laju reaksi

20
BAB I LANDASAN TEORI A. Laju Reaksi Molaritas (M) Molaritas merupakan salah satu cara menyatakan tingkat kepekatan suatu larutan. Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Dinyatakan dengan persamaan berikut : M= n V = mol liter Keterangan : M = molaritas (mol/liter) n = jumlah mol zat terlarut (mol) V = volume larutan (liter) Pengertian Laju Reaksi Laju reaksi menyatakan seberapa cepat atau lambat suatu proses berlangsung. Laju reaksi dapat dinyatakan pula sebagai berkurangnya jumlah pereaksi atau bertambahnya jumlah hasil reaksi untuk setiap satuan waktu. Laju menyatakan besarnya perubahan konsentrasi yang terjadi dalam satuan waktu. Satuan laju reaksi adalah Mdet 1 atau mol L 1 det 1 . Laju reaksi dibedakan menjadi laju rerata dan laju renata sesaat. Laju rerata adalah laju reaksi dalam selang waktu tertentu, sedangkan laju renata sesaat adalah laju reaksi pada waktu tertentu. Lajureaksi= perubahankonsentrasi waktu = molL 1 detik Persamaan Laju Reaksi

Upload: weniwidyastuti

Post on 29-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

laporan praktikum

TRANSCRIPT

BAB ILANDASAN TEORIA. Laju ReaksiMolaritas (M)Molaritas merupakan salah satu cara menyatakan tingkat kepekatan suatu larutan. Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Dinyatakan dengan persamaan berikut : =Keterangan :M = molaritas (mol/liter)n = jumlah mol zat terlarut (mol)V = volume larutan (liter)

Pengertian Laju ReaksiLaju reaksi menyatakan seberapa cepat atau lambat suatu proses berlangsung. Laju reaksi dapat dinyatakan pula sebagai berkurangnya jumlah pereaksi atau bertambahnya jumlah hasil reaksi untuk setiap satuan waktu. Laju menyatakan besarnya perubahan konsentrasi yang terjadi dalam satuan waktu. Satuan laju reaksi adalah atau mol .Laju reaksi dibedakan menjadi laju rerata dan laju renata sesaat. Laju rerata adalah laju reaksi dalam selang waktu tertentu, sedangkan laju renata sesaat adalah laju reaksi pada waktu tertentu. = Persamaan Laju ReaksiPersamaan laju reaksi menyatakan hubungan antara konsentrasi zat yang tersisa saat itu dengan laju reaksi. Persamaan laju reaksi untuk reaksi kimia dapat ditulis sebagai Dengan :

1v = laju reaksi ()k = tetapan laju reaksix = tingkat reaksi (orde reaksi) terhadap Ay = tingkat reaksi (orde reaksi) terhadap B[A] = konsentrasi awal zat A[B] = konsentrasi awal zat B

Orde ReaksiOrde reaksi menyatakan pangkat konsentrasi pereaksi pada persamaan laju reaksi. Dengan demikian, orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi. Berdasarkan nilainya, orde reaksi dibedakan menjadi :1. Orde nolSuatu reaksi kimia dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya apabila perubahan konsentrasi pereaksi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi.v

[x]2. Orde satuSuatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinya apabila laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu. Jika konsentrasi pereaksi tersebut dilipatgandakan, maka laju reaksinya akan menjadi 2 kali lebih besar dari semula.

v

[x]3. Orde duaSuatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksinya apabila laju reaksinya merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu. Jika konsentrasi reaktan dilipatgandakan, maka laju pereaksinya menjadi dua kuadrat atau empat kali lebih besar dari kelajuan reaksi sebelumnya.

v

[x]Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju ReaksiLaju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah sebagai berikut :1. KonsentrasiReaksi kimia hanya berlangsung jika partikel-partikel reaktan saling bertumbukan. Pada larutan konsentrasi tinggi, setiap unit volumenya mengandung lebih banyak partikel dari pada larutan yang konsentrasinya lebih rendah. Oleh sebab itu, makin besar konsentrasi, makin banyak zat-zat yang bereaksi sehingga makin besar kemungkinan terjadinya tumbukan. Dengan demikian, makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.2. Luas permukaanDalam reaksi kimia, sering kali kita menggunakan reaktan berupa padatan. Jika padatan tersebut dihaluskan atau dipotong-potong menjadi bagian yang lebih kecil, maka luas permukaan totalnya akan lebih besar dari pada luas permukaan padatan yang tidak dihaluskan atau dipotong-potong. Dengan demikian, semakin luas permukaan suatu zat, maka semakin luas pula permukaan bidang sentuhnya untuk bertumbukan dengan zat lain. Akibatnya, reaksi yang berbentuk serbuk halus lebih cepat laju reaksinya dibandingkan yang berbentuk kepingan. Partikel bagian kepingan harus menunggu sebelum bagian luar habis bereaksi, sedangkan partikel serbuk halus banyak yang bertumbukan pada waktu bersamaan.

3. SuhuSemakin tinggi suhu, semakin cepat reaksi. Hampir dalam setiap kenaikan suhu mengakibatkan laju reaksi meningkat. Pada umumnya, untuk setiap kenaikan suhu 10C, laju reaksi menjadi 2 kali lebih cepat dari laju reaksi sebelumnya. Hal ini dapat dijelaskan dengan teori tumbukan. Pada saat suhu dinaikkan, partikel-partikel reaktan memiliki energi lebih besar, yang menyebabkan partikel-partikel tersebut semakin sering bertumbukan dan energi kinetiknya lebih besar pula. Akibatnya, laju reaksi dipercepat. Sebaliknya, pada suhu rendah, partikel-partikel reaktan memiliki energi kinetik yang rendah pula, sehingga partikel-partikel tersebut lambat untuk bertumbukan dengan partikel-partikel reaktan lainnya untuk menghasilkan produk.4. KatalisKatalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa terlibat secara kimia di akhir reaksi. Suatu katalis mungkin dapat terlibat dalam proses reaksi atau mengalami perubahan selama reaksi berlangsung, tetapi setelah reaksi itu selesai maka katalis akan diperoleh kembali. Katalis mempercepat reaksi dengan cara mengubah jalannya reaksi. Jalur reaksi yang ditempuh tersebut mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah dari pada jalur reaksi yang ditempuh tanpa katalis. Jadi, dapat dikatakan bahwa katalis berperan menurunkan energi aktivasi. Katalis dibagi menjadi dua, yaitu katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis homogen adalah katalis yang satu fase dengan zat yang dikatalisis. Katalis heterogen adalah katalis yang tidak satu fase dengan zat-zat pereaksi.5. Pengaruh pengadukanPengadukan berpengaruh pada pertemuan antar partikel. Makin cepat proses pengadukan, maka reaksi makin cepat.6. TekananBanyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Laju reaksi yang melibatkan pereaksi berupa gas berlangsung lebih cepat pada tekanan tinggi dari pada laju reaksi dengan pereaksi yang sama pada tekanan rendah.tekanan yang tinggi akan memperkecil volume sehingga memperbesar konsentrasi. Akibatnya, partikel-partikel pereaksi semakin sering bertumbukan, sehingga reaksinya berjalan dengan cepat.Teori TumbukanTeori tumbukan menyatakan bahwa suatu reaksi kimia berlangsung sebagai hasil tumbukan antar partikel pereaksi. Akan tetapi, tidak semua tumbukan menghasilkan reaksi kimia, melainkan hanya tumbukan antar partikel yang memiliki energi yang cukup dan arah tumbukan yang tepat. Dengan demikian, laju reaksi akan bergantung pada frekuensi tumbukan, energi partikel pereaksi, dan arah tumbukan.Tumbukan yang menghasilkan reaksi disebut sebagai tumbukan efektif. Sedangkan energi minimum yang dimiliki oleh partikel pereaksi sehingga menghasilkan tumbukan efektif disebut energi pengaktifan (Ea). Semua reaksi, eksoterm ataupun endoterm memerlukan energi pengaktifan. Reaksi yang dapat berlangsung pada suhu rendah berarti memiliki energi pengaktifan yang rendah. Sebaliknya, reaksi yang memiliki energi pengaktifan besar dapat berlangsung pada suhu tinggi.Berdasarkan teori tumbukan, dapat kita jelaskan pengaruh beberapa faktor dalam laju reaksi, yaitu :1) Luas permukaan (bidang sentuh)Semakin luas permukaan bidang sentuh, maka semakin cepat reaksi itu berlangsung.2) KonsentrasiSemakin besar konsentrasi, semakin cepat pula laju reaksinya.3) SuhuDengan bertambahnya suhu dapat mempercepat laju reaksi.4) KatalisatorKatalisator berfungsi untuk menurunkan energi pengaktifan. Energi pengaktifan ini akan turun karena katalisator membentuk senyawa antara yang mempunyai energi pengaktifan kecil. Dari senyawa antara ini akan membentuk zat yang diinginkan.

B. REAKSI EKSOTERM DAN ENDOTERMReaksi Eksoterm adalah reaksi yang membebaskan kalor. Pada reaksi eksoterm terjadi aliran kalor dari sistem kelingkungan sehingga entalpi sistem berkurang dan perubahan entalpi berharga negatif.Contoh reaksi eksoterm : + H = -393,5 kJReaksi Endoterm adalah reaksi kimia yang memerlukan kalor, pada reaksi endoterm terjadi aliran kalor dari lingkungan ke sistem sehingga entalpi sistem bertambah dan perubahan entalpi berharga positif.Contoh reaksi endoterm:

Sistem Sistem Lingkungan

Reaksi eksoterm Reaksi endoterm

BAB II

KEGIATAN

A. Pengaruh Konsentrasi dan Suhu pada Laju Reaksi1. Tujuan : Mengamati pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap laju reaksi2. Alat dan bahan : Larutan natrium tiosulfat ( 0,1 M Larutan natrium tiosulfat ( 0,5 M Larutan asam klorida (HCl) Pipet 3 buah gelas kimia Kompor listrik Pulpen Kertas Stopwatch 3. Cara kerja :a. Buat tanda silang X diatas 3 lembar kertas putih dengan pulpen.b. Letakan gelas kimia pada masing-masing kertas yang sudah diberi tanda silang.c. Ambil masing-masing 10ml larutan ( 0,1M lalu dituangkan kedalam 2 buah gelas kimia. Kemudian ambil 10ml larutan ( 0,5M dan tuangkan ke dalam gelas kimia lain yang kosong.d. Masukan masing-masing larutan HCl 1M sebanyak 10ml pada larutan (( 0,5M. Kemudian hitung waktu sejak penuangan HCl 1M sampai tanda silang tidak tampak.e. Panaskan larutan ( 0,1M sampai suhunya naik. Setelah suhunya naik letakan larutan ( 0,1M yang telah dipanaskan diatas kertas yang sudah diberi tanda silang.f. Ambil 10ml larutan HCl 1M lalu tuangkan kedalam (0,1M yang telah dipanaskan, kemudian hitung waktu sejak penuangan HCl sampai tanda silang tidak tampak.

4. Pengamatan :

Volume(0,1 M(ml)Volume(0,5 M(ml)HCl 1 MWaktu(sekon)V=Gejala

10

10

182

0,005

Timbul endapan,Dan warna menjadi keruh.

1010220,045Timbul endapan,dan warna menjadi lebih keruh dari percobaan sebelumnya.

10

10570,0175Timbul endapan, warna menjadi keruh dan bau lebih menyengat.

5. Pembahasan :

Dari hasil pengamatan, laju reaksi pada reaksi (0,1 M) dan HCl (1 M ) waktu yang diperlukan dari saat HCl dituangkan sampai tanda X tidak terlihat adalah selama 182 sekon. Laju reaksi pada (0,5 M) dan HCl (1 M) waktu yang diperlukan dari saat HCl dituangkan sampai tanda X tidak terlihat adalah selama 22 sekon. Dan laju reaksi pada reaksi (0,1 M) yang suhunya dinaikan dan ditambahkan HCl waktu yang diperlukan dari saat HCl dituangkan sampai tanda X tidak terlihat adalah selama 57 sekon. Dari hasil pengamatan tersebut, diperoleh bahwa waktu yang diperlukan pada Laju reaksi pada (0,5 M) dan HCl (1 M) lebih cepat dibandingkan dengan (0,1 M) dan HCl (1 M ). Hal ini dikarenakan molaritas pada percobaan kedua lebih besar dari percobaan pertama. Semakin besar molaritasnya maka semakin banyak zat-zat yang bereaksi sehingga semakin besar kemungkinan terjadinya tumbukan.Pada percobaan ketiga, laju reaksi pada (0,1 M) yang dipanaskan terlebih dahulu kemudian ditambahkan dengan HCl (1 M) dimana molaritas sama dengan percobaan pertama lebih cepat dibandingkan percobaan pertama. Berarti semakin besar suhunya maka energi kinetiknya akan semakin besar akibatnya, akan semakin banyak partikel yang bereaksi.Dari hasil percobaan pertama, kedua dan ketiga dapat disimpulkan bahwa molaritas dan suhu dapat mempengaruhi laju reaksi.

B. Reaksi Endoterm dan Eksoterm1. Tujuan : Mengamati reaksi endoterm dan eksoterm2. Alat dan bahan : 4 buah gelas ukur Spatula Aquades Larutan NaOH Larutan NaOH 3. Cara kerjaa. Masukan ke dalam gelas ukur, kemudian tambahkan 5ml aquades, lalu rasakan perubahan suhu yang terjadi pada larutan dengan menggunakan telapak tangan, kemudian catat panas atau tidaknya suhu tersebut.b. Masukan 2ml larutan kedalam gelas ukur dan tambahkan 2ml larutan NaOH, lalu rasakan perubahan suhu yang terjadi pada larutan dengan menggunakan telapak tangan, kemudian catat panas atau tidaknya suhu tersebut.c. Masukan 1 gram kedalam gelas ukur dan tambahkan 10ml aquades. lalu rasakan perubahan suhu yang terjadi pada larutan dengan menggunakan telapak tangan, kemudian catat panas atau tidaknya suhu tersebut.d. Masukan 1 gram NaOH dan tambahkan 5ml aquades. lalu rasakan perubahan suhu yang terjadi pada larutan dengan menggunakan telapak tangan, kemudian catat panas atau tidaknya suhu tersebut.

4. Pengamatan (gram)(ml)(gram)NaOH (gram)NaOH (ml)Aquades (ml)Gejala

15Dingin(endoterm)

22Dingin(endoterm)

110Panas(eksoterm)

15Panas(eksoterm)

5. Pembahasan : Pada reaksi antara 1 gram dan 5 ml aquades, gejala yang terjadi adalah suhu pada larutan menjadi turun. Hal ini terjadi karena kalor diserap dari lingkungan ke sistem sehingga entalpi sistem bertambah dan perubahan entalpi berharga positif. Reaksi ini memerlukan kalor sehingga termasuk reaksi endoterm. Pada reaksi antara 2 ml dan 2 ml larutan NaOH juga termasuk kedalam reaksi endoterm karena gejala yang terjadi adalah suhu pada larutan turun. Berarti, pada reaksi ini memerlukan kalor. Pada reaksi 1 gram dan 10 ml aquades, gejala yang terjadi adalah suhu pada larutan menjadi naik. Hal ini terjadi karena kalor dilepas dari sistem ke lingkungan sehingga entalpi sistem berkurang dan perubahan entalpi berharga negatif. Reaksi ini termasuk dalam reaksi eksoterm karena menghasilkan kalor. Pada reaksi 1 gram NaOH dan 5 ml aquades, gejala yang terjadi sama dengan reaksi antara 1 gram dan 10 ml aquades. Reaksi ini menghasilkan kalor sehingga termasuk kedalam reaksi eksoterm. Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa reaksi eksoterm adalah reaksi yang menghasilkan kalor, sedangkan reaksi endoterm adalah reaksi yang memerlukan kalor.

C. Pengaruh Katalis pada Laju Reaksi1. Tujuan : menyelidiki pengaruh katalis pada laju reaksi2. Alat dan bahan: Betadine Larutan kanji Enzim amilase Gelas ukur3. Cara kerjaa. Masukan 2ml larutan kanji kedalam gelas ukur b. masukan satu tetes betadine c. masukan enzim amilase secukupnyad. kocok hingga warna berubah4. pengamatan Larutan kanji (ml)Betadine (tetes)Enzim amilaseGejala

21secukupnyaPada saat larutan kanji di tetesi betadine warna menjadi biru pekat, setelah diberi enzim amilase dan dikocok selama beberapa menit warna memudar dan menjadi putih bening.

5. Pembahasan : Berdasarkan hasil pengamatan, setelah larutan kanji ditetesi betadine warna menjadi biru pekat, hal ini terjadi karena pada betadine terdapat yodium yang dapat mengidentifikasi adanya amilum didalam larutan kanji.Setelah di beri enzim amilase dan di kocok beberapa menit warna memudar dan menjadi putih bening. Ini dikarenakan enzim amilase menguraikan amilum yang terdapat dalam larutan kanji menjadi glukosa sehingga warnanya berubah. Dalam hal ini, enzim berperan sebagai katalis, yang berfungsi untuk mempercepat terjadinya suatu reaksi. Peran katalis adalah menurunkan energi aktivasi, sehingga dengan demikian suatu reaksi akan lebih mudah melampaui energi aktivasinya. Tetapi, pada akhir reaksi katalis tersebut tidak mengalami perubahan yang kekal.

D. Menghitung Orde1. Tujuan : Menghitung orde pada laju reaksi 2. Alat dan bahan :

Larutan 0,1 M Larutan HCl 1 M Larutan HCl 2 M Kertas Pulpen Pipet 3 buah gelas kimia Kompor listrik Pulpen Kertas Stopwatch 3. 4. Cara kerja :a. Buat tanda silang X diatas 2 lembar kertas putih dengan pulpen.b. Letakan gelas kimia pada masing-masing kertas yang sudah diberi tanda silang.c. Ambil 10ml larutan ( 0,1M lalu dituangkan kedalam gelas kimia.d. Masukan larutan HCl 1M sebanyak 10ml pada larutan (. Kemudian hitung waktu sejak penuangan HCl 1M sampai tanda silang tidak tampak.e. Ambil larutan ( 0,1M , kemudian masukan 10ml larutan HCl 2 M lalu tuangkan kedalam 0,1M, kemudian hitung waktu sejak penuangan HCl sampai tanda silang tidak tampak.5. Pengamatan :

((ml)HCl 1M(ml)HCl 2M(ml)Waktu(sekon)V=Gejala

10101820,005Timbul endapan, warna menjadi keruh

10101380,007Timbul endapan, warna menjadi keruh

6. Pembahasan :

HCl [B]Waktu (sekon)V=

0,1 M1 M182

0,1 M2 M138

Untuk n :

1,32 =

Untuk m :

1,32 =

BAB III

KESIMPULAN

1. Semakin besar konsentrasi maka laju reaksinya semakin cepat.2. Semakin tinggi suhu maka laju reaksinya semakin cepat.3. Reaksi eksoterm melepaskan kalor ,sedangkan reaksi endoterm menyerap kalor.4. Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi.

Daftar PustakaHarnanto, Ari. Ruminten. 2007. Kimia.Sukoharjo : Seti-Aji.Utami, Budi, dkk. 2009. Kimia.Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.Tim Penyusun Kimia. LKS Kimia.Bandung : Cv-Widya Pustaka Jaya.