kualitas spermatozoa lapisan sel-uksw-fundamental 2013
TRANSCRIPT
USUL
PENELITIAN FUNDAMENTAL
Kualitas spermatozoa, lapisan sel germinal dan kadar testosteron
pada tikus Sprague dawley di Area Wi Fi dengan pemberian vitamin C
Dr. Suryasatriya Trihandaru, S.Si., M.Sc.nat. NIDN : 0625116802
Andreas Setiawan, S.Si., M.T. NIDN : 0631057501
dr. Jodelin Muninggar, M.Sc. NIDN :9906001211
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
MARET 2013
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 307/Ilmu Kedokteran Dasar &
Biomedis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ..........................................................................................................................1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………………………………………………..…………2
1.2. Perumusan Masalah ………………………………………………………...5
1.3. Tujuan Penelitian …………………………………………………………..5
1.4. Hipotesa….……………………………………………………......................6
1.5. Target Luar yang Ingin Dicapai .......……………………….…………...…..6
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Wi Fi ............................................................................................................7
2.2. Vitamin C .......................................................................................................8
2.3. Spermatogenesis ...........................................................................................8
2.4. Testosteron ...................................................................................................9
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1.Tahapan Penelitian .......................................................................................11
3.2.Lokasi Penelitian ........................................................................................12
3.3.Peubah yang Diamati/Diukur ....................................................................12
3.4.Model yang Digunakan .............................................................................12
3.5.Rancangan Penelitian ...................................................................................13
3.6.Tehnik Pengumpulan dan Analisis Data ....................................................13
3.7. Fishbone diagram ......................................................................................13
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1. Anggaran Biaya .........................................................................................14
4.2. Jadwal Penelitian ......................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................15
LAMPIRAN
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian .....................................................16
Lampiran 2. Dukungan sarana dan prasarana penelitian .....................................18
Lampiran 3. Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas ..................19
Lampiran 4. Biodata dan anggota .....................................................................20
Lampiran 5. Surat pernyataan ketua peneliti .....................................................31
1
Abstrak
Kebutuhan masyarakat akan informasi dan perkembangan teknologi informasi
memberikan banyak kemudahan. Penggunaan internet yang meluas di seluruh dunia pada
semua kalangan telah menjadi pandemi. Namun ada sisi lain yang perlu menjadi perhatian
yaitu efek radiasi medan elektromagnetik (EMF, electromagnetic field) yang berpotensi
mengganggu kesehatan. Organ reproduksi pria testis sangat rentan terhadap radiasi yang
dapat mempengaruhi kualitas sperma dan hormon testosteron serta mengakibatkan gangguan
infertilitas. Penggunaan antiosidan vitamin C dipercaya dapat menangkal efek buruk radiasi
medan elektromagnetik.
Tujuan penelitian adalah mengkaji efek pemberian vitamin C terhadap kualitas
spermatozoa, kadar testosteron dan lapisan germinal pada tikus Sprague dawley yang
diinduksi medan elektromegnetik. Secara khusus mengkaji jumlah, morfologi, motilitas dan
viabilitas spermatozoa, serta kadar testosteron serum dan intratestikuler, demikian juga
lapisan sel germinal.
Metode penelitian secara eksperimental dengan rancangan penelitian post-test only
control group design. Model hewan coba menggunakan tikus albino galur Sprague dawley
yang diberikan induksi medan elektromagnetik (EMF) dan pemberian vitamin C. Tiga
kelompok yaitu kelompok normal (tanpa medan elektromagnetik/EMF dan tanpa vitamin C);
kelompok EMF (dengan medan elektromagnetik/EMF dan tanpa vitamin C); dan kelompok
perlakuan (dengan medan elektromagnetik/EMF dan perlakuan vitamin C). Paparan EMF
sebesar 2,45 GHz selama 60 menit/hari, selama 3 bulan (84 hari). Vitamin C diberikan dosis
oral 250mg/kg BB per hari).
2
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pengguna internet pada tahun 2012 diperkirakan telah mencapai 2,4 miliar dengan
tingkat pertumbuhan 8persen (Vivanews, 2012).Cina menempati posisi teratas dengan
pertambahan jumlah pengguna internet 282 juta orang menjadi 538 juta orang, dengan
rasio penetrasi 40 persen dari total populasi penduduknya. Posisi kedua ditempati
Amerika Serikat dengan pertambahan jumlah pengguna internetnya sebanyak 18 juta
menjadi 244 juta orang dan rasio penetrasi 78 persen. Sedangkan jumlah pengguna
internet di Indonesia bertambah 64,2 persen dari total 63 juta pengguna atau 24,23 persen
dari jumlah penduduk Indonesia (Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia/APJII, 2012). Hal ini membuat Indonesia bertengger di peringkat ketiga dalam
daftar pertambahan pengguna internet tertinggi dunia (Tempo, 2012). Para pengguna
internet di Indonesia ini didominasi oleh mereka yang berusia 12-34 tahun sebanyak 64,2
persen dan yang berusia 20-24 tahun mencapai 15,1 persen dari total
pengguna(Antaranews, 2012).
Mengamati jumlah pengguna internet yang sedemikian besar, sementara dalam
penggunaan internet juga terdapat radiasi baik dari perangkat yang digunakan maupun
area penggunanya (Wi Fi). Wi-fi (Wireless Fidelity) lebih dikenal sebagai jaringan lokal
nir kabel. Wi Fi semakin populer penggunaannya baik di negara maju maupun negara
berkembang. Dengan Wi-fi orang bisa masuk ke jaringan internet tanpa harus repot
menyambungkan kabel dari komputer ke line telepon. Namun dibalik kemudahan yang
ditawarkan Wi-fi, ada beberapa keyakinan publik yang menganggap Wi-Fi berdampak
negatif terhadap kesehatan. Efek negatif ini dapat mengakibatkan nyeri dikepala,
gangguan tidur (insomnia), mual-mual terutama bagi mereka yang elektrosensitif (PPNI
Sarjito, 2012).
Menurut Word Health Organization dalam Havas
(2007),elektrohipersensitivitas(EHS) adalah sebuah fenomena yang mana individu
mengalami efek kesehatan yang buruk saat menggunakan atau berada di sekitar
perangkat asal magnetisatau electromagnetic fields (EMFs). Apapun penyebabnya, EHS
merupakan hal yang nyata dan menjadi masalah bagi orang-orang yang terkena dampak
EMF. Sementara tingkat EMF di lingkungan mereka tidak lebih besar daripada yang
ditemui di dalam lingkungan hidup normal. Eksposur pada mereka umumnya adalah
beberapa kali lipat di bawah batas dalam standar internasional.
3
FCC (Federal Communications Commission), lembaga independen pemerintah di
Amerika Serikat yang mengatur sistem radio, telekomunikasi dan penyiarantelah
menetapkan batas maksimal besarnya radiasi yang diperbolehkan untuk perangkat
telepon seluler maupun Wi Fi, dinyatakan dalamSpecific Absorption Rate (SAR). SAR
adalah nilai maksimum radiasi yang diserap oleh tubuh per satuan berat. Besarnya SAR
untuk telepon seluler maksimal sebesar 1.6 W/kg. Negara-negara di Eropa juga
menetapkan besarnya SARmaksimal adalah 2 W/kg. Berdasarkan aturan tersebut, maka
ponsel yang berada diatas batas ini tidak boleh diproduksi dan diperjualbelikan(Pikiran
Rakyat, 2010).
Jika dibandingkan dengan radiasi telepon seluler, radiasi yang dipancarkan oleh
perangkat WiFi jauh lebih kecil. WiFi umumnya beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz
dengan daya yang dipancarkan sekitar 0,1 Watt dari antena laptop dan router. Dan daya
ini akan terus menurun berbanding lurus dengan jarak. Sedangkan daya pancar telepon
seluler berkisar antara 0.6-3 Watt (typical 1 Watt pada frekuensi 1,9 GHz). Walaupun
demikian, tentunya tidak bijak bila mengabaikan intensitas dan jarak pengguna dengan
titik akses (access point). Semakin sering kita bersentuhan dengan radiasi sinyal WiFi
ditambah dengan radiasi telepon seluler dan beberapa perangkat elektronika lainnya
dengan intensitas yang cukup tinggi, maka radiasi elektromagnetik akan berimbas pada
terganggunya keseimbangan tubuh(Pikiran Rakyat, 2010).
Electromagnetic fields (EMFs) telah banyak digunakan di bidang pengobatan.
Sebagai contoh, diindikasikan bagi penyembuhan patah tulang, pengobatan elektrikal
bagi pasien Parkinson, depresi dan kanker. Terapi EMF pulsatif dengan intensitas rendah
merupakan upaya non invasif dan tidak banyak menyebabkan stres oksidatif (Kovacic et
al., 2010).
Berbagai penelitian terkait paparan medan elektromagnetik (EMFs) pada area WiFi
terhadap jaringan tubuh telah dilakukan,baik pada hewan coba maupun manusia.
Perubahan biokimia akibat paparan jangka panjang EMF dan microwaveterhadap
aktivitas enzim, sistem antioksidan (Achudume et al., 2010) dan radikal bebas pada tikus
(Atasoy et al., 2012). Demikian juga penilaian reguler dan deteksi dini pada terhadap
sistem pertahanan antioksidan pada orang yang bekerja disekitar stasiun router
(Achudume et al., 2010).
Kualitas spermatozoa dipengaruhi oleh mekanisme di dalam tubuh maupun
lingkungan (Heffner & Schust, 2008). Efek radiasi radiofrequency electromagnetic
waves (RF-EMW) menunjukkan penurunan signifikan terhadap motilitas dan viabilitas
4
sperma, peningkatan kadar reactive oxygen species (ROS) dan penurunan skor reactive
oxygen species (ROS)-total antioxidant capacity (TAC). Medan elektromagnetik
diketahui berbahaya dan mempengaruhi fungsi testis dengan menghasilkan spesies
oxsigen reactive (ROS). Peningkatan ROS pada spermatozoa akan menurunkan motilitas
dan vitalitasnya. Efek EMF ini berimplikasi pada keamanan penggunaan telepon seluler
pada pria usia reproduksi dan efek potensial fertilitas (De Iuiis et al., 2009).
Proses steroidogenesis yang menghasilkan testosteron juga dipengaruhi oleh
radiasi EMF. Sultan et al. (2010), melaporkan penelitiannya mengenai paparan radiasi
EMF jangka panjang terhadap kadar testosteron serum tikus Wistar albino. Didapatkan
hasil penurunan signifikan kadar testosteron serumdan peningkatan kadar folickel
stimulating hormone (FSH) (Sarookhani et al., 2011), serta penurunan kadar progesteron
serum (Lotfi &Syahryar, 2009). EMF juga berefekmenurunkan bioavailabilitas
testosteron(Kumar, Kesari, Behari, 2011).
Radiofreqwency Electromagnetic Radiation (RF-EMR), baik power density
maupun rentang frekwensi, bahkan frekwensi yang sangat rendahpada telepon seluler
akan mengaktifkan dan meningkatkan respon stress seluler. Respon ini adalah suatu
mekanisme protektif yang menginduksi ekspresi genrespon stress.Karena itu jelas bahwa
untuk melindungi sel tubuh, batas keamanan EMF harus diubah dari standart terbaru
yang berdasarkan energi termal ke suatu dasar respon biological yang terjadi jauh-jauh
hari sebelum ambang perubahan termal(Martin & Goodman, 2009).
Untuk menanggulangi berbagai efek negatif ini, dapat dilakukan upaya pencegahan
terhadap radikal bebas dengan penggunaan antioksidan(Padayatty, 2003). Berbagai
antioksidan telah dikenal masyarakat dan telah digunakan sebagai
supplement,diantaranya vitamin A, C dan E. Antioksidan mampu melindungi sel dan
jaringan tubuh serta metabolisme yang melibatkan berbagai enzim terhadap pengaruh
merugikan dari stres oksidatif ROS akibatEMFs(Liu et al., 2011). Pemberian vitamin C
dan vitamin E pada paparan microwave (MW) ternyata dapat mencegah peningkatan
lipid peroxidase status (LPS) (Aweda et al., 2003).Vitamin C dapat mencegah stress
oksidatif pada kornea dan lensa mata akibat radiasi telepon seluler (Balci et al., 2007).
Sementara itu efek antioksidan terhadap paparan EMF pada testis dan testosteron
belum banyak dilakukan. Mengamati efek radiasi EMF secara sistemik pada tubuh,
terutama sifat sel germinal yang amat sensitif oleh paparan radiasi, peneliti tertarik untuk
mengkaji efek pemberian vitamin C pada kualitas spermatozoa, kadar testosteron serta
lapisan germinal testis tikus Sprague dawley yang terpapar radiasi EMF.
5
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dirumuskan pertanyaan penelitian :
1.Apakah jumlah, morfologi, motilitas dan viabilitas spermatozoa tikus Sprague dawley
yang terpapar radiasi EMF dan mendapat vitamin C lebih tinggi dibandingkan dengan
tikus yang terpapar EMF namun tidak mendapatkan vitamin C?
2.Apakah kadar testosteron serum pada tikus Sprague dawley yang terpapar radiasi EMF
dan mendapat vitamin C lebih tinggi dibandingkan dengan tikus yang terpapar EMF
namun tidak mendapatkan vitamin C ?
3.Apakah kadar testosteron intratestikuler pada tikus Sprague dawley yang terpapar
radiasi EMF dan mendapat vitamin C lebih tinggi dibandingkan dengan tikus yang
terpapar EMF namun tidak mendapatkan vitamin C ?
4.Apakah lapisan germinal testis pada tikus Sprague dawley yang terpapar radiasi EMF
dan mendapat vitamin C lebih tinggi dibandingkan dengan tikus yang terpapar EMF
namun tidak mendapatkan vitamin C ?
5.Seberapa besar korelasi antara jumlah spermatozoa dengan kadar testosteron
intatestikuler pada tikus Sprague dawley yang terpapar radiasi EMF dan mendapat
vitamin C ?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan umum : mengkaji efek pemberian vitamin C terhadap kualitas spermatozoa,
kadar testosteron dan lapisan germinal pada tikus Sprague dawley yang diinduksi medan
elektromegnetik.
Tujuan khusus :
1.Menghitung jumlah, morfologi, motilitas dan viabilitas spermatozoa tikus Sprague
dawley yang terpapar radiasi EMF dan mendapat vitamin C dibandingkan dengan tikus
yang terpapar EMF dan tidak mendapatkan vitamin C.
2.Mengukur kadar testosteron serum pada tikus Sprague dawley yang terpapar radiasi
EMF dan mendapat vitamin C dibandingkan dengan tikus yang terpapar EMF dan tidak
mendapatkan vitamin C.
3.Mengukur kadar testosteron intratestikuler pada tikus Sprague dawley yang terpapar
radiasi EMF dan mendapat vitamin C dibandingkan dengan tikus yang terpapar EMF
dan tidak mendapatkan vitamin C.
4.Mengukur tebal sel germinal pada tikus Sprague dawley yang terpapar radiasi EMF
dan mendapat vitamin C dibandingkan dengan tikus yang terpapar EMF dan tidak
mendapatkan vitamin C.
6
5.Menghitung kekuatan korelasi antara jumlah spermatozoa dengan kadar testosteron
intatestikuler pada tikus Sprague dawley yang terpapar radiasi EMF dan mendapat
vitamin C.
1.4.Hipotesa
1.Jumlah, morfologi, motilitas dan viabilitas spermatozoa tikus Sprague dawley yang
terpapar radiasi EMF dan mendapat vitamin C lebih tinggi dibandingkan dengan tikus
yang terpapar EMF dan tidak mendapatkan vitamin C.
2.Kadar testosteron serum pada tikus Sprague dawley yang terpapar radiasi EMF dan
mendapat vitamin C lebih tinggi dibandingkan dengan tikus yang terpapar EMF dan
tidak mendapatkan vitamin C.
3.Kadar testosteron intratestikuler pada tikus Sprague dawley yang terpapar radiasi EMF
dan mendapat vitamin C lebih tinggi dibandingkan dengan tikus yang terpapar EMF
dan tidak mendapatkan vitamin C.
4.Lapisan sel germinal pada tikus Sprague dawley yang terpapar radiasi EMF dan
mendapat vitamin C lebih tebal dibandingkan dengan tikus yang terpapar EMF dan
tidak mendapatkan vitamin C.
5.Jumlah spermatozoa berkorelasi kuat dengan kadar testosteron intatestikuler pada tikus
Sprague dawley yang terpapar radiasi EMF dan mendapat vitamin C.
1.5.Target Luaran yang Ingin Dicapai
1.Mengungkap kecenderunganyang terjadi pada struktur lapisan germinal dan hormon
testosteron serum/intratestikuler serta kualitas spermatozoa pada testis yang terpapar
EMF setelah penggunaan antioksidan.
2.Membuat hewan coba model bagi penelitian efek antioksidan vitamin C pada paparan
radiasi EMF terhadap organ dan hormon reproduksi.
7
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Wi Fi
WiFi (wireless fidelity) merupakan bentuk pemanfaatan teknologi Wireless Local
Area Network (WLAN) pada lokasi-lokasi publik dengan standar pengambangan IEEE
802.11 antara lain IEEE 802.11.b; 802.11.a; dan 802.11.g. Umumnya masyarakat
Indonesia mengenalnya dengan istilah hotspot.Teknologi ini memanfaatkan frekuensi
radio 2.4 GHz sebagai media koneksi jaringannya. Ia memungkinkan berbagai perangkat
komputer untuk saling terhubung tanpa menggunakan kabel. WiFi juga memberikan
peluang untuk membagikan akses internet yang diterima oleh satu komputer kepada
komputer lain dengan menggunakan gelombang radio.
Di Indonesia pada awalnya pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pos dan
Telekomunikasi dan Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit kelas I
Jakarta melakukan razia pada pengguna frekuensi 2.4 GHz tersebut. Pokok permasalahan
WiFi di Indonesia muncul karena pada Pasal 33 ayat 1 Undang-Undang No. tentang
Telekomunikasi menyatakan bahwa, Penggunaan spektrum frekuensi radio dan orbit
satelit wajib mendapatkan izin Pemerintah. Padahal perkembangan teknologi frekuensi
radio terus berkembang. Ia tidak hanya dapat digunakan sebagai medium komunikasi,
melainkan berkembang menjadi sarana pertukaran data melalui WiFi dan Bluetooth.
Setelah mendapat tekanan dari kelompok masyarakat sipil, pemerintah kemudian
mau membahas peraturan mengenai pemanfaatan frekuensi 2.4 GHz ini. Pemerintah
melalui Menteri Perhubungan akhirnya menandatangani Keputusan Menteri No.2/2005
tentang Wireless Internet di 2.4GHz yang intinya mengijinkan penggunaan frekuensi ini
untuk masyarakat tanpa memerlukan ijin secara khusus, meskipun demikian harus
mengikuti ketentuan yang telah diatur. Salah satu diantaranya yang terkait dengan daya
pancar terdapat pada pasal 6 butir a yaitu mengatur EIRP Wireless Internet 2.4 GHz
maksimal 4 Watt (36.02dbmW) untuk outdoor dan 500 mW (27 dBmW) untuk indoor.
EIRP (Effective Isotropically Radiated Power) adalah daya yang dicatukan ke antenna
dikalikan dengan faktor penguatan antenna. Pada peraturan yang sama untuk butir b
menyebutkan daya rata-rata pemancar yang dicatukan ke antena (TX Power) maksimum
sebesar 100 mW.
8
2.2.Vitamin C
Vitamin adalah suatu senyawa organik yang terdapat di dalam makanan dalam
jumlah yang sedikit dan dibutuhkan dalam jumlah yang besar untuk fungsi metabolisme
yang normal. Vitamin dapat larut di dalam air dan lemak. Vitamin yang larut dalam
lemak adalah vitamin A, D, E, dan K, dan yang larut dalam air adalah vitamin B dan C.
Vitamin C atau asam askorbat adalah zat antioksidansekunder yang banyak ditemui
pada buah dan sayur mayur, seperti jambu biji, kiwi, tomat, jeruk, brokoli dan selada.
Vitamin C adalah suatu senyawa beratom karbon 6 yang dapat larut dalam air serta
merupakan pertahanan pertama dalam plasma dan sel terhadap spesies oksigen reaktif.
Vitamin C disintesis dari glukosa di dalam hati pada semua mamalia, kecuali pada
manusia. Manusia tidak memiliki enzim gulonolaktone oksidase, untuk sintesis dari
prekursor vitamin Cyaitu 2-keto-1-gulonolakton. Oleh karena itu manusia tidak dapat
mensintesis vitamin C dalam tubuhnya sendiri(Padayatti, 2003). Vitamin C terdapat pada
darah, korteks adrenal, kulit dan tulang. Vitamin C akan diserap di saluran cerna melalui
mekanisme transport aktif.
Dalam keadaan murni, vitamin C berbentukkristal putih, mudah larut air, stabil
dalambentuk kering, dan mudah teroksidasiterhadap logamseperti Cu, Fe dan pemanasan
langsung. Vitamin C secara reversibel dapatmembentuk asam dehidro askorbat
yangkehilangan dua atom hidrogen.Vitamin C memiliki struktur menyerupai
monosakarida namun mengandung gugus enadiol. Bentuk asam askorbat dan asam
dehidro askorbat dalam tubuh, muncul bersamadalam keseimbangan,namun bentuk
dehidro memiliki aktivitas kurang stabil.
Vitamin C dapat meningkatkan daya tahan tubuh (Guyton, 2008) dan
merupakanantioksidan (donor elektron dan agen pereduksi). Mekanisme antioksidan
dengan mendonorkan elektronnya, vitamin C mencegah senyawa-senyawa lain agar tidak
teroksidasi. Walaupun demikian, vitamin C sendiri akan teroksidasi dalam proses
antioksidan tersebut, sehingga menghasilkan asam dehidroaskorbat (Padayatty, 2003).
2.3.Spermatogenesis
Testis dewasa manusia berbentuk bulat dengan volume rata-rata 18,6 ± 4,8 ml.
Panjang rata-rata 4,6 cm (3,6 – 5,5 cm) dan lebar rata-rata 2,6 cm (2,1 – 3,2 cm). Dalam
testis terdapat ± 370 lobulus piramidalis yang mengandung tubulus seminiferus
danhampir 250 meter tubulus seminiferus yang bertanggung jawab pada 80-90 % masa
testis(Greenspan & Baxter, 2000). Tubulus seminiferus pada orang dewasa memiliki
diameter rata-rata 165-180 µm, tinggi epitel germinal 80 μm, tebal membrana basalis 8
9
μmsertaterdiri dari sel Sertoli dan epitelgerminal. Epitel di dekat sisi medial membrane
basalis mengandung spermatozoa sedang berkembang di sepanjang tubulus seminiferus
dinamakan epitel tubulus seminiferus atau sel germinal.Sel germinal terdiri atas sel pada
tahap perkembangan differensiasi sel germinal, yaitu spermatogonia, spermatosit primer
dan sekunder, serta spermatid(Sadler, 2010). Spermatozoa terdapat pada lumen dengan
inti gelap, bentuk memanjang dan berflagella (Sadler, 2010).
Spermatogenesis adalah proses komplek yang diregulasi oleh faktor endokrin dan
faktor parakrin/autokrin testikuler (Huleilel & Lunenfeld, 2004). Spermatogenesis terjadi
pada tubulus seminiferusdalam lobulus testis, sedangkan produksi testosteron terjadi
pada sel Leydig jaringan interstitial (Sadler, 2010).Spermatogenesis dapat dibagi menjadi
tiga fase yaitu (a) proliferasi mitosis untuk menghasilkan sel dalam jumlah banyak
(spermatositogenesis), (b) pembelahan meiosis untuk menghasilkan sel yang berbeda
secara genetik (spermatidogenesis) dan (c) transformasi lengkapround spermatid menjadi
struktur komplek spermatozoa (spermiogenesis) (Sadler, 2010; Huleilel & Lunenfeld,
2004). Proses spermiogenesis mencakup (1) pembentukkan akrosom yang menutupi
separuh permukaan nukleus dan mengandung enzim untuk penetrasi pada telur dan
lapisan disekitarnya saat fertilisasi; (2) pemadatan nukleus; (3) pembentukkan leher,
bagian tengah dan ekor; serta (4) pengelupasan sebagian besar sitoplasma.Pada manusia,
spermatogenesis membutuhkan waktu sekitar 64-78 hari hanya untuk pematangan
testikuler dari spermatozoa. Sekitar 20-30 hari untuk waktu transit spermatozoa melalui
epididimis, sehingga keseluruhan sekitar 80-100 hari bagi spermatogonia untuk matang
menjadi spermatozoa yang diejakulasikan dan mampu dalam fertilisasi. Sekitar 300 juta
sel sperma yang dihasilkan setiap harinya (Sadler, 2010; Heffner & Schust, 2008).
Spermatozoa yang diproduksi manusia dewasa dapat mengalami kerusakan karena
faktor lingkungan seperti radiasi, bahan toksik, konsumsi alkohol berlebihan, defisiensi
makanan, peradangan lokal, suhu panas yang berlebihan dan keadaan patologi lain
(Heffner & Schust, 2008).
2.4.Testosteron
Sel interstitialLeydig memiliki fungus utama yaitu memproduksi androgen testis
dalam jumlah banyak, dari kolesterol sirkulasi dan kolesterol yang dibuat sendiri dalam
reticulum endoplasma halusnya. Sel Leydig berukuran amat besar dan konsisten dengan
aktivitas selulernya. Di dalam testis, produksi androgen sebagian besar terjadi di
selLeydig di bawah pengaruh LH. Kolesterol merupakan bahan pembentuk hormone
steroid. Semua organ penghasil steroid (kecuali plasenta) dapat mensintesis kolesterol
10
dari asetat. Namun demikian, dalam keadaan tertentu, sintesis lokal tidak dapat
memenuhi kebutuhan dan harus menggunakan kolesterol yang bersirkulasi(Heffner &
Schust, 2008).Pembawa utama kolesterol yang bersirkulasi adalah low-density
lipoprotein (LDL). LDL diangkut dari darah oleh sel-sel steroidogenik dengan
menggunakan reseptor permukaan sel yang mengenali protein permukaan spesifik pada
LDL yaitu apoprotein. Setelah berada di dalam sel, kolesterol diangkut melalui suatu
rangkaian perubahan enzimatik untuk menghasilkan progestin, androgen dan estrogen.
Progestin merupakan precursor obligat untuk androgen dan estrogen, sedangkan
androgen merupakan precursor obligat untuk estrogen.Sebagian besar enzim
steroidogenik merupakan bagian dari kelompok oksidase sitokrom P450. Protein
mitokondria tunggal P450scc, suatu enzim pembelah rantai samping kolesterol,
memperantarai semua langkah konversi kolesterol menjadi pregnenolone. Setelah
pregnenolone terbentuk, produksi steroid dapat berlanjut ke salah satu dari dua jalur,
yaitu melalui progesterone atau 17α-hidroksipregnenolone. Akhir dari kedua jalur ini
adalah terbentuknya androgen yaitu dehidroepiandroeteron (DHEA), androstenediol,
androstenedion, testosteron, dan dehidrotestosteron (DHT). Kadar yang paling tinggi
adalah testosteron, dibandingkan dengan yang lain (Heffner & Schust, 2008).
Kadar testosteron intratestikuler pada laki-laki dewasa berkisar antara 119-1251
ng/mL, dengan rata-rata 635±368 ng/mL. Kadar testosteron serum berkorelasi kuat
dengan kadar LH serum dan testosteron intratestikuler. Kadar testosteron intratestikuler
konstan lebih tinggi dibandingkan yang diambil dari darah vena spermatik. Saat kadar
testosteron intratestikuler amat tinggi, maka sebagian besar akan disekesi ke aliran darah.
Namun bila kadarnya mendekati normal, hanya sedikit yang disekresikan ke aliran darah.
Sekret utama testosteron bertanggung jawab langsung dan tidak langsung untuk
diferensiasi embriogenik garis pria dari genetalia eksternal/internal. Demikian juga
perkembangan seksual sekunder pria pada pubertas dan pemeliharaan libido serta potensi
pada pria dewasa. Aksi testosteron, yaitu pada sel target mempengaruhi proses
transkripsi dan translasi yang nantinya terlibat dalam proses spermatogenesis, regulasi
Gonadotropine Releasing Hormone (GnRH), diferensiasi seksual dan pematangan
seksual saat pubertas. Jumlah testosteron yang kurang akan menyebabkan berbagai
gangguan pada proses tersebut(Griffin & Wilson, 2003).
11
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1.Tahapan Penelitian
Skematahapan penelitian
Adaptasi MedanElektromagnetik (EMF)
Randomisasi Terminasi
Hari ke-: 1 --------------------7--------------------------------------------------------------------91
Tahapan penelitian :
1. Hewan coba tikus Sprague dawley diadaptasikan pada lokasi penelitian selama 7 hari.
2. Hari ke-7 dilakukan randomisasi untuk membagi tikus menjadi 3 kelompok,masing-
masing kelompok berisi 6 tikus, yaitu kelompok normal (tanpa medan
elektromagnetik/EMF dan tanpa vitamin C); kelompok EMF (dengan medan
elektromagnetik/EMF dan tanpa vitamin C); dan kelompok perlakuan (dengan medan
elektromagnetik/EMF dan perlakuan vitamin C). Paparan EMF sebesar2,45
GHz(Arthur et al., 1975) selama 60 menit/hari (Lotfi & Syahryar, 2009), selama 3
bulan (84 hari) (Sultan et al., 2009). Vitamin Cdiberikan dosis oral 250mg/kg BB per
hari) (Balci et al., 2007).
3. Hari ke-8 sampai hari ke-91, masing-masing kelompok dikondisikan sesuai keadaannya
(selama 84 hari).Tikus diberikan makanan diet standart AD-2 dan air minum ad
libitum,yang dimasukkan dalam botol kaca atau botol plastik.
4. Hari ke-91 semua tikus diambil darah dan diterminasi untuk diambil saluran sperma
dan testis.
5. Selanjutnya pemeriksaan kualitas spermatozoa meliputi jumlah, morfologi, motilitas
dan viabilitas. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan kadar testosteron pada serum dan
testis dengan metoda ELISA.
Bahan : Tikus jantan dewasa strain Spague Dawley umur 11-12 minggu; sekam padi
sebagai alas tidur; diet pellet standart AD-2 dan air minum untuk tikus ad libitum; botol
minuman;larutan PBS pH 7,4; larutan hematoksilin dalam akuades; larutan eosin dalam
Kelompok EMF dan Vitamin C : 6 tikus
18 tikus
Kelompok EMF : 6 tikus
Kelompok tanpa EMF dan tanpa vitamin C : 6 tikus
12
akuades; larutan periodic acid schiff (PAS); larutan pereaksi schiff;alkohol bertingkat
(30%, 50%, 70%, 80%, 90%, 95%, absolute), toluene, toluene murni, toluene parafin;
paraffin murni; xylol; buffer;akuades; NaCl fisiologis; larutan eosin 1%; larutan
nigrosin; medium sperm grad; medium sperm rinse; hanscoon, masker, kapas alkohol;
kertas lakmus; immersion oil;eppendorf tube 1,5 mL;vitamin C; ketamin.
Alat : 14 kandang tikus; sonde tikus; disposable therumo syringe 1 mL, 3 mL, 5 mL; alat
bedah minor; bilik hitung Neubauer; pasteur pipet; mikropipet; tabung steril; timbangan
digital (Mettler Toledo AG204 Delta Range, SNR.1122101258, TDNR.26415133-0,
Switzerland); homogenizer (Eyela Mazela, Tipe GTR-1000, Ser.No.10304472, Japan);
sentrifuse (5417R Eppendorf AG, 22331, Hamburg); inkubator;gelas ukur; pot untuk
tempat sperma dan testis; hemometer; tabung untuk cairan jaringan; kit ELISA
(testosterone ELISA EIA-1559, DRG Instrument GmbH, Germany); mikrotom;gelas
obyek; counter; gelas ukur; gelas penutup; mikrometer objek; mikrometer okuler;
mikroskop cahaya CE; optilab mikroskop digital edisi professional, alat fotografi
(Canon Power Shot A580 SiAF, PC1264, No.6342001448, Malaysia); label;
kalkulator;alat tulis.
3.2.Lokasi Penelitian
Penelitian akan mengambil lokasi di Laboratorium Fisika Fakultas Sains dan
Matematika UKSW; Laboratorium Keperawatan Dasar Fakultas Ilmu KesehatanUKSW
dan Laboratorium Faal Endokrin Fakultas Kedokteran UGM.
3.3.Peubah yang Diamati/Diukur
Variabel bebas adalah radiasi elektromagnetik (EMF) dan pemberian vitamin C.
Variabel terikat adalah kualitas spermatozoa, kadar testosteron serta lapisan sel germinal.
Pengamatan untuk pemeriksaan kualitas spermatozoa meliputi jumlah, morfologi,
motilitas dan viabilitasnya. Pemeriksaan kadar testosteron pada serum dan testis, serta
tebal lapisan sel germinal.
3.4.Model yang digunakan
Model perangkat jaringan WiFi dirancang yang dapat memancarkan radiasi medan
elektromagnetik pada paparan 2,45 GHz, 60menit/hari, selama 84 hari. Model hewan
coba yang tikus Sprague dawley. Tikus berwarna albino putih, kepala kecil dan ekor
lebih panjang dari badannya, jantan, usia 11-12 minggu dan berat badan 200-250 mg.
Tikus memiliki daya tahan terhadap penyakit dan cukup agresif dibandingkan galur
lainnya. Pertimbangan tikus jantan karena tidak banyak berfluktuasi secara hormonal
13
pada saat dewasa, yang dikhawatirkan akan memberikan respon yang berbeda dan dapat
mempengaruhi hasil penelitian (Setyorini, 2012).
3.5.Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan ekperimental dengan rancangan penelitian post-test only
control group design.
3.6.Tehnik Pengumpulan dan Analisis Data
Data diambil setelah terminasi tikus pada hari ke-91. Data dianalisis univariat
meliputi mean, standart eror mean (SEM) dan proporsi, disajikan dalam bentuk tabel.
Skala variabel bebas dan variabel terikat berupa skala numerik. Uji normalitas dengan
Shapiro-Wilk, dilanjutkan uji homogenitas Levene test.Jika data terdistribusi normal dan
homogen, analisis dengan uji parametrik one-way ANOVA. Namun bila data
terdistribusi tidak normal, dilakukan uji non parametrik Kruskal-Wallis. Lalu
dilanjutkan analisis Post Hoct LSD Multiple Comparisons untuk melihat perbedaan
signifikansi antar kelompok perlakuan. Perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan
p<0,05. Pengolahan data penelitian menggunakan SPSS versi 19.
3.7.Fishbone diagram tahapan penelitian kualitas spermatozoa, lapisan sel germinal
dan kadar testosteron pada tikus Sprague dawley yang diinduksi medan
elektromagnetik dengan pemberian vitamin C
LANGKAH I
Studi pustaka
serta hasil
penelitian
terkait
LANGKAH II
Merancang
serta membuat
rancangan
perangkat
medan
elektromagnetik
DESKRIPSI:
1. Pemahaman efek radiasi
medan elektromagnetik pada
jaringan tubuh.
2. Perancangan dan pembuatan
perangkat eletroda yang
menghasilkan radiasi medan
elektromagnetik pada
paparan 2,45 GHz, 60
menit/hari selama 84 hari.
3. Mempersiapkan hewan
model yang akan diinduksi
medan elektromagnetik.
4. Mempersiapkan bahan habis
pakai dan laboratorium
pemeliharaan hewan.
LANGKAH III
Menyiapkan
hewan model tikus
Sprague dawley
dan persiapan
bahan habis pakai
serta laboratorium
LANGKAH IV
Pelaksanaan
penelitian efek
pemberian vitamin
C pada hewan
model yang
diinduksi medan
elektromegnetik
Hewan coba siap
diberikan perlakuan
induksi medan
elektromagnetik
pada paparan 2,45
GHz, 60 menit/hari
selama 84 hari dan
pemberian
antioksidan vitamin
C dosis 250 mg/hari
LANGKAH
VPemeriksaan
kualitas
sperma,
lapisan
germinal dan
kadar
testosteron
LANGKAH
VI
Evaluasi hasil
penelitian dan
hewan model
1. Hasil efek pemberian
vitamin C pada hewan
model yang diinduksi
radiasi medan
elektromagnetik.
2. Hewan model ideal untuk
penelitian paparan radiasi
medan elektromagnetik
dan pemberian
antioksidan.
Lab.Fisika Fak.Sains Matematika
Lab.Keperawatan Dasar Fak.Ilmu Kesehatan UKSW
Lab.Faal
Endokrin
FK UGM
14
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1. Anggaran Biaya
Jenis pengeluaran Biaya yang diusulkan
dalam 1 tahun (Rp)
Pelaksana (Gaji dan Upah) 16.800.000
Bahan Habis Pakai dan Peralatan 23.125.000
Perjalanan 7.440.000
Lain-lain 6.200.000
Total Anggaran 53.565.000
4.2. Jadwal Penelitian
No Jenis Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan penelitian
2 Pelaksanaan penelitian
3 Pengambilan data
4 Penyusunan laporan
5 Seminar
6 Publikasi
15
DAFTAR PUSTAKA
Achudume A, Onibere B, Aina F, Tchokossa P. 2010. Induction of oxidative stress in male
rats subchronically exposed to electromagnetic fields at non-thermal intensities. J
Electromagnetic Analysis and Applications. 2(8): 482-7.
Guy Arthur W., Lin James C., Kramar, Piroska O., Emery, Ashley F. 1975. Effect of 2450-
Mhz Radiation on the Rabbit Eye. IEEE digital Library. 23 (6): 492 – 8.
Atasoy HI, Gunal MY, Atasoy P, Elgun S, Bugdayci G. 2012. Immunohistopathologic
demonstration of deleterious effects on growing rat testes of radiofrequency waves
emitted from conventional Wi-Fi devices. J Pediatr Urol.
Balci M, Devrim E, Durak I. 2007. Effects of mobile phones on oxidant/antioxidant balance
in cornea and lens of rats. Curr Eye Res. 32(1):21-5.
De Iuliis GN, Newey RJ, King BV, Aitken RJ. 2009. Mobile Phone Radiation Induces
Reactive Oxygen Species Production and DNA Damage in Human Spermatozoa In
Vitro. PLoS ONE 4(7): e6446.
Guyton, A.C., Hall, J.E.H. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Cetakan I. EGC.
Jakarta.
Greenspan, F.S., Baxter, J.D. 2000. Endokrinologi Dasar & Klinik. I. Edisi 4. EGC. Jakarta.
Griffin, J.E., Wilson, J.D., 2003. Disorders of The Testes and The Male ReproductiveTract.
In: William Textbook of Endocrinology. 10th: 714. Saunders.
Heffner, L.J., Schust, D.J. 2008. At a Glance Sistem Reproduksi. Edisi 2. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
Huleilel M, Lunenfeld E. 2004. Regulation of spermatogenesis by paracrine/autocrine
testicular factors. Asian J Androl. 16:259-68.
Kovacic P & Somanathan R. 2010. Electromagnetic fields: mechanism, cell signaling, other
bioprocesses, toxicity, radicals, antioxidants and beneficial effects. Journal of
Receptors and Signal Transduction. 30 (4) , Pages 214-26.
Lotfi A. & Habib Aghdam Shahryar. 2009. Effects of electromagnetic fields of cellular phone
on testosterone and progesterone hormones rate in Syrian Hamsters (Mesocricetus
auratus). Endocrine Abstracts.20:640
Kumar S., Kesari K.K., Behari J. 2011. The therapeutic effect of a pulsed electromagnetic
field on the reproductive patterns of male Wistar rats exposed to a 2.45-GHz
microwave field. Clinics. 66(7):1237-45.
Liu ML, Wen JQ, Fan YB. 2011. Potential Protection of Green Tea Polyphenols Against
1800 MHz Electromagnetic Radiation-Induced Injury on Rat Cortical Neurons.
Neurotox Res. [Epub ahead of print].
Martin B, Goodman R. 2009. Electromagnetic fields stress living cells. Pathophysiology. 16:
71–8.
Padayatty S.J., Katz A., Wang Y., Eck P., Kwon J., Lee J.H., Chen S., Corpe C., Dutta A.,
Dutta S.K., Levine M. 2003. Vitamin C as an antioxidant: evaluation of its role in
disease prevention. J Am Coll Nutr. 22(1):18-35.
Sadler, T.W., 2010. Langman’s Embriologi Kedokteran. Edisi 10. EGC. Jakarta.
Sarookhani M.R, Rezaei M.A., Safari A., Zaroushani V., Ziaeiha M. 2011. The influence of
950 MHz magnetic field (mobile phone radiation) on sex organ and adrenal functions
of male rabbits. African J Biochem Res. Vol. 5(2), pp. 65-68.
Sultan A.M., Al-Drees A.M., Husain S., Khan M.M., Imran M.B. 2010. Effect of mobile
phone radiation on serum testosterone in Wistar Albino Rats. Saudi Med J. Vol 31 (8):
869-73.
16
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian
1.Honor (Maksimal 30%)
Honor Honor/Jam
(Rp)
Waktu
(jam/minggu)
Minggu Honor per
tahun
Peneliti Utama 100.000 15 40 6.000.000
Peneliti Anggota 1 90.000 15 40 5.400.000
Peneliti Anggota 2 90.000 15 40 5.400.000
Subtotal 16.800.000
2.Peralatan penunjang (Maksimal 30-40% bersama dg Bahan Habis Pakai)
Material Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas Satuan harga
(Rp)
Harga alat
penunjang
Perangkat elektroda 9 minggu 1 set 10.000.000 10.000.000
14 kandang tikus 10 minggu 14 20.000 280.000
Alat bedah minor 5 hari 2 set 150.000 300.000
Bilik hitung Neubauer; 5 hari 3 set 100.000 300.000
Mikropipet; 10 hari 2 set 50.000 500.000
Pasteurpipet; 2 minggu 10 set 20.000 200.000
Tabung steril 2 minggu 20 buah 10.000 200.000
Timbangan digital 5 hari 1 set 50.000 250.000
Homogenizer 5 hari 1 set 100.000 500.000
Sentrifuse 5 hari 1 set 100.000 500.000
Inkubator 5 hari 1 set 100.000 500.000
kit ELISA 1 hari 1 set 2.390.625
+30.000
2.420.000
Mikroskop cahaya CE 5 hari 1 set 100.000 500.000
Optilab mikroskop 3 minggu 1 set 50.000 750.000
Gelas obyek; gelas
penutup
5 hari 1 set 200.000 200.000
Gelas ukur; 5 hari 3 set 20.000 60.000
Counter; 3 minggu 2 set 10.000 210.000
Label; kalkulator 3 minggu 1 set 100.000 100.000
Alat tulis 3 minggu 3 set 100.000 100.000
Subtotal 17.870.000
3.Bahan habis pakai (BHP)
Material Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas Harga
Satuan
Biaya per
tahun
Tikus dewasa SD 11 mggu 10 minggu 25 tikus 25.000 625.000
Sekam padi 10 minggu 1 karung 100.000 100.000
Diet pellet AD-2 91 hari 23 kg 7.000 160.000
Botol minum 10 minggu 15 buah 10.000 150.000
Larutan PBS pH 7,4 1 minggu 100 ml 250.000 250.000
Pembuatan slide jaringan
pewarnaan HE dan PAS
3 minggu 36 slide 55.000 1.980.000
Ketamin 1 minggu 1 vial 400.000 400.000
Vitamin C vial 1 minggu 1 vial 200.000 200.000
Akuades 1 minggu 1 botol 100.000 100.000
NaCl fisiologis 1 minggu 1 plabot 20.000 20.000
Larutan eosin 1% 1 minggu 100 ml 250.000 250.000
Larutan nigrosin 1 minggu 100 ml 250.000 250.000
Medium sperm grad 1 minggu 100 ml 500.000 500.000
Medium sperm rinse 1 minggu 100 ml 500.000 500.000
Hanscoon, masker, kapas 3 minggu 1 set 150.000 150.000
17
Alkohol 1 minggu 1 liter 20.000 20.000
Kertas lakmus 1 minggu 1 set 100.000 100.000
Tabung ependorf 1 minggu 100 buah 500.000 500.000
Subtotal 5.255.000
4.Perjalanan(maksimal 15-25%)
Material Justifikasi
perjalanan
Kuantitas Harga
Satuan (Rp)
Biaya per
Tahun
Ke Yogyakarta Beli reagen 2 kali 250.000 500.000
Melakukan analisa sperma
dan uji Most
Sampling 6 kali 250.000 1.500.000
Ke Jakarta Untuk
seminar
nasional dan
pemantauan
terpusat
2 orang x
pergi-pulang
750.000 3.000.000
Penginapan 2 x 2 400.000 1.600.000
Biaya makan selama
sampling untuk 2
peneliti dan 2
enumerator
Selama
sampling &
ambil data
4 orang
2xmakan
7 hari
15.000 840.000
Subtotal 7.440.000
5.Lain-lain (maksimal 15%)
Administrasi Justifikasi Kuantitas Harga
Satuan
Biaya per
Tahun
Rapat koordinasi
- Biaya Konsumsi 2x/bln(10 bln) 3 orang 15.000 900.000
- Penggandaan Materi 2x/bln (10 bln) 3 orang 5.000 300.000
Pembuatan Laporan dan
Publikasi
- Pengolahan Data 2 bulan 1 paket 1.000.000 1.000.000
- Pembuatan Laporan 2 bulan 15 paket 100.000 1.500.000
- Publikasi 1 bulan 1 1.000.000 1.000.000
- Analisis Data 1 bulan 6 Bab 250.000 1.500.000
Subtotal 6.200.000 Total anggaran yang dibutuhkan 53.565.000
18
Lampiran 2. Dukungan sarana dan prasarana penelitian
Penelitian ini sangat membutuhkan dukungan sarana dan prasarana berupa laboratorium
elektromagnetik untuk membuat alat yang menghasilkan radiasi medan elektromagnetik yang
terdapat di Fakultas Sains dan Matematika UKSW ; laboratorium dasar untuk pemeliharaan
hewan dan terminasi hewan coba serta analisa sperma di laboratorium keperawatan dasar
Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW. Sedangkan pemeriksaan kadar testosteron dilakukan di
laboratorium faal endokrin Fakultas Kedokteran UGM. Pimpinan Fakultas Sains dan
Matematika dan Fakultas Ilmu Kesehatan mendukung penggunaannya.
19
Lampiran 3. Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas
N
N
o
Nama NIDN Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(Jam /
Minggu)
Uraian Tugas
1. Dr.
Suryasatriya
Trihandaru,
S.Si.,
M.Sc.Nat.
0625116802 Fisika 15 jam /
Minggu
1. Membuat perencanaan
penelitian.
2. Menghubungi kepala
laboratorium terkait.
3. Pengambilan data
4. Analisis data
5. Membuat model
perangkat medan
elektromagnetik
6. Penyusunan laporan
7. Mempersiapkan dan
melaksanakan Seminar.
2. Andreas
Setiawan,
S.Si., M.T.
06310575
01
Fisika
Medis
15 jam /
Minggu
1. Bersama dengan ketua
peneliti membuat
perencanaan
penelitian
2. Pengambilan data
3. Analisis data
4. Membuat model
perangkat medan
elektromagnetik
5. Penyusunan laporan
3 dr. Jodelin
Muninggar,
M.Sc.
99060012
11
1. Bersama dengan ketua
peneliti membuat
perencanaan penelitian
2. Pengambilan data
3. Analisis data
4. Membuat model
perangkat medan
elektromagnetik
5. Penyusunan laporan.
Anggota Mahasiswa
4. Mahasiswa 1 Keperaw
atan
10 Jam /
Minggu
Membantu dalam
pemeliharaan dan
perlakuan EMF hewan
coba serta sampling
jaringan.
5. Mahasiswa 2 Sains
Matemat
ika
10 jam /
minggu
Membantu dalam
pemeliharaan dan
perlakuan EMF hewan
coba serta sampling
jaringan.
20
Lampiran 4. Biodata dan anggota
KETUA PENELITI
Nama : Dr. Suryasatriya Trihandaru, M.Sc.nat, S.Si.
Tempat/tgl lahir :Wonosobo (Central Java, Indonesia), 25-11-1968
Alamat rumah : Jl. Sumbawa 173, Salatiga, 50733
Email : [email protected]
Telpon : 0298-313255
Rumpun Ilmu/Field
Fisika Matematika
Pendidikan/Educations
1. S1 (S.Si/BSC): Universitas Gadjah Mada, FMIPA Fisika. Graduated 1993.
2. S2 (M.Sc.nat): Universitaet Kaiserslautern Germany, Industrial Mathematics.
Graduated 1998
3. S3 (Dr.): Institut Teknologi Bandung, Dept. Mathematics; Sandwich Program with
Universitaet Kaiserslautern Germany. Graduated 23 Juli 2005.
Pendidikan lain/Other Educations
1. Summer School at Universitaet Kaiserslautern Germany, September-October 2010.
2. German Language Course, Goethe-Institut Freiburg, Germany. 05 August 1996-26
September 1996.
3. Summer School at Universitaet Kaiserslautern Germany, August-September 1999.
4. XI ECMI Modelling Week, July 4-13 1998; Universita degli Studi di Milano
Dipartimento di Matematica “Federigo Enriques”, Italy
Penelitian/Research
1. SIBERMAS 2007. Keputusan Rektor No 239.a/Kep./Rek/9/2007. Koordinator Bidang
Briket.
2. SIBERMAS Periode Januari-April 2008. Keputusan Rektor No
006.a/Kep./Rek/1/2008. Koordinator Bidang Briket.
3. Kajian Strategis Pengembangan Energi Alternativ Biogas Sebagai Pengganti BBM.
Surat Tugas 115/LPPM/XI/2008.
4. Penelitian Potensi Dasar Ekonomi Daerah Dalam Rangka Pengembangan Komoditas
Unggulan Umkm Di Eks Karisedenan Semarang. 2007. SK 47b/01/CEM/IV/2007.
5. Penelitian Potensi Dasar Ekonomi Daerah Dalam Rangka Pengembangan Komoditas
Unggulan Umkm Di Eks Karisedenan Kedu. Mei-Desember 2008. SK
77b/01/CEM/V/2008.
6. Penelitian Potensi Dasar Ekonomi Daerah Dalam Rangka Pengembangan Komoditas
Unggulan Umkm Di Eks Karisedenan Pekalongan. Mei-Des 2008. SK
77c/01/CEM/V/2008.
7. Penelitian Potensi Dasar Ekonomi Daerah Dalam Rangka Pengembangan Komoditas
Unggulan Umkm Di Eks Karisedenan Banyumas. Mei-Des 2008. SK
77d/01/CEM/V/2008.
8. Pengembangan Komoditas /Produk/Jenis Usaha Unggulan Umkm Baseline
Economics Survey Wilayah Eks Karisidenan Surakarta. Mei-Des 2008. SK 79/04-
04/CEM/V/2008.
21
9. Pengembangan Komoditas /Produk/Jenis Usaha Unggulan Umkm Baseline
Economics Survey Wilayah Eks Karisidenan Pati. Mei-Des 2008. SK 74c/04-
04/CEM/VI/2009.
10. Pengkajian Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Sukoharjo,
Provinsi Jateng kerjasama dengan Ekstensa Winaya Fakta dan Dirjen IKM Dep.
Perindustrian Rep. Indonesia. Jul-Des 2009. SK 102b/04-04/CEM/VII/2009.
11. Pengembangan Komoditas /Produk/Jenis Usaha Unggulan Umkm Baseline
Economics Survey Wilayah Jawa Tengah. 2009. SK 74b/04-04/CEM/VI/2009.
12. Collaboration Research Project dengan University of Applied Eciences Amberg-
Weiden: Heigh Efficient Cooking using Renewable Fuels in an Oven.
13. Riset Pemetaan Kemiskinan Puslit SIMITRO (FTI, UKSW 2013).
Pengabdian Masyarakat
1. Pembina Olimpiade Astronomi Jawa Tengah 2012
2. Pembina Olimpiade Fisika Jawa Tengah Tahun 2011
3. Pembina Olimpiade Astronomi Jawa Tengah Tahun 2010
4. Pembina Olimpiade Astronomi Jawa Tengah Tahun 2009.
5. Pembina Olimpiade Astronomi Jawa Tengah Tahun 2008.
6. Pembina Olimpiade Astronomi Jawa Tengah Tahun 2007
7. Pembina Olimpiade Astronomi SMU2 Salatiga Tahun 2006-2007
8. Pembina Olimpiade Fisika SMU2 Salatiga tahun 2006-2007
9. Pembina Master Teacher SOE 2007 dan Koordinator Bidang Matematika
10. Tim Evaluator Womin Project di Nias dengan proyek: Briket, kompos, air bersih, Juni
2007.
11. Womin Project partner sebagai Dissemination Expert untuk TTG bidang briketing
Nias, Agustus 2007.
Awards
1. Siswa Teladan SMP Kabupaten Wonosobo, 1983
2. Siswa Teladan SMA Kabupaten Wonosobo, 1986
3. Pertamina Scholarship, UGM, 1991;
4. DAAD Scholarship 1997-1998;
5. DAAD Scholarship 2000-2002
Publikasi:
1. Istianingrum, Suryasatriya Trihandaru, Martanto Martosupono. Pengukuran
Kandungan Provitamin A dari CPO (Crude Palm Oil) menggunakan Spektrometer
UV-VIS dan Spektroskopi NIR (Near Infra Red). Prosinging Seminar Nasional Sains
dan Pendeidikan Sains VII. Fakultas Sains dan Matematika UKSW. ISSN 2087-0922.
Vol 3 No 1, 2012.
2. Triponia Martini, Made Rai Suci Shanti, Suryasatriya Trihandaru. Pembuatan
Sensor Warna Sederhana dengan Menggunakan LDR dan Mikrokontroler
ATMEGA8535. Prosinging Seminar Nasional Sains dan Pendeidikan Sains VII.
Fakultas Sains dan Matematika UKSW. ISSN 2087-0922. Vol 3 No 1, 2012.
3. Giner Maslebu, Suryasatriya Trihandaru, Nur Aji Wibowo. Kombinasi Teknik
Kromatografi Kolom Gravitasi-Spektrometer Sederhana Sebagai Sebagai Pemodelan
Kromatografi Cairan Kerja Tinggi (KCKT).Prosinging Seminar Nasional Sains dan
Pendeidikan Sains VII. Fakultas Sains dan Matematika UKSW. ISSN 2087-0922. Vol
3 No 1, 2012.
4. Yohanes B. Mila, Ferdy S. Rondonuwu dan Suryasatria Trihandaru. 2012.
"FOTOEKSITASI DAN FUNGSI MOLEKUL KAROTENOID SEBAGAI
22
SENSITIZER PADA SISTEM SEL SURYA BERBASIS DYE (DSSC)". Prosiding
Seminar Nasional Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA IKIP PGRI Semarang.
5. Yohanes B. Mila, Ferdy S. Rondonuwu dan Suryasatria Trihandaru. 2012.
"IDENTIFIKASI DAN FOTOSTABILITAS PIGMEN UTAMA EKSTRAK TEH
HIJAU DAN TEH HITAM". Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pendidikan
Matematika dan IPA IKIP PGRI Semarang.
6. Aisoi, L., Trihandaru, S., & Martosupono, M. 2010. Potency and Utilization of
Parartocarpus Philipinensis L. as a Source of Carotenoids. Proceedings of Natural
Pigments Conference for South – East Asia (NP-SEA). March 20th
– 21st, 2010: 133-
137. Balai Pertiwi Building Ma Chung University. Malang Indonesia. ISBN No. 978
– 602 – 97123 – 0 – 8.
7. Leoardo Aisoi., Trihandaru, S., & Martosupono, M. 2010. Fotostabilitas Ekstrak
Kasar Pigme Karotenoid Buah Nona (Paratocarpus philipinensis). Proceeding
Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains UMP: Fisika, Pendidikan Fisika, Sains,
dan Lingkungan. Program Studi Fisika UMP. Sabtu, 13 November 2010: 154 – 163.
Aula Universitas Muhammadyah Purworejo. Purworejo. ISBN No. 978 – 979 – 1533
– 85 0.
8. Lenardo Aisoi., Trihandaru, S., & Martosupono, M. 2010. Muriellopsis spehaerica
Sebagai Sumber Lutein Alami. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan
Sains UMP: Fisika, Pendidikan Fisika, Sains, dan Lingkungan. Program Studi Fisika
UMP. Sabtu, 13 November 2010: 154 – 163. Aula Universitas Muhamadyah
Purworejo. Purworejo. ISBN no. 978 – 979 – 1533 – 85 0.
9. Leonardo Aisoi., Trihandaru, S., & Martosupono, M. 2010. Karakteristik Astaxanthin
Sebagai Antioksidan. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains UMP:
Fisika, Pendidikan Fisika, Sains, dan Lingkungan. Program Studi Fisika UMP. Sabtu,
13 November 2010: 154 – 163. Aula Universitas Muhamadyah Purworejo. Purworejo.
ISBN no. 978 – 979 – 1533 – 85 0.
10. Leonardo Aisoi., Trihandaru, S., & Martosupono, M. 2010. Thermostabilitas ekstrak
Kasar Pigmen Karotenoid Buah Nona (Parartocarpus philipinensis). Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains UMP: Fisika, Pendidikan Fisika, Sains,
dan Lingkungan. Program Studi Fisika UMP. Sabtu, 13 November 2010: 154 – 163.
Aula Universitas Muhamadyah Purworejo. Purworejo. ISBN no. 978 – 979 – 1533 –
85 0.
11. Leonardo Aisoi., Trihandaru, S., & Martosupono, M. 2010. Fotostabilitas dan
Thermostabilitas Ekstrak Kasar Pigmen Karotenoid Buah Nona (Parartocarpus
philipinensis). Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia UNDIP.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNDIP. Sabtu, 20 November
2010: 154 – 163. Aula Universitas Diponegoro. Semarang.
12. Leonardo Aisoi., Trihandaru, S., & Martosupono, M. 2010. Buah Nona, Si Buruk
Rupa Yang Berpotensi Sebagai Sumber Karotenoid. Tabloid Bintang Papua
(Koran Lokal Papua). No. 09 Tahun V. 27 – 4. Kamis, 15 November 2010. Jayapua.
Papua.
13. Alvama Pattiserlihun, Andreas Setiawan, Suryasatriya Trihandaru. Aplikasi Jaringan
Saraf Tiruan Pada Pengenalan Pola Tulisan Dengan Metode Backpropagation.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VI. Fakultas Sains dan
Matematika. UKSW. ISSN: 2087 – 0922. Vol. 2. No. 1, Juni 2011.
14. Archadius R. Dahnia, Siti N. Fauziah, Suryasatriya Trihandaru. Pemanfaatan Jerami
dan Batang Jagung sebagai Energi Alternatif Dalam Bentuk Briket. Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VI. Fakultas Sains dan Matematika.
UKSW. ISSN: 2087 – 0922. Vol. 2. No. 1, Juni 2011.
23
15. Joko Budiyono, Suryasatriya Trihandaru, Andreas Setiawan. Merancang
Seismometer Dengan Menggunakan LVDT. Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Pendidikan Sains VI. Fakultas Sains dan Matematika. UKSW. ISSN: 2087 – 0922.
Vol. 2. No. 1, Juni 2011.
16. Monika Nur Utami Prihastyanti, Suryasatriya Trihandaru, Leenawaty Limantara.
2010. Analisa Pencocokkan Kurva Untuk Penguraian Kromatogram Pada Ekstrak
Kasar Pigmen Dari Rumput Laut Coklat. Prosiding Seminar Nasional Sains Dan
Pendidikan Sains Uksw. ISSN: 2087-0922.
17. Basten Sanjaya, Deomedes, Supri, Hardianus Wilson, Joko N. Aripin, Wahyu H.
Kristiyanto, Suryasatriya Trihandaru. 2010. Pengukuran Denyut Nadi Menggunakan
Mouse Optik. Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Pendidikan Sains Uksw. ISSN:
2087-0922.
18. Bela Widianto, Suryasatriya Trihandaru, Adita Sutresno. 2010. Pengukuran Radio
Aktivitas Dan Identifikasi Radionuklida Di Lingkungan. Prosiding Seminar Nasional
Sains Dan Pendidikan Sains Uksw. ISSN: 2087-0922.
19. Tafip Hariyanto, Suryasatriya Trihandaru. 2010. Pengukuran Luminositas Matahari
Dengan Led. ProsidingSeminar Nasional Sains Dan Pendidikan Sains Uksw. ISSN:
2087-0922.
20. Yonathan Christianto, Suryasatriya Trihandaru. 2010. Pengukuran Viskositas Gula
Relatif Dengan Ayunan Benda Tegar. ProsidingSeminar Nasional Sains Dan
Pendidikan Sains Uksw. ISSN: 2087-0922.
21. Mardi Yusina Sine, Suryasatriya Trihandaru, Adita Sutresno. 2010. Perancangan
Kaliper Menggunakan Transduser Strain Gauge. ProsidingSeminar Nasional Sains
Dan Pendidikan Sains Uksw. ISSN: 2087-0922.
22. Tri Sunarno, Suryasatriya Trihandaru. 2010. Pengukuran Viskositas Fluida Dengan
Metoda Bola Jatuh Dengan Memanfaatkan Sensor Sound Card. ProsidingSeminar
Nasional Sains Dan Pendidikan Sains Uksw. ISSN: 2087-0922.
23. Astry Armitha Kobi, Suryasatriya Trihandaru. 2010. Pemanfaatan Kamera Digital
Dan Komputer Sebagai Media Pembelajaran Ayuna Bandul Sederhana Dan Uji Coba
Keberhasilannya. ProsidingSeminar Nasional Sains Dan Pendidikan Sains Uksw.
ISSN: 2087-0922.
24. Rahayu Dwi Astuti, Suryasatriya Trihandaru. 2010. Sistem Penilaian Penghargaan
Kelompok Dengan Metode Ahp, Mpe, Dan Borda Untuk Pembelajaran Kooperatif
Tipe Team Game Tournament (Tgt). ProsidingSeminar Nasional Sains Dan
Pendidikan Sains Uksw. ISSN: 2087-0922.
25. Monika N.U. Prihastyanti, Suryasatriya Trihandaru, Leenawaty Limantara. 2010.
Analisis Komposisi dan Kandungan Pigmen pada Ekstrak Kasar Rumput Laut Coklat
Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Prosiding Seminar Nasional Penelitian,
Pendidikan, dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta,
15 Mei 2010. ISBN. 978-979-9314-4-3.
26. Suryasatriya Trihandaru. 2010. Pengukuran Rasio Muatan-Massa Elrktron e/m
dengan Memanfaatkan Osiloskop untuk Pendidika Fisika. Prosiding Seminar
Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas
Negeri Yogyakarta, 15 Mei 2010. ISBN. 978-979-9314-4-3.
27. Dwi Apriyanto N., Adita Sutresno, Suryasatriya Trihandaru (2009). Pengukuran
koefisien serapan bunyi pada bahan menggunakan metode tabung impedansi.
Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Pendidikan Sains IV. 13 Juni 2009 Universitas
Kristen Satya Wacana.
28. Marthen Sattu Sambo, Suryasatriya Trihandaru (2009). Numerical solution for
morse potential using numerov method. Prosiding Seminar Nasional Sains Dan
24
Pendidikan Sains IV. 13 Juni 2009 Universitas Kristen Satya Wacana.
29. Susana N. Paunbun, Fransisca S.R.P Leba, Suryasatriya Trihandaru (2009). Analogi
“Bioskop” untuk distribusi Fermi-Dirac. Prosiding Seminar Nasional Sains Dan
Pendidikan Sains IV. 13 Juni 2009 Universitas Kristen Satya Wacana.
30. Dispanstiani Abidin, Suryasatriya Trihandaru (2009). Monitoring optical density
(OD) dan analisa kandungan klorofil Porphyridium cruentum dengan
spektrofotometer sederhana. Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Pendidikan Sains
IV. 13 Juni 2009 Universitas Kristen Satya Wacana.
31. Etti Hartiwi, Suryasatriya Trihandaru (2009) Spektrofotometer sederhana:
identifikasi klorofil daun suji (Pleomale angustifolia). Prosiding Seminar Nasional
Sains Dan Pendidikan Sains IV. 13 Juni 2009 Universitas Kristen Satya Wacana.
32. Naely K. Wusqy, Retno H., Suryasatriya Trihandaru (2009). Mengukur pigmen
beberapa krisan dengan spektrometer sederhana. Prosiding Seminar Nasional Sains
Dan Pendidikan Sains IV. 13 Juni 2009 Universitas Kristen Satya Wacana.
33. Retno Hariyani, Tafip Hariyanto, Suryasatriya Trihandaru (2009). Optikal
densitometer sederhana dengan menggunakan interface LDR dan soundcard untuk
pengukuran pewarna alami. Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Pendidikan Sains
IV. 13 Juni 2009 Universitas Kristen Satya Wacana.
34. Retno H., Naely K.W., Suryasatriya Trihandaru (2009). Spektroskopi dan penentuan
struktur pigmen alami. Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Pendidikan Sains IV.
13 Juni 2009 Universitas Kristen Satya Wacana.
35. Inti Aritni P., Bertha B.A. Ndiha, Suryasatriya Trihandaru (2009).Identifikasi
pigmen daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) dengan spektrofotometer
sederhana. Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Pendidikan Sains IV. 13 Juni 2009
Universitas Kristen Satya Wacana.
36. Suharsini M., Rahmalia L., Rondonuwu F. S., Trihandaru S., (2008). Uji
Fotostabilitas Produk Interkalasi Montmorilonit-Klorofil. Prosiding Back to Nature
dengan Pigmen Alami. Seminar Nasional Pigmen 2008, Salatiga 5 September 2008
pp. 534-541. ISBN 979-1098-16-4
37. Nasrudin, Rondonuwu, Trihandaru dan Nur M. (2008). Degradasi Senyawa turunan
klorofil cair menggunakan perlakuan plasma dingin. Prosiding Seminar Nasional
Kimia XVIII Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Juli 2008. Pp 484-490.
38. Lisiard Dimara, Rondonuwu, Trihandaru (2008). Pengaruh pH dan cahaya terhadap
stabilitas klorofil Thalasia hemprichi pada kedalaman berbeda di laut Bandengan,
Jepara. Prosiding Seminar Nasional dan Kongres PATTI cabang Palembang, 14-16
Oktober 2008.
39. Qurbaniah, Rondonuwu, Trihandaru (2008). Pengaruh kapur sirih terhadap stabilitas
panas klorofin. Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia 2008, Solo 22
November 2008.
40. Yosias R De Haan, Suryasatriya Trihandaru, Wahyu Hari Kristiyanto, Pemanfaatan
limbah organik sebagai sumber energi alternatif Dalam bentuk briket. Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains UKSW Januari 2008. ISBN 979-9458-
13-7.
41. Heriyanto, Trihandaru, S. dan Limantara, L. (2007). Fotostabilitas Zn-, Cu- dan Mg-
Bakterioklorofil a sebagai Sensitizer Potensial dalam Terapi Fotodinamika: Studi
dalam Pelarut Aseton dan Metanol. Submmited to Prosiding Seminar. Pigmen (In
Press)
42. Susanti, N. I., Trihandaru, S. dan Limantara, L. (2007). Fotostabilitas
Bakterioklorofil a dan Bakteriofeofitin a dalam Pelarut Aseton-Air: Potensi terhadap
Terapi Fotodinamika Kanker. Submmited to Prosiding Seminar Pigmen (In Press)
25
43. Suryasatriya Trihandaru and Bela Widianto. 2007. Konduktivitas Panas Logam
Campuran. To be published in Prosiding: Aplikasi Sains dan Matematika dalam
Industri, Fakultas Sains dan Matematika UKSW Salatiga.
44. Marthen Sattu Sambo and Suryasatriya Trihandaru, 2007. Dynamics Of A Discrete
Brusselator Model; An Oscillating-Diffusion Chemical Reaction System. To be
published in Prosiding: Aplikasi Sains dan Matematika dalam Industri, Fakultas Sains
dan Matematika UKSW Salatiga.
45. Irene S. Ampulembang , Moses Marpaung, Widhi Handayani, Ariyanto, Suryasatriya
Trihandaru, Arianti Ina R. Hunga, 2006, Hydrodynamical Draining System for
Batik Industry, Alternative Energy and Sanitation Issues, presented in SE-Asia
Forum, UNESCO-UI. .
46. Suryasatriya Trihandaru, 2006, Pembelajaran Bencana Tanah Longsor dengan
Pemodelan Matematika Fisika, in Prosiding Seminar Nasional Pembelajaran MIPA
yang Menarik dan Menantang. FKIP UKSW, p 159. ISBN 978-3585-48-X
47. Suryasatriya Trihandaru, 2005, Hidrodinamika Sambungan Pipa Air Minum untuk
Efisiensi Distribusi, in Prosiding Seminar Nasional Efisiensi dan Konservasi Energi
FISERGI. Laboratorium Efisiensi dan Konservasi Energi Jurusan Mesin Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro.
48. Suryasatriya Trihandaru, 2006, Praktikum Fisika Dasar II, Program Studi Fisika
FSM UKSW.
49. Suryasatriya Trihandaru, Andreas Setiawan, Made Rai Suci Santi, 2005, Praktikum
Fisika Dasar I. Program Studi Fisika FSM UKSW.
50. Suryasatriya Trihandaru, 2005, Metoda Kisi Boltzmann untuk Persamaan Navier
Stokes, OPTIMUM, Jurnal Matematika dan Pembelajarannya 2(2):105-114.
51. Harry Budiharjo Sulistyarso, Suryasatriya Trihandaru, Leksono Mucharam,
Septoratno Siregar, Ivanky Saputra & Sinatra Canggih, 2004, Solusi Model Aliran
Gas Dalam Pipa pada Kondisi Line Packing Menggunakan Skema Richtmyer,
Proceedings Institut Teknologi Bandung. Vol 36A no 2.
52. Suryasatriya Trihandaru, Indra Prasetyo, Gunawan Agus Jodi, Sintia Nanda,
Setiawan Maria Agustina, Edy Soewono, Septoratno Siregar, 2004, The one
dimensional model of drag reduction and the simulation, Simposium Nasional IATMI.
53. Suryasatriya Trihandaru, Thomas Goetz and Septoratno Siregar, 2003, Mathematical
Model of Dilute Polymer Solution Flow in Porous Media with Application in
Enhanced Oil Recovery. In Simposium Nasional IATMI.
54. Mamoun Ouasdad, Marina D'Adda, Matti Lehmuskero, Hagen Schilder, Suryasatriya
Trihandaru. Heat conduction in a rotary kiln. Proceedings of the 1998 ECMI
Modelling Week in Milaan, Milaan, 1998, pp. 8-155/176.
55. U. Fromknecht, D. Gandini, L. Marin, H. Subendhu & S. Trihandaru, Influence of
the cormorant on the fish stock of the River Mosel, Modelling Seminar
Report,University of Kaiserslautern, Kaiserslautern, Germany, 1997.
Salatiga, 21 Maret 2013
Dr. Suryasatriya Trihandaru, M.Sc.nat, S.Si.
26
ANGGOTA 1
Identitas Personal
Nama : Andreas Setiawan
Lahir : Salatiga, 31 Mei 1975
Kantor : Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya
Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Phone, +62-298-321212, Mobile: +6285741890018, Fax. +62-
298-321433, e-mail: [email protected]
Latar belakang Pendidikan
1999 : Sarjana Sains (S.Si.) dalam bidang Instrumentasi Fisika ;
Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika,
Universitas Kristen Satya, Salatiga, Indonesia.
2010 : Magister Teknik (M.T.) dalam bidang Instrumentasi dan Kontrol;
Departemen Teknik Fisika, Fakultas Teknik Industri, Institut
Teknologi Bandung, Indonesia.
Pengalaman Kerja dan Organisasi
2004 – 2007 : Ketua Program Studi Fisika, Fakultas Sains Dan Matematika,
Universitas Kristen Satya Wacana.
2010 – Sekarang : Anggota Ikatan Fisikawan Medik Indonesia (IKAFMI)
2011 – Sekarang : Kepala Laboratorium Fisika, Fakultas Sains Dan Matematika,
Universitas Kristen Satya Wacana.
Penelitian
1. Alvama P., Chandra PO., Giner M., Andreas S., Desain Alat Bantu Baca
Tunanetra Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan (Sumber dana : DIKNAS JATENG,
2011)
2. Ester F., Alvama P., Chandra P.O., Andreas S., Uji Kandungan Formalin Dalam
Daging Bakso Menggunakan Gelombang Ultrasonik ( Sumber dana : DIKNAS
JATENG, 2011)
3. Aprianus, Rivaldo M.B., Priskila H.S., Wahyu K., Andreas S., Panen Energi
Listrik Alternatif Dengan Memanfaatkan Teknologi Termoelektrik Pada Panas
Aspal Jalan Raya ( Sumber dana : DIKNAS JATENG, 2011)
4. Yani S., Giner M., Ferri R.S., Andreas S., Desain Generator Termoelektrik
Memanfaatkan Panas Buangan Refrigenerator Pabrik Es Batu ( Sumber dana :
DIKNAS JATENG, 2011)
5. Puji K., Ferri R.S., Rendy P., Agustinus G.W., Andreas S., Pemanfaatan Gradien
Suhu Tanah Sebagai Sumber Energi Alternatif Dengan Generator Termoelektrik
(Sumber dana : DIKTI, 2011)
6. Daniel Z.T., Taryono, Nimang S., Andreas S., Pemanfaatan Limbah Panas
Tungku Penggorengan Tahu Sebagai Sumber Energi Listrik Alternatif (Sumber
dana : DIKTI, 2011)
7. Andreas S., Made Rai S.S.N.A., Pemanfaatan Minyak Jelantah Sebagai Sumber
Energi Listrik Alternatif Dengan Metode Termoelektrik (Sumber dana :
STARTER UKSW 2011)
8. Rivaldo M.B., Priskila H.S., Wahyu K., Andreas S., Optimasi Generator
Termoelektrik Berbahan Bakar Minyak Jelantah (Sumber dana : DIKTI, 2012)
27
Publikasi
1. Andreas S., F. S. Rondonuwu, Karakteristik Optik dari Caretonoid dan
Bacteriochlorophyill pada Antena Kompleks dan Prospeknya Sebagai
Biosollarcell, Prosiding Seminar Nasional Energi dan Konversi Energi, UNDIP
(2005).
2. A.C. Louk, A. Setiawan, F.S. Rondonuwu, Pemanfaatan Kamera CCD Komersial
Sebagai Detector Spektroskopi Cahaya Tampak, Prosiding Seminar Nasional Sains
dan Pendidikan Sains, UKSW (2006).
3. Andreas S., Optimasi Distribusi Aliran pada Tiga Turbin Pembangkit Listrik
dengan Memanfaatkan Solver, Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan
Sains, UKSW (2010).
4. Andreas S., P. Kuswanti, Artificial Neural Network Algorithym in Near Infra Red
Spectral Analysis for Methanol Concentration Prediction, Proc. of International
Seminar on Food Safety and Food Security, UGM (2010)
5. Andreas S., Alvama, Pengenalan Pola Huruf Braille dengan Algortima Jaringan
Syaraf Tiruan, Prosiding Himpunan Fisikawan Indonesia Cabang Yogyakarta,
UMP (2011)
6. Alvama P., Chandra PO., Giner M., Andreas S., Desain Alat Bantu Baca
Tunanetra Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan, JURNAL PKM UKSW, 2012, ISBN :
978-979-1098-26-12
7. Ester F., Alvama P., Chandra P.O., Andreas S., Uji Kandungan Formalin Dalam
Daging Bakso Menggunakan Gelombang Ultrasonik, JURNAL PKM UKSW,
2012, ISBN : 978-979-1098-26-12
8. Aprianus, Rivaldo M.B., Priskila H.S., Wahyu K., Andreas S., Panen Energi
Listrik Alternatif Dengan Memanfaatkan Teknologi Termoelektrik Pada Panas
Aspal Jalan Raya, JURNAL PKM UKSW, 2012, ISBN : 978-979-1098-26-12
9. Yani S., Giner M., Ferri R.S., Andreas S., Desain Generator Termoelektrik
Memanfaatkan Panas Buangan Refrigenerator Pabrik Es Batu, JURNAL PKM
UKSW, 2012, ISBN : 978-979-1098-26-12
10. Puji K., Ferri R.S., Rendy P., Agustinus G.W., Andreas S., Pemanfaatan Gradien
Suhu Tanah Sebagai Sumber Energi Alternatif Dengan Generator Termoelektrik,
JURNAL PKM UKSW, 2012, ISBN : 978-979-1098-26-12
11. Daniel Z.T., Taryono, Nimang S., Andreas S., Pemanfaatan Limbah Panas Tungku
Penggorengan Tahu Sebagai Sumber Energi Listrik Alternatif, JURNAL PKM
UKSW, 2012, ISBN : 978-979-1098-26-12
12. Andreas S., Taryono, Made Rai S.S.N.A., Perancangan, Pembuatan dan
Pengujian Prototipe Generator Termoelektrik Berbahan Bakar Gas, JURNAL
KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN, Vol. 11 No.1 Juni
2012, Kementrian ESDM, ISSN: 1978 – 2365, Akreditasi : B, No :
298/AU2/P2MBI/08/2010
Salatiga, 21 Maret 2013
Andreas Setiawan, S.Si, M.T
28
ANGGOTA 2
I. IDENTITAS DIRI
1.1 Nama lengkap dr. Jodelin Muninggar, M.Sc.
1.2 Tempat / tanggal lahir Surabaya, 04 Juni 1974
1.3 Alamat Rumah Perumahan Graha Sraten Bumi Mulia
Jl.Sangihe Talaud 2, Sraten, Tuntang, Kab. Semarang
1.4 Nomor HP 0852 909 76920 / 0857 2970 7225
1.5 Alamat Kantor
Fakultas Ilmu Kesehatan / UKSW Salatiga
Jl. Kartini 11 A Salatiga 50711
1.6 Nomor Telepon/Fax (0298) 324861 / Fax. (0298) 321433
1.7 Alamat Praktek 1. Balai Pengobatan Satya Wacana
Jl.Kartini 11A Salatiga Telp. (0298) 321263
2. Praktek Swasta Mandiri Purna Waktu
Jl. Sangihe Talaud 2, Graha Sraten Bumi Mulia, Sraten
Kabupaten Semarang.
3.Desa Karanganyar, Kecamatan Bringin, Kab. Semarang.
1.8 Alamat email [email protected]/[email protected]
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
No.
Program S1 Profesi S2
2.1 Nama PT Universitas Sebelas
Maret Surakarta
Rumah Sakit Umum
Pusat dr.Moewardi
Surakarta
Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta
2.2 Gelar Sarjana Kedokteran Dokter M.Sc.
2.3 Tahun
Lulus 1997 1999 2012
2.4 Bidang
Ilmu Kedokteran Umum Profesi Dokter
Ilmu Kedokteran
Dasar dan Biomedis
III. RIWAYAT PEKERJAAN DAN KEORGANISASIAN
No Tahun Tempat
3.1 1999-2001 Dokter Jaga 24 jam di Klinik Mahakam dan Klinik Husada
Cimanggis Kota Depok
3.2 2002-2004 Dokter PTT di Puskesmas Mangunsari, Salatiga
3.3 2002-Sekarang Dokter Umum di Poliklinik dan Lab Klinik UKSW, Salatiga
3.4 2007-2008 Pengurus Badan Pengurus Ranting PERKANTAS Salatiga
3.5 2007-Sekarang Anggota WCTUI (Woman Christian Temperance Union of
Indonesia ) Salatiga
3.6 2007-Sekarang Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan, UKSW, Salatiga
3.7 Agust 2007-
Agust 2009
YMT. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW Salatiga
29
IV. PENGALAMAN PENGABDIAN MASYARAKAT
No. Tahun Judul Pengabdian
4.1. 2000-2001 Pelayanan Kesehatan bersama Yayasan OBI Jakarta
4.2. 2002-sekarang Pelayanan Kesehatan bersama Tim Pelkes GPIB Tamansari
Salatiga
4.3. 2005-2006 Penyuluhan kepada Masyarakat bersama dengan Yayasan
Trukajaya Salatiga
4.4. 2006-sekarang Pelayanan Kesehatan dengan WCTUI Salatiga
4.5. 2008 Pemantapan Program Sinergi Pemberdayaan Potensi
Masyarakat (SIBERMAS) “Pemberdayaan Rumah Tangga
Miskin Produktif Berbasis Pengembangan IPTEK dan
Potensi Wilayah” di Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga,
penyelenggara dan dana DIKTI Jakarta.
V. PENGALAMAN MENGIKUTI SEMINAR ILMIAH / PENDIDIKAN PROFESI
BERKELANJUTAN
No Waktu Tema Temu Ilmiah
SKP
5.1. Juli 1999 Simposium Terapi Rasional Kortikosteroid (peserta) 1
5.2. September
1999
Simposium Sindroma Dispepsia, Permasalahan Diagnosis dan
Penatalaksaannya (Panitia)
1
5.3. Maret 2000 Simposium Pra-Konas PAMKI, Optimal Antibiotic Usage in
An Era Increasing Resistance (Peserta)
2
5.4. April 2002 Seminar Sehari pengelolaan Hipertensi dengan Obat Asli
Indonesia (Peserta).
2
5.5. Juni 2002 Simposium Diagnosis, Penatalaksanaan dan Rehabilitasi
Sindroma Koroner Akut (Peserta), Simposium Tinjauan Klinis
dan Psikologis Acne, (Peserta).
2
1
5.6. Mei 2004 Seminar profesi Dokter, Gagal Ginjal Kronik dan Pengelolaan
Terkini (Peserta).
2
5.7. April 2006 Simposium dalam Rangka Hari TB Dunia 2006 (Peserta) 1
5.8. Juni 2006 Ceramah Ilmiah, Anti Platelet pada Manajemen Penyakit
Vaskuler (Peserta).
2
5.9. Mei 2007 Pertemuan Ilmiah Respirologi (PIR) 2007 (Peserta). 6
5.10. Agustus
2008
Seminar Nasional “Perkembangan Mutakhir Infeksi Menular
Seksual” (peserta).
12
5.11. November
2008
Infertility Clinical Assesment & Holistic Management
(peserta)
6
5.12.
November
2008
Kolaborasi Pendidikan dan Pelayanan Keperawatan dalam
Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Berkualitas (peserta)
1
5.13 November
2008
One Day Simposium”Infertility, Clinical Assesment &
Holistic Management”
6
5.14 Febuari
2009
Workshop Sibermas UKSW -
5.15 Maret 2009 Workshop Sibermas & Vucer – Uji MT UKSW -
5.16 Maret 2009 Workshop Penelitian Dosen Muda & Studi Kajian Wanita
UKSW
-
30
5.17 April 2009 Simposium Herbal Medicine & Workshop Pengisian Borang
P2KB IDI Online
11
5.18 Mei 2009 Pelatihan TOT Pengabdian Masyarakat DIKTI -
5.19 Juni 2009 Symposium “The New Management in Diabetes Mellitus &
Diabetic Polyneuropathy”
4
5.20 Agustus
2009
Pelatihan Pengisian Borang P2KB IDI Online 8
5.21 Agustus
2009
Pelatihan Sistem Penjaminan Mutu Akademik Perguruan
Tinggi
-
5.22 Agustus
2009
Pelatihan Audit Mutu Akademik Internal -
5.22 Febuari
2010
Seminar Managemen Nutrition On Diabetik 5
5.23 Maret 2013 Seminar Gangguan Perilaku dan Solusinya (Tinjauan Medis),
Sebagai Pembicara
-
Salatiga, 20Maret 2013
dr. Jodelin Muninggar, M.Sc.
31
Lampiran 5. Surat pernyataan ketua peneliti
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Dr. Suryasatriya Trihandaru, S.Si., M.Sc.nat.
Pekerjaan : Dosen
NIDN : 0625116802
Jabatan Fungsional : Lektor
Program Studi : Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya
Wacana.
Alamat :Jl. Sumbawa 173, Salatiga, 50733.
selaku Ketua PenelitiPenelitian Fundamental dengan judul “Kualitas Spermatozoa, Lapisan
Sel Germinal dan Kadar Testosteron pada Tikus Sprague dawley di Area Wi Fi dengan
Pemberian Vitamin C”, menyatakan kesanggupan untuk menyelesaikan penelitian ini
sampai hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal terakreditasi.
Yang memberi pernyataan,
Dr. Suryasatriya Trihandaru, S.Si., M.Sc.nat.