korupsi dan kecurangan yang ada di sekitar kita part 2
DESCRIPTION
part 2TRANSCRIPT
1.2 KECURANGAN OLEH DOSEN
Korupsi Waktu
Tidak sedikit dosen yang membuat aturan jam masuk berbeda dengan jadwal yang
sudah ditetapkan oleh bagian akademik. Kelas yang dijadwalkan mulai pukul 07.00 bisa
berubah menjadi jam 08.00 dengan wewenang dosen tersebut. Masih belum cukup
menggeser waktu masuk menjadi lebih lambat, kadang dosen tersebut datang ke kelas lebih
lambat lagi dari waktu yang sudah dosen tersebut tetapkan sendiri. Tidak hanya itu, kelas
yang seharusnya berlangsung 3sks bisa dipangkas hanya menjadi 1sks.
Absen Palsu
Perlu diketahui di jurusan saya, setiap kelas akan diberi dua buah absensi yang
berisi absensi mahasiswa dan absensi dosen serta keterangan materi apa yang
disampaikan pada pertemuan kelas tersebut. Tidak hanya mahasiswa yang mempunyai
tradisi memalsukan absen kawannya. Dosen pun bisa berlaku seperti itu. Saat dosen
berhalangan untuk memberikan perkuliahan, dia tetap bisa mengisi daftar absensinya serta
menuliskan materi yang sebetulnya tidak dia sampaikan di daftar absensi.
Sibuk Proyek
Tidak ada yang salah dari dosen memiliki proyek atau pekerjaan di luar kampus.
Tidak salah juga apabila proyek atau pekerjaan tersebut menjadi prioritasnya. Yang salah
adalah ketika dia lupa atau tak acuh dengan tanggung jawabnya sebagai dosen seperti
meninggalkan kelas untuk menggerjakan proyek, memotong waktu perkuliahan untuk
proyeknya, atau memberikan materi yang sekedarnya karena dia harus mengerjakan
proyeknya. Sebagai contoh, salah satu dosen yang mengajar dia memiliki kesibukan lain
yang sering menyebabkan dosen tersebut berhalangan hadir kelas. Yang mengakibatkan
jadwal mata kuliah yang diajarnya menjadi tidak karuan dan mahasiswa sendiri repot untuk
mencocokkan dengan jadwal dosen tersebut.
1. Tindakan Mahasiswa dan Dosen Menghadapi Masalah Di Atas?
Dalam menyikapi hal tersebut mahasiswa dan dosen sendiri masih bersikap acuh tak
acuh ketika melihat penyimpangan ini. Mahasiswa sekarang adalah mahasiswa yang
pendiam. Mahasiswa yang jarang menyampaikan argumen atau mengadakakan diskusi
atau dialog entah karena mereka takut atau tak peduli. Organisasi mahasiwa pun sudah
bergeser bukan sebagai tempat menyalurkan aspirasi melainkan menjelma sebagai
organisasi pembuat acara.
Menurut saya, mahasiswa dan dosen seharusnya sadar dan peduli kepada hak dan
kewajiban yang dimiliki, tahu mana hal yang salah dan mana yang benar, mana yang harus
dikerjakan dan mana yang harus ditinggalkan. Mendapatkan pengajaran dan pendidikan
yang baik merupakan hak mahasiswa. Ketika hak tersebut tak didapat, maka
memperjuangakannya adalah kewajiban.
2. PERAN DAN UPAYA MAHASISWA DALAM MEMBERANTAS KORUPSI
Menciptakan lingkungan bebas dari korupsi di kampus. Hal ini terutama dimulai dari
kesadaran masing-masing mahasiswa yaitu menanamkan kepada diri mereka sendiri bahwa
mereka tidak boleh melakukan tindakan korupsi walaupun itu hanya tindakan sederhana,
misalnya terlambat datang ke kampus, menitipkan absen kepada teman jika tidak masuk
atau memberikan uang suap kepada para pihak pengurus beasiswa dan macam-macam
tindakan lainnya. Memang hal tersebut kelihatan sepele tetapi berdampak fatal pada pola
pikir dan dikhawatirkan akan menjadi kebiasaan bahkan yang lebih parah adalah menjadi
sebuah karakter. Selain kesadaran pada masing-masing mahasiswa maka mereka juga
harus memperhatikan kebijakan internal kampus agar dikritisi sehingga tidak memberikan
peluang kepada pihak-pihak yang ingin mendapatkan keuntungan melalui korupsi. Misalnya
ketika penerimaan mahasiswa baru mengenai biaya yang diestimasikan dari pihak kampus
kepada calon mahasiswa maka perlu bagi mahasiswa untuk mempertanyakan dan menuntut
sebuah transparasi dan jaminan yang jelas dan hal lainnya. Jadi posisi mahasiswa di sini
adalah sebagai pengontrol kebijakan internal universitas.
Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya melakukan korupsi.
Upaya mahasiswa ini misalnya memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
bahaya melakukan tindakan korupsi karena pada nantinya akan mengancam dan merugikan
kehidupan masyarakat sendiri. Serta menghimbau agar masyarakat ikut serta dalam
menindaklanjuti (berperan aktif) dalam memberantas tindakan korupsi yang terjadi di sekitar
lingkungan mereka. Selain itu, masyarakat dituntut lebih kritis terhadap kebijakan
pemerintah yang dirasa kurang relevan. Maka masyarakat sadar bahwa korupsi memang
harus dilawan dan dimusnahkan dengan mengerahkan kekuatan secara massif, artinya
bukan hanya pemerintah saja melainakan seluruh lapisan masyarakat.
Menjadi alat pengontrol terhadap kebijakan pemerintah. Mahasiswa selain sebagai
agen perubahan juga bertindak sebagai agen pengontrol dalam pemerintahan. Kebijakan
pemerintah sangat perlu untuk dikontrol dan dikritisi jika dirasa kebijakan tersebut tidak
memberikan dampak positif pada keadilan dan kesejahteraan masyarakat dan semakin
memperburuk kondisi masyarakat. Misalnya dengan melakukan demo untuk menekan
pemerintah atau melakukan jajak pendapat untuk memperoleh hasil negosiasi yang terbaik.