kredit tanpa agunan

14
TUGAS UAS MATA KULIAH BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN ”KREDIT TANPA AGUNAN” PROPANINGTYAS FEBRY WINDARDINI NIM. 10115002 PROGRAM STUDY AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GAJAYANA MALANG

Upload: propaningtyas-windardini

Post on 20-Jun-2015

1.128 views

Category:

Economy & Finance


4 download

DESCRIPTION

Pengertian, tujuan, jenis kredit, prosedur pemberian dan aspek penilaian kredit

TRANSCRIPT

Page 1: KREDIT TANPA AGUNAN

TUGAS UAS MATA KULIAH BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN

”KREDIT TANPA AGUNAN”

PROPANINGTYAS FEBRY WINDARDINI NIM. 10115002

PROGRAM STUDY AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GAJAYANA MALANG

Page 2: KREDIT TANPA AGUNAN

KREDIT TANPA AGUNAN

A. PENGERTIAN KREDIT Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998, “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Ikatan Akuntan Indonesia (2004:31.4) mendefinisikan kredit sebagai berikut: Kredit adalah pinjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan. Hal yang termasuk dalam pengertian kredit yang diberikan adalah kredit dalam rangka pembiayaan bersama, kredit dalam restrukturisasi, dan pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan Note Purchase Agreement (NPA). Dari pengertian di atas dapatlah dijelaskan bahwa kredit dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Kemudian adanya kesepakatan antara bank sebagai kreditur dan nasabah penerima kredit sebagai debitur, dengan perjanjian yang telah dibuat. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu Universitas Sumatera Utaraserta bunga yang ditetapkan bersama. Demikian pula dengan masalah sangsi apabila debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang telah dibuat.

B. TUJUAN KREDIT Tujuan penyaluran kredit, antara lain adalah untuk: 1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit, 2. Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada, 3. Melaksanakan kegiatan operasional bank, 4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat, 5. Memperlancar lalu lintas pembayaran, 6. Menambah modal kerja perusahaan, 7. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

C. JENIS-JENIS KREDIT

Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain: 1. Segi Kegunaan

a. Kredit investasi, merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi,

b. Kredit modal kerja, merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya,

Page 3: KREDIT TANPA AGUNAN

c. Kredit konsumtif, adalah kredit yang diberikan bank kepada pihak ketiga/perorangan (termasuk karyawan sendiri) untuk keperluan konsumsi berupa barang atau jasa dengan cara membeli, menyewa, atau dengan cara lain.

2. Segi Jangka Waktu a. Kredit jangka pendek, merupakan kredit yang memiliki jangka waktu

kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun, dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja,

b. Kredit jangka menengah, merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kredit berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi,

c. Kredit jangka panjang, merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun.

3. Segi Cara Pemakaiannya a. Kredit rekening koran, yaitu debitur menerima seluruh kreditnya yang

dimasukkan kedalam rekening koran dan kepadanya diberikan blangko cek maupun giro, dengan penarikan cek/giro maka si debitur (nasabah) dapat menarik dana pinjamannya. Debitur bebas menarik ataupun menyetor melalui rekening koran yang bersangkutan selama kredit tersebut berjalan,

b. Revolving kredit, yaitu sistem penarikan kreditnya sama dengan cara rekening koran bebas dengan masa penggunaannya 1 tahun, namun sistemnya berbeda dengan syarat pada akhir triwulan pertama saldo pinjaman harus menunjukkan sisa nol pada awal triwulan kedua, nasabah dapat melakukan penarikan secara bebas selama triwulan kedua dan pada akhir triwulan kedua sisa hutang harus kembali nol;

c. Term loan yang hampir sama dengan kredit rekening koran bebas, hanya dari sisi penggunaan pemakaian kredit sangat fleksibel, dimana nasabah bebas mempergunakan dana tersebut untuk keperluan apa saja.

4. Segi Jaminan a. Kredit dengan jaminan, merupakan kredit yang diberikan dengan suatu

jaminan. Jaminan tersebut tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai jaminan atau jaminan tersebut harus melebihi jumlah kredit yang diajukan calon debitur,

b. Kredit tanpa jaminan, merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain.

Page 4: KREDIT TANPA AGUNAN

5. Segi Penarikan a. Kredit dengan penarikan sekaligus, yaitu kredit yang ditarik nasabah

sesuai dengan permohonan kredit yang diajukan secara keseluruhan tanpa ada penundaan pencairan dana pinjaman,

b. Kredit dengan penarikan bertahap, yaitu kredit yang ditarik nasabah, dimana pencairan dananya dilakukan secara berkala oleh pihak bank.

6. Segi Sifat Pelunasan a. Kredit yang pelunasannya dengan angsuran, yaitu kredit yang diperoleh

debitur dapat dicicil dalam pelunasannya sesuai dengan ketentuan dan ikatan kerjasama yang telah disepakati oleh bank dengan debitur,

b. Kredit yang pelunasannya tanpa angsuran, yaitu pembayaran secara keseluruhan terhadap kredit yang diperoleh debitur tanpa adanya cicilan, dimana dalam pelunasan kredit tersebut harus terdapat bunga pinjaman sesuai dengan kesepakatan.

7. Segi Sektor Usaha a. Kredit pertanian, b. Kredit peternakan, c. Kredit industri, d. Kredit pertambangan, e. Kredit pendidikan, f. Kredit profesi, g. Kredit perumahan, h. Sektor-sektor lainnya.

D. PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT

Dalam pengajuan kredit kepada bank, perusahaan harus melakukan tahapan-tahapan dalam pemohonan kredit. Perusahaan perlu mempersiapkan data-data yang diperlukan sebagai informasi yang dibutuhkan oleh bank selaku kreditur. Terdapat tujuh tahapan proses kredit yang secara umum berlaku di bank, yaitu sebagai berikut: 1. Permohonan kredit

Proses penyaluran kredit dimulai dari masuknya permohonan kredit ke bank, yang biasa berawal dari hasil perbincangan calon debitur dengan pihak bank atau melalui pengajuan tertulis. Kenyataannya pengajuan tertulis baru dilakukan setelah didahului oleh pembicaraan secara lisan. Pengajuan tertulis berisikan informasi perusahaan yang diberikan kepada bank. Pengajuan tertulis ini disebut dengan proposal kredit. Secara umum isi suatu proposal kredit dapat diringkas sebagai berikut.

Page 5: KREDIT TANPA AGUNAN

Tabel 2.1 Proposal kredit

Bagian Keterangan Isi Ringkasan eksekutif

Bagian ini merupakan kondensasi seluruh isi proposal kredit. Panjangnya maksimum 2 halaman.

Identitas Memberikan informasi mengenai nama, alamat, telepon, faks, e-mail, situs, dan nama orang yang dapat dihubungi.

Gambaran umum Uraian detail mengenai perusahaan, baik dari sisi legal, filosofis, pengurus, bisnis yang ditekuni dan lain-lain.

Kondisi keuangan Uraian dan anlisis tentang situasi keuangan perusahaan. Sedapat mungkin, lakukan analisis terhadap kinerja beberapa tahun. Jangan hanya potret sesaat.

Analisis industri Analisis tentang situasi industri yang ditekuni baik saat ini maupun prospek masa depan.

Rencana bisnis Inisiatif-inisiatif yang akan diimplementasikan perusahaan untuk masa depan termasuk didalamnya berbagai investasi yang dibutuhkan.

Struktur keuangan (proposal kredit)

Uraian detail tentang struktur keuangan / pembiayaan yang dibutuhkan termasuk pengajuan pinjaman.

Analisis proyeksi Keuangan

Gambaran situasi keuangan perusahaan di masa yang akan datang, termasuk di dalamnya proyeksi yang akan dimanfaatkan untuk pelunasan pinjaman.

Jaminan kredit Uraian detail mengenai aktiva yang akan dijaminkan ke bank sehubungan dengan permohonan kredit yang dilakukan.

Lampiran Tambahan dan kelengkapan informasi yang merupakan kesatuan dari proposal kredit termasuk di dalamnya dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk pengajuan kredit.

Begitu permohonan diterima lisan maupun tulisan, bank mulai bekerja lewat investigasi awal. Mereka mulai mencari tahu mengenai diri calon debitur ke berbagai sumber. Apabila segalanya menunjukkan sinyal positif atau bagus, barulah mereka akan melangkah ke tahap berikutnya. Akan tetapi, bila sebaliknya maka dengan cepat bank akan menolak permohonan kredit.

2. Pengumpulan data usaha dan peninjauan jaminan

Jika bank menilai bahwa permohonan kredit layak diproses lebih lanjut, bank akan menelepon pemohon kredit untuk membuat perjanjian pertemuan. Pada saat kunjungan ini, bank berusaha mengenal bisnis calon debitur sejelas-jelasnya dan sedalam-dalamnya. Calon debitur harus memberikan dukungan penuh kepada officer bank yang melakukan kunjungan. Calon debitur harus memberikan keterangan yang jelas mengenai jaminan yang akan diberikan kepada bank. Penilaian jaminan umumnya dilakukan oleh karyawan bank.

3. Analisis kredit

Berdasarkan data yang telah terkumpul, account/credit officer bank akan melakukan analisis kredit. Pada dasarnya, ada dua golongan data yang dianalisis yaitu pertama adalah analisis terhadap data kuantitatif seperti menghitung kebutuhan modal kerja yang dibutuhkan, kemampuan

Page 6: KREDIT TANPA AGUNAN

membayar bunga dan pokok pinjaman, analisis keuangan, dan lain-lain. Kedua adalah analisis terhadap data kualitatif, misalnya cara calon debitur menghadapi persaingan, kemampuan manajemen dalam mengelola bisnis dan lain-lain. Dalam dunia perbankan prinsip analisis kredit dikenal dengan konsep 5 C, yaitu: a. Character (watak),

Penilaian terhadap personalitas debitur, bagaimana sifatnya, kejujurannya, rajin, tidak pemabuk, tidak penjudi, pergaulannya di masyarakat, pendapat masyarakat mengenai calon debitur, masa kerja debitur pada tempat pekerjaan terakhir, usia debitur, dan lain-lain. Watak calon debitur juga dapat diketahui dengan melihat kelancaran pembayaran kredit di masa lalu jika ada, sedangkan untuk nasabah nonkredit, wataknya dapat diketahui dengan melihat kebiasaan setor/tarik, kualitas giro yang disetor atau apakah nasabah pernah membuka giro kosong. Analis kredit akan memeriksa Daftar Hitam Bank Indonesia (BI Checking) untuk melihat kolektibilitas kredit/tingkat kesehatan kredit debitur. Analis kredit juga melakukan trade checking yaitu pencarian informasi ke rekan bisnis pemohon kredit, pesaingnya ataupun pemilik usaha sejenis untuk memperoleh informasi mengenai reputasi, etika, jenis usaha, dan perilaku bisnis calon debitur.

b. Capacity (kapasitas), Kemampuan calon debitur untuk membayar, di mana diteliti mengenai pendidikan dan pengalaman usahanya, reputasi perusahaan, riwayat usaha, keahliannya dalam bidang usaha tersebut sehingga bank mempunyai keyakinan bahwa suatu usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut dikelola oleh orang-orang yang tepat. Analis kredit akan melihat bagaimana kemampuan calon debitur dalam menghasilkan laba, kemampuan membiayai kegiatan operasional sehari-hari, dan memenuhi kewajiban kredit. Aspek pemasaran meliputi harga pokok, pengelolaan, penagihan. Aspek pembelian terutama untuk sektor bisnis manufaktur dan perdagangan meliputi jumlah pembelian per bulan, besarnya pembelian tunai, porsi dan lama kredit pemasok, fluktuasi pemasok, fluktuasi pasokan, dan melihat kualitas hubungan calon debitur dengan pemasok.

c. Capital (modal), Meneliti besar kecilnya modal dan bagaimana pendistribusian modal, apakah ada modal yang cukup untuk menggerakkan sumber daya secara efektif, apakah pengaturan modal kerja baik, sehingga perusahaan berjalan lancar, berapa besar modal kerja, perlu pula dinilai sumber dan struktur permodalan, tingkat pertumbuhan laba, di mana semua ini dapat dilihat pada laporan keuangan perusahaan.

Page 7: KREDIT TANPA AGUNAN

d. Collateral (jaminan), Jaminan yang diberikan calon debitur akan dianalisis apakah layak dan memenuhi persyaratan yang ditentukan bank. Nilai jaminan yang harus dipenuhi (liquid value) adalah 70% dari niali jaminan (nilai pasar), sedangkan permohonan kredit akan dipertimbangkan jika Cover ratio diatas 100%, di mana:

Cover ratio = liquid value x 100 % Permohonan kredit

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menganalisis jaminan antara lain jaminan mempunyai nilai ekonomis secara umum dan bebas, jaminan tidak mudah dipasarkan, tidak cepat rusak, dan yang lainnya tidak mengurangi nilai ekonomisnya, kondisi dan lokasi jaminan cukup baik. Syarat yuridis jaminan yang juga harus dipenuhi adalah jaminan milik calon debitur, ada dalam penguasaan debitur, tidak dalam sengketa, memiliki bukti-bukti kepemilikan atas nama calon debitur, barang jaminan tersebut juga harus bebas dan tidak ada kaitannya dengan pihak lain.

e. Condition (kondisi). Kondisi ekonomi secara umum dan khusus menyangkut fleksibilitas sektor usaha calon debitur dalam menghadapi perubahan di masa yang akan datang perlu diteliti. Dengan maksud agar bank dapat memperkecil resiko yang mungkin timbul oleh situasi ekonomi. Aspek-aspek yang diperhatikan bank dalam mengevaluasi suatu proposal kredit antara lain peraturan pemerintah, kondisi sosial politik, pengaruh fluktuasi kurs terhadap bisnis dan kredit nasabah, perkembangan teknologi, persaingan baik persaingan diantara sesama pemain industri yang sama maupun persaingan antara industri seperti munculnya produk subtitusi. Bank harus mengetahui strategi yang akan diimplementasikan calon debitur untuk menghadapi persaingan tersebut.

Dalam pemberian kredit, selain prinsip 5 C juga terdapat prinsip 5 P yang merupakan singkatan dari Party, Purpose, Payment, Profitability dan Protection. a. Party (para pihak)

Para pihak merupakan titik sentral yang diperhatikan dalam setiap pemberian kredit. Untuk itu pihak pemberi kredit harus memperoleh suatu “kepercayaan” terhadap para pihak, dalam hal ini debitur. Bagaimana karakternya, kemampuannya dan lain sebagainya.

b. Purpose (tujuan) Tujuan dari pemberian kredit juga sangat penting diketahui oleh pihak kreditur. Harus dilihat apakah kredit akan digunakan untuk hal–hal yang positif yang benar–benar dapat menaikkan income perusahaan. Dan harus pula diawasi agar kredit tersebut benar–benar

Page 8: KREDIT TANPA AGUNAN

diperuntukkan untuk tujuan yang diperjanjikan dalam suatu perjanjian kredit.

c. Payment (pembayaran) Sumber pembayaran kredit dari calon debitur juga harus diperhatikan, apakah cukup tersedia atau cukup aman sehingga dengan demikian diharapkan bahwa kredit yang akan diluncurkan tersebut dapat dibayar kembali oleh debitur yang bersangkutan. Jadi harus dilihat dan dianalisa apakah setelah pembayaran kredit nanti, debitur punya sumber pendapatan, dan apakah pendapatan tersebut mencukupi untuk membayar kembali kreditnya.

d. Profitability (perolehan laba) Unsur perolehan laba oleh debitur tidak kurang pula pentingnya dalam suatu pembayaran kredit. Untuk itu, kreditur harus dapat berantisifasi, apakah laba yang akan diperoleh oleh perusahaan menutupi pembayaran kembali kredit, cash falowdan sebagainya.

e. Protection (perlindungan) Diperlukan suatu perlindungan terhadap kredit oleh perusahaan debitur. Untuk itu, perlindungan dari kelompok perusahaan, atau jaminan dari holding atau jaminan pribadi pemilik perusahaan penting dan harus diperhatikan. Terutama untuk berjaga–jaga sekiranya terjadi hal–hal di luar prediksi semula.

Prinsip 3 R Yang dimaksud dengan prinsip 3R adalah singkatan dari Returns, Repayment, dan Risk Bearing Ability. a. Returns (hasil yang diperoleh)

Returns merupakan hasil yang akan diperoleh oleh debitur, dalam hal ini ketika telah dimanfaatkan nanti mestilah dapat diantisipasi oleh kreditur. Artinya perolehan tersebut mencukupi untuk membayar kembali kredit beserta bunga, ongkos–ongkos, di samping membayar cash flow, kredit lain jika ada dan lain–lain.

b. Repayment (pembayaran kembali) Kemampuan membayar dari pihak debitur tentu saja harus dipertimbangkan. Apakah kemampuan membayar tersebut sesuai dengan jadwal pembayaran kembali dari kredit yang akan diberikan itu.

c. Risk Bearing Ability (kemampuan menanggung resiko) Selain itu juga perlu diperhatikan sejauh mana terdapatnya kemampuan debitur untuk menanggung resiko. Misalnya dalam hal terjadi hal–hal di luar antisipasi kedua belah pihak. Terutama jika dapat menyebabkan timbulnya kredit macet. Untuk itu harus diperhatikan apakah jaminan dan/atau asuransi barang atas kredit sudah cukup aman untuk menutupi resiko tersebut.

Page 9: KREDIT TANPA AGUNAN

4. Penyusunan proposal kredit Berdasarkan hasil analisis kredit yang dilakukan, bank akan sampai pada kesimpulan mengenai kelayakan proposal kredit. Jika layak, account officer akan menyusun proposal kredit untuk diajukan ke pejabat kredit yang berwenang agar disetujui oleh pejabat tertentu. Hal yang perlu diperhatikan, bahwa dalam pengambilan keputusan sering kali para pejabat bank tidak mengenal pribadi atau bisnis calon debitur sebelumnya. Mereka hanya membacanya dari proposal kredit yang disusun oleh account officer. Itu sebabnya kelengkapan dan kejelasan data calon debitur sangatlah penting.

5. Pengumpulan data pelengkap Apabila proposal kredit dinilai layak untuk dibiayai, bank sudah tentu akan menyetujui proposal tersebut. Calon debitur akan menerima kabarnya dari officer yang mengajukan. Biasanya, selain menerima pemberitahuan tadi, calon debitur pun diminta untuk segera melengkapi berbagai dokumen yang dibutuhkan dalam rangka realisasi permohonan kredit yang telah disetujui, seperti dokumen jaminan yang asli, kelengkapan data calon debitur, dan sebagainya. Tabel berikut menunjukkan berbagai dokumen pengajuan kredit. Lampiran dari aplikasi kredit terdiri dari data-data sebagai berikut: a. Kartu Tanda Penduduk, b. Bentuk hukum perusahaan, c. Bidang atau usaha yang dikelola, d. Riwayat perusahaan (termasuk data mengenai penjualan, keuntungan

dan modal), e. Kinerja perusahaan selama tiga tahun terakhir, f. Jangka waktu dan rencana penggunaan kredit, g. Surat perjanjian atau kontrak dengan pihak ketiga, h. Manajemen berikut curriculum vitae atau riwayat masing-masing, i. Rencana kerja dan anggaran perusahaan, j. Neraca dan rugi/laba tiga tahun terakhir, k. Sumber dan penggunaan dana, l. Jadwal penggunaan dana yang didukung oleh feasibility study atau

studi kelayakan dari objek kredit, m. Cashflow atau modal usaha dan variabel-variabel yang mendukung

dan, n. Jadwal pelunasan kredit dari sumber primer dan sekunder.

6. Pengikatan kredit dan pengikatan jaminan Dapat dikatakan, pada saat inilah hubungan perkreditan dimulai. Dengan menandatangani perjanjian kredit dan jaminan, bank dan calon debitur menyepakati berbagai hak dan kewajiban yang berkaitan dengan kredit yang akan diberikan bank. Ada dua perjanjian yang akan ditandatangani: a. Perjanjian kredit yang berisi aspek yang berkaitan dengan kredit,

misalnya jumlah, mata uang, suku bunga, jangka waktu, persyaratan penarikan dana, pembayaran bunga dan pokok, dan sebagainya,

Page 10: KREDIT TANPA AGUNAN

b. Perjanjian jaminan yang merupakan bagian yang tidak terpisah dari suatu kredit, misalnya, pemberian kuasa kepada bank untuk menjual mobil apabila terjadi kredit bermasalah, pemasangan hak tanggungan untuk jaminan tanah/bangunan, pengalihan hak tagihan, dan sebagainya.

7. Administrasi pinjaman

Pekerjaan ini sepenuhnya ada di bank. Bank akan mengusahakan berbagai aspek yang berkaitan dengan pinjaman yang disalurkan. Misalnya, menyimpan jaminan dan dokumennya di tempat yang aman dan tahan api, memasukkan data debitur ke sistem komputer, menghitung bunga, melakukan pemotongan cicilan kewajiban, dan sebagainya.

8. Pencairan dana dan pembukaan fasilitas

Setelah semuanya siap, maka dana kredit dapat dicairkan sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam perjanjian kredit. Untuk pinjaman konstruksi misalnya, setiap pencairan harus disertai bukti prestasi bangunan, pinjaman ekspor harus dilengkapi dengan bukti order atau L/C (letter of credit) dan seterusnya. Proses di atas bukanlah suatu proses yang berlangsung hanya satu kali, tetapi akan terus berlangsung selama kredit masih belum lunas. Hal ini berlaku terutama untuk pinjaman modal kerja yang akan diperpanjang terus. Sebelum perpanjangan dilakukan, bank akan melakukan peninjauan kembali pada bisnis calon debitur, meminta data terbaru, dan seterusnya. Artinya calon debitur akan terus berinteraksi dengan bank.

E. Aspek Penilaian Kredit

Ada beberapa aspek yang diperlukan perbankan sebagai bahan pertimbangan dalam penyaluran kredit, yaitu : 1. Aspek yuridis, 2. Aspek pemasaran, 3. Aspek manajemen dan organisasi, 4. Aspek teknis, 5. Aspek keuangan.

Penelitian ini lebih berfokus pada penilaian aspek keuangan dengan menggunakan beberapa variabel yang diperkirakan berpengaruh terhadap penyaluran kredit. 1. Current Ratio (CR)

Current ratio menunjukkan sejauh mana kewajiban lancar dijamin pembayarannya oleh aktiva lancar. Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuiditas. Sebaliknya suatu perusahaan yang current ratio-nya terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana yang menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan. (Jusuf : 2005)

Cover ratio = Current assets

Current liabilities

Page 11: KREDIT TANPA AGUNAN

2. Debt to equity Rasio ini menunjukkan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh utang. Rasio ini juga dapat dibaca sebagi perbandingan antar dana pihak luar dengan dana pemilik perusahaan yang dimasukkan ke perusahaan. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi rasio ini maka resiko kreditor (termasuk bank) semakin besar karena debt to equity ratio yang tinggi berarti semakin rendah tingkat keamanan dana yang ditempatkan oleh kreditor dalam bisnis tersebut. (Jusuf : 2005)

Debt to equity = Totals debt Total equity

3. Account receivable turn over

Perputaran piutang dagang menunjukkan berapa kali piutang dagang perusahaan berputar dalam satu tahun. Bila dalam analisis tidak diperoleh rincian penjualan kredit yang dilakukan, pendekatan atas rumus tersebut dipergunakan total penjualan sebagai penggantinya. Ekspresi perputaran piutang dagang dalam bentuk jumlah hari dikenal dengan istilah account receivable collection period (periode pengumpulan piutang dagang).

account receivable turn over = Credit sales Account receivable

4. Net profit margin

Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari bisnis (setelah dikurangi dengan segala biaya-biaya). Net profit margin menunjukkan sejauh mana perusahaan mengelola bisnisnya, dan mengindikasikan dua hal yaitu pengendalian biaya dan volume bisnis. (Jusuf : 2005)

net profit margin = Net income

Sales

5. Return on assets Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh investasi yang telah dilakukan, atau menunjukkan berapa laba yang diperoleh atas setiap Rp1 investasi yang dilakukan. (Jusuf : 2005)

return on assets (ROA) = Net income Total assets

F. KREDIT TANPA AGUNAN Kredit Tanpa Agunan atau Pinjaman Tanpa Jaminan merupakan salah satu produk perbankan dalam bentuk pemberian fasilitas pinjaman pinjaman tanpa adanya suatu aset yang dijadikan jaminan atas pinjaman tersebut. Oleh karena tidak adanya jaminan yang menjamin pinjaman tersebut maka keputusan pemberian kredit semata adalah berdasarkan pada riwayat kredit

Page 12: KREDIT TANPA AGUNAN

dari pemohon kredit secara pribadi, atau dalam arti kata lain bahwa kemampuan melaksanakan kewajiban pembayaran kembali pinjaman adalah merupakan pengganti jaminan. Keuntungan Kredit Tanpa Agunan: 1. Persyaratan Mudah dan Proses yang cepat 2. Tidak memakai Agunan / Jaminan 3. Penggunaan pinjaman bebas sesuai dengan kebutuhan 4. Suku bunga tetap (tidak berubah-ubah selama masa kontrak kredit) 5. Jangka waktu pinjaman hingga 36 bulan 6. Diangsur tiap bulan 7. Mendapatkan perlindungan asuransi: Credit Guard & Life Protector Penggunaan Kredit Tanpa Agunan Kredit Tanpa Agunan dapat digunakan untuk berbagai keperluan dari Pemohon antara lain: 1. Biaya Renovasi Rumah 2. Biaya Pernikahan 3. Biaya Pendidikan 4. Biaya Pengobatan 5. Biaya Liburan 6. Pembelian Alat-alat Elektronik dan Rumah Tangga 7. Modal Usaha / Bisnis 8. Kebutuhan Financial lainnya dll

Kredit Tanpa Agunan diberikan kepada individual / pribadi atas nama perorangan bukan atas nama perusahaan yaitu: 1. Karyawan dengan Status Tetap yang telah memiliki lama kerja min. 1

Tahun 2. Usia pemohon saat pengajuan adalah 21 tahun s/d 55 tahun 3. Pendapatan min. Rp. 2.000.000,- per bulan (Take Home Pay) 4. Untuk Wiraswasta telah memiliki lama usaha minimal 2 Tahun Berapa besar nilai kredit tanpa agunan dapat diberikan? Nilai Kredit Tanpa Agunan yang dapat diberikan adalah minimal Rp. 2 juta s/d maksimal Rp. 200 juta, dan hal tersebut dapat diberikan sesuai dengan analisa kredit daripada data-data yang dimiliki oleh pemohon itu sendiri. Platform Pinjaman dapat diajukan adalah : (hanya sebagi ilustrasi saja) 1. Gaji dibawah Rp. 2,5 Juta maks. 3 x Gaji 2. Gaji diatas Rp. 2,5 Juta maks. 5 x Gaji 3. Pemilik Kartu Kredit (min. 1 Tahun) maks. 2–3 x Plafond Kartu Kredit 1. JANGKA WAKTU PINJAMAN

Jangka waktu Pinjaman khusus Kredit Tanpa Agunan antara 12 Bulan s/d 36 Bulan, atau dalam kondisi tertentu kebijaksanaan dapat diberikan perpanjangan maksimal 48 Bulan.

Page 13: KREDIT TANPA AGUNAN

2. BANK PEMBERI FASILITAS KREDIT TANPA AGUNAN Beberapa Bank Asing maupun Bankl Pemerintah atau Swasta yang saat ini dapat memberikan fasilitas Kredit Tanpa Agunan antara lain : (bila data belum ada perubahan). a. Citifinancial / Citibank b. Royal Bank of Scotland (RBS) c. Standart Chartered Bank d. Development Bank of Singapore (DBS) e. Hongkong and Standard Chartered Bank (HSBC) f. Bank Mandiri g. Bank Rakyat Indonesia h. Bank Permata i. Bank Danamon j. Bank Internasional Indonesia k. Bank Central Asia

3. PERSYARATAN DOKUMEN PENGAJUAN PINJAMAN Dokumen umum (sifatnya pokok) yang harus disiapkan oleh pemohon (KARYAWAN) pada saat pengajuan permohonan Kredit Tanpa Agunan antara lain: a. Foto copy KTP (diperbesar 150% dan jelas — wajah terlihat jelas) b. Slip Gaji 1 (satu) bulan terakhir - asli (Carbonize) c. Foto Copy ID Card / Tanda Pengenal Karyawan (sifatnya tidak wajib -

bila ada akan lebih menambah point kreditbilitas pemohon) d. Surat Keterangan Penghasilan (SKP) – Asli e. Foto copy Cover Tabungan dan print-out 3(tiga) bulan terakhir f. Materai Rp. 6,000,- g. Fotocopy NPWP (bila ada atau untuk pengajuan > Rp. 50 Juta) Dokumen umum (sifatnya pokok) yang harus disiapkan oleh pemohon (WIRASWASTA) pada saat pengajuan permohonan Kredit Tanpa Agunan antara lain: a. Foto copy KTP (diperbesar 150% dan jelas — wajah terlihat jelas) b. Foto Copy SIUP / SKU – minimal usaha sudah berjalan 2 tahun c. Foto copy Rekening Koran 3 (tiga) bulan terakhir d. Materai Rp. 6,000,- e. Fotocopy NPWP (bila ada atau untuk pengajuan > Rp. 50 Juta) Dokumen Pendukung (sifatnya tambahan) tetapi sifatnya sangat menunjang dalam proses pengajuan Kredit Tanpa Agunan adalah: a. Foto Copy Kartu Kredit (diperbesar 150% dan jelas – minimal telah 1

tahun) b. Kartu kredit yang diterbitkan oleh: Citi Bank, Standard Chartered Bank,

Bank Negara Indonesia, American Express, Hongkong and Shanghai Banking Corp, LIPPO Bank, Bank Internasional Indonesia, Bank Central Asia, ANZ, Bank Danamon, Bank Mandiri, Bank Permata, Kartu Belanja Carefour, Bank Mega, Bank Niaga dll

Page 14: KREDIT TANPA AGUNAN

c. Foto Copy Billing Statement / Tagihan Kartu Kredit - 3 (tiga) bulan terakhir

4. HAL-HAL LAIN YANG PENTING

Hal-hal lainnya yang sifatnya wajib dan sangat penting peranannya dalam hal proses pengajuan Kredit Tanpa agunan antara lain: Telpon Rumah Nomor Telpon Rumah wajib Fixed Line / Abonemen (Telkom) , Bila tidak ada dapat dipertimbangan dengan Line Telpon CDMA yang system abonemen atau pasca bayar serta Telpon Saudara Terdekat (Emergency Call “wajib” yang memiliki Fixed Line / Telkom) – istilahnya 2 : 1 a. Kartu Kredit Memiliki Kartu Kredit dengan masa kepemilikan > 1

tahun akan menambah point dalam hal penilaian kredibilitas pemohon pada saat pengajuan Kredit Tanpa Agunan, dengan catatan bahwa Pemakaian maks. 70% s/d 80% dari limit & Min pembayaran 15% dari outstanding dan selama 3 (tiga) bulan terakhir tidak pernah mengalami keterlambatan. (seandainya terlambat tidak lebih dari 5 hari kerja)

b. Tempat Tinggal Bila tempat tinggal tidak sesuai dengan KTP dilampiri dengan Surat Keterangan Domisili dari RT/RW setempat. (berlaku juga bila tempat tinggal dengan status Kontrak / Kost)

c. Slip Gaji bukan Carbonize Slip Gaji 3 bulan terakhir yang ada dilengkapi dengan Surat Keterangan Penghasilan diatas Kop Surat Perusahaan (harus ada no. agenda surat) yang ditandatangani oleh HRD / Personalia Manager dan stempel perusahaan

d. Rekening Tabungan Rekening Tabungan bank sifatnya WAJIB ada dan disusahakan selain Foto Copy Cover abungan juga diusahakan print-out 3 bulan terakhir.

5. PROSES KERJA Dalam hal ini kami usahakan untuk dapat diproses dengan waktu yang maksimal 3 (tiga) hari kerja setelah dokumen lengkap diterima – akan tetapi pada umunya proses perbankan memakan waktu lebih lama yaitu antara 1–2 minggu.(tergantung dari verifikasi dan analisa atas kelengkapan dokumen pemohon.

6. PELAYANAN PICK-UP DOKUMEN

Untuk sementara ini, pemohon yang dapat diproses pengajuan Kredit Tanpa Agunan adalah khusus hanya Wilayah JABODETABEK Pelayanan pick-up ( penjemputan) dokumen untuk wilayah Jakarta Timur, Barat, Pusat, Selatan dan Utara dapat segera dilakukan 1 x 24 Jam (setelah konfirmasi diterima bahwa dokumen telah siap) Untuk wilayah Bekasi, Tangerang, Depok dan Bogor, pelayanan Pick-up (penjemputan) Dokumen tetap dapat dilakukan, disesuaikan dengan jadwal tang ada ke wilayah tersebut.