korupsi

19
 Korupsi IT, Eks Wakil Rektor UI Didakwa Penyalahgu naan Wewenang Sidang atas kasus pengadaan dan pemasangan information technology  (IT) di perpustakaan UI tahun anggaran 2010-2011 dengan terdakwa mantan Wakil Rektor UI  T asir !ur"hamid digelar di # engadilan  Tindak # idana $ orupsi (Tipik or)%

Upload: alibaharun

Post on 06-Oct-2015

1 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

korupsi

TRANSCRIPT

Korupsi IT, Eks Wakil Rektor UI Didakwa Penyalahgunaan Wewenang

Korupsi IT, Eks Wakil Rektor UI Didakwa Penyalahgunaan Wewenang

Sidang atas kasus pengadaan dan pemasanganinformation technology (IT) di perpustakaan UI tahun anggaran 2010-2011 dengan terdakwa mantan Wakil Rektor UI Tafsir Nurchamid digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor)."Tetapi penetapan pagu anggaran itu tidak melalui proses revisi rencana kerja tahunan, tanpa persetujuan Majelis Wali Amanat, serta tidak didasarkan atas analisa kebutuhan kampus dan hanya berdasarkan perkiraan terdakwa," kata Supardi saat membacakan dakwaannya dalam sidang(6/8/2014)Tak hanya itu, Supardi juga menyebut Tafsir kerap meminta panitia pengadaan proyek Cahrizal Sumabrata, Afrizal, dan lainnya untuk mengarahkan PT Makara Mas supaya bisa menjadi pemenang pekerjaan proyek. Tafsir juga didakwa telah menyalahgunaan wewenangnya dengan memenangkan perusahaan PT Makara Mas sebagai pemenang proyek tersebut."Terdakwa telah menyalahgunakan wewenang dengan meminta memenangkan perusahaan tertentu. Yakni mengarahkan pengadaan sebisa mungkin dilakukan PT Makara Mas, padahal penawarannya lebih mahal dari perusahaan lainnya," tutur Jaksa Supardi.

Dalam dakwaan yang dibacakan Supardi, perbuatan Tafsir itu negara merugi Rp 13 miliar. Tetapi, PT Makara Mas menikmati keuntungan lebih Rp 1,1 miliar dari proyek ini.

Tafsir didakwa melanggar dua pasal, yaitu Pasal 2 Ayat 1 atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto pasal pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Dengan demikian dia terancam hukuman maksimal seumur hidup atau 20 tahun penjara.

Hubungan Antara Kecerdasan dengan Kasus Korupsi IT,Eks Wakil Rektor UI

Seorang yang memiliki jabatan tinggi seperti wakil rektor UI,mungkin memiliki Inteligensi yang sangat baik. Namun,mengapa Ia bisa terjerat kasus korupsi? Mungkin adanya faktor ketidakseimbangan antara inteligensi,kecerdasan emosional,dan kecerdasan spiritual yang dimilikinya.Orang yang memiliki kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yang baik,kecil kemungkinan melakukan tindakan korupsi.karena,ketika ia akan melakukan tindakan tersebut kecerdasan emosinya akan bekerja dan menyadarkannya bahwa itu perbuatan yang tidak benar dan merugikan orang lain,sementara kecerdasan spiritualnya akan menyadarkannya bahwa itu perbuatan yang salah dan bila dilakukan akan berdosa.dengan demikian,dibutuhkan keseimbangan antara inteligensi,kecerdasan emosional,dan kecerdasan spiritual.

Jenis-jenis kecerdasan

Intelegensi dan IQKecerdasan Emosional (EQ) Kecerdasan spiritual (SQ)Individu dan Kelompok

Tahap- tahap perkembangan kelompok diantaranya adalah: forming (pembentukkan), storming (goncangan), norming (membangun norma), performing (melaksanakan), adjourning (penangguhan).Kelompok formal dan informalPeran komunikasi antara pribadi sangat dibutuhkanMasyarakat dan kebudayaan

Korupsi di Indonesia seperti kebudayaan yang melekat beberapa tahun belakangan ini. Pada zaman Soeharto korupsi memang sudah ada, namun tidak merajalela seperti sekarang ini. Korupsi yang dilakaukan oleh rektor UI merupakan korupsi yang tidak dilakukan secara individu tetapi dilakukan secara berkelompokJika kita hubungkan dengan kecerdasan spiritual, tindakan korupsi merupakan hal yang dilarang agama karena kita sama saja memakan hak orang lain. Secara tidak langsung keimanan terdakwa lemah dan mudah terpengaruh.

KETERKAITAN KORUPSI DENGAN PERBEDAAN INDIVIDUAL

Dalam berinteraksi, akan lebih efektif bila setiap manusia memahami dirinya sendiri dengan lawan bicaranya. Memahami diri adalah memahami ciri-ciri kepribadian yang dapat memengaruhi sikap, kecenderungan, dan perilaku manusia. Memahami diri dapat membantu manusia dalam menangani maupun mengembangkan diri sehingga tercapai peningkatan kualitas kemanusiaan. Dengan peningkatan kualitas tersebut diharapkan manusia melakukan hal yang dapat mempermalukan dirinya seperti koruptor.

Ada teori kepribadian yang berusaha membantu manusia dalam memahami keanekaragaman individu, yaitu teori kepribadian Myers-Briggs. Teori ini mengindentifikasi dan mengkategorisasikan kecenderungan perilaku dalam empat dimensi.

TEORI KEPRIBADIANDimensi Extraversion / IntraversionDimensi Sensing / IntuitionDimensi Thinking / FeelingDimensi Judging / Perceiving

TEMPRAMENTempramen dapat dijelaskan sebagai sebuah pola dari perilaku karakteristik yang merefleksikan kecenderungan-kecenderungan alamiah dari individu (Baron, 1998). Tempramen akan berdampak pada bagaimana individu melihat dunia; apa nilai dan keyakinannya, bagaimana pikiran, tindakan, maupun perasaannya. Tempramen merupakan bawaan, bukan dipelajari, karena itu tindakan dan perilaku konsisten sudah tampak sejak individu masih sangat mudaEMPAT KELOMPOK TEMPRAMENGuardians/TradisionalistisArtisans/ExperiencersIdealistisRationals/Conceptualizers

Sudah dijelaskan diatas bahwa tempramen merupakan sifat bawaan berarti dapat dilihat bahwa tempramen yang dimiliki oleh Tafsir Nurchamid dalam kasus korupsi ini merupakan sifat bawaan dan juga masuk ke dalam tipe Dimensi Artisans yang mana bahwa manusia lebih tergesa-gesa karena hanya memikirkan segala sesuatunya secara cepat dan spontanitas.

Kasus Korupsi dari Segi Kebudayaan

Jika dikaitkan dengan salah satu unsur universal kebudayaan, kasus korupsi ada sangkut pautnya dengan unsur sistem organisasi sosial. Terjadi chaos dalam unsur ini karena aparat pemerintah sebagai suatu kesatuan sosial dalam masyarakat tidak dengan baik menangani kasus korupsi yang semakin merajalela, padahal seharusnya sistem organisasi sosial dapat mengatur harmonisasi kehidupun masyarakat. Hal ini adalah semacam ironi terutama Indonesia tergolong sebagai negara yang memiliki masyarakat modern kini dibanding masyarakat tradisionalnya. Pada masyarakat modern, kesatuan sosial atau sistem organisasi sosial dijalankan dengan profesionalisme dan diatur oleh aturan, norma, dan hukum yang lebih jelas dan tegas memperhatikan hak dan kewajiban setiap anggota. Namun, yang terjadi secara fakta adalah kebalikannya. Aparat penegak hukum Indonesia terkesan memandang bulu dalam menuntaskan kasus korupsi yang terjadi.

Kembali kepada topik korupsi yang dianggap sebagai bagian dari budaya, di sini terdapat salah satu kesimpulan yang diberikan untuk menjawab pandangan yang mengatakan korupsi adalah bagian dari kebudayaan adalah sebagai berikut: Para pejabat publik yang menjadi kaya raya dengan mendadak bukanlah ahli waris dari tradisi menyimpan uang di bank dan tanggung jawab sosial; mereka adalah orang kaya baru dalam administrasi pemerintahan... Orang-orang yang kebetulan berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. (Jeremy Pope: 2003).

Jika dikaitkan dengan konteks kebudayaan, maka sangat jelas bahwa kegiatan korupsi nyaris menjadi kesepakatan tidak tertulis yang kemudian diikuti oleh perilaku masyarakat luas. Hal ini berdasarkan pola pikir yang terbentuk sejak usia dini. Salah satu upaya pemberantasan korupsi sendiri yaitu dengan membuang jauh-jauh pemikiran mengenai anggapan bahwa korupsi adalah kebudayaan. Namun, pemberantasan korupsi bukanlah tujuan akhir, melainkan perjuangan melawan perilaku culas dalam pemerintahan, dan merupakan bagian dari tujuan yang lebih luas, yakni menciptakan pemerintahan yang lebih efektif, adil dan efisien.

TERIMA KASIH