kuliah 1 dan 2 btf tablet

Upload: aidiya-tri-yolanda

Post on 06-Mar-2016

186 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Bahan Tambahan Farmasi

TRANSCRIPT

EKSIPIEN UNTUK FORMULASI SEDIAAN TABLET

Bahan Tambahan Farmasi Oleh Prof. Dr. Karsono, Apt.Fak. Farmasi USU Pendahuluan

Sejak dahulu kala bahan berkhasiat obat telah diformulasikan dalam berbagai bentuk sediaan.Pil telah dikenalkan Ebers Papyrus 1500 SMPil bersalut telah dikenalkan oleh Rhases pada 900 MTablet dikenalkan oleh Al-zahrawi pada 10 abat yang laluKapsul dikenalkan oleh Mothes di Perancis pada 1833

Bahan obat jarang diberikan sendiri-sendiri tetapi lebih sering merupakan suatu formula yang dikombinasi dengan satu atau lebih bahan tambahan bukan obat yang bermanfaat untuk kegunaan farmasi yang bermacam-macam dan khusus. Melalui penggunaan yang selektif dari bahan tambahan farmasi akan di hasilkan sediaan farmasi atau bentuk sediaan dengan tipe yang bermacam-macamDalam praktek, untuk satu jenis obat mungkin tersedia berbagai bentuk sediaan. Bentuk-bentuk sediaan ini dikembangkan dengan kemajuan teknologi farmasetika untuk tujuan-tujuan tertentuKeuntungan Bentuk Sediaan Farmasi1. Tepat dosis2. Meningkatkan absorpsi dan ketersediaan hayati,3. Meningkatkan stabilitas obat 4. Mengendalikan absorpsi dan profil kadar obat dalam darah, misalnya sediaan lepas lambat (slow-release),5. Melengkapi kerja obat yang optimum dari tempat pemberian secara topikal (salep, tempelan transdermal, krim)6. Memberikan penempatan obat kedalam salah satu lubang dari badan (supositoria)7, Memberikan penempatan obat secara langsung kedalam aliran darah atau jaringan dari tubuh (injeksi)8. Memberikan kerja obat yang optimum melalui pengobatan inhalasi ( aerosol inhalasi

Berbagai macam Bentuk Sediaan farmasi

Bentuk Sediaan PadatBolusCapsule, conventionalCapletTablet, chewableCapsule (Controlled-Delivery)Capsule, controlled releaseCapsule (Enteric-Coated)Capsule (Sustained-ReleaseGlobulesGranulesPowder (Effervescent)PowderPowder for SuspensionPowder for Suspension Sustained-ReleasePowder for SolutionTablet, sublingualTablet, effervescentTablet (Rapid dissolving)

Bahan Obat + Bahan tambahanBENTUK SEDIAAN PELEPASAN TERKONTROL

Istilah-istilahTablet repeat action, Tablet Extended Release . Tablet prolonged action Tablet (Sustained-Release)Tablet, controlled releaseTablet (Delayed-Action)Tablet (Delayed-Release)Tablet, enteric coatedTablet, film coatedTablet, film coated, controlled releaseTablet (Slow-Release

Eksipien atau bahan penolong didefinisikan sebagai zat tambahan yang digunakan untuk merubah zat aktif menjadi bentuk sediaan farmasi yang sesuai untuk digunakan pada pasien

IPEC (The International Pharmaceutical Excipients Council) membagi eksipien untuk sediaan padat dalam 13 katagori umum berdasarkan fungsinya yaitu: pengikat, penghancur, pengisi, lubrikan, glidan, pembantu pengempaan, pewarna, pemanis, pengawet, zat pensuspensi/pendispersi, material penyalut, pemberi rasa, dan tinta untuk printing.

EKSIPIEN UNTUK FORMULASI SEDIAAN TABLETThe International Pharmaceutical Excipients Council (IPEC) mendefinisikan Pharmaceutical excipients sebagai substansi selain obat atau prodrug yang telah dievaluasi keamanannya dan dimaksudkan untuk sistem penghantaran obat untuk berbagai tujuan berikut:Untuk membantu selama proses pembuatanMelindungi, mendukung dan meningkatkan stabilitas dan bioavailabilitasMembantu dalam identifikasi produkMeningkatkan keamanan dan efektifitas produk selama distribusi dan penggunaanBeberapa kriterial umum yang esensial untuk eksipien yaitu: netral secara fisiologis, stabil secara fisika dan kimia, memenuhi peraturan perundangan, tidak mempengaruhi bioavailabilitas obat, bebas dari mikroba patogen dan tersedia dalam jumlah yang cukup dan murah.Eksipien dalam sediaan tablet dapat diklasifikasikan berdasarkan peranannya dalam produksi tablet. Pertama adalah eksipien yang berperan dalam membantu proses pengempaan (berpengaruh pada fluiditas dan kompaktibilitas) massa yaitu: bahan pengisi-pengencer, pengikat, glidan dan lubrikan. Kedua adalah eksipien yang membantu memperbaiki karakter sifat fisik tablet, yaitu bahan: penghancur, pewarna, serta pembasah dan surface-active agents. Tablet yang diperuntukkan untuk hancur dan memberi rasa dimulut juga membutuhkan bahan pemanis dan flavors. Tablet yang dimodifikasi pelepasanya (controlled or modified-release tablets), membutuhkan polimer, malam, atau material yang lain yang dapat menghambat pelepasan obatnya. Sementara itu, tablet salut membutuhkan material penyalut untuk melindungi/menutupi inti (core) untuk berbagai tujuan penyalutan. Dalam tulisan singkat ini hanya akan membahas beberapa macam eksipien yang umumnya ditambahkan dalam produksi sediaan tablet regular (bukan tablet khusus)Bahan pengisi dibutuhkan untuk : 1. membuat bulk (menambah bobot sehingga memiliki bobot yang sesuai untuk dikempa), 2. memperbaiki kompresibilitas dan sifat alir bahan aktif yang sulit dikempa serta untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung.

Bahan pengisi dapat dibagi berdasarkan katagori: material organik (karbohidrat dan modifikasi karbohidrat), material anorganik (kalsium fosfat dan lainnya), serta co-processed diluents.

Jumlah bahan pengisi yang dibutuhkan bervariasi, berkisar 5-80% dari bobot tablet (tergantung jumlah zat aktif dan bobot tablet yang diinginkan). Bila bahan aktif berdosis kecil, sifat tablet (campuran massa yang akan ditablet) secara keseluruhan ditentukan oleh sifat bahan pengisi.FILLERS/DILUENTS/BAHAN PENGISITabel I. Macam-macam bahan pengisi tabletTidak larut LarutKalsium sulfat Kalsium fosfat, dibasic dan tribasikKalsium karbonatAmilumModifikasi amilumMikrokritalin selulosaLaktosa SukrosaDektrosaMannitolSorbitolBahan pengisi yang dapat digunakan untuk kempa langsung disebut dengan filler-binders. Filler-binders adalah bahan pengisi yang sekaligus memiliki kemampuan meningkatkan daya alir dan kompaktibilitas massa tablet. Filler binders digunakan dalam kempa langsung.

Persyaratan suatu material dapat berfungsi sebagai filler-binders adalah mempunyai fluiditas dan kompaktibilitas yang baik. Material yang mempunyai sifat demikian biasanya mempunyai ukuran partikel yang relatif besar (bukan fines) dengan bentuk yang sferis. Bahan pengisi yang dapat berfungsi sebagai filler-binders biasanya hasil modifikasi, termasuk co-processed diluents. Co-processed diluents merupakan material hasil modifikasi dan kombinasi 2 atau lebih material dengan proses yang sesuai. Material co-processed diluents lebih baik untuk kempa langsung dibandingkan hasil modifikasi 1 macam diluents saja.Tabel II. Macam-macam filler- binder hasil modifikasi tunggal dan co-processedFiller- binderDiskripsiModifikasi tunggal AvicelSpray dried lactoseDitabCo-processedFast Flo lactoseMicrocellac

LudipressNu-TabModifikasi dari mikrokristalinselulosa/MCC

Hasil spray laktosaModifikasi dikalsium fosfat dihidratHasil spray campuran -lactose kristalin monohidrat dan laktosa amorp.75% laktosa dan 25% MCC (Microkristalin selulosa).

93% -laktosa monohidra, 3,5% PVP dan 3,5% crospovidone.Sukrosa 95-97%, gula invert 3-4% dan magnesium stearat 0,5%. Tabel II. Macam-macam filler- binder hasil modifikasi tunggal dan co-processedFiller- binderDiskripsi Di-PacSugartabEmdexCal-TabCal-Carb

Calcium 90StarLac Sukrosa 97% dan dextrin modifikasi 3%Sukrosa 90-93% dan gula invert 7-10%.Dextrosa 93-99% dan maltosa 1-7%Kalsium sulfat 93% da gom alam 7%Kalsium karbonat 95% dan maltodektrin5%Kalsium karbonat (minimum) 90% da Amilum, NF (maksimum) 9%Laktosa 80% dan Amilum Jagung 20%Binders atau bahan pengikat berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk pada granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering dan bentuk larutan (lebih efektif). Bahan pengikat secara umum dapat dibedakan menjadi: pengikat dari alam, polimer sintetik/semisintetik dan gula.Pada granulasi basah, bahan pengikat biasanya ditambahkan dalam bentuk larutan (dibuat solution, musilago atau suspensi), namun dapat juga ditambahkan dalam bentuk kering, setelah dicampur dengan massa yang akan digranul baru ditambahkan pelarut.BINDERS (PENGIKAT)Tabel III. Pengikat yang biasanya digunakan dalam granulasi basahNamaKonsentrasi(%dari formula)PelarutSelulosa mikrokristalin Polimer (turunan selulosa)CMC NaHPCHPMCMCHECECPVPGelatinGom AlamAkasia10-501-52-72-51-31-52-510-252-205-105-10AirAirAlcoholAlkohol, airAirAirAir (pasta)AirAirAirTabel III. Pengikat yang biasanya digunakan dalam granulasi basahNamaKonsentrasi(%dari formula)Pelarut AkasiaTragakanGuarPektinAmilumAmilum pregelatinSukrosaLainnyaSirup jagungPEGNa AlginatMagnesium aluminum silikat Pada proses granulasi, dengan adanya bahan pengikat dalam bentuk cair maka bahan pengikat akan membasahi permukaan partikel, selanjutnya terbentuk jembatan cair (liquid bridges) antar partikel. Selanjutnya partikel yang berikatan akan semakin banyak sehingga terjadi pertumbuhan/pembesaran granul. Setelah proses pengayakan dilakukan proses pengeringan yang mengakibatkan terbentuknya jembatan padat antara partikel yang saling mengikat membentuk granul. Banyaknya larutan pengikat yang dibutuhkan dalam proses granulasi bervariasi tergantung pada: jumlah bahan, ukuran partikel, kompresibilitas, luas permukaan, porositas, hidrofobisitas, kelarutan dalam larutan pengikat, dan cara/metode penggranulan. Pada tabel IV terlihat perkiraan volume larutan pengikat yang dibutuhkan untuk menggranul berbagai bahan pengisi.Tabel IV. Banyaknya larutan pengikat yang dibutuhkan untuk menggranul 3000 g pengisiLarutan bahan pengikatPengisiSukrosaLactosaDektrosaMannitolGelatin 10% Glukosa 50%Metilselulosa 2 % (400 cps)AirAkasia 10%Musilagoamili 10%Alkohol 50%PVP dalam air 10%PVP dalam alcohol 10%Sorbitol dalam air 10%20030029030022028546026078028029032540040040046070034065044050050083566068566010004708257505605855707506758101000525900655Pada pembuatan tablet dengan metode granulasi kering dan kempa langsung, bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk kering.

Tabel V. Jenis-jenis bahan pengikat yang umum digunakan pada kempa langsung

Bahan Pengikat KelasAvicel (PH 101)MikrokristalinselulosaSMCC (50)Silicified MikrokristalinselulosaUNI-PURE(DW)Amilum pregelatin partialUNI-PURE (LD)Amilum densitas rendahDC LactoseDC laktosa anhydrousDI TABDC-Calsium fosfat dihidrat dibasaTabel VI. Karakteristik bahan pengikat untuk kempa langsung (DC/Direct compression)Sifat alirDI TAB > SMCC(50) > DC Lactose , UNI PURE(DW) > Avicel (PH 101) > UNI PURE(LD)CompresibilitasUNI PURE(LD) > SMCC(50) , Avicel (PH 101) > UNI PURE(DW) , DC Lactose > DI TABCrushing StrengthUNI PURE(LD) > SMCC(50) > UNI PURE(DW) > AvicelBioavailabilitas suatu tablet tergantung pada absorpsi obatnya. Absorpsi obat tergantung pada kelarutan obat dalam cairan gastrointestinal dan permeabilitas obat melintasi membran. Kecepatan kelarutan suatu obat dalam tablet tergantung pada sifat fisika-kimia obat, dan juga kecepatan disintegrasi dan disolusi dari tablet. Untuk mempercepat disintegrasi tablet, maka ditambahkan disintegran/bahan penghancur. Bahan penghancur akan membantu hancurnya tablet menjadi granul, selanjutnya menjadi partikel partikel penyusun sehingga akan meningkatkan kecepatan disolusi tablet.

DISINTEGRANTS DAN SUPER DISINTEGRANTSBahan penghancur dapat ditambahkan langsung (pada kempa langsung) atau dapat ditambahkan secara intragranular, ekstragranular serta kombinasi intra-ekstra pada granulasi. Aksi bahan penghancur dalam menghancurkan tablet, ada beberapa mekanisme, yaitu: aksi kapiler, swelling/pengembangan, heat of wetting, particle repulsive forces, deformation, release of gases, enzymatic action.Tabel VII. Tipe dan jumlah disintegran/bahan penghancur yang umum ditambahkan

DisintegrantKonsentrasi (%)Amilum Amilum 1500Avicel (mikrokristalin selulosa)Solka flocAsam alginatExplotab (sodium starch glycolate)Gom guarPoliclar AT (Crosslinked PVP)Amberlite IPR 88Metilselulosa, CMC, HPMC.5-205-155-105-155-102-82-80,5-50,5-55-10Bahan pelicin mempunyai 3 fungsi, yaitu:1. LubricantsLubrikan adalah bahan yang berfungsi untuk mengurangi friksi antara permukaan dinding/tepi tablet dengan dinding die selama kompresi dan ejeksi. Lubrikan ditambahkan pada pencampuran akhir/final mixing, sebelum proses pengempaan. Lubrikan dapat diklasifikasikan berdasarkan kelarutannya dalam air yaitu larut dalam air dan tidak larut dalam air. Pertimbangan pemilihan lubrikan tergantung pada cara pemakaian, tipe tablet, sifat disintegrasi dan disolusi yang dinginkan, sifat fisika-kimia serbuk/granul dan biaya.

BAHAN PELICIN

Tabel VIII. Macam-macam lubrikan yang biasa digunakan pada sediaan tabletJenis LubricantsKonsentrasi(%)Water insoluble lubricantsStearates(Magnesium Stearate, Calcium Stearate, Sodium stearate)0,25-1Talc1-2Sterotex0,25-1Waxes1-5Stearowet1-5Glyceryl behapate(Compritol888)1-5Liquid paraffinSampai 5Water soluble lubricantsBoric acid1Sodium benzoate, Sodium oleate, Sodium acetate5Sodium Lauryl sulfate (SLS)1-5Magnesium lauryl sulfate (MLS)1-5Glidants ditambahkan dalam formulasi untuk menaikkan/meningkatkan fluiditas massa yang akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi die dalam jumlah yang seragam. Amilum adalah glidan yang paling populer karena disamping dapat berfunsi sebagai glidan juga sebagai disintegran dengan konsentrasi sampai 10%. Talk lebih baik sebagai glidan dibandingkan amilum, tetapi dapat menurunkan disintegrasi dan disolusi tablet. Pada tabel IX terlihat beberapa tipe glidan yang biasa digunakan.

2. Glidants

Tabel IX. Tipe dan jumlah lubrikan yang biasanya digunakan

GlidantsKonsentrasi (%)Logam stearat Asam stearatTalkAmilumNatrium benzoatNatrium kloridaNatrium dan magnesium lauril sulfatPEG 4000 dan 6000< 11-51-51-102-55-201-32-5Antiadherents adalah bahan yang dapat mencegah melekatnya (sticking) permukaan tablet pada punch atas dan punch bawah. Talk, magnesium stearat dan amilum jagung merupakan material yang memiliki sifat antiadherent yang sangat baik.

3. Antiadherents

Tabel X. Daftar antiadherent yang biasa digunakanJenis antiadherentsKonsentrasi (% b/b)Talk1-5Magnesium stearat< 1Amilum jagung3-10Colloidal silica0,1-0,5DL-Leucine3-10Natrium lauril sulfat< 1Bahan pewarna tidak mempunyai aktifitas terapetik, dan tidak dapat meningkatkan bioavailabilitas atau stabilitas produk, tetapi pewarna ditambahkan kedalam sediaan tablet untuk fungsi menutupi warna obat yg kurang baik, identifikasi produk, dan untuk membuat suatu produk lebih menarik (aesthetic appearance and brand image in the market). Akan tetapi penggunaan pewarna yang tidak tepat/salah akan mempengaruhi mutu produk. Pewarna yang digunakan haruslah pewarna yang diperbolehkan oleh undang-undang untuk digunakan sebagai pewarna untuk sediaan obat.

COLORS DAN PIGMENTSBahan pewarna ada yang larut dalam air dan ada tidak larut. Pewarna ditambahkan dalam bentuk larutan atau suspensi dalam granulasi basah, tergantung apakah pewarna tersebut larut atau tidak. Penggunaan pewarna yang larut kemungkinan dapat terjadi migrasi zat warna selama proses pengeringan yang dapat mengakibatkan tidak meratanya warna. Penggunaan pewarna yang tidak larut dapat mengurangi resiko interaksi yang kemungkinan terjadi dengan zat aktif dan bahan tambahan yang lain. Terhadap tablet yang telah diberi pewarna, sangat penting untuk dilakukan pengukuran keseragaman warna pengkilapan, serta perubahan warna karena pengaruh cahaya pada permukaan tablet. Pengukuran dapat dilakukan dengan Reflectance Spectrophotometry, Tristimulus Colourimetric Measurements dan Microreflectance PhotometerTabel XI: Jenis pewarna (sintetik) yang biasa digunakanPewarnaNama umumRed 3ErythrosineRed 40Allura red ACYellow 5TartrazineYellow 6Sunset YellowBlue 1Brilliant BlueBlue 2IndigotineGreen 3Fast GreenPenambahan Pemanis dan pemberi rasa biasanya hanya untuk tablet-tablet kunyah, hisab, buccal, sublingual, effervescent dan tablet lain yg dimaksudkan untuk hancur atau larut dimulut.

SWEETENERS, FLAVORS

Tabel XII. Beberapa pemanis yang biasa digunakan dalam formulasi tablet

Pemanis alamiPemanis sintesis/buatanMannitolSakarinLactosaSiklamatSukrosaAspartameDektrosaSakarin 500 kali lebih manis dibandingkan sukrosa, kekurangannya berasa pahit pada akhir dan bersifat karsinogenik, sama seperti siklamat yang juga karsinogenik. Aspartame 180 kali lebih manis dibanding sukrosa, tetapi kurang stabil pada kondisi lembab sehingga tidak dapat digunakan dengan komponen yang higroskopis.

Flavors digunakan untuk memberi rasa atau meningkatkan rasa pada tablet-tablet yang dikehendaki larut atau hancur dimulut sehingga lebih dapat diterima oleh konsumen. Flavors dapat ditambahkan dalam bentuk padat (spray dried flavors) atau dalam bentuk minyak atau larutan (water soluble) flavors. Dalam bentuk padat lebih mudah penanganannya dan secara umum lebih stabil dari pad bentuk minyak. Minyak biasanya ditambahkan pada tahap lubrikasi sebab minyak sensitif terhadap moisture dan bertendensi menguap ketika dipanaskan pada pengeringan. Jadi yang paling mungkin adalah diadsorbsikan ke dalam eksipien dan ditambahkan pada proses lubrikasi. Maksimum penambahan minyak yang ditambahkan pada granul tanpa mempengaruhi karakter tablet atau proses penabletan adalah 0,5-0,75. Aqueous flavors tidak banyak digunakan sebab tidak stabil because pada penyimpanan.

Eksipien yang dibutuhkan dalam formulasi sediaan padat begitu banyak (jenis dan fungsinya), dengan pilihan yang beragam pula. Dalam beberapa decade terakhir, produsen terus mengembangkan dan meriset berbagai eksipien generasi baru dengan berbagai sifat kimia-fisika dan keunggulannya. Dalam memilih eksipien, dituntut kejelian dan kecerdasan dari formulator sehingga dapat dihasilkan suatu tablet yang bermutu (aman, manjur, acceptable dan stabil). Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih eksipien seperti: sifat fisika kimia zat aktif dan eksipien, proses/metode pembuatan, cara/rute pemakaian, dosis dan profil pelepasan yang dinginkan, dan lain sebagainya. Semua pertimbangan tersebut harus dikaji secara komprehensif, sehingga akan dapat dihasilkan suatu formula yang baik. Prinsip dasar yang dapat menjadi landasan adalah penggunaan eksipien sebaiknya dalam jumlah (jenis dan kuantitas) yang sesedikit mungkin untuk menghindari interaksi yang lebih besar yang mungkin terjadi antar komponen yang ada. Sebaliknya suatu ketika mungkin akan dibutuhkan jumlah (jenis dan kuantitas) yang besar untuk mencapai tujuan tertentu.

PERTIMBANGAN DALAM PEMILIHAN EKSIPIEN UNTUK TABLET

Dalam formulasi sediaan tablet, selain bahan aktif juga dibutuhkan eksipien/bahan tambahan, karena zat aktif tidak memiliki semua sifat yang baik untuk langsung dibuat tablet. Bahan tambahan bukan merupakan bahan aktif, namun secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh pada kualitas/mutu tablet yang dihasilkan. Pemilihan bahan tambahan harus disesuaikan dengan sifat kimia-fisika dari bahan obat, serta dengan tujuan yg ingin dicapai

KESIMPULAN