kotapayakumbuh 2011 20 terribusi jasa usaha
DESCRIPTION
PDRDTRANSCRIPT
-
284
PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH
NOMOR : 20 TAHUN 2011
TENTANG
RETRIBUSI JASA USAHA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PAYAKUMBUH,
Menimbang : a. bahwa Retribusi Jasa Usaha selama ini diatur dengan Undang-undang Nomor 18
Tahun 1997 jo. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tidak sesuai lagi dengan
kondisi saat ini karena Undang-undang yang baru yakni Undang undang Nomor
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah telah diundangkan
untuk itu semua pungutan yang menyangkut retribusi harus disesuaikan dengan
Undang-undang yang baru dimaksud;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a diatas dipandang perlu
menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa Usaha.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah otonom
Kota Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah jo Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1970 tentang Pelaksanaan
Pemerintahan Kotamadya Solok dan Payakumbuh (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1956 Nomor 19);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3951);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 05, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
-
285
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3848);
7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3527);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Lalu Lintas Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3529);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan
Pengemudi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 64,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3530);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan
Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
694);
16. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 02 Tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD di Lingkungan
Pemerintah Kota Payakumbuh (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun
2008 Nomor 02);
17. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 03 Tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh (Lembaran
Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2008 Nomor 03);
18. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 04 Tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Inspektorat dan Lembaga Teknis di Lingkungan Pemerintah
Kota Payakumbuh (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2008 Nomor
04);
-
286
19. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 05 Tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota
payakumbuh (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2008 Nomor 05;
20. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 06 Tahun 2008 tentang Satuan
Polisi Pamong Praja Kota payakumbuh (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh
Tahun 2008 Nomor 06);
21. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 02 Tahun 2009 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Narkotika Kota payakumbuh (Lembaran Daerah Kota
Payakumbuh Tahun 2009 Nomor 02);
22. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 06 Tahun 2009 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kota payakumbuh
(Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2009 Nomor 06);
23. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pokok
Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kota payakumbuh (Lembaran Daerah
Kota Payakumbuh Tahun 2010 Nomor 03);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PAYAKUMBUH
dan
WALIKOTA PAYAKUMBUH
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI JASA USAHA.
BAB I
KETENTUAN UMUM.
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah kota Payakumbuh;
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Payakumbuh;
3. Walikota adalah Walikota Payakumbuh;
4. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang Retribusi Daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
5. Badan adalah sustu bentuk badan usaha yng meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer,
Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dalam bentuk apapun,
persekutuan, perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan, Organisasi Masa, Organisasi Sosial
Politik, atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, Dana Pensiun, Bentuk Usaha tetap serta bentuk
badan usaha lainnya;
6. Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan tujuan
menganut prinsip komersial yang meliputi :
a. Pelayanan yang menggunakan / memanfaatkan kekayaan daerah yang belum dimanfaatkan
secara optimal dan atau;
b. Pelayanan oleh pemerintah daerah sepanjang belum disediakansecara memadai oleh pihak
swasta;
7. Wajib retribusi adalah orang/badan pribadi yang menurut peraturan perundang-undangan
retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi;
-
287
8. Masa Retribusi adalah jangka waktu yang tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib
retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah yang
bersangkutan;
9. Surat Pendaftaran Objek Retribusi daerah yang selanjutnya disingkat dengan SPDORD adalah
surat yang digunakan oleh Wajib Retribusi untuk melaporkan data retribusi sebagai dasar
perhitungan dan pembayaran retribusi yang terhutang menurut Peraturan Perundang-undangan
Retribusi daerah.
10. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SKRD adalah surat keputusan
yang menetapkan besarnya jumlah Retribusi yang terhutang;
11. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat
ketetapan retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah
kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang.
12. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah surat untuk melakukan
tagihan retribusi dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.
13. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data
dan atau keternagan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban
retribusi berdasarkan peraturan perundang-undangan retribusi daerah;
14. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
Penyidik Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disebut penyidik, untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan
daerah dan retribusi daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya;
BAB II
NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 2
(1) Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disediakan adalah Pemerintah Daerah
dengan tujuan menganut prinsip komersial yang meliputi :
a. Pelayanan dengan menggunakan atau memanfaatkan kekayaan daerah yang belum
dimanfaatkan secara optimal.
b. Pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan secara mamadai oleh
pihak swasta
(2) Objek Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri dari :
a. Objek Retribusi Pemakaian Kekayaan daerah adalah pelayanan pemakaian kekayaan
daerah yang disediakan oleh pemerintah daerah.
b. Objek Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan adalah penyediaan fasilitas pasar grosir
berbagai jenis barang dan fasilitas pasar dan atau pertokoan yang disediakan atau
diselenggarakan oleh pemerintah daerah.
c. Objek Retribusi Tempat Pelelangan Ternak adalah penyediaan tempat pelelangan yang
secara khusus disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk melaukan pelelangan ternak
termasuk jasa pelelangan serta fasilitas lainnya yang disediakan ditempat pelelangan.
d. Objek Retribusi Tempat Khusus Parkir adalah pelayanan tempat khusus parkir yang
disediakan, dimiliki, dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
e. Objek Retribusi Terminal adalah pelayanan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan
penumpang dan bis umum, tempat kegiatan usaha dan fasilitas lainnya dilingkungan
terminal yang disediakan, dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
f. Objek Retribusi Rumah Potong Hewan adalah pelayanan fasilitas rumah potong hewan
ternak termasuk pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dan sesudah dipotong
yang disediakan, dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
g. Objek Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga adalah pelayanan tempat rekreasi,
pariwisata dan olahraga ang disediakan, dimiliki dan dikelola Pemerintah Daerah.
-
288
h. Objek Retribusi Penjualan Produksi Daerah adalah penjualan produksi usaha pemerintah
daerah.
Objek Retribusi sebagaimana dimaksud huruf h selain produksi usaha daerah adalah
produksi ternak sapi dari hasil usaha bagi hasil
(3) Subjek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a. Subjek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah adalah orang pribadi atau Badan yang
menggunakan pemakaian kekayaan daerah yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah.
b. Subjek Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoanadalah orang pribadi atau Badan yang
menggunakan tempat pasar grosir dan atau pertokoan yang milik Pemerintah Daerah.
c. Subjek Retribusi Tempat Pelelangan Ternak adalah orang pribadi atau Badan yang
menyediakan tempat pelelangan yang secara khusus dimiliki oleh Pemerintah Daerah
untuk melakukan pelelangan ternak termasuk jasa pelelangan serta fasilitas lainnya yang
disediakan ditempat pelelangan.
d. Subjek Retribusi Tempat Khusus Parkir adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan tempat khusus parkir yang disediakan, dimiliki dan atau dikelola oleh
Pemerintah Daerah.
e. Subjek Retribusi Terminal adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh pelayanan
penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan bis umum, tempat kegiatan
usaha dan fasilitas lainnya dilingkungan terminal yang disediakan, dimiliki dan atau
dikelola oleh Pemerintah Daerah.
f. Subjek Retribusi Rumah Potong Hewan adalah orang pribadi atau Badan yang
memperoleh Pelayanan Penyediaan Fasilitas rumah potong hewan ternak termasuk
pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dan sesudah dipotong yang
disediakan, dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
g. Subjek Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga adalah orang pribadi atau Badan yang
memperoleh pelayanan tempat rekreasi, pariwisata dan olahraga yang disediakan,dimiliki
dan dikelola Pemerintah Daerah.
h. Subjek Retribusi Penjualan Produksi Daerah adalah orang pribadi atau Badan yang
menggunkan produksi usaha pemerintah daerah.
(4) Objek yang dikecualikan dalam retribusi adalah Retribusi pemakaian Kekayaan daerah yang
harus diatur dengan pertauran daerah tersendiri karena ada penambahan substansi atau meteri
peralihan hak yang diatur dalam jangka waktu tertentu setelah habis masanya dapat
diperpanjang kembali untuk jangka waktu tertentu, untuk itu perlu diatur dengan peraturan
daerah tersendiri.
(5) Dikecualikan dari pengertian pemakaian kekayaan Daerah adalah penggunaan tanah yang
tidak mengubah fungsi dari tanah tersebut.
(6) Dikecualikan dari objek Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan adalah fasilitas pasar yang
disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
(7) Dikecualikan dari objek Retribusi Pelelangan Ternak adalah tempat pelelangan yang
disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
(8) Dikecualikan dari objek Retribusi Tempat Khusus Parkir adalah pelayanan tempat parkir yang
disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
(9) Dikecualikan dari objek Retribusi Terminal adalah terminal yang disediakan, dimiliki,
dan/atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
(10) Dikecualikan dari objek Retribusi Rumah potong Hewan adalah pelayanan penyediaan
fasilitas rumah pemotongan hewan ternak yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh
BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
(11) Dikecualikan dari objek Retribusi tempat rekreasi, pariwisata, dan olahraga adalah pelayanan
tempat rekreasi, pariwisata, dan olahraga yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh
Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
-
289
(12) Dikecualikan dari objek Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah adalah penjualan
produksi oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
BAB III
JENIS DAN GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 3
(1) Nama Retribusi yang termasuk Golongan Retribusi Jasa Usaha terdiri dari :
a. Retribusi Pemakain Kekayaan Daerah dipungut atas pemakaian Kekayaan Daerah Milik
Pemerintah Daerah.
b. Retribusi Pasar Grosir atau Pertokoan dipungut atas pelayanan tempat Pasar Grosir atau
Pertokoan
c. Retribusi Tempat Pelelangan Ternak dipungut pelayanan tempat pelelangan ternak.
d. Retribusi Tempat Khusus Parkir dipungut atas pelayanan Tempat Khusus Parkir.
e. Retribusi Terminal dipungut atas Pelayanan Terminal.
f. Retribusi Rumah Potong Hewan dipungut atas pelayanan penyediaan fasilitas rumah
potong hewan.
g. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga dipungut atas pelayanan tempat rekreasi,
pariwisata, dan olahraga
h. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah dipungut atas penjualan hasil produksi usaha
daerah Pemerintah Daerah.
(2) Golongan Retribusi digolongkan sebagai Retribusi Jasa Usaha
BAB IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 4
Cara mengukur tingkat penggunaan jasa sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat (2) huruf a sampai
dengan huruf h adalah sebagai berikut:
a. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur berdasarkan jenis tipe,bentuk dan
frekuensi kekayaan daerah yang digunakan.
b. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur berdasarkan luas tempat usaha dan
atau jenis barang.
c. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur berdasarkan luas tempat usaha dan
jenis ternak.
d. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur berdasarkan jenis kendaraan yang
menempati areal parkir.
e. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur berdasarkan frekuensi jenis
kendaraan dan jangka waktu pemakaian fasilitas terminal.
f. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur berdasarkan jenis pelayanan dan
jumlah ternak yang dipotong.
g. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur berdasarkan fasilitas pelayanan
tempat rekreasi, pariwisata dan olahraga.
h. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur berdasarkan jenis,jumlah dan tipe
produksi usaha daerah.
BAB V
PRINSIP YANG DIANUT DALAM PENETAPAN STRUKTUR
DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 5
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif Retribusi Jasa Usaha didasarkan pada tujuan
untuk memperoleh keuntungan yang layak.
-
290
(2) Keuntungan yang layak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah keuntungan yang diperoleh
apabila pelayanan jasa tersebut dilakukan secara efisien dan berorientasi pada harga pasar.
BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Bagian Kesatu
Retribusi Pemakain Kekayaan daerah
Pasal 6
Tarif Retribusi Pemakain Kekayaan Daerah
1. Terhadap pemakaian bangunan milik Pemda dikenakan Retribusi perbulan seperti ;
a. Type A ukuran lebih dari 90 M2 Sebesar Rp. 75.000,-
b. Type B ukuran lebih dari 54 M2 s/d 90 M2 Sebesar Rp. 60.000,-
c. Type C ukuran lebih dari 36 M2 s/d 54 M2 Sebesar Rp. 50.000,-
d. Type D ukuran dibawah dari 36 M2 Sebesar Rp. 40.000,-
e. Asrama ... Rp. 7500/Kamar/Hari.
2. Untuk pemakaian Diluar Kedinasan atas Kendaraan Bermotor dan/atau alat berat, alat bantu
pengaspalan, alat pertanian dan bus milik Pemerintah Daerah dikenakan Retribusi sebagai
berikut :
a. Baby Roller Kapasitas 1 Ton............................................... Rp. 150.000,-/hari.
b. Vibrator Roller Kapasitas 4 Ton .. Rp. 150.000,-/hari.
c. Tandem Roller Kapasitas 2,5 Ton ........... Rp. 150.000,-/hari.
d. Tandem Roller Kapasitas 6 s/d 8 ton Rp. 150.000,-/hari .
e. Theu Whel Roller Kapasitas 6 s/d 8 Ton Rp. 150.000,-/hari.
f. Buldozer... Rp. 125.000,-/jam.
g. Excavator.. Rp. 250.000,-/jam.
h. Excavator Loader. Rp. 250.000,-/jam.
i. Loader...... Rp. 150.000,-/jam.
j. Motor Grider Rp. 200.000,-/jam.
k. Pan Mixer Rp. 100.000,-/jam.
l. Mobil Ginset.. Rp. 350.000,-/jam.
m. Ginset. Rp. 150.000,-/hari
n. Stamper.. Rp. 100.000,-/hari
o. Aspalt Recycling Tipe Super Asten Cook 043. Rp. 400.000,-/hari
p. Compressor Merk Sullair Tipe 185 & 15 DPQ-CA......... Rp. 200.000,-/hari
q. Aspalt Sprayer Bitelli GX. 120..... Rp. 200.000,-/hari
r. Aspalt/C.Cutter Mitsubishi T. MCD-214 .. Rp. 300.000,-/hari.
s. Plate Compactor, Mikasa Tipe MVC-110 H ...... Rp. 100.000,-/hari
t. Alat Pembuat Marka Jalan ..... Rp. 250.000,-/hari
u. Mesin Press Con Block (blok maker) dan Genset ......... Rp. 200.000,-/hari
v. Truk.. Rp. 150.000,-/hari
w. Bus Pemda Roda 4 (empat).. Rp. 250.000,-/hari
x. Bus Pemda Roda 6 (enam)... Rp. 300.000,-/hari
y. Hand Tractor Rp 10.000,-/gabah
z. Pompa Air . Rp. 20.000,-/hari
aa. Hand Sprayer Rp. 5.000,-/hari
bb. Telescopid Rp. 150.000/hari
cc. Mesin Potong Rumput.. Rp. 20.000,-/hari
3. Untuk Pemakaian Perlengkapan/Peralatan Musik dikenakan Retribusi Sebagai Berikut :
a. Untuk Pemakaian yang bersifat Komersil dikenakan Retribusi Rp. 400.000,- Dalam
Daerah dan Rp. 500.000,- diluar Daerah;
-
291
b. Untuk Pemakaian yang bersifat Non Komersil dikenakan Retribusi Rp. 250.000,- Dalam
Daerah dan Rp. 300.000,- diluar Daerah.
4. Untuk Pemakaian Tenda dan Kursi Milik Pemerintah Daerah dikenakan Retribusi Sebagai
Berikut :
a. Tenda Ukuran 4 x 6 Meter ..Rp. 50.000,-/hari.
b. Tenda Ukuran 3 x 4 Meter . Rp. 40.000,-/hari.
c. Tenda Gonjong Ukuran 2 x 3 Meter . Rp. 30.000,-/hari.
d. Pentas Ukuran 3 x 4 Meter Rp. 60.000,-/hari.
e. Meja Bulat Plastik Rp. 7.500,-/hari.
f. Kursi Plastik..Rp. 500,-/hari.
5. Untuk Pemakaian Gedung Pertemuan/Aula dan Bangunan Milik Pemerintah Daerah dikenakan
Retribusi Sebagai Berikut :
a. Aula Balai Kota untuk keperluan pemerintah ..Rp. 100.000,-/hari.
b. Aula Balai Kota untuk keperluan Swasta ... ..Rp. 125.000,-/hari.
c. Aula Sekolah/SKBRp. 75.000,-/hari.
6. Untuk pemakaian Sound System Milik Pemerintah Daerah dikenakan retribusi sebesar
Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) untuk setiap kali kegiatan atau tidak melebihi 1 (satu) hari;
7. Untuk Sewa Kantin milik Pemerintah Daerah dikenakan Retribusi sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga
juta rupiah) untuk 1 (satu) tahun;
8. Pengambilan Hak Sewa Pertokoan :
- Pasar Ibuh Rp. 4.500.000,-per m2.
- Pusat Pertokoan Payakumbuh .. Rp. 5.500.000,-per m2.
- Dengan mempertimbangkan nilai investasi dan letak ekonomis.
9. Retribusi terhadap hak sewa dijadikan borough dikenakan biaya 1% dari jumlah kredit.
10. Retribusi yang diatur dikecualikan untuk Kegiatan-kegiatan Pemerintah ,Sosial
Kemasyarakatan dan atau Sosial Keagamaan setelah mendapat izin tertulis dari Walikota.
Bagian Kedua
Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan
Pasal 7
TARIF RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN PERTOKOAN
A. Inpres 8/79
No. Toko Klasf UkuranTarif per
m2 (Rp.)
Ret Bulanan
(Rp)
1 Lantai I
a. Toko menghadap jalan Sudirman,
Soekarno Hatta dan A.Yani, 2 (dua) sisi
pintu
B.1.1
E.1.1
3,5x7,0 m
3,5x3,5 m
5.700,-
5.700,-
5.350,-
5.350,-
4.350,-
4.350,-
4.050,-
4.050,-
3.700,-
3.700,-
139.000,-
69.000,-
131.000,-
65.000,-
106.000,-
53.000,-
99.000,-
49.000,-
90.000,-
45.000,-
Toko menghadap Jl.Sudirman, Soekarno
Hatta dan Jl. A Yani 1 (satu) sisi
B.2.1
E.2.1
3,5x7,0 m
3,5x3,5 m
b. Toko menghadap gang dalam
pertokoan, 1 (satu) sisi pintu
B2.2
E.2.2
3,5x7,0 m
3,5x3,5 m
c. Toko menghadap gang dalam
pertokoan, 2 (dua) sisi pintu
B.1.3
E.2.3
3,5x7,0 m
3,5x3,5 m
Toko menghadap gang dalam
pertokoan, 1 (satu) sisi pintu
B.1.3
E.2.2
3,5x7,0 m
3,5x3,5 m
2 Lantai II
Toko mempunyai 2 (dua) sisi pintu B.1
B.2
3,5x7,0 m
3,5x3,5 m
2.875,-
2.875,-
70.000,-
52.000,-
-
292
Toko mempunyai 2 (dua) sisi pintu B.2.1
E.2.1
3,5x7,0 m
3,5x3,5 m
2.650,-
2.650,-
64.000,-
32.000,-
B. Toko Tahap I Ex. Inpres 76/77
No. Toko Klasf UkuranTarif per
m2 (Rp)
Ret Bulanan
(Rp)
a. Toko menghadap Jl. Sudirman dan Jl.
A.Yani 2 (dua) sisi PintuB.1 3,5 x7,0 m 4.500,- 120.000,-
b. Toko menghadap Jl. Sudirman dan Jl.
A.Yani 2 (dua) sisi PintuB.2 3,5 x7,0 m 4.400,- 110.000,-
c. Toko menghadap gang dalam pasar, 2
(dua) sisi pintuE.3 3,5 x3,5 m 4.300,- 52.000,-
d. Toko menghadap gang dalam pasar, 1
(satu) sisi pintuE.4 3,5 x3,5 m 4.850,- 47.000,-
C. Pertokoan Bertingkat Pasar Bendi
No. Toko Klasf UkuranTarif Per
m2 (Rp)
Ret Bulanan
(Rp)
1. Lantai I
a. Toko menghadap Jl. Lingkungan pasar 2
(dua) sisi pintu
E.1.2 3 x 3 m 4.950,- 44.000,-
b. Toko menghadap Jl. Lingkungan pasar 1
(satu) sisi pintu
E.2.2 3 x 3 m 4.500,- 40.000,-
e. Toko menghadap Jalan/gang dalam
pertokoan 2 (dua) sisi pintu
E.2.3 3 x 3 m 4.050,- 36.000,-
d Toko menghadap Jalan/gang dalam
pertokoac1 (satu) sisi pintu
E.2.2 3 x 3 m 3.675,- 33.000,-
e Toko menghadap Jalan/gang dalam
pertokoan 2 (dua) sisi pintu
E.2.3 3 x 2 m 4.050,- 24.000,-
f Toko menghadap Jalan/gang dalam
pertokoan 1 (satu) sisi pintu
E.2.2 3 x 2 m 3.675,- 22.000,-
2. Lantai II
a. Toko mempunyai 2 (dua) sisi pintu E.3 3 x 3 m 2.725,- 24.000,-
b. Toko mempunyai 1 (satu) sisi pintu E.4 3 x 3 m 2.475,- 22.000,-
c. Toko mempunyai 2 (dua) sisi pintu E.3 3 x 2 m 2.725,- 16.000,-
d. Toko mempunyai 1 (satu) sisi pintu E.4 3 x 2 m 2.475,- 14.000,-
D. Pertokoan Bertingkat Belakang Hizra (Ex Kios Inpres 76/77/TahapI)
No. Toko Klasf Ukuran
Tarif
Per M2
(Rp)
Ret
Bulanan
(Rp)
1. Lantai I
a. Toko menghadap jalan Lingkungan Pasar 2
(dua) sisi PintuE.1.2 3 x 3 m 4.950,- 44.000,-
b. Toko menghadap jalan/gang dalam
pertokoan 2 (dua) sisi pintuE.2.3 3 x 3 m 4.050,- 36.000,-
2. Lantai II
a. Toko mempunyai 2 (dua) sisi pintu E.2 3 x 3 m 2.725,- 24.000,-
-
293
E. Inpres 8/81 C
No. Toko Klasf UkuranTarif Per
m2Ret
Bulanan
LANTAI I
a. Toko menghadap Jalan Lingkungan Pasar 2
(dua) sisi pintu B.1 4 x 4 m 3.950,- 63.000,-
b. Toko yang salah satu sisinya menghadap
Jalan Lingkungan Pasar dan gangB.2 4 x 4 m 3.675,- 58.000,-
c. Toko menghadap gang dalam Pertokoan B.3 4 x 4 m 3.325,- 53.000,-
LANTAI II
a. Toko menghadap Jalan Lingkungan Pasar 1
(satu) sisi pintuB.1 4 x 4 m 2.575,- 41.000,-
b. Toko menghadap Jalan Lingkungan Pasar 1
(satu) sisi pintuB.2 4 x 4 m 2.400,- 38.000,-
c. Toko menghadap Jalan Lingkungan Pasar 1
(satu) sisi pintuB.3 4 x 4 m 2.225,- 35.000,-
TOKO/KIOS TERMINAL SAGO
No Toko Klasf Ukuran
Tarif Per
m2Ret.
Bulanan
( Rp ) ( Rp )
a. Toko / Kios di Samping SMP I Kota
Payakumbuh.
B.1 3 x 4 m 5.500,- 66.000,-
b. Toko / Kios Pujasera di Jalan Gajah Mada
Kota Payakumbuh
B.1 3 x 4 m 5.000,- 60.000,-
TOKO GERBANG TERMINAL SAGO
No Toko Klasf Ukuran
Tarif Per
m2Ret.
Bulanan
( Rp ) ( Rp )
a. Toko / Kios Gerbang Terminal Sago B.1 3 x 5 m 5.500,- 82.000,-
A. Kios Inpres 77/78
No. Kios Klasf UkuranTariff
per m2Ret
Bulanan
a. Blok barat - 3 x 3 m 3.150,- 28.000,-
RUANG BAWAH TANGGA BARAT & TIMUR PUSAT PERTOKOAN
No Toko Ukuran Tarif Per m2 Ret. Bulanan
1 Bangun Lansung Bwh Tngg 6,25 5.700 35.000,-
2 Samping Tangga 3,5 4.000 14.000,-
3 Bwh Tgg dpn Hizra 6 12.500 75.000,-
-
294
4 Bwh Tgg Psr Buah 6 5.700 34.000,-
5 Bwh Tgg Toko Desra 6 11.250 67.000,-
F. Pasar Ibuh
I. Pertokoan Samping Terowongan
No. Toko Klasf UkuranTarif
Per m2Ret
Bulanan
a. Toko menghadap jalan Lingkaran Pasar/gang
2 (dua) sisi Pintu- 3 x 3 m 4.900,- 44.000,-
b. Toko menghadap jalan Lingkungan
Pasar/gang 1 (satu) sisi Pintu- 3 x 3 m 4.500,- 40.000,-
II. Pertokoan Bawah Parkir
No. Toko Klasf UkuranTarif Per
m2Ret
Bulanan
a. Toko menghadap jalan Lingkaran Pasar/gang
2 (dua) sisi Pintu- 3 x 3 m 4.900,- 44.000,-
b. Toko menghadap jalan Lingkungan
Pasar/gang 1 (satu) sisi Pintu- 3 x 3 m 4.500,- 40.000,-
G. Tahap.I Lantai I (BARAT)
No. Toko Klasf UkuranTarif Per
m2Ret
Bulanan
a. Toko menghadap jalan raya ditetapkan 2
(dua) sisi Pintu- 3 x 3 m 5.800,- 52.000,-
b. Toko menghadap jalan raya ditetapkan 1
(satu) sisi Pintu- 3 x 3 m 5.500,- 49.000,-
c. Toko menghadap jalan Lingkaran Pasar/gang
2 (dua) sisi Pintu- 3 x 3 m 4.000,- 36.000,-
d. Toko menghadap jalan Lingkungan
Pasar/gang 1 (satu) sisi Pintu- 3 x 3 m 3.675,- 33.000,-
Tahap.I Lantai II (BARAT)
No. Toko Klasf UkuranTarif Per
m2Ret
Bulanan
a. Toko menghadap jalan Raya ditetapkan 2
(dua) sisi Pintu- 3 x 3 m 2.700,- 24.000,-
b. Toko menghadap jalan raya ditetapkan 1
(satu) sisi Pintu- 3 x 3 m 2.475,- 22.000,-
c. Toko menghadap jalan Lingkaran Pasar/gang
2 (dua) sisi Pintu- 3 x 3 m 2.475,- 22.000,-
d. Toko menghadap jalan Lingkungan
Pasar/gang 1 (satu) sisi Pintu- 3 x 3 m 2.300,- 20.000,-
Tahap.II Lantai I (BARAT)
No. Toko Klasf UkuranTarif Per
m2Ret
Bulanan
a. Toko menghadap jalan yang mempunyai 2 - 3 x 3 m 5.800,- 52.000,-
-
295
(dua) sisi Pintu
b. Toko menghadap jalan yang mempunyai 1
(satu) sisi Pintu- 3 x 3 m 5.325,- 47.000,-
c. Toko menghadap jalan Lingkungan
Pasar/gang 1 (satu) sisi Pintu- 3 x 3 m 4.000,- 36.000,-
d. Toko menghadap jalan Lingkungan
Pasar/gang 1 (satu) sisi Pintu- 3 x 3 m 3.675,- 33.000,-
Tahap.II Lantai II (BARAT)
No. Toko Klasf UkuranTarif Per
m2Ret
Bulanan
a. Toko menghadap jalan Lingkungan
Pasar/gang yang mempunyai 1 (satu) sisi
Pintu
- 3 x 3 m 2.725,- 24.000,-
1. Khusus tarif retribusi sewa bulanan atas kontrak sewa lepas terhadap petak pertokoan Pasar Ibuh
Barat Tahap I dan II adalah sebagai berikut :
a. Petak toko Lantai I Pertokoan Ibuh Barat Tahap II yang mempunyai pintu 2 (dua) sisi
dan/atau letaknya strategis ditetapkan ;
- Retribusi Rp. 60.000,- per bulan
b. Petak Toko Lantai II pertokoan Ibuh Barat Tahap I dan II diluar ketentuan pada poin a
diatas, ditetapkan :
- Retribusi Rp. 50.000,- per bulan
c. Khusus Petak Toko Lantai II Pertokoan Ibuh Barat Tahap I, ditetapkan ;
- Retribusi Rp. 40.000,- per bulan
2. Untuk Petak toko Inpres Pasar No. 8 Tahun 1981Petak Toko Inpres No. 7 Tahun 1982
retribusinya adalah sebagai berikut :
a. Besarnya sewa petak toko Inpres No. 8 Tahun 1981 adalah :
a1. Petak toko lantai I Klasifikasi A
- Sewa Rp. 2.400,00/m2/bulan
a2. Petak toko lantai I Klasifikasi B.1
- Sewa Rp. 2.625,00/m2/bulan
a3. Petak toko lantai I Klasifikasi B.2
- Sewa Rp. 2.425,00/m2/bulan
a4. Petak toko lantai I Klasifikasi B.3
- Sewa Rp. 2.225,00/m2/bulan
a5. Petak toko lantai II Klasifikasi A
- Sewa Rp. 1.625,00/m2/bulan
a6.Petak toko lantai II Klasifikasi B.1
- Sewa Rp. 1.575,00/m2/bulan
a7. Petak toko lantai II Klasifikasi B.2
- Sewa Rp. 1.725,00/m2/bulan
a8.Petak toko lantai II Klasifikasi B.3
- Sewa Rp. 1.475,00/m2/bulan
b. Besarnya sewa petak toko Inpres No. 7 Tahun 1982 adalah :
b1. Petak Toko lantai I
- Sewa Rp. 3.200,00/m2/bulan
b2. Petak Toko lantai II
- Sewa Rp. 1.800,00/m2/bulan
-
296
Bagian Ketiga
Retribusi Tempat Pelelangan Ternak
Pasal 8
TARIF RETRIBUSI TEMPAT PELELANGAN TERNAK
Besarnya Retribusi adalah sebagai berikut :
a. Pedagang yang memakai los atau kios dipungut Rp 5.000,- per hari.
b. Pedagang yang memakai pelataran, payung, yang memakai tempat 1,75 m x 1,5m dipungut Rp
2.000,- perhari.
c. Pedagang ternak yang membawa ternak ke tempat pelelangan ternak dikenakan Retribusi :
Ternak Besar (kerbau, sapi, kuda) Rp 8.000,-/ekor.
Ternak Kecil (kambing, biri-biri) Rp 2.000,-/ekor.
Bagian keempat
Retribusi Tempet Khusus Parkir
Pasal 9
TARIF RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR
a) Mobil barang
1. Roda 4 sebesar Rp. 2000 setiap kali parkir
2. Roda 6 sebesar Rp. 2500 setiap kali parkir
b) Mobil angkutan orang
1. Bis wisata roda 4 Rp. 3000 setiap kali parkir
2. Bis wisata roda 6 Rp. 4000 setiap kali parkir
3. Taxi sebesar Rp. 3000 per hari
c) Kendaraan pribadi
1. Sedan, jeep, subarr ban dan sejenis Rp. 2000 setiap kali parkir
2. Sepeda motor dan sejenisnya Rp. 1000 setiap kali parkir
d) Kendaraan tidak bermotor
1. Becak barang, gerobak dan sejenis Gratis
2. Bendi sebesar Rp. 1000 per hari
Bagian kelima
Retribusi Terminal
Pasal 10
TARIF RETRIBUSI TERMINAL
BENTUK PELAYANAN JNS KENDARAAN & FASILITAS
PENDUKUNG
TARIF
a.Terminal angkutan
penumpang umum
Angkutan dalam kota
1.Angkutan kota
- Kapasitas tempat duduk di Bawah 16
- Kapasitas antara 16 s/d 26
- Kapasitas diatas 27
2. Taksi
Angkutan trayek antar kota dalam propinsi
(AKDP)
1.Kapasitas T.duduk dibawah 16
2.Kapasitas antara 17 s/d 26
3.Kapasitas diatas 27
500,- / kali masuk
1000,-/kali masuk
1500,-/kali masuk
500,-/ kali masuk
1.000,-/kali masuk
1500,-/ kali masuk
-
297
b.Angkutan Barang
c.Pemakaian tempat
usaha
d.Toilet/wc umum
Angkutan trayek antar kota antar propinsi
(AKAP)
1. Kapasitas T. duduk 17 s/d 26
2. Kapasitas diatas 27
1. Pik UP sejenisnya
2. Colt Diesel
3. Fuso
1. Loket
2. Kedai
1. Buang air kecil
2. Buang air Besar
3. Mandi
1000,-/ kali masuk
1.500,-/ kali masuk
1000,-/ kali masuk
1.500,-/ kali masuk
2000,-/ kali masuk
Rp. 30.000,-/ bulan
Rp. 3000,-/ hari
500,-/ kali masuk
1000,-/kali masuk
1000,-/ kali masuk
Bagian Keenam
Retribusi Rumah Potong Hewan
Pasal 11
TARIF RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN
a. Sapi,kerbau,kuda Rp.25.000,-/ ekor
b. Kambing,domba Rp.5.000,-/ ekor
Bagian ketujuh
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah raga
Pasal 12
TARIF RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA
A. Tempat Rekreasi
- Ngalau Indah Anak-anak Rp. 2.500/org
Dewasa Rp. 3.500/org
- Ampangan Anak-anak Rp. 2.000/org
Dewasa Rp. 3.000/org
- Tempat Rekreasi Lain Anak-anak Rp. 2.000/org
Dewasa Rp. 3.000/org
B. Tempat Olah Raga
I. Lapangan Bulu Tangkis, Lapangan Basket dan Lapangan Tennis
a. Untuk pemakaian hari biasa, kepentingan pembinaan olah raga
Rp.200.000,-/Bulan/Club.
b. Untuk pemakaian yang bersifat Komersil pada siang hari Rp. 300.000/1 kali pakai.
c. Untuk pemakaian yang bersifat Komersil pada malam hari Rp. 500.000/1 kali pakai.
d. Untuk pemakaian yang bersifat Social Rp. 200.000/1 kali pakai
II. Lapangan Tennis Kubu Gadang
Pemakaian Perorangan/jam sebagai berikut :
-
298
1. Lapangan 1 dan 2 (Out Door)
Jam 06.00-10.00 Wib Rp.15.000/jam/lapangan.
Jam 10.00-14.00 Wib Rp. 10.000/jam/lapangan.
Jam 14.00-18.00 Wib Rp. 15.000/jam/lapangan.
Jam 18.00-22.00 Wib Rp. 20.000/jam/lapangan.
2. Lapangan Tenis Indoor
Jam 06.00-18.00 Wib Rp.20.000/jam/lapangan.
Jam 18.00-22.00 Wib Rp. 25.000/jam/lapangan.
Hari Sabtu dan Minggu/hari libur
Sampai dengan jam 18.00 Wib Rp. 10.000/Orang/Hari.
Jam 18.00 Wib 23.00 Wib Rp. 15.000/Orang/Hari.
III. Gor.M. Yamin (Gedung Olah Raga)
a. Pemakaian bersifat Komersil Perkawinan, Rp. 1.000.000/ 1 kali pakai Perpisahan sekolah,festifal/pertunjukan musik
b. Pemakaian untuk konser artis dalam propinsi Rp. 2.500.000/ 1 kali pakai
c. Pemakaian untuk konser artis luar propinsi Rp. 5.500.000/ 1 kali pakai
d. Pemakaian bersifat Non Komersil (acara sosial) Rp. 600.000/ 1 kali pakai
IV. Lapangan GOR Kubu Gadang
a. Pemakaian bersifat Komersil .. Rp. 2.000.000/ 1 kali pakai
b. Pemakaian untuk konser artis luar propinsi Rp. 5.000.000/ 1 kali pakai
c. Pemakaian 3-7 hari . Rp. 2.000.000/ 1 hari
d. Pemakaian 7 hari s/d seterusnya Rp. 1.500.000/ 1 hari
V. Kolam Renang
- Hari biasa Dewasa .. Rp. 6.000/org
Anak-anak .. Rp. 4.000/org
Pelajar Rp. 2.000/org
- Hari libur Dewasa . Rp. 7.000/org
Anak-anak Rp. 5.000/org
Khusus Hari libur Nasional diberlakukan sama (hari libur) untuk setiap pengunjung.
Klub/org/bulan Rp. 25.000,-
- Dengan ketentuan masuk 2 kali dalam seminggu.
- Lebih dari 2 kali seminggu dikenakan tiket biasa.
VI. Kios / Pondok Promosi
a. Kios 9 (Sembilan) Petak Rp. 62.500,-/Bulan.
b. Kios Ngalau Indah Rp. 50.000,-/Bulan.
c. Kios Simpang Balai Panjang Rp. 125.000,-/Bulan.
VII. Water Closet/WC/Toilet
a. Water Closet/WC/Toilet Ngalau Indah Rp. 150.000,-/Bulan.
b. Water Closet/WC/Toilet Lapangan Parkir Ngalau Indah Rp. 200.000,-/Bulan.
Bagian Kedelapan
Retribusi Penjualan Produksi Daerah
Pasal 13
TARIF RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH
N0 Jenis Produksi Ukuran/Volume Tarif
1 Benih Sebar Cabai Kopay Bungkus, 10/gr 40.000,-
2 Benih Padi Label biru Kg 6.000,-
-
299
3 Bibit Mahoni Non Sertifikat Batang 1000,-
4 Bibit Mahoni Bersertifikat Batang 6000,-
5 Bibit Kakao Batang 3000,-
6 Bibit Lele 1- 3 cm 50,-
7 Bibit Lele 3- 5 cm 120,-
8 Bibit Lele 5- 8 cm 230,-
9 Nila Gift 1- 3 cm 85,-
10 Nila Gift 3- 5 cm 115,-
11 Nila Gift 5- 8 cm 230,-
12 Nila Gift 8 -12cm 650,-
13 Nila Nirwana 1- 3 cm 175,-
14 Nila Nirwana 3- 5 cm 250,
15 Nila Nirwana 5- 8 cm 400,-
16 Nila Nirwana 8 -12cm 750,-
17 Rayo/Mas 1- 3 cm 115,-
18 Rayo/Mas 3- 5 cm 275,-
19 Rayo/Mas 5- 8 cm 450,-
20 Rayo/Mas 8 -12cm 950,-
21 Gurame 3- 5 cm 1750,-
22 Gurame 5- 8 cm 2750,-
23 Gurame 8 -12cm 8500,-
24 Inseminasi Buatan Dosis 12.500,-
25 Sapi Seduaan Jantan Ekor Persentase
26 Sapi Seduaan Betina Ekor Persentase
27 Pelayanan Oksigen Kantong 2.000,-
28 Kantong Plastik Kantong 1.500,-
29 Penggilingan Pakan Ikan/Ternak Kg 125,-
30 Pencetakan Pelet Kg 100,-
BAB VII
MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 14
(1) Masa retribusi ditetapkan berdasarkan Jenis Retribusi yang di pungut.
(2) Saat retribusi terutang terhitung sejak terbitkan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
BAB VIII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 15
Wilayah pemungutan retribusi adalah Kota Payakumbuh.
BAB IX
PENETAPAN RETRIBUSI
Pasal 16
Bentuk, isi dan tata cara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan dengan itu
ditetapkan oleh Walikota;
-
300
BAB X
PEMUNGUTAN RETRIBUSI
Bagian Kesatu
Tata Cara Pemungutan
Pasal 17
(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
(2) Retribusi terutang terjadi pada saat diterbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
(3) Bentuk-bentuk formulir yang dipergunakan untuk pelaksanaan penagihan retribusi daerah
sebagaimana dimaksud Dalam Peraturan daerah ini ditetapkan oleh walikota.
(4) Pembayaran retribusi dilakukan di Kas Daerah atau ditempat lain yang ditunjuk sesuai waktu
yang ditentukan dengan menggunakan SKRD.
(5) Dalam hal pembayaran dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, maka hasil penerimaan
Retribusi Daerah harus disetor kekas Daerah selambat-lambatnya 1x24 jam atau dalam waktu
yang ditentukan walikota.
(6) Pembayaran retribusi harus dilakukan secara tunai/lunas.
(7) Walikota atau pejabat yang ditunjuk dapat memberikan izin kepada wajib retribusi untuk
mengangsur retribusi terutang dalam jangka waktu tertentu dengan alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan.
(8) Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini diberikan tanda
bukti pembayaran dan setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan.
(9) Bentuk, isi, kualitas, ukuran buku dan tanda bukti pembayaran retribusi ditetapkan oleh
Walikota.
Bagian Kedua
Keberatan
Pasal 18
(1) Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerah atau
Pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang
jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD
diterbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu
itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.
(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah suatu keadaan
yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan Wajib Retribusi.
(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi dan pelaksanaan
penagihan Retribusi.
Pasal 19
(1) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat Keberatan
diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan dengan menerbitkan Surat
Keputusan Keberatan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk memberikan kepastian hukum
bagi Wajib Retribusi, bahwa keberatan yang diajukan harus diberi keputusan oleh Kepala
Daerah.
(3) Keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian,
menolak, atau menambah besarnya Retribusi yang terutang.
(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Kepala Daerah
tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
-
301
Pasal 20
(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran
Retribusi dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan
untuk paling lama 12 (dua belas) bulan.
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan pelunasan sampai
dengan diterbitkannya SKRDLB.
BAB XI
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 21
(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan
pengembalian kepada Kepala Daerah.
(2) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, sejak diterimanya
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), harus memberikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Kepala
Daerah tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran
Retribusi dianggap dikabulkan atau SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling
lama 1 (satu) bulan.
(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi lainnya, kelebihan pembayaran
Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi
terlebih dahulu utang Retribusi tersebut.
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.
(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan,
Kepala Daerah memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas
keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran Retribusi.
(7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Walikota.
BAB XII
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 22
(1) Pembayaran retribusi harus dilakukan secara tunai / lunas dan dibayar dimuka;
(2) Pembayaran retibusi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini diberikan bukti pembayaran;
(3) Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan;
(4) Bentuk, isi kualitas, ukuran buku dan tanda bukti pembayaran retribusi ditetapkan dengan
Peraturan Walikota;
BAB XIII
PENGURANGAN, KERINGANAN, DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 23
(1) Walikota dapat memberikan pengurangan keringanan dan pembebasan retribusi;
(2) Pemberian pengurangan atau keringanan retribusi sebagaimana dimaksud Ayat (1) dalam pasal
ini dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi;
(3) Tata cara pengurangan, keringanan, dan pembebasan retribusi ditetapkan dengan Peraturan
Walikota;
-
302
BAB XIV
KEDALUWARSA
Pasal 24
(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu 3
(tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali jika Wajib Retribusi
melakukan tindak pidana di bidang Retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh jika:
a. diterbitkan Surat Teguran; atau
b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi, baik langsung maupun tidak
langsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,
kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya Surat Teguran tersebut.
(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang Retribusi
dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.
(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
b dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan
permohonan keberatan oleh Wajib Retribusi.
Pasal 25
(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan
sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
(2) Walikota menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi yasudah kedaluwarsa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan Retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur dengan Peraturan
Walikota.
BAB XV
PENINJAUAN TARIF RETRIBUSI
Pasal 26
(1) Tarif retribusi ditinjau Kembali Paling Lama 3 (tiga) Tahun sekali.
(2) Peninjauan Tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian.
(3) Penetapan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan
Walikota.
(4) Sebelum tarif retribusi ditetapkan dengan Peraturan Walikota sebagaimana dimaksud ayat
(3) terlebih dahulu dibahas dan disetujui oleh DPRD Kota Payakumbuh.
BAB XVI
SANKSI
Bagian Pertama
Sanksi Administratif
Pasal 27
(1) Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang
membayar dikenakan sanksi administrative berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap
bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan
menggunakan STRD.
(2) Penagihan Retribusi didahului dengan Surat Teguran.
-
303
(3) Tata cara penagihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Walikota.
Bagian Kedua
Ketentuan Pidana
Pasal 28
(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan
daerah diancam pidana kurungan 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali
jumlah retribusi terutang yang tidak atau kurang bayar;
(2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran;
(3) Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) disetorkan ke Kas Negara.
BAB XVII
PENYIDIKAN
Pasal 29
(1) Penyidikan terhadap tindak pidana pelanggaran Peraturan Daerah ini dilakukan oleh
Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah.
(2) Penyidik dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai
wewenang :
a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang mengenai adanya tindak pidana atas
pelanggaran Peraturan daerah;
b. melakukan tindakan pertama dan pemeriksaan ditempat kejadian;
c. menyuruh berhenti seseorang dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka;
d. melakukan penyitaan benda atau surat;
e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
g. mendatangkan ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;
h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik POLRI
bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak
pidana dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut kepada penuntut
umum, tersangka atau keluarganya;
i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak berwenang melakukan penangkapan
dan/atau penahanan.
(4) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1), membuat berita acara
setiap tindakan dalam hal :
a. pemeriksaan tersangka;
b. memasuki tempat tertutup;
c. penyitaan barang;
d. pemeriksaan saksi;
e. pemeriksaan ditempat kejadian;
f. pengambilan sidik jari dan pemotretan.
BAB XVIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 30
(1) Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, semua peraturan pelaksanaan tentang retribusi
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini.
(2) Hal hal yang menyangkut tentang teknis Pelaksanaan terhadap Peraturan Daerah ini akan
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
-
304
BAB XIX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 31
Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku :
1. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 8 Tahun 1998 tentang Retribusi Pasar;
2. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 9 Tahun 1998 tentang Retribusi Pasar Grosir
dan/Atau Pertokoan;
3. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 11 Tahun 2001 tentang Retribusi Tempat Rekreasi
dan Olah Raga sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 7
Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 11 Tahun
2001 tentang Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga;
4. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 12 Tahun 2001 tentang Retribusi Penjualan
Produks iUsaha Daerah;
5. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 10 Tahun 2003 tentang Retribusi Pemakaian
Kekayaan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Payakumbuh
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Perubahan AtasPeraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 10
Tahun 2003 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;
6. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 3 Tahun 2004 tentang Retribusi Terminal;
7. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 4 Tahun 2004 tentang Retribusi Parkir di Tepi
Jalan Umum dan Tempat Khusus Parkir sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kota Payakumbuh Nomor 3 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota
Payakumbuh Nomor 4 Tahun 2004 tentang Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum dan Tempat
Khusus Parkir;
8. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 6 Tahun 2004 tentang Retribusi Rumah Potong
Hewan;
9. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 7 Tahun 2004 tentang Retribusi Tempat Pelelangan
Pasar Ternak;
Dicabut dan Dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 32
Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Payakumbuh.
Ditetapkan di Payakumbuh
Pada tanggal 30 Desember 2011
WALIKOTA PAYAKUMBUH
dto
JOSRIZAL ZAIN
Diundangkan di Payakumbuh
Pada Tanggal 30 Desember 2011
SEKRETARIS DAERAH KOTA PAYAKUMBUH
dto
I R W A N D I
LEMBARAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2011 NOMOR : 30
-
305
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH
NOMOR 20 TAHUN 2011
TENTANG
RETRIBUSI JASA USAHA
I. UMUM
Dalam menjalankan Pemerintahan Pemerintah daerah diberi wewenang untuk memungut
Retribusi Kepada Masyarakat sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. Retribusi Daerah
merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah.
Untuk meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan otonomi daerah Pemerintah Daerah
diberi kewenangan yang lebih besar dalam perpajakan dan retribusi. Berkaitan dengan pemberian
kewenangan tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, perluasan kewenangan perpajakan dan retribusi
tersebut dilakukan dengan memperluas basis Retribusi Daerah dan memberikan kewenangan kepada
Daerah dalam penetapan tarif.
Selanjutnya untuk meningkatkan efektivitas pengawasan pungutan Daerah, mekanisme
pengawasan diubah dari represif menjadi preventif. Setiap Peraturan Daerah tentang Pajak dan
Retribusi sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemerintah. Selain
itu, terhadap Daerah yang menetapkan kebijakan di bidang pajak daerah dan retribusi daerah yang
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi akan dikenakan sanksi
berupa penundaan dan/atau pemotongan dana alokasi umum dan/atau dana bagi hasil atau restitusi.
Dengan diundangkannya Undang-Undang nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 34 tahun 2000.
Maka segala Peraturan daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah harus disesuaikan dengan
Undang-Undang yang baru tersebut.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Cukup Jelas
Huruf d
Cukup Jelas
Huruf e
Kegiatan usaha dan fasilitas lainnya adalah kegiatan yang
dilaksanakan yang berada dalam terminal seperti Kedai dan
sejenisnya.
-
306
Huruf f
Cukup Jelas
Huruf g
Cukup Jelas
Huruf h
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas
Ayat (6)
Cukup Jelas
Ayat (7)
Cukup Jelas
Ayat (8)
Cukup Jelas
Ayat (9)
Cukup Jelas
Ayat (10)
Cukup Jelas
Ayat (11)
Cukup Jelas
Ayat (12)
Cukup Jelas
Pasal 3
Cukup Jelas
Pasal 4
Cukup Jelas
Pasal 5
Cukup Jelas
Pasal 6
Dengan mempertimbangkan nilai investasi dan letak ekonomis maksudnya adalah
pertimbangan nilai investasi dari suatu bangunan dan letak ekonomis yang strategis.
Pasal 7
Cukup Jelas
Pasal 8
Cukup Jelas
Pasal 9
Cukup Jelas
Pasal 10
Cukup Jelas
Pasal 11
Cukup Jelas
Pasal 12
Cukup Jelas
Pasal 13
- Untuk Inseminasi Buatan Apabila Inseminasi Buatan Pertama Gagal Maka Untuk
Inseminasi Buatan Selanjutnya tidak dipungut Retribusi.
-
307
- Untuk sapi Seduaan Jantan Hasilnya 30 % untuk PAD dan 70 % untuk Petani.
- Untuk sapi seduaan Betina Anak yang Pertama 50 % untuk PAD dan 50 % untuk
Petani.
- Untuk sapi seduaan Betina Anak yang Kedua 100 % untuk PAD Induk untuk
Petani.
- Khusus untuk Ikan Harga sewaktu waktu dapat berubah sesuai kondisi Pasar.
- Angka 25 Sapi seduaan Jantan Maksudnya adalah sapi Jantan milik Pemerintah
Kota Payakumbuh yang pemeliharaanya diserahkan kepada petani yang
pembagian hasil berdasarkan Persentase.
- Angka 26 Sapi seduaan Betina Maksudnya adalah sapi betina milik Pemerintah
Kota Payakumbuh yang pemeliharaanya diserahkan kepada petani yang
pembagian hasil berdasarkan Persentase.
Pasal 14
Cukup Jelas
Pasal 15
Cukup Jelas
Pasal 16
Cukup Jelas
Pasal 17
Ayat (1)
Dokumen lain yang dipersamakan maksudnya adalah dokumen yang
digunakan untuk membayar Retribusi seperti Karcis dan/atau kupon.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas
Ayat (6)
Cukup Jelas
Ayat (7)
Cukup Jelas
Ayat (8)
Alasan yang dapat dipertanggung jawabkan maksudnya adalah alasan yang
sebenar benarnya yang diberikan oleh wajib Retribusi.
Ayat (9)
Cukup Jelas
Pasal 18
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
-
308
Suatu Keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan wajib retribusi
maksudnya adalah keadaan yang terjadi yang bersifat memaksa seperti
bencana alam.
Ayat (5)
Cukup Jelas
Pasal 19
Cukup Jelas
Pasal 20
Cukup Jelas
Pasal 21
Cukup Jelas
Pasal 22
Cukup Jelas
Pasal 23
Cukup Jelas
Pasal 24
Cukup Jelas
Pasal 25
Cukup Jelas
Pasal 26
Cukup Jelas
Pasal 27
Cukup Jelas
Pasal 28
Cukup Jelas
Pasal 29
Cukup Jelas
Pasal 30
Cukup Jelas
Pasal 31
Cukup Jelas
Pasal 32
Cukup Jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2011 NOMOR : 30