kumpulan puisi karya taufiq ismail.docx

35
Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail 21. LARUT MALAM SUARA SEBUAH TRUK Karya : Taufiq Ismail Sebuah Lasykar truk Masuk kota Salatiga Mereka menyanyikan lagu 'Sudah Bebas Negeri Kita' Di jalan Tuntang seorang anak kecil Empat tahun terjaga : 'Ibu, akan pulangkah Bapa, dan membawakan pestol buat saya ?' 22. BAGAIMANA KALAU Karya : Taufiq Ismail Bagaimana kalau dulu bukan khuldi yang dimakan Adam, tapi buah alpukat, Bagaimana kalau bumi bukan bulat tapi segi empat, Bagaimana kalau lagu Indonesia Raya kita rubah, dan kepada Koes Plus kita beri mandat, Bagaimana kalau ibukota Amerika Hanoi, dan ibukota Indonesia Monaco, Bagaimana kalau malam nanti jam sebelas, salju turun di Gunung Sahari, Bagaimana kalau bisa dibuktikan bahwa Ali Murtopo, Ali Sadikin dan Ali Wardhana ternyata pengarang-pengarang lagu pop, Bagaimana kalau hutang-hutang Indonesia dibayar dengan pementasan Rendra, Bagaimana kalau segala yang kita angankan terjadi, dan segala yang terjadi pernah kita rancangkan, Bagaimana kalau akustik dunia jadi sedemikian sempurnanya sehingga di kamar tidur kau dengar deru bom Vietnam, gemersik sejuta kaki pengungsi, gemuruh banjir dan gempa bumi sera suara-suara percintaan anak muda, juga bunyi industri presisi dan margasatwa Afrika, Bagaimana kalau pemerintah diizinkan protes dan rakyat kecil mempertimbangkan protes itu, Bagaimana kalau kesenian dihentikan saja sampai di sini dan kita pelihara ternak sebagai pengganti Bagaimana kalau sampai waktunya kita tidak perlu bertanya bagaimana lagi. 23. BAYI LAHIR BULAN MEI 1998 Karya: Taufiq Ismail

Upload: faisal-pratama

Post on 26-Oct-2015

257 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail21. LARUT MALAM SUARA SEBUAH TRUKKarya : Taufiq IsmailSebuah Lasykar trukMasuk kota SalatigaMereka menyanyikan lagu'Sudah Bebas Negeri Kita'Di jalan Tuntang seorang anak kecilEmpat tahun terjaga :'Ibu, akan pulangkah Bapa,dan membawakan pestol buat saya ?'

22. BAGAIMANA KALAUKarya : Taufiq IsmailBagaimana kalau dulu bukan khuldi yang dimakan Adam,tapi buah alpukat,Bagaimana kalau bumi bukan bulat tapi segi empat,Bagaimana kalau lagu Indonesia Raya kita rubah,dan kepada Koes Plus kita beri mandat,Bagaimana kalau ibukota Amerika Hanoi,dan ibukota Indonesia Monaco,Bagaimana kalau malam nanti jam sebelas,salju turun di Gunung Sahari,Bagaimana kalau bisa dibuktikan bahwa Ali Murtopo, Ali Sadikindan Ali Wardhana ternyata pengarang-pengarang lagu pop,Bagaimana kalau hutang-hutang Indonesiadibayar dengan pementasan Rendra,Bagaimana kalau segala yang kita angankan terjadi,dan segala yang terjadi pernah kita rancangkan,Bagaimana kalau akustik dunia jadi sedemikian sempurnanya sehingga dikamar tidur kau dengar deru bom Vietnam, gemersik sejuta kakipengungsi, gemuruh banjir dan gempa bumi sera suara-suarapercintaan anak muda, juga bunyi industri presisi danmargasatwa Afrika,Bagaimana kalau pemerintah diizinkan protes dan rakyat kecilmempertimbangkan protes itu,Bagaimana kalau kesenian dihentikan saja sampai di sini dan kitapelihara ternak sebagai penggantiBagaimana kalau sampai waktunyakita tidak perlu bertanya bagaimana lagi.

23. BAYI LAHIR BULAN MEI 1998Karya: Taufiq IsmailDengarkan itu ada bayi mengea di rumah tetanggaSuaranya keras, menangis berhiba-hibaBegitu lahir ditating tangan bidannya

Page 2: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

Belum kering darah dan air ketubannyaLangsung dia memikul hutang di bahunyaRupiah sepuluh jutaKalau dia jadi petani di desaDia akan mensubsidi harga beras orang kotaKalau dia jadi orang kotaDia akan mensubsidi bisnis pengusaha kayaKalau dia bayar pajakPajak itu mungkin jadi peluru runcingKe pangkal aortanya dibidikkan mendesingCobalah nasihati bayi ini dengan penataran jugaMulutmu belum selesai bicaraKau pasti dikencinginya.

24. BUKU TAMU MUSIUM PERJUANGANKarya: Taufiq IsmailPada tahun keenamSetelah di kota kami didirikanSebuah Musium PerjuanganDatanglah seorang lelaki setengah bayaBerkunjung dari luar kotaPada sore bulan November berhujandan menulis kesannya di buku tamuBuku tahun keenam, halaman seratus-delapanBertahun-tahun aku rinduUntuk berkunjung kemariDari tempatku jauh sekaliBukan sekedar mengenang kembaliHari tembak-menembak dan malam penyergapanDi daerah iniBukan sekedar menatap lukisan-lukisanDan potret-potret para pahlawanMengusap-usap karaben tuaBaby mortir buatan sendiriAtau menghitung-hitung satyalencanaDan selalu mempercakapkannyaAlangkah sukarnya bagikuDari tempatku kini, yang begitu jauhUntuk datang seperti saat iniDengan jasad berbasah-basahDalam gerimis bulan NovemberDatang sore ini, menghayati musium yang lengangSendiriMenghidupkan diriku kembaliDalam pikiran-pikiran waktu gerilyaDi waktu kebebasan adalah impian keabadian

Page 3: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

Dan belum berpikir oleh kita masalah kebendaanPenggelapan dan salahguna pengatasnamaan

Begitulah aku berjalan pelan-pelanDalam musium ini yang lengangDari lemari kaca tempat naskah-naskah berhargaKesangkutan ikat-ikat kepala, sangkur-sangkurberbenderaMaket pertempuranDan penyergapan di jalanKuraba mitraliur Jepang, dari baja hitamJajaran bisu pestol Bulldog, pestol ColtPENGOEMOEMAN REPOEBLIK yang mulai berdebuGambar lasykar yang kurus-kurusDan kuberi tabik khidmat dan diamPada gambar Pak DirmanMendekati tangga turun, aku menoleh kembaliKe ruangan yang sepi dan dalamJendela musium dipukul angin dan hujanKain pintu dan tingkap bergetaranDi pucuk-pucuk cemara halamanTahun demi tahun mengalir pelan-pelanDeru konvoi menjalari lembahRegu di bukit atas, menahan nafasDi depan tugu dalam musium iniMenjelang pintu keluar ke tingkat bawahAku berdiri dan menatap nama-namaDipahat di sana dalam keping-keping aluminaMereka yang telah tewasDalam perang kemerdekaanDan setinggi pundak jendelaKubaca namaku disana.....

GUGUR DALAM PENCEGATANTAHUN EMPATPULUH-DELAPANDemikian cerita kakek penjagaTentang pengunjung lelaki setengah bayaBerkemeja dril lusuh, dari luar kotaMatanya memandang jauh, tubuh amat kurusnyaDatang ke musium perjuanganPada suatu sore yang sepiKetika hujan rinai tetes-tetes di jendelaDan angin mengibarkan tirai serta pucuk-pucuk cemaraLelaki itu menulis kesannya di buku-tamuBuku tahun-keenam, halaman seratus-delapanDan sebelum dia pergiMenyalami dulu kakek Aki

Page 4: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

Dengan tangannya yang dingin anehSetelah ke tugu nama-nama dia menolehLalu keluarlah dia, agak terseret berjalanKe tengah gerimis di pekaranganTetapi sebelum ke pagar halamanLelaki itu tiba-tiba menghilang

25. DARI CATATAN SEORANG DEMONSTRANKarya: Taufiq Ismail

Inilah peperanganTanpa jenderal, tanpa senapanPada hari-hari yang mendungBahkan tanpa harapan

Di sinilah keberanian diujiKebenaran dicoba dihancurknPada hari-hari berkabungDi depan menghadang ribuan lawan

26. Dari Ibu Seorang DemonstranKarya: Taufiq Ismail

"Ibu telah merelakan kalianUntuk berangkat demonstrasiKarena kalian pergi menyempurnakanKemerdekaan negeri ini"

Ya, ibu tahu, mereka tidak menggunakan gadaAtau gas airmataTapi langsung peluru tajamTapi itulah yang dihadapiAyah kalian almarhumDelapan belas tahun yang lalu

Pergilah pergi, setiap pagiSetelah dahi dan pipi kalianIbu ciumiMungkin ini pelukan penghabisan(Ibu itu menyeka sudut matanya)

Tapi ingatlah, sekali lagiJika logam itu memang memuat nama kalian(Ibu itu tersedu sedan)Ibu relakanTapi jangan di saat terakhirKau teriakkan kebencianAtau dendam kesumatPada seseorangWalapun betapa zalimnya

Page 5: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

Orang ituNiatkanlah menegakkan kalimah AllahDi atas bumi kita iniSebelum kalian melangkah setiap pagiSunyi dari dendam dan kebencianKemudian lafazkan kesaksian pada TuhanSerta rasul kita yang tercinta

pergilah pergiIwan, Ida dan HadiPergilah pergiPagi ini

(Mereka telah berpamitan dengan ibu dicintaBeberapa saat tangannya meraba rambut merekaDan berangkatlah mereka bertigaTanpa menoleh lagi, tanpa kata-kata)

27. DOAKarya: Taufiq Ismail

Tuhan kamiTelah nista kami dalam dosa bersamaBertahun-tahun membangun kultus iniDalam pikiran yang gandaDan menutupi hati nurani

Ampunilah kamiAmpunilahAmin

Tuhan kamiTelah terlalu mudah kamiMenggunakan AsmaMuBertahun di negeri iniSemoga Kau rela menerima kembaliKami dalam barisanMu

Ampunilah kamiAmpunilahAmin

28. Jalan SegaraKarya: Taufiq Ismail

Di sinilah penembakanKepengecutanDilakukan

Ketika pawai bergerakDalam panas matahari

Page 6: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

Dan pelor pembayar pajakNegeri ini

Ditembuskan ke pungungAnak-anaknya sendiri

29. JAWABAN DARI POS TERDEPANKarya : Taufiq Ismail

Kami telah menerima surat saudaraDan sangat paham akan isinyaTetapi tentang pasal penyerahanItu adalah suatu penghinaan

Konvoi sejam lamanya menderuDi kota. Api kavaleri memancar-mancarDi roda-rantai dan aspal

Angin meniup dalam panas dan abuAbu baja. Nyala yang menggeletar-geletarSepanjang suara

Kami yang bertahanBeberapa ratus meter jauhnyaBukanlah serdadu-serdadu bayaranAtau terpaksa berperang karena pemerintahanKebebasan manusia di atas buminyaAdalah penyebab hadir pasukan iniDan pasukan-pasukan lainnya

Impian akan harga kemerdekaan manusiamengumpulkan seorang tukang cukur, penanam-penanam sayurgembala-gembala, (semua buta huruf) kecuali dua anak SMTsopir taksi dan seorang mahasiswa kedokterandalam pasukandi pos terdepan ini

Terik dan lengang dipandang tak bertuanAbu naik perlahan dari bumiBumi yang telah diungsikan

Guruh dari jauh, konvoi menderuSuara panser dan tank-tank kecilMengacukan senjata-senjata baruKami tidak punya batalion paratroopCadangan sulfa, apalagi mustang dan lapis-bajaKami hanya memiliki karaben-karaben tuaBahkan bambu pedesaan, ujungnya diruncingkan

Pasukan ini tak bicara dalam bahasa akademi militerTidak juga memiliki pengalaman perang dunia

Page 7: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

Tetapi untuk kecintaan akan kebebasan manusiaDi atas buminyaPasukan ini sudah menetapkan harganya

Sebentar lagi malampun akan turunmembawa kesepian ajal adalam gurun

Tidakkah engkau bisa menempatkan dirisebentar, di tempat kamiMemikirkan bahwa ibumu tua diungsikantersaruk-saruk berjalan kakiSetelah rumah-rumah di kampungmu dibakarisetelah adik kandungmu ditembak mati

Adakah demi lain, yang mengatasidemi kemanusiaan ?Adakah ?

Di seberang sini berjaga pengawalanTanpa gardu dan kemah, berbaju lusuh dalam semakDialah yang terdepan dengan sepucuk Lee & FieldDialah huruf pertama dari Republik

30. Sajak-sajak Perjuangan dan Nyanyian Tanah AirKarya: Taufiq Ismail

KALIAN CETAK KAMI JADI BANGSA PENGEMIS,LALU KALIAN PAKSA KAMIMASUK MASA PENJAJAHAN BARU,Kata Si Toni

Kami generasi yang sangat kurang rasa percaya diriGara-gara pewarisan nilai, sangat dipaksa-tekankanKalian bersengaja menjerumuskan kami-kamiSejak lahir sampai dewasa iniJadi sangat tepergantung pada budayaMeminjam uang ke mancanegaraSudah satu keturunan jangka waktunyaHutang selalu dibayar dengan hutang baru pulaLubang itu digali lubang itu juga ditimbuniLubang itu, alamak, kok makin besar jadiKalian paksa-tekankan budaya berhutang iniSehingga apa bedanya dengan mengemis lagiKarena rendah diri pada bangsa-bangsa duniaKita gadaikan sikap bersahaja kitaKarena malu dianggap bangsa miskin tak berhartaKita pinjam uang mereka membeli benda merekaHarta kita mahal tak terkira, harga diri kitaDigantung di etalase kantor Pegadaian DuniaMenekur terbungkuk kita berikan kepala kita bersama

Page 8: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

Kepada Amerika, Jepang, Eropa dan AustraliaMereka negara multi-kolonialis dengan elegansi ekonomiDan ramai-ramailah mereka pesta kenduriSambil kepala kita dimakan beginiKita diajarinya pula tata negara dan ilmu budi pekertiDalam upacara masuk masa penjajahan lagiPenjajahnya banyak gerakannya penuh harmoniMereka mengerkah kepala kita bersama-samaMenggigit dan mengunyah teratur berirama

Sedih, sedih, tak terasa jadi bangsa merdeka lagiDicengkeram kuku negara multi-kolonialis iniBagai ikan kekurangan air dan zat asamBeratus juta kita menggelepar menggelinjangKita terperangkap terjaring di jala raksasa hutangKita menjebakkan diri ke dalam krangkeng budayaMeminjam kepeng ke mancanegaraDari membuat peniti dua sentiSampai membangun kilang gas bumiDibenarkan serangkai teori penuh sofistikasiKalian memberi contoh hidup boros berasas gengsiDan fanatisme mengimpor barang luar negeriGaya hidup imitasi, hedonistis dan materialistisKalian cetak kami jadi Bangsa PengemisKetika menadahkan tangan serasa menjual jiwaTertancap dalam berbekas, selepas tiga dasawarsaJadilah kami generasi sangat kurang rasa percayaPada kekuatan diri sendiri dan kayanya sumber alamiKalian lah yang membuat kami jadi beginiSepatutnya kalian kami giring ke lapangan sepiLalu tiga puluh ribu kali, kami cambuk dengan puisi ini31. KEMBALIKAN INDONESIA PADAKUkepada Kang IlenKarya: Taufiq Ismail

Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,sebagian berwarna putih dan sebagian hitam,yang menyala bergantian,Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malamdengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelamkarena seratus juta penduduknya,

KembalikanIndonesiapadaku

Page 9: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

Hari depan Indonesia adalah satu juta orang main pingpong siang malamdengan bola telur angsa di bawah sinar lampu 15 wat,Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang pelan-pelan tenggelamlantaran berat bebannya kemudian angsa-angsa berenang-renang di atasnya,Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,dan di dalam mulut itu ada bola-bola lampu 15 wat,sebagian putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih yang berenang-renangsambil main pingpong di atas pulau Jawa yang tenggelamdan membawa seratus juta bola lampu 15 wat ke dasar lautan,

KembalikanIndonesiapadaku

Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malamdengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelamkarena seratus juta penduduknya,Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,sebagian berwarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,

KembalikanIndonesiapadaku

32. KETIKA BURUNG MERPATI SORE MELAYANGKarya: Taufiq Ismail

Langit akhlak telah roboh di atas negeriKarena akhlak roboh, hukum tak tegak berdiriKarena hukum tak tegak, semua jadi beginiNegeriku sesak adegan tipu-menipuBergerak ke kiri, dengan maling kebentur akuBergerak ke kanan, dengan perampok ketabrak akuBergerak ke belakang, dengan pencopet kesandung akuBergerak ke depan, dengan penipu ketanggor akuBergerak ke atas, di kaki pemeras tergilas aku

Kapal laut bertenggelaman, kapal udara berjatuhanGempa bumi, banjir, tanah longsor dan orang kelaparanKemarau panjang, kebakaran hutan berbulan-bulanJutaan hektar jadi jerebu abu-abu berkepulanBumiku demam berat, menggigilkan air lautan

Beribu pencari nafkah dengan kapal dipulangkanPenyakit kelamin meruyak tak tersembuhkanPenyakit nyamuk membunuh bagai ejekanBerjuta belalang menyerang lahan pertanianBumiku demam berat, menggigilkan air lautan

Page 10: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

Lalu berceceran darah, berkepulan asap dan berkobaran apiEmpat syuhada melesat ke langit dari bumi TrisaktiGemuruh langkah, simaklah, di seluruh negeriBeribu bangunan roboh, dijarah dalam huru-hara iniDengar jeritan beratus orang berlarian dikunyah apiMereka hangus-arang, siapa dapat mengenal lagiBumiku sakit berat, dengarlah angin menangis sendiri

Kukenangkan tahun ‘47 lama aku jalan di Ambarawa dan SalatigaBalik kujalani Clash I di Jawa, Clash II di BukittinggiKuingat-ingat pemboman Sekutu dan Belanda seantero negeriSeluruh korban empat tahun revolusiDengan Mei ‘98 jauh beda, jauh kalah ngeriAku termangu mengenang iniBumiku sakit berat, dengarlah angin menangis sendiri

Ada burung merpati sore melayangAdakah desingnya kau dengar sekarangKe daun telingaku, jari Tuhan memberi jentikanKe ulu hatiku, ngilu tertikam cobaanDi aorta jantungku, musibah bersimbah darahDi cabang tangkai paru-paruku, kutuk mencekik nafaskuTapi apakah sah sudah, ini murkaMu?

Ada burung merpati sore melayangAdakah desingnya kau dengar sekarang

33. KETIKA INDONESIA DIHORMATI DUNIAKarya: Taufiq Ismail

Dengan rasa rindu kukenang pemilihan umum setengahabad yang lewat

Dengan rasa kangen pemilihan umum pertama itukucatat

Peristiwa itu berlangsung tepatnya di tahun limapuluh lima

Ketika itu sebagai bangsa kita baru sepuluh tahunmerdeka

Itulah pemilihan umum yang paling indah dalamsejarah bangsa

Pemilihan umum pertama, yang sangat bersih dalamsejarah kita

Waktu itu tak dikenal singkatan jurdil, istilahjujur dan adil

Jujur dan adil tak diucapkan, jujur dan adil cumadilaksanakan

Page 11: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

Waktu itu tak dikenal istilah pesta demokrasiPesta demokrasi tak dilisankan, pesta demokrasi cumadilangsungkan

Pesta yang bermakna kegembiraan bersama

Demokrasi yang berarti menghargai pendapat berbeda

Pada waktu itu tak ada huru-hara yang menegangkan

Pada waktu itu tidak ada setetes pun darahditumpahkan

Pada waktu itu tidak ada satu nyawa melayang

Pada waktu itu tidak sebuah mobil pun digulingkanlalu dibakar

Pada waktu itu tidak sebuah pun bangunan disulut apiberkobar

Pada waktu itu tidak ada suap-menyuap, tak terdengarsogok-sogokan

Pada waktu itu dalam penghitungan suara, tak adakecurangan

Itulah masa, ketika Indonesia dihormati dunia

Sebagai pribadi, wajah kita simpatik berhiassenyuman

Sebagai bangsa, kita dikenal santun dan sopan

Sebagai massa kita jauh dari kebringasan, jauh darikeganasan

Tapi enam belas tahun kemudian, dalam 7 pemiluberturutan

Untuk sejumlah kursi, 50 kali 50 sentimeter persegidalam ukuran

Rakyat dihasut untuk berteriak, bendera partaimereka kibarkan

Rasa bersaing yang sehat berubah jadi rasa dendamdikobarkan

Kemudian diacungkan tinju, naiklah darah, laluberkelahi danberbunuhan

Anak bangsa tewas ratusan, mobil dan bangunandibakar puluhan

Anak bangsa muda-muda usia, satu-satu ketemu dijalan, mereka sopan-sopan

Page 12: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

Tapi bila mereka sudah puluhan apalagi ratusan dilapangan

Pawai keliling kota, berdiri di atap kendaraan,melanggar semua aturan

Di kepala terikat bandana, kaus oblong disablon, ditangan benderaberkibaran

Meneriak-neriakkan tanda seru dalam sepuluh kalimatsemboyan danslogan

Berubah mereka jadi beringas dan siap mengamuk,melakukan kekerasan

Batu berlayangan, api disulutkan, pentungandiayunkan

Dalam huru-hara yang malahan mungkin, pesanan

Antara rasa rindu dan malu puisi ini kutuliskan

Rindu pada pemilu yang bersih dan indah, pernahkurasakan

Malu pada diri sendiri, tak mampu merubah perilaku

Bangsaku.

34. KETIKA SEBAGAI KAKEK DI TAHUN 2004, KAU MENJAWAB PERTANYAAN CUCUMUKarya: Taufiq Ismail

Cucu kau tahu, kau menginap di DPR bulan Mei ituBersama beberapa ribu kawanmuMarah, serak berteriak dan mengepalkan tinjuBersama-sama membuka sejarah halaman satuLalu mengguratkan baris pertama bab yang baruSeraya mencat spanduk dengan teks yang seruTerpicu oleh kawan-kawan yang ditembus peluruDikejar masuk kampus, terguling di tanah berdebuDihajar dusta dan fakta dalam berita selaluSampai kini sejak kau lahir dahuluInilah pengakuan generasi kami, katamuHasil penataan dan penataran yang kakuPandangan berbeda tak pernah diakuDaun-daun hijau dan langit biru, katamuDaun-daun kuning dan langit kuning, kata orang-orang ituKekayaan alam untuk bangsaku, katamuKekayaan alam untuk nafsuku, kata orang-orang ituKarena tak mau nasib rakyat selalu jadi mata dadu

Page 13: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

Yang diguncang-guncang genggaman orang-orang ituDan nomor yang keluar telah ditentukan lebih duluMaka kami bergeraklah kini, katamuBerjalan kaki, berdiri di atap bis yang melajuKemeja basah keringat, ujian semester lupakan duluMemasang ikat kepala, mengibar-ngibarkan benderamuTanpa ada pimpinan di puncak struktur yang satuTanpa dukungan jelas dari yang memegang bedil ituSudahlah, ayo kita bergerak saja duluKita percayakan nasib pada Yang Satu Itu.

35. Kita adalah Pemilik Sah Republik iniKarya: Taufiq Ismail

Tidak ada pilihan lain. Kita harusBerjalan terusKarena berhenti atau mundurBerarti hancur.

Apakah akan kita jual keyakinan kitaDalam pengabdian tanpa hargaAkan maukah kita duduk satu mejaDengan para pembunuh tahun laluDalam setiap kalimat yang berakhiran"Duli Tuanku?"

Tidak ada pilihan lain. Kita harusBerjalan terusKita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalanMengacungkan tangat untuk oplet dan bus yang penuhKita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsaraDipukul banjir, gunung api, kutuk dan hamaDan bertanya-tanya inikah yang namanya merdekaKita yang tidak punya kepentingan dengan seribu sloganDan seribu pengeras suara yang hampa suara

Tidak ada pilihan lagi. Kita harusBerjalan terus

36. KUTAHU KAU KEMBALI JUA ANAKKUKarya: Taufiq Ismail

Saudara-kandungku pulang perang, tangannya merahKedua pundak landai tiada tulang selangkaDia tegak goyah, pandangnya pada kami satu-satuAku tahu kau kembali jua anakku

Tiba-tiba dia roboh di halaman dia kami papahIbu pun perlahanmengusapi dahinya tegarTanganku amis ibu, tanganku berdarah

Page 14: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

Aku tahu kau kembali jua anakku

Siang itu dia tergolek ibu, lekah perutnyaAku tak membidiknya, tapi tanganku bersimbahTunduk terbungkuk matanya sangat papaKami sama rebah, kupeluk dia di tanah

Kauketuk sendiri ambang dadamu anakkuUsapkan jemari sudah berdarahSimpan laras bedil yang memerahKutahu kau kembali jua anakku

37. MALU (AKU) JADI ORANG INDONESIAKarya: Taufiq Ismail

Ketika di Pekalongan, SMA kelas tigaKe Wisconsin aku dapat beasiswaSembilan belas lima enam itulah tahunnyaAku gembira jadi anak revolusi IndonesiaNegeriku baru enam tahun terhormat diakui duniaTerasa hebat merebut merdeka dari BelandaSahabatku sekelas, Thomas Stone namanya,Whitefish Bay kampung asalnyaKagum dia pada revolusi IndonesiaDia mengarang tentang pertempuran SurabayaJelas Bung Tomo sebagai tokoh utamaDan kecil-kecilan aku nara-sumbernyaDadaku busung jadi anak IndonesiaTom Stone akhirnya masuk West Point AcademyDan mendapat Ph.D. dari Rice UniversityDia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. ArmyDulu dadaku tegap bila aku berdiriMengapa sering benar aku merunduk kini

Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serakHukum tak tegak, doyong berderak-derakBerjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, ebuh Tun Razak,Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan GinzaBerjalan aku di Dam, Champs Élysées dan MesopotamiaDi sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamataDan kubenamkan topi baret di kepalaMalu aku jadi orang Indonesia.

Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasiberterang-terang curang susah dicari tandingan,Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupudan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakeksecara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,

Page 15: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan,senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu danpeuyeum dipotong birokrasilebih separuh masuk kantung jas safari,Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal,anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden,menteri, jenderal, sekjen dan dirjen sejati,agar orangtua mereka bersenang hati,Di negeriku penghitungan suara pemilihan umumsangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelaspenipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dansandiwara yang opininya bersilang tak habisdan tak utus dilarang-larang,Di negeriku dibakar pasar pedagang jelatasupaya berdiri pusat belanja modal raksasa,Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah,ciumlah harum aroma mereka punya jenazah,sekarang saja sementara mereka kalah,kelak perencana dan pembunuh itu di dasar nerakaoleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasiadan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli,kabarnya dengan sepotong SKsuatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan,lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja,fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,Di negeriku sepakbola sudah naik tingkatjadi pertunjukan teror penonton antarkotacuma karena sebagian sangat kecil bangsa kitatak pernah bersedia menerima skor pertandinganyang disetujui bersama,

Di negeriku rupanya sudah diputuskankita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa,lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecilkarena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta,sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,Di negeriku ada pembunuhan, penculikandan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh,Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng,Nipah, Santa Cruz dan Irian,ada pula pembantahan terang-teranganyang merupakan dusta terang-terangandi bawah cahaya surya terang-terangan,

Page 16: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagaisaksi terang-terangan,Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada,tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilangmenyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.

Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serakHukum tak tegak, doyong berderak-derakBerjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak,Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan GinzaBerjalan aku di Dam, Champs Élysées dan MesopotamiaDi sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamataDan kubenamkan topi baret di kepalaMalu aku jadi orang Indonesia.

38. Memang selalu demikian, HadiKarya: Taufiq Ismail

Setiap perjuangan selalu melahirkanSejumlah pengkhianat dan para penjilatJangan kau gusar, Hadi

Setiap perjuangan selalu menghadapkan kitaPada kaum yang bimbang menghadapi gelombangJangan kau kecewa, Hadi

Setiap perjuangan yang akan menangSelalu mendatangkan pahlawan jadi-jadianDan para jagoan kesiangan

Memang demikianlah halnya, Hadi

39. MENCARI SEBUAH MESJIDKarya: Taufiq Ismail

Aku diberitahu tentang sebuah masjidyang tiang-tiangnya pepohonan di hutanfondasinya batu karang dan pualam pilihanatapnya menjulang tempat tersangkutnya awandan kubahnya tembus pandang, berkilauandigosok topan kutub utara dan selatan

Aku rindu dan mengembara mencarinya

Aku diberitahu tentang sepenuh dindingnya yang transparandihiasi dengan ukiran kaligrafi Qurandengan warna platina dan keemasanberbentuk daun-daunan sangat beraturanserta sarang lebah demikian geometriknyaranting dan tunas jalin berjalinbergaris-garis gambar putaran angin

Page 17: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

Aku rindu dan mengembara mencarinya

Aku diberitahu tentang masjid yang menara-menaranyamenyentuh lapisan ozondan menyeru azan tak habis-habisnyamembuat lingkaran mengikat pinggang duniakemudian nadanya yang lepas-lepasdisulam malaikat menjadi renda-renda benang emasyang memperindah ratusan juta sajadahdi setiap rumah tempatnya singgah

Aku rindu dan mengembara mencarinya

Aku diberitahu tentang sebuah masjid yang letaknya di manabila waktu azan lohor engkau masuk ke dalamnyaengkau berjalan sampai waktu asartak bisa kau capai saf pertamasehingga bila engkau tak mau kehilangan waktubershalatlah di mana sajadi lantai masjid ini, yang luas luar biasa

Aku rindu dan mengembara mencarinya

Aku diberitahu tentang ruangan di sisi mihrabnyayaitu sebuah perpustakaan tak terkata besarnyadan orang-orang dengan tenang membaca di dalamnyadi bawah gantungan lampu-lampu kristal terbuat dari berlianyang menyimpan cahaya mataharikau lihat bermilyar huruf dan kata masuk beraturanke susunan syaraf pusat manusia dan jadi ilmu yang bergunadi sebuah pustaka yang bukunya berjuta-jutaterletak di sebelah menyebelah mihrab masjid kita

Aku rindu dan mengembara mencarinya

Aku diberitahu tentang masjid yang beranda dan ruang dalamnyatempat orang-orang bersila bersamadan bermusyawarah tentang dunia dengan hati terbukadan pendapat bisa berlainan namun tanpa pertikaiandan kalau pun ada pertikaian bisalah itu diuraikandalam simpul persaudaraan yang sejatidalam hangat sajadah yang itu jugaterbentang di sebuah masjid yang mana

Tumpas aku dalam rinduMengembara mencarinyaDi manakah dia gerangan letaknya ?

Pada suatu hari aku mengikuti matahariketika di puncak tergelincir dia sempatlewat seperempat kuadran turun ke barat

Page 18: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

dan terdengar merdunya azan di pegunungandan aku pun melayangkan pandanganmencari masjid itu ke kiri dan ke kananketika seorang tak kukenal membawa sebuah gulungandia berkata :

"Inilah dia masjid yang dalam pencarian tuan"

dia menunjuk ke tanah ladang itudan di atas lahan pertanian dia bentangkansecarik tikar pandankemudian dituntunnya aku ke sebuah pancuranairnya bening dan dingin mengalir beraturantanpa kata dia berwudhu duluanaku pun di bawah air itu menampungkan tanganketika kuusap mukaku, kali ketiga secara perlahanhangat air terasa, bukan dingin kiranyademikianlah air pancuranbercampur dengan air matakuyang bercucuran.

40. NASEHAT-NASEHAT KECIL ORANG TUAPADA ANAKNYA BERANGKAT DEWASAKarya: Taufiq Ismail

Jika adalah yang harus kaulakukanIalah menyampaikan kebenaranJika adalah yang tidak bisa dijual-belikanIalah ang bernama keyakinanJika adalah yang harus kau tumbangkanIalah segala pohon-pohon kezalimanJika adalah orang yang harus kauagungkanIalah hanya Rasul TuhanJika adalah kesempatan memilih matiIalah syahid di jalan Ilahi

41. PRESIDEN BOLEH PERGI, PRESIDEN BOLEH DATANGKarya: Taufiq Ismail

Sebuah orde tenggelamsebuah orde timbultapi selalu saja ada suatu lapisan masyarakat di atas gelombang ituselamatMereka tidak mengalami guncangan yang beratYang selalu terapung di atas gelombangSeseorang dianggap tak bersalah sampai dia dibuktikan hukum bersalahDi negeri kami ungkapan ini begitu indah

Page 19: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

Kini simaklah sebuah kisahSeorang pegawai tinggi gajinya satu setengah juta rupiahDi garasinya ada Volvo hitam, BMW abu-abu,Honda metalik, dan Mercedes merahAnaknya sekolah di Leiden, Montpellier dan SavanaRumahnya bertebaran di Menteng, Kebayoran dan macam-macam indahSetiap semester ganjil istri terangnya belanja di Hongkong dan Singapura

Setiap semester genap istri gelapnya liburan di Eropa dan AfrikaAnak-anaknya ....Anak-anaknya pegang dua pabrik, tiga apotik dan empat biro jasaSelain sepupu dan kemenakannya buka lima toko onderdil,lima biro iklan, dan empat pusat belanja.Ketika rupiah anjlok terperosok, kepeleset macet dan hancur jadi bubur,dia, hah!dia ketawa terbahak-bahak karena depositonya dolar Amerika semuaSesudah matahari dua kali tenggelam di langit Barat,jumlah rupiahnya melesat sepuluh kali lipatKrisis makin menjadi-jadiDi mana-mana orang antriMaka 100 kotak kantong plastik hitam dia bagi-bagiIsinya masing-masing:Lima genggam beras, empat cangkir minyak goreng,dan tiga bungkus mie cepat jadi.Peristiwa murah hati ini diliput dua menit di kotak televisidan masuk koran halaman lima pagi sekaliGelombang mau datang,Datang lagi gelombang setiap bah air pasangDia senantiasa terapung di atas banjir bandangBanyak orang tenggelam toh mampu timbul lagilalu ia berkata sambil berdiri:Yaaa... masing-masing kita kan punya sejeki sendiri-sendiriSeperti bandul jam bergoyang-goyang kekayaan misterius mau diperiksaKekayaan... tidak jadi diperiksaKakayaan... mau diperiksaKekayaan... tidak jadi diperiksaKekayaan... mau diperiksaKekayaan... tidak jadi diperiksaKekayaan... harus diperiksaKekayaan... tidak jadi diperiksa(Dibacakan di beberapa pentas baca puisi di Jakarta)

42. Rindu Pada Stelan Jas Putih dan Pantalon Putih Bung HattaKarya: Taufiq Ismail

I.Di awal abad 21, pada suatu Subuh pagi aku berjalan kaki di Bukittinggi,

Page 20: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

Hampir tak ada kabut tercantum di leher Singgalang dan Merapi, yang belumdilangkahi matahari,

Lalu lintas kota kecil ini dapat dikatakan masih begitu sunyi,

Menurun aku di Janjang Ampek Puluah, melangkah ke Aue Tajungkang,berhenti aku di depan rumah kelahiran Bung Hatta,

Di rumah beratap seng nomor 37 itulah, di awal abad 20, lahir seorangbayi laki-laki yang kelak akan menuliskan alphabet cita-cita bangsa dilangit pemikirannya dan merancang peta Negara di atas prahara sejarahmanusianya,

Dia tak suka berhutang. Sahabat karibnya, Bung Karno, kepadagergasi-gergasi dunia itu bahkan berteriak, "Masuklah kalian ke nerakadengan uang yang kalian samarkan dengan nama bantuan, yang padahakekatnya hutang itu".

Suara lantang 39 tahun yang silam itu terapung di Ngarai Sianok, hanyutdi Kali Brantas, menyelam di Laut Banda, melintas di Selat Makassar,hilang di arus Sungai Mahakam, kemudian tersangkut di tenggorokan 200juta manusia,

Dua ratus juta manusia itu, terbelenggu rantai hutang di tangan dan kaki,di abad kini. Petinggi negeri di lobi kantor Pusat Pegadaian Dunia dudukantri, membawa kaleng kosong bekas cat minta sekedarnya diisi. Setiapmereka pulang, hutang menggelombang, setiap bayi lahir langsung dua puluhjuta rupiah berkalung hutang, baru akan lunas dua generasi mendatang.

II.Jalan kaki pagi-pagi di Bukittinggi, aku merenung di depan rumah beratapseng di Aue Tajungkang nomor 37 ini, yang di awal abad 20 lalu tempatlahir seorang bayi laki-laki

Aku mengenang negarawan jenius ini dengan rasa penuh hormat karenarangkaian panjang mutiara sifat: tepat waktu, tunai janji, ringkasbicara, lurus jujur, hemat serta bersahaja,

Angku Hatta, adakah garam sifat-sifat ini masuk ke dalam sup kehidupanku?Kucatat dalam puisiku, Angku lebih suka garam dan tak gemar gincu.Tujuh windu sudah berlalu, aku menyusun sebuah senarai perasaan rindu,

Rindu pada sejumlah sifat dan nilai, yang kini kita rasakan hancurbercerai-berai,

Kesatuan sebagai bangsa, rasa bersama sebagai manusia Indonesia, ikatansejarah dengan pengalaman derita dan suka, inilah kerinduan yang luputdari sekitar kita,

Kita rindu pada penampakan dan isi jiwa bersahaja, lurs yang tabung,waktu yang tepat berdentang, janji yang tunai, kalimat yang ringkaspadat, tata hidup yang hemat,

Tiba-tiba kita rindu pada Bung Hatta, pada stelan jas putih dan pantaloon

Page 21: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

putihnya, symbol perlawanan pada disain hedonisme dunia, tidak sudiberhutang, kesederhanaan yang berkilau gemilang,

Kesederhanaan. Ternyata aku tak bisa hidup bersahaja. Terperangkap dalamkrangkeng baja materialisme, boros dan jauh dari hemat, agenda serbabendaku ditentukan oleh merek 1000 produk impor, iklan televise dan gayahidup imitasi,

Bicara ringkas. Susah benar aku melisankan fikiran secara padat. Agaknyagenetika Minang dalam rangkaian kromosomku mendiktekan sifat bicarakuyang berpanjang-panjang. Angk Hatta, bagaimana Angku dapat bicara ringkasdan padat? Teratur dan apik? Aku mengintip Angku pada suatu makan siangdi Jalan Diponegoro, yang begitu tertib dan resik,

Tepat waktu. Bung Hatta adalah tepat waktu untuk sebuah bangsa yangselalu terlambat. Dari seribu rapat, sembilan ratus biasanya telat.Kegiatanku yang tepat waktu satu-satunya ialah ketika berbuka puasa.

Kelurusan dan kejujuran. Pertahanan apa yang mesti dibangun di dalamsebuah pribadi supaya orang bisa selalu jujur? Jujur dalam masalahrezeki, jujur kepada isteri, jujur kepada suami, jujur kepada dirisendiri, jujur kepada orang banyak, yang bernama rakyat? Rakyat yang ditipu terus-menerus itu.

Ketika kita rindu bersangatan kepada sepasang jas putih dan pantaloonputih itu, kita mohonkan kepada Tuhan, semoga nilai-nilai dan sifat-sifatluhur yang telah hancur berantakan, kepada kita utuh dikembalikan.

III.Jalan kaki pagi-pagi di Bukittinggi, di depan rumah beratap seng di AueTajungkang nomor 37 ini aku menengok ke kanan dan ke kiri, kemudian akumasuk ke dalamnya, dan di ruang tamu menatap potret dinding aku berdiri,

Tampaklah Bung Hatta di antara rakyat banyak dalam gambar itu. Tiba-tibaBung Hatta keluar dari gambar sepia itu.

Kemudian Bung Hatta berkata: "Ceritakan Indonesia kini menurut kamu"

Aku tergagap bicara. ^Angku, mangadu ambo kini. Angku, saya mengadukini. Krisis berlapis-lapis bagaikan tak habis-habis. Krisis ekonomi,politik, penegakan hokum, pendidikan, pengangguran, kemiskinan, keamanan,kekerasan, pertumpahan darah, pemecah-belahan, dan di atas semua itu,krisis akhlak bangsa,

"Otoritarianisme panjang menyuburkan perilaku materialistic, tamak,serakah, tipu-menipu, konspiratif, mengutamakan keluarga dekat,memenangkan golongan sendiri, dan tingkah laku feodalistik,

Krisis nilai luhur merubah potret wajah bangsa menjadi anarkis,bringas, ganas, tak bersedia kalah, tak segan memfitnah, memaksakankehendak, pendendam, perusak, pembakar dan pembunuh. Kekerasan, api,batu, peluru, puing mayat, asap dan bom sampai ke seluruh muka bumi,

Page 22: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

Tetapi tentang bom itu, nanti dulu. Sepuluh dua puluh tahun lagi,lihat, akan terungkap apa sebenarnya sandiwara besar skenario dunia yangdipaksakan hari ini. Mentang-mentang.

Aku menarik nafas. Bung Hatta diam. Tak ada senyum di wajahnyaAngku Hatta. Harga apa saja di Indonesia naik semua, kecuali satu.Harga nyawa. Nyawa murah dan luar biasa jatuh nilainya. Di setiap demoorang mati. Tahanan polisi gampang mati. Pencuri motor dibakar mati.Anak-anak sekolah belasan tahun dalam tawuran, tanpa rasa salah denganringan membunuh temannya lain sekolah. Mahasiswa senior yang garangmenggasak, menggampar, menyiksa juniornya sampai mati. Tahun depanpembunuhan di kampus lain di ulang lagi. Dendam dipelihara danditurunkan"

Sesak nafasku. Bung Hatta diam. Matanya merenung jauh.

Alkohol, nikotin, judi, madat, putau, ganja dan sabu-sabu telah meruyakdan mencengkeram negeri kita, mudah dibeli di tepi jalan, di sekolah, dimana-mana. Indonesia telah menjadi sorga pornografi paling murah didunia. Dengan uang sepuluh ribu anak SLTP dengan mudah bisa membeli VCDcoitus lelaki-perempuan kulit putih 60 menit, 6 posisi dan 6 warna.Anak-anak SD membaca komik cabul dari Jepang. Di televisi peselingkuhandianjurkan dan diajarkan."

Gelombang hidup permisif, gaya serba boleh ini melanda penulis-penulis pula.

Penulis-penulis perempuan, muda usia, berlomba mencabul-cabulkan karya,asyik menggarap wilayah selangkang dan sekitarnya dan kompetisi GerakanSyahwat Merdeka. Betapa tekun mereka melakukan rekonstruksi dandekonstruksi daftar instruksi posisi syahwat selangkangan abad 21 yangposmo perineum ini.

Dari uap alkohol, asap nikotin dan narkoba, dari bau persetubuhan liar20 juta keeping VCD biru, dari halaman-halaman komik dan buku cabulmenyebar hawa lendir yang mirip aroma bangkai anak tikus terlantar tigahari di selokan pasar desa ke seluruh negeri.

Aku melihat orang-orang menutup hidung dan jijik karenanya. Jijik. Maluaku memikirkannya"

Jan aku tenan isin sakpore, sakpore, isin buanget dadi wong Indonesia,Lek asane dadi nak Indonesia,

Masiripka mancaji to Indonesia,

Jelema Indonesia? Eraeun urang, eraeun,

Malu ambo, sabana malu jadi urang Indonesia,!(*)

Malu aku jadi orang Indonesia.(*) Bahasa Jawa, Bali, Bugis, Sunda dan Minangkabau.

Aku berhenti bicara. Bung Hatta masih tetap diam. Matanya merenung sangatjauh. Tiba-tiba bayangan wajahnya menghilang.

Page 23: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

IVIndonesia tersaruk-saruk.Terpincang-pincang dan sempoyongan,Dicambuki krisis demi krisis seperti tak habis-habis.Indonesia kini sedang menangis.Dari status Negeri Cobaan,Dia turun derajat menjadi Negeri Azab,Dan kini sedang bergerak merosot kearah Negeri Kutukan.Indonesia tak habis-habis menangis.

Kusut, masai,Nestapa, duka,Pengap dan gelap.Dari dalam sumur berlumpur ini,Dari dasar tubir yang menyesakkan nafas iniKami menengadah ke atas,Masih melihat sepotong langitDan mengharapkan cahaya.Kami tetap berikhtiar,Terus bekerja kerasSeraya menggumamkan doa.

Tuhan,Jangan biarkan negeri kamiYang kini sudah menjadi Negeri Azab,Bergerak merosot kea rah Negeri Kutukan.

Tuhan,Mohon,Jangan ditolak

Do'a kami.

43. SALEMBAKarya: Taufiq Ismail

Alma Mater, janganlah bersedihBila arakan ini bergerak pelahanMenuju pemakamanSiang ini

Anakmu yang beraniTelah tersungkur ke bumiKetika melawan tirani

44. Sebuah Jaket Berlumur DarahKarya: Taufiq Ismail

Sebuah jaket berlumur darahKami semua telah menatapmu

Page 24: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

Telah berbagi duka yang agungDalam kepedihan berahun-tahun

Sebuah sungai membatasi kitaDi bawah terik matahari JakartaAntara kebebasan dan penindasanBerlapis senjata dan sangkur baja

Akan mundurkah kita sekarangSeraya mengucapkan 'Selamat tinggal perjuangan'Berikrar setia kepada tiraniDan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?

Spanduk kumal itu, ya spanduk ituKami semua telah menatapmuDan di atas bangunan-bangunanMenunduk bendera setengah tiang

Pesan itu telah sampai kemana-manaMelalui kendaraan yang melintasAbang-abang beca, kuli-kuli pelabuhanteriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasaProsesi jenazah ke pemakamanMereka berkataSemuanya berkataLANJUTKAN PERJUANGAN

45. SERATUS JUTAKarya: Taufiq Ismail

Umat miskin dan penganggur berdiri hari iniSeratus juta banyaknyaDi tengah mereka tak tahu akan berbuat apaKini kutundukkan kepala, karenaAda sesuatu besar luar biasaHilang terasa dari rongga dadaSaudaraku yang sirna nafkah, tanpa kerjaberdiri hari iniSeratus juta banyaknyaKita mesti berbuat sesuatu, betapun sukarnya.

46. SYAIR EMPAT KARTU DI TANGANKarya: Taufiq Ismail

Ini bicara blak-blakan saja, bangBuka kartu tampak tampangSehingga semua jelas membayangMonoloyalitas kami

Page 25: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

sebenarnya pada uangSudahlah, ka-bukaan saja kita bicaraKoyak tampak terkubak semuaSehingga buat apa basi dan basaSila kamiKeuangan Yang Maha EsaJangan sungkan buat apa yah-payahAnalisa psikis toh cuma kwasi ilmiahTak usahlah sah-susahIdeologiku begitu jelasideologi rupiahBegini kawan, bila dadaku jalani pembedahanSetiap jeroan berjajar kelihatanSehingga jelas sebagai keseluruhanAsas tunggalkumemang keserakahan.

47. TAKUT 66, TAKUT 98Karya: Taufiq Ismail

Mahasiswa takut pada dosenDosen takut pada dekanDekan takut pada rektorRektor takut pada menteriMenteri takut pada presidenPresiden takut pada mahasiswatakut '66, takut '98 - 1998

48. TENTANG SERSAN NURCHOLISKarya: Taufiq Ismail

Seorang SersanKakinya hilangSepuluh tahun yang lalu

Setiap siangTerdengan siulnyaDi bengkel arloji

Sekali datangTeman-temannyaSudah orang resmi

Dengan senyum ditolaknyaKartu anggotaBekas pejuang

Sersan NurcholisKakinya hilangDi jaman Revolusi

Page 26: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

Setiap siangTerdengan siulnyaDi bengkel aroloji

49. Tuhan Sembilan SentiKarya: Taufiq Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat siksatak tertahankan bagi orang yang tak merokok,

Di sawah petani merokok, di pabrik pekerja merokok, di kantor pegawaimerokok, di kabinet menteri merokok, di reses parlemen anggota DPRmerokok, di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,hansip-bintara-perwira nongkrong merokok, di perkebunan pemetik buah kopimerokok, di perahu nelayan penjaring ikan merokok, di pabrik petasanpemilik modalnya merokok, di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na'im sangat ramah bagi perokok,tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok, di ruang kepalasekolah ada guru merokok, di kampus mahasiswa merokok, di ruang kuliahdosen merokok, di rapat POMG orang tua murid merokok, di perpustakaankecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,

Di angkot Kijang penumpang merokok, di bis kota sumpek yang berdiri yangduduk orang bertanding merokok, di loket penjualan karcis orang merokok,di kereta api penuh sesak orang festival merokok, di kapal penyeberanganantar pulau penumpang merokok, di andong Yogya kusirnya merokok, sampaikabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok, tapitempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di pasar orang merokok, di warung Tegal pengunjung merokok, di restoran ditoko buku orang merokok, di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan abab rokok,bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidurketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul salingmenularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya.Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok dikantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya. Nikotin lebih jahatpenularannya ketimbang HIV-AIDS,

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur didunia, dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu,bisa ketularan kena,

Page 27: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok, di apotik yang antri obatmerokok, di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok, di ruang tunggudokter pasien merokok, dan ada juga dokter-dokter merokok,Istirahat main tenis orang merokok, di pinggir lapangan voli orangmerokok, menyandang raket badminton orang merokok, pemain bola PSSIsembunyi-sembunyi merokok, panitia pertandingan balap mobil, pertandinganbulutangkis, turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsorperusahaan rokok,

Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil 'ek-'ek orang goblok merokok, didalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok, diruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblokmerokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na'im sangat ramah bagi orangperokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormatmerujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa. Mereka ulama ahlihisap. Haasaba, yuhaasibu, hisaaban. Bukan ahli hisab ilmu falak, tapiahli hisap rokok. Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselipberhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, kemana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99butirnya,

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan merekamemegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengantangan kiri. Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabulyamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu. Mamnu'uttadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz. Kyai, ini ruanganber-AC penuh. Haadzihi al ghurfati malii'atun bi mukayyafi al hawwa'i.Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok. Laa taqtuluu anfusakum.

Min fadhlik, ya ustadz. 25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan. 15penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan. 4000zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu 'alayhimul khabaaith.Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu,sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama. Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini. Banyak yangdiam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaituujung rokok mereka. Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir. Asaprokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai

Page 28: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

terbatuk-batuk,

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120orang di Indonesia mati karena penyakit rokok. Korban penyakit rokok lebihdahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas, lebih gawat ketimbangbencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korbannarkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasadi negara kita, jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dancelana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan denganindah dan cerdasnya,

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku' dansujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk danfana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asaptuhan-tuhan ini,

Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

50. YANG SELALU TERAPUNG DI ATAS GELOMBANGKarya: Taufiq Ismail

Seseorang dianggap tak bersalah,sampai dia dibuktikan hukum bersalah.Di negeri kami, ungkapan ini terdengar begitu indah.Kini simaklah sebuah kisah,

Seorang pegawai tinggi,gajinya sebulan satu setengah juta rupiah,Di garasinya ada Honda metalik,Volvo hitam,BMW abu-abu, Porsche biru dan Mercedes merah.Anaknya sekolah di Leiden, Montpelier dan Savannah.Rumahnya bertebaran di Menteng, Kebayoran danMacam Macam Indah,Setiap semester ganjil,isteri terangnya belanja di Hongkong dan Singapura.Setiap semester genap,isteri gelap liburan di Eropa dan Afrika,

Anak-anaknya pegang dua pabrik,tiga apotik dan empat biro jasa.Saudara sepupu dan kemenakannyapunya lima toko onderdil,enam biro iklan dan tujuh pusat belanja,Ketika rupiah anjlok terperosok,kepleset macet dan hancur jadi bubur,dia ketawa terbahak- bahakkarena depositonya dalam dolar Amerika semua.Sesudah matahari dua kali tenggelam di langit barat,

Page 29: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

jumlah rupiahnya melesat sepuluh kali lipat,

Krisis makin menjadi-jadi, di mana-mana orang antri,maka seratus kantong plastik hitam dia bagi-bagi.Isinya masing-masing lima genggam beras,empat cangkir minyak goreng dan tiga bungkus mi cepat-jadi.Peristiwa murah hati ini diliput dua menit di kotak televisi,dan masuk berita koran Jakarta halaman lima pagi-pagi sekali,

Gelombang mau datang, datanglah gelombang,setiap air bah pasang dia senantiasaterapung di atas banjir bandang.Banyak orang tenggelam tak mampu timbul lagi,lalu dia berkata begini,"Yah, masing-masing kita rejekinya kan sendiri-sendiri,"

Seperti bandul jam tua yang bergoyang kau lihatlah:kekayaan misterius mau diperiksa,kekayaan tidak jadi diperiksa,kekayaan mau diperiksa,kekayaan tidak diperiksa,kekayaan harus diperiksa,kekayaan tidak jadi diperiksa.Bandul jam tua Westminster,tahun empat puluh satu diproduksi,capek bergoyang begini, sampai dia berhenti sendiri,

Kemudian ide baru datang lagi,isi formulir harta benda sendiri,harus terus terang tapi,dikirimkan pagi-pagi tertutup rapi,karena ini soal sangat pribadi,Selepas itu suasana hening sepi lagi,cuma ada bunyi burung perkutut sekali-sekali,Seseorang dianggap tak bersalah,sampai dia dibuktikan hukum bersalah.

Di negeri kami, ungkapan ini terdengar begitu indah.Bagaimana membuktikan bersalah,kalau kulit tak dapat dijamah.Menyentuh tak bisa dari jauh,memegang tak dapat dari dekat,

Karena ilmu kiat,orde datang dan orde berangkat,dia akan tetap saja selamat,Kini lihat,di patio rumahnya dengan arsitektur Mediterania,seraya menghirup teh nasgiteldia duduk menerima telepon

Page 30: Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail.docx

dari isterinya yang sedang tur di Venezia,sesudah menilai tiga proposal,dua diskusi panel dan sebuah rencana rapat kerja,

Sementara itu disimaknya lagu favorit My Way,senandung lama Frank Sinatrayang kemarin baru meninggal dunia,ditingkah lagu burung perkutut sepuluh jutadari sangkar tergantung di atas sanadan tak habis-habisnyadi layar kaca jinggel bola Piala Dunia,

Go, go, go, ale ale ale...