kota bengkulu adalah ibukota provinsi bengkulu
TRANSCRIPT
Berikut adalah penginderaan jauh dari daerah Bengkulu menggunakan Google
Earth :
Non-koordinat
Koordinat
Dari gambar diatas, ditentukan kelurusan, jalan, pola aliran sungai, juga morfologi
sebagai berikut :
Kenampakan dengan kelurusan
No. Derajat KelurusanN-E
1 1712 203 1394 395 116 187 1798 1719 160
10 15311 15012 14913 15014 14515 142
Kenampakan dengan Jalan
Kenampakan dengan Alur Sungai
Keterangan :
: Pola Aliran Sungai
: Jalan
: Kelurusan
Peta geologi diatas memberikan informasi bahwa daerah barat daya dari
provinsi Bengkulu memiliki struktur geologi berupa aliran sungai di sepanjang
wilayah pemukiman dan kelurusan yang terletak pada wilayah Jambatankecil,
Dusunbesar, Pagardewa, Tabalgudang, Air Hitam dan Pekansaptu.
Berikut adalah peta geologi daerah Bengkulu :
Penginderaan jauh dari google earth memiliki kemiripan yang cukup
signifikan dengan data yang diberikan pada peta geologi wilayah barat daya dari
Provinsi Bengkulu.
Gambar dibawah ini menunjukkan kesamaan dengan koordinat E 1020 16’
12’’ E 1020 30’18’’ dan S 30 41’24’’ S 30 49’48’’
a. Peta geologi dengan koordinat b. peta google earth dengan koordinatE 1020 16’ 12’’ E 1020 30’18’’ E 1020 16’ 12’’ E 1020 30’18’’ dan S 30 41’24’’ S 30 49’48’’ dan S 30 41’24’’ S 30 49’48’’
Berdasarkan hasil pengamatan kelurusan pada daerah Bengkulu dan
pengamatan pada peta Geologi didapatkan bahwa pada proses pembuatan jalan
dan pola aliran sungai didasarkan pada kontrol struktur yaitu berupa arah-arah
kelurusan terhadap fracture-fracture dan fault yang terbentuk sehingga didapatkan
bahwa pola jalan sejajar atau searah terhadap strike dari kelurusan fracture dan
fault tersebut.
TINJAUAN UMUM
1. Geomorfologi
Daerah propinsi Bengkulu secara umum merupakan punggungan
homoklin yang diapit oleh Samudera Indonesia di bagian selatan dan jajaran Bukit
Barisan di bagian utara. Punggungan tersebut mempunyai lebar antara 30 - 60 Km
dengan arah barat laut - tenggara. Berdasarkan intrpretasi citra Radar, citra
LandSat dan penelitian lapangan, daerah Bengkulu dapat dibagi dalam 4 (empat)
satuan morfologi, yaitu Satuan morfologi denudasi fluvial, denudasi marin/laut,
denudasi volkanik dan denudasi struktural. Sungai-sungai di Bengkulu berhulu di
Bukit Barisan dan bermuara di Samudera Indonesia (kecuali S. Musi). Secara
keseluruhan sungai-sungai tersebut mempunyai pola dendritik dengan luas
wilayah aliran sungai yang sempit. Untuk sungai-sungai pada daerah volkanik
pola radier lebih berkembang. Evaluasi geomorfologi secara keseluruhan
menunjukan bahwa daerah Bengkulu telah dan sedang mengalami proses denudasi
(pendataran) yang kuat dan mempunyai stadia dewasa.
2. Morfologi
Secara geomorfologi atau bentuk permukaan bumi di Propinsi Bengkulu
dapat dibedakan menjadi 4 (empat) bagian bentuk daerah, yaitu:
1. Dataran Pantai
Dataran ini terdapat disepanjang pantai, yang membentang dari muko-
muko sampai padang Guci umumnya daerah ini sempit dan terdapat cekungan
dan rawa-rawa.
2. Dataran Alluvial
Dataran ini berada memanjang di belakang dataran pantai yang
mempunyai lebar berkisar antara 5 – 10 Km, umumnya daerah ini
mempunyai kesuburan tanah cukup tinggi
3. Dataran Lipatan
Daerah ini hampir memanjang sejajar dengan dataran alluvial dengan
ketinggian antara 100 – 400 meter diatas permukaan laut. Daerah ini antara lain
meliputi Lumbuk Pinang, Beringin Tambun dan Hulu Sungai Ipuh.
4. Daerah Vulkanik
Daerah ini menempati sebagian besar pegunungan Bukit Barisan yang
merupakan jalur pegunungan patahan dan kompleks vulkanik dengan pusat
erupsi di luar Propinsi Bengkulu.
3. Lithologi
StratigrafiTatanan stratigrafi yang terdapat di daerah survey terdiri atas batuan yang
mempunyai kisaran umur dari Tersier – Kuarter. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bengkulu (Gafoer, dkk., 1992), maka di daerah survey terdapat 8 (delapan) formasi batuan dimana urutannya dari tua ke muda adalah sebagai berikut :
Formasi Hulusimpang
Formasi Hulusimpang terdiri dari lava, breksi gunungapi dan tuf, terubah, bersusunan andesit sampai basal. Secara stratigrafi satuan batuan ini menjemari dengan Formasi Seblat dan ditindih tak selaras oleh Formasi Bal. Diperkirakan satuan ini diendapkan pada Oligosen Akhir – Miosen Awal di lingkungan peralihan darat – laut dangkal.
Formasi Seblat
Formasi Seblat berumur Oligosen Akhir-Miosen Tengah. Bagian bawah
satuan batuan ini terdiri dari batupasir yang sebagian karbonan, batupasir tufan
kayu terkersikkan dan lensa-lensa konglomerat. Bagian tengah terdiri atas
perselingan batugamping dan batulempung. Bagian atas terdiri dari serpih dengan
sisipan batulempungtufan, napal dan konglomerat. Satuan ini diendapkan di
lingkungan laut dengan kondisi turbidit.
Formasi Bal
Formasi Bal tersusun dari breksi gunungapi epiklastika dengan sisipan
batupasir gunungapi epiklastika bersusunan dasit. Satuan batuan ini diendapkan di
lingkungan fluviatil dan darat pada Miosen Tengah.
Formasi Lemau
Bagian bawah Formasi Lemau terdiri dari breksi dengan sisipan batupasir
tufan yang mengandung moluska. Bagian atas terdiri dari batupasir dan batupasir
tufan dengan sisipan batugamping dan batulempung. Bagian bawah satuan batuan
ini menjemari dengan Formasi Bal ditindih selaras oleh Formasi Simpangaur.
Satuan ini diendapkan di lingkungan laut dangkal pada Miosen Tengah –
Miosen Akhir.
Formasi Simpangaur
Formasi Simpangaur berumur Miosen Akhir – Pliosen Awal. Bagian
bawah satuan ini terdiri atas breksi dan konglomerat dengan sisipan batupasir dan
batubara. Bagian atas terdiri dari batulanau dan batulempung yang mengandung
moluska air tawar. Satuan ini menindih selaras Formasi Lemau dan ditindih tak
selaras oleh Formasi Bintunan.
Formasi Bintunan
Formasi Bintunan terdiri dari konglomerat aneka bahan, breksi,
batulempung tufan mengandung lapisan tipis lignit. Secara stratigrafi satuan
batuan ini menindih tak selaras Formasi Simpangaur. Satuan ini diendapkan pada
lingkungan peralihan yang berair payau pada Plio-Plistosen.
Satuan Batuan Gunungapi Andesit-Basal
Satuan ini terdiri dari lava bersusunan andesit sampai basal, tuf dan breksi
lahar dari Bukit Daun. Satuan ini menempati sebagian besar daerah survey dengan
arah sebaran barat laut – tenggara.
Satuan Breksi Gunungapi
Satuan ini terdiri dari breksi gunungapi lava, tuf bersusunan andesit-basal.
Satuan ini terdapat pada timur laut daerah survey.
ENDAPAN BITUMEN PADAT
Satuan batuan yang diperkirakan merupakan pembawa bitumen padat di
daerah survey adalah Formasi Lemau. Seperti telah diutarakan sebelumnya dalam
tinjauan geologi regional, litologi utama penyusun Formasi Lemau adalah breksi
dengan sisipan batupasir, batulempung yang pada beberapa tempat menyerpih dan
mengandung lapisan batubara (Gafoer, dkk., 1992). Mengingat genesa bitumen
padat yang lingkungan pengendapannya sama atau hampir sama dengan endapan
batubara, maka keberadaan batubara di daerah survey pun turut diamati.
Endapan bitumen padat ditemukan di beberapa lokasi yaitu di daerah Air
Kotok, Desa Surau, Desa Lubuk Unen, Desa Kancing, serta di lereng Bukit
Puding dengan pola dan arah sebaran yang tidak seragam. Endapan bitumen padat
yang ditemui di daerah survey berupa serpih, serpih karbonan, batulempung
karbonan, maupun batulempung batubaraan (coaly clay). Umumnya endapan
bitumen padat di daerah survey ditemukan berselingan dengan lapisan batubara.
Sebagian besar lapisan-lapisan tersebut tersingkap di permukaan akibat adanya
pengupasan oleh kegiatan penambangan seperti yang terlihat di lereng-lereng
Bukit Sunur, Bukit Puding, ataupun di areal penambangan batubara di Desa
Lubuk Unen, Kecamatan Taba Penanjung. Adapula lapisan yang tersingkap
karena adanya kupasan tebing jalan seperti yang terlihat di Dusun Kancing.
Setiap lokasi pengamatan diukur koordinatnya serta posisi lapisannya
kemudian diplotkan ke dalam peta dasar. Apabila lokasi-lokasi tersebut diplotkan
ke dalam peta geologi regional Lembar Bengkulu (Gafoer, 1992) maka terlihat
bahwa singkapan-singkapan tersebut berada pada Satuan Batuan Gunung Api. Hal
ini bukan berarti bahwa satuan batuan pembawa bitumen padatnya adalah batuan
gunungapi, melainkan karena sifat dari Formasi Lemau itu sendiri yang umumnya
tertutup oleh batuan volkanik muda dan apabila Formasi Lemau ini tersingkap,
maka batuan tersebut hanya berupa jendela-jendela dalam batuan volkanik. Ini
dapat terlihat juga pada endapan batubara di daerah Bengkulu, yang umumnya
merupakan bagian dari Formasi Lemau.
Keberadaan endapan bitumen padat yang hanya berupa jendela dalam
batuan volkanik ini mengakibatkan sulitnya menginterpretasikan endapan bitumen
padat tersebut menjadi lapisan-lapisan yang dapat ditelusuri sebarannya. Sebaran
lapisan bitumen padat yang sangat terbatas ini tidak memungkinkan untuk
dilakukannya perhitungan sumber daya endapan bitumen padat sesuai dengan
Standar Nasional Indonesia.
Analisa retort dan analisa petrografi organik dilakukan untuk mengetahui
nilai kandungan minyak dalam conto bitumen padat serta keberadaan material
organik penyusun bitumennya. Sayangnya, sampai saat tulisan ini dibuat, hasil
analisa belum dapat diperoleh, sehingga kualitas endapan bitumen padat di daerah
survey belum dapat diketahui secara pasti.
LETAK GEOGRAFIS DAN LUAS WILAYAH
Propinsi Bengkulu terletak antara 101 20' BT - 103 45' BT 2 25' LS = 5 00'
LS dengan batas-batas wilayah:
Sebelah utara berbatasan dengan Prop.Jambi dan Prop.Sumbar
Sebelah Timur berbatasan dengan Pegunungan Bukit Barisan
Sebelah selatan berbatasan dengan Prop. Lampung
Sebelah barat dengan Samudra Hindia.
Posisi geografis tersebut terletak di pantai bagian Barat Pulau Sumatera
yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.
Berdasarkan letak geografis tersebut, Kota Bengkulu mempunyai
lingkungan pantai yang berhadapan dengan rezim energi (gelombang) kuat, yang
dipengaruhi oleh swell dan diperkirakan menimbulkan erosi alami pantai akibat
gelombang besar tersebut. Erosi alami pantai atau abrasi pantai ini berpotensi
untuk menimbulkan sedimen pada garis pantai dan hal ini akan diperparah oleh
suplai sedimen dari das besar yang terletak di sekitar Kota Bengkulu.
Topografi
Berdasarkan keadaan alam dan letaknya, maka wilayah Propinsi Bengkulu
mempunyai ketinggian dari permukaan laut yang berbeda-beda. Keadaan
ketinggian wilayah Propinsi ini sangat bervariasi mulai dari 0 – 100 m, 100 – 500
m, 500 – 1000 m dan lebih besar 1000 m. Pembagian kelas ketinggian tersebut.
Berdasarkan kondisi Geologisnya Propinsi Bengkulu terdiri dari 5 formasi, yaitu:
Formasi Batuan Andesit, Formasi Telisa Atas, Formasi Telisa Bawah, Formasi
Kristalin, Formasi Neogen, Formasi Alluvial
a. Ketinggian
Kota Bengkulu terletak pada ketinggian antara 0 – 100 m/dpl,
dengan persebaran sporadis pada setiap wilayah kota, sehingga
menyebabkan morfologi kota yang bergelombang. Lokasi dengan titik
tertinggi (hingga 100 m/dpl) berada di bagian tenggara (Kec. Selebar).
Sementara titik terendah (antara 0 m/dpl – 10 m/dpl) di bagian Selatan,
Utara dan Timur, sedangkan Pusat Kota Bengkulu sendiri berada pada
ketinggian antara 10 – 25 m/dpl.
b. Kemiringan
Secara umum wilayah Kota Bengkulu didominasi oleh kelas
lereng datar, yang mencapai 88,09% (12.730,7 Ha), yang terdiri dari 2
(dua) kelas kemiringan lereng yaitu kemiringan lerengnya 0 – 3%
dengan luas 8.145,38 Ha dan sekitar 4.585,32 Ha kemiringan lereng 3 –
8% yang sesuai untuk pengembangan pembangunan kota.
Wilayah dengan kemiringan 0 – 3% ini terletak di daerah
bagian Barat, Selatan dan Timur Laut Kota Bengkulu, sedangkan
kemiringan lereng 3 – 8% sebagian di Utara, pusat kota yang
memanjang ke arah Tenggara Kota Bengkulu.
Hidrologi
Pada saat ini telah diidentifikasi lebih kurang 22.647 Ha lahan di wilayah
Propinsi Bengkulu mengalami erosi yang tersebar pada tiap Kabupaten, Erosi
yang cukup besar terjadi di Kabupaten Rejang Lebong. Hilangnya lapisan atas
tanah (degradasi) ini disebabkan antara lain oleh longsoran Air Hujan, Sungai,
laut dan angin. Lereng adalah salah satu factor yang sangat menentukan intensitas
erosi disamping kepekaan tanah dengan kandungan pasir, liat debu dan bahan-
bahan organic. Selain itu factor manusia sangat pula mempengaruhi, dengan
adanya perubahan hutan, pengunndulan lereng-lereng perbukitan dan aktifitas
budidaya lainnya.
TUGAS
SISTEM INFORMASI GEOLOGI
Oleh:
Zul Fahmi (03111002003)
Ratih Silvia (03111002005)
Desma Windari (03111002006)
Hedi Hastriawan (03111002011)
Dimas Gustian A (03111002042)
Exsa Apriansyah Ritonga (03111002058)
Arya Dwi Costa (03111002096)
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013