kotapayakumbuh 2011 20 terribusi jasa usaha

25
284 PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 20 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH, Menimbang : a. bahwa Retribusi Jasa Usaha selama ini diatur dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 jo. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini karena Undang-undang yang baru yakni Undang – undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah telah diundangkan untuk itu semua pungutan yang menyangkut retribusi harus disesuaikan dengan Undang-undang yang baru dimaksud; b. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a diatas dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa Usaha. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah otonom Kota Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah jo Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1970 tentang Pelaksanaan Pemerintahan Kotamadya Solok dan Payakumbuh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 19); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3951); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 05, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

Upload: sani-bana

Post on 25-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PDRD

TRANSCRIPT

  • 284

    PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH

    NOMOR : 20 TAHUN 2011

    TENTANG

    RETRIBUSI JASA USAHA

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    WALIKOTA PAYAKUMBUH,

    Menimbang : a. bahwa Retribusi Jasa Usaha selama ini diatur dengan Undang-undang Nomor 18

    Tahun 1997 jo. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tidak sesuai lagi dengan

    kondisi saat ini karena Undang-undang yang baru yakni Undang undang Nomor

    28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah telah diundangkan

    untuk itu semua pungutan yang menyangkut retribusi harus disesuaikan dengan

    Undang-undang yang baru dimaksud;

    b. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a diatas dipandang perlu

    menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa Usaha.

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah otonom

    Kota Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah jo Peraturan

    Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1970 tentang Pelaksanaan

    Pemerintahan Kotamadya Solok dan Payakumbuh (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 1956 Nomor 19);

    2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang

    Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 3951);

    3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 4286);

    4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 05, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

    5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

    beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

    tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

    Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

  • 285

    6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

    Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 3848);

    7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

    Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

    8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

    9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

    Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

    Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 58, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3527);

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Lalu Lintas Jalan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3529);

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan

    Pengemudi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 64,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3530);

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan

    Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 125, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161);

    14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

    Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

    dengan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang

    Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

    tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

    15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan

    Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor

    694);

    16. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 02 Tahun 2008 tentang Organisasi

    dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD di Lingkungan

    Pemerintah Kota Payakumbuh (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun

    2008 Nomor 02);

    17. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 03 Tahun 2008 tentang Organisasi

    dan Tata Kerja Dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh (Lembaran

    Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2008 Nomor 03);

    18. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 04 Tahun 2008 tentang Organisasi

    dan Tata Kerja Inspektorat dan Lembaga Teknis di Lingkungan Pemerintah

    Kota Payakumbuh (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2008 Nomor

    04);

  • 286

    19. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 05 Tahun 2008 tentang Organisasi

    dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota

    payakumbuh (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2008 Nomor 05;

    20. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 06 Tahun 2008 tentang Satuan

    Polisi Pamong Praja Kota payakumbuh (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh

    Tahun 2008 Nomor 06);

    21. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 02 Tahun 2009 tentang Organisasi

    dan Tata Kerja Badan Narkotika Kota payakumbuh (Lembaran Daerah Kota

    Payakumbuh Tahun 2009 Nomor 02);

    22. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 06 Tahun 2009 tentang Organisasi

    dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kota payakumbuh

    (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2009 Nomor 06);

    23. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pokok

    Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kota payakumbuh (Lembaran Daerah

    Kota Payakumbuh Tahun 2010 Nomor 03);

    Dengan Persetujuan Bersama

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PAYAKUMBUH

    dan

    WALIKOTA PAYAKUMBUH

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI JASA USAHA.

    BAB I

    KETENTUAN UMUM.

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

    1. Daerah adalah kota Payakumbuh;

    2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Payakumbuh;

    3. Walikota adalah Walikota Payakumbuh;

    4. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang Retribusi Daerah sesuai dengan

    peraturan perundang-undangan yang berlaku;

    5. Badan adalah sustu bentuk badan usaha yng meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer,

    Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dalam bentuk apapun,

    persekutuan, perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan, Organisasi Masa, Organisasi Sosial

    Politik, atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, Dana Pensiun, Bentuk Usaha tetap serta bentuk

    badan usaha lainnya;

    6. Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan tujuan

    menganut prinsip komersial yang meliputi :

    a. Pelayanan yang menggunakan / memanfaatkan kekayaan daerah yang belum dimanfaatkan

    secara optimal dan atau;

    b. Pelayanan oleh pemerintah daerah sepanjang belum disediakansecara memadai oleh pihak

    swasta;

    7. Wajib retribusi adalah orang/badan pribadi yang menurut peraturan perundang-undangan

    retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi;

  • 287

    8. Masa Retribusi adalah jangka waktu yang tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib

    retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah yang

    bersangkutan;

    9. Surat Pendaftaran Objek Retribusi daerah yang selanjutnya disingkat dengan SPDORD adalah

    surat yang digunakan oleh Wajib Retribusi untuk melaporkan data retribusi sebagai dasar

    perhitungan dan pembayaran retribusi yang terhutang menurut Peraturan Perundang-undangan

    Retribusi daerah.

    10. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SKRD adalah surat keputusan

    yang menetapkan besarnya jumlah Retribusi yang terhutang;

    11. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat

    ketetapan retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah

    kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang.

    12. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah surat untuk melakukan

    tagihan retribusi dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.

    13. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data

    dan atau keternagan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban

    retribusi berdasarkan peraturan perundang-undangan retribusi daerah;

    14. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh

    Penyidik Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disebut penyidik, untuk mencari serta

    mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan

    daerah dan retribusi daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya;

    BAB II

    NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI

    Pasal 2

    (1) Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disediakan adalah Pemerintah Daerah

    dengan tujuan menganut prinsip komersial yang meliputi :

    a. Pelayanan dengan menggunakan atau memanfaatkan kekayaan daerah yang belum

    dimanfaatkan secara optimal.

    b. Pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan secara mamadai oleh

    pihak swasta

    (2) Objek Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri dari :

    a. Objek Retribusi Pemakaian Kekayaan daerah adalah pelayanan pemakaian kekayaan

    daerah yang disediakan oleh pemerintah daerah.

    b. Objek Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan adalah penyediaan fasilitas pasar grosir

    berbagai jenis barang dan fasilitas pasar dan atau pertokoan yang disediakan atau

    diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

    c. Objek Retribusi Tempat Pelelangan Ternak adalah penyediaan tempat pelelangan yang

    secara khusus disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk melaukan pelelangan ternak

    termasuk jasa pelelangan serta fasilitas lainnya yang disediakan ditempat pelelangan.

    d. Objek Retribusi Tempat Khusus Parkir adalah pelayanan tempat khusus parkir yang

    disediakan, dimiliki, dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.

    e. Objek Retribusi Terminal adalah pelayanan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan

    penumpang dan bis umum, tempat kegiatan usaha dan fasilitas lainnya dilingkungan

    terminal yang disediakan, dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.

    f. Objek Retribusi Rumah Potong Hewan adalah pelayanan fasilitas rumah potong hewan

    ternak termasuk pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dan sesudah dipotong

    yang disediakan, dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.

    g. Objek Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga adalah pelayanan tempat rekreasi,

    pariwisata dan olahraga ang disediakan, dimiliki dan dikelola Pemerintah Daerah.

  • 288

    h. Objek Retribusi Penjualan Produksi Daerah adalah penjualan produksi usaha pemerintah

    daerah.

    Objek Retribusi sebagaimana dimaksud huruf h selain produksi usaha daerah adalah

    produksi ternak sapi dari hasil usaha bagi hasil

    (3) Subjek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :

    a. Subjek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah adalah orang pribadi atau Badan yang

    menggunakan pemakaian kekayaan daerah yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah.

    b. Subjek Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoanadalah orang pribadi atau Badan yang

    menggunakan tempat pasar grosir dan atau pertokoan yang milik Pemerintah Daerah.

    c. Subjek Retribusi Tempat Pelelangan Ternak adalah orang pribadi atau Badan yang

    menyediakan tempat pelelangan yang secara khusus dimiliki oleh Pemerintah Daerah

    untuk melakukan pelelangan ternak termasuk jasa pelelangan serta fasilitas lainnya yang

    disediakan ditempat pelelangan.

    d. Subjek Retribusi Tempat Khusus Parkir adalah orang pribadi atau badan yang

    menggunakan tempat khusus parkir yang disediakan, dimiliki dan atau dikelola oleh

    Pemerintah Daerah.

    e. Subjek Retribusi Terminal adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh pelayanan

    penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan bis umum, tempat kegiatan

    usaha dan fasilitas lainnya dilingkungan terminal yang disediakan, dimiliki dan atau

    dikelola oleh Pemerintah Daerah.

    f. Subjek Retribusi Rumah Potong Hewan adalah orang pribadi atau Badan yang

    memperoleh Pelayanan Penyediaan Fasilitas rumah potong hewan ternak termasuk

    pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dan sesudah dipotong yang

    disediakan, dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.

    g. Subjek Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga adalah orang pribadi atau Badan yang

    memperoleh pelayanan tempat rekreasi, pariwisata dan olahraga yang disediakan,dimiliki

    dan dikelola Pemerintah Daerah.

    h. Subjek Retribusi Penjualan Produksi Daerah adalah orang pribadi atau Badan yang

    menggunkan produksi usaha pemerintah daerah.

    (4) Objek yang dikecualikan dalam retribusi adalah Retribusi pemakaian Kekayaan daerah yang

    harus diatur dengan pertauran daerah tersendiri karena ada penambahan substansi atau meteri

    peralihan hak yang diatur dalam jangka waktu tertentu setelah habis masanya dapat

    diperpanjang kembali untuk jangka waktu tertentu, untuk itu perlu diatur dengan peraturan

    daerah tersendiri.

    (5) Dikecualikan dari pengertian pemakaian kekayaan Daerah adalah penggunaan tanah yang

    tidak mengubah fungsi dari tanah tersebut.

    (6) Dikecualikan dari objek Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan adalah fasilitas pasar yang

    disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

    (7) Dikecualikan dari objek Retribusi Pelelangan Ternak adalah tempat pelelangan yang

    disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

    (8) Dikecualikan dari objek Retribusi Tempat Khusus Parkir adalah pelayanan tempat parkir yang

    disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

    (9) Dikecualikan dari objek Retribusi Terminal adalah terminal yang disediakan, dimiliki,

    dan/atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

    (10) Dikecualikan dari objek Retribusi Rumah potong Hewan adalah pelayanan penyediaan

    fasilitas rumah pemotongan hewan ternak yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh

    BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

    (11) Dikecualikan dari objek Retribusi tempat rekreasi, pariwisata, dan olahraga adalah pelayanan

    tempat rekreasi, pariwisata, dan olahraga yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh

    Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

  • 289

    (12) Dikecualikan dari objek Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah adalah penjualan

    produksi oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

    BAB III

    JENIS DAN GOLONGAN RETRIBUSI

    Pasal 3

    (1) Nama Retribusi yang termasuk Golongan Retribusi Jasa Usaha terdiri dari :

    a. Retribusi Pemakain Kekayaan Daerah dipungut atas pemakaian Kekayaan Daerah Milik

    Pemerintah Daerah.

    b. Retribusi Pasar Grosir atau Pertokoan dipungut atas pelayanan tempat Pasar Grosir atau

    Pertokoan

    c. Retribusi Tempat Pelelangan Ternak dipungut pelayanan tempat pelelangan ternak.

    d. Retribusi Tempat Khusus Parkir dipungut atas pelayanan Tempat Khusus Parkir.

    e. Retribusi Terminal dipungut atas Pelayanan Terminal.

    f. Retribusi Rumah Potong Hewan dipungut atas pelayanan penyediaan fasilitas rumah

    potong hewan.

    g. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga dipungut atas pelayanan tempat rekreasi,

    pariwisata, dan olahraga

    h. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah dipungut atas penjualan hasil produksi usaha

    daerah Pemerintah Daerah.

    (2) Golongan Retribusi digolongkan sebagai Retribusi Jasa Usaha

    BAB IV

    CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

    Pasal 4

    Cara mengukur tingkat penggunaan jasa sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat (2) huruf a sampai

    dengan huruf h adalah sebagai berikut:

    a. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur berdasarkan jenis tipe,bentuk dan

    frekuensi kekayaan daerah yang digunakan.

    b. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur berdasarkan luas tempat usaha dan

    atau jenis barang.

    c. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur berdasarkan luas tempat usaha dan

    jenis ternak.

    d. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur berdasarkan jenis kendaraan yang

    menempati areal parkir.

    e. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur berdasarkan frekuensi jenis

    kendaraan dan jangka waktu pemakaian fasilitas terminal.

    f. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur berdasarkan jenis pelayanan dan

    jumlah ternak yang dipotong.

    g. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur berdasarkan fasilitas pelayanan

    tempat rekreasi, pariwisata dan olahraga.

    h. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur berdasarkan jenis,jumlah dan tipe

    produksi usaha daerah.

    BAB V

    PRINSIP YANG DIANUT DALAM PENETAPAN STRUKTUR

    DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

    Pasal 5

    (1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif Retribusi Jasa Usaha didasarkan pada tujuan

    untuk memperoleh keuntungan yang layak.

  • 290

    (2) Keuntungan yang layak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah keuntungan yang diperoleh

    apabila pelayanan jasa tersebut dilakukan secara efisien dan berorientasi pada harga pasar.

    BAB VI

    STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

    Bagian Kesatu

    Retribusi Pemakain Kekayaan daerah

    Pasal 6

    Tarif Retribusi Pemakain Kekayaan Daerah

    1. Terhadap pemakaian bangunan milik Pemda dikenakan Retribusi perbulan seperti ;

    a. Type A ukuran lebih dari 90 M2 Sebesar Rp. 75.000,-

    b. Type B ukuran lebih dari 54 M2 s/d 90 M2 Sebesar Rp. 60.000,-

    c. Type C ukuran lebih dari 36 M2 s/d 54 M2 Sebesar Rp. 50.000,-

    d. Type D ukuran dibawah dari 36 M2 Sebesar Rp. 40.000,-

    e. Asrama ... Rp. 7500/Kamar/Hari.

    2. Untuk pemakaian Diluar Kedinasan atas Kendaraan Bermotor dan/atau alat berat, alat bantu

    pengaspalan, alat pertanian dan bus milik Pemerintah Daerah dikenakan Retribusi sebagai

    berikut :

    a. Baby Roller Kapasitas 1 Ton............................................... Rp. 150.000,-/hari.

    b. Vibrator Roller Kapasitas 4 Ton .. Rp. 150.000,-/hari.

    c. Tandem Roller Kapasitas 2,5 Ton ........... Rp. 150.000,-/hari.

    d. Tandem Roller Kapasitas 6 s/d 8 ton Rp. 150.000,-/hari .

    e. Theu Whel Roller Kapasitas 6 s/d 8 Ton Rp. 150.000,-/hari.

    f. Buldozer... Rp. 125.000,-/jam.

    g. Excavator.. Rp. 250.000,-/jam.

    h. Excavator Loader. Rp. 250.000,-/jam.

    i. Loader...... Rp. 150.000,-/jam.

    j. Motor Grider Rp. 200.000,-/jam.

    k. Pan Mixer Rp. 100.000,-/jam.

    l. Mobil Ginset.. Rp. 350.000,-/jam.

    m. Ginset. Rp. 150.000,-/hari

    n. Stamper.. Rp. 100.000,-/hari

    o. Aspalt Recycling Tipe Super Asten Cook 043. Rp. 400.000,-/hari

    p. Compressor Merk Sullair Tipe 185 & 15 DPQ-CA......... Rp. 200.000,-/hari

    q. Aspalt Sprayer Bitelli GX. 120..... Rp. 200.000,-/hari

    r. Aspalt/C.Cutter Mitsubishi T. MCD-214 .. Rp. 300.000,-/hari.

    s. Plate Compactor, Mikasa Tipe MVC-110 H ...... Rp. 100.000,-/hari

    t. Alat Pembuat Marka Jalan ..... Rp. 250.000,-/hari

    u. Mesin Press Con Block (blok maker) dan Genset ......... Rp. 200.000,-/hari

    v. Truk.. Rp. 150.000,-/hari

    w. Bus Pemda Roda 4 (empat).. Rp. 250.000,-/hari

    x. Bus Pemda Roda 6 (enam)... Rp. 300.000,-/hari

    y. Hand Tractor Rp 10.000,-/gabah

    z. Pompa Air . Rp. 20.000,-/hari

    aa. Hand Sprayer Rp. 5.000,-/hari

    bb. Telescopid Rp. 150.000/hari

    cc. Mesin Potong Rumput.. Rp. 20.000,-/hari

    3. Untuk Pemakaian Perlengkapan/Peralatan Musik dikenakan Retribusi Sebagai Berikut :

    a. Untuk Pemakaian yang bersifat Komersil dikenakan Retribusi Rp. 400.000,- Dalam

    Daerah dan Rp. 500.000,- diluar Daerah;

  • 291

    b. Untuk Pemakaian yang bersifat Non Komersil dikenakan Retribusi Rp. 250.000,- Dalam

    Daerah dan Rp. 300.000,- diluar Daerah.

    4. Untuk Pemakaian Tenda dan Kursi Milik Pemerintah Daerah dikenakan Retribusi Sebagai

    Berikut :

    a. Tenda Ukuran 4 x 6 Meter ..Rp. 50.000,-/hari.

    b. Tenda Ukuran 3 x 4 Meter . Rp. 40.000,-/hari.

    c. Tenda Gonjong Ukuran 2 x 3 Meter . Rp. 30.000,-/hari.

    d. Pentas Ukuran 3 x 4 Meter Rp. 60.000,-/hari.

    e. Meja Bulat Plastik Rp. 7.500,-/hari.

    f. Kursi Plastik..Rp. 500,-/hari.

    5. Untuk Pemakaian Gedung Pertemuan/Aula dan Bangunan Milik Pemerintah Daerah dikenakan

    Retribusi Sebagai Berikut :

    a. Aula Balai Kota untuk keperluan pemerintah ..Rp. 100.000,-/hari.

    b. Aula Balai Kota untuk keperluan Swasta ... ..Rp. 125.000,-/hari.

    c. Aula Sekolah/SKBRp. 75.000,-/hari.

    6. Untuk pemakaian Sound System Milik Pemerintah Daerah dikenakan retribusi sebesar

    Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) untuk setiap kali kegiatan atau tidak melebihi 1 (satu) hari;

    7. Untuk Sewa Kantin milik Pemerintah Daerah dikenakan Retribusi sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga

    juta rupiah) untuk 1 (satu) tahun;

    8. Pengambilan Hak Sewa Pertokoan :

    - Pasar Ibuh Rp. 4.500.000,-per m2.

    - Pusat Pertokoan Payakumbuh .. Rp. 5.500.000,-per m2.

    - Dengan mempertimbangkan nilai investasi dan letak ekonomis.

    9. Retribusi terhadap hak sewa dijadikan borough dikenakan biaya 1% dari jumlah kredit.

    10. Retribusi yang diatur dikecualikan untuk Kegiatan-kegiatan Pemerintah ,Sosial

    Kemasyarakatan dan atau Sosial Keagamaan setelah mendapat izin tertulis dari Walikota.

    Bagian Kedua

    Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan

    Pasal 7

    TARIF RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN PERTOKOAN

    A. Inpres 8/79

    No. Toko Klasf UkuranTarif per

    m2 (Rp.)

    Ret Bulanan

    (Rp)

    1 Lantai I

    a. Toko menghadap jalan Sudirman,

    Soekarno Hatta dan A.Yani, 2 (dua) sisi

    pintu

    B.1.1

    E.1.1

    3,5x7,0 m

    3,5x3,5 m

    5.700,-

    5.700,-

    5.350,-

    5.350,-

    4.350,-

    4.350,-

    4.050,-

    4.050,-

    3.700,-

    3.700,-

    139.000,-

    69.000,-

    131.000,-

    65.000,-

    106.000,-

    53.000,-

    99.000,-

    49.000,-

    90.000,-

    45.000,-

    Toko menghadap Jl.Sudirman, Soekarno

    Hatta dan Jl. A Yani 1 (satu) sisi

    B.2.1

    E.2.1

    3,5x7,0 m

    3,5x3,5 m

    b. Toko menghadap gang dalam

    pertokoan, 1 (satu) sisi pintu

    B2.2

    E.2.2

    3,5x7,0 m

    3,5x3,5 m

    c. Toko menghadap gang dalam

    pertokoan, 2 (dua) sisi pintu

    B.1.3

    E.2.3

    3,5x7,0 m

    3,5x3,5 m

    Toko menghadap gang dalam

    pertokoan, 1 (satu) sisi pintu

    B.1.3

    E.2.2

    3,5x7,0 m

    3,5x3,5 m

    2 Lantai II

    Toko mempunyai 2 (dua) sisi pintu B.1

    B.2

    3,5x7,0 m

    3,5x3,5 m

    2.875,-

    2.875,-

    70.000,-

    52.000,-

  • 292

    Toko mempunyai 2 (dua) sisi pintu B.2.1

    E.2.1

    3,5x7,0 m

    3,5x3,5 m

    2.650,-

    2.650,-

    64.000,-

    32.000,-

    B. Toko Tahap I Ex. Inpres 76/77

    No. Toko Klasf UkuranTarif per

    m2 (Rp)

    Ret Bulanan

    (Rp)

    a. Toko menghadap Jl. Sudirman dan Jl.

    A.Yani 2 (dua) sisi PintuB.1 3,5 x7,0 m 4.500,- 120.000,-

    b. Toko menghadap Jl. Sudirman dan Jl.

    A.Yani 2 (dua) sisi PintuB.2 3,5 x7,0 m 4.400,- 110.000,-

    c. Toko menghadap gang dalam pasar, 2

    (dua) sisi pintuE.3 3,5 x3,5 m 4.300,- 52.000,-

    d. Toko menghadap gang dalam pasar, 1

    (satu) sisi pintuE.4 3,5 x3,5 m 4.850,- 47.000,-

    C. Pertokoan Bertingkat Pasar Bendi

    No. Toko Klasf UkuranTarif Per

    m2 (Rp)

    Ret Bulanan

    (Rp)

    1. Lantai I

    a. Toko menghadap Jl. Lingkungan pasar 2

    (dua) sisi pintu

    E.1.2 3 x 3 m 4.950,- 44.000,-

    b. Toko menghadap Jl. Lingkungan pasar 1

    (satu) sisi pintu

    E.2.2 3 x 3 m 4.500,- 40.000,-

    e. Toko menghadap Jalan/gang dalam

    pertokoan 2 (dua) sisi pintu

    E.2.3 3 x 3 m 4.050,- 36.000,-

    d Toko menghadap Jalan/gang dalam

    pertokoac1 (satu) sisi pintu

    E.2.2 3 x 3 m 3.675,- 33.000,-

    e Toko menghadap Jalan/gang dalam

    pertokoan 2 (dua) sisi pintu

    E.2.3 3 x 2 m 4.050,- 24.000,-

    f Toko menghadap Jalan/gang dalam

    pertokoan 1 (satu) sisi pintu

    E.2.2 3 x 2 m 3.675,- 22.000,-

    2. Lantai II

    a. Toko mempunyai 2 (dua) sisi pintu E.3 3 x 3 m 2.725,- 24.000,-

    b. Toko mempunyai 1 (satu) sisi pintu E.4 3 x 3 m 2.475,- 22.000,-

    c. Toko mempunyai 2 (dua) sisi pintu E.3 3 x 2 m 2.725,- 16.000,-

    d. Toko mempunyai 1 (satu) sisi pintu E.4 3 x 2 m 2.475,- 14.000,-

    D. Pertokoan Bertingkat Belakang Hizra (Ex Kios Inpres 76/77/TahapI)

    No. Toko Klasf Ukuran

    Tarif

    Per M2

    (Rp)

    Ret

    Bulanan

    (Rp)

    1. Lantai I

    a. Toko menghadap jalan Lingkungan Pasar 2

    (dua) sisi PintuE.1.2 3 x 3 m 4.950,- 44.000,-

    b. Toko menghadap jalan/gang dalam

    pertokoan 2 (dua) sisi pintuE.2.3 3 x 3 m 4.050,- 36.000,-

    2. Lantai II

    a. Toko mempunyai 2 (dua) sisi pintu E.2 3 x 3 m 2.725,- 24.000,-

  • 293

    E. Inpres 8/81 C

    No. Toko Klasf UkuranTarif Per

    m2Ret

    Bulanan

    LANTAI I

    a. Toko menghadap Jalan Lingkungan Pasar 2

    (dua) sisi pintu B.1 4 x 4 m 3.950,- 63.000,-

    b. Toko yang salah satu sisinya menghadap

    Jalan Lingkungan Pasar dan gangB.2 4 x 4 m 3.675,- 58.000,-

    c. Toko menghadap gang dalam Pertokoan B.3 4 x 4 m 3.325,- 53.000,-

    LANTAI II

    a. Toko menghadap Jalan Lingkungan Pasar 1

    (satu) sisi pintuB.1 4 x 4 m 2.575,- 41.000,-

    b. Toko menghadap Jalan Lingkungan Pasar 1

    (satu) sisi pintuB.2 4 x 4 m 2.400,- 38.000,-

    c. Toko menghadap Jalan Lingkungan Pasar 1

    (satu) sisi pintuB.3 4 x 4 m 2.225,- 35.000,-

    TOKO/KIOS TERMINAL SAGO

    No Toko Klasf Ukuran

    Tarif Per

    m2Ret.

    Bulanan

    ( Rp ) ( Rp )

    a. Toko / Kios di Samping SMP I Kota

    Payakumbuh.

    B.1 3 x 4 m 5.500,- 66.000,-

    b. Toko / Kios Pujasera di Jalan Gajah Mada

    Kota Payakumbuh

    B.1 3 x 4 m 5.000,- 60.000,-

    TOKO GERBANG TERMINAL SAGO

    No Toko Klasf Ukuran

    Tarif Per

    m2Ret.

    Bulanan

    ( Rp ) ( Rp )

    a. Toko / Kios Gerbang Terminal Sago B.1 3 x 5 m 5.500,- 82.000,-

    A. Kios Inpres 77/78

    No. Kios Klasf UkuranTariff

    per m2Ret

    Bulanan

    a. Blok barat - 3 x 3 m 3.150,- 28.000,-

    RUANG BAWAH TANGGA BARAT & TIMUR PUSAT PERTOKOAN

    No Toko Ukuran Tarif Per m2 Ret. Bulanan

    1 Bangun Lansung Bwh Tngg 6,25 5.700 35.000,-

    2 Samping Tangga 3,5 4.000 14.000,-

    3 Bwh Tgg dpn Hizra 6 12.500 75.000,-

  • 294

    4 Bwh Tgg Psr Buah 6 5.700 34.000,-

    5 Bwh Tgg Toko Desra 6 11.250 67.000,-

    F. Pasar Ibuh

    I. Pertokoan Samping Terowongan

    No. Toko Klasf UkuranTarif

    Per m2Ret

    Bulanan

    a. Toko menghadap jalan Lingkaran Pasar/gang

    2 (dua) sisi Pintu- 3 x 3 m 4.900,- 44.000,-

    b. Toko menghadap jalan Lingkungan

    Pasar/gang 1 (satu) sisi Pintu- 3 x 3 m 4.500,- 40.000,-

    II. Pertokoan Bawah Parkir

    No. Toko Klasf UkuranTarif Per

    m2Ret

    Bulanan

    a. Toko menghadap jalan Lingkaran Pasar/gang

    2 (dua) sisi Pintu- 3 x 3 m 4.900,- 44.000,-

    b. Toko menghadap jalan Lingkungan

    Pasar/gang 1 (satu) sisi Pintu- 3 x 3 m 4.500,- 40.000,-

    G. Tahap.I Lantai I (BARAT)

    No. Toko Klasf UkuranTarif Per

    m2Ret

    Bulanan

    a. Toko menghadap jalan raya ditetapkan 2

    (dua) sisi Pintu- 3 x 3 m 5.800,- 52.000,-

    b. Toko menghadap jalan raya ditetapkan 1

    (satu) sisi Pintu- 3 x 3 m 5.500,- 49.000,-

    c. Toko menghadap jalan Lingkaran Pasar/gang

    2 (dua) sisi Pintu- 3 x 3 m 4.000,- 36.000,-

    d. Toko menghadap jalan Lingkungan

    Pasar/gang 1 (satu) sisi Pintu- 3 x 3 m 3.675,- 33.000,-

    Tahap.I Lantai II (BARAT)

    No. Toko Klasf UkuranTarif Per

    m2Ret

    Bulanan

    a. Toko menghadap jalan Raya ditetapkan 2

    (dua) sisi Pintu- 3 x 3 m 2.700,- 24.000,-

    b. Toko menghadap jalan raya ditetapkan 1

    (satu) sisi Pintu- 3 x 3 m 2.475,- 22.000,-

    c. Toko menghadap jalan Lingkaran Pasar/gang

    2 (dua) sisi Pintu- 3 x 3 m 2.475,- 22.000,-

    d. Toko menghadap jalan Lingkungan

    Pasar/gang 1 (satu) sisi Pintu- 3 x 3 m 2.300,- 20.000,-

    Tahap.II Lantai I (BARAT)

    No. Toko Klasf UkuranTarif Per

    m2Ret

    Bulanan

    a. Toko menghadap jalan yang mempunyai 2 - 3 x 3 m 5.800,- 52.000,-

  • 295

    (dua) sisi Pintu

    b. Toko menghadap jalan yang mempunyai 1

    (satu) sisi Pintu- 3 x 3 m 5.325,- 47.000,-

    c. Toko menghadap jalan Lingkungan

    Pasar/gang 1 (satu) sisi Pintu- 3 x 3 m 4.000,- 36.000,-

    d. Toko menghadap jalan Lingkungan

    Pasar/gang 1 (satu) sisi Pintu- 3 x 3 m 3.675,- 33.000,-

    Tahap.II Lantai II (BARAT)

    No. Toko Klasf UkuranTarif Per

    m2Ret

    Bulanan

    a. Toko menghadap jalan Lingkungan

    Pasar/gang yang mempunyai 1 (satu) sisi

    Pintu

    - 3 x 3 m 2.725,- 24.000,-

    1. Khusus tarif retribusi sewa bulanan atas kontrak sewa lepas terhadap petak pertokoan Pasar Ibuh

    Barat Tahap I dan II adalah sebagai berikut :

    a. Petak toko Lantai I Pertokoan Ibuh Barat Tahap II yang mempunyai pintu 2 (dua) sisi

    dan/atau letaknya strategis ditetapkan ;

    - Retribusi Rp. 60.000,- per bulan

    b. Petak Toko Lantai II pertokoan Ibuh Barat Tahap I dan II diluar ketentuan pada poin a

    diatas, ditetapkan :

    - Retribusi Rp. 50.000,- per bulan

    c. Khusus Petak Toko Lantai II Pertokoan Ibuh Barat Tahap I, ditetapkan ;

    - Retribusi Rp. 40.000,- per bulan

    2. Untuk Petak toko Inpres Pasar No. 8 Tahun 1981Petak Toko Inpres No. 7 Tahun 1982

    retribusinya adalah sebagai berikut :

    a. Besarnya sewa petak toko Inpres No. 8 Tahun 1981 adalah :

    a1. Petak toko lantai I Klasifikasi A

    - Sewa Rp. 2.400,00/m2/bulan

    a2. Petak toko lantai I Klasifikasi B.1

    - Sewa Rp. 2.625,00/m2/bulan

    a3. Petak toko lantai I Klasifikasi B.2

    - Sewa Rp. 2.425,00/m2/bulan

    a4. Petak toko lantai I Klasifikasi B.3

    - Sewa Rp. 2.225,00/m2/bulan

    a5. Petak toko lantai II Klasifikasi A

    - Sewa Rp. 1.625,00/m2/bulan

    a6.Petak toko lantai II Klasifikasi B.1

    - Sewa Rp. 1.575,00/m2/bulan

    a7. Petak toko lantai II Klasifikasi B.2

    - Sewa Rp. 1.725,00/m2/bulan

    a8.Petak toko lantai II Klasifikasi B.3

    - Sewa Rp. 1.475,00/m2/bulan

    b. Besarnya sewa petak toko Inpres No. 7 Tahun 1982 adalah :

    b1. Petak Toko lantai I

    - Sewa Rp. 3.200,00/m2/bulan

    b2. Petak Toko lantai II

    - Sewa Rp. 1.800,00/m2/bulan

  • 296

    Bagian Ketiga

    Retribusi Tempat Pelelangan Ternak

    Pasal 8

    TARIF RETRIBUSI TEMPAT PELELANGAN TERNAK

    Besarnya Retribusi adalah sebagai berikut :

    a. Pedagang yang memakai los atau kios dipungut Rp 5.000,- per hari.

    b. Pedagang yang memakai pelataran, payung, yang memakai tempat 1,75 m x 1,5m dipungut Rp

    2.000,- perhari.

    c. Pedagang ternak yang membawa ternak ke tempat pelelangan ternak dikenakan Retribusi :

    Ternak Besar (kerbau, sapi, kuda) Rp 8.000,-/ekor.

    Ternak Kecil (kambing, biri-biri) Rp 2.000,-/ekor.

    Bagian keempat

    Retribusi Tempet Khusus Parkir

    Pasal 9

    TARIF RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

    a) Mobil barang

    1. Roda 4 sebesar Rp. 2000 setiap kali parkir

    2. Roda 6 sebesar Rp. 2500 setiap kali parkir

    b) Mobil angkutan orang

    1. Bis wisata roda 4 Rp. 3000 setiap kali parkir

    2. Bis wisata roda 6 Rp. 4000 setiap kali parkir

    3. Taxi sebesar Rp. 3000 per hari

    c) Kendaraan pribadi

    1. Sedan, jeep, subarr ban dan sejenis Rp. 2000 setiap kali parkir

    2. Sepeda motor dan sejenisnya Rp. 1000 setiap kali parkir

    d) Kendaraan tidak bermotor

    1. Becak barang, gerobak dan sejenis Gratis

    2. Bendi sebesar Rp. 1000 per hari

    Bagian kelima

    Retribusi Terminal

    Pasal 10

    TARIF RETRIBUSI TERMINAL

    BENTUK PELAYANAN JNS KENDARAAN & FASILITAS

    PENDUKUNG

    TARIF

    a.Terminal angkutan

    penumpang umum

    Angkutan dalam kota

    1.Angkutan kota

    - Kapasitas tempat duduk di Bawah 16

    - Kapasitas antara 16 s/d 26

    - Kapasitas diatas 27

    2. Taksi

    Angkutan trayek antar kota dalam propinsi

    (AKDP)

    1.Kapasitas T.duduk dibawah 16

    2.Kapasitas antara 17 s/d 26

    3.Kapasitas diatas 27

    500,- / kali masuk

    1000,-/kali masuk

    1500,-/kali masuk

    500,-/ kali masuk

    1.000,-/kali masuk

    1500,-/ kali masuk

  • 297

    b.Angkutan Barang

    c.Pemakaian tempat

    usaha

    d.Toilet/wc umum

    Angkutan trayek antar kota antar propinsi

    (AKAP)

    1. Kapasitas T. duduk 17 s/d 26

    2. Kapasitas diatas 27

    1. Pik UP sejenisnya

    2. Colt Diesel

    3. Fuso

    1. Loket

    2. Kedai

    1. Buang air kecil

    2. Buang air Besar

    3. Mandi

    1000,-/ kali masuk

    1.500,-/ kali masuk

    1000,-/ kali masuk

    1.500,-/ kali masuk

    2000,-/ kali masuk

    Rp. 30.000,-/ bulan

    Rp. 3000,-/ hari

    500,-/ kali masuk

    1000,-/kali masuk

    1000,-/ kali masuk

    Bagian Keenam

    Retribusi Rumah Potong Hewan

    Pasal 11

    TARIF RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

    a. Sapi,kerbau,kuda Rp.25.000,-/ ekor

    b. Kambing,domba Rp.5.000,-/ ekor

    Bagian ketujuh

    Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah raga

    Pasal 12

    TARIF RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA

    A. Tempat Rekreasi

    - Ngalau Indah Anak-anak Rp. 2.500/org

    Dewasa Rp. 3.500/org

    - Ampangan Anak-anak Rp. 2.000/org

    Dewasa Rp. 3.000/org

    - Tempat Rekreasi Lain Anak-anak Rp. 2.000/org

    Dewasa Rp. 3.000/org

    B. Tempat Olah Raga

    I. Lapangan Bulu Tangkis, Lapangan Basket dan Lapangan Tennis

    a. Untuk pemakaian hari biasa, kepentingan pembinaan olah raga

    Rp.200.000,-/Bulan/Club.

    b. Untuk pemakaian yang bersifat Komersil pada siang hari Rp. 300.000/1 kali pakai.

    c. Untuk pemakaian yang bersifat Komersil pada malam hari Rp. 500.000/1 kali pakai.

    d. Untuk pemakaian yang bersifat Social Rp. 200.000/1 kali pakai

    II. Lapangan Tennis Kubu Gadang

    Pemakaian Perorangan/jam sebagai berikut :

  • 298

    1. Lapangan 1 dan 2 (Out Door)

    Jam 06.00-10.00 Wib Rp.15.000/jam/lapangan.

    Jam 10.00-14.00 Wib Rp. 10.000/jam/lapangan.

    Jam 14.00-18.00 Wib Rp. 15.000/jam/lapangan.

    Jam 18.00-22.00 Wib Rp. 20.000/jam/lapangan.

    2. Lapangan Tenis Indoor

    Jam 06.00-18.00 Wib Rp.20.000/jam/lapangan.

    Jam 18.00-22.00 Wib Rp. 25.000/jam/lapangan.

    Hari Sabtu dan Minggu/hari libur

    Sampai dengan jam 18.00 Wib Rp. 10.000/Orang/Hari.

    Jam 18.00 Wib 23.00 Wib Rp. 15.000/Orang/Hari.

    III. Gor.M. Yamin (Gedung Olah Raga)

    a. Pemakaian bersifat Komersil Perkawinan, Rp. 1.000.000/ 1 kali pakai Perpisahan sekolah,festifal/pertunjukan musik

    b. Pemakaian untuk konser artis dalam propinsi Rp. 2.500.000/ 1 kali pakai

    c. Pemakaian untuk konser artis luar propinsi Rp. 5.500.000/ 1 kali pakai

    d. Pemakaian bersifat Non Komersil (acara sosial) Rp. 600.000/ 1 kali pakai

    IV. Lapangan GOR Kubu Gadang

    a. Pemakaian bersifat Komersil .. Rp. 2.000.000/ 1 kali pakai

    b. Pemakaian untuk konser artis luar propinsi Rp. 5.000.000/ 1 kali pakai

    c. Pemakaian 3-7 hari . Rp. 2.000.000/ 1 hari

    d. Pemakaian 7 hari s/d seterusnya Rp. 1.500.000/ 1 hari

    V. Kolam Renang

    - Hari biasa Dewasa .. Rp. 6.000/org

    Anak-anak .. Rp. 4.000/org

    Pelajar Rp. 2.000/org

    - Hari libur Dewasa . Rp. 7.000/org

    Anak-anak Rp. 5.000/org

    Khusus Hari libur Nasional diberlakukan sama (hari libur) untuk setiap pengunjung.

    Klub/org/bulan Rp. 25.000,-

    - Dengan ketentuan masuk 2 kali dalam seminggu.

    - Lebih dari 2 kali seminggu dikenakan tiket biasa.

    VI. Kios / Pondok Promosi

    a. Kios 9 (Sembilan) Petak Rp. 62.500,-/Bulan.

    b. Kios Ngalau Indah Rp. 50.000,-/Bulan.

    c. Kios Simpang Balai Panjang Rp. 125.000,-/Bulan.

    VII. Water Closet/WC/Toilet

    a. Water Closet/WC/Toilet Ngalau Indah Rp. 150.000,-/Bulan.

    b. Water Closet/WC/Toilet Lapangan Parkir Ngalau Indah Rp. 200.000,-/Bulan.

    Bagian Kedelapan

    Retribusi Penjualan Produksi Daerah

    Pasal 13

    TARIF RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

    N0 Jenis Produksi Ukuran/Volume Tarif

    1 Benih Sebar Cabai Kopay Bungkus, 10/gr 40.000,-

    2 Benih Padi Label biru Kg 6.000,-

  • 299

    3 Bibit Mahoni Non Sertifikat Batang 1000,-

    4 Bibit Mahoni Bersertifikat Batang 6000,-

    5 Bibit Kakao Batang 3000,-

    6 Bibit Lele 1- 3 cm 50,-

    7 Bibit Lele 3- 5 cm 120,-

    8 Bibit Lele 5- 8 cm 230,-

    9 Nila Gift 1- 3 cm 85,-

    10 Nila Gift 3- 5 cm 115,-

    11 Nila Gift 5- 8 cm 230,-

    12 Nila Gift 8 -12cm 650,-

    13 Nila Nirwana 1- 3 cm 175,-

    14 Nila Nirwana 3- 5 cm 250,

    15 Nila Nirwana 5- 8 cm 400,-

    16 Nila Nirwana 8 -12cm 750,-

    17 Rayo/Mas 1- 3 cm 115,-

    18 Rayo/Mas 3- 5 cm 275,-

    19 Rayo/Mas 5- 8 cm 450,-

    20 Rayo/Mas 8 -12cm 950,-

    21 Gurame 3- 5 cm 1750,-

    22 Gurame 5- 8 cm 2750,-

    23 Gurame 8 -12cm 8500,-

    24 Inseminasi Buatan Dosis 12.500,-

    25 Sapi Seduaan Jantan Ekor Persentase

    26 Sapi Seduaan Betina Ekor Persentase

    27 Pelayanan Oksigen Kantong 2.000,-

    28 Kantong Plastik Kantong 1.500,-

    29 Penggilingan Pakan Ikan/Ternak Kg 125,-

    30 Pencetakan Pelet Kg 100,-

    BAB VII

    MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG

    Pasal 14

    (1) Masa retribusi ditetapkan berdasarkan Jenis Retribusi yang di pungut.

    (2) Saat retribusi terutang terhitung sejak terbitkan SKRD atau dokumen lain yang

    dipersamakan.

    BAB VIII

    WILAYAH PEMUNGUTAN

    Pasal 15

    Wilayah pemungutan retribusi adalah Kota Payakumbuh.

    BAB IX

    PENETAPAN RETRIBUSI

    Pasal 16

    Bentuk, isi dan tata cara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan dengan itu

    ditetapkan oleh Walikota;

  • 300

    BAB X

    PEMUNGUTAN RETRIBUSI

    Bagian Kesatu

    Tata Cara Pemungutan

    Pasal 17

    (1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

    (2) Retribusi terutang terjadi pada saat diterbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

    (3) Bentuk-bentuk formulir yang dipergunakan untuk pelaksanaan penagihan retribusi daerah

    sebagaimana dimaksud Dalam Peraturan daerah ini ditetapkan oleh walikota.

    (4) Pembayaran retribusi dilakukan di Kas Daerah atau ditempat lain yang ditunjuk sesuai waktu

    yang ditentukan dengan menggunakan SKRD.

    (5) Dalam hal pembayaran dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, maka hasil penerimaan

    Retribusi Daerah harus disetor kekas Daerah selambat-lambatnya 1x24 jam atau dalam waktu

    yang ditentukan walikota.

    (6) Pembayaran retribusi harus dilakukan secara tunai/lunas.

    (7) Walikota atau pejabat yang ditunjuk dapat memberikan izin kepada wajib retribusi untuk

    mengangsur retribusi terutang dalam jangka waktu tertentu dengan alasan yang dapat

    dipertanggung jawabkan.

    (8) Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini diberikan tanda

    bukti pembayaran dan setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan.

    (9) Bentuk, isi, kualitas, ukuran buku dan tanda bukti pembayaran retribusi ditetapkan oleh

    Walikota.

    Bagian Kedua

    Keberatan

    Pasal 18

    (1) Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerah atau

    Pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

    (2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang

    jelas.

    (3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD

    diterbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu

    itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.

    (4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah suatu keadaan

    yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan Wajib Retribusi.

    (5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi dan pelaksanaan

    penagihan Retribusi.

    Pasal 19

    (1) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat Keberatan

    diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan dengan menerbitkan Surat

    Keputusan Keberatan.

    (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk memberikan kepastian hukum

    bagi Wajib Retribusi, bahwa keberatan yang diajukan harus diberi keputusan oleh Kepala

    Daerah.

    (3) Keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian,

    menolak, atau menambah besarnya Retribusi yang terutang.

    (4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Kepala Daerah

    tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

  • 301

    Pasal 20

    (1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran

    Retribusi dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan

    untuk paling lama 12 (dua belas) bulan.

    (2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan pelunasan sampai

    dengan diterbitkannya SKRDLB.

    BAB XI

    PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

    Pasal 21

    (1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan

    pengembalian kepada Kepala Daerah.

    (2) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, sejak diterimanya

    permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1), harus memberikan keputusan.

    (3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Kepala

    Daerah tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran

    Retribusi dianggap dikabulkan atau SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling

    lama 1 (satu) bulan.

    (4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi lainnya, kelebihan pembayaran

    Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi

    terlebih dahulu utang Retribusi tersebut.

    (5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.

    (6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan,

    Kepala Daerah memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas

    keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran Retribusi.

    (7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) diatur dengan Peraturan Walikota.

    BAB XII

    TATA CARA PEMBAYARAN

    Pasal 22

    (1) Pembayaran retribusi harus dilakukan secara tunai / lunas dan dibayar dimuka;

    (2) Pembayaran retibusi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini diberikan bukti pembayaran;

    (3) Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan;

    (4) Bentuk, isi kualitas, ukuran buku dan tanda bukti pembayaran retribusi ditetapkan dengan

    Peraturan Walikota;

    BAB XIII

    PENGURANGAN, KERINGANAN, DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

    Pasal 23

    (1) Walikota dapat memberikan pengurangan keringanan dan pembebasan retribusi;

    (2) Pemberian pengurangan atau keringanan retribusi sebagaimana dimaksud Ayat (1) dalam pasal

    ini dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi;

    (3) Tata cara pengurangan, keringanan, dan pembebasan retribusi ditetapkan dengan Peraturan

    Walikota;

  • 302

    BAB XIV

    KEDALUWARSA

    Pasal 24

    (1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu 3

    (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali jika Wajib Retribusi

    melakukan tindak pidana di bidang Retribusi.

    (2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh jika:

    a. diterbitkan Surat Teguran; atau

    b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi, baik langsung maupun tidak

    langsung.

    (3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,

    kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya Surat Teguran tersebut.

    (4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b

    adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang Retribusi

    dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.

    (5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf

    b dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan

    permohonan keberatan oleh Wajib Retribusi.

    Pasal 25

    (1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan

    sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.

    (2) Walikota menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi yasudah kedaluwarsa

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

    (3) Tata cara penghapusan Retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur dengan Peraturan

    Walikota.

    BAB XV

    PENINJAUAN TARIF RETRIBUSI

    Pasal 26

    (1) Tarif retribusi ditinjau Kembali Paling Lama 3 (tiga) Tahun sekali.

    (2) Peninjauan Tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan

    memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian.

    (3) Penetapan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan

    Walikota.

    (4) Sebelum tarif retribusi ditetapkan dengan Peraturan Walikota sebagaimana dimaksud ayat

    (3) terlebih dahulu dibahas dan disetujui oleh DPRD Kota Payakumbuh.

    BAB XVI

    SANKSI

    Bagian Pertama

    Sanksi Administratif

    Pasal 27

    (1) Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang

    membayar dikenakan sanksi administrative berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap

    bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan

    menggunakan STRD.

    (2) Penagihan Retribusi didahului dengan Surat Teguran.

  • 303

    (3) Tata cara penagihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut

    dengan Peraturan Walikota.

    Bagian Kedua

    Ketentuan Pidana

    Pasal 28

    (1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan

    daerah diancam pidana kurungan 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali

    jumlah retribusi terutang yang tidak atau kurang bayar;

    (2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran;

    (3) Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) disetorkan ke Kas Negara.

    BAB XVII

    PENYIDIKAN

    Pasal 29

    (1) Penyidikan terhadap tindak pidana pelanggaran Peraturan Daerah ini dilakukan oleh

    Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah.

    (2) Penyidik dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai

    wewenang :

    a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang mengenai adanya tindak pidana atas

    pelanggaran Peraturan daerah;

    b. melakukan tindakan pertama dan pemeriksaan ditempat kejadian;

    c. menyuruh berhenti seseorang dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka;

    d. melakukan penyitaan benda atau surat;

    e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;

    f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

    g. mendatangkan ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;

    h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik POLRI

    bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak

    pidana dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut kepada penuntut

    umum, tersangka atau keluarganya;

    i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

    (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak berwenang melakukan penangkapan

    dan/atau penahanan.

    (4) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1), membuat berita acara

    setiap tindakan dalam hal :

    a. pemeriksaan tersangka;

    b. memasuki tempat tertutup;

    c. penyitaan barang;

    d. pemeriksaan saksi;

    e. pemeriksaan ditempat kejadian;

    f. pengambilan sidik jari dan pemotretan.

    BAB XVIII

    KETENTUAN PERALIHAN

    Pasal 30

    (1) Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, semua peraturan pelaksanaan tentang retribusi

    dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini.

    (2) Hal hal yang menyangkut tentang teknis Pelaksanaan terhadap Peraturan Daerah ini akan

    diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

  • 304

    BAB XIX

    KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 31

    Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku :

    1. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 8 Tahun 1998 tentang Retribusi Pasar;

    2. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 9 Tahun 1998 tentang Retribusi Pasar Grosir

    dan/Atau Pertokoan;

    3. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 11 Tahun 2001 tentang Retribusi Tempat Rekreasi

    dan Olah Raga sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 7

    Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 11 Tahun

    2001 tentang Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga;

    4. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 12 Tahun 2001 tentang Retribusi Penjualan

    Produks iUsaha Daerah;

    5. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 10 Tahun 2003 tentang Retribusi Pemakaian

    Kekayaan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Payakumbuh

    Nomor 8 Tahun 2008 tentang Perubahan AtasPeraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 10

    Tahun 2003 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;

    6. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 3 Tahun 2004 tentang Retribusi Terminal;

    7. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 4 Tahun 2004 tentang Retribusi Parkir di Tepi

    Jalan Umum dan Tempat Khusus Parkir sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah

    Kota Payakumbuh Nomor 3 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota

    Payakumbuh Nomor 4 Tahun 2004 tentang Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum dan Tempat

    Khusus Parkir;

    8. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 6 Tahun 2004 tentang Retribusi Rumah Potong

    Hewan;

    9. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 7 Tahun 2004 tentang Retribusi Tempat Pelelangan

    Pasar Ternak;

    Dicabut dan Dinyatakan tidak berlaku lagi.

    Pasal 32

    Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

    penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Payakumbuh.

    Ditetapkan di Payakumbuh

    Pada tanggal 30 Desember 2011

    WALIKOTA PAYAKUMBUH

    dto

    JOSRIZAL ZAIN

    Diundangkan di Payakumbuh

    Pada Tanggal 30 Desember 2011

    SEKRETARIS DAERAH KOTA PAYAKUMBUH

    dto

    I R W A N D I

    LEMBARAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2011 NOMOR : 30

  • 305

    PENJELASAN ATAS

    PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH

    NOMOR 20 TAHUN 2011

    TENTANG

    RETRIBUSI JASA USAHA

    I. UMUM

    Dalam menjalankan Pemerintahan Pemerintah daerah diberi wewenang untuk memungut

    Retribusi Kepada Masyarakat sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. Retribusi Daerah

    merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah.

    Untuk meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan otonomi daerah Pemerintah Daerah

    diberi kewenangan yang lebih besar dalam perpajakan dan retribusi. Berkaitan dengan pemberian

    kewenangan tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

    Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

    Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, perluasan kewenangan perpajakan dan retribusi

    tersebut dilakukan dengan memperluas basis Retribusi Daerah dan memberikan kewenangan kepada

    Daerah dalam penetapan tarif.

    Selanjutnya untuk meningkatkan efektivitas pengawasan pungutan Daerah, mekanisme

    pengawasan diubah dari represif menjadi preventif. Setiap Peraturan Daerah tentang Pajak dan

    Retribusi sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemerintah. Selain

    itu, terhadap Daerah yang menetapkan kebijakan di bidang pajak daerah dan retribusi daerah yang

    melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi akan dikenakan sanksi

    berupa penundaan dan/atau pemotongan dana alokasi umum dan/atau dana bagi hasil atau restitusi.

    Dengan diundangkannya Undang-Undang nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

    Retribusi Daerah sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah

    dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 34 tahun 2000.

    Maka segala Peraturan daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah harus disesuaikan dengan

    Undang-Undang yang baru tersebut.

    II. PASAL DEMI PASAL

    Pasal 1

    Cukup Jelas

    Pasal 2

    Ayat (1)

    Cukup Jelas

    Ayat (2)

    Huruf a

    Cukup Jelas

    Huruf b

    Cukup Jelas

    Huruf c

    Cukup Jelas

    Huruf d

    Cukup Jelas

    Huruf e

    Kegiatan usaha dan fasilitas lainnya adalah kegiatan yang

    dilaksanakan yang berada dalam terminal seperti Kedai dan

    sejenisnya.

  • 306

    Huruf f

    Cukup Jelas

    Huruf g

    Cukup Jelas

    Huruf h

    Ayat (3)

    Cukup Jelas

    Ayat (4)

    Cukup Jelas

    Ayat (5)

    Cukup Jelas

    Ayat (6)

    Cukup Jelas

    Ayat (7)

    Cukup Jelas

    Ayat (8)

    Cukup Jelas

    Ayat (9)

    Cukup Jelas

    Ayat (10)

    Cukup Jelas

    Ayat (11)

    Cukup Jelas

    Ayat (12)

    Cukup Jelas

    Pasal 3

    Cukup Jelas

    Pasal 4

    Cukup Jelas

    Pasal 5

    Cukup Jelas

    Pasal 6

    Dengan mempertimbangkan nilai investasi dan letak ekonomis maksudnya adalah

    pertimbangan nilai investasi dari suatu bangunan dan letak ekonomis yang strategis.

    Pasal 7

    Cukup Jelas

    Pasal 8

    Cukup Jelas

    Pasal 9

    Cukup Jelas

    Pasal 10

    Cukup Jelas

    Pasal 11

    Cukup Jelas

    Pasal 12

    Cukup Jelas

    Pasal 13

    - Untuk Inseminasi Buatan Apabila Inseminasi Buatan Pertama Gagal Maka Untuk

    Inseminasi Buatan Selanjutnya tidak dipungut Retribusi.

  • 307

    - Untuk sapi Seduaan Jantan Hasilnya 30 % untuk PAD dan 70 % untuk Petani.

    - Untuk sapi seduaan Betina Anak yang Pertama 50 % untuk PAD dan 50 % untuk

    Petani.

    - Untuk sapi seduaan Betina Anak yang Kedua 100 % untuk PAD Induk untuk

    Petani.

    - Khusus untuk Ikan Harga sewaktu waktu dapat berubah sesuai kondisi Pasar.

    - Angka 25 Sapi seduaan Jantan Maksudnya adalah sapi Jantan milik Pemerintah

    Kota Payakumbuh yang pemeliharaanya diserahkan kepada petani yang

    pembagian hasil berdasarkan Persentase.

    - Angka 26 Sapi seduaan Betina Maksudnya adalah sapi betina milik Pemerintah

    Kota Payakumbuh yang pemeliharaanya diserahkan kepada petani yang

    pembagian hasil berdasarkan Persentase.

    Pasal 14

    Cukup Jelas

    Pasal 15

    Cukup Jelas

    Pasal 16

    Cukup Jelas

    Pasal 17

    Ayat (1)

    Dokumen lain yang dipersamakan maksudnya adalah dokumen yang

    digunakan untuk membayar Retribusi seperti Karcis dan/atau kupon.

    Ayat (2)

    Cukup Jelas

    Ayat (3)

    Cukup Jelas

    Ayat (4)

    Cukup Jelas

    Ayat (5)

    Cukup Jelas

    Ayat (6)

    Cukup Jelas

    Ayat (7)

    Cukup Jelas

    Ayat (8)

    Alasan yang dapat dipertanggung jawabkan maksudnya adalah alasan yang

    sebenar benarnya yang diberikan oleh wajib Retribusi.

    Ayat (9)

    Cukup Jelas

    Pasal 18

    Ayat (1)

    Cukup Jelas

    Ayat (2)

    Cukup Jelas

    Ayat (3)

    Cukup Jelas

    Ayat (4)

  • 308

    Suatu Keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan wajib retribusi

    maksudnya adalah keadaan yang terjadi yang bersifat memaksa seperti

    bencana alam.

    Ayat (5)

    Cukup Jelas

    Pasal 19

    Cukup Jelas

    Pasal 20

    Cukup Jelas

    Pasal 21

    Cukup Jelas

    Pasal 22

    Cukup Jelas

    Pasal 23

    Cukup Jelas

    Pasal 24

    Cukup Jelas

    Pasal 25

    Cukup Jelas

    Pasal 26

    Cukup Jelas

    Pasal 27

    Cukup Jelas

    Pasal 28

    Cukup Jelas

    Pasal 29

    Cukup Jelas

    Pasal 30

    Cukup Jelas

    Pasal 31

    Cukup Jelas

    Pasal 32

    Cukup Jelas

    TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2011 NOMOR : 30