kuliah ke 2

44
Kuliah ke 2 1.Menjelaskan Perubahan Fertilitas Menurut Richard A Easterlin & Eileen M.Crimmin S 2. Contoh Penelitian 3. Membuat Presentasi yang singkat dan mudah dimengerti

Upload: ross-knowles

Post on 30-Dec-2015

66 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kuliah ke 2. 1.Menjelaskan Perubahan Fertilitas Menurut Richard A Easterlin & Eileen M.Crimmin S 2. Contoh Penelitian 3. Membuat Presentasi yang singkat dan mudah dimengerti. The Fertility Revolution. A Supply – Demand Analysis Richards A. Easterlin and Eileen M. Crimmin S. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Kuliah ke 2

1.Menjelaskan Perubahan Fertilitas Menurut Richard A Easterlin & Eileen M.Crimmin S

2. Contoh Penelitian

3. Membuat Presentasi yang singkat dan mudah dimengerti

The Fertility Revolution

A Supply – Demand Analysis

Richards A. Easterlin and Eileen M. Crimmin S.

Revolusi Fertilitas

• Revolusi Fertilitas adalah perubahan dalam tingkah laku reproduksi, pergeseran dari fertilitas tinggi ke fertilitas rendah yang bervariasi, bersama-sama dengan modernisasi ekonomi dan sosial.

• Revolusi Fertilitas memang berasosiasi dengan modernisasi, tapi berdasarkan penelitian2 di berbagai negara memperlihatkan hal yang berbeda-beda.

• Revolusi fertilitas merupakan bagian dari transformasi yang lebih besar yang disebut mordernisasi diamati perkembangan /pertumbuhan dari bangsa2 sejak pertengahan abad ke 19

Modernisasi/ Perkembangan• Dari sudut ekonomi, modernisasi kepeningkatan real

output per capita dan perubahan dalam teknik produksi, transportasi,distribusi barang, skala organisasi dalam kegiatan produksi, macam output/input dll.

• Dari sudut sosial,demografi perubahan fertilitas,mortalitas,migrasi,daerah tempat tinggal,struktur dan besarnya keluarga, sistem pendidikan, peningkatan kesehatan masyarakat dan fasilitas kesehatan

• Hal ini akan berpengaruh luas ke income distribution, struktur organisasi pemerintah dan struktur politik.

• Dalam human personality, modernisasi ditandai dengan peningkatan keterbukaan terhadap pengalaman2 baru, kebebasan yang meningkat

Ciri-ciri Revolusi Fertilitas• Adanya perubahan perilaku reproduksi, berasosiasi

dengan modernisasiberhubungan dengan fertilitas dan pengendalian fertilitas. Perubahan fertilitas dari rata2 enam/lebih kelahiran per wanita ke rata2 dua kelahiran CBR berubah dari 40 menjadi sekitar 20 per 1000 penduduk.

• Adanya suatu pergeseran “mode of fertility regulation” suatu pergeseran dari situasi dimana fertilitas dikontrol melalui berbagai macam mekanisme sosial dan biologi ke suatu pembatasan besar keluarga yang ditentukan oleh suatu keputusan secara sadar dari individu2 dalam rumah tangga.

Bourgeois – Pichat (1967)- Demografer Perancis• Mendukung pernyataan Easterlin: fertilitas di masyarakat pre

industri ditentukan oleh suatu net work dari faktor sosial dan biologi disini tidak ada kebebasan memilih dari pasangan2. Mereka mempunyai anak berdasarkan biologis dan sosial yang ada

• Revolusi fertilitas mempunyai seorang anak merupakan hasil suatu keputusan yang bebas dari suatu pasangan.

• Fertilitas tetap secara biologis dan sosial, kebiasaan tetap ada tetapi bukan sebagai bagian yang besar/penting, tetapi fertilitas dibawah keinginan manusia

• Telah dibuktikan dalam penelitian2, perubahan mode of fert reg. lebih penting dari penurunan fertilitas itu sendiri ada perilaku baru yang mendasar ditentukan oleh keputusan dalam RT secara sadar untuk membatasi kelahiran anak2 mereka

Skema Revolusi Fertilitas

O H

R

N

P

B

Tingkat modernisasi

P= Potensial reproduksi N = Natural fertility B= Actual Birth R= N-B = Kelahiran yang tercegah

jmlh kelahiran hidup per wanita kawin

Theoritical Framework

Pendekatan untuk mempelajari Modernisasi Terhadap Fertilitas

Skema Pendekatan menganalisa pengaruh modernisasi pada fertilitas

• Proximate Det.

Basic Determinant

Reg. Cost (RC)

Demand of Children

Supply of Children

Delibrate Fert Control Var.

Other ProximateDeterminant

CEB

Apa Arti Demand, Supply For Children dan Regulation Cost

Demand For Children (Cd)• Cd adalah jumlah anak hidup yang diminta/ diinginkan

oleh para orang tua jika pengaturan kelahiran tidak memakai biaya

Supply For Children (Cn)• Cn adalah jumlah anak hidup yang mungkin akan

dipunyai oleh pasangan bila mereka tidak berusaha membatasi besarnya keluarga

Fertility Regulation cost:Psychic cost/Subyektive costMarket cost biaya ekonomi -> uang dan waktu

Demand for Children• Demand for Children/ Cd, jumlah anak yang diinginkan,

tergantung pada keseimbangan RT dari subyective taste pada barang2 dan anak terhadap “externally det. constraint “ dari harga dan income, dimana RT mendapat kepuasan maximal, jadi Cd dipengaruhi oleh:

- pendapatan/income jika income meningkat, mungkin diharapkan akan me+ jumlah anak atau meningkatkan qualitas anak,

-biaya moneter, biaya non moneter

-selera/taste misalnya sex preference, dipengaruhi oleh sosiologi, norma besar keluarga, standard membesarkan dan memelihara anak

Supply for Children• Supply for Children/Cn tergantung pada:

-Fertilitas alamiah/Natural fertility, terdiri dari

periode exposure to intercource, ferq. Intercource, lamanya postpartum infecundability, spontaneous intra uterin mortality, dan sterility

-Kelangsungan hidup anak/ Child survival, kemungkinan bayi dapat hidup sampai dewasa

Pada natural fertility tertentu, dan peningkatan survival bayi dan anak akan meningkatkan potensial supply for children. Dan faktor2 ini tergantung pada faktor biologi dan budaya/norma yang terdapat dalam masyarakat

Fertility Regulation costBiaya Pengaturan Kelahiran– Psychic cost/Subyektive cost kerugian subyektive

dari pengaturan kelahiran misalnya tidak berselera terhadap KB, kurang senang terhadap cara/metode tertentu

– Market cost biaya ekonomi,mengorbankan uang dan waktu untuk pelayanan KB

Biaya tergantung pada:- Perilaku/Sikap masyarakat terhadap idea KB,

terhadap teknik KB- Tingkat pendekatan kepada KB, adanya informasi,

macam teknik dan harga- Tingkat keterjangkauan/kemudahan, ketersediaan KB

Motivasi Fertility Regulation,Supply dan Demand

Potensial Supply (Cn) dan Demand (Cd) terhadap anak bersama-sama menentukan motivasi untuk pengaturan kelahiran

Jika Potensial Supply/Cn < Cd ada ekses Demand tidak ada motivasi untuk mengatur kelahiran.

Jika Cn > Cd ada exses Supply, orang tua dihadapkan dengan prospek dari anak yang tidak diinginkan ada motivasi mengatur kelahiran

Hubungan Modernisasi dengan Supply, Demand dan Regulation Cost

Berbagai aspek dari modernisasi mempengaruhi fertilitas melalui 3 variabel yaitu S, D dan Reg. Cost.

Ada 5 aspek modernisasi :

1.Innovasi pelayanan kesehatan masyarakat

2.Innovasi Pendidikan Formal

3.Urbanisasi

4.Adanya New Goods/barang2 baru

5.Adanya Program Keluarga Berencana

Masih banyak aspek modernisasi lain yaitu pertumbuhan income per capita, pekerja perempuan di sektor modern,perubahan struktur keluarga,perkembangan mass media,modernisasi administrasi pem.dan perubahan perilaku dan

Hubungan Modernisasi dan S,D dan Reg.Cost

Demand (Cd) Supply(Cn) Regulation Cost

Aspek Mod. Taste Income Price Nat.fert Surv pros. Subj cost Market cost

Better public

Health+med. Care + +

Growth in formal

Education - - + + - -

Urbanization - - - -

New Cons.good -

New Fert.Control

Method - -

Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Perbaikan Pelayanan Kesehatan masyarakat, cenderung meningkatkan potensial supply dalam dua cara :

1. Meningkatkan natural fertility perempuan kawin

2. Child survival meningkat.

Perbaikan pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatkan per capita income karena lebih sehat, penduduk lebih energik sehingga lebih produktive pada gilirannya akan mempengaruhi Demand dan potensial Supply

Education and Mass Media

Perbaikan pendidikan formal dan perkembangan media massa mempengaruhi demand, potensial supply, dan regulation cost.

Pendidikan formal memperbaiki kondisi kesehatan melalui perbaikan pengetahuan tentang sehat, makanan, bahaya lingkungan,serta mematahka kepercayaan tradisional dan adat dan praktek budaya seperti tabu dalam hubungan seks, atau lamanya menyusui.

Pendidikan menurunkan biaya fert.regulation, mendapat informasi berbagai macam tentang KB, biaya waktu dan uang berkurang,

Pendidikan formal cenderung menurunkan demand for children, dengan pergeseran taste

UrbanisasiProses modernisasi redistribusi penduduk dari perdesaan ke

perkotaan

Urbanisasi menurunkan demand for children, menurunkan taste dan harga barang2 relative terhadap anak. Biaya anak pada kualitas tertentu umumnya lebih tinggi di urban, dan harga makanan di urban lebih mahal dari rural.Anak di rural menyumbangkan waktu lebih banyak untuk pekerjaan keluarga daripada di urban.

Urbanisasi menurunkan potensial supply melalui pengurangan lamanya menyusui.

Urbanisasi cenderung menurunkan subyektive dan market cost. Akses untuk memperoleh pengetahuan tg KB lebih besar, sehingga market cost menurun. Subyektive cost juga menurun karena peran lingkungan di urban.

Program Keluarga Berencana

Pembangunan klinik2 KB (bisa juga KB keliling) menawarkan pelayanan dengan biaya pasar lebih murah, waktu lebih sedikit untuk memperoleh informasi berbagai metode, ketersediaan kontrasepsi, pelayanan pemasangan IUD,atau induced abortion. Program KB juga menurunkan subyektive cost, mengadopsi mengatur besarnya keluarga, melalui iklan masyarakat. Mempromosikan keluarga kecil yang diinginkan.

Program KB juga diintegrasikan dengan kesehatan ibu dan anak

Hypothetical Trends in Supply(Cn), Demand (Cd),Number of Surviving Children (C) Associated with Modernization

Cn

C

Cd

m h p

Modernization

Beberapa Contoh Penelitian

Di Indonesia

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Fertilitas di Jawa Tengah dan Jawa

Timur

Analisis Data SDKI 2002/2003 dan SM-PFA 2002(Safe Motherhood –A Partnership and

Family Approach

Tujuan, Metodologi dan Keterbatasan Penelitian

Tujuan:Bagaimana fertilitas di Jateng dan Jatim berdasarkan data SDKI 2002/2003 dan SM-PFA 2002

Metodologi : Deskriptif dan InferensialResponden Wanita pernah kawin (15-49), jumlah

responden SDKI di Jateng 4234, Jatim 5376 SM-PFA Jateng 2598, Jatim 1881Keterbatasan :Wilayah yang dicakup SDKI masing2 30 kab. SM-PFA masing2 hanya 5 kab.Proporsi pemilihan:sample SDKI di perkotaan Jateng 41%, Jatim 43%sample SM-PFA di perkotaan Jateng 31% dan Jatim 19%

Faktor2 yang Mempengaruhi Fertilitas di Jawa Tengah dan Jawa Timur- Analisis Data SDKI 2002/2003 dan SM-PFA2002

Kerangka berpikir

Var. Demografi :

Umur

Tempat tinggal

Var. Sos. Ekonomi :

Pendidikan,

Pekerjaan,

Kekayaan

Akses ke Media

Variabel Antara

UKP

Pakai Kontrasepsi

Kematian Janin

Jml. Perkawinan

Jumlah Anak Lahir Hidup

Hasil Analisis

Variabel antara yang secara konsisten di semua wilayah penelitian mempunyai pengaruh terhadap ALH adalah umur- positif, UKP – negatif, jumlah perkawinan – negatif dan kematian janin – negatif.

Pemakaian kontrasepsi juga mempunyai pengaruh negatif, kecuali di Jateng SMPFA negatif tetapi tidak signifikan.

Variabel sosial ekonomi mempunyai pengaruh yang berbeda-beda di empat lokasi penelitian

Hasil Analisis lanjutanJawa Tengah SDKI:Pendidikan,bekerja, tempat tinggal, dan pernah akses

terhadap media, mempunyai pengaruh negatif terhadap fertilitas, sementara status kekayaan mempunyai pengaruh positif terhadap fertilitas.

Jawa Timur SDKIBekerja dan akses terhadap media mempunyai pengaruh

negatif terhadap fertilitas, sedangkan pendidikan cenderung mempunyai pengaruh positif, status kekayaan dan tempat tinggal tidak mempunyai pengaruh terhadap fertilitas

Hasil Analisis lanjutanJawa Tengah SMPFATk pendidikan tamat SD dan tempat tinggal mempunyai

pengaruh negatif terhadap fertilitas, sementara tk pendidikan SLTP+, bekerja, akses terhadap media, status kekayaan cenderung tidak berpengaruh terhadap fertilitas

Jawa Timur SMPATk pendidikan Tamat SD, bekerja di perkotaan, status

kekayaan kurang miskin dan sedang, mempunyai hubungan negatif dengan fertilitas. Sementara tk pendidikan SLTP+, tempat tinggal, status kekayaan “lebih dari sedang” tidak mempunyai pengaruh terhadap fertilitas. Akses terhadap media mempunyai pengaruh positif terhadap fertilitas

Infertilitas Suatu Masalah Kesehatan Reproduksi

Wahyu Winarsih (1998)( Thesis Kajian Kependudukan dan Ketenagakerjaan –

Pascasarjana UI)

Sumber data dan Metodologi

• Data SDKI 1997• Responden adalah wanita berstatus kawin dan pada saat

survai berusia 40th atau lebih, menikah 1x ; Jumlah responden 5539 orang

• Variabel yang digunakan :

1.Frekuensi senggama 2.Pemakaian kotrasepsi pra konsepsi 3. Keguguran/lahir mati 4.Gizi,penyakit dan stres 5.Status wil. Tempat tinggal 6.Status kerja 7. Pendidikan dan 8.UKP

• Analisis statistik inferensial, dilakukan dengan menerapkan model Log Linear

•Keterbatasan :• Survai nasional di 27 propinsi• Dalam SDKI 1997 tidak ada pertanyaan yang dapat menjaring

penilaian tg kondisi gizi seseorang. Maka digunakan pendekatan dengan memakai data pengeluaran untuk makanan. Dengan asumsi, semakin besar pengeluaran untuk makanan per orang per bulan, semakin baik kondisi gizi wanita yang diamati

• Pola pikir yang digunakan, adalah pola pikir Davis and Blake (1956), variabel antara infertilitas terdiri atas –

1.frekuensi sanggama,2.pemakaian alat kontrasepsi pra konsepsi3.keguguran/lahir mati 4.Gizi,penyakit dan stres

Hasil Temuan• Dari sudut infertilitas, kesehatan reproduksi

wanita Indonesia relatif baik karena proporsi wanita infertil hanya 2,15% dari seluruh wanita yang diteliti

• Pemakaian kontrasepsi pra konsepsi, frek sanggama, keguguran/lahir mati dan pengeluaran makanan secara statistik mempunyai hub.yang nyata dengan peristiwa infertilitas

• Status wil.tempat tinggal dan status kerja tidak terlalu berhubungan dengan status infertilitas

Hasil temuan• Infertilitas pada wanita berpendidikan tinggi

(>SLTA) didukung oleh fakta bahwa wanita ini mempunyai kecenderungan yang lebih tinggi dalam pemakaian kontrasepsi pra konsepsi,frek sanggama tinggi, dan pengeluaran makanan tinggi di: wanita yang berpendidikan <SLTA

• Infertilitas pada wanita berpendidikan rendah ( <SLTA) didukung oleh adanya fakta kecenderungan tidak mengalami keguguran/lahir mati lebih tinggi di: dengan yang pendidikannya >SLTA

• UKP secara statistik tidak mempunyai hubungan yang nyata dengan seluruh variabel antara infertilitas

Mempelajari Penyebab Rendahnya Partisipasi Laki2 dalam KB dan Strategi

untuk Memperbaikinya

Oleh

Lembaga Demografi UI dan United Nations Population Fund 2005

Pengumpulan Data• Di 4 Kabupaten : OKI,Tasikmalaya,Singkawang dan Kupang

Pengambilan sampel wilayah Purposif: jumlah kematian ibu dan kematian anak tinggi.

• Pemilihan sampel responden menggunakan hasil Pendataan kelg.2004 BKKBN - laki-laki (15-50)th,kawin, punya anak balita; Perempuan (15-49)th, kawin,punya anak balita. 639 PUS

• Informan indepth Interview Jumlah Informan 44 orang, terdiri dari

Tokoh masyarakat:tokoh agama,Kepala dinas KB,Camat,Kades. Tenaga kes: dr.Puskesmas,bidan dan bidan desa.Pelaksana kes. Dukun, dan Ormas• Kelompok Diskusi (FGD), Jumlah FGD 32 (per FGD 8-10 or.) laki2 - yang peduli akan mas. Kespro, pemakai kontrasepsi pria,

suami yang berduka. Perempuan – isteri tokoh masy.formal dan informal.

Instrumen dan Metode Analisis

Instrumen: 1.kuesioner terstruktur untuk suami,isteri dan rumah

tangga2.Indepth Interview dan FGD menggunakan pedomen

tertulis –fokus pada alasan rendahnya partisipasi pria dalam KB dan strategi meningkatkannya.

Metode Analisis:1.Analisis deskriptif dan inferensial2.Pendekatan kualitatif

Informasi yang dikumpulkan

• Kuesioner terstruktur: karekteristik sosial ekonomi, demografis, budaya suami dan isteri serta pengetahuan, sikap dan praktek KB

• Data kualitatif : persepsi suami, isteri, tokoh masyarakat, tokoh agama, petugas KB di desa/kelurahan dan dikecamatan, kader dan penyedia pelayanan KB

Hasil Temuan-Analisis Deskriptif• 2,97% pas.suami & isteri yang sedang menggunakan

suatu metode KB pria, 71,2% menggunakan metode KB untuk wanita dan 16,7% pernah pakai KB dan 9,1% tidak pernah pakai KB.

• Hasil analisis desk:presentase pasangan suami isteri yang menggunakan KB pria lebih tinggi untuk mereka yang usia isteri lebih tua, belum punya anak, suami atau isteri berpendidikan SMA atau lebih, pendapatan keluarga lebih tinggi, isteri pernah bekerja atau sedang bekerja, yang berpendapat bahwa KB bertentangan dengan nilai budaya atau agama, mempunyai akses yang mudah terhadap kondom dan pelayanan sterilisasi, tinggal di perkotaan, isteri setuju pakai KB pria

Hasil Temuan-Analisis Inferensial

• Setelah dikontrol terhadap pengaruh faktor2 lain, latar belakang karakteristik secara statistik mempunyai pengaruh yg signifikan terhadap peluang pernah/sedang pakai metode KB pria dikalangan suami adalah usia isteri, pendidikan suami, pendapatan keluarga, kab.tempat tinggal, akses terhadap kondom dan sikap isteri terhadap praktek KB pria.

Hasil Temuan-Analisis Inferensial

• Jumlah anak masih hidup,status pek.baik suami atau isteri dan tempat tinggal (perkotaan atau pedesaan) secara statistik tdk memp. pengaruh yang signifikan terhadap probabilitas pernah/sedang pakai metode KB pria.

• Peluang pernah/sedang pakai metode KB untuk pria lebih tinggi dikalangan suami yang isteri lebih tua, pendidikan SMP atau lebih,pendapatan kel. 1juta atau lebih, akses mudah terhadap kondom, dan yang isterinya setuju praktek KB pria.

Hasil Analisis Kontekstual

• Sesungguhnya rendahnya praktek KB dikalangan Pria disebabkan oleh - Rendahnya akses pria terhadap pelayanan KB- Pria menganggap KB urusan wanita- Klinik2 KB sebagian besar untk wanita- Informasi KB sebagian besar diarahkan untuk wanita- Metode KB modern untuk pria terbatas- Kondom tidak nyaman, sterilisasi tidak terlalu diinginkan, mahal dan hanya tersedia di perkotaan, metode KB alamiah tidak populer- Rumor efek samping metode KB untk pria, berkurangnya kejantanan.

Hasil Analisis Kontekstual• Dari sisi program dipandang bahwa program KB

tidak seperti dulu. Secara khusus dengan adanya otonomi daerah fungsi petugas KB berubah –membingungkan pas.suami isteri kemana mendapatkan pelayanan KB. Peran petugas KB masih dibutuhkan mensosialisasilan dan mempromosikan praktek KB termasuk KB pria.Norma2 sosio budaya dan agama tidak melarang KB

Hasil Analisis Kontekstual

• Untuk meningkatkan partisipasi pria dalam KB, program KB harus terus ditingkatkan baik dipusat maupun daerah. BKKBN sebaiknya meningkatkan strategi untuk mempromosikan praktek KB pria pada target yang potensial. Sosialisasi merupakan faktor kunci dalam mengkomunikasikan praktek KB dikalangan Pria.

Beberapa Tip Presentasi 1. Direncanakan dengan baik, menarik, mudah

diikuti.2. Menggunakan Power Point3. Waktu yang kita punyai untuk presentasi4. Siapa audiencenya5. Topik presentasi6. Buat struktur yang jelas7. Setiap slide, sebaiknya heading jelas8. Setiap slide sebaiknya terdiri dari 25-35 kata