kunjungan kerja komisi i ke provinsi sumatera selatan

36
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI I DPR RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2005 – 2006 KE PROVINSI SUMATERA SELATAN TANGGAL 6 S/D 9 OKTOBER 2005 ______________________________________________________________ ____ I. PENDAHULUAN A. UMUM Pada masa Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2005 – 2006, Komisi I DPR RI mengadakan Kunjungan Kerja ke 3 (tiga) daerah Provinsi, salah satunya ialah Kunjungan Kerja ke Provinsi Sumatera Selatan. Tujuan dari kegiatan Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke daerah Sumatera Selatan adalah untuk mengetahui perkembangan situasi dan kondisi serta permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini, terutama yang menyangkut bidang tugas Komisi I DPR RI yaitu di bidang Pertahanan, Luar Negeri dan Informasi. Selanjutnya mengingat Provinsi Sumatera Selatan sebagai wilayah strategis di Selatan Pulau Sumatera yang dapat mem-filter pulau Jawa sebagai ibukota negara dari segala kemungkinan gangguan dan ancaman keamanan yang berasal dari arah utara pulau Sumatera dan permasalahan lainnya, sehingga akan menjadi bahan masukan dan kajian bagi DPR RI dalam rangka pembahasan rapat-rapat kerja dengan Pemerintah melalui mitra kerja terkait dengan Komisi I DPR RI. Hasil Kunjungan Kerja tersebut akan dilaporkan kepada Rapat Paripurna DPR RI dan disampaikan pula dalam rapat-rapat kerja untuk ditentukan tindak lanjut dari hasil temuan-temuan tersebut. B. DASAR KUNJUNGAN KERJA Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Upload: duongliem

Post on 13-Jan-2017

218 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI I DPR RIDALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2005 – 2006

KE PROVINSI SUMATERA SELATANTANGGAL 6 S/D 9 OKTOBER 2005

__________________________________________________________________

I. PENDAHULUAN

A. UMUM

Pada masa Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2005 – 2006, Komisi I DPR RI mengadakan Kunjungan Kerja ke 3 (tiga) daerah Provinsi, salah satunya ialah Kunjungan Kerja ke Provinsi Sumatera Selatan. Tujuan dari kegiatan Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke daerah Sumatera Selatan adalah untuk mengetahui perkembangan situasi dan kondisi serta permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini, terutama yang menyangkut bidang tugas Komisi I DPR RI yaitu di bidang Pertahanan, Luar Negeri dan Informasi.

Selanjutnya mengingat Provinsi Sumatera Selatan sebagai wilayah strategis di Selatan Pulau Sumatera yang dapat mem-filter pulau Jawa sebagai ibukota negara dari segala kemungkinan gangguan dan ancaman keamanan yang berasal dari arah utara pulau Sumatera dan permasalahan lainnya, sehingga akan menjadi bahan masukan dan kajian bagi DPR RI dalam rangka pembahasan rapat-rapat kerja dengan Pemerintah melalui mitra kerja terkait dengan Komisi I DPR RI. Hasil Kunjungan Kerja tersebut akan dilaporkan kepada Rapat Paripurna DPR RI dan disampaikan pula dalam rapat-rapat kerja untuk ditentukan tindak lanjut dari hasil temuan-temuan tersebut.

B. DASAR KUNJUNGAN KERJA

Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Nomor : 16/PIMP/I/2005-2006 tanggal 22 September 2005 tentang Penugasan kepada Anggota Komisi I s/d Komisi XI dan Badan Legislasi DPR RI untuk melakukan Kunjungan Kerja Berkelompok dalam Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2005 – 2006.

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI (bidang Pertahanan, Luar Negeri dan Informasi) ke Provinsi Sumatera Selatan dilaksanakan dalam rangka melaksanakan fungsi dan wewenang DPR RI yaitu fungsi Perundang-undangan (legislation), fungsi pengawasan (controlling) dan fungsi anggaran (budgeting). Disamping itu kunjungan dilaksanakan untuk mengetahui secara langsung situasi dan kondisi Provinsi Sumatera Selatan saat ini yang memiliki relevansi dengan permasalahan keamanan yang

Page 2: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

perlu untuk ditingkatkan, mengingat banyak terjadinya peledakan bom yang terjadi di daerah-daerah di Indonesia.

Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI diawali pertemuan dengan Gubernur Provinsi Sumatera Selatan selaku kepala daerah beserta MUSPIDA (Pangdam, Kapolda dan Kajati,dan Ketua DPRD serta Ketua Pengadilan Tinggi) Provinsi Sumatera Selatan. Selanjutnya Komisi I DPR RI melakukan pertemuan dengan TVRI daerah, KPID, RRI dan PRSSNI, kemudian dengan Unit Teknis Persandian (UTP) Sumatera Selatan didampingi oleh Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) Jakarta, Panglima Daerah Militer (Pangdam) II/Sriwijaya beserta Jajarannya, dilanjutkan peninjauan langsung ke Satuan Batalyon Infantri 200/Raider, kemudian Dan Lanud, Dan Lanal. Disamping melakukan pertemuan dengan mitra kerja terkait dengan Komisi I DPR RI, tim juga berkesempatan dan melakukan pertemuan dengan Kapolda beserta Jajarannya di wilayah Sumatera Selatan untuk mengetahui seberapa besar peran dan kontribusi Polda Sumatera Selatan berkaitan dengan penanganan/penindakan kegiatan illegal khususnya kegiatan illegal logging serta penanganan kasus-kasus kriminal lainnya.

Selanjutnya data dan informasi tersebut digunakan sebagai bahan masukan dan kajian Komisi I DPR RI dalam pembahasan rapat-rapat kerja dengan Pemerintah dan instansi terkait dalam Masa Sidang II Tahun Sidang 2005 – 2006.

D. WAKTU DAN KOMPOSISI TIM KUNJUNGAN KERJA

Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan dilaksanakan pada tanggal 6 s/d 9 Oktober 2005 dengan komposisi keanggotaan tim yang terdiri dari 10 (sepuluh) orang Anggota Komisi I DPR RI, didukung oleh 2 (dua) orang Sekretariat Komisi I DPR RI, 1 (satu) orang Penghubung Departemen Pertahanan, dan 1 (satu) orang Penghubung Departemen Komunikasi dan Informatika.

Adapun susunan Anggota Tim Kunjungan Kerja sebagai berikut :

ANGGOTA KOMISI I DPR RI :

1. Drs. Sidharto Danusubroto, SH Ketua Tim/F-PDIP2. Shidki Wahab Sekretaris Tim/F-D3. Dr. H. Happy Bone Zulkarnaen Anggota Tim/F-PG4. Drs. Slamet Effendi Yusuf, M. Si Anggota Tim/F-PG5. Marzuki Darusman, SH Anggota Tim/F-PG6. H. Andi M. Ghalib, Sh Anggota Tim/F-PP7. Soetadji, S.Ip, Mm Anggota Tim/F-D8. Ir.Tristanti Mitayani, MT Anggota Tim/F-PAN9. H. Ario Wijanarko, Sh Anggota Tim/F-PKB10.Untung Wahono Anggota Tim/F-PPS

SEKRETARIAT DAN PENDUKUNG LAINNYA :

1. Suyadi Anggota Tim/SekretariatKomisi I DPR RI

2. Jaka Adiwiguna Anggota Tim/Sekretariat Komisi I DPR RI

3. Letkol Laut Ainil Murni Penghubung Dephan4. Bambang Hardiwinata Penghubung Depkominfo

2

Page 3: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

E. ACARA SELAMA KUNJUNGAN

1. Kamis, 06 Oktober 2005

Siang : - Pertemuan dengan Gubernur dan MUSPIDA Provinsi Sumatera Selatan.

Sore : - Pertemuan dengan TVRI, KPID, RRI, PRSSNI

Provinsi Sumatera Selatan.

2. Jum’at, 07 Oktober 2005

Pagi - Siang : - Pertemuan dengan Kapolda Sumatera Selatan.

Sore : - Pertemuan dengan Para Kepala Unit Teknis Persandian (UTP) Lembaga Sandi Negara Sumatera Selatan yang didampingi oleh Lemsaneg Pusat Jakarta.

- Pertemuan dengan Dan Lanud beserta jajarannya

3. Sabtu, 08 Oktober 2005

Pagi - Siang : - Pertemuan dengan Pangdam II/Sriwijaya beserta jajarannya dilanjutkan dengan

- Peninjauan Ke Batalyon Raider 200, Provinsi Sumatera Selatan.

Siang - Sore : - Pertemuan dengan dan Lanal beserta jajarannya.

Malam : - Pertemuan dengan para Ulama, Tokoh Masyarakat, LSM, PWI, TVRI, RRI dan PRSSNI Sumatera Selatan yang diawali dengan buka puasa dan tarawih bersama.

II. PELAKSANAAN KUNJUNGAN

A. PERTEMUAN DENGAN GUBERNUR DAN MUSPIDA PROVINSI SUMATERA SELATAN

1. UMUM

a. Provinsi Sumatera Selatan dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1959 dengan ibukota Palembang mempunyai wilayah seluas 87.017,42 Km2 atau 8.701.742 Ha, dengan jumlah penduduk sebanyak 6.6 Juta Jiwa.

b. Provinsi Sumatera Selatan dikenal sebagai Sumber Pangan dan Energi Nasional, yang merupakan Provinsi terkaya ke-5 (lima) di Indonesia pada saat ini.

c. Secara administratif Provinsi Sumatera Selatan memiliki 10 kabupaten, 4 Kota, 149 kecamatan, 343 kelurahan dan 2.421 Desa.

d. Secara Geografi Sumatera Selatan cukup Strategis baik dikaitkan dengan pusat pemerintahan maupun pusat kegiatan ekonomi di Pulau Jawa maupun di Pulau Sumatera, yang terletak antara 1o

3

Page 4: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

sampai 4o Lintang Selatan dan 102o sampai 108o Bujur Timur yang

berbatasan : Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Jambi Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Lampung Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu

e. Pertumbuhan penduduk Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan data Badan Pusat Statistik Tahun 2003 dan 2004 cenderung meningkat, dimana Tahun 2004 menjadi 6.628.418 dengan pertumbuhan penduduk per tahun 1.64 %.

f. Provinsi Sumatera Selatan yang sebelumnya pada tahun 2000 hanya memiliki 7 Kabupaten/Kota, sampai dengan tahun 2005 Sumatera Selatan telah memiliki 14 Kabupaten/Kota yaitu :1) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU)2) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU Timur)3) Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKU Selatan)4) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI)5) Kabupaten Ogan Ilir (OI)6) Kabupaten Musi Banyuasin (MUBA)7) Kabupaten Banyuasin 8) Kabupaten Musi Rawas (MURA)9) Kabupaten Muara Enim10) Kabupaten Lahat11) Kota Palembang12) Kota Prabumulih13) Kota Lubuk Linggau14) Kota Pagar Alam

2. KONDISI KEAMANAN

a. Kondisi keamanan Provinsi Sumatera Selatan saat ini cukup aman dan terkendali, hal ini ditandai stabilnya kondisi sebagian besar masyarakat dalam menyikapi hasil Pilkada yang dapat diterima, serta kenaikan BBM.

b. Keadaan keamanan yang terkendali di Provinsi Sumatera Selatan ini tidak terlepas dari hubungan yang berjalan baik dan harmonis Kepala Daerah dengan para jajaran MUSPIDA (Pangdam, Kapolda dan Kajati, Plus Ketua DPRD serta Ketua Pengadilan Tinggi). Hal ini ditandai dengan seringnya dilakukan rapat MUSPIDA dan secara insidentil dilakukan juga rapat MUSPIDA sesuai dengan skala permasalahan.

c. Informasi penting secara cepat akan diketahui oleh sesama MUSPIDA berkat adanya koordinasi yang baik di Tingkat Pimpinan. Hal ini didukung pula oleh Sistem Kerja Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) yang mantap. Seperti pelaksanaan PILKADA di Sumsel yang dilaksanakan pada bulan Juni, telah berjalan dengan baik dan sukses serta boleh dikatakan teraman di wilayah Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan tidak adanya gejolak yang menonjol sebagai dampak adanya PILKADA.

4

Page 5: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

3. PERMASALAHAN SOSIAL

a. Masalah sosial yang menonjol di Provinsi Sumatera Selatan yaitu Kemiskinan, dimana jumlah penduduk Kebupaten/Kota Sumatera Selatan Tahun 2004 tercatat sebanyak 6.596.057 jiwa, dari jumlah tersebut sebanyak 1.379.346 jiwa (21,16 %) tergolong keluarga miskin, yang sumber mata pencariannya dan pekerjaan tetap/tidak tetap dengan penghasilan rendah.

b. Kondisi kehidupan ekonomi masyarakat di Sumatera Selatan bila dikaitkan dengan gejolak kenaikan BBM memberikan dampak terhadap turunnya daya beli masyarakat. Hal ini terlihat dari indikator inflasi pada Agustus 2005 sebesar minus 0,36 % dan September 2005 inflasi mencapai 1,26 %. Berdasarkan indikator inflasi tersebut akan mempengaruhi penurunan daya beli masyarakat.

c. Selanjutnya kenaikan dari harga BBM, mengakibatkan disparitas (disparity) harga yang tinggi sehingga dapat mengakibatkan tindakan penimbunan BBM di daerah Sumatera Selatan.

d. Jumlah masyarakat miskin yang tinggal didaerah kumuh dan rumah tidak layak huni Tahun 2005 sebanyak 167.269 KK.

e. Lingkungan Pemukiman dan padat penduduk masih banyak terdapat di perkotaan, yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat terutama keluarga miskin di lingkungan tersebut.

B. PERTEMUAN DENGAN PANGDAM II/SRIWIJAYA

1. UMUM

a. Komando Daerah Milter II/Sriwijaya (Kodam II/Swj) sebagai bagian integral dari TNI AD, merupakan Kompartemen Strategis Pertahanan dalam melaksanakan fungsi-fungsi selaku :1) Komando Utama Operasinal TNI (Kotama Ops TNI)

bertanggung jawab kepada Panglima TNI.2) Komando Utama Pembinaan TNI AD ( Kotama Bin TNI AD)

bertanggung jawab kepada Kasad dan3) Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Departemen Pertahanan RI

(PTF Dephan) di daerah bertanggung jawab kepada Menhan RI.

b. Dalam melaksanakan fungsi-fungsi tersebut diharapkan mampu menciptakan kondisi yang kondusif dalam upaya pertahanan negara di daerah, dalam hal ini diwilayah Sumatera Selatan. Saat ini Kodam II/Sriwijaya dihadapkan dengan perkembangan situasi baik regional, nasional maupun situasi di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) dan perkiraan ancaman yang timbul merupakan tugas Kodam II/Sriwijaya.

c. Kodam II/Sriwijaya terletak di wilayah Sumatera bagian Selatan yang terdiri dari 5 Provinsi, yaitu Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, Bengkulu dan Kepulauan Babel.

d. Dengan keterbatasan yang ada pada Kodam II/Sriwijaya diharapkan mampu melaksanakan tugas, baik selaku Kotama Ops TNI, Kotama

5

Page 6: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

Bin TNI AD maupun PTF Dephan RI. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan dan upaya-upaya serta koordinasi dengan unsur-unsur terkait agar perkiraan ancaman yang akan timbul tidak berkembang menjadi ancaman nyata.

2. KONDISI WILAYAH KODAM II/SRIWIJAYA

a. Secara geografis Kodam II/Sriwijaya berbatasan dengan :1) Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan

Riau (Kodam I/Bukit Barisan)2) Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Natuna, Selat Karimata

dan Laut Jawa (Kodam VI/Tanjung Pura)3) Sebelah Selatan berbatasa dengan Selat Sunda (Kodam III/

Siliwangi)4) Sebelah Barat berbatasan dengan Samudra Hindia.

b. Di bidang keamanan, tingkat stabilitas di wilayah Sumbagsel cukup mantap dan terkendali, hal ini disebabkan adanya keterpaduan antara TNI/POLRI dengan aparat pemerintah daerah.

3. KONDISI SATUAN JAJARAN KODAM II/SRIWIJAYA

a. Satuan Tempur yang terdiri dari :1) Batalyon Infantri 141/AYJP di Muara Enim2) Batalyon Infantri 142/KJ di Jambi3) Batalyon Infantri 143/TWEJ di Bandar Lampung4) Batalyon Infantri 144/JY di Curup5) Batalyon Infantri 200/Raider di Serong

b. Satuan Bantuan Tempur yang terdiri dari :1) Batalyon Kaveleri 5/Serbu di Karang Endah Prabumulih2) Batalyon Armed 15/76 Tarik di Martapura3) Batalyon Zipur -2/SG di Prabumulih4) Rai Arhanudi 41/BS di Palembang

c. Satuan Komando Kewilayahan terdiri dari :1) Korem 041/Gamas di Bengkulu dengan 4 Kodim meliputi :

a) Kodim 040/Kodya Bengkulu b) Kodim 0408/Bengkulu Selatan, Mannac) Kodim 0409/Rejang Lebong, Curupd) Kodim 0423/Bengkulu Utara, Arga makmur

2) Korem 042/Gapu di Jambi dengan 5 Kodim meliputi :a) Kodim 0415/Batang Hari di Kodya Jambib) Kodim 0416/Bungo Tebo di Muara Bungo c) Kodim 0417/Kerinci di Sungai Penuh d) Kodim 0419/ Tanjung Jabung di Kuala Tungkale) Kodim 0420/Sarko di Bangko

3) Korem 043/Gatam di Bandar Lampung dengan 6 Kodim meliputi :a) Kodim 0410/Bandar Lampung b) Kodim 0411/Lampung Tengah, Metro c) Kodim 0412/Lampung Utara, Kota Bumi d) Kodim 0421/ Lampung Selatan, kaliandae) Kodim 0422/Lampung Barat, Liwaf) Kodim 0424/Tanggamus

6

Page 7: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

4) Korem 044/Gapo di Palembang dengan 9 Kodim meliputi :a) Kodim 0401/Musi Banyu Asin, Sekayub) Kodim 0402/Ogan Komering Ilir, Kayu Agung c) Kodim 0403/Ogan Komering Ulu, Baturaja d) Kodim 0404/Muara Enim e) Kodim 0405/Lahat f) Kodim 0406/Musi Rawas di Lubuk Linggaug) Kodim 0413/Bangka, Pangkal Pinangh) Kodim 0414/Belitung, Tanjung Pandani) Kodim 0418/Palembang

5) dan terdapat 19 Unit Satuan Badan Pelaksana Kodam II/Sriwijaya dan 5 Lembaga Pendidikan Daerah.

4. KEMAMPUAN SATUAN

a. Kemampuan Intelijen1) Organisasi.

Kemampuan melaksanakan kegiatan/operasi Intelijen dalam rangka deteksi dini dan peringatan dini di seluruh wilayah Sumbagsel, dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai serta kualitas sumber daya manusianya.

2) Kegiatan.a) Penyelidikan. Dapat melaksanakan penyelidikan dalam

rangka deteksi dini dan peringatan dini semua tingkat Komando.

b) Pengamanan. Dapat melaksanakan pengamanan personel, materil, berita, dokumen, kegiatan militer, operasi dan obyek vital nasional serta terhadap VVIP/VIP.

c) Penggalangan. Dapat melaksanakan penggalangan dan pembentukan opini dalam rangka menciptakan kondisi yang diharapkan untuk kepentingan TNI dan TNI AD di wilayah Sumbagsel.

3) Bahan Keterangan. Dapat mengolah Intelijen dasar dihadapkan dengan Intelijen faktual/aktual menjadi Intelijen ramalan guna kepentingan perkiraan Intelijen taktis dan strategis.

b. Kemampuan Tempur1) Terpeliharanya kemampuan Shandi Yudha serta

penanggulangan anti teror Yonif 200/Raider sebagai unsur darat untuk menghancurkan ancaman strategis diseluruh Sumbagsel dan sekaligus dalam rangka membantu pertahanan wilayah.

2) Mampu menyelenggarakan pertahanan wilayah darat sampai dengan perang berlarut dan mampu mencegah infiltrasi serta dapat menahan, melokalisir dan menggagalkan serbuan lawan

3) Mampu melaksanakan operasional lawan gerilya untuk menanggulangi ancaman separatisme dan pemberontakan bersenjata.

4) Mampu melaksanakan Pernika terbatas, guna menjamin terselenggaranya Komando dan pengendalian dengan mengamankan sistem komunikasi/elektronika sendiri dari gangguan elektronika lawan.

5) Mampu menyelenggarakan pertahanan udara terbatas dalam rangka melindungi markas komando dan obyek vital dari kemungkinan ancaman serangan udara.

6) Mampu melaksanakan pengamanan terbatas terhadap kemungkinan serangan nubika lawan.

7

Page 8: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

c. Kemampuan Binter1) Mampu menyelenggarakan temu cepat dan lapor cepat dalam

menghadapi perkembangan situasi di wilayah2) Mampu menyelenggarakan Bhakti TNI guna meningkatkan

kesejahteraan rakyat dan bela negara.3) Mampu melaksanakan komunikasi sosial dalam rangka

meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan pertahanan negara.

4) Mampu melaksanakan penguasaan wilayah dalam rangka perencanaan penyelenggaraan pertahanan negara di darat

d. Kemampuan Dukungan1) Mampu melaksanakan penyediaan personil dalam mendukung

Program Pemantapan Satuan, baik dari kuantitas maupun kualitas masih belum optimal, karena terbatasnya alokasi dan kemampuan Rindam yang belum memadai.

2) Komando Kendali Komunikasi Komputerisasi dan Informasi (K4I). Mampu menyelenggarakan K4I Kodam II/Sriwijaya dalam rangka menjamin kecepatan, ketepatan dan kerahasiaan dalam penyelenggaraan pembinaan kemampuan dan kekuatan antara satuan Komando Kewilayahan terdepan dengan Kodam II/Swj hanya dapat dilaksanakan secara terbatas

3) Manajemen latihan. Adanya Batalyon Infantri dibawah Korem, mengakibatkan pembinaan latihan dan peningkatan profesionalisme prajurit Yonif oleh Korem dirasakan kurang optimal. Maka perlu dipertimbangkan pembentukan Brigade Infantri yang langsung membawahi Yonif tersebut sehingga pembinaan satuan dan latihan akan lebih optimal dan efektif.

5. ANGGARAN

Dukungan anggaran Kodam II/Sriwijaya T.A. 2005 dalam rangka Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Departemen Pertahanan di daerah meliputi kegiatan Matra Darat, Maritim dan Dirgantara dengan menggunakan Program Pengembangan Potensi Dukungan Pertahanan disediakan Anggaran Belanja Rutin sebesar Rp. 2.195.627.000,- dengan rincian sebagai berikut :a. Anggaran Rutin Rp. 3.293.440.500,-

1) Kegiatan Darat Rp. 2.432.001.000,-2) Kegiatan Maritim Rp. 442.837.500,-3) Kegiatan Dirgantara Rp. 418.602.000,-

b Anggaran Pembangunan NIHIL

6. PERMASALAHAN

a. Bidang IntelijenBelum terpenuhinya kategori mantap I baik ditinjau dari personel, materiil dan sarana prasarana yang mendukung.

b. Bidang Operasi1) Kodam II/Swj mempunyai wilayah tanggung jawab 5 daerah

propinsi, dimana tiap propinsi terdapat 1 Korem dan Khususnya Korem 044/Gapo yang berkedudukan di Palembang mempunyai 2 daerah propinsi meliputi Propinsi Sumsel dan Bangka Belitung sehingga memiliki keterbatasan dalam pembinaan wilayah di daerah.

8

Page 9: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

2) Obyek Vital Tambang Batu Bara Bukit Asam, Pertamina Prabumulih serta PLTU Tanjung Enim belum masuk dalam program Pengamanan Objek Vital, sehingga tidak mendapatkan dukungan operasi dan logistik dari Mabes TNI.

3) Alat Khusus Jihandak di Yonzipur 2/SG baru memiliki 1 unit, sehingga apabila melaksanakan Pam VVIP/VIP di 2 daerah secara bersamaan (simultan) mengalami hambatan.

4) Alat komunikasi sangat terbatas khususnya pesawat PRC-77 dalam rangka kegiatan operasi.

5) Indek munisi latihan jenis senjata SP-1 Pindad tidak tercantum dalam program latihan, hal ini merupakan kendala bagi satuan Balak Kodam II/Swj dalam melaksanakan latihan Bak Jatri.

c. Bidang Personel1) Usulan mendapatkan santunan catat akibat tugas di daerah

rawan, dari 9 orang yang diajukan belum turun semuanya.2) Dana BPD untuk Komando sangat minim bila dihadapkan

dengan luasnya wilayah Kodam.

d. Bidang Logistik1) Kendaraan truck angkut personel di Denjasa Bekangdam II/Swj

yang siap operasional terbatas untuk mendukung mobilitas kesiapan operasi satuan.

2) Belum terpenuhinya Alkom Satpur dan Satbanpur sesuai TOP/DSPP.

3) Banyak aset tanah Kodam II/Swj yang belum memiliki sertifikat karena tidak ada anggaran dari Komando Atas

e. Bidang Teritorial1) Pelaksanaan kegiatan TMMD dan Bhakti TNI yang dalam 1

tahun anggaran terdapat 12 wilayah pelaksanaan TMMD dengan jarak yang berjauhan, sedangkan dukungan dana hanya cukup untuk melaksanakan di 1 wilayah.

2) Koramil Model yang ada sebagian besar belum memiliki barak serta sarana prasarana pendidikan yang memadai.

3) Tunjangan jabatan Babinsa sebesar Rp. 50.000,-/bulan, sudah tidak memadai lagi, apabila BBM untuk Babinsa sudah dihapuskan.

f. Bidang lainDampak dari pengembangan wilayah baik Propinsi (Babel), beberapa Kabupaten dan Kota maupun Kecamatan, Pemda mengharapkan adanya pengembangan Komando Satuan Kewilayahan (Korem, Kodim dan Koramil) di wilayah yang baru.

C. PERTEMUAN DENGAN SATUAN BATALYON INFANTERI 200/RAIDER, KOMANDO DAERAH MILITER II/SRIWIJAYA

1. UMUM

a. Batalyon Infanteri (Yonif) 200/Raider merupakan satuan infanteri yang berada dibawah kendali Kodam II/Swj sehingga kegiatan baik yang bersifat program maupun non program dilaksanakan berdasarkan petunjuk maupun kebijkasanaan Kodam II/Swj.

b. Dalam pelaksanaan kegiatan satuan Yonif 200/Raider mengacu pada Program Kerja dan Anggaran Kodam II/Swj, Rencana Kerja Satuan serta inisiatif satuan dalam batas-batas kewenangan satuan.

9

Page 10: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

c. Satuan Yonif 200/Raider meliputi dislokasi satuan, kondisi personel, kondisi materiil dan pangkalan.1) Dislokasi Satuan

a) Mako Yonif 200/Raider, Kima, Kipan-A dan Kiban berada di desa Sukamoro kec. Talang Kelapa Km. 18 Serong.

b) Kompi Senapan-B berada di kota Muara Enim, Kab. Muara Enim.

c) Kompi Senapan-C berada di desa Air Paku kec. Tanjung Enim.

2) Kondisi Personela) Kekuatan personel militer seluruhnya sejumlah 809 orangb) Kekuatan PNS sejumlah 8 orang.

3) Kondisi Materiila) Senjata yang ada di Yonif 200/Raider telah memenuhi TOP

ROI Yonif’95b) Munisi BP sesuai TOP ROI Yonif ’95 dan untuk diajukan ke

Komando Atasc) Kendaraan yang siap operasional di Yonif 200/Raider

4) Kondisi PangkalanLuas areal pangkalan yaitu :a) Areal Mako Yonif 200/Raider, Kima, Kipan A, dan Kiban ± 15

Hab) Areal Kipan-B Muara Enim ± 6 Hac) Areal Kipan-C Tanjung Enim ± 6 Ha

2. HAMBATAN

a. Bidang IntelijenDislokasi pasukan yang tersebar 2 kompi di Muara Enim dan Tanjung Enim mengakibatkan kegiatan anggota dalam lapor cepat, cegah dini dan lapor dini kurang optimal.

b. Bidang Operasi1) Dislokasi pasukan yang tersebar 2 kompi di Muara Enim dan

Tanjung Enim maka pengerahan pasukan tidak dapat terpusat secara penuh di Markas Batalyon.

2) Minimnya pelatih khususnya pelatih materi Raider sehingga berpengaruh terhadap pelaksanaan latihan di satuan.

3) Dengan adanya 50 orang personel yang berkemampuan Sandha Gultor, sarana dan prasarana masih kurang seperti senjata MP5, Holster, Alkom, Baju Ovrol, Anti Teror dan Spare Part Rantis PJD, tidak adanya perahu karet.

c. Bidang Logistik1) Terbatasnya barak yang ada bagi prajurit bujangan (4 barak),

kondisi barak sudah tidak layak huni.2) Terbatasnya Alkom yang dapat menjangkau ke daerah latihan

3. UPAYA MENGATASI

a. Bidang IntelijenMemaksimalkan peran Bapulket di Kompi masing-masing

b. Bidang Operasi1) Melaksanakan pengorganisasian personel yang ada di Serong,

Muara Enim dan Tanjung Enim sesuai perkuatan yang ada untuk mengantisipasi perkembangan situasi di masing-masing wilayah.

2) Kekurangan pelatih di atasi dengan mengirimkan personel satuan mengikuti penataran Raider baik yang dilaksanakan oleh Kodiklatad maupun Rindam II/Swj.

10

Page 11: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

c. Bidang LogistikMemaksimalkan barak yang ada agar dapat digunakan oleh seluruh prajurit Yonif 200/Raider.

D. PERTEMUAN DENGAN DAN LANAL PALEMBANG

1. UMUM

a. LANAL Palembang adalah Komando pelaksana dukungan yang berkedudukan langsung di bawah Lantamal II/Teluk Ratai, yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan dukungan logistik dan administrasi bagi unsur-unsur TNI AL, Pembinaan Peran TNI, Pembinaan Potensi Maritim menjadi kekuatan Pertahanan Keamanan Negara di Laut dan Operasi Keamanan Laut di wilayah Perairan Sumatera Selatan, Jambi dan sekitarnya.

b. Personel LANAL Palembang berjumlah 231 orang, terdiri dari :1) Perwira : 18 orang2) Bintara : 104 orang3) Tamtama : 81 orang4) PNS : 28 orang

c. Sarana Dermaga Lanal Palembang berada di Pos Pengamanan dermaga 1 ilir (PUSRI) untuk sandarnya KAL/Patroli Keamanan Laut (Patkamla) dengan panjang ± 31,2 M dan lebar ± 3 M. Sehingga untuk sandarnya KRI yang berukuran lebih dari 35 M, Lanal Palembang berkoordinasi dengan PT. Pelindo II cabang Palembang untuk meminjam dermaga pelabuhan umum Boom Baru.

d. Kapal AL dan Patkamla untuk melaksanakan patroli keamanan laut terbatas sejumlah 10 unit dalam keadaan 1 unit siap, 3 unit terbatas, 1 unit rusak dan 5 unit rusak berat dengan rincian : 1 KAL 28 M (KAL Gombora), 2 KAL 18 M (KAL kayu Ex Sinam), 3 Patkamla 12 M, 4 Patkamla 6 M.

e. Dukungan sarana yang diterima LANAL Palembang dari Pemda Sumatera Selatan maupun Pemda Kabupaten :1) 4 Unit Speed Boat Fiber Mesin 115 PK dari Gubernur Sumatera

Selatan untuk sarana Patroli Maritim Dinas Perhutanan Sumatera Selatan, Tahun 2002.

2) 2 Unit Speed Lidah dari Bupati Musi Banyuasin untuk Pos Unit Gugus Kendali (UGK), Tahun 2003

3) 1 Unit Speed Boat Mesin 200 PK dari Bupati Tanjung Jabung Barat untuk Pos AL Jambi

4) 1 Unit Kapal AL Sriwijaya Speed boat Fiber 16 M dari Gubernur Sumatera Selatan

5) 5 Unit Speed Lidah dari Bupati Banyuasin untuk Pos UGK, Tahun 2005.

6) 1 Unit Perahu Karet SAR dari Bupati Banyuasin untuk POS UGK, Tahun 2005.

f. Dukungan kendaraan yang dimiliki LANAL Palembang :1) 1 Unit Mobil Nissan Terano dari Bupati Musi Banyuasin untuk

kendaraan operasional Komandan LANAL.2) 1 Unit Mobil Kijang LSX dari Gubernur Sumatera Selatan untuk

kendaraan operasional 3) 1 Unit Mobil Kijang LX dari Bupati Palembang untuk kendaraan

Ambulance Balai Kesehatan LANAL.4) 1 Unit Sepeda Motor Yamaha BG dari Bupati Musi Banyuasin

Sumatera Selatan untuk operasional Dinas.

11

Page 12: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

2. PERMASALAHAN

a. Kondisi LANAL Palembang saat ini belum memiliki dermaga mandiri yang cukup untuk sandar KRI yang berukuran > 35 Meter.

b. Luas wilayah perairan sekitar 36.000 Mil Laut2 dengan panjang garis

pantai ± 300 Mil Laut (± 555,6 Km) yang harus dijaga, namun minimnya kapal patroli, untuk itu sangat dibutuhkan penambahan kapal patroli minimal KAL 28 M.

c. Terbatasnya Alat Komunikasi (ALKOM) Radio, sehingga Markas Komando LANAL tidak dapat berkomunikasi dengan Kapal AL dan Patroli Keamanan Laut bila sedang beroperasi, karena kapal tersebut tidak memiliki Alkom Radio.

d. Terbatasnya sarana transportasi Truck/Bis untuk dukungan unsur operasi (KRI/Pesawat Udara), Pergeseran Logistik/Pasukan sehingga LANAL harus berkoordinasi dengan instansi lain untuk meminjam kendaraan.

e. Terbatasnya sarana operasi Polisi Militer AL, dimana saat ini hanya memiliki 1 unit Mobil Toyota Hard Top Tahun 1982 yang kondisinya sudah tidak layak.

f. Terbatasnya rumah dinas, sehingga sebagian personel LANAL Palembang harus mengontrak rumah (sebanyak 83 KK)

g. Minimnya sarana patroli yang dimiliki LANAL, dimana saat ini dukungan sarana tersebut umumnya diperoleh dari Pemda Provinsi dan Pemda Kabupaten.

E. PERTEMUAN DENGAN DAN KOMANDAN LANUD PALEMBANG

1. UMUM

a. Pangkalan TNI AU Palembang sebagai satuan pelaksana operasi Komando Operasi Angkatan Udara I, mempunyai tugas pokok mendukung serta melaksanakan operasi udara, membina serta mengoperasikan seluruh satuan dalam jajarannya dan pembinaan potensi dirgantara.

b. Sarana operasional yang dimiliki memang belum memadai dan masih terdapat kekurangan, namun dengan sarana dan prasarana yang ada cukup mendukung pelaksanaan tugas sehari-hari. Adapun sarana operasional yang dimiliki Lanud Palembang yaitu :1) Wilayah/areal perkantoran2) Perumahan dinas sebanyak 19 unit rumah3) Mess sebanyak 8 unit4) Kendaraan dinas sebanyak 20 unit mobil dan 10 unit motor5) Ground Power Unit sebanyak 1 unit6) Gudang persenjataan dengan senjata dan amunisinya

c. Kekuatan Personel saat ini sejumlah 144 orang terdiri dari : Perwira = 34 orang, Bintara = 50 orang, Tamtama = 36 orang dan Pegawai Negeri Sipil = 24 orang.

d. Kondisi kesejahteraan prajurit dapat terlaksana dengan baik dan lancar, khususnya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban. Mengenai perumahan prajurit di Lanud Palembang sangat mencukupi, namun untuk program peningkatan masih diperlukan rehab bangunan lama secara bertahap.

12

Page 13: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

2. PERMASALAHAN

a. Fasilitas OperasiLanud Palembang dalam melaksanakan dukungan kegiatan operasi udara/operasi penerbangan memiliki kendala yaitu kurangnya sarana pendukung antara lain : Kendaraan (follow M Car) untuk mendukung kegiatan penerbangan, GSE (Ground Support Equipment), GPU(Ground Power Unit) dan Fork Lift.Upaya yang dilakukan saat ini dengan meminjam dari Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) Palembang.

b. Fasilitas Persenjataan dan Logistik1) Gudang Senjata dan Amunisi masih dalam 1 tempat

penyimpanan yang seharusnya dipisah antara senjata dan amunisi.

2) Tempat penyimpanan amunisi bagian atas tidak dilengkapi pengaman dari kawat/ram.

3) Tidak memiliki locker besi untuk penyimpanan pistol.4) Untuk Administrasi dan Materiil, masih terbatasnya blanko-

blanko pengadaan dari pusat.5) Untuk Bahan Bakar Minyak Pelumas (BMP), tidak memiliki

kendaraan tangki BBM (refueller) dan belum memiliki sarana angkutan BBM untuk mengambil BBM di Pertamina Palembang.

6) Permohonan dukungan Genset, mengingat Lanud Palembang sering terjadi pemadaman listrik saat jam dinas dan Genset yang lama rusak berat dan dalam proses penghapusan.

7) Kondisi Alat Pemadam Kebakaran Lanud Palembang banyak yang kosong (50%)

8) Belum memiliki Alat Pemadam Kebakaran dorong untuk standard pesawat angkut berat (C-130)

c. Fasilitas dan PemeliharaanMasih banyak tanah yang belum disertifikasi, dimana sebagian tanah di Lanud telah diserobot masyarakat dan belum dapat melaksanakan pemanfaatan tanah secara optimal.

d. Kondisi sarana di Satuan Polisi Militer (SAT POM)Tidak memiliki komputer untuk mendukung kelancaran tugas administrasi POM Angkatan Udara, belum memiliki mobil patroli karena wilayah Lanud yang cukup luas

e. Kondisi Rumah SakitMinimnya personel Rumah Sakit dan Fasilitas kesehatan menyebabkan pelayanan rawat inap tidak bisa dilaksanakan sementara masih dirujuk ke Rumah Sakit lain.

f. Kondisi Gudang Pemeliharaan Logistik (GPL)Saat ini dalam keadaan sudah tua dan terdapat kerusakan pada beberapa lokasi diantaranya pada bagian atap yang bocor dan akan mengakibatkan kerusakan pada tempat-tempat penyimpanan. Selain itu pula belum memiliki pagar gudang.

g. Fasilitas PengadaanInstalasi pengolahan air layak minum untuk warga Lanud Palembang dan Kantor kurang memenuhi syarat dan juga terbatasnya anggaran yang tersedia untuk belanja obat air sangat minim dan perawatan tidak mencukupi.

h. Beberapa wilayah tanah yang dimiliki TNI AU Palembang, saat ini banyak yang telah ditempati oleh penduduk dan memiliki sertifikat tanah, mereka mengambil dengan cara melakukan penyerobotan sehingga mengakibatkan lahan yang dimiliki TNI AU Palembang menjadi berkurang.

13

Page 14: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

i. Selain itu pula, Lapangan udara Sultan Mahmud Badaruddin yang lama untuk dikelola dan dialihkan ke Lanud Palembang sebagai unsur pertahanan negara, agar tidak digunakan oleh pihak lain, sehingga dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat lapangan udara merupakan salah satu fasilitas penting yang perlu dijaga oleh suatu negara.

F. PERTEMUAN DENGAN UNIT TEKNIS PERSANDIAN (UTP) PROVINSI SUMATERA SELATAN DAN LEMSANEG.

1. UMUM

a. Jaring Komunikasi Sandi (JKS) intern Instansi Pemerintah di wilayah Provinsi Sumatera Selatan sesuai dengan Sistem Persandian Negara (SISDINA), dan telah tergelar Unit Teknis Persandian (UTP) pada :1) Jajaran Pemerintahan Daerah;

UTP Jajaran Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan ialah :a) Gelar JKS dari Kantor Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan

telah sampai ke tingkat Kabupaten dan Kota yaitu sebanyak 15 titik, terdiri dari 1 Bagian Santel Pemerintah Prov. Sumsel dan 14 Subbagian Santel Pemerintah kabupaten/Kota.

b) Jumlah SDM Sandi Sebanyak 33 orang terdiri dari 10 orang Ahli Sandi Tingkat I, 16 Orang Pembantu Juru Sandi dan 7 orang Non Ahli Sandi, tersebar di Provinsi dan 11 Kabupaten/kota. Ahli Sandi Tingkat I merupakan kualifikasi Sandi yang terendah dengan kemampuan sebagai operator peralatan Sandi, sedangkan Ahli Sandi Tingkat III, merupakan kualifikasi Sandi tertinggi, dan Ahli Sandi Tingkat II belum dimiliki oleh pemerintah daerah Sumatera Selatan.

c) Mesin Sandi yang ada sebanyak 24 unit, terdiri dari 8 unit Mesin Sandi Mekanik dan 16 unit Mesin Sandi Elektronik tersebar di seluruh UTP tingkat Provinsi dan Kabupaten.

2) Jajaran TNI meliputi TNI-AD, TNI-AL dan TNI-AU;a) Jajaran TNI-AD :

i) Gelaran JKS TNI-AD di wilayah Sumatera Selatan telah tergelar di 6 titik yaitu 1 Sandi Makodam II/Sriwijaya, 4 Sandi Lapangan Korem yaitu Korem 041, 042, 043, 044, Sandi AJU Puslatpur Kodiklat dan 1 Sandi Lapangan Kodam yaitu Kodim 0413.

ii) Jumlah SDM Sandi sebanyak 32 orang terdiri dari 7 orang ahli Sandi Tingkat II, 19 orang Sandi Tingkat I dan 6 orang Non Ahli Sandi.

iii) Mesin Sandi yang ada sebanyak 10 unit, terdiri 10 unit Mesin Sandi Elektronik.

b) Jajaran TNI-AL :i) Gelaran JKS TNI-AL terdapat di 5 titik, terdiri dari 1 unit

Sandi Lantamal II Teluk Ratai, 4 unit Sandi Lanal Bangka, Bengkulu, Palembang dan Panjang. Keempat Lanal tersebut merupakan satuan bawah dari Lantamal II Teluk Ratai.

ii) Jumlah SDM Sandi sebanyak 3 orang, terdiri dari 1 orang Ahli Sandi Tingkat II, 6 orang Ahli Sandi Tingkat I, 23 orang Pembantu Juru Sandi dan 7 orang Non Ahli Sandi.

iii) Mesin Sandi hanya terdapat pada Lanal Palembang sebanyak 2 unit, terdiri dari 1 unit mesin sandi mekanik dan 1 unit mesin sandi elektronik.

14

Page 15: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

c) Jajaran TNI-AU :i) Gelaran JKS TNI-AU terdapat di Lanud Palembang yang

berada di bawah kendali Koops I Wilayah Sumatera Selatan.

ii) Jumlah SDM Sandi sebanyak 3 orang yang seluruhnya berklasifikasi Ahli Sandi Tingkat I.

iii) Mesin Sandi yang ada sebanyak 4 unit, terdiri dari 3 unit Mesin Sandi Mekanik dan 1 unit Mesin Sandi Elektronik.

3) Jajaran Polri :UTP Jajaran Polri ialah :a) Gelaran JKS Polri dari tingkat Polda Sumatera Selatan

sampai ke tingkat Satuan Poltabes dan Polres sebanyak 8 titik.

b) Jumlah SDM Sandi sebanyak 24 orang, terdiri dari 2 orang Ahli Sandi Tingkat II, 4 orang Ahli Sandi Tingkat I dan 18 orang Non Ahli Sandi.

c) Mesin Sandi yang ada berjumlah 31 unit, terdiri dari 21 unit Mesin Sandi Mekanik, 10 Unit Mesin Sandi Elektronik.

4) Jajaran Kejaksaan :UTP Jajaran Kejaksaan ialah :a) Gelaran JKS Kejaksaan di Prov. Sumatera Selatan hanya

sampai ke tingkat Kejati Sumatera Selatan, belum tergelar sampai ke tingkat Kejari.

b) Jumlah SDM Sandi hanya sebanyak 1 orang yang tidak berklasifikasi sandi, belum memiliki personil yang berklasifikasi Ahli Sandi.

c) Mesin Sandi yang ada sebanyak 3 unit, terdiri dari 1 Mesin Sandi Mekanik dan 2 unit Mesin sandi Elektronik.

5) Jajaran Pertamina.UTP Jajaran Pertamina ialah :a) Gelaran JKS Pertamina terdapat di 3 titik, yaitu UPMS II

Palembang, UP. III Plaju dan DOH Prabumulih.b) Jumlah SDM Sandi sebanyak 5 orang, terdiri dari 1 orang Ahli

Tk. II dan 4 orang Ahli Sandi Tingkat I.c) Mesin Sandi yang ada sebanyak 11 unit Mesin Sandi

Elektronik.

2. PERMASALAHAN

Beberapa hal yang menjadi kendala dalam kelancaran tugas UTP Palembang antara lain :a. Belum optimalnya pemanfaatan potensi persandian yang ada di

masing-masing Instansi, disebabkan rendahnya kesadaran dan kepedulian terhadap Pengamanan Informasi/Berita Rahasia Negara, serta minimnya pemahaman tentang fungsi Persandian sebagai pengamanan informasi.

b. Beberapa UTP tidak memiliki SDM Persandian yang memadai dibandingkan dengan jumlah material persandian yang dimiliki, mengakibatkan tidak optimalnya operasionalnya persandian.

c. Minimnya kesejahteraan yang diterima oleh pegawai persandian, diharapkan di tahun mendatang ada penambahan anggaran untuk peningkatan kesejahteraan.

G. PERTEMUAN DENGAN KAPOLDA SUMATERA SELATAN

1. UMUM

15

Page 16: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

a. Struktur Organisasi Polda Sumatera Selatan terdiri dari : 1 Mapolda, 1 Poltabes, 1 Polres tipe B1, 5 Polres tipe B2, 7 Polres (dalam persiapan), 132 Polsek (terdiri dari : 12 tipe B1, 90 tipe B2 dan 30 tipe PS), 1KP3 tipe B1, 1 Satuan Brimob dan 1 SPN Betung.

b. Personel Polda Sumatera Selatan berjumlah 9.288 orang, baru mencapai 84.75% dari DSPP 10.958 orang, PNS berjumlah 509 orang, baru mencapai 38.2% dari DSPP 1.330 orang

c. Data Persenjataan Polda Sumatera Selatan yaitu : 4775 Senjata Api Genggam, 219 Senjata Api Pinggang, 3553 Senjata Api Bahu, 197 SMR, 272 Dakhura, 23 Senjata Api Pelontar dan 11 Pistol.

d. Sedangkan data Kendaraan terdiri dari : 1384 Kendaraan Motor R2, 319 Kendaraan Motor R4, 62 Kendaraan Motor R6, 61 Alat Apung dan 7 Kendaraan Taktis.

e. Upaya antisipasi Polda Sumatera Selatan agar anggota Polri dapat menjaga citra Polri, adalah :i) Hapus budaya potong anggaran/ praktek korupsiii) Hapus budaya setoriii) Polda tidak menjadi penyandang/dalang dana suatu kegiataniv) Polda tidak menjadi donaturv) Memberikan Penghargaan (Reward) bagi yang berprestasiv) Memberikan Hukuman (Punishment) bagi yang melakukan

kesalahanvi) Melakukan Pengawasan Melekat.

f. Polda Sumatera Selatan melakukan peningkatan kesejahteraan personel, khususnya lembaga pendidikan agar personel lebih berkonsentrasi dan bertindak secara optimal pada pelaksanaan tugasnya, juga pemberian reward dan punishment secara tepat dan akurat.

g. Dalam kegiatannya, Polda Sumatera Selatan memprioritaskan sasarannya dalam memberantas Korupsi, Perjudian, Illegal Logging, Narkoba, Kegiatan Terorisme (ancaman dan peledakan bom) dan Penyelundupan BBM yang diakibatkan dari kenaikan harga BBM.

2. ANGGARAN

a. Dukungan anggaran Polda Sumatera Selatan T.A. 2005 sebesar Rp. 218.671.944,- terdiri dari : i) Program Pengembangan Kepolisian terdiri dari :

a) Gaji Rp. 176.959.158.000,-b) Di luar Gaji Rp. 13.306.576.000,-

ii) Program Pengembangan Prasarana dan Sarana Kepolisian Rp. 17.326.672.000,-

iii) Program Pengembangan Sistemdan Strategi Keamanan Rp. 465.000.000,-

iv) Program Pemberdayaan PotensiMasyarakat Rp. 158.936.000,-

v) Program Pemeliharaan Rp. 9.688.854.000,-vi) Program Penyelidikan dan

Penyidikan Tindak Pidana Rp. 765.961.000,-

3. PERMASALAHAN

16

Page 17: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

a. Permasalahan yang menjadi perhatian dan menjadi prioritas untuk di selesaikan dan tindak lanjuti sepanjang tahun 2003 – 2005 adalah :i) Kasus Korupsi sebanyak 22 kasus dengan 30 tersangka, dimana

kerugian negara sebesar Rp. 4.324.411.147,- sedangkan yang dapat diselamatkan Rp. 323.268.800,- (catatan : masih dalam penyelidikan sebanyak 29 kasus)

ii) Kasus Perjudian sepanjang tahun 2004 s.d 2005 sebanyak 130 kasus dengan tersangka 210 orang dan dalam proses sebanyak 31 orangg.

iii) Illegal Logging tahun 2005 sebanyak 78 kasus dengan tersangka sebanyak 69 orang, dimana barang bukti yang didapat : Kayu Olahan 874.777,9 M3, Kayu Balok 4.029 batang, 51 unit truck, 2 lembar SKSHH dan 3 unit mesin Chain Saw. Dalam kasus Illegal Logging ini, kerugian negara sebesar Rp. 1.936.212.030,- .

iv) Narkoba tahun 2005 (dari Januari s.d September) tersangka sebanyak 273 orang, barang bukti : daun ganja 1.214,73 kg, pohon ganja 824 batang, pil ekstasy 3.202,5 butir, shabu-shabu 162,6 gram, lexotan 46 butir dan urine 21 orang.

v) Terorisme, kasus ancaman bom tahun 2004 sebanyak 7 kali, sedangkan tahun 2005 sebanyak 2 kali sedangkan kasus peledakan bom tahun 2004-2005 tidak ada.

H. PERTEMUAN DENGAN TVRI, KPID, RRI, dan PRSSNI PALEMBANG

1. TVRI PALEMBANG

a. UMUM

1) Stasiun TVRI Sumatera Selatan dalam menyelenggarakan siarannya didukung oleh 15 (Lima belas) satuan transmisi, yaitu : Satuan transmisi Palembang, daya pancar 10 k W Satuan transmisi Prabumulih, daya pancar 5 k W Satuan transmisi Baturaja, daya pancar 5 k W Satuan transmisi Lahat, daya pancar 5 k W Satuan transmisi Lahat, daya pancar 5 k W Satuan transmisi Sekayu, daya pancar 1 k W Satuan transmisi Tebing Tinggi, daya pancar 1 k W Satuan transmisi Lubuk Linggau, daya pancar 0.1 k W Satuan transmisi Pagar Alam, daya pancar 0.3 k W Satuan transmisi Muara Enim, daya pancar 1 k W Satuan transmisi Gunung Raya, daya pancar 0.3 k W Satuan transmisi Gunung Manumbing, daya pancar 5 k W Satuan transmisi Gunung Mangkol, daya pancar 1 k W Satuan transmisi Gunung Muntai, daya pancar 5 k W Satuan transmisi Gunung Tajam, daya pancar 1 k W

2) Satuan-satuan Transmisi TVRI Sumatera Selatan tersebut tersebar di kabupaten dan kota yang masing-masing memiliki prasarana yang terdiri dari : Gedung Genset, Gedung Operator, Rumah Operator, Prasarana lingkungan dan jalan menuju lokasi, Menara Antena, Tangki Bahan Bakar dan Kelengkapannya, Diesel Generator, Peralatan Pemancar dan Kendaraan Dinas roda dua.

3) Kondisi sarana dan prasarana tersebut rata-rata 50-55% sejak bubarnya Departemen Penerangan, TVRI Sumsel tidak pernah lagi mendapatkan alokasi dana APBN dari pusat, khususnya

17

Page 18: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

untuk pengembangan atau rehabilitas sarana/prasarana yang dimilikinya sehingga peralatan tidak terawat baik, dan juga dana untuk rehabilitasi, perawatan transmisi TVRI Sumsel sangat terbatas.

4) Program unggulan TVRI khususnya di daerah Sumatera Selatan adalah Lagu Pop Daerah, Goyang Dangdut, Musi Legenda, Berbalas Pantun, Noncik/Dulsawan, Forum Publik, Musi Musik Live dan Hikmah Ramadhan (selama bulan ramadhan).

5) Kekuatan yang dimiliki TVRI Sumatera Selatan ialah memiliki daya jangkau 82% dari penduduk meliputi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (± 10 Juta penduduk)

b. ANGGARAN

Dukungan Dana yang diterima TVRI Sumatera Selatan :1) Dukungan dana dari Pemerintah Provinsi Sumsel pada tahun

2005, Rp. 2.000.000.000,- yang terdiri dari : Rp. 860.120.000,- untuk program Rp. 1.139.880.000,- untuk non programDari jumlah tersebut yang sudah terealisasi sebesar Rp. 732.00.000,-

2) Dukungan dana dari pusat : Tidak Ada c. PERMASALAHAN

1) Pegawai TVRI Palembang terdiri dari : PNS sebanyak 238 orang, Pegawai kontrak 19 orang dan Pegawai honorer 44 orang. Sesuai dengan Peraturan Pegawai Negeri Sipil, karyawan mendapat gaji sesuai dengan golongan namun uang makan dan transportasi belum dibayarkan mulai bulan April 2005.

2) Untuk Petugas operasional diberikan uang lelah operasional sesuai dengan SK DIR TVRI Nomor 105 namun tidak sesuai lagi dengan kebutuhan saat ini.

3) Bidang Teknik Usia pakai peralatan rata-rata di atas 10 tahun Kondisi peralatan berkisar 30-50% System yang dipakai masih menggunakan system analog Peralatan pemancar masih bekerja pada saluran VHF Minimnya kemampuan melaksanakan perawatan peralatan.

4) Bidang Program dan Berita Kurangnya Pengembangan kualitas SDM (Pelatihan, studi

banding) Kurangnya materi siap siar layak pakai. Keterbatasan Peralatan terutama Kamera.

5) Bidang Keuangan Keterbatasan peralatan sarana kerja (Komputer) Kurangnya SDM di bidang Akuntansi.

6) Bidang Umum Minimnya kendaraan operasional Minimnya kemampuan menyediakan sarana prasarana

pendukung (ATK, Bensin, Perawatan Gedung)

2. KPID Sumatera Selatan

a. UMUM

18

Page 19: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

1) Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sumatera Selatan berdiri pada tanggal 6 Maret 2004. Dimana KPID adalah lembaga negara yang bersifat independen, sebagai wujud peran serta masyarakat di bidang penyiaran dan bertugas mengatur hal-hal mengenai penyiaran.

2) Hubungan antara KPID dengan KPI Pusat seperti yang diisyarakatkan dalam Undang-undang Penyiaran yang bersifat koordinatif. Kebijakan penyiaran secara nasional ditentukan oleh KPI, sedangkan implementasi ditingkat provinsi menjadi cakupan kewenangan KPID. Mekanisme pengaturan hubungan ini diatur oleh KPI Pusat.

3) Kegiatan yang dilakukan KPID Sumsel dalam menyikapi dan mengontrol TV Lokal dan Radio-radio Swasta yaitu :a) Sosialisasi KPID Sumsel di Lembaga penyiaran Radio/TV

dan media cetak serta instansi pemerintah dan masyarakat di 14 Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan.

b) Pendataan ulang radio/TV di Sumsel, baik yang mempunyai izin maupun yang belum memiliki.

c) Sosialisasi SK KPI/KPU tentang kampanye Pemilu partai politik di media TV/Radio dan Kampanye Pilpres putaran I dan II

d) Pemantauan dan evaluasi kampanye Pemilu Partai Politik.e) Seminar studi banding CRTC (Canadian Radio and

Television Comision) kerjasama KPI, KPID, CRTC dengan Lembaga Penyiaran TV/Radio media cetak dan instansi pemerintah.

f) Sosialisasi P3 & SPS (Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran)

g) Sosialisasi RPP Publik, RPP Swasta, RPP Komunitas dan RPP Berlangganan.

h) Sosialisasi dan pemantauan Kepmen 15 perubahan kanal frekuensi FM.

i) Diskusi dengan tokoh-tokoh masyarakat, LSM dan instansi terkait menyikapi tayangan media radio, TV Lokal/TV Nasional.

j) Monitoring tayangan acara kriminal dan sexk) Media Education dan sosialisasi KPID Sumsel, P3 & SPS di

sekolah-sekolah SMU dan perguruan tinggi.l) Sosialisasi Proses Perizinan.m) Verifikasi Administrasi dan Faktual, Uji Publik Visi dan Misi

terhadap Lembaga Penyiaran Swasta di Sumatera Selatan.n) Mempersiapkan dan memfasilitasi sarana pengaduan

masyarakat melalui SMS on-line KPID Sumatera Selatan dengan nomor 0815.32896600.

0) Menindaklanjuti hasil monitoring KPID Sumsel, aduan dan sanggahan masyarakat serta memberikan teguran langsung kepada lembaga penyiaran TV dan Radio yang melanggar.

b. ANGGARAN

1) Pada tahun 2004, KPID Sumatera Selatan menerima anggaran sebesar Rp. 216.360.000,- tanpa honor.

2) Pada tahun 2005, tersedia anggaran sebesar Rp. 986.263.000,- termasuk didalamnya honor yang dibayarkan selama tahun 2004. Anggaran ini diberi dari pos bantuan Gubernur.

19

Page 20: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

c. PERMASALAHAN

1) KPID Sumsel saat ini belum mempunyai kepala sekretariat sehingga untuk mengurus segala sesuatu yang mengenai kesekretariatan masih ditangani sendiri oleh ketua.

2) Dikarenakan KPID Sumsel belum mempunyai mata anggaran sendiri pada APBD dan hanya dianggarankan pada pos bantuan Gubernur. Seringkali anggaran yang diterima KPID Sumsel harus melalui proses yang panjang dan dana yang dianggarankan belum sesuai dengan kerja yang akan dijalankan sehingga berpengaruh terhadap mekanisme kerja di KPID Sumsel.

3) KPID Sumsel belum memiliki kendaraan operasional sendiri sehingga sering melakukan pinjaman mobil dan hanya memiliki 1 (satu) mobil sedan yang dipinjamkan dan dipakai oleh ketua.

4) Belum diterbitkan Peraturan Pemerintah mengenai Lembaga Penyiaran Swasta, Lembaga Penyiaran Komunitas dan Lembaga Penyiaran Berlangganan yang sesuai dengan UU No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran.

3. RRI Palembang

a. UMUM

1) RRI Palembang saat ini mengoperasionalkan 3 programa masing-masing :a) Programa 1 mengudara 19 jam perhari dengan sasaran

wilayah Propinsi dan Kabupaten pada frekuensi 128 Khz dengan dukungan pemancar AM Merk NEC berkekuatan 25 KW dan Pemancar FM pada Frekuensi 92,4 Mhz dengan daya dukung Pemancar LIST 2,5 KW.

b) Programa 2 mengudara 18 jam perhari sasaran wilayah kota dan sekitarnya pada frekuensi FM 88,4 MHz Merk LIST 5 KW.

c) Programa 3 mengudara 24 jam perhari sasaran wilayah Propinsi dan Kabupaten pada Frekuensi 91,6 MHz dengan daya dukung Pemancar RVR 10 KW dan Frekuensi 1287 KHz merk NEC 25 KW pada saat siaran berita.

2) Prasarana yang dimiliki oleh RRI Palembang saat ini adalah :a) Gedung, Kendaraan Operasional/Dinasb) Peralatan Pemancarc) Peralatan Teknik Studio dan Sound Systemd) Peralatan Teknik Sarana dan Prasaranae) Peralatan Teknik Pemeliharaan dan Pengukuran

b. ANGGARAN

1) Besarnya dana yang dikeluarkan setiap bulan untuk kegiatan RRI melalui 3 Programa dari alokasi dana siaran dan pemberitaan sebesar Rp. 177.805.000,- masing-masing terdiri dari :a) Programa 1 : Rp. 7.036.083,-b) Programa 2 : Rp. 3.000.000,-c) Programa 3 : Rp. 4.781.000,-

Jumlah : Rp.14.817.083,- dibulatkan Rp. 4.818.000,-2) Sementara dana yang diperoleh RRI Palembang dari Pusat

untuk tahun 2005 adalah sebagai berikut :

20

Page 21: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

a) Belanja Pegawai Rp. 3.054.478.000,-b) Belanja Barang Rp. 5.291.501.000,-c) Belanja Pemeliharaan Rp. 378.805.000,-d) Belanja Perjalanan Rp. 12.708.000,-

Jumlah Rp. 8.737.492.000,-

c. PERMASALAHAN

1) RRI Palembang yang memiliki 3 Programa membutuhkan dukungan dana sebesar Rp. 1.012.589.248, namun baru terealisasi sebesar Rp. 177.805.000,- atau 17,55% dari yang dibutuhkan, sehingga mengakibatkan kualitas siaran dan kuantitas Liputan tidak seperti yang diharapkan.

2) Dengan Pemancar 25 KW AM Merk NEC seharusnya pada malam hari seluruh wilayah SUMSEL dapat terjangkau namun karena pemancar ini tidak mempunyai back-up dan Pemancar ini dioperasionalkan selama 13 jam/hari maka daya pancar teknisnya semakin menurun (Pemancar buatan 1976) akibatnya terdapat daerah yang tidak terjangkau siaran RRI di Sumsel antara lain : Musi Rawas, Pagar Alam, Lahat, Martapura, Muara Dua dan Baturaja.

3) Dengan keterbasan dukungan dana yang dimiliki RRI Palembang, penerimaan insentif bagi pengisi acara siaran relatif kecil jumlahnya.

4) PRSSNI PalembangAnggota PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia) yang ada di Palembang saat ini sejumlah 38 Stasiun Radio Swasta.

III. KESIMPULAN

Dari hasil pertemuan dan peninjauan dengan Gubernur Sumatera Selatan beserta jajarannya, Pangdam II/Sriwijaya, Batalyon Raider 200, Kapolda Sumatera Selatan, TVRI, RRI Sumatera Selatan dan KPID Sumatera Selatan serta PRSSNI Palembang, Tim Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :

A. BIDANG PERTAHANAN

1. Komando Daerah Militer II/Sriwijaya (Kodam II/Swj) sebagai bagian integral dari Tentara Nasional Angkatan Darat (TNI AD) merupakan Kompartemen Strategis dalam Bidang Pertahanan diharapkan mampu menciptakan kondisi yang kondusif dalam upaya menjaga pertahanan negara di daerah, khususnya wilayah Sumatera Bagian Selatan.

2. Secara umum kondisi alutsista dan alat komunikasi yang dimiliki Kodam II/Swj dan kesatuannya (dalam hal ini Batalyon Infantri 200/Raider) perlu ditingkatkan, mengingat alutsista yang dimiliki secara kualitas kurang mendukung. Hal ini disebabkan oleh masih jauhnya anggaran pertahanan yang diharapkan dari kebutuhan yang diajukan.

3. Secara umum kondisi kesejahteraan prajurit di Batalyon Infantri 200/Raider, khususnya rumah dinas jumlahnya belum memenuhi dari yang diharapkan dan beberapa barak/rumah prajurit sangat tidak layak huni, sehingga banyak prajurit yang tinggal di luar asrama/rumah dinas.

21

Page 22: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

Hal ini menyebabkan tidak efisien berkordinasi dalam kegiatan dinas dan tugas anggota serta tidak menunjukan kesiapan tempur satuan.

4. Kondisi LANAL Palembang saat ini belum memiliki dermaga yang cukup untuk sandar KRI yang berukuran >35 meter, sehingga untuk sandar KRI yang lebih besar, Lanal Palembang masih meminjam dermaga pelabuhan umum Boom Baru dengan berkoordinasi dengan PT. Pelindo II Cabang Palembang.

6. Dengan luas wilayah perairan sekitar 36.000 mil laut2 dan garis pantai ± 300 Mil Laut (± 555,6 Km) yang harus dijaga, namun Lanal Palembang saat ini sangat minim kapal patroli, untuk itu sangat dibutuhkan penambahan kapal patroli minimal KAL 28 M dan terbatasnya alat komunikasi (Alkom) radio, sehingga Markas Komando Lanal tidak dapat berkomunikasi dengan Kapal AL dan Patroli Keamanan Laut bila sedang beroperasi, dikarenakan kapal tersebut tidak memiliki Alkom Radio.

7. Kondisi Lanud Palembang dalam melaksanakan dukungan kegiatan operasi udara memiliki kendala yaitu kurangnya beberapa sarana pendukung seperti follow Me Car, Ground Support Equipment, Ground Power Unit dan Fork Lift. Hal ini mempengaruhi Lanud Palembang dalam melaksanakan tugas operasi udara, termasuk pula minimnya dan terbatasnya fasilitas gudang persenjataan, amunisi, gudang pemeliharaan logistik (GPL), fasilitas pengadaan dan pemeliharaan serta kondisi sarana di Satuan Polisi Militer (SAT POM).

8. Menyadari akan pentingnya dalam menjaga kerahasiaan negara agar tidak diketahui oleh pihak-pihak tertentu yang dapat merugikan negara, dalam hal ini Lemsaneg masih memiliki kendala dalam kelancaran tugas di Unit Teknis Persandian (UTP) Palembang antara lain : belum optimal pemanfaatan potensi persandian yang ada di masing-masing instansi, beberapa UTP tidak memiliki SDM Persandian yang memadai, hal ini perlu peningkatan baik secara kualitas dan kuantitas bagi SDM Persandian sehingga dapat dicapai pelayanan persandian yang optimal dan minimnya kesejahteraan yang diterima oleh pegawai persandian.

B. BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

1. Minimnya anggaran yang diterima TVRI Sumatera Selatan, mengakibatkan banyaknya kendala yang dihadapi antara lain : usia pakai peralatan rata-rata di atas 10 tahun, kondisi peralatan berkisar 30%-50%, system yang dipakai masih mengunakan system analog, peralatan pemancar masih bekerja pada saluran VHF, kurangnya pengembangan kualitas SDM, keterbatasan peralatan yang terutama kamera, keterbatasan peralatan sarana kerja (komputer), minimnya kendaraan operasional, minimnya sarana pendukung lainnya.

2. RRI Palembang dihadapi oleh keterbatasan dukungan dana dari yang dibutuhkan, sehingga mengakibatkan kualitas siaran dan kuantitas liputan tidak seperti yang diharapkan. Saat ini pemancar yang digunakan tidak mempunyai back-up dan dioperasionalkan selama 13 jam/hari, sehingga daya pancar teknisnya semakin menurun (Pemancar buatan 1976) akibatnya terdapat daerah yang tidak terjangkau siaran RRI di Sumsel antara lain : Musi Rawas, Pagar Alam, Lahat, Martapura, Muara Dua dan Baturaja.

22

Page 23: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

3. KPID Sumatera Selatan belum mempunyai mata anggaran sendiri pada APBD dan hanya dianggarkan pada pos bantuan Gubernur, yang berdampak pada anggaran yang diterima KPID Sumsel harus melalui proses yang panjang dan dana yang dianggarkan belum sesuai dengan kerja yang akan dijalankan sehingga berpengaruh terhadap mekanisme kerja di KPID Sumsel.

VI. SARAN

Secara geografi Sumatera Selatan cukup strategis baik dikaitkan dengan pusat pemerintahan maupun pusat kegiatan ekonomi di Pulau Jawa maupun di Pulau Sumatera. Kondisi keamanan Provinsi Sumatera Selatan saat ini cukup aman dan terkendali. Hal ini berkat adanya koordinasi yang baik di tingkat Pimpinan Daerah, sehingga informasi penting secara cepat akan diketahui oleh sesama Muspida dan juga didukung oleh Sistem Kerja Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) yang mantap dan kondisi keamanan di wilayah Sumatera Selatan dapat dikatakan teraman di wilayah Indonesia. Namun beberapa hal yang menjadi perhatian Gubernur Provinsi Sumatera Selatan agar dapat diberikannya dukungan dan kemudahan dari Pemerintah Pusat dalam membangun beberapa sarana dan falitas di daerah Sumatera Selatan, antara lain :

Menjadikan Provinsi Sumatera Selatan sebagai salah satu tempat pemberangkatan jemaah haji (Embarkasi Haji) dengan penambahan panjang landasan pesawat (run away) 500 meter.

Sarana interkoneksi Sumatera-Jawa untuk Sumber Daya Energi Batubara sangat diperlukan, dimana hasil produksi Batubara yang begitu besar berupa listrik dapat langsung disalurkan ke pulau Jawa, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi daerah.

A. BIDANG PERTAHANAN

1. Kondisi keamanan di Provinsi Sumatera Selatan yang saat ini cukup aman dan terkendali, perlu tetap dijaga dan dipertahankan mengingat saat ini banyaknya ancaman dan peledakan bom di beberapa wilayah di Indonesia. Hubungan yang baik dan harmonis antara Kepala Daerah dengan para jajaran Muspida menjadikan informasi secara cepat akan diketahui oleh sesama Muspida berkat adanya koordinasi yang baik di Tingkat Pimpinan.

2. Pada umumnya kondisi alutsista yang dimiliki dari Satuan Batalyon

Infantri 200/Raider, Lanal dan Lanud Palembang tidak memenuhi standar yang di harapkan karena itu perlu didukung oleh anggaran yang memadai dan mencukupi. Hal ini dapat dilihat dari kualitas dan kuantitas dari alutsista yang dimiliki kurang mendukung dalam tugas operasionalnya.

3. Kesejahteraan prajurit TNI baik dari Matra Darat, Laut dan Udara hendaknya lebih ditingkatkan. Demikian juga dengan sarana perumahan prajurit TNI yang ada saat ini sangat minim, Komisi I DPR RI mendukung program penyediaan dan peningkatan kualitas dan kuantitas rumah-rumah dinas dan asrama yang layak huni sehingga semangat dan tingkat pengabdian mereka menjadi lebih tinggi.

4. Selanjutnya perlu dikaji kembali konsep perang yang digunakan oleh TNI saat ini yang masih menggunakan konsep “Perang Berlarut” , karena bila dikaitkan dengan konsep perang di masa depan (perang modern) akan melibatkan jenis-jenis persenjataan yang memanfaatkan perkembangan teknologi mutakhir dimana tidak dibatasi oleh kendala-kendala strategis

23

Page 24: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

yang banyak memanfaatkan faktor lingkungan fisik. Strategi-strategi baru yang digunakan dalam perang modern bila digunakan akan memberikan keuntungan relatif bagi militer yang mengembangkannya.

B. BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

1. Perlunya peningkatan dan dukungan anggaran untuk TVRI, RRI Palembang untuk tahun mendatang agar kualitas dan mutu siaran yang diberikan kepada masyarakat dapat lebih ditingkatkan.

2. Kondisi sarana dan prasarana operasional di stasiun TVRI dan RRI di Sumatera Selatan yang pada umumnya sudah tidak baik, dengan usia pakai peralatan rata-rata di atas 10 tahun dan hanya dapat beroperasi berkisar 30 - 50% saja, perlu dukungan anggaran operasional TVRI dan RRI Pusat, dan upaya peningkatan kerjasama dengan Pemda Sumatera Selatan untuk pembuatan program-program yang dibiayai oleh Pemda Sumatera Selatan baik untuk kepentingan pembangunan dan pengembangan masyarakat diwilayah Sumatera Bagian Selatan.

3. TVRI sebagai Televisi publik diharapkan dapat menjadi media yang strategis dalam membangun dan menjaga keutuhan serta keamanan bangsa melalui bentuk penyiaran dan jaringan informasi dengan menyajikan acara yang informatif, edukatif dan menghibur untuk menjalin persatuan dan kesatuan serta menegakkan keutuhan NKRI.

V. STATEMENT (PERNYATAAN TIM KUNKER KOMISI I DPR RI KE PROVINSI SUMATERA SELATAN)

1. Konsep perencanaan anggaran yang dimiliki Departemen Pertahanan belum mencapai sasaran yang diharapkan. Peningkatan anggaran yang diperoleh Departemen Pertahanan dari tahun ke tahun yang diharapkan dapat meningkatkan program pengembangan pertahanan integratif, program pengembangan industri pertahanan, pengembangan kemampuan persenjataan matra laut, udara dan darat, dan perbaikan asrama/perumahan prajurit dalam realita yang ada di daerah/wilayah tidak nampak adanya peningkatan.

2. Pelaksanaan Undang-undang yang telah dihasilkan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) belum dapat teraplikasikan dengan benar di daerah. Dalam hal ini beberapa UU yang dihasilkan Komisi I DPR RI yang memiliki relevansi dengan bidang tugasnya seperti UU No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Keamanan, UU No. 34 Tahun 2005 Tentang Tentara Nasional Indonesia, belum dapat diimplementasikan dengan benar.

3. Kondisi birokrasi yang rumit dan belum dapat menjadi determinan faktor kemudahan sehingga sasaran anggaran tidak mencapai tujuan yang di tetapkan dan diharapkan. Selain itu kondisi umum di daerah dalam rangka reformasi politik masih sangat terbatas. Dalam hal ini, kondisi daerah yang tidak kondusif, belum siap menerima perubahan reformasi sebagai pelaksana dari kebijakan pusat.

24

Page 25: Kunjungan Kerja Komisi I ke Provinsi Sumatera Selatan

VI. PENUTUP

Demikian laporan Tim Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan dalam Reses Masa Persidangan I Tahun 2005 - 2006. Laporan tersebut diharapkan dapat menjadi bahan masukkan bagi Komisi I DPR RI dalam melakukan pembahasan dengan Pemerintah, khususnya mitra kerja Komisi I dibidang Pertahanan, Luar Negeri dan Informasi pada Masa Persidangan II Tahun Sidang 2005 – 2006.

Jakarta, November 2005

TIM KUNJUNGAN KERJA KOMISI I DPR RIKE PROVINSI SUMATERA SELATAN

K E T U A, SEKRETARIS,

DRS. SIDHARTO DANUSUBROTO, SH SHIDKI WAHAB A-328 A-102

25