kti asma bab 1 dan 2
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pengertian asma menurut Sujono Nyandi adalah suatu peradangan padabronkus akibat reaksi hipersensitivitas mukosa bronkus terhadap bahan allergen.Meskipun asma sudah diperkenalkan oleh Hippocrates lebih dari 2000 tahun,tetapi sampai sekarang penyakit ini masih menjadi masalah dalam kesehatan.Bukan saja dari banyaknya kasus-kasus asma dimasyarakat yang tidakterdiagnosis, yang sudah terdiagnosis pun masih belum mendapatkan pengobatanyang baik ( Sundaru. H, 2002 ). Asma adalah penyakit jalan nafas obstruksi intermiten, reversibel dimanatrakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.Gejala utama adalah nafas terengah-engah disertai dengan bunyi(mengi=wheezing ), batuk dan sesak nafas. Penyakit asma dapat menyerang padasemua golongan umur ( Smletzer. dkk, 2001 ) Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian didunia. Angka kejadian asma bervariasi di berbagai negara, tetapi terlihatkecenderungan bahwa penderita penyakit ini meningkat jumlahnya, meskipunbelakangan ini obat-obat asma banyak dikembangkan. Di negara maju angkakesakitan dan kematian karena asma juga terlihat meningkat. Tanggal 4 Mei 2004ditetapkan oleh Global Initiative in Asthma (GINA) sebagai World Asthma Day(Hari Asma se-Dunia). Menurut data organisasi kesehatan dunia (WHO),penyandang asma di dunia mencapai 100-150 juta orang. Jumlah ini diduga terusbertambah sekitar 180 ribu orang per tahun. Peningkatan penderita asma bronchialjuga terjadi di Indonesia, penelitian pada anak sekolah usia 13-14 tahun denganmenggunakan kuesioner ISAAC (International Study on Asthma and Allergy inChildren) tahun 2002 menunjukkan, prevalensi asma masih 2,1%, dan meningkattahun 2005 menjadi dua kali lipat lebih yaitu 5,2%. Sedangkan pada tahun 2008penderita asma bronkial tidak masuk dalam 10 besar. Meski asma dapat berakibatfatal, lebih sering lagi asma menggangu, mempengaruhi kehadiran sekolah,pilihan pekerjaan, aktivitas fisik, dan banyak aspek kehidupan lainnya ( Cissy, B.Kartasasmita, 2008 ).Upaya yang paling penting dalam penyembuhan dengan perawatan yangtepat merupakan tindakan yang utama dalam menghadapi pasien dengan asmabronkial untuk mencegah komplikasi yang lebih fatal dan di harapkan pasiendapat segera sembuh kembali. Intervensi yang utama adalah mencegahketidakefektifan jalan nafas. Agar perawatan berjalan dengan lancar maka diperlukan kerjasama dengan tim kesehatan yang lain, serta dengan melibatkanpasien dan keluarga. Berhubungan dengan hal tersebut di atas, penulis tertarikmemberikan asuhan keperawatan pada klien Tn.M dengan asma bronkhiale diruang Cempaka RSUD Karanganyar dengan metode masalah yang sistematismelalui proses keperawatan.
B.Perumusan Masalah Bagaimanakah penerapan Asuhan keperawatan pada Tn M dengan Asma bronkiale di bangsal cempaka RSUD Karanganyar
C.Ruang LingkupSehubungan dengan keterbatasan waktu,pengalaman,pengetahuan dan keterbatasan sumber yang penulis alami maka penulis hanya memfokuskan pada Asuhan keperawatan pada klien dengan “Asma bronkile”dibangsal Cempaka RSUD Karanganyar
D.Tujuan PenulisanAdapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :1.Tujuan umumMemberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Asma Bronkhialdengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang tepat dan akurat.2.Tujuan khususa.Memberikan gambaran yang nyata tentang hasil pengkajian asuhankeperawatan dengan asma bronkhialb.Merumuskan diagnose keperawatan pada klien Asma bronkialec.Menyusun rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan asma bronkialed.Mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam bentuk pelakasanaan tindakan keperawatan pada pasien dengan Asma bronkiale.e.Melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang sudah di laksanakan pada pasien dengan asma bronkialef. Menyusun laporan hasil pengamatan dan asuhan keperawatan kasus dalambentuk karya tulis ilmiah sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.
E.Manfaat penulisan1.Bagi penulisDapat melaksanakan dan memperdalam keterampilan asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus Asma Bronkiale2.Bagi profesi lain Hasil penelitian ini dapat sebagai pengetahuan dan masukan dalam pengembangan ilmu keperawatan dimasa yang akan dating pada penyakit Asma Bronkiale3.Bagi institusi Dapat bermanfaat bagi adik-adik yang mendatang dan lebih memperdalam lagi materi tentang Asma Bronkiale ,agar mahasiswa lebih mengerti lagi tentang kasus ini dan tidak mengalami kesulitan dalam menangani kasus
F.Metode pengumpulan Data1.Metode Wawancara(intervensi)Metode wawancara yang langsung di tunjukan kepada pasien,keluarga pasien.adapun yang dari identitas pasien,keluhan utama,riwayat penyakit sekarang,riwayat penyakit dahulu2. Metode ObservasiDilakukan dengan pengamatan langsung tentang tingkah laku pasien yang mendapatkan,yang terjadi pada pasien dan tentang perkembangan penyakit
G.Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai karya tulis ilmiah ini,penulis menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab, yaitu :
BAB I : PENDAHULUANA.latar BelakangB. Rumusan MasalahC.Pembatasan masalahD.Tujuan PenulisanE.Manfaat PenulisanF. Metode Pengumpulan DataG.Sistematika Penulisan
BAB II TIJAUAN PUSTAKA1.Kosep Dasar MedisA.PengertianB.EtiologiC.Manifestasi KlinisD.KlasifikasiE.PatofisiologiF.Pemeriksaan PenunjangG.Penatalaksanaan
2.Konsep Dasar AskepA.PengkajianB.Diagnosa Keperawatan
BAB III : TINJAUAN KASUSA. PengkajianB. Riwayat kesehatanC. Pengkajian Pola FungsionalD. Pemeriksaan fisikE. Pemeriksaan penunjangF. Data FokusG. Analisa DataH. Diagnosa KeperawatanI. IntervensiJ. ImplementasiK. Evaluasi
BAB IV :PEMBAHASAN KASUSA. PengkajianB. Diagnosa Keperawatan Yang Ada dalam teori dan muncul dalam kasusC. Diagnosa Keperawatan yang ada dalam teori,tetapi tidak muncul dalam kasus
.BAB V.PENUTUP A.Kesimpulan B.SaranDAFTAR PUSTAKA
BAB 11TIJAUAN PUSTAKA
A.Defenisi Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan (The American Thoracic Society,2005). Asma adalah gangguan inflamasi kronik jalan nafas yang melibatkan berbagai sel inflamasi (Arif M, 2005) Asma adalah suatu gangguan inflamasi jalan nafas yang diperankan oleh banyak sel dan elemen sel,khususnya sel mast,eosinofil,limfosit T,makrofag,neutrofil,dan sel-ssel epitel.( Valentina L,2008)
B.etiologi
a. Faktor predisposisi
Genetik Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.b. Faktor presipitasi Alergen Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan.ex: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.2. Ingestan, yang masuk melalui mulut.ex: makanan dan obat-obatan 3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.ex: perhiasan, logam dan jam tanganPerubahan cuaca Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.StressStress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat
untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.Lingkungan kerjaMempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.Olah raga/ aktifitas jasmani yang beratSebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.(mansjoer,2004)
C.Manifestasi Klinis
anifestasi klinik pada pasien asma adalah batuk, dyspne, dari wheezing.Dan pada sebagian penderita disertai dengan rasa nyeri dada pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, sedangkan waktu serangan tampak penderita bernafas cepat, dalam, gelisah, duduk dengan tangan menyanggah ke depan serta tampak otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras.Ada beberapa tingkatan penderita asma yaitu :1. Tingkat I :a. Secara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi paru.b. b Timbul bila ada faktor pencetus baik didapat alamiah maupun dengan test provokasi bronkial di laboratorium.
2. Tingkat II : a. Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru menunjukkan adanya tanda-tanda obstruksi jalan nafas.b. Banyak dijumpai pada klien setelah sembuh serangan.
3. Tingkat III :a. Tanpa keluhan.b. Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.c. Penderita sudah sembuh dan bila obat tidak diteruskan mudah diserang kembali.4. Tingkat IV : a. Klien mengeluh batuk, sesak nafas dan nafas berbunyi wheezing.b. Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas.5. Tingkat V : a. Status asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma akut yang berat bersifat refrator sementara terhadap pengobatan yang lazim dipakai.b. Asma pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi jalan nafas yang reversibel.Pada asma yang berat dapat timbul gejala seperti :Kontraksi otot-otot pernafasan, cyanosis, gangguan kesadaran, penderita tampak letih, taki kardI
D.Patofisiologi
Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.Pada asma , diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest. (http://hidayat2.wordpress.com/2009/04/23/askep-asma-bronchiale.html )
PHATWAY
E Pemeriksaan Penunjang
laboratorium
1. Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:
a. Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinopil.
b. Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang bronkus.
c. Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.
d. Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan
viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.
2. Pemeriksaan darah
a. Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia,
hiperkapnia, atau asidosis.
b. Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.
c. Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana
menandakan terdapatnya suatu infeksi.
3. Pencetus :
a. Allergen
b. Olahraga
c. Cuaca
d. Emosi
Pemeriksaan radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan
peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat
komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut:
a. Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.
b. Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan semakin
bertambah.
c. Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru Dapat pula
menimbulkan gambaran atelektasis lokal.
d. Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka
dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.
F.Penatalaksanaan
1. Posisikan pasien semifowler
2. Oksigen nasal atau masker dan terapi cairan parenteral.
Adrenalin 0,1- 0,2 ml larutan : 1 : 1000, subkutan. Bila perlu dapat diulang setiap 20 menit sampai
3 kali.
Dilanjutkan atau disertai salah satu obat tersebut di bawah ini ( per oral ) :
a. Golongan Beta 2- agonist untuk mengurangi bronkospasme :
Efedrin : 0,5 – 1 mg/kg/dosis, 3 kali/ 24 jam
Salbutamol : 0,1-0,15 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
Terbutalin : 0,075 mg/kg/dosis, 3-4 kali/ 24 jam
Efeknya tachycardia, palpitasi, pusing, kepala, mual, disritmia, tremor, hipertensi dan insomnia, .
Intervensi keperawatan jelaskan pada orang tua tentang efek samping obat dan monitor efek
samping obat.
b. Golongan Bronkodilator, untuk dilatasi bronkus, mengurangi bronkospasme dan meningkatkan
bersihan jalan nafas.
Aminofilin : 4 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
Teofilin : 3 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
Pemberian melalui intravena jangan lebih dari 25 mg per menit.Efek samping tachycardia,
dysrhytmia, palpitasi, iritasi gastrointistinal,rangsangan sistem saraf pusat;gejala toxic;sering
muntah,haus, demam ringan, palpitasi, tinnitis, dan kejang. Intervensi keperawatan; atur aliran
infus secara ketat, gunakan alat infus kusus misalnya infus pump.
c. Golongan steroid, untuk mengurangi pembengkakan mukosa bronkus. Prednison : 0,5 – 2
mg/kg/hari, untuk 3 hari (pada serangan hebat).
11. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien,agar dapat mengidentifikasi ,mengenai
masalah-masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien baik fisik,mental,social dan
lingkungan(Nursalam,2002)
Pengkajian adalah langkah pertama dari proses keperawatan dengan mengumpulkan data-
data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang ada.
(A.A.A.Hidayat,2004)
Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien asma adalah sebagai berikut:
1. Riwayat kesehatan yang lalu:
a. Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya.
b. Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/ faktor lingkungan.
c. Kaji riwayat pekerjaan pasien.
2. Aktivitas
a. Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernapas.
b. Adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas
sehari-hari.
c. Tidur dalam posisi duduk tinggi.
3. Pernapasan
a. Dipsnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan.
b. Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang ditempat tidur.
c. Menggunakan obat bantu pernapasan, misalnya: meninggikan bahu, melebarkan
hidung.
d. Adanya bunyi napas mengi.
e. Adanya batuk berulang.
4. Sirkulasi
a. Adanya peningkatan tekanan darah.
b. Adanya peningkatan frekuensi jantung.
c. Warna kulit atau membran mukosa normal/ abu-abu/ sianosis. Kemerahan atau
berkeringat.
5. Integritas ego
a. Ansietas
b. Ketakutan
c. Peka rangsangan
d. Gelisah
6. Asupan nutrisi
a. Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan.
b. Penurunan berat badan karena anoreksia.
7. Hubungan sosial
a. Keterbatasan mobilitas fisik.
b. Susah bicara atau bicara terbata-bata.
c. Adanya ketergantungan pada orang lain.
8. Seksualitas
Penurunan libido
Pemeriksaan fisik
a. Pernapasan : Napas pendek, Wheezing, Retraksi, Takipnea, Batuk kering, Ronkhi.
b. Kardiovaskuler : Takikardia
c. Neurologis : Kelelahan, Ansietas, Sulit tidur.
d. Muskuloskeletal : Intolerans aktifitas.
e. Integumen : Sianosis, pucat.
f. Psikososial : Tidak kooperatif selama perawatan
g. Kaji status hidrasi : Status membran mukosa, Turgor kulit, output urine.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL
1.Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d bronkospasme : peningkatan produksi sekret,
sekresi tertahan, tebal, sekresi kental : penurunan energi/kelemahan
2.Kerusakan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen, kerusakan alveoli
3.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan masukan oral
4.Kecemasan b.d Kurang pengetahuan
C INTERVENSI KEPERAWATAN
Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d broncospasme:peningkatan produksi
secret,sekresi tertahan,tebal,sekresi kental:penurunan energi/kelemahan
Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif
KH : - Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/jelas
- Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas
mis : batuk efektif dan mengeluarkan sekret
Intervensi
Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, mis; mengi, krekels, ronki
Kaji/pantau frekuensi pernafasan
Catat adanya/derajat diespnea mis : gelisah, ansietas, distres pernafasan, penggunaan
otot bantu
Kaji pasien untuk posisi yang nyaman mis : peninggian kepala tempat tidur, duduk
pada sandaran tempat tidur
Pertahankan polusi lingkungan minimum
Dorong/bantu latihan nafas abdomen/bibir
Observasi karakteristik batuk mis : menetap, batuk pendek, basah
Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hr ss toleransi jantung dan memberikan air
hangat, anjurkan masukkan cairan sebagai ganti makanan
Berikan obat sesuai indikasi
Awasi/buat grafik seri GDA, nadi oksimetri, foto dada
Kerusakan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen, kerusakan alveoli
Tujuan : Pertukaran gas efektie dan adekuat
KH : -Menunjukkan perbaikan vertilasi dan oksigen jaringan adekuat dalam rentang
normal dan bebas gejala distres pernafasan
-Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat kemampuan /situasi
Intervensi
Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan, catat penggunaan otot aksesori, nafas bibir,
ketidak mampuan bicara/berbincang
Tingguikan kepala tempat tidur, pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk
bernafas, dorong nafas dalam perlahan / nafas bibir sesuai kebutuhan / toleransi individu.
Dorong mengeluarkan sputum : penguapan bila diindikasikan.
Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara dan / bunyi tambahan.
Awasi tingkat kesadaran / status mental, selidiki adanya perubahan.
Evaluasi tingkat toleransi aktivitas.
Awasi tanda vital dan irama jantung.
Awasi / gambarkan seri GDA dan nadi oksimetri.
Berikan oksigen yang ssi idikasi hasil GDA dan toleransi pasien.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan masukan oral
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kh : - Menunjukan peningkatan BB
- Menunjukan perilaku / perubahan pada hidup untuk meningkatkan dan
mempertahanka berat yang tepat.
Intervensi :
Kaji kebiasaan diet, masukan makanan, catat derajat kesulitan makan, evaluasi BB.
Avskultasi bunyi usus.
Berikan perawatan oral sering, buang sekret.
Dorong periode istirahat, 1jam sebelum dan sesudah makan berikan makan porsi kecil
tapi sering.
Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.
Hindari maknan yang sangat panas / dingin.
Timbang BB sesuai induikasi.
Kaji pemeriksaan laboratorium, ex : alb.serum.
Kecemasan b.d Kurang pengetahuan
Tujuan : Kecemasan terkontrols
KH : - Menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan tindakan.
- Mengidentifikasi hubungan tanda / gejala yang ada dari proses
penyakit dan menghubung dengan faktor penyebab.
- Melakukan perubahan pola hidup dan berparisipasi dalam program
pengobatan.
Intervensi:
Jelaskan proses penyakit individu dan keluarga
Instrusikan untuk latihan nafas dan batuk efektif.
Diskusikan tentang obat yang digunakan, efek samping, dan reaksi yang tidak diinginkan
Beritahu tehnik pengguanaan inhaler ct : cara memegang, interval semprotan, cara
membersihkan.
Tekankan pentingnya perawatan oral/kebersihan gigi
Beritahu efek bahaya merokok dan nasehat untuk berhenti merokok pada klien atau orang
terdekat
Berikan informasi tentang pembatasan aktivitas
D.Implementasi
Merupakan catatan tentang tindakan yang diberikan oleh perawat,dimana mencatat
pelaksana rencana keperawatan,pemenuhan criteria hasil dari tindakan keperawatan
mandiri,dan tindakan kolaboratif(Aziz A.Hidayat,2003:38)
E.Evaluasi
Meruapakan catatan penting tentang indikasi kemajuan pasien terhadap tujuan yang di
capai.Evaluasi bertujuan untuk menilai keefektifan perawatan dan untuk
mengkomunikasikan status pasien dari hasil tindakan keperawatan.
(A.A.Hidayat,2004:41)