kritik ngetik

8
Juga tulisan demikian six factors upon which good architecture depends namelu order arrangements eurhythmy symmetry properiety and distribution. Perihal yang ini sudah kita bahas pada bagian tiga sebelum bagian ini. mungkin saja karena buku vitruvius merupakan satu-satunya dokumen tertulis paling tua yang ditemukan, jadi layak dianggap sebagai acuan. Menurut vitruvius, firmitas itu merujuk pada struktur dan material pada gambaran umum tentang kekuatan material yang akan digunakan untuk bangunan. Sedangkan pada bagian utilitas bangunan lebih merujuk pada bagaimana bangunan harus nyaman ketika digunakan. Ia menceritakan bagaimana cara mengatur ruangan sampai pada memilih lokasi. Ia juga sudah mulai mencoba menjelaskan ruangan yang bersifat privat dan publik. Lalu ia juga menjelaskan bagaimana seharusnya arah orientasi bukaan agar ruangan-ruangan dapat sinar matahari yang baik. Yang menarik disini adalah ia mulai mengedepankan tipe fungsi. Utilitas yang dimaksud juga bukan istilah untuk utilitas pada mata kuliah tetapi istilah untuk kelengkapan bangunan yang salah satu topiknya adalah saluran air kotor. Sedangkan venustas merujuk pada dewi kecantikan. Dewi ini bernama venus vitruvius yang berpendapat bahwa venustas adalah gaya keindahan sempurna yang muncul ketika bangunan diciptakan lewat prinsip-prinsip yang benar. Misalnya doric, sangat cocok dengan kul lmars. Ionic-order cocok dengan kuil juno dan diana. Sementara corinthian-order cocok dengan kuil venus dan flora.

Upload: adesaaaaaaaaa

Post on 10-Jul-2016

227 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: kritik ngetik

Juga tulisan demikian six factors upon which good architecture depends namelu order

arrangements eurhythmy symmetry properiety and distribution. Perihal yang ini sudah kita

bahas pada bagian tiga sebelum bagian ini. mungkin saja karena buku vitruvius merupakan

satu-satunya dokumen tertulis paling tua yang ditemukan, jadi layak dianggap sebagai acuan.

Menurut vitruvius, firmitas itu merujuk pada struktur dan material pada gambaran

umum tentang kekuatan material yang akan digunakan untuk bangunan. Sedangkan pada

bagian utilitas bangunan lebih merujuk pada bagaimana bangunan harus nyaman ketika

digunakan. Ia menceritakan bagaimana cara mengatur ruangan sampai pada memilih lokasi.

Ia juga sudah mulai mencoba menjelaskan ruangan yang bersifat privat dan publik. Lalu ia

juga menjelaskan bagaimana seharusnya arah orientasi bukaan agar ruangan-ruangan dapat

sinar matahari yang baik. Yang menarik disini adalah ia mulai mengedepankan tipe fungsi.

Utilitas yang dimaksud juga bukan istilah untuk utilitas pada mata kuliah tetapi istilah untuk

kelengkapan bangunan yang salah satu topiknya adalah saluran air kotor.

Sedangkan venustas merujuk pada dewi kecantikan. Dewi ini bernama venus

vitruvius yang berpendapat bahwa venustas adalah gaya keindahan sempurna yang muncul

ketika bangunan diciptakan lewat prinsip-prinsip yang benar. Misalnya doric, sangat cocok

dengan kul lmars. Ionic-order cocok dengan kuil juno dan diana. Sementara corinthian-order

cocok dengan kuil venus dan flora.

Diceritakannya vitruviuspun memiliki alasan tersendiri. Alasannya sederhana saja,

seluruh institusi pendidikan arsitektur di Indonesia selalu mengenalkan tiga aspek Vitruvius

pada tingkat awal pendidikan.

TEORI PERANCANGAN ARSITEKTUR

Dalam buku karya arsitek Rob Krier “Architectural Composition (1998)” ia

menguraikan pendapatnya tentang teori perancangan arsitektur. Dapat dilihat bagaimana

caranya menguraikan elemen penting dan proses langkahnya dalam bentuk matriks. Intinya ia

menekankan tiga unsur utama yang perlu dipahami dengan benar yaitu function-construction-

form. Fungsi dan konstruksi mempunyai order masing-masing.

Digambarkan oleh Krier bagaimana proses penciptaan bentuk yang berlandas pada

order geometri bentuk dasar. Kemudian geometri bentuk dasaar dijadikan tiga dimensi

berdasarkan elemen-elemen seperti point line plane, solid. Interior dan exterior space agar

bentuk tiga dimensi ini lebih dinamis. Ia juga mengusulkan tujuh cara form giving operation,

Page 2: kritik ngetik

meskipun demikian keseluruhannya harus tetap memperhatikan proporsi dan skala. Isi buku

selebihnya adalah uraian satu persatu butir yang ada dalam matriks sketsa berdasar riset

empiriknya. Sangat kaya akan pendalaman ruang.

Arsitek D.K Ching yang namanya telah disinggung pada tulisan ketiga

mengedepankan perihal yang mirip-mirip. Menurut Ching unsur utama dalam teori

perancangan arsitektur adalah space-structure-ensclosure. Space yang merujuk pada ruang

kegiatan alias fungsi. Structure adalah keteknikan, enclosure adalah bentuk paduan ketiga

unsur tadi. Dialami lewat pergerakan dalam ruang waktu. Bentukan hasil komposisi ketiga

unsur tadi sebenarnya dapat tercipta karena adanya keteknikan yang sekaligus dapat

mengakomodasi program kegiatan pengguna. Tentunya hasil bentukan ini haruslah

kompatibel dengan konteks tempat.

Lewat diagram, Ching dengan tegas mengutarakan bahwa cara membuatnya harus

selalu memperhatikan order. Menurutnya ordering principles terdiri atas axis symmerty.

Hierarchy datum rhytm repetition dan transformation. Seorang arsitek dari Norwegia,

Christian Norberg-Schulz dalam buku Intention in Architecture juga mencoba menjelaskan

tentang teori perancangan arsitektur. Ia mencoba menguraikan unsur utama arsitekur dan

berlawanan dengan buku Ching. Buku ini luber dengan kata-kata tetapi ngirit gambar. hampir

sejalan dengan Krier dan Ching. Schulz juga mengedepankan unsur form-technics dan

building task. Ia tidak secara eksplisit menyebut fungsi. Tetapi justru mengur Seorang arsitek

dari Norwegia, Christian Norberg-Schulz dalam buku Intention in Architecture juga mencoba

menjelaskan tentang teori perancangan arsitektur. Ia mencoba menguraikan unsur utama

arsitekur dan berlawanan dengan buku Ching. Buku ini luber dengan kata-kata tetapi ngirit

gambar. hampir sejalan dengan Krier dan Ching. Schulz juga mengedepankan unsur form-

technics dan building task. Ia tidak secara eksplisit menyebut fungsi. Tetapi justru mengur

Seorang arsitek dari Norwegia, Christian Norberg-Schulz dalam buku Intention in

Architecture juga mencoba menjelaskan tentang teori perancangan arsitektur. Ia mencoba

menguraikan unsur utama arsitekur dan berlawanan dengan buku Ching. Buku ini luber

dengan kata-kata tetapi ngirit gambar. hampir sejalan dengan Krier dan Ching. Schulz juga

mengedepankan unsur form-technics dan building task. Ia tidak secara eksplisit menyebut

fungsi. Tetapi justru mengur Seorang arsitek dari Norwegia, Christian Norberg-Schulz dalam

buku Intention in Architecture juga mencoba menjelaskan tentang teori perancangan

arsitektur. Ia mencoba menguraikan unsur utama arsitekur dan berlawanan dengan buku

Ching. Buku ini luber dengan kata-kata tetapi ngirit gambar. hampir sejalan dengan Krier dan

Page 3: kritik ngetik

Ching. Schulz juga mengedepankan unsur form-technics dan building task. Ia tidak secara

eksplisit menyebut fungsi. Tetapi justru menguraikan tipe-tipe fungsi yang disebutnya

sebagai building-task. Penguraiannya tentang building tsdk urutannya adalah physical

control, functional frame social milieu culturan symbolization. Schulz tidak membahas order

secara khusus tapi menguraikan order dalam kajian bulding task serta form. Pada kajiannya

tentang form, dijelaskan tentang elemen utamanya yaitu gais, bidang dan volume.

Dijelaskan juga secara panjang lebar relasi antar elemen tadi. Sayangnya pada bagian

technics ia hanya menjelaskan secara singkat sekali tentang massice dan sekleton system.

Alhasil dari seluruh uraiannya, komposisi form-technics dan building task ternyata harus

mengacu pada order. Kajian Schulz terasa sangat dipengaruhi pendekatan kaum sktruktralis

ketimbang pendekatan fenomenologi.

Ketika Charles Jencks mengenalkan paham post-modern dunia arsitektur mulai

meilirikan pandangan pada pendekatan ilmu bahasa. Pendekatan ini dianggap dapat

memecahkan kebuntuan dan kegaringan bentukan yang tercipta oleh paham modern.

Kegagalan bahasa bentukan modern yang univalen. Mulai digugat dengan munculnya

rancangan double-coding. Konkritnya bentuk kubus yang akhirnya dianggap steril mulai

dipertanyakan. Aspek kesejarahan dan bahasa metafor mulai didekatkan kembali pada

bangunan. Contoh-contohnya dapat dilihat dalam buku klasik. The Language Of Postmodern

Architecute. Pada titik inim semiotika yang bersumber dari paham strukturalis mulai

digemari. Strukturalisme adalah sebuah paham yang percaya bahwa didalam dunia ini selalu

ada sebuah struktur dasar yang melandasi seluruh kehidupan manusia.

Pendekatan ini memperkenalkan konsep Sign-Signifier-Signified. Dalam level

kebendaan dikenal juga Index-Icon-Symbol index merujuk pada sebab akibat benda icon

menunjuk pada keserupaan bentuk benda symbol berujuk pada arti atau makna benda.

Menurut pendaoat David Smith ia mencoba membuat pengkategorian dalam arsitektur.

Subtasinya dapat dibaca pada hasil disertasinya yang diterbitkan dengan judul The

Architectural Theory The Vitruvian Fallacy. Berlandas pada paham strukturalis, Capon

mengajukan argunem bahwa semua unsur dialam selalu mengacu pada struktur. Jika

digambarkan dengan diagram lingkaran, ada tiga hal penting dalam struktur yaitu garis

lingkaran itu sendiri, titik pusatnya, serta relasi antar unsur yang digambarkan sebagai garis

dari lingkaran menuju pusatnya.

Page 4: kritik ngetik

Berdasarkan diagram garis tersebut maka ditentukannya kategori-kategori. Yang

menarik adalah ketika trium vitruvius diuji dngan usulan diagramnya dan menurut Capon

tidak pas. Ada yang meleset. Konstruksi dianggap Capon sebagai Secondary categroies dari

bentuk. Pada awalnya Capon sebenarnya hanya ingin menekankan sebuah pendekatan

kategori. Bukan tentang teori perancangan aristektur tapi beberapa hasil yang didapat dari

penerapan kategori terhadap beberapa subyek. Cukup menggunggah capon mengajukan

primary categories untuk arsitektur seperti bentuk dan makna. Dan diagram Capon ini agak

mirip sasaran pada permainan dart.

Baik Krier, Ching dan Schulz menyatakan bahw ada tiga unsur utama yang penting

dalam arsitektur. Mereka menyebubt fungsi, bentuk, dan keteknikan. Tidak ada yang

menyebut unsur estetika tampaknya unsur estetika ssecara implisit melebur ketiga unsur

penting yang telah disebutkan. Caponlah yang mulai dengan tegas menambahkan unsur

makna pada kategori primer arsitektur menjadi fungsi, bentuk, dan makna. Dalam bukunya

the language of postmodern, jenkcs mengedepankan penampilan bentuk. Biasa disebut

dengan metaphor. Tiga unsur utama tadi ternyata sejalan dengan pendapat Capon tetapi tidak

dengan Vitruvius. Menurutnya unsur utama tidak pernah berdiri sendiri, selalu berada dalam

kondisi berpasangan, ini juga sejalan dengan pendapat Capon tentang kategori primer dan

kategori sekunder walaupun mengacu pada pandangan diatas, dia berbendapat bahwa dalam

pengetahuan arsitektur ada tiga subtansi dasar yaitu fungsi, bentuk dan makna. Fungsi selalu

berpasangan dengan konteks. Bentuk selalu berpasangan dengsn struktur dan makna selalu

berpasangan dengan tampilan. Perbedaannya dengan pendapat Capon adalah pada pasangan

makna, jika Capon meaning berpasangan dengan will, dia berpendapat bahwa makna

berpasangan dengan tampilan pesan. Dalam perputarannya, fungsi akan menstrukturkan

sehingga melahirkan bentuk. Dengan demikian bentuk akan dapat mengakomodasi fungsi

dengan baik. Bentuk dengan sendirinya akan menampilkan pesan tentang fungsinya dan juga

bisa menampilkan pesan tentang sturktur maupun elemen bentuknya. Selanjutnya, makna tadi

akan masuk kedalam proses kontekualisasi.

KETIDAKHARMONISAN KOMPOSISI ARSITEKTUR

Dikota Jakarta tentunya banyak akan bangunan bertingkat banyak yang tumbuh

bagaikan hutan beton, dan hebatnya komposisi bangunannya terbuat dari kaca semua Tidak

peduli dengan arah sinar matahari yang membuat silau disektarnya. Ada penguasaan

pengetahuan tentang para arsitek manca negara ini tentang konteks iklim setempat sangat

Page 5: kritik ngetik

buruk akibatnya harus dtanggung oleh pengguna bangunan seperti listrik yang terbuang untuk

penggunaan AC karena radiasi panas yang masuk ke dalam bangunan. Fenomena arsitektur

di Indonesia memang aneh, anehnya bisa terlihat dari bangunan bertingkat banyak yang

menerima penghargaan sebagai gedung hemat energi dan dengan jelas bisa dilihat bahwa

selubung bangunan tersebut teridiri dari kaca terbuka dan menghadap matahari barat. Namun,

setelah diselidiki, ternyata yang memberikan penghargaan itu adalah produsen kaca. Karena

seluruh cangkang bangunan itu menggunakan kaca produksi pabrik itu.

Maka dari itu, dibidang akademik sudah banyak riset tentang arsitekut. Bidang ini

harusnya menjadi benteng terakhir yang dapat dipercaya menjaga kejujuran pengetahuan

arsitektur. Dengan demikian pengetahuan ini akan dapat membawa manfaat atau nilai lebih

dalam kehidupan.

CATATAN

Ketika berdialog dengan mahasiswa tingkat akhir dan peserta tugas akhir, ada

pendapat mengemuka. Pameran tugas karya mahasiswa yang mendapat nilai A pada periode

sebelumnya dijadikan panutan. Mereka cenderung mengikuti saja bentuk yang mendapat nilai

A padahal fungsi bangunan berbeda. Ada tiga hal yang memungkinkan terjadinya hal ini

yaitu pertama pada setiap pameran tidak pernah dicantumkan sisi positif atau negatif dari

karya yang mendapat nilai baik. Dan mungkin hal ini lah yang membuat sisi kreatifitas tidak

muncul. Kedua, sikap pragmatis karena hasil karya selalu di pamerkan selalu tanpa

keterangan dari jurinya. Sikap fragmatis untuk mendapat nilai baik sering mengalahkan

keinginan tahu yang mendorong kreatifitas dan yang terakhir adalah peserta yakin ada

tipologi rancangan tertentu yang akan mendapat nilai baik.