kromatografi penukar ion
DESCRIPTION
Laporan PraktikumTRANSCRIPT
KROMATOGRAFI PENUKAR ION
Disusun oleh:
Imas Walijah 0800012
Eka Sulistiawati 0800053
KELOMPOK 8
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2009
KROMATOGRAFI PENUKAR ION
(19 November 2009)
A. TUJUAN
1. Memahami prinsip kromatografi penukar ion
2. Melakukan proses kromatografi dengan prinsip penukaran ion
3. Menentukan kapasitas resin yang digunakan
4. Menganalisis tingkat keberhasilan proses penukaran ion Ca(II)
dengan metode titrasi kompleksometri
B. TINJAUAN PUSTAKA
Metode kromatografi kebanyakan digunakan untuk pemisahan
bahan organik, sedang kromatografi penukar ion sangat cocok untuk
pemisahan ion-ion anorganik, baik kation maupun anion. Pemisahan
terjadi karena pertukaran ion-ion dalam fasa diam. Kromatografi
penukar ion juga terbukti sangat berguna untuk pemisahan asam-asam
amino.
Kromatografi penukar ion adalah salah satu jenis kromatografi cair
yang menggunakan fasa diam berupa resin penukar ion. Resin tersebut
berupa manik-manik yang terbuat dari polimer polistirena yang
terhubung silang dengan senyawa divinil benzena. Resin mempunyai
gugus fenil bebas yang mudah mengalami reaksi adisi oleh gugus
fungsi ionik (misalnya gugus sulfonat).
Ada empat kategori resin penukar ion:
1) Penukar kation asam kuat
Resin penukar kation asam kuat mengandung gugus fungsi asam
teradisi pada cincin aromatik dari resin. Penukar kation asam
kuat mempunyai gugus asam sulfonat (-SO3H) yang bersifat
asam kuat seperti asam sulfat.
Reaksinya:
nRzSO3- + Mn+ (RzSO3)nM +nH+
2) Penukar kation asam lemah
Penukar kation asam lemah mempunyai gugus fungsi karboksilat
yang hanya terionisasi sebagian.
Reaksinya:
nRzCO2-H+ + Mn+ (RzCO2)nM +nH+
3) Penukar anion basa kuat
Penukar anion ini mempunyai gugus basa kuat (gugus amonium
kwartener).
Reaksinya:
...................... ( di buku)
4) Penukar anion basa lemah
Penukar anion ini mempunyai gugus basa lemah (OH- yang labil).
Reaksinya:
............................. ( di buku)
Dalam kromatografi penukar ion ini ada yang disebut dengan
kapasitas resin penukar ion, yaitu angka yang menyatakan
banyaknya ion yang dapat dipertukarkan oleh setiap gram resin
kering atau setiap mL resin basah, dan dinyatakan dalam mek/gram
resin kering atau mek/mL resin basah. Kapasitas penukar ion
berpengaruh terhadap retensi solut, dan penukar dengan kapasitas
tinggi lebih sering digunakan untuk pemisahan campuran kompleks
dimana kenaikan retensi menaikkan resolusi.
Harga perbandingan distribusi untuk reaksi penukar kation secara
umum adala:
D = jumlah Mn+ dalam fasa diam
jumlah Mn+ dalam fasa diam
Berdasarkan perbedaan harga D, selektivitas resin penukar ion dapat ditentukan. Adapun selektivitas distribusi ion antara resin penukar ion dan suatu larutan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah:
1) Sifat dari ion yang saling dipertukarkan ....................... ( di buku)
2) Sifat dari resin penukar ion yang dipakai....................... ( di buku)
C. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang digunakan adalah:
1. Kolom 1 buah
2. Corong 1 buah
3. Corong pisah 1 buah
4. Labu Erlenmeyer 1 buah
5. Batang pengaduk1 buah
6. Lidi 1 buah
7. Gelas kimia 2 buah
8. Pipet gondok 1 buah
9. Ball filler 1 buah
Bahan-bahan yang digunakan:
1. Resin penukar kation
2. Aquades
3. Larutan CaCl2
4. Larutan Mg-EDTA
5. Larutan HCl 1 M
6. Buffer NH3-NH4Cl pH 10
7. Indikator EBT-NaCl 1:9
D. PROSEDUR KERJA DAN PENGAMATAN
NO CARA KERJA HASIL PENGAMATAN
1 Kolom yang bersih
disiapkan. Pada bagian
sempit di dalam kolom
dimasukkan segumpal
kecil kapas sebagai
pengganti glass wool
dengan bantuan lidi.
- Tinggi kapas pada kolom ±1 cm
2 Kolom diisi dengan resin
menggunakan corong
hingga ketinggian ±10
cm dari atas kolom.
- Resin berupa manik-manik
berwarna kuning
- Tinggi resin terukur dalam kolom
= 29,2 cm
- Diameter kolom = 1,0 cm
3 25 mL larutan HCl 1 M
dialirkan ke dalam kolom
melalui tetesan dari
corong pisah.
- Larutan HCl = tak berwarna
- Tetesan HCl dari corong pisah
relatif cepat
4 Isi corong pisah diganti
dengan aquades
5 Aquades dialirkan ke
dalam kolom hingga
“efluen”-nya netral.
Efluen diuji dengan
lakmus
- Volume aquades terpakai
±100 mL
- Perubahan warna lakmus:
kuning>>>kuning
keorangean
6 Isi corong pisah diganti
dengan 50 mL larutan
CaCl2 yang telah
distandarisasi.
- Larutan CaCl2 = tak
berwarna
- Molaritas CaCl2 = ...
7 Efluen ditampung
dengan gelas kimia
- Efluen = tak berwarna
- Volume efluen tertampung =
49 mL
8 10 mL dari efluen yang
ditampung diambil
dengan pipet gondok
dan dimasukkan ke
dalam labu Erlenmeyer.
9 Ke dalam efluen
ditambahkan buffer
sebanyak 5 mL serta
indikator sedikit EBT
- Ditambah buffer = tak ada
perubahan warna
- Ditambah indikator EBT =
larutan menjadi berwarna
hingga larutan berwarna
merah anggur.
merah anggur
10 Larutan dititrasi dengan
larutan EDTA hingga
warna merah anggur
hilang dan menjadi biru.
- Warna merah anggur pada
larutan perlahan menghilang
dan menjadi biru
- Volume EDTA terpakai =
106,73 mL
E. PERHITUNGAN DAN PERSAMAAN REAKSI
-Perhitungan:
Banyaknya Ion Ca2+ mula-mula
M Ca2+ x V Ca2+ = M EDTA x V EDTA
M Ca2+ x 10 mL = 0,0185 x 125,40 mL
M Ca2+ = 0,2319
n Ca2+ = 2,319 mmol
Banyaknya ion Ca2+ yang tidak diikat resin
M Ca2+ x V Ca2+ = M EDTA x V EDTA
M Ca2+ x 10 mL = 0,0185 x 106,73 mL
M Ca2+ = 0,1975
n Ca2+ = 1,975 mmol
Banyaknya Ca2+ yang diikat resin = Ion Ca2+ mula-mula - ion Ca2+
yang tidak diikat resin
= 2,319 mmol - 1,975 mmol
= 0,344 mmol
Volume resin = 22/7. r2. t
= 22/7. (0,5 cm)2. 29,2 cm
= 22,943 cm3
= 22,943 mL
Kapasitas resin = mmol Ca2+ yang terikat oleh resin
Volume resin basah
= 0,344 mmol
22,943 mL
= 0,0149 mmol/mL
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan praktikum kromatografi
penukar ion. Sebelum melakukan praktikum kami menyiapkan
resin yang kemudian dimasukkan ke dalam kolom. Resin tersebut
ditambahkan HCl dimana dalam hal ini fungsinya adalah untuk
mencuci resin yang akan digunakan. HCl akan melarutkan ion yang
terkandung di dalam resin. Dari hal ini dapat diketahui bahwa resin
yang telah digunakan dapat dipakai lagi.
Resin ini merupakan senyawa hidrokarbon terpolimerisasi, yang
mengandung ikatan hubung silang (crosslinking) serta gugusan-
gugusan fungsional yang mempunyai ion-ion tertentu. Ion-ion inilah
yang nantinya akan bertukar dengan ion Ca2+ dalam CaCl2. Disini akan
terjadi gaya elektrostatik di mana ion yang terdapat pada resin
ditukar oleh ion logam yang akan diuji yaitu Ca2+.
Setelah dicuci dengan HCl, resin dalam kolom dicuci dengan
aqudes. Pencucian ini bertujuan agar semua HCl di dalam kolom
keluar semua dan resin menjadi netral (pH = ±6). Pengujiannya
dilakukan dengan mengukur pH efluen yang keluar dari kolom
menggunakan kertas lakmus.
Selanjutnya, ke dalam kolom dialirkan larutan CaCl2. Setelah
dimasukkan larutan CaCl2 akan terjadi proses penyerapan ion oleh
pori-pori resin. Ion Ca2+ dapat terikat karena adanya gaya
elektrostatis, kation dari CaCl2 akan tertarik oleh pori-pori atau pun
permukaan resin. Selanjutnya sampel sebanyak 10 mL dari efluen siap
diambil untuk kemudian dititrasi kompleksometri.
Pada proses titrasi kompleksometri, langkah-langkah yang
dilakukan sama dengan langkah yang dilakukan pada praktikum
sebelumnya (titrasi kompleksometri).
Dari perhitungan, diketahui kapasitas resin yang digunakan pada
praktikum ini adalah 0,0149 mmol Ca2+/mL resin basah.
G. PERTANYAAN (POST-LAB)
1. Berdasarkan percobaan ini, jelaskan apakah resin penukar ion
dapat digunakan untuk menghilangkan kesadahan air?
2. Jelaskan apa yang harus dilakukan jika ion Ca(II) yang telah diikat
resin tidak dapat dilepaskan kembali oleh ion H+!
Jawaban
1. Ya. Ion-ion penyebab kesadahan pada air dapat dihilangkan dengan
menggunakan resin penukar ion. Adapun resin yang digunakan
haruslah mengandung ion yang tidak mengakibatkan kesadahan
air, aman jika dikonsumsi serta mudah didesak oleh eluen atau ion
sadah yang ada di dalam air yang akan dimurnikan.
2. Harus digunakan eluen lain untuk mendesak Ca(II) agar bisa
dikeluarkan dari resin. Eluen tersebut harus memiliki daya desak
yang tinggi atau daya ikat yang lebih tinggi terhadap resin
dibanding ion Ca(II) itu.
H. KESIMPULAN
1. Prinsip kromatografi penukar ion adalah kesetimbangan pertukaran
ion.
2. Proses yang terjadi pada kromatografi penukar kation ini adalah
pertukaran ion H+ dengan Ca2+ dari eluent yang dialirkan ke dalam
resin.
3. Kapasitas resin yang digunakan adalah sebesar 0,0149 mmol/mL.
4. Berdasarkan perbandingan mmol ion Ca(II) yang terikat dalam resin
dengan mmol ion Ca(II) awal, dapat dikatakan bahwa tingkat
keberhasilan penukaran kation Ca(II) pada percobaan ini tidak
begitu tinggi, ±15%.