kti gender dan televisi

Upload: badai

Post on 08-Jul-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    1/28

    Bab I

    Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Perkembangan teknologi, terutama media TV, ternyata tak dapat dielakkan

    memberi pengaruh besar tentang segala sesuatu hal yang dilakukan oleh remaja.

    Hal ini didukung oleh keluasan jangkauan TV ke seluruh pelosok daerah di

    Indonesia. Berdasarkan laporan Departemen Penerangan Republik Indonesia

    (Haani, !""#$ hingga akhir tahun %&&' jumlah pesaat TV di Indonesia ter)atat

    kurang lebih !" juta buah. *ngkanya besar, sebesar pengaruhnya bagi pola sikap

    dan perilaku pada para pemirsanya.

    Perkembangan media TV telah banyak menimbulkan berbagai kontro+ersi

    dan disamping itu pula dukungan yang tak hentihentinya dari para pemirsanya

    yang setia. -edia TV berkembang dengan menampilkan programprogram a)ara

    yang menarik diantaranya ilm dan sinetron. /ilm dan sinetron memang memiliki

    dua dimensi. Di satu sisi, ia merupakan produk budaya suatu masyarakat, artinya

    ilm dan sinetron dianggap sebagai releksi dari budaya yang berlaku dalam

    masyarakat. Di sisi lain, ilm dan sinetron merupakan produk industri yangmenekankan pada keuntungan yang sebesarbesarnya. /ilm dan sinetron yang

    murni hanya sebagai ujud kreati+itas anggota masyarakat memang sudah

    semakin banyak tetapi tetap saja masih kurang. *kibatnya banyak yang beredar 

    dalam masyarakat adalah ilm atau sinetron yang perhitungan bisnisnya sangat

    tinggi.

    0leh karena itu, ilm atau sinetron yang dibuat adalah ilm atau sinetron

    sebagian besar hanya memuaskan mata penonton. -ereka menggunakan pemain

    yang kebanyakan perempuan sebagai daya tarik dengan berbagai tindak 

    eksploitasi yang merugikan perempuan itu sendiri dan perempuan se)ara umum

    karena mengukuhkan stereotip yang ada. Tapi, kalangan pengusaha dan orang

    orang di belakang industri media massa selalu menolak dikatakan eksploitasi.

    -ereka berdalih baha itu adalah kreati+itas.

    %

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    2/28

    Dalam sebuah sinetron yang menempati peringkat atas, ternyata masih terus

    terjadi eksploitasi tubuh dan ajah bintang yang )antik dan ganteng. 1ementara

    dalam karakter kepribadiannya, sinetron selalu menampilkan tokoh perempuan

    )uma dalam dua kutub yang sangat ekstrem. 2alau tidak jahat sekali, dia baik 

    sekali3 kalau tidak penyabar luar biasa, ia pemarah dan )ulas luar biasa3 kalau

    tidak pandai, ia tolol sekali. 2ebanyakan tokoh utamanya harus muda dan

    memiliki ke)antikan yang 4diimpikan5 banyak perempuan. Perempuan tua atau

     perempuan dengan tubuh besar dan kurang )antik menurut ukuran yang

    distandarkan produser menjadi tokoh belakang yang boleh ditertaakan karena

    ketololannya. 1elain ilm dan sinetron, iklan pun juga bias gender dengan

    menampilkan para pemeran yang )antik dan ganteng dengan slogan yang seakan

    akan mengedepankan penampilan isik dimana eminimitas jika berajah )antik 

    dan maskulin jika memiliki bentuk tubuh yang atletis. Hal yang perlu kita

     perhatikan adalah baha dari hasil penelitian sebuah lembaga riset di 6akarta

    menunjukkan baha masyarakat telah menghabiskan aktu !,7 jam setiap hari

    untuk memandang kotak 8ajaib9 tersebut. 2elompok pelajar yang berusia %"%&

    tahun menghabiskan :,% jam perhari, disusul oleh ibuibu rumah tangga !,; jam

    sehari, dan karyaan !,: jam sehari (Haani, !""#$, penelitian tersebut

    membuktikan betapa tele+isi dari segi aktu memungkinkan mempengaruhi )ara

     pandang seseorang terhadap sesuatu, dan dari penelitian tersebut pula kita dapat

    melihat baha anakanak dan remajalah yang merupakan kalangan yang lebih

     banyak meluangkan aktu untuk menonton dan juga memiliki peluang lebih

     besar dalam menyerap setiap inormasi yang didapat dari tele+isi.

    Hurlo)k (%&';$ menyatakan baha pengaruh paling besar selama

     perkembangan anak pada lima tahun pertama kehidupannya terjadi dalam

    keluarga. 0rangtua, khususnya ibu mempunyai peranan penting dalam

     pembentukan kepribadian anak, alaupun kualitas kodrati dan kemauan anak 

    akan ikut menentukan proses perkembangannya. 1edang kepribadian orangtua

    sangat besar pengaruhnya pada pembentukan pribadi anak. Hal ini juga berarti

    !

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    3/28

     baha dari keluargalah setiap anak mendapatkan dasar akan siapa dan bagaimana

    dirinya kelak.

    1ampai saat ini, keluarga masih tetap menerapkan bagian terpenting dari

     jaringan sosial anak sekaligus sebagai lingkungan pertama anak selama tahun

    tahun ormati aal untuk memperoleh pengalaman sosial dini, yang berperan

     penting dalam menentukan hubungan sosial di masa depan dan juga perilakunya

    terhadap orang lain.

    Tulisan ini men)oba mengemukakan sebuah pemikiran yang terlintas atas

    dasar penilikan terhadap tayangantayangan TV yang bias gender 2arya ini

    men)oba mengungkapkan bentukbentuk tayangantayangan TV yang bias gender 

    dan peran kelurga dalam mengatasinya.

    B. Rumusan Masalah

    %. Bagaimanakah bentukbentuk tayangan TV yang bias gender<

    !. Bagaimanakah peran keluarga dalam mengatasi tayangan TV yang bias

    gender<

    C. Tujuan Penulisan

    Berikut pemaparan tujuan penulisan karya tulis ini=

    %. >ntuk mengetahui seperti apakah bentuk tayangan TV yang bias gender.

    !. >ntuk mengetahui bagaimanakah peran keluarga dalam mengatasi tayangan

    TV yang bias gender.

    D. Manfaat Penulisan

    *dapun manaat yang diharapkan dari penulisan karya tulis ilmiah ini

    adalah sebagai berikut =

    %. -anaat dari segi teoritis

    1ebagai salah satu bahan reerensi bagi para pelaku akti dalam dunia

     pertele+isian agar dapat lebih meningkatkan tayangantayangan yang

    :

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    4/28

     berkualitas dan siatnya membangun kematangan sikap para pemirsanya

    terkhususnya dalam memandang kesetaraan gender.

    !. -anaat Praktis

    a. Pemerintah, agar senantiasa memberi dukungan moril

    dan materil dalam

     pengembangan tayangan yang memberi dampak positi bagi para pemirsa

     b. -asyarakat, sebagai masukan baha betapa perlunya

     pendampingan yang lebih intens dan berkualitas terhadap anggota keluarga

    dalam menyaksikan tayangan tele+isi.

    ). >ni+ersitas, sebagai bahan penelitian selanjutnya,

    dalam rangka pengem

      bangan tema ini.

    d. Penulis, meningkatkan kekritisan dalam berikir dan

    mengolah masalah di

    sekitar lingkungan dan sebagai sebuah latihan yang tiada akhir dalam penu

      lisan karya ilmiah

    #

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    5/28

    Bab II

    Kajian Pustaka

    A. Pengertian Keluarga

    *kibat struktur dan peran yang dipunyai oleh para anggotanya sangat

     ber+ariasi dari suatu masyarakat ke masyarakat lain, sehingga istilah keluarga

    tidak mudah dideinisikan. 2eluarga dideinisikan oleh Iran *bdullah

    (Hapsari, !""'$ sebagai susunan dari orangorang yang saling berhubungan

    darah atau berkain, meskipun tidak selalu. 1aling berbagi atap (rumah$, meja

    makan, makanan, uang, dan bahkan emosi. 1e)ara tradisional, keluarga diartikan

    sebagai dua atau lebih orang yang dihubungkan dengan pertalian darah,

     perkainan atau adopsi (hukum$ yang memiliki tempat tinggal bersama (?ahini,

    !""@$. 1edang -organ (?ahini, !""@$ menyatakan baha keluarga merupakan

    suatu grup sosial primer yang didasarkan pada ikatan perkainan (hubungan

    suamiistri$ dan ikatan kekerabatan (hubungan antar generasi, orang tua A anak$

    sekaligus. amun se)ara dinamis indi+idu yang membentuk sebuah keluarga

    dapat digambarkan sebagai anggota dari grup masyarakat yang paling dasar yang

    tinggal bersama dan berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan indi+idu maupun

    antar indi+idu mereka. Bila ditinjau berdasarkan >ndangundang no.%" tahun

    %&'!, keluarga terdiri atas ayah, ibu dan anak karena ikatan darah maupun

    hukum. Hal ini sejalan dengan pemahaman keluarga di negara barat, keluarga

    menga)u pada sekelompok indi+idu yang berhubungan darah dan adopsi yang

    diturunkan dari nenek moyang yang sama (?ahini, !""@$.

    Canden (?ahini, !""@$ mengemukakan baha keluarga dalam hubungannya

    dengan anak diidentikan sebagai tempat atau lembaga pengasuhan yang paling

    dapat memberi kasih sayang, kegiatan menyusui, eekti dan ekonomis. Di

    @

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    6/28

    dalam keluargalah kali pertama anakanak mendapat pengalaman dini langsung

    yang akan digunakan sebagai bekal hidupnya dikemudian hari melalui latihan

    isik, sosial, mental, emosional dan spritual. Canden (?ahini, !""@$ menyatakan

     baha ketika baru lahir tidak memiliki tata )ara dan kebiasaan (budaya$ yang

     begitu saja terjadi sendiri se)ara turun temurun dari satu generasi ke generasi

    lain, oleh karena itu harus dikondisikan ke dalam suatu hubungan

    kebergantungan antara anak dengan agen lain (orang tua dan anggota keluarga

    lain$ dan lingkungan yang mendukungnya baik dalam keluarga atau lingkungan

    yang lebih luas (masyarakat$ selain aktor genetik.

    -egaangi (%&&&$ menjelaskan baha ada tiga elemen utama dalam

    struktur internal keluarga, yaitu %$ 1tatus sosial, dimana dalam keluarga nuklir 

    distrukturkan oleh tiga struktur utama, yaitu bapaksuami, ibuistri dan anak

    anak. 1ehingga keberadaan status sosial menjadi penting karena dapat

    memberikan identitas kepada indi+idu serta memberikan rasa memiliki, karena ia

    merupakan bagian dari sistem tersebut, !$ Peran sosial, yang menggambarkan

     peran dari masingmasing indi+idu atau kelompok menurut status sosialnya dan

    :$ orma sosial, yaitu standar tingkah laku berupa sebuah peraturan yang

    menggambarkan sebaiknya seseorang bertingkah laku dalam kehidupan sosial.

    B. Fungsi Keluarga

    1uprihatin (?ahini, !""@$ menyatakan baha ungsi keluarga adalah

     bertanggung jaab dalam menjaga dan menumbuh kembangkan anggota

    anggotanya. Pemenuhan kebutuhan para anggota sangat penting, agar mereka

    dapat mempertahankan kehidupannya, yang berupa=

    %. Pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, papan dan kesehatan untuk 

     pengembangan isik dan sosial,

    !. 2ebutuhan akan pendidikan ormal, inormal dan nonormal dalam

    rangka mengembangakan intelektual, sosial, mental, emosional dan spritual.

    7

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    7/28

    1atoto (?ahini, !""@$ mengemukakan baha apabila kebutuhan dasar 

    anggota keluarga dapat dipenuhi, maka kesempatan untuk berkembang lebih

    luas lagi dapat diujudkan, yang akan memberikan kesempatan indi+idu maupun

    keluarga mampu merealisasikan diri lebih luas lagi dalam berbagai aspek 

    kehidupan mereka, misal aspek budaya, intelektual dan aspek sosial. *dapun

    kebutuhan manusia tersebut terbagi ke dalam=

    %. 2ebutuhan makan, minum dan seks.

    !. 2ebutuhan akan rasa aman,

    :. 2ebutuhan kasih sayang,

    #. 2ebutuhan akan penghargaan

    @. 2ebutuhan untuk mengembangkan kemampuan potensi diri sendiri

    dan aktualisasi diri.

    Bila ditinjau berdasarkan Peraturan Pemerintah RI no !% tahun %&

    mengenai penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera, telah dirumuskan

    delapan ungsi keluarga sebagai jembatan menuju terbentuknya sumberdaya

     pembangunan yang handal dengan ketahanan keluarga yang kuat dan mandiri,

    yaitu=

    % /ungsi 2eagamaan

    Dalam keluarga dan anggotanya ungsi ini perlu didorong dan

    dikembangkan agar kehidupan keluarga sebagai ahana persemaian nilainilai

    luhur budaya bangsa untuk menjadi insan agamis yang penuh iman dan taka

    kepada Tuhan Eang -aha Fsa.

    ! /ungsi 1osial Budaya

    /ungsi ini memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh

    anggotanya untuk mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang beraneka

    ragam dalam satu kesatuan, sehingga dalam hal ini diharapkan ayah dan ibu

    untuk dapat mengajarkan dan meneruskan tradisi, kebudayaan dan sistem nilai

    moral kepada anaknya.

    : /ungsi Ginta kasih

    '

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    8/28

    Hal ini berguna untuk memberikan landasan yang kokoh terhadap

    hubungan anak dengan anak, suami dengan istri, orang tua dengan anaknya

    serta hubungan kekerabatan antar generasi, sehingga keluarga menjadi adah

    utama bersemainya kehidupan yang penuh )inta kasih lahir dan batin. Ginta

    menjadi pengarah dari perbuatanperbuatan dan sikapsikap yang bijaksana.

    # /ungsi -elindungi

    /ungsi ini dimaksudkan untuk menambahkan rasa aman dan kehangatan

     pada setiap anggota keluarga.

    @ /ungsi Reproduksi

    /ungsi yang merupakan mekanisme untuk melanjutkan keturunan yang

    diren)anakan dapat menunjang ter)iptanya kesejahteraan manusia di dunia

    yang penuh iman dan taka.

    7 /ungsi 1osialisasi dan Pendidikan

    /ungsi yang memberikan peran kepada keluarga untuk mendidik 

    keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam kehidupannya di

    masa yang akan datang.

    ' /ungsi Fkonomi

    /ungsi keluarga sebagai unsur pendukung kemandirian dan ketahanan

    keluarga.

    ; /ungsi Pembinaan ingkungan

    -emberikan kepada setiap keluarga kemampuan menempatkan diri se)ara

    serasi, selaras, seimbang sesuai dengan daya dukung alam dan lingkungan

    yang berubah se)ara dinamis.

    C. Pengertian Teleisi

    Tele+isi merupakan media komunikasi, entah sebagai benda material maupun

    sebagai tontonan (Spectacle$. 1ebagai benda material, tele+isi merupakan

    komoditas atau objek konsumsi3 sebagai tontonan, tele+isi adalah gugusan

    gugusan ikon dan simbol, )itra)itra audio+isual yang bermakna. 6ulukan tele+isi

    ;

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    9/28

    ada beberapa ma)am yakni = alat elektronik, jendela dunia (indo o the orld$,

    dan kotak dungu (Stupid box$ serta kotak ajaib ( Miracle box$ (Budiman, !""!$.

    Budiasih (!""@$ mengemukakan baha tele+isi memang memiliki kelebihan yang

    tidak dapat dipungkiri , tele+isi adalah benda yang unik. Ia menyatukan kelebihan

    koran dan radio, bisa dilihat dan didengar. Di Tele+isi, semua sajian menjadi

    nyata dan hidup. Tidaklah mengherankan jika pengaruhnya sangat dahsyat.

    Pada Dasaarsa %&:"an tele+isi mulanya hanya berbentuk layar ke)il sekitar 

    empat in)i dan mengharuskan orang yang mun)ul di layar memakai baju

    men)olok agar menghasilkan gambar yang kontras. Pada %&:!, stasiun tele+isi

     per)obaan dibuat di *merika, tapi baru empat tahun kemudian, stasiun ini

    memulai siaran. 1ebelum Perang Dunia II, sejumlah orang di e Eork telah

    memiliki tele+isi penerima. 1ayangnya, permulaan yang ajaib ini harus terlambat

    karena 6epang menyerang Pearl Harbour pada tahun %%. Perhatian orang lebih

    tertuju pada pertahanan egara (Budiasih, !""@$ Pada tahun %@, ketika

    Indonesia merdeka, di *merika adalah masa transisi sesudah perang. 1aat itu

    dibuat kembali siaran untuk masyarakat umum.. Pada masa itu ternyata stasiun

    tele+isi )epat diterima masyarakat sebagaimana mereka )epat membangun puing

     puing perang . Tele+isi dengan ukuran layar sekitar satu halaman olio disebut

    ukuran big screen dengan harga setengah harga dari mobil baru. Itulah sebabnya,

    tele+isi juga menjadi simbol status. Hanya orang elitlah yang memiliki. Pada

    %&@"an, tele+isi telah meluas diseluruh *merika sehingga masyarakat aktu itu

    disebut generasi tele+isi. 1epuluh tahun kemudian, sembilan puluh persen arga

    *merika telah memiliki tele+isi. Ratarata mereka menontonnya selama lima jam

    hari (Budiasih, !""@$.

    Di indonesia, tele+isi menjadi keajaiban yang nyata. ketika pada %&7! lahir 

    Tele+isi Republik Indonesia (TVRI$. Barulah di akhir %&;"an, mun)ul stasiun

    teler+isi sasta. Hingga %&&; (1ebelum krisis moneter$ delapan puluh persen

    masyarakat Indonesia sudah menonton tele+isi. 1ejak dikeluarkannya 12 -enteri

    Penerangan o.%%% Thn. %&&", industri dan bisnis berubah menjadi demikian

    &

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    10/28

    maraknya. *alnya adalah tahun %&;'%&;; ketika RGTI diiinkan siaran untuk 

     pertama kalinya dengan menggunakan dekoder (decoder $, yang kemudian diikuti

    oleh 1GTV (%&;&$, TPI (%&&%$, *te+e (%&&:$, dan Indosiar (%&$ (1iregar,

    !""%$.

    D. Bentuk!bentuk Bias "ender dalam Ta#angan Teleisi

    Perkembangan media TV telah banyak menimbulkan berbagai kontro+ersi dan

    disamping itu pula dukungan yang tak henti A hentinya dari para pemirsanya yang

    setia. -edia TV berkembang dengan menampilkan programprogram a)ara yang

    menarik diantaranya ilm dan sinetron. /ilm dan sinetron memang memiliki dua

    dimensi. Di satu sisi, ia merupakan produk budaya suatu masyarakat, artinya ilm

    dan sinetron dianggap sebagai releksi dari budaya yang berlaku dalam

    masyarakat. Di sisi lain, ilm dan sinetron merupakan produk industri yang

    menekankan pada keuntungan yang sebesarbesarnya. *dapun beberapa bentuk 

     bias gender pada tayangan tele+ises yaitu sebagai berikut=

    %. 1tereotipe gender dalam sinetron

    Haniah (!""7$ mendeinisikan stereotipe sebagai suatu pelabelan negati 

    yang diberikan masyarakat kepada jenis kelamin tertentu, umumnya terhadap

     perempuan. 1ebagai )ontoh, masyarakat menganggap lakilaki itu rasional,

    kuat, akti, pasi, dsb. 1ebaliknya, perempuan itu emosional, penakut, pasi,

    dsb. 1tereotipe itu kemudian menjadi dasar untuk membedakan peran antara

    lakilaki dan perempuan. -isalnya, perempuan dianggap tidak pantas menjadi

     pemimpin karena dalam mengambil keputusan lebih mengandalkan perasaan

    daripada rasio. De Vito (Badri, !""7$ menyatakan baha setiap indi+idu

    mempunyai stereotipe atitudinal yaitu tentang kelompok bangsa, kelompok 

    agama, kelompok ras, atau barangkali tentang kaum penjahat, kaum tuna

    susila, guru, atau tukang pipa. 6ika indi+idu memiliki kesan melekat ini,

    indi+idu seringkali, bila berjumpa dengan salah seorang anggota kelompok 

    tadi, melihat orang itu terutama sebagai anggota kelompok tersebut. 1ebagai

    %"

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    11/28

     permulaan, ini mungkin memberikan orientasi yang membantu. Tetapi, ini

    dapat menimbulkan masalah bila indi+idu kemudian menganggap semua

    karakteristik yang melekat pada kelompok itu berlaku juga untuk orang itu

    tanpa menyadari baha setiap orang adalah pribadi yang khas. 1tereotipe

    negati sangat terlihat dalam perilman di Indonesia. 2arena kebanyakan

    tayangan tersebut merupakan pengabdian atau reproduksi dari penstereotipan

    kaum pria terhadap peran tradisional kaum anita. Pria dan anita

    digambarkan sebagai sesuatu yang mempunyai kegiatan yang berbeda dan

    memutuskan halhal yang berbeda pula. ?anita digambarkan sebagai manusia

    yang selalu peduli dengan rumah tangga dan penampilan isik mereka,

    sementara kepedulian pria adalah pekerjaan, bisnis, dan sebagainya. Bahkan

    dalam beberapa sinema perempuan juga digambarkan sebagai sosok yang

     jahat, bengis dan jauh dari kelembutan. Badri (!""7$ mengemukakan baha

     belakangan ini mun)ul stereotipe anita dalam sinetron sebagai mahluk yang

     judes dan sadis terutama pada tayangantayangan yang menunjukkan

    hedonisme. 1tereotipe tersebut dapat di lihat dalam hampir semua sinetron

    yang mempunyai jam tayang utama. -ulai seorang ibu yang jahat terhadap

    anaknya hingga remaja perempuan yang egois, judes dan li)ik. Bahkan peran

     pembantu perempuan yang dulunya banyak digambarkan sebagai perempuan

     penurut terhadap majikan, kini banyak digambarkan sebagai perempuan yang

    li)ik, jahat, bersekongkol dengan majikan untuk menyakiti perempuan lain.

    -enurut Badri (!""7$ bentuk komunikasi +erbal dan non+erbal yang

    dihadirkan sinetron semakin mempertegas stereotipe ini., Dalam berbagai

    sinetron, )erita)erita disajikan dalam kerangka besar yang sama3 tentang

    )inta dan persoalan keluarga, dengan plot yang berlikuliku. Para tokoh dalam

    sinetron dianggap meakili impian kaum perempuan terutama para ibu rumah

    tangga karena mereka selalu ditampilkan dalam keadaan )antik, dengan

     busana yang indahindah, dalam rumahrumah yang megah. *rtinya,

    ketertarikan terhadap sinetron disebabkan karena konstruksikonstruksi atas

    %%

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    12/28

    )itra perempuan yang ditampilkan, yaitu )antik, kaya dan hidup bahagia. Dari

    melodrama ini para penonton belajar baha ke)antikan eminin bukanlah

    sesuatu yang melekat sejak lahir, melainkan bisa diraih. Pada akhirnya,

    dengan konstruksi yang di)iptakan tersebut, perempuan justru menemukan

    ruang untuk melihat eminitas sebagai sebentuk identitas yang terus berubah

    (shiting identity$, bisa dilekatkan dan dilepaskan kapan saja mereka

    menginginkannya. Perempuan, melalui penampilan meah sinetron juga

    mendapatkan kesempatan untuk merasakan akti+itas dan kompetensi

    konsumsi yang eksklusi.

    2emudian Badri (!""7$ menambahkan baha pada beberapa kasus,

    terlihat ke)enderungan baha ada eek sinetron yang ditampilkan se)ara

     berlebihan untuk lebih bisa meman)ing emosi para penonton (misalnya

    adegan sadis dan kejam yang dilakukan oleh ibu mertua kepada menantu

     perempuannya$. *deganadegan ini ditampilkan dengan asumsi baha

     perempuanJyang dilekatkan dengan stereotip emosionalJsuka dengan

    adeganadegan yang melankolis.

    Tema seksualitas perempuan menurut Badri (!""7$ juga bukan hal baru di

    dalam dunia ilm. 2isah pela)uran dan perdagangan perempuan sebenarnya

    sudah mun)ul dalam perilman Indonesia sejak beberapa dekade lalu. amun

    kini hal itu justru menjadi suatu ikon satu paket dengan berbagai siat buruk 

     perempuan yang mun)ul di layar ka)a. Pilihan seksualitas telah lama menjadi

    kajian para pemikir karena seksualitas berhubungan dengan identitas indi+idu

    dan bagaimana masyarakat menerima anggotanya. -asyarakat )enderung

    menundukkan anggotanya agar patuh pada normanorma yang terbentuk di

    masyarakat melalui sanksi sosial yang berhubungan dengan suatu tindakan

    anggota masyarakat yang dipandang menyimpang dari yang umum.

    1eksualitas remaja perempuan sebagai akibat dari konstruksi budaya modern

    telah memun)ulkan beragam pandangan, terutama terhadap remaja

     perempuan ibu kota. Tapi dalam beberapa sinetron, hal ini sepertinya

    %!

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    13/28

    merupakan sesuatu yang lumrah. agilagi kebanyakan perempuan tetap

    menjadi korban, sebagai pihak yang hamil, dan kemudian menerima berbagai

    konsekuensi dari konstruksi sosial yang dibangun berdasarkan liberalisme

    kehidupan maka kini.

    Dalam kajian budaya, seks dan gender dilihat sebagai konstruksi

    konstruksi sosial yang se)ara intrinsik terimplikasi dalam persoalanpersoalan

    representasi. 1eks dan gender lebih merupakan persoalan kultural ketimbang

    alam. -eski ada juga pemikiran eminis yang menekankan pada perbedaan

    esensial antara lakilaki dan perempuan, kajian budaya )enderung

    mengeksplorasi gagasan tentang karakter identitas seksual yang spesiik 

    se)ara historis, tidak stabil, plastis dan bisa berubah. Tapi bukan berarti kita

     bisa dengan gampang membuang identitas seksual kita dan menggantinya

    dengan yang lain, karena meskipun seks adalah suatu konstruksi sosial, ia

    adalah konstruksi sosial yang mengkonstitusi kita melalui tekanantekanan

    kekuasaan dan identiikasiidentiikasi dalam psikis kita. Dengan kata lain,

    konstruksi sosial adalah sesuatu yang diregulasi dan memiliki konsekuensi

    (.kun)i.or,id, !""@$.

    Tayangan tele+isi pada jam malam, maka akan terlihat sekali betapa

    eksploitasi tubuh perempuan masih menjadi komoditas penting dalam

     perilman kita. amun belakangan ini dikemas dalam bentuk komedi sebagai

    kedok atas seksualitas yang ditonjolkan. -elihat tayangantayangan tersebut

    sebenarnya penonton tidak diajak untuk tertaa, melainkan bagaimana

    menikmati tubuh perempuanperempuan yang menjadi pemeran dalam

    sinetron tersebut. *lihalih ingin membuat penonton tertaa, tetapi justru

    membuat jantung penonton (lakilaki$ mungkin berdebardebar menyaksikan

    komersialisasi tubuh dalam tayangan tersebut. Belakangan ini seiring dengan

    membludaknya sinetronsinetron mistik di tele+isi, lagilagi perempuan

    menjadi ikon negati dalam tayangan mistik. -aka mun)ullah stereotipe

     baha kebanyakan mahlukmahluk halus jahat seperti jin dan setan

    %:

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    14/28

    kebanyakan berjenis kelamin perempuan. -itos yi Roro 2idul dan yi

    Blorong sebagai sosok 8perempuan9 dari alam gaib yang sudah terpatri di

     benak masyarakat Indonesia (6aa$ sejak berabadabad silam sepertinya

    mendasari mun)ulnya siluman perempuan baru belakangan ini. -aka

    mun)ullah stereotipe baha perempuan selain judes, jahat, )ereet, li)ik,

    ngeseks, bukabukakan, juga sebagai makhluk yang gila pujaan. Di sini

     pujaan digambarkan se)ara lebih ekstrem dalam tayangan mistik, karena lebih

    kepada pujaan berupa materi atau persembahan.

    Ini adalah realitas, dan sudah menjadi sebuah stereotipe di kalangan

     penggemar sinetron. 1tereotipe perempuan yang jelas (yang dibuat lakilaki$

    menjadikan tayangan perempuan dalam sinetron yang ditampilkan sekarang

    inipun bisa dikatakan belum mendidik masyarakat dan belum bisa menjadi

    tuntunan. Pasalnya, perempuan dalam sinetron masih menjadi objek dan laki

    lakilah yang kemudian mengkonstruksinya menjadi stereotype

    !. Diskriminasi Kender dalam 1inetron

    *ripurnami (Badri, !""7$ memaparkan baha dari kajian yang pernah

    ada tentang ilmilm yang diproduksi pada masa sebelum tahun %&'"an

    tampaknya peran perempuan digambarkan hanya sebagai pelengkap dalam

    keseluruhan )erita. 2alaupun peran perempuan menjadi peran utama, peran

    itu berkaitan dengan pandangan baha posisi perempuan ada di lingkup

    domestik, sebagai ibu, istri, kekasih atau anak perempuan yang penurut.

    1ebaliknya, pada lakilaki peran yang ditampilkan selalu berkaitan dengan

    akti+itas di lingkup publik, pengambil dan penghasil keputusan yang masuk 

    akal. 2elas sosial menyebabkan perbedaan masalah dan strategi perempuan

    menghadapi hidup. -eskipun perempuan kelas menengah juga mengalami

    subordinasi dari lakilaki pada kelas sosial yang sama, perempuan kelas sosial

    yang lebih baah bisa mengalami subordinasi dari perempuan kelas sosial

    yang lebih tinggi dan lakilaki dari kelas sosial yang sama dengan dia. Gontoh

     paling dekat adalah para pekerja rumah tangga.

    %#

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    15/28

    Badri (!""7$ berpendapat meskipun hampir setiap sinetron menyatakan

     baha kisah yang disajikan hanyalah iksi belaka. Tapi tak terlalu sulit

    kiranya bagi penonton untuk melihat baha konlik yang diangkat dalam

    )erita tersebut, disadari atau tidak, banyak bersumber pada berbagai peristia

    konkrit dalam kehidupan seharihari. 1eperti, per)eraian, pele)ehan seksual,

     jatuh )inta, hingga pembunuhan, manipulasi dan korupsi, ketidakadilan dalam

    sistem hukum, penindasan kelas buruh dan sebagainya.

    Dipandang dari sisi lain menurut Badri (!""7$ persoalanpersoalan konkrit

    di masyarakat memang tetap menyelinap dalam jalinan )erita)erita sinetron.

    Tak perduli dengan tujuan sang penulis skenario, misalnya, yang se)ara sadar 

    hendak men)iptakan karya iksi. amun sinetron bukan sematamata )ermin

    dari persoalan tersebut. 1inetron bukan pula merupakan realitas kedua setelah

    apa yang disebut dengan realitas pertama, yakni peristia di masyarakat itu

    sendiri, berlangsung. 1ebaliknya, persinggungan jalinan kisah sinetron dengan

     peristia konkrit kehidupan seharihari, membuka jalan yang lebih lebar bagi

    sosialisasi nilainilai dominan. -enjadi jelaslah baha sinetron bukan bagian

    dari realitas masyarakat itu sendiri. Eakni ketika kita sadari baha langsung

    atau tidak langsung, sinetron telah ikut membentuk pola pikir masyarakat.

    Berbagai )itra ideal tentang sosok perempuan A bertanggung jaab dalam

    urusan domestik, pengutamaan siat keibuan, taakal dan pasrah pada

    keadaan, hingga mengakui keunggulan lakilaki sebagai kodrat A seperti

    diusung oleh alur )erita sinetron tersebut, merupakan turunan dari nilainilai

     patriarki yang mau mengatakan baha pada dasarnya dunia ini adalah milik 

    lakilaki. alu kenapa perempuan kabanyakan menjadi tokoh utama dalam

    sinetron Indonesia< 2esan selintas disebutkan baha peminat terbanyak 

    sinetron Indonesia adalah perempuan. ?alaupun kisah dalam sinetron adalah

    rekaan atau ikti, namun hal itu men)erminkan serpihanserpihan gambaran

    sebuah realitas hidup. >ntuk memperoleh )itra utuh sebuah realitas, maka

    tugas penonton untuk menyatukan serpihan tersebut. Persoalannya, tidak 

    %@

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    16/28

    semua penonton mempunyai bakat khusus menyatukan berbagai serpihan tadi.

    -enurut Badri (!""7$ sejumlah sinetron kerap menampilkan perempuan

    sebagai sosok yang bermakna negati. Dari kebanyakan sinetron, perempuan

    memang tampil sebagai proil yang buruk= perempuan penggoda, istri yang

    merangsang suaminya untuk korupsi, remaja puteri yang menjadi perek 

    (perempuan eksperimen$ karena broken home, mertua nyinyir yang membuat

    menantunya menderita, ibu kandung )ereet yang membuat anaknya menjadi

     beradalan di luar rumah, dan seterusnya. Tetapi itulah kenyataan sinetron kita

    dalam menggambarkan perempuan, selalu saja terluntalunta, tidak berdaya

    dan dipermainkan nasib. 1eolah perempuan Indonesia ini begitu bodoh, tidak 

    mampu berbuat apapun dan kemudian 4diperparah5 dengan haus harta (yang

    digambarkan dengan perebutan$. Itulah gambaran buram perempuan dalam

    sinetron, termasuk yang bernuansa relijius sekalipun. 2arena perempuan

    selalu digambarkan stereotipe dan dalam nuansa ekstrim baik kanan (untuk 

    menggambarkan perempuan hebat namun kebablasan dalam bersikap baik 

    kepada lakilaki ataupun pada perempuan$ atau kiri (perempuan yang bodoh,

    nai dan sangat tidak berdaya$.

    :. 2etimpangan Kender dalam 1inetron

    1uhendar (!""#$ berpendapat baha dalam keseharian, seringkali gender 

    dan seks dimaknai oleh sebagian orang sebagai hal yang sama. Padahal,

    sesungguhnya keduanya adalah hal yang berbeda. Kender lebih menga)u pada

    identitas kultural yang melekat pada satu jenis kelamin tertentu. 1edangkan

    seks lebih menga)u pada identitas jenis kelamin se)ara biologis -enurut

    1uhendar (!""#$ orang yang berjenis kelamin, se)ara biologis memiliki

    konsekuensi kodrati. Gontohnya, orang disebut perempuan karena akan

    memikul konsekuensi kodrati dari jenis kelamin yang disandangnya. 1eorang

     perempuan mau tidak mau akan menjalankan ungsiungsi seks yang tidak 

    dijalankan oleh lakilaki, seperti melahirkan, menyusui, dan berbagai akti+itas

    %7

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    17/28

    keperempuanannya yang bersiat alamiah. Perbedaan jenis kelamin se)ara

     biologis seringkali membuat salah satu pihak diperlakukan tidak adil dalam

    ruang sosial. Perempuan dengan berbagai aspekaspek kodratinya selalu

    diposisikan dalam ruang pri+at atau ranah domestik. 1edangkan lelaki

    diposisikan dalam ruang publik.

    Program tele+isi yang turut menghadirkan ketimpangan antara lakilaki

    dan perempuan terlihat sekali dalam produk sinema sinetron. 1ebuah

     penelitian sederhana dengan )ara mengamati produk sinetron yang diproduksi

     produ)tion house ternama pada tahun !""" men)atat sekitar ;@ persen

    memojokkan perempuan. Dalam kebanyakan sinetron lebih banyak memberi

    gambaran perempuan yang hanya berkutat di dapur, kasur, dan ruang

    keluarga. *kti+itas, karir, dan prestasi perempuan hanya ada di aal )erita A 

    itu pun kalau ada A selebihnya perempuan berkutat dengan berbagai kesedihan

    hidup yang akhirnya jatuh kepangkuan lakilaki yang diposisikan sebagai

    4dea penyelamat5. Ini jelas tidak adil. Harus ada keberanian dari para sineas

    dan pengelola tele+isi untuk membalikkan ketidakadilan tersebut. 2endati

    orang tahu baha sinetron bukan realitas masyarakat Indonesia seharihari.

     amun sinetron adalah realitas jia dan khayalan masyarakat Indonesia

    umumnya yang suka bermimpi untuk melarikan diri dari penderitaan dan

    kemiskinan (kerjabudaya, !"":$.

    Bias gender menurut Badri (!""7$ justru kerap kali hadir di sejumlah

    tayangan TV. Dalam tayangan sinetron, umumnya kehidupan perempuan

    LdipotretL hanya sebatas pada peranperan domestik (rumah tangga$ atau

    indi+idu yang tidak lebih pintar dari lakilaki, yang posisinya hanya menjadi

     pelayan lakilaki, serta berbagai stereotip yang mengarahkan baha

     perempuan adalah jenis kelamin yang tidak ualiide untuk masuk dalam

    ruang publik. 1inetronsinetron yang ada jarang yang menampilkan

     perempuan sebagai sosok pengambil keputusan dalam berbagai kebijakan

     publik, perempuan masih dianggap sebagai peran pembantu dalam kehidupan

    %'

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    18/28

     publik. -isalnya, dalam sebuah sinetron seorang perempuan seringkali

    ditampilkan sebagai sekretaris dan jarang yang ditampilkan sebagai direktris

    atau pemimpin sebuah lembaga publik.

    *ripurnami (Badri, !""7$ menyatakan baha persolan seperti ini adalah

    seolaholah pandangan mengenai perempuan hanya satu dan itu dibayangkan

     berlaku tunggal. 1ementara dalam kenyataan seharihari kita bisa lihat baha

    gambaran tentang perempuan amat beragam dan terkait dalam lingkup yang

    lebih luas. Dalam kenyataanya, sering ditemui perempuan yang terlibat dalam

     pasar kerja, sebaliknya kita juga dapat melihat baha lakilaki tidak hanya

    melakukan pekerjaan di lingkup publik.

    %;

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    19/28

    Bab III

    Met$de Penulisan

    A. %enis Tulisan

    Tulisan ini bersiat kajian pustaka (library research$. Data yang diperoleh

    disajikan se)ara deskripti sehingga menunjukan suatu kajian ilmiah yang dapat

    dikembangkan dan diterapkan lebih lanjut.

    B. &b#ek Tulisan

    0bjek dalam penulisan karya ilmiah ini adalah peranan keluarga dalam

    mengatasi inormasi yang bias gender pada tayangan tele+isi. Hal ini menyangkut

     peranan keluarga dalam mensosialisasikan kesetaraan gender dalam keluarga

    sekaligus mengatasi inormasi yang bias gender pada tele+isi yang diterima oleh

    anggota keluarga khususnya anak dan remaja.

    C. Pungum'ulan Data

    Datadata yang dipaparkan dalam tulisan ini diperoleh dari literatur yang

    rele+an. Pengambilan data dilakukan dengan )ara mengumpulkan literatur 

    sebanyakbanyaknya dan disadur bagianbagian yang rele+an dengan topik yang

    sedang dibahas.

    D. Pr$sedur

    >ntuk memepermudah pemahaman terhadap masalah yang dikaji, maka

    dalam tulisan ini dibagi menjadi dua sub pokok bahasan, yaitu

    %. Peranan keluarga dalam proses sosialisasi kesetaran gender 

    !. Peranan keluarga dalam mengatasi inormasi bias gender pada tayangan

    tele+isi.

    %&

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    20/28

    Bab I(

    Pembahasan

    A. Peranan Keluarga dalam Pr$ses )$sialisasi Kesetaran "ender

    Pembedaan antara pria dan anita tampak jelas dimulai dari keluarga. Pada

    lingkungan keluarga inilah yang merupakan tempat sosialisasi pertama dan

     pembentukan pola pikir seorang pria dan anita dalam mengenali perannya

    masingmasing. 1ebagaimana telah dijelaskan pada halaman sebelumnya, baha

    menurut -egaangi (%&&&$ ada tiga elemen struktur internal keluarga, yang

    salah satunya menga)u pada ungsi sosial. Dalam hal ini, digambarkan oleh

     peran dari masingmasing indi+idu atau kelompok berdasar status sosial dalam

    suatu sistem sosial (misal anak, ayah dan ibu$. *rtinya, setiap status sosial

    tertentu harapannya dalam interaksi dengan indi+idukelompok akan ada ungsi

    dan peran, yang didasarkan bukan pada )iri pribadi indi+idu melainkan karena

    status sosial yang dipegangnya. 1emisal saja, anak mempunyai keajiban untuk 

    menghormati dan patuh pada orangtua dan sebaliknya orangtua berkeajiban

     juga memberikan )inta, perhatian dan kasih sayang pada anaknya. Hal ini

    sejalan dengan apa yang ditulis Parson M Bales (-egaangi, %&&&$, baha

    orangtua mempunyai dua peran, yaitu %$ Instrumental, yang dilakukan oleh

     bapaksuami dan !$ peran emosionalekspresi, yang biasanya disandang oleh

    seorang ibuistri. 2edua peran tersebut dijalankan oleh keluarga yang juga

    merupakan intsitusi dasar (undamental unit o so)iety$ dalam rangka

    membentuk indi+idu bertanggung jaab, mandiri, kreati dan hormat melalui

     proses sosialisasi terus menerus kepada anakanaknya.

    1edang bila dilihat menurut ungsinya, keluarga salah satunya berperan

    dalam melaksanakan proses sosialisasi. Canden (?ahini, !""@$ menyatakan

     baha ungsi keluarga adalah sebagai ahana terjadinya sosialisasi antara

    indi+idu dengan arga yang lebih besar. 1ama halnya dengan yang tertuang

    !"

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    21/28

    dalam Peraturan Pemerintah RI no.!% tahun %& tentang penyelenggaraan

     pembangunan keluarga sejahtera, salah satu ungsi dari delapan yang ada adalah

    sosialisasi dan pendidikan, yaitu ungsi yang memberikan peran kepada keluarga

    untuk mendidik keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam

    kehidupannya dimasa yang akan datang.

    Gara yang dapat dilakukan keluarga dalam proses sosialisasi adalah sebagai

     berikut= Pertama, pengkondisianpelaiman. 2arena kita tahu dan tidak dapat

    disangkal lagi baha anak ialah manusia yang pasi sepenuhnya dalam

    sosialisasi, sehingga halhal yang berkaitan dengan sebagian besar sikap dan

    tingkah lakunya dilakukan sebenarnya melalui proses ini, yang di)iptakan oleh

    orangtua atau anggota keluarga lain yang telah deasa dengan pemberian

    mekanisme hukuman atau imbalan dalam hal ini setiap perilaku yang mengarah

    kepada peran gender tertentu misalnya bermain dengan boneka atau senjata

    mainan tidak memerlukan hukuman melainkan imbalan dan itu dilakukan dengan

    adil atau dtidak memihak pada salah satu permainan yang melambangkan peran

    gender tertentu, hukuman pun dapt diberikan tapi bukan karena anak mengarah

     pada satu peran jenis kelamin tertentu tetapi dihukum jika melakukan hal yang

    salah misalnya jika anak men)uri dan sebagainya.

    2edua, pemodelan (pengimitasian dan pengindentiikasian$. Gara imitasi

     biasanya berlangsung dalam aktu singkat untuk sekedar meniru aspek luar dari

    tokohmodel yang diidealkannya. 1ebaliknya, jika anak menginginkan dirinya

    sama (identik$ dengan tokoh idolanya maka peniruan akan terjadi lebih

    mendalam karena tidak hanya peniruan tingkah laku tapi juga totalitas dari tokoh

    atau model tersebut (identiikasi$ sehingga di sini orangtua (keluarga$ perlu

    memberi )ontoh perilaku yang baik bagi anaknya. Peran kedua orang tua atau

    keluarga yang berbeda jenis kelamin sangat penting pada proses ini dikarenakan

     jangan sampai ada pihak jenis kelamin yang dominant dan penghargaan akan

     peran masingmasing jenis kelamin dalam anggota keluarga yang lebih tua juga

    harus ditunjukkan.

    !%

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    22/28

    Dan ketiga, internalisasi yaitu )ara yang mempersyaratkan anak (dengan

    sukarela$ untuk menyadari baha sesuatu hal, seperti norma, nilai dan tingkah

    laku memiliki makna tertentu yang berharga bagi dirinya atau bagi masyarakat

    kelak untuk dijadikan panutan, pedoman atau tindakan yang lama kelamaan hal

    tersebut akan menjadi bagian dari kepribadiannya, semisal anak di)ontohkan

    dengan perbuatanperbuatn yang dilarang agama atau yang tidak diharapkan

    masyarakat pada umumnya )ontohnya perilaku seks yang menyimpang dan lain

    lain.

    B. Peranan Keluarga dalam Mengatasi Inf$rmasi Bias "ender Pada Ta#angan

    Teleisi.

    *nak sebagai bagian anggota keluarga dalam pertumbuhan dan

     perkembangannya tidak akan terlepas dari lingkungan dimana dia diraatdiasuh

    atau aal diperolehnya pengalaman belajar bagi seorang anak. Dalam

    keluargalah kali pertama anak berinteraksi terutama dengan ibunya setelah anak 

    dilahirkan dan melalui kegiatan menyusui. Hubungan ini akan berkembang

    sesuai tahapan usia anak. Dari sinilah anak akan dan selalu berusaha untuk 

    menyesuaikan diri melalui pengalaman belajar agar diterima di lingkungan sosial

    dan menjadi pribadi yang dapat bermasyarakat3 dengan syarat punya kesempatan

    untuk berhubungan dengan orang lain (sosialisasi$, mampu berkomunikasi dan

     berbi)ara yang dapat diterima (dimengerti$ orang lain dan memiliki moti+asi

     belajar yang menyenangkan. >ntuk hal ini diperlukan suatu dukungan orang

    lain, karena pengalaman sosial dini kali pertama diperoleh di dalam rumah maka

    keluargalah yang paling tepat menentukan terjadinya proses sosialisasi pada

    anak.

    2arena keluarga berungsi untuk menjaga dan menumbuhkembangkan

    anggotanya, maka diperlukan orangtua yang bijaksana, sebab sikap orangtua

    akan mempengaruhi )ara mereka memperlakukan anak dan mempengaruhi

     perilaku anak. Pada dasarnya hubungannya orangtuaanak tergantung pada sikap

    !!

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    23/28

    orangtua, dimana hal ini juga diperoleh melalui pengalaman belajar sebelumnya

    dari orangtua mereka (Hurlo)k, %&';$.

    6ika dikaitkan dengan bagaimana mengatasi arus inormasi yang bias gender 

    yang berasal dari tele+isi maka ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu=

    %. Proses sosialisasi kesetaran gender yang konsisten.

    Proses sosialisasi kesetaraan gender dalam keluarga haruslah

     berlangsung dengan baik dan menjadi satu konsep yang konsisten serta

    telah menjadi bagian dari setiap anggota keluarga sehingga ketika inormasi

     bias gender yang mereka dapatkan dari tele+isi tidak mudah mengubah

     pemikiran mereka.

    !. Pelaksanaan ungsi keluarga dengan baik 

    Peraturan Pemerintah RI no !% tahun %& mengenai penyelenggaraan

     pembangunan keluarga sejahtera, telah dirumuskan delapan ungsi keluarga

    sebagai jembatan menuju terbentuknya sumberdaya pembangunan yang

    handal dengan ketahanan keluarga yang kuat dan mandiri, yaitu=

    a. /ungsi 2eagamaan

    Dalam keluarga dan anggotanya ungsi ini perlu didorong dan

    dikembangkan agar kehidupan keluarga sebagai ahana persemaian

    nilainilai luhur budaya bangsa untuk menjadi insan agamis yang penuh

    iman dan taka kepada Tuhan Eang -aha Fsa. /ungsi keagaamn juga

    memandang baha setiap orang sama dihadapan Tuhan, baik status

    maupun jenis keelamin, yang membedakan adalah keimanan seseorang.

     b. /ungsi 1osial Budaya

    /ungsi ini memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh

    anggotanya untuk mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang

     beraneka ragam dalam satu kesatuan, sehingga dalam hal ini diharapkan

    ayah dan ibu untuk dapat mengajarkan dan meneruskan tradisi,

    kebudayaan dan sistem nilai moral kepada anaknya. Hal tersebut juga

    !:

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    24/28

     berarti mengambil halhal positi mengenai peran gender dalam setiap

    kebudayaan dan meninggalkan yang kurang baik.

    ). /ungsi Ginta kasih

    Hal ini berguna untuk memberikan landasan yang kokoh terhadap

    hubungan anak dengan anak, suami dengan istri, orang tua dengan

    anaknya serta hubungan kekerabatan antar generasi, sehingga keluarga

    menjadi adah utama bersemainya kehidupan yang penuh )inta kasih

    lahir dan batin. Ginta menjadi pengarah dari perbuatanperbuatan dan

    sikapsikap yang bijaksana. Hal ini terujud dari sikap saling menghargai

     peran masingmasing.

    d /ungsi -elindungi

    /ungsi ini dimaksudkan untuk menambahkan rasa aman dan

    kehangatan pada setiap anggota keluarga dengan men)iptakan keadilan

    serta kenyamanan tidak hanya pada anggota keluarga jenis kelamin

    tertentu.

    e /ungsi Reproduksi

    /ungsi yang merupakan mekanisme untuk melanjutkan keturunan

    yang diren)anakan dapat menunjang ter)iptanya kesejahteraan manusia di

    dunia yang penuh iman dan taka. Hal tersebut juga berarti apapun jenis

    kelamin anak yang dikandung tetap diterima dengan penuh rasa syukur.

    /ungsi 1osialisasi dan Pendidikan

    /ungsi yang memberikan peran kepada keluarga untuk mendidik 

    keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam kehidupannya di

    masa yang akan datang. Hal ini juga berarti menanamkan peran masing

    masing tidak karena dominan atau tidak melainkan memperkenalkan peran

    masingmasing jenis kelamin dengan seimbang. 1erta memberikan

     pendampingan dan juga bimbingan bahkan pengontrolan ketika menonton

    tele+isi.

    !#

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    25/28

    g /ungsi Fkonomi

    /ungsi keluarga sebagai unsur pendukung kemandirian dan ketahanan

    keluarga. Hal ini juga berarti setiap anggota keluarga apaun jenis

    kelaminnya turut berperan dalam perekonomian keluarga.

    h /ungsi Pembinaan ingkungan

    -emberikan kepada setiap keluarga kemampuan menempatkan diri

    se)ara serasi, selaras, seimbang sesuai dengan daya dukung alam dan

    lingkungan yang berubah se)ara dinamis. Hal ini juga berarti memandang

     baha setiap jenis kelamin melaksanakan perannya sesuai dengan

     perannya tidak berdasarkan jenis kelamin tapi berdasarkan kompetensi.

    !@

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    26/28

    Bab (

    Penutu'

    A. Kesim'ulan

    2eluarga sebagai ahana utama dan pertama terjadinya sosialisasi pada anak.

    2arena pertama, anak kali pertama berinteraksi dengan ibunya (dan anggota

    keluarga lain$3 kedua pengalaman dini belajar anak (terutama sikap sosial$ aal

    mula diperoleh di dalam rumah dan ketiga, keluarga sesuai peran dan ungsinya

    diidentikan sebagai tempat pengasuhan yang didalamnya men)akup proses

    sosialisasi yang sekaligus bertanggung jaab untuk menumbuhkembangkan

    anggota keluarganya, dengan tidak boleh mengabaikan aktor nilai, norma dan

     juga tingkah laku yang diharapkan baik dalam lingkungan keluarga ataupun

    lingkungan yang lebih luas (masyarakat$. Dalam mengatasi arus inormasi yang

     bias gender yang berasal dari tele+isi maka ada dua hal yang harus dilakukan,

    yaitu=

    %. Proses sosialisasi kesetaran gender yang konsisten.

    Proses sosialisasi kesetaraan gender dalam keluarga haruslah

     berlangsung dengan baik dan menjadi satu konsep yang konsisten serta

    telah menjadi bagian dari setiap anggota keluarga sehingga ketika inormasi

     bias gender yang mereka dapatkan dari tele+isi tidak mudah mengubah

     pemikiran mereka.

    !. Pelaksanaan ungsi keluarga dengan baik 

    Delapan ungsi keluarga sebagai jembatan menuju terbentuknya

    sumberdaya pembangunan yang handal dengan ketahanan keluarga yang

    kuat dan mandiri, yaitu=

    a. /ungsi 2eagamaan

     b. /ungsi 1osial Budaya

    ). /ungsi Ginta kasih

    d. /ungsi -elindungi

    !7

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    27/28

  • 8/19/2019 Kti Gender Dan Televisi

    28/28

    Daftar Pustaka

    Badri, -. !""7. Perempuan dalam Sinetron: Stereotipe, Diskriminasi, dan

     Ketimpangan Gender . http=duniaesai.)omgendergender%%.htm. (online$

    diakses !" -ei !""'.

    Budiasih,2.!""@. Berani Nolak ! . Bandung = -ian.

    Budiman,2.!""!.Di depan Kotak "#aib : Menonoton $ Sebagai Praktik% Konsumsi&Eogayakarta = Kalang Press.

    Haniah, . !""7& Kamus'ender . http=situs.kesrepro.inogender+areerensi.htm.

    (online$ diakses !" -ei !""'.

     (apsari, ), *& +-& Menguak Seksisme dan Kekerasan Dalam )umah angga..parasindonesia.)omread.php