kutukan raja pulau mintin

3
Kutukan Raja Pulau Mintin Pada zaman dahulu, terdapatlah sebuah kerajaan di Pulau Mintin daerah Kahayan Hilir, Kalimantan Tengah. Kerajaan itu sangat terkenal akan kearifan rajanya. Akibatnya, kerajaan itu menjadi wilayah yang tenteram dan makmur. Pada suatu hari, permaisuri dari raja tersebut meninggal dunia. Sejak saat itu raja menjadi murung dan nampak selalu sedih. Keadaan ini membuatnya tidak dapat lagi memerintah dengan baik. Pada saat yang sama, keadaan kesehatan raja inipun makin makin menurun. Guna menanggulangi situasi itu, raja berniat untuk pergi berlayar guna menghibur hatinya. Untuk melanjutkan pemerintahan maka raja itu menyerahkan tahtanya pada kedua anak kembarnya yang bernama Naga dan Buaya. Mereka pun menyanggupi keinginan sang raja. Sejak sepeninggal sang raja, kedua putranya tersebut memerintah kerajaan. Namun sayangnya muncul persoalan mendasar baru. Kedua putra raja tersebut memiliki watak yang berbeda. Naga mempunyai watak negatif seperti senang berfoya-foya, mabuk- mabukan dan berjudi. Sedangkan buaya memiliki watak positif seperti pemurah, ramah tamah, tidak boros dan suka menolong. Melihat tingkah laku si Naga yang selalu menghambur-hamburkan harta kerajaan, maka si Buayapun marah. Karena tidak bisa dinasehati maka si Buaya memarahi si Naga. Tetapi rupaya naga ini tidak mau mendengar. Pertengkaran itu berlanjut dan berkembang menjadi perkelahian. Prajurit kerajaan menjadi terbagi dua, sebahagian memihak kepada Naga dan sebagian memihak pada Buaya. Perkelahian makin dahsyat sehingga memakan banyak korban. Dalam pelayarannya, Sang raja mempunyai firasat buruk. Maka ia pun mengubah haluan kapalnya untuk kembali ke kerajaanya. Betapa terkejutnya ia ketika menyaksikan bahwa putera kembarnya telah saling berperang. Dengan berang ia pun berkata,”kalian telah menyia-nyiakan kepercayaanku. Dengan peperangan ini kalian sudah menyengsarakan rakyat. Untuk itu terimalah hukumanku. Buaya

Upload: jee-pavo

Post on 23-Sep-2015

30 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Legenda Indonesia

TRANSCRIPT

Kutukan Raja PulauMintinPada zaman dahulu, terdapatlah sebuah kerajaan di Pulau Mintin daerah Kahayan Hilir, Kalimantan Tengah. Kerajaan itu sangat terkenal akan kearifan rajanya. Akibatnya, kerajaan itu menjadi wilayah yang tenteram dan makmur.Pada suatu hari, permaisuri dari raja tersebut meninggal dunia. Sejak saat itu raja menjadi murung dan nampak selalu sedih. Keadaan ini membuatnya tidak dapat lagi memerintah dengan baik. Pada saat yang sama, keadaan kesehatan raja inipun makin makin menurun. Guna menanggulangi situasi itu, raja berniat untuk pergi berlayar guna menghibur hatinya.Untuk melanjutkan pemerintahan maka raja itu menyerahkan tahtanya pada kedua anak kembarnya yang bernama Naga dan Buaya. Mereka pun menyanggupi keinginan sang raja. Sejak sepeninggal sang raja, kedua putranya tersebut memerintah kerajaan. Namun sayangnya muncul persoalan mendasar baru.Kedua putra raja tersebut memiliki watak yang berbeda. Naga mempunyai watak negatif seperti senang berfoya-foya, mabuk-mabukan dan berjudi. Sedangkan buaya memiliki watak positif seperti pemurah, ramah tamah, tidak boros dan suka menolong. Melihat tingkah laku si Naga yang selalu menghambur-hamburkan harta kerajaan, maka si Buayapun marah. Karena tidak bisa dinasehati maka si Buaya memarahi si Naga. Tetapi rupaya naga ini tidak mau mendengar. Pertengkaran itu berlanjut dan berkembang menjadi perkelahian. Prajurit kerajaan menjadi terbagi dua, sebahagian memihak kepada Naga dan sebagian memihak pada Buaya. Perkelahian makin dahsyat sehingga memakan banyak korban.Dalam pelayarannya, Sang raja mempunyai firasat buruk. Maka ia pun mengubah haluan kapalnya untuk kembali ke kerajaanya. Betapa terkejutnya ia ketika menyaksikan bahwa putera kembarnya telah saling berperang. Dengan berang ia pun berkata,kalian telah menyia-nyiakan kepercayaanku. Dengan peperangan ini kalian sudah menyengsarakan rakyat. Untuk itu terimalah hukumanku. Buaya jadilah engkau buaya yang sebenarnya dan hidup di air. Karena kesalahanmu yang sedikit, maka engkau akan menetap di daerah ini. Tugasmu adalah menjaga Pulau Mintin. Sedangkan engkau naga jadilah engkau naga yang sebenarnya. Karena kesalahanmu yang besar engkau akan tinggal di sepanjang Sungai Kapuas. Tugasmu adalah menjaga agar Sungai Kapuas tidak ditumbuhi Cendawan Bantilung.Setelah mengucapkan kutukan itu, tiba-tiba langit gelap dan petir menggelegar. Dalam sekejap kedua putranya telah berubah wujud. Satu menjadi buaya. Yang lainnya menjadi naga.https://legendakita.wordpress.com/2008/04/03/kutukan-raja-pulau-mintin/Alkisah, pada zaman dahulu di Pulau Mintin daerah Kahayan Hilir terdapat sebuah kerajaan yang terkenal akan kearifan rajanya. Akibatnya, kerajaan itu menjadi wilayah yang tenteram dan makmur. Rakyatnya hidup rukun, makmur, damai dan sejahtera.

Suatu ketika, permaisuri dari sang raja meninggal dunia. Dan, mulai saat itu raja menjadi murung dan nampak selalu bersedih hati. Kesehatannya makin lama makin menurun. Keadaan ini membuatnya menjadi tidak dapat lagi memerintah dengan baik. Untuk menanggulangi situasi yang demikian ini, raja pun berniat berlayar agar hatinya sedikit terhibur.

Agar pemerintahan tetap berjalan sebagaimana biasanya, maka sang raja kemudian menyerahkan tahtanya pada kedua anak kembarnya yang bernama Naga dan Buaya. Mereka menyanggupi keinginan tersebut dengan tujuan agar ayahhandanya segera sembuh dan tidak bersedih hati lagi.

Namun sayang, setelah beberapa bulan memerintah mulailah timbul permasalahan. Hal ini diakibatkan karena kedua orang ini mempunyai kebiasaan yang saling bertentangan. Si Naga mempunyai kebiasaan negatif, seperti: senang berfoya-foya, bermabuk-mabukan dan berjudi. Sedangkan Si Buaya sebaliknya. Ia seorang yang pemurah, ramah terhadap siapa saja, tidak hidup roya, dan suka menolong orang lain yang sedang kesusahan.

Melihat tingkah laku Si Naga yang menghamburkan harta kerajaan untuk berfoya-foya, Si Buaya pun lantas menasihatinya. Tetapi rupanya Si Naga tidak mau mendengar apa yang dinasihatkan oleh saudara kembarnya. Perang mulut pun terjadi dan kemudian berlanjut menjadi perkelahian. Prajurit kerajaan itu akhirnya terbagi menjadi dua kubu. Sebagian memihak Si Naga dan sebagian lagi Si Buaya. Pertempuran besar yang memakan banyak korban jiwa terjadi diantara kedua kubu tersebut.

Di sisi lain, saat dalam pelayaran Sang Raja mempunyai firasat buruk. Ia lalu menyuruh nahkodanya untuk memutar haluan kembali ke kerajaan. Ketika telah berlabuh, betapa terkejutnya Sang Raja menyaksikan kedua puteranya sedang bertarung di dekat pelabuhan. Dengan berang ia berkata, Kalian telah menyia-nyiakan kepercayaanku. Untuk itu, terimalah hukumanku. Buaya, jadilah engkau seekor buaya yang sebenarnya dan mulai sekarang hidup di air. Tugasmu mulai saat ini adalah menjaga Pulau Mintin. Sedangkan engkau Naga, jadilah engkau naga yang sebenarnya. Engkau akan tinggal di sepanjang Sungai Kapuas. Tugasmu adalah menjaga agar Sungai Kapuas tidak ditumbuhi Cendawan Bantilung.

Setelah berkata demikian, tiba-tiba langit menjadi gelap dan suara petir pun menggelegar. Dalam sekejap kedua putra Sang Raja beralih wujud menjadi seekor buaya dan naga yang sebenarnya. Mereka lalu pergi ke tempat yang telah ditugaskan oleh Sang Raja.

http://uun-halimah.blogspot.com/2010/04/kutukan-raja-pulau-mintin-kalimantan.html