Kepala
nyeri_kepala * psqi Crosstabulation
Count
psqi
Total1 2
nyeri_kepala 2 11 3 14
1 16 66 82
Total 27 69 96
Directional Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. T Approx. Sig.
Nominal by Nominal Lambda Symmetric .000 .000 .b .b
psqi Dependent .000 .000 .b .b
DAS_depresi Dependent .000 .000 .b .b
Goodman and Kruskal tau psqi Dependent .011 .021 .303c
DAS_depresi Dependent .011 .021 .303c
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Cannot be computed because the asymptotic standard error equals zero.
c. Based on chi-square approximation
![Page 134: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/134.jpg)
112
Symmetric Measuresa
Value Approx. Sig.
Nominal by
Nominal
Contingency Coefficient.421 .000
N of Valid Cases 96
a. Correlation statistics are available for numeric data only.
nyeri_kepala * jenis_kelamin Crosstabulation
Count
jenis_kelamin
Total1 2
nyeri_kepala 2 9 5 14
1 42 40 82
Total 51 45 96
Directional Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb
Approx.
Sig.
Nominal by
Nominal
Lambda Symmetric .195 .073 2.191 .028
nyeri_kepala Dependent .000 .000 .c .c
psqi Dependent .296 .116 2.191 .028
Goodman and Kruskal
tau
nyeri_kepala Dependent .215 .094 .000d
psqi Dependent .215 .088 .000d
![Page 135: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/135.jpg)
113
Directional Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. T
Approx.
Sig.
Nominal by Nominal Lambda Symmetric .000 .000 .b .b
nyeri_kepala Dependent .000 .000 .b .b
jenis_kelamin Dependent .000 .000 .b .b
Goodman and Kruskal tau nyeri_kepala Dependent .009 .018 .368c
jenis_kelamin Dependent .009 .018 .368c
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Cannot be computed because the asymptotic standard error equals zero.
c. Based on chi-square approximation
Symmetric Measuresa
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .092 .365
N of Valid Cases 96
a. Correlation statistics are available for numeric data only.
Nyeri Kepala dan Depresi
nyeri_kepala * DAS_depresi Crosstabulation
Count
DAS_depresi
Total1 2
nyeri_kepala 2 6 8 14
1 34 48 82
Total 40 56 96
![Page 136: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/136.jpg)
114
Symmetric Measuresa
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .010 .922
N of Valid Cases 96
a. Correlation statistics are available for numeric data only.
Nyeri Kepala dan Kecemasan
nyeri_kepala * DAS_cemas Crosstabulation
Count
DAS_cemas
Total1 2
nyeri_kepala 2 6 8 14
1 46 36 82
Total 52 44 96
Symmetric Measuresa
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .093 .358
N of Valid Cases 96
a. Correlation statistics are available for numeric data only.
Nyeri Kepala dan Stres
nyeri_kepala * DAS_stres Crosstabulation
Count
DAS_stres
Total1 2
nyeri_kepala 2 5 9 14
1 42 40 82
Total 47 49 96
![Page 137: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/137.jpg)
115
Symmetric Measuresa
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .109 .283
N of Valid Cases 96
a. Correlation statistics are available for numeric data only.
Nyeri kepala dengan Stres
nyeri_kepala * DAS_stres Crosstabulation
Count
DAS_stres
Total1 2
nyeri_kepala 2 5 9 14
1 42 40 82
Total 47 49 96
Nyeri Kepala dengan Kelelahan
nyeri_kepala * sst Crosstabulation
Count
sst
Total1 2
nyeri_kepala 2 14 0 14
1 81 1 82
Total 95 1 96
Symmetric Measuresa
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .042 .678
N of Valid Cases 96
a. Correlation statistics are available for numeric data only.
![Page 138: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/138.jpg)
116
Nyeri Kepala dengan Jenis Kelamin
nyeri_kepala * jenis_kelamin Crosstabulation
Count
jenis_kelamin
Total1 2
nyeri_kepala 2 9 5 14
1 42 40 82
Total 51 45 96
Symmetric Measuresa
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .092 .365
N of Valid Cases 96
a. Correlation statistics are available for numeric data only.
![Page 139: KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA … · PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015. i TESIS ... Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis dengan judul “Korelasi](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052214/5c82d85909d3f295198c9027/html5/thumbnails/139.jpg)
117
Nyeri kepala dengan IMT
nyeri_kepala * IMT Crosstabulation
Count
IMT
Total1 2
nyeri_kepala 2 0 14 14
1 7 75 82
Total 7 89 96
Symmetric Measuresa
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .115 .256
N of Valid Cases 96
a. Correlation statistics are available for numeric data only.