kti nur isma
TRANSCRIPT
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANANBAYI BARU LAHIR DENGAN HIPOTERMI RINGAN
DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI BERKAHKABUPATEN MUNA
TAHUN 2016
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikandi Akademi Kebidanan YKN Bau Bau
Oleh
NUR ISMAAK.130247
AKADEMI KEBIDANAN
YAYASAN KESEHATAN NASIONAL BAU BAU
2016
ii
HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANANBAYI BARU LAHIR DENGAN HIPOTERMI RINGAN
DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI BERKAHKABUPATEN MUNA
TAHUN 2016
Oleh :
NUR ISMAAK.130247
Karya Tulis Ilmiah ini diterima dan disetujui, untuk diuji dan dipertahankan
dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan
Yayasan Kesehatan Nasional BauBau
Pembimbing I Pembimbing II
Hj .Suprihatin,S.ST., M.Kes Muh. Hasim,SKM
Mengetahui,
Direktur AKBID Yayasan Kesehatan Nasional Bau Bau
Sapril, SKM., M.Sc
iii
HALAMAN PENGESAHAN
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
BARI BARU LAHIR DENGAN HIPOTERMI RINGAN
DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI BERKAH
KABUPATEN MUNA
TAHUN 2016
Oleh :
NUR ISMAAK.130247
Telah Dipertahankan di Hadapan tim Penguji pada :
Hari / Tanggal :
Waktu :
Tempat : Kampus AKBID YKN
Telah diperbaiki dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Pembimbing :
1. Hj.Suprihatin,S.ST., M.Kes (.................................)
2. Muh.Hasim, SKM (.................................)
Penguji
1. Harmin Toha, S.ST., M.Kes (................................)
Mengetahui,
Direktur AKBID Yayasan Kesehatan Nasional Bau Bau
Sapril, SKM, M.Sc
iv
BIODATA PENULIS
I. IDENTITAS DIRINama : NUR ISMA
Tempat Tanggal Lahir : RAHA,2 7 Mei 1994
Suku/Bangsa : Muna/Indonesia
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : Islam
Alamat : jln Lagasa
II. RIWAYAT PENDIDIKAN1. Lulus SD Negeri 23 Katobu : Tamat tahun 2007
2. Lulus SMP Negeri 1 Raha : Tamat tahun 2010
3. Lulus SMK Negeri 1 Raha : Tamat tahun 2013
4. Akademi Kebidanan YKN Bau Bau Kabupaten Buton tahun 2013
sampai sekarang.
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
karena atas limpahan rahmatnya berupa nikmat islam, iman, ilmu,
kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Karya Tulis Ilmmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan
Antenatal Pada ny “D” dengan Hiperemesis Gravidarum Di BPM Berkah
Kec.Duruka Tahun 2016”
Dalam penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis
menghadapi banyak kesulitan dan hambatan. Namun atas bantuan dari
berbagai pihak, akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan
baik. Pada kesempatan ini penulis tak lupa menyampaikan rasa hormat
dan terimakasih yang sedalam – dalamnya kepada :
1. Ibu Hj Suprihatin,S.ST., M.Kes Selaku pembimbing I dan Bapak Muh
Hasim,SKM Selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan
bimbingan sejak awal sampai dengan terselesaikannya penulisan
Karya Tulis ini
2. Ibu Harmin Toha, S.ST., M.Kes Selaku Penguji yang telah
memberikan masukan dalam penulisan Karya Tulis ini
vii
3. Bapak Direktur Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional
Bau Bau
4. Bapak Ketua yayasan Akademi kebidanan yayasan Kesehatan
Nasional Bau Bau
5. Pengelola Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional Bau
Bau
6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Akademi Kebidanan Yayasan
Kesehatan Nasional Bau Bau yang telah mengarahkan dan
memberikan ilmu pengetahuan selama berada dibangku kuliah
7. Kepada Ibu Sitti Haliza, S.ST yang telah memberi izin dan
rekomendasi untuk melakukan penelitian.
8. Teristimewa buat Papa dan Mama yang telah memberikan
pengorbanan baik materi maupun doa bagi peneliti sehingga
terselesainya penulis karya tulis ini
9. Kepada saudara dan kelurga yang selama ini telah memberi
semangat dan mendoakan selama kuliah.
10.Ucapan terimakasih kepada teman – teman seperjuangan Jayanti
sakti,Niken fikadila,gusmilawati,Cici Zalmiati.yang memberi semangat
dalam melakukan penelitian dan membantu selama kuliah serta
menyusun KTI saya. Serta suka duka kita lalui sama-sama .
11.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu selama penulis mengikuti prndidikan, penelitian
vii
sampai penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini hingga ujian akhir, semoga
Allah Yang Maha Esa membalaskan semua kebaikan tersebut.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak
luput dari keselahan. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat diharapkan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Harapan
dijadikan pedoman bagi generasi selanjutnya. Semoga Tuhan Yang Maha
Esa senantiasa melindungi dan menyertai dalam keseharian kita, Amin.
Raha, 04 September 2016
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................... i
Lembar Persetujuan........................................................................... ii
Lembar Pengesahan.......................................................................... iii
Riwayat Hidup.................................................................................... iv
Kata Pengantar.................................................................................. v
Daftar Isi............................................................................................. viii
Abstrak............................................................................................... ix
BAB I Pendahuluan...................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................. 1
B. Rumusan masalah………............................................ 3
C. Tujuan Studi kasus....................................................... 3
D. Manfaat Studi kasus..................................................... 4
BAB II Tinjauan Pustaka.............................................................. 7
A. Telaah Pustaka............................................................. 7
B. Konsep Manajemen Kebidanan.............................… 21
C. Pendokumentasian...................................................... 23
BAB III Metodologi....................................................................... 25
A. Studi Kasus........………………..................................... 25
B. Lokasi Dan Tempat..................................................... 25
C. Subyek studi kasus……………………………………. 25
D. Metode Studi Kasus…………….......………………… 25
E. Instrumen ..................……………………………….. 27
ix
BAB IV Hasil Studi kasus dan pembahasan............................... 28
A. Gambaran Umum Studi Kasus……………………… 28
B. Studi Kasus……………………………………………. 28
BAB V Penutup............................................................................. 52
A. Kesimpulan.................................................................. 52
B. Saran............................................................................ 53
Daftar Pustaka
x
ABSTRAK
NUR ISMA (AK.130247) “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir DenganHipotermi di BPM Berkah Kec. Duruka tanggal Tahun 2016”(dibawahbimbingan Ibu Suprihatin dan Bapak Muh Hasim)
(5 Bab,54 halaman,2 Tabel)Latar Belakang : Hipotermi merupakan salah satu penyebab morbilitasdan mortalitas pada neonatal,sekitar 7 persen bayi baru lahir meninggalkarena kasus tersebut(Riset Kesehatan Dasar,2007).Mandi merupakansalah satu paparan dingin yang justru dapt menyebabkan hipotermi.WHOsendiri bahkan menyarankan untuk memandikan bayi baru lahir cukupbulan dan sehat saat ia berusia lebih dari 6 jam (Suradi,2007).Tujuan Studi Kasus : Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan PadaBayi Baru Lahir pada Ny”S” dengan hipotermi ringan di bidan praktekmandiri kab.muna tahun 2016..Metode Studi Kasus : Menggunakan penelitian deskriptif.Hasil Penilitian : Dari hasil pengumpulan data dasar dan diagnosamasalah aktual di dapatkan bayi Ny “S” cukup bulan umur 1 hari dengnahipotermi ringan,dan masalah potensial hipotermi berat,rencana tindakandan pelaksanaan yang di lakukan sesuai dengan penanganan kasushipotermi ringan.Kesimpulan :dari pengkajian,interpretasi data,diagnosa potensial,perlunya tindakan segera atau kolaborasi,rencana tindakan pelaksanaansampai evaluasi tidak ada kesenjangan yang berarti dan semuapermasalahan teratasi.
Kata Kunci : Hipotermi,Bayi baru lahirSumber Pustaka : 19 (2007-2013)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipotermi adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh
untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin.
Hipotermi pada neonatorum merupakan kejadian umum di
seluruh dunia. Di Rumah Sakit Ethiopia, 67 persen bayi dengan
berat badan lahir rendah dan berisiko tinggi dari luar rumah sakit
yang dimasukkan dalam unit perawatan khusus adalah bayi yang
hipotermi. Sama halnya dengan India, angka kematian karena
hipotermi mencapai dua kali lipat angka kematian bayi yang
mengalami hipotermi. Ada bukti yang cukup untuk menyimpulkan
bahwa hipotermi paska kelahiran yang cepat sangat berbahaya
bagi bayi baru lahir karena dapat meningkatkan risiko kesakitan
dan kematian (Elfri, 2013).
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa
perilaku/kebiasaan yang merugikan seperti memandikan bayi
segera setelah lahir dengan teknik yang salah atau tidak segera
menyelimuti bayi setelah lahir, dapat meningkatkan risiko hipotermi
pada bayi baru lahir. Intervensi untuk menjaga bayi baru lahir tetap
hangat dapat menurunkan kematian neonatal sebanyak 18-42
persen (Wibowo, 2010). Hipotermi merupakan salah satu penyebab
morbiditas dan mortalitas pada neonatal, sekitar 7 persen bayi baru
2
lahir meninggal karena kasus tersebut (Riset Kesehatan Dasar,
2007). Mandi merupakan salah satu paparan dingin yang justru
dapat menyebabkan hipotermia. WHO sendiri bahkan
menyarankan untuk memandikan bayi baru lahir cukup bulan dan
sehat saat ia berusia lebih dari 6 jam (Suradi, 2007).
Salah satu asuhan pada bayi yang harus diperhatikan yaitu
cara memandikan bayi. Bayi baru lahir mudah stress karena
perubahan suhu lingkungan. Bidan harus meminimalkan kehilangan
panas pada bayi yang baru lahir agar tidak terjadi hipotermi (Kriebs,
2009). Dalam sebuah buku disebutkan bahwa memandikan bayi
dimulai dengan menyiram dan mengeramasi rambut bayi dengan
sampo. Kemudian menyiram dan mengeramasi tubuh, tangan dan
kaki sampai rata ( Nurlina S, 2009).
Sedangkan menurut sebuah penelitian disebutkan bahwa
seorang bayi baru lahir dapat kehilangan 30% panas tubuh melalui
kepala, sehingga harus menggunakan tutup kepala untuk
mencegah kehilangan panas (Kasih, 2012) yang artinya bahwa
berdasarkan Gerakan Save the Children tahun 2010 menyebutkan
bahwa cara memandikan bayi secara cepat, mulai dari bagian
tubuh, lengan, kaki, bagian kepala paling akhir dan bungkus bayi.
Agar bayi tidak cepat kehilangan panas tubuhnya.
Adapun penelitian yang menyebutkan bahwa neonatus yang
dimandikan dari kepala ke badan sebagian besar mengalami
3
perubahan suhu lebih dari 10C dengan rata-rata perubahan suhu
10C, sedangkan bila neonatus dimandikan dari badan ke kepala
hasilnya menyebutkan bahwa sebagian besar mengalami
perubahan suhu kurang dari 0,50C dengan rata-rata perubahan
suhu 0,60C (Mulyani dkk, 2012).
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong
tinggi, jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan ASEAN.
Berdasarkan Human Development Report 2010, AKB di Indonesia
mencapai 31/1000 kelahiran, angka terseubut 5,2 kali lebih tinggi
dibandingkan Malaysia dan 1,2 lebih tinggi dari Fhilipina. Karena
itu, masalah ini harus menjadi perhatian serius (Fatmawati, 2012).
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara mencatat
bahwa AKB pada tahun 2013 sebesar 172 per 1.000 kelahiran
hidup, kemudian menurun pada tahun 2014 menjadi 152 per 1.000
kelahiran hidup . Tingginya AKB ini, salah satunya disebabkan oleh
asfiksia (Dinkes Sulawesi Tenggara, 2014).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang
dapat diambil yaitu “Bagaimanakah Manajemen dan
pendokumentasian asuhan kebidanan bayi baru lahir pada Ny “ S “
dengan Hipotermi Ringan di BPM Berkah “.
4
C. Tujuan Asuhan
1. Tujuan Umum
Mampu Melaksanakan Manajemen dan Pendokumentasian
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Ny” S” Dengan
Hipotermi Ringan Di BPM Berkah.
2. Tujuan khusus
a) Mampu melaksanakan pengkajian dan analisa data Pada
Ny”S” dengan Hipotermi Ringan di BPM Berkah Kec. Duruka
Tahun 2016.
b) Mampu merumuskan diagnosa/masalah aktual Pada Ny”S”
dengan Hipotermi Ringan di BPM Berkah Kec. Duruka
Tahun 2016.
c) Mampu menentukan dan merumuskan diagnosa/masalah
potensial pada Ny”S” dengan Hipotermi Ringan di BPM
Berkah Kec. Duruka Tahun 2016.
d) Mampu melaksanakan identifikasi perlunya tindakan segera
pada Ny”S” dengan Hipotermi Ringan di BPM Berkah Kec.
Duruka Tahun 2016.
e) Mampu menentukan rencana tindakan asuhan kebidanan
Pada Ny”S” dengan Hipotermi Ringan di BPM Berkah Kec.
Duruka Tahun 2016.
5
f) Mampu melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada
Ny”S” dengan Hipotermi Ringan di BPM Berkah Kec. Duruka
tanggal Tahun 2016.
g) Mampu melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan pada
Ny”S” dengan Hipotermi Ringan di BPM Berkah Kec. Duruka
Tahun 2016.
h) Mampu melaksanakan pendokumentasian asuhan
kebidanan Pada Ny”S” dengan Hipotermi Ringan di BPM
Berkah Kec. Duruka Tahun 2016.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan masukan dalam bidang ilmu kesehatan
khususnya tentang bayi baru lahir dengan hipotermi ringan.
b. Sebagai bahan masukan bagi penulis lain untuk
mengembangkan studi kasus berikutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi
mahasiswa kebidanan dalam mengatasi masalah bayi baru lahir
khususnya masalah asfiksia ringan serta dapat digunakan
sebagai bahan bacaan diperpustakaan dan bahan untuk studi
kasus selanjutnya.
b. Bagi Lahan Praktek
6
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan acuan
informasi untuk meningkatkan asuhan manajemen
kebidanan yang diterapkan klien dalam mengatasi masalah
bayi baru lahir serta memberikan perawatan bayi baru lahir
dengan benar.
c. Bagi Penulis
Sebagai kontribusi pengetahuan dan pengalaman bagi
penulis dalam mengaplikasiakn ilmu yang telah diperoleh
selama mengikuti pendidikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Tinjauan Umum Bayi Baru Lahir Normal
a. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan
umur kehamilan 37-42 minggu dan berat badan bayi
2500-4000 gram (Departemen Kesehatan RI, 2005).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan
berat antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir
langsung menangis, tidak ada kelainan kongenital
yang berat.
b. Ciri-ciri bayi baru lahir normal, diantaranya sebagai
berikut :
Berat badan 2500-4000 gram
Panjang badan 48-52 cm
Lingkar dada 30-38 cm
Lingkar kepala 32-37 cm
Frekuensi jantung 120-160x/menit
Pernafasan 40-60x/menit
Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan
yang cukup
7
Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya
telah sempurna
Genetalia : perempuan labia mayora menutupi labia
minora, laki-laki testis sudah turun ke skrotum
Repleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan
baik
Repleks moro atau gerak memeluk bila dikagetkan
sudah baik
Repleks graps atau mengenggam sudah baik
Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam
pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan
Jika ternyata seorang bayi baru lahir tidak memiliki semua
ciri tersebut, berarti ia lahir tidak normal atau biasa disebut bayi
baru lahir bermasalah(Rizema P, 2012).
2. Konsep Dasar Hipotermi
a.Definisi
Hipotermi pada bayi adalah kondisi dimana bayi mengalami
atau berisiko mengalami penurunan suhu tubuh hingga dibawah
35,5oC.gejala awal hipotermi adalah suhu tubuh dibawah 36oC
atau kedua kaki dan tangan teraba dingin.
Suhu tubuh sekitar 36o-36,4oC menunjukkan bahwa bayi
tersebut mengalami cold stress( hipotermi ringan). Suhu tubuh
sekitar 32o-35,9oC menunjukkan bahwa bayi tersebut mengalami
8
hipotermi sedang.Sementara itu, suhu tubuh dibawah
32oCmenunjukkan bahwa bayi tersebut mengalami hipotermi
berat.
b. Tanda dan gejala
Adapun tanda dan gejala bayi baru lahir yang mengalami
hipotermi, diantaranya sebagai berikut :
1. Tanda-tanda awal hipotermi sedang atau cold stress,
diantaranya :
a. Kaki terasa dingin
b. Kemampuan mengisap lemah
c. Aktifitas berkurang-letargi
d. Tangisan lemah
e. Kulit berwarna tidak merata (cutis marmorata)
2. Tanda-tanda hipotermi berat atau cedera dingin, diantaranya :
a. Sama seperti hipotermi sedang
b. Bibir dan kuku kebiruan
c. Pernafasan lambat dan tidak teratur
d. Denyut jantung lambat
e. Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemi dan asidosis
metabolik
3. Tanda-tanda stadium lanjut hipotermi, diantaranya :
a. Muka, ujung kaki dan ujung tangan berwarna merah terang,
sedangkan bagian tubuh lainnya pucat
9
b. Kulit mengeras, merah dan timbul edema terutama pada
punggung, kaki dan tangan
4. Faktor risiko
Faktor risiko untuk hipotermi antara lain:
a. Perawatan yang kurang tepat setelah lahir, misalnya bayi
dipisahkan segera dengan ibunya setelah lahir, bayi terlalu
cepat dimandikan setelah lahir dan bayi tidak dikeringkan
segera setelah lahir
b. Bayi berat lahir rendah
c. Bayi prematur
d. Ruangan bersalin terlalu dingin
e. Paparan dingin selama dimandikan
5. Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir
Bayi sangat rentan terhadap dingin, karena system
termoregulasi tubuhnya belum bekerja secara maksimal, sehingga
kejadian hipotermi dapat saja terjadi pada bayi.Agar tetap hangat,
bayi baru lahir dapat menghasilkan panas melalui gerakan tungkai
dan dengan stimulasi lemak coklat.Namun, jika lingkungannya
terlalu dingin, bayi rentan mengalami kehilangan panas.Untuk itu,
diperlukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh agar bayi
baru lahir tidak mengalami hipotermi.
Tiga faktor yang paling berperan dalam kehilangan panas
tubuh bayi, diantaranya :
10
a) Luasnya permukaan tubuh bayi
b) Pusat pengaturan suhu tubuh bayi yang belum berfungsi
secara sempurna
c) Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan
panas (Siwi W, 2015).
Hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir ke
lingkungannya dapat terjadi dalam beberapa mekanisme, yaitu
sebagai berikut :
a. Konveksi
Hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara di
sekeliling bayi.Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam
ruangan yang dinginakan cepat mengalami kehilangan
panas.Kehilangan panas juga bisa terjadi jika ada aliran udara
melalui ventilasi atau pendingin ruangan.misal bayi baru lahir
diletakkan dekat pintu atau jendela terbuka, membiarkan bayi
baru lahir terpapar dengan kipas angin yang menyala.
b. Konduksi
Kehilangan panas melalui konduksi adalah pindahnya
panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak langsung
dengan permukaan yang lebih dingin.Misalnya popok atau
celana basah tidak langsung diganti, timbangan yang suhunya
lebih rendah dari tubuh bayi. Benda-benda tersebut
11
akanmenyerap panas bayi melalui mekanisme konduksi
apabila bayi diletakkan diatasnya.
c. Radiasi
Kehilangan panas melalui radiasi adalah panas tubuh
bayi memancar ke lingkungan sekitar bayi yang lebih dingin
atau bayi ditempatkan di dekat benda yang memiliki suhu
lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas
dengan cara ini karena benda tersebut menyerap radiasi
panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara
langsung). Misal bayi baru lahir diletakkan di tempat dingin,
bayi baru lahir ditidurkan berdekatan dengan tembok yang
berbatasan dengan udara terbuka.
d. Evaporasi
Kehilangan panas melalui evaporasi adalah jalan
utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dengan cara
ini dapat terjadi karena cairan/air ketuban yang membasahi
kulit bayi dan menguap, atau bayi baru lahir yang terlalu cepat
dimandikan dan tidak segera dikeringkan dan
diselimuti(Irianto, 2014).
6.Prinsip dasar mempertahankan suhu tubuh bayi baru lahir dan
mencegah hipotermi, yaitu :
a) Mengeringkan bayi seluruhnya dengan selimut atau handuk
hangat
12
b) Membungkus bayi, terutama bagian kepala bayi ditutupi topi
c) Mengganti semua handuk/selimut basah
d) Bayi tetap terbungkus sewaktu ditimbang
e) Buka pembungkus bayi hanya pada daerah yang diperlukan
saja untuk melakukan sesuatu prosedur, dan
membungkusnya kembali dengan handuk dan selimut segera
setelah prosedur itu selesai
f) Menyediakan lingkungan yang hangat dan kering bagi bayi
tersebut
g) Atur suhu ruangan atas kebutuhan bayi, untuk memperoleh
lingkungan yang lebih hangat
h) Memberikan bayi kepada ibunya sesegera mungkin
i) Meletakkan bayi diatas perut ibu sambil menyelimuti keduanya
dengan selimut kering
j) Tidak dimandikan sedikitnya 6 jam setelah lahir (Asri, 2010).
7.Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan bayi dengan hipotermi adalah
mengembalikan suhu tubuh bayi menjadi diatas 36,5oC,
pemberian makanan kepada bayi perlu terus dilakukan untuk
menyediakan kalori dan cairan.Pemberian ASI harus dilakukan
sesegera mungkin.Jika bayi terlalu lemah untuk menyusu, ASI
dapat diberikan dengan sendok atau cangkir.Berikan infus glukosa
60-80 Ml/kg/hari (Saputra, 2014).
13
Adapun penanganan bayi yang mengalami hipotermi, yaitu:
a. Segera menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui
penyinaran lampu.
Tabel 2.1
Suhu inkubator yang direkomendasikan menurut berat dan umur
bayi
Berat badan 35oC 34oC 33oC 32oC
<1500 gram 1-10
hari
11 hari-3
minggu
3-5 minggu >5 minggu
1500-2000
gram
1-20 hari 11 hari-4
minggu
>4 minggu
2100-2500
gram
1-2 hari 3 hari-3
minggu
>3 minggu
>2500 gram 1-2 hari >2 minggu
Sumber : asuhan neonatus bayi dan balita untuk keperawatan dan
kebidanan, 2012.
b. Cara lain yang sederhana dan mudah dikerjakan oleh semua
orang adalah menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu.
Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar terjadi kontak
langsung antara ibu dan bayi. Untuk menjaga agar bayi tetap
hangat, tubuh ibu dan bayi harus ada dalam satu pakaian
(merupakan teknologi tepat guna baru) disebut sebagai
14
Metode Kanguru. Sebaiknya ibu menggunakan pakaian
longgar berkancing depan.
c. Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain
hangat yang disetrika terlebih dahulu, yang digunakan untuk
menutupi tubuh ibu dan bayi. Lakukan beberapa kali sampai
tubuh bayi hangat.
d. Biasanya bayi hipotermi menderita hipoglikemia, sehingga
bayi harus diberi ASI sesering mungkin. Bila bayi tidak
menghisap, diberi infus glukosa 10 persen sebanyak 60-80
ml/kg per hari (Bari S, 2009).
3. Konsep Dasar Memandikan Bayi
1. Definisi
Mandi adalah membersihkan tubuh dengan air dengan cara
menyiram, merendam diri dalam air (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).
2. Ruang lingkup memandikan bayi
a. Memandikan adalah salah satu asuhan yang diberikan kepada
bayi untuk menjaga kebersihan tubuhnya (Rizema P, 2012).
b. Dalam melakukan perawatan pada bayi baru lahir sebenarnya
tidak perlu memandikannya setiap hari. Diantara waktu mandi,
bersihkan tubuh bayi dengan mengelapnya dari ujung kepala
sampai kaki. Caranya, buka baju bayi, bersihkan bagian badan
yang perlu dibersihkan. Jangan membersihkan bagian dalam
15
hidung atau kuping karena lendir dan selaput keduanya dapat
membersihkan sendiri(H.S Ronald, 2011).
c. Kebanyakan ibu muda ngeri dan takut memandikan sendiri
bayinya, apalagi bila bayi berumur beberapa hari. Hal ini tidak
perlu dikhawatirkan karena lambat laun ibu bisa cakap dalam
memandikan bayi. Memandikan bayi sama seperti orang
dewasa bayinya mandi 2 kali untuk menjaga kebersihan
kulitnya dan bayi akan tampak segar, yang penting
memudahkan kerja ibu dan tidak membuat bayi kedinginan
(Handayani, 2012).
Salah satu asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir yaitu
asuhan memandikan bayi 6 jam pertama agar menjaga kebersihan
tubuhnya. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis.Dalam kehidupan sehari-hari,
kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan. Sebab, kebersihan akan mempengaruhi kesehatan
seseorang, baik fisik atau psikis.
Berkaitan dengan hal tersebut, lingkup tindakan merawat
kebersihan sangat luas.Diantaranya perawatan kulit kepala dan
rambut, perawatan mata, perawatan hidung, perawatan telinga,
perawatan kuku kaki dan tangan, perawatan genetalia, perawatan
kulit seluruh tubuh dan perawatan tubuh secara
16
keseluruhan.Perawatan-perawatan tersebut dapat dilakukan sendiri
oleh ibu dirumah.Intinya, konsep dasar personal hygiene adalah
perawatan terhadap tubuh.
Kebersihan badan bayi sangat penting dalam mencegah
penyakit, terutama bagi mereka yang sedang dirawat karena
sakit.Umumnya penyebab penyakit pada bayi adalah bakteri, virus
atau kuman.Jika kebersihan kurang dijaga dengan baik, maka bayi
dapat terserang penyakit.Maka dari itu untuk menjaga kebersihan
bayi maka dilakukan memandikan bayi (Rizema P, 2012).
Adapun langkah-langkah memandikan bayi yang dianjurkan
berdasarkan Gerakan Save the Children tahun 2010 yaitu :
a. Tunggu setidaknya 6 jam setelah lahir sebelum dimandikan dan
lebih lama jika bayi mengalami asfiksia atau hipotermi.
b. Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh
stabil.Selimuti kembali tubuh bayi secara longgar, tutup bagian
kepala dan tempatkan bersama ibunya di tempat tidur. Atau,
lakukan persentuhan kulit ibu dengan bayi,dan selimuti
keduanya.
c. Tunda memandikan bayi yang sedang mengalami masalah
pernafasan
d. Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruangan memadai hangat
dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi. Siapkan beberapa
17
lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk menyelimuti
tubuh bayi setelah dimandikan
e. Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat
dari bagian badan ke kepala
f. Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih
besar
g. Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering,
kemudian selimut tubuh bayi secara longgar. Begitu selesai
memandikan badan, lalu membersihkan bagian kepala bayi
h. Mengeringkan kepala bayi dengan handuk kecil
i. Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan
diselimuti dengan baik
j. Ibu dan bayi disatukan dalam suatu tempat, dan anjurkan ibu
untuk menyusukan bayinya.
Adapun cara memandikan bayi berdasarkan daftar tilik
asuhan neonatus Politeknik Kesehatan Tasikmalaya tahun 2014
yang telah di uji validitasnya yaitu sebagai berikut :
a. Alat yang diperlukan dalam memandikan bayi, diantaranya :
1) Selimut
2) Pernel
3) Pakaian bayi
4) Popok
5) Handuk kecil
18
6) Handuk besar
7) Perlak
8) Kom sedang tertutup
9) Bengkok
10)Tempat pakaian kotor
11)Jolang bersih
12)Termometer raksa, barometer dan termometer laboratorium
b. Bahan:
1) Air hangat ( 37,8o-38oC)
2) Sabun mandi bayi
3) Sampo
4) Kapas DTT
c. Pelaksanaan memandikan bayi :
1) Cuci tangan dibawah air mengalir
2) Pastikan suhu bayi >36,5oC
3) Pastikan ruangan dalam keadaan hangat dengan suhu 26oC
4) Siapkan air hangat dalam jolang ( pastikan air tidak terlalu
panas dengan menyiramkannya ke punggung tangan atau
mengukur suhunya dengan termometer)
5) Letakkan pakaian bayi yang bersih secara tersusun
6) Pasang perlak
7) Bentangkan handuk kecil kemudian handuk besar
19
8) Cuci tangan dibawah air mengalir, keringkan lalu hangatkan
dengan digosok-gosok
9) Pakai sarung tangan panjang (bila bayi baru pertama kali
dimandikan)
10) Buka pakaian atas bayi( bayi tetap diselimuti)
11) Pakaikan tutup kepala bayi
12) Buka popok dan bersihkan dengan kapas cebok daerah
pantat sebelum dimandikan
13) Buang kapas cebok yang telah digunakan ke dalam bengkok
14) Letakkan pakaian bayi ke dalam tempat pakaian kotor
15) Tempatkan bayi dalam bak mandi dengan kepala dan
punggung bersandar dalam lengkungan lengan bidan, ibu
jari dan jari lainnya diletakkan di ketiak bayi
16) Sabuni tubuh bayi bagian depan lalu bilas(termasuk tali
pusat)
17) Tempatkan tangan bidan yang bebas dibawah ketiak kiri
bayi, kemudian selipkan lengan kiri ke arah ketiak kanan
bayi, sementara memegang bayi pada ketiak dengan
lembut, bayi digulingkan sehingga abdomen, bahu dan
kepala bayi berbaring pada lengan kiri
18) Basuh punggung dan seluruh tubuh bagian belakang dengan
memberikan perhatian utama pada lipatan gluteal dengan
menggunakan sabun
20
19) Bilas bagian tubuh belakang bayi dan angkat dari dalam bak
mandi (jolang) dengan menopang kepala, punggung dan
pelvis
20) Keringkan betul-betul badan bayi secara lembut dengan
handuk hangat, lembut, kering dengan memperhatikan
daerah-daerah lipatan
21) Tempatkan bayi pada alas dan pakaian bayi yang telah
disiapkan(singkirkan handuk basah ke pinggir)
22) Keringkan tali pusat dengan kassa kering dan biarkan
terbuka
23) Selimuti badan bayi dengan pernel
24) Buka tutup kepala bayi
25) Bersihkan mata( dengan kapas mata), hidung, mulut, telinga
dan seluruh muka
26) Bersihkan bagian kepala bayi( beri sampo bila perlu)
27) Keringkan muka dan kepala bayi dengan handuk kecil
28) Pakaikan topi
29) Minta ibunya untuk membuka pakaian atas dan BH
30) Buka selimut bayi bagian depan
31) Berikan kepada ibu untuk didekap dan diteteki (skin to
skin kontak)
32) Selimuti keduanya
21
33) Biarkan bayi didekap oleh ibunya sampai suhu bayi
stabil/normal
34) Lakukan pengukuran suhu
35) Kenakan popok bayi dengan pas (jangan terlalu ketat)
36) Yakinkan bahwa ujung atas popok berada di bawah sisa
pusat
37) Kenakan pakaian bayi yang bersih kering dan telah
tersusun
38) Selimuti bayi dengan selimut bayi yang bersih dan kering
39) Berikan kembali pada ibunya dan tetekkan
40) Bereskan alat-alat dan simpan pada tempatnya
41) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
42) Lakukan pendokumentasian
B. Konsep Manajemen Kebidanan
1. Pengertian
Manajemen kebidanan merupakan metode atau bentuk
pendekatan yang digunakan bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan sehingga langkah-langkah dalam manajemen kebidanan
sesuai suatu rencana asuhan (Asrinah, 2010).
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah
yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam
22
rangkaian tahapan logis untuk pengabilan keputusan yang berfokus
pada klien (Simatupang, E. J. 2008).
Varney menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan
proses pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat dan bidan
pada awal tahun 1970an. Proses ini memperkenalkan sebuah metode
dengan pengorganisasian, pemikiran, dan tindakan-tindakan dengan
urutan yang logis dan menguntungkan bagi klien maupun tenaga
kesehatan. Proses ini menguraikan bagaimana perilaku yang
diharapkan dari pemberian asuhan. Proses manajemen ini bukan
hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja, melainkan juga perilaku
pada setiap langkah agar pelayanan yang komprehensif dan aman
dapat tercapai (Asrinah, 2010).
2. Langkah – Langkah Manajemen Kebidanan
Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang dimulai dengan
pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi. Ke
tujuhlangkah terdiri dari keseluruhan kerangka kerja yang dapat
dipakai dalam segala situasi. Setiap langkah, dapat dipecah/dirubah
untuk sebagai batas tugas dan kewajiban, dan ini sangat bervariasi
sesuai dengan kondisi klien saat itu. Langkah-langkah tersebut
sebagai berikut:
a. Langkah I. Identifikasi Data Dasar
b. Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
c. Langkah III. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
23
d. Langkah IV. Evaluasi Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi
e. Langkah V. Perumusan Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
f. Langkah VI. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan
g. Langkah VII. Evaluasi Asuhan Kebidanan
C. Pendokumentasian
1. Definisi Dokumentasi
Secara umum dokumentasi dapat diartikan sebagai suatu
catatan otentik atau semua surat asli yang dapat dibuktikan atau
dijadikan bukti dalam persoalan hukum (Sudarti, 2010).
Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan
dan pelaporan yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan catatan
perawatan yang berguna untuk kepentingan klien, bidan dan tim
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar
komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung
jawab bidan (Sudarti, 2010).
Dokumentasi dalam asuhan kebidanan merupakan suatu
pencatatan yang lengkap dan akuratterhadap keadaan/kejadian yang
dilahat dalam pelaksanaan asuhan kebidanan (proses asuhan
kebidanan) (Sudarti, 2010).
Adapun unsur dokumentasi terdiri dari :
a. S (Subjektif) :Menggambarkan pendokumentasian
hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis
24
b. O (Obyektif) :Menggambarkan pendokumentasian
hasil pemeriksaan fisik klien, labolatorium dan uji diagnosis
lain.
c. A (Assesment) :Menggambarkan
pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data
subyektif dan data obyektif dalam suatu identifikasi sebagai
langkah II, III,IV varney.
d. P (Planning):Menggambarkan pendokumentasian
dan tindakan/Implementasi dan evaluasi perencanaan.
BAB III
METODOLOGI
A. Studi Kasus
Penelitian deskriptif yang dimaksud untuk menjelaskan fakta
mengenai suatu keadaan secara objektif.
Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan cara meneliti
suatu permasalahan melalui proses yang terdiri dari uni tunggal yaitu
satu orang, sekelompok penduduk terkena suatu masalah (Noto
admojo, 2010)
B. Lokasi dan Tempat
Adapun waktu studi kasus ini dimulai dari 30 Agustus-15
September 2016, Tempat studi kasus ini dilakukan BPM BERKAH.
C. Subyek Studi Kasus
Dalam penulisan studi kasus ini subjek merupakan hal atau orang yang
akan dijadikan sebagai pengambilan kasus ((Notoatmodjo, 2005)..
subjek studi kasus ini dilakukan pada bayi Ny’’S’’
D. Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data yang penulis gunakan, yaitu metode :
1. Wawancara
Merupakan pengumpulan data dengan Tanya jawab secara
langsung kepada Ibu bayinya, keluarga maupun tenaga kesehatan,
sehingga mendapatkan data tentang riwayat kelahiran bayi dan
kondisi bayi terakhir.
26
2. Praktik memandikan bayi
Merupakan bentuk asuhan yang diberikan kepada bayi,
dimana bayi dimandikan pukul 07:30 WITA maksimal 10 menit.
Sebelum dimandikan di ukur suhunya terlebih dahulu, setelah itu
dimandikan dimulai dari badannya lalu diselimuti dulu dengan panel
yang kering, baru setelah itu membersihkan kepala bayi,
mengeringkan seluruh tubuh bayi, ukur suhu, memberikan bayi
untuk dilakukan kontak kulit dengan kulit antara ibu dan bayinya,
setelah stabil memakaikan pakaianbayi, dan memberikan bayi
kembali kepada ibunya untuk disusui
3. Observasi
Observasi adalah suatu pengamatan secara langsung
terhadap sesuatu yang diteliti, supaya didapat data tambahan yang
dapat digunakan sebagai buktinya terhadap suatu kasus.
Observasi yang dilakukan berupa observasi perubahan suhu yang
terjadi kepada bayi setelah dimandikan dengan teknik memandikan
badan ke kepala.
E. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam asuhan ini yaitu tabel
penyajian data untuk mencatat riwayat kelahiran bayi dan suhu
sebelum juga sesudah dimandikan, dan job sheet memandikan bayi
yang sudah terstandar dan alat-alat yang digunakan untuk
memandikan bayi diantaranya: thermometer raksa merk Safety,
27
barometer merk GEA Medical dan thermometer laboratorium merk
MW, kom sedang tertutup, bengkok, kapas DTT, panel bayi, pakaian
bersih, popok, handuk kecil, handuk besar, perlak, tempat pakaian
kotor, sabun dan sampo bayi.
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Studi Kasus
BPM Berkah terletak Di jalan sultan syarir kel.wapunto
Kec.Duruka.Kab Muna.Secara umum jenis pelayanan yang diberikan
antara lain pelayanan Kesehatan yang meliputi ANC : Antenatal
Care,Persalinan Normal, Kb, Imunisasi, Pemeriksaaan ISPA.Tenaga
kesehatan yang bertugas Di BPM Berkah sebanyak 2 orang. sarana
dan prasarana terdiri dari 1 ruangan persalinan dengan 2 tempat tidur
1 ruang nifas. jam buka pelayanan mulai pukul 16.00-20.00
WITA.sedangkan pelayanan persalinan melayani 24 jam.
B. Studi Kasus
Pada bab ini menguraikan tentang bagaimana penerapan asuhan
kebidanan yang dimulai dari pengumpulan data dasar, identifikasi
diagnosa dan masalah aktual, diagnosa potensial, menilai perlunya
tindakan segera, kolaborasi dan konsultasi, rencana asuhan,
pelaksanaan asuhan hingga evaluasi keefektifan asuhan kebidanan
serta pendokumentasian yang dilakukan.
29
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
PADA BAYI NY. “ S “ UMUR 1 HARI DENGAN MASALAH
HIPOTERMI DI BPM BERKAH KAB. MUNA
TANGGAL 30-08-2016
No Register : 03/08/16
Tanggal Lahir : 30 - 08 – 2016 Jam 23.50 wita
Tanggal Pengkajian : 31 - 08 – 2016 Jam 07.00 wita
Nama Pengkaji : Nur Isma
LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
A. IDENTITAS BAYI
Identitas Bayi
Nama bayi : By. Ny. S
Umur bayi : 1 hari
Tgl / jam lahir : 30 - 08 - 2016 Jam 23.50Wita
Anak ke : Pertama
Jenis kelamin : Perempuan
B. IDENTITAS IBU/AYAH
Nama Ibu/Ayah : Ny. S / Tn. B
Umur Ibu / Ayah : 30 Thn / 27 Thn
Suku Ibu / Ayah : Bajo / Muna
Agama : Islam/ Islam
Pendidikan Ibu / Ayah: SMA / SMA
30
Pekerjaan Ibu / Ayah : IRT / Wiraswasta
Perkawinan ke : I
Alamat : Jl. Lagasa
C. KELUHAN UTAMA BAYI
Untuk sekarang ibu tidak mengeluh tentang keadaan bayinya
D. DATA BIOLOGIS/FISIOLOGIS
Riwayat selama hamil
- GIP0A0
- HPHT : 24-11-2015 TP: 31-08-2016
- Umur Kehamilan : 40 minggu 3 hari
- Tempat pemeriksaan ANC : di posyandu
- Riwayat penyakit kehamilan : ibu tidak mengalami gangguan
kesehatan yang berat hanya mengalami ketidak nyamanan yang
fisiologis seperti sering BAK,mual,muntah pada pagi hari trimester I
- Imunisasi TT pada umur kehamilan : TT1 pada umur kehamilan 20
minggu, TT2 pada umur kehamilan 24 minggu
- Selama hamil ibu mendapat SF,B.Com, dan Kalak
- Total ANC : 6 kal
E. RIWAYAT PERSALINAN/KELAHIRAN
1. Bayi lahir tanggal 30-08-2016 jam 23.50 Wita, secara spontan dengan
presentase belakang kepala langsung menangis kuat, BBL: 3000
gram,PBL: 50 cm
APGAR SCORE : 8/9
31
TANDA 0 1 2 JUMLAH
NILAI
Menit I Frekwensi
jantung
Usaha
bernapas
Tonus otot
Refleks
Warna
Tidak ada
Tidak ada
Lumpuh
Tak
bereaksi
Bru/ pucat
< 100
Lambat, Tidak
teratur
Ext. Fleksi
sedikit
Gerakan aktif
Tubuh
kemerahan,
tangan dan
kakai biru
> 100
Menangis
kuat
Gerakan aktif
Menangis
Kemerahan
2
2
1
2
1
Menit II Frekwensi
jantung
Usaha
bernapas
Tonus otot
Refleks
Warna
Tidak ada
Tidak ada
Lumpuh
Tidak
bereaksi
Biru/
Pucat
< 100
Lambat, Tidak
teratur
Ext. Fleksi
sedikit
Gerakan aktif
Tubuh
kemerahan,
tangan dan
kaki biru
> 100
Menangis
kuat
Gerakan aktif
Menangis
Kemerahan
2
2
1
2
2
2. Partus di BPM BERKAH
3. Di tolong bidan dan mahasiswa
4. Penyulit persalinan tidak ada
32
5. Keadaan bayi saat lahir :
Jenis kelamin perempuan
Bayi lahir tunggal
Usia kehamilan aterm
Tanda-tanda asfiksia tidak ada
Plasenta lahir lengkap
F. KEADAAN BAYI
Keadaan umum bayi baik (komposmentis)
Pengeluaran mekonium (-)
Air kemih (+)
Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar
1. Nutrisi
- Jenis : Susu formula
- Frekuensi : Sering di berikan tiap bayi
menangis atau bangun/sesuai kebutuhan
- Cara pemberian : Susu botol
- Kemampuan mengisap kurang baik
- Keadaan bayi baik
2. Eliminasi
BAK
- Kebiasaan BAK : Baik dan lancer
- Frekwensi BAK : 4-6 kali / hari
- Warna/bau : Kuning muda / khas amoniak
BAB
- Konsistensi : Baik
33
- Warna/bau : Kehitam-hitaman
- Frekwensi BAB : 2 – 3 kali / hari
3. Mandi
- Kebiasaan mandi 1 kali / hari
- Rambut bayi tampak bersih
- Mata tampak bersih
- Hidung dan telinga tampak bersih
- Genitalia dan anus bersih
- Pakaian di ganti tiap kali basah dan habis mandi
4. Tidur
a. Bayi sering tidur dan terbangun jika popoknya basah dan
merasa lapar
b. Waktu tidur bayi biasanya pagi dan siang hari sedangkan
malam hari bayi sering terbangun.
G. DATA PSIKOSOSIAL
1. Pola emosional bayi
- Bayi menangis jika lapar dan popoknya basah
- Bayi gelisah pada saat tidur bila haus
2. Pola emosional orang tua / ibu
- Orang tua mengharap agar bayinya dapat tumbuh dan berkembang
dengan sehat
- Orang tua sangat senang dengan kelahiran bayinya
H. PEMERIKSAAN UMUM
1. Keadaan umum bayi baik
34
2. Berat Badan Lahir : Normal / 3000 gram
3. PBL : 50 cm
4. Tonus Otot : aktif
I. PEMERIKSAAN TANDA – TANDA VITAL
1. Pernapasan : 44 x / menit
Normal : 40 – 60 x / menit
2. Nadi : 120 x / menit
Normal : 100 – 160 x / menit
3. Suhu tubuh : 36 º C
Normal : 36,5 – 370C
J. PEMERIKSAAN FISIK
- Kepala / rambut
- Rambut : hitam
- Sutura : Nampak terbentuk dan teraba jelas
- Ubun – ubun : tampak, teraba lembek
- Muka : tidak pucat
- Rambut hitam, tipis dan lurus, ubun-ubun teraba lembek, sutura
teraba jelas, tidak ada tanda-tanda caput.
- Mata
- Simetris kiri dan kanan
- Mata tampak bersih
- Konjungtiva merah muda
- Sklera tidak pucat
35
- Simetris kiri dan kanan, konjungtif merah muda, tidak ada
strabismus dan tampak besih
3. Hidung
- Simetris kiri dan kanan
- Hidung tampak bersih
- Simetris kiri dan kanan, tidak ada secret pada hidung, hidung
tampak bersih
4. Telinga
- Simetris kiri dan kanan
- Telinga nampak bersih
- Tidak ada kalainan pada telinga
- Letak telinga normal, telinga bersih, tidak secret
5. Mulut / bibir
- Bibir nampak merah muda
- Sentuhan pada bibir menikam reaksi mengisap
- Keadaan bibir lembab, tidak pucat, tidak ada kelainan pada lidah,
refleks menelan bayi kuat
6. Leher
- Tidak ada kelainan
- Tonus otot leher baik
- Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada
7. Dada
- Simetris kiri dan kanan
- Mengembang simetris bersamaan dengan respirasi
36
- Pergerakan dada mengikuti gerak napas, tidak ada penonjolan
tulang dada
8. Perut
- Tidak ada benjolan pada perut
- Tali pusat masih basah
- Tali pusat terbungkus gaas steril
- Keadaan tali pusat masih basah dan dibungkus dengan kain kasa (
belum puput ) tali pusat tidak basah, tidak ada pembengkakan
disekitar tali pusat
9. Pinggul
Tidak ada fraktur dan penonjolan dan tidak ada kelainan
10. Punggung dan bokong
- Tidak ada kelainan
- Tampak adanya lipatan pada bokong
- Tidak ada fraktur dan penonjolan dan tidak ada kelainan
11. Genitalia
- Kebersihan baik
- Tidak ada kelainan pada genitallia
- Labia mayora menutupi labia minora
12. Kulit
- Warna kulit kemerahan, tidak ada tanda- tanda ikterus, turgor kulit
baik dan sianosis
- Tidak ada rambut lanugo
13. Anus
- Lubang anus ada
37
- Anus bersih
- Tidak ada kelainan pada anus
15. Ekstremitas
- Tangan : - Simertis kiri dan kanan
- Pergerakan baik
- Jari – jari tangan lengkap
- Refleks moro dan menggenggam baik
- Kaki : - Simetris kiri dan kanan
- Pergerakan baik
- Tidak ada kelainan
- Jari – jari kaki lengkap
- Refleks babinsky baik
K. PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI
- Sub.oxipito-bregmatika : 32 cm
- Sirk.Fronto Oksipitalis: 34 cm
- Sirk.Mento Oksipitalis : 35 cm
- Lingkar dada : 32 cm
- Lingkar perut : 30 cm
- Lingkar lengan atas : 9 cm
L. MENILAI SISTIM REFLEKS
1. Refleks genggam : bayi bereaksi terhadap sentuhan pada
tangannya sehingga bereaksi untuk
menggenggam
2. Refleks morro : bayi bereaksi terhadap tepukan tangan
38
3. Refleks rooting : bayi bereaksi terhadap sentuhan pada
bibirnya
4. Refleks sucking : bayi tidak mengisap dengan baik
5. Refleks swallowing : bayi tidak menelan dengan baik saat di
susui
6. Refleks babinsky : bayi bereaksi terhadap sentuhan pada
telapak kaki sehingga telapak kaki bayi
melengkung atau membentuk huruf C
M. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tidak dilakukan
LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
Diagnosa : Bayi cukup bulan ,umur 1 hari,dengan hipotermi ringan
1. Bayi Cukup Bulan
Dasar
DS : - HPHT tanggal 20-11-2015
- bayi lahir tanggal 30-08-2016 jam 23 :50 wita
DO : - TP tanggal 30-08-2016
- BBL : 3000 gram
- PBL : 50 cm
- Suhu : 35,50 c
- Nadi : 128x/menit
39
- Pernapasan : 40x/menit
- Tali pusat masih basah
- Kolostrum (-)
Analisis dan interpretasi
Bayi cukup bulan (aterm) adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan 37-
42 minggu(Marni,2012 :04 )
2. BB : 3000 gram, PB : 50 cm
Dasar
DS : -
DO: - BB : 3000 gram
- PB : 50 cm
Analisa dan Interpretasi
Hipotermi ringan adalah suatu kondisi darurat medis dimana tubuh tudak
sanggub mengembalikan suhu panas tubuh,karena suhunya terlalu cepat
turun.
3. Keadaan umum Bayi Baik
Dasar
DS : - ibu sudah menyusui bayinya
DO : - BBL : 3000 garm
- PBL : 50 cm
- Suhu : 36,5 0C
40
- Nadi : 120 x/menit
- Pernapasan : 40 x/menit
LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadi Hipotermi Berat
Dasar :
DS : - ibu mengatakan selalu mengganti popok bayinya setiap kali bayi
buang air kecil dan buang air besar
DO : bayi dalam keadaan kering dan terbungkus sarung
Analisis dan interpretasi
Hipotermi adalah bayi dengan suhu di bawah normal, dimana suhu normal pada
bayi 36,50C - 37,50C.Gejala awal hipotermi apabila suhu < 36,50C atau kedua
kaki dan tangan teraba dingin (Marni,2013 ).
LANGKAH IV PERLUNYA TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI
Tidak ada data yang mendukung untuk melalukan kolaborasi
LANGKAH V RENCANA ASUHAN\
Tujuan :
- Menjaga suhu tubuh bayi
- Keadaan umum bayi baik
- Tidak ada hipotermi
Kriteria :
41
- Hipotermi terasa di tandai dengan keadaan bayi baik
- Bayi dalam keadaan baik yang di tandai dengan keadaan umum
bayi baik
- Tanda tanda vital dalam batas normal :
Nadi :120-160x/menit
Pernapasan : 40-60x/menit
Suhu :360C-370C
- Kehangantan tubuh bayi terjaga
Rencana tindakan :
1. Pantau KU dan TTV bayi
Rasional : Pemantauan tanda-tanda vital dan KU bayi bertujuan untuk
mengidentifikasi secara dini masalah untuk melakukan
tindakan selanjutnya
2. Beri bayi kehangatan dengan membungkus bayi dengan selimut / kain bersih
Rasional : Dapat mempertahankan suhu tubuh bayi dan untuk
mencegah hipotermi, karena BBL mudah kehilangan
panas melalui evaporasi, konduksi, radiasi dan
konveksi bila berada pada lingkungan yang kurang baik
3. Anjurkan pada ibu untuk mengganti popok bayinya bila basah
42
Rasional : Dengan mennganti popok bayi setiap kali basah merupakan
salah satu upaya untuk mencegah terjadinya hipotermi pada
bayi juga dapat mencegah terjadinya ruam popok
4. Mandikan bayi jika keadaanya baik
Rasional : untuk menjaga kebersihan bayi dan memberikan rasa nyaman
pada bayi.
5. Rawat tali pusat dan jaga kebersihan tubuh bayi
Rasional : Perawatan tali pusat bertujuan untuk mencega
infeksi,mempercepat puputnya tali pusat serta
memberikan rasa nyaman pada bayi dan mencegah
berkembangnya mikro organisme penyebab infeksi
LANGKAH VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 30-08- 2016 Jam 10:30 wita
1. Memberi bayi kehangatan dengan membungkus bayi dengan selimut / kain
bersih
Hasil : Bayi terbungkus kain selimut dan memakai topi.
2. Menganjurkan pada ibu untuk mengganti popok bayinya bila basah
Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukannya
3. Merawat tali pusat dan menjaga kebersiihan tubuh bayi
Hasil : Tali pusat dalam keadaan baikdan tubuh bayi bersih
4. Mandikan bayi jika keadaanya baik
Hasil : bayi sudah dimandikan
6. Membantu ibu melakukan untuk menyusui bayinya dengan mentode kanguru
43
7. Melakukan pemantauan bayi baru lahir.
- Memantau kemampuan menghisap bayi
- Memantau keaktifan bayi
- Memantau keadaan umum bayi seperti suhu,berat badan,dan nadi
8.Menjelaskan tanda bahaya pada bayi baru lahir
- Pernapasan sulit dari 60x/menit<30x/menit,>60x/menit
- Suhu tubuh <300C
- Menghisap lemah,banyak muntah, mengantuk berlebihan
- Bayi menggigil,menangis lemah,badan lemas,dan kejang.
LANGKAH VII. EVALUASI
Tanggal 30-08-2016 Jam 12.30 wita
1. Tanda tanda vital dalam batas normal :
- Suhu : 36,5C,
- P ernapasan : 40x / menit
- Nadi : 128 x / menit
2. Ibu mau menghangatkan bayinya dengan metode kanguru
3. Bayi mau diberi/mendapat ASI meskipun sedikit-sedikit dan mau memberikan
ASI ekslusif selama 6 bulan.
4. Ibu memahami teknik perawatan kebersihan bayi baru lahir
5. Pakaian/popok selalu dalam keadaan kering
6.Kondisi umum bayi baik.
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU
44
LAHIR NORMAL PADA BAYI NY. “ S “ UMUR 1HARI
DI BPM BERKAH KAB.MUNA
TANGGAL 30-08-2016
IDENTITAS
A. IDENTITAS BAYIIdentitas Bayi
Nama bayi : By. Ny. S
Umur bayi : 1 hari
Tgl / jam lahir : 30 - 08 - 2012 jam 23.50 Wita
Anak ke : Pertama
Jenis kelamin : Perempuan
B. IDENTITAS IBU/AYAH
Nama Ibu/Ayah : Ny. S / Tn. B
Umur Ibu / Ayah : 27 Thn / 30 Thn
Suku Ibu / Ayah : Bajo / Muna
Agama : Islam/ Islam
Pendidikan Ibu / Ayah : SMA / SMA
Pekerjaan Ibu / Ayah : IRT / Wiraswasta
Perkawinan ke : I
Alamat : Jl.Lagasa
2. SUBYEKTIF ( S )
45
- Ibu mengatakan bayi lahir tanggal 30 – 08 – 2016 jam 23.50 Wita
- Ibu mengatakan HPHT 20 – 08 – 2015
- Ibu mengatakan bayinya sudah BAB dan BAK
- Ibu mengatakan tali pusat masih basah
- Ibu mengatakan bayinya hipotermi
3. OBYEKTIF ( O )
a. TP : 30 – 08 – 2016
b. BBL : 3000 gram
c. PBL : 50 cm
d. Masa gestasi 40 minggu 3 hari
e. Tanda-tanda Vital
1) Pernapasan : 40 x/menit
2) Nadi : 120 x/menit
3) Suhu : 35,5 0C
f. Tali pusat masih basah dan terbungkus kain kasa steril
g. Bayi dalam keadaan hipotermi
4. ASSESMENT ( A )
Bayi umur 1 hari,BCB, umur kehamilan 40 minggu 3 hari dengan
hipotermi.
5. PLANING ( P )
Tanggal 30-08- 2016 Jam 07.30 wita
1. Memantau TTVdan KU bayi baru lahir
Hasil : keadaan umu bayi baik
S : 36,5C,
46
P : 40 x/ menit
DJ : 120 x/menit
2. Memberi bayi kehangatan dengan membungkus bayi dengan selimut
/ kain bersih
Hasil : Bayi terbungkus kain selimut
3. Menganjurkan pada ibu untuk mengganti popok bayinya bila basah
Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukannya
4. Merawat tali pusat dan menjaga kebersiihan tubuh bayi
Hasil : Tali pusat dalam keadaan baikdan tubuh bayi bersih
6. Mandikan bayi jika keadaanya baik
Hasil : bayi sudah dimandikan
7. Memberikan HE pada ibu tentang :
Gizi ibu menyusui
Hasil : Ibu mengerti dan memahami tentang gizi ibu
menyusui
ASI ekslusif ( 0 – 6 bln )
Hasil : Ibu mengerti tentang pentingnya ASI ekslusif
Tanda-tanda infeksi dan tanda bahaya
Hasil : Tidak ada tanda infeksi dan tanda bahaya pada bayi
Imunisasi / posyandu tiap bulan
Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukannya
C. Pembahasan
47
Pada bab ini menguraikan tentang bagaimana penerapan
manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir yang dimulai dari pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa
dan masalah aktual, diagnosa potensial, menilai perlunya tindakan
segera, kolaborasi dan konsultasi, rencana asuhan, pelaksanaan
asuhan hingga evaluasi keefektifan asuhan kebidanan serta
pendokumentasian yang dilakukan. Menurut Varney, alur pikiran bidan
saat menghadapi klien meliputi 7 langkah agar orang lain mengetahui
apa yang telah dilaksanakan oleh bidan melalui proses berpikir
sistematis.
1. Identifikasi Data Dasar
Pada tahap identifikasi data dasar, penulis tidak menemukan
hambatan yang berarti karena pada saat mengumpulkan data,
klien memberikan informasi secara jelas dan terbuka sehingga
memudahkan penulis untuk memperoleh data-data sesuai dengan
permasalahan yang diangkat. Pengkajian data dasar dimulai dari
nama bayi S, umur 1 hari, lahir di BPM Berkah pada tanggal 30
September 2016, pukul 23.50 wita.Pada tinjauan pustaka data
subjektif data bayi baru lahir normal, tanda-tanda vital:
pernapasan 3x/menit, nadi 100x/menit, suhu 36,5o C.
Dengan demikian apa yang dijelaskan pada tinjauan pustaka dan
yang ditemukan pada studi kasus tidak ditemukan kesenjangan.
2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Aktual
48
Diagnosa adalah hasil analisa dan perumusan masalah yang
diputuskan berdasarkan identifikasi yang didapat dari analisa-
analisa dasar. Dalam menetapkan diagnosa bidan menggunakan
pengetahuan profesional yang didukung dan ditunjang dari
beberapa data baik subjektif maupun objektif. Sebagai data dasar
untuk mengambil tindakan diagnosa kebidanan yang ditegakkan
harus berlandaskan ancaman keselamatan pada bayi baru lahir.
Ditegakan diagnosa pada bayi baru lahir cukup bulan, sesuai
masa kehamilan dengan asfiksia ringan diperoleh dari data
subjektif dan objektif.
Pada tinjauan pustaka diagnose bayi baru lahir cukup bulan,
sesuai masa kehamilan denga asfiksia ringan dapat ditegakkan
berdasarkan adanya tanda-tanda umur kehamilan 40 minggu
3hari, tidak terdapat rambut lanugo. Cukup bulan (Term Infant) jika
masa gestasi 259-294 hari (37-42 minggu), (Marmi, 2012, 04).
Kasus bayi “S” . Adapun diagnosa/masalah aktual yang dapat
diidentifikasi pada bayi “S” yaitu bayi lahir cukup bulan, sesuai
masa kehamilan dengan hipotermi ringan ringan. Dengan
demikian antara tinjauan pustaka dan kasus didapatkan dilahan
tidak ada kesenjangan.
3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
49
Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah
potensial yang mungkin terjadi atau yang dialami oleh klien
berdasarkan pengumpulan data dan observasi, apabila terdapat
kondisi yang tidak normal dan tidak mendapat penanganan segera
dapat membawa dampak berbahaya sehingga mengancam
kematian pada bayi “S”.
Dengan demikian, penulis menyimpulkan bahwa tidak ada
kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan kasus yang
ditemukan.
4. Perlunya Tindakan Segera dan Kolaborasi
Pada langkah melaksanakan tindakan segera dan
kolaborasi, tindakan yang harus dilakukan adalah bidan sesuai
wewenangnya dan berkolaborasi dengan dokter umum dalam
tindakan segera untuk penanganan awal bayi hipotermi ringan
adalah menjaga kehangatan, atur posisi, isap lender, melakukan
rangsangan taktil, keringkan, atur kembali posisi .
5. Perencanaan Asuhan Kebidanan
Dalam merencakan asuhan kebidanan pada menyusun
suatu rencanan tindakan aktual dan potensial dengan menetapkan
tujuan yang ingin dicapai. Pada tinjauan asuhan kebidanan,
perencanaan adalah proses penyusunan satu rencana tindakan
berdasarkan identifikasi masalah yang didapatkan dan antisipasi
diagnosa/masalah yang mungkin terjadi.
50
Rencana asuhan pada kasus bayi “S” yaitu menjelaskan
pada ibu tentang hasil pemerikasaan, memberikan informasi dan
edukasi tentang penanganan pada awal bayi hipotermi ringan,
menjaga kehangatan, atur posisi bayi.
6. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan
Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan secara
berkolaborasi dengan bidan, bidan bertanggung jawab terhadap
tindakan langsung maupun tindakan konsultasi atau kolaborasi,
implementasi yang efisien akan mengurangi waktu dan biaya
perawatan serta meningkatkan kualitas pelayanan pada klien.
Pada kasus bayi “S”rencana asuhannya adalah
menjelaskan pada ibu tentang hasil pemerikasaan, memberikan
informasi dan edukasi tentang tindakan penanganan awal pada
bayi hipotermi ringan mengeringkan tubuh bayi dan memberikan
rangsangan taktilk dengan menepuk dan menyetil telapak kaki
serta menggosok peunggung bayi, kemudian mengatur kembali
posisi bayi dan melakukan penilaian. Dengan demikian apa yang
dijelaskan pada tinjauan pustaka dan yang ditemukan pada studi
kasus tidak ditemukan kesenjangan.
7. Evaluasi
51
Pada proses evaluasi merupakan langkah akhir dari proses
manajemen asuhan kebidanan. Pada tinjaun pustaka bahwa
sebagian masalah dapat teratasi dengan baik tetapi tidak menutup
kemungkinan masalah itu akan datang kembali sehingga
memerlukan perawatan dan pengawasan yang lebih lanjut
(Manuaba, 2010). Evaluasi akhir pada bayi “S" menunjukkan
adanya kemajuan dan keberhasilan dalam mengatasi masalah
hipotermi ringan pada bayi. Evaluasi merupakan tahap dalam
asuhan kebidanan yang penting, guna mengetahui sejauh mana
kemajuan yang telah dicapai. Dalam evaluasi selama penilaian
penatalaksanaan pada bayi dengan hipotermi ringan.
Dengan demikian apa yang dijelaskan pada tinjauan pustaka
dan yang ditemukan pada studi kasus tidak ditemukan
kesenjangan.
52
BAB V
PENUTUP
Setelah mempelajari teori-teori dan pengalaman langsung dari
lahan praktek melalui Karya Tulis Ilmiah pada Ny “S” dengan hipotermi
ringan di BPM Berkah Kec. Duruka tanggal 08 agustus 2016 maka
penulis menarik kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Pengumpulan data dasar yang telah dilakukan didapatkan Nama
Bayi Ny “S”, umur 1 hari,dengan keadaan hipotermi.
2. Dari hasil identifikasi diagnosa dan masalah aktual yang telah
dilakukan pada bayi Ny “S” diagnosa/masalah yang dialami adalah
bayi cukup bulan,umur 1 hari,dengan hipotermi ringan.
3. Dari hasil identifikasi diagnosa dan masalah potensial yang telah
dilakukan pada by Ny“s”jika hipotermi ringan maka potensial terjadi
hipotermi berat
4. Dari hasil menilai perlunya tindakan segera bayi Ny “s” adala harus
segera membungkus bayi dengan selimut/kain bersih.untuk
mencegah hipotermi
5. Dari hasil menilai perlunya tindakan segera maka perencanaan
asuhan kebidanan pada bayi Ny “s” dilakukan sesuai dengan
penanganan pada kasus hipotermi ringan.
53
6. Dari pelaksanaan asuhan yang diberikan pada bayi Ny “S”
Keadaan umum Bayi baik, TTV dalam batas normal.
B. Saran
1. Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan proses belajar mengajar ilmu
kebidanan, khususnya asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
normal 6 jam pertama dalam kaitannya dengan teknik memandikan
bayi dari badan ke kepala.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Tersosialisasinya teknik memandikan bayi dari badan ke kepala
dalam mencegah kejadian hipotermi di BPM Berkah.
3. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan dapat menyediakan peralatan memandikan bayi
dengan lengkap dan ruangan khusus untuk mendukung teknik
memandikan bayi dari badan ke kepala dalam mencegah kejadian
hipotermia di BPM Berkah.
4. Ibu Bayi
Ibu yang memiliki bayi diharapkan dapat mengetahui cara
memandikan bayi yang lebih efektif yaitu yang dapat mengurangi
hipotermi pada bayi sehingga ibu dapat melaksanakan cara
memandikan bayi mulai dari badan ke kepala.
54
DAFTAR PUSTAKA
Asri, D. (2010)Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha Medika.
Bari Saifudin, A. (2009) Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.
Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Departemen Kesehatan RI. (2005) Materi Lengkap Asuhan pada
Bayi Baru Lahir (BBL).
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/materi-lengkap-
asuhan-kebidanan-pada.html?m=1diakses tanggal 26
Agustus 2016 pukul 17.00 WIB.
DinkesJawa Tengah. (2012) Buku Profil Kesehatan Provinsi
Sulawesi
Tenggara.https://www.depkes.go.id/resources/download/profi
l/PROFIL_KES_PROVINSI_2012/13_Profil_Kes.Prov.sulawe
sitenggara_2012.pdf diakses tanggal 25 Agustus 2016 pukul
13.00 WIB.
Elfri,M. (2013) Hipotermia.
http://mariaelfri.blogspot.com/2013/05/hipotermia.html?m=1d
iakses tanggal 27 Januari 2015 pukul 13.00 WIB.
Fatmawati, Y. (2012)Angka Kematian Bayi Masih Tinggi.
http://ibuhamil.com/diskusi-umum/8264-angka-kematian-
bayi-masih-tinggi.htmldiaksestanggal 21 Januari 2015 pukul
14.30 WIB.
Handayani, D. (2012) PerawatanBayiBaru. Jakarta: Aspirasi
Pemuda.
Hapsari, R.A (2009) Makalah Termoregulasi Pada Bayi BaruLahir
(PerlindunganTermal).https://superbidanhapsari.wordpress.c
om/page/7/ diakses tanggal 20 Agustus 2016 pukul 10.00
WIB.
H.S, R. (2011) PedomanPerawatanBalita.Bandung:NuansaAulia.
Irianto, K. (2014) Ilmu Kesehatan Anak( Pediatri).
Bandung:ALFABETA.
Kamus Besar Bahasa Indonesia .Definisi Mandi.
http://kbbi.web.id/man di diakses tanggal 22 Agustus 2016
pukul 08.00 WIB.
Kasih, E. (2012) Pengaturan SuhuTubuh.
https://eliskasih.wordpress.com/2012/10/13/pengaturan-
suhu-tubuh/ di akses tanggal 22 Agustus 2016 pukul 09.00
WIB.
Kementerian Kesehatan RI. (2013) Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia tahun 2012.Jakarta:Kementerian
Kesehatan.
Kriebs, J.(2009) Asuhan Kebidanan Varney edisi 2. Jakarta:EGC.
Lanh, Mbah. (2015) Kisaran Temperatur Suhu Normal Bayi Bagi
Usia 1Tahun. http://mbahlanh.com/2015/kisaran-temperatur-
suhu-normal-bayi-bagi-usia-dibawah-1-
tahun.htmldiaksestanggal 29 Juni 2015 pukul 20.00 WIB.
Mustari, Ai. (2014) kebersihan kulit pada neonates
https://mustariai.wordpress.com/2014/12/17/kebersihan-kulit-
pada-neonatus-bidan-aii/ di akses tanggal 20 Agustus 2016
pukul 19.30 WIB.
Nurlina Salim, E. (2009) Cara Pintar Merawat Bayi dan Balita
.Klaten: Cable Book.
Riset Kesehatan Dasar. (2007) Laporan Nasional 2007.
Rizema Putra, S. (2012) Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta :
D-Medika.
Saputra, L. (2014) Catatan Ringkas Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.
Tangerang: Bina rupa Aksara.
SiwiWalyani, E. (2015) Konsep dan Asuhan Kebidanan Maternal dan
Neonatal. Yogyakarta: Pustaka Baru.
Suradi, R. (2007) Jangan Biarkan Hipotermia Merenggutnya.
https://pustakaibuanak.wordpress.com/2007/08/08/jangan-biarkan-
hipotermia-merenggutnya/ di aksestanggal 22 Agustus 2016 pukul
08.00 WIB.
Wahyuningsih, E. (2008) Pengkajian Pediatric : Seri Pedoman Praktis,
Ed.4. Jakarta: EGC.
Wibowo, T. (2010) Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial.
http://www.gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2011
/09/buku-saku-pelayanan-kesehatan-neonatal-esensial.pdf
d iaksestanggal 20 Agustus 2016 pukul 09.00 WIB.