kurikulum kemuslimahan dep fuldfk 2013(1)

Upload: amalia

Post on 07-Jul-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    1/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    0

    D e p a r t e m e n

    K e m u s l i m a h a n

    D e w a n E k s e k u t i f P u s a t

    F O R U M U K H U W A H

    L E M B A G A D A K W A H K A M P U S

    F A K U L T A S K E D O K T E R A N

    2 0 1 3  

    "Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan

    sebaik-baik perhiasan dunia adalah

    wanita shalehah " (HR.Muslim) 

    Kurikulum

    Kemuslimahan

    DEP FULDFK 

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    2/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    1

    DAFTAR ISI

    FIQIH SHOLAT .................................................................................................................................... 2

    FIQIH PUASA ..................................................................................................................................... 4

    FIQIH HAID ........................................................................................................................................ 6

    MANAGEMENT WAKTU ..................................................................................................................... 7

    AKHLAK MULIA ................................................................................................................................ 13

    SENI MENJAGA LISAN ...................................................................................................................... 18

    ADAB PERGAULAN IKHWAN-AKHWAT ............................................................................................. 22

    JILBAB MUSLIMAH (HIJAB) ............................................................................................................... 24URGENSI TARBIYAH BAGI MUSLIMAH .............................................................................................. 26

    TUJUAN TARBIYAH MUSLIMAH ........................................................................................................ 28

    KESEHATAN MUSLIMAH .................................................................................................................. 31

    BERHIAS BAGI MUSLIMAH ............................................................................................................... 32

    KEDUDUKAN WANITA SEBELUM DAN SESUDAH ISLAM.................................................................... 34

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    3/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    2

    MATERI 1

    FIQIH SHOLAT

     

    TujuanMenjelaskan keutamaan shalat dan pelaksanaannya agar shalatnya berkualitas.

      Metode Penyampaian

    Diskusi lepas , seminar dan propaganda media.

      Isi Materi

    a.  Pengertian Shalat

    Secara etimologis, shalat berarti doa sebagaimana difirmankan Allah

    “Berdoalah untuk mereka , karena sesungguhnya doa kalian i tu menjadikan

    ketentraman bagi jiwa mereka.” ( At -Taubah: 103 )

    Adapun menurut syari’at, shalat berarti ekspresi dari berbagai gerakansebagaimana diketahui. Jika dalam dalil terdapat perintah dan petunjuk shalat, maka

    hal itu berarti secara lahiriyah kembali kepada shalat dalam pengertian syari’at.

    Shalat merupakan kewajiban yang ditetapkan melalui Al-Qur’an, Al-Hadist dan ijma’.

    Ketetapan dalam Al-Qur’an disebutkan melalui firman-Nya :

    “Dan mereka tidak diperintahakan kecuali agar menyembah Allah dengan

    memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus, dan

    supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Yang demikian itulah

    agama yang lurus.” (Al -Bayyinah: 5)

    b.  Hikmah Shalat

    Shalat lima waktu mampu membawa pelakunya berbuat adil dan mensucikan serta

    mendekatkan diri kepada Allah swt, sebagaimana upaya mempersiapkan diri

    menghadap hari kiamat kelak. Sebagaimana shalat juga mencegah pelakunya dari

    perbuatan keji dan munkar, dalam hal ini Allah berfirman :

    “Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan

    munkar.” (Al -Ankabut: 45)

    c.  Hukum bagi wanita muslimah yang meninggalkan shalat

    “Barangsiapa memeliharanya, maka shalatnya itu merupakan cahaya baginya, juga

    sebagai bukti dan keselamatan pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang tidak

    memeliharanya, maka tidak akan mendapatkan cahaya, burhan serta keselamatan

     pada hari kiamat kelak dan ia akan dikumpulkan bersama Qarun, Fir’aun, Haman

    dan Ubai bin Khalaf.” (HR.Ahmad, Ath-Thabrani, Ibnu Hibban dan isnad hadist ni

     jayyid )

    “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak

    ada illah yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah,

    mendirikan shalat serta menunaikan zakat. Apabila mereka mengerjakannya, maka

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    4/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    3

    darah dan harta kekayaan mereka mendapat pelindungan dariku, kecaai dengan hak

    islam dan perhitungan mreka di tangan Allah.” (Muttafaqun Alaih) 

    Secara lahiriyah, hadist di atas menyebutkan, bahwa wanita muslimah yang

    meninggalka shalat sebagai orang kafir dan dihalalkan darahnya.

    Menurut Imam Malik dan Imam Asy-Syafi’I : “Wanita Mslimah yang

    meninggalkan shalat tidak kafir, tetapi fasik dan masih bisa bertaubat. Apabila tidak

    bertaubat, maka boeh dibunuh sebagai hukuman had baginya.” 

    Sedangkan Imam Abu Hanifah berpendapat, “Tidak perlu dubunuh, tetapi

    harus didera dan diperanjatkan, sehingga ia mau mengerjakan shalat.” Mereka yang

    mengartikan hadist-hadist yang mengkafirkan maupun yang mendasarkannya

    dengan nash-nash yang bersifat umum, misalnya firman Allah berikut ini :

    “ Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dos mempersekutukan (sesuatu)

    dengan-Nya(syirik) dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa

    yang dikendaki-Nya.” (An-Nisa’: 16) 

    d.  Shalat yang tertinggal

    Apabila ada shalat yang tertinggal, maka seorang Muslimah berkewajiban

    mengqadhanya secara tertib dan beraturan. Jika ia lupa, maka gugur kewajiban

    untuk mengerjakannya secara tertib. Mengenai hal ini, Rasulullah pernah bersabda :

    “Umatku diberikan maaf karena kesalahan dan lupa.” (Irwanul Ghaliil) 

    e.  Pakaian Wanita Dalam Shalat

    Hadist dari Ummu Salamah, ketika ia bertanya :

    “Wahai Rasulullah, apakah wanita Muslimah boleh mengerjakan shalat dengan bajukurung dan kerudung ? Nabi menjawab: Boleh, asal baju kurung itu sempurna dan

    menutupi bagian punggung dan kedua kaki.” (HR.Abu Dawud) 

    Mengenai wajah, wanita Muslimah boleh membukanya dalam shalat, di

    mana tidak ada perbedaan pendapat mengenai masalah ini. Sedangkan mengenai

    kedua telapak tangan, ada dua pendapat : Pertama, diperbolehkan membukanya. Ini

    merupakan pendapat Imam Malik dan Imam Asy-Syafi’i, yang didasarkan pada

    riwayat dari Ibnu Abbas dan Aisyah mengenai maksud dari firman Allah, yang

    artinya: “Hendaklah mereka tidak menampakkan perhiasannya kecuali yang boleh

    tampak darinya.”Yaitu, wajah dan kedua telapak tangan. Selain itu, terdapatlarangan untuk menutup telapak tangan dengan sarung tangan, sebagaimana

    larangan untuk menutup wajah dengan cadar. Akan tetapi, terkadang menutup

    telapak tangan dan wajah itu dibutuhkan pada saat berjual beli (dengan lawan jenis).

    Kedua, mengenai telapak tangan dan wajah, dimana keduanya dianggap sebaga

    aurat berdasarkan sabda Nabi :

    “wanta itu adalah aurat.” ( HR. At -Tirmidzi )

    Lebih lanjut Imam At-Tirmidzi mengatakan, bahwa hadist ini berstatus hasan

    shahih. Adapun yang dimaksud oleh hadist ini mencakup seluruh anggota tubuh

    wanita kecuali wajah. Sementara menurut kesepakatan, selain wajah, kedua telapak

    tangan dan kaki wanita dikategorikan sebagai aurat.

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    5/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    4

    f.  Hal-hal yang boleh Dilakukan Muslimah dalam Shalat

      Diperbolehkan bagi wanita Muslimah memberikan isyarat dengan tangan maupun

    mata, sebagaimana yang diriwayatkan dari Anas bin Malik :  

    “Bahwa Rasulullah pernah memberikan isyarat di da lam shalatnya.”  

    (HR.Daruquth dengan isnad shahih)

      Juga diperbolehkan membunuh ular, kalajengking dan kutu. Hal ini didasarkan pada

    hadist berikut ini :

    “Nabi pernah memerintahkan untuk membunuh dua binatang hitam ( ular dan

    kalajengking ) dalam shalat.” (HR.Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

      Diperbolehkan juga melakukan sesuatu yang ringan atas sesuatu yang lebih penting.

      Diperbolehkan juga menggendong anak kecil ketika mengerjakan sholat

    sebagaimana yang disebutkan dalam hadist bahwa Rasulullh pernah menggendong

    Umamah, putrid Zainab.

      Apabila ada sesuatu yang jatuh dari pakaiannya, maka diperbolehkan bagi wanita

    muslimah yang sedang shalat untuk mengangkatnya. Akan tetapi, apabila hal itu

    dilakukan dalam waktu yang lama, maka shalatnya menjadi batal sedang apabila hal

    itu dilakukan secara terpisah-pisah, maka tidak membatalkan shalat.

    MATERI 2

    FIQIH PUASA

      Tujuan

    Memberikan pemahaman tentang hal-hal yang berhubungan dengan puasa.

      Metode Penyampaian

    Diskusi lepas , seminar dan propaganda media 

      Isi Materi

    a.  Definisi Puasa

    Menurut bahasa, puasa berarti menahan. Sedangkan menurut syari’at, puasa

    berarti menahan diri secara khusus dan dalam waktu tertentu dengan syarat-syarat

    tertentu pula. Menahan diri di sini termasuk ibadah. Karena harus menahan diri dari

    makanan, minuman dan berhubungan badan serta seluruh macam syahwat, dari

    sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    6/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    5

    b.  Hal-hal yang Boleh dilakukan oleh Wanita Muslimah yang berpuasa

      Membasahi seluruh badan dengan air, sebagaimana diriwayatkan dari Aisyah,

    bahwa Nabi bangun pagi dalam keadaaan junub ketika beliau sedang puasa,

    kemudian beliau mandi (Mutafaqun Alaih). Untuk itu wanita Muslimah juga

    diperbolehkan membasahi rambutnya dalam rangka mencuci (rambutya) atau

    karena panas menyengat. 

      Meneteskan obat mata dan celak. Karena, di antara yang dapat membatalkan

    puasa itu hanyalah masuknya makanan atau sesuatu ke dalam rongga mulut,

    sedangkan obat tetes mata dan celak masuk ke mata. 

      Mencium atau mendapat ciuman dari suami selama suami itu tidak

    menggerakkan nafsu syahwat mereka atau menggerakan mereka untuk

    melakukan hubungan badan. Ciuman dibolehkan baik pada mulut, pipi maupun

    lainnya. Aisyah pernah menceritakan: 

    “Nabi pernah mencium aku ketika beliau berpuasa dan pernah juga bercanda

    dalam keadaan berpuasa. Karena, beliau adalah orang yang paling mampu

    mengendalikan hajatnya.”  

      Suntik baik di kulit maupun pada urat. Hal ini diperbolehkan dan tidak

    membatalkan puasa. Karena, diantara batalnya puasa itu adalah masuknya

    makanan ke dalam rongga mulut, sedangkan suntikan meskipun sampai ke perut

    tetapi hal itu terjadi melalui jalan yang tidak dilarang. 

      Berkumur dan memasukkan air ke hidung, keduanya tidak membatalkan puasa.

    Akan tetapi, dimakruhkan melakukannya secara berlebih-lebihan. Hal inisebagaimana diriwayatkan dari Luqaith bin Shabrah, dimana Nabi saw pernah

    bersabda : 

    “Jika kalian memasukkan air ke hidung, maka hendaklah sampai penuh, kecuali

    ketika kamu dalam keadaan berpuasa.”(HR.Abu Dawud. Ahmad, At -

    Tirmidzi dan An-Nasa’i) 

      Jika air yang masuk ke rongga mulut tanpa sengaja, maka puasanya tetap sah.

      Wanita muslimah juga diperbolehkan mencicipi makanan melalui ujung

    lidahnya. Akan tetapi, harus berhati-hati agar makanan itu tidak masuk ke

    rongga mulutnya. Hal ini Insya Allah tidak membatalkan puasa.c.  Jika tidak berniat pada Malam Hari sebelum Puasa

    Ummu Darda bercerita, bahwa Abu Darda pernah bertanya:”Apakah engkau

    mempunyai makanan ? Aku menjawab: Tidak. Lalu ia mengatakan: Jadi, hari ini aku

    puasa. Hal itu juga pernah dilakukan oleh Abu Thalhah, Abu Hurairah, Ibnu Abbas

    dan Hudzaifa.” (HR.Al-Bukhari). Juga dari Salamah bin Akuu’ , ia berkata  bahwa nabi

    pernah mengutus seseorang untuk menyeru kepada orang-orang pada hari Asyura:

    “Sesungguhnya barang siapa yang tengah makan pada hari ini, maka hendakah ia

    menyelesaikan makannya atau hendaklah ia berpuasa. Adapun bagi siapa yang tidak

    makan, maka sebaiknya ia tetap begitu (berpuasa)” (HR.Al-Bukhari)

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    7/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    6

    Dari pernyataan hadist ini dapat disimpulkan, bahwasanya diperbolehkan

    bagi wanita muslimah berpuasa, meskipun tidak diniatkan sejak malam hari

    sebelumnya. Ketika waktu pagi telah tiba, ia boleh berpuasa dan jika berkendak ia

    boleh berbuka.

    MATERI 3

    FIQIH HAID

      Tujuan

    Mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan haid.

     

    Metode Penyampaian

    Diskusi lepas , seminar dan propaganda media

      Isi Materi

    a.  Definisi Haid

    Haid adalah darah yang keluar dari rahim dinding seorng wanita apabila telah

    menginjak masa baligh. Haid ini dijalani oleh sorang wanita pada masa-masa

    tertentu, paling cepat satu hari satu malam dan paling lama lima belas hari.

    Sedangkan yang normal adalah enam atau tujuh hari.

    b.  Wanita yang biasa menjalani masa haid

    Yaitu, wanita yang mempunyai hari-hari tertentu pada setiap bulannya untuk

    menjalani masa haidnya. Pada hari-hari tersebut, ia harus meninggalkan shalat,

    puasa dan hubungan badan. Apabila ia melihat darah berwarna kekuning-kuningan

    atau yang bewarna keruh setelah hari-hari haidnya tersebut, maka ia tidak perlu

    menghitugnya sebagai darah atau haid. Hal ini sesuai dengan ucapan Ummu Athiyah:

    “Kami tidak memperhitungkan sama sekali darah yang bewarna kekuning-kuninga

    atau yang bewarna ker uh setelah lewat masa bersuci.” (HR.Al -Bukhari)

    Apabila ia melihat darah yang bewarna kekuning-kuningan dan yang bewarna

    keruh itu pada saat tengah menjalani masa haid, maka darah tersebut termasuk

    darah haid, sehingga ia belum diharuskan untuk mandi, melaksnakan shalat dan

    puasa.

    Sebagian ulama berpendapat bahwa wanita yang menjalani haid melebihi dari

    haid yang biasa dijalani setiap bulannya, maka hendaklah ia bersuci selama tiga hari

    setelah itu laksanakan mandi serta kerjakan shalat, selama keluarnya darah tersebut

    tidak melebihi lima belas hari. Karena apabila melebihi lima belas hari, maka

    dikategorIkan sebagai wanita yang mengalamai masa istihadhah serta tidak perlu

    bersuci, akan tetapi cukup dengan melaksanakan mandi dan mengerjakan shalat.

    Sebagian dari ulama lain berpendapat, bahwa keluarnya darah yang melebihi

    kebiasaan masa haid itu tidak harus meninggalkan shalat karenanya, kecuali jika

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    8/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    7

    terjadinya berulang-ulang, dua atau tiga kali. Sehingga pada saat itu, masa haidnya

    berubah menjadi masa istihadhah. Ini merupakan pendapat yang jelas dan lebih

    kuat.

    MATERI 4

    MANAGEMENT WAKTU

      Tujuan

    Menjelaskan metode prioritas agar tercapai produktifitas kegiatan yang berkualitas. 

      Metode Penyampaian

    Diskusi lepas , seminar dan propaganda media 

      Isi Materi

    Sesuatu yang semestinya didahulukan harus didahulukan, dan yang semestinya

    diakhirkan harus diakhirkan. Sesuatu yang kecil tidak perlu dibesarkan, dan sesuatu yang

    penting tidak boleh diabaikan. Setiap perkara mesti diletakkan di tempatnya dengan

    seimbang dan lurus, tidak lebih dan tidak kurang. Sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT:

    "Dan Allah SWT telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya

    kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan

    adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu." (Q.S. Ar-Rahman:7-9)

    Di antara hal-hal terpenting yang perlu diprioritaskan menurut pandangan syariat ialah :

    Mendahulukan kualitas dan jenis urusan atas kuantitas dan volume pekerjaan. Yang perlu

    mendapat perhatian kita bukanlah banyak dan besarnya persoalan yang dihadapi, tetapi

    kualitas dan jenis pekerjaan yang kita hadapi.

    1. Waktu adalah modal yang lebih berharga dari Harta. 

    Sesungguhnya modal utama seorang muslim dalam hidup ini adalah waktu, karena di

    situlah kehidupan manusia. Dia lebih berharga dari harta bahkan lebih mahal nilainya dariharta.

    Waktu adalah sesuatu yang tidak akan berulang dan kembali lagi. Ketika waktu kita

    tidak isi dengan hal-hal yang bermanfaat, maka akan bisa mengakibatkan penyesalan. Begitu

    pentingnya kita mengetahui betapa berharganya waktu dalam setiap detik, menit, jam, hari,

    minggu, bulan, dan tahun dalam hidup kita. Waktu adalah uang? Waktu adalah ibadah.

    Dalam Al-Qur’anul Karim Surat Al-Ashr (103): 1-3, Allah berfirman yang artinya sebagai

    berikut.

    1. Demi masa.2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    9/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    8

    3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati

    supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

    Allah telah menyatakan bahwa Ulul Albab adalah orang –orang yang mampu memanfaatkan

    waktunya untuk ketaatan. Allah berfirman :

    ” Sesungguhnya dalam pencipt aan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang

    terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal ”  (Q.S. Ali Imran : 190)

    2. Begitu pentingnya waktu, sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala bersumpah dengan

    waktu. 

    Di dalam Al-Qur’an,  kita dapatkan bahwasanya Alloh SWT sering bersumpah dengan

    waktu, seperti Allah Azza wa Jalla bersumpah dengan waktu malam, waktu Dhuha, waktu

    Ashar, bahkan di dalam Surat al-Ashr, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan sifat-sifat

    orang yang beruntung, yaitu mereka yang mampu menjaga waktunya dengan beriman danberamal shaleh.

    خ يف  ن ر 

    ا ن ص  

    اع

     

     و

    Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian ( Q.S. Al Ashr : 1-2 )

    ى

     

    ج

     

    ا

     

    ذ ال  

    ا و

     

    ذ ى 

     

    غش

     

    ر

     

    ه ا

     

     و

    Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang, ( Q.S. AlLail : 1-2 )

    ى

     

    ج

     

    ال س 

    ا ل و

     

    ذ ى  

    ح

    اض

     

     و

    Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap  ( Q.S.

    Ad Dhuha : 1-2 )

    3. Karena waktu adalah nikmat Allah Azza wa Jalla yang pasti akan diminta

    pertanggungjawabannya di akhirat kelak. 

    Sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa sallam dalam haditsnya :

    “ Tidak melangkah  dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah menanyakan

    empat hal: Umurnya, untuk apa selama hidupnya dihabiskan Waktu mudanya, digunakan

    untuk apa saja Hartanya, darimana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskannya

    Ilmunya, apakah diamalkan atau tidak ”  ( Hadist Hasan, HR. Tirmidzi )

    4. Waktu adalah salah satu nikmat yang dianggap sepele dan dilalaikan oleh manusia . 

    Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    10/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    9

    ” Dua nikmat yang kebanyakan manusi a rugi di dalamnya : Kesehatan dan Kesempatan ”  

    (HR Bukhari)

    Allah menegaskan bahwa dengan menggunakan waktu tersebut seorang hamba bisa

    mengambil pelajaran dan bersyukur, sebagaimana yang tersebut dalam firman Allah swt :

    Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin

    mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. (Q.S. Al Furqan : 62 )

    Dalam hadits Nabi SAW. berpesan agar kita manfaatkan 5 masa/waktu : “Masa muda

    sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, luang sebelum sibuk, hidup sebelum

    mati”  (HR.Al-Baihaqi).

    Langkah-langkah dalam mengatur waktu

    1. Optimalisasi waktu 

    Allah memberikan kita setiap hari “modal” waktu dan kepada semua manusia di

    muka bumi ini adalah sama –24 jam. Namun, ada berapa orang yang bisa “berbuat lebih”

    seperti :

    Rasulullah SAW : Dalam waktu 23 tahun bisa membangun peradaban Islam yang tetap ada

    sampai sekarang. Ikut peperangan dalam tempo waktu kurang dari 10 tahun, santun

    terhadap fakir miskin, menyayangi istri dan kerabat, dan yang luar biasa adalah beliau

    seorang pemimpin umat yang bisa membagi waktu untuk umat dan keluarga secara

    seimbang.

    Zaid bin Tsabit RA  : Sanggup menguasai bahasa Parsi hanya dalam tempo waktu 2 bulan.

    Beliau dipercaya sebagai sekretaris Rasul dan penghimpun ayat Quran dalam sebuah

    mush’af .

    Abu Hurairah : Masuk Islam usia 60 tahun. Namun ketika meninggal di tahun 57 H, beliau

    meriwayatkan 5374 Hadits.

    Anas bin Malik  : Pelayan rasulullah sejak usia 10 tahun, dan bersama rasul 20 tahun.

    Meriwayatkan 2286 Hadits.

    2. Isi waku kosong dengan kegiatan yang bermanfaat

    Ada sebuah hikmah mengatakan :

    ” Kekosongan jika melanda para pemuda yang mempunyai uang , maka akan mengakibatkan

    kerusakan yang lur biasa .”

    Ini dikuatkan dengan hikmah lainnya :

    ” Pengangguran bagi laki-laki adalah sebuah kelalaian dan bagi perempuan akan

    menjerumus kepada hal-hal yang negatif (syahwat). ”

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    11/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    10

    Bukankah Istri pejabat yang merayu nabi Yusuf as. disebabkan karena kekosongan dan

    kesepian yang menyelimutinya.

    3. Menggunakan satu waktu untuk banyak kegiatan 

    Sebuah pepatah mengatakan : ” Sambil menyelam minum air ”. Para ulama dahulu telah

    memberikan contoh kepada kita bagaimana memanfaatkan waktu yang terbatas untuk

    mengerjakan lebih dari satu kegiatan :

    Diriwayatkan bahwa Khatib Al Baghdadi salah seorang ulama hadist yang sangat terkenal,

     jika ia berjalan mesti ditangannya ada sebuah buku yang dibacanya.

    Abu Al Wafa’ Ibnu Uqail,  salah satu tokoh dalam Madzhab Hambali mampu menyingkat

    waktu makan dengan memilih makan yang praktis, beliau bisa memanfaat perbedaan waktu

    makan roti kering dengan roti yang diberi air , untuk membaca 50 ayat Al Qur’an.

    Abu Al Barakat, kakek Ibnu Taimiyah, jika ia masuk kamar mandi atau WC , ia menyuruh

    saudaranya untuk membacakan sebuah buku dengan suara keras agar dia bisa

    mendengarnya.

    Untuk saat ini, apa yang dikerjakan oleh para ulama tersebut bisa kita tiru dengan sarana

    yang lebih mudah, seperti tape, komputer, bahkan USB/Mp3 jauh lebih praktis untuk bisa

    mendengar ceramah ataupun bacaan Al Qur’an sambil berjalan.

    4. Memilih waktu-waktu yang mempunyai keutamaan . 

    Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa di dalam ajaran Islam terdapat waktu-waktu

    tertentu yang mempunyai keutamaan-keutamaan yang tidak dimiliki oleh waktu-waktu

    lainnya , seperti :

    a. Keutamaan bulan Ramadlan, di dalamnya terdapat 10 malam terakhir yang di dalamnya

    ada satu malam, yaitu malam lailatul qadr yang mempunyai kadar ibadah 1000 bulan pada

    malam-malam lainnya.

    b. Keutamaan 10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah , puncaknya ada pada tanggal 10

    Dzulhijjah.

    c. Hari Jum’at, merupakan sebaik-bak hari dalam seminggu, di dalamnya banyak

    keutamaan, yang jika seorang muslim mampu memanfaatkan dengan sebaik-baiknya,

    niscaya akan mendapatkan pahala yang sangat banyak sekali. Di dalamnya ada satu jam

    yang jika seorang muslim berdoa, niscaya Allah akan mengabulkannya.

    d. Waktu sahur, tepatnya pada sepertiga terakhir malam hari.

    Allah SWT turun ke langit dunia setiap sepertiga malam terakhir, dan berkata:

    “Barangsiapa yang berdo’a kepadaKu, maka akan Aku kabulkan, barangsiapa yang

    meminta kepadaKu, maka akan Aku beri, dan barangsiapa yang memohon ampunan

    kepadaKu, maka akan Aku ampuni."

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    12/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    11

    5. Membagi waktunya dalam berbagai kegiatan 

    Sebagai seorang muslim, seyogyanya kita tidak hanya beramal dan bekerja pada satu

    bidang saja, akan tetapi hendaknya membagi waktu-waktunya untuk mengerjakan

    kewajibannya terhadap Allah swt dengan beribadat kepada-Nya, juga kewajibannya

    terhadap orang tua, saudara , anak dan istri, tetangga dan masyarakat sekitarnya.

    Dalam suatu hadits, Rosulullah saw pernah bersabda :

    ” Sesungguhnya pada Rabb-mu ada hak yang harus anda tunaikan, dan pada dirimu ada

    hak yang harus anda tunaikan, dan pada diri keluargamu ada hak yang harus anda

    tunaikan, dan pada orang yang datang kepadamu ada hak yang harus anda tunaikan ,maka

    berilah setiap bagian akan haknya" (HR Bukhari dan Muslim)

    6. Ambillah waktu istirahat untuk mengumpulkan tenaga 

    Waktu istirahat mutlak diperlukan oleh semua makhluk yang hidup di dunia ini,

    bahkan benda matipun memerlukan waktu istirahat, seperti hal-nya mesin-mesin pembantu

    manusia, seperti mesin cuci, kipas angin, computer, radio, tape, mobil dan lain-lainnya.

    Istirahat bukan berarti berhenti kerja atau menganggur, akan tetapi berhenti untuk

    mengumpulkan kekuatan, mengisi bensin untuk meneruskan perjuangan, mengasah kapak

    agar lebih tajam atau mengambil strategis supaya pekerjaan yang dihadapinya bisa

    diselesaikan dengan lebih cepat dan baik.

    Berkata  Ali r.a  : “Hiburlah hati anda sesaat, karena hati ini jika telah capai , tidak bisa

    memandang sesuatu dengan baik. ”

    7. Mengerjakan pekerjaan pada waktunya

    Sebenarnya yang penting dalam kerja dan beramal bukanlah bekerja sebanyak-

    banyaknya, akan tetapi harus dilihat juga waktu dan tempatnya.

    Khalifah Abu Bakar As- Siddiq pernah berwasiat kepada Umar bin Khattab ketika

    mengangkatnya sebagai khalifah pengganti : ”Ketahuilah bahwa Allah telah menentukan

    suatu amalan siang yang apabila dikerjakan waktu malam,maka tidaklah akan diterimanya,

    dan menentukan amalan malam, yang jika dikerjakan pada waktu siang tidaklah akan

    diterimanya. "

    Oleh karena itu, kita dapatkan Allah telah menentukan banyak ibadat pada waktu-

    waktu tertentu, tidak boleh dimajukan maupun dimundurkan, seperti waktu sholat, puasa,

    zakat , haji dan lain-lainnya.

    Dalam hal ini seorang ulama yang hidup pada abad 8 H, Ibnu Rajab Al hambali ( w :

    795 ) telah mengarang sebuah buku yang menerangkan tentang amalan-amalan

    berdasarkan urutan waktunya dan diberi nama : “ Lathoif Al Ma’arif fima li-Mawasim al Am

    min al Wadhaif ” (Pengetahuan tentang amalan- amalan pada setiap musim) .

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    13/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    12

    8. Memilih amalan dan kegiatan yang bermanfaat bagi orang banyak . 

    Ajaran Islam diturunkan untuk membawa kemaslahatan dan manfaat bagi manusia.

    Oleh karenanya , sebagai insan muslim, hendaknya selalu memilih kegiatan dan amalan yang

    manfaatnya bisa dirasakan oleh orang banyak. Para ulama Islam telah menyinggungpermasalahan ini secara tegas dan gamblang. Mereka menyatakan bahwa amalan yang

    bermanfaat bagi orang banyak jauh lebih utama dibanding dengan amalan yang bermanfaat

    bagi dirinya sendiri.

    Allah berfirman :

    Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah

    mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami

    kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh) ( Qs Yasin : 12 )

    9. Menggunakan Waktu Yang Tersedia Untuk Menyelesaikan Sebuah Program . 

    Banyak orang yang gagal dalam menempuh cita-citanya hanya karena terjebak

    dalam empat kata : ”Saya tidak mempunyai waktu .” Sebaliknya, banyak orang yang sukses

    dalam bidang tertentu hanya karena dia mampu menyediakan waktu dan komitmen di

    dalamnya untuk menggapai cita-citanya.

    Jika kita menyediakan waktu satu jam saja setiap hari untuk menjalankan suatu

    program, berarti kita telah mampu mengumpulkan waktu selama 365 jam setahun, atau

    sama dengan 45 hari bekerja secara sungguh dan terus menerus selama 8 jam sehari. Ini

    sama dengan juga menambahkan satu bulan setengah kehidupan produktif dalam hidup kita

    setiap tahun. Walaupun begitu, tidak banyak yang mampu mengerjakannya, kecuali orang-

    orang yang mempunyai tekad dan semangat yang kuat.

    10. Jangan menangguhkan kesempatan di depan anda sampai hari esok 

    Kalau kita punyai rencana untuk melakukan sesuatu kerjaan, lakukan saat ini juga,

     jangan menunda-nunda pekerjaan sampai esok hari, karena kita tidak tahu apa yang terjadi

    pada hari besok.

    11. Berkonsentrasi Pada Hasil. 

    Ary Ginanjar dalam bukunya : ESQ, telah membagi orang-orang yang sibuk menjalankan

    aktivitasnya menjadi tiga kelompok :

    a. Kelompok Pertama adalah kelompok sibuk pengisi waktu 

    Kelompok ini sibuk melakukan kegiatan sepele yang memboroskan waktu tetapi tidak

    penting. Kegiatan ini biasanya tidak memiliki tujuan jangka panjang. Mereka tidak tahu

    kemana akan melangkah , dalam pikiran mereka mereka merasa sudah mencapai tujuan

    hidup, namun ibarat orang yang berjalan di tempat, mereka tidak ke mana-mana. Kelompok

    ini nampaknya selalu sibuk, namun pada hakekatnya mereka tidak produktif sama sekali.

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    14/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    13

    b. Kelompok Kedua adalah Kelompok Pertengahan

    Kelompok ini adalah kelompok yang melawan gelombang lautan. Pekerjaan mereka

    terus-menerus hanya mengatasi krisis dari hari kehari . Pekerjaan ini biasanya lebih mudah,

    karena masalahnya sudah jelas di depan mata, tidak memerlukan visi. Lama kelamaan

    mereka akhirnya akan terperosok juga pada rutinitas pekerjaan yang kurang penting ,tetapimendesak. Kelompok ini tidak cepat maju, karena tidak memiliki visi dan inisiatif. Mereka

    menjadi korban lingkungannya sendiri. Umumnya mereka mengeluh dengan hasil yang

    minim, padahal sudah bekerja keras.

    c. Kelompok Ketiga adalah kelompok pencapai tujuan. 

    Adalah kelompok yang memiliki tujuan hidup yang jelas.Setiap langkah yang diambil

    adalah pengejawantahan dari visinya. Kelompok ini selalu merencanakan langkah-langkah

    yang dibuatnya secara sistimatis. Target jangka panjangnya telah dipecah-pecah menjadi

    tujuan-tujuan jangka pendek, yang bisa dicapai secara realistis, dalam jangka waktu

    tertentu. Kelompok ini mampu menentukan skala prioritas berdasarkan visi, prinsip, dansuara hati yang bijaksana.

    MATERI 5

    AKHLAK MULIA

      Tujuan

    Menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan akhlak mulia muslimah, manfaat dan

    urgensinya. 

      Metode Penyampaian

    Diskusi lepas , seminar dan propaganda media

      Isi Materi

    Dilihat dari ruang lingkupnya, akhlak Islam dibagi menjadi dua bagian, yaitu akhlak

    terhadap Khaliq (Allah Swt.) dan akhlak terhadap makhluk (ciptaan Allah). Akhlak

    terhadap makhluk masih dirinci lagi menjadi beberapa macam, seperti akhlak terhadap

    sesama manusia, akhlak terhadap makhluk hidup selain manusia (seperti tumbuhan dan

    binatang), serta akhlak terhadap benda mati.

    1. Akhlak terhadap diri sendiri

    Di antara bentuk akhlak mulia ini adalah memelihara kesucian diri baik lahir maupun

    batin. Orang yang dapat memelihara dirinya dengan baik akan selalu berupaya untuk

    berpenampilan sebaik-baiknya di hadapan Allah, khususnya,dan di hadapan manusia pada

    umumnya dengan memperhatikan bagaimana tingkah lakunya, bagaimana penampilan

    fisiknya, dan bagaimana pakaian yang dipakainya. Pemeliharaan kesucian diri seseorang

    tidak hanya terbatas pada hal yang bersifat fisik (lahir) tetapi juga pemeliharaan yang

    bersifat nonfisik (batin).

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    15/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    14

    Yang pertama harus diperhatikan dalam hal pemeliharaan nonfisik adalah

    membekali akal dengan berbagai ilmu yang mendukungnya untuk dapat melakukan

    berbagai aktivitas dalam hidup dan kehidupan sehari-hari. Berbagai upaya yang mendukung

    ke arah pembekalan akal harus ditempuh, misalnya melalui pendidikan yang dimulai dari

    lingkungan rumah tangganya kemudian melalui pendidikan formal hinggamendapatkan

    pengetahuan yang memadai untuk bekal hidupnya (QS. al-Zumar (39): 9). Setelah

    penampilan fisiknya baik dan akalnya sudah dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan,

    maka yang berikutnya harus diperhatikan adalah bagaimana menghiasi jiwanya dengan

    berbagai tingkah laku yang mencerminkan akhlak mulia. Di sinilah seseorang dituntut untuk

    berakhlak mulia di hadapan Allah dan Rasulullah, di hadapan orang tuanya, di tengah-

    tengah masyarakatnya, bahkan untuk dirinya sendiri. Sabar juga wujud dari akhlak mulia

    terhadap diri sendiri. Sabar berarti menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai

    karena mengharap rido dari Allah Swt.

    Imam al-Ghazali mengemukakan, sabar adalah suatu kondisi mental dalam

    mengendalikan nafsu yang tumbuhnya atas dorongan ajaran agama. Dengan kata lain, sabar

    ialah tetap tegaknya dorongan agama berhadapan dengan dorongan hawa nafsu. Macam

    atau tingkatan sabar menurut Nabi Muhammad Saw., seperti dalam hadits yang

    diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya, ada tiga tingkatan, yaitu: 1) sabar dalam menghadapi

    musibah, 2) sabar dalam mematuhi perintah Allah, dan 3) sabar dalam menahan diri untuk

    tidak melakukan maksiat. Yang pertama merupakan tingkatan sabar yang terendah dan yang

    ketiga merupakan tingkatan sabar yang tertinggi. Bentuk lain dari akhlak mulia terhadap diri

    sendiri adalah wara’ dan zuhud. Menurut al-Jarjani wara’ berarti menjauhkan hal-hal yang

    syubhat (hal-hal yang belum jelas halal dan haramnya) karena khawatir akan jatuh ke dalam

    hal-hal yang diharamkan. Wara’ termasuk akhlak yangsangat terpuji yang tidak semua orang

    mampu memilikinya. Hanya orang-orang tertentu yang dapat melakukan wara’ ini. Dalam

    kehidupan modern yang serba gemerlapan seperti sekarang ini hedonisme (sangat

    berorientasi keduniaan) menjadi kecenderungan kebanyakan orang.

    Manusia berlomba-lomba dengan kekayaan dan kehebatannya, meskipun semuanya

    diperoleh dengan cara yang tidak halal dan tidak wajar. Tentu saja hal ini sangat

    bertentangan dengan sifat wara’ yang menuntut seseorang harus hati-hati dalam mencari

    harta dan membelanjakannya. Sedangkan zuhudberarti membatasi ambisi-ambisi duniawi,

    syukur terhadap setiap anugerah, dan menghindari apa yang telah diharamkan oleh Allah

    Swt.. Dengan demikian, zuhud tidak berarti membuang harta benda dan menolak apa yang

    dibolehkan, tetapi zuhud berarti bahwa kita tidak boleh beranggapan bahwa apa saja yang

    kita miliki, harta atau kekuasaan, adalah lebih aman dari pada apa yang adadi sisi Allah Swt.

    Menurut al-Ghazali, esensi zuhud adalah menjauhkan diri dari kehidupan dunia dan

    memalingkan diri daripadanya dengan penuh kepatuhankepada Allah Swt. Sikap zuhud

    seperti ini akan muncul jika didasari dengan ilmu dan cahaya yang memancar dari kalbu

    seseorang serta kelapangan dada dalam memandang dunia. Orang yang zuhud adalah orang

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    16/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    15

    yang tidak menyintai dunia secara berlebihan. Orang yang zuhud juga bukan orang yang

    meninggalkan dunia secara total dan ia menyintai dunia hanya ekedarnya, sebab ada yang

    lebih berhak untuk dicintai, yakni Allah Swt. Ia menjadikan dunia sebagai sarana untuk

    mendapatkan cinta dan rido dari Allah Swt. Bentuk akhlak mulia yang juga penting adalah

    syaja’ah (berani). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berani diartikan mempunyai hati 

    yang mantap dan percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. Dengan

    demikian, berani di sini adalah berani yang bernilai positif, bukan berani yang bernilai

    negatif, seperti berani berbuat kesalahan atau berani yang tujuannya hanya untuk

    pelampiasan nafsu belaka. Lawan dari sifat syaja’ahadalah jubun (pengecut atau penakut).

    Orang yang berani (pemberani) adalah orang yang berani membela kebenaran dengan

    resiko apa pun dan takut untuk berbuat yang tidak benar.

    Sebaliknya orang yang takut (penakut) adalah orang takut membela kebenaran. Dari

    hadits Nabi Saw. (HR. al-Bukhari dan Muslim) terlihat bahwa ukuran berani atau tidaknya

    seseorang tidak bisa dilihat dari segi fisiknya, tetapi dari segi jiwanya. Orang yang memiliki

    fisik yang kekar, seperti binaragawan, belum tentu dapat dimasukkan ke dalam sifat ini.

    Banyak orang fisiknya kuat tidak memiliki sifat syaja’ah ini. Sebab keberanian tidak

    ditentukan dari situ, tetapi dari kekuatan jiwanya yang selalu menggerakkan untuk berbuat

    baik, meskipun harus menghadapi kekuatan-kekuatan di luar. Di antara wujud sikap berani

    di antaranya adalah: 1) berani dalam menghadapi musuh dalam peperangan di jalan Allah

    (jihad fi sabilillah); 2) berani untuk menegakkan kebenaran, meskipun berbahaya; dan 3)

    berani untuk mengendalikan hawa nafsu. Masih banyak bentuk akhlak mulia yang lain yang

    harus dilakukan oleh seseorang yang tidak dapat diuraikan satu persatu. Di antara bentuk-

    bentuknya yang lain adalah 1) istiqamah (konsisten), 2) amanah (terpercaya), 3) shiddiq

    (jujur), 4) menepati janji, 5) adil, 6) tawadlu’ (rendah hati), 7) malu (berbuat jelek), 8)

    pemaaf, 9) berhati lembut, 10) setia, 11) kerja keras, 12) tekun, 13) ulet, 14) teliti, 15)

    disiplin, 16) berinisiatif, 17) percara diri, dan 18) berpikir positif.

    2. Akhlak dalam lingkungan keluarga

    Di samping harus berakhlak mulia terhadap dirinya, setiap Muslim harus berakhlak

    mulia dalam lingkungan keluarganya. Pembinaan akhlak mulia dalam lingkungan keluargameliputi hubungan seseorang dengan orang tuanya, termasuk dengan guru-gurunya,

    hubungannya dengan orang yang lebih tua atau dengan yang lebih muda, hubungan

    dengan teman sebayanya, denganlawan jenisnya, dan dengan suami atau isterinya serta

    dengan anak-anaknya. Menjalin hubungan dengan orang tua atau guru memiliki kedudukan

    yang sangat istimewa dalam pembinaan akhlak mulia di lingkungankeluarga. Guru juga bisa

    dikategorikan sebagai orang tua kita. Orang tua nomor satu adalah orang tua yang

    melahirkan kita dan orang tua kedua adalah orang tua yang memberikan kepandaian

    kepada kita. Islam menetapkan bahwa berbuat baik kepada kedua orang tua (birr al-

    walidain) adalah wajib dan merupakan amalan utama (QS. al-Isra’ (17): 23-24 dan HR. al-Bukhari dan Muslim). Berakhlak mulia dengan kepada orang tua bisa dilakukan di antaranya

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    17/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    16

    dengan 1) mengikuti keinginan dan saran kedua orang tua dalam berbagai aspek kehidupan;

    2) menghormati dan memuliakan kedua orang tua dengan penuh rasa terima kasih dan

    kasih sayang atas jasa-jasa keduanya; 3) membantu kedua orang tua secara fisik dan

    material;4) mendoakan kedua orang tua agar selalu mendapatkan ampunan, rahmat, dan

    karunia dari Allah (QS. al-Isra’ (17): 24); dan 5) jika kedua orang tua telah meninggal, maka

    yang harus dilakukan adalah mengurus jenazahnya dengan sebaik-baiknya, melunasihutang-

    hutangnya, melaksanakan wasiatnya, meneruskan silaturrahim yang dibina orang tua di

    waktu hidupnya, memuliakan sahabat-sahabatnya, dan mendoakannya. Jadi, kita wajib

    berbuat baik kepada kedua orang tua kita (birr al-walidain) dan jangan sekali-kali kita

    durhaka kepada keduanya.

    Hal yang hampir sama juga harus kita lakukan terhadap guru-guru kita. Untuk

    menjalin hubungan dengan orang-orang yang lebih tua, yang kita lakukan tidak jauh

    berbeda dengan apa yang kita lakukan terhadap kedua orang tua dan guru, selama orang

    yang lebih tua itu patut untuk diperlakukan seperti itu. Jika mereka adalah saudara kita,

    maka kita harus memberikan penghormatan yang sebaik-baiknya, apalagi jika mereka

    adalah saudara dari bapak atau ibu kita. Ketika kedua orang tua kita sudah meninggal,

    mereka dapat mengganti kedudukan kedua orang tua kita. Jika mereka itu bukan saudara

    kita, maka kita tetap harus menghormatinya, selama mereka layak untuk dihormati. Sedang

    dengan orang-orang yang lebih muda, jika mereka saudara kita, kita harus memberikan

    kasih sayang kita yang sepenuhnya dengan ikut merawat mereka, membimbing, mendidik,

    dan membantu mereka jika mereka membutuhkan bantuan kita. Jika mereka bukan

    saudarakita, kita tetap harus menyayangi mereka dengan menunjukkan kasih sayang kita

    kepada mereka, jangan sekali-kali kita menyakiti mereka dan melakukan sesuatu yang

    mengganggu pertumbuhan dan perkembangan mereka, baik dari segifisik maupun mental

    atau kejiwaan mereka.

    Dalam berhubungan dengan teman-teman sebaya kita harus dapat bergaul dengan

    sebaik-baiknya. Mereka ini adalah orang-orang yang sehari-harinya bergaul dengan kita dan

    menemani kita baik di kala suka maupun di kala duka. Yang dapat kita lakukan misalnya

    adalah saling memberi salam setiapbertemu dan berpisah dengan  mereka dan dilanjutkan

    saling berjabat tangan, kecuali jika mereka itu lawan jenis kita, saling menyambung tali

    silaturrahim dengan mereka, saling memahami kelebihan dan kekurangan serta kekuatan

    dan kelemahan masing-masing, sehingga segala macam bentuk kesalahfahaman dapat

    dihindari, saling tolong-menolong, bersikap rendah hati dan tidak boleh bersikap sombong

    kepada mereka, saling mengasihi dengan mereka, memberi perhatian terhadap keadaan

    mereka, selalu membantu keperluan mereka, apalagi jika mereka meminta kita untuk

    membantu, ikut menjaga mereka dari gangguan orang lain, saling memberi nasihat dengan

    kebaikan dan kesabaran, mendamaikan mereka bila berselisih, dan saling mendoakan

    dengan kebaikan. Terkait dengan pembinaan akhlak mulia terhadap orang-orang yang

    menjadi lawan jenis kita,

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    18/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    17

    Islam memberikan aturan yang khusus yang harus kita pegangi dalam rangka bergaul

    dengan mereka. Di antara ketentuan itu adalah 1) Tidak melakukan khalwat,yaitu berdua-

    duaan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang tidak mempunyai hubungan

    suami isteri dan tidak pula mahramtanpa ada orang ketiga; 2) tidak melakukan jabat

    tangan, kecuali terhadap suami atau istrinya, atau terhadap mahramnya; 3) mengurangi

    pandangan mata, kecuali yang memang benar-benar perlu; 4) tidak boleh menampakkan

    auratdi hadapan lawan jenisnya dan juga tidak boleh saling melihat aurat satu sama lain;

    dan 5) tidak melakukan hal-hal yang menjurus kepada perzinaan, seperti bergandengan

    tangan, berciuman, berpelukan, dan yang sejenisnya. Hubungan antar lawan jenis ini

    menjadi berubah ketentuannya ketika keduanya sudah menjalin hubungan pernikahan

    (sudah menjadi suami-istri). Hubungan antara keduanya yang semula haram menjadi halal,

    bahkan bisa bernilai ibadah. Keduanya menjadi satu kesatuan dalam keluarga yang

    bersama-sama bertanggung jawab membawa keutuhan keluarga, termasuk anak-anak

    mereka. Kewajiban keduanya selaku orang tua terhadap anaknya, di samping memberikan

    kasih sayang kepadanya, juga harus melindunginya, merawatnya , dan mendidiknya hingga

    menjadi manusia dewasa yang utuh kepribadiannya dan siap membina rumah tangga.

    3. Akhlak di tengah-tengah masyarakat

    Yang dimaksud dengan pembinaan akhlak mulia di tengah masyarakat di sini adalah

    menjalin hubungan baik yang tidak terfokus hanya pada pergaulan antar manusia secara

    individual, tetapi lebih terfokus pada perilaku kita dalam kondisi yang berbeda-beda,

    seperti bagaimana bersikap sopan ketika kita sedang bepergian, ketika dalamberkendaraan, ketika bertamu dan menerima tamu, ketika bertetangga, ketika makan dan

    minum, ketika berpakaian, serta ketika berhias. Salah satu sikap penting yang harus

    ditanamkan dalam diri setiap muslim adalah sikap menghormati dan menghargai orang lain.

    Orang lain bisa diartikan sebagai orang yang selain dirinya, baik keluarganyamaupun di luar

    keluarganya.

    Orang lain juga bisa diartikan orang yang bukan termasuk dalam keluarganya, bisa

    temannya, tetangganya, atau orang yang selain keduanya. Dalam konteks beragama, orang

    lain bisa juga diartikan orang yang tidak seiman dengan kita, atau orang yang tidak memelukagama Islam. Terhadap orang lain yang seiman (sesama muslim), kita harus membina tali

    silaturrahim dan memenuhi hak-haknya seperti yang dijelaskan dalam hadits Nabi Saw.

    Dalam salah satu haditsnya, Nabi Saw. menyebutkan adanya lima hak seorang

    Muslim terhadap Muslim lainnya, yaitu 1) apabila bertemu, berilah salam kepadanya, 2)

    mengunjunginya, apabila ia (Muslim lain) sedang sakit, 3) mengantarkan jenazahnya,

    apabila ia meninggal dunia, 4) memenuhiundangannya, apabila ia  mengundang, dan 5)

    mendoakannya, apabila ia bersin (HR. al-Bukhari dan Muslim). Terhadap suami atau istri dan

    anak-anak kita, kita harus saling menjalin hubungan kasih sayang demi ketentraman

    keluarga kita. Terhadap tetangga, kita harus selalu berbuat baik. Jangan sampai kita

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    19/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    18

    menyakiti tetangga kita (HR. al-Bukhari). Terhadap tamu, kita harus memuliakan dan

    menghormatinya. Nabi memerintahkan kepada kita agar selalu memuliakan tamu (HR. al-

    Bukhari dan Muslim), dan segera menyambut kedatangannya serta mengantarkan

    kepergiannya. Terhadap orang alim (ulama) dan cendekiawan, kita harus menghormati

    keluasan ilmunya dan berusaha untuk selalu bergaul dan mendekatinya. Terhadap para

    pemimpin, kita harus menaati mereka selama tidak menyimpang dari aturan agama.

    Menaati pemimpin yang benar berarti menaati Allah Swt. (HR. al-Bukhari dan Muslim). Jika

    mampu kita harus memberikan saran dan nasehat yang baik kepada mereka demi kemajuan

    yang dipimpinnya.

    Adapun terhadap orang-orang yang lemah, seperti fakir miskin dan anak yatim, kita

    harus berbuat baik dengan menyantuni mereka, memberikan makanan dan pakaian kepada

    mereka, dan melindungi mereka dari gangguan yang membahayakan mereka. Jangan sekali-

    kali kita berlaku sewenang-wenang kepada anak yatim dan menghardik orang yang minta-

    minta (QS. al-Dluha (93): 9-10). Terhadap mereka yang tidak seiman, Islam

    memberikanbeberapa batasan khusus seperti tidak boleh mengadakan hubungan

    perkawinan dengan mereka, tidak memberi salam kepada mereka, dan tidak meniru cara-

    cara mereka.

    Ukuran hubungan dengan mereka yang tidak seiman adalah selama tidakmasuk pada

    ranah aqidah dan syariah. Di luar kedua hal ini, Islam tidak melarang kita berhubungan

    dengan mereka. Terhadap mereka yang mengancam agama kita, kita harus berbuat tegas

    (QS. al-Mumtahanah (60): 9). Dan jika mereka berkhianat kitapun harus memerangi mereka(QS. al-Anfal (8): 56-57). Itulah beberapa cara dalam rangka membina akhlak mulia di

    tengah-tengah masyarakat secara umum. Secara khusus bentuk-bentuk akhlak mulia di

    masyarakat ini dapat dilakukan dengan cara 1) menyayangi yang lemah; 2) menyayangi

    anak yatim; 3) suka menolong; 4) bersijap pemurah dan dermawan; 5) melakukan amar

    ma’ruf nahi munkar (menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yangmunkar); 6)

    menaati ulama dan ulil amri; 7) bersikap toleran; dan 8) sopan dalam bepergian, dalam

    berkendaraan, dalam bertamu dan menerima tamu, dalam bertetangga, dalam makan dan

    minum, dan dalam berpakaian.

    MATERI 6

    SENI MENJAGA LISAN

      Tujuan

    Mengetahui dan memahami segala hal yang berkaitan dengan menjaga lisan dandampak positif yang ditimbulkannya. 

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    20/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    19

      Metode Penyampaian

    Diskusi lepas , seminar dan propaganda media 

      Isi Materi

    Setiap perkataan yang keluar dari mulut kita adalah sebuah perkara yang besar,

    berapa banyak dari perkataan buruk seseorang dapat menyebabkan kemarahan dari Allah

    ‘azza wajalla dan menjatuhkan pelakunya ke  dalam jurang neraka. Berhati-hatilah dari

    terlalu banyak berceloteh dan terlalu banyak berbicara, Allah Ta’ala berfirman:

    “Dan tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan

    dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau

    mengadakan perdamaian diantara manusia “. (An nisa:114) 

    Ingatlah bahwa di sampingmu ada malaikat yang senantiasa mengamati dan mencatat

    perkataanmu.

    “Seorang duduk di  sebelah kanan,dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada satu ucapanpun

    yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (Qaaf:17 -

    18).

    Dibawah ini 13 nasihat tentang adab-adab (sopan-santun dalam kacamata syariat)

    bagi seorang muslim dalam upaya menjaga kata-kata lisannya.

    1. Bacalah Al qur’an karim dan bersemangatlah untuk menjadikan itu sebagai wirid

    keseharianmu, dan senantiasalah berusaha untuk menghafalkannya sesuaikesanggupanmu agar engkau bisa mendapatkan pahala yang besar dihari kiamat

    nanti.

    Dari abdullah bin ‘umar radiyallohu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa aalihi

    wasallam, beliau bersabda:

    “dikatakan pada orang yang senang membaca alqur’an: bacalah dengan tartil

    sebagaimana engkau dulu sewaktu di dunia membacanya dengan tartil, karena

    sesungguhnya kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca”.   (HR.abu

    daud dan attirmidzi)

    2. Tidaklah terpuji jika engkau selalu menyampaikan setiap apa yang engkau

    dengarkan, karena kebiasaan ini akan menjatuhkan dirimu kedalam kedustaan.

    Dari Abu hurairah radiallahu ‘anhu,sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

    bersabda: “Cukuplah seseorang itu dikatakan sebagai pendusta ketik a dia

    menyampaikan setiap apa yang dia dengarkan.”   (HR.Muslim dan Abu Dawud)

    3. Jauhilah dari sikap menyombongkan diri (berhias diri) dengan sesuatu yang tidak

    ada pada dirimu, dengan tujuan membanggakan diri dihadapan manusia.

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    21/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    20

    Dari aisyah radiyallohu ‘anha, ada seorang wanita yang mengatakan: “wahai

    Rasulullah, aku mengatakan bahwa suamiku memberikan sesuatu kepadaku yang

    sebenarnya tidak diberikannya.” ,  berkata Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi

    wasallam : “orang yang merasa memiliki sesuatu yang ia tidak diberi, seperti orang

    yang memakai dua pakaian kedustaan.” (muttafaq alaihi) 

    4. Sesungguhnya dzikrullah (mengingat Allah) memberikan pengaruh yang kuat

    didalam kehidupan ruh seorang muslim, kejiwaannya, jasmaninya dan kehidupan

    masyarakatnya. Maka bersemangatlah untuk senantiasa berdzikir kepada Allah

    ta’ala, disetiap waktu dan keadaanmu. Allah ta’ala memuji hamba-hambanya yang

    mukhlis dalam firman-Nya:

    Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau

    dalam kead aan berbaring…” (Ali imran:191). 

    5. Jika engkau hendak berbicara,maka jauhilah sifat merasa kagum dengan diri

    sendiri, sok fasih dan terlalu memaksakan diri dalam bertutur kata, sebab ini

    merupakan sifat yang sangat dibenci Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam,

    dimana Beliau bersabda:

    “sesungguhnya orang yang paling aku benci diantara kalian dan yang paling jauh

    majelisnya dariku pada hari kiamat : orang yang berlebihan dalam berbicara, sok

     fasih dengan ucapannya dan merasa ta’ajjub terhadap ucapannya.”  

    (HR.Tirmidzi,Ibnu Hibban dan yang lainnya dari hadits Abu Tsa’labah Al -Khusyani

    radhiallahu anhu)

    6. Jauhilah dari terlalu banyak tertawa,terlalu banyak berbicara dan berceloteh.

    Jadikanlah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, sebagai teladan bagimu,

    dimana beliau lebih banyak diam dan banyak berfikir beliau Shallallahu Alaihi wa

    aalihi wasallam, menjauhkan diri dari terlalu banyak tertawa dan menyibukkan diri

    dengannya. Bahkan jadikanlah setiap apa yang engkau ucapkan itu adalah perkataan

    yang mengandung kebaikan, dan jika tidak, maka diam itu lebih utama bagimu.

    Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, bersabda:

    “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,maka hendaknya diaberkata dengan perkataan yang baik,atau hendaknya dia diam.”   (muttafaq alaihi

    dari hadits Abu Hurairah radhiallahu anhu)

    7. Jangan kalian memotong pembicaraan seseorang yang sedang berbicara atau

    membantahnya, atau meremehkan ucapannya. Bahkan jadilah pendengar yang baik

    dan itu lebih beradab bagimu, dan ketika harus membantahnya, maka jadikanlah

    bantahanmu dengan cara yang paling baik sebagai syi’ar kepribadianmu. 

    8. Berhati-hatilah dari suka mengolok-olok terhadap cara berbicara orang lain,

    seperti orang yang terbata-bata dalam berbicara atau seseorang yang kesulitanberbicara. Allah Ta’ala berfirman: 

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    22/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    21

    “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan

    kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan

     jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi

    yang direndahkan itu lebih baik.” (QS.Al -Hujurat:11)

    9. Jika engkau mendengarkan bacaan Alqur’an, maka berhentilah dari berbicara,

    apapun yang engkau bicarakan, karena itu merupakan adab terhadap kalamullah dan

     juga sesuai dengan perintah-Nya, didalam firman-Nya:

     Artinya: “dan apabila dibacakan Alqur’an,maka dengarkanlah dengan baik dan

     perhatikanlah dengan tenang agar kalian diberi rahmat”. Qs.al a’raf :204 

    10. Bertakwalah kepada Allah,bersihkanlah majelismu (dimana engkau berkumpul)

    dari ghibah (gossip) dan namimah (adu domba) sebagaimana yang Allah ‘azza wajalla

    perintahkan kepadamu untuk menjauhinya. Bersemangatlah engkau untuk

    menjadikan didalam majelismu itu adalah perkataan-perkataan yang baik,dalam

    rangka menasehati,dan petunjuk kepada kebaikan.

    Didalam hadits Mu’adz radhiallahu anhu tatkala beliau bertanya kepada Nabi

    Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam: apakah kami akan disiksa dengan apa yang

    kami ucapkan? Maka jawab Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

    “engkau telah keliru wahai Mu’adz, tidaklah manusia dilemparkan ke Neraka diatas

    wajah-wajah mereka melainkan disebabkan oleh ucapan-ucapan mereka.”  

    (HR.Tirmidzi,An-Nasaai dan Ibnu Majah)

    11. Berhati-hatilah -semoga Allah menjagamu- dari menghadiri majelis (pertemuan/

    perkumpulan) yang buruk dan berbaur dengan para pelakunya, dan bersegeralah-

    semoga Allah menjagamu- menuju majelis yang penuh dengan keutamaan, kebaikan

    dan keberuntungan.

    12. Jika engkau duduk sendiri dalam suatu majelis, atau bersama dengan sebagian

    saudara/imu, maka senantiasalah untuk berdzikir mengingat Allah ‘azza wajalla

    dalam setiap keadaanmu sehingga engkau kembali dalam keadaan mendapatkan

    kebaikan dan mendapatkan pahala. Allah ‘azza wajalla berfirman: 

     Artinya: “(yai tu) orang –  orang yang mengingat Allah sambil berdiri,atau duduk,atau

    dalam keadaan berbaring” (QS..ali ‘imran :191)  

    13. Jika engkau hendak berdiri keluar dari majelis, maka ingatlah untuk selalu

    mengucapkan:

    “Maha Suci Engkau ya Allah dan bagimu segala pu jian,aku bersaksi bahwa tidak ada

    Ilah yang berhak untuk disembah kecuali Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu,

    dan aku bertaubat kepada-Mu”  

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    23/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    22

    MATERI 7

    ADAB PERGAULAN IKHWAN-AKHWAT

     

    Tujuan :

    1.  Memahami tata cara bergaul yang disyariatkan Islam

    2.  Mengetahui bahaya pergaulan yang tidak dipayungi oleh hukum Islam

    3.  Memiliki semangat untuk merealisasikan adab pergaulan dalam Islam di

    kehidupannya sehari-hari

      Metode :  ceramah, diskusi, pemaparan masalah akibat pergaulan yanG tidak syar’i 

      Isi Materi

    1. Menjaga Pandangan

    “Katakan kepada laki -laki yang beriman : Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan

    memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah

    Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”(QS.An Nur : 30). 

    “Katakanlah kepad a wanita yang beriman : Hendaklah mereka menahan pandangannya,

    dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali yang

    biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya,

    dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, ayah mereka,atau ayah suami mereka,atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau

    saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara-saudara laki-laki mereka, atau

     putra-putra saudara-saudara perempuan mereka, atau wanita islam atau budak-budak

    yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang yang tidak mempunyai keinginan

    (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti aurat wanita. Dan janganlah

    mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan

    bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu

    beruntung.”(QS.An Nur : 31). 

    2. Menutup aurat secara sempurna

    “Hai nabi, katakan kepada istri -istrimu dan anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang-

    orang mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang

    demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenal, hingga mereka tidak diganggu. Dan

     Allah Maha Pengampun lahi Maha Penyanyang.”(QS.Al  Ahzab:59).

    “Dari Abu Sa’id Radiallahuanhu, bahwasanya Rasulullah Sal allahu Alaihi Wa Salam

    bersabda: seorang laki-laki tidak boleh melihat aurat sesama laki-laki, begitu pula seorang

     perempuan tidak boleh melihat aurat perempuan. Seorang laki-laki tidak boleh bersentuhan

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    24/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    23

    kulit sesama lelaki dalam satu selimut, begitu pula seorang perempuan tidak boleh

    bersentuhan kulit dengan sesama perempuan dalam satu selimut."(HR.Muslim dikutip Imam

    Nawawi dalam Tarjamah Riyadhush Shalihin).

    3. Bagi wanita diperintahkan untuk tidak berlembut-lembut suara di hadapan laki-laki

    bukan mahram

    “Hai istri -istri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita lain, jika kamu bertakwa, maka

     janganlah kamu tunduk dalam berbicara, sehingga berkeinginanlah orang yang ada

     penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.”(QS.Al Ahzab:32). 

    4. Dilarang Bagi Wanita bepergian sendirian tanpa mahramnya sejauh perjalanan satu hari

    “Dari Abu Hurairah Radiallahu Anhu, ia berkata : Rasulullah Sallahu Alaihi WA salam

    bersabda: Tidak halal bagi seorang perempuan yang beriman kepada Allah dan hari akhir

    untuk bepergian yang memakan waktu sehari semalam kecuali bersama muhrimnya”( HR.

    Bukhari Muslim dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadhus Shalihin).

    Dr. Yusuf Qardhawi dalam Fatwa-fatwa Kontemporer jilid 2 halaman 542 mengemukakan :

    “Kaum muslimin memperbolehkan wanita sekarang keluar rumah untuk belajar di sekolah,

    di kampus, pergi ke pasar dan bekerja di luar rumah sebagai guru, dokter, bidan, dan

    pekerjaan lainnya asalkan memenuhi syarat dan mematuhi pedoman-pedoman syari’ah“(Menutup aurat, menjaga pandangan, dan lain-lain).

    5. Dilarang “berkhalwat” (berdua-duaan antara pria dan wanita di tempat yang sepi)

    “Dari Ibnu Abbas RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : Janganlah sekali -kali salah

    seorang diantara kalin bersuyi-sunyi dengan perempuan lainnya kecuali disertai

    muhrimnya.” ( HR. Bukhari Muslim  dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadhus

    Shalihin).

    6. Laki-laki dilarang berhias menyerupai perempuan juga sebaliknya“Dari Ibnu Abbas RA. Ia berkata : Rasulullah melaknat kaum laki-laki yang suka menyerupai

    kaum wanita dan melaknat kaum wanita yang suka menyerupai kaum laki-laki” ( HR.

    Bukhari Muslim dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadhus Shalihin).

    7. Islam menganjurkan menikah dalam usia muda bagi yang mampu dan shaum bagi yang

    tidak mampu

    “Wahai sekalin pemuda, barang siapa diantara kamu yang mampu nikah, maka nikahlah,

    sesungguhnya nikah itu bagimu dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan,

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    25/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    24

    naka jika kamu belum sanggup berpuasalah, sesunggunya puasa itu sebagai

     perisai” (HR.Muttafaaqun Alaihi).

    MATERI 8

    JILBAB MUSLIMAH (HIJAB)

      Tujuan materi :

    1.  Memahami perintah menutup aurat

    2.  Mengetahui penggunaan jilbab yang syar’i 

      Metode : ceramah, talkshow dengan narasumber muslimah mengenai

    pengalaman menggunakan jilbab dan jilbab syar’i 

      Isi Materi :

    “ Dan janganlah menampakan perhiasan kecuali kepada suami mereka, atau ayah

    mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka atau putra-putra suami

    mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putra-putra saudara perempuan

    mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang tidak mempunyai

    keinginan (terhadap wanita), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat

    wanita…”

    (Q.S. An-Nur : 31)

    Ayat di atas memerintahkan seorang wanita hanya menampakan perhiasannya

    (bagian badan tempat perhiasan berada), kepada :

    a.  Anak kandung laki-laki

    b.  Suami

    c.  Bapak, Kakek

    d.  Mertua laki-laki, kakek suami

    e.  Anak tiri laki-laki

    f. 

    Saudara kandung laki-lakig.  Anak saudara kandung (keponakan)

    h.  Saudara laki-laki karena susuan

    i.  Wanita muslimah

     j.  Hamba sahaya, baik laki-laki maupun perempuan

    k.  Pelayan yang tidak memiliki keinginan pada perempuan

    l.  Anak kecil yang belum mengerti aurat perempuan

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    26/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    25

    Jilbab

    Jilbab adalah pakaian yang menutup tubuh sejak dari kepala sampai ke kaki. Jilbab

    mempunyai syarat tertentu, yaitu :

    a.  Menutup seluruh badan selain muka dan dua telapak tangan

    b.  Kain yang tebal dan tidak tembus pandang

    Diriwayatkan beberapa orang Bani Tamim dating ke rumah Aisyah Radhiyallahu

     Anha, berpakaian tipis semuanya. Maka Aisyah berkata pada mereka, “Jika kamu

    wanita mukmin, tidak begini caranya wanita-wanita mukmin berbusana. Jika

    kamu bukan wanita mukmin, kalian boleh puas dengan busana yang kalian pakai

    itu.”  

    c.  Lapang dan tidak sempit. Karena pakaian yang sempit dapat memperlihatkan

    bentuk tubuh seluruhnya atau sebagian.d.  Tidak menyerupai pakaian laki-laki.

    e.  Tidak menyerupai pakaian orang kafir.

    Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia

    termasuk mereka.” (HR Hakim dan Thabrani) 

    f.  Pakaian yang tidak mencolok.

    Tabarruj

    Tabarruj adalah tindakan seorang wanita yang menampakan hal-hal yang seharusnyaditutupi di hadapan laki-laki yang bukan muhrimnya. Tabbaruj ini juga memliki tiga

    pengertian :

    a.  Menampakan keelokan wajah dan bagian-bagian tubuh

    b.  Memamerkan pakaian dan perhiasan yang indah

    c.  Memamerkan diri dan jalan belenggak-lenggok

    Hukum tabarruj adalah haram.

    Ikhtilath

    Ikhtilath ialah :

    a.  Berkumpulnya seorang lelaki dengan perempuan yang bukan muhrimnya.

    b.  Berkumpulnya beberapa orang perempuan dengan beberapa orang laki-laki pada

    suatu tempat yang memungkinkan keduanya untuk saling bertemu pandang,

    atau dengan menggunakan bahasa isyarat atau bercakap-cakap secara langsung.

    c.  Keberadaan seorang laki-laki dengan seorang perempuan di tempat yang sunyi

    dan tidak ada hubungan muhrim.

    Hukum ikhtilath adalah haram. Hal ini merupakan faktor pendorong utama untukberbuat tindakan zina, membuka peluang bagi syetan.

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    27/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    26

    “ Tiada bersepi -sepian (berada di tempat sunyi) seorang lelaki dengan seorang

     perempuan, melainkan syetan merupak an orang ketiga di antara mereka”

    (HR.Ahmad, Tirmidzi)

    MATERI 8

    URGENSI TARBIYAH BAGI MUSLIMAH

      Tujuan materi :

    1.  Mengetahui urgensi tarbiyah bagi muslimah 

    2.  Peserta aktif mengikuti proses tarbiyah di universitas masing-masing 

      Metode : ceramah

      Isi Materi :

    Kegiatan tarbiyah merupakan proses yang bertujuan membawa individu menuju

    usaha-usaha perbaikan diri dan umat untuk mencapai kondisi yang lebih baik. Para

    akhwat muslimah harus dipersiapkan segala peran kebaikannya dalam sebuah

    proses tarbiyah.

    Beberapa urgensi mengapa kegiatan tarbiyah bagi akhwat muslimah di era sekarang

    ini diperlukan.

    1.  Penanaman dan Penjagaan Iman Menghajatkan Kerja yang Serius

    Dalam keseharian kita saat ini, banyak faktor yang dapat mengurangi

    keimanan, baik dari jenis kegiatan yang ada, arus informasi, hingga pola hidup

    tertentu yang jauh dari nilai keimanan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah proses

    penanaman keimanan yang konsisten dan berkesinambungan. Tarbiyah

    menawarkan program yang membuat individu berada dalam suasanakesungguhan melakukan penjagaan diri, merasakan pendekatan secara personal,

    mendapatkan perhatian, pengarahan, optimalisasi potensi diri, proses evaluasi

    dan adanya hasil capaian. Kegiatan tarbiyah membuat sesorang berada dalam

    suasana keterjagaan, saling memberikan pengaruh positif, dan menguatkan

    dalam berbagai potensi kebaikan.

    2.  Amal Islami Menuntut Kerja Sama Antarpersonel Daiyah

    Kewajiban individu seperti ibadah shalat dan kewajiban amal islami yang

    bersama-sama menjadi lebih kondusif apabila disertai kebersamaan. Banyak hal-hal kemungkaran yang tidak mungkin dicegah dan diselesaikan secara individual.

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    28/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    27

    Oleh karena itu amal islami memrlukan tolong menolong dalam aplikasinya.

    Untuk bisa membentuk kebersamaan dalam proses tolong menolong dalam

    kebaikan ini diperlukan tarbiyah. Di zaman rasulullah, tarbiyah dengan para

    sahabat membuat mereka menjadi satu kekuatan yang solid untuk menunaikan

    ketaatan. Tarbiyah bagi akhwat membentuk kebersamaan, saling membantu,

    dan menguatkan dalam kebaikan dan takwa.

    3.  Penyiapan Akhwat Muslimah adalah Darurat dan Bagian Tuntutan Zaman

    Saat ini banyak kehidupan perempaun Islam yang diarahkan dengan

    pemikiran- pemikiran yang menjauh dari Islam, seperti pemikiran liberal yang

    mengatasnamakan kebebasan berekspresi dan berpendapat. Selain itu, banyak

    kaum perempuan dijadikan korban eksploitasi, seperti menjadi bahan iklan,

    promosi, dan ikon pariwisata. Hal ini menjadikan posisi perempuan sebagai

    hiasan dan promosi, bukan pelaku pembangunan yang aktif berkonribusi. Oleh

    karena itu, melalui program tarbiyah, para akhwat disiapkan untuk melakukan

    pembelaan terhadap kemurnian ajaran syariat Islam. Akhwat dipersiapkan untuk

    menjadi pelaku dakwah dan pelaku pembangunan di segala bidang yang dapat

    memberikan perbaikan di masyarakat.

    4.  Mempersiapkan Generasi Masa Mendatang yang Saleh Mengharuskan Para Ibu

    yang Salehah

    Untuk melahirakan generasi yang unggul dan berkualitas diperlukan sosok

    ibu yang berkualitas pula. Ibu inilah yang akan melakukan pewarisan nilai-nilai

    kebaikan kepada anak-anaknya. Jika kesadaran pewarisan nilai dimiliki oleh para

    ibu salehah, ia akan memantau perkembangan anak sehingga mampu

    mengawasi perkembangan anak-anaknya, mendidik generasi dengan baik bagi

    masa depan. Para ibu ini tidak akan menjadi salehah secara tiba-tiba. Peran

    tarbiyah disini untuk mempersiapkan para ibu memahami kewajiban dan

    tanggungjawabnya terhadap masa depan bangasa, lewat pendidikan generasi.

    Tarbiyah memberikan bekal ilmu dan keterampilan untuk bisa menjadi pendidik

    generasi yang berkualitas.

    5.  Akhwat Muslimah adalah Unsur Pokok bagi Pembangunan Masyarakat yang

    Sehat

    Laki-laki dan perempuan adalah unsur untuk melakukan pembangunan di

    masyarakat. Melalui tarbiyah, muslimah dipersipakan menjadi pelaku perbaikan

    masyarakat. Mereka adalah pelaku aktif sebagai subjek pembangunan. Islam

    menyediakan proses tarbiyah yang membuat mereka menjadi dimuliakan dengan

    peran yang signifikan untuk melakukan perbaikan.

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    29/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    28

    6.  Fitrah Perempuan Harus Diberdayakan untuk Menjadi Salah Satu Fondasi

    Kehidupan

    Atas bentukan sosial, banyak perempuan yang merasa lebih rendah

    dibandingkan dengan kaum laki-laki. Ada unsur pemalu, perasa,ditambah dengan

    sejumlah patokan nilai dan persepsi kultular masyarakat yang tidak menghendaki

    perempuan menjadi pelaku aktif dalam berbagai kegiatan masyarakat, yang

    membuat para akhwat lebih cenderung mengalah. Perempuan lebih dominan

    dalam hal kelembutan, kehalusan, dan perasaan. Selain itu, memiliki intuisi lebih

    tajam dan kemampuan ingatan yang lebih kuat. Dengan karakter tersebut,

    muslimah perlu mendapat perhatian spesifik dalam proses tarbiyah. Muslimah

    diarahkan menjadi menjadi subjek yang mandiri, kesadaran aktif, dan potensi

    untuk melakukan perbaikan diri, keluarga, masyarakat, dan bangsa.

    MATERI 9

    TUJUAN TARBIYAH MUSLIMAH

      Tujuan materi :

    1. 

    Mengetahui tujuan tarbiyah

    2.  Adanya pencapaian target dalam berbagai sarana tarbiyah bagi muslimah di fakultas

    masing-masing.

      Metode : ceramah 

      Materi :

    Tarbiyah bagi para akhwat muslimah memiliki tujuan utama. Perempuan harus

    mendapatkan hak untuk dididik dan dibina dalam Islam. Untuk memaksimalkan potensi

    perempuan, diperlukan proses pembinaan yang bertahap dan terus-menerus. Tujuantertinggi proses tarbiyah adalah membentuk manusia yang baik sebagaiman ungkapan Al-

    Quran :

    “Sesungguhnya orang terbaik di antara kamu adalah yang paling bertakwa” (Q.S. Al-

    Hujurat:13)

    Sedangkan tujuan tarbiyah secara umum adalah menciptakan keadaan yang kondusif bagi

    manusia untuk hidup di dunia secara lurus dan baik, serta hidup di akhirat dengan naungan

    ridha dan pahala Allah swt.

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    30/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    29

    Bagi perempuan muslimah, tujuan tarbiyah dijabarkan dalam beberapa bagian penting,

    yaitu :

    1.  Bagi Individu

    Pada dasarnya tarbiyah ditujukan kepada diri pribadinya terlebih dahulu, sebelum

    akhirnya nanti memberikan kontribusi bagi yang lain. Tujuan tarbiyah bagi pribadi

    adalah:

    a.  Membentuk kepribadian muslim yang integral

    Membentuk kepribadian sebagai muslimah seutuhnya yang memiliki ppotensi

    yang optimal, baik segi spiritual, intelektual, moral, fisik, dan amal-amal islami,

    yang dirangkum dalam 10 aspek kepribadian muslim :

    -  Akidah yang bersih

    -  Ibadah yang lurus

    -  Akhlak yang kokoh

    -  Mampu mencari penghasilan

    -  Wawasan yang luas

    -  Fisik yang kuat

    -  Mengendalikan hawa nafsu

    -  Teratur dalam urusan

    -  Mampu memanejemn waktu

    -  Bermanfaat bagi orang lain

    b. 

    Membentuk kepribadian dakwahTarbiyah menghantarkan perempuan muslimah untuk memiliki kepribadian

    sebagai seseorang yang aktif mengajak masyarakat melakukan kebaikan dan

    mencegah mereka dari keburukan.

    c.  Memberikan pelatihan aktivitas dan mendapat pengalaman

    Melalui tarbiyah akhwat mendapatkan pelatihan amal yang memungkinkannya

    memiliki penguasaan medan yang bagus, pengalaman yang luas dan matang

    sehingga berbagai amanah bisa dikerjakan dengan optimal.

    d.  Mendapatkan keterampilan praktis

    Perempuan muslimah juga dibekali dengan berbagai keterampilan teknis danpraktis yang akan membantunya mengerjakan amanah dakwah secara tepat.

    2.  Bagi Keluarga

    a.  Mendapatkan suami muslim yang mendukung dakwah

    Tarbiyah bagi perempuan muslimah diharapkan mengarahkan proses pernikahan

    yang sesuai kaidah syariat dan kemaslahatan dakwah. Perempuan muslimah bisa

    mendapatkan suami yang mendukung dakwah dan mengoptimalkan berbagai

    potensi positif setelah menjalani kehidupan berumah tangga. Tanpa tarbiyah,

    orientasi mendapatkan suami sering kali terjebak dalam hal-hal yang bersifat

    materi dan keduniaan semata. Tarbiyah memahamkan dan menanamkan nilai

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    31/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    30

    pentingnya membentuk keluarga, diawali dengan pemilihan calon suami yang

    akan memberikan kontribusi optimal bagi dakwah Islam dan kejayaan muslim.

    b.  Membentuk keluarga yang dipenuhi bimbingan Islam

    Tujuan tarbiyah mecakup pembentukan keluarga yang sakinah, mawadah, dan

    rahmah, juga dipenuhi nilai-nilai Islam. Dengan tarbiyah, diharapkan perempuan

    muslimah mengerti posisi, peran, dan tanggung jawabnya dalam rumah tangga.

    Tarbiyah bagi muslimah diharapkan mampu memberikan motivasi yang kuat

    untuk membuat suasana keluarga agar senantiasa berada dalam ruang lingkup

    nilai-nilai Islam.

    c.  Membentuk keluarga yang terlibat dalam amal islami

    Tarbiyah bagi muslimah diharapkan akan mendorong terbentuknya keluarga

    yang berkontribusi untuk Islam. Seluruh anggota keluarga terlibat dalam amal

    Islami. Sebelum menikah, muslimah diarahkan oleh proses tarbiayh untuk aktif

    dalam amal Islami. Setelah berkeluarga, tarbiyah tetap mengarahkan para

    akhwat untuk mengambil peran yang disignifikan dalam upaya perbaikan

    masyarakat.

    3.  Bagi Masyarakat

    a.  Menumbuhkan kepekaan hati dan jiwa sosial

    Tarbiyah bertujuan untuk membentuk akhwat muslimah yang memilki kepekaan

    dan jiwa sosial, yang menyebabkan mereka tanggap terhadap problematika

    sosial kemasyarakatannya. Mereka nantinya diharapkan menjadi pekerja sosial

    yang concern dengan permasalahan umat, dan keterlibatan dalam penyelesaianmasalah-masalah umat.

    b.  Mempersiapkan akhwat untuk peran peradaban

    Akhwat muslimah memiliki tugas dan peran yang sangat besar dan penting

    sepanjang sejarah kemanusiaan. Ia bukan saja rahim tempat bersemainya para

    pemimpin peradaban, akan tetapi para akhwat muslimah adalah pendidik para

    pelaku sejarah dari zaman ke zaman. Ada peran besar yang harus dimainkan

    perempuan muslimah untuk kebaikan diri dan umat secara keseluruhan, yaitu

    peran pembangunan peradaban. Peran tersebut adalah melahirkan dan

    mendidik generasi berkualitas, terlibat dalam urusan, menunaikan kewajibandakwah, dan amar makruf nahi munkar.

    c.  Mempersiapkan akhwat utnuk peran kepemimpinan

    Para akhwat disiapkan untuk mengemban amanah kepeminpinan, khususnya

    yang menyangkut masalah perempuan. Tarbiyah tidak hanya mencetak kader,

    tetapi pemimpin yang memiliki potensi dan keterampilan memimpin.

    4.  Bagi Dakwah

    a.  Memenuhi kebutuhan sumber daya akhwat berkualitas di berbagai bidang

    Tarbiyah diharapkan mampu memenuhi kebutuhan kualifikasi sumber daya

    muslimah dari berbagai bidang yang diperlukan dakwah.

    b.  Memperluas medan dakwah akhwat

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    32/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    31

    Tarbiyah mencetak tenaga aktivis yang bisa disebarkan untuk melakukan dakwah

    di berbagai sector kehidupan. Perluas apabila tsan wilayah dakwah menjadi bisa

    terwujud apabila tersedia semakin banyak akhwat muslimah yang memiliki

    kepribadian Islam dan kepribadian aktivis.

    c. 

    Mendorong akhwat untuk bekerja sama dakwah dengan berbagai perkumpulan

    perempuan

    Tarbiyah mengajarkan para akhwat muslimah menebar kebajikan di setiap

    tempat di setiap waktu, salah satunya dengan berbagai upaya kerja sama

    lembaga dan keterlibatan dalam kelembagaan atau organisasi kemasyarakatan,

    khususnya yang mengelola urusan kaum perempuan.

    MATERI 10

    KESEHATAN MUSLIMAH

      Tujuan materi :

    1.  Meluruskan niat bahwa menjaga kesehatan sebagai bentuk mensyukuri nikmatnya

    2.  Mengetahui hal-hal yang harus dijaga dalam kesehatan muslimah

      Metode : ceramah, talkshow dengan narasumber muslimah mengenai

    kesehatan diri wanita 

     

    Isi Materi :

    Allah swt. Telah menciptakan dengan sempurna secara fisik. Semua nikmat ini

    digunakan sebagaimana tujuan diciptakannya, untuk beribadah hanya kepada Allah

    swt. Agar tetap mendapatkan ridho Allah, maka tubuh ini tidak boleh ditelantarkan.

    Ia harus dijaga, dipelihara, dan dikembangkan demi pengabdian kita kepada Allah

    swt. Sebagai nikmat, ia patut mendapatkan perhatian dari pemiliknya, sebagai wujud

    rasa syukur kepada yang Mahakuasa.

    “…sesungguhnya badanmu memiliki hak yang harus kau tunaikan..” (HR. Muslim)  

    Hak-hak fisik yang dipenuhi oleh muslimah adalah :

    1.  Menjaga Kecantikan

    Muslimah mempunyai kewajiban untuk menjaga dan merawat kecantikan

    tubuhnya, bukan untuk mengundang fitnah bagi laki-laki, tetapi dalam rangka

    menjaga syukurnya kepada Allah swt. Dandanya muslimah tidak boleh melanggar

    aturan-aturan syariat, baik dalam cara, tempat, dan tujuannya.

    2.  Menjaga Kesehatan Tubuh

    Nikmat sehat termasuk salah satu hal yang harus disyukuri dengan menjaga dan

    memanfaatkannya untuk kebaikan. Beberapa hal yang diperhatikan dalam

    menjaga kesehatan adalah :

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    33/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    32

    a.  Tidur teratur yang efektif

    b.  Makan dengan gizi seimbang

    c.  Olahraga

    d.  General check up

    3. 

    Mengobati Penyakit

    “Berobatlah kalian, karena sesunggunya Allah tidak membuat penyakit kecuali

    pasti membuat obatnya…” (HR. Ahmad) 

    Rasul menuntunkan untuk mengobati penyakit sebagai bentuk pemenuhan hak

     jasad. Oleh karena itu, jika terdapat kelainan medis, segeralah berobat.

    4.  Menjauhi sifat berlebihan dan sia-sia

    Akhwat muslimah tidak layak berlebihan dalam menggunakan tubuhnya baik

    berlebihan dengan bekerja keras maupun berlebihan dalam memanjakannya.

    Segala sesuatu yang berlebihan tidaklah sesuatu yang fitrah. Contoh kegiatan

    yang berlebihan adalah :

    -  Terlalu mencintai pekerjaan dan melalaikan hak tubuh

    -  Suka menuruti keinginan untuk memenuhi nafsu makan

    -  Sangat mementingkan bentuk ideal tubuhnya sehingga melakukan diet yang

    berlebihan

    5.  Menjaga Kebersihan

    “ Sesungguhnya Allah itu baik dan mencintai kebaikan, bersih dan mencintai

    kebersihan…” (HR. Tirmidzi) 

    “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang tobat dan menyucikan diri. “

    (Q.S. Al-Baqarah : 222)

    Menjaga kebersihan adalah sebagian dari iman. Menjaga kesehatan tubuh

    dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut :

    a.  Menjaga kebersihan kulit

    b.  Mandi

    c.  Aroma tubuh

    d. 

    Keramase.  Mulut

    MATERI 11

    BERHIAS BAGI MUSLIMAH

      Tujuan materi : Mengetahui cara berhias sesuai syariat 

      Metode : ceramah, tutorial berhias sesuai syariat 

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    34/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    33

      Isi Materi :

    1.  Berhias yang dianjurkan adalah :

    -  Siwak

    -  Istinsyaq (memasukan air ke dalam hidung yang berarti membersihkan

    hidung).

    -  Memotong kuku

    -  Mencuci ruas-ruas jari tangan dan kaki

    -  Mencabuti atau mencukur rambut ketiak

    -  Mencukur rambut di bawah perut

    -  Mencucui pakaian yang kotor

    -  Bersisir atau merapikan rambut

    -  Mengecat rambun uban

    “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata, “Ada sesorang yang lewat di

    hadapan Rasulullah saw, yang rambutnya dicat dengan iani. Beliau bersabda,

    ‘Alangkah baiknya rambut itu. ‘Kemudian lewat orang lain yang mengecat

    rambutnya dengan iani dan katm (nama pepohonan). Beliau bersabda, ‘Ini

    lebih baik dari yang tadi.’ Kemudian lewat orang lain yang mengecat

    rambutnya dengan shufrah. Beliau bersabda, ‘Ini lebih baik dari keduanya

    tadi’.” 

    -  Bercelak

    Mencuci bekas darah haid dan nifas dengan air dicampuri minyak wangi-  Mandi dan bersabun

    2.  Berhias yang diperbolehkan

    -  Mengenakan sutra dan emas

    “Dihalalkan emas dan sutra bagi kaum wanita dari umatku dan hal itu

    diharamkan bagi kaum laki-laki” (HR. At-Tirmidzi dan An-Nasa’i) 

    -  Mutiara dan berbagai jenis batu-batu permata

    -  Pewarna untuk memerahkan pipi dan memutihkan wajah

    3.  Berhias yang diharamkan

    - Memotong rambut dan pendapat tentang memendakan rambut. “Aku terbebas dari wanita yang memotong rambut, berteriak dengan suara

    keras dan merobek-robek pakaiannya (ketika mendapat musibah.”

    (HR.Muslim) 

    -  Menyambung rambut 

    Rasulullah saw bersabda, “Allah melaknat orang yang menyambung

    rambutnya (dengan rambut lain), dan meminta untuk disambungkan” 

    -  Tatto 

    Riawayat Abdullah bin Umar ra, “Allah melaknat wanita yang berattto dan

    yang diminta agar ia ditatto, wanita yang mencabuti rambutnya dan yang

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    35/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    34

    meminta agar rambutnya dicabuti, yang merenggangkan giginya untuk

    keindahan serta wanita yang merubah ciptaan Allah.” 

    -  An-Namisah, yaitu mencabuti rambut diwajah. Orang yang meminta dicabut

    dan mencabut rambut sama-sama diharamkan. 

    - Alwasyr, yaitu mengikir gigi atau menggergaji gigi agar lancip atau tipis.

    Riwayat dari Ibnu Mas’ud ra, “Saya pernah mendengar Rasulullah saw

    melarang wanita yang mencabuti rambutnya, mengikir giginya, menyambung

    rambutnya dan bertatto, kecuali karena suatu penyakit.” (HR. Ahmad) 

    -  Operasi kecantikan yang merubah ciptaan Allah, seperti memancungkan

    hidung, merampingkan pinggang, dan lain-lain. 

    MATERI 12KEDUDUKAN WANITA SEBELUM DAN SESUDAH ISLAM

      Tujuan materi :

    1.  Mengetahui kedudukan wanita sebelum dan sesudah Islam

    2.  Bersyukur dengan fitrah sebagai wanita dan berusaha mengoptimalkan diri dengan

    bermanfaat bagi orang lain

      Metode : ceramah, bedah buku, menonton film sejarah Rasulullah

     

    Isi Materi :

    Sebelum kedatangan Islam

    Wanita sebelum datangnya Islam di sebagian masyarakat jahiliyah mengalami

    masa hidup yang sangat kritis, masyarakat jahiliyah benci dengan kelahiran

    seorang wanita, di antara mereka ada yang mengubur anak wanita secara hidup-

    hidup di dalam lubang karena takut cela, di antara mereka ada yang membiarkan

    wanita hidup dalam dunia kehinaan dan kenistaan. Allah subhanahu wa ta’ala

    berfirman:

    Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya dan dia sangat marah. Ia

    menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang

    disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung

    kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?

    Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.

    (QS. Al-Nahl: 58-59).

    Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: 

    “Apabila bayi -bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya karena dosaapakah dia dibunuh”, (QS. Al -Takwir; 8-9)

  • 8/18/2019 Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013(1)

    36/38

    Kurikulum Kemuslimahan DEP FULDFK 2013

    35

    Al-Mau’udah adalah anak wanita yang dikuburkan hidup-hidup sehingga mati di

    dalam tanah, wanita pada masa jahiliyah tidak berhak mendapat warisan

    walaupun wanita tersebut hidup dalam kemiskinan dan kebutuhan yang tinggi,

    sebab pewarisan tersebut hanya berlaku bagi kaum pria saja, bahkan wanitatersebut bisa diwariskan setelah suaminya meninggal sebagaimana harta

    diwariskan, lebih dari itu banyak wanita yang hidup di bawah satu lelaki sebab

    masayarakat jahiliyah tidak membatasi diri dengan batasan jumlah istri-istri, dan

    merekapun tidak menghiraukan terhadap berbagai pengekangan dan kezaliman

    yang terjadi pada wanita. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari

    Umar RA bahwa beliau berkata, “Demi Allah!, pada masa jahiliyah wanita tidak

    kami anggap apapun, sehingga Allah menurunkan bagi mereka tuntunan yang

    menjelaskan kemaslahatan bagi mereka dan Allah memberikan bagia