kromatografi.docx

Upload: nurtasminyunita438

Post on 29-Oct-2015

69 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB 1

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPemisahan campuran menjadi komponen-komponennya adalah penting dalam semua cabang ilmu kimia dan tidak lebih kurang halnya dalam banyak bidang yang lain yang telah mempergunakan teknik-teknik kimia untuk memecahkan berbagai permasalahan yang luas. Dengan menggunakan cara-cara kromatografi, pemisahan dalam banyak keadaan dan situasi dapat dilakukan lebih cepat dan efektif daripada sebelumnya. Karena kromatografi merupakan harapan baru dalam kecepatan dan efisiensi pada pemisahan dari senyawa-senyawa yang tidak menguap.Oleh karena kepentingan praktis yang besar pada banyak lapangan penelitian, kromatografi merupakan suatu lapangan yang bergerak cepat. Karena, bila dibanding dengan metode pemisahan lain seperti destilasi, kristalisasi, pengendapan, ekstraksi, dan lain-lain kromatografi mempunyai beberapa keunggulan seperti pelaksanaannya yang lebih sederhana, penggunaan waktu yang singkat dan kepekaan yang tinggi serta kemampuan memisahkan yang tinggi. Sehingga metode kromatografi ini dapat digunakan, jika dengan metode lain tidak dapat dilakukan misalnya dikarenakan jumlah cuplikan yang sangat sedikit atau campurannya kompleks.Adapun macamnya kromatografi yang bervariasi mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks. Namun, untuk langkah kami selaku pemula maka kromatografi kertaslah sebagai sampel. Apa itu kromatografi? Dan apa pula kromatografi kertas itu? Apa manfaat digunakan kromatografi? Atas dasar prinsip apa kromatografi bekerja?Hal-hal yang berkaitan dengan itulah yang akan dibahas lebih lanjut dalam laporan ini. Oleh karena itu percobaan kromatografi kertas ini dilakukan. 1.2 Tujuan PercobaanAdapun beberapa tujuan yang mendasari percobaan ini diantaranya yaitu : Menjelaskan tentang kromatografi Mempelajari macam-macam kromatografi Mengetahui aplikasi apa saja yang dapat direalisasikan dalam kehidupan nyata Memahami prinsip-prinsip kromatografi

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michael Tswett, seorang ahli botani Rusia yang bekerja di Warsawa. Pada tahun 1906 dia mengumumkan pemisahan klorofil dan pigmen lainnya dalam suatu sari tanaman dengan menggunakan suatu alat seperti gambar dibawah,

Senyawa 1dan senyawa2eluetFasa diamSenyawa 2Senyawa 1Fase gerak (eluen)

Larutan eter petrolum yang mengandung cuplikan diletakkan pada ujung atas tabung gelas sempit yang telah diisi dengan serbuk kalsium karbonat. Ketika ke dalam kolam itu dituangi eter petroleum maka akan terlihat bahwa pigmen-pigmen itu terpisah dalam beberapa daerah. Setiap daerah berwarna itu diisolasi dan diidentifikasi senyawa penyusunnya (Sudjadi, 1988).Nama kromatografi diambil dari bahas Yunani yaitu (chromato artinya penulisan, dan grafe yaitu warna). Sehingg kromatografi berarti penulisan dengan warna. Saat ini telah dikenal berbagai macam kromatografi, namun istilah kromatografi sebenarnya sudah tidak tepat lagi, karena dengan kromatografi juga dapat dipisahkan senyawa-senyawa yang tidak berwarna termasuk gas (Yazid, 2005).Sekarang kromatografi mencakup erbagai proses yang didasarkan pada perbedaan distribusi dari penyusun cuplikan diantara dua fase sehingga dapat disimpulkan bahwa kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran yang berada diantara dua fase yaitu fase diam (stationary) dan fase cair (mobile). Fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fase gerak dapat berupa zt cair atau gas (Yazid, 2005). Pada waktu lebih belakangan telah ada empat perkembangan kromatografi pertukaran ion dalam akhir-akhir tahun 1930-an, kromatografi partisi dalam 1941, kromatografi gas dalam tahun 1952 dan kromatorafi penyaringan gel dalam tahun 1959. Selain kemajuan-kemajuan itu, yang memberikan mekanisme tambahan pada adsorbsi untuk distribusi solut antara fasa-fasa stasioner dan mobile, telah juga muncul kromatografi modifikasi geometri seperti kromatografi kertas dan lapis tipis (Underwood, 1981).Dalam teknik kromatografi, sampel yang merupakan campuran dari berbagai macam komponen ditempatkan dalam situasi dinamis dalam sistem yang terdiri dari fase diam dan fase gerak. Semua pemisahan pada kromatografi tergantung pada gerakan relatif dari masing-masing komponen diantara dua fase tersebut. Senyawa atau komponen yang terhambat lebih lemah oleh fse diam akan bergerak lebih cepat daripada komponen yang tertahan lebih kuat. Perbedaan mobilitas antara komponen yang satu dengan yang lainnya disebabkan oleh perbedaan-perbedaan dalam adsorbsi, partisi, kelarutan atau penguapan diantara kedua fase tersebut. Jika perbedaan-perbedaannya cukup besar, maka akan terjadi pemisahan yang cukup sempurna. Oleh karena itu, dalam kromatografi pemilihan terhadap fase bergerak maupun fase diam perlu dilakukan agar komponen bisa bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda agar terjadi proses pemisahan secara sempurna (Yazid, 2005).Meskipun arti dan istilah sebagian besar udah dimengerti oleh para kimiawan, namun suatu batasan yag baik dari kromatografi adalah sukar untuk merumuskannya. Suatu batasan harus menitikberatkan bahwa unsur-unsur contoh didistribusikan antara dua fase. Fase stasioner bisa berupa suatu cairan ataupun suatu zat padat. Sedangkan fasa yang bergerak dapat berupa suatu cairan maupun suatu gas (Underwood, 1981).Kromatografi mencakup berbagai proses yang berdasarkan pada perbedaan distribusi dari penyusun cuplikan antara dua fasa. Dimana gerakan fase gerak menyebabkan perbedaan migrasi dari penyusun cuplikan. Dalam banyak hal, kromatografi dapat disamakan dengan proses penyaringan craig. Keduanya sama-sama menggunakan dua fasa, satu fasa bergerak terhadap lainnya. Pada kromatografi fase gerak bergerak kontinyu. Pada setiap titik sepanjang kolom, terjadi keseimbangan antara fasa-fasa itu dengan sangat cepat, walaupun tidak pernah tercapai keseimbangan sempurna. Proses craig terbatas pada dua pelarut yang tidak bercampur, sedangkan pada kromatografi dapat digunakan macam lain dari fasa-fasa itu. Dibandingkan dengan kerumitan alat craig, pemisahan kromatografi dapat dilakukan dengan selembar kertas dan gelas kimia atau sebuah buret yang diisi dengan fase diam (Sudjadi, 1988).Ada beberapa cara dalam mengelompokkan teknik kromatografi.1. Berdasarkan atas prinsipnyaKromatografi dibedakan atas : Kromatografi partisi (partition chromatography) Kromatografi serapan (adsorption chromatography)2. Berdasarkan teknik kerja yang digunakanKromatografi dibedakan atas : Kromatografi kolom Kromatografi lapis tipis (KLT) Kromatografi kertas Kromatografi gas

3. Berdasarkan jenis fase yang terlibatKromatografi dibedakan atas : Kromatografi gas-cair Kromatografi gas-padat Kromatografi cair-cair Kromatografi cair-padatAdapun, bisa dilihat dalam tabel :Fasa stasionerpadatcair

Fasa gerakcairgascairgas

Contoh : Kromatografi yang asli dari Tsweet dengan larutan-larutan petroleum eter dan kolom CaCO3-Kromatografi gas-padat atau GSC- Kromatografi partisi pada kolom gel silika- Kromatografi kertas- Kromatografi gas-cair atau GLS

(Underwood, 1981)Adapun pembahasan dari masing-masing kromatografi yaitu :1. Kromatografi cairan-cairan atau kromatografi partisiKromatografi cairan-cairan atau kromatografi partisi pertama kali ditemukan oleh Martin dan Synge pada 1941 dan kemudian mendapatkan hadiah nobel untuk hal itu. Fasa diam terdiri dari lapisan tipis cairan yang melapisi permukaan dari padatan inert yang berpori-pori. Ada banyak macam konbinasi cairan yang dapat digunakan sehingga metode ini sangat berguna (Sudjadi, 1988).Kromatografi cairan-cairan atau KCC adalah kromatografi dengan fase gerak berupa cairan dan fasa diam berupa cairan juga yang merupakan lapisan tipis pada padatan pendukung. Proses KCC merupakan proses penyarian sederhana dalam corong pisah antara dua cairan yang tidak bercampur. KCC lebih efisien daripada penyarian berulang kali. Hal ini disebabkan permukaan luas antara fasa gerak dan fasa diam dapat dengan cepat dicapai distribusi keseimbangan senyawa terlarut antara dua fasa itu (Sudjadi, 1988).KCC dapat digunakan terhadap jenis cuplikan yang luas, polar dan nonpolar. Karena dasarnya adalah variasi yang luas dari fasa gerak dan fasa diam yang digunakan. Sedangkan pemilihannya umumnya berdasarkan pada jenis gugus tersubsitusi dan perbedaan berat molekul. Keuntungan utama dari KCC yaitu kemampuan membuat kolom yang dapat reprodusible, cuplikan jarang berubah selama pemisahan karena padatan pendukung relatif inert dan biasanya pemisahan dilakukan pada suhu kamar (Sudjadi, 1988).Dalam kromatografi partisi, ekstraksi terjadi berulang dalam satu kali proses. Dalam percobaan, zat terlarut didistribusikan antara fasa stasioner dan fasa mobile. Fasa stasioner dalam banyak kasus pelarut diadsorbsi pada adsorben dan fasa mobile adalah molekul pelarut yang megisi ruang antar patikel yang teradorbsi (Underwood, 1981).2. Kromatografi cairan-padatan atau kromatografi serapanDitemukan oleh Tswett dan dikenalkan kembali oleh Kuhn dan Lederer pada1931, telah digunakan sangat luas untuk analisis organik dan biokimia. Pada umumnya sebagai isi kolom adalah silika gel atau alumina, yang mempunyai angka banding luas permukaan terhadap volume yang besar. Pada kromatografi jenis ini terjadi pemisahan tidak sempurna, karena keterbatasan bahan penyerap dan ketergantungan koefisien distribusi pada kadar total (Sudjadi, 1988).Kromatografi cairan-padat (KCP) atau kromatografi serapan merupakan metode kromatograficairan tertua. Fasa diam dalam KCP diistilahkan sebagai penyerap dan ditentukan oleh macam partikel (berpori atau pelikular) dan oleh ukuran partikel. Setiap karakter partikel mempunyai pengaruh penting pada kemampuan dan penggunaannya.

EES

S

EE

proses serapan dan selektifitas pemisahan pada KSP. Retensi senyawa terlarut S dalam KSP memerlukan pemindahan suatu jumlah ekuivalen dari molekul pelarut tersrap E. Karena gugus hidrokarbon nonpolar hanya sedikit tertarik pada penyerap yang polar, sehingga banyak pelarut cenderung mengganti gugus hidrokarbonnya. Tetapi, subsitusi hidrokarbon memberikan tambahan sedikit pada retensi senyawa pelarut. Gugus polar lebih kuat ditarik oleh permukaan penyerap, sehingga senyawa itu dengan substituen yang berbeda polaritasnya atau berbeda jumlah gugusnya dapat dipisahkan (Sudjadi, 1988).Pada kromatografi ini, besarnya koefisien distribusi sama dengan konsentrasi zat terlarut pada fase teradsorbsi dibagi konsentrasi pada fase larutan. Ketergantungan jumlah zat terlarut yang teradsorbsi terhadap konsentrasi zat terlarut dalam larutan dinyatakan dengan isoterm adsorbsi Langmuir, dengan rumus :

Keterangan :a : isotherm adsorbs dalam g/cm2 atau dalam g (mol)/ g adsorbenc : konsentrasi larutan3. Kromatografi gas-padat Digunakan sebelum tahu 1800 untuk memurnikan gas. Pada waktu dulu teknik ini tidak berkembang karena keterbatasan yang sam dengan kromatografi cairan-padat (Sudjadi, 1988). Kromatografi gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase gerak yang melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam. Fase diam yang berupa zat padat maka dikenal dengan kromatografi gas-padat (GSC). Pada GSC pemisahan berdasarkan pada adsorbs (Yazid, 2005).4. Kromatografi gas-cairanMerupakan metode pemisahan yang sangat efisien dan serba guna. Teknik ini menyebabkan revolusi dalam kimia organic. Diperkenalkan pertama kali oleh James dan Martin pada 1052. Hambatan yang paling utama yaitu bahan cuplikan harus mempunyai tekanan uap paling tidak beberapa torr pada suhu kolom. System ini sangat baik, sehingga dikatakan sebagai metode pilihan dalam kromatografi karena dapat memisahkan dengan cepat dan peka (Sudjadi, 1988).Kromatografi jenis ini menggunakan gas sebagai fase gerak dan zat cair sebagai fase diamnya, sehingga dapat dikenal dengan GLC. Pada GSC pemisahan berdasarkan pada partisi. Keuntungan utama kromatografi ini adalah waktu analisa yang cukup singkat dan ketajaman dalam proses pemisahan yang tinggi (Underwood, 1981).Adapun, prinsip kerja kromatografi jenis ini yaitu gas pembawa (biasanya digunakan gas helium, argon, nitrogen) dengan tekanan tertentu dialirkan secara konstan melalui kolom yang berisi fase diam. Selanjutnya sampel diinjeksikan ke dalam injector yang suhunya dapat diatur. Komponen-komponen dalam sampel akan segera menjadi uap an akan dibawa oleh aliran gas pembawa menuju kolom kemudian akan merambat dengan kecepatan berbeda sesuai engan nilai Kd masing-masing komponen sehingga terjadi pemisahan. Kromatografi jenis ini biasanya digunakan untuk analisa kualitatif dan kuantitatif terhadap cuplikan yang komponen-komponenya dapat menguap pada suhu percobaan (Yazid, 2005).5. Kromatografi kertasMerupakan cairan-cairan dimana sebagai fasa diam adalah lapisan tipis air yang diserap dari lembap udara oleh kertas. Jenis fasa cair lainnya dapat digunkan. Teknik ini sangat sederhana (Sudjadi, 1988).Teknik kromatografi kertas diperkenalkan oleh Condsen, Gordon, dan Martin (1944), yang menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam. Kertas merupkan selulosa murni yang mempunyai afinitas besar terhadap air atau pelarut polar lainnya. Bila diadsorbsikan pada kertas, akan membentuk lapisan tipis yang dapat dianggap analog dengan kolom. Lembaran kertas berperan sebagai penyangga dan air bertindak sebagai fase diam yang terserap diantara struktur pori kertas. Cairan fase bergerak yang biasanya berupa campuran dari pelarut organik dan air, akan mengalir membawa noda cuplikan yang didepositkan pada kertas dengan kecepatan yang berbeda. Pemisahan terjadi berdasarkan partisi masing-masing komponen diantara fase diam dan fase geraknya. Kromatografi kertas digunakan baik untuk analisa kualitatif maupun kuantitatif. Dan senyawa-senyawa yang dipisahkan kebanyakan bersifat sangat polar (Yazid, 2005).6. Kromatografi lapis tipisYaitu kromatografi yang serupa engan kromatografi kertas, bila diganti dengan lempeng gelas atau alumunium yang dilapisi dengan lapisan tipis alumina, silika gel atau bahan serbuk lainnya. Kromatografi lapis tipis ini pada umumnya dijadikan metode pilihan pertama pada pemisahan dengan kromatografi (Sudjadi, 1988).Kromatografi KLT dikembangkan oleh Ismailoff dan Schraiber pada tahun 1938. tekniknya menggunakan penyokong fase diam berupa lapisan tipis seperti lempeng kaca, alumunium atau plat inert. Teknik kerja KLT prinsipnya hampir sama dengan kromatografi kertas. Pengembangan umumnya dilakukan dengan cara menaik dalam mana plat dicelupkan dalam pelarut pengembang. Dibanding dengan kromatografi kertas, KLT mempunyai beberapa kelebihan yaitu : waktu pemisahan yang lebih cepat sensitif artinya meskipun jumlah cuplikan yang sedikit masih dapat dideteksi daya resolusi yang tinggi, sehingga pemisahan dapat dilakukan dengan sempurna (Yazid, 2005).7. Kromatografi penukar ionMerupakan bidang khusus kromatografi cairan-cairan, seperti namanya. Maka sistem ini khusus digunakan untuk spesies ion. Penemuan resin sintetik dengan sifat penukar ion ebelum perang dunia II telah dapat mengatasi pemisahan rumit dari logam tanah jarang dan asam amino (Sudjadi, 1988).8. Kromatografi gelMerupakan proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari modifikasi dekstran molekul polisakarida linier yang mempunyai ikatan silang (Sudjadi, 1988).9. ElektroforesisMerupakan kromatografi yang diberi medan listrik di sisinya dan tegak lurus aliran fasa gerak. Senyawa bermuatan positif akan menuju ke katode dan anion akan menuju anode. Sedangkan kecepatan gerak tergantung pada besarnya muatan (Sudjadi, 1988).Dalam kromatografi hubunagn suatu molekul komponen simpel yang tertahan (teradsorbsi) atau terdistribusi diantara fasa diam dan fasa bergerak dapat dilukiskan dengan berbagai istilah, seperti :

1. Keseimbangan distribusiKeseimbangan yang terjadi pada kromatografi bersifat dinamis. Molekul sampel atau zat terlarut berada bolak-balik diantara fase diam dan fase bergerak, sehingga konsentrasi rata-ratanya mengikuti hukum distribusinya

(Yazid, 2005).2. Faktor retardasiMerupakan perbandingan jarak yang yang ditempuh komponen terhadap jarak yang ditempuh pelarut (fasa bergerak)

(Yazid, 2005).3. Fraksi waktuFraksi waktu tunggal molekul dalam fase bergerak dinyatakan sebagai perbandingan jumlah molekul dalam fase bergerak terhadap jumlah total molekul.

(Yazid, 2005).4. KecepatanBila fraksi waktu (R) dikalikan dengan kecepatan alir fase bergerak () maka kecepatan alir molekul

Hal itu menunjukkan bahwa terjadinya perbedaan kecepatan bergerak diantara komponen-komponen dalam campuran disebabkan oleh perbedaan koefisien distribusinya. Jika perbedaan Kd besar, maka masing-masing komponen akan terpisah secara sempurna (Yazid, 2005).

5. Waktu retensiPada kromatografi gas dan semua percobaan kromatografi kolom, hasil pemisahannya diberikan dalam harga waktu.

(Yazid, 2005).6. Volume retensi Merupakan besaran pokok yang diukur dalam kromatografi gas. Volume retensi adalah volume gas pembawa yang diperlukan untuk menggerakan pita komponen pada keseluruhan panjang suatu kolom (Yazid, 2005).

BAB 3METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alat-alat :- Beker glass- Penggaris- Pensil- Gunting- Oven Pengering- Tissue

3.1.2 Bahan-bahan :- Tnta warna hitam- Tinta warna biru- Tinta warna merah- Ekstrak mawar- Ekstrak pandan- Ekstrak pepaya- Kertas saring- Pelarut etanol- Pelarut aquades- Pelarut dietil eter

3.2 Prosedur Percobaan- Dipotong kertas saring dengan bentuk persegi panjang (p=7cm) dan (l= 13cm).- Diberi garis batas sekitar 1cm dari bats atas dan bawah kertas, seperti dapat dilihat pada gambar 1cm

13 cm

1cm Diberi noda (titik) merah, biru, hitam, ekstrak mawar, ekstrak pandan, ekstrak pepaya pada garis batas. Diisi etanol (20ml) ke dalam beker glass. Dimasukkan kertas saring ke dalam beker glass yang berisi pelarut etanol sedemikian hingga agar posisi kertas hampir tegak lurus. Diberi lidi pada bagian atas kertas agar dapat disangkutkan pada beker glass sehingga posisi tegak lurus. Dibiarkan hingga pelarut etanol mencapai batas atas kertas. Diukur jarak ukur etanol dengan penggaris. Dikeringkan kertas saring dalam oven pemanas. Diukur jarak tempuh masing-masing noda dengan penggaris. Dihitung harga Rf masing-masing noda dengan rumus Dicuci dengan sabun pencuci, beker glass apabila telah selesai. Diganti pelarutnya dengan pelarut aquades dan dietil eter. Dilakukan hal yang sama, terhadap kedua pelarut tersebut.

BAB 4HASIL DAN PENGAMATAN

4.1 Hasil PengamatanPelarutNodaJarak nodaJarak pelarutRf

EtanolTinta hitam0 cm3 cm0 cm

Tinta merah0 cm3 cm0 cm

Tinta biru2,5 cm3 cm0,83 cm

Ekstrak mawar2,5 cm3 cm0,83 cm

Ekstrak pandan2,5 cm3 cm0,83 cm

Ekstrak pepaya2,5 cm3 cm0,83 cm

AquadesTinta hitam0 cm5,5 cm0 cm

Tinta merah0 cm5,5 cm0 cm

Tinta biru0 cm5,5 cm0 cm

Ekstrak mawar4,5 cm5,5 cm0,81 cm

Ekstrak pandan4,5 cm5,5 cm0,81 cm

Ekstrak pepaya4,5 cm5,5 cm0,81 cm

Dietil eterTinta hitam0 cm5,5 cm0 cm

Tinta merah0 cm5,5 cm0 cm

Tinta biru0 cm5,5 cm0 cm

Ekstrak mawar0 cm5,5 cm0 cm

Ekstrak pandan5 cm5,5 cm0,9 cm

Ekstrak pepaya5 cm5,5 cm0,9 cm

4.2 Perhitungan1. Pelarut Etanol- Tinta hitam

- Tinta merah

- Tinta biru

- Ekstrak mawar

- Ekstrak pandan

- Ekstrak pepaya

2. Pelarut Aquades- Tinta hitam

- Tinta merah

- Tinta biru

- Ekstrak mawar

- Ekstrak pandan

- Ekstrak pepaya

3. Pelarut Dietil eter- Tinta hitam

- Tinta merah

- Tinta biru

- Ekstrak mawar

- Ekstrak pandan

- Ekstrak pepaya

4.3 PembahasanKromatografi yaitu suatu cara pemisahan fisik dengan unsur-unsur yang akan dipisahkan antara dua fasa, satu dari fasa-fasa ini membentuk lapisan stasioner dengan luas permukaan yang besar dan yang lainnya merupakan cairan yang merembes lewat atau melalui lapisan yang stasioner (Keulemans, 1959).Adapun penggolongan kromatografi berdasarkan jenis fase yang terlibat dapat dibedakan menjadi : kromatografi gas-cairbila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa cairan yang dipisahkan oleh padatan inert. kromatografi gas-padatbila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa padatan yang dapat menyerap atau mengadsorbsi. kromatografi cair-cairbila fase gerak dan diamnya berupa cairan, dimana fase diamnya dilapiskan pada permukaan padatan pendukung inert. kromatografi cair-padatbila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa padatan yang amorf yang dapat menyerap.Berdasarkan prinsipnya, kromatografi dibedakan atas : kromatografi partisi (partition chromatography)prinsip kromatografi jenis ini didasarkan pada hukum partisi yang dapat diterapkan pada sistem multikomponen. Dalam kromatografi jenis ini, ekstraksi terjadi berulang kali dalam satu kali proses, karena zat terlarut didistribusikan antara dua fase. kromatografi serapan (adsorption chromatography)kromatografi ini menggunakan fasa diam yang diistilahkan sebagai penyerap dan ditentukan oleh macam partikel (berpori atau pelikular) dan oleh ukuran partikel.Berdasarkan teknik kerjanya, kromatografi dibedakan atas : kromatografi kolomyaitu kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran. kromatografi lapis tipisyaitu kromatografi yang tekniknya menggunakan penyokong fase diam berupa lapisan tipis seperti lempeng kaca, alumunium atau plat inert. kromatografi kertasyaitu kromatografi yang menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam. kromatografi gasyaitu proses pemisahan campuran menjadi komponen-komponen dengan menggunkan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam.Dalam percobaan, kami menggunakan teknik kromatografi kertas. Dimana pelarut yang kami gunakan ada 3 macam yaitu etanol, aquades, dietil eter. Cairan atau fase bergerak yang biasanya berupa campuran dari pelarut organik dan air akan mengalir membawa noda cuplikan yang didepositkan pada kertas dengan kecepatan yang berbeda. Pemisahan terjadi berdasarkan paerisi masing-masing komponen diantara fase diam dan fase geraknya.Terdapat 3 metode pengembangan yang termasuk dalam kromatografi kertas yaitu : metode penaikan (ascending)dengan cara digantungkan sedemikian rupa sehingga bagian bawah kertas tercelup pada pelarut yang terletak di dasar bejana. Noda harus diusahakan tidak sampai tercelup karena dapat larut dalam pelarut. Pelarut akan naik melalui serat-serat kertas oleh gaya kapiler menggerakkan komponen dengan jarak yang berbeda-beda. metode penurunan (descending)dengan cara, kertas digantung dalam bejana dengan ujung dimana aliran mulai bergerak dicelupkan dalam palung kaca yang berisi pelarut. Pelarut bergerak turun membawa komponen melalui gaya kapiler dan gaya gravitasi. metode mendatar (radial)metode ini sangat berbeda dari sebelumnya. Karena biasanya kertas dibentuk bulat yang tengahnya diberi sumbu dari benang atau gulunga kertas. Noda ditempatkan pada pusat kertas kemudian pelarut akan naik melalui sumbu sehingga membasahi kertas untuk kemudian mengembang melingkar membawa komponen yang dipisahkan.Pada percobaan, kami menggunakan metode penaikan (ascending)sebagai teknik dimana kertas saring yang telah dipotong sedemikian hingga sesuai ukuran dan diberi sampel bermacam-macam noda dan diletakkan beberapa cm diatas pelarut baik itu etanol, aquades mupun dietil eter dengan posisi hampir tegak lurus terhadap kesemua permukaan jenis pelarut. Pada dasarnya prinsip dari percobaan ini yaitu pada perbedaan distribusi dua fase atau kemampuan noda untuk terbawa oleh pelarut menuju bagian atas kertas saring.Hasil percobaan menunjukkan bahwa baik pada pelarut etanol, aquades maupun dietil eter tinta merah dan hitam sama sekali tidak bermigrasi atau terbawa oleh pelarut. Hal itu bisa terjadi karena ketidakcocokan bentuk kepolaran unsur terhadap pelarut. Sedangkan untuk ekstrak mawar, pandan dan tinta biru pada etanol berpindah 2,5 cm dan jarak pelarutnya sendiri 3 cm. sehingga harga Rf untuk ketiga ekstrak itu pada pelarut etanol adalah 0,83.Pada pelarut aquades, sama halnya dengan etanol. Tinta hitam,biru dan merah tidak bermigrasi atau bergerak sedikitpun. Sedangkan untuk ekstrak mawar, pandan dan pepaya berpindah sejauh 4,5 cm dan jarak pelarutnya 5,5 cm sehingga harga Rf yang didapat 0,81.Sedangkan pada pelarut dietil eter tinta hitam, merah, biru dan ektrak mawar tidak bergerak dan untuk ekstrak pandan dan pepaya berpindah sejauh 5 cm untuk jarak pelarut 5,5 cm sehingga harga Rf mencapai 0,9.Pada jalannya percobaan baik untuk pelarut etanol, aquuades dan dietil eter pada saat meletakkan kertas saring ke dalam beker glass bisa diberi lidi pada bagian atas kertas, hal itu disebabkan agar posisi kertas dibuat sedemikian hingga tegak lurus terhadap permukaan atas pelarut. Dan pada saat kertas saring telah dimasukkan, bagian atas gelas ditutupi dengan kertas agar proses distribusi komponen campuran tidak dipengaruhi oleh gaya gravitasi, sehingga perpindahannya dapat sempurna. Namun, kami menyadari kekurangan kami. Karena pada jalanya percobaan hanya pada dietil eter kami menutup bagian atas beker glass. Sedangkan pelarut yang lainya tidak. Sehingga mungkin saja dalam perpindahannya telah dipengaruhi oleh gaya gravitasi ruangan.Etanol, aquades dan dietil eter berperan sebagai fasa mobil (pelarut). Sedangkan kertas saring berperan sebagai adsorben. Etanol merupakan senyawa pelarut yang bersifat semi polar, yang mempunyai rumus struktur CH3CH2OH. Senyawa ini mempunyai ikatan yang mirip air, karena oksigen berada dalam keadaan hibrida sp3.Suatu senyawa dikatakan polar berdasarkan pada ikatan polar yang terdapat pada molekul tersebut, jika pusat muatan positif dan pusat muatan negative tidak bertepatan, namun terpisah dalam ruang, maka molekul teesebut akan mempunyai dua kutub atau dipol sehingga sering diberi tanda , panah menunjukkan arah dari muatan positif dan negatif. Sedangkan senyawa dikatakan nonpolar, bila setiap atom dari suatu molekul bersifat identik dan memiliki elektronegatifitas yang sama.Palarut yang kedua yaitu dietil eter. Dietil eter merupakan senyawa yang bersifat nonpolar dan mempunyai rumus struktur CH3CH2OCH2CH3.Dan pelarut yang ketiga yaitu aquades. Aquades merupakan contoh senyawa polar yang mempunyai rumus struktur H2O.Itulah sebabnya kenapa pada percobaan terlihat ada unsure-unsurnya yang tidak terdistribusi sama sekali baik itu pada pelarut etanol, aquades maupun dietil eter. Atau kenapa jarak-jarak unsur yang sama berbeda-beda pada setiap pelarut. Hal itu disebabkan, perbedaan kepolaran masing-masing unsure dan pelarut. Karena walau bagaimanapun prinsip kelarutan like dissolves like akan tetap berlaku. Karena dala ilmu kimia pengertian like dissolves like telah sangat umum dibahas. Dimana suatu kelarutan yang besar dapat terjadi bila molekul-molekul solute kesamaan dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan dengan molekul-molekul solven. Bila ada kesamaan dari sifat-sifat kelistrikan, misalnya momen dipole yang tinggi antara solven dan solute maka gaya-gayatarik yang terjadi antara solute dan solven akan kuat juga. Namun, bila tidak ada kesamaan diantara keduanya maka gaya tarik antara solute dan solven pun cenderung lemah juga. Sehingga dengan begitu senyawa polar akan larut dengan senyawa polar. Sedangkan senyawa nonpolar akan larut pada senyawa nonpolar pula.Oleh karena itu kromatografi seringkali dimanfaatkan dalam pencarian pelarut yang sesuai untuk mengektraksi suatu unsur yang tidak diketahui kondisi kepolarannya. Selain itu aplikasi kromatografi juga bermanfaat pada bidang penentuan kualitatif suatu senyawa.Dalam metode kromatografi sering kali didapat istilah Rf (faktor retardasi). Faktor retardasi merupakan parameter kharakteristik kromatografi kertas dan lapis tipis. Harga Rf merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu komponen dan kromatogram dan pada kondisi tetap merupakan besaran kharakteristik dan reproduksible. Namun, Rf juga dapat didefinisakan sebagai perbandingan jarak yang ditempuh komponen terhadap jarak yang ditempuh pelarut (fase bergerak).

Akan tetapi, hubungan ini berlaku jika harga Kd (kesetimbangan distribusi) dan penampang lintang tidak tetap sepanjang lintasan terlarut.Kelebihan kromatografi kertas yaitu untuk menganalisa data kuantitatif. Kromatografi kertas lebih sederhana disbanding jenis kromatografi lainnya. Karena alat-alat yang diperlukan lebih sederhana dan mudah untuk didapat. Sedangkan kelemahannya yaitu dalam pengamatannya diperlukan waktu yang relatif agak lama disbanding kromatografi lapis tipis (KLT).

BAB 5PENUTUP

5.1 KesimpulanAdapun kesimpilan yang dapat diambil dari jalannya percobaan yaitu :- kromatografi merupakan suatu cara pemisahan fisik dengan unsur-unsur yang akan dipisahkan terdistribusi antara dua fasa, satu dari fasa-fasa membentuk lapisan stasioner dengan luas permukaan yang besar dan yang lainnya merupakan cairan yang merembes lewat atau melalui lapisan stasioner.- macam-macam kromatografi berdasarkan prinsipnya yaitu kromatografi partisi dan kromatografi serapan. Berdasarkan teknik kerja yang digunakan ada kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi kertas dan kromatografi gas. Berdasarkan jenis fase yang terlibat ada kromatografi gas-cair, kromatografi gas-padat, kromatografi cair-cair, kromatografi cair0padat.- aplikasi kromatografi dapat berperan dalam penentuan data kualitatif dan dalam pencarian pelarut yang sesuai untuk suatu senyawa.- prinsip kromatigrafi didasarkan pada perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran diantara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak.

5.2 SaranDan saran yang dapat disampaikan mengenai jalannya percobaan yaitu bagaimana jika pelarut yang digunakan lebih bervariasi, tidah hanya etanol, aquades dan dietil eter saja. Dan bagaimana bila pelarut yang digunakan tidak hanya satu macamnya tapi bagaimana bila mencampurkan dua atau lebih senyawa dan dijadikan pelarut dalam pemisahan kromatografi.

DAFTAR PUSTAKA

Sastrohamidjojo, H. 2001. Kimia Dasar 1. Erlangga:JakartaSudjadi. 1988. Metode Pemisahan. UGM:YogyakartaYazid, E. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Andi offset:YogyakartaUnderwood, A.L dan Day, R.A. 1981. Analisa Kimia Kualitatif. Erlangga:Jakarta