korupsi dalam pandangan islam

4
KORUPSI DALAM PANDANGAN ISLAM Indonesia merupakan Negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia. Hal ini harusnya sejalan dengan terciptanya kondisi hukum yang baik, termasuk dalam proses pemberantasan korupsi. Namun pada kenyataannya tidak demikian. Menurut lembaga survey internasional Political and Economic Risk Consultancy, Indonesia merupakan negeri terkorup diantara 12 negara di Asia. Tindak korupsi tentu sangat merugikan rakyat. Dana dari penggelapan pajak, kebocoran APBN, maupun penggelapan hasil sumberdaya alam, menguap masuk ke kantong para koruptor. Di samping itu, korupsi yang biasanya diiringi dengan kolusi, juga membuat keputusan yang diambil oleh pejabat negara menjadi tidak optimal. Karena mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim penting untuk mengetahui postulat hukum Islam kaitannya dengan korupsi dan bagaimana perspektif dan kontribusinya terutama terhadap kasus korupsi yang ada di Indonesia. Tindak korupsi tentu termasuk hal yang harus diperangi Islam karena dapat menimbulkan masalah besar. Dengan kata lain, Islam harus ikut pula bertanggungjawab memikirkan dan memberikan solusi terhadap prilaku korupsi yang sudah menjadi epidemis ini. Tentunya Islam tidak bisa berbicara sendiri, harus ada usaha-usaha untuk menyuarakan konsep-konsep Islam. Kata korupsi memang tidak ditemukan dalam khasanah hukum Islam, tetapi substansi atau persamaannya bisa dicari dan ditelusuri dalam hukum Islam. Analogi tindakan korupsi bisa ke arah Ghulul(berupa tindakan penggelapan yang dilakukan seseorang untuk memperkaya diri sendiri), Risywah(segala sesuatu yang diberikan oleh seseorang kepada seorang hakim atau yang bukan

Upload: ghaida-muthi-luthfia

Post on 01-Feb-2016

1 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

korupsi dalam pandangan islam

TRANSCRIPT

Page 1: Korupsi Dalam Pandangan Islam

KORUPSI DALAM PANDANGAN ISLAM

Indonesia merupakan Negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia. Hal ini harusnya sejalan dengan terciptanya kondisi hukum yang baik, termasuk dalam proses pemberantasan korupsi. Namun pada kenyataannya tidak demikian. Menurut lembaga survey internasional Political and Economic Risk Consultancy,Indonesia merupakan negeri terkorup diantara 12 negara di Asia.

Tindak korupsi tentu sangat merugikan rakyat. Dana dari penggelapan pajak, kebocoran APBN, maupun penggelapan hasil sumberdaya alam, menguap masuk ke kantong para koruptor. Di samping itu, korupsi yang biasanya diiringi dengan kolusi, juga membuat keputusan yang diambil oleh pejabat negara menjadi tidak optimal.

Karena mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim penting untuk mengetahui postulat hukum Islam kaitannya dengan korupsi dan bagaimana perspektif dan kontribusinya terutama terhadap kasus korupsi yang ada di Indonesia. Tindak korupsi tentu termasuk hal yang harus diperangi Islam karena dapat menimbulkan masalah besar. Dengan kata lain, Islam harus ikut pula bertanggungjawab memikirkan dan memberikan solusi terhadap prilaku korupsi yang sudah menjadi epidemis ini. Tentunya Islam tidak bisa berbicara sendiri, harus ada usaha-usaha untuk menyuarakan konsep-konsep Islam.

Kata korupsi memang tidak ditemukan dalam khasanah hukum Islam, tetapi substansi atau persamaannya bisa dicari dan ditelusuri dalam hukum Islam. Analogi tindakan korupsi bisa ke arah Ghulul(berupa tindakan penggelapan yang dilakukan seseorang untuk memperkaya diri sendiri), Risywah(segala sesuatu yang diberikan oleh seseorang kepada seorang hakim atau yang bukan hakim agar ia memutuskan suatu perkara untuk kepentingannya atau agar ia mengikuti kemauannya), Suht(sesuatu yang terlarang, yang tidak halal dilakukan karena akan merusak atau menghilangkan keberkahan), danSariqoh(mencuri).

Itu berarti, jika seseorang untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan telah dibayar maka apapun selain itu bukan menjadi haknya dan haram mengambilnya. Begitu juga, jika dia memanfaatkan harta perusahaan atau negara untuk kepentingan pribadinya, dalam hal ini ia telah mengambil sesuatu yang bukan haknya secara bathil dan haram hukumnya.

Page 2: Korupsi Dalam Pandangan Islam

Adapun hadis mengenai pelarangan suap adalah:

قال عمرو بن الله يقول :عبد وسلم عليه الله صلى الله رسول :سمعتوالمرتشي الراشي الله ) رواه( لعن حبان ابن

Dari Abdullah ibn Amru berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: Allah melaknat orang yang menyuap dan yang menerima suap. (H.R. Ibnu Hibban)

: الراشي وسلم عليه الله صلى الله رسول لعن قال هريرة أبي عنالحكم في )والمرتشي الترمذي( رواه

Dari Abu Hurairah ra. Berkata: Rasulullah melaknat orang yang menyuap dan yang menerima suap dalam hukum. (H.R. Turmuzi)

Adapun dalam pidana korupsi, sanksi yang diterapkan bervariasi sesuai dengan tingkat kejahatannya. Mengapa bervariasi? Karena tidak adanya nash qath’i(penentuan berdasarkan sumber hukum yang mutlak yaitu Al-Quran dan sunnah) yang berkaitan dengan tindak kejahatan yang satu ini. Artinya sanksi syariat yang mengatur hal ini bukanlah merupakan paket jadi dari Allah swt yang siap pakai. Sanksi dalam perkara ini termasuk sanksi ta’zir, di mana seorang hakim (imam/pemimpin) diberi otoritas penuh untuk memilih—tentunya sesuai dengan ketentuan syariat—bentuk sanksi tertentu yang efektif dan sesuai dengan kondisi ruang dan waktu, di mana kejahatan tersebut dilakukan.

Kalau kita melihat dari tujuan utama syari’at Islam (maqashid al-syari’ah), yaitumenjaga dan melindungi kemanusiaan yang telah dirumuskan oleh para ulama dalam 5 tujuan (al-maqashid al-khamsah), yakni perlindungan terhadap agama (hifzh al-din), perlindungan terhadap jiwa (hifzh al-nafs), perlindungan terhadap akal (hifzh al-aql), perlindungan terhadap keturunan (hifzh al-nasl), dan perlindungan terhadap harta (hifzh al-mal).Tindakan korupsi jelas merupakan perlawanan terhadap tujuan kelima; hifzh al-mal. Apabila dalam kepustakaan hukum Islam, contoh populer perbuatan melawan tujuan hifdh al-mal ini adalah kejahatan mencuri (al-sariqah) milik perorangan, maka korupsi sebagai kejahatan mencuri harta milik bangsa dan negara lebih layak lagi untuk dicatat sebagai pelanggaran yang sangat serius terhadap prinsip hifzh al-mal.

Korupsi bukanlah pencurian biasa dengan dampaknya yang bersifat personal-individual, melainkan ia merupakan bentuk pencurian besar dengan dampaknya yang bersifat massal-komunal. Bahkan ketika korupsi sudah merajalela dalam suatu negara sehingga negara itu nyaris bangkrut dan tak berdaya dalam menyejahterakan kehidupan rakyatnya, tidak mampu menyelamatkan mereka dari ancaman gizi buruk dan busung lapar yang mendera, maka korupsi lebih jauh dapat dianggap sebagai ancaman bagi tujuan syari’at dalam melindungi jiwa manusia (hifzh al-nafs).

Dari uraian mengenai korupsi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Islam telah melarang tindakan korupsi baik berbentuk ghulul, suap, maupun yang lainnya. Walaupun tidak terdapat sanksi dalam bentuk nash qath’i mengenai hukuman bagi koruptor, bukan berarti tidak

Page 3: Korupsi Dalam Pandangan Islam

adanya sanksi bagi pelaku korupsi. Adapun pelaku yang melalukan korupsi dapat dihukum ta’zir sesuai dengan tingkat kejahatannya.