kti sri pujiati nolamp - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · semoga laporan studi kasus ini...
TRANSCRIPT
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT
TIDUR PADA NY. S POST PARTUM NORMAL DENGAN ANEMIA
DI RUANG KENANGA RSUD KARANGANYAR
DI SUSUN OLEH:
SRI PUJIATI
NIM. P. 09103
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT
TIDUR PADA NY. S POST PARTUM NORMAL DENGAN ANEMIA
DI RUANG KENANGA RSUD KARANGANYAR
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan
DI SUSUN OLEH:
SRI PUJIATI
NIM. P. 09103
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
����
�
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.
Surakarta, April 2012
Yang Membuat Pernyataan
SRI PUJIATI NIM. P. 09103
Nama : SRI PUJIATI
NIM : P. 09103
Program Studi : D III KEPERAWATAN
Judul karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR PADA NY. S
POST PARTUM NORMAL DENGAN ANEMIA
DI RUANG KENANGA RSUD
KARANGANYAR
���
�
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : STIKes Kusuma Husada Surakarta
Hari/ Tanggal : Sabtu, 28 April 2012
Pembimbing : Tyas Ardi Suminarsis, S.Kep., Ns ( ) NIK. 201185077
Nama : SRI PUJIATI
NIM : P. 09103
Program Studi : D III KEPERAWATAN
Judul karya : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR PADA NY. S
POST PARTUM NORMAL DENGAN ANEMIA DI
RUANG KENANGA RSUD KARANGANYAR
��
�
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : STIKes Kusuma Husada Surakarta
Hari/ Tanggal : Jumat, 04 Mei 2012
DEWAN PENGUJI
Penguji I : Tyas Ardi Suminarsis, S.Kep., Ns (………………………..) NIK. 201185077 Penguji II : Diyah Ekarini, S.Kep., Ns (………………………..) NIK. 200179001 Penguji III : Amalia Senja. S.Kep., Ns (………………………..) NIK. 201189090
Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S.Kep., Ns NIK. 201084050
Nama : SRI PUJIATI
NIM : P. 09103
Program Studi : D III KEPERAWATAN
Judul karya : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR PADA NY. S
POST PARTUM NORMAL DENGAN ANEMIA DI
RUANG KENANGA RSUD KARANGANYAR
���
�
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia_Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR PADA NY. S POST PARTUM NORMAL
DENGAN ANEMIA DI RUANG KENANGA RSUD KARANGANYAR.”
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang tehormat:
1. Setiyawan, S. Kep., Ns, selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S. Kep., Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi D III
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Tyas Ardi S, S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji
yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan,
inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi
sempurnanya studi kasus ini.
����
�
4. Diyah Ekarini, S,kep., Ns, selaku penguji yang telah membimbing dengan
cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam
bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
5. Amalia Senja, S.kep., Ns, selaku penguji yang telah membimbing dengan
cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam
bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
6. Semua dosen Program Studi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan pendidikan.
8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi D III Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin.
Surakarta, April 2012
Penulis
�����
�
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ............................................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. ix
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................... 1
B. Tujuan Penulisan....................................................... 4
C. Manfaat Penulisan ..................................................... 5
BAB II LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien ........................................................ 6
B. Pengkajian ............................................................. 7
C. Perumusan Masalah Keperawatan .......................... 13
D. Perencanaan Keperawatan ...................................... 13
E. Implementasi Keperawatan .................................... 14
F. Evaluasi Keperawatan ............................................ 15
BAB II PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan ........................................................... 16
B. Simpulan ............................................................... 26
Daftar pustaka
Lampiran
���
�
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar 2. 1 genogram…………………………… ….. 7
��
�
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Riwayat Hidup
2. Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data
3. Log Book
4. Pendelegasian
5. Lembar Konsul
6. Asuhan Keperawatan
���
�
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : SRI PUJIATI
Tempat, tanggal lahir : BOYOLALI, 13 APRIL 1991
Jenis kelamin : PEREMPUAN
Alamat Rumah : RANDUREJO Rt 02/ 01, KRAGILAN,
MOJOSONGO, BOYOLALI
Riwayat Pendidikan : TK PERTIWI 1996
SDN 1 KRAGILAN 2003
SMP N 3 MOJOSONGO 2006
SMA BK BOYOLALI 2009
Riwayat Organisasi : OSIS
PRAMUKA
����
�
�
�
��
�
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Post partum normal merupakan proses fisiologik dimana uterus
mengeluarkan atau berupaya mengeluarkan janin dan plasenta setelah
kehamilan 37 minggu (Ben- zion, 2009 : 250). Post partum adalah periode 6
minggu sejak bayi lahir sampai organ–organ reproduksi kembali normal
sebelum hamil (Bobak , 2004 : 653)
Anemia merupakan gangguan medis yang paling umum ditemui pada
masa hamil dengan angka kejadian 20%. Wanita hamil dengan anemia
memiliki insiden komplikasi puerperal yang lebih tinggi seperti infeksi
dibanding dengan wanita hamil tidak anemia (Bobak, 2004 : 737). Anemia
sebenarnya adalah tanda suatu penyakit bukan penyakit itu sendiri. Dalam
menentukan etiologi anemia, akan sangat membantu jika kita
mempertimbangkan berbagai tes laboratorium yang hasilnya dapat digunakan
untuk mengkategorikan kemungkinan penyebab anemia dan dilanjutkan
dengan diagnosa banding serta menegakkan diagnose (Varney, 2006 : 306)
Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil, kehilangan
darah pada saat wanita melahirkan, bahkan kalaupun minimal tidak ditoleransi
dengan baik, wanita beresiko membutuhkan transfusi darah. Sekitar 80%
kasus anemia pada masa hamil merupakan anemia tipe defisiensi besi (Bobak,
��
�
�
�
2004 :737). Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu mengalami
hemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan volume 30% sampai 40% yang
dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan
antara 32-36 minggu (wiknjosastro, 2002: 375). Anemia dalam kehamilan
memberikan pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan, persalinan
maupun dalam masa selanjutnya. Berbagai penyulit dapat timbul akibat
anemia, seperti : abortus, partus prematurus, partus lama karena inersia uteri,
perdarahan post partum karena atonia uteri, dan syok (wiknjosastro, 2002 :
375)
Data yang diperoleh dari Sinatra dkk April 2009, anemia masih
menjadi masalah dunia diperkirakan 30% dari 5 milyar penduduk dunia
terdapat ibu hamil menderita anemia. Sekitar 90% penyebab anemia adalah
akibat kekurangan besi. World Health Organization (WHO) memperkirakan
800–900 juta penduduk dunia menderita anemia defisiensi besi. Keadaan ini
terjadi terutama di Negara berkembang termasuk Indonesia yaitu data Survei
Kesehatan Rumah Tangga tahun 2011 anemia untuk ibu hamil sebesar
63,5%.
Data yang diperoleh dari survei pendahuluan yang dilakukan di
Karanganyar ibu hamil dengan anemia pada tahun 2011 sebanyak 400 orang
(31,7%), sedangkan untuk di RSUD Karanganyar ibu hamil dengan anemia
dari bulan Januari- Maret 2012 sebanyak 40 orang (26,6%).
Menurut Aziz, 2009 : 126, kebutuhan tidur pada ibu post partum itu
penting untuk mengembalikan staminanya setelah lelah proses melahirkan.
��
�
�
�
Tidur dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional,
kesehatan. Energi disimpan selama tidur, sehingga dapat diarahkan kembali
pada fungsi seluler yang penting. Secara umum terdapat dua efek fisiologis
dari tidur yaitu , efek pada sistem saraf yang diperkirakan dapat memulihkan
kepekaan normal dan keseimbangan di antara berbagai susunan saraf, efek
pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ
tubuh karena selama tidur terjadi penurunan.
Pada saat observasi yang dilakukan penulis selama praktik lahan,
pasien mengalami gangguan istirahat tidur, hal ini terlihat pasien tampak lelah,
mengantuk, mata anemis, sering menguap, dan saat ditanya pasien
mengatakan tidak bisa tidur baik siang maupun malam hari.
Berdasarkan data tersebut penulis tertarik untuk mengangkat kasus
pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada post partum normal dengan anemia.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada Ny. S : post
partum normal dengan anemia di ruang Kenanga RSUD Karanganyar.
2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan
pemenuhan kebutuhan istirahat tidur post partum normal dengan
anemia.
��
�
�
�
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien
dengan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur post partum normal
dengan anemia.
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada
pasien dengan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur post partum
normal dengan anemia.
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien dengan
pemenuhan kebutuhan istirahat tidur post partum normal dengan
anemia.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan
pemenuhan kebutuhan istirahat tidur post partum normal dengan
anemia.
f. Penulis mampu menganalisa kondisi pemenuhan kebutuhan
istirahat tidur yang terjadi pada pasien dengan post partum normal
dengan anemia.
C. Manfaat Penulisan
1. Penulis
Mendapatkan pengalaman dan meningkatkan pengetahuan dari proses
pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
��
�
�
�
2. Instansi
a. Pendidikan
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam
memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi pembaca secara
keseluruhan.
b. Rumah Sakit
Bagi rumah sakit, sebagai masukan untuk lebih memperhatikan
kebutuhan istirahat tidur ibu post partum normal dengan anemia dan
upaya-upaya untuk memperbaiki kondisi.
3. Profesi Keperawatan
Dapat dijadikan sebagai dasar mengembangkan ilmu pengetahuan
terutama dalam memberikan asuhan keperawatan gangguan istirahat tidur
pada pasien post partum normal dengan anemia.
�
�
��
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas pasien
Pengkajian dilakukan pada tanggal 2 April 2012 dengan metode
pengkajian Autoanamnase dan Alloanamnase, observasi dan pemeriksaan
fisik. Pada saat dilakukan pengkajian dengan pasien data yang didapat, pasien
bernama Ny. S berumur 32 tahun, dengan alamat Karang manis, Karangharjo,
Kebakkramat, pendidikan SMP, pekerjaan swasta. Hasil pemeriksaan didapat
diagnosa medis post partum normal dengan anemia. Yang bertanggung jawab
pada pasien adalah Tn. M berumur 40 tahun, hubungan dengan pasien adalah
suami, alamat Karang manis, Karangharjo, Kebakkramat. Pasien masuk pada
tanggal 2 April 2012 pukul 18.15 WIB, merasakan kenceng-kenceng pada
perutnya, pasien dibawa ke bidan terdekat oleh keluarganya, dari bidan
dirujuk ke rumah sakit Karanganyar. Saat di rumah sakit ditempatkan di ruang
bersalin, setelah persalinan secara spontan kira-kira 2 jam pasien dipindahkan
ke ruang Kenanga. Selama di ruang bersalin pasien mendapat terapi infuse
D4%, injeksi Dexametason 0,5 mg, tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 72
x/menit, respirasi 24 x/menit, suhu 36,5°C. kronologis persalinan pasien di
dalam ruang bersalin selama 2 jam pasien mendapat oksitosin 0,5 mg dalam
proses melahirkan dengan cara di drip dari 10tpm dinaikan tiap 30 menit
maxsimal 40-60 tpm. Fase post persalinan ada 3 macam yaitu fase taking in
��
�
�
(ketergantungan) dimana seorang ibu senang dirinya sendiri, fase taking hold
(ketergantungan-mandiri) dimana seorang ibu mulai memperhatikan dan
merawat bayinya, letting go (mandiri) pada fase ini mulai menenpatkan
perannya. Pada pasien mengalami fase talking in (ketergantungan)
B. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Pasien
Saat mengkaji riwayat kesehatan, keluhan utama pasien
mengatakan tidak bisa tidur, karena pasien cemas memikirkan anaknya
yang berada di ruang yang berbeda. Pasien mengatakan dahulu pernah
mengalami sakit asma, namun hanya minum obat yang beli di warung
terdekat.
Genogram
Ny. S 32 tahun
gambar 2.1
Genogram
��
�
�
Keterangan :
----- : tinggal satu rumah
: perempuan
: pasien
: laki-laki
2. Pengkajian pola kesehatan fungsional
Dalam pengkajian istirahat tidur, pasien mengatakan sebelum
melahirkan tidur siang 2 jam, tidur malam 6 jam per hari, tidak mengalami
gangguan saat tidur, kebutuhan tidur tercukupi, pasien tidak menggunakan
obat tidur, serta lingkungan rumah nyaman. Selama di rumah sakit pasien
mengatakan tidak bisa istirahat tidur baik siang maupun malam hari
meskipun lingkungan rumah sakit nyaman karena pasien cemas dengan
kondisi anaknya yang di tempatkan di ruang yang berbeda, sehingga
kebutuhan tidur tidak tercukupi.
Pola kognitif perceptual, sebelum dan sesudah melahirkan
penglihatan pasien baik, tidak terdapat alat bantu penglihatan.
Pendengaran tidak menggunakan alat bantu pendengaran, fungsi
pendengaran baik. Pembau pasien mampu membedakan bau-bauan seperti
obat dan makanan. Pengecapan pasien mampu merasakan dan
membedakan rasa (asam, manis, pahit, pedas dan lain-lain). Perabaan
pasien dapat membedakan sentuhan halus maupun kasar. Pasien nyaman
dengan kondisinya dan tidak merasakan nyeri, namun pasien tampak
melamun, waktu ditanya pasien cemas karena anaknya berbeda ruangan.
Sedangkan fungsi kognitif pasien mampu berkomunikasi dengan baik,
��
�
�
mampu mengingat kejadian-kejadian masa lalu, mampu menilai sesuatu
yang baik dan buruk, dan dalam mengambil keputusan selalu dibicarakan
bersama keluarga.
Pola seksualitas reroduksi, pasien mengatakan sudah menikah dan
memiliki empat orang anak. Pasien sudah mengalami 6 kali kehamilan, 4
kali melahirkan dan 2 kali abortus dengan status obstetrik: anak pertama
persalinan normal, berat badan lahir 3000 gr, keadaan waktu lahir normal,
tidak ada komplikasi nifas, umur sekarang 17 tahun. Anak kedua tipe
persalinan abortus pada usia kehamilan 2 bulan. Anak ketiga tipe
persalinan normal, berat badan lahir 3000 gr, keadaan waktu lahir normal,
tidak ada komplikasi nifas, umur sekarang 9 tahun. Anak keempat tipe
persalinan abortus pada umur kehamilan 4 bulan. Anak kelima tipe
persalinan normal, berat badan lahir 3000 gr, keadaan waktu lahir normal,
usia sekarang 2 tahun. Anak keenam tipe persalinan normal, berat badan
lahir 3000 gr, keadaan waktu lahir normal, usia sekarang 5 jam. Riwayat
persalinan sekarang lama persalinan 2 jam di ruang bersalin secara normal
dengan penyakit penyerta anemia. Riwayat KB, pasien mengatakan pernah
menggunakan alat kontrasepsi pil, lama pemakaian 1 tahun sebelum hamil
terakhir, selain pil tidak menggunakan KB lain. Setelah melahirkan, pasien
mempunyai rencana untuk KB steril.
Pola mekanisme koping, pasien mengatakan cemas karena
khawatir dengan kondisi anaknya, pasien selalu berpikir jernih dalam
menanggapi masalah yang muncul dan selalu dibicarakan bersama-sama
���
�
�
dengan keluarga, sehingga tidak menjadi beban pikiran sendiri. Pola nilai
dan keyakinan, pasien mengatakan beragama Islam, pasien dan keluarga
selalu beribadah, pasien hanya bisa pasrah kepada Allah SWT.
3. Pemeriksaan Fisik dan Penilaian
Hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan data yaitu pasien dalam
keadaan sadar (composmentis), tekanan darah 100/60 mmHg, pernafasan
24 x/menit, nadi 72 x/menit, suhu 36,5o C.
Bentuk kepala mesochepal, kulit kepala bersih, rambut belum
beruban. Mata simetris, konjungtiva anemis, sklera putih, mata sayup,
terdapat lingkaran hitam di daerah sekitar mata, penglihatan baik. Hidung
simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret. Mulut mukosa bibir lembab,
gigi teratur dan bersih, tidak ada stomatitis, pengecapan baik. Telinga
simetris kanan kiri, tidak ada serumen, pendengaran masih baik. Leher
tidak terdapat pembesaran tyroid, tidak ada kaku kuduk. Pemeriksaan
paru-paru, dengan cara inspeksi didapat hasil simetris kanan kiri, bentuk
dada datar, tidak ada retraksi dada, palpasi vocal femitus kanan kiri sama,
perkusi sonor, auskultasi bunyi vesikuler, tidak ada suara tambahan.
Pemeriksaan pada jantung, inspeksi bentuk dada datar, ictus cordis tidak
tampak, palpasi ictus cordis teraba di intercostae 5, perkusi pekak,
auskultasi BJ I + II regular. Pemeriksaan abdomen, inspeksi bentuk datar,
simetris kanan kiri, terdapat linea strain, auskultasi bising usus 10 kali per
menit, palpasi tidak teraba keras, terasa hangat, perkusi timphani.
Genetalia bersih, lokhea rubra 200 cc. Pada ekstremitas, tidak ada odema,
���
�
�
kekuatan otot 5 namun tampak lemah. Pemeriksaan payudara, aerola
menghitam, kolustrum sudah keluar, ASI belum lancar.
4. Pemeriksaan Penunjang dan Terapi
Dari pemeriksaan penujang laboratorium di dapat hasil hemoglobin
8,4 g/dl, hematokrit 26,7%, leukosit 11,1 ribu/dl, eritrosit 3,27 ribu/dl,
MCV (Mean Corpuscular Volume�� 71,8 fl, MCH (Mean Corpuscular
Haemoglobin) 22,6 Pg, MCHC� Mean Corpuscular Hemoglobin
Concentration� 31,5 g/dl, RWD 14,3 %. Selama perawatan pasien
mendapat terapi amoxilin 500 mg yang berfungsi untuk mencegah infeksi
saluran kemih atau kelamin, aturan minum 3 kali sehari. Asam mefenamat
500 mg berfungsi untuk mengurangi nyeri setelah melahirkan, aturan
minum 3 kali sehari. Milmor 47 mg berfungsi untuk memperlancar ASI,
aturan minum 2 kali sehari. Transfusi darah 2 colft 500 cc dengan
golongan darah B.
C. Daftar Perumusan Masalah
Analisa data yang dilakukan pada tanggal 2 April 2012, jam 21.00
WIB didapatkan data subjektif: pasien mengatakan tidak bisa tidur dan mata
terasa perih, serta sering menanyakan keadaan bayinya. Data objektif dari
hasil observasi penulis, mata pasien tampak sayup, konjungtiva anemis,
lemah, ada lingkaran hitam di daerah sekitar mata, pasien tampak sering
melamun. Dari data yang didapat tersebut penulis mengangkat diagnosa
keperawatan gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ansietas.
��
�
�
D. Perencanaan
Dari hasil prioritas diagnosa keperawatan yang dilakukan, penulis
menentukan rencana keperawatan pada diagnosa keperawatan yang pertama
yaitu gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ansietas. Mempunyai
tujuan setelah dilakukan tindakan 3x24 jam masalah tidur dapat teratasi
dengan kriteria hasil pasien dapat tidur dan tampak segar. Intervensi atau
rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu kaji kualitas tidur, jelaskan
pentingnya istirahat tidur, memodifikasi lingkungan, anjurkan pasien untuk
menghindari makanan/minuman yang dapat mengganggu tidur, anjurkan pada
keluarga melakukan pijitan nyaman dan memberikan informasi tentang
anaknya serta kolaborasi dengan ahli gizi.
E. Implementasi
Implementasi hari pertama tanggal 2 April 2012 jam 21.00 WIB pada
diagnosa keperawatan yang pertama yaitu gangguan istirahat tidur
berhubungan dengan ansietas adalah pada jam 21.00 WIB menyiapkan tempat
tidur, menerima pasien dari ruang bersalin, jam 21.10 WIB mengobsevasi
tanda-tanda vital, didapatkan hasil tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 72
x/menit, respirasi 24 x/menit, suhu 36,5oC, pada jam 21.45 WIB,
memodifikasi lingkungan yaitu mengurangi jumlah pengunjung, menciptakan
suasana tenang, dengan respon subjektif pasien merasa nyaman dengan
���
�
�
kondisi lingkungan tenang, melakukan tindakan keperawatan menganjurkan
pasien istirahat tidur pada jam 22.00 WIB.
Implementasi pada hari kedua tanggal 3 April 2012 jam 08.15 WIB
yaitu merapikan tempat tidur pasien, jam 08.45 WIB mengukur tanda-tanda
vital dengan hasil, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 20
x/menit, suhu 36,1oC, jam 09.00 WIB memberikan informasi tentang anaknya,
jam 09.15 WIB mengkaji kualitas tidur, respon subjektif pasien mengatakan
tidak bisa tidur dan respon objektif mata anemis, sayup dan lesu. Menjelaskan
pentingnya istirahat tidur pasien pada pukul 10.00 WIB, menganjurkan pasien
menghindari makanan dan minuman yang menyebabkan susah tidur, seperti
makanan berlemak, minum kopi atau yang mengandung kafein pada pukul
10.15 WIB, menganjurkan pada pasien untuk meningkatkan aktivitas pada
siang hari pada pukul 10.30 WIB, menganjurkan keluarga untuk melakukan
pijitan nyaman saat ingin istirahat, tindakan keperawatan dilakukan pada
pukul 11.00 WIB. Tindakan keperawatan berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
memberikan makanan dan minuman yang tidak mengganggu tidur dilakukan
pada pukul 12.00 WIB.
Implementasi pada hari ketiga tanggal 4 April 2012 jam 08.15 WIB
yaitu merapikan tempat tidur pasien, jam 09.00 WIB, mengukur tanda-tanda
vital dengan respon subjektif pasien bersedia dan respon objektif: tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 82 x/menit, respirasi 18 x/menit, suhu 36,5oC. Pada
jam 10.00 WIB, menganjurkan pada keluarga untuk melakukan pijitan bila
tidak bisa tidur. Pada jam 10.15 WIB menganjurkan pasien menghindari
���
�
�
makanan/minuman yang dapat mengganggu tidur misalnya makanan
berlemak, dan minum yang mengandung kafein, pada jam 10.45 WIB
menganjurkan pasien mengurangi tidur siang, respon subjektif pasien
mengatakan akan mengurangi tidur siang. Berkolaborasi dengan ahli gizi
dalam pemberian makanan dan minuman yang tidak mengganggu tidur.
F. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi yang
dilakukan pada tanggal 2 April 2012 jam 22.00 WIB pada diagnosa gangguan
istirahat tidur berhubungan dengan ansietas, dengan metode SOAP yang
hasilnya adalah pasien mengatakan tidak bisa tidur, mata sayup, lesu,
konjungtiva anemis, tampak mengantuk, masalah gangguan istirahat tidur
belum teratasi, maka intervensi dilanjutkan dengan kaji kualitas tidur,
modifikasi lingkungan, anjurkan meningkatkan aktivitas di siang hari,
menganjurkan menghindari makanan yang membuat susah tidur, menjelaskan
pentingnya istirahat, kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberiaan makanan
yang tidak mengganggu tidur.�
Hasil evaluasi dilakukan pada tanggal 3 April 2012 jam 14.00 WIB
pada diagnosa gangguan istirahat tidur berhubungan ansietas, hasilnya adalah
pasien mengatakan belum bisa tidur, mata tampak sayup, mata anemis, lesu,
mengantuk, masalah gangguan tidur belum teratasi, maka intervensi
dilanjutkan dengan modifikasi lingkungan, �anjurkan meningkatkan aktivitas
di siang hari, anjurkan menghindari makanan yang membuat susah tidur,
� �
�
�
jelaskan pentingnya istirahat, anjurkan pada keluarga untuk melakukan pijitan
nyaman, kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian makanan yang tidak
mengganggu tidur.�
Hasil evaluasi dilakukan pada tanggal 4 April 2012 jam 09.00 WIB
pada diagnosa gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ansietas, dengan
menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah pasien mengatakan sudah
bisa tidur semalam selama 7 jam, pasien tampak segar, masalah gangguan
tidur teratasi. Pasien pulang pertahankan intervensi dengan memberikan
terapi obat oral amoxilin 500 mg aturan 3 kali sehari, Milmor 47 mg aturan 2
kali sehari.
���
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Dalam bab ini, penulis akan membahas khususnya tentang asuhan
keperawatan pada Ny. S umur 32 tahun dengan diagnosa keperawatan
gangguan istirahat tidur pada post partum dengan anemia, yang penulis
lakukan pada tanggal 2-4 April 2012 di ruang Kenanga RSUD Karanganyar.
Prinsip dari pembahasan ini dengan memperhatikan teori proses keperawatan
yang terdiri dari tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan,
merupakan pengumpulan data yang sengaja dilakukan secara sistematis untuk
menentukan keadaan kesehatan klien sekarang dan masa lalu serta untuk
mengevaluasi koping pasien sekarang dan masa lalu (Carpenito, 2005 : 134)
Post partum normal merupakan proses fisiologik dimana uterus
mengeluarkan atau berupaya mengeluarkan janin dan plasenta setelah
kehamilan 37 minggu (Ben- zion, 2009 : 250). Post partum adalah periode 6
minggu sejak bayi lahir sampai organ–organ reproduksi kembali normal
sebelum hamil (Bobak , 2004 : 653)
���
�
Anemia merupakan gangguan medis yang paling umum ditemui pada
masa hamil dengan angka kejadian 20%. Wanita hamil dengan anemia
memiliki insiden komplikasi puerperal yang lebih tinggi seperti infeksi
dibanding dengan wanita hamil tidak anemia (Bobak, 2004 : 737). Anemia
sebenarnya adalah tanda suatu penyakit bukan penyakit itu sendiri. Dalam
menentukan etiologi anemia, akan sangat membantu jika kita
mempertimbangkan berbagai tes laboratorium yang hasilnya dapat digunakan
untuk mengkategorikan kemungkinan penyebab anemia dan dilanjutkan
dengan diagnosa banding serta menegakkan diagnose (Varney, 2006 : 306 )
Gangguan istirahat tidur adalah gangguan jumlah dan kualitas tidur
yang dibatasi waktu dalam jumlah dan kualitas (Judith, 2007: 474). Batasan
karakteristiknya adalah lingkaran hitam dibawah mata, penurunan rentang
perhatian, sering menguap, cemas, perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis,
kelopak mata bengkak, konjungtiva anemis, mata perih, serta sakit kepala
(Aziz, 2009: 130). Menurut Nanda, 2007 gangguan istirahat tidur adalah suatu
gangguan jumlah dan kualitas tidur yang dibatasi waktu dalam jumlah dan
kualitas yang berhubungan dengan kecemasan yang dialami pasien. Pada
diagnosa ini terdapat batasan karakteristik sebagai berikut : kehitaman
didaerah sekitar mata, gelisah, konjungtiva anemis, cemas, penurunan rentang
perhatian, sering menguap.
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah observasi,
wawancara dengan pasien dan keluarga (autoanamnesa dan alloanamnesa)
serta studi dokumentasi. Observasi dilakukan mulai tanggal 2 April 2012.
���
�
Studi dokumentasi penulis lakukan dengan membaca status pasien untuk
mengetahui terapi pasien dan hasil laboratorium. Selama melakukan
pengkajian penulis tidak menemui kesulitan karena pasien dan keluarga
kooperatif.
Data yang ditemukan pada Ny. S, pasien lemah karena merasa lelah,
gelisah, konjungtiva anemis, mata perih, adanya kehitaman di daerah sekitar
mata. Data yang ada dalam teori tetapi tidak ada dalam kasus adalah emosi,
apatis, kelopak mata bengkak, perhatian tidak fokus, serta sakit kepala. Hal
tersebut terjadi karena pasien sakit bukan karena penyakit melainkan karena
melahirkan.
Hubungan antara post partum dengan gangguan tidur, semasa
kehamilan mengalami kekurangan zat besi, kesalahan dalam makan, kelelahan
yang dapat mengakibatkan produksi sel darah merah di sumsum berkurang,
sewaktu melahirkan mengalami kelelahan dalam persalinan, mengalami
adaptasi psikologis yaitu talking in (ketergantungan), membutuhkan
perlindungan dan pelayanan, sehingga berfokus pada diri sendiri dan lemas
yang mengakibatkan gangguan istirahat tidur ( Smetzer, 2006)
Pada kasus pasien mengalami anemia, dikarenakan kurangnya
konsumsi makanan yang mengandung zat besi, mengalami kelelahan dalam
persalinan, dan mengalami fase post persalinan taking in.
Dalam pengkajian pola kognitif pasien mengalami kecemasan. Dalam
teori dijelaskan kecemasan merupakan perasaan yang tidak jelas, keprihatinan
dan kekhawatiran karena ancaman pada sistem nilai atau pola keamanan
���
�
seseorang. Salah satu respon yang muncul dari kecemasan adalah gangguan
pola tidur pada pasien yang sedang dirawat di rumah sakit, sehingga
mempengaruhi proses penyembuhan dan pemulihan dari kondisi.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan proses mengidentifikasi
masalah/kebutuhan yang spesifik yang merupakan tahap kedua dari proses
keperawatan (Carpineto, 2005 : 215). Setelah penulis mendapatkan data-data
dari pengkajian Ny. S pada tanggal 2 April 2012 pukul 21.00 WIB, maka
dapat dirumuskan diagnosa keperawatan gangguan istirahat tidur berhubungan
dengan ansietas.
Data yang mendukung ditegakkannya diagnosa tersebut adalah Ny. S
mengalami kesulitan tidur, ada kehitaman didaerah sekitar mata, cemas,
konjungtiva anemis, Hb 8,4 g/dl (normal 11-12 g/dl).
Penulis menetapkan diagnosa ini menjadi diagnosa prioritas karena
menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang
membentuk tingkatan, adapun kebutuhan yang dimaksud: kebutuhan
fisiologis, kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan cinta dan
memiliki, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Tidur
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk kedalam
kebutuhan fisiologis. Tidur sebagai salah satu kebutuhan dasar, juga hal yang
Universal. Dikatakan Universal oleh karena umumnya semua individu
dimanapun ia berada membutuhkan tidur (potter & Perry, 2005: 1470). Tidur
���
�
merupakan kebutuhan bukan suatu keadaan istirahat yang tidak bermanfaat,
tidur merupakan proses yang diperlukan manusia untuk pembentukan sel-sel
tubuh yang baru, perbaikan sel-sel tubuh yang rusak, memberi waktu organ
tubuh untuk istirahat maupun untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan
biokimiawi tubuh (Mass, 2002 : 1115)
Dalam diagnosa ini penulis mengambil etiologi ansietas atau cemas.
Hal ini berdasarkan data yaitu Ny. S mengalami kecemasan yang ditandai
dengan kegelisahan, sering melamun, dan sering bertanya tentang anaknya.
3. Intervensi
Intervensi keperawatan merupakan petunjuk untuk penanganan dan
tindakan. Perencanaan merupakan tahap ketiga dari proses keperawatan
dimana tujuan hasil ditentukan dan dipilih. Rencana keperawatan adalah bukti
tertulis dari tahap kedua dan ketiga proses keperawatan yang mengidentifikasi
masalah atau kebutuhan pasien. Tujuan hasil keperawatan dan intervensi
untuk mencapai hasil yang diharapkan dan menangani masalah atau kebutuhan
pasien (Doenges, 2002: 236). Intervensi disesuaikan dengan kondisi pasien
dan fasilitas yang ada sehingga rencana tindakan dapat dilaksanakan dengan
specifik (jelas), mearsurable (dapat diukur), acceptance, rasional, dan timing.
Dari hasil prioritas diagnosa keperawatan yang dilakukan, penulis
menentukan rencana keperawatan pada diagnosa keperawatan yang pertama
yaitu gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ansietas. Mempunyai
tujuan setelah dilakukan tindakan 3x24 jam masalah tidur dapat teratasi
���
�
dengan kriteria hasil pasien dapat tidur dan tampak segar. Intervensi atau
rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu kaji kualitas tidur. Menurut Aziz,
2009 kualitas tidur setiap individu itu berbeda sehingga perlu mengkaji
kuliatas dan kuantitas pasien. Jelaskan penting istirahat tidur, tidur merupakan
salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk kedalam kebutuhan
fisiologis. Tidur sebagai salah satu kebutuhan dasar, juga hal yang universal.
Dikatakan Universal oleh karena umumnya semua individu dimanapun ia
berada membutuhkan tidur (potter & Perry, 2005 : 1470). Modifikasi
lingkungan, dalam memberikan suasana atau memenuhi kebutuhan tersebut
bukan berarti perawat harus membersihkan lingkungan, tetapi bagaimana
perawat tersebut menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien.
Kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan sangat penting karena akan
berdampak pada proses penyembuhan. Hal ini dapat dilihat pada klien yang
mempunyai lingkungan yang nyaman, tenang, dan klien tersebut merasakan
kedamaian sehingga stress yang terdapat pada dirinya akan hilang. Maka,
proses pemulihan tubuh akan lebih cepat dibandingkan dengan kondisi
lingkungan yang tidak nyaman (Tamsuri, 2007 : 167)
Anjurkan pasien untuk menghindari makanan/minuman yang dapat
mengganggu tidur seperti kopi, kopi terkenal akan kandungan kafeinnya yang
tinggi. Kafein sendiri merupakan senyawa hasil metabolisme sekunder
golongan alkaloid dari tanaman kopi dan memiliki rasa yang pahit. Berbagai
efek kesehatan dari kopi pada umumnya terkait dengan aktivitas kafein di
dalam tubuh.Peranan utama kafein ini di dalam tubuh adalah meningkatan
���
�
kerja psikomotor sehingga tubuh tetap terjaga dan memberikan efek fisiologis
berupa peningkatan energi. Kafein juga terdapat pada teh (Robusta, 2010).
Memakan makanan yang berlemak akan mempersulit tidur karena akan
mengalami proses metabolisme yang lama dan merangsang otak untuk bekerja
(Andi, 2010 : 5), anjurkan pada keluarga melakukan pijitan nyaman, pijat
merupakan manipulasi terhadap jaringan lunak, umumnya dengan
menggunakan tangan, untuk menstimulasi dan merelaksasi serta mengurangi
stress dan kecemasan (Craven & Hirnle, 2002 : 324). Pijat pada tangan dan
kaki penting untuk merelaksasi dan menenangkan klien. Hal ini karena
sirkulasi darah lancar akibat berdilatasinya pembuluh darah karena kehangatan
sebagai efek pengurutan yang dilakukan ketika pijat, terjadi juga perbaikan
tonus otot sehingga fungsi sistem muscular lebih baik (Iskandar Ali, 2010:
506). Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien, nutrisi adalah substansi organik yang
dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan,
pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang
selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah
keadaaan dimana individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk
memenuhi kebutuhan metabolic bisa mengakibatkan kualitas tidur terganggu,
karena tidak ada yang diproduksi dalam sistem pencernaan mengakibatkan
asam lambung meningkat, sehingga timbul perasaan perih yang menggangu
kenyaman (Judith ,2007: 400). Beri informasi tentang anaknya, dengan
memberikan informasi tentang anaknya kecemasan akan menurun.�
��
�
�
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah melaksanakan intervensi yang telah
ditentukan. Implementasi hari pertama tanggal 2 April 2012 jam 21.00 WIB
pada diagnosa keperawatan yang pertama yaitu gangguan istirahat tidur
berhubungan dengan ansietas adalah pada jam 21.00 WIB, menyiapkan tempat
tidur, menerima pasien dari ruang bersalin, jam 21.10 WIB, mengobsevasi
Tanda-tanda vital, didapatkan hasil tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 72
x/menit, respirasi 24 x/menit, suhu 36,5oC, pada jam 21.45 memodifikasi
lingkungan yaitu mengurangi jumlah pengunjung, menciptakan suasana
tenang, dengan respon subjektif pasien merasa nyaman dengan kondisi
lingkungan tenang, melakukan tindakan keperawatan menganjurkan pasien
istirahat tidur pada jam 22.00 WIB
Pada hari pertama penulis tidak melakukan semua tindakan yang telah
direncanakan, hal ini karena kondisi yang sudah malam untuk melakukan
tindakan serta tidak diijinkannya untuk melanjutkan oleh pihak rumah sakit
karena sudah waktunya istirahat untuk pasien.
Implementasi pada hari kedua tanggal 3 April 2012 jam 08.15 WIB yaitu
merapikan tempat tidur pasien, jam 08.45 WIB, mengukur tanda-tanda vital
dengan hasil, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 20
x/menit, suhu 36,1oC, jam 09.00 WIB, memberikan informasi tentang
anaknya, jam 09.15 WIB, mengkaji kualitas tidur, respon subjektif pasien
mengatakan tidak bisa tidur dan respon objektif mata anemis, sayup dan lesu.
��
�
Menjelaskan pentingnya istirahat tidur pasien pada pukul 10.00 WIB,
menganjurkan pasien menghindari makanan dan minuman yang menyebabkan
susah tidur, seperti makanan berlemak, minum kopi atau yang mengandung
kafein pada pukul 10.15 WIB, menganjurkan pada pasien untuk meningkatkan
aktivitas pada siang hari.
Hambatan pada hari kedua yaitu penulis tidak menganjurkan pada
keluarga untuk melakukan pijatan, hal ini karena saat melakukan tindakan
pasien sendirian tidak ada yang menunggu.
Implementasi yang ketiga tanggal 4 April 2012 jam 08.15 WIB yaitu
merapikan tempat tidur pasien, jam 09.00 WIB mengukur tanda-tanda vital
dengan respon subjektif pasien bersedia dan respon objektif: tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 82 kali per menit, respirasi 18 kali per menit, suhu 36,5o
C, jam 10.00 WIB, menganjurkan pada keluarga untuk melakukan pijitan bila
tidak bisa tidur, jam 10.15 WIB, menganjurkan pasien menghindari
makanan/minuman yang dapat mengganggu tidur, jam 10.45 WIB,
menganjurkan pasien mengurangi tidur siang, respon subjektif pasien
mengatakan akan mengurangi tidur siang.
Pada hari terakhir penulis hanya mengajarkan tindakan yang bisa
dilaksanakan dirumah, karena pasien diijinkan pulang pada sore harinya.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang digunakan
untuk menentukan seberapa baik respon pasien atau keluarga pasien. Pada
���
�
tahap ini penulis akan membahas cara pendokumentasian asuhan keperawatan
(Nursalam, 2009 : 129)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi yang dilakukan
pada tanggal 2 April 2012 jam 22.00 WIB pada diagnosa gangguan istirahat
tidur berhubungan dengan ansietas, dengan metode SOAP yang hasilnya
adalah pasien mengatakan tidak bisa tidur, mata sayup, lesu, konjungtiva
anemis, tampak mengantuk, masalah gangguan istirahat tidur belum teratasi,
karena pasien masih mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein yaitu
teh, maka intervensi dilanjutkan dengan kaji kualitas tidur, modifikasi
lingkungan, anjurkan meningkatkan aktivitas di siang hari, menganjurkan
menghindari makanan yang membuat susah tidur, menjelaskan pentingnya
istirahat.
Hasil evaluasi dilakukan pada tanggal 3 April 2012 jam 14.00 WIB pada
diagnosa gangguan istirahat tidur berhubungan ansietas, hasilnya adalah
pasien mengatakan belum bisa tidur , mata tampak sayup, mata anemis, lesu,
mengantuk, masalah gangguan tidur belum teratasi ditandai dengan masih
terlihatnya pasien melamun, minum teh, maka intervensi dilanjutkan dengan
modifikasi lingkungan, anjurkan meningkatkan aktivitas di siang hari,
menganjurkan menghindari makanan yang membuat susah tidur, menjelaskan
pentingnya istirahat, anjurkan pada keluarga untuk melakukan pijitan nyaman.
Hasil evaluasi dilakukan pada tanggal 4 April 2012 jam 09.00 WIB pada
diagnosa gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ansietas, dengan
menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah pasien mengatakan sudah
���
�
bisa tidur semalam selama 7 jam, pasien tampak segar, masalah gangguan
tidur teratasi, pasien pulang pertahankan intervensi memberikan terapi
amoxilin 500mg aturan 3 kali sehari. Milmor 47mg aturan 2 kali sehari.
Pada hari ketiga masalah teratasi karena kriteria hasil terpenuhi yaitu
pasien segar, tidur sehari 7 jam, tidak cemas, tidak ada lingkar hitam disekitar
mata.
B. SIMPULAN
1. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan pengkajian, analisa data, penentuan diagnosa,
perencanaan, implemantasi, dan evaluasi tentang Asuhan Keperawatan
Pemenuhan kebutuhan istirahat tidur Pada Ny. S Post partum normal dengan
anemia di ruang Kenanga RSUD Karanganyar secara metode studi kasus,
maka dapat ditarik kesimpulan.
a. Hasil pengkajian pada pasien dengan gangguan istirahat tidur, klien
mengatakan tidak bisa tidur, tampak lingkar hitam disekitar mata, mata
anemis, mata sayup, sering menguap.
b. Perumusan masalah diagnosa keperawatan didapatkan diagnosa yaitu
gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ansietas
c. Rencana Asuhan Keperawatan yang akan dilakukan pada pasien
gangguan istirahat tidur pada post partum normal dengan anemia yaitu
kaji kualitas tidur, modifikasi lingkungan, anjurkan pasien untuk
���
�
menghindari makanan/ minuman pengganggu tidur, anjurkan pada
keluarga untuk melakukan pijitan, kolaborasi ahli gizi.
d. Tindakan yang dilakukan pada pasien dengan gangguan istirahat tidur
pada post partum normal dengan anemia sesuai dengan perencanaan
tindakan Asuhan Keperawatan yang bertujuan sesuai dengan kriteria
hasil.
e. Evaluasi yang dilakukan pada pasien dengan gangguan istirahat tidur
pada post partum normal dengan anemia, pasien mengatakan sudah bisa
tidur 7 jam sesuai dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan menurut
teori. Tetapi waktu tercapai kriteria hasil tidak sesuai target.
2. Saran
a. Penulis
Mampu meningkatkan tingkat asuhan keperawatan yang lebih berkualitas,
memberikan tingkat pelayanan keperawatan yang memperhatikan isu dan
etika yang sedang berkembang dengan memodifikasi tindakan
keperawatan tanpa meninggalkan konsep dan etika keperawatan.
b. Rumah Sakit
Bagi institusi pelayanan kesehatan, memberikan pelayanan dan
mempertahankan hubungan kerja sama yang baik antara tim kesehatan dan
pasien yang ditunjukan untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan
keperawatan yang optimal.
���
�
c. Profesi Keperawatan
Meningkatkan pengetahuan yang selanjutnya mampu dikembangkan untuk
memberikan pelayanan pada pasien dengan gangguan istirahat tidur yang
lebih berkualitas dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tanpa meninggalkan kaidah dalam konsep keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Amirudin, dkk, (2007), Anemia Defisiensi Zat Besi pada Ibu Hamil di Indonesia,
Penerbit Citra Medika, Yogyakarta, hal 43-50
Asmadi, (2008), Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, hal 50 – 52
Aziz Alimul Hidayat, (2009), Kebutuhan Dasar Manusia, Erlangga, Jakarta, hal
130 – 134
Bakta, (2007), Hematologi Klinik Ringka, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, hal 34
Ben-zion, (2009), Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, Penerbit Buku
Kedokteran, Jakarta, hal 250
Bobak, (2004), Keperawatan Maternitas, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
, hal 653 – 737
Chandranita, (2005), Gawat Darurat Obstetri dan Ginekologi, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, hal 260
Carpenito, (2005), Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 134 – 215
Doengoes, (2002), Rencana Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, hal 236
Judith, (2007), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta, hal 474 – 480
Nursalam, (2009), Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.
Jakarta : Salemba Medika
Pilliteri Adele, (2002), Buku Saku Keperawatan Ibu dan Anak, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, hal 34 – 35
Potter & Perry, (2006), Fundamental Keperawatan. Vol: 2, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta hal 1357
Potter, (2005), Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 1470 – 1502
Santosa, Budi, (2005), NANDA 2005-2006, Penerbit Prima Medika, Jakarta, hal
87 – 89
Varney, H, (2006), Asuhan Kebidanan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta,
hal 306
Wiknjosastro, H, (2006), Ilmu Kebidanan, Penerbit Prima Utama YBPSP, Jakarta,
375 – 380
Weliyati, dkk, (2011), Jurnal Kesehatan Anemia pada Post Partum, (Online).
http//www. Medscape.com diakses 10 April 2012 jam 18.30 WIB