korupsi dalam huruf daerah, pemangku kepentingan lainnya, dan komisi korupsi dalam rangka mewujudkan...

14
PRE S ID EN REPUBLIK INOONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN ZO18 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pencegahan korupsi perlu dilakukan secara lebih optimal sehingga dibutuhkan upaya yang dilaksanakan bersama dan oleh kementerian, lembaga, pemerintah daerah, pemangku kepentingan lainnya, dan Komisi Korupsi dalam rangka t yang adil, makmur dan mewujudkan sejahtera; b. bahwa dalam rangka mewujudkan upaya pencegahan korupsi sebagaimana dimaksud dalam huruf a, diperlukan strategi nasional yang lebih terfokus, terukur, dan berorientasi pada hasil dan dampak; c. bahwa Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2OL2 tentang Strategi Nasional dan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2Ol2-2O25 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014 sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan pencegahan korupsi sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Strategi Nasional Pencegahan Korupsi; Mengingat

Upload: ledung

Post on 03-Jul-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: korupsi dalam huruf daerah, pemangku kepentingan lainnya, dan Komisi Korupsi dalam rangka mewujudkan t yang adil, makmur dan sejahtera; b. bahwa dalam rangka mewujudkan upaya pencegahan

PRE S ID ENREPUBLIK INOONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 54 TAHUN ZO18

TENTANG

STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

a. bahwa pencegahan korupsi perlu dilakukan secara lebihoptimal sehingga dibutuhkan upaya yang dilaksanakanbersama dan oleh kementerian, lembaga,pemerintah daerah, pemangku kepentingan lainnya, danKomisi Korupsi dalam rangka

t yang adil, makmur danmewujudkansejahtera;

b. bahwa dalam rangka mewujudkan upaya pencegahankorupsi sebagaimana dimaksud dalam huruf a,diperlukan strategi nasional yang lebih terfokus, terukur,dan berorientasi pada hasil dan dampak;

c. bahwa Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2OL2 tentangStrategi Nasional danKorupsi Jangka Panjang Tahun 2Ol2-2O25 dan JangkaMenengah Tahun 2012-2014 sudah tidak sesuai lagidengan perkembangan kebutuhan pencegahan korupsisehingga perlu diganti;

d. bahwa berdasarkan pertimbangandimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlumenetapkan Peraturan Presiden tentang Strategi NasionalPencegahan Korupsi;

Mengingat

Page 2: korupsi dalam huruf daerah, pemangku kepentingan lainnya, dan Komisi Korupsi dalam rangka mewujudkan t yang adil, makmur dan sejahtera; b. bahwa dalam rangka mewujudkan upaya pencegahan

PR E S IDENREPUBLIK INDONESIA

-2-Mengingat 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006 tentangPengesahan United Notiotts Corurentbn Againts Corruptbn,20Og (Konvensi Bangsa-Bangsa AntiKompsi, 2003) (Irembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2OO6 Nomor 32, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4620);

: PERATURAN PRESIDEN TENTANG STRATEGI NASIONALPENCEGAHAN KORUPSI.

Pasal I

Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:

1. Strategi Nasional Pencegahan Korupsi yang selanjutnyadisebut Stranas PK adalah arah kebljakan nasional yangmemuat fokus dan sasaran pencegahan korupsi yang

sebagai acuan kementerian, lembaga,pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnyadalam melaksanakan aksiIndonesia.

korupsi di

2. Aksi Pencegahan Korupsi yang selanjutnya disebut AksiPK adalah penjabaran fokus dan sasaran Stranas PKdalam bentuk program dan kegiatan.

3. Pemangku Kepentingan lainnya adalah orangperseorangan, kelompok masyarakat, badan hukum,badan usaha, organisasi praktisi,akademisi, asosiasi, mitra pembangunan, dan mediamassa yang terkait dengan penyelenggaraan Stranas PK.

Pasal 2...

Page 3: korupsi dalam huruf daerah, pemangku kepentingan lainnya, dan Komisi Korupsi dalam rangka mewujudkan t yang adil, makmur dan sejahtera; b. bahwa dalam rangka mewujudkan upaya pencegahan

PRES IOENREPUELIK INOONESIA

-3-Pasal 2

(l) Dengan Peraturan Presiden ini ditetapkan Stranas PK.

(2) Stranas PK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidakterpisahkan dari Peraturan Presiden ini.

Pasal 3

(1) Fokus Stranas PK meliputi:

a. perizinan dan tata niaga;

b, keuangan negara; dan

c. penegakan hukum dan reformasi birokrasi.

(2) Fokus Stranas PK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dijabarkan melalui Aksi PK.

Pasal 4

(1) Dalam rangka menyelenggarakan Stranas PK, dibenhrkTim Nasional Pencegahan Korupsi yang selanjutnyadisebut Timnas PK.

(2) Timnas PK sefagaiglala dimaksud pada ayat (1) terdiriatas menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang perencanaan pembangunannasional, menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang dalam negeri, menteri yang

menyelenggaralran urusan pemerintahan di bidang

aparatur negara, kepala lembaga non-struktural yang

menyelenggarakan dukungan kepada Presiden dan WakilPresiden dalam melaksanakan pengendalian prrogram

prioritas nasional dan pengelolaan isu strategis, sertaunsur pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi.

(3) Mekanisme dan tata kerja Timnas PK sebagaimanadimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Timnas PK.

Pasal 5...

Page 4: korupsi dalam huruf daerah, pemangku kepentingan lainnya, dan Komisi Korupsi dalam rangka mewujudkan t yang adil, makmur dan sejahtera; b. bahwa dalam rangka mewujudkan upaya pencegahan

PRES IOENREPUBLIK INDONESIA

-4-Pasal 5

(1) Aksi PK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (21,ditetapl@n setiap 2 (dua) tahun sekali oleh fimnas PK.

(2) Dalam men1rusun Aksi PK sebagaimana dimaksud padaayat (1), Timnas PK berkoordinasi dengan kementerian,lembaga, pemerintah daerah, dan Pemangku Kepentinganlainnya yang terkait.

(3) Dalam men5rusun Aksi PK sebagaimana dimaksud padaayat l2l, Timnas PK melakukan penyelarasan dengankebljakan pemerintah pusat, kebiiakandaerah, dan kebijakan strategis KomisiKorupsi.

Pasal 6

(1) lembaga,Pemangku Kepentingan lainnya melaksanakan Aksi PKsebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.

(2) Dalam melaksanakan Aksi PK sebagaimana dimaksudpada ayat (l) kementerian, lembaga, pemerintah daerahdan Lainnya yang terkaitberkoordinasi dengan Timnas PK.

Pasal 7

(l) Timnas PK mempunyai tugas:memantau

daerah, dan

a.

dan Stranas PK dikementerian, lembaga,Pemangku Kepentingan lainnya;

b. menyampaikan laporhn capaian pel,aksanaan StranasPK di kementerian, lembaga, pemerintah daerah, danPemangku Kepentingan lainnya yang terkait kepadaPresiden; dan

c. memublikasikan laporan capaian pelaksanaan Aksi PKkepada masyarakat.

(2) Timnas . . .

daerah, dan

Page 5: korupsi dalam huruf daerah, pemangku kepentingan lainnya, dan Komisi Korupsi dalam rangka mewujudkan t yang adil, makmur dan sejahtera; b. bahwa dalam rangka mewujudkan upaya pencegahan

PRE S IDE NREPUBLIK INDONESIA

-5-(2) fimnas PK berwenang menJrusun langkah kebi$akan

penyelesaian permasaLahan dan hambatan pelaksanaanAksi PK.

(3) Dafam melaksanakan kewenangan sebagaimanadimaksud pada ayat (2), Timnas PK berkoordinasi dengankementerian, lembaga, pemerintah daerah, danPemangku Kepentingan Lainnya yang terkait.

(4) Untuk mendukung kelancaran tugas Timnas PKsebagaimana dimaksud pada ayat (1), Timnas PK dibantuoleh Sekretariat Nasional Pencegahan Korupsi.

(5) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (41

berkedudukan di Komisi Pemberantasan Korupsi.

Pasal 8

Pelaksanaan tugas dan wewenang fimnas PK tidakmengurangi wewenang dan independensi pelaksanaan tugasdan fungsi Komisi Pemberantasan Korupsi sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 9

(1) Dalam menyelenggarakan Stranas PK, Timnas PKmelibatkan peran serta Pemangku Kepentingan lainnya.

(2) Pelibatan peran serta Pemangku Kepentingan lainnyasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dimuLai daritahap penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi,dan pelaporan Stranas PK.

(3) Tata cara pelibatan Pemanglu Kepentingan lainnyasebagaimana dimaksud pada ayat (l) diatur oleh TimnasPK.

Pasal lO

(1) Menteri, Pimpinan L€mbaga, Kepala Daerah, danPemangku Kepentingan lainnya yang terkaitmenyampaikan laporan pelaksanaan Aksi PK kepadaTimnas PK setiap 3 (tiga) bulan sekali.

(2) Timnas . . .

Page 6: korupsi dalam huruf daerah, pemangku kepentingan lainnya, dan Komisi Korupsi dalam rangka mewujudkan t yang adil, makmur dan sejahtera; b. bahwa dalam rangka mewujudkan upaya pencegahan

PR E S IDENREPUBLIK INDONESIA

-6-(2) Timnas PK menyampaikan laporan pelaksanaan Stranas

PK kepada Presiden setiaF 6 (enam) bulan sekali atausewaktu-waktu jika diperlukan.

Pasal 11

(1) Pemantauan dan evaluasi Aksi PK dikoordinasikan olehTimnas PK.

(2) Hasil pemantauan dan evaluasi Aksi PKsebagai bahan evaluasi Stranas PK.

Pasal 12

Pendanaan penyelenggaraan Stranas PK dibebankan pada:a. Anggaran

b. Anggaran

c. sumbersesuai

dan Belanja Negara;

dan Belanja Daerah; dan

pendanaan lain yang sah dan tidak mengikatdengan ketentuan

Pasal 13

Aksi PK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, ditetapkanuntuk pertama kali paling lambat 3 (tiga) bulan sejakPeraturan Presiden ini diundangkan.

Pasal 14

Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, PeraturanPresiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi NasionalPencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka PanjangTahun 2OL2-2O25 dan Jangka Menengah Tahun 2OL2-2OL4(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol2 Nomor122), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 15

Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal

Agar

Page 7: korupsi dalam huruf daerah, pemangku kepentingan lainnya, dan Komisi Korupsi dalam rangka mewujudkan t yang adil, makmur dan sejahtera; b. bahwa dalam rangka mewujudkan upaya pencegahan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-7 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannyadalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 20 Juli 2OL8

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 2O Juli 2Ol8

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. I./.OLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2OL8 NOMOR 108

Salinan sesuai dengan aslinyaKEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

Asisten Deputi Bidang Politik, Hukum, dan

ttd.

ttd.

Bidang Hukum dan

Page 8: korupsi dalam huruf daerah, pemangku kepentingan lainnya, dan Komisi Korupsi dalam rangka mewujudkan t yang adil, makmur dan sejahtera; b. bahwa dalam rangka mewujudkan upaya pencegahan

PRESIDENREPUBLIK INOONESIA

I,AMPIRAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 54 TAHUN 2018

TENTANG

STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI

STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI

I. LATARBELAKANG

Komitmen dan upaya dalam pencegahan dan pemberantasan korupsiselama ini selalu menjadi prioritas pemerintah. Berbagai upaya telahdilakukan oleh Pemerintah seperti penataan kebijakan dan regulasi, baikberupa instruksi/arahan maupun peraturan perundang-undangan,perbaikan tata kelola pemerintahan, pembenahan proses pelayananpublik, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara,termasuk penyelamatan keuangan/ aset negara.

Pada tingkat internasional, Pemerintah juga aktif terlibat dalamberbagai inisiatif global untuk memerangi korupsi. Salah satunya melaluiratifikasi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Melawan Korupsi (UnitedNations Conuention Against Comtption) melalui Undang-Undang Nomor 7Tahun 2006 tentang Pengesahan United Nations Conuention Against

2003 (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti Korupsi,2003). Sebagai konsekuensi dari ratifikasi tersebut, Pemerintah Indonesiatelah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2Ol2 tentangStrategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi JangkaPanjang Tahun 2OL2-2O25 dan Jangka Menengah Tahrtn 2Ol2-2O14(Stranas PPK). Strategi yang terdapat dalam Stranas PPK meliputi strategipencegahan, strategi penegakan hukum, strategi harmonisasi peraturanperundang-undangan, strategi kerjasama internasional dan penyelamatanaset, strategi dan budaya anti korupsi, serta strategimekanisme pelaporan, yang dalam hanyamenitikberatkan pada upaya pencegahan korupsi.

Inisiatif . . .

Page 9: korupsi dalam huruf daerah, pemangku kepentingan lainnya, dan Komisi Korupsi dalam rangka mewujudkan t yang adil, makmur dan sejahtera; b. bahwa dalam rangka mewujudkan upaya pencegahan

PRES ID ENREPUBLIK INDONESIA

-2-

Inisiatif pencegahan korupsi tidak hanya melalui Stranas PPK,melainkan juga dari berbagai kementerian, lembaga, dan pemerintahdaerah. Hal ini menyebabkan upaya pencegahan korupsi belum bersinergisecara optimal sehingga dibutuhkan upaya konsolidasi yang lebih efektifatas berbagai inisiatif pencegahan korupsi oleh kementerian, lembaga,pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya. Disamping itu,upaya konsolidasi seyogranya tidak hanya terbatas pada kementerian,Iembaga, dan pemerintah daerah sebagaimana ditentukan dalam StranasPPK, melainkan perlu juga melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsisebagai lembaga khusus yang berdasarkan undang-undang dib€rikankewenangan koordinasi dan supervisi dalam pencegahan danpemberantasan korupsi

Berdasarkan latar belakang tersebut, diperlukan penyempumaanterhadap Stranas PPK sudah tidak sesuai dengan kebutuhan pencegahankorupsi sehingga perlu diganti dengan strategi nasional yang lebihmendorong sinergi dan upaya pencegahan korupsi yang dilaksanakanbersama oleh kementerian, Iembaga, pemerintah daerah, pemangkukepentingan lainnya, dan Komisi Pemberantasan Korupsi. Strateginasional tersebut diwujudkan melalui Strategi Nasional Pencegahan

Korupsi (Stranas PK) yang memuat fokus dan sasaran sesuai dengankebutuhan pencegahan korupsi sehingga pencegahan korupsi dapatdilaksanakan dengan lebih terfokus, terukur, dan berdampak langsungdalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil, makrnur, dan sejahtera.

U. MAKSUDDANTUJUAN

Penyusunan Stranas PK dimaksudkan untuk mendorong upayapencegahan korupsi yang lebih efektif dan elisien. Upaya pencegahan

korupsi menjadi lebih efektif apabila terfokus pada sektor yang strategis,yang merupakan sektor yang mempengaruhi performa pembangunan dankepercayaan publik kepada Pemerintah. Pencegahan korupsi akansemakin efisien, apabila beban administrasi dan tumpang tindih dapatdikurangi secara signifikan melalui kolaborasi yang lebih baik antarakementerian, lembaga, pemerintah daerah, pemangku kepentinganlainnya, dan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Tujuan. . .

Page 10: korupsi dalam huruf daerah, pemangku kepentingan lainnya, dan Komisi Korupsi dalam rangka mewujudkan t yang adil, makmur dan sejahtera; b. bahwa dalam rangka mewujudkan upaya pencegahan

PRESIOENREPUELIK INDONESIA

Tujuan dari Stranas PK adalah sebagqi berikut:l. memberikan arahan tentang upaya-upaya strategis yang perlu

dilakukan oleh kementerian, lembaga, pemerintah daerah, danpemangku kepentingan lain untuk mencegah korupsi;

2. mendorong program pencegahan korupsi yang berorientasi pada hasil(outmmel dan dampak (impac| bukan hanya luaran kegiatan loutpu|dengan capaian yang terukur; dan

3. meningkatkan sinergi antara program pencegahan korupsi dengankebljakan pemerintah pusat, daerah,

-3-

maupun dengan kebijakan strategis KomisiPemberantasan Korupsi.

III, FOKUS, TANTANGAN, DAN SASARAN STRANAS PK

Upaya sinergi dalam rangka mencegah korupsi, berfokus pada:

l. perizinan dan tata niaga;

2. keuangan negara; dan3. penegakan hukum dan reformasi birokrasi.

III. 1. Perizinan dan Tata Niaga

Perizinan dan tata niaga menjadi fokus karena bersentuhan langsungdengan masyarakat dan pelaku usaha. Korupsi di perizinan menghambat

berusaha dan investasi, pertumbuhan ekonomi sertalapangan keq'a. Korupsi di tata niaga berdampak pada biaya ekonomitinggi pada komoditas pokok, sehingga menjadi beban, terutama bagi

golongan ekonomi lemah. Tantangan dan sasaran upayakorupsi terkait perizinan dan tata niaga sebagai berikut:

Tabel 3.1

Tantangan dan Sasaran Perizinan dan Tata Niaga

TANTANGAN SASARAN

1. Menguatnya upaya pencegahankorupsi dalam pemberianpet'tzirran yang meliputi :

1. Terlalu banyak regulasi yangmengatur tentangperizinan.

2. Kewenangan

Page 11: korupsi dalam huruf daerah, pemangku kepentingan lainnya, dan Komisi Korupsi dalam rangka mewujudkan t yang adil, makmur dan sejahtera; b. bahwa dalam rangka mewujudkan upaya pencegahan

PRESIDENREFUBLIK INDONESIA

-4-

TANTANGAN SASARAN

2. Kewenangan menerbitkan izinbelum sepenuhnya dilimpahkandari instansi teknis ke PTSP

baik di pusat maupun daerah.

3. Belum diberlakukannya standarlayanan perizinan yang sama diseluruh daerah.

4. Masih terbatasnya pelibatanmasyarakat untuk mengawasiperizinan di tingkat pusat dandaerah.

5. Menguatnya praktik kartel danmonopoli dalam tata niagasektor strategis pertanian,perkebunan, kehutanan,kelautan dan energi.

6. Rendahnya pelibatan pelakuusaha dalam pencegahankorupsi.

7. Belum berkembangnya budayapencegahan korupsi padasektor swasta.

a. simplilikasi kebiiakan danregulasi terkait perizinan.

b. percepatan pelimpahanseluruh kewenanganpenerbitan izin menjadi satupintu baik di pusat maupun didaerah;

c. pemberlakuan standarlayanan perizinan di seluruhdaerah;

d. pengembangan dukunganinfrastruktur untuk penerapanteknologi informasi dalamlayanan perizinan; dan

e. penguatan partisipasi publikdalam penyelenggaraanLayanan perizinan di pusatmaupun daerah.

2.Menguatnya upaya pencegahankorupsi di dunia usaha yangmeliputi:a. penguatan pengelolaan basis

data pelaku usaha padaberbagai selrtor strategis ditingkat pusat maupun daerah;

b. penerapan sanksi yang tegasbagt pelaku usaha yangmelanggar peraturanperundang-undangan;

c. pengembangan strategikomunikasi dan advokasimanajemen pencegahankorupsi di dunia usaha; dan

d. pengembangan budayaintegritas bagi pelaku usaha.

III.2. Keuangan . . .

Page 12: korupsi dalam huruf daerah, pemangku kepentingan lainnya, dan Komisi Korupsi dalam rangka mewujudkan t yang adil, makmur dan sejahtera; b. bahwa dalam rangka mewujudkan upaya pencegahan

P R ES IDENREPUBLIK INDONESIA

-5-III.2. Keuangan Negara

Pengelolaan keuangan negara, pada prinsipnya menyangkut dua sisiutama yakni peneritaaan (reuenue/ dan belanja (eryenditure). Korupsipada sisi penerimaan negara menjadi fokus, karena berdampak padatidak tercapainya target penerimaan negara serta pelayanan publik danpembangunan menjadi tidak optimal dan tidak tepat sasaran. Korupsipada sisi belanja terutama pada proses penencanaan, penganggaran,pengadaan barang dan jasa pemerintah, berdampak pada tidaktercapainya target pembangunan nasional. Tantangan dan sasaranpencegahan korupsi terkait keuangan negara sebagai berikut:

Tabel 3.2

Tantangan dan Sasaran Keuangan Negara

TANTANGAN SASARAN

1. Masih adanya penyelewengan

dan kriminalisasi petugas pada

sektor pajak dan non pajak.

2. Belum optimalnya ke{asamapertukaran data keuangan danperpajakan.

3. Belum terintegrasinyakebijakan, proses perencanaan,penganggaran, dan realisasibelanja negara.

4. Pengadaan barang dan jasabelum independen dandidukung sumber dayamanusia yang profesional.

5. Masih terbatasnya pelibatanmasyarakat dalam pengawasanpengelolaan keuangan negara ditingkat pusat rnaupun daerah.

1. Teroptimalisasinya tata kelolapenerimaan negara secaratransparan dan akuntabel.

2. Meningkatnya ke{asamapertukaran data keuangan danperpajakan.

3. Terintegrasinya kebijakan.proses perencanaan,penganggaran dan kinerjabirokrasi.

4. Mendorong pemberlakuanpembatasan transaksi tunaidalam penyelenggaraanpemerintahan dan pelaksanaanprogram pembangunan.

5. Meningkatnya independensitransparansi dan akuntabilitasproses pengadaan barang danjasa.

6. Meningkatnya. . .

Page 13: korupsi dalam huruf daerah, pemangku kepentingan lainnya, dan Komisi Korupsi dalam rangka mewujudkan t yang adil, makmur dan sejahtera; b. bahwa dalam rangka mewujudkan upaya pencegahan

PRE S IO ENREPUBLIK INOONESIA

-6-

TANTANGAN SASARAN

6. Meningkatnya transparansi,partisipasi dan akuntabilitaspengelolaan keuangan negara.

III.3. Penegakan Hukum dan Reformasi Birokrasi

Penegakan hukum dan reformasi birokrasi menjadi fokus, karenakorupsi terkait penegakan hukum dan birokrasi sangat mempengaruhitingkat kepercayaan publik kepada negara. Tantangan dan sasaranpencegahan korupsi terkait penegakan hukum dan reformasi birokrasimeliputi:

Tabel 3.3

Tantangan dan Sasaran Penegakan Hukum dan Reformasi Birokrasi

TANTANGAN SASARAN

l. Belum optimalnya koordinasiAparat Penegak Hukum dalampenanganan perkara,khususnya pertukaraninformasi dan data lintas AparatPenegak Hukum.

2. Masih lemahnya adaptasi prosespenegakan hukum pada eradigital dengan modus kejahatanyang semakin berkembang dankompleks.

3. Masih terjadinya penyelewengandalam penegakan hukum.

4, kmahnya independensi,pengawasan dan pengendalianinternal pe me rintah, inspektoratpada kementerian, lembaga, danpemerintah daerah.

1. Semakin kuatnya penegakanhukum yang transparan danakuntabel berbasis pada sisteminformasi bcrbasis, meliputi:

a. percepatan sistem penangananperkara yang berbasisteknologi informasi.

b. pengembangan sisteminformasi lintas lembagaPenegak Hukum.

2. Semakin kuatnya pengelolaanmanajemen sumber dayamanusia dan kualitaskelembagaan penegak hukum.

3. Terciptanya tata kelolapemerintahan dan budayabirokrasi anti korupsi sertakapabilitas Aparatur Sipil Negara

5. l,emahnya . . .

Page 14: korupsi dalam huruf daerah, pemangku kepentingan lainnya, dan Komisi Korupsi dalam rangka mewujudkan t yang adil, makmur dan sejahtera; b. bahwa dalam rangka mewujudkan upaya pencegahan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-7 -

TANTANGAN SASARAN

5. Lemahnya pengawasan sistemmerit dalam manajemenAparatur Sipil Negara (ASN),

belum meratanya kualitasketerbukaan informasi sertapartisipasi masyarakat dalampengawasan layanan publik.

6. Belum terintegrasinya sistempengawasan pembangunan danpemanfaatan program danpembangunan desa.

(ASN) yang profesional dan

berintegritas.

4. Semakin menguatnYaimplementasi strategipengawasan desa yang

bersinergi, terarah, dan terpadu.

5. Terciptanya implementasiprinsip-prinsip pemerintahanterbuka (open gouerrlmerut) dalammanaj emen pemerintahan.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JOKO WIDODO

ttd.

Salinan sesuai dengan aslinya

KEMENTERI,AN SEKRETARIAT NEGARA

REPUBLIK INDONESI.A

Asisten Deputi Bidang Politik, Hukum, dan

ti Bidang Hukum dan