lakip - direktorat perlindungan perkebunansakip.pertanian.go.id/admin/data/rkt dirat perlindungan...
TRANSCRIPT
1
RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
2
RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Tujuan RKT ............................................................................................
2
II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI….. .............................................................
3
III. VISI DAN MISI……………………………………………………………. ......... 4
A. Visi…………………………………………………………………………… 4
B. Misi……………………………………………………………… ..................
4
IV. TUJUAN DAN SASARAN……………………………………………….. ........ 5
A. Tujuan……………………………………………………………………….. 5
B. Sasaran.................................................................................................
6
V. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI ………………………………… .........
7
VI. KEBIJAKAN DAN STRATEGI ................................................................... 9
A. Kebijakan ............................................................................................... 9
B. Strategi ………………………………………………………… ...................
9
VII. PROGRAM DAN KEGIATAN ..................................................................... 11
A. Program ................................................................................................. 11
B. Kegiatan .................................................................................................
11
VIII. RENCANA KERJA TAHUN 2014 …. ........................................................
LAMPIRAN
13
3
RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Matriks Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 ………….. 15
4
RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
KATA PENGANTAR
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Perlindungan Perkebunan
disusun guna memudahkan pengukuran dan penilaian kinerja kegiatan Direktorat
Perlindungan Perkebunan sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi seperti yang
diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.
341/Kpts/OT.140/9/2005 tanggal 8 September 2005 tentang Kelengkapan Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Pertanian.
Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan ini mengacu pada Rencana Strategis
Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2010 – 2014. Materi yang disajikan
dalam RKT tahun 2014 merupakan perencanaan pelaksanaan kegiatan sesuai tugas
pokok dan fungsi secara garis besar.
Sistematika penulisan RKT terdiri dari Bab I. Pendahuluan, Bab II. Tugas Pokok dan
Fungsi, Bab III. Visi dan Misi, Bab. IV. Tujuan dan Sasaran, Bab V. Permasalahan
yang Dihadapi, Bab VI. Kebijakan dan Strategi, Bab. VII. Program dan Kegiatan,
Bab VIII. Rencana Kerja Tahun 2014.
Kami menyadari bahwa dokumen RKT 2014 ini masih jauh dari sempurna dan untuk
itu kami mengharapkan masukan dan koreksi dari semua pihak untuk perbaikan dan
penyempurnaan RKT 2014 ini. Akhirnya kami sampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi aktif dalam penyusunan
RKT ini.
Jakarta, Juni 2013
Direktur,
Ir. Hudi Haryono, MS.
5
RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luas areal perkebunan di Indonesia sampai dengan tahun 2012 berjumlah
21,49 juta ha; dan sekitar 70,8 % dari total areal perkebunan merupakan
perkebunan rakyat dengan produktivitas yang masih rendah, yaitu baru
mencapai 58 % dari potensi produksi, meskipun ada komoditas yang sudah
mendekati potensinya seperti kelapa sawit. Rendahnya produktivitas tersebut
antara lain disebabkan masih rendahnya penggunaan bahan tanaman unggul,
adanya serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak
dan dampak perubahan iklim (kekeringan, kebanjiran dan kebakaran).
Penerapan World Trade Agreement yang menandai penghapusan segala bentuk
hambatan tarif menjadi salah satu alasan pengelolaan organisme pengganggu
tumbuhan (OPT) sebagai salah satu hambatan teknis (Technical Barrier to
Trade) baru di dalam perdagangan berbagai komoditi perkebunan. Beberapa isu
yang terkait perlindungan tanaman yang menjadi hambatan baru dan dikemas
dalam berbagai ketentuan, seperti International Standard on Phytosanitary
Measures (ISPM), Hazard Analysis on Critical Control Point (HACCP), Codex
Alimentarius dan sebagainya. Keseluruhan ketentuan ini telah menjadikan
perlindungan perkebunan menjadi isu internasional.
Penerapan UU No. 22/1999 dan PP 25/2000 tentang Otonomi Daerah dan PP
No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan telah membawa
perubahan penting dalam pelaksanaan pembangunan pertanian. Peran
pemerintah pada masa lalu yang dominan dalam pembangunan pertanian, saat
ini berubah menjadi fasilitator, stimulator, promotor dan regulator. Dalam
undang-undang ini telah menjadikan Pemerintah Daerah memiliki kewenangan
yang lebih besar dalam mengelola pembangunan sektor pertanian termasuk
didalamnya kegiatan perlindungan perkebunan.
Tantangan ke depan dalam penanganan OPT adalah bagaimana
menyelenggarakan kegiatan penanganan OPT yang semakin komplek. Kondisi
tersebut menjadi semakin sulit dengan terbatasnya SDM perlindungan,
bertambahnya luas areal yang harus dilindungi, penggunaan pestisida sintetis
yang cenderung meningkat, lemahnya kelembagaan petani. Pada penanganan
non OPT (kebakaran dan dampak perubahan iklim) tantangan yang dihadapi
adalah terjadinya degradasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup dan
lambatnya diseminasi teknologi pada tingkat lahan usaha tani.
6
RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
B. Tujuan
Tujuan disusunnya RKT ini adalah:
1. Menghubungkan antara perencanaan strategis dan perencanaan operasional
secara terinci;
2. Membantu pencapaian hasil pelaksanaan program;
3. Memudahkan proses pengukuran dan penilaian kinerja;
4. Membantu pemantauan dan evaluasi kinerja;
5. Membantu dalam menetapkan target kinerja;
7
RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.
61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pertanian, ditetapkan bahwa Direktorat Perlindungan
Perkebunan merupakan salah satu dari 6 unit kerja Eselon II di lingkup Direktorat
Jenderal Perkebunan.
Direktorat Perlindungan Perkebunan terbagi dalam empat Sub Direktorat, Sub
Bagian Tata Usaha dan kelompok jabatan fungsional yaitu :
1. Sub Direktorat Identifikasi dan Pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT) Tanaman Semusim, membawahi Seksi Identifikasi dan
Seksi Pengendalian;
2. Sub Direktorat Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Rempah dan
Penyegar, membawahi Seksi Identifikasi dan Seksi Pengendalian;
3. Sub Direktorat Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Tahunan,
membawahi Seksi Identifikasi dan Seksi Pengendalian;
4. Sub Direktorat Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran,
membawahi Seksi Dampak Perubahan Iklim dan Seksi Pengendalian
Kebakaran;
5. Sub Bagian Tata Usaha; 6. Kelompok Jabatan Fungsional.
Tugas fungsi Direktorat Perlindungan Perkebunan Peraturan Menteri Pertanian
RI No.61/Permentan/ OT.140/10/2010 adalah “melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman,
kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
perlindungan perkebunan”.
Dalam melaksanakan tugas di atas, Direktorat Perlindungan Perkebunan
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian
organisme penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan
serta pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme
penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan serta
pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang identifikasi dan
pengendalian organisme penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar,
dan tahunan serta pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim;
4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan
pengendalian organisme penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar,
dan tahunan serta pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim; dan
5. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Perkebunan.
8
RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
III. VISI DAN MISI
A. Visi
Sebagai penjabaran tugas pokok dan fungsi Direktorat Perlindungan
Perkebunan, serta memperhatikan perubahan lingkungan strategis domestik
maupun internasional dan Renstra Pembangunan Perkebunan 2010- 2014 maka
dirumuskan visi Direktorat Perlindungan Perkebunan yaitu “Profesional dalam
Memfasilitasi Perlindungan Perkebunan”.
B. Misi
Misi Direktorat Perlindungan Perkebunan untuk mencapai visi yang sudah
ditetapkan adalah:
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM petugas dan petani, ketersediaan
teknologi, pemanfaatan sarana dan prasarana dan pemantapan sistem
perlindungan perkebunan;
2. Meningkatkan sistem pengamatan, peramalan, pemantauan, dan
pengendalian OPT serta antisipasi dampak perubahan iklim dan pencegahan
kebakaran lahan perkebunan;
3. Memantapkan jejaring dan kerjasama di bidang perlindungan dengan
Puslit/Balit, Perguruan Tinggi, BBP2TP, BPTP, UPTD, Dinas Perkebunan,
dan pihak terkait lainnya;
4. Memperkuat sistem informasi perlindungan perkebunan.
9
RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
IV. TUJUAN DAN SASARAN
A. Tujuan
Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan 2010–2014
seperti telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Pembangunan Perkebunan
2010 – 2014 yaitu mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan mutu
perkebunan yang berdaya saing, maka tujuan pembangunan perkebunan
sebagai berikut :
1. Meningkatkan produksi, produktivitas, mutu, nilai tambah dan daya saing
perkebunan;
2. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat;
3. Meningkatkan penerimaan dan devisa negara dari sub sektor perkebunan;
4. Mendukung penyediaan pangan di wilayah perkebunan;
5. Memenuhi kebutuhan konsumsi dan meingkatkan penyediaan bahan baku
industri alam negeri;
6. Mendukung pengembangan bio-energi melalui peningkatan peran sub sektor
perkebunan sebagai penyedia bahan baku industri dalam negeri;
7. Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya secara arif dan berkelanjutan serta
mendorong pengembangan wilayah;
8. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM);
9. Meningkatkan peran sub sektor perkebunan sebagai penyedia lapangan
pekerjaan;
10. Meningkatkan pelayanan organisasi yang berkualitas.
Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan 2010-2014
sebagaimana telah ditetapkan dalam Renstra Pembangunan Perkebunan, maka
peranan Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan rumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, tanaman
rempah dan penyegar, dan tanaman tahunan;
2. Menyiapkan rumusan kebijakan di bidang pencegahan kebakaran lahan dan
dampak perubahan iklim;.
3. Menyusun Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria sebagai acuan dalam
pelaksanaan kegiatan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, tanaman rempah dan
penyegar, tanaman tahunan, pencegahan kebakaran dan dampak
perubahan iklim;
4. Meningkatkan kualitas pembinaan dan pengawalan melalui pemberian
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, tanaman
rempah dan penyegar, tanaman tahunan dan antisipasi dampak perubahan
iklim;
5. Memberikan pelayanan organisasi yang berkualitas.
10
RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
B. Sasaran
Sasaran yang hendak dicapai Direktorat Perlindungan Perkebunan dalam
periode 2010-2014 dirumuskan dalam formulir Rencana Strategis 2010-2014.
Sasaran tersebut disesuaikan dengan tugas Direktorat Perlindungan
Perkebunan yang tertera dalam Keputusan Menteri Pertanian Republik
Indonesia Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010
tentang Oganisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian yaitu melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma,
pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi
di bidang perlindungan perkebunan.
Sasaran utama yang ditetapkan oleh Direktorat Perlindungan Perkebunan dalam
rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan perkebunan tahun
20102014 adalah :
1. Rumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar,
tahunan, terutama untuk OPT penting pada 9 (sembilan) komoditas
unggulan nasional;
2. Rumusan kebijakan di bidang pencegahan kebakaran lahan dan dampak
perubahan iklim (DPI) pada 9 (sembilan) provinsi rawan kebakaran dan DPI;
3. Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) di bidang identifikasi dan
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim,
rempah dan penyegar, tahunan dan pencegahan kebakaran dan dampak
perubahan iklim pada 32 provinsi;
4. Kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan dan
pencegahan kebakaran lahan dan dampak perubahan iklim;
5. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan organisasi.
11
RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
V. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
A. Permasalahan yang dihadapi dalam mendorong dilaksanakannya Dukungan
Perlindungan Perkebunan di daerah melalui dana Tugas Pembantuan dan
Dekonsentrasi sebagai berikut:
1. Kemampuan dan kesadaran petani dalam mengendalikan OPT masih terbatas
dan belum berkembang sehingga diperlukan kegiatan pengendalian OPT
pada daerah-daerah sumber serangan yang dikhawatirkan akan
menimbulkan kerusakan dan kerugian yang lebih tinggi.
2. Pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku petani/kelompok tani dalam
pengelolaan kebun secara PHT masih rendah sehingga perlu ditingkatkan
melalui kegiatan SL-PHT
3. Kemampuan operasional perangkat perlindungan perkebunan di daerah
dalam mendukung kegiatan pengendalian OPT belum optimal, sehingga
perlu dilakukan pemberdayaan dan revitalisasi perangkat perlindungan di
daerah
4. Standarisasi dan jaminan kualitas serta legalitas Agens Pengendali Hayati
(APH) yang dipergunakan petani sehingga diperlukan upaya untuk
mendorong unit perlindungan/perangkat untuk mengembangkan
penggunaan dan legalitas APH.
5. Data tentang perkembangan OPT masih belum optimal dalam mendukung
pengambilan keputusan penanganan OPT secara akurat, cepat dan tepat
sehingga perlu meningkatkan kapasitas petugas dalam melaksanakan
pengamatan dan pelaporan OPT di wilayah kerja masing-masing
6. Pengaruh dampak perubahan iklim terhadap komoditas perkebunan sehingga
diperlukan upaya adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim pada
sentra-sentra pengembangan perkebunan.
7. Masih terjadinya kebakaran lahan perkebunan pada sentra-sentra
pengembangan perkebunan yang dilakukan petani/pekebun/perusahaan,
maka perlu dilakukan Sosialisasi tentang pembukaan lahan tanpa bakar dan
pemantauan terhadap daerah-daerah rawan kebakaran.
B. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan Dukungan
Perlindungan Perkebunan dan upaya yang perlu dilakukan sebagai berikut:
1. Penetapan SK Tim Pelaksana Satker Provinsi/Kabupaten dan penetapan
CP/CL seringkali terlambat sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi
terlambat, oleh karena itu harus menjadi perhatian utama dalam upaya
melaksanakan kegiatan secara tepat waktu;
2. Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) yang mengacu
kepada Pedoman Teknis yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Perkebunan seringkali belum ada atau terlambat disusun. Penyusunan
juklak/juknis oleh Dinas seharusnya dilakukan sebelum kegiatan dimulai
12
RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
sehingga dapat menjabarkan/mengakomodir hal-hal yang bersifat spesifik
lokasi namun tidak bertentangan dengan Pedoman Teknis Pusat;
3. Penelaahan dan sinkronisasi antara kegiatan dalam DIPA/POK dengan
Pedoman Teknis sering terlambat dilakukan sehingga sering terjadi revisi
yang terlambat. Satker agar melaksanakan penelaahan sejak awal setelah
diterimanya Pedoman Teknis dan pengusulan revisi segera dilakukan pada
awal tahun;
4. Sinkronisasi perencanaan kegiatan Pusat (Tugas Pembantuan /TP dan
Dekon) dengan Daerah belum sepenuhnya berjalan baik sehingga tidak
terjadi sinergi yang baik dalam pelaksanaannya di lapangan. Perlu
peningkatan sinkronisasi perencanaan dan pengawalan sejak pengusulan
sampai penetapan DIPA;
5. Pengajuan revisi kegiatan oleh daerah seringkali dilakukan menjelang akhir
tahun anggaran, yang berakibat terhambatnya pelaksanaan kegiatan.
Sebaiknya semua kegiatan yang perlu direvisi segera diusulkan sejak awal
setelah menerima DIPA;
6. Proses pengadaan barang/jasa khususnya untuk kegiatan pengendalian OPT
pada tanaman perkebunan seringkali dilakukan menjelang akhir tahun.
Untuk itu perlu percepatan proses pelelangan/pengadaan dan kontrak
ditandata ngani paling lambat bulan Maret diawal tahun anggaran;
7. Jadual pelaksanaan dan tahapan penarikan uang kegiatan belum sepenuhnya
sesuai dengan ROPAK yang telah disusun. Penarikan anggaran harus
mengacu pada ROPAK dan dilaksanakan secara konsisten;
8. Kegiatan yang telah selesai dilaksanakan tidak segera dilaporkan kepada
Pusat tetapi menunggu sampai akhir tahun anggaran. Sebaiknya
penyelesaian dan penyampaian laporan dilakukan paling lambat dua
minggu setelah kegiatan dilaksanakan, tanpa harus menunggu akhir tahun.
13
RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
VI. KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Kebijakan
Kebijakan umum pembangunan perkebunan dalam Renstra 2010-2014 adalah
mensinergiskan seluruh sumberdaya perkebunan dalam rangka peningkatan
daya saing usaha perkebunan, nilai tambah, produktifitas dan mutu produk
perkebunan dengan mendorong partisipasi aktif masyarakat perkebunan dan
penerapan organisasi modern yang berlandaskan kepada IPTEK dengan
didukung tata kelola pemerintahan yang baik.
Kebijakan teknis pembangunan perkebunan yaitu meningkatkan produksi,
produktifitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan melalui
pengembangan komoditas, SDM, kelembagaan dan kemitraan usaha, investasi
usaha perkebunan sesuai kaidah pengelolaan SDA dan lingkungan hidup
dengan dukungan pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan.
Kebijakan Direktorat Perlindungan Perkebunan dalam mendukung kebijakan
pembangunan perkebunan adalah memperkuat SDM, kelembagaan, sarana
dan prasarana perlindungan guna mengurangi kehilangan hasil dan
memperbaiki mutu produk perkebunan dengan mendorong partisipasi aktif
masyarakat dalam identifikasi dan pengendalian OPT serta pencegahan
kebakaran lahan dan dampak perubahan iklim melalui peningkatan
koordinasi dan membangun jejaring serta kerjasama dengan berbagai
pihak terkait.
B. Strategi
Strategi umum Direktorat Perlindungan Perkebunan tahun 2010-2014
merupakan bagian dari strategi khusus pembangunan perkebunan yang
meliputi : Mengoptimalkan kegiatan pengendalian OPT dan penanganan dampak
perubahan iklim dan pencegahan kebakaran pada sentra-sentra pengembangan
perkebunan.
Untuk melaksanakan strategi tersebut maka langkah operasional yang ditempuh
adalah sebagai berikut :
1. Pemberdayaan SDM Direktorat Perlindungan Perkebunan antara lain melalui
pelatihan, magang, dan studi banding sesuai kebutuhan;
2. Memperluas dan memantapkan jaringan sistem informasi perlindungan antara
petani, pengamat, dinas, UPTD, Balai Besar, Perguruan Tinggi dan
Direktorat Perlindungan Perkebunan, perluasan jaringan dan kerjasama,
optimalisasi pemanfaatan Website, penguatan database perlindungan, dan
penerbitan bahan/dokumen informasi teknis pengendalian OPT dan Non
OPT;
3. Melakukan pengendalian OPT pada pusat/sumber serangan di daerah sentra
pengembangan perkebunan
14
RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
4. Mendorong pemanfaatan dan penggunaan APH melalui peningkatakan
legalitas penggunaan APH;
5. Memaksimalkan hasil pengamatan dan peramalan OPT serta faktor iklim;
6. Penyediaan teknologi pengendalian OPT dan dampak perubahan iklim melalui
penyebarluasan rekomendasi dan informasi teknis pengendalian OPT serta
adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim;
7. Pemantapan gerakan pengendalian OPT dan pencegahan kebakaran kebun
dan lahan melalui revitalisasi brigade pengendalian OPT dan pembentukan
regu-regu proteksi OPT di tingkat kelompok tani;
8. Mengoptimalkan petugas fungsional POPT dan PPNS perkebunan;
9. Membangun jejaring dan kerjasama yang sinergis dengan Puslit/Balit,
BBP2TP dan BPTP, Perguruan Tinggi, Dinas dan UPTD Daerah.
15
RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
VII. PROGRAM DAN KEGIATAN
A. Program
Berdasarkan hasil restrukturisasi program dan kegiatan sesuai surat edaran
bersama Menteri Keuangan Nomor SE-1848/MK/2009 dan Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Nomor 0142/M.PPN/06/2009
tanggal 19 Juni 2009 ditetapkan bahwa program pembangunan perkebunan
tahun 2010-2014 adalah “Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu
tanaman perkebunan berkelanjutan.
Untuk mencapai program pembangunan perkebunan, telah ditetapkan tujuh
fokus kegiatan pembangunan perkebunan sebagai berikut :
1. Revitalisasi perkebunan;
2. Swasembada gula nasional;
3. Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio energi);
4. Gerakan peningkatan produksi dan mutu kakao nasional;
5. Pengembangan komoditas ekspor;
6. Pengembangan komoditas pemenuhan kebutuhan dalam negeri; 7.
Dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan.
Fokus kegiatan pembangunan perkebunan yang terkait dengan Direktorat
Perlindungan Perkebunan adalah fokus nomor 7 (tujuh) yaitu Dukungan
Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan. Fokus kegiatan
tersebut dilaksanakan dalam rangka mendukung peningkatan produksi,
produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan melalui dukungan
perlindungan perkebunan.
B. Kegiatan
Kegiatan yang menjadi tanggungjawab Direktorat Perlindungan Perkebunan
dalam rangka pencapaian program perkebunan merupakan cerminan dari
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi perlindungan adalah Dukungan
Perlindungan Perkebunan.. Output kegiatan dukungan perlindungan
perkebunan adalah luas areal pengendalian OPT untuk penurunan luas areal
serangan OPT sebesar 1 % per tahun dari star awal sebesar 32 % pada tahun
2010.
Komponen kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan sesuai Renstra
Direktorat Perlindungan Perkebunan tahun 2010-2014 adalah:
1. Peningkatan kemampuan Teknis Petugas dan Petani
a. Pembinaan petugas;
b. Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT);
16
RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
2. Pemantapan Kelembagaan Perlindungan Perkebunan
a. Pembinaan dalam rangka pemberdayaan perangkat; b
Pertemuan Koordinasi Perlindungan (KPT dan
MPTHI);
c. Pertemuan kebijakan perlindungan perkebunan;
d. Pembahasan program anggaran dan evaluasi;
e. Bimbingan dan Pembinaan SL-PHT;
g. Koordinasi pengendalian kebakaran dan dampak perubahan iklim serta
pencegahan kebakaran;
h. Operasional Laboratorium LL/UPTD, BPT, LUPH, dan Sub Laboratorium;
i. Administrasi Kegiatan;
3. Fasilitasi Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan pada
komoditi Unggulan Nasional Perkebunan
a. Bimbingan teknis dan pengembangan jabatan fungsional pengendali
OPT (POPT) Perkebunan;
c. Pengawalan identifikasi dan pengendalian OPT utama tanaman
tahunan;
d. Pengawalan dan Pembinaan identifikasi dan pengendalian OPT utama
tanaman semusim;
e. Pengawalan identifikasi dan pengendalian OPT utama tanaman rempah
dan Penyegar;
f. Pemberdayaan Pengamat Hama dan Penyakit (Insentif Petugas Hama
dan Penyakit);
g. Pengendalian OPT utama tanaman tahunan;
h. Pengendalian OPT utama tanaman semusim;
i. Pengendalian OPT utama tanaman rempah dan penyegar.
4. Fasilitasi dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran lahan
dan kebun
a. Bimbingan teknis dan evaluasi dampak perubahan iklim dan pencegahan
kebakaran;
b. Pengawalan mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim;
c. Pengawalan pengendalian kebakaran lahan dan kebun serta dampak
perubahan iklim;
d. Fasilitasi Pengendalian/pemantauan kebakaran dan dampak perubahan
iklim;
e. Sosialisasi PLTB dan Peraturan Perundang-undangan (daerah);
f. Pertemuan Koordinasi Pengendalian Kebakaran dan Dampak
Perubahan Iklim daerah;
g. Mitigasi dan adaptasi Perubahan Iklim.
17
RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
5. Pemantapan sistim informasi manajement perlindungan perkebunan
(SIMPP)
a. Pembuatan publikasi dan informasi perlindungan perkebunan (buku,
Leaflet, poster dan peta);
b. Pemanfaatan Web Site Perlindungan Perkebunan
6. Peningkatan sarana dan prasarana perlindungan perkebunan
a. Penyediaan alat laboratorium;
b. Pengadaan Alat Pengolah Data.
VII. RENCANA KERJA TAHUN 2014
Rencana kerja tahunan dukungan perlindungan perkebunan tahun 2014
merupakan bagian dari rencana kerja tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2010 – 2014. Rencana kerja dukungan perlindungan perkebunan tahun
2014 adalah:
1. Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan
Pengendalian OPT tanaman perkebunan terdiri dari pengendalian OPT,
demfarm pengendalian OPT, dan demplot pengendalian OPT (tebu, kapas,
tembakau, nilam, lada, kopi, kakao, kelapa, karet dan jambu mete) dengan
luas areal pengendalian OPT sekitar 12.221 ha dengan rincian sebagai
berikut:
a. Pengendalian OPT (300 ha), demfarm pengendalian OPT (10 ha), dan
demplot pengendalian OPT (1 ha) pada tanaman lada tersebar di 2
provinsi
b. Pengendalian OPT (425 ha), dan demplot pengendalian OPT (1 ha)
pada tanaman kopi tersebar di 4 provinsi
c. Pengendalian OPT (525 ha) dan demfarm pengendalian OPT (10 ha
pada tanaman cengkeh tersebar di 4 provinsi
d. Pengendalian OPT (1.275 ha) dan demfarm pengendalian OPT (20 ha),
pada tanaman kakao tersebar di 9 provinsi
e. Pengendalian OPT (4.400 ha), demfarm pengendalian OPT (10 ha), dan
demplot pengendalian OPT (12 ha) pada tanaman tebu tersebar di 8
provinsi
f. Pengendalian OPT pada tanaman tembakau tersebar (100 ha) di 4
provinsi
g. Pengendalian OPT pada tanaman kapas 225 ha tersebar di 6 provinsi
h. Demplot pengendalian OPT pada tanaman nilam 12 ha tersebar di 6
provinsi
i. Pengendalian OPT (3.900 ha) dan demfarm pengendalian OPT (20 ha),
pada tanaman kelapa tersebar di 12 provinsi
18
RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
j. Pengendalian OPT (660 ha), demfarm pengendalian OPT (70 ha), dan
demplot pengendalian OPT (1 ha) pada tanaman karet tersebar di 7
provinsi
k. Pengendalian OPT (205 ha), dan demfarm pengendalian OPT (10 ha)
pada tanaman jambu mete tersebar di 2 provinsi
2. Pemberdayaan Perangkat
a. Operasional Laboratorium Lapangan sebanyak 28 unit yang tersebar di
27 provinsi.
b. Operasional Laboratorium Utama Pengendalian Hayati (LUPH) sebanyak
4 unit yang tersebar di 4 provinsi.
c. Operasional Sub Lab. Hayati sebanyak 14 unit yang tersebar di 13
provinsi.
d. Operasional Brigade Proteksi Tanaman sebanyak 26 unit yang tersebar
di 26 provinsi
3. Pemberdayaan Petugas Pengamat OPT
Pemberdayaan pengamat melalui pemberian Insentif Pengamat sebanyak
961 orang yang tersebar di 27 provinsi
4. Fasilitasi Pencegahan Kebakaran lahan dan Dampak Perubahan Iklim
a. Pemantauan kebakaran dampak perubahan iklim dan bencana alam di 9
provinsi dan 14 kabupaten
b. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka
Pencegahan dan
Pengendalian Kebakaran lahan Kebun di 5 provinsi di 5 kabupaten
c. Mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim sebanyak 12 paket yang
tersebar di 12 provinsi
d. Pengembangan model perkebunan rendah emisi karbon pada
perkebunan kopi rakyat sebanyak 10 paket yang tersebar di 10 provinsi
5. SL-PHT
Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) sebanyak 194
Kelompok Tani (KT) yang terdiri dari 132 KT untuk komoditi non tebu dan 62
KT untuk komoditi tebu. SL-PHT akan dilaksanakan di 24 provinsi, 89
kabupaten.
19
RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
Lampiran 1
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN
Unit Organisasi Eselon II : Direktorat Perilndungan Perkebunan Program : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Perkebunan Berkelanjutan Kegiatan : Dukungan Perlindungan Perkebunan
Sasaran Strategis
Indikator Kerja Target
Meningkatnya Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan Melalui Dukungan Perlindungan Perkebunan
1 Penurunan Luas
Areal Serangan OPT
melalui Fasilitasi
Pengendalian OPT
tanaman
Perkebunan
2 Penurunan jumlah hot spot melalui fasilitasi pencegahan
kebakaran lahan
dan kebun , dampak
perubahan iklim
serta bencana alam
1 Tersedianya Rumusan Kebijakan di Bidang Identifikasi dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT) Tanaman Semusim, Rempah
Penyegar dan Tahunan.
a Jumlah rumusan kebijakan perlindungan
perkebunan;
1 Dokumen
b Jumlah rekomendasi teknis perlindungan
tanaman perkebunan
1 Dokumen
20
RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
c Jumlah rumusan koordinasi dan Sinkronisasi Program dan Kegiatan Perlindungan Perkebunan
1 Dokumen
d Jumlah rumusan Bimbingan Teknis dan
Sosialisasi SKKNI
1 Dokumen
2 Tersedianya Rumusan Kebijakan Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran
a Jumlah rumusan kebijakan pencegahan
kebakaran lahan dan kebun serta
penanganan dampak perubahan iklim.
1 Dokumen
b Jumlah rumusan Bimbingan Teknis Sistem Perkebunan Rendah Emisi gas
Rumah Kaca
1 Dokumen
3 Terlaksananya Kebijakan dan NSPK di Bidang Identifikasi dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)Tanaman Semusim, Rempah Penyegar dan Tahunan
a Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/
laporan SL-PHT
22 Dokumen
b Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/
laporan pengawalan/pembinaan
pengendalian OPT Tanaman Semusim;
10 Dokumen
- Jumlah saran/tanggapan/laporan monev
pengendalian OPT Tanaman Semusim;
10 Dokumen
- Jumlah hasil konsultasi 4 Dokumen
c Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/
laporan pengawalan/pembinaan
pengendalian OPT tanaman rempah dan
penyegar;
9 Dokumen
- Jumlah saran/tanggapan/laporan monev
pengendalian OPT tanaman rempah dan
penyegar;
9 Dokumen
- Jumlah hasil konsultasi 4 Dokumen
d Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/
laporan pengawalan/pembinaan
pengendalian OPT tanaman tahunan;
9 Dokumen
- Jumlah saran/tanggapan/laporan monev
pengendalian OPT tanaman tahunan;
9 Dokumen
- Jumlah hasil konsultasi 4 Dokumen
e Jumlah perangkat perlindungan yang
operasional
21
RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
- Jumlah laboratorium lapangan 28 Unit
- Jumlah laboratorium Utama
Pengendalian Hayati
4 Unit
- Jumlah Sub lab hayati 14 Unit
- Jumlah Brigade Proteksi Tanaman 26 Unit
- Jumlah petugas pengamat yang diberi
Insentif
961 orang
- Jumlah Pengawalan Perangkat 10 Kali
g Jumlah kelompok tani SLPHT 194 KT
h Luas areal pengendalian OPT :
- Tanaman tahunan (kelapa, karet,
jambu mete)
4.866 Ha
- Tanaman semusim (tebu, tembakau,
kapas, nilam)
4.758 Ha
- Tanaman rempah dan penyegar (lada,
kopi, cengkeh, kakao)
2.597 Ha
i Jumlah kelompok tani yang menerima
bantuan sosial dalam kegiatan
pemberdayaan masyarakat perkebunan
pada wilayah bencana
j Jumlah bahan binaan /laporan
pembinaan POPT
10 dokumen
- Jumlah bahan publikasi/laporan POPT 10 dokumen
k Laporan Pelatihan Petugas Surveliens OPT
1 Dokumen
l Rekap RKAKL, Pagu Indikatif,
sementara, dan definitif
3 Dokumen
4 Tersedianya Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria di Bidang Identifikasi dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman Semusim, Rempah Penyegar dan Tahunan
a Jumlah judul pedoman perlindungan
Perkebunan
- Buku 3 Judul
- Leaflet 5 Judul
5 Terlaksananya kebijakan dan NSPK
dampak perubahan iklim dan
pencegahan kebakaran
a Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/
laporan pengawalan pemantauan
kebakaran lahan dan dampak
perubahan iklim
9 Dokumen
22
RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan
b Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/
laporan pengawalan dan pemantauan
Dampak Perubahan Iklim dan Bencana
Alam
10 Dokumen
c Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/
laporan pengawalan Mitigasi dan
Adaptasi dampak perubahan iklim
12 Dokumen
d Terlaksananya pemantauan kebakaran
dampak perubahan iklim dan bencana
alam
9 Prov
e Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian
Kebakaran lahan Kebun
5 Kab
f Jumlah pertemuan koordinasi
pencegahan kebakaran dan
penanganan Dampak Perubahan Iklim
6 Prov
g Terlaksananya mitigasi dan adaptasi
dampak perubahan iklim
12 Paket
h Terlaksananya pengembangan model
perkebunan rendah emisi karbon pada
perkebunan kopi rakyat
10 Paket
6 Terlaksananya Kuantitas dan Kualitas
Pelayanan Organisasi
a Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan
pembinaan pimpinan
22 Dokumen
b Jumlah data administrasi pada UPT 1 Dokumen
c Jumlah rekomendasi/rumusan dengan
instansi terkait
1 Dokumen
d Terlaksananya Operasional PPK Direktorat Perlindungan Perkebunan
1 Dokumen