kti sartika dewi
TRANSCRIPT
1
GAMBARAN PENINGKATAN PENGETAHUAN MURID KELAS V TENTANG CARA MENYIKAT GIGI SETELAH DILAKUKAN
PENYULUHAN DENGAN CARA DEMONSTRASI DI SDN 1 KECAMATAN NAPABALANO
TAHUN 2016
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh :
SARTIKA DEWI2013 IB 0085
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITEAKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA2016
2
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang paling indah untuk senantiasa dilantunkan selain
mengucapkan Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT, karena berkat limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nyalah yang telah memberikan kesehatan, sehingga
penulisan Proposal penelitian yang berjudul “gambaran peningkatan pengetahuan
murid kelas V tentang cara menyikat gigi setelah diadakan penyuluhan dengan
cara demonstrasi di SDN 1 Kecamatan Napabalano tahun 2016” ini dapat
diselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan banyak terima kasih kepada keluarga serta
teman-teman yang sudah memberikan motivasi sehingga proposal ini
terselesaikan dengan baik dan dengan adanya proposal ini penyusun dapat lebih
mudah dalam menyelesaikan penelitiannya.
Penyusun juga mengharapkan apabila ada saran dan masukan, penyusun
dapat menerima dengan lapang dada. Akhir kata penyusun mengucapkan
Wabillahi Taufik Wallhidayah Wassalammuallaikum Wr. Wb.
RAHA, 2016
Penyusun
i
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
keamanan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan yang diarahkan
untuk meningkatkan mutu dan kemudahan pelayanan kesehatan yang harus
semakin terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Razak, 2008).
Menurut UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan bahwa terwujudnya
keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak. Tidak hanya orang perorang
atau keluarga, akan tetapi juga oleh kelompok dan bahkan oleh seluruh anggota
masyarakat. Adapun yang dimaksudkan dengan sehat adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis (Depkes RI, 2010).
Peningkatan kesehatan mencakup 2 aspek, aspek preventif dan aspek
promotif. Penyuluhan kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu,
dengan adanya pesan tersebut maka diharapkan dapat memperoleh pengetahuan
tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut akhirnya diharapkan
dapat berpengaruh terhadap perilaku. Diharapkan adanya penyuluhan tersebut
dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran (Notoatmodjo, 2007).
Persepsi dan perilaku masyarakat Indonesia terhadap Kesehatan Gigi Dan
Mulut masih buruk, ini terlihat dari masih besarnya angka karies gigi dan penyakit
1
2
mulut di Indonesia yang cenderung meningkat. Karies gigi merupakan
permasalahan yang sering dijumpai di rongga mulut. Prevalensi karies tertinggi
terdapat di Asia dan Amerika latin. Di Amerika Serikat, karies gigi merupakan
penyakit kronis anak anak yang sering terjadi. Karies gigi merupakan penyebab
patologi primer atas penanggalan gigi pada anak (Irma, 2013).
Upaya pemeliharan gigi dan mulut sebaiknya dilakukan sejak usia dini. Usia
sekolah dasar merupakan saat yang ideal untuk melatih kemampuan motorik
seorang anak, termasuk diantaranya menyikat gigi. Kemampuan menyikat gigi
secara baik dan benar merupakan faktor yang cukup penting untuk pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan pemeliharaan kesehatan dan kebersihan
gigi dan mulut juga dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, metode penyikatan
gigi, serta frekuensi dan waktu penyikatan yang tepat. (Riyanti, 2005).
Berdasarkan sumber data yang diperoleh langsung dari kepala sekolah SDN
1 Kecamatan Napabalano yaitu jumlah siswa pada tahun ajaran 2015/2016 dengan
jumlah siswa laki-laki 251 orang dan siswi perempuan 257 orang sedangkan
murid kelas V SDN I Kecamatan Napabalano dengan jumlah siswa 35 orang. dari
jumlah tersebut terdapat 20 orang yang mengalami karies pada gigi.
Berdasarkan data tersebut peneliti tertarik untuk menggambarkan bagaimana
pengetahuan murid kelas V tentang cara menyikat gigi setelah dilakukan
penyuluhan dengan cara demonstrasi di SDN I Kecamatan Napabalano
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran peningkatan
pengetahuan murid kelas V tentang cara menyikat gigi setelah dilakukan
penyuluhan dengan cara demonstrasi di SDN 1 Kecamatan Napabalano tahun
2016.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana gambaran peningkatan pengetahuan murid
kelas V tentang cara menyikat gigi setelah dilakukan penyuluhan dengan cara
demonstrasi di SDN 1 Kecamatan Napabalano tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran peningkatan pengetahuan murid kelas V tentang
cara menyikat gigi setelah dilakukan penyuluhan dengan cara
demonstrasi berdasarkan tingkat tahu di SDN 1 Kecamatan Napabalano
tahun 2016.
b. Mengetahui gambaran peningkatan pengetahuan murid kelas V tentang
cara menyikat gigi setelah dilakukan penyuluhan dengan cara
demonstrasi berdasarkan tingkat paham di SDN 1 Kecamatan
Napabalano tahun 2016.
c. Mengetahui gambaran peningkatan pengetahuan murid kelas V tentang
cara menyikat gigi setelah dilakukan penyuluhan dengan cara
4
demonstrasi berdasarkan tingkat aplikasi di SDN 1 Kecamatan
Napabalano tahun 2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan masukan yang berharga dalam menambah kepustakaan di
Kampus Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna dan dapat menjadi bahan
bacaan dan referensi bagi mahasiswa dan peneliti selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi penentu kebijakan dalam upaya peningkatan
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut di sekolah.
3. Manfaat Bagi peneliti
Sebagai pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dari
penelitian ini dan sebagai pedoman untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Gigi dan mulut
a. Pengertian gigi dan mulut
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia,
sehat secara jasmani dan rohani, tidak terkecuali anak-anak, setiap orang
tua menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal,
hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan yang perlu
diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan
mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan
tubuh secara menyeluruh. Dengan kata lain bahwa kesehatan gigi dan
mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan
yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum
(Anggraini, 2009)
Mulut merupakan pintu gerbang pertama di dalam sistem
pencernaan. Makanan dan minuman akan diproses di dalam mulut dengan
bantuan gigi-geligi, lidah, dan saliva. Pemeliharaan kebersihan gigi dan
mulut merupakan salah satu upaya meningkatkan kesehatan. Mulut bukan
sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman tetapi fungsi mulut
lebih dari itu dan tidak banyak orang menyadari besarnya peranan mulut
bagi kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Oleh karena itu kesehatan
5
6
gigi dan mulut sangat berperan dalam menunjang kesehatan seseorang.
(Yekti mumpuni dan Erlita pratiwi 2013)
Kesehatan Gigi dan Mulut sangatlah penting untuk menjaga
kesehatan tubuh secarah menyeluruh .Sebab, mulut adalah pintu gerbang
makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh.Tanpa kita sadari,
kesehatan gigi dan mulut dapat berpengaruh secara signifikan terhadap
organ-oragan lain di tubuh kita (Ml.Grace W.Susanto, 2013 )
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari
kesehatan manusia seutuhnya, dengan demikian upaya-upaya dalam
bidang kesehatan gigi pada akhirnya akan turut berperan dalam
peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia. Kesehatan
gigi adalah penting karena pencernaan makanan dimulai dengan bantuan
gigi. Selain fungsinya untuk makan dan berbicara, gigi juga penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan normal anak. pemeliharaan kesehatan
gigi dan gusi masyarakat terutama pada anak sekolah sangatlah penting.
Oleh sebab itu, salah satu kebijaksanaannya adalah dengan meningkatkan
upaya promotif, preventif, dan kuratif pada anak usia sekolah (6-12tahun)
karena pada usia tersebut merupakan waktu dimana akan tumbuhnya gigi
tetap (Anggraini,2009).
Kesehatan gigi dan mulut sangat penting karena gigi dan mulut
yang rusak dan tidak dirawat akan menyebabkan rasa sakit, gangguan
pengunyahan dan dapat mengganggu kesehatan tubuh lainnya. Banyaknya
karies, gingivitis dan gigi berjejal harus segera ditangani dan semuanya
7
dapat dicegah. Memelihara kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk
memperoleh kesehatan tubuh kita, khususnya pada anak-anak, karena pada
masa anak- anak sangat penting karena kondisi gigi susu (gigi decidui)
saat ini sangat menentukan keadaan gigi-gigi permanent penggantinya.
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka
harus dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari
memperhatikan diet makanan, dan jangan terlalu banyak makanan yang
mengandung gula dan makanan yang lengket. Pembersihan plak dan sisa
makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan caranya jangan
sampai merusak struktur gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi dan
penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi
yang sudah tidak bisa dipertahankan lagi dan merupakan fokal infeksi.
Kunjungan berkala ke dokter gigi setiap enam bulan sekali baik ada
keluhan ataupun tidak ada keluhan. Dengan memperhatikan hal-hal
tersebut, maka akan dicapai suatu kesehatan gigi dan mulut yang optimal,
dan akan meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan serta akan
meningkatkan etos kerja yang lebih baik lagi.
Menurut drg.TriAstutiM.Kes, penyebab penyakit gigi dan mulut
yang banyak di derita anak-anak di indonesia sangat berkaitan dengan
kebersihan gigi dan mulut. (Monitordepok,2007).
8
b. Waktu menyikat gigi
American Dental Association (ADA) menyatakan bahwa pasien
harus menyikat gigi secara teratur, minimal 2 kali sehari yaitu pagi setelah
sarapan dan sebelum tidur malam (Pintauli,2008). Hal ini dikarenakan
pada waktu tidur, air ludah berkurang sehingga asam yang dihasilkan oleh
plak akan menjadi lebih pekat dan kemampuannya untuk merusak gigi
tentunya menjadi lebih besar. Oleh karena itu, untuk mengurangi
kepekatan asam maka plak harus dihilangkan (Ramadhan, 2010).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bila plak disingkirkan setiap
hari secara sempurna, maka tidak akan menimbulkan efek pada rongga
mulut. Oleh karena hanya sedikit orang yang bisa menyingkirkan plak
secara sempurna, maka perlu tetap ditekankan pembersihan sulkus sebagai
kontrol terhadap penyakit periodontal dan lebih sering menggunakan pasta
yang mengandung fluor untuk mengontrol karies.
Waktu menyikat gigi pada setiap orang tidak sama, bergantung
pada beberapa faktor seperti kecenderungan seseorang terhadap plak dan
debris, keterampilan menyikat gigi, dan kemampuan salivanya
membersihkan sisa-sisa makanan dan debris. Hanya setelah pasien
berulang kali menyikat gigi dengan diawasi oleh tenaga professional, maka
baru dapat ditentukan berapa kali sebaiknya orang tersebut menggosok
gigi. (Pintauli,2008).
9
c. Teknik Menyikat Gigi
Banyak metode atau teknik menyikat gigi yang diperkenalkan para
ahli, dan kebanyakan metodenya dikenal dengan namanya sendiri seperti
metode Bass, Stillman, Charters, atau disesuaikan dengan gerakannya.
Pada prinsipnya terdapat empat pola dasar gerakan, yaitu metode vertikal,
horizontal, berputar atau rotasi dan bergetar atau vibrasi. (Pintauli, 2008).
Pada dasarnya menyikat gigi yang benar adalah menyikat semua
permukaan gigi sampai bersih dan plak juga hilang dengan sempurna
(Pintauli, 2008)
1) Teknik Bass
Metode bass adalah salah satu teknik menyikat gigi yang paling
efektif dan paling banyak digunakan ini adalah metode yang
diperkenalkan Dr Charles Bass. (Pratiwi,2008
Metode Bass sangat efektif saat membersihkan daerah yang
terletak di bawah atau di samping margin gingiva. Penciptaan dan
akumulasi karies gigi ini paling sering terlihat di daerah yang tepat di
bawah atau dekat dengan garis gusi. Mereka juga banyak terbentuk di
daerah antara gigi yang disebut daerah inter proksimal (Pintauli, 2008).
Teknik Bass pertama kali ditujukan untuk menyingkirkan plak
dan debris dari dalam sulkus yang dikombinasi dengan menggunakan
sikat gigi lembut dan benang gigi. Oleh karena itu, teknik ini dapat
digunakan untuk mengontrol penyakit periodontal dan karies (Pintauli,
2008).
10
Sikat gigi diletakkan dengan sudut 45° terhadap apeks gigi.
Kemudian bulu sikat didorong perlahan-lahan ke dalam sulkus.
Gerakan vibrasi yaitu gerakan maju mundur dan pendek-pendek akan
menyebabkan bulu sikat bergetar membersihkan sulkus. Untuk setiap
bagian disarankan 10 kali. Gerakan sikat gigi digetarkan di tempat
tanpa mengubah-ubah posisi bulu sikat (Pintauli, 2008).
Teknik Bass diindikasikan (Pintauli, 2008) :
a) Untuk menghilangkan kuman atau bakteri plak yang berdekatan
dengan gusi dan margin gingival.
b) Untuk ruang antara gigi, dan pada permukaan akar yang terekspos
dengan penyakit gusi.
c) Untuk pasien yang baru melakukan bedah periodontal.
d) Untuk menyikat pada mahkota gigi, jembatan gigi, kawat gigi,dll
Menurut Pintauli (2008) langkah-langkah dalam melakukan teknik
bass:
a) Pegang sikat gigi secara horizontal dan letakkan kepala sikat gigi
pada permukaan gigi, lebih tepatnya di tepi gusi (batas gigi dengan
gusi), karena disinilah banyak plak menumpuk.
b) Miringkan kepala sikat gigi kira-kira sebesar 45 derajat menghadap
permukaan gigi. Tujuannnya agar bulu sikat dapat masuk ke celah
antara gigi dengan gusi yang disebut saku gusi, dan membersihkan
plak yang ada di dalamnya.
11
c) Gerakan sikat secara horizontal dengan jarak yang sangat pendek
atau kecil seperti suatu getaran dan dengan tekanan yang lembut.
d) Sikatlah dengan gerakan sebanyak 10-20 kali gosokan baru
berpindah ke gigi sebelahnya.
e) Terakhir , sikap pula permukaan lidah untuk membersihkan bakteri
yang berada di permukaan lidah. Permukaan lidah yang kasar dan
berpapil membuat bakteri mudah menempel di sana.
2) Teknik Roll
Teknik roll adalah cara menyikat gigi dengan gerakan memutar
mulai dari permukaan kunyah gigi belakang , gusi dan seluruh
permukaan gigi sisanya. (Pratiwi, 2007). Teknik ini memungkinkan
pembersihan gusi dan gigi tanpa menekan sulkus. Bulu sikat diletakkan
sejajar dan berlawanan dengan attached gingival sedangkan kepala sikat
sejajar dataran oklusal. (Pintauli, 2008).
Sisi-sisi sikat menekan attached gingiva dan daerah sulkus. Bulu
sikat kemudian diputar melewati gingiva ke arah oklusal dengan tetap
mempertahankan sisi sikat yang menekan jaringan. Gerakan ini diulangi
8 kali untuk tiap daerah. Yang perlu diperhatikan pada penyikatan
adalah sikat harus digunakan seperti sapu, bukan seperti sikat untuk
menggosok (Pratiwi, 2007).
Satu keuntungan dari metode roll adalah teknik ini mudah
untuk diajarkan kepada anak-anak juga membutuhkan sedikit tekanan
dan kekuatan dari pada teknik menyikat gigi lainnya. Sehingga anak-
12
anak kecil dapat menyikat gigi sendiri dengan baik dengan
menggunakan metode ini. Kemudahan dapat membuat pilihan
gerak yang baik bagi mereka yang mempunyai masalah keterampilan
motorik. (Pratiwi, 2007).
d. Cara menyikat gigi yang baik dan benar
1) Bersihkan permukaan gigi bagian luar yang menghadap kebibir dan pipi
dengan menggunakan teknik horizontal atau naik turun mulai dari
rahang atas terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan yang rahang bawah.
2) Bersihkan permukaan kunyah gigi pada lengkung gigi sebelah kanan
dan kiri dengan gerakan maju mundur, atau boleh juga dengan sedikit
diputar selama delapan kali atau lebih, lakukan pada rahang atas dan
rahang bawah.
3) Bersihkan permukaan dalam gigi yang menghadap kelidah dan langit-
langit dengan menggunakan teknik modofikasi bass untuk lengkung
gigi sebelah kanan dan kiri.
4) Untuk lengkung gigi bagian depan dapat anda bersihkan dengan cara
memegang sikat gigi secara vertikal menghadap kedepan. Lalu gunakan
ujung sikat dengan gerakan menarik kearah mahkota gigi. Lakukan
pada rahang atas dan rahang bawah.
5) Sikat pula permukaan lidah untuk membersihkan bakteri yang berada
dipermukaan lidah. Permukaan lidah yang kasar dan berpapil membuat
bakteri mudah menempel
13
e. Memilih sikat gigi yang baik dan benar
1) Memilih sikat gigi yang kapalanya cukup kecil sehingga dapat
digunakan dengan baik dalam rongga mulut. Bagi orang dewasa
panjang kepala sikta gigi 2,5 cm, sedangkan pada anak 1,5 cm.
2) Panjang bulu sikat hendaknya sama, sikat gigi dengan bulu yang
panjangnya berbeda tidak dapat membersihkan permukaan datar tanpa
menimbulkan tekanan pada beberapa bulu sikat.
3) Tekstur bulu sikat hendaknya memungkinkan digunakan dengan
efektif, tanpa merusak jaringan, jangan memilih bulu sikat gigi keras
sebab dapat merusak jaringan.
4) Gagang sikat harus cukup lebar dan tebal agar dapat dipegang dan
dikontrol dengan baik.
f. Cara menyimpan sikat gigi
Setelah menyikat gigi maka harus dicuci bersih. Kemudian
digantung dengan kepala dibawah. Bila ditaruk, maka air tidak segera
kering dan kuman yang tinggal akan segera berkembang biak. Tetapi
dengan digantung sikat gigi akan segera kering dan bersih dari kuman.
Cara menyimpan sikat gigi yang baik dan benar yaitu : jauhkan dari toilet,
posisi kepala sikat harus di atas, bilas hingga bersih, ganti sikat gigi
minimal setiap 3 bulan sekali.
14
2. Penyuluhan Keseh atan
a. Definisi Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan ialah suatu proses belajar yang ditujukan
kepada individu atau kelompok untuk mengembangkan pengertian
tentang nilai kesehatan dengan maksud menimbulkan respon berupa
perilaku hidup sehari-hari dengan nilai kesehatan (Lumenta, 1989).
Penyuluhan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain
itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna baik fisik, mental,
sosial, dan ekonomi (Notoatmodjo, 2007).
b. Tujuan Penyuluhan Kesehatan Gigi Dan Mulut
Menurut Noor 1972 (dalam Herijulianti, 2002) tujuan penyuluhan
kesehatan gigi adalah:
1) Meningkatkan pengertian dan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
2) Menghilangkan atau paling sedikit mengurangi penyakit gigi dan
mulut serta gangguan lainnya pada gigi dan mulut.
3) Memperkenalkan kepada masyarakat tentang kesehatan gigi.
4) Mengingatkan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut.
5) Menjabarkan akibat yang akan timbul dari kelalaian menjaga
kebersihan gigi dan mulut.
15
6) Menanamkan perilaku sehat sejak dini melalui kunjungan ke
sekolah.
c. Prinsip - Prinsip Penyuluhan
Penyuluhan merupakan upaya pendidikan yang memiliki prinsip-
prinsip tertentu, yang harus diperhatikan agar penyuluhan berhasil sesuai
dengan programnya (Herijulianti dkk, 2002) antara lain:
1) Seorang penyuluh hendaknya mempunyai keahlian dan kejujuran.
2) Antara penyuluh dengan sasaran harus terjalin hubungan yang baik.
3) Materi atau bahan penyuluhan hendaknya mudah diterima dan
bertahap dari yang sulit ke yang mudah dan sebaiknya disesuaikan
dengan tingkat pendidikan sasaran.
4) Materi penyuluhan harus berdasarkan kebutuhan kelompok sasaran.
Pelaksanaan penyuluhan tidak hanya sekali. Media yang digunakan
untuk penyuluhan baik media massa maupun media manusia
hendaklah yang tepat guna dan berdaya guna.
d. Komponen Penyuluhan
Komponen penyuluhan adalah sebagai berikut :
1) Penyuluh adalah pihak yang memberikan pesan dan informasi kepada
sasaran. Penyuluh bisa terdiri dari seseorang, beberapa orang, lembaga
dan lain-lain.
2) Sasaran adalah pihak yang menerima pesan dan informasi dari pihak
penyuluh. Sasaran penyuluhan program pendidikan luar sekolah bisa
terdiri dari masyarakat yang diajak mengikuti kegiatan-kegiatan
16
belajar pendidikan luar sekolah serta warga masyarakat yang
diharapkan sebagai pelaksana kegiatan.
3) Pesan adalah materi atau informasi yang disampaikan oleh penyuluh
kepada sasaran (yang disuluh). Pesan ini bisa bermacam-macam, biasa
dalam bentuk tulisan maupun lisan. Bentuk tertulis misalnya berupa
tulisan yang dituangkan dalam bentuk buletin, selebaran, surat kabar,
leaflet dan lain-lain. Sedangkan lisan dapat berupa ucapan langsung
dari penyuluh. Isi pesan itu bermacam-macam sesuai dengan tahap-
tahap kegiatan.
4) Media adalah saluran melalui nama pesan itu disampaikan oleh
penyuluh (Herijulianti dkk, 2002).
3. Anak Usia Sekolah Dasar (Murid SD)
Anak yang berada dikelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan
usia dini. Masa usia dini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa
yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini
seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang
secara optimal.
g. Karakteristik
Perkembangan anak pada kelas satu, dua, tiga, empat dan enam SD
biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah
mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat
melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda
17
dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan
mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting.
h. Cara anak belajar
Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri
dalam menginterprestasikan dan beradaptasi dengan lingkungan (teori
perkembangan kognitif). Menurutnya setiap anak memiliki struktur
kognitif yang disebut schemata yaitu system konsep yang ada dalam
pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek tersebut berlangsung
melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang
sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep-
konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut
jika berlangsunng terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan
pengetahuan baru akan menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara
bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan
lingkungannya.
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada
rentang usia tersebut anak mulai menununjukkan perilaku belajar sebagai
berikut
1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek
situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsure-unsur
secara serenak
2) Mulai berfikir secara operasional
18
3) Mempergunakan cara berfikir operasional untuk mengklasifikasikan
benda-benda
4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan,
prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat
5) Memahami konsep substansi, volume zatcair, panjang, lebar, kuas,
dan berat.
Memperhatikan tahapan perkembangan berfikir tersebut, kecenderungan
belajar anak usui sekolah dasar memiliki tiga cirri :
1) Konkrit
Mengandung makna proses belajar berasal dari hal-hal yang konkrit
yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak-atik
dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar.
2) Integrative
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari
sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilih-milih konsep
dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang
deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
3) Hierarki
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar bekembang secara
bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang kebih
kompleks.
19
4. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan yaitu mengetahui situasi atau rangsangan dari luar.
Pengetahuan diperoleh setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Pengetahun merupakan pendorong yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoadmodjo, 2010).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) pengetahuan adalah
segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal. Pengetahuan atau
kongnitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek
mengandung 2 aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini
yang akan menetukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan
objek tertentu. Menurut teori WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007)
salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang
diperoleh dari pengalaman sendiri.
Menurut Arikunto (2006), pegetahuan dibagi dalam 3 kategori,
yaitu :
1) Tinggi : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76%-100%
dari seluruh pertanyaan
2) Sedang : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56%-75%
dari seluruh pertanyaan
20
3) Rendah : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 40%-55%
dari seluruh pertanyaan
b. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang tercakup dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
1) Tahu (know) adalah mengingat suatu materi yang dipelajari
sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
yang dipelajari sebelumnya antara lain menyebutkan, menguraikan,
mengidentifikasi, dan menyatakan.
2) Memahami (Comprehension) adalah kemampuan untuk memahami
secara benar tentang objek yang dapat diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Aplication) adalah kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau lokasi real (sesungguhnya).
4) Analisis (Analysis) adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau
objek kedalaman komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Synthesis) adalah kemampuan meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
6) Evaluasi (Evaluation) adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penelitian terhadap suatu materi.
21
5. Media Penyuluhan
a. Definisi Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medius yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan
(Mubarak dkk, 2012). Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (National
Education Association/ Nea) bahwa Media adalah bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media
hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca
(Sadiman A. dkk, 2008).
Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa media
merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya (Mubarak dkk, 2012).
b. Media Penyuluhan Kesehatan
Media penyuluhan kesehatan adalah semua sarana atau upaya
menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh
komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronika (TV, radio,
komputer, dan sebagainya) dan media luar ruangan, yang digunakan oleh
pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran yang
berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu di dalam proses
pendidikan/pengajaran, sehingga sasaran dapat meningkatkan
22
pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat mengubah perilakunya
kearah positif terhadap kesehatan (Notoatmodjo 2007 dan 2010).
Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa alat penyalur pesan kesehatan
berdasarkan fungsinya dibagi menjadi tiga, yaitu media cetak, media
elektronik dan media papan.
1)Media cetak adalah alat bantu untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan dengan berbagai variasi (Notoatmodjo, 2007) diantaranya:
a) Booklet adalah suatu media yang menyampaikan pesan kesehatan
dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.
b) Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan kesehatan
melalui lembaran yang dilipat, isi informasi dapat berupa kalimat
maupun gambar atau kombinasi dari keduanya.
c) Poster adalah bentuk media cetak yang berisi pesan-pesan atau
informasi kesehatan yang biasanya ditempel di tembok-tembok atau
di tempat tempat umum atau di kendaraan umum.
2) Media elektronik sebagai sasaran informasi untuk menyampaikan
pesan-pesan kesehatan yang terdiri dari: televisi, radio, video, slide, dan
film-strip.
3) Media papan (Billboard), biasanya dipasang di tempat tempat umum
dapat diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan.
4) Demontrasi
23
c. Tujuan Penggunaan Media Penyuluhan Kesehatan
Tujuan penggunaan media dalam penyuluhan adalah untuk
memudahkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan,
karena dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti
yang cukup penting, sebab ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat
dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara (Mubarak dkk,
2012).
Beberapa tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di
dalam pelaksanaan Promosi Kesehatan ( Notoatmodjo 2010) antara lain:
1) Mempermudah penyampaian informasi.
2) Dapat menghindari kesalahan persepsi.
3) Dapat memperjelas informasi.
4) Mempermudah pengertian.
5) Mengurangi komunikasi yang verbalistik.
6) Dapat menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap dengan kasat mata.
d. Fungsi Media Penyuluhan
Media penyuluhan digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau
mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu perlu
diperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya (Mubarak dkk, 2012).
Menurut Kemp dan Dayton 1985 (dalam Mubarak dkk, 2012) ada tiga
fungsi utama yaitu: memotivasi minat dan tindakan, menyajikan informasi
dan memberikan instruksi. Pada saat ini media pendidikan mempunyai
fungsi sebagai berikut:
24
1) Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan mengajar bagi
penyuluh.
2) Memberikan pengalaman yang lebih nyata, yang abstrak dapat
menjadi kongkrit.
3) Menarik perhatian siswa, jalannya pengajaran tidak membosankan.
4) Semua indera siswa dapat diaktifkan,kelemahan satu indera dapat
diimbangi oleh kekuatan indera lainnya
5) Lebih menarik perhatian siswa dan minat siswa dalam belajar.
6) Dapat membangkitkan dunia teori dan realitanya.
6. Demonstrasi
a. Pengertian
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara
memeragakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media
pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
disajikan
1) Kelebihan
a) Perhatian siswa dapat dipusatkan, dan titik barat yang di dianggap
penting oleh guru dapat diamati.
b) Perhatian siswa dapat terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi
proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian
anak kepada masalah lain.
25
c) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses
belajar.
d) Dapat menambah pengalaman siswa.
e) Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang
disampaikan.
f) Dapat mengurangi kesalah pahaman karna pengajaran lebih jelas dan
kongkrit.
g) Dapat menjawab semua masalah yang timbul didalam pikiran setiap
siswa karna ikut serat berperan secara langsung.
2) Kekurangan
a) Memerlukan waktu yang cukup banyak.
b) Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi
kurang efesien.
c) Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli
bahan-bahannya.
d) Memerlukan tenaga.
e) Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak
efektif.
B. Landasan Teori
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, sehat
secara jasmani dan rohani, tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua
menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat
dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan yang perlu diperhatikan selain
26
kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan
gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Dengan
kata lain bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari
kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan
tubuh secara umum (Anggraini, 2009)
Mulut merupakan pintu gerbang pertama di dalam sistem pencernaan.
Makanan dan minuman akan diproses di dalam mulut dengan bantuan gigi-gigi,
lidah, dan saliva. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu
upaya meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya
makanan dan minuman tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang
menyadari besarnya peranan mulut bagi kesehatan dan kesejahteraan seseorang.
Anak yang berada dikelas awal sd adalah anak yang berada pada rentangan
usia dini. Masa usia dini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa
yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini
seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang
secara optimal.
Penyuluhan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk
mencapai derajat kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, sosial, dan ekonomi
(Notoatmodjo, 2007).
Tujuan penggunaan media dalam penyuluhan adalah untuk memudahkan
anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan, karena dalam proses
belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting, sebab
27
ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan
media sebagai perantara (Mubarak dkk, 2012).
Media penyuluhan kesehatan adalah semua sarana atau upaya
menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator,
baik itu melalui media cetak, elektronika (TV, radio, komputer, dan sebagainya)
dan media luar ruangan, yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan
bahan pendidikan/pengajaran yang berfungsi untuk membantu dan memperagakan
sesuatu di dalam proses pendidikan/pengajaran, sehingga sasaran dapat
meningkatkan pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat mengubah
perilakunya kearah positif terhadap kesehatan (Notoatmodjo 2007 dan 2010).
Tujuan penggunaan media dalam penyuluhan adalah untuk memudahkan
anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan, karena dalam proses
belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting, sebab
ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan
media sebagai perantara (Mubarak dkk, 2012).
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memeragakan
barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara
langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan
pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
28
C. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel Independent (bebas)
: Variabel Dependent (terikat)
: Hubungan Antar Variabel
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran pengetahuan murid kelas V tentang cara menyikat gigi
sebelum diadakan penyuluhan dengan cara demonstrasi di SDN 1 Kecamatan
Napabalano tahun 2016.
2. Bagaimana gambaran peningkatan pengetahuan murid kelas V tentang cara
menyikat gigi setelah diadakan penyuluhan dengan cara demonstrasi di SDN
1 Kecamatan Napabalano tahun 2016.
Murid Kelas V
Pengetahuan tentang menyikat gigi
1. Tahu2. Memahami 3. Aplikasi
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian evaluasi dengan
pendekatan diskriptif yaitu suatu penelitian dilakukan untuk memulai suatu
program yang sedang atau yang sudah dilakukan .
B. Waktu D an Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus 2016
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SDN 1 Kecamatan Napabalano Kabupaten
Muna.
C. Populasi D an Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua murid kelas V yang terdaftar dan
aktif mengikuti pendidikan di SDN 1 Kecamatan Napabalano dengan jumlah
35 orang.
2. Sam pel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua murid kelas V yang terdaftar dan
aktif mengikuti pendidikan di SDN 1 Kecamatan Napabalano dengan jumlah
35 orang.
29
30
D. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat ( Variabel Dependent)
2. Variabel Bebas (Variabel Independent)
a. Murid kelas V
E. Defenisi Operasional Variabel
No VariabelDefenisi
Operasional
Kriteria
Onyektif
Skala
Ukur
1 Dependent
Pengetahuaun
Tentang
Menyikat
Gigi
Pengetahuan yang
dimaksud dalam
penelitian ini
adalah kemampuan
responden untuk
menjawab dengan
benar terhadap
pertanyaan tentang
gambaran
peningkatan
pengetahuan murid
kelas V SDN 1
Kecamatan
Napabalano
tentang cara
menyikat gigi
Tahu : apabila
subyek tahu
tentang cara
menyikat gigi
setelah diadakan
penyuluhan dengan
cara demonstrasi
Paham : apabila
subyek paham
tentang cara
menyikat gigi
setelah diadakan
penyuluhan dengan
cara demonstrasi
Aplikasi : apabila
Ordinal
31
setelah diadakan
penyuluhan denga
cara demonstrasi
subyek mampu
mengaplikasikan
atau
memperagakan
tentang cara
menyikat gigi
setelah diadakan
penyuluhan dengan
cara demonstrasi
2 Independent
Murid Kelas
V
Seluruh murid
kelas V SDN 1
Kecamatan
Napabalano
Baik :
Presentase 76-
100%
Cukup
Presentase 56-75%
Kurang
Presentase <56%
Nominal
32
F. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan yaitu yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang
menyikat gigi yang dibagi beberapa kategori yaitu tingkat tahu,tingkat paham dan
tingkat aplikasi. kuisioner tersebut digunakan sebagai sumber untuk mengetahui
pengetahuan awal sebelum dilakukan demonstrasi dan dengan kuisisoner yang
sama juga digunakan untuk mengevaluasi setelah diadakan demonstrasi.
G. Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Pengolahan data
a. Coding yaitu memberikan kode pada lembaran kuisioner yang telah
dibandingkan kepada akseptor.
b. Editing yaitu mengoreksi kembali data akseptor yang telah dikumpulakan
melalui lembar kuisioner yang meliputi identitas akseptor dan hasil
jawaban responden.
c. Scoring yaitu memberikan skor pada setiap hasil jawaban akseptor pada
lembaran kuisioner yang telah dikumpulkan.
d. Tabulating yaitu menyusun data – data akseptor baik identitas maupun
pengetahuan akseptor kedalam table sesuai dengan kategorinya.
2. Analisis Data
Analisis Univariat pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan
distribuso dan presentase dan tiap variabel. Variabel penelitian dideskripsikan
dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.
X =f
nx K
33
Keterangan
x : presentase hasil yang diketahui
f : frekuensi kategori variabel yang diteliti
n : jumlah sampel penelitian
K : konstanta (100%)
H. Rencana Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat
sebagai mana dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2Rencana Penelitian
No Kegiatan BulanJuli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 41 Pengumpulan data
2 Pengolahan data / analisis data
3 Penyusunan laporan
4 Presentasi / seminar hasil