kuliah jiwa 2

66
Gangguan Jiwa Dr. Rudi Indrawan, SpKJ

Upload: reza-saputree

Post on 13-Dec-2015

35 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

nn

TRANSCRIPT

Page 1: kuliah Jiwa 2

Gangguan Jiwa

Dr. Rudi Indrawan, SpKJ

Page 2: kuliah Jiwa 2

Insidensi dan prevalensi gangguan jiwa semakin meningkat baik di Indonesia maupun dunia

Dengan mempelajari Ilmu Kedokteran Jiwa dapat memahami manusia secara holistik, sebagaimana definisi sehat menurut WHO : Keadaan sehat/sejahtera, terbebas dari penyakit & kecacatan secara jasmani, rohani, spiritual dan sosial yang memungkinkan seseorang bekerja secara produktif

Kepentingan Mempelajari Ilmu Kedokteran Jiwa

Page 3: kuliah Jiwa 2

• Definisi:– Suatu sindroma/pola perilaku/psikologik yang

secara klinis bermakna dan berkaitan dengan suatu penderitaan (distress) atau hendaya dalam fungsi manusia (fungsi pekerjaan dan sosial)

Gangguan Jiwa – ICD-10/PPDGJ-III

Page 4: kuliah Jiwa 2

Berbagai kondisi kejiwaan yang menyebabkan kendala dalam berbagai taraf menjalankan fungsi sosial (Wibisono, 1998)

Gangguan Jiwa : Suatu keadaan dengan adanya gejala klinis yang bermakna, berupa sindrom pola perilaku dan pola psikologik, yang berkaitan dengan adanya distress (tidak nyaman, tidak tentram, rasa nyeri), disabilitas (tidak mampu mengerjakan pekerjaan sehari-hari), atau meningkatnya resiko kematian, kesakitan, dan disabilitas

Page 5: kuliah Jiwa 2

• Gangguan Jiwa dapat dibedakan :• Psikotik – Organik (misal Delirium, Dementia, dll.) • Psikotik – Non Organik (misal Skizofrenia, Gg.

Waham, Gg. Mood, dll.) • Non Psikotik (misal Gg. Cemas, Gg. Somatoform,

Gg. Psikoseksual, Gg. Kepribadian, dll.)

Page 6: kuliah Jiwa 2

• Gangguan jiwa menjadikan beban belanja kesehatan meningkat/beban bagi masyarakat

• Gangguan jiwa menurunkan produktivitas• Masih banyak stigma yang buruk bagi

penderita gangguan jiwa

Page 7: kuliah Jiwa 2

• Gangguan Jiwa tidak terbatas pada psikotik atau yang kita kenal sebagai gila

• Banyak macam gangguan jiwa ringan yang jika tidak segera diterapi menjadi berat dan mengancam nyawa (bermanifestasi sebagai gangguan fisik)

Page 8: kuliah Jiwa 2

• Hasil penelitian Departemen Kesehatan dan Universitas Indonesia di Jawa Barat (2002) menemukan 36 persen pasien yang berobat ke puskesmas mengalami gangguan Kesehatan jiwa

• Hal ini bisa mewakili kondisi masyarakat secara umum

• Gangguan yang umum terjadi adalah gangguan afektif atau gangguan mood, yaitu kecemasan, depresi dan mania

Page 9: kuliah Jiwa 2
Page 10: kuliah Jiwa 2

Manifestasi klinik gangguan penyakit jiwa

Manifestasi klinik pada ganguan penyakit jiwa tampak dalam

berbagai bentuk variasi,mulai dari fungsi yang normal, tak terlihat sampai pada gejala yang jelas

terlihat oleh orang awam.

Page 11: kuliah Jiwa 2

Konsep Kesehatan Jiwa

• Manusia: Individu yang holistik: terdiri dari jasmani dan ‘rohani’

• Ada juga yang mengatakan manusia terdiri dari komponen jasmani, akal, jiwa dan qalbu (ruh)

• Ada yang berpendapat/Teori Freud: struktur jiwa manusia terdiri dari id (insting-prinsip kepuasan), ego (kesadaran realitas-prinsip realitas), super ego (moralitas-prinsip moralitas)

Page 12: kuliah Jiwa 2

Penyebab Gangguan Jiwa

• Faktor Predisposisi:- Genetik- Fisik- Psikososial- Stres diathesis

• Faktor Pencetus- Stres fisik- Stres psikososial

Page 13: kuliah Jiwa 2

Gejala Gangguan Jiwa (Simtomatologi)

• Gangguan kesadaran Intelegensi• Ingatan Kepribadian• Orientasi Penampilan• Afek dan emosi Pola hidup• Psikomotor• Proses berpikir• Persepsi

Page 14: kuliah Jiwa 2

• Hierarki yang lebih tinggi mencakup sifat dari hierarki yang di bawahnya, atau ‘lebih penting’ dari hierarki di bawahnya– Mis. Jenderal pasti prajurit, prajurit belum tentu jenderal.

• Dx dari hierarki yang lebih rendah baru dipikirkan setelah dx dari hierarki yang lebih tinggi disingkirkan karena dapat membahayakan nyawa atau terapinya tidak tepat/adekuat

Hierarki

Page 15: kuliah Jiwa 2

Hierarki Blok Diagnosis

0 Gg. Mental organik F 00 – 09

I Gg. Mental & Perilaku akibat penyalah gunaan zat-zat psikoaktif

F 10 – 19

II Skizofrenia, skizotipal & gangguan waham F 20 – 29

III Gangguan afektif (mood) F 30 – 39

IV Gg. neurotik, terkait stres dan somatoform F 40 – 49

V Sindroma perilaku berkaitan dgn gg. Fisiologis dan fisik F 50 – 59

VI Gg. Kepribadian & perilaku dewasa F 60 – 69

VII Retardasi mental F 70 – 79

VIII Gg. Perkembangan psikologis F 80 – 89

IX Gg perilaku & emosional kanak & remaja F 90 – 98

X Kondisi lain yg menjadi fokus perhatian klinis

Page 16: kuliah Jiwa 2

Gg.Jiwa

F0. GMOF1. GM&P Akibat Zat

F2:•Skizofrenia•Gg. Waham Menetap

F3: Gg. Mood (dg. Ciri Psikotik)

Dan Lain-lain

F0. GMOF1. GM&P Akibat ZatF3. Gg. Mood (tanpa ciri psikotik)F4. Gg. Neurotik Reaksi thd Stres:

•Reaksi Akut•Gg Stres Pasca Trauma•Gg. Penyesuaian

F5. Sindroma Perilakugg fisio- logik & faktor fisik F6. Gg KepribadianF7. Retardasi MentalF8. Gg. PerkembanganF9. Gg. Perilaku & Emosional pd Anak

Psikotik Non-psikotik

Page 17: kuliah Jiwa 2

• Gangguan berat dalam menilai realita ditandai dengan adanya: waham, halusinasi, katatonik (stupor/furor), disorganisasi perilaku, afek, atau pikiran

• Tanpa tilikan akan gangguannya• Biasanya datang dibawa orang lain

Gejala Psikotik

Page 18: kuliah Jiwa 2

• Gangguan jiwa yang dasarnya adalah adanya penyakit atau trauma otak yang mengakibatkan DISFUNGSI OTAK primer (yang langsung mengenai otak) atau sekunder (akibat penyakit sistemik yang a.l mempengaruhi fungsi otak)

Gangguan Mental Organik

Page 19: kuliah Jiwa 2

Gangguan kesadaran (kesadaran berkabut-koma) dan perhatian (tidak mampu memusatkan, mempertahankan, dan mengalihkan perhatian)

Plus: gangguan persepsi, proses pikir, daya ingat, perilaku psikomotor, emosi dan siklus tidur-bangun

Onset cepat, perjalanan penyakitnya hilang-timbul sepanjang hari.

Dapat bertumpang-tindih dengan demensia.

Delirium

Page 20: kuliah Jiwa 2

• Gangguan dalam fungsi kognitif yang mencakup gangguan daya ingat (dimulai dengan daya ingat segera dan jangka pendek)

• Dapat disertai: gejala psikotik, depresi, perubahan kepribadian

• Penyebab: peny. Alzheimer, vaskular, dll.• Bukan sekedar proses penuaan biasa

Demensia

Page 21: kuliah Jiwa 2

Kondisi peralihan yang timbul akibat menggunakan zat psikoaktif sehingga terjadi gangguan kesadaran, fungsi kognitif, persepsi, afek, perilaku, atau fungsi dan respons psikofisiologis lainnya

Intensitas intoksikasi akan berkurang dengan berlalunya waktu hilang bila tidak menggunakan lagi

Gejala tidak selalu mencerminkan aksi primer zat

Intoksikasi

Page 22: kuliah Jiwa 2

• Keinginan yang amat sangat kuat (kompulsif) untuk menggunakan zat

• Sulit untuk tidak menggunakan, menghentikan, atau mengendalikan tingkat penggunaannya, meskipun tahu akibatnya merugikan

• Keadaan putus zat• Toleransi• Mengabaikan kenikmatan karena zat lain• Meningkatnya waktu yang dipakai untuk

mendapatkan, menggunakan, atau pulih dari pengaruhnya

Sindrom ketergantungan

Page 23: kuliah Jiwa 2

• Sekelompok gejala dengan aneka bentuk dan keparahan yang terjadi pada penghentian zat sesudah penggunaan zat yang terus-menerus dan dalam jangka panjang dan/atau dosis tinggi

• Pasien akan melaporkan bahwa gejala ini akan mereda bila meneruskan pemakaian

• Onset dan perjalanannya terbatas (waktunya), terkait dengan jenis zat

• Dapat dengan komplikasi kejang

Keadaan putus zat

Page 24: kuliah Jiwa 2

Gejala psikotik + kesadaran jernihHalusinasi auditorik (commenting, commanding)Waham bizarre:

◦ Waham dikendalikan, dipengaruhi, passivity◦ Thought echo, broadcasting, insertion, withdrawal◦ Waham kejar, rujukan, kebesaran yang mustahil

Asosiasi longgar, inkoherensi, neologismePerilaku katatonikGejala-gejala negatif: menarik diri, malas, afek

tumpul, hilang minat

Skizofrenia

Page 25: kuliah Jiwa 2

• Gejala positif : Berupa peningkatan atau distorsi dari fungsi yang normal

Waham, halusinasi, inkoherensi, asosiasi longgar, peningkatan pembicaraan, perilaku yang sangat kacau

• Gejala Negatif : Berupa pengurangan atau kehilangan dari fungsi normal

– Ekspresi afektif yang datar, alogia (kemiskinan pembicaraan), avolition ( ketidakmampuan memulai dan mempertahankan aktivitas yang bertujuan ), anhedonia, bloking, penarikan sosial, defisit kognitif, defisit perhatian, ketidakmampuan merawat diri

Gejala Positif & Gejala Negatif Skizofrenia

Page 26: kuliah Jiwa 2

• Gejala positif berlangsung minimal 1 bulan• Biasanya ada fase prodromal• Perjalanan penyakit bisa:

– Berkelanjutan– Episodik dengan kemunduran progresif/stabil– Episodik berulang– Remisi tak sempurna– Remisi sempurna

Skizofrenia

Page 27: kuliah Jiwa 2

Berdasarkan gejala yang menonjol• Skizofrenia paranoid

– Waham (biasanya: paranoid) + halusinasi

• Skizofrenia hebefrenik– Disorganisasi afek, perilaku dan psikomotor

• Skizofrenia Katatonik– Gangguan psikomotor: stupor, gelisah, rigiditas,

negativisme, dll

Jenis Skizofrenia

Page 28: kuliah Jiwa 2

• Satu-satunya gejala yang khas dan menetap atau paling mencolok: WAHAM

• Bersifat pribadi, bukan subkultural• Umumnya menetap, kadang seumur hidup,

minimal berlangsung 3 bulan• Halusinasi mungkin ada tapi hanya sewaktu-

waktu dan sementara

Gangguan Waham Menetap

Page 29: kuliah Jiwa 2

• Gejala = skizofrenia• Waktu < 1 bulan• Berkaitan dengan stres akut

Gangguan Psikotik akut dan sementara

Page 30: kuliah Jiwa 2

• Perubahan suasana perasaan (mood), biasanya disertai perubahan tingkat aktivitas dan proses pikir

• Cenderung berulang dan bersifat episodik:– Manik : meningkat– Depresi : menurun– Gangguan Bipolar dapat dengan ciri psikotik atau tidak

• Gangguan Mood Menetap: tanpa gej.psikotik!– Siklotimia– Distimia

Gangguan Mood

Page 31: kuliah Jiwa 2

• Gejala utama berupa sindroma depresi• Minimal dua dari tiga gejala utama, yaitu: mood depresif,

kehilangan minat, kehilangan energi + Minimal dua dari gejala tambahan: Sulit konsentrasi, harga diri rendah, rasa bersalah, pesimis, gagasan bunuh diri, gangguan tidur, gangguan nafsu makan

• Berlangsung minimal 2 minggu• Menyebabkan hendaya berat dalam fungsi psikososialnya

Episode Depresi

Page 32: kuliah Jiwa 2

• Tergantung banyaknya gejala, dibedakan atas:- Depresi Ringan = 2 GU + 2 GT- Depresi Sedang = 2 GU + min 3 GT- Depresi Berat = 3 GU + min 4 GT

• Episode Depresi Berat dengan ciri Psikotik apabila gejala gejala Depresi disertai gejala gejala psikotik seperti waham atau halusinasi

Page 33: kuliah Jiwa 2

• Gejala utama berupa sindroma manik, yaitu; eforia, meningkatny energi, hiperaktif, kebutuhan tidur berkurang, iritabel, agitatif, flight of ideas, logorrhoe, distraktibilitas, impulsif, boros, gairah seksual meningkat, pada keadaan berat dapat disertai waham dan atau halusinasi

• Berlangsung minimal satu minggu, dan menyebabkan hendaya fungsi psikososial berat

Episode Manik

Page 34: kuliah Jiwa 2

Berdasarkan Keparahannya, tdd:• Hipomanik, gejala ringan, fungsi psikososial relatif masih baik• Manik, gejala berat dan menimbulkan hendaya fungsi

psikososial parah• Manik dengan ciri Psikotik, gejala gejala berat disertai waham

dan atau halusinasi, menyebabkan hendaya psikososial berat

Page 35: kuliah Jiwa 2

• Merupakan Gangguan Afektif Episode Berulang, dengan gejala gejala manik dan depresif muncul silih berganti setiap episode. Terdapat periode sembuh/bebas gejala antar episode.

• Episode manik muncul tiba tiba, berlangsung antara 2 minggu sampai dengan 4 bulan. Sedang gejala Depresi biasanya berlangsung lebih lama sampai 6 bulan

• Menimbulkan hendaya psikososial berat

Gangguan Afektif Bipolar

Page 36: kuliah Jiwa 2
Page 37: kuliah Jiwa 2

Tergantung gejala yang dominan pada setiap episode kekambuhan, dibedakan atas:

• Ggn Afektif Bipolar Episode kini hipomanik• Ggn Afektif Bipolar Episode kini Manik tanpa gejala Psikotik• Ggn Afektif Bipolar Episode kini Manik dengan gejala Psikotik

Page 38: kuliah Jiwa 2

• Ggn Afektif Bipolar Episode kini Depresi Ringan atau Sedang• Ggn Afektif Bipolar Episode kini Depresi Berat tanpa gejala

Psikotik• Ggn Afektif Bipolar Episode kini Depresi Berat dengan gejala

Psikotik• Ggn Afektif Bipolar Episode kini Campuran (artinya dalam satu

episode kekambuhan terdapat campuran gejala manik dan depresif)

Page 39: kuliah Jiwa 2

• Merupakan gangguan suasana perasaan yang menetap berlangsung lama

• Gejala gejala depresi ringan seperti perasaan murung, kurang bersemangat, mudah lelah dan rasa tertekan

• Berlangsung terus menerus, hampir sepanjang waktu penderita mengeluhkan gejala gejala depresi

• Biasanya telah berlangsung lebih dari satu tahun (beberapa tahun)

• Hendaya ringan dalam fungsi psikososial

Distimia

Page 40: kuliah Jiwa 2

• Gangguan dalam perasaan, perilaku atau proses pikir yang irasional, egodistonik, namun tidak dapat dikendalikan oleh pasien

• Tilikan (walau terganggu sampai tertentu) namun masih baik

• Pasien biasanya datang berobat atas keinginan sendiri

Kelompok Gg. Neurotik

Page 41: kuliah Jiwa 2

• Gg. Anxietas Menyeluruh• Gg. Panik• Gg. Anxietas Fobik• Gg. Obsesif-Kompulsif• Gg. Somatoform• Gg. Disosiatif

Gg. Neurotik, tdd:

Page 42: kuliah Jiwa 2

Gg. Panik

• Serangan anxietas berat berulang

• Terjadi mendadak, berlangsung hanya beberapa menit

• Tidak terbatas pada situasi tertentu

• Kmd bisa terjadi ketakutan akan terjadinya serangan lagi

Gg. Anxietas Menyeluruh

• Intensitas anxietas lebih ringan

• Anxietas menyeluruh dan menetap (bertahan lama), sepanjang hari

• Tidak terbatas pada keadaan tertentu

• Anticipatory anxiety, khawatir akan masa depan dsb.

Page 43: kuliah Jiwa 2

• Kecemasan yang berlebih dan irasional terhadap suatu obyek/situasi yang sebenarnya secara umum tidak berbahaya

• Karena itu dihindari atau dihadapi dengan perasaan terancam bisa menjadi ‘panik’

• Tdd:– Agorafobia– Fobia Sosial– Fobia Khas

Ggn. Anxietas Fobik

Page 44: kuliah Jiwa 2

Pikiran Obsesif: • gagasan, bayangan

pikiran atau impuls yang timbul dalam pikiran secara berulang dalam bentuk yang sama

• tidak dikehendaki• mengganggu• dikenali berasal dari diri

sendiri

Tindakan Kompulsif:• tindakan yang stereotipik,

ritualistik, diulang-ulang• mengganggu• tidak ada

tujuannya/manfaatnya• tak ada kepuasan• hanya untuk menghilangkan

anxietasnya

Ggn. Obsesif-Kompulsif

Page 45: kuliah Jiwa 2

• Somato + Form• Gejala somatik tanpa adanya penyakit medik

umum• Tdd:

– Gg. Somatisasi– Gg. Hipokondrik– Disfungsi Otonomik Somatoform– Gg. Nyeri Somatoform Menetap

Gangguan Somatoform

Page 46: kuliah Jiwa 2

• Kehilangan (sebagian/seluruh) integrasi normal antara ingatan masa lalu, kesadaran akan identitas & penghayatan, serta kendali terhadap gerakan tubuh

• “pseudo-neurologic”• Tdd: amnesia disosiatif, fugue disosiatif, stupor

disosiatif, gg. trans & kesurupan, gg. motorik disosiatif, konvulsi disosiatif, anestesia & kehilangan sensorik disosiatif, gg. kepribadian ganda, dll.

Gangguan Disosiatif

Page 47: kuliah Jiwa 2

• Sama-sama merupakan reaksi terhadap stresor yang bersifat malapetaka, sangat traumatik, mengancam keamanan atau keutuhan fisik seseorang, atau stresor berat yang luar biasa, dan cenderung menyebabkan distres pada semua orang yang mengalaminya

Reaksi Stres Akut dan Gg. Stres Pasca Trauma

Page 48: kuliah Jiwa 2

• Reaksi Stres Akut– Gangguannya sementara dan biasanya

menghilang dalam beberapa jam atau hari– Gejala permulaan biasanya ‘terpana’,

penyempitan perhatian dan lapangan kesadaran, disorientasi, gejala otonomik

• Gangguan Stres Pasca Trauma– Responsnya berkepanjangan atau tertunda– Penghayatan berulang, flash-backs, disertai gejala

otonomik

Bedanya :

Page 49: kuliah Jiwa 2

• Reaksi maladaptif terhadap perubahan atau stresor kehidupan yang cukup bermakna

• Jenis stresor: yang biasa dialami orang pada umumnya (mis.pensiun, pindah)

• Gejala timbul dalam waktu 3 bulan setelah terjadinya stresor dan diharapkan menghilang setelah 6 bulan atau telah didapatkan taraf adaptasi yang baru

• Gejala: depresi, campuran anx-depr, gg. emosi, gg. tingkah laku, campuran emosi-tingkahlaku

Gangguan penyesuaian

Page 50: kuliah Jiwa 2

Termasuk dalam kelompok ini:• Gg Makan

– Anoreksia Nervosa, Bulimia Nervosa

• Gg Tidur Non-organik– Insomnia, hipersomnia, somnabulisme, night terror,

nightmare

• Disfungsi Seksual non-organik– Kurang/hilangnya nafsu seksual, kegagalan respons

genital, eyakulasi dini, vaginismus, dorongan seksual berlebihan, dll.

Sindrom Tingkahlaku yang berhub dg Ggn. Fisiologis dan Faktor Fisik

Page 51: kuliah Jiwa 2

• Pola perilaku yang tertanam dalam, berlangsung lama, yang muncul sebagai respons yang KAKU bila individu dihadapkan kepada situasi sosial atau personal.

• Pola ini menunjukkan deviasi bermakna dibandingkan dengan umumnya orang

• Seringkali berkaitan dengan penderitaan dan masalah dalam fungsi sosial

Gangguan Kepribadian

Page 52: kuliah Jiwa 2

• GK Paranoid• GK Skizoid

• GK Dissosial• GK Emosional tak stabil• GK Histrionik

• GK Anankastik• GK Menghindar• GK Dependen

Gangguan Kepribadian

Page 53: kuliah Jiwa 2

• Perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap

• Ditandai oleh hendaya ketrampilan selama masa perkembangan

• Mempengaruhi semua tingkat intelegensi, yi. kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial

• Dapat terjadi dengan/tanpa gg.jiwa atau gg.fisik lain

Retardasi Mental

Page 54: kuliah Jiwa 2

• RM Ringan– IQ 50-69– Educable, dapat mandiri

• RM Sedang– IQ 35-49– Lazim ditemui disabilitas fisik– Trainable, dapat melakukan fungsi sehari-hari

namun memerlukan pengawasan

Retardasi Mental

Page 55: kuliah Jiwa 2

• RM Berat– IQ 20-34– Disabilitas motorik mencolok

• RM Sangat Berat– IQ <20– Vegetatif– Senantiasa memerlukan bantuan

Retardasi Mental

Page 56: kuliah Jiwa 2

• Berikan informasi mengenai RM dan dampaknya kepada orang tua atau pengasuhnya

• Tidak ada pengobatan khusus. Obat-obatan hanya diberikan jika RM disertai dengan gangguan fisik atau mental lainnya

• Program pelatihan khusus yang intensif berupa pelatihan keterampilan hidup yang mendasar

• Program pendidikan luar biasa • Konsultasi dengan profesional di bidang kesehatan jiwa

lainnya bila diperlukan

Tatalaksana RM

Page 57: kuliah Jiwa 2

• Umumnya mempunyai gambaran sbb:a) Onset bervariasi selama masa bayi/anakb) Hendaya/kelambatan perkembangan fungsi yang

berhubungan erat dengan kematangan SSPc) Berlangsung terus-menerus tanpa remisi & kekambuhan

yg khas untuk banyak gangguan jiwa• Gangguannya tidak mempengaruhi seluruh aspek

intelegensi• Hendayanya berkurang secara progresif dg

bertambahnya usia anak

Gangguan Perkembangan

Page 58: kuliah Jiwa 2

• GP khas berbicara dan berbahasa• GP belajar khas :

– Membaca, mengeja, berhitung

• GP motorik khas

• GP pervasif :– Abnormalitas kualitatif dalam interaksi sosial & pola

komunikasi, minat & gerakan yang stereotipik, berulang dan terbatas

– Tdd. Autisme, Sindrom Rett, Sindrom Asperger, dll

Gangguan Perkembangan

Page 59: kuliah Jiwa 2

• Gg Hiperkinetik– Kurangnya perhatian serta ketekunan dalam suatu

kegiatan yang menuntut keterlibatan kognitif – Aktivitas berlebih: ber-pindah2 kegiatan tanpa

menyelesaikan satu tugas pun, aktivitas tidak beraturan dan berlebihan

– Harus nyata dalam lebih dari satu situasi (mis. di rumah, di sekolah, di klinik)

– Onset dini (dalam 5 tahun pertama)

GPE masa Kanak & Remaja

Page 60: kuliah Jiwa 2

• Aksis I: Gangguan klinis Kondisi lain yg mungkin merupakan fokus perhatian klinis• Aksis II: Gg.Kepribadian Retardasi mental• Aksis III: Kondisi medik umum• Aksis IV: Problem psikososial dan lingkungan dlm 1 thn terakhir• Aksis V: Penilaian fungsi secara global (GAF) (1) Saat ini; (2) Tertinggi dlm 1 th terakhir

Diagnosis Multiaksial

Page 61: kuliah Jiwa 2

• Melihat pasien secara holistik• Dalam mengevaluasi pasien selalu nilai:

– Apakah ada penyebab organik?– Apakah psikotik?– Apakah gejala-gejalanya merupakan satu

sindroma/gangguan atau terpisah?– Bagaimana fungsinya sehari-hari?

• Jangan lupa bahwa lingkungan mempengaruhi timbulnya, kambuhnya, atau membaiknya suatu gangguan

INGAT!

Page 62: kuliah Jiwa 2

PREVENTIF-PROMOTIFKURATIF

REHABILITATIF

ORGANOBIOLOGIK

EKLEKTIKHOLISTIK

PSIKOEDUKATIF

SOSIAL BUDAYAPSIKORELIGIUS

Oleh semua pihak terkait secara terkoordinasi

Terapi Dalam Psikiatri

Page 63: kuliah Jiwa 2

Terapi organobiologik: Psikofarmaka ECT

◦ Disebut juga Terapi Kejang Listrik, yakni dengan memberikan kejutan listrik pada otak sehingga menghasilkan respons kejang klonik tonik mirip kejang pada Epilepsi

◦ Pada ECT modern diberikan dibawah anastesi sehingga reaksi kejang tidak terjadi, namun cetusan epileptiform dapat dipantau lewat EEG

◦ ECT terutama diindikasikan untuk Episode Depresi yang tidak responsif dengan pemberian farmakoterapi

Terapi dalam Psikiatri

Page 64: kuliah Jiwa 2

Terapi Psikososial :Psikoedukasi

Pengenalan gejala penyakit, faktor faktor yang mempengaruhi kekambuhan & kepatuhan berobat

Psikoterapi SuportifVentilasi konflik yg membebani pasien, rasa aman dan penghiburan

Terapi Kognitif PerilakuMengubah skema berpikir yang bersifat negatif dan irasional menjadi positif dan rasional, melatihkan tehnik manajemen stres, seperti relaksasi, mengatur nafas, mengelola amarah, mengendalikan dorongan impulsif, dsb

Page 65: kuliah Jiwa 2

• Terapi Sosiokultural (Terapi Sosial)• Terapi kerja• Terapi Spiritual

Page 66: kuliah Jiwa 2

Terima kasih