lampiran 1 contoh - bi.go.id · menggunakan hok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai alat...
TRANSCRIPT
Lampiran 1
102
CONTOH
PERJANJIAN PENGGUNAAN
FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI
BAGI BANK UMUM
No ...........................
Pada hari ini, ……………., tanggal ……bulan…......…tahun……, yang
bertandatangan dibawah ini : -----------------------------------------------------------------
1. .........Nama……….., Direktur Akunting dan Sistem Pembayaran, bertempat
tinggal di Jakarta, dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya tersebut, untuk dan atas nama Dewan
Gubernur Bank Indonesia dan dengan demikian mewakili
Bank Indonesia yang berkedudukan di Jakarta
berdasarkan Pasal 39 ayat (3) Undang-Undang No. 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 6 Tahun
2009, untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA ------
---------------------------------------------------------------
Dalam hal berdasarkan Anggaran Dasar PT yang bersangkutan tidak diperlukan
surat kuasa maka komparisi adalah sebagai berikut :
2. .........Nama……….., Direktur .... (Jabatan)...., bertempat tinggal di ...............,
dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku
demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk
dan atas nama serta sah mewakili Perusahaan Perseroan
PT Bank ….., berdasarkan Pasal ……. Anggaran
Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris ..........., Nomor
….., tanggal ….. (tanggal dalam angka), yang termuat
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal ….,
118
Lanjutan Lampiran 1
103
Nomor ….., Tambahan Nomor ….., berikut perubahan-
perubahan terakhir dengan Akta Notaris ……, Nomor
….., tanggal ….., yang termuat dalam Berita Negara
Republik Indonesia tanggal …., Nomor ….., Tambahan
Nomor …..,
atau ( Jika Direksi harus mendapat persetujuan dari komisaris ) :
2. ............Nama……, Direktur ... (Jabatan)..., bertempat tinggal di ..............,
dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku
demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk
dan atas nama serta sah mewakili Perusahaan Peseroan PT
Bank ….., berdasarkan Pasal ……. Anggaran Dasarnya
yang dimuat dalam Akta Notaris ……, Nomor …..,
tanggal ….., yang termuat dalam Berita Negara Republik
Indonesia tanggal …., Nomor ….., Tambahan Nomor
….., berikut perubahan-perubahan terakhir dengan Akta
Notaris ……, Nomor ….., tanggal ….., yang termuat
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal ….,
Nomor ….., Tambahan Nomor ….., dan untuk
melaksanakan tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah
mendapatkan persetujuan tertulis dari komisaris
Perseroan, sebagaimana ternyata dalam Surat Persetujuan
Tertulis tanggal ….., bermeterai cukup yang dilekatkan
pada Perjanjian ini, untuk selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA--------------------------
Jika PIHAK KEDUA adalah Bank Asing maka komparisi adalah sebagai berikut :
119
Lanjutan Lampiran 1
104
2. ............Nama............, Jabatan, bertempat tinggal di ......, dalam hal ini bertindak
berdasarkan kekuatan Akta Power of Attorney tertanggal
..........nomor .........dibuat di hadapan ..............., Notaris di
Jakarta, demikian bertindak untuk dan atas nama
...................., cabang Indonesia, suatu bank yang didirikan
berdasarkan hukum .... (negara kantor pusat bank
asing)...., dan dalam hal ini bertindak melalui kantor
cabangnya di Indonesia, berkedudukan di Jakarta,
...alamat...., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA-----------
Kedua belah Pihak menyatakan sepakat untuk mengadakan Perjanjian Penggunaan
Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum (FLI), dengan ketentuan dan syarat-
syarat sebagai berikut :
Pasal 1
(1) PIHAK PERTAMA memberikan FLI kepada PIHAK KEDUA paling
banyak sebesar nilai Surat Berharga berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
dan/atau Surat Berharga Negara (SBN) yang di-repo-kan oleh PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA pada rekening FLI-RTGS dan FLI-
Kliring di Bank Indonesia.
(2) PIHAK KEDUA menerima dan menggunakan FLI sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dari PIHAK PERTAMA yang besarnya tercantum dan tercetak
pada Hasil Olahan Komputer (HOK) dari Scripless Securities Settlement
System Central Computer (SCC) yang terdapat dalam Bank Indonesia -
Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS).
(3) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menerima dengan baik HOK
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai satu-satunya dokumen yang
membuktikan besarnya FLI yang dapat digunakan oleh PIHAK KEDUA
sekaligus merupakan dokumen yang membuktikan besarnya penggunaan FLI
120
Lanjutan Lampiran 1
105
oleh PIHAK KEDUA yang timbul sebagai akibat digunakannya FLI oleh
PIHAK KEDUA.
(4) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk menerima dan
menggunakan HOK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai alat bukti
yang sah, otentik, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
perjanjian ini.
Pasal 2
(1) PIHAK KEDUA menggunakan FLI untuk mengatasi kesulitan pendanaan
pada saat saldo rekening giro rupiah PIHAK KEDUA di Bank Indonesia
tidak mencukupi untuk penyelesaian transaksi keluar (outgoing transaction)
yang terjadi dalam sistem Bank Indonesia - Real Time Gross Settlement (BI-
RTGS) dan/atau kewajiban PIHAK KEDUA untuk penyelesaian akhir
kliring debet.
(2) FLI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) yang digunakan oleh
PIHAK KEDUA terdiri dari :
a. FLI-RTGS, sejak jam Operasional BI-RTGS dibuka sampai dengan cut-
off warning sistem BI-RTGS sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
Bank Indonesia yang mengatur tentang BI-RTGS.
b. FLI-Kliring, apabila PIHAK KEDUA memiliki kewajiban penyelesaian
akhir kliring debet sampai dengan cut-off warning sistem BI-RTGS
sepanjang PIHAK KEDUA telah menjadi peserta Sistem Kliring
Nasional Bank Indonesia (SKNBI).
(3) FLI-RTGS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a juga dapat
digunakan untuk:
a. menutup kewajiban penyelesaian akhir kliring debet dalam hal
pendanaan awal (prefund) dalam bentuk dana tunai (cash prefund)
dan/atau surat berharga (collateral prefund) yang disediakan PIHAK
KEDUA tidak mencukupi untuk penyelesaian kewajiban PIHAK
KEDUA yang timbul dari penyelesaian akhir kliring debet;
121
Lanjutan Lampiran 1
106
b. menutup penyelesaian akhir hasil kliring yang terjadi sebelum cut-off
warning Sistem BI-RTGS bagi PIHAK KEDUA yang memiliki kantor
sebagai peserta kliring yang berada di wilayah Kliring yang belum
menerapkan SKNBI, sepanjang PIHAK KEDUA telah memindahkan
surat berharga ke rekening FLI-RTGS dalam jumlah yang cukup sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Fasilitas
Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum.
Pasal 3
(1) PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan me-repo-kan Surat Berharga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) yang dimiliki oleh PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dengan nomor seri Surat Berharga
sebagaimana tercatat dalam rekening FLI-RTGS dan FLI-Kliring, untuk
menyelesaikan kewajiban PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
sebagaimana mestinya sebagai akibat penggunaan FLIS yang diberikan oleh
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
(2) PIHAK PERTAMA dengan ini menerima dengan baik Surat Berharga
dengan nomor seri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang diagunkan oleh
PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sebagaimana tercatat dalam
rekening FLI-RTGS dan FLI-Kliring berdasarkan pembukuan dan HOK pada
Bank Indonesia sebagai bukti yang sempurna.
Pasal 4
(1) PIHAK KEDUA harus menyelesaikan FLI yang digunakan pada hari
penggunaannya paling lambat sampai dengan pre cut-off time Sistem BI-
RTGS sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum.
(2) PIHAK KEDUA dapat memindahkan kembali surat berharga yang
diagunkan dari rekening FLI-RTGS ke rekening surat berharga milik PIHAK
KEDUA sesuai dengan nilai FLI yang dikembalikan oleh PIHAK KEDUA.
(3) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak menyelesaikan FLI yang digunakan pada
122
Lanjutan Lampiran 1
107
hari penggunaan FLI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka terhadap
nilai FLI yang tidak diselesaikan oleh PIHAK KEDUA tersebut diberlakukan
sebagai transaksi repo dengan Bank Indonesia dengan jangka waktu 1 (satu)
hari sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
transaksi repo overnight.
Pasal 5
(1) Perjanjian ini berakhir apabila :
a. PIHAK PERTAMA mencabut ketentuan yang mengatur tentang
pemberian FLI;
b. PIHAK KEDUA dicabut izin usahanya atau dibekukan kegiatan
usahanya oleh lembaga/instansi yang berwenang;
(2) Berakhirnya perjanjian ini tidak menghapuskan seluruh kewajiban PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA yang timbul sebagai akibat dari
pemberian FLI.
Pasal 6
Dalam hal Perjanjian ini berakhir karena sebab sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 ayat (1), PIHAK PERTAMA berwenang untuk melakukan pendebetan rekening
giro Rupiah PIHAK KEDUA pada PIHAK PERTAMA untuk penyelesaian FLI
yang diperoleh PIHAK KEDUA.
Pasal 7
PIHAK PERTAMA mengenakan biaya atas penggunaan FLI sebagaimana diatur
dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Fasilitas Likuiditas
Intrahari Bagi Bank Umum.
Pasal 8
(1) PIHAK KEDUA setuju bahwa PIHAK PERTAMA berwenang menentukan
terjadinya pelanggaran/kealpaan PIHAK KEDUA menurut perjanjian ini.
(2) Dalam hal suatu kewajiban PIHAK KEDUA menurut perjanjian ini wajib
dilakukan dalam jangka waktu tertentu, lewatnya waktu saja telah
memberikan bukti cukup bahwa PIHAK KEDUA telah melalaikan
123
Lanjutan Lampiran 1
108
kewajibannya
(3) PIHAK KEDUA menyatakan melepaskan hak-haknya untuk menyangkal
jumlah kewajiban PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.
Pasal 9
Dalam hal perjanjian berakhir sebagaimana dimaksud pada Pasal 5, para pihak
sepakat bahwa perjanjian akan berakhir secara otomatis dengan mengesampingkan
ketentuan Pasal 1266 jo. Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Pasal 10
(1) Semua pemberitahuan dan/atau surat menyurat antara PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA sehubungan dengan Perjanjian ini dilakukan secara
tertulis dan dianggap telah disampaikan kepada yang bersangkutan jika
terdapat tanda terima tertulis dari PIHAK PERTAMA dan/atau PIHAK
KEDUA.
(2) Pemberitahuan dan/atau surat menyurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dialamatkan kepada :
PIHAK PERTAMA : BANK INDONESIA
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
u.p. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Jl. M.H. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
PIHAK KEDUA : ..................................................
..................................................
..................................................
..................................................
Pasal 11
(1) Apabila timbul perselisihan sebagai akibat dari pelaksanaan perjanjian ini,
124
Lanjutan Lampiran 1
109
kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah
untuk mufakat.
(2) Apabila penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, kedua belah pihak sepakat untuk
menyelesaikannya melalui pengadilan dan memilih tempat kediaman dan
domisili yang tetap di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Pasal 12
Para pihak sepakat bahwa hal-hal lain yang belum diatur dalam perjanjian ini dan
segala perubahan atas kesepakatan dalam perjanjian ini akan diatur kemudian dalam
bentuk addendum atau surat yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
perjanjian ini.
Pasal 13
Perjanjian ini dibuat pada hari dan tanggal sebagaimana dimaksud pada awal
perjanjian, dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama.
PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,
(...................................................) (..................................................)
125
Lampiran 2
110
CONTOH PERHITUNGAN BIAYA ATAS PENGGUNAAN FLI Tabel Ilustrasi Penggunaan dan Perhitungan biaya Atas Penggunaan FLI
(nominal dalam ribuan rupiah)
No. Transaksi
Nominal FLI
(Extend)
Pelunasan FLI
(Redeem)
Waktu
Saldo penggunaan
FLI
Waktu penggunaan RRT PUAS
O/N terakhir sblm hr
penggunaan
Perhitungan Biaya
Sebenarnya Pembulatan
ke atas dalam
hitungan menit
Nominal FLI
yang diperhitungkan
Biaya atas
Penggunaan FLI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 400.000 - 10:00:00 400.000 0:00:00
60 7,50% 800.000 15,87
2 - 400.000 10:05:00 0 0:05:00
3 300.000 - 10:10:00 300.000 0:00:00
3 100.000 - 10:30:00 400.000 0:20:00
4 - 100.000 10:45:00 300.000 0:15:00
5 - - 11:00:00 300.000 0:15:00
6 200.000 11:25:00 500.000 0:25:00 25 7,50% 300.000 2,48
7 500.000 11:25:50 1.000.000 0:00:50 1 7,50% 500.000 0,17
8 450.000 11:35:10 550.000 0:09:20 10 7,50% 1.000.000 3,31
9 300.000 11:35:20 250.000 0:00:10 1 7,50% 550.000 0,18
10 200.000 11:35:25 50.000 0:00:05 1 7,50% 250.000 0,08
11 50.000 12:00:00 - 0:24:35 25 7,50% 50.000 0,41
T o t a l B i a y a 22,50
Penjelasan: 1. Kolom 2 : Bank menggunakan FLI (extend) untuk pertama kalinya pada hari
transaksi sebesar Rp400 juta pada pukul 10:00:00. Selanjutnya pada pukul 10:10:00 dan pukul 10:30:00 Bank menggunakan kembali FLIS masing-masing sebesar Rp300 juta dan Rp100 juta. Setelah satu jam pertama, pada pukul 11:25:00 dan pukul 11:25:50 Bank kembali menggunakan FLIS masing-masing sebesar Rp200 juta dan Rp500 juta.
2. Kolom 3 : Pada pukul 10:05:00 dan pukul 10:45:00 terdapat transfer masuk (incoming transaction) di Sistem BI-RTGS masing-masing sebesar Rp400 juta dan Rp100 juta. Transfer masuk tersebut digunakan untuk menutupi penggunaan FLI (redeem). Setelah satu jam pertama, pada pukul 11:35 terdapat tiga kali transfer masuk (incoming transaction) masing-masing sebesar Rp450 juta, Rp300 juta dan Rp200 juta. Pada pukul 12:00:00 kembali terdapat transfer masuk (incoming transaction) sebesar Rp50 juta yang melunasi saldo penggunaan FLI.
126
Lanjutan Lampiran 2
111
3. Kolom 5 : saldo penggunaan FLI diperoleh dari hasil bersih dari nilai penggunaan dan penyelesaian FLI.
4. Kolom 6 : perhitungan waktu penggunaan FLI yang sebenarnya (dalam hitungan detik)
5. Kolom 7 : pembulatan waktu penggunaan FLI (dibulatkan ke atas dalam hitungan menit)
6. Kolom 8 : Rata-rata tertimbang PUAB O/N terakhir sebelum hari penggunaan FLI sebesar 7,5% yang merupakan hasil perkalian rata-rata tertimbang indikasi imbalan PUAB O/N dengan nisbah bagi hasil PUAB O/N.
7. Kolom 9 : perhitungan nominal FLI yang digunakan sebagai dasar hitung perhitungan imbalan atas penggunaan FLI a) Biaya FLI untuk 1 jam pertama penggunaan FLI (Pukul 10:00:00
s/d 11:00:00) : dihitung berdasarkan akumulasi nilai nominal FLI yang digunakan Bank (kolom 2) dalam kurun waktu 1 jam pertama penggunaan FLI, yaitu sebesar Rp.800 juta dengan waktu penggunaan yang dibulatkan selama 60 menit (1 jam).
b) Biaya FLI setelah 1 jam pertama penggunaan FLI : dihitung berdasarkan outstanding FLI (kolom 5) yang digunakan Bank setelah 1 jam pertama dengan perhitungan waktu penggunaan dibulatkan ke atas dalam hitungan menit.
8. Kolom 10 : perhitungan biaya penggunaan FLI dengan rumus: Nominal Penggunaan FLI x {(waktu penggunaan FLI) / (10,5 jam x 60 menit)} x RRT PUAB O/N Terakhir sebelum hari penggunaan FLI x (1/360) atau Kolom 9 x {(Kolom 7) / (10,5 jam x 60 menit)} x (Kolom 8 / 360)
127
112
Lampiran-3 CONTOH
PERJANJIAN PENGGUNAAN
FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
No ...........................
Pada hari ini, ……………., tanggal ……bulan…......…tahun……, yang bertandatangan dibawah ini : ----------------------------------------------------------------- 1. .........Nama………..,Direktur Pengelolaan Moneter, bertempat tinggal di Jakarta,
dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, untuk dan atas nama Dewan Gubernur Bank Indonesia dan dengan demikian mewakili Bank Indonesia yang berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal 39 ayat (3) Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 6 Tahun 2009, untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA ---------------------------------------------------------------------
Dalam hal berdasarkan Anggaran Dasar PT yang bersangkutan tidak diperlukan surat kuasa maka komparisi adalah sebagai berikut : 2. .........Nama……….., Direktur .... (Jabatan)...., bertempat tinggal di ...............,
dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Perusahaan Perseroan PT Bank ….., berdasarkan Pasal ……. Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris ...........……, Nomor ….., tanggal ….. (tanggal dalam angka), yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal …., Nomor ….., Tambahan Nomor ….., berikut perubahan-perubahan terakhir dengan Akta Notaris ……, Nomor ….., tanggal ….., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal …., Nomor ….., Tambahan Nomor …..,
atau ( Jika Direksi harus mendapat persetujuan dari komisaris ) :
2. ............Nama……, Direktur ... (Jabatan)..., bertempat tinggal di .............., dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku
128
113
demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Perusahaan Peseroan PT Bank ….., berdasarkan Pasal ……. Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris ……, Nomor ….., tanggal ….., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal …., Nomor ….., Tambahan Nomor ….., berikut perubahan-perubahan terakhir dengan Akta Notaris ……, Nomor ….., tanggal ….., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal …., Nomor ….., Tambahan Nomor ….., dan untuk melaksanakan tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah mendapatkan persetujuan tertulis dari komisaris Perseroan, sebagaimana ternyata dalam Surat Persetujuan Tertulis tanggal ….., bermeterai cukup yang dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA--------------------------
Jika PIHAK KEDUA adalah Bank Asing maka komparisi adalah sebagai berikut :
2. ............Nama............, Jabatan, bertempat tinggal di ......, dalam hal ini bertindak berdasarkan kekuatan Akta Power of Attorney tertanggal ..........nomor .........dibuat di hadapan ..............., Notaris di Jakarta, demikian bertindak untuk dan atas nama ...................., cabang Indonesia, suatu bank yang didirikan berdasarkan hukum .... (negara kantor pusat bank asing)...., dan dalam hal ini bertindak melalui kantor cabangnya di Indonesia, berkedudukan di Jakarta, ...alamat...., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA--------------------------
Kedua belah Pihak menyatakan sepakat untuk mengadakan Perjanjian Penggunaan Fasilitas Likuiditas Intrahari Berdasarkan Prinsip Syariah (FLIS), dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :
Pasal 1
(1) PIHAK PERTAMA memberikan FLIS kepada PIHAK KEDUA paling banyak sebesar nilai Surat Berharga berupa Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan/atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang di-repo-kan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA pada rekening FLIS-RTGS dan FLIS-Kliring di Bank Indonesia.
129
114
(2) PIHAK KEDUA menerima dan menggunakan FLIS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dari PIHAK PERTAMA yang besarnya tercantum dan tercetak pada Hasil Olahan Komputer (HOK) dari Scripless Securities Settlement System Central Computer (SCC) yang terdapat dalam Bank Indonesia - Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS).
(3) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menerima dengan baik HOK
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai satu-satunya dokumen yang membuktikan besarnya FLIS yang dapat digunakan oleh PIHAK KEDUA sekaligus merupakan dokumen yang membuktikan besarnya penggunaan FLIS oleh PIHAK KEDUA yang timbul sebagai akibat digunakannya FLIS oleh PIHAK KEDUA.
(4) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk menerima dan
menggunakan HOK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai alat bukti yang sah, otentik, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
Pasal 2
(1) PIHAK KEDUA menggunakan FLIS untuk mengatasi kesulitan pendanaan
pada saat saldo rekening giro rupiah PIHAK KEDUA di Bank Indonesia tidak mencukupi untuk penyelesaian transaksi keluar (outgoing transaction) yang terjadi dalam sistem Bank Indonesia - Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan/atau kewajiban PIHAK KEDUA untuk penyelesaian akhir kliring debet.
(2) FLIS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) yang digunakan oleh PIHAK KEDUA terdiri dari : a. FLIS-RTGS, sejak jam Operasional BI-RTGS dibuka sampai dengan
cut-off warning sistem BI-RTGS sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur tentang BI-RTGS.
b. FLIS-Kliring, apabila PIHAK KEDUA memiliki kewajiban penyelesaian akhir kliring debet sampai dengan cut-off warning sistem BI-RTGS sepanjang PIHAK KEDUA telah menjadi peserta Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).
(3) FLIS-RTGS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a juga dapat
digunakan untuk: a. menutup kewajiban penyelesaian akhir kliring debet dalam hal
pendanaan awal (prefund) dalam bentuk dana tunai (cash prefund) dan/atau surat berharga (collateral prefund) yang disediakan PIHAK KEDUA tidak mencukupi untuk penyelesaian kewajiban PIHAK KEDUA yang timbul dari penyelesaian akhir kliring debet;
130
115
b. menutup penyelesaian akhir kliring hasil kliring yang terjadi sebelum cut-off warning Sistem BI-RTGS bagi PIHAK KEDUA yang memiliki kantor sebagai peserta kliring yang berada di wilayah Kliring yang belum menerapkan SKNBI, sepanjang PIHAK KEDUA telah memindahkan surat berharga ke rekening FLIS-RTGS dalam jumlah yang cukup sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Fasilitas Likuiditas Intrahari Berdasarkan Prinsip Syariah.
Pasal 3
(1) PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan me-repo-kan Surat Berharga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dengan nomor seri Surat Berharga sebagaimana tercatat dalam rekening FLIS-RTGS dan FLIS-Kliring, untuk menyelesaikan kewajiban PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sebagaimana mestinya sebagai akibat penggunaan FLIS yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
(2) PIHAK PERTAMA dengan ini menerima dengan baik Surat Berharga
dengan nomor seri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang diagunkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sebagaimana tercatat dalam rekening FLIS-RTGS dan FLIS-Kliring berdasarkan pembukuan dan HOK pada Bank Indonesia sebagai bukti yang sempurna.
Pasal 4
(1) PIHAK KEDUA harus menyelesaikan FLIS yang digunakan pada hari penggunaannya paling lambat sampai dengan pre cut-off time Sistem BI-RTGS sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Fasilitas Likuiditas Intrahari Berdasarkan Prinsip Syariah.
(2) PIHAK KEDUA dapat memindahkan kembali surat berharga yang
diagunkan dari rekening FLIS-RTGS ke rekening surat berharga milik PIHAK KEDUA sesuai dengan nilai FLIS yang dikembalikan oleh PIHAK KEDUA.
(3) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak menyelesaikan FLIS yang digunakan pada hari penggunaan FLIS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka terhadap nilai FLIS yang tidak diselesaikan oleh PIHAK KEDUA tersebut diberlakukan sebagai transaksi repo dengan Bank Indonesia dengan jangka waktu 1 (satu) hari sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai transaksi repo overnight.
131
116
Pasal 5 (1) Perjanjian ini berakhir apabila :
a. PIHAK PERTAMA mencabut ketentuan yang mengatur tentang pemberian FLIS;
b. PIHAK KEDUA dicabut izin usahanya atau dibekukan kegiatan usahanya oleh lembaga/instansi yang berwenang;
(2) Berakhirnya perjanjian ini tidak menghapuskan seluruh kewajiban PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA yang timbul sebagai akibat dari pemberian FLIS.
Pasal 6
Dalam hal Perjanjian ini berakhir karena sebab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), PIHAK PERTAMA berwenang untuk melakukan pendebetan rekening giro Rupiah PIHAK KEDUA pada PIHAK PERTAMA untuk penyelesaian FLIS yang diperoleh PIHAK KEDUA.
Pasal 7
PIHAK PERTAMA mengenakan biaya atas penggunaan FLIS sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Fasilitas Likuiditas Intrahari Berdasarkan Prinsip Syariah.
Pasal 8
(1) PIHAK KEDUA setuju bahwa PIHAK PERTAMA berwenang menentukan
terjadinya pelanggaran/kealpaan PIHAK KEDUA menurut perjanjian ini.
(2) Dalam hal suatu kewajiban PIHAK KEDUA menurut perjanjian ini wajib dilakukan dalam jangka waktu tertentu, lewatnya waktu saja telah memberikan bukti cukup bahwa PIHAK KEDUA telah melalaikan kewajibannya
(3) PIHAK KEDUA menyatakan melepaskan hak-haknya untuk menyangkal
jumlah kewajiban PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.
Pasal 9
Dalam hal perjanjian berakhir sebagaimana dimaksud pada Pasal 5, para pihak sepakat bahwa perjanjian akan berakhir secara otomatis dengan mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 jo. Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
132
117
Pasal 10
(1) Semua pemberitahuan dan/atau surat menyurat antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sehubungan dengan Perjanjian ini dilakukan secara tertulis dan dianggap telah disampaikan kepada yang bersangkutan jika terdapat tanda terima tertulis dari PIHAK PERTAMA dan/atau PIHAK KEDUA.
(2) Pemberitahuan dan/atau surat menyurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dialamatkan kepada :
PIHAK PERTAMA : BANK INDONESIA Direktorat Pengelolaan Moneter u.p. Biro Operasi Moneter Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350
PIHAK KEDUA : .................................................. .................................................. .................................................. ..................................................
Pasal 11
(1) Apabila timbul perselisihan sebagai akibat dari pelaksanaan perjanjian ini,
kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat.
(2) Apabila penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya melalui pengadilan dan memilih tempat kediaman dan domisili yang tetap di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Pasal 12
Para pihak sepakat bahwa hal-hal lain yang belum diatur dalam perjanjian ini dan segala perubahan atas kesepakatan dalam perjanjian ini akan diatur kemudian dalam bentuk addendum atau surat yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
133
118
Pasal 13 Perjanjian ini dibuat pada hari dan tanggal sebagaimana dimaksud pada awal perjanjian, dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama. PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA, (...................................................) (..................................................)
134
9
119
Lampiran-4
CONTOH PERHITUNGAN BIAYA ATAS PENGGUNAAN FLIS Tabel Ilustrasi Penggunaan dan Perhitungan biaya Atas Penggunaan FLIS
(nominal dalam ribuan rupiah)
No. Transaksi
Nominal FLIS
(Extend)
Pelunasan FLIS
(Redeem)
Waktu
Saldo penggunaan
FLIS
Waktu penggunaan RRT PUAS
O/N terakhir sblm hr
penggunaan
Perhitungan Biaya
Sebenarnya Pembulatan
ke atas dalam
hitungan menit
Nominal FLIS
yang diperhitungkan
Biaya atas
Penggunaan FLIS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 400.000 - 10:00:00 400.000 0:00:00
60 7,50% 800.000 15,87
2 - 400.000 10:05:00 0 0:05:00
3 300.000 - 10:10:00 300.000 0:00:00
3 100.000 - 10:30:00 400.000 0:20:00
4 - 100.000 10:45:00 300.000 0:15:00
5 - - 11:00:00 300.000 0:15:00
6 200.000 11:25:00 500.000 0:25:00 25 7,50% 300.000 2,48
7 500.000 11:25:50 1.000.000 0:00:50 1 7,50% 500.000 0,17
8 450.000 11:35:10 550.000 0:09:20 10 7,50% 1.000.000 3,31
9 300.000 11:35:20 250.000 0:00:10 1 7,50% 550.000 0,18
10 200.000 11:35:25 50.000 0:00:05 1 7,50% 250.000 0,08
11 50.000 12:00:00 - 0:24:35 25 7,50% 50.000 0,41
T o t a l B i a y a 22,50
Penjelasan: 1. Kolom 2 : Bank menggunakan FLIS (extend) untuk pertama kalinya pada hari
transaksi sebesar Rp400 juta pada pukul 10:00:00. Selanjutnya pada pukul 10:10:00 dan pukul 10:30:00 Bank menggunakan kembali FLIS masing-masing sebesar Rp300 juta dan Rp100 juta. Setelah satu jam pertama, pada pukul 11:25:00 dan pukul 11:25:50 Bank kembali menggunakan FLIS masing-masing sebesar Rp200 juta dan Rp500 juta.
2. Kolom 3 : Pada pukul 10:05:00 dan pukul 10:45:00 terdapat transfer masuk (incoming transaction) di Sistem BI-RTGS masing-masing sebesar Rp400 juta dan Rp100 juta. Transfer masuk tersebut digunakan untuk menutupi penggunaan FLIS (redeem). Setelah satu jam pertama, pada pukul 11:35 terdapat tiga kali transfer masuk
135
120
(incoming transaction) masing-masing sebesar Rp450 juta, Rp300 juta dan Rp200 juta. Pada pukul 12:00:00 kembali terdapat transfer masuk (incoming transaction) sebesar Rp50 juta yang melunasi saldo penggunaan FLIS.
3. Kolom 5 : saldo penggunaan FLIS diperoleh dari hasil bersih dari nilai penggunaan dan penyelesaian FLIS.
4. Kolom 6 : perhitungan waktu penggunaan FLIS yang sebenarnya (dalam hitungan detik)
5. Kolom 7 : pembulatan waktu penggunaan FLIS (dibulatkan ke atas dalam hitungan menit)
6. Kolom 8 : Rata-rata tertimbang PUAS O/N terakhir sebelum hari penggunaan FLIS sebesar 7,5% yang merupakan hasil perkalian rata-rata tertimbang indikasi imbalan PUAS O/N dengan nisbah bagi hasil PUAS O/N.
7. Kolom 9 : perhitungan nominal FLIS yang digunakan sebagai dasar hitung perhitungan imbalan atas penggunaan FLIS a) Biaya FLIS untuk 1 jam pertama penggunaan FLIS (Pukul
10:00:00 s/d 11:00:00) : dihitung berdasarkan akumulasi nilai nominal FLIS yang digunakan Bank (kolom 2) dalam kurun waktu 1 jam pertama penggunaan FLIS, yaitu sebesar Rp.800 juta dengan waktu penggunaan yang dibulatkan selama 60 menit (1 jam).
b) Biaya FLIS setelah 1 jam pertama penggunaan FLIS : dihitung berdasarkan outstanding FLIS (kolom 5) yang digunakan Bank setelah 1 jam pertama dengan perhitungan waktu penggunaan dibulatkan ke atas dalam hitungan menit.
8. Kolom 10 : perhitungan biaya penggunaan FLIS dengan rumus: Nominal Penggunaan FLIS x {(waktu penggunaan FLIS) / (10,5 jam x 60 menit)} x RRT PUAS O/N Terakhir sebelum hari penggunaan FLIS x (1/360)
atau Kolom 9 x {(Kolom 7) / (10,5 jam x 60 menit)} x (Kolom 8 / 360)
136
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
--------------------------------------------------------------------- Lampiran I
Contoh Daftar Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang Diakui Bank
Indonesia Untuk Agunan Obligasi Korporasi
Perusahaan Pemeringkat
Peringkat
Teratas Ke-2
Teratas Ke-3
Teratas
Fitch Ratings AAA AA+ AA
Moody’s Investor Service Aaa Aa1 Aa2
Standard and Poor’s AAA AA+ AA
PT. Fitch Ratings Indonesia AAA(idn) AA+(idn) AA(idn)
PT ICRA Indonesia [Idr]AAA [Idr]AA+ [Idr]AA
PT. Pemeringkat Efek Indonesia idAAA idAA+ idAA
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
137
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
--------------------------------------------------------------------
Lampiran II.a
Contoh Surat Permohonan/Perpanjangan FPJP
Nomor : [diisi dengan nomor surat]
Kepada
[diisi sesuai ketentuan SE]
Perihal : Permohonan/Perpanjangan1 Fasilitas Pendanaan Jangka
Pendek (FPJP)
Sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Bank Indonesia Nomor 14/16/PBI/2012 tanggal 23 November 2012
tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum, bersama
ini kami mengajukan permohonan/perpanjangan1 FPJP untuk jangka
waktu ... ( ... ) hari dari tanggal………… sampai dengan tanggal………
sebesar Rp ............ (terbilang : .......) untuk memenuhi perkiraan
kekurangan Giro Wajib Minimum (GWM) kami.
Sehubungan dengan pengajuan permohonan/perpanjangan1 FPJP
dimaksud, dengan ini kami lampirkan dokumen sebagai berikut :
1. Surat pernyataan kesulitan likuiditas;
2. Surat pernyataan agunan FPJP;
3. Surat kesanggupan membayar kewajiban FPJP;
4. Surat pernyataan Bank mengenai kebenaran data dan dokumen;2
5. Surat persetujuan Dewan Komisaris atau keputusan RUPS mengenai
penggunaan aset Bank sebagai agunan FPJP, sesuai dengan anggaran
dasar Bank dan perundang-undangan yang berlaku;
6. Dokumen perhitungan rasio KPMM;
7. Proyeksi arus kas dan dokumen pendukung lainnya;
8. Daftar aset yang menjadi agunan FPJP;
9. Print-out hasil pengagunan (pledge) di BI-SSSS;3
10. Surat pernyataan pengagunan SBIS;4
11. Konfirmasi pemblokiran agunan dari KSEI dan hasil pemeringkatan
dari perusahaan pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia;5
1 Coret yang tidak perlu 2 Hanya disampaikan pada saat permohonan FPJP 3 Dalam hal agunan berupa SBI, dan/atau SBN 4 Dalam hal agunan berupa SBIS 5 Dalam hal agunan berupa Obligasi Korporasi 12. Dokumen …
138
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
--------------------------------------------------------------------
Lanjutan Lampiran II.a
12. Dokumen atas aset kredit yang menjadi agunan FPJP;6
Surat permohonan beserta lampiran tersebut di atas kami buat
dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari terdapat hal-hal
yang tidak benar maka kami bersedia menerima risiko dan akibat dari
tindakan yang diambil oleh Bank Indonesia.
Demikian permohonan kami, atas perhatian Saudara kami ucapkan
terima kasih.
(tempat, tanggal)
Komisaris Direksi
(Nama Bank….) (Nama Bank…..)
ttd ttd
Meterai
---------------- ------------------------------------
(Komisaris) (Direktur/SetingkatDirektur)
CC.
[diisi sesuai ketentuan SE]
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN
PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
6 Dalam hal agunan berupa Aset Kredit
139
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
-------------------------------------------------------------------- Lampiran II.b
Contoh Surat Pernyataan Kesulitan Likuiditas Dalam Rangka
Permohonan/Perpanjangan/Penambahan1 FPJP
No. [diisi dengan nomor surat]
Kepada
[diisi sesuai ketentuan SE]
Perihal : Surat Pernyataan Kesulitan Likuiditas
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ……………………………………….. 2
Jabatan : Direktur ……. 3 Bank ……….……..... 4
dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas, dengan ini
menyatakan bahwa :
Bank mengalami kesulitan likuiditas yang disebabkan oleh
a)……..
b)……..
dst
Bank telah berupaya untuk mengatasi kesulitan likuiditas tersebut
namun belum dapat mengatasi kesulitan likuiditas tersebut. Adapun
langkah-langkah yang telah diambil oleh Bank adalah
a)……..
b)……..
dst
1 Coret yang tidak perlu 2 Diisi dengan nama direksi Bank yang berwenang mewakili 3 Diisi dengan jabatan direksi yang berwenang mewakili Bank 4 Diisi dengan nama Bank yang mengajukan permohonan FPJP Demikian …
140
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
--------------------------------------------------------------------- Lanjutan Lampiran II.b
Demikian pernyataan kami.
[kota], [tanggal, bln,
tahun]
Tanda tangan
……….5
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN
PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
5 Diisi dengan nama dan jabatan direksi yang berwenang mewakili Bank
Materai Rp. 6000,-
141
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
-------------------------------------------------------------------- Lampiran II.c
Contoh Surat Pernyataan Agunan FPJP
No. [diisi dengan nomor surat]
Kepada
[diisi sesuai ketentuan SE]
Perihal : Surat Pernyataan Agunan FPJP
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ……………………………………….. 1
Jabatan : Direktur ……. 2 Bank ……….……..... 3
dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas, dengan ini
menyatakan bahwa :
Seluruh aset yang menjadi agunan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
(FPJP) tidak sedang dijaminkan kepada pihak lain, tidak di bawah sitaan,
tidak tersangkut dalam suatu perkara atau sengketa, dan memenuhi
seluruh persyaratan agunan FPJP sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia yang
mengatur mengenai pemberian FPJP.
Demikian pernyataan kami.
[kota], [tanggal, bln,
tahun]
Tanda tangan
……….4
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN
PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
1 Diisi dengan nama direksi Bank yang berwenang mewakili 2 Diisi dengan jabatan direksi yang berwenang mewakili Bank 3 Diisi dengan nama Bank yang mengajukan permohonan FPJP 4 Diisi dengan nama dan jabatan direksi yang berwenang mewakili Bank
Materai Rp. 6000,-
142
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
-------------------------------------------------------------------- Lampiran II.d
Contoh Surat Kesanggupan Membayar Dalam Rangka
Permohonan/Perpanjangan/Penambahan Plafon1 FPJP No. [diisi dengan nomor surat] Kepada [diisi sesuai ketentuan SE]
Perihal : Surat Kesanggupan Membayar
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : …………………………......……………2 Jabatan : Direktur ……. 3 Bank ………………….4
dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas, dengan ini menyatakan kesanggupan membayar atas segala kewajiban terkait Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) yang diberikan oleh Bank
Indonesia kepada Bank ………….4 pada saat tanggal jatuh waktu yaitu tanggal …………………5 dengan plafon sejumlah Rp.……………….6 berikut biaya bunga dan biaya lain yang timbul sehubungan dengan pemberian
FPJP dari Bank Indonesia, serta menyatakan tunduk pada seluruh ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia yang mengatur mengenai pemberian FPJP.
[kota], [tanggal, bln, tahun]
Tanda tangan
………..7
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
1 Coret yang tidak perlu 2 Diisi dengan nama direksi Bank yang berwenang mewakili
3 Diisi dengan jabatan direksi yang berwenang mewakili Bank 4 Diisi dengan nama Bank yang mengajukan permohonan FPJP 5 Diisi dengan tanggal jatuh waktu FPJP 6 Diisi dengan jumlah FPJP yang diajukan 7 Diisi dengan nama dan jabatan direksi Bank yang berwenang mewakili
Materai Rp. 6000,-
143
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
------------------------------------------------------------------- Lampiran II.e
SURAT PERNYATAAN KEBENARAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : ……………………………….................1
Jabatan : Direktur ...........2 Bank ............................3
Alamat : .................................................................4
bahwa berkaitan dengan permohonan Fasilitas Pendanaan Jangka
Pendek (FPJP) yang diajukan kepada Bank Indonesia, dengan ini untuk
dan atas nama Bank ..........3 menyatakan bahwa seluruh dokumen, data,
penjelasan dan keterangan yang disampaikan kepada Bank Indonesia
dijamin kebenarannya serta telah memenuhi ketentuan yang berlaku,
termasuk dalam hal terdapat permohonan perpanjangan dan/atau
penambahan plafon FPJP.
Bahwa apabila dikemudian hari ditemukan hal-hal yang sebaliknya,
segala akibat hukum yang timbul menjadi tanggung jawab kami
sepenuhnya.
Demikian surat pernyataan ini dibuat secara sukarela dan tanpa ada
paksaan dari pihak manapun juga.
[kota], [tanggal, bln, tahun]
Tanda tangan
……………….5
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN
PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
1 Diisi dengan nama direksi Bank yang berwenang mewakili 2 Diisi dengan jabatan direksi yang berwenang mewakili Bank 3 Diisi dengan nama Bank yang mengajukan permohonan FPJP 4 Diisi alamat Bank yang mengajukan permohonan FPJP 5 Diisi dengan nama dan jabatan direksi yang berwenang mewakili
Materai Rp. 6000,-
144
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
-------------------------------------------------------------------- Lampiran III
Proyeksi Arus Kas
Nama Bank : …………………….
Posisi : Tanggal ………….
Proyeksi arus kas - Berdasarkan Pendekatan
Remaining Maturity
Posisi Remaining Maturity
H H+1 H+2 … H+29 H+30
I. Settlement/pos-pos tertentu yang
mempengaruhi ON B/S Rupiah
A. Saldo Giro BI
1. Rupiah
2. Valas
B. Kas / Uang Tunai
1. Rupiah
2. Valas
C. Transaksi Jatuh Waktu
1. Transaksi Antar Bank
1.1 Penempatan Pada Bank Lain Jatuh waktu
(placement jatuh waktu)
1.2 Pinjaman Kepada Bank Lain Jatuh waktu
(borrowing jatuh waktu)
1.3 Reverse repo SBI/SBIS
1.4 Repo SBI/SBIS
1.5 Reverse repo SBN
1.6 Repo SBN
1.7 Reverse repo SSB/SSBS Korporasi
1.8 Repo SSB/SSBS Korporasi
1.9 Antar bank aktiva lainnya
1.10 Antar bank pasiva lainnya
2. Transaksi Dengan Bank Indonesia
2.1 SBI/SBIS
a SBI/SBIS Jatuh waktu
b Settlement SBI/SBIS
2.2 Deposit Facility/FASBIS jatuh waktu
2.3 Term Deposit jatuh waktu
2.4 Lending/Financing Facility jatuh waktu
2.5 Repo
a SBI/SBIS jatuh waktu
b SBN jatuh waktu
2.6 Reverse Repo SBN
3. Transaksi Dengan Pemerintah dan Korporasi
3.1 SBN
3.2 SSB/SSBS Korporasi
3.3 Obligasi/Sukuk Subordinasi
3.4 SSB/SSBS yang Diterbitkan
D. Kredit/Pembiayaan
1. Kredit/Pembiayaan yang diberikan
145
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
-------------------------------------------------------------------- Lanjutan Lampiran III
Proyeksi arus kas - Berdasarkan Pendekatan
Remaining Maturity
Posisi Remaining Maturity
H H+1 H+2 … H+29 H+30
2. Pinjaman/pembiayaan yang diterima
E. Dana Pihak Ketiga
1. Tabungan dan Giro
2. Deposito
II. Settlement/Pos-pos tertentu yang
mempengaruhi OFF B/S Rupiah
A. Dengan Bank Indonesia
1. Spot/tod/tom
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
2. Forward
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
3. Swap
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
4. Option
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
5. Transaksi Derivatif Lainnya
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
B. Dengan Pihak Lainnya
1. Dengan Bank
1.1. Spot/tod/tom
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
1.2. Forward
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
1.3. Swap
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
1.4. Option
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
1.5. Transaksi Derivatif Lainnya
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
2. Dengan Nasabah Perorangan
2.1. Spot/tod/tom
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
146
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
-------------------------------------------------------------------- Lanjutan Lampiran III
Proyeksi arus kas - Berdasarkan Pendekatan
Remaining Maturity
Posisi Remaining Maturity
H H+1 H+2 … H+29 H+30
2.2. Forward
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
2.3. Swap
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
2.4. Option
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
2.5. Transaksi Derivatif Lainnya
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
3. Dengan Nasabah Korporasi
3.1. Spot/tod/tom
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
3.2. Forward
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
3.3. Swap
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
3.4. Option
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
3.5. Transaksi Derivatif Lainnya
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
III. Settlement/Pos-pos tertentu yang
Mempengaruhi ON B/S Valas
A. Transaksi Antar Bank
1. Saldo Nostro
2. Saldo Vostro
3. Penempatan Pada Bank Lain Jatuh waktu
(placement jatuh waktu)
4. Pinjaman Kepada Bank Lain Jatuh waktu
(borrowing jatuh waktu)
5. Reverse repo SSB/SSBS
6. Repo SSB/SSBS
7. Antar bank aktiva lainnya
8. Antar bank pasiva lainnya
B. Transaksi Dengan Bank Indonesia
1. Term Deposit jatuh waktu
C. Transaksi Dengan Pemerintah dan Korporasi
147
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
-------------------------------------------------------------------- Lanjutan Lampiran III
Proyeksi arus kas - Berdasarkan Pendekatan
Remaining Maturity
Posisi Remaining Maturity
H H+1 H+2 … H+29 H+30
1. SBN
2. SSB/SSBS Korporasi
3. Obligasi/Sukuk Subordinasi
4. SSB/SSBS yang Diterbitkan
D. Kredit/Pembiayaan
1. Kredit/Pembiayaan yang diberikan
2. Pinjaman/Pembiayaan yang diterima
E. Dana Pihak Ketiga
1. Tabungan
2. Deposito
IV. Settlement/Pos-pos tertentu yang
Mempengaruhi OFF B/S Valas
A. Dengan Bank Indonesia
1. Spot/tod/tom
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
2. Forward
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
3. Swap
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
4. Option
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
5. Transaksi Derivatif Lainnya
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
B. Dengan Pihak Lainnya
1. Dengan Pihak Bank
1.1. Spot/tod/tom
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
1.2. Forward
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
1.3. Swap
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
1.4. Option
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
1.5. Transaksi Detivatif Lainnya
148
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
-------------------------------------------------------------------- Lanjutan Lampiran III
Proyeksi arus kas - Berdasarkan Pendekatan
Remaining Maturity
Posisi Remaining Maturity
H H+1 H+2 … H+29 H+30
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
2. Dengan Nasabah Perorangan
2.1. Spot/tod/tom
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
2.2. Forward
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
2.3. Swap
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
2.4. Option
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
2.5. Transaksi Derivatif Lainnya
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
3. Dengan Nasabah Korporasi
3.1. Spot/tod/tom
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
3.2. Forward
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
3.3. Swap
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
3.4. Option
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
3.5. Transaksi Derivatif Lainnya
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
149
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
-------------------------------------------------------------------- Lanjutan Lampiran III
Proyeksi Arus Kas – Berdasarkan
Pendekatan Behavioral
Posisi Proyeksi Ket
H H+1 … H+14 W3 W4
I. Penarikan dan Setoran DPK
A Tabungan dan Giro
1. Nasabah Perorangan
1.1 Rupiah
a. arus kas masuk
b. arus kas keluar
1.2 Valas
a. arus kas masuk
b. arus kas keluar
2. Nasabah Korporasi
2.1 Rupiah
a. arus kas masuk
b. arus kas keluar
2.2 Valas
a. arus kas masuk
b. arus kas keluar
B Deposito
1. Nasabah Perorangan
1.1 Rupiah
a. arus kas masuk
b. arus kas keluar
1.2 Valas
a. arus kas masuk
b. arus kas keluar
2. Nasabah Korporasi
2.1 Rupiah
a. arus kas masuk
b. arus kas keluar
2.2 Valas
a. arus kas masuk
b. arus kas keluar
II. Transaksi Antar Bank
1. Rupiah
a. Penempatan Pada Bank lain Jatuh
Waktu (placement jatuh waktu)
b. Pinjaman dari Bank lain Jatuh Waktu
(borrowing jatuh waktu)
2. Valas
a. Penempatan Pada Bank lain Jatuh
Waktu (placement jatuh waktu)
b. Pinjaman dari Bank lain Jatuh waktu
(borrowing jatuh waktu)
III. Surat-Surat Berharga
1. Pembayaran Pokok dan Bunga/Imbalan
dari SSB/SSBS yang diterbitkan
a. Rupiah
b. Valas
2. Buyback SBN dan SSB/SSBS lainnya
a. Rupiah
b. Valas
3. Call Option Obligasi Subordinasi
a. Rupiah
b. Valas
150
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
-------------------------------------------------------------------- Lanjutan Lampiran III
Proyeksi Arus Kas – Berdasarkan
Pendekatan Behavioral
Posisi Proyeksi Ket
H H+1 … H+14 W3 W4
IV. Kredit/Pembiayaan
1. Kredit/pembiayaan yang diberikan
a. Rupiah
b. Valas
2. Realisasi penyaluran kredit/pembiayaan
a. Rupiah
b. Valas
V. Pasar Modal Dalam Negeri dan Luar
Negeri
1. Penerbitan Surat utang baru
a. Rupiah
b. Valas
2. Penerbitan Saham (IPO dan Right Issues)
a. Rupiah
b. Valas
Petunjuk pengisian pada Lampiran II ini mengikuti ketentuan Bank
Indonesia dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/39/DPM
tanggal 28 Desember 2012 perihal Perubahan atas Surat Edaran
Bank Indonesia Nomor 13/3/DPM tanggal 4 Februari 2011 perihal
Laporan Harian Bank Umum.
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
151
Lampiran SE Ekstern No. 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013 ----------------------------------------------------------------------------
Lampiran IV.a
AGUNAN BERUPA SURAT BERHARGA
Jenis Seri Sisa Jangka Waktu
Tanggal Jatuh
Tempo
Harga*) Rata-rata Tertimbang
Tingkat Diskonto Saat Penerbitan **)
Nilai Nominal Nilai Jual *)
SBI
SBIS
SBN
Obligasi Korporasi
*) Tidak berlaku untuk SBIS **) Hanya berlaku untuk SBI
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN
PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
152
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
---------------------------------------------------------------------
Lampiran IV.b
DAFTAR ASET KREDIT LANCAR SELAMA 12 BULAN TERAKHIR YANG DIAGUNKAN BANK …………………………………
Mulai Akhir Rp (juta) Va (ribu) Rp (juta) Va (ribu)Nominal Rp
(juta)
Persentase
terhadap
Plafon
Debitur Kredit Agunan
No Nama
Nomor Debtor
Identification
Number (DIN)
NPWPAlamat
dan Telp
Nomor
Perjanjian
Kredit /
Surat
Perjanjian
Kredit
Nomor
Rekening
Nama
Pemilik
Nilai
Pengikatan
Nomor Bukti
Kepemilikan
Nilai Taksasi Agunan **)
Total dalam mata uang asal
Total dalam Jutaan Rupiah
No
Pengikatan/
Pembebanan
*)
Baki Debet
Jenis
Agunan
Penilai
Agunan ***)
Nomor Polis
Asuransi
Nilai Agunan
Tertanggung
(apabila
ada)
Jenis Kredit
Nomor
Asuransi
Kredit dan
Nilai
Tertanggung
(apabila ada)
Jangka Waktu
(yyy/mm/dd)Plafon Kredit
Catatan: *) Apabila agunan kredit memiliki akta Fidusia, APHT, atau Hipotek cantumkan no. Akta-akta tersebut **) nilai yang dicantumkan sesuai pasal 48 Peraturan Bank Indonesia No.9/6/PBI/2007 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum antara lain telah memperhitungkan
jangka waktu dari penilaian agunan terakhir dilakukan. ***) Diisi " independen", apabila menggunakan penilai agunan independen dan "intern bank", apabila menggunakan penilai agunan dari pihak internal bank Disclaimer : Aset kredit sebagaimana terdapat pada daftar diatas telah memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam pasal 4 ayat (4) Peraturan Bank Indonesia No14/16/PBI/2012 tanggal 23 November 2012 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum Informasi yang disampaikan sesuai dengan portofolio kredit yang sebenarnya. Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data yang disampaikan, segala risiko yang muncul atas penyampaian data tersebut menjadi tanggung jawab kami.
Jakarta,.......................
DIREKTUR UTAMA DIREKTUR
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN
PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
153
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
--------------------------------------------------------------------
Lampiran IV.c
PERUBAHAN DAFTAR ASET KREDIT LANCAR BANK……………………………….
Merujuk pada Perjanjian Pemberian FPJP No…. tanggal …. Jo. Perjanjian Pengikatan Fidusia No. …tanggal ….., berhubungan adanya kewajiban bagi PIHAK PERTAMA
(BANK …) untuk menjaga nilai jaminan dari perjanjian FPJP, PIHAK PERTAMA setuju untuk mengganti dan PIHAK KEDUA (BANK INDONESIA) setuju untuk
menerima penggantian dari PIHAK PERTAMA (BANK…) obyek jaminan fidusia sebagai berikut:
1) menarik Obyek Jaminan Fidusia nomor ……. yang tertuang pada Daftar Aset Kredit Lancar Bank yang merupakan bagian dari Akta Fidusia;
2) mengganti Obyek Jaminan Fidusia tersebut pada angka 1) di atas, menjadi sebagai berikut:
Mulai Akhir Rp (juta) Va (ribu) Rp (juta) Va (ribu)Nominal Rp
(juta)
Persentase
terhadap
Plafon
Total dalam Jutaan Rupiah
Nomor
Polis
Asuransi
Nilai Agunan
Tertanggung
(apabila ada)
Nama
Pemilik
Nilai
Pengikatan
AGUNAN
Total dalam mata uang asal
Baki Debet
KREDIT
Jenis
Agunan
No
Pengikatan/
Pembebanan
*)
Nomor Bukti
Kepemilikan
Nilai Taksasi Agunan **)
Penilai
Agunan
***)
Nomor
Perjanjian
Kredit /
Surat
Perjanjian
Kredit
Nomor
Rekening
Jenis
Kredit
Nomor
Asuransi
Kredit dan
Nilai
Tertanggung
(apabila ada)
Jangka Waktu
(yyy/mm/dd)Plafon Kredit
DEBITUR
No Nama
Nomor
Debtor
Identification
Number (DIN)
NPWPAlamat dan
Telp
Catatan: *) Apabila agunan kredit memiliki akta Fidusia, APHT, atau Hipotek cantumkan no. Akta-akta tersebut **) nilai yang dicantumkan sesuai pasal 48 Peraturan Bank Indonesia No.9/6/PBI/2007 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum antara lain telah memperhitungkan
jangka waktu dari penilaian agunan terakhir dilakukan. ***) Diisi " independen", apabila menggunakan penilai agunan independen dan "intern bank", apabila menggunakan penilai agunan dari pihak internal bank Disclaimer : Aset kredit sebagaimana terdapat pada daftar diatas telah memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam pasal 4 ayat (4) Peraturan Bank Indonesia No14/16/PBI/2012 tanggal 23 November 2012 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum Informasi yang disampaikan sesuai dengan portofolio kredit yang sebenarnya. Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data yang disampaikan, segala risiko yang muncul atas penyampaian data tersebut menjadi tanggung jawab kami.
Jakarta,.......................
DIREKTUR UTAMA DIREKTUR
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN
PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
154
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
------------------------------------------------------------------- Lampiran V
Contoh Surat Pernyataan Agunan berupa Aset Kredit
No. [diisi dengan nomor surat]
Kepada
[diisi sesuai ketentuan SE]
Perihal : Surat Pernyataan Agunan berupa Aset Kredit
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ……………………………………….. 1
Jabatan : Direktur ……. 2 Bank ……….……..... 3
dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas, dengan ini
menyatakan bahwa :
1. seluruh Aset Kredit yang diajukan bukan kredit konsumsi kecuali
KPR;
2. seluruh Aset Kredit dijamin dengan agunan tanah dan/atau bangunan
yang memiliki nilai paling rendah 140% dari plafon kredit yang telah
dinilai oleh penilai independen;
3. sisa jangka waktu jatuh tempo kredit paling singkat 12 (dua belas)
bulan sejak penandatanganan FPJP;
4. baki debet (outstanding) kredit tidak melebihi plafon kredit dan BMPK
pada saat FPJP diberikan;
5. seluruh Aset Kredit yang diagunkan memiliki perjanjian kredit dan
pengikatan agunan yang memiliki kekuatan hukum;
6. seluruh Aset Kredit yang diagunkan bukan merupakan kredit kepada
pihak terkait Bank; dan
7. kualitas seluruh Aset Kredit yang diajukan untuk menjadi agunan
FPJP adalah benar tergolong kualitas lancar paling singkat 12 (dua
belas) bulan terakhir berturut-turut.
1 Diisi dengan nama direksi Bank yang berwenang mewakili 2 Diisi dengan jabatan direksi yang berwenang mewakili Bank 3 Diisi dengan nama Bank yang mengajukan permohonan FPJP Demikian …
155
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
------------------------------------------------------------------- Lanjutan Lampiran V
Demikian pernyataan kami.
[kota], [tanggal, bln,
tahun]
Tanda tangan
……….4
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN
PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
4 Diisi dengan nama dan jabatan direksi yang berwenang mewakili Bank
Materai Rp. 6000,-
156
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
------------------------------------------------------------------- Lampiran VI
Contoh Surat Permohonan Penambahan Plafon FPJP
Nomor : [diisi dengan nomor surat]
Kepada
[diisi sesuai ketentuan SE]
Perihal : Permohonan Penambahan Plafon Fasilitas Pendanaan Jangka
Pendek (FPJP)
Sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Bank Indonesia Nomor 14/16/PBI/2012 tanggal 23 November 2012
tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum dan Surat
Persetujuan Pemberian FPJP No. …. tanggal …, bersama ini kami
mengajukan permohonan penambahan plafon FPJP sebesar Rp ............
(terbilang : .......) untuk memenuhi perkiraan kekurangan Giro Wajib
Minimum (GWM) kami, sehingga seluruh plafon FPJP Bank … menjadi
sebesar Rp ............ (terbilang : .......).
Sehubungan dengan pengajuan permohonan penambahan plafon
FPJP dimaksud, dengan ini kami lampirkan dokumen sebagai berikut :
1. Surat pernyataan kesulitan likuiditas;
2. Surat pernyataan agunan FPJP;
3. Surat kesanggupan membayar kewajiban FPJP;
4. Dokumen perhitungan rasio KPMM;
5. Proyeksi arus kas dan dokumen pendukung lainnya;
6. Daftar aset yang menjadi agunan FPJP;
7. Print-out hasil pengagunan (pledge) di BI-SSSS;1
8. Surat pernyataan pengagunan SBIS;2
9. Konfirmasi pemblokiran agunan dari KSEI dan hasil pemeringkatan
dari perusahaan pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia;3
10. Dokumen atas aset kredit yang menjadi agunan FPJP;4
Surat permohonan beserta lampiran tersebut di atas kami buat
dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari terdapat hal-hal
1 Dalam hal agunan berupa SBI, SUN dan/atau SBNSBSN 2 Dalam hal agunan berupa SBISSUN 3 Dalam hal agunan berupa Obligasi Korporasi 4 Dalam hal agunan berupa Aset Kredit yang …
157
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
------------------------------------------------------------------- Lanjutan Lampiran VI
yang tidak benar maka kami bersedia menerima risiko dan akibat dari
tindakan yang diambil oleh Bank Indonesia.
Demikian permohonan kami, atas perhatian Saudara kami ucapkan
terima kasih.
(tempat, tanggal)
Komisaris Direksi
(Nama Bank….) (Nama Bank…..)
ttd ttd
Meterai
---------------- ------------------------------------
(Komisaris) (Direktur/SetingkatDirektur)
CC.
[diisi sesuai ketentuan SE]
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
158
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
-----------------------------------------------------------------------------
Lampiran VII
Contoh Perhitungan Nilai Agunan FPJP
1. Perhitungan Nilai Agunan FPJP dalam bentuk SBI
a. SBI 1 bulan seri IDBIxxxxxxxxx dengan karakteristik: nilai nominal
Rp100 miliar, rata-rata tertimbang tingkat diskonto saat penerbitan
8,75000%, sisa jangka waktu 9 hari, dengan harga 99,78173
(sebagaimana tercantum dalam BI-SSSS).
b. SBI 3 bulan seri IDBIxxxxxxxxx dengan karakteristik: nilai nominal
Rp50 miliar, rata-rata tertimbang tingkat diskonto saat penerbitan
7,83333%, sisa jangka waktu 58 hari, dengan harga 98,75369
(sebagaimana tercantum dalam BI-SSSS).
Perhitungan Nilai Jual SBI dihitung berdasarkan harga setiap seri SBI:
a. Nilai Jual SBI = Rp100 miliar x 99,78173% = Rp
99.781.730.000,00
b. Nilai Jual SBI = Rp 50 miliar x 98,75369% = Rp
49.376.845.000,00
Jumlah Nilai Jual SBI (a + b) = Rp149.158.575.000,00
Nilai agunan adalah sebesar 100% dari Nilai Jual SBI, yaitu
Rp149.158.575.000,00. Dengan demikian, plafon FPJP adalah sebesar
Rp149.158.575.000,00 untuk menutup kekurangan Giro Wajib
Minimum.
2. Perhitungan Nilai Agunan FPJP dalam bentuk SUN
a. Obligasi Negara (ON) seri FRxxxx dengan karakteristik: 50.000 unit
(nilai nominal Rp50 miliar), sisa jangka waktu 3686 hari, dengan
harga 108,05988% (sebagaimana tercantum dalam BI-SSSS).
b. ON seri ZCxxxx (zero coupon bond) dengan karakteristik: 50.000
unit (nilai nominal Rp50 miliar), sisa jangka waktu 527 hari,
dengan harga 89,19250% (sebagaimana tercantum dalam BI-SSSS).
c. SPN seri SPNxxxxxxxxxx dengan karakteristik: 50.000 unit (nilai
nominal Rp50 miliar), sisa jangka waktu 351 hari, dengan harga
93,99088% (sebagaimana tercantum dalam BI-SSSS).
Nilai Pasar SUN dihitung sebagai berikut:
a. Nilai Pasar ON = Rp 50 miliar x 108,05988% = Rp
54.029.940.000,00
b. Nilai Pasar ONZC = Rp 50 miliar x 89,19250% = Rp
44.596.250.000,00
c.Nilai ...
159
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
--------------------------------------------------------------------
Lanjutan Lampiran VII
c. Nilai Pasar SPN = Rp 50 miliar x 93,99088% = Rp
46.995.440.000,00
Jumlah Nilai Pasar SUN (a + b +c) = Rp145.621.630.000,00
Nilai agunan (cash value) ditetapkan sebesar 100%/105% dari Nilai
Pasar SUN, yaitu {(Rp54.029.940.000,00 100/105) +
(Rp44.596.250.000,00 100/105) + (Rp46.995.440.000,00 100/105)
= Rp138.687.266.666,67.
Dengan demikian, plafon FPJP adalah sebesar Rp138.687.266.666,67
untuk menutup kekurangan Giro Wajib Minimum.
3. Perhitungan Nilai Agunan FPJP dalam bentuk SBSN
SBSN seri IFRxxxx dengan karakteristik: 100.000 unit (nilai nominal
100 miliar), sisa jangka waktu 1500 hari, dengan harga 92,01250%
(sebagaimana tercantum dalam BI-SSSS).
Nilai Pasar SBSN yang dimiliki dihitung sebagai berikut:
Nilai Pasar SBSN = Rp 100 miliar x 92,01250% = Rp92.012.500.000,00
Nilai agunan (cash value) ditetapkan sebesar 105% dari Nilai Pasar
SBSN, yaitu:
Rp 92.012.500.000,00 x 100/105 = Rp87.630.952.380,95.
Dengan demikian, plafon FPJP adalah sebesar Rp87.630.952.380,95
untuk menutup kekurangan Giro Wajib Minimum.
4. Perhitungan Nilai Agunan FPJP dalam bentuk SBI dan SUN
a. SBI 1 bulan seri IDBIxxxxxxxxx dengan karakteristik: nilai nominal
Rp100 miliar, rata-rata tertimbang tingkat diskonto saat penerbitan
8,75000%, sisa jangka waktu 9 hari, dengan harga 99,78173%
(sebagaimana tercantum dalam BI-SSSS);
b. ON seri VRxxxx dengan karakteristik: 50.000 unit (nilai nominal
Rp50 miliar), sisa jangka waktu 2874 hari, dengan harga
98,96500% (sebagaimana tercantum dalam BI-SSSS).
Nilai Jual SBI dan Nilai Pasar ON yang dimiliki dihitung sebagai
berikut:
a. Nilai Pasar SBI= Rp 100 miliar x 99,78173%= Rp99.781.730.000,00
b. Nilai ...
160
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
--------------------------------------------------------------------
Lanjutan Lampiran VII
b. Nilai Pasar ON = Rp 50 miliar x 98,96500% = Rp
49.482.500.000,00
Jumlah Nilai Jual SBI dan Nilai Pasar SUN (a + b) =
Rp149.264.230.000,00
Nilai agunan (cash value) ditetapkan sebesar 100% dari Nilai Jual SBI
dan 100%/105% dari Nilai Pasar SUN, yaitu Rp99.781.730.000,00 +
(Rp49.482.500.000,00 100/105) = Rp146.907.920.476,19.
Dengan demikian, plafon FPJP adalah sebesar Rp146.907.920.476,19
untuk menutup kekurangan Giro Wajib Minimum.
5. Perhitungan Nilai Agunan FPJP dalam bentuk Obligasi Korporasi
a. Obligasi korporasi PT. ABC tahun 2006 seri xx dengan
karakteristik: nilai nominal Rp50 miliar, sisa jangka waktu 3686
hari, dengan harga 100,930%, rating peringkat teratas (misal
idAAA).
b. Obligasi korporasi PT. XYZ tahun 2005 seri xx dengan karakteristik:
nilai nominal Rp50 miliar, sisa jangka waktu 527 hari, dengan
harga 93,303%, rating peringkat kedua teratas (misal idAA+).
c. Obligasi korporasi PT. JKL tahun 2005 seri xx dengan karakteristik:
nilai nominal Rp50 miliar, sisa jangka waktu 351 hari, dengan
harga 90,500%, rating peringkat ketiga teratas (misal idAA).
Nilai Pasar obligasi korporasi dihitung sebagai berikut:
a. Nilai pasar obligasi korporasi PT. ABC tahun 2006 seri xx
= Rp 50 miliar x 100,930% = Rp 50.465.000.000,00
b. Nilai pasar obligasi korporasi PT. XYZ tahun 2005 seri xx
= Rp 50 miliar x 93,303% = Rp 46.651.500.000,00
c. Nilai pasar obligasi korporasi PT. JKL tahun 2005 seri xx
= Rp 50 miliar x 90.500% = Rp 45.250.000.000,00
Nilai agunan (cash value) ditetapkan sebesar :
a. Rp 50.465.000.000,00 x 100/135 = Rp 37.381.481.481,48
b. Rp 46.651.500.000,00 x 100/140 = Rp 33.322.500.000,00
c. Rp 45.250.000.000,00 x 100/145 = Rp 31.206.896.551,72
Total nilai agunan sebesar Rp 101.910.878.033,20.
Dengan demikian, plafon FPJP adalah sebesar Rp 101.910.878.033,20
untuk menutup kekurangan Giro Wajib Minimum.
6.Perhitungan ...
161
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
--------------------------------------------------------------------
Lanjutan Lampiran VII
6. Perhitungan Nilai Agunan Gabungan dari Beberapa Jenis Agunan
Perhitungan nilai plafon FPJP dari beberapa jenis agunan merupakan
jumlah gabungan dari nilai masing-masing jenis agunan sesuai
dengan contoh perhitungan agunan angka 1 sampai dengan angka 5 di
atas.
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN
PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
162
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
--------------------------------------------------------------------
Lampiran VIII
PERJANJIAN PEMBERIAN
FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK
Nomor:………
Pada hari ini……. tanggal ………… pukul……………….. (Waktu Indonesia
Bagian Barat):................. Menghadap di hadapan saya, Sarjana Hukum,
Notaris di Jakarta dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan
akan disebut pada bagian akhir akta ini:
1. .........................; Anggota Dewan Gubernur Bidang ………..,
bertempat tinggal di ……., dalam hal ini bertindak
dalam jabatannya tersebut untuk dan atas nama
Dewan Gubernur Bank Indonesia, berdasarkan
surat kuasa dari Gubernur Bank Indonesia Nomor
… tanggal …, dan dengan demikian mewakili Bank
Indonesia yang berkedudukan di Jakarta
berdasarkan Pasal 39 Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menjadi
Undang-Undang, selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA--------------------------
2. .........................; Direktur Utama/Direktur perseroan yang ditunjuk
di bawah ini, bertempat tinggal di ………, dalam
hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut,
demikian berdasarkan Pasal ...... Anggaran Dasar
perseroan terbatas PT. Bank ......., berkedudukan
di ...... yang Anggaran Dasarnya (beserta
perubahannya) (jika telah ada perubahan
Anggaran Dasar) (berturut-turut) telah dimuat
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal
....... No......., Tambahan Nomor ....., selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA;-----------------------------
atau ...
163
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
--------------------------------------------------------------------
Lanjutan Lampiran VIII
atau (Jika Direksi mendapat persetujuan dari komisaris):
2. .........................; Direktur …..(Jabatan)….., bertempat tinggal di
……………, dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya tersebut, selaku demikian mewakili
Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas
nama serta sah mewakili Perusahaan Perseroan PT
Bank………, berdasarkan Pasal ……. Anggaran
Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris ………,
Nomor……., tanggal……., yang termuat dalam
Berita Negara Republik Indonesia tanggal…….,
Nomor ……Tambahan Nomor….., berikut
perubahan-perubahan terakhir dengan Akta
Notaris………., Nomor………, tanggal…….. yang
termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia
tanggal……, Nomor……., Tambahan Nomor……..,
dan untuk melaksanakan tindakan hukum dalam
Perjanjian ini telah mendapatkan persetujuan
tertulis dari komisaris Perseroan, sebagaimana
ternyata dalam Surat Persetujuan Tertulis
tanggal….., bermeterai cukup yang dilekatkan
pada Perjanjian ini, untuk selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA ---
atau (Jika Direksi harus mendapat persetujuan RUPS dalam hal
menjadikan jaminan utang seluruh atau sebagian besar kekayaan
perseroan (eks Pasal 88 UU Perseroan Terbatas):
2. ..........................; Direktur….. (Jabatan)…., bertempat tinggal di
……….., dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
tersebut, selaku demikian mewakili Direksi dari
dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta
sah mewakili Perusahaan Perseroan PT
Bank………, berdasarkan Pasal…… Anggaran
Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris……,
Nomor……., tanggal………., yang termuat dalam
Berita Negara Republik Indonesia tanggal …….,
Nomor ……, Tambahan Nomor……, berikut
perubahan-perubahan terakhir dengan Akta
Notaris ...
164
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
--------------------------------------------------------------------
Lanjutan Lampiran VIII
Notaris…….., Nomor….., tanggal……., yang
termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia
tanggal…….., Nomor……, Tambahan Nomor……..,
dan untuk melaksanakan tindakan hukum dalam
Perjanjian ini telah mendapat persetujuan Rapat
Umum Pemegang Saham Tanggal……..,
sebagaimana ternyata dalam ……. yang dilekatkan
pada Perjanjian ini, untuk selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA --------------------------------------------
--------
Jika PIHAK KEDUA adalah Bank Asing maka komparisi adalah sebagai
berikut :
2. ..........................; Jabatan, bertempat tinggal di ......, dalam hal ini
bertindak berdasarkan kekuatan Akta Power of
Attorney tertanggal ..........nomor .........dibuat di
hadapan ..............., Notaris di Jakarta, demikian
bertindak untuk dan atas nama ....................,
cabang Indonesia, suatu bank yang didirikan
berdasarkan hukum .... (negara kantor pusat bank
asing)...., dan dalam hal ini bertindak melalui
kantor cabangnya di Indonesia, berkedudukan di
Jakarta, ...alamat...., selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA -------------------------------------------
Jika PIHAK KEDUA adalah Bank yang berbadan hukum Perusahaan
Daerah maka komparisi adalah sebagai berikut:
2. ..........................; Direktur........(jabatan)......., bertempat tinggal
di..........., dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya tersebut selaku demikian mewakili
Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas
nama serta sah mewakili Bank berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur Nomor...............
tanggal................ dan berdasarkan Pasal......
Peraturan Daerah........ Nomor...... tanggal ........
(yang telah dimuat dalam ............) berikut
perubahan-perubahannya terakhir sebagaimana
Peraturan Daerah Nomor ....... tanggal
.......(apabila ada) (yang termuat dalam Berita
Daerah ...
165
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
--------------------------------------------------------------------
Lanjutan Lampiran VIII
Daerah Nomor .........) untuk selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA -------------------------------------------
Para penghadap dikenal saya, Notaris………
Para penghadap dengan bertindak dalam kedudukannya tersebut
menerangkan terlebih dahulu
a. bahwa PIHAK KEDUA dengan surat Nomor..... tanggal.... telah
mengajukan permohonan FPJP kepada PIHAK PERTAMA,
permohonan yang mana telah dilengkapi dengan syarat-syarat yang
telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. bahwa PIHAK PERTAMA selaku pihak yang memberikan FPJP telah
melakukan penelitian atas permohonan FPJP yang diajukan PIHAK
KEDUA.
bahwa Para Pihak menyatakan sepakat untuk mengadakan Perjanjian
Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek dalam rangka mengatasi
kesulitan likuiditas jangka pendek sesuai dengan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 14/16/PBI/2012 tanggal 23 November 2012 tentang
Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum, yang untuk
selanjutnya disebut Perjanjian Pemberian FPJP, dengan ketentuan dan
syarat-syarat sebagai berikut:
Pasal 1
OBYEK PERJANJIAN
(1) PIHAK PERTAMA setuju untuk memberikan kepada dan oleh karena
itu PIHAK KEDUA setuju menerima Fasilitas Pendanaan Jangka
Pendek, yang untuk selanjutnya disebut FPJP, dengan plafon sebesar
Rp............... (................rupiah), dengan jangka waktu .......... yang
berlaku sejak tanggal …………….. sampai dengan tanggal ……………
(2) PIHAK KEDUA menggunakan FPJP hanya untuk memenuhi
kebutuhan likuiditas sampai dengan terpenuhinya kewajiban Giro
Wajib Minimum sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang
berlaku.
Pasal ...
166
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
--------------------------------------------------------------------
Lanjutan Lampiran VIII
Pasal 2
BUNGA
(1) Atas penggunaan FPJP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, PIHAK
KEDUA dikenakan dan oleh karena itu wajib membayar biaya bunga
kepada PIHAK PERTAMA sebesar ……% (terbilang …. persen) per
tahun.
(2) Pembebanan biaya bunga FPJP yang wajib dibayar oleh PIHAK KEDUA
dilakukan oleh PIHAK PERTAMA pada awal hari tanggal jatuh tempo
FPJP.
Pasal 3
AGUNAN
(1) Terhadap penggunaan FPJP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1,
PIHAK KEDUA berjanji dan karenanya mengikatkan diri untuk
menyerahkan agunan kepada PIHAK PERTAMA berupa:1
a. Sertifikat Bank Indonesia yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA
b. Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA
c. Surat Berharga Negara yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA
d. Obligasi korporasi konvensional atau Obligasi korporasi syariah
yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA dan/atau
e. Aset Kredit yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA
Dengan total nilai agunan a sampai e sekurang-kurangnya sebesar
Rp............ (......................rupiah).
(2) Agunan-agunan tersebut akan dilakukan pengikatan secara terpisah
yang merupakan bagian terpenting dan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari perjanjian ini.
(3) Dalam hal PIHAK KEDUA menggunakan Aset Kredit sebagai agunan
dan di kemudian hari setelah ditandatanganinya Perjanjian
Pemberian FPJP ini, PIHAK KEDUA memiliki aset berupa surat
berharga, maka PIHAK KEDUA wajib mengganti agunan Aset Kredit
dengan surat berharga.
1 disesuaikan dengan jenis jaminan
(4) Agunan ...
167
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
--------------------------------------------------------------------
Lanjutan Lampiran VIII
(4) Agunan berupa surat berharga sebagaimana tersebut pada ayat (1)
huruf a, huruf b, huruf c, dan/atau huruf d2 dilakukan pengikatan
dengan gadai yang dibuat dalam perjanjian tersendiri yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Pemberian
FPJP ini.
(5) Agunan berupa Aset Kredit sebagaimana tersebut pada ayat (1) huruf
e dilakukan pengikatan dengan Jaminan Fidusia yang dibuat dalam
perjanjian tersendiri yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Perjanjian Pemberian FPJP ini.
(6) PIHAK KEDUA menjamin bahwa agunan yang diserahkan kepada
PIHAK PERTAMA tidak diperjualbelikan dan/atau dijaminkan kepada
pihak lain, tidak dalam sengketa dengan pihak lain, dan bebas dari
segala tuntutan hukum.
(7) PIHAK KEDUA wajib mengganti dan/atau menambah agunan FPJP
apabila terjadi penurunan nilai agunan dan/atau tidak memenuhi
ketentuan FPJP.
(8) Terkait pengelolaan agunan, PIHAK PERTAMA dapat menugaskan
pihak lain atau lembaga lain untuk melakukan penatausahaan
dokumen Aset Kredit atas beban biaya PIHAK KEDUA.
(9) Dalam hal PIHAK KEDUA menggunakan Aset Kredit sebagai agunan
FPJP, PIHAK KEDUA wajib memelihara dan menatausahakan daftar
Aset Kredit yang memenuhi persyaratan untuk menjadi agunan FPJP.
Pasal 4
PEMBAYARAN
(1) PIHAK KEDUA wajib melunasi FPJP paling lambat pada tanggal jatuh
waktu Perjanjian Pemberian FPJP ini.
(2) Pelunasan atau pembayaran pokok dan biaya bunga FPJP dilakukan
dengan cara PIHAK PERTAMA melakukan pendebetan rekening giro
PIHAK KEDUA yang berada pada PIHAK PERTAMA pada tanggal jatuh
waktu Perjanjian Pemberian FPJP.
2 disesuaikan dengan jaminan Pasal ...
168
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
--------------------------------------------------------------------
Lanjutan Lampiran VIII
Pasal 5
Selama jangka waktu Perjanjian Pemberian FPJP berjalan, dalam hal
saldo rekening giro PIHAK KEDUA yang berada di PIHAK PERTAMA
melebihi batas minimum kewajiban pemeliharaan GWM PIHAK KEDUA
sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, PIHAK PERTAMA berhak
untuk melakukan pendebetan sejumlah kelebihan batas minimum GWM
dimaksud.
Pasal 6
REKENING PENAMPUNGAN (ESCROW ACCOUNT)
(1) Dalam hal terdapat agunan FPJP berupa Aset Kredit, PIHAK KEDUA
harus membuka rekening penampungan (escrow account) di Bank
yang bersangkutan untuk menampung angsuran pokok dan segala
pendapatan yang diperoleh dari surat berharga dan hak tagih Bank
atas Aset Kredit yang menjadi agunan FPJP, antara lain namun tidak
terbatas pada penerimaan kupon, pendapatan bunga, klaim asuransi
kredit.
(2) PIHAK KEDUA memberikan kuasa kepada PIHAK PERTAMA untuk
mencairkan rekening penampungan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dalam hal PIHAK KEDUA tidak dapat melunasi pokok dan bunga
FPJP pada saat jatuh tempo.
Pasal 7
EKSEKUSI AGUNAN
(1) PIHAK PERTAMA melakukan eksekusi agunan yang diserahkan oleh
PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dalam hal:
a. PIHAK KEDUA tidak menjalankan atau tidak memenuhi kewajiban
untuk melakukan pelunasan atas pokok dan bunga yang timbul
dari Perjanjian Pemberian FPJP atau PIHAK KEDUA tidak lagi
memenuhi persyaratan Perpanjangan Perjanjian Pemberian FPJP
dengan lewatnya waktu yang ditentukan atau Perjanjian
Pemberian FPJP diakhiri oleh PIHAK PERTAMA karena terjadi
pelanggaran persyaratan FPJP yang dilakukan oleh PIHAK
KEDUA; dan
b. saldo Rekening Giro Rupiah PIHAK KEDUA yang ada pada PIHAK
PERTAMA tidak mencukupi untuk melunasi biaya bunga
dan/atau nilai pokok FPJP.
(2) Apabila ...
169
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
--------------------------------------------------------------------
Lanjutan Lampiran VIII
(2) Apabila hasil pencairan atau eksekusi agunan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) lebih besar dari nilai pelunasan FPJP maka
PIHAK PERTAMA mengkredit sejumlah kelebihan hasil eksekusi
agunan ke Rekening Giro Rupiah PIHAK KEDUA yang ada pada
PIHAK PERTAMA, setelah dikurangi nilai pokok, biaya bunga FPJP
dan biaya lainnya terkait FPJP.
(3) Apabila hasil pencairan atau eksekusi agunan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) lebih kecil dari kewajiban pelunasan FPJP
PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA wajib
membayar sejumlah kekurangan atas kewajiban yang harus dilunasi
oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.
(4) Selama berlangsungnya eksekusi agunan, PIHAK PERTAMA tetap
mengupayakan pelunasan FPJP dengan cara mendebet Rekening
Giro Rupiah PIHAK KEDUA yang ada pada PIHAK PERTAMA sebesar
nilai pokok FPJP ditambah biaya bunga FPJP yang belum dilunasi
dan biaya lain terkait dengan pelaksanaan eksekusi agunan atau
sampai dengan nilai saldo giro PIHAK KEDUA nihil.
Pasal 8
DOMISILI HUKUM
Tentang perjanjian ini dan pelaksanaannya serta segala akibatnya, para
pihak memilih domisili yang tetap di Kantor Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat, demikian tanpa mengurangi hak dan wewenang
PIHAK PERTAMA untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap PIHAK
KEDUA berdasarkan Perjanjian Pemberian FPJP ini dan memohon
pelaksanaannya di pengadilan-pengadilan negeri lainnya atau lembaga
lainnya yang berwenang di wilayah Republik Indonesia.
Pasal 9
BIAYA
Biaya-biaya yang timbul dalam rangka pemberian FPJP ini menjadi
biaya Bank, yaitu:
a. penatausahaan dokumen aset kredit;
b. biaya eksekusi agunan;
c. biaya pengikatan agunan;
d. biaya pembuatan akta perjanjian FPJP;
e. biaya ...
170
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
--------------------------------------------------------------------
Lanjutan Lampiran VIII
e. biaya transaksi, biaya kustodian dan biaya lainnya yang timbul
atas pengagunan Obligasi Korporasi di otoritas penatausahaan
surat berharga dimaksud; dan
f. biaya lain yang timbul dalam pemberian FPJP.
Pasal 10
PENGAKHIRAN PERJANJIAN FPJP
PIHAK PERTAMA berhak mengakhiri Perjanjian ini apabila PIHAK KEDUA
tidak lagi memenuhi syarat sebagai Pihak Penerima FPJP.
Pasal 11
PENUTUP
(1) Selain hal-hal yang diatur dalam perjanjian FPJP, PIHAK KEDUA wajib
tunduk pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
FPJP.
(2) Untuk pengakhiran perjanjian ini, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
sepakat untuk mengenyampingkan Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.
Pasal 12
Segala perubahan yang diperlukan atau dianggap perlu atas Perjanjian
Pemberian FPJP ini akan dibuat secara tersendiri atas mufakat Para
Pihak dikemudian hari baik secara notariil melalui suatu Addendum
Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek yang
merupakan satu kesatuan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Perjanjian Pemberian FPJP ini.
Akta ...
171
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
--------------------------------------------------------------------
Lanjutan Lampiran VIII
Akta ini diselesaikan pukul .......... WIB
(.................................................Waktu Indonesia Bagian Barat) 3.
Para penghadap dikenal oleh saya, Notaris.
DEMIKIANLAH AKTA INI
Dibuat dan dilangsungkan di ..............., pada hari ini, tanggal serta pada
jam seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri
oleh................... Sarjana Hukum dan............................. Sarjana Hukum,
keduanya pegawai kantor Notaris dan bertempat tinggal di Jakarta
sebagai saksi-saksi.
Segera, setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka ditandatanganilah akta ini oleh para
penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris..........................
Dilangsungkan dengan...........................
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN
PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
3 Pencantuman waktu diisi setelah PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menandatangani akta
perjanjian FPJP
172
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
-------------------------------------------------------------------
Lampiran VIII.a
ADDENDUM PERJANJIAN PEMBERIAN
FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK
(PERPANJANGAN/PERPANJANGAN DENGAN PERUBAHAN PLAFON)
Nomor:………
Pada hari ini……. tanggal ………… pukul……………….. (Waktu Indonesia
Bagian Barat):................. Menunjuk Perjanjian Pemberian Fasilitas
Pendanaan Jangka Pendek Nomor ………… tanggal .............. dan
Addendum Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
Nomor ………… tanggal ..............1, dengan ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA sepakat untuk melakukan perubahan Perjanjian Pemberian
Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek dimaksud dan/atau Addendum
Perjanjian dimaksud sebagai berikut :2
1. Pasal 1 Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
berubah sehingga menjadi sebagai berikut:
Pasal 1
OBYEK PERJANJIAN
PIHAK PERTAMA setuju untuk memberikan kepada dan oleh karena itu
PIHAK KEDUA setuju:
a. memperpanjang jangka waktu FPJP; atau
b. memperpanjang jangka waktu FPJP dan menambah/mengurangi
plafon Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek2, sebesar Rp...............
(................rupiah), sehingga plafon FPJP yang diterima oleh PIHAK
KEDUA menjadi sebesar Rp............... (................rupiah),
dengan jangka waktu .......... yang berlaku sejak tanggal ……………..
sampai dengan tanggal ……………
2. Pasal 3 Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
berubah sehingga menjadi sebagai berikut: (apabila atas addendum
yang dilakukan diikuti dengan penyerahan atau perubahan agunan
baru)
1 Dicantumkan apabila telah ada Addendum Perjanjian Pemberian FPJP sebelumnya 2 Diisi dengan pokok perubahan
Pasal …
173
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
-------------------------------------------------------------------
Lanjutan Lampiran VIII.a
Pasal 3
AGUNAN
(1) Terhadap penambahan plafon FPJP sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1, PIHAK KEDUA berjanji dan karenanya mengikatkan diri
untuk menambah agunan kepada PIHAK PERTAMA berupa:3
a. Sertifikat Bank Indonesia yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA
b. Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA
c. Surat Berharga Negara yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA
d. Obligasi korporasi konvensional atau Obligasi korporasi syariah
yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA dan/atau
e. Aset Kredit yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA
sehingga seluruh nilai agunan FPJP yang diterima oleh PIHAK KEDUA
menjadi sekurang-kurangnya sebesar Rp…..(……rupiah) sebagaimana
tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian Pemberian FPJP ini.
(2) Atas tambahan agunan berupa surat berharga sebagaimana tersebut
pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, dan/atau huruf d4 dilakukan
pengikatan dengan gadai yang dibuat dalam perjanjian tersendiri yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Pemberian
FPJP ini.
(3) Atas tambahan agunan berupa aset kredit sebagaimana tersebut pada
ayat (1) huruf e7 dilakukan pengikatan dengan Jaminan Fidusia yang
dibuat dalam perjanjian tersendiri yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian Pemberian FPJP ini.
(4) PIHAK KEDUA menjamin bahwa agunan yang diserahkan kepada
PIHAK PERTAMA tidak sedang dijaminkan kepada pihak lain, tidak
dalam sengketa dengan pihak dan bebas dari segala tuntutan hukum.
(5) PIHAK KEDUA wajib mengganti dan/atau menambah agunan FPJP
apabila tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(4).
3 Disesuaikan dengan jenis jaminan 4 Disesuaikan dengan jaminan
Akta …
174
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
-------------------------------------------------------------------
Lanjutan Lampiran VIII.a
Akta ini diselesaikan pukul .......... WIB
(.................................................Waktu Indonesia Bagian Barat) 5.
Para penghadap dikenal oleh saya, Notaris.
DEMIKIANLAH AKTA INI
Dibuat dan dilangsungkan di ..............., pada hari ini, tanggal serta pada
jam seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri
oleh................... Sarjana Hukum dan............................. Sarjana Hukum,
keduanya pegawai kantor Notaris dan bertempat tinggal di Jakarta
sebagai saksi-saksi.
Segera, setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka ditandatanganilah akta ini oleh para
penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris..........................
Dilangsungkan dengan...........................
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN
PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
5 Pencantuman waktu diisi setelah PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menandatangani akta
perjanjian FPJP
175
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
--------------------------------------------------------------------
Lampiran VIII.b
ADDENDUM PERJANJIAN PEMBERIAN
FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK
(PENAMBAHAN PLAFON)
Nomor:………
Pada hari ini……. tanggal ………… pukul……………….. (Waktu Indonesia
Bagian Barat):.................Menunjuk Perjanjian Pemberian Fasilitas
Pendanaan Jangka Pendek Nomor ………… tanggal .............. dan
Addendum Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
Nomor ………… tanggal ..............1, dengan ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA sepakat untuk melakukan perubahan Perjanjian Pemberian
Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek dimaksud dan/atau Addendum
Perjanjian dimaksud sebagai berikut:2
1. Pasal 1 Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
berubah sehingga menjadi sebagai berikut:
Pasal 1
OBYEK PERJANJIAN
PIHAK PERTAMA setuju untuk memberikan kepada dan oleh karena itu
PIHAK KEDUA setuju menerima tambahan plafon Fasilitas Pendanaan
Jangka Pendek, sebesar Rp............... (................rupiah), sehingga plafon
FPJP yang diterima oleh PIHAK KEDUA menjadi sebesar Rp...............
(................rupiah), dengan jangka waktu .......... yang berlaku sejak
tanggal …………….. sampai dengan tanggal ……………
2. Pasal 3 Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
berubah sehingga menjadi sebagai berikut: (apabila atas addendum
yang dilakukan diikuti dengan penyerahan atau perubahan agunan
baru)
1 Dicantumkan apabila telah ada Addendum Perjanjian Pemberian FPJP sebelumnya 2 Diisi dengan pokok perubahan
Pasal …
176
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
--------------------------------------------------------------------
Lanjutan Lampiran VIII.b
Pasal 3
AGUNAN
(1) Terhadap penambahan plafon FPJP sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1, PIHAK KEDUA berjanji dan karenanya mengikatkan diri
untuk menambah agunan kepada PIHAK PERTAMA berupa:3
a. Sertifikat Bank Indonesia yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA;
b. Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang dimiliki oleh PIHAK
KEDUA;
c. Surat Berharga Negara yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA;
d. Obligasi korporasi konvensional atau Obligasi korporasi syariah
yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA; dan/atau
e. Aset Kredit yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA,
sehingga seluruh nilai agunan FPJP yang diterima oleh PIHAK KEDUA
menjadi sekurang-kurangnya sebesar Rp…..(……rupiah) sebagaimana
tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian Pemberian FPJP ini.
(2) Atas tambahan agunan berupa surat berharga sebagaimana tersebut
pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, dan/atau huruf d4 dilakukan
pengikatan dengan gadai yang dibuat dalam perjanjian tersendiri yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Pemberian
FPJP ini.
(3) Atas tambahan agunan berupa aset kredit sebagaimana tersebut pada
ayat (1) huruf e dilakukan pengikatan dengan Jaminan Fidusia yang
dibuat dalam perjanjian tersendiri yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian Pemberian FPJP ini.
(4) PIHAK KEDUA menjamin bahwa agunan yang diserahkan kepada
PIHAK PERTAMA tidak sedang dijaminkan kepada pihak lain, tidak
dalam sengketa dengan pihak dan bebas dari segala tuntutan hukum.
(5) PIHAK KEDUA wajib mengganti dan/atau menambah agunan FPJP
apabila tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(4).
3 Disesuaikan dengan jenis jaminan 4 disesuaikan dengan jaminan
Akta …
177
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
--------------------------------------------------------------------
Lanjutan Lampiran VIII.b
Akta ini diselesaikan pukul .......... WIB
(.................................................Waktu Indonesia Bagian Barat) 5.
Para penghadap dikenal oleh saya, Notaris.
DEMIKIANLAH AKTA INI
Dibuat dan dilangsungkan di ..............., pada hari ini, tanggal serta pada
jam seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri
oleh................... Sarjana Hukum dan............................. Sarjana Hukum,
keduanya pegawai kantor Notaris dan bertempat tinggal di Jakarta
sebagai saksi-saksi.
Segera, setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka ditandatanganilah akta ini oleh para
penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris..........................
Dilangsungkan dengan...........................
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN
PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
5 Pencantuman waktu diisi setelah PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menandatangani akta
perjanjian FPJP
178
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
------------------------------------------------------------------ Lampiran IX.a
AKTA GADAI
BANK …….. - BANK INDONESIA
Nomor : ………
Pada hari ini…………….tanggal ……………………………………………………,
pukul………………………. (Waktu Indonesia bagian Barat), menghadap di
hadapan saya,…………………………………………………., Sarjana Hukum,
Notaris di Jakarta dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan
akan disebut pada bagian akhir akta ini :
1. ……Nama…… : Direktur Utama/Direktur perseroan yang ditunjuk di
bawah ini, bertempat tinggal di ………, dalam hal ini
bertindak dalam jabatannya tersebut, demikian
berdasarkan Pasal ...... Anggaran Dasar perseroan
terbatas PT. Bank ......., berkedudukan di ...... yang
Anggaran Dasarnya (beserta perubahannya) (jika telah
ada perubahan Anggaran Dasar) (berturut-turut) telah
dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia
tanggal ....... No......., Tambahan Nomor .....,
selanjutnya disebut PEMBERI GADAI;--------------------
-----
atau (Jika Direksi mendapat persetujuan dari komisaris):
1. ……Nama…… : Direktur …..(Jabatan)….., bertempat tinggal di
……………, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
tersebut, selaku demikian mewakili Direksi dari dan
oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah
mewakili Perusahaan Perseroan PT Bank………,
berdasarkan Pasal ……. Anggaran Dasarnya yang
dimuat dalam Akta Notaris ………, Nomor…….,
tanggal……., yang termuat dalam Berita Negara
Republik Indonesia tanggal……., Nomor
……Tambahan Nomor….., berikut perubahan-
perubahan terakhir dengan Akta Notaris……….,
Nomor………, tanggal…….. yang termuat dalam Berita
Negara Republik Indonesia tanggal……, Nomor…….,
Tambahan Nomor…….., dan untuk melaksanakan
tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah
mendapatkan ...
179
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
------------------------------------------------------------------ Lanjutan Lampiran IX.a
mendapatkan persetujuan tertulis dari komisaris
Perseroan, sebagaimana ternyata dalam Surat
Persetujuan Tertulis tanggal….., bermeterai cukup
yang dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk
selanjutnya disebut PEMBERI GADAI---------------
atau (Jika Direksi harus mendapat persetujuan RUPS dalam hal menjadikan
jaminan utang seluruh atau sebagian besar kekayaan perseroan (eks Pasal
102 UU Perseroan Terbatas):
1. ……Nama…… : Direktur….. (Jabatan)…., bertempat tinggal di ………..,
dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut,
selaku demikian mewakili Direksi dari dan oleh
karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili
Perusahaan Perseroan PT Bank………, berdasarkan
Pasal…… Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam
Akta Notaris……, Nomor……., tanggal………., yang
termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia
tanggal ……., Nomor ……, Tambahan Nomor……,
berikut perubahan-perubahan terakhir dengan Akta
Notaris…….., Nomor….., tanggal……., yang termuat
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal……..,
Nomor……, Tambahan Nomor…….., dan untuk
melaksanakan tindakan hukum dalam Perjanjian ini
telah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang
Saham tanggal…….., sebagaimana ternyata dalam
……. yang dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk
selanjutnya disebut PEMBERI GADAI---------------------
------------------------------
Jika PEMBERI GADAI adalah Bank Asing maka komparisi adalah sebagai
berikut :
1. ……Nama…… : Jabatan, bertempat tinggal di ......, dalam hal ini
bertindak berdasarkan kekuatan Akta Power of
Attorney tertinggal ..........nomor .........dibuat di
hadapan ..............., Notaris di Jakarta, demikian
bertindak untuk dan atas nama ...................., cabang
Indonesia, suatu bank yang didirikan berdasarkan
hukum .... (negara kantor pusat bank asing)...., dan
dalam ...
180
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
------------------------------------------------------------------ Lanjutan Lampiran IX.a
dalam hal ini bertindak melalui kantor cabangnya di
Indonesia, berkedudukan di Jakarta, ...alamat....,
selanjutnya disebut PEMBERI GADAI---------------------
---------------------
Jika PEMBERI GADAI adalah Bank yang berbadan hukum Perusahaan
Daerah maka komparisi adalah sebagai berikut:
1. ……Nama…… : Direktur........(jabatan)......., bertempat tinggal
di..........., dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
tersebut selaku demikian mewakili Direksi dari dan
oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah
mewakili Bank berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur Nomor............... tanggal................ dan
berdasarkan Pasal...... Peraturan Daerah........
Nomor...... tanggal ........ (yang telah dimuat dalam
............) berikut perubahan-perubahanya terakhir
sebagaimana Peraturan Daerah Nomor ....... tanggal
.......(apabila ada) (yang termuat dalam Berita Daerah
Nomor .........) untuk selanjutnya disebut PEMBERI
GADAI---------------------------------------------------
2. ……Nama…… : Anggota Dewan Gubernur Bidang ……….., bertempat
tinggal di ……., dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya tersebut untuk dan atas nama Dewan
Gubernur Bank Indonesia, berdasarkan surat kuasa
dari Gubernur Bank Indonesia Nomor … tanggal …,
dan dengan demikian mewakili Bank Indonesia yang
berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal 39
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
menjadi Undang-Undang, selanjutnya disebut
PENERIMA GADAI----------------------------------------
Para ...
181
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
------------------------------------------------------------------ Lanjutan Lampiran IX.a
Para penghadap dikenal saya, Notaris
Para penghadap dengan bertindak dalam kedudukannya tersebut
menerangkan terlebih dahulu :
a. bahwa PEMBERI GADAI telah mendapatkan Fasilitas Pendanaan Jangka
Pendek, (untuk selanjutnya disebut “FPJP”) dari PENERIMA GADAI
dengan plafon sebesar Rp............... (................rupiah) dan dengan
berdasarkan ketentuan dan persyaratan sebagaimana diuraikan dalam
Akta Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Nomor
.... tanggal …., termasuk Addendum Perjanjian Pemberian Fasilitas
Pendanaan Jangka Pendek Nomor .... tanggal ....,1 (apabila ada) yang
minutanya dibuat di hadapan saya, Notaris (untuk selanjutnya Akta
Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek berikut segala
Addendumnya disebut “Perjanjian Pokok”);
b. bahwa menurut ketentuan Perjanjian Pokok, PEMBERI GADAI
diwajibkan untuk memberikan agunan berupa surat berharga
sebagaimana tercantum dalam lampiran daftar OBYEK GADAI yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian Akta Gadai
ini, termasuk dalam hal terdapat perubahan lampiran daftar OBYEK
GADAI yang dituangkan dalam addendum lampiran;
c. bahwa PEMBERI GADAI menyatakan telah memiliki surat berharga yang
akan digadaikan sebagaimana tercatat dalam Bank Indonesia – Scripless
Securities Settlement System (BI-SSSS) di Bank Indonesia dan/atau
pada The Central Depository and Book Entry Settlement (C-BEST) di
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang selanjutnya disebut
SURAT BERHARGA, sebagaimana tercantum dalam lampiran daftar
OBYEK GADAI yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
perjanjian Akta Gadai ini, termasuk dalam hal terdapat perubahan
lampiran daftar OBYEK GADAI yang dituangkan dalam addendum
lampiran;
d. bahwa guna memenuhi persyaratan Perjanjian Pokok dan untuk
menjamin terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terhutang dan
harus dibayarkan oleh PEMBERI GADAI kepada PENERIMA GADAI, baik
karena hutang pokok, biaya bunga FPJP, biaya eksekusi agunan, dan
seluruh biaya lainnya dalam hal masih terdapat kewajiban PEMBERI
GADAI terkait dengan pemberian FPJP yang belum dilunasi berdasarkan
1 Dalam hal terdapat addendum Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
dengan ...
182
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
------------------------------------------------------------------ Lanjutan Lampiran IX.a
Perjanjian Pokok, PEMBERI GADAI menyatakan menggadaikan dan
dengan demikian menyerahkan kepada PENERIMA GADAI SURAT
BERHARGA sebagaimana tercantum dalam Lampiran akta ini yang
merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari akta
ini, dengan jumlah nilai nominal sebesar Rp ………………… ( ……..
rupiah) dan jumlah nilai pasar sebesar Rp ……….. (………….. rupiah)
(selanjutnya disebut sebagai “OBYEK GADAI”) dan PENERIMA GADAI
menyatakan menerima baik OBYEK GADAI tersebut.
e. bahwa PEMBERI GADAI menjamin bahwa OBYEK GADAI yang diberikan
sebagai jaminan dengan akta ini adalah benar-benar haknya PEMBERI
GADAI, semata-mata bebas dari sitaan, tidak sedang digadaikan atau
dipertanggungkan secara apapun juga kepada orang atau pihak lain
terlebih dahulu, tidak tersangkut dalam suatu perkara atau sengketa,
bebas dari segala tuntutan hukum, dan oleh karenanya PENERIMA
GADAI dibebaskan oleh PEMBERI GADAI dari segala tuntutan apapun
juga dari pihak lain.
f. Selanjutnya para penghadap senantiasa dengan bertindak dalam
kedudukannya tersebut menyatakan bahwa gadai SURAT BERHARGA ini
dilangsungkan dan diterima dengan ketentuan dan syarat sebagai
berikut :
Pasal 1
Penyerahan hak atas OBYEK GADAI tersebut di atas beserta OBYEK GADAI
yang bersangkutan sebagaimana tercantum dalam pencatatan kepemilikan
surat berharga tersebut oleh PEMBERI GADAI dinyatakan berlaku terhitung
sejak tanggal penandatanganan Perjanjian ini.
Pasal 2
Apabila bagian dari OBYEK GADAI atau di antara OBYEK GADAI tersebut
nilainya mengalami penurunan atau menjadi tidak layak untuk dijadikan
OBYEK GADAI sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor
14/16/PBI/2012 tanggal 23 November 2012 tentang Fasilitas Pendanaan
Jangka Pendek Bagi Bank Umum, maka PEMBERI GADAI dengan ini
berjanji dan karenanya mengikat diri untuk menambah atau mengganti
bagian dari atau OBYEK GADAI yang nilainya mengalami penurunan atau
menjadi tidak layak untuk dijadikan OBYEK GADAI dengan obyek gadai
digantikan ...
183
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
------------------------------------------------------------------ Lanjutan Lampiran IX.a
lainnya yang sejenis yang nilainya paling kurang setara dengan yang
digantikan serta yang dapat disetujui oleh PENERIMA GADAI, yang mana
untuk keperluan itu cukup dinyatakan dalam lampiran yang disepakati
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan menjadi satu kesatuan sebagai
OBYEK GADAI berdasarkan akta ini.
Pasal 3
PEMBERI GADAI berjanji dan karenanya mengikatkan diri untuk
melakukan evaluasi atau penilaian terhadap OBYEK GADAI tersebut dan
melaporkan hasil evaluasi dan penilaian kepada PENERIMA GADAI.
Pasal 4
(1) PENERIMA GADAI melakukan eksekusi OBYEK GADAI yang diserahkan
oleh PEMBERI GADAI kepada PENERIMA GADAI dalam hal PEMBERI
GADAI lalai membayar hutangnya sebagaimana tersebut dalam premisse
Perjanjian ini dalam butir d di atas kepada PENERIMA GADAI, maka
PENERIMA GADAI berhak mencairkan, menjual OBYEK GADAI atau
mendebet rekening giro PEMBERI GADAI di Bank Indonesia dengan tata
cara sebagaimana diatur dalam Ketentuan Bank Indonesia mengenai
Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek bagi Bank Umum dan untuk itu
PENERIMA GADAI berhak mengambil hasil penjualan OBYEK GADAI
tersebut sebagai pembayaran atas seluruh hutang PEMBERI GADAI
kepada PENERIMA GADAI.
(2) Apabila hasil penjualan dari OBYEK GADAI tersebut tidak mencukupi
untuk melunasi semua yang wajib dibayar oleh PEMBERI GADAI kepada
PENERIMA GADAI, maka PEMBERI GADAI tetap terikat untuk
membayar lunas sisa hutang, biaya bunga dan biaya lain sebagaimana
yang masih harus dibayar oleh PEMBERI GADAI kepada PENERIMA
GADAI.
Pasal 5
(1) Apabila untuk pencairan atau penjualan OBYEK GADAI sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) diperlukan kuasa, dengan ini PEMBERI
GADAI memberikan kuasa dengan hak substitusi kepada PENERIMA
GADAI:
184
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
------------------------------------------------------------------ Lanjutan Lampiran IX.a
a. mencairkan agunan berupa SBI dan/atau SBIS dan mengambil hasil
pencairan tersebut untuk pelunasan FPJP PEMBERI GADAI;
b. menjual agunan SBN dan/atau Obligasi Korporasi dan mengambil
hasil penjualan tersebut untuk pelunasan FPJP PEMBERI GADAI;
c. mendebet rekening giro PEMBERI GADAI di Bank Indonesia untuk
pelunasan FPJP PEMBERI GADAI dalam hal pencairan atau
penjualan agunan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan/atau
huruf b tidak dapat dilakukan.
(2) Kuasa tersebut dinyatakan tidak dapat ditarik kembali oleh pemberi
kuasa (PEMBERI GADAI) dengan alasan apapun juga sesuai ketentuan
yang berlaku, sepanjang PEMBERI GADAI belum melunasi seluruh
hutangnya sebagaimana tersebut dalam premisse Perjanjian ini dalam
butir d di atas kepada PENERIMA GADAI dan/atau PEMBERI GADAI
masih bermaksud menggunakan FPJP dari PENERIMA GADAI.
Pasal 6
Apabila hasil dari pencairan atau penjualan atas OBYEK GADAI
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) lebih besar dari jumlah FPJP
yang diterima oleh PEMBERI GADAI, biaya bunga dan biaya administrasi
dan/atau biaya pencairan agunan, maka yang dapat diambil oleh
PENERIMA GADAI adalah sebesar jumlah dimaksud, sedang kelebihannya
harus dikembalikan oleh PENERIMA GADAI kepada PEMBERI GADAI.
Pasal 7
Apabila FPJP yang diterima PEMBERI GADAI telah terbayar lunas tanpa
perlu adanya pencairan atau penjualan OBYEK GADAI yang digadaikan dan
Perjanjian Pokok telah berakhir, maka PENERIMA GADAI wajib
menyerahkan kembali semua OBYEK GADAI yang digadaikan dengan
Perjanjian ini kepada PEMBERI GADAI sesuai dengan kepemilikannya dan
gadai SURAT BERHARGA ini menjadi berhenti dengan sendirinya (gugur).
Pasal 8
(1) Gadai SURAT BERHARGA ini diberikan untuk menjamin hutang-hutang
PEMBERI GADAI, baik yang timbul karena FPJP yang disediakan oleh
PENERIMA GADAI sebagaimana tersebut dalam premisse Perjanjian ini
butir d di atas, maupun yang timbul karena kewajiban-kewajiban lain
b. menjual ...
administrasi ... 185
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
------------------------------------------------------------------ Lanjutan Lampiran IX.a
yang terbeban pada PEMBERI GADAI karena biaya bunga, biaya
administrasi dan/atau biaya pencairan agunan yang harus dibayar
kepada PENERIMA GADAI.
(2) PEMBERI GADAI setuju bahwa :
a. besarnya jumlah tagihan yang dijamin dengan OBYEK GADAI ini
adalah sebagaimana yang tercatat pada PENERIMA GADAI; dan
b. PEMBERI GADAI menerima tagihan yang tercatat pada PENERIMA
GADAI sebagaimana dimaksud dalam huruf a sebagai alat bukti
yang sempurna.
Pasal 9
Akta Gadai ini berlaku sampai dengan PEMBERI GADAI telah memenuhi
dan membayar lunas segala hal yang wajib dibayar oleh PEMBERI GADAI
kepada PENERIMA GADAI sebagaimana dinyatakan dalam premisse
Perjanjian Pokok kepada PENERIMA GADAI, antara lain hutang pokok,
biaya bunga, biaya administrasi dan/atau biaya pencairan agunan.
Pasal 10
Perjanjian Akta Gadai ini merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian Pokok.
Pasal 11
Tentang Perjanjian Akta Gadai ini dan pelaksanaannya serta segala
akibatnya, para pihak memilih domisili yang tetap di Kantor Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, demikian tanpa mengurangi hak dan
wewenang PENERIMA GADAI untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap
PEMBERI GADAI berdasarkan Perjanjian Pokok Pemberian FPJP dan Akta
Gadai ini.
Pasal 12
Biaya Akta Gadai ini dan biaya lainnya yang berkenaan dengan pembuatan
Akta Gadai ini maupun dalam melaksanakan ketentuan dalam akta ini
menjadi tanggungan dan harus dibayar oleh PEMBERI GADAI pada saat
pengikatan Akta Gadai dan/atau addendum Akta Gadai.
186
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
------------------------------------------------------------------ Lanjutan Lampiran IX.a
Akta ini diselesaikan pukul ……. WIB (…………… Waktu Indonesia Bagian
Barat).2)
Para penghadap dikenal oleh saya, Notaris.
----------------------------------DEMIKIANLAH AKTA INI------------------------------
-----
Dibuat dan dilangsungkan di……………………., pada hari ini, tanggal serta
jam seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh
……………………., Sarjana Hukum dan …………………………, Sarjana
Hukum, keduanya pegawai kantor Notaris dan bertempat tinggal di Jakarta
sebagai saksi-saksi.
Segera, setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka ditandatanganilah akta ini oleh para
penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris…………………..
Dilangsungkan dengan………………………..
2) Pencantuman waktu diisi setelah PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menandatangani Akta
Gadai ini.
Akta ...
DAFTAR ...
187
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
------------------------------------------------------------------ Lanjutan Lampiran IX.a
DAFTAR OBYEK GADAI
1) Obyek Gadai berupa SBI / SBIS
No.
Jenis
Surat
Berharga
Sisa
Jangka
Waktu
Nomor
Seri Harga
Rata-Rata
Tertimbang
Tingkat
Diskonto
Saat
Penerbitan
Tanggal
Jatuh
Waktu
Nilai
Nominal
Nilai
Jual
1.
2.
2) Obyek Gadai berupa SUN / SBSN
No. Jenis
Surat
Seri Surat
Berharga
Sisa
Jangka
Waktu
Tanggal
Jatuh
Waktu
Nilai
Nominal Harga Nilai Jual
1.
2.
3) Obyek Gadai berupa Obligasi Korporasi
No.
Jenis
Surat
Berharga
Seri Surat
Berharga Rating
Sisa
Jangka
Waktu
Tanggal
Jatuh
Waktu
Nilai
Nominal
Harga
Pasar
Nilai
Jual
1.
2.
Jakarta, ..... (tgl-bln-thn)……
Menyetujui
PENERIMA GADAI PEMBERI GADAI
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
188
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
-------------------------------------------------------------------- Lampiran IX.b
Lampiran Akta Gadai
TAMBAHAN OBYEK GADAI BANK ............................
Merujuk pada Akta Perjanjian Pemberian FPJP No..... tanggal …........,
dibuat di hadapan …………., Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta
(“Perjanjian Pokok”) jo. Akta Gadai No. ..... tanggal …………..., dibuat di
hadapan………, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta (“Akta Gadai”),
berhubung adanya kewajiban bagi PEMBERI GADAI (BANK....) untuk
menjaga nilai jaminan dari Perjanjian Pokok, PEMBERI GADAI setuju
untuk memberikan kepada PENERIMA GADAI (BANK INDONESIA) dan
PENERIMA GADAI (BANK INDONESIA) setuju untuk menerima tambahan
obyek gadai dari PEMBERI GADAI (BANK....), dengan rincian tambahan
jaminan sebagaimana tercantum di bawah ini, sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dan menjadi satu kesatuan dengan OBYEK GADAI Bank .......
yang merupakan lampiran dari Akta Gadai.
1) Obyek Gadai berupa SBI / SBIS
No.
Jenis
Surat
Berharga
Sisa
Jangka
Waktu
Nomor
Seri Harga
Rata-Rata
Tertimbang
Tingkat
Diskonto
Saat
Penerbitan
Tanggal
Jatuh
Waktu
Nilai
Nominal
Nilai
Jual
1.
2.
3.
2) Obyek Gadai berupa SUN / SBSN
No.
Jenis
Surat
Berharga
Seri
Surat
Berharga
Sisa
Jangka
Waktu
Tanggal
Jatuh
Waktu
Nilai
Nominal Harga
Nilai
Jual
1.
2.
3.
3) Obyek ...
189
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
-------------------------------------------------------------------- Lanjutan Lampiran IX.b
Lampiran Akta Gadai
3) Obyek Gadai berupa Obligasi Korporasi
No.
Jenis
Surat
Berharga
Seri
Surat
Berharga
Rating
Sisa
Jangka
Waktu
Tanggal
Jatuh
Waktu
Nilai
Nominal
Harga
Pasar
Nilai
Jual
1.
2.
Jakarta, ..... (tgl-bln-thn)……
Menyetujui
PENERIMA GADAI PEMBERI GADAI
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
190
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
-------------------------------------------------------------------- Lampiran IX.c
Lampiran Akta Gadai
PENGGANTIAN OBYEK GADAI BANK ............................
Merujuk pada Akta Perjanjian Pemberian FPJP No..... tanggal …........,
dibuat di hadapan …………., Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta
(“Perjanjian Pokok”) jo. Akta Gadai No. ..... tanggal …………..., dibuat di
hadapan………, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta (“Akta Gadai”),
berhubung adanya kewajiban bagi PEMBERI GADAI (BANK....) untuk
menjaga nilai jaminan dari Perjanjian Pokok, PEMBERI GADAI setuju
untuk mengganti dan PENERIMA GADAI (BANK INDONESIA) setuju
untuk menerima penggantian dari PEMBERI GADAI (BANK.......) Obyek
Gadai sebagai berikut :
1) menarik Obyek Gadai nomor ....yang tertuang pada Daftar Obyek
Gadai yang merupakan lampiran dari Akta Gadai;
2) mengganti Obyek Gadai tersebut pada angka 1) di atas, menjadi
sebagai berikut :
a. Obyek Gadai berupa SBI / SBIS
No.
Jenis
Surat
Berharga
Sisa
Jangka
Waktu
Nomor
Seri Harga
Rata-Rata
Tertimbang
Tingkat
Diskonto
Saat
Penerbitan
Tanggal
Jatuh
Waktu
Nilai
Nominal
Nilai
Jual
1.
2.
b. Obyek Gadai berupa SUN / SBSN
No.
Jenis
Surat
Berharga
Seri
Surat
Berharga
Sisa
Jangka
Waktu
Tanggal
Jatuh
Waktu
Nilai
Nominal Harga
Nilai
Jual
1.
2.
c. Obyek ...
191
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
-------------------------------------------------------------------- Lanjutan Lampiran IX.c
Lampiran Akta Gadai
c. Obyek Gadai berupa Obligasi Korporasi
No.
Jenis
Surat
Berharga
Seri
Surat
Berharga
Rating
Sisa
Jangka
Waktu
Tanggal
Jatuh
Waktu
Nilai
Nominal
Harga
Pasar
Nilai
Jual
1.
2.
Jakarta, ..... (tgl-bln-thn)……
Menyetujui
PENERIMA GADAI PEMBERI GADAI
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
192
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
------------------------------------------------------------------- Lampiran X
AKTA JAMINAN FIDUSIA
BANK....... – BANK INDONESIA
Nomor : ....
Pada hari ini……. , tanggal …………........................................................,
pukul………………..(Waktu Indonesia Bagian Barat), menghadap di
hadapan saya,.........Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta dihadiri oleh
saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan akan disebut pada bagian akhir
akta ini:
1. ……………. , Direktur Utama/Direktur perseroan yang ditunjuk di
bawah ini, bertempat tinggal di ………, dalam hal ini
bertindak dalam jabatannya tersebut, demikian
berdasarkan Pasal ...... Anggaran Dasar perseroan
terbatas PT. Bank ......., berkedudukan di ...... yang
Anggaran Dasarnya (beserta perubahannya) (jika telah
ada perubahan Anggaran Dasar) (berturut-turut) telah
dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia
tanggal ....... No......., Tambahan Nomor .....,
selanjutnya disebut “PIHAK PERTAMA”;
atau (Jika Direksi mendapat persetujuan dari komisaris):
1.……………..., Direktur …..(Jabatan)….., bertempat tinggal di
……………, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
tersebut, selaku demikian mewakili Direksi dari dan oleh
karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili
Perusahaan Perseroan PT Bank………, berdasarkan
Pasal ……. Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta
Notaris ………, Nomor……., tanggal……., yang termuat
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal…….,
Nomor ……Tambahan Nomor….., berikut perubahan-
perubahan terakhir dengan Akta Notaris……….,
Nomor………, tanggal…….. yang termuat dalam Berita
Negara …
193
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
----------------------------------------------------------------------------- Lanjutan Lampiran X
Negara Republik Indonesia tanggal……, Nomor…….,
Tambahan Nomor…….., dan untuk melaksanakan
tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah
mendapatkan persetujuan tertulis dari komisaris
Perseroan, sebagaimana ternyata dalam Surat
Persetujuan Tertulis tanggal….., bermeterai cukup yang
dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA----------
atau (Jika Direksi harus mendapat persetujuan RUPS dalam hal
menjadikan jaminan utang seluruh atau sebagian besar kekayaan
perseroan (eks Pasal 88 UU Perseroan Terbatas):
1………Nama…..,Direktur….. (Jabatan)…., bertempat tinggal di ………..,
dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut,
selaku demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena
itu untuk dan atas nama serta sah mewakili
Perusahaan Perseroan PT Bank………, berdasarkan
Pasal…… Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta
Notaris……, Nomor……., tanggal………., yang termuat
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal …….,
Nomor ……, Tambahan Nomor……, berikut perubahan-
perubahan terakhir dengan Akta Notaris……..,
Nomor….., tanggal……., yang termuat dalam Berita
Negara Republik Indonesia tanggal…….., Nomor……,
Tambahan Nomor…….., dan untuk melaksanakan
tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah mendapat
persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham
Tanggal…….., sebagaimana ternyata dalam ……. yang
dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA-------------------------------
Jika …
194
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
----------------------------------------------------------------------------- Lanjutan Lampiran X
Jika PIHAK PERTAMA adalah Bank Asing maka komparisi adalah
sebagai berikut :
1. ......Nama........., Jabatan, bertempat tinggal di ......, dalam hal ini
bertindak berdasarkan kekuatan Akta Power of
Attorney tertanggal ..........nomor .........dibuat di
hadapan ..............., Notaris di Jakarta, demikian
bertindak untuk dan atas nama ...................., cabang
Indonesia, suatu bank yang didirikan berdasarkan
hukum .... (negara kantor pusat bank asing)...., dan
dalam hal ini bertindak melalui kantor cabangnya di
Indonesia, berkedudukan di Jakarta, ...alamat....,
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA -------------------
----------
Jika PIHAK PERTAMA adalah Bank yang berbadan hukum Perusahaan
Daerah maka komparisi adalah sebagai berikut:
1. ..........Nama.…..., Direktur........(jabatan)......., bertempat tinggal
di..........., dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
tersebut selaku demikian mewakili Direksi dari dan
oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah
mewakili Bank berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur Nomor............... tanggal................ dan
berdasarkan Pasal...... Peraturan Daerah........
Nomor...... tanggal ........ (yang telah dimuat dalam
............) berikut perubahan-perubahanya terakhir
sebagaimana Peraturan Daerah Nomor ....... tanggal
.......(apabila ada) (yang termuat dalam Berita Daerah
Nomor .........) untuk selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA ------------------------------
2. .…Nama…… , Anggota Dewan Gubernur Bidang ……….., bertempat
tinggal di ……., dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya tersebut untuk dan atas nama Dewan
Gubernur Bank Indonesia, berdasarkan surat kuasa
dari …
195
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
----------------------------------------------------------------------------- Lanjutan Lampiran X
dari Gubernur Bank Indonesia Nomor … tanggal …,
dan dengan demikian mewakili Bank Indonesia yang
berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal 39
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang-
Undang, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA-----------
Para penghadap dikenal saya, Notaris …..
Para penghadap dengan bertindak dalam kedudukannya tersebut
menerangkan terlebih dahulu
a. bahwa, PIHAK PERTAMA selaku pemberi fidusia, telah mendapatkan
Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (untuk selanjutnya disebut
“Fasilitas FPJP”) dari PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA selaku
penerima fidusia telah memberikan Fasilitas FPJP yang telah dibuat
dan ditandatangani berdasarkan ketentuan dan persyaratan
sebagaimana diuraikan dalam “Perjanjian Pemberian Fasilitas
Pendanaan Jangka Pendek”, Nomor...................., tanggal…………..,
termasuk Addendum Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan
Jangka Pendek Nomor …, tanggal …(apabila ada) yang minutanya
dibuat di hadapan saya, Notaris (untuk selanjutnya Perjanjian
Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek disebut “Perjanjian
Pemberian FPJP)”;
b. bahwa, untuk lebih menjamin dan menanggung terbayarnya dengan
baik segala sesuatu yang terhutang dan harus dibayar oleh PIHAK
PERTAMA sebagaimana diatur dalam Perjanjian Pemberian FPJP
tersebut, PIHAK PERTAMA diwajibkan untuk memberikan jaminan
fidusia atas piutang milik PIHAK PERTAMA untuk kepentingan
PIHAK KEDUA, sebagaimana yang akan diuraikan di bawah ini.
c.bahwa …
196
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
----------------------------------------------------------------------------- Lanjutan Lampiran X
c. bahwa, untuk memenuhi ketentuan tentang pemberian jaminan yang
ditentukan dalam Perjanjian Pemberian FPJP tersebut, maka PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah sepakat dan setuju, dengan ini
mengadakan perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia sebagaimana
yang hendak dinyatakan sekarang dalam akta ini.
d. Selanjutnya para penghadap dengan senantiasa bertindak dalam
kedudukannya tersebut menerangkan untuk menjamin terbayarnya
dengan baik segala sesuatu yang terhutang dan harus dibayarkan
oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, baik karena hutang
pokok, bunga dan biaya-biaya lainnya yang timbul berdasarkan
Perjanjian Pemberian FPJP tersebut, dengan jumlah hutang pokok
sebesar Rp............... atau sejumlah uang yang ditentukan
dikemudian hari berdasarkan Perjanjian Pemberian FPJP, maka
penghadap PIHAK KEDUA menerangkan dengan ini menerima
jaminan fidusia dari PIHAK PERTAMA dengan nilai jaminan sebesar
Rp........................., atas obyek jaminan fidusia berupa hak tagih
(piutang) yang timbul dari perjanjian kredit antara PIHAK PERTAMA
dengan pihak lain sebagaimana tercantum dalam Lampiran akta ini
yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan
dari akta ini, (untuk selanjutnya, dalam akta ini cukup disebut
dengan ”Obyek Jaminan Fidusia”).
e. Selanjutnya, para penghadap senantiasa dengan bertindak dalam
kedudukannya tersebut menerangkan pembebanan jaminan fidusia
ini diterima dan dilangsungkan dengan persyaratan dan ketentuan
sebagai berikut:
Pasal 1
Pembebanan jaminan fidusia atas Obyek Jaminan Fidusia telah
dilakukan di tempat dimana Obyek Jaminan Fidusia tersebut berada
dan telah menjadi milik PIHAK KEDUA, sedang Obyek Jaminan
Fidusia …
197
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
----------------------------------------------------------------------------- Lanjutan Lampiran X
Fidusia tersebut tetap berada pada dan dalam kekuasaan PIHAK
PERTAMA, dalam mana segala bukti yang berhubungan dengan
Obyek Jaminan Fidusia dalam penguasaan PIHAK KEDUA.
Pasal 2
PIHAK KEDUA atau wakilnya yang sah setiap waktu berhak untuk
memeriksa tentang adanya dan tentang keadaan Obyek Jaminan
Fidusia tersebut.
Pasal 3
Apabila bagian dari Obyek Jaminan Fidusia atau diantara Obyek
Jaminan Fidusia tersebut nilainya mengalami penurunan atau
menjadi tidak layak untuk dijadikan Obyek Jaminan Fidusia
sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (5) Peraturan Bank Indonesia
Nomor 14/16/PBI/2012 tanggal 23 November 2012 tentang Fasilitas
Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum, maka PIHAK PERTAMA
dengan ini berjanji dan karenanya mengikat diri untuk menambah
atau mengganti bagian dari atau Obyek Jaminan Fidusia yang
nilainya mengalami penurunan atau menjadi tidak layak untuk
dijadikan Obyek Jaminan Fidusia dengan Obyek Jaminan Fidusia
lainnya yang sejenis yang nilainya paling kurang setara dengan yang
digantikan serta yang dapat disetujui PIHAK KEDUA, dalam mana
penambahan atau pengganti Obyek Jaminan Fidusia tersebut
termasuk dalam jaminan fidusia yang dinyatakan dalam akta ini,
yang mana untuk keperluan itu cukup dinyatakan dalam lampiran
yang disepakati PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan menjadi
satu kesatuan sebagai Obyek Jaminan Fidusia berdasarkan akta ini.
Pasal 4
1. PIHAK PERTAMA tidak berhak untuk melakukan fidusia ulang
atas Obyek Jaminan Fidusia. PIHAK PERTAMA juga tidak
diperkenankan …
198
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
----------------------------------------------------------------------------- Lanjutan Lampiran X
diperkenankan untuk membebankan dengan cara apapun,
mengadakan atau menjual atau mengalihkan dengan cara apapun
Obyek Jaminan Fidusia kepada pihak lain.
2. Bilamana PIHAK PERTAMA tidak memenuhi dengan seksama
kewajibannya menurut yang telah ditentukan dalam akta ini atau
tidak memenuhi kewajiban berdasarkan Perjanjian Pemberian
FPJP, maka lewat waktu yang ditentukan untuk memenuhi
kewajiban tersebut saja sudah cukup membuktikan tentang
adanya pelanggaran atau kelalaian PIHAK PERTAMA dalam
memenuhi kewajiban tersebut.
Pasal 5
1. PIHAK PERTAMA berjanji dan karenanya mengikatkan diri untuk
melakukan penilaian dan pemantauan terhadap Obyek Jaminan
Fidusia dan melaporkan hasil penilaian dan pemantauan kepada
PIHAK KEDUA.
2. Dalam hal PIHAK PERTAMA mengasuransikan Obyek Jaminan
Fidusia, maka semua uang premi asuransi harus ditanggung dan
dibayar oleh PIHAK PERTAMA.
3. Asli polis asuransi dan perpanjangannya di kemudian hari serta
kuitansi pembayaran premi asuransi tersebut harus diserahkan
untuk disimpan oleh PIHAK KEDUA dari perusahaan asuransi
tersebut.
Pasal 6
1. Dalam hal PIHAK PERTAMA tidak menjalankan atau tidak
memenuhi kewajiban untuk melakukan pelunasan atas pokok dan
bunga yang timbul dari Perjanjian Pemberian FPJP atau PIHAK
PERTAMA tidak lagi memenuhi persyaratan Perpanjangan
Perjanjian Pemberian FPJP dengan lewatnya waktu yang
ditentukan …
199
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
----------------------------------------------------------------------------- Lanjutan Lampiran X
ditentukan atau Perjanjian Pemberian FPJP diakhiri oleh PIHAK
KEDUA karena terjadi pelanggaran persyaratan FPJP yang
dilakukan oleh PIHAK PERTAMA, dan saldo Rekening Giro Rupiah
PIHAK PERTAMA yang ada pada PIHAK KEDUA tidak mencukupi
untuk melunasi biaya bunga dan/atau nilai pokok FPJP, tanpa
diperlukan suatu teguran juru sita atau surat lain yang serupa
dengan itu, maka atas kekuasaannya sendiri PIHAK KEDUA
berhak:
a. untuk menjual Obyek Jaminan Fidusia tersebut atas titel
eksekutorial atau melalui pelelangan di muka umum atau
penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan
kesepakatan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA jika dengan
cara demikian diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan
para pihak.
b. untuk keperluan penjualan tersebut, PIHAK KEDUA berhak
menghadap dimana perlu, membuat atau suruh membuat serta
menandatangani semua surat, akta serta dokumen lain yang
diperlukan, menerima uang harga penjualan dan memberikan
tanda penerimaan untuk itu, menyerahkan apa yang dijual itu
kepada pembelinya, memperhitungkan atau mengkompensir
uang harga penjualan yang diterimanya itu dengan semua apa
yang wajib dibayar oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA, akan tetapi dengan kewajiban bagi PIHAK KEDUA
untuk menyerahkan sisa uang penjualannya jika masih ada
kepada PIHAK PERTAMA, dengan tidak ada kewajiban bagi
PIHAK KEDUA untuk membayar bunga atau ganti kerugian
berupa apapun juga kepada PIHAK PERTAMA mengenai sisa
uang harga penjualan itu dan selanjutnya PIHAK KEDUA juga
berhak untuk melakukan segala sesuatu yang dipandang perlu
dan berguna dalam rangka penjualan Obyek Jaminan Fidusia
tersebut dengan tidak ada satupun yang dikecualikan.
2. Apabila hasil penjualan dari Obyek Jaminan Fidusia tersebut
tidak mencukupi untuk melunasi semua apa yang wajib dibayar
oleh …
200
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
----------------------------------------------------------------------------- Lanjutan Lampiran X
oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK
PERTAMA tetap terikat membayar lunas sisa uang yang masih
harus dibayar oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
3. Apabila penjualan dari Obyek Jaminan Fidusia oleh PIHAK
KEDUA dilakukan secara bawah tangan, maka pelaksanaan
penjualan dilakukan setelah lewat waktu 1 (satu) bulan sejak
diberitahukan secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA kepada pihak-
pihak yang berkepentingan dan diumumkan sedikitnya dalam 2
(dua) surat kabar yang beredar di daerah yang bersangkutan.
Pasal 7
Pembebanan jaminan fidusia ini dilakukan oleh PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA dengan syarat-syarat yang memutuskan
(onder de ontbindende voorwaarden), yakni sampai dengan PIHAK
PERTAMA telah memenuhi membayar lunas semua apa yang wajib
dibayar oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagaimana
dinyatakan dalam Perjanjian Pemberian FPJP, antara lain hutang
pokok, biaya bunga, dan biaya-biaya lain yang timbul dalam rangka
pemberian FPJP.
Pasal 8
1. PIHAK PERTAMA dengan ini memberikan kuasa dengan hak
substitusi kepada PIHAK KEDUA, yang menyatakan menerima
kuasa dari PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan pendaftaran
jaminan fidusia tersebut, untuk keperluan tersebut menghadap di
hadapan pejabat atau instansi yang berwenang (termasuk kantor
pendaftaran fidusia), memberikan keterangan, menandatangani
surat atau formulir, mendaftarkan jaminan fidusia atas Obyek
Jaminan Fidusia tersebut dengan melampirkan pernyataan
pendaftaran jaminan fidusia, serta untuk mengajukan
permohonan pendaftaran atas perubahan dalam hal terjadi
perubahan atas data yang tercantum dalam sertifikat jaminan
fidusia, selanjutnya menerima sertifikat jaminan fidusia dan/atau
pernyataan …
201
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
----------------------------------------------------------------------------- Lanjutan Lampiran X
pernyataan perubahan, serta dokumen-dokumen lain yang
bertalian untuk keperluan itu membayar semua biaya dan
menerima kuitansi segala uang pembayaran serta selanjutnya
melakukan segala tindakan yang perlu dan berguna untuk
melaksanakan ketentuan dari akta ini.
2. Akta ini merupakan bagian yang terpenting dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian Pemberian FPJP demikian pula kuasa
yang diberikan dalam akta ini merupakan bagian yang terpenting
serta tidak terpisahkan dari akta ini, dan oleh karenanya Akta ini
tidak dapat ditarik kembali atau dibatalkan selama berlakunya
Perjanjian Pemberian FPJP tersebut dan kuasa tersebut tidak
akan batal atau berakhir karena sebab yang dapat mengakhiri
pemberian sesuatu kuasa, termasuk sebab yang disebutkan
dalam Pasal 1813, 1814 dan 1816 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata Indonesia.
Pasal 9
PIHAK KEDUA berhak dan dengan ini diberi kuasa dengan hak
subtitusi oleh PIHAK PERTAMA untuk melakukan perubahan atau
penyesuaian atas ketentuan dalam akta ini, di dalam hal perubahan
atau penyesuaian tersebut diperlukan dalam rangka memenuhi
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah tentang Pendaftaran Fidusia
maupun ketentuan dalam Undang-undang tentang Jaminan Fidusia
Nomor 42 Tahun 1999.
Pasal 10
(1) Segala perselisihan yang mungkin timbul di antara kedua belah
pihak, maka kedua belah pihak akan memilih domisili hukum
yang tetap dan seumumnya di kantor Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat di Jakarta.
(2) Pemilihan …
202
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
----------------------------------------------------------------------------- Lanjutan Lampiran X
(2) Pemilihan domisili hukum tersebut dilakukan dengan tidak
mengurangi hak dari PIHAK KEDUA untuk mengajukan tuntutan
hukum terhadap PIHAK PERTAMA berdasarkan Jaminan Fidusia
atas Obyek Jaminan Fidusia tersebut dihadapan pengadilan
lainnya dalam wilayah Republik Indonesia, yaitu pada pengadilan
negeri yang mempunyai yurisdiksi atas diri dari PIHAK PERTAMA
atau atas Obyek Jaminan Fidusia tersebut.
Pasal 11
Biaya akta ini dan biaya lainnya yang berkenaan dengan pembuatan
akta ini maupun dalam melaksanakan ketentuan dalam akta ini
menjadi tanggungan dan harus dibayar oleh PIHAK PERTAMA.
Demikian pula biaya pendaftaran fidusia ini di kantor Pendaftaran
Fidusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1).
Akta ini diselesaikan pukul .......... WIB1
(.................................................Waktu Indonesia Indonesia Barat).
Para penghadap dikenal oleh saya, Notaris.
DEMIKIANLAH AKTA INI
Dibuat dan dilangsungkan di Jakarta, pada hari ini, tanggal serta
pada jam seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan
dihadiri oleh ................... Sarjana Hukum dan .............................
Sarjana Hukum, keduanya pegawai kantor Notaris dan bertempat
tinggal di Jakarta sebagai saksi-saksi.
Segera, setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris kepada para
penghadap dan saksi-saksi, maka ditandatanganilah akta ini oleh
para panghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris..........................
Dilangsungkan dengan...........................
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN
PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
1 Pencantuman waktu diisi setelah PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menandatangani
akta perjanjian FPJP
203
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
------------------------------------------------------------------- Lampiran XI.a
LAPORAN HARIAN HASIL PENILAIAN AGUNAN FPJP – SBI, SBIS, SBN DAN OBLIGASI KORPORASI
BANK……………..
Tanggal……………
1. Agunan Berupa SBI, SBIS, dan SBN No. Jenis Surat
Berharga Seri Nominal Harga Pasar BI-
SSSS (Terakhir) Nilai Pasar Haircut
(%) 1)
Nilai Agunan eligible untuk FPJP
(a) (b) ( c) (d) (e) (f) = (d) x (e)/ 100 (g) (h) = (f) x (100 / (100 + (g))
Jumlah Keterangan: 1) Isi “0” untuk SBI atau SBIS; isi “5” untuk SBN.
2. Agunan berupa Obligasi Korporasi No. Nama
Obligasi
Korporasi
Bond
ID
Issuer Rating Nominal Sisa Jk
Waktu
Harga
Transaksi
BEI
(Terakhir)
Nilai Pasar Haircut
(%) 2)
Nilai Agunan eligible untuk
FPJP
(i) (j) (k) (l) (m) (n) (o) (p) (q) = (n) x (p) / 100 (r) (s) = (q) x (100/(100+ (r))
Jumlah Keterangan 2) Isi “20” untuk Obligasi Korporasi yang diterbitkan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan/atau dijamin oleh pemerintah dengan peringkat teratas; isi
“35” untuk Obligasi Korporasi dengan peringkat teratas; isi “40” untuk Obligasi Korporasi dengan peringkat ke-2 (dua) teratas; isi “45” untuk Obligasi Korporasi
dengan peringkat ke-3 (tiga) teratas.
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
204
Lampiran SE Nomor 15/11 /DPNP tanggal 8 April 2013
----------------------------------------------------------------------------- Lampiran XI.b
LAPORAN HARIAN HASIL PENILAIAN AGUNAN FPJP – ASET KREDIT
BANK……………..
Tanggal……………
Agunan berupa Aset Kredit
No. Nama
Debitur
Jenis
Kredit1)
Plafon Baki
Debet
Kualitas Sisa Jk
waktu
s.d. jt
Tempo
Kredit
Pihak
Terkait/
Bukan
Pernah
Restrukturisasi/
Tidak
Agunan Kredit Nilai Agunan
eligible
untuk FPJP Tanah/
Bangunan
Nilai Jenis
Pengikatan
Appraisal
Independen/
internal
Tanggal
Appraisal
Terakhir
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j) (k) (l) (m) (n) Nominal =
(50% x Baki Debet)
Keterangan :
1) Jenis Kredit: Investasi, Modal Kerja, KPR DEPARTEMEN PENELITIAN DAN
PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
2)
205
Rp Juta
Mulai AkhirRp
(juta)Va
(ribu)Rp
(juta)Va
(ribu)Nominal Rp (juta)
Persentase terhadap Plafon
(a) (b) ( c ) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j) (k) (l) (m) (n) (o) (p) (q) ( r ) (s) (t) (u) (v) (w) (x) (y) (z) (aa) (ab) (ac) (ad)
Keterangan:(a) Diisi nomor(b) Diisi sesuai Sandi Bank(c) Diisi sesuai Nama Bank(d) Diisi sesuai Sandi Kantor Cabang (e) Diisi nama debitur (f) Diisi nomor identifikasi debitur(g) Diisi sesuai NPWP debitur(h) Diisi sesuai alamat dan telepon debitur(i) Diisi dengan nomor perjanjian kredit(j) Diisi dengan nomor rekening Debitur(k) Diisi dengan jenis kredit(l) Diisi dengan Nomor Asuransi Kredit dan Nilai Tertanggung(m) Diisi dengan waktu mulai kredit(n) Diisi dengan periode jatuh waktu kredit(o) Diisi dengan nilai plafon kredit Rupiah (juta)(p) Diisi dengan nilai plafon kredit valas (ribu)(q) Diisi dengan nilai baki debet kredit Rupiah (juta)(r) Diisi dengan nilai baki debet kredit valas (ribu)(s) Diisi dengan jenis agunan(t) Diisi dengan nomor akta apabila agunan kredit memiliki akta APHT, fidusia, atau Hipotek(u) Diisi dengan nomor bukti kepemilikan agunan(v) Diisi nilai yang sesuai pasal 48 Peraturan Bank Indonesia No.9/6/PBI/2007 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum,
antara lain telah memperhitungkan jangka waktu dari penilaian agunan terakhir dilakukan(w) Diisi dengan nilai persentase taksasi agunan terhadap plafon(x) Diisi dengan "independen", apabila menggunakan penilai agunan independen dan "intern bank", apabila menggunakan penilai agunan dari pihak internal bank(y) Diisi dengannomor polis asuransi(z) Diisi dengan nilai agunan tertanggung(aa) Diisi dengan nama pemilik agunan(ab) Diisi dengan nilai pengikatan agunan(ac) Diisi sesuai dengan kredit pernah direstruktur atau tidak(ad) Diisi dengan nilai baki debet yang tidak melebihi BMPK pada saat diberikan
ID Kantor Cabang
Jenis Agunan
Debitur Kredit Agunan
Nama
Lampiran SE Nomor 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
Nomor Asuransi Kredit dan
Nilai Tertanggung (apabila ada)
Bank…………………………………………………………….Laporan Daftar Aset Kredit Lancar Semester …………….. Tahun ………………….
Lampiran 27---------------------------------------------------------------------
Jenis Kredit
Baki Debet Tidak
Melebihi BMPK Pada
Saat Diberikan
ID Bank
NamaPenilai Agunan ***)
Nomor Polis
Asuransi
No Pengikatan/ Pembebanan
*)
Nomor Debtor Identification Number (DIN)
NPWPAlamat dan Telp
No
Total dalam mata uang asal
Nomor Perjanjian
Kredit / Surat Perjanjian Kredit
Nomor Rekening
Kredit Tidak Pernah
Direstrukturisasi
(Ya/Tidak)
Nama Pemilik
Nilai Pengikatan
Bank
Nomor Bukti Kepemilikan
Nilai Taksasi Agunan **)
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
Nilai Agunan Tertanggung (apabila ada)
Jangka Waktu
Total dalam Jutaan Rupiah
Plafon Kredit Baki Debet
206
Lampiran-28
189
Contoh Surat Permohonan/Penambahan/Perpanjangan FPJP Nomor : [diisi dengan nomor surat] Kepada [ diisi sesuai ketentuan SE] Perihal : Permohonan/Penambahan/Perpanjangan1 Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
(FPJP)
Sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/35/PBI/2008 tanggal 5 Desember 2008 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat, bersama ini kami mengajukan permohonan/penambahan/perpanjangan1 FPJP untuk jangka waktu ... ( ... ) hari dari tanggal………… sampai dengan tanggal……… sebesar Rp ............ (terbilang : .......) untuk memenuhi perkiraan kekurangan pendanaan jangka pendek kami.
Sehubungan dengan pengajuan/penambahan/perpanjangan1 FPJP dimaksud, dengan ini kami lampirkan dokumen sebagai berikut :
1. Surat pernyataan kesulitan pendanaan jangka pendek; 2. Dokumen yang mendukung jumlah kebutuhan pendanaan jangka pendek; 3. Daftar aset yang menjadi agunan FPJP; 4. Surat pernyataan agunan FPJP; 5. Surat kesanggupan membayar kewajiban FPJP; 6. Surat Kuasa dari BPR kepada Bank Indonesia untuk melakukan pendebetan
seluruh rekening BPR di bank umum dalam rangka pembayaran segala kewajiban BPR terkait FPJP;
7. Surat pernyataan Bank mengenai kebenaran data dan dokumen; 8. Surat persetujuan penggunaan aset Bank sebagai agunan FPJP; 9. Perjanjian Pemberian FPJP/Addendum Perjanjian Pemberian FPJP; 10. Konsep Akta Gadai;2 11. Konsep Akta Jaminan Fidusia.3
1 Coret yang tidak perlu 2 Dalam hal agunan berupa SBI 3 Dalam hal agunan berupa Aset Kredit
207
Lampiran-23
190
12. Print-out hasil pengagunan (pledge) di BI-SSSS;4
Surat permohonan beserta lampiran tersebut di atas kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari terdapat hal-hal yang tidak benar maka kami bersedia menerima risiko dan akibat dari tindakan yang diambil oleh Bank Indonesia.
Demikian permohonan kami, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
(kota), (tanggal/bulan/tahun) Komisaris, Direktur,
(Nama BPR ....)
ttd
(Nama BPR ....)
ttd
----------------------------- --------------------------- cc. : .............. [diisi sesuai ketentuan SE]
4 Dalam hal agunan berupa SBI
Meterai Rp6.000,-
208
Lampiran-29
191
Contoh Surat Pernyataan Kesulitan Pendanaan Jangka Pendek No. [diisi dengan nomor surat] Kepada [diisi sesuai ketentuan SE] Perihal : Surat Pernyataan Kesulitan Pendanaan Jangka Pendek
Yang bertanda tangan di bawah ini : No. Nama Jabatan 1. .................................. 1 Direktur 2 2. .................................. Komisaris
BPR ……….……..... 3
dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas, dengan ini menyatakan bahwa : BPR kami mengalami kesulitan pendanaan jangka pendek karena adanya penarikan dana masyarakat baik tabungan maupun deposito dalam 14 (empat belas) hari terakhir yang jumlahnya diatas normal (melampaui perkiraan) sehingga arus kas keluar melampaui arus kas masuk yang berakibat terjadi arus kas negatif4. Kami telah melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kesulitan tersebut dengan melakukan: ............................................................................................................................................ namun upaya tersebut tidak mampu memperbaiki kesulitan pendanaan jangka pendek BPR kami.
Demikian pernyataan kami. (kota), (tanggal/bulan/tahun)
Komisaris, Direktur, (Nama BPR ....)
ttd
(Nama BPR ....)
ttd
----------------------------- ---------------------------
1 Diisi dengan nama direktur/komisaris BPRyang berwenang mewakili 2 Diisi dengan jabatan direktur/komisaris yang berwenang mewakili BPR 3 Diisi dengan nama BPR yang mengajukan permohonan FPJP 4 Dilampiri Arus Kas Harian 14 (empat belas) hari terakhir
Meterai Rp6.000,-
209
Lampiran-29
ARUS KAS HARIAN 14 (EMPAT BELAS) HARI TERAKHIR
Nama BPR : …………………………….. Posisi : Tanggal ……………………
(dalam ribuan Rp) Pos Tertentu Saldo Arus Kas Pada Hari Ke Keterangan
T-14 T-13 T-12 T-11 T-10 T-9 T-8
A. Arus Kas Masuk 1. Kas 2. SBI jatuh tempo 3. Penerimaan antarbank aktiva
a. Giro b. Tabungan c. Deposito jatuh tempo
4. Penerimaan angsuran kredit yang diberikan
5. Penerimaan simpanan dana nasabah a. Tabungan b. Deposito
6. Penerimaan dana antarbank pasiva a. Deposito b. Tabungan c. Pinjaman
7. Lain-lain
................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
Jumlah Kas Masuk (2 s.d. 6) ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
B. Arus Kas Keluar 1. Kewajiban segera 2. Pembayaran simpanan dana
nasabah (pihak tidak terkait) a. Tabungan b. Deposito jatuh tempo
3. Kewajiban antarbank pasiva (pihak
................... ................... ...................
................... ................... ...................
................... ................... ...................
................... ................... ...................
................... ................... ...................
................... ................... ...................
................... ................... ...................
210
Lampiran-29
193
Pos Tertentu Saldo Arus Kas Pada Hari Ke Keterangan T-14 T-13 T-12 T-11 T-10 T-9 T-8
tidak terkait) a. Tabungan b. Deposito jatuh tempo c. Pinjaman (pembayaran angsuran/
pelunasan) 4. Lain-lain
................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ...................
................... ...................
................... ...................
................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ..................
................... ................... ................... ...................
Jumlah Kas Keluar (1 s.d. 4) ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
Selisih Arus Kas (A-B) ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
211
Lampiran-29
194
ARUS KAS HARIAN 14 (EMPAT BELAS) HARI TERAKHIR
Nama BPR : …………………………….. Posisi : Tanggal ……………………
(dalam ribuan Rp) Pos Tertentu Saldo Arus Kas Pada Hari Ke Keterangan
T-7 T-6 T-5 T-4 T-3 T-2 T-1
A. Arus Kas Masuk 1. Kas 2. SBI jatuh tempo 3. Penerimaan antarbank aktiva
a. Giro b. Tabungan c. Deposito jatuh tempo
4. Penerimaan angsuran kredit yang diberikan
5. Penerimaan simpanan dana nasabah a. Tabungan b. Deposito
6. Penerimaan dana antarbank pasiva a. Tabungan b. Deposito c. Pinjaman
7. Lain-lain
................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
Jumlah Kas Masuk (2 s.d. 6) ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
C. Arus Kas Keluar 1. Kewajiban segera 2. Pembayaran simpanan dana
nasabah (pihak tidak terkait) a. Tabungan
................... ................... ...................
................... ................... ...................
................... ................... ...................
................... ................... ...................
................... ................... ...................
................... ................... ...................
................... ................... ...................
212
Lampiran-29
195
Pos Tertentu Saldo Arus Kas Pada Hari Ke Keterangan T-7 T-6 T-5 T-4 T-3 T-2 T-1
b. Deposito jatuh tempo 3. Kewajiban antarbank pasiva (pihak
tidak terkait) a. Tabungan b. Deposito jatuh tempo c. Pinjaman (pembayaran angsuran/
pelunasan) 4. Lain-lain
................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ...................
Jumlah Kas Keluar (1 s.d. 4) ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
Selisih Arus Kas (A-B) ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
Informasi yang disampaikan sesuai dengan yang sebenarnya. Apabila dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data yang disampaikan, segala resiko yang muncul atas penyampaian data tersebut menjadi tanggung jawab kami.
(tempat), tanggal/bulan/tahun) Komisaris, Direktur,
--------------------------- ----------------------
213
Lampiran-29
196
ACUAN PENGISIAN
ARUS KAS HARIAN BPR 14 (EMPAT BELAS) HARI TERAKHIR Arus kas harian BPR adalah arus dana dalam 14 (empat belas) hari terakhir yang mempengaruhi pendanaan jangka pendek BPR sehingga BPR mengalami kesulitan pendanaan jangka pendek dan mengajukan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek sesuai PBI No 10/...../PBI/2008 tanggal ...................... 2008 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat.
No. Pos-pos Tertentu Keterangan
A. ARUS KAS MASUK
1 Kas Saldo kas 2 SBI jatuh tempo Pencairan SBI yang jatuh waktu (pada hari T-x) merupakan kas masuk (+) bagi bank 3 Penerimaan antarbank aktiva a. Giro
b. Tabungan c. Deposito jatuh tempo
Penarikan giro, tabungan, dan deposito (pokok dan bunga) yang jatuh waktu (pada hari T-x) merupakan kas masuk (+)
4 Penerimaan angsuran kredit yang diberikan
Penerimaan angsuran atau pelunasan kredit yang jatuh waktu (pada hari T-x) merupakan kas masuk (+)
5 Penerimaan simpanan dana nasabah a. Tabungan
b. Deposito jatuh tempo Penerimaan tabungan, dan deposito (pokok dan bunga) yang jatuh waktu (pada hari T-x) merupakan kas masuk (+)
6 Penerimaan dana antarbank pasiva a. Tabungan
b. Deposito jatuh tempo Penerimaan tabungan dan deposito dari bank umum atau BPR lain (pada hari T-x) merupakan kas masuk (+)
7 Lain-lain Penerimaan diluar butir 2 sampai dengan 6, antara lain penerimaan FPJP Jumlah Arus Kas Masuk Penjumlahan 2 s.d. 7
214
Lampiran-29
197
No. Pos-pos Tertentu Keterangan
B. ARUS KAS KELUAR
1 Kewajiban segera Penarikan deposito (pokok dan/atau bunga) pihak tidak terkait yang telah jatuh waktu (pada hari T-x) merupakan kas keluar (-)
2 Pembayaran dana simpanan nasabah (pihak tidak terkait) a. Tabungan b. Deposito jatuh tempo
- Penarikan tabungan nasabah - Pencairan DPK pihak tidak terkait yang jatuh waktu (pada hari T-x) merupakan kas keluar
(-). 3 Kewajiban antarbank pasiva (pihak
tidak terkait) a. Tabungan b. Deposito jatuh tempo c. Pinjaman (pembayaran angsuran/
pelunasan)
- Penarikan tabungan setiap hari - Pencairan antarbank pasiva – deposito BPR lain (pihak tidak terkait) yang jatuh waktu
(pada hari T-x) merupakan kas keluar (-) - Pembayaran angsuran/pelunasan pada bank umum atau BPR lain yang jatuh waktu (pada hari
T-x) merupakan kas keluar (-) 4 Lain-lain Pengeluaran kas diluar butir 1 sampai dengan 4, antara lain pembayaran pokok dan/atau bunga
FPJP Jumlah Arus Kas Keluar Penjumlahan 1 s.d. 4
SELISIH (+/-) A-B
215
Lampiran-30
198
Contoh Surat Pernyataan Agunan FPJP No. [diisi dengan nomor surat]
Yang bertanda tangan di bawah ini :
No. Nama Jabatan 1. .................................. 1 Direktur 2 2. .................................. Komisaris
BPR ……….……..... 3 dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas, dengan ini menyatakan bahwa : Seluruh aset yang menjadi agunan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) tidak sedang dijaminkan kepada pihak lain, tidak di bawah sitaan, tidak tersangkut dalam suatu perkara atau sengketa, dan memenuhi seluruh persyaratan agunan FPJP sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia yang mengatur mengenai pemberian FPJP.
Demikian pernyataan kami.
(Kota), (tanggal/bulan/tahun) Komisaris, Direktur,
(Nama BPR ....)
ttd
(Nama BPR ....)
ttd
----------------------------- ---------------------------
1 Diisi dengan nama direktur/komisaris BPRyang berwenang mewakili 2 Diisi dengan jabatan direktur/komisaris yang berwenang mewakili BPR 3 Diisi dengan nama BPR yang mengajukan permohonan FPJP
Meterai Rp6.000,-
216
Lampiran-37
217
Contoh Surat Kesanggupan Membayar
No. [diisi dengan nomor surat] Kepada [diisi sesuai ketentuan SE] Perihal : Surat Kesanggupan Membayar
Yang bertanda tangan di bawah ini Pengurus dan Pemegang Saham Pengendali
BPR ...........................................….1 :
No. Nama Jabatan 1. .................................. Direktur Utama 2. .................................. Direktur 3. .................................. Komisaris 4. .................................. Pemegang Saham Pengendali
dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas, dengan ini menyatakan kesanggupan membayar atas segala kewajiban terkait Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada BPR ………….3 pada saat tanggal jatuh waktu yaitu tanggal …………………2 dengan plafon sejumlah Rp.……………….3 berikut biaya bunga dan biaya lain yang timbul sehubungan dengan pemberian FPJP dari Bank Indonesia, serta menyatakan tunduk pada seluruh ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia yang mengatur mengenai pemberian FPJP kepada BPR.
(Kota), (tanggal/bulan/tahun)Pemegang Saham
Pengendali, (Nama BPR ....)
Komisaris, (Nama BPR ....)
Direktur, (Nama BPR ....)
Direktur Utama, (Nama BPR ....)
ttd
ttd
ttd
ttd
............................ ............................ ........................... ............................
1 Diisi dengan nama BPR yang mengajukan permohonan FPJP 2 Diisi dengan tanggal jatuh waktu FPJP 3 Diisi dengan jumlah FPJP yang diajukan
Meterai Rp6.000,-
217
Lampiran-32
200
Contoh Surat Pernyataan Kebenaran Data
No. [diisi dengan nomor surat] Kepada [diisi sesuai ketentuan SE] Perihal : Surat Pernyataan Kebenaran Data
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : ……………………………….................1
Jabatan : Direktur ...........2 BPR ............................3
Alamat : .................................................................4
bahwa berkaitan dengan permohonan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) yang diajukan kepada Bank Indonesia, dengan ini untuk dan atas nama BPR ..........3 menyatakan bahwa seluruh dokumen, data, penjelasan dan keterangan yang disampaikan kepada Bank Indonesia dijamin kebenarannya serta telah memenuhi ketentuan yang berlaku.
Bahwa apabila dikemudian hari ditemukan hal-hal yang sebaliknya, segala akibat hukum yang timbul menjadi tanggung jawab kami sepenuhnya.
Demikian surat pernyataan ini dibuat secara sukarela dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun juga.
(kota), (tanggal/bulan/tahun) Direktur,
(Nama BPR ....)
ttd ---------------------------
1 Diisi dengan nama direktur BPR yang berwenang mewakili 2 Diisi dengan jabatan direktur yang berwenang mewakili BPR 3 Diisi dengan nama BPR yang mengajukan permohonan FPJP 4 Diisi alamat BPR yang mengajukan permohonan FPJP
Meterai Rp6.000,-
218
Lampiran-33
201
Contoh Surat Kuasa Pendebetan Rekening BPR
No. [diisi dengan nomor surat] Kepada [diisi sesuai ketentuan SE]
Perihal : Surat Pernyataan Pemberian Kuasa Pendebetan Rekening BPR Yang bertandatangan di bawah ini : Nama : ……………………………….................1 Jabatan : Direktur ...........2 BPR ............................3 Alamat : .................................................................4 bahwa berkaitan dengan permohonan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) yang diajukan kepada Bank Indonesia, dengan ini untuk dan atas nama BPR ..........3 menyatakan memberikan kuasa kepada Bank Indonesia untuk melakukan pendebetan seluruh rekening BPR di bank umum yang ditunjuk dan/atau di bank umum lainnya sebagai berikut:
No. Nomor Rekening
Nama Pemilik Rekening
Nama Bank Umum Keterangan
1. PT. Bank................ KP/KC/KCP...........
Rekening yang ditunjuk
2. Rekening lainnya 3. Rekening lainnya
...... Rekening lainnya dalam rangka pembayaran segala kewajiban BPR terkait dengan FPJP termasuk pelunasan FPJP pada saat jatuh tempo. Demikian surat pernyataan ini dibuat secara sukarela dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun juga.
(kota), (tanggal/bulan/tahun) Direktur,
(Nama BPR ....)
ttd ---------------------------
1 Diisi dengan nama direktur BPR yang berwenang mewakili 2 Diisi dengan jabatan direktur yang berwenang mewakili BPR 3 Diisi dengan nama BPR yang mengajukan permohonan FPJP 4 Diisi alamat BPR yang mengajukan permohonan FPJP
Meterai Rp6.000,-
219
Lampiran-34
202
RASIO KEBUTUHAN KAS BPR …………………… Per tanggal ………………………..
Pos-pos tertentu Nominal (dalam ribuan Rp)
A. ASET LANCAR
1. Kas 2. SBI 3. Antarbank Aktiva (yang tidak diblokir)
a. Giro b. Tabungan c. Deposito jatuh tempo
JUMLAH ASET LANCAR
B. KEWAJIBAN LANCAR 1. Kewajiban segera 2. Simpanan dana nasabah (tidak terkait)
a. Deposito jatuh tempo b. Tabungan
3. Antarbank Pasiva (tidak terkait) a. Deposito jatuh tempo b. Tabungan
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR Rasio Kebutuhan Kas (A : B) x 100%
(kota), (tanggal/bulan/tahun)
Direktur, (Nama BPR ....)
Ttd
---------------------------
220
Lampiran-35
203
DAFTAR SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) BPR …………………………………………
YANG DIAJUKAN SEBAGAI AGUNAN FPJP
No. Nomor Seri
Nilai Nominal
Rata-Rata Tertimbang
Tingkat Diskonto Saat Penerbitan
Harga Tanggal Jatuh
Waktu
Sisa Jangka Waktu
Nilai Jual
1. 2. 3. 4.
.....
(kota), (tanggal/bulan/tahun) Komisaris, Direktur,
(Nama BPR ....)
ttd
(Nama BPR ....)
ttd
--------------------------- ---------------------------
Meterai Rp6.000,-
221
Lampiran-35
Mulai Akhir
1.2.3.4.5.6.7.8.
.....
Catatan:
- Aset kredit sebagaimana terdapat pada daftar diatas telah memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (2) PBI No.10/35/PBI/2008 Tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi BPR dan disetujui oleh direktur dan komisaris sebagai agunan FPJP BPR.
- Informasi yang disampaikan sesuai dengan portofolio kredit yang sebenarnya. Apabila dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data yang disampaikan, segala ririko yang muncul atas penyampaian data tersebut menjadi tanggung jawab kami
(kota), (tanggal/bulan/tahun) Komisaris, Direktur,
........................
Nomor Akta Perjanjian Kredit/ Surat Perjanjian
Kredit
Jenis Agunan
No. Rekening
.........................................
**) Nilai yang dicantumkan sesuai Pasal 13 PBI No.8/19/PBI/2006 tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif BPR***) Diisi "independen", apabila menggunakan penilai agunan independen dan "intern bank" apabila menggunakan penilai agunan dari pihak internal bank
TOTAL
DAFTAR ASET KREDIT LANCAR BPR …........
DEBITUR KREDIT AGUNAN
YANG DIAJUKAN SEBAGAI AGUNAN FPJP
*) Apabila agunan kredit memiliki akta Fiducia, APHT, atau Hipotik, cantumkan no. Akat-Akta tersebut.
No. Pengikatan/ Pembebanan *)AlamatNPWP
Plafond Kredit
(juta Rp)
Jangka Waktu (dd/mm/yyyy)
Nama DebiturNo. Nomor Bukti KepemilikanBaki
Debet (juta Rp)
222
Lampiran-36
205
PERJANJIAN PEMBERIAN FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BPR
Nomor:………
Pada hari ini……..... tanggal …………..... pukul……………….. (Waktu Indonesia bagian .......):................. Menghadap di hadapan saya, Sarjana Hukum, Notaris di ......... dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan akan disebut pada bagian akhir akta ini: 1. (Nama) Warga Negara Indonesia, lahir di ........................, pada
tanggal ......................, Direktur Direktorat ….......……./ Pemimpin Bank Indonesia ………, bertempat tinggal di ……........, untuk sementara berada di ..............
2. (Nama) Warga Negara Indonesia, lahir di ........................, pada tanggal ......................, Deputi Direktur Direktorat ......../ Deputi Pemimpin Bank Indonesia ………, bertempat tinggal di ……......, untuk sementara berada di ..............
3. (Nama) Warga Negara Indonesia, lahir di ........................, pada tanggal ......................, Deputi Direktur Direktorat ......../ Deputi Pemimpin Bank Indonesia ………, bertempat tinggal di …......., untuk sementara berada di ..............
Menurut keterangan mereka dalam hal ini bertindak dalam jabatan mereka tersebut untuk dan atas nama Dewan Gubernur Bank Indonesia, berdasarkan surat kuasa Gubernur Bank Indonesia Nomor ……….. tanggal ………… dan dengan demikian mewakili Bank Indonesia yang berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal 39 Undang-undang Nomor 23 tahun 1999 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA----------
223
Lampiran-36
206
2. (Nama) Warga Negara Indonesia, lahir di ........................, pada tanggal ......................, Direktur Utama/Direktur perseroan yang ditunjuk di bawah ini, bertempat tinggal di ………, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, demikian berdasarkan Pasal ...... Anggaran Dasar perseroan terbatas PT. BPR ......., berkedudukan di ...... yang Anggaran Dasarnya (beserta perubahannya) (jika telah ada perubahan Anggaran Dasar) (berturut-turut) telah dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal ....... No......., Tambahan Nomor ....., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA;---
atau (Jika Direksi mendapat persetujuan dari komisaris):
2. (Nama) Direktur …..(Jabatan)….., bertempat tinggal di ……………, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Perusahaan Perseroan PT Bank………, berdasarkan Pasal ……. Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris ………, Nomor……., tanggal……., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal……., Nomor ……Tambahan Nomor….., berikut perubahan-perubahan terakhir dengan Akta Notaris………., Nomor………, tanggal…….. yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal……, Nomor……., Tambahan Nomor…….., dan untuk melaksanakan tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah mendapatkan persetujuan tertulis dari komisaris Perseroan, sebagaimana ternyata dalam Surat Persetujuan Tertulis tanggal….., bermeterai cukup yang dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA -------------------------------------
atau (Jika Direksi harus mendapat persetujuan RUPS dalam hal menjadikan jaminan
224
Lampiran-36
207
utang seluruh atau sebagian besar kekayaan perseroan (eks Pasal 88 UU Perseroan Terbatas):
2.
(Nama)
Direktur….. (Jabatan)…., bertempat tinggal di ……….., dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Perusahaan Perseroan PT Bank………, berdasarkan Pasal…… Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris……, Nomor……., tanggal………., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal ……., Nomor ……, Tambahan Nomor……, berikut perubahan-perubahan terakhir dengan Akta Notaris…….., Nomor….., tanggal……., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal…….., Nomor……, Tambahan Nomor…….., dan untuk melaksanakan tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tanggal…….., sebagaimana ternyata dalam ……. yang dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA -------------------------------------------------------
(Untuk badan hukum yang lain menyesuaikan) Para penghadap dikenal saya, Notaris Para penghadap dengan bertindak dalam kedudukannya tersebut menerangkan terlebih dahulu
a. bahwa PIHAK KEDUA dengan surat Nomor ........ tanggal ........ telah mengajukan permohonan FPJP kepada PIHAK PERTAMA, permohonan mana telah dilengkapi dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. bahwa PIHAK PERTAMA selaku pihak yang memberikan FPJP telah melakukan penelitian atas permohonan FPJP yang diajukan PIHAK KEDUA.
225
Lampiran-36
208
bahwa Para Pihak menyatakan sepakat untuk mengadakan Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek dalam rangka mengatasi kesulitan jangka pendek sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/......./PBI/2008 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat, yang untuk selanjutnya disebut Perjanjian Pemberian FPJP, dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:
Pasal 1
OBYEK PERJANJIAN
(1) PIHAK PERTAMA setuju untuk memberikan kepada PIHAK KEDUA dan oleh karena itu PIHAK KEDUA setuju menerima Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek, yang untuk selanjutnya disebut FPJP, sebesar Rp............................. (................rupiah), dengan jangka waktu .......... yang berlaku sejak tanggal …………….. sampai dengan tanggal ……………
(2) FPJP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan dicairkan pada rekening PIHAK KEDUA di bank umum yang ditunjuk yaitu, nomor......... di PT. Bank ........ Kantor Pusat/Kantor Cabang/Kantor Cabang Pembantu ....
Pasal 2
Atas penggunaan FPJP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1), PIHAK KEDUA dikenakan dan oleh karena itu wajib membayar biaya bunga kepada PIHAK PERTAMA sebesar ……% (terbilang …. persen) per tahun.
Pasal 3
AGUNAN
(1) Terhadap penggunaan FPJP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1), PIHAK KEDUA berjanji dan karenanya mengikatkan diri untuk menyerahkan agunan kepada PIHAK PERTAMA berupa:1 a. Sertifikat Bank Indonesia yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA dengan nilai Rp
............... (....................rupiah); 2
1 coret yang tidak perlu 2 yang memiliki nilai jual sebesar 100% dari nilai FPJP
226
Lampiran-36
209
b. Aset Kredit yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA dengan nilai Rp ............... (....................rupiah);3.
Yang rekapitulasinya tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Pemberian FPJP ini.
(2) Dalam hal PIHAK KEDUA menggunakan aset kredit sebagai agunan dan di kemudian hari setelah ditandatanganinya Perjanjian Pemberian FPJP ini, PIHAK KEDUA memiliki aset berupa SBI, maka PIHAK KEDUA wajib mengganti agunan aset kredit dengan SBI.
(3) Agunan berupa SBI sebagaimana tersebut pada ayat (1) huruf a dilakukan pengikatan dengan gadai yang dibuat dalam perjanjian tersendiri yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Pemberian FPJP ini.
(4) Dalam hal agunan berupa SBI sebagaimana tersebut pada ayat (1) memiliki jangka waktu lebih pendek dari jangka waktu FPJP, maka SBI akan dicairkan pada saat SBI jatuh tempo untuk melunasi sebagian atau seluruh kewajiban terkait FPJP. (5) Dalam hal pencairan SBI sebagaimana tersebut pada ayat (4) mencukupi untuk pelunasan seluruh kewajiban PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA terkait dengan FPJP, maka segala kewajiban PIHAK KEDUA terkait FPJP dianggap terpenuhi dan Perjanjian FPJP ini dianggap berakhir.
(5) Agunan berupa aset kredit sebagaimana tersebut pada ayat (1) huruf b dilakukan pengikatan dengan Jaminan Fidusia yang dibuat dalam perjanjian tersendiri yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Pemberian FPJP ini.
(6) Biaya-biaya yang timbul untuk melakukan pengikatan agunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (6) sepenuhnya menjadi beban PIHAK KEDUA.
(7) PIHAK KEDUA menjamin bahwa agunan yang diserahkan kepada PIHAK PERTAMA tidak sedang dijaminkan kepada pihak lain, tidak dalam sengketa dengan pihak dan bebas dari segala tuntutan hukum.
Pasal 4
PEMBAYARAN
3 paling kurang 150% (seratus lima puluh persen) dari FPJP yang dihitung berdasarkan baki debet
(outstanding) aset kredit.
227
Lampiran-36
210
(1) PIHAK KEDUA wajib melunasi FPJP paling lambat pada tanggal jatuh waktu Perjanjian Pemberian FPJP ini.
(2) Pelunasan atau pembayaran pokok dan biaya bunga FPJP dilakukan dengan cara PIHAK PERTAMA melakukan pendebetan rekening PIHAK KEDUA yang berada pada Bank Umum pada tanggal jatuh waktu Perjanjian Pemberian FPJP.
(3) Dalam rangka pelaksanaan pembayaran, PIHAK KEDUA memberikan kuasa kepada PIHAK PERTAMA untuk melakukan pendebetan seluruh rekening PIHAK KEDUA di bank umum yang ditunjuk dan bank umum lainnya, baik yang sudah ada maupun yang akan ada.
(4) Dalam rangka pelaksanaan pembayaran FPJP, PIHAK KEDUA menyediakan dana yang cukup pada rekening BPR di bank umum yang ditunjuk sebagaimana tersebut pada Pasal 1 ayat (2) untuk digunakan sebagai sumber pembayaran FPJP kepada PIHAK PERTAMA.
(5) Dalam rangka penyediaan dana sebagaimana tersebut pada ayat (4), PIHAK KEDUA wajib menyetorkan hasil angsuran dan/atau bunga atas asset kredit yang menjadi agunan FPJP BPR ke rekening BPR di bank umum sebagaimana tersebut pada Pasal 1 ayat (2).
Pasal 5
EKSEKUSI AGUNAN
(1) Apabila dana yang tersedia pada rekening PIHAK KEDUA pada Bank Umum tidak mencukupi untuk pelunasan FPJP atau PIHAK KEDUA tidak mengajukan perpanjangan FPJP atau permohonan perpanjangan FPJP PIHAK KEDUA tidak disetujui PIHAK PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA akan melakukan eksekusi terhadap agunan yang diserahkan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.
(2) Apabila hasil pencairan atau eksekusi agunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih kecil dari kewajiban pelunasan FPJP PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA wajib membayar sejumlah kekurangan atas kewajiban yang harus dilunasi oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.
(3) Apabila hasil pencairan atau eksekusi agunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih besar dari kewajiban pelunasan FPJP PIHAK KEDUA kepada PIHAK
228
Lampiran-36
211
PERTAMA, PIHAK PERTAMA mengembalikan kelebihan hasil pencairan kepada PIHAK KEDUA.
Pasal 7 DOMISILI HUKUM
Tentang perjanjian ini dan pelaksanaannya serta segala akibatnya, para pihak memilih domisili yang tetap di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri …………….., demikian tanpa mengurangi hak dan wewenang PIHAK PERTAMA untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap PIHAK KEDUA berdasarkan Perjanjian Pemberian FPJP ini dan memohon pelaksanaanya di pengadilan-pengadilan negeri lainnya atau lembaga lainnya yang berwenang di wilayah Republik Indonesia.
Pasal 8
LAIN-LAIN
PIHAK PERTAMA berhak mengakhiri Perjanjian ini apabila PIHAK KEDUA tidak lagi memenuhi syarat sebagai Pihak Penerima FPJP.
Pasal 9
PENUTUP
Untuk pengakhiran perjanjian ini, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk mengenyampingkan Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Pasal 10
Segala perubahan yang diperlukan atau dianggap perlu atas Perjanjian Pemberian FPJP ini akan dibuat secara tersendiri atas mufakat Para Pihak dikemudian hari baik secara notariil maupun secara di bawah tangan dilakukan melalui suatu Addendum Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek yang merupakan satu kesatuan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Pemberian FPJP ini. Akta ini diselesaikan pukul .......... WI... (............................................Waktu Indonesia Bagian .........). Para penghadap dikenal oleh saya, Notaris.
229
Lampiran-36
212
DEMIKIANLAH AKTA INI
Dibuat dan dilangsungkan di ..............., pada hari ini, tanggal serta pada jam seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh tuan................... Sarjana Hukum dan nona............................. Sarjana Hukum, keduanya pegawai kantor Notaris dan bertempat tinggal di Jakarta sebagai saksi-saksi. Segera, setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka ditandatanganilah akta ini oleh para penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris.......................... Dilangsungkan dengan...........................
230
Lampiran-37
213
AKTA GADAI BPR …….. - BANK INDONESIA
Nomor : ……… Pada hari ini……………., tanggal ……………………………………………………, pukul………………………. (Waktu Indonesia bagian ………..), menghadap di hadapan saya,……………………....…., Sarjana Hukum, Notaris di ………......…. dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan akan disebut pada bagian akhir akta ini : 1. (Nama) : Direktur Utama/Direktur perseroan yang ditunjuk di bawah
ini, bertempat tinggal di ………, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, demikian berdasarkan Pasal ...... Anggaran Dasar perseroan terbatas PT. BPR ......., berkedudukan di ...... yang Anggaran Dasarnya (beserta perubahannya) (jika telah ada perubahan Anggaran Dasar) (berturut-turut) telah dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal ....... No......., Tambahan Nomor ....., selanjutnya disebut PEMBERI GADAI;-------------------------
atau (Jika Direksi mendapat persetujuan dari komisaris):
1. (Nama) : Direktur …..(Jabatan)….., bertempat tinggal di ……………, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Perusahaan Perseroan PT BPR………, berdasarkan Pasal ……. Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris ………, Nomor……., tanggal……., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal……., Nomor ……Tambahan Nomor….., berikut perubahan-perubahan terakhir dengan Akta Notaris………., Nomor………, tanggal…….. yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal……, Nomor……., Tambahan Nomor…….., dan untuk melaksanakan tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah mendapatkan persetujuan tertulis dari komisaris Perseroan, sebagaimana ternyata dalam Surat Persetujuan Tertulis
231
Lampiran-37
214
tanggal….., bermeterai cukup yang dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk selanjutnya disebut PEMBERI GADAI---------------
atau (Jika Direksi harus mendapat persetujuan RUPS dalam hal menjadikan jaminan utang seluruh atau sebagian besar kekayaan perseroan (eks Pasal 88 UU Perseroan Terbatas):
1. (Nama) : Direktur….. (Jabatan)…., bertempat tinggal di ……….., dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Perusahaan Perseroan PT BPR………, berdasarkan Pasal…… Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris……, Nomor……., tanggal………., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal ……., Nomor ……, Tambahan Nomor……, berikut perubahan-perubahan terakhir dengan Akta Notaris…….., Nomor….., tanggal……., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal…….., Nomor……, Tambahan Nomor…….., dan untuk melaksanakan tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tanggal…….., sebagaimana ternyata dalam ……. yang dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk selanjutnya disebut PEMBERI GADAI---------------------------------------------------
(Untuk badan hukum yang lain menyesuaikan)
2. (Nama) Warga Negara Indonesia, lahir di ........................, pada tanggal ......................, Direktur Direktorat ….......……./ Pemimpin Bank Indonesia ………, bertempat tinggal di ……........, untuk sementara berada di ..............
3. (Nama) Warga Negara Indonesia, lahir di ........................, pada tanggal ......................, Deputi Direktur Direktorat ......../ Deputi Pemimpin Bank Indonesia ………, bertempat tinggal di ……......, untuk sementara berada di ..............
4. (Nama) Warga Negara Indonesia, lahir di ........................, pada tanggal
232
Lampiran-37
215
......................, Deputi Direktur Direktorat ......../ Deputi Pemimpin Bank Indonesia ………, bertempat tinggal di …......., untuk sementara berada di ..............
Menurut keterangan mereka dalam hal ini bertindak dalam jabatan mereka tersebut untuk dan atas nama Dewan Gubernur Bank Indonesia, berdasarkan surat kuasa Gubernur Bank Indonesia Nomor ……….. tanggal ………… dan dengan demikian mewakili Bank Indonesia yang berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal 39 Undang-undang Nomor 23 tahun 1999 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008, selanjutnya disebut PENERIMA GADAI ---------------------------------------------------------------
Para penghadap dikenal saya, Notaris Para penghadap dengan bertindak dalam kedudukannya tersebut menerangkan terlebih dahulu : a. bahwa PEMBERI GADAI telah mendapatkan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek,
(untuk selanjutnya disebut “FPJP”) dari PENERIMA GADAI sebesar Rp…… (……………….…) dan dengan berdasarkan ketentuan dan persyaratan sebagaimana diuraikan dalam Akta Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Nomor .... tanggal …., termasuk Addendum Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Nomor .... tanggal ....,1 (apabila ada) yang minutanya dibuat di hadapan saya, Notaris (untuk selanjutnya Akta Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek berikut segala Addendumnya disebut “Perjanjian Pokok”).
b. bahwa menurut ketentuan Perjanjian Pokok, PEMBERI GADAI diwajibkan untuk memberikan agunan berupa Sertifikat Bank Indonesia;
c. bahwa PEMBERI GADAI menyatakan telah memiliki Sertifikat Bank Indonesia yang akan digadaikan sebagaimana tercantum dalam Bank Indonesia – Scriptless Securities Settlement System (BI-SSSS) yang selanjutnya disebut SBI.
d. bahwa guna memenuhi persyaratan Perjanjian Pokok dan untuk menjamin terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terhutang dan harus dibayarkan oleh
1 Dalam hal terdapat addendum Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek.
233
Lampiran-37
216
PEMBERI GADAI kepada PENERIMA GADAI, baik karena hutang pokok, bunga dan biaya-biaya lainnya yang timbul berdasarkan Perjanjian Pokok, PEMBERI GADAI menyatakan menggadaikan dan dengan demikian menyerahkan kepada PENERIMA GADAI SBI sebagaimana tercantum dalam Lampiran akta ini yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari akta ini, dengan jumlah nilai nominal sebesar Rp ………………… ( …….. Rupiah) dan jumlah nilai jual sebesar Rp ……….. (………….. Rupiah) (selanjutnya disebut sebagai “OBYEK GADAI”) dan PENERIMA GADAI menyatakan menerima baik OBYEK GADAI tersebut.
e. bahwa PEMBERI GADAI menjamin bahwa OBYEK GADAI yang diberikan sebagai jaminan dengan akta ini adalah benar-benar hak PEMBERI GADAI, semata-mata bebas dari sitaan, tidak sedang digadaikan atau dipertanggungkan secara apapun juga kepada orang atau pihak lain terlebih dahulu, tidak tersangkut dalam suatu perkara atau sengketa dan oleh karenanya PENERIMA GADAI dibebaskan oleh PEMBERI GADAI dari segala tuntutan apapun juga dari pihak lain.
f. Selanjutnya para penghadap senantiasa dengan bertindak dalam kedudukannya tersebut menyatakan bahwa gadai SBI ini dilangsungkan dan diterima dengan ketentuan dan syarat sebagai berikut :
Pasal 1
Penyerahan hak atas OBYEK GADAI tersebut di atas beserta OBYEK GADAI yang bersangkutan sebagaimana tercantum dalam pencatatan kepemilikan SBI tersebut oleh PEMBERI GADAI dinyatakan berlaku terhitung sejak tanggal penandatanganan Perjanjian ini.
Pasal 2
Apabila bagian dari OBYEK GADAI atau di antara OBYEK GADAI tersebut nilainya mengalami penurunan atau menjadi tidak layak untuk dijadikan OBYEK GADAI sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/…./PBI/2008 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek bagi Bank Perkreditan Rakyat, maka PEMBERI GADAI dengan ini berjanji dan karenanya mengikatkan diri untuk menambah atau mengganti bagian dari atau OBYEK GADAI yang nilainya mengalami penurunan atau menjadi tidak layak untuk dijadikan OBYEK GADAI dengan obyek gadai lainnya yang
234
Lampiran-37
217
sejenis yang nilainya paling kurang setara dengan yang digantikan serta yang dapat disetujui oleh PENERIMA GADAI, yang mana untuk keperluan itu cukup dinyatakan dalam lampiran yang disepakati PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan menjadi satu kesatuan sebagai OBYEK GADAI berdasarkan akta ini.
Pasal 3
PEMBERI GADAI berjanji dan karenanya mengikatkan diri untuk melakukan evaluasi atau penilaian terhadap OBYEK GADAI tersebut dan melaporkan hasil evaluasi dan penilaian kepada PENERIMA GADAI.
Pasal 4
(1) Apabila PEMBERI GADAI lalai membayar hutangnya sebagaimana tersebut dalam premisse Perjanjian ini dalam butir d di atas kepada PENERIMA GADAI, maka PENERIMA GADAI berhak mencairkan, menjual OBYEK GADAI atau mendebet rekening PIHAK KEDUA di Bank Umum dengan tata cara sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia mengenai Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek bagi Bank Perkreditan Rakyat dan untuk itu PENERIMA GADAI berhak mengambil hasil penjualan OBYEK GADAI tersebut sebagai pembayaran atas seluruh hutang PEMBERI GADAI kepada PENERIMA GADAI.
(2) Apabila hasil penjualan dari OBYEK GADAI tersebut tidak mencukupi untuk melunasi semua apa yang wajib dibayar oleh PEMBERI GADAI kepada PENERIMA GADAI, maka PEMBERI GADAI tetap terikat untuk membayar lunas sisa uang yang masih harus dibayar oleh PEMBERI GADAI kepada PENERIMA GADAI.
Pasal 5
(1) Apabila untuk pencairan atau penjualan OBYEK GADAI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) diperlukan kuasa, dengan ini PEMBERI GADAI memberikan kuasa dengan hak substitusi kepada PENERIMA GADAI:
a. mencairkan agunan dan mengambil hasil pencairan tersebut untuk pelunasan FPJP PIHAK KEDUA;
b. menjual agunan dan mengambil hasil penjualan tersebut untuk pelunasan FPJP PIHAK KEDUA;
235
Lampiran-37
218
c. mendebet rekening PIHAK KEDUA di Bank Umum untuk pelunasan FPJP PIHAK KEDUA dalam hal pencairan atau penjualan agunan sebagaimana dimaksud pada huruf a atau huruf b tidak dapat dilakukan.
(2) Kuasa tersebut dinyatakan tidak dapat ditarik kembali oleh pemberi kuasa (PEMBERI GADAI) dengan alasan apapun juga sesuai ketentuan yang berlaku, sepanjang PEMBERI GADAI belum melunasi seluruh hutangnya sebagaimana tersebut dalam premisse Perjanjian ini dalam butir d di atas kepada PENERIMA GADAI dan/atau PEMBERI GADAI masih bermaksud menggunakan FPJP dari PENERIMA GADAI.
Pasal 6
Apabila hasil dari pencairan atau penjualan atas OBYEK GADAI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) lebih besar dari jumlah FPJP yang diterima oleh PEMBERI GADAI, biaya bunga dan biaya administrasi dan/atau biaya pencairan agunan, maka yang dapat diambil oleh PENERIMA GADAI adalah sebesar jumlah dimaksud, sedang kelebihannya harus dikembalikan oleh PENERIMA GADAI kepada PEMBERI GADAI.
Pasal 7
Apabila FPJP yang diterima PEMBERI GADAI telah terbayar lunas tanpa perlu adanya pencairan atau penjualan OBYEK GADAI yang digadaikan dan Perjanjian Pokok telah berakhir, maka PENERIMA GADAI wajib menyerahkan kembali semua OBYEK GADAI yang digadaikan dengan Perjanjian ini kepada PEMBERI GADAI sesuai dengan kepemilikannya dan gadai SBI ini menjadi berhenti dengan sendirinya (gugur).
Pasal 8
(1) Gadai SBI ini diberikan untuk menjamin hutang-hutang PEMBERI GADAI, baik yang timbul karena FPJP yang disediakan oleh PENERIMA GADAI sebagaimana tersebut dalam premisse Perjanjian ini butir d di atas, maupun yang timbul karena kewajiban-kewajiban lain yang terbeban pada PEMBERI GADAI karena biaya bunga, biaya administrasi dan/atau biaya pencairan agunan yang harus dibayar kepada PENERIMA GADAI.
(2) PEMBERI GADAI setuju bahwa besarnya jumlah tagihan yang dijamin dengan jaminan gadai ini adalah sebagaimana yang tercatat pada PENERIMA GADAI dan diterima sebagai alat bukti yang sempurna.
236
Lampiran-37
219
Pasal 9
Pembebanan gadai ini dilakukan oleh PEMBERI GADAI kepada PENERIMA GADAI dengan syarat-syarat yang memutuskan, yakni sampai dengan PEMBERI GADAI telah memenuhi membayar lunas semua apa yang wajib dibayar oleh PEMBERI GADAI kepada PENERIMA GADAI sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian Pokok, antara lain hutang pokok, biaya bunga, biaya administrasi dan/atau biaya pencairan agunan.
Pasal 10
Perjanjian ini merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Pokok.
Pasal 11
Mengenai Perjanjian ini dan pelaksanaannya serta segala akibatnya, para pihak memilih domisili di Kantor Panitera Pengadilan Negeri ……………………..., demikian tanpa mengurangi hak dan wewenang PENERIMA GADAI untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap PEMBERI GADAI berdasarkan Perjanjian ini dan memohon pelaksanaanya di pengadilan-pengadilan negeri lainnya atau lembaga lainnya yang berwenang di wilayah Republik Indonesia.
Pasal 12
Biaya akta ini dan biaya lainnya yang berkenaan dengan pembuatan akta ini maupun dalam melaksanakan ketentuan dalam akta ini menjadi tanggungan dan harus dibayar oleh PEMBERI GADAI. Akta ini diselesaikan pukul ……. WI..... (…………… Waktu Indonesia Bagian ……..). Para penghadap dikenal oleh saya, Notaris. ----------------------------------DEMIKIANLAH AKTA INI----------------------------------- Dibuat dan dilangsungkan di……………………., pada hari ini, tanggal serta jam seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh tuan…………………….,
237
Lampiran-37
220
Sarjana Hukum dan nona …………………………, Sarjana Hukum, keduanya pegawai kantor Notaris dan bertempat tinggal di ……… sebagai saksi-saksi. Segera, setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka ditandatanganilah akta ini oleh para penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris………………….. Dilangsungkan dengan………………………..
238
Lampiran 37 Lampiran Akta Gadai
221
DAFTAR OBYEK GADAI
Obyek Gadai berupa SBI
No. Nomor Seri
Nilai Nominal
Rata-Rata Tertimbang
Tingkat Diskonto Saat
Penerbitan
Harga Tanggal Jatuh
Waktu
Sisa Jangka Waktu
Nilai Jual
1. 2. 3. 4.
.....
(Kota) , (tgl-bln-thn) Menyetujui
PENERIMA GADAI PEMBERI GADAI
239
Lampiran 37 Lampiran Akta Gadai
222
TAMBAHAN OBYEK GADAI BPR ............................
Merujuk pada Akta Perjanjian Pemberian FPJP No..... tanggal …........, dibuat di hadapan …………., Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta (“Perjanjian Pokok”) jo. Akta Gadai No. ..... tanggal …………..., dibuat di hadapan………, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta (“Akta Gadai”), berhubung adanya kewajiban bagi PEMBERI GADAI (BPR...................) untuk menjaga nilai jaminan dari Perjanjian Pokok, PEMBERI GADAI setuju untuk memberikan kepada PENERIMA GADAI (BANK INDONESIA) dan PENERIMA GADAI (BANK INDONESIA) setuju untuk menerima tambahan obyek gadai dari PEMBERI GADAI (BPR...................), dengan rincian tambahan jaminan sebagaimana tercantum di bawah ini, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan menjadi satu kesatuan dengan OBYEK GADAI BPR ................. yang merupakan lampiran dari Akta Gadai. Obyek Gadai berupa SBI
No. Nomor Seri
Nilai Nominal
Rata-Rata Tertimbang
Tingkat Diskonto Saat Penerbitan
Harga Tanggal Jatuh
Waktu
Sisa Jangka Waktu
Nilai Jual
1. 2. 3. 4. ....
(Kota), (tgl-bln-thn) Menyetujui
PENERIMA GADAI PEMBERI GADAI
240
Lampiran 37 Lampiran Akta Gadai
223
PENGGANTIAN OBYEK GADAI BPR ............................ Merujuk pada Akta Perjanjian Pemberian FPJP No..... tanggal …........, dibuat di hadapan …………., Sarjana Hukum, Notaris di ……… (“Perjanjian Pokok”) jo. Akta Gadai No. ..... tanggal …………..., dibuat di hadapan………, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta (“Akta Gadai”), berhubung adanya kewajiban bagi PEMBERI GADAI (BPR..................) untuk menjaga nilai jaminan dari Perjanjian Pokok, PEMBERI GADAI setuju untuk mengganti dan PENERIMA GADAI (BANK INDONESIA) setuju untuk menerima penggantian dari PEMBERI GADAI (BPR................) Obyek Gadai sebagai berikut : 1) menarik Obyek Gadai nomor ....yang tertuang pada Daftar Obyek Gadai yang
merupakan lampiran dari Akta Gadai; 2) mengganti Obyek Gadai tersebut pada angka 1) di atas, menjadi sebagai berikut :
Obyek Gadai berupa SBI
No.
Nomor Seri
Nilai Nominal
Rata-Rata Tertimbang
Tingkat Diskonto Saat Penerbitan
Harga Tanggal
Jatuh Waktu
Sisa Jangka Waktu
Nilai Jual
1. 2. 3. 4.
.....
………., (tgl-bln-thn)…… Menyetujui
PENERIMA GADAI PEMBERI GADAI
241
Lampiran-38
224
AKTA JAMINAN FIDUSIA
BPR....... – BANK INDONESIA Nomor : ....
Pada hari ini……. , tanggal …………...................................................................., pukul…………….. (Waktu Indonesia bagian ........), menghadap di hadapan saya,......... Sarjana Hukum, Notaris di ............... dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan akan disebut pada bagian akhir akta ini: 1. (Nama) , Direktur Utama/Direktur perseroan yang ditunjuk di bawah ini,
bertempat tinggal di ………, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, demikian berdasarkan Pasal ...... Anggaran Dasar perseroan terbatas PT. BPR ......., berkedudukan di ...... yang Anggaran Dasarnya (beserta perubahannya) (jika telah ada perubahan Anggaran Dasar) (berturut-turut) telah dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal ....... No......., Tambahan Nomor ....., selanjutnya disebut “PIHAK PERTAMA”;
atau (Jika Direksi mendapat persetujuan dari komisaris): 1. (Nama), Direktur …..(Jabatan)….., bertempat tinggal di ……………, dalam
hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Perusahaan Perseroan PT BPR………, berdasarkan Pasal ……. Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris ………, Nomor……., tanggal……., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal……., Nomor ……Tambahan Nomor….., berikut perubahan-perubahan terkahir dengan Akta Notaris………., Nomor………, tanggal…….. yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal……, Nomor……., Tambahan Nomor…….., dan untuk melaksanakan tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah mendapatkan persetujuan tertulis dari komisaris Perseroan, sebagaimana ternyata dalam Surat Persetujuan Tertulis tanggal….., bermeterai cukup yang dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA----------
atau (Jika Direksi harus mendapat persetujuan RUPS dalam hal menjadikan jaminan utang seluruh atau sebagian besar kekayaan perseroan (eks Pasal 88 UU Perseroan Terbatas):
242
Lampiran-38
225
1. (Nama) Direktur….. (Jabatan)…., bertempat tinggal di ……….., dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Perusahaan Perseroan PT BPR………, berdasarkan Pasal…… Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris……, Nomor……., tanggal………., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal ……., Nomor ……, Tambahan Nomor……, berikut perubahan-perubahan terakhir dengan Akta Notaris…….., Nomor….., tanggal……., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal…….., Nomor……, Tambahan Nomor…….., dan untuk melaksanakan tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tanggal…….., sebagaimana ternyata dalam ……. yang dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA-------------------------------
(Untuk badan hukum yang lain menyesuaikan). 2. (Nama) Warga Negara Indonesia, lahir di ........................, pada tanggal
......................, Direktur Direktorat ….......……./ Pemimpin Bank Indonesia ………, bertempat tinggal di ……........, untuk sementara berada di ..............
3. (Nama) Warga Negara Indonesia, lahir di ........................, pada tanggal ......................, Deputi Direktur Direktorat ......../ Deputi Pemimpin Bank Indonesia ………, bertempat tinggal di ……......, untuk sementara berada di ..............
4. (Nama) Warga Negara Indonesia, lahir di ........................, pada tanggal ......................, Deputi Direktur Direktorat ......../ Deputi Pemimpin Bank Indonesia ………, bertempat tinggal di …......., untuk sementara berada di ..............
Menurut keterangan mereka dalam hal ini bertindak dalam jabatan mereka tersebut untuk dan atas nama Dewan Gubernur Bank Indonesia, berdasarkan surat kuasa Gubernur Bank Indonesia Nomor ……….. tanggal ………… dan dengan demikian mewakili Bank Indonesia yang berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal 39 Undang-undang Nomor 23 tahun 1999 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA ------------------------------------------------------------
Para penghadap dikenal saya, Notaris. Para penghadap dengan bertindak dalam kedudukannya tersebut menerangkan terlebih dahulu
243
Lampiran-38
226
a. Bahwa, PIHAK PERTAMA selaku pemberi fidusia, telah mendapatkan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (untuk selanjutnya disebut “FPJP”) dari PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA selaku penerima fidusia telah memberikan FPJP yang telah dibuat dan ditandatangani berdasarkan ketentuan dan persyaratan sebagaimana diuraikan dalam “Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek”, Nomor...................., tanggal………….., termasuk Addendum Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Nomor …, tanggal …(apabila ada) yang minutanya dibuat dihadapan saya, Notaris (untuk selanjutnya Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek disebut “Perjanjian Pemberian FPJP)”;
b. Bahwa, untuk lebih menjamin dan menanggung terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terhutang dan harus dibayar oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana diatur dalam Perjanjian Pemberian FPJP tersebut, PIHAK PERTAMA diwajibkan untuk memberikan jaminan fidusia atas piutang milik PIHAK PERTAMA untuk kepentingan PIHAK KEDUA, sebagaimana yang akan diuraikan di bawah ini.
c. Bahwa, untuk memenuhi ketentuan tentang pemberian jaminan yang ditentukan dalam Perjanjian Pemberian FPJP tersebut, maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah sepakat dan setuju, dengan ini mengadakan perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia sebagaimana yang hendak dinyatakan sekarang dalam akta ini.
d. Selanjutnya para penghadap dengan senantiasa bertindak dalam kedudukannya tersebut menerangkan untuk menjamin terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terhutang dan harus dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, baik karena hutang pokok, bunga dan biaya-biaya lainnya yang timbul berdasarkan Perjanjian Pemberian FPJP tersebut, dengan jumlah hutang pokok sebesar Rp............... atau sejumlah uang yang ditentukan dikemudian hari berdasarkan Perjanjian Pemberian FPJP, maka penghadap PIHAK KEDUA menerangkan dengan ini menerima jaminan fidusia dari PIHAK PERTAMA dengan nilai jaminan sebesar Rp........................., atas obyek jaminan fidusia berupa hak tagih (piutang) yang timbul dari perjanjian kredit antara PIHAK PERTAMA dengan pihak lain sebagaimana tercantum dalam Lampiran akta ini yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari akta ini, beserta dengan segala pendapatan yang diperoleh dari hak tagih PIHAK PERTAMA antara lain namun tidak terbatas pada pendapatan bunga, klaim asuransi kredit dan jika pendapatan tersebut dimasukkan dalam suatu rekening penampungan maka jaminan fidusia meliputi juga rekening penampungan
244
Lampiran-38
227
dimaksud (untuk selanjutnya, dalam akta ini cukup disebut dengan ”Obyek Jaminan Fidusia”).
e. Selanjutnya, para penghadap senantiasa dengan bertindak dalam kedudukannya tersebut menerangkan pembebanan jaminan fidusia ini diterima dan dilangsungkan dengan persyaratan dan ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
Pembebanan jaminan fidusia atas Obyek Jaminan Fidusia telah dilakukan di tempat dimana Obyek Jaminan Fidusia tersebut berada dan telah menjadi milik PIHAK KEDUA, sedang Obyek Jaminan Fidusia tersebut tetap berada pada dan dalam kekuasaan PIHAK PERTAMA, dalam mana segala bukti yang berhubungan dengan Obyek Jaminan Fidusia dalam penguasaan PIHAK KEDUA.
Pasal 2
PIHAK KEDUA atau wakilnya yang sah setiap waktu berhak untuk memeriksa tentang adanya dan tentang keadaan Obyek Jaminan Fidusia tersebut.
Pasal 3
Apabila bagian dari Obyek Jaminan Fidusia atau diantara Obyek Jaminan Fidusia tersebut nilainya mengalami penurunan atau menjadi tidak layak untuk dijadikan Obyek Jaminan Fidusia sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (2) Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/35/PBI/2008 tanggal 5 Desember 2008 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat, maka PIHAK PERTAMA dengan ini berjanji dan karenanya mengikat diri untuk menambah atau mengganti bagian dari atau Obyek Jaminan Fidusia yang nilainya mengalami penurunan atau menjadi tidak layak untuk dijadikan Obyek Jaminan Fidusia dengan Obyek Jaminan Fidusia lainnya yang sejenis yang nilainya paling kurang setara dengan yang digantikan serta yang dapat disetujui PIHAK KEDUA, dalam mana penambahan atau pengganti Obyek Jaminan Fidusia tersebut termasuk dalam jaminan fidusia yang dinyatakan dalam akta ini, yang mana untuk keperluan itu cukup dinyatakan dalam lampiran yang disepakati PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan menjadi satu kesatuan sebagai Obyek Jaminan Fidusia berdasarkan akta ini.
245
Lampiran-38
228
Pasal 4
1. PIHAK PERTAMA tidak berhak untuk melakukan fidusia ulang atas Obyek Jaminan Fidusia. PIHAK PERTAMA juga tidak diperkenankan untuk membebankan dengan cara apapun, mengadakan atau menjual atau mengalihkan dengan cara apapun Obyek Jaminan Fidusia kepada pihak lain.
2. Bilamana PIHAK PERTAMA tidak memenuhi dengan seksama kewajibannya menurut yang telah ditentukan dalam akta ini atau tidak memenuhi kewajiban berdasarkan Perjanjian Pemberian FPJP, maka lewat waktu yang ditentukan untuk memenuhi kewajiban tersebut saja sudah cukup membuktikan tentang adanya pelanggaran atau kelalaian PIHAK PERTAMA dalam memenuhi kewajiban tersebut.
Pasal 5
1. PIHAK PERTAMA berjanji dan karenanya mengikatkan diri untuk melakukan
evaluasi atau penilaian terhadap obyek jaminan tersebut secara harian dan melaporkan hasil evaluasi dan penilaian kepada PIHAK KEDUA secara mingguan.
2. Dalam hal PIHAK PERTAMA mengasuransikan Obyek Jaminan Fidusia, maka semua uang premi asuransi harus ditanggung dan dibayar oleh PIHAK PERTAMA.
3. Asli polis asuransi dan perpanjangannya dikemudian hari serta kuitansi pembayaran premi asuransi tersebut harus diserahkan untuk disimpan oleh PIHAK KEDUA dari perusahaan asuransi tersebut.
Pasal 6
1. Dalam hal PIHAK PERTAMA tidak menjalankan atau tidak memenuhi
kewajiban untuk melakukan pelunasan atas pokok dan bunga yang timbul dari Perjanjian Pemberian FPJP atau PIHAK PERTAMA tidak lagi memenuhi persyaratan Perpanjangan Perjanjian Pemberian FPJP dengan lewatnya waktu yang ditentukan, tanpa diperlukan suatu teguran juru sita atau surat lain yang serupa dengan itu, maka atas kekuasaannya sendiri PIHAK KEDUA berhak:
246
Lampiran-38
229
a. Untuk menjual Obyek Jaminan Fidusia tersebut atas titel eksekutorial atau melalui pelelangan di muka umum atau penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA jika dengan cara demikian diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan para pihak.
b. Untuk keperluan penjualan tersebut, PIHAK KEDUA berhak menghadap dimana perlu, membuat atau suruh membuat serta menandatangani semua surat, akta serta dokumen lain yang diperlukan, menerima uang harga penjualan dan memberikan tanda penerimaan untuk itu, menyerahkan apa yang dijual itu kepada pembelinya, memperhitungkan atau mengkompensir uang harga penjualan yang diterimanya itu dengan semua apa yang wajib dibayar oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, akan tetapi dengan kewajiban bagi PIHAK KEDUA untuk menyerahkan sisa uang penjualannya jika masih ada kepada PIHAK PERTAMA, dengan tidak ada kewajiban bagi PIHAK KEDUA untuk membayar bunga atau ganti kerugian berupa apapun juga kepada PIHAK PERTAMA mengenai sisa uang harga penjualan itu dan selanjutnya PIHAK KEDUA juga berhak untuk melakukan segala sesuatu yang dipandang perlu dan berguna dalam rangka penjualan obyek jaminan fidusia tersebut dengan tidak ada satupun yang dikecualikan.
2. PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan ayat 1 di atas dapat meminta PIHAK PERTAMA untuk melakukan penjualan atas obyek jaminan fidusia baik melalui pelelangan umum maupun penjualan di bawah tangan dan menyetorkan hasilnya kepada PIHAK KEDUA.
3. Apabila hasil penjualan dari Obyek Jaminan Fidusia tersebut tidak mencukupi untuk melunasi semua apa yang wajib dibayar oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA tetap terikat membayar lunas sisa uang yang masih harus dibayar oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
Pasal 7
Pembebanan jaminan fidusia ini dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dengan syarat-syarat yang memutuskan (onder de ontbindende voorwaarden), yakni sampai dengan PIHAK PERTAMA telah memenuhi membayar lunas semua apa yang wajib dibayar oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian Pemberian FPJP, antara lain hutang pokok, biaya bunga, biaya administrasi dan/atau biaya pencairan agunan.
247
Lampiran-38
230
Pasal 8
1. PIHAK PERTAMA dengan ini memberikan kuasa kepada PIHAK KEDUA,
yang menyatakan menerima kuasa dari PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan pendaftaran jaminan fidusia tersebut, untuk keperluan tersebut menghadap dihadapan pejabat atau instansi yang berwenang (termasuk kantor pendaftaran fidusia), memberikan keterangan, menandatangani surat atau formulir, mendaftarkan jaminan fidusia atas obyek jaminan fidusia tersebut dengan melampirkan pernyataan pendaftaran jaminan fidusia, serta untuk mengajukan permohonan pendaftaran atas perubahan dalam hal terjadi perubahan atas data yang tercantum dalam sertifikat jaminan fidusia, selanjutnya menerima sertifikat jaminan fidusia dan atau pernyataan perubahan, serta dokumen-dokumen lain yang bertalian untuk keperluan itu membayar semua biaya dan menerima kuitansi segala uang pembayaran serta selanjutnya melakukan segala tindakan yang perlu dan berguna untuk melaksanakan ketentuan dari akta ini.
2. Akta ini merupakan bagian yang terpenting dan tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian Pemberian FPJP demikian pula kuasa yang diberikan dalam akta ini merupakan bagian yang terpenting serta tidak terpisahkan dari akta ini, dan oleh karenanya akta ini tidak dapat ditarik kembali atau dibatalkan selama berlakunya Perjanjian Pemberian FPJP tersebut dan kuasa tersebut tidak akan batal atau berakhir karena sebab yang dapat mengakhiri pemberian sesuatu kuasa, termasuk sebab yang disebutkan dalam Pasal 1813, Pasal 1814 dan Pasal 1816 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Pasal 9
PIHAK KEDUA berhak dan dengan ini diberi kuasa dengan hak substitusi oleh PIHAK PERTAMA untuk melakukan perubahan atau penyesuaian atas ketentuan dalam akta ini, di dalam hal perubahan atau penyesuaian tersebut diperlukan dalam rangka memenuhi ketentuan dalam peraturan pemerintah tentang pendaftaran fidusia maupun ketentuan dalam Undang-Undang tentang Jaminan Fidusia No. 42 tahun 1999 tersebut.
248
Lampiran-38
231
Pasal 10
1. Segala perselisihan yang mungkin timbul di antara kedua belah pihak sendiri, maka kedua belah pihak akan memilih domisili hukum yang tetap dan seumumnya di kantor Pengadilan Negeri ................ di ..............
2. Pemilihan domisili hukum tersebut dilakukan dengan tidak mengurangi hak dari PIHAK KEDUA untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap PIHAK PERTAMA berdasarkan Jaminan Fidusia atas Obyek Jaminan Fidusia tersebut dihadapan pengadilan lainnya dalam wilayah Republik Indonesia, yaitu pada pengadilan negeri yang mempunyai yurisdiksi atas diri dari PIHAK PERTAMA atau atas Obyek Jaminan Fidusia tersebut.
Pasal 11 Biaya akta ini dan biaya lainnya yang berkenaan dengan pembuatan akta ini maupun dalam melaksanakan ketentuan dalam akta ini menjadi tanggungan dan harus dibayar oleh PIHAK PERTAMA. Demikian pula biaya pendaftaran fidusia ini di kantor pendaftaran fidusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1). Akta ini diselesaikan pukul .......... WI... (.................................................Waktu Indonesia ...............). Para penghadap dikenal oleh saya, Notaris.
DEMIKIANLAH AKTA INI
Dibuat dan dilangsungkan di ..............., pada hari ini, tanggal serta pada jam seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh tuan/nyonya/ nona................. Sarjana Hukum dan tuan/nyonya/ nona .......................... Sarjana Hukum, keduanya pegawai kantor Notaris dan bertempat tinggal di Jakarta sebagai saksi-saksi. Segera, setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka ditandatanganilah akta ini oleh para penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris.......................... Dilangsungkan dengan...........................
249
Lampiran SE Nomor 10/45/DKBU tanggal 12 Desember 2008
Mulai Akhir Nominal (juta Rp)
Persentase terhadap Plafon
1.2.3.4.5.6.7.8.
.....
Catatan:
- -
Direktur, Direktur Utama,
........................
Lampiran-38
DAFTAR ASET KREDIT LANCAR SELAMA 3 BULAN TERAKHIRYANG DIAGUNKAN BPR ............................................
DEBITUR KREDIT
No. Rekening
Penilai Agunan ***)
Lampiran Akta Jaminan Fidusia
......................
No. Nama Debitur NPWP AlamatPlafond
Kredit (juta Rp)
Jenis Kredit
(Kota), (tanggal/bulan/tahun)
Jangka Waktu (dd/mm/yyyy)
Nilai Taksasi Agunan **)
*) Apabila agunan kredit memiliki akta Fiducia, APHT, atau Hipotik, cantumkan no. Akat-Akta tersebut.
Aset kredit sebagaimana terdapat pada daftar diatas telah memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam Pasal 42 ayat (2) PBI No.10/35/PBI/2008 tanggal 5 Desember 2008 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi BPRInformasi yang disampaikan sesuai dengan portofolio kredit yang sebenarnya. Apabila dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data yang disampaikan, segala ririko yang muncul atas penyampaian data tersebut menjadi
Nomor Bukti Kepemilikan
**) Nilai yang dicantumkan sesuai Pasal 13 PBI No.8/19/PBI/2006 tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif BPR
TOTAL
AGUNAN
Baki Debet (juta Rp)
Jenis Agunan
No. Pengikatan/ Pembebanan *)
Nomor Akta Perjanjian Kredit/ Surat Perjanjian
Kredit
***) Diisi "independen", apabila menggunakan penilai agunan independen dan "intern bank" apabila menggunakan penilai agunan dari pihak internal bank
250
Mulai Akhir Nominal Rp (juta)
Persentase terhadap Plafon
1.2.3.4.5.6.7.8.....
Catatan:
- bagi BPR
-
Direktur, Direktur Utama,
........................
Jenis Agunan
......................
(Kota), (tanggal/bulan/tahun)
**) Nilai yang dicantumkan sesuai Pasal 13 PBI No.8/19/PBI/2006 tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif BPR***) Diisi "independen", apabila menggunakan penilai agunan independen dan "intern BPR" apabila menggunakan penilai agunan dari pihak internal BPR
Alamat No. RekeningNama Debitur
tanggung jawab kami
*) Apabila agunan kredit memiliki akta Fiducia, APHT, atau Hipotik, cantumkan no. Akat-Akta tersebut.
Penilai Agunan ***)
DEBITUR
Nomor Bukti Kepemilikan
No. Pengikatan/ Pembebanan *)
Lampiran Akta Jaminan Fidusia
Aset kredit sebagaimana terdapat pada daftar diatas telah memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam Pasal 42 ayat (2) PBI No.10/35/PBI/2008 tanggal 5 Desember 2008 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
Informasi yang disampaikan sesuai dengan portofolio kredit yang sebenarnya. Apabila dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data yang disampaikan, segala ririko yang muncul atas penyampaian data tersebut menjadi
AGUNANJangka Waktu (dd/mm/yyyy)
NPWP
Nilai Taksasi Agunan **)
KREDIT
Jenis KreditNo.
Nomor Akta Perjanjian Kredit/ Surat Perjanjian
Kredit
TOTAL
Lampiran-38
TAMBAHAN DAFTAR KREDIT LANCAR BPR ..............................................
Merujuk pada Perjanjian Pemberian FPJP No......... Jo. Perjanjian Pengikatan Fidusia No. ...... Tanggal ......, berhubung adanya kewajiban bagi PIHAK PERTAMA (BPR ...............) untuk menjaga nilai jaminan dari Perjanjian FPJP,
PIHAK PERTAMA setuju untuk memberikan kepada PIHAK KEDUA (BANK INDONESIA) dan PIHAK KEDUA (BANK INDONESIA) setuju untuk menerima tambahan jaminan fidusia dari PIHAK PERTAMA (BPR ...........)
dengan rincian tambahan jaminan sebagaimana tercantum di bawah ini, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan menjadi satu kesatuan dengan Daftar Aset Kredit Lancar BPR .....
Plafond Kredit Baki Debet
251
1) menarik Obyek Jaminan Fidusia nomor ....................... Yang tertuang pada Daftar Aset Kredit Lancar BPR merupakan bagian dari Akta Fidusia2) mengganti Obyek Jaminan Fidusia tersebut pada angka 1) di atas menjadi sebagai berikut:
Mulai Akhir Nominal Rp (juta)
Persentase terhadap Plafon
1.2.3.4.5.6.
......
Catatan:
- BPR
-
Direktur, Direktur Utama,
........................ .........................
*) Apabila agunan kredit memiliki akta Fiducia, APHT, atau Hipotik, cantumkan no. Akat-Akta tersebut.**) Nilai yang dicantumkan sesuai Pasal 13 PBI No.8/19/PBI/2006 tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif BPR***) Diisi "independen", apabila menggunakan penilai agunan independen dan "intern BPR" apabila menggunakan penilai agunan dari pihak internal BPR
(Kota), (tanggal/bulan/tahun)
Aset kredit sebagaimana terdapat pada daftar diatas telah memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (2) PBI No.10/35/PBI/2008 tanggal 5 Desember 2008 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi
Informasi yang disampaikan sesuai dengan portofolio kredit yang sebenarnya. Apabila dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data yang disampaikan, segala ririko yang muncul atas penyampaian data tersebut menjadi tanggung jawab kami
AGUNAN
Baki DebetAlamatNo. Akta Perjanjian
Kredit/ Surat Perjanjian Kredit
Jangka Waktu (dd/mm/yyyy) Jenis
AgunanPenilai Agunan
***)
Lampiran-38Lampiran Akta Jaminan Fidusia
PENGGANTIAN DAFTAR KREDIT LANCAR BPR ..........................................
Merujuk pada Perjanjian Pemberian FPJP No......... Jo. Perjanjian Pengikatan Fidusia No. ...... Tanggal ......, berhubung adanya kewajiban bagi PIHAK PERTAMA (BPR ...............) untuk menjaga nilai jaminan dari Perjanjian FPJP,
PIHAK PERTAMA setuju untuk mengganti dan PIHAK KEDUA (BANK INDONESIA) setuju untuk menerima penggantian dari PIHAK PERTAMA (BPR ...........) OBYEK JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI BERIKUT:
KREDIT
No. Rekening
Jenis KreditNPWP
DEBITUR
Nama Debitur
TOTAL
No. Pengikatan/ Pembebanan *)
Plafond KreditNo.
Nilai Taksasi Agunan **)Nomor Bukti Kepemilikan
252
Lampiran-39
235
ADDENDUM
PERJANJIAN PEMBERIAN
FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK (FPJP)
Nomor: ……….
Menunjuk Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Nomor ………… tanggal .............. dan Addendum Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Nomor ………… tanggal ..............1, dengan ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk melakukan perubahan Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek dimaksud dan/atau Addendum Perjanjian dimaksud sebagai berikut :2
1. Pasal 1 Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek berubah sehingga menjadi sebagai berikut:
Pasal 1 OBYEK PERJANJIAN
PIHAK PERTAMA setuju untuk memberikan kepada dan oleh karena itu PIHAK KEDUA setuju menerima Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek, yang untuk selanjutnya disebut FPJP, sebesar Rp...............(................rupiah), dengan jangka waktu .......... yang berlaku sejak tanggal …………….. sampai dengan tanggal ……………...
2. Pasal 3 Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek berubah sehingga menjadi sebagai berikut: (apabila atas addendum yang dilakukan diikuti dengan penyerahan atau perubahan agunan baru)
Pasal 3 AGUNAN
(1) Terhadap penggunaan FPJP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, PIHAK KEDUA berjanji dan karenanya mengikatkan diri untuk menyerahkan agunan kepada PIHAK PERTAMA berupa: a. .......... b. ..........
1 Dicantumkan apabila telah ada Addendum Perjanjian Pemberian FPJP sebelumnya 2 Diisi dengan pokok perubahan
253
Lampiran-39
236
c. ..........
(2) Atas aset sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pengikatan agunan secara ...... yang dilakukan dalam Akta Gadai dan/atau Akta Jaminan Fidusia.
Demikian addendum ini dibuat dan ditandatangani di ……….., dalam rangkap 2
(dua), masing-masing bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek.
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
254
Lampiran-40
237
LAPORAN PERHITUNGAN RASIO KEBUTUHAN KAS HARIAN BPR …………………… tanggal ……s.d.…………………..
(dalam ribuan Rp)
Pos-pos tertentu T-7 T-6 T-5 T-4 T-3 T-2 T-1
A. ASET LANCAR 1. Kas 2. SBI 3. Antarbank Aktiva (yang tidak menjadi
agunan di bank umum atau BPR lain)
a. Giro b. Tabungan c. Deposito jatuh tempo
JUMLAH ASET LANCAR
B. KEWAJIBAN LANCAR 1. Kewajiban segera 2. Simpanan dana nasabah (tidak terkait)
a. Deposito jatuh tempo b. Tabungan
3. Antarbank Pasiva (tidak terkait) a. Deposito jatuh tempo b. Tabungan
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR Rasio Kebutuhan Kas (A : B) x 100%
Informasi yang disampaikan sesuai dengan yang sebenarnya. Apabila dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data yang disampaikan, segala resiko yang muncul atas penyampaian data tersebut menjadi tanggung jawab kami.
255
Lampiran-40
238
(kota), (tanggal/bulan/tahun) Direktur,
(Nama BPR ....)
ttd
---------------------------
256
T+1 T+2 T+3 T+4 T+5 T+6 T+7
1.2.3.4.5.6.7.8.
.....
............................................
LAPORAN KOLEKTIBILITAS HARIAN ASET KREDIT AGUNAN FPJPBPR……………….. TANGGAL ........s.d.....................................
Baki Debet Posisi T+7 (juta
Rp)No. Nama Debitur
Nomor Akta Perjanjian Kredit/ Surat Perjanjian
Kredit
No. Rekening
Lampiran-41
Direktur,(kota), (tanggal/bulan/tahun)
TOTAL
Baki Debet Pada Saat Pengajuan
(juta Rp)
Kolektibilitas
257
Lampiran-42
240
Contoh Surat Permohonan FPJPS Nomor : [diisi dengan nomor surat] Kepada [ diisi sesuai ketentuan SE] Perihal : Permohonan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah (FPJPS)
Sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/29/PBI/2009 tanggal 7 Juli 2009 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah Bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, bersama ini kami mengajukan permohonan FPJPS untuk jangka waktu ... ( ... ) hari kalender dari tanggal………… sampai dengan tanggal……… sebesar Rp ............ (terbilang : .......) untuk memenuhi perkiraan kekurangan pendanaan jangka pendek kami.
Sehubungan dengan pengajuan FPJPS dimaksud, dengan ini kami lampirkan dokumen sebagai berikut :
1. Surat pernyataan Kesulitan Pendanaan Jangka Pendek; 2. Surat pernyataan agunan FPJPS; 3. Surat pernyataan kesanggupan membayar kewajiban FPJPS; 4. Surat pernyataan kebenaran data; 5. Surat kuasa dari BPRS kepada Bank Indonesia untuk melakukan pendebetan
seluruh rekening BPRS di Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan/atau bank umum lainnya dalam rangka pembayaran segala kewajiban BPRS terkait FPJPS;
6. Perhitungan Rasio Kebutuhan Kas pada tanggal permohonan pemberian FPJPS dan proyeksi Rasio Kebutuhan Kas selama jangka waktu permohonan FPJPS, beserta laporan kas harian BPRS yang selama ini dibuat yang ditandatangani oleh pejabat BPRS;
7. Daftar agunan FPJPS; 8. Dokumen agunan FPJPS; 9. Konsep akta perjanjian pemberian dan pengikatan agunan FPJPS:
a. Akta Perjanjian Pemberian FPJPS;
258
Lampiran-42
241
b. Akta Gadai beserta Daftar Surat Berharga Milik Pemegang Saham BPRS yang diajukan Sebagai Agunan FPJPS;1
c. Akta Jaminan Fidusia.2 10. Nama dan nomor rekening BPRS di Bank Umum Syariah atau Unit Usaha Syariah
yang akan digunakan sebagai alat pengkreditan BPRS terkait dengan penerimaan FPJPS;
11. Surat kuasa dari pemegang saham BPRS kepada BPRS mengenai penyerahan surat berharga sebagai jaminan FPJPS;
12. Fotokopi neraca harian.
Surat permohonan beserta lampiran tersebut di atas kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari terdapat hal-hal yang tidak benar maka kami bersedia menerima risiko dan akibat dari tindakan yang diambil oleh Bank Indonesia.
Demikian permohonan kami, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
(kota), (tanggal/bulan/tahun) Komisaris, Direktur,
(Nama BPRS ....)
ttd
(Nama BPRS ....)
ttd
----------------------------- --------------------------- cc. : .............. [diisi sesuai ketentuan SE]
1 Dalam hal agunan berupa surat berharga yang dimiliki pemegang saham BPRS berupa SBI, SUN, SBSN dan Obligasi Syariah Korporasi (Sukuk Korporasi) 2 Dalam hal agunan berupa aset Pembiayaan
Meterai Rp6.000,-
259
Lampiran-42
242
Contoh Surat Penambahan Plafon FPJPS Nomor : [diisi dengan nomor surat] Kepada [ diisi sesuai ketentuan SE] Perihal : Penambahan Plafon Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah (FPJPS)
Sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/29/PBI/2009 tanggal 7 Juli 2009 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah Bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dan Perjanjian Pemberian FPJPS No. ……….. tanggal ………….., bersama ini kami mengajukan penambahan plafon FPJPS untuk jangka waktu ... ( ... ) hari dari tanggal………… sampai dengan tanggal……… sebesar Rp ............ (.......Rupiah) untuk memenuhi perkiraan kekurangan pendanaan jangka pendek kami.
Sehubungan dengan pengajuan tambahan plafon FPJPS dimaksud, dengan ini kami lampirkan dokumen sebagai berikut :
1. Perhitungan Rasio Kebutuhan Kas pada tanggal pengajuan tambahan plafon FPJPS dan proyeksi Rasio Kebutuhan Kas setelah tanggal permohonan tambahan plafon sampai dengan berakhirnya jangka waktu FPJPS yang sedang dimintakan tambahan plafon;
2. Surat pernyataan agunan FPJPS (dalam hal terjadi perubahan agunan FPJPS); 3. Surat pernyataan kesanggupan membayar kewajiban FPJPS; 4. Surat pernyataan kebenaran data; 5. Daftar agunan FPJPS (dalam hal terjadi perubahan agunan FPJPS); 6. Dokumen agunan (dalam hal terjadi perubahan agunan FPJPS); 7. Surat kuasa dari pemegang saham BPRS kepada BPRS mengenai penyerahan surat
berharga sebagai agunan FPJPS (dalam hal terjadi perubahan agunan FPJPS dalam bentuk surat berharga milik pemegang saham BPRS);
8. Konsep akta addendum perjanjian pemberian FPJPS;
260
Lampiran-42
243
Surat permohonan penambahan plafon beserta lampiran tersebut di atas kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari terdapat hal-hal yang tidak benar maka kami bersedia menerima risiko dan akibat dari tindakan yang diambil oleh Bank Indonesia.
Demikian permohonan kami, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
(kota), (tanggal/bulan/tahun) Komisaris, Direktur,
(Nama BPRS ....)
ttd
(Nama BPRS ....)
ttd
----------------------------- --------------------------- cc. : .............. [diisi sesuai ketentuan SE]
Meterai Rp6.000,-
261
Lampiran-42
244
Contoh Surat Perpanjangan FPJPS Nomor : [diisi dengan nomor surat] Kepada [ diisi sesuai ketentuan SE] Perihal : Perpanjangan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah (FPJPS)
Sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/29/PBI/2009 tanggal 7 Juli 2009 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah Bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, dan Perjanjian Pemberian FPJPS No. ……….. tanggal ………….., bersama ini kami mengajukan perpanjangan FPJPS untuk jangka waktu ... ( ... ) hari dari tanggal………… sampai dengan tanggal……… dan penambahan plafon FPJPS1 sebesar Rp ............ ( ......Rupiah) untuk memenuhi perkiraan kekurangan pendanaan jangka pendek kami.
Sehubungan dengan pengajuan FPJPS dimaksud, dengan ini kami lampirkan dokumen sebagai berikut :
1. Perhitungan perkiraan Rasio Kebutuhan Kas pada saat FPJPS jatuh tempo dan proyeksi Rasio Kebutuhan Kas setelah tanggal jatuh tempo sampai dengan berakhirnya jangka waktu perpanjangan FPJPS;
2. Surat pernyataan agunan FPJPS (dalam hal terjadi perubahan agunan FPJPS); 3. Surat pernyataan kesanggupan membayar kewajiban FPJPS; 4. Surat pernyataan kebenaran data; 5. Daftar agunan FPJPS (dalam hal terjadi perubahan agunan FPJPS); 6. Dokumen agunan (dalam hal terjadi perubahan agunan FPJPS); 7. Surat kuasa dari pemegang saham BPRS kepada BPRS mengenai penyerahan surat
berharga sebagai agunan FPJPS (dalam hal terjadi perubahan agunan FPJPS dalam bentuk surat berharga milik pemegang saham BPRS);
8. Konsep akta addendum perjanjian pemberian FPJPS.
1 Dalam hal disertai dengan penambahan plafon FPJPS
262
Lampiran-42
245
Surat permohonan perpanjangan beserta lampiran tersebut di atas kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari terdapat hal-hal yang tidak benar maka kami bersedia menerima risiko dan akibat dari tindakan yang diambil oleh Bank Indonesia.
Demikian permohonan kami, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
(kota), (tanggal/bulan/tahun)
Komisaris, Direktur, (Nama BPRS ....)
ttd
(Nama BPRS ....)
Ttd
----------------------------- --------------------------- cc. : .............. [diisi sesuai ketentuan SE]
Meterai Rp6.000,-
263
Lampiran-43
246
Contoh Surat Pernyataan Kesulitan Pendanaan Jangka Pendek Nomor : [diisi dengan nomor surat] Kepada [ diisi sesuai ketentuan SE] Perihal : Surat Pernyataan Kesulitan Pendanaan Jangka Pendek
Yang bertanda tangan di bawah ini:
No. Nama Jabatan
1. ..................................... 1 Direktur 2
2. ........................................... Komisaris
PT. BPRS .................................. 3. dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas, dengan ini menyatakan bahwa: BPRS kami mengalami Kesulitan Pendanaan Jangka Pendek karena adanya penarikan dana masyarakat baik tabungan maupun deposito dalam 14 (empat belas) hari terakhir yang jumlahnya di atas normal (melampaui perkiraan) sehingga arus kas keluar melampaui arus kas masuk yang berakibat terjadi arus kas negatif (perhitungan terlampir) 4. Kami telah melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kesulitan tersebut dengan melakukan …………………………………………………………………… ....................................................................................................................................... namun upaya tersebut tidak mampu memperbaiki Kesulitan Pendanaan Jangka Pendek BPRS kami.
Demikian pernyataan kami. (kota), (tanggal/bulan/tahun)
Komisaris, Direktur, (Nama BPRS ....)
ttd
(Nama BPRS ....)
ttd
----------------------------- --------------------------- -------------------------------------- 1 Diisi dengan nama direktur/komisaris BPRS yang berwenang mewakili 2 Diisi dengan jabatan direktur/komisaris yang berwenang mewakili BPRS 3 Diisi dengan nama BPRS yang mengajukan permohonan FPJPS 4 Dilampiri Perhitungan Arus Kas Harian 14 (empat belas) hari terakhir
Meterai Rp6.000,-
264
Lampiran-43
247
ARUS KAS HARIAN 14 (EMPAT BELAS) HARI TERAKHIR
Nama BPRS : …………………………….. Posisi : Tanggal ……………………
(dalam ribuan Rp) Pos Tertentu Saldo Arus Kas Pada Hari Ke Keterangan
T-14 T-13 T-12 T-11 T-10 T-9 T-8
A. Arus Kas Masuk 1. Kas 2. Penerimaan antarbank aktiva
a. Giro b. Tabungan c. Deposito jatuh tempo
3. Penerimaan angsuran pembiayaan yang diberikan
4. Penerimaan simpanan nasabah a. Tabungan b. Deposito
5. Penerimaan dana antarbank pasiva a. Deposito b. Tabungan c. Pinjaman
................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
Jumlah Kas Masuk (2 s.d. 5) ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
B. Arus Kas Keluar 1. Kewajiban segera 2. Pembayaran simpanan nasabah
(pihak tidak terkait) a. Tabungan b. Deposito
3. Kewajiban pada bank lain (pihak tidak terkait)
................... ................... ...................
................... ................... ...................
................... ................... ...................
................... ................... ...................
................... ................... ...................
................... ................... ...................
................... ................... ...................
265
Lampiran-43
248
Pos Tertentu Saldo Arus Kas Pada Hari Ke Keterangan T-14 T-13 T-12 T-11 T-10 T-9 T-8
a. Tabungan b. Deposito c. Pembiayaan (pembayaran
angsuran/ pelunasan)
...................
................... ................... ...................
...................
................... ................... ...................
................... ...................
................... ...................
...................
................... ................... ...................
...................
................... ................... ...................
...................
................... ................... ..................
...................
................... ................... ...................
Jumlah Kas Keluar (1 s.d. 3) ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
Selisih Arus Kas (A-B) ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
266
Lampiran-43
249
ARUS KAS HARIAN 14 (EMPAT BELAS) HARI TERAKHIR
Nama BPRS : …………………………….. Posisi : Tanggal ……………………
(dalam ribuan Rp) Pos Tertentu Saldo Arus Kas Pada Hari Ke Keterangan
T-7 T-6 T-5 T-4 T-3 T-2 T-1
A. Arus Kas Masuk 1. Kas 2. Penerimaan antarbank aktiva
a. Giro b. Tabungan c. Deposito jatuh tempo
3. Penerimaan angsuran pembiayan yang diberikan
4. Penerimaan simpanan nasabah a. Tabungan b. Deposito
5. Penerimaan dana antarbank pasiva a. Deposito b. Tabungan c. Pinjaman
................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
Jumlah Kas Masuk (2 s.d. 6) ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
B. Arus Kas Keluar 1. Kewajiban segera 2. Pembayaran simpanan nasabah
(pihak tidak terkait) a. Tabungan b. Deposito
3. Kewajiban pada bank lain (pihak tidak terkait)
................... ................... ...................
................... ................... ...................
................... ................... ...................
................... ................... ...................
................... ................... ...................
................... ................... ...................
................... ................... ...................
267
Lampiran-43
250
Pos Tertentu Saldo Arus Kas Pada Hari Ke Keterangan T-7 T-6 T-5 T-4 T-3 T-2 T-1
a. Tabungan b. Deposito c. Pembiayaan (pembayaran
angsuran/ pelunasan)
...................
................... ................... ...................
...................
................... ................... ...................
................... ...................
................... ...................
...................
................... ................... ...................
...................
................... ................... ...................
...................
................... ................... ..................
...................
................... ................... ...................
Jumlah Kas Keluar (1 s.d. 3) ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
Selisih Arus Kas (A-B) ................... ................... ................... ................... ................... ................... ...................
Informasi yang disampaikan sesuai dengan yang sebenarnya. Apabila dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data yang disampaikan, segala risiko yang muncul atas penyampaian data tersebut menjadi tanggung jawab kami.
(tempat), tanggal/bulan/tahun) Komisaris, Direktur,
--------------------------- ----------------------
268
Lampiran-43
251
ACUAN PENGISIAN ARUS KAS HARIAN BPRS 14 (EMPAT BELAS) HARI TERAKHIR
Arus kas harian BPRS adalah arus dana dalam 14 (empat belas) hari terakhir yang mempengaruhi pendanaan jangka pendek BPRS sehingga BPRS mengalami Kesulitan Pendanaan Jangka Pendek dan mengajukan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 11/29/PBI/2009 tanggal 7 Juli 2009 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah Bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
No. Pos-pos Tertentu Keterangan
A. ARUS KAS MASUK
1 Kas Saldo kas 2 Penerimaan antarbank aktiva a. Giro
b. Tabungan c. Deposito jatuh tempo
Penarikan giro, tabungan, dan deposito (pokok dan bagi hasil) jatuh tempo (pada hari T-x) merupakan kas masuk (+)
3 Penerimaan angsuran pembiayaan yang diberikan
Penerimaan angsuran atau pelunasan pembiayaan yang jatuh waktu (pada hari T-x) merupakan kas masuk (+)
4 Penerimaan simpanan nasabah a. Tabungan
b. Deposito Penerimaan tabungan, dan deposito dari nasabah (pada hari T-x) merupakan kas masuk (+)
5 Penerimaan dana antarbank pasiva a. Tabungan
b. Deposito Penerimaan tabungan dan deposito dari bank lain (pada hari T-x) merupakan kas masuk (+)
Jumlah Arus Kas Masuk Penjumlahan 1 s.d. 5
269
Lampiran-43
252
No. Pos-pos Tertentu Keterangan
B. ARUS KAS KELUAR
1 Kewajiban segera Penarikan deposito jatuh tempo (pokok dan/atau bagi hasil) pihak tidak terkait (pada hari T-x) merupakan kas keluar (-)
2 Pembayaran simpanan nasabah (pihak tidak terkait) a. Tabungan b. Deposito
- Penarikan tabungan nasabah (pada hari T-x) merupakan kas keluar (-) - Pencairan deposito nasabah pihak tidak terkait (pada hari T-x) merupakan kas keluar (-).
3 Kewajiban pada bank lain (pihak tidak terkait) a. Tabungan b. Deposito c. Pembiayaan (pembayaran
angsuran/pelunasan)
- Penarikan tabungan bank lain (pada hari T-x) merupakan kas keluar (-) - Pencairan antarbank pasiva – deposito bank lain (pihak tidak terkait) (pada hari T-x)
merupakan kas keluar (-) - Pembayaran angsuran/pelunasan kepada Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah atau
BPRS lain (pada hari T-x) merupakan kas keluar (-)
Jumlah Arus Kas Keluar Penjumlahan 1 s.d. 3
SELISIH (+/-) A-B
270
Lampiran-44
253
Contoh Surat Pernyataan Agunan FPJPS No. [diisi dengan nomor surat]
Yang bertanda tangan di bawah ini :
No. Nama Jabatan 1. .................................. 1 Direktur 2 2. .................................. Komisaris
BPR ……….……..... 3 dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas, dengan ini menyatakan bahwa : Seluruh aset yang menjadi agunan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah (FPJPS) tidak sedang dijaminkan kepada pihak lain, tidak di bawah sitaan, tidak tersangkut dalam suatu perkara atau sengketa, dan memenuhi seluruh persyaratan agunan FPJPS sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia yang mengatur mengenai pemberian FPJPS.
Demikian pernyataan kami.
(Kota), (tanggal/bulan/tahun) Komisaris, Direktur,
(Nama BPRS ....)
ttd
(Nama BPRS ....)
ttd
----------------------------- ---------------------------
1 Diisi dengan nama direktur/komisaris BPRS yang berwenang mewakili 2 Diisi dengan jabatan direktur/komisaris yang berwenang mewakili BPRS 3 Diisi dengan nama BPRS yang mengajukan FPJPS
Meterai Rp6.000,-
271
Lampiran-45
254
Contoh Surat Kesanggupan Membayar
No. [diisi dengan nomor surat] Kepada [diisi sesuai ketentuan SE] Perihal : Surat Kesanggupan Membayar
Yang bertanda tangan di bawah ini Direksi, Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham Pengendali BPRS ...........................................….1 :
No. Nama Jabatan 1. .................................. Direktur Utama 2. .................................. Direktur 3. .................................. Komisaris 4. .................................. Pemegang Saham Pengendali
dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas, dengan ini menyatakan kesanggupan membayar atas segala kewajiban terkait Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah (FPJPS) yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada BPRS ………….1 pada saat tanggal jatuh tempo yaitu tanggal …………………2 dengan plafon sejumlah Rp.……………(…................)3 berikut imbalan dan biaya lain yang timbul sehubungan dengan pemberian FPJPS dari Bank Indonesia, serta menyatakan tunduk pada seluruh ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia yang mengatur mengenai pemberian FPJPS kepada BPRS.
(Kota), (tanggal/bulan/tahun)Pemegang Saham
Pengendali, (Nama BPRS ....)
Komisaris, (Nama BPRS ....)
Direktur, (Nama BPRS....)
Direktur Utama, (Nama BPRS ....)
ttd
ttd
ttd
ttd
............................ ............................ ............................
............................
1 Diisi dengan nama BPRS yang mengajukan FPJPS 2 Diisi dengan tanggal jatuh tempo FPJPS 3 Diisi dengan jumlah FPJPS yang diajukan
Meterai Rp6.000,-
272
Lampiran-46
255
Contoh Surat Pernyataan Kebenaran Data
No. [diisi dengan nomor surat] Kepada [diisi sesuai ketentuan SE] Perihal : Surat Pernyataan Kebenaran Data
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : ……………………………….................1
Jabatan : Direktur ...........2 BPRS ............................3
Alamat : .................................................................4
bahwa berkaitan dengan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah (FPJPS) yang diajukan kepada Bank Indonesia, dengan ini untuk dan atas nama BPRS ..........3 menyatakan bahwa seluruh data, dokumen, penjelasan dan keterangan yang disampaikan kepada Bank Indonesia dijamin kebenaran dan kelengkapannya serta telah memenuhi ketentuan yang berlaku.
Bahwa apabila dikemudian hari ditemukan hal-hal yang sebaliknya, segala akibat hukum yang timbul menjadi tanggung jawab kami sepenuhnya.
Demikian surat pernyataan ini dibuat secara sukarela dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun juga.
(kota), (tanggal/bulan/tahun) Direktur,
(Nama BPRS ....)
ttd ---------------------------
1 Diisi dengan nama direktur BPRS yang berwenang mewakili 2 Diisi dengan jabatan direktur yang berwenang mewakili BPRS 3 Diisi dengan nama BPRS yang mengajukan FPJPS 4 Diisi alamat BPRS yang mengajukan FPJPS
Meterai Rp6.000,-
273
Lampiran-47
256
Contoh Surat Kuasa Pendebetan Rekening BPRS
No. [diisi dengan nomor surat] Kepada [diisi sesuai ketentuan SE]
Perihal : Surat Pernyataan Pemberian Kuasa Pendebetan Rekening BPRS Yang bertandatangan di bawah ini : Nama : ……………………………….................1 Jabatan : Direktur ...........2 BPRS ............................3 Alamat : .................................................................4 bahwa berkaitan dengan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah (FPJPS) yang diajukan kepada Bank Indonesia, dengan ini untuk dan atas nama BPRS ..........3 menyatakan memberikan kuasa kepada Bank Indonesia untuk melakukan pendebetan seluruh rekening BPRS di Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan/atau bank umum lainnya, sebagai berikut:
No. Nomor Rekening
Nama Pemilik Rekening
Nama BUS/UUS/bank umum lainnya
Keterangan
1. PT. Bank................ KP/KC/KCP...........
2. 3.
...... dalam rangka pembayaran segala kewajiban BPRS terkait dengan FPJPS termasuk pelunasan FPJPS pada saat jatuh tempo. Demikian surat pernyataan ini dibuat secara sukarela dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun juga.
(kota), (tanggal/bulan/tahun) Direktur,
(Nama BPRS ....) ttd
---------------------------
1 Diisi dengan nama direktur BPRS yang berwenang mewakili 2 Diisi dengan jabatan direktur yang berwenang mewakili BPRS 3 Diisi dengan nama BPRS yang mengajukan FPJPS 4 Diisi alamat BPRS yang mengajukan FPJPS
274
Lampiran-48
257
LAPORAN PERHITUNGAN RASIO KEBUTUHAN KAS HARIAN BPRS …………………… tanggal ……s.d.…………………..
(dalam ribuan Rp)
Pos-pos tertentu Posisi 1
T+0 T+1 T+2 T+3 T+4 T+5 T+6 T+n
A. ASET LANCAR 1. Kas 2. Antarbank Aktiva (yang tidak diblokir)
a. Giro b. Tabungan c. Deposito jatuh tempo
JUMLAH ASET LANCAR
B. KEWAJIBAN LANCAR 1. Kewajiban segera 2. Simpanan dana nasabah (tidak terkait)
a. Deposito jatuh tempo b. Tabungan
3. Antarbank Pasiva (tidak terkait) a. Deposito jatuh tempo b. Tabungan
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR
Rasio Kebutuhan Kas (A : B) x 100%
(kota), (tanggal/bulan/tahun)
Direktur,
Ttd ---------------------------
1 Posisi T+0 adalah posisi Rasio Kebutuhan Kas (RKK) pada tanggal permohonan pemberian FPJPS/tanggal permohonan tambahan plafon FPJPS/tanggal jatuh tempo FPJPS dalam hal perpanjangan FPJPS; Posisi T+1 s.d T+n adalah proyeksi RKK setelah T+0 sampai dengan berakhirnya jangka waktu FPJPS.
275
Lampiran-49
Mulai Akhir
1.2.3.4.5.6.7.8.
.....
Catatan:
**) Agunan memenuhi persyaratan dan kriteria sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesi mengenai kualitas aktiva bagi BPRS- Aset pembiayaan sebagaimana terdapat pada daftar diatas telah memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat (2) PBI No.11/29/PBI/2009 Tentang Fasilitas
Pendanaan Jangka Pendek Syariah Bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dan disetujui oleh direktur dan komisaris sebagai agunan FPJPS BPRS.- Informasi yang disampaikan sesuai dengan portofolio pembiayaan yang sebenarnya. Apabila dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data yang disampaikan, segala
risiko yang muncul atas penyampaian data tersebut menjadi tanggung jawab kami.
(kota), (tanggal/bulan/tahun) Komisaris, Direktur,
Nomor Akta Perjanjian Pembiayaan/ Surat
Perjanjian Pembiayaan
Jenis Agunan
No. Rekening
TOTAL
Jangka Waktu (dd/mm/yyyy)
DAFTAR ASET PEMBIAYAAN LANCAR BPRS …........
NASABAH PEMBIAYAAN AGUNAN**)
YANG DIAJUKAN SEBAGAI AGUNAN FPJPS
*) Apabila agunan pembiayaan memiliki akta Fidusia, APHT, atau Hipotik, cantumkan no. Akta-Akta tersebut.
No. Pengikatan/ Pembebanan *)AlamatNPWP
Plafond Pembiayaan
(ribu Rp)Nama NasabahNo. Nomor Bukti
Kepemilikan
Saldo Pokok
(ribu Rp)
Jenis Akad Pembiayaan
276
Lampiran-49
259
DAFTAR SURAT BERHARGA MILIK PEMEGANG SAHAM BPRS YANG DIAJUKAN SEBAGAI AGUNAN FPJPS
OLEH BPRS ………………………………………… 1) Agunan berupa SBI
No Nomor
Seri Nilai
Nominal Rata-Rata Tertimbang Tingkat Diskonto Saat
Penerbitan
Harga Tanggal Jatuh
Tempo
Sisa Jangka Waktu
Nilai Jual
1. 2. .... 2) Agunan berupa SUN/SBSN No. Nomor Seri Nilai
Nominal Harga Tanggal
Jatuh Tempo Sisa Jangka
Waktu Nilai Jual
1. 2.
.....
3) Agunan berupa Obligasi Syariah Korporasi (Sukuk Korporasi) No. Nomor
Seri Nilai
Nominal Rating Harga
Pasar Tanggal
Jatuh Tempo
Sisa Jangka Waktu
Nilai Jual
1. 2.
.....
(kota), (tanggal/bulan/tahun)
Komisaris, Direktur, (Nama BPRS ....)
ttd
(Nama BPRS ....)
ttd
--------------------------- ---------------------------
Meterai Rp6.000,-
277
Lampiran-50
260
PERJANJIAN PEMBERIAN FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH (FPJPS)
Nomor:………
Pada hari ini……..... tanggal …………..... pukul……………….. (Waktu Indonesia bagian .......):................. Menghadap di hadapan saya, Sarjana Hukum, Notaris di ......... dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan akan disebut pada bagian akhir akta ini:
1. (Nama) Warga Negara Indonesia, lahir di ........................, pada tanggal ......................, Direktur Direktorat ….......……./ Pemimpin Bank Indonesia ………, bertempat tinggal di ……........, untuk sementara berada di ..............
1. (Nama) Warga Negara Indonesia, lahir di ........................, pada tanggal ......................, Deputi Direktur Direktorat ......../ Deputi Pemimpin Bank Indonesia ………, bertempat tinggal di ……......, untuk sementara berada di ..............
Menurut keterangan mereka dalam hal ini bertindak dalam jabatan mereka tersebut untuk dan atas nama Dewan Gubernur Bank Indonesia, berdasarkan surat kuasa Gubernur Bank Indonesia Nomor ……….. tanggal ………… dan dengan demikian mewakili Bank Indonesia yang berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal 39 Undang-undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang-Undang, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA----------
2. (Nama) Warga Negara Indonesia, lahir di ........................, pada tanggal ......................, Direktur Utama/Direktur
278
Lampiran-50
261
perseroan yang ditunjuk di bawah ini, bertempat tinggal di ………, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, demikian berdasarkan Pasal ...... Anggaran Dasar perseroan terbatas PT. BPRS ......., berkedudukan di ...... yang Anggaran Dasarnya (beserta perubahannya) (jika telah ada perubahan Anggaran Dasar) (berturut-turut) telah dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal ....... No......., Tambahan Nomor ....., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA;---
atau (Jika Direksi mendapat persetujuan dari komisaris):
2. (Nama) Direktur …..(Jabatan)….., bertempat tinggal di ……………, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Perusahaan Perseroan PT BPRS………, berdasarkan Pasal ……. Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris ………, Nomor……., tanggal……., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal……., Nomor ……Tambahan Nomor….., berikut perubahan-perubahan terakhir dengan Akta Notaris………., Nomor………, tanggal…….. yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal……, Nomor……., Tambahan Nomor…….., dan untuk melaksanakan tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah mendapatkan persetujuan tertulis dari komisaris Perseroan, sebagaimana ternyata dalam Surat Persetujuan Tertulis tanggal….., bermeterai cukup yang dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA -------------------------------------
atau (Jika Direksi harus mendapat persetujuan RUPS dalam hal menjadikan jaminan utang kekayaan perseroan yang merupakan lebih dari 50% jumlah kekayaan bersih perseroan (vide Pasal 102 UU Perseroan Terbatas):
2.
(Nama)
Direktur….. (Jabatan)…., bertempat tinggal di ……….., dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut,
279
Lampiran-50
262
selaku demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Perusahaan Perseroan PT BPRS………, berdasarkan Pasal…… Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris……, Nomor……., tanggal………., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal ……., Nomor ……, Tambahan Nomor……, berikut perubahan-perubahan terakhir dengan Akta Notaris…….., Nomor….., tanggal……., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal…….., Nomor……, Tambahan Nomor…….., dan untuk melaksanakan tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tanggal…….., sebagaimana ternyata dalam ……. yang dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA -------------------------------------------------------
(Untuk badan hukum yang lain menyesuaikan) Para penghadap dikenal saya, Notaris Para penghadap dengan bertindak dalam kedudukannya tersebut menerangkan terlebih dahulu
a. bahwa PIHAK KEDUA dengan surat Nomor ........ tanggal ........ telah mengajukan permohonan FPJPS kepada PIHAK PERTAMA, permohonan mana telah dilengkapi dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. bahwa PIHAK PERTAMA selaku pihak yang memberikan FPJPS telah melakukan penelitian atas permohonan FPJPS yang diajukan PIHAK KEDUA.
bahwa Para Pihak menyatakan sepakat untuk mengadakan Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah (FPJPS) dalam rangka mengatasi kesulitan jangka pendek dengan menggunakan akad Mudharabah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/29/PBI/2009 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah Bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, yang untuk selanjutnya disebut Perjanjian Pemberian FPJPS, dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:
280
Lampiran-50
263
Pasal 1
OBYEK PERJANJIAN
(1) PIHAK PERTAMA setuju untuk memberikan kepada PIHAK KEDUA dan oleh karena itu PIHAK KEDUA setuju menerima Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah, yang untuk selanjutnya disebut FPJPS, sebesar Rp............................. (................rupiah), dengan jangka waktu ..........(…….) hari, yang berlaku sejak tanggal …………….. sampai dengan tanggal ……………
(2) FPJPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan dicairkan pada rekening PIHAK KEDUA di Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah yaitu, nomor......... di PT. Bank ........ Kantor Pusat/Kantor Cabang/Kantor Cabang Pembantu ....
Pasal 2
(1) Atas penggunaan FPJPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1), PIHAK KEDUA dikenakan dan oleh karena itu wajib membayar imbalan kepada PIHAK PERTAMA yang dihitung berdasarkan jumlah pokok FPJPS, tingkat realisasi imbalan, nisbah bagi hasil bagi PIHAK PERTAMA dan jumlah hari kalender penggunaan FPJPS.
(2) Besarnya nisbah bagi hasil bagi PIHAK PERTAMA ditetapkan sebesar 90% (sembilan puluh persen).
(3) Tingkat realisasi imbalan adalah realisasi tingkat imbalan sebelum didistribusikan periode triwulanan terakhir pada PIHAK KEDUA.
Pasal 3 AGUNAN
(1) Terhadap penggunaan FPJPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1), PIHAK KEDUA berjanji dan karenanya mengikatkan diri untuk menyerahkan agunan kepada PIHAK PERTAMA berupa:1 a. Aset Pembiayaan yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA dengan nilai Rp
............... (....................rupiah);2 dan/atau
1 diisi sesuai dengan jenis agunan yang diserahkan BPRS 2 paling kurang 150% (seratus lima puluh persen) dari FPJPS yang dihitung berdasarkan saldo
pokok aset pembiayaan.
281
Lampiran-50
264
b. Surat berharga (SBI, SUN/SBSN dan/atau Obligasi Syariah Korporasi (Sukuk Korporasi)) yang dimiliki oleh pemegang saham PIHAK KEDUA dengan nilai Rp ............... (....................rupiah); 3
Yang rekapitulasinya tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Pemberian FPJPS ini.
(2) Agunan berupa aset Pembiayaan sebagaimana tersebut pada ayat (1) huruf a dilakukan pengikatan dengan Jaminan Fidusia yang dibuat dalam perjanjian tersendiri yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Pemberian FPJPS ini.
(3) Agunan berupa surat berharga sebagaimana tersebut pada ayat (1) huruf b dilakukan pengikatan dengan gadai yang dibuat dalam perjanjian tersendiri yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Pemberian FPJPS ini.
(4) Biaya-biaya yang timbul untuk melakukan pengikatan agunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sepenuhnya menjadi beban PIHAK KEDUA.
(5) PIHAK KEDUA menjamin bahwa agunan yang diserahkan kepada PIHAK PERTAMA tidak sedang dijaminkan kepada pihak lain, tidak di bawah sitaan, tidak tersangkut dalam suatu perkara atau sengketa dan bebas dari segala tuntutan hukum.
Pasal 4
PEMBAYARAN
(1) PIHAK KEDUA wajib melunasi FPJPS paling lambat pada tanggal jatuh tempo Perjanjian Pemberian FPJPS ini.
(2) Pelunasan atau pembayaran pokok dan imbalan FPJPS dilakukan dengan cara PIHAK PERTAMA melakukan pendebetan rekening PIHAK KEDUA yang berada pada Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan/atau bank umum lainnya pada tanggal jatuh tempo Perjanjian Pemberian FPJPS.
(3) Dalam rangka pelaksanaan pembayaran, PIHAK KEDUA memberikan kuasa kepada PIHAK PERTAMA untuk melakukan pendebetan seluruh rekening PIHAK KEDUA di Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan/atau bank umum lainnya, baik yang sudah ada maupun yang akan ada.
(4) Dalam rangka pelaksanaan pembayaran FPJPS, PIHAK KEDUA menyediakan dana yang cukup pada rekening BPRS di Bank Umum Syariah, Unit Usaha
3 yang memiliki nilai nominal sebesar 100% dari nilai FPJPS.
282
Lampiran-50
265
Syariah dan/atau bank umum lainnya untuk digunakan sebagai sumber pembayaran FPJPS kepada PIHAK PERTAMA.
(5) Dalam rangka penyediaan dana sebagaimana tersebut pada ayat (4), PIHAK KEDUA wajib menyetorkan hasil angsuran dan/atau imbalan/bagi hasil/margin/ujrah atas aset Pembiayaan yang menjadi agunan FPJPS BPRS ke rekening BPRS di Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan/atau bank umum lainnya.
Pasal 5
EKSEKUSI AGUNAN
(1) Apabila dana yang tersedia pada rekening PIHAK KEDUA pada Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan/atau bank umum lainnya tidak mencukupi untuk pelunasan FPJPS atau PIHAK KEDUA tidak mengajukan perpanjangan FPJPS atau permohonan perpanjangan FPJPS PIHAK KEDUA tidak disetujui PIHAK PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA akan melakukan eksekusi terhadap agunan yang diserahkan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.
(2) Apabila hasil pencairan atau eksekusi agunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih kecil dari kewajiban pelunasan FPJPS PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA wajib membayar sejumlah kekurangan atas kewajiban yang harus dilunasi oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.
(3) Apabila hasil pencairan atau eksekusi agunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih besar dari kewajiban pelunasan FPJPS PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, PIHAK PERTAMA mengembalikan kelebihan hasil pencairan kepada PIHAK KEDUA.
Pasal 6 DOMISILI HUKUM
Tentang perjanjian ini dan pelaksanaannya serta segala akibatnya, para pihak memilih domisili yang tetap di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri …………….., demikian tanpa mengurangi hak dan wewenang PIHAK PERTAMA untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap PIHAK KEDUA berdasarkan Perjanjian Pemberian FPJPS ini dan memohon pelaksanaanya di pengadilan-
283
Lampiran-50
266
pengadilan negeri lainnya atau lembaga lainnya yang berwenang di wilayah Republik Indonesia.
Pasal 7
LAIN-LAIN
PIHAK PERTAMA berhak mengakhiri Perjanjian ini apabila PIHAK KEDUA tidak lagi memenuhi syarat sebagai Pihak Penerima FPJPS.
Pasal 8 PENUTUP
Untuk pengakhiran perjanjian ini, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk mengenyampingkan Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Pasal 9
Segala perubahan yang diperlukan atau dianggap perlu atas Perjanjian Pemberian FPJPS ini akan dibuat secara tersendiri atas mufakat Para Pihak dikemudian hari baik secara notariil maupun secara di bawah tangan dilakukan melalui suatu Addendum Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah yang merupakan satu kesatuan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Pemberian FPJPS ini. Akta ini diselesaikan pukul .......... WI... (............................................Waktu Indonesia Bagian .........). Para penghadap dikenal oleh saya, Notaris.
DEMIKIANLAH AKTA INI
Dibuat dan dilangsungkan di ..............., pada hari ini, tanggal serta pada jam seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh tuan................... Sarjana Hukum dan nona............................. Sarjana Hukum, keduanya pegawai kantor Notaris dan bertempat tinggal di Jakarta sebagai saksi-saksi.
284
Lampiran-50
267
Segera, setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka ditandatanganilah akta ini oleh para penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris.......................... Dilangsungkan dengan...........................
285
Lampiran-51
268
AKTA GADAI BPRS …….. - BANK INDONESIA
Nomor : ……… Pada hari ini……………., tanggal ……………………………………………………, pukul………………………. (Waktu Indonesia bagian ………..), menghadap di hadapan saya,……………………....…., Sarjana Hukum, Notaris di ………......…. dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan akan disebut pada bagian akhir akta ini : 1. (Nama) : Direktur Utama/Direktur perseroan yang ditunjuk di bawah
ini, bertempat tinggal di ………, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, demikian berdasarkan Pasal ...... Anggaran Dasar perseroan terbatas PT. BPRS ......., berkedudukan di ...... yang Anggaran Dasarnya (beserta perubahannya) (jika telah ada perubahan Anggaran Dasar) (berturut-turut) telah dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal ....... No......., Tambahan Nomor ....., selanjutnya disebut PEMBERI GADAI;-------------------------
atau (Jika Direksi mendapat persetujuan dari komisaris):
1. (Nama) : Direktur …..(Jabatan)….., bertempat tinggal di ……………, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Perusahaan Perseroan PT BPRS………, berdasarkan Pasal ……. Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris ………, Nomor……., tanggal……., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal……., Nomor ……Tambahan Nomor….., berikut perubahan-perubahan terakhir dengan Akta Notaris………., Nomor………, tanggal…….. yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal……, Nomor……., Tambahan Nomor…….., dan untuk melaksanakan tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah mendapatkan persetujuan tertulis dari komisaris Perseroan, sebagaimana ternyata dalam Surat Persetujuan Tertulis
286
Lampiran-51
269
tanggal….., bermeterai cukup yang dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk selanjutnya disebut PEMBERI GADAI---------------
atau (Jika Direksi harus mendapat persetujuan RUPS dalam hal menjadikan jaminan utang seluruh atau sebagian besar kekayaan perseroan (vide Pasal 102 UU Perseroan Terbatas):
1. (Nama) : Direktur….. (Jabatan)…., bertempat tinggal di ……….., dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Perusahaan Perseroan PT BPRS………, berdasarkan Pasal…… Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris……, Nomor……., tanggal………., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal ……., Nomor ……, Tambahan Nomor……, berikut perubahan-perubahan terakhir dengan Akta Notaris…….., Nomor….., tanggal……., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal…….., Nomor……, Tambahan Nomor…….., dan untuk melaksanakan tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tanggal…….., sebagaimana ternyata dalam ……. yang dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk selanjutnya disebut PEMBERI GADAI---------------------------------------------------
(Untuk badan hukum yang lain menyesuaikan)
2. (Nama) Warga Negara Indonesia, lahir di ........................, pada tanggal ......................, Direktur Direktorat ….......……./ Pemimpin Bank Indonesia ………, bertempat tinggal di ……........, untuk sementara berada di ..............
3. (Nama) Warga Negara Indonesia, lahir di ........................, pada tanggal ......................, Deputi Direktur Direktorat ......../ Deputi Pemimpin Bank Indonesia ………, bertempat tinggal di ……......, untuk sementara berada di ..............
Menurut keterangan mereka dalam hal ini bertindak dalam
287
Lampiran-51
270
jabatan mereka tersebut untuk dan atas nama Dewan Gubernur Bank Indonesia, berdasarkan surat kuasa Gubernur Bank Indonesia Nomor ……….. tanggal ………… dan dengan demikian mewakili Bank Indonesia yang berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal 39 Undang-undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang-Undang, selanjutnya disebut PENERIMA GADAI ---------------------------------------------------------------
Para penghadap dikenal saya, Notaris Para penghadap dengan bertindak dalam kedudukannya tersebut menerangkan terlebih dahulu : a. bahwa PEMBERI GADAI telah mendapatkan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
Syariah, (untuk selanjutnya disebut “FPJPS”) dari PENERIMA GADAI sebesar Rp…… (……………….…) dan dengan berdasarkan ketentuan dan persyaratan sebagaimana diuraikan dalam Akta Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah Nomor .... tanggal …., termasuk Addendum Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah Nomor .... tanggal ....,1 (apabila ada) yang minutanya dibuat di hadapan saya, Notaris (untuk selanjutnya Akta Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah berikut segala Addendumnya disebut “Perjanjian Pokok”);
b. bahwa menurut ketentuan Perjanjian Pokok, PEMBERI GADAI diwajibkan untuk memberikan agunan berupa surat berharga yang dimiliki pemegang saham BPRS berupa SBI, SUN, SBSN dan/atau Obligasi Syariah Korporasi (Sukuk Korporasi)2;
c. bahwa PEMBERI GADAI menyatakan telah menerima surat kuasa dari pemegang saham BPRS PEMBERI GADAI selaku pemilik surat berharga berupa SBI, SUN,
1 Dalam hal terdapat addendum Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah. 2 Pilih sesuai dengan jenis surat berharga yang menjadi agunan FPJPS.
288
Lampiran-51
271
SBSN dan/atau Obligasi Syariah Korporasi (Sukuk Korporasi)3 yang akan digadaikan;
d. bahwa guna memenuhi persyaratan Perjanjian Pokok dan untuk menjamin terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terhutang dan harus dibayarkan oleh PEMBERI GADAI kepada PENERIMA GADAI, baik karena hutang pokok, imbalan dan biaya-biaya lainnya yang timbul berdasarkan Perjanjian Pokok, PEMBERI GADAI menyatakan menggadaikan dan dengan demikian menyerahkan kepada PENERIMA GADAI SBI, SUN, SBSN dan/atau Obligasi Syariah Korporasi (Sukuk Korporasi)4 sebagaimana tercantum dalam Lampiran akta ini yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari akta ini, dengan jumlah nilai nominal sebesar Rp ………………… ( …….. Rupiah) dan jumlah nilai jual sebesar Rp ……….. (………….. Rupiah) (selanjutnya disebut sebagai “OBYEK GADAI”) dan PENERIMA GADAI menyatakan menerima dengan baik OBYEK GADAI tersebut;
e. bahwa PEMBERI GADAI menjamin bahwa OBYEK GADAI yang diberikan sebagai jaminan dengan akta ini adalah benar-benar hak PEMBERI GADAI, semata-mata bebas dari sitaan, tidak sedang digadaikan atau dipertanggungkan secara apapun juga kepada orang atau pihak lain terlebih dahulu, tidak tersangkut dalam suatu perkara atau sengketa dan oleh karenanya PENERIMA GADAI dibebaskan oleh PEMBERI GADAI dari segala tuntutan apapun juga dari pihak lain.
f. Selanjutnya para penghadap senantiasa dengan bertindak dalam kedudukannya tersebut menyatakan bahwa gadai SBI, SUN, SBSN dan/atau Obligasi Syariah Korporasi (Sukuk Korporasi)5 ini dilangsungkan dan diterima dengan ketentuan dan syarat sebagai berikut :
Pasal 1
Penyerahan hak atas OBYEK GADAI tersebut di atas beserta OBYEK GADAI yang bersangkutan sebagaimana tercantum dalam pencatatan kepemilikan SBI, SUN, SBSN dan/atau Obligasi Syariah Korporasi (Sukuk Korporasi)6 tersebut oleh PEMBERI GADAI dinyatakan berlaku terhitung sejak tanggal penandatanganan Perjanjian ini.
3 Pilih sesuai dengan jenis surat berharga yang menjadi agunan FPJPS. 4 Pilih sesuai dengan jenis surat berharga yang menjadi agunan FPJPS. 5 Pilih sesuai dengan jenis surat berharga yang menjadi agunan FPJPS. 6 Pilih sesuai dengan jenis surat berharga yang menjadi agunan FPJPS.
289
Lampiran-51
272
Pasal 2
Apabila bagian dari OBYEK GADAI atau di antara OBYEK GADAI tersebut nilainya mengalami penurunan atau menjadi tidak layak untuk dijadikan OBYEK GADAI sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/29/PBI/2009 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, maka PEMBERI GADAI dengan ini berjanji dan karenanya mengikatkan diri untuk menambah atau mengganti bagian dari atau OBYEK GADAI yang nilainya mengalami penurunan atau menjadi tidak layak untuk dijadikan OBYEK GADAI dengan obyek gadai lainnya yang sejenis yang nilainya paling kurang setara dengan yang digantikan serta yang dapat disetujui oleh PENERIMA GADAI, yang mana untuk keperluan itu cukup dinyatakan dalam lampiran yang disepakati PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan menjadi satu kesatuan sebagai OBYEK GADAI berdasarkan akta ini.
Pasal 3
PEMBERI GADAI berjanji dan karenanya mengikatkan diri untuk melakukan evaluasi atau penilaian terhadap OBYEK GADAI tersebut dan melaporkan hasil evaluasi dan penilaian kepada PENERIMA GADAI.
Pasal 4
(1) Apabila PEMBERI GADAI lalai membayar hutangnya sebagaimana tersebut dalam premisse Perjanjian ini dalam butir d di atas kepada PENERIMA GADAI, maka PENERIMA GADAI berhak mencairkan, menjual OBYEK GADAI atau mendebet rekening PEMBERI GADAI di Bank Umum Syariah, Unit Syariah dan/atau bank umum lainnya dengan tata cara sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia mengenai Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dan untuk itu PENERIMA GADAI berhak mengambil hasil penjualan OBYEK GADAI tersebut sebagai pembayaran atas seluruh hutang PEMBERI GADAI kepada PENERIMA GADAI.
(2) Apabila hasil penjualan dari OBYEK GADAI tersebut tidak mencukupi untuk melunasi semua apa yang wajib dibayar oleh PEMBERI GADAI kepada PENERIMA GADAI, maka PEMBERI GADAI tetap terikat untuk membayar lunas sisa uang yang
masih harus dibayar oleh PEMBERI GADAI kepada PENERIMA GADAI.
290
Lampiran-51
273
Pasal 5
(1) Apabila untuk pencairan atau penjualan OBYEK GADAI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) diperlukan kuasa, dengan ini PEMBERI GADAI memberikan kuasa dengan hak substitusi kepada PENERIMA GADAI:
a. mencairkan agunan dan mengambil hasil pencairan tersebut untuk pelunasan FPJPS PEMBERI GADAI;
b. menjual agunan dan mengambil hasil penjualan tersebut untuk pelunasan FPJPS PEMBERI GADAI;
c. mendebet rekening PEMBERI GADAI di Bank Umum Syariah, Unit Syariah dan/atau bank umum lainnya untuk pelunasan FPJPS PEMBERI GADAI dalam hal pencairan atau penjualan agunan sebagaimana dimaksud pada huruf a atau huruf b tidak dapat dilakukan.
(2) Kuasa tersebut dinyatakan tidak dapat ditarik kembali oleh pemberi kuasa (PEMBERI GADAI) dengan alasan apapun juga sesuai ketentuan yang berlaku, sepanjang PEMBERI GADAI belum melunasi seluruh hutangnya sebagaimana tersebut dalam premisse Perjanjian ini dalam butir d di atas kepada PENERIMA GADAI dan/atau PEMBERI GADAI masih bermaksud menggunakan FPJPS dari PENERIMA GADAI.
Pasal 6
Apabila hasil dari pencairan atau penjualan atas OBYEK GADAI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) lebih besar dari jumlah FPJPS yang diterima oleh PEMBERI GADAI, besar imbalan dan biaya administrasi dan/atau biaya pencairan agunan, maka yang dapat diambil oleh PENERIMA GADAI adalah sebesar jumlah dimaksud, sedang kelebihannya harus dikembalikan oleh PENERIMA GADAI kepada PEMBERI GADAI.
Pasal 7
Apabila FPJPS yang diterima PEMBERI GADAI telah terbayar lunas tanpa perlu adanya pencairan atau penjualan OBYEK GADAI yang digadaikan dan Perjanjian Pokok telah
291
Lampiran-51
274
berakhir, maka PENERIMA GADAI wajib menyerahkan kembali semua OBYEK GADAI yang digadaikan dengan Perjanjian ini kepada PEMBERI GADAI sesuai dengan kepemilikannya dan gadai SBI, SUN, SBSN dan/atau Obligasi Syariah Korporasi (Sukuk Korporasi)7 ini menjadi berhenti dengan sendirinya (gugur).
Pasal 8
(1) Gadai SBI, SUN, SBSN dan/atau Obligasi Syariah Korporasi (Sukuk Korporasi)8 ini diberikan untuk menjamin hutang-hutang PEMBERI GADAI, baik yang timbul karena FPJPS yang disediakan oleh PENERIMA GADAI sebagaimana tersebut dalam premisse Perjanjian ini butir d di atas, maupun yang timbul karena kewajiban-kewajiban lain yang terbeban pada PEMBERI GADAI karena biaya beban imbalan, biaya administrasi dan/atau biaya pencairan agunan yang harus dibayar kepada PENERIMA GADAI.
(2) PEMBERI GADAI setuju bahwa besarnya jumlah tagihan yang dijamin dengan jaminan gadai ini adalah sebagaimana yang tercatat pada PENERIMA GADAI dan diterima sebagai alat bukti yang sempurna.
Pasal 9
Pembebanan gadai ini dilakukan oleh PEMBERI GADAI kepada PENERIMA GADAI dengan syarat-syarat yang memutuskan, yakni sampai dengan PEMBERI GADAI telah memenuhi membayar lunas semua apa yang wajib dibayar oleh PEMBERI GADAI kepada PENERIMA GADAI sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian Pokok, antara lain hutang pokok, beban imbalan, biaya administrasi dan/atau biaya pencairan agunan.
Pasal 10
Perjanjian ini merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Pokok.
7 Pilih sesuai dengan jenis surat berharga yang menjadi agunan FPJPS. 8 Pilih sesuai dengan jenis surat berharga yang menjadi agunan FPJPS.
292
Lampiran-51
275
Pasal 11
Mengenai Perjanjian ini dan pelaksanaannya serta segala akibatnya, para pihak memilih domisili di Kantor Panitera Pengadilan Negeri ……………………..., demikian tanpa mengurangi hak dan wewenang PENERIMA GADAI untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap PEMBERI GADAI berdasarkan Perjanjian ini dan memohon pelaksanaanya di pengadilan-pengadilan negeri lainnya atau lembaga lainnya yang berwenang di wilayah Republik Indonesia.
Pasal 12
Biaya akta ini dan biaya lainnya yang berkenaan dengan pembuatan akta ini maupun dalam melaksanakan ketentuan dalam akta ini menjadi tanggungan dan harus dibayar oleh PEMBERI GADAI. Akta ini diselesaikan pukul ……. WI..... (…………… Waktu Indonesia Bagian ……..). Para penghadap dikenal oleh saya, Notaris. ----------------------------------DEMIKIANLAH AKTA INI----------------------------------- Dibuat dan dilangsungkan di……………………., pada hari ini, tanggal serta jam seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh tuan……………………., Sarjana Hukum dan nona …………………………, Sarjana Hukum, keduanya pegawai kantor Notaris dan bertempat tinggal di ……… sebagai saksi-saksi. Segera, setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka ditandatanganilah akta ini oleh para penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris………………….. Dilangsungkan dengan………………………..
293
Lampiran-52
276
AKTA JAMINAN FIDUSIA
BPRS....... – BANK INDONESIA Nomor : ....
Pada hari ini……. , tanggal …………...................................................................., pukul…………….. (Waktu Indonesia bagian ........), menghadap di hadapan saya,......... Sarjana Hukum, Notaris di ............... dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan akan disebut pada bagian akhir akta ini: 1. (Nama) , Direktur Utama/Direktur perseroan yang ditunjuk di bawah ini,
bertempat tinggal di ………, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, demikian berdasarkan Pasal ...... Anggaran Dasar perseroan terbatas PT. BPRS ......., berkedudukan di ...... yang Anggaran Dasarnya (beserta perubahannya) (jika telah ada perubahan Anggaran Dasar) (berturut-turut) telah dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal ....... No......., Tambahan Nomor ....., selanjutnya disebut “PIHAK PERTAMA”;
atau (Jika Direksi mendapat persetujuan dari komisaris): 1. (Nama), Direktur …..(Jabatan)….., bertempat tinggal di ……………, dalam
hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Perusahaan Perseroan PT BPRS………, berdasarkan Pasal ……. Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris ………, Nomor……., tanggal……., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal……., Nomor ……Tambahan Nomor….., berikut perubahan-perubahan terkahir dengan Akta Notaris………., Nomor………, tanggal…….. yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal……, Nomor……., Tambahan Nomor…….., dan untuk melaksanakan tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah mendapatkan persetujuan tertulis dari komisaris Perseroan, sebagaimana ternyata dalam Surat Persetujuan Tertulis tanggal….., bermeterai cukup yang dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA----------
atau (Jika Direksi harus mendapat persetujuan RUPS dalam hal menjadikan jaminan utang seluruh atau sebagian besar kekayaan perseroan (vide Pasal 102 UU Perseroan Terbatas): 1. (Nama) Direktur….. (Jabatan)…., bertempat tinggal di ……….., dalam hal
ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku demikian mewakili
294
Lampiran-52
277
Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Perusahaan Perseroan PT BPRS………, berdasarkan Pasal…… Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris……, Nomor……., tanggal………., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal ……., Nomor ……, Tambahan Nomor……, berikut perubahan-perubahan terakhir dengan Akta Notaris…….., Nomor….., tanggal……., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal…….., Nomor……, Tambahan Nomor…….., dan untuk melaksanakan tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tanggal…….., sebagaimana ternyata dalam ……. yang dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA-------------------------------
(Untuk badan hukum yang lain menyesuaikan). 2. (Nama) Warga Negara Indonesia, lahir di ........................, pada tanggal
......................, Direktur Direktorat ….......……./ Pemimpin Bank Indonesia ………, bertempat tinggal di ……........, untuk sementara berada di ..............
3. (Nama) Warga Negara Indonesia, lahir di ........................, pada tanggal ......................, Deputi Direktur Direktorat ......../ Deputi Pemimpin Bank Indonesia ………, bertempat tinggal di ……......, untuk sementara berada di ..............
Menurut keterangan mereka dalam hal ini bertindak dalam jabatan mereka tersebut untuk dan atas nama Dewan Gubernur Bank Indonesia, berdasarkan surat kuasa Gubernur Bank Indonesia Nomor ……….. tanggal ………… dan dengan demikian mewakili Bank Indonesia yang berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal 39 Undang-undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang-Undang, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA ------------------------------------------------------------
Para penghadap dikenal saya, Notaris. Para penghadap dengan bertindak dalam kedudukannya tersebut menerangkan terlebih dahulu a. Bahwa, PIHAK PERTAMA selaku pemberi fidusia, telah mendapatkan Fasilitas
Pendanaan Jangka Pendek Syariah (untuk selanjutnya disebut “FPJPS”) dari PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA selaku penerima fidusia telah memberikan FPJPS yang telah dibuat dan ditandatangani berdasarkan ketentuan dan persyaratan
295
Lampiran-52
278
sebagaimana diuraikan dalam “Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah”, Nomor...................., tanggal………….., termasuk Addendum Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah Nomor …, tanggal …(apabila ada) yang minutanya dibuat dihadapan saya, Notaris (untuk selanjutnya Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah disebut “Perjanjian Pemberian FPJPS)”;
b. Bahwa, untuk lebih menjamin dan menanggung terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terhutang dan harus dibayar oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana diatur dalam Perjanjian Pemberian FPJPS tersebut, PIHAK PERTAMA diwajibkan untuk memberikan jaminan fidusia atas piutang milik PIHAK PERTAMA untuk kepentingan PIHAK KEDUA, sebagaimana yang akan diuraikan di bawah ini.
c. Bahwa, untuk memenuhi ketentuan tentang pemberian jaminan yang ditentukan dalam Perjanjian Pemberian FPJPS tersebut, maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah sepakat dan setuju, dengan ini mengadakan perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia sebagaimana yang hendak dinyatakan sekarang dalam akta ini.
d. Selanjutnya para penghadap dengan senantiasa bertindak dalam kedudukannya tersebut menerangkan untuk menjamin terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terhutang dan harus dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, baik karena hutang pokok, beban imbalan dan biaya-biaya lainnya yang timbul berdasarkan Perjanjian Pemberian FPJPS tersebut, dengan jumlah hutang pokok sebesar Rp..............(…..Rupiah) atau sejumlah uang yang ditentukan dikemudian hari berdasarkan Perjanjian Pemberian FPJPS, maka penghadap PIHAK KEDUA menerangkan dengan ini menerima jaminan fidusia dari PIHAK PERTAMA dengan nilai jaminan sebesar Rp.................(........Rupiah), atas obyek jaminan fidusia berupa hak tagih (piutang) yang timbul dari perjanjian pembiayaan antara PIHAK PERTAMA dengan pihak lain sebagaimana tercantum dalam Lampiran akta ini yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari akta ini, beserta dengan segala pendapatan yang diperoleh dari hak tagih PIHAK PERTAMA antara lain namun tidak terbatas pada pendapatan imbalan/bagi hasil/margin/ujrah, klaim asuransi pembiayaan dan jika pendapatan tersebut dimasukkan dalam suatu rekening penampungan maka jaminan fidusia meliputi juga rekening penampungan dimaksud (untuk selanjutnya, dalam akta ini cukup disebut dengan ”Obyek Jaminan Fidusia”).
e. Selanjutnya, para penghadap senantiasa dengan bertindak dalam kedudukannya tersebut menerangkan pembebanan jaminan fidusia ini diterima dan dilangsungkan dengan persyaratan dan ketentuan sebagai berikut:
296
Lampiran-52
279
Pasal 1
Pembebanan jaminan fidusia atas Obyek Jaminan Fidusia telah dilakukan di tempat dimana Obyek Jaminan Fidusia tersebut berada dan telah menjadi milik PIHAK KEDUA, sedang Obyek Jaminan Fidusia tersebut tetap berada pada dan dalam kekuasaan PIHAK PERTAMA, dalam mana segala bukti yang berhubungan dengan Obyek Jaminan Fidusia dalam penguasaan PIHAK KEDUA.
Pasal 2
PIHAK KEDUA atau wakilnya yang sah setiap waktu berhak untuk memeriksa tentang adanya dan tentang keadaan Obyek Jaminan Fidusia tersebut.
Pasal 3
Apabila bagian dari Obyek Jaminan Fidusia atau diantara Obyek Jaminan Fidusia tersebut nilainya mengalami penurunan atau menjadi tidak layak untuk dijadikan Obyek Jaminan Fidusia sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat (2) Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/29/PBI/2009 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah Bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, maka PIHAK PERTAMA dengan ini berjanji dan karenanya mengikat diri untuk menambah atau mengganti bagian dari atau Obyek Jaminan Fidusia yang nilainya mengalami penurunan atau menjadi tidak layak untuk dijadikan Obyek Jaminan Fidusia dengan Obyek Jaminan Fidusia lainnya yang sejenis yang nilainya paling kurang setara dengan yang digantikan serta yang dapat disetujui PIHAK KEDUA, dalam mana penambahan atau pengganti Obyek Jaminan Fidusia tersebut termasuk dalam jaminan fidusia yang dinyatakan dalam akta ini, yang mana untuk keperluan itu cukup dinyatakan dalam lampiran yang disepakati PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan menjadi satu kesatuan sebagai Obyek Jaminan Fidusia berdasarkan akta ini.
Pasal 4
1. PIHAK PERTAMA tidak berhak untuk melakukan fidusia ulang atas Obyek
Jaminan Fidusia. PIHAK PERTAMA juga tidak diperkenankan untuk membebankan dengan cara apapun, mengadakan atau menjual atau mengalihkan dengan cara apapun Obyek Jaminan Fidusia kepada pihak lain.
297
Lampiran-52
280
2. Bilamana PIHAK PERTAMA tidak memenuhi dengan seksama kewajibannya menurut yang telah ditentukan dalam akta ini atau tidak memenuhi kewajiban berdasarkan Perjanjian Pemberian FPJPS, maka lewat waktu yang ditentukan untuk memenuhi kewajiban tersebut saja sudah cukup membuktikan tentang adanya pelanggaran atau kelalaian PIHAK PERTAMA dalam memenuhi kewajiban tersebut.
Pasal 5
1. PIHAK PERTAMA berjanji dan karenanya mengikatkan diri untuk melakukan
evaluasi atau penilaian terhadap obyek jaminan tersebut secara harian dan melaporkan hasil evaluasi dan penilaian kepada PIHAK KEDUA secara mingguan.
2. Dalam hal PIHAK PERTAMA mengasuransikan Obyek Jaminan Fidusia, maka semua uang premi asuransi harus ditanggung dan dibayar oleh PIHAK PERTAMA.
3. Asli polis asuransi dan perpanjangannya dikemudian hari serta kuitansi pembayaran premi asuransi tersebut harus diserahkan untuk disimpan oleh PIHAK KEDUA dari perusahaan asuransi tersebut.
Pasal 6
1. Dalam hal PIHAK PERTAMA tidak menjalankan atau tidak memenuhi
kewajiban untuk melakukan pelunasan atas pokok dan beban imbalan yang timbul dari Perjanjian Pemberian FPJPS atau PIHAK PERTAMA tidak lagi memenuhi persyaratan Perpanjangan Perjanjian Pemberian FPJPS dengan lewatnya waktu yang ditentukan, tanpa diperlukan suatu teguran juru sita atau surat lain yang serupa dengan itu, maka atas kekuasaannya sendiri PIHAK KEDUA berhak:
a. Untuk menjual Obyek Jaminan Fidusia tersebut atas titel eksekutorial atau melalui pelelangan di muka umum atau penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA jika dengan cara demikian diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan para pihak.
b. Untuk keperluan penjualan tersebut, PIHAK KEDUA berhak menghadap dimana perlu, membuat atau suruh membuat serta menandatangani semua surat, akta serta dokumen lain yang diperlukan, menerima uang harga
298
Lampiran-52
281
penjualan dan memberikan tanda penerimaan untuk itu, menyerahkan apa yang dijual itu kepada pembelinya, memperhitungkan atau mengkompensir uang harga penjualan yang diterimanya itu dengan semua apa yang wajib dibayar oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, akan tetapi dengan kewajiban bagi PIHAK KEDUA untuk menyerahkan sisa uang penjualannya jika masih ada kepada PIHAK PERTAMA, dengan tidak ada kewajiban bagi PIHAK KEDUA untuk membayar imbalan atau ganti kerugian berupa apapun juga kepada PIHAK PERTAMA mengenai sisa uang harga penjualan itu dan selanjutnya PIHAK KEDUA juga berhak untuk melakukan segala sesuatu yang dipandang perlu dan berguna dalam rangka penjualan obyek jaminan fidusia tersebut dengan tidak ada satupun yang dikecualikan.
2. PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan ayat 1 di atas dapat meminta PIHAK PERTAMA untuk melakukan penjualan atas obyek jaminan fidusia baik melalui pelelangan umum maupun penjualan di bawah tangan dan menyetorkan hasilnya kepada PIHAK KEDUA.
3. Apabila hasil penjualan dari Obyek Jaminan Fidusia tersebut tidak mencukupi untuk melunasi semua apa yang wajib dibayar oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA tetap terikat membayar lunas sisa uang yang masih harus dibayar oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
Pasal 7
Pembebanan jaminan fidusia ini dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dengan syarat-syarat yang memutuskan (onder de ontbindende voorwaarden), yakni sampai dengan PIHAK PERTAMA telah memenuhi membayar lunas semua apa yang wajib dibayar oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian Pemberian FPJPS, antara lain hutang pokok, beban imbalan, biaya administrasi dan/atau biaya pencairan agunan.
Pasal 8
1. PIHAK PERTAMA dengan ini memberikan kuasa kepada PIHAK KEDUA,
yang menyatakan menerima kuasa dari PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan pendaftaran jaminan fidusia tersebut, untuk keperluan tersebut menghadap
299
Lampiran-52
282
dihadapan pejabat atau instansi yang berwenang (termasuk kantor pendaftaran fidusia), memberikan keterangan, menandatangani surat atau formulir, mendaftarkan jaminan fidusia atas obyek jaminan fidusia tersebut dengan melampirkan pernyataan pendaftaran jaminan fidusia, serta untuk mengajukan permohonan pendaftaran atas perubahan dalam hal terjadi perubahan atas data yang tercantum dalam sertifikat jaminan fidusia, selanjutnya menerima sertifikat jaminan fidusia dan atau pernyataan perubahan, serta dokumen-dokumen lain yang bertalian untuk keperluan itu membayar semua biaya dan menerima kuitansi segala uang pembayaran serta selanjutnya melakukan segala tindakan yang perlu dan berguna untuk melaksanakan ketentuan dari akta ini.
2. Akta ini merupakan bagian yang terpenting dan tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian Pemberian FPJPS demikian pula kuasa yang diberikan dalam akta ini merupakan bagian yang terpenting serta tidak terpisahkan dari akta ini, dan oleh karenanya akta ini tidak dapat ditarik kembali atau dibatalkan selama berlakunya Perjanjian Pemberian FPJPS tersebut dan kuasa tersebut tidak akan batal atau berakhir karena sebab yang dapat mengakhiri pemberian sesuatu kuasa, termasuk sebab yang disebutkan dalam Pasal 1813, Pasal 1814 dan Pasal 1816 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Pasal 9
PIHAK KEDUA berhak dan dengan ini diberi kuasa dengan hak substitusi oleh PIHAK PERTAMA untuk melakukan perubahan atau penyesuaian atas ketentuan dalam akta ini, di dalam hal perubahan atau penyesuaian tersebut diperlukan dalam rangka memenuhi ketentuan dalam peraturan pemerintah tentang pendaftaran fidusia maupun ketentuan dalam Undang-Undang tentang Jaminan Fidusia No. 42 tahun 1999 tersebut.
Pasal 10
1. Segala perselisihan yang mungkin timbul di antara kedua belah pihak sendiri,
maka kedua belah pihak akan memilih domisili hukum yang tetap dan seumumnya di kantor Pengadilan Negeri ................ di ..............
2. Pemilihan domisili hukum tersebut dilakukan dengan tidak mengurangi hak dari PIHAK KEDUA untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap PIHAK PERTAMA berdasarkan Jaminan Fidusia atas Obyek Jaminan Fidusia tersebut dihadapan pengadilan lainnya dalam wilayah Republik Indonesia, yaitu pada
300
Lampiran-52
283
pengadilan negeri yang mempunyai yurisdiksi atas diri dari PIHAK PERTAMA atau atas Obyek Jaminan Fidusia tersebut.
Pasal 11 Biaya akta ini dan biaya lainnya yang berkenaan dengan pembuatan akta ini maupun dalam melaksanakan ketentuan dalam akta ini menjadi tanggungan dan harus dibayar oleh PIHAK PERTAMA. Demikian pula biaya pendaftaran fidusia ini di kantor pendaftaran fidusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1). Akta ini diselesaikan pukul .......... WI... (.................................................Waktu Indonesia ...............). Para penghadap dikenal oleh saya, Notaris.
DEMIKIANLAH AKTA INI
Dibuat dan dilangsungkan di ..............., pada hari ini, tanggal serta pada jam seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh tuan/nyonya/ nona................. Sarjana Hukum dan tuan/nyonya/ nona .......................... Sarjana Hukum, keduanya pegawai kantor Notaris dan bertempat tinggal di Jakarta sebagai saksi-saksi. Segera, setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka ditandatanganilah akta ini oleh para penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris.......................... Dilangsungkan dengan...........................
301
Lampiran-53
284
LAPORAN PERHITUNGAN RASIO KEBUTUHAN KAS HARIAN
BPRS …………………… tanggal ……s.d.…………………..
(dalam ribuan Rp) Pos-pos tertentu T-7 T-6 T-5 T-4 T-3 T-2 T-1
A. ASET LANCAR 1. Kas 2. Antarbank Aktiva (yang tidak diblokir)
a. Giro b. Tabungan c. Deposito jatuh tempo
JUMLAH ASET LANCAR
B. KEWAJIBAN LANCAR 1. Kewajiban segera 2. Simpanan dana nasabah (tidak terkait)
a. Deposito jatuh tempo b. Tabungan
3. Antarbank Pasiva (tidak terkait) a. Deposito jatuh tempo b. Tabungan
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR Rasio Kebutuhan Kas (A : B) x 100%
Informasi yang disampaikan sesuai dengan yang sebenarnya. Apabila dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data yang disampaikan, segala risiko yang muncul atas penyampaian data tersebut menjadi tanggung jawab kami.
302
Lampiran-53
285
(kota), (tanggal/bulan/tahun)
Direktur, (Nama BPRS ....)
ttd
---------------------------
303
Lampiran SE Nomor 12/39/DPbS tanggal 31 Desember 2010
T-7 *) T-6 T-5 T-4 T-3 T-2 T-1
1.2.3.4.5.6.7.8.
.....
*) T-7 untuk pelaporan minggu pertama adalah posisi tanggal pencairan.
............................................
LAPORAN KOLEKTIBILITAS HARIAN ASET PEMBIAYAAN AGUNAN FPJPSBPRS……………….. TANGGAL ........s.d.....................................
Saldo Pokok Posisi T-1 (juta Rp)
No. Nama NasabahNomor Akta Perjanjian
Pembiayaan/ Surat Perjanjian Pembiayaan
No. Rekening
Lampiran-54
Direktur,(kota), (tanggal/bulan/tahun)
TOTAL
Saldo Pokok Pada Saat Pengajuan
Permohonan (juta Rp)
Kolektibilitas
304
Lampiran-55
287
LAPORAN PENGGUNAAN FPJPS HARIAN BPRS …………………… tanggal ……s.d.…………………..
(dalam ribuan Rp)
Pos-pos tertentu Plafon T-7 T-6 T-5 T-4 T-3 T-2 T-1
A. PENERIMAAN FPJPS
B. KEWAJIBAN LANCAR 1. Kewajiban segera 2. Simpanan dana nasabah (tidak
terkait)
a. Tabungan b. Deposito jatuh tempo
3. Antarbank Pasiva (tidak terkait)
a. Tabungan b. Deposito jatuh tempo
Sisa Dana FPJPS Informasi yang disampaikan sesuai dengan yang sebenarnya. Apabila dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data yang disampaikan, segala risiko yang muncul atas penyampaian data tersebut menjadi tanggung jawab kami.
(tempat, tanggal/bulan/tahun) Direktur,
(Nama BPRS) ----------------------
305
Lampiran-56
288
Contoh Surat Pemberitahuan Rekening Penerimaan FPJPS
No. [diisi dengan nomor surat] Kepada [diisi sesuai ketentuan SE]
Perihal : Pemberitahuan Rekening Penerimaan FPJPS Yang bertandatangan di bawah ini : Nama : ……………………………….................1 Jabatan : Direktur ...........2 BPRS ............................3 Alamat : .................................................................4 bahwa berkaitan dengan permohonan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah (FPJPS) yang diajukan kepada Bank Indonesia, dengan ini untuk dan atas nama BPRS ..........3 menyatakan kepada Bank Indonesia untuk melakukan pengkreditan rekening kami di Bank Umum Syariah / Unit Usaha Syariah5 sebagai berikut: Nomor Rekening : ................................................................ Jenis Rekening : Giro ............... / Tabungan ........................ Nama Pemilik Rekening : ................................................................ Nama Bank : PT. Bank Syariah .... / UUS PT. Bank ......... Nama Kantor : KC/KCP ................................................... Keterangan : ................................................................ dalam rangka penerimaan terkait dengan FPJPS. Demikian surat pemberitahuan ini dibuat.
(kota), (tanggal/bulan/tahun) Direktur,
(Nama BPRS ....)
ttd ---------------------------
1 Diisi dengan nama direktur BPRS yang berwenang mewakili 2 Diisi dengan jabatan direktur yang berwenang mewakili BPRS 3 Diisi dengan nama BPRS yang mengajukan permohonan FPJPS 4 Diisi alamat BPRS yang mengajukan permohonan FPJPS 5 Pilih bank yang ditunjuk
Meterai Rp6.000,-
306
Lampiran-57
289
Contoh Surat Kuasa Pemegang Saham kepada BPRS
Kepada Direksi BPRS …………. di …………………..
Perihal : Surat Pernyataan dan Pemberian Kuasa Yang bertandatangan di bawah ini : Nama : ……………………………….................1 Kedudukan : Pemegang Saham ...........2 BPRS ............................3 Alamat : .................................................................4 bahwa berkaitan dengan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah (FPJPS) yang diajukan BPRS ................kepada Bank Indonesia, dengan ini kami menyatakan :
1. menyerahkan surat berharga yang kami miliki kepada BPRS …………. sebagai
berikut: No. Jenis Surat Berharga Nomor Surat Berharga Nilai Keterangan 1. SBI 2. SUN 3. SBSN 4. Obligasi Syariah Korporasi
(Sukuk Korporasi)
2. memberikan kuasa yang tidak dapat dicabut kembali kepada BPRS ................... untuk mengagunkan surat berharga tersebut di atas kepada Bank Indonesia dalam rangka pemberian FPJPS kepada BPRS …., termasuk menandatangani segala dokumen yang terkait dengan pengikatan agunan surat berharga tersebut di atas;
3. tidak akan melakukan release surat berharga yang telah diagunkan dalam rangka pemberian FPJPS PT. BPRS...... dalam sub registry/KSEI, kecuali atas persetujuan Bank Indonesia.
Demikian surat pernyataan ini dibuat secara sukarela dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun juga.
(kota), (tanggal/bulan/tahun) Pemegang Saham, (Nama BPRS ....)
Ttd ---------------------------
1 Diisi dengan nama Pemegang Saham 2 Diisi dengan kedudukan Pemegang Saham (PSP atau Pemegang Saham Biasa) 3 Diisi dengan nama BPRS yang mengajukan FPJPS 4 Diisi alamat Pemegang Saham yang memberikan kuasa ke BPRS untuk mengagunkan surat berharga yang dimilikinya.
Meterai Rp6.000,-
307
LAMPIRAN III
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 15/34/DPSP TANGGAL 27 AGUSTUS 2013
PERIHAL
PERUBAHAN ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 12/29/DASP TANGGAL 10 NOVEMBER 2010
PERIHAL TATA CARA PEMBERIAN FASILITAS
LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM
CONTOH
ADENDUM
PERJANJIAN PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI
BAGI BANK UMUM NOMOR ..........TANGGAL ………….1
Pada hari ini, ........., tanggal ......... bulan ......... tahun .........., yang
bertandatangan dibawah ini : ----------------------------------------------------
1. .........Nama……….., Direktur Eksekutif Departemen Penyelenggaraan
Sistem Pembayaran, bertempat tinggal di
Jakarta, dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya tersebut, untuk dan atas nama
Dewan Gubernur Bank Indonesia dan dengan
demikian mewakili Bank Indonesia yang
berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal 39
ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999
tentang Bank Indonesia sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2009, untuk selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA -------------------------------------
Dalam hal berdasarkan Anggaran Dasar PT yang bersangkutan tidak
diperlukan surat kuasa maka komparisi adalah sebagai berikut:
2. .........Nama……….., Direktur .... (Jabatan)...., bertempat tinggal di
..............., dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya tersebut, selaku demikian mewakili
Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas
1 Diisi dengan nomor dan tanggal Perjanjian Penggunaan FLI yang telah ditandatangani sebelumnya.
nama ...
308
nama serta sah mewakili Perusahaan Perseroan
PT Bank ....., berdasarkan Pasal ..... Anggaran
Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris .....,
Nomor ....., tanggal ..... (tanggal dalam angka),
yang termuat dalam Berita Negara Republik
Indonesia tanggal ....., Nomor ....., Tambahan
Nomor …..., berikut perubahan-perubahan
terakhir dengan Akta Notaris ....., Nomor …...,
tanggal …..., yang termuat dalam Berita Negara
Republik Indonesia tanggal ….., Nomor .....,
Tambahan Nomor ….., untuk selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA-------------------------------
atau (jika Direksi harus mendapat persetujuan dari dewan komisaris):
2. .........Nama……….., Direktur ... (Jabatan)..., bertempat tinggal di
.............., dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya tersebut, selaku demikian mewakili
Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas
nama serta sah mewakili Perusahaan Peseroan
PT Bank .., berdasarkan Pasal …. Anggaran
Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris ……,
Nomor …., tanggal ….., yang termuat dalam
Berita Negara Republik Indonesia tanggal ….,
Nomor ….., Tambahan Nomor ….., berikut
perubahan-perubahan terakhir dengan Akta
Notaris …, Nomor .., tanggal ….., yang termuat
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal
…., Nomor ….., Tambahan Nomor ….., dan
untuk melaksanakan tindakan hukum dalam
Perjanjian ini telah mendapatkan persetujuan
tertulis dari dewan komisaris Perseroan,
sebagaimana dinyatakan dalam Surat
Persetujuan Tertulis tanggal ….., bermeterai
cukup yang dilekatkan pada Perjanjian ini,
untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA -------
Jika PIHAK KEDUA adalah Bank Asing maka komparisi adalah sebagai
berikut: 2. Nama ...
309
2. .........Nama……….., Jabatan, bertempat tinggal di ......, dalam hal
ini bertindak berdasarkan kekuatan Akta Power
of Attorney Nomor .......... tanggal ......... dibuat
di hadapan ..............., Notaris di Jakarta,
demikian bertindak untuk dan atas nama
...................., cabang Indonesia, suatu bank
yang didirikan berdasarkan hukum .... (negara
kantor pusat bank asing)...., dan dalam hal ini
bertindak melalui kantor cabangnya di
Indonesia, berkedudukan di Jakarta,
.......alamat...., selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA. ------------------------------------------------
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama selanjutnya
disebut sebagai PARA PIHAK, terlebih dahulu menerangkan bahwa:
1. PARA PIHAK telah menandatangani Perjanjian Penggunaan
Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum Nomor .... tanggal
....2; dan
2. berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/ /DPSP
tanggal perihal Perubahan Atas Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor 12/29/DASP tanggal 10 November 2010 perihal Tata Cara
Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum telah
diberlakukan penambahan instrumen baru yang dapat digunakan
sebagai eligible collateral pada transaksi Fasilitas Likuiditas
Intrahari.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, PARA PIHAK menyatakan
setuju dan mufakat untuk mengadakan Adendum terhadap Perjanjian
Penggunaan Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum Nomor
…………. tanggal ..........., dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:
I. Klausula ayat (1) Pasal 1 diubah sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 1
(1) PIHAK PERTAMA memberikan FLI kepada PIHAK KEDUA
paling banyak sebesar nilai surat berharga berupa Sertifikat
Bank Indonesia (SBI), Sertifikat Deposito Bank Indonesia
2 Diisi dengan nomor dan tanggal Perjanjian Penggunaan FLI yang telah ditandatangani sebelumnya.
(SDBI) ...
310
(SDBI), dan/atau Surat Berharga Negara (SBN) yang di-Repo-
kan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA pada
rekening FLI-RTGS dan FLI-Kliring di Bank Indonesia.
(2) PIHAK KEDUA menerima dan menggunakan FLI sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dari PIHAK PERTAMA yang besarnya
tercantum dan tercetak pada Hasil Olahan Komputer (HOK)
dari Scripless Securities Settlement System Central Computer
(SCC) yang terdapat dalam Bank Indonesia - Scripless
Securities Settlement System (BI-SSSS).
(3) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menerima dengan baik
HOK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai satu-
satunya dokumen yang membuktikan besarnya FLI yang
dapat digunakan oleh PIHAK KEDUA sekaligus merupakan
dokumen yang membuktikan besarnya penggunaan FLI oleh
PIHAK KEDUA yang timbul sebagai akibat digunakannya FLI
oleh PIHAK KEDUA.
(4) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk menerima
dan menggunakan HOK sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sebagai alat bukti yang sah, otentik, dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
II. Klausula ayat (3) Pasal 4 diubah dan ditambahkan 2 (dua)
klausula baru, yakni ayat (4) dan ayat (5), sehingga Pasal 4
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 4
(1) PIHAK KEDUA harus menyelesaikan FLI yang digunakan pada
hari penggunaannya paling lambat sampai dengan pre cut-off
time Sistem BI-RTGS sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia yang mengatur mengenai Fasilitas Likuiditas
Intrahari Bagi Bank Umum.
(2) PIHAK KEDUA dapat memindahkan kembali surat berharga
yang diagunkan dari rekening FLI-RTGS ke rekening surat
berharga milik PIHAK KEDUA sesuai dengan nilai FLI yang
dikembalikan oleh PIHAK KEDUA.
(3) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak menyelesaikan FLI yang
digunakan pada hari penggunaan FLI sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) maka terhadap nilai FLI yang tidak diselesaikan
oleh ...
311
oleh PIHAK KEDUA tersebut diberlakukan sebagai transaksi
Repo dengan Bank Indonesia (first leg), dengan jangka waktu
1 (satu) hari kerja (overnight) sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia yang mengatur mengenai koridor suku bunga
(standing facilities).
(4) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak memiliki saldo rekening giro
yang mencukupi untuk setelmen pelunasan Repo SBI, Repo
SDBI, dan/atau Repo SBN sampai dengan cut off warning
Sistem BI-RTGS, BI-SSSS secara otomatis membatalkan
setelmen second leg.
(5) Dalam hal terjadi pembatalan setelmen second leg
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), PIHAK PERTAMA
berwenang melakukan pendebetan rekening giro PIHAK
KEDUA untuk penyelesaian bunga Repo yang harus dibayar
dan:
a. melakukan pelunasan sebelum jatuh waktu (early
redemption) atas seri SBI dan SDBI yang di-Repo; atau
b. memperlakukan jenis, seri, dan nominal SBN yang gagal
dibeli kembali oleh PIHAK KEDUA sebagai transaksi jual
putus (outright selling) secara otomatis melalui BI-SSSS.
III. Klausula ayat (2) Pasal 10 diubah sehingga Pasal 10 berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 10
(1) Semua pemberitahuan dan/atau surat menyurat antara
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sehubungan dengan
Perjanjian ini dilakukan secara tertulis dan dianggap telah
disampaikan kepada yang bersangkutan jika terdapat tanda
terima tertulis dari PIHAK PERTAMA dan/atau PIHAK KEDUA.
(2) Pemberitahuan dan/atau surat menyurat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dialamatkan kepada:
PIHAK PERTAMA : BANK INDONESIA
Departemen Penyelenggaraan Sistem
Pembayaran
Divisi Penyelenggaraan Setelmen Dana
dan Surat Berharga
Gedung D, Lantai 3
Jl. ...
312
Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350
PIHAK KEDUA : ..................................................................
..................................................................
..................................................................
..................................................................
IV. Syarat-syarat dan klausula lain dari Perjanjian Penggunaan
Fasilitas Likuiditas Intrahari Nomor …. tanggal …..3 yang telah
diubah dengan Adendum ini tetap berlaku dan merupakan
rangkaian kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari Adendum
ini.
V. Adendum ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing
bermeterai cukup, mempunyai kekuatan hukum yang sama dan
mulai berlaku sejak ditandatangani.
KEPALA DEPARTEMEN
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN,
DIAH PBA LUBIS
3 Diisi dengan nomor dan tanggal Perjanjian Penggunaan FLI yang telah ditandatangani sebelumnya.
PIHAK PERTAMA
(...................................)
PIHAK KEDUA
(...................................)
313
Dasarnya ...
LAMPIRAN IV
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 15/34/DPSP TANGGAL 27 AGUSTUS 2013
PERIHAL
PERUBAHAN ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 12/29/DASP TANGGAL 10 NOVEMBER 2010
PERIHAL TATA CARA PEMBERIAN FASILITAS
LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM
CONTOH
PERJANJIAN PENGGUNAAN
FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM
Nomor ...........................
Pada hari ini, ………., tanggal ……bulan…......… tahun……, yang
bertandatangan dibawah ini: ----------------------------------------------------
1. .........Nama……….., Direktur Eksekutif Departemen Penyelenggaraan
Sistem Pembayaran, bertempat tinggal di
Jakarta, dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya tersebut, untuk dan atas nama
Dewan Gubernur Bank Indonesia dan dengan
demikian mewakili Bank Indonesia yang
berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal 39
ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999
tentang Bank Indonesia sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2009, untuk selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA -----------------------------------------------
Dalam hal berdasarkan Anggaran Dasar PT yang bersangkutan tidak
diperlukan surat kuasa maka komparisi adalah sebagai berikut:
2. .........Nama…….., Direktur .... (Jabatan)...., bertempat tinggal di
..........., dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya tersebut, selaku demikian mewakili
Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas
nama serta sah mewakili Perusahaan Perseroan
PT Bank ….., berdasarkan Pasal ……. Anggaran
314
hadapan ...
Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris ....,
Nomor …., tanggal …. (tanggal dalam angka),
yang termuat dalam Berita Negara Republik
Indonesia tanggal …, Nomor …., Tambahan
Nomor …., berikut perubahan-perubahan
terakhir dengan Akta Notaris …, Nomor ….,
tanggal ….., yang termuat dalam Berita Negara
Republik Indonesia tanggal …., Nomor ….,
Tambahan Nomor …., selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA------------------
atau (jika Direksi harus mendapat persetujuan dari dewan komisaris ):
2. ............Nama……, Direktur ...... (Jabatan)......, bertempat tinggal di
....., dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
tersebut, selaku demikian mewakili Direksi dari
dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta
sah mewakili Perusahaan Peseroan PT Bank .....,
berdasarkan Pasal ….... Anggaran Dasarnya yang
dimuat dalam Akta Notaris …..., Nomor ...….,
tanggal …., yang termuat dalam Berita Negara
Republik Indonesia tanggal ..…...., Nomor …......,
Tambahan Nomor .....…., berikut perubahan-
perubahan terakhir dengan Akta Notaris ......…,
Nomor ....., tanggal ......, yang termuat dalam
Berita Negara Republik Indonesia tanggal ......…,
Nomor ......, Tambahan Nomor …......., dan
untuk melaksanakan tindakan hukum dalam
Perjanjian ini telah mendapatkan persetujuan
tertulis dari dewan komisaris Perseroan,
sebagaimana dinyatakan dalam Surat
Persetujuan Tertulis tanggal ..............,
bermeterai cukup yang dilekatkan pada
Perjanjian ini, untuk selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA ---------------------------------------------------
Jika PIHAK KEDUA adalah Bank Asing maka komparisi adalah sebagai
berikut:
2. ...........Nama.........., Jabatan, bertempat tinggal di ......, dalam hal ini
bertindak berdasarkan kekuatan Akta Power of
Attorney Nomor.......... tanggal ......... dibuat di
315
Pasal 2 ...
hadapan ..............., Notaris di Jakarta, demikian
bertindak untuk dan atas nama ....................,
cabang Indonesia, suatu Bank yang didirikan
berdasarkan hukum .... (negara kantor pusat
bank asing)...., dan dalam hal ini bertindak
melalui kantor cabangnya di Indonesia,
berkedudukan di Jakarta, ........ alamat....,
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. ---------------- PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama selanjutnya
disebut sebagai PARA PIHAK, terlebih dahulu menerangkan setuju dan
mufakat untuk mengadakan Perjanjian Penggunaan Fasilitas
Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum (FLI), dengan ketentuan dan
syarat-syarat sebagai berikut:
Pasal 1
(1) PIHAK PERTAMA memberikan FLI kepada PIHAK KEDUA paling
banyak sebesar nilai surat berharga berupa Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI),
dan/atau Surat Berharga Negara (SBN) yang di-Repo-kan oleh
PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA pada rekening FLI-RTGS
dan FLI-Kliring di Bank Indonesia.
(2) PIHAK KEDUA menerima dan menggunakan FLI sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dari PIHAK PERTAMA yang besarnya
tercantum dan tercetak pada Hasil Olahan Komputer (HOK) dari
Scripless Securities Settlement System Central Computer (SCC)
yang terdapat dalam Bank Indonesia - Scripless Securities
Settlement System (BI-SSSS).
(3) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menerima dengan baik HOK
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai satu-satunya
dokumen yang membuktikan besarnya FLI yang dapat digunakan
oleh PIHAK KEDUA sekaligus merupakan dokumen yang
membuktikan besarnya penggunaan FLI oleh PIHAK KEDUA yang
timbul sebagai akibat digunakannya FLI oleh PIHAK KEDUA.
(4) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk menerima
dan menggunakan HOK sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sebagai alat bukti yang sah, otentik, dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
316
Pasal 3 ...
Pasal 2
(1) PIHAK KEDUA menggunakan FLI untuk mengatasi kesulitan
pendanaan pada saat saldo rekening giro rupiah PIHAK KEDUA di
Bank Indonesia tidak mencukupi untuk penyelesaian transaksi
keluar (outgoing transaction) yang terjadi dalam Sistem Bank
Indonesia - Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS)
dan/atau kewajiban PIHAK KEDUA untuk penyelesaian akhir
kliring debet.
(2) FLI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) yang
digunakan oleh PIHAK KEDUA terdiri dari:
a. FLI-RTGS, sejak jam operasional Sistem BI-RTGS dibuka
sampai dengan cut-off warning Sistem BI-RTGS sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
tentang Sistem BI-RTGS.
b. FLI-Kliring, apabila PIHAK KEDUA memiliki kewajiban
penyelesaian akhir kliring debet sampai dengan cut-off
warning Sistem BI-RTGS sepanjang PIHAK KEDUA telah
menjadi peserta Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
(SKNBI).
(3) FLI-RTGS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a juga
dapat digunakan untuk:
a. menutup kewajiban penyelesaian akhir kliring debet dalam
hal pendanaan awal (prefund) dalam bentuk dana tunai (cash
prefund) dan/atau surat berharga (collateral prefund) yang
disediakan PIHAK KEDUA tidak mencukupi untuk
penyelesaian kewajiban PIHAK KEDUA yang timbul dari
penyelesaian akhir kliring debet;
b. menutup penyelesaian akhir hasil kliring yang terjadi sebelum
cut-off warning Sistem BI-RTGS bagi PIHAK KEDUA yang
memiliki kantor sebagai peserta kliring yang berada di wilayah
Kliring yang belum menerapkan SKNBI, sepanjang PIHAK
KEDUA telah memindahkan surat berharga ke rekening FLI-
RTGS dalam jumlah yang cukup sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia yang mengatur mengenai Fasilitas Likuiditas
Intrahari Bagi Bank Umum.
317
(5) Dalam ...
Pasal 3
(1) PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan me-Repo-kan surat
berharga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) yang
dimiliki oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dengan
nomor seri surat berharga sebagaimana tercatat dalam rekening
FLI-RTGS dan FLI-Kliring, untuk menyelesaikan kewajiban PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sebagaimana mestinya sebagai
akibat penggunaan FLI yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA.
(2) PIHAK PERTAMA dengan ini menerima dengan baik surat
berharga dengan nomor seri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang diagunkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
sebagaimana tercatat dalam rekening FLI-RTGS dan FLI-Kliring
berdasarkan pembukuan dan HOK pada Bank Indonesia sebagai
bukti yang sempurna.
Pasal 4
(1) PIHAK KEDUA harus menyelesaikan FLI yang digunakan pada
hari penggunaannya paling lambat sampai dengan pre cut-off time
Sistem BI-RTGS sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang
mengatur mengenai Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank
Umum.
(2) PIHAK KEDUA dapat memindahkan kembali surat berharga yang
diagunkan dari rekening FLI-RTGS ke rekening surat berharga
milik PIHAK KEDUA sesuai dengan nilai FLI yang dikembalikan
oleh PIHAK KEDUA.
(3) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak menyelesaikan FLI yang
digunakan pada hari penggunaan FLI sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) maka terhadap nilai FLI yang tidak diselesaikan oleh
PIHAK KEDUA tersebut diberlakukan sebagai transaksi Repo
dengan Bank Indonesia (first leg), dengan jangka waktu 1 (satu)
hari kerja (overnight) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia
yang mengatur mengenai koridor suku bunga (standing facilities).
(4) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak memiliki saldo rekening giro yang
mencukupi untuk setelmen pelunasan Repo SBI, Repo SDBI,
dan/atau Repo SBN sampai dengan cut off warning Sistem BI-
RTGS, BI-SSSS secara otomatis membatalkan setelmen second
leg.
318
(3) PIHAK ...
(5) Dalam hal terjadi pembatalan setelmen second leg sebagaimana
dimaksud pada ayat (4), PIHAK PERTAMA berwenang melakukan
pendebetan rekening giro PIHAK KEDUA untuk penyelesaian
bunga Repo yang harus dibayar dan:
a. melakukan pelunasan sebelum jatuh waktu (early redemption)
atas seri SBI dan SDBI yang di-Repo; atau
b. memperlakukan jenis, seri, dan nominal SBN yang gagal dibeli
kembali oleh PIHAK KEDUA sebagai transaksi jual putus
(outright selling) secara otomatis melalui BI-SSSS.
Pasal 5
(1) Perjanjian ini berakhir apabila:
a. PIHAK PERTAMA mencabut ketentuan yang mengatur tentang
pemberian FLI; atau
b. PIHAK KEDUA dicabut izin usahanya atau dibekukan
kegiatan usahanya oleh lembaga/instansi yang berwenang.
(2) Berakhirnya perjanjian ini tidak menghapuskan seluruh
kewajiban PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA yang timbul
sebagai akibat dari pemberian FLI.
Pasal 6
Dalam hal Perjanjian ini berakhir karena sebab sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (1), PIHAK PERTAMA berwenang untuk melakukan
pendebetan rekening giro PIHAK KEDUA pada PIHAK PERTAMA untuk
penyelesaian FLI yang diperoleh PIHAK KEDUA.
Pasal 7
PIHAK PERTAMA mengenakan biaya atas penggunaan FLI sebagaimana
diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum.
Pasal 8
(1) PIHAK KEDUA setuju bahwa PIHAK PERTAMA berwenang
menentukan terjadinya pelanggaran/kealpaan PIHAK KEDUA
menurut perjanjian ini.
(2) Dalam hal suatu kewajiban PIHAK KEDUA menurut perjanjian ini
wajib dilakukan dalam jangka waktu tertentu, lewatnya waktu
saja telah memberikan bukti cukup bahwa PIHAK KEDUA telah
melalaikan kewajibannya.
319
Pasal 12 ...
(3) PIHAK KEDUA menyatakan melepaskan hak-haknya untuk
menyangkal jumlah kewajiban PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA.
Pasal 9
Dalam hal perjanjian berakhir sebagaimana dimaksud pada Pasal 5,
para pihak setuju dan mufakat bahwa perjanjian akan berakhir secara
otomatis dengan mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 jo. Pasal
1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Pasal 10
(1) Semua pemberitahuan dan/atau surat menyurat antara PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA sehubungan dengan Perjanjian ini
dilakukan secara tertulis dan dianggap telah disampaikan kepada
yang bersangkutan jika terdapat tanda terima tertulis dari PIHAK
PERTAMA dan/atau PIHAK KEDUA.
(2) Pemberitahuan dan/atau surat menyurat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dialamatkan kepada:
PIHAK PERTAMA : BANK INDONESIA
Departemen Penyelenggaraan Sistem
Pembayaran
Divisi Penyelenggaraan Setelmen Dana
dan Surat Berharga
Gedung D, Lantai 3
Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350
PIHAK KEDUA : ..................................................................
..................................................................
..................................................................
Pasal 11
(1) Apabila timbul perselisihan sebagai akibat dari pelaksanaan
perjanjian ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya
secara musyawarah untuk mufakat.
(2) Apabila penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, PARA PIHAK
setuju dan mufakat untuk menyelesaikannya melalui pengadilan
dan memilih tempat kediaman dan domisili yang tetap di
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
320
Pasal 12
Para pihak setuju dan mufakat bahwa hal-hal lain yang belum diatur
dalam perjanjian ini dan segala perubahan atas kesepakatan dalam
perjanjian ini akan diatur kemudian dalam bentuk adendum atau surat
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
Pasal 13
Perjanjian ini dibuat pada hari dan tanggal sebagaimana dimaksud
pada bagian awal perjanjian, dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-
masing bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.
KEPALA DEPARTEMEN
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN,
DIAH PBA LUBIS
PIHAK PERTAMA,
(......................................)
PIHAK KEDUA,
(......................................)
321
LAMPIRAN I SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 15/44/DPbS TANGGAL 21 Oktober 2013 PERIHAL
FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH
DAFTAR LEMBAGA PEMERINGKAT DAN PERINGKAT YANG DIAKUI BANK INDONESIA UNTUK AGUNAN OBLIGASI SYARIAH KORPORASI (SUKUK
KORPORASI)
Perusahaan Pemeringkat
Peringkat
Teratas Ke-2
Teratas
Ke-3
Teratas
Fitch Ratings AAA AA+ AA
Moody’s Investor Service Aaa Aa1 Aa2
Standard and Poor’s AAA AA+ AA
PT. Fitch Ratings Indonesia AAA(idn) AA+(idn) AA(idn)
PT ICRA Indonesia [Idr]AAA [Idr]AA+ [Idr]AA
PT. Pemeringkat Efek Indonesia idAAA idAA+ idAA
KEPALA DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH
EDY SETIADI
322
LAMPIRAN II.a
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 15/44/DPbS TANGGAL 21 Oktober 2013
PERIHAL
FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK
SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH
CONTOH SURAT PERMOHONAN/PERPANJANGAN FPJPS
Nomor : [diisi dengan nomor surat]
Lamp : ……..
Kepada
Gubernur Bank Indonesia
Jl. M.H Thamrin No. 2
JAKARTA 10350
Perihal : Permohonan/Perpanjangan1 Fasilitas Pendanaan Jangka
Pendek Syariah (FPJPS)
Sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Bank Indonesia Nomor 11/24/PBI/2009 tentang Fasilitas Pendanaan
Jangka Pendek Bagi Bank Umum Syariah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/20/PBI/2012, bersama ini
kami mengajukan permohonan/perpanjangan1 FPJPS untuk jangka waktu
... ( ... ) hari dari tanggal………… sampai dengan tanggal……… sebesar Rp
............ (terbilang : .......) untuk memenuhi perkiraan kekurangan Giro
Wajib Minimum (GWM) kami.
Sehubungan dengan pengajuan permohonan/perpanjangan1 FPJPS
dimaksud, dengan ini kami lampirkan dokumen sebagai berikut:
1. surat pernyataan kesulitan likuiditas;
2. surat pernyataan agunan FPJPS;
3. surat pernyataan kesanggupan membayar kewajiban FPJPS;
4. surat pernyataan kebenaran data dan dokumen;2
5. surat persetujuan Dewan Komisaris atau keputusan RUPS mengenai
penggunaan aset Bank sebagai agunan FPJPS, sesuai dengan
anggaran dasar Bank dan perundang-undangan yang berlaku;
6. dokumen perhitungan rasio KPMM;
7. proyeksi arus kas dan dokumen pendukung lainnya;
8. daftar aset yang menjadi agunan FPJPS;
9. print-out hasil pengagunan (pledge) di BI-SSSS;3
1 Coret yang tidak perlu 2 Hanya disampaikan pada saat permohonan FPJPS 3 Dalam hal agunan berupa SBIS dan/atau SBSN
10. konfirmasi…
323
10. konfirmasi pemblokiran agunan dari KSEI dan hasil pemeringkatan
dari perusahaan pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia;4
11. dokumen atas aset Pembiayaan yang menjadi agunan FPJPS.5
Surat permohonan beserta lampiran tersebut di atas kami buat
dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari terdapat hal-hal
yang tidak benar maka kami bersedia menerima risiko dan akibat dari
tindakan yang diambil oleh Bank Indonesia.
Demikian permohonan kami, atas perhatian Saudara kami ucapkan
terima kasih.
[kota], [tanggal, bln, tahun]
Komisaris Direksi
(Nama Bank….) (Nama Bank…..)
Tanda tangan Tanda tangan
(Komisaris) ………..…6
CC.
a. Departemen Perbankan Syariah; atau
b. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri setempat, dalam hal Bank yang mengajukan
FPJPS berkantor pusat di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri.
4 Dalam hal agunan berupa Sukuk Korporasi 5 Dalam hal agunan berupa aset Pembiayaan 6 Diisi dengan nama dan jabatan direksi Bank yang berwenang mewakili
KEPALA DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH
EDY SETIADI
Materai
Rp. 6000,-
324
LAMPIRAN II.b SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 15/44/DPbS TANGGAL 21 Oktober 2013 PERIHAL FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH
SURAT PERNYATAAN KESULITAN LIKUIDITAS DALAM RANGKA
PERMOHONAN/PERPANJANGAN/PENAMBAHAN1 FPJPS (CONTOH)
Lamp. Surat No. [diisi dengan nomor surat permohonan/perpanjangan/
penambahan FPJPS]
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ……………………………………… 2
Jabatan : Direktur ……. 3 Bank ……….…….... 4
Alamat : ........................................................ 5
dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas, dengan ini menyatakan
bahwa:
Bank mengalami kesulitan likuiditas yang disebabkan oleh
a)……..
b)……..
dst
Bank telah berupaya untuk mengatasi kesulitan likuiditas tersebut namun belum
dapat mengatasi kesulitan likuiditas tersebut. Adapun langkah-langkah yang
telah diambil oleh Bank adalah
a)……..
b)……..
dst
Demikian surat pernyataan ini dibuat secara sukarela dan tanpa ada
paksaan dari pihak manapun juga.
[kota], [tanggal, bln, tahun]
Tanda tangan
………6
1 Coret yang tidak perlu 2 Diisi dengan nama direksi Bank yang berwenang mewakili 3 Diisi dengan jabatan direksi yang berwenang mewakili Bank 4 Diisi dengan nama Bank yang mengajukan permohonan FPJPS 5 Diisi alamat Bank yang mengajukan permohonan FPJPSS 6 Diisi dengan nama dan jabatan direksi Bank yang berwenang mewakili
KEPALA DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH
EDY SETIADI
Materai
Rp. 6000,-
325
LAMPIRAN II.c SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 15/44/DPbS TANGGAL 21 Oktober 2013 PERIHAL FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH
SURAT PERNYATAAN AGUNAN FPJPS
(CONTOH)
Lamp. Surat No. [diisi dengan nomor surat permohonan/perpanjangan/
penambahan FPJPS]
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ……………………………………….. 1
Jabatan : Direktur ……. 2 Bank ………..... 3
Alamat : ............................................ 4
dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas, dengan ini menyatakan
bahwa :
Seluruh aset yang menjadi agunan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah
(FPJPS) tidak sedang dijaminkan kepada pihak lain, tidak di bawah sitaan, tidak
tersangkut dalam suatu perkara atau sengketa, dan memenuhi seluruh
persyaratan agunan FPJPS sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank
Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia yang mengatur mengenai FPJPS bagi
BUS.
Demikian surat pernyataan ini dibuat secara sukarela dan tanpa ada
paksaan dari pihak manapun juga.
[kota], [tanggal, bln, tahun]
Tanda tangan
………5
1 Diisi dengan nama direksi Bank yang berwenang mewakili 2 Diisi dengan jabatan direksi yang berwenang mewakili Bank 3 Diisi dengan nama Bank yang mengajukan permohonan FPJPS 4 Diisi alamat Bank yang mengajukan permohonan FPJPSS 5 Diisi dengan nama dan jabatan direksi Bank yang berwenang mewakili
KEPALA DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH
EDY SETIADI
Materai
Rp. 6000,-
326
LAMPIRAN II.d SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 15/44/DPbS TANGGAL 21 Oktober 2013 PERIHAL FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN MEMBAYAR KEWAJIBAN FPJPS DALAM
RANGKA PERMOHONAN/PERPANJANGAN/PENAMBAHAN PLAFON1 FPJPS
(CONTOH)
Lamp. Surat No. [diisi dengan nomor surat permohonan/perpanjangan/
penambahan FPJPS]
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : …………………………………......……2
Jabatan : Direktur ……. 3 Bank …………..….4
Alamat : .....................................................5
dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas, dengan ini menyatakan
kesanggupan membayar atas segala kewajiban terkait Fasilitas Pendanaan
Jangka Pendek Syariah (FPJPS) yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada Bank
………….4 pada saat tanggal jatuh waktu yaitu tanggal …………………6 dengan
plafon sejumlah Rp.……………….7 berikut imbalan dan biaya lain yang timbul
sehubungan dengan pemberian FPJPS dari Bank Indonesia, serta menyatakan
tunduk pada seluruh ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia dan Surat
Edaran Bank Indonesia yang mengatur mengenai pemberian FPJPS.
Demikian surat pernyataan ini dibuat secara sukarela dan tanpa ada
paksaan dari pihak manapun juga.
[kota], [tanggal, bln, tahun]
Tanda tangan
………..8
1 Coret yang tidak perlu 2 Diisi dengan nama direksi Bank yang berwenang mewakili 3 Diisi dengan jabatan direksi yang berwenang mewakili Bank 4 Diisi dengan nama Bank yang mengajukan permohonan FPJPS 5 Diisi alamat Bank yang mengajukan permohonan FPJPS 6 Diisi dengan tanggal jatuh waktu FPJPS 7 Diisi dengan jumlah FPJPS yang diajukan 8 Diisi dengan nama dan jabatan direksi Bank yang berwenang mewakili
KEPALA DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH
EDY SETIADI
Materai
Rp. 6000,-
327
LAMPIRAN II.e SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 15/44/DPbS TANGGAL 21 Oktober 2013 PERIHAL FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH
SURAT PERNYATAAN KEBENARAN DATA DAN DOKUMEN
(CONTOH)
Lamp. Surat No. [diisi dengan nomor surat permohonan/perpanjangan FPJPS]
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : ……………………………….................1
Jabatan : Direktur ...........2 Bank ..................3
Alamat : ......................................................4
bahwa berkaitan dengan permohonan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
Syariah (FPJPS) yang diajukan kepada Bank Indonesia, dengan ini untuk dan
atas nama Bank ..........3 menyatakan bahwa seluruh dokumen, data, penjelasan
dan keterangan yang disampaikan kepada Bank Indonesia dijamin kebenarannya
serta telah memenuhi ketentuan yang berlaku, termasuk dalam hal terdapat
permohonan perpanjangan dan/atau penambahan plafon FPJPS.
Bahwa apabila dikemudian hari ditemukan hal-hal yang sebaliknya, segala akibat
hukum yang timbul menjadi tanggung jawab kami sepenuhnya.
Demikian surat pernyataan ini dibuat secara sukarela dan tanpa ada
paksaan dari pihak manapun juga.
[kota], [tanggal, bln, tahun]
Tanda tangan
……………….5
1 Diisi dengan nama direksi Bank yang berwenang mewakili 2 Diisi dengan jabatan direksi yang berwenang mewakili Bank 3 Diisi dengan nama Bank yang mengajukan permohonan FPJPS 4 Diisi alamat Bank yang mengajukan permohonan FPJPS 5 Diisi dengan nama dan jabatan direksi Bank yang berwenang mewakili
KEPALA DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH
EDY SETIADI
Materai
Rp. 6000,-
328
LAMPIRAN III SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 15/44/DPbS TANGGAL 21 Oktober 2013 PERIHAL FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH
PROYEKSI ARUS KAS
Nama Bank : …………………….
Posisi : Tanggal ………….
Proyeksi arus kas - Berdasarkan Pendekatan Remaining Maturity
Posisi Remaining Maturity
H H+1 H+2 … H+29 H+30
I. Settlement/pos-pos tertentu yang
mempengaruhi ON B/S Rupiah
A. Saldo Giro BI
1. Rupiah
2. Valas
B. Kas / Uang Tunai
1. Rupiah
2. Valas
C. Transaksi Jatuh Waktu
1. Transaksi Antar Bank
1.1 Penempatan Pada Bank Lain Jatuh waktu (placement jatuh waktu)
1.2 Pinjaman Kepada Bank Lain Jatuh waktu (borrowing jatuh waktu)
1.3 Reverse repo SBI/SBIS
1.4 Repo SBI/SBIS
1.5 Reverse repo SBN
1.6 Repo SBN
1.7 Reverse repo SSB/SSBS Korporasi
1.8 Repo SSB/SSBS Korporasi
1.9 Antar bank aktiva lainnya
1.10 Antar bank pasiva lainnya
2. Transaksi Dengan Bank Indonesia
2.1 SBI/SBIS
a SBI/SBIS Jatuh waktu
b Settlement SBI/SBIS
2.2 Deposit Facility/FASBIS jatuh waktu
2.3 Term Deposit jatuh waktu
2.4 Lending/Financing Facility jatuh waktu
2.5 Repo
a SBI/SBIS jatuh waktu
b SBN jatuh waktu
2.6 Reverse Repo SBN
3. Transaksi Dengan Pemerintah dan Korporasi
3.1 SBN
3.2 SSB/SSBS Korporasi
3.3 Obligasi/Sukuk Subordinasi
3.4 SSB/SSBS yang Diterbitkan
D. Kredit/Pembiayaan
1. Kredit/Pembiayaan yang diberikan
329
Proyeksi arus kas - Berdasarkan Pendekatan Remaining Maturity
Posisi Remaining Maturity
H H+1 H+2 … H+29 H+30
2. Pinjaman/pembiayaan yang diterima
E. Dana Pihak Ketiga
1. Tabungan dan Giro
2. Deposito
II. Settlement/Pos-pos tertentu yang
mempengaruhi OFF B/S Rupiah
A. Dengan Bank Indonesia
1. Spot/tod/tom
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
2. Forward
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
3. Swap
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
4. Option
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
5. Transaksi Derivatif Lainnya
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
B. Dengan Pihak Lainnya
1. Dengan Bank
1.1. Spot/tod/tom
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
1.2. Forward
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
1.3. Swap
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
1.4. Option
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
1.5. Transaksi Derivatif Lainnya
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
2. Dengan Nasabah Perorangan
2.1. Spot/tod/tom
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
2.2. Forward
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
2.3. Swap
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
2.4. Option
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
330
Proyeksi arus kas - Berdasarkan Pendekatan Remaining Maturity
Posisi Remaining Maturity
H H+1 H+2 … H+29 H+30
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
2.5. Transaksi Derivatif Lainnya
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
3. Dengan Nasabah Korporasi
3.1. Spot/tod/tom
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
3.2. Forward
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
3.3. Swap
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
3.4. Option
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
3.5. Transaksi Derivatif Lainnya
a. arus kas masuk (beli Rupiah)
b. arus kas keluar (jual Rupiah)
III. Settlement/Pos-pos tertentu yang
Mempengaruhi ON B/S Valas
A. Transaksi Antar Bank
1. Saldo Nostro
2. Saldo Vostro
3. Penempatan Pada Bank Lain Jatuh waktu (placement jatuh waktu)
4. Pinjaman Kepada Bank Lain Jatuh waktu (borrowing jatuh waktu)
5. Reverse repo SSB/SSBS
6. Repo SSB/SSBS
7. Antar bank aktiva lainnya
8. Antar bank pasiva lainnya
B. Transaksi Dengan Bank Indonesia
1. Term Deposit jatuh waktu
C. Transaksi Dengan Pemerintah dan Korporasi
1. SBN
2. SSB/SSBS Korporasi
3. Obligasi/Sukuk Subordinasi
4. SSB/SSBS yang Diterbitkan
D. Kredit/Pembiayaan
1. Kredit/Pembiayaan yang diberikan
2. Pinjaman/Pembiayaan yang diterima
E. Dana Pihak Ketiga
1. Tabungan
2. Deposito
IV. Settlement/Pos-pos tertentu yang
Mempengaruhi OFF B/S Valas
A. Dengan Bank Indonesia
1. Spot/tod/tom
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
2. Forward
331
Proyeksi arus kas - Berdasarkan Pendekatan Remaining Maturity
Posisi Remaining Maturity
H H+1 H+2 … H+29 H+30
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
3. Swap
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
4. Option
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
5. Transaksi Derivatif Lainnya
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
B. Dengan Pihak Lainnya
1. Dengan Pihak Bank
1.1. Spot/tod/tom
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
1.2. Forward
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
1.3. Swap
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
1.4. Option
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
1.5. Transaksi Detivatif Lainnya
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
2. Dengan Nasabah Perorangan
2.1. Spot/tod/tom
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
2.2. Forward
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
2.3. Swap
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
2.4. Option
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
2.5. Transaksi Derivatif Lainnya
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
3. Dengan Nasabah Korporasi
3.1. Spot/tod/tom
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
3.2. Forward
a. arus kas masuk (beli valas)
332
Proyeksi arus kas - Berdasarkan Pendekatan Remaining Maturity
Posisi Remaining Maturity
H H+1 H+2 … H+29 H+30
b. arus kas keluar (jual valas)
3.3. Swap
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
3.4. Option
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
3.5. Transaksi Derivatif Lainnya
a. arus kas masuk (beli valas)
b. arus kas keluar (jual valas)
Proyeksi Arus Kas – Berdasarkan Pendekatan
Behavioral
Posisi Proyeksi Ket
H H+1 … H+14 W3 W4
I. Penarikan dan Setoran DPK
A Tabungan dan Giro
1. Nasabah Perorangan
1.1 Rupiah
a. arus kas masuk
b. arus kas keluar
1.2 Valas
a. arus kas masuk
b. arus kas keluar
2. Nasabah Korporasi
2.1 Rupiah
a. arus kas masuk
b. arus kas keluar
2.2 Valas
a. arus kas masuk
b. arus kas keluar
B Deposito
1. Nasabah Perorangan
1.1 Rupiah
a. arus kas masuk
b. arus kas keluar
1.2 Valas
a. arus kas masuk
b. arus kas keluar
2. Nasabah Korporasi
2.1 Rupiah
a. arus kas masuk
b. arus kas keluar
2.2 Valas
a. arus kas masuk
b. arus kas keluar
II. Transaksi Antar Bank
1. Rupiah
a. Penempatan Pada Bank lain Jatuh Waktu (placement jatuh waktu)
b. Pinjaman dari Bank lain Jatuh Waktu (borrowing jatuh waktu)
2. Valas
a. Penempatan Pada Bank lain Jatuh Waktu (placement jatuh waktu)
b. Pinjaman dari Bank lain Jatuh waktu (borrowing jatuh waktu)
III. Surat-Surat Berharga
1. Pembayaran Pokok dan Bunga/Imbalan dari SSB/SSBS yang diterbitkan
a. Rupiah
b. Valas
333
Proyeksi Arus Kas – Berdasarkan Pendekatan Behavioral
Posisi Proyeksi Ket
H H+1 … H+14 W3 W4
2. Buyback SBN dan SSB/SSBS lainnya
a. Rupiah
b. Valas
3. Call Option Obligasi Subordinasi
a. Rupiah
b. Valas
IV. Kredit/Pembiayaan
1. Kredit/pembiayaan yang diberikan
a. Rupiah
b. Valas
2. Realisasi penyaluran kredit/pembiayaan
a. Rupiah
b. Valas
V. Pasar Modal Dalam Negeri dan Luar Negeri
1. Penerbitan Surat utang baru
a. Rupiah
b. Valas
2. Penerbitan Saham (IPO dan Right Issues)
a. Rupiah
b. Valas
Petunjuk pengisian pada Lampiran III ini mengikuti ketentuan Bank
Indonesia dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/39/DPM tanggal 28
Desember 2012 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
13/3/DPM tanggal 4 Februari 2011 perihal Laporan Harian Bank Umum.
KEPALA DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH
EDY SETIADI
334
LAMPIRAN IV.a SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 15/44/DPbS TANGGAL 22 Oktober 2013 PERIHAL FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH
AGUNAN BERUPA SURAT BERHARGA
Jenis Seri Sisa Jangka Waktu
Tanggal Jatuh Tempo
Harga*) Nilai Nominal
Nilai Jual *)
SBIS
SBSN
Sukuk
Korporasi
*) Tidak berlaku untuk SBIS
KEPALA DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH
EDY SETIADI
335
LAMPIRAN IV.b SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 15/44/DPbS TANGGAL 22 Oktober 2013 PERIHAL FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH
DAFTAR ASET PEMBIAYAAN LANCAR SELAMA 12 BULAN TERAKHIR YANG DIAGUNKAN BANK …………………………………
Mulai Akhir Rp (juta) Va (ribu) Rp (juta) Va (ribu)Nominal
Rp (juta)
Persentase
terhadap
Plafon
Nomor Bukti
Kepemilikan
Nilai Taksasi
Agunan **)
Penilai
Agunan
***)
Nomor
Polis
Asuransi
Nilai Agunan
Tertanggung
(apabila ada)
Total dalam mata uang asal
Total dalam Jutaan Rupiah
No
Pengikatan/
Pembebanan *)
Jenis
Pembiayaan
Nomor Asuransi
Pembiayaan dan
Nilai
Tertanggung
(apabila ada)
Jangka
Waktu
(yyy/mm/dd)
Pembiayaan Agunan
No ID BankJenis
Penggunaan
Plafon
Pembiayaan
Saldo Pokok
Pembiayaan
Jenis
Agunan
Nomor
Debtor
Identificati
on Number
(DIN)
NPWP
Alamat
dan
Telp
Nomor
Perjanjian
Pembiayaan /
Surat
Perjanjian
Pembiayaan
Nomor
Rekening
Debitur
Nama
Pemilik
Nilai
Pengikatan
Catatan: *) Apabila agunan Pembiayaan memiliki akta Fidusia, APHT, atau Hipotek cantumkan nomor akta-akta tersebut.
**) Nilai taksasi agunan dihitung berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penilaian kualitas aktiva bagi Bank. ***) Diisi " independen", apabila menggunakan penilai agunan independen dan "intern Bank", apabila menggunakan penilai agunan dari pihak internal Bank. Disclaimer :
Aset Pembiayaan sebagaimana terdapat pada daftar di atas telah memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam pasal 5 ayat (3) Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/24/PBI/2009 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah bagi Bank Umum Syariah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/20/PBI/2012. Informasi yang disampaikan sesuai dengan portofolio pembiayaan yang sebenarnya. Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data yang disampaikan, segala risiko yang muncul atas penyampaian data tersebut menjadi tanggung jawab kami.
KEPALA DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH
EDY SETIADI
[kota], [tanggal, bln, tahun]
Direktur Utama Direktur
ttd ttd
--------------- --------------------
(Nama) (Nama)
336
LAMPIRAN IV.c SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 15/44/DPbS TANGGAL 22 Oktober 2013
PERIHAL
FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH
PERUBAHAN DAFTAR ASET PEMBIAYAAN LANCAR BANK……………………………….
Merujuk pada Perjanjian Pemberian FPJPS No…. tanggal …. Jo. Perjanjian Pengikatan Fidusia No. …tanggal ….., berhubungan adanya kewajiban bagi PIHAK PERTAMA (BANK …) untuk menjaga nilai jaminan dari perjanjian FPJPS, PIHAK PERTAMA setuju untuk mengganti dan PIHAK KEDUA (BANK INDONESIA) setuju untuk menerima penggantian dari PIHAK PERTAMA (BANK…) obyek jaminan fidusia sebagai berikut: 1) menarik Obyek Jaminan Fidusia nomor ……. yang tertuang pada Daftar Aset Pembiayaan Lancar Bank yang merupakan bagian dari Akta Fidusia; 2) mengganti Obyek Jaminan Fidusia tersebut pada angka 1) di atas, menjadi sebagai berikut:
Mulai Akhir Rp (juta) Va (ribu) Rp (juta) Va (ribu)Nominal
Rp (juta)
Persentase
terhadap
Plafon
Nomor Bukti
Kepemilikan
Nilai Taksasi
Agunan **)
Penilai
Agunan
***)
Nomor
Polis
Asuransi
Nilai Agunan
Tertanggung
(apabila ada)
Total dalam mata uang asal
Total dalam Jutaan Rupiah
No
Pengikatan/
Pembebanan *)
Jenis
Pembiayaan
Nomor Asuransi
Pembiayaan dan
Nilai
Tertanggung
(apabila ada)
Jangka
Waktu
(yyy/mm/dd)
Pembiayaan Agunan
No ID BankJenis
Penggunaan
Plafon
Pembiayaan
Saldo Pokok
Pembiayaan
Jenis
Agunan
Nomor
Debtor
Identificati
on Number
(DIN)
NPWP
Alamat
dan
Telp
Nomor
Perjanjian
Pembiayaan /
Surat
Perjanjian
Pembiayaan
Nomor
Rekening
Debitur
Nama
Pemilik
Nilai
Pengikatan
Catatan:
*) Apabila agunan Pembiayaan memiliki akta Fidusia, APHT, atau Hipotek cantumkan nomor akta-akta tersebut. **) Nilai taksasi agunan dihitung berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penilaian kualitas aktiva bagi Bank. ***) Diisi " independen", apabila menggunakan penilai agunan independen dan "intern Bank", apabila menggunakan penilai agunan dari pihak internal Bank. Disclaimer : Aset Pembiayaan sebagaimana terdapat pada daftar di atas telah memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam pasal 5 ayat (3) Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/24/PBI/2009 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah bagi Bank Umum Syariah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/20/PBI/2012. Informasi yang disampaikan sesuai dengan portofolio pembiayaan yang sebenarnya. Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data yang disampaikan, segala risiko yang muncul atas
penyampaian data tersebut menjadi tanggung jawab kami.
KEPALA DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH
EDY SETIADI
[kota], [tanggal, bln, tahun]
Direktur Utama Direktur
ttd ttd
--------------- ---------------
(Nama) (Nama)
337
LAMPIRAN V SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 15/44/DPbS TANGGAL 22 Oktober 2013 PERIHAL FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH
SURAT PERNYATAAN AGUNAN BERUPA ASET PEMBIAYAAN
(CONTOH)
Lamp. Surat No. [diisi dengan nomor surat permohonan/perpanjangan/penambahan
FPJPS]
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ……………………………………….1
Jabatan : Direktur ……. 2 Bank ……….....3
Alamat : .................................................4
dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas, dengan ini menyatakan
bahwa:
1. seluruh aset Pembiayaan yang diajukan bukan Pembiayaan konsumsi kecuali
Pembiayaan Kepemilikan Rumah;
2. seluruh aset Pembiayaan dijamin dengan agunan tanah dan/atau bangunan
yang memiliki nilai paling rendah 140% (seratus empat puluh persen) dari plafon
Pembiayaan yang telah dinilai oleh penilai independen;
3. sisa jangka waktu jatuh tempo Pembiayaan paling singkat 12 (dua belas) bulan
sejak penandatanganan FPJPS;
4. saldo pokok Pembiayaan tidak melebihi plafon pembiayaan dan BMPD pada saat
FPJPS diberikan;
5. seluruh aset Pembiayaan yang diagunkan memiliki perjanjian Pembiayaan dan
pengikatan agunan yang memiliki kekuatan hukum;
6. seluruh aset Pembiayaan yang diagunkan bukan merupakan Pembiayaan kepada
pihak terkait Bank;
7. kualitas seluruh aset Pembiayaan yang diajukan untuk menjadi agunan FPJPS
adalah benar tergolong kualitas lancar paling singkat 12 (dua belas) bulan
terakhir berturut-turut; dan
8. seluruh aset Pembiayaan belum pernah direstrukturisasi.
Demikian surat pernyataan ini dibuat secara sukarela dan tanpa ada paksaan
dari pihak manapun juga.
[kota], [tanggal, bln, tahun]
Tanda tangan
……….5
1 Diisi dengan nama direksi Bank yang berwenang mewakili 2 Diisi dengan jabatan direksi yang berwenang mewakili Bank 3 Diisi dengan nama Bank yang mengajukan permohonan FPJPS 4 Diisi alamat Bank yang mengajukan permohonan FPJPS 5 Diisi dengan nama dan jabatan direksi Bank yang berwenang mewakili
KEPALA DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH
EDY SETIADI
Materai
Rp. 6000,-
338
LAMPIRAN VI SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 15/44/DPbS TANGGAL 22 Oktober 2013 NOMOR 15/ /DPbS TANGGAL PERIHAL FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH
BAGI BANK UMUM SYARIAH
CONTOH SURAT PERMOHONAN PENAMBAHAN PLAFON FPJPS
Nomor : [diisi dengan nomor surat]
Kepada
Gubernur Bank Indonesia
Jl. M.H Thamrin No. 2
JAKARTA 10350
Perihal : Permohonan Penambahan Plafon Fasilitas Pendanaan Jangka
Pendek Syariah (FPJPS)
Sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank
Indonesia Nomor 11/24/PBI/2009 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
Bagi Bank Umum Syariah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 14/20/PBI/2012 dan Surat Persetujuan Pemberian FPJPS No.
…. tanggal …, bersama ini kami mengajukan permohonan penambahan plafon
FPJPS sebesar Rp ............ (terbilang : .......) untuk memenuhi perkiraan
kekurangan Giro Wajib Minimum (GWM) kami pada tanggal ..…, sehingga
seluruh plafon FPJPS Bank … menjadi sebesar Rp ............ (terbilang : .......).
Sehubungan dengan pengajuan permohonan penambahan plafon FPJPS
dimaksud, dengan ini kami lampirkan dokumen sebagai berikut :
1. surat pernyataan kesulitan likuiditas;
2. surat pernyataan agunan FPJPS;
3. surat pernyataan kesanggupan membayar kewajiban FPJPS;
4. dokumen perhitungan rasio KPMM;
5. proyeksi arus kas dan dokumen pendukung lainnya;
6. daftar aset yang menjadi agunan FPJPS;
7. print-out hasil pengagunan (pledge) di BI-SSSS;1
8. konfirmasi pemblokiran agunan dari KSEI dan hasil pemeringkatan dari
perusahaan pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia;2
9. dokumen atas aset Pembiayaan yang menjadi agunan FPJPS.3
1 Dalam hal agunan berupa SBIS dan/atau SBSN 2 Dalam hal agunan berupa Sukuk Korporasi 3 Dalam hal agunan berupa aset Pembiayaan
Formatted: Indent: Hanging: 2.25"
339
Surat permohonan beserta lampiran tersebut di atas kami buat dengan
sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari terdapat hal-hal yang tidak benar
maka kami bersedia menerima risiko dan akibat dari tindakan yang diambil oleh
Bank Indonesia.
Demikian permohonan kami, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima
kasih.
[kota], [tanggal, bln, tahun]
Komisaris Direksi
(Nama Bank….) (Nama Bank…..)
Tanda tangan Tanda tangan
(Komisaris) ……………..4
CC. a. Departemen Perbankan Syariah; atau b. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri setempat, dalam hal Bank yang mengajukan
FPJPS berkantor pusat di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri.
4 Diisi dengan nama dan jabatan direksi Bank yang berwenang mewakili
KEPALA DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH
EDY SETIADI
Materai
Rp. 6000,-
Surat…
340
LAMPIRAN VII
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 15/44/DPbS TANGGAL 22 Oktober 2013
PERIHAL
FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH
BAGI BANK UMUM SYARIAH
CONTOH PERHITUNGAN NILAI AGUNAN FPJPS
1. Perhitungan Nilai Agunan FPJPS dalam bentuk SBIS
a. SBIS 9 (sembilan) bulan dengan seri IDBIxxxxxxxxx dengan karakteristik
nilai nominal Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) sisa jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari (sebagaimana tercantum dalam BI-SSSS).
b. SBIS 9 (sembilan) bulan dengan seri IDBIxxxxxxxxx dengan karakteristik
nilai nominal Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah), sisa jangka
waktu 20 (dua puluh) hari (sebagaimana tercantum dalam BI-SSSS).
Jumlah Nilai Nominal SBIS (a + b) = Rp150.000.000.000,00 (seratus lima
puluh miliar rupiah).
Nilai agunan adalah sebesar 100% (seratus persen) dari nilai nominal SBIS,
yaitu Rp150.000.000.000,00 (seratus lima puluh miliar rupiah). Dengan
demikian, plafon FPJPS yang dijamin dengan SBIS adalah sebesar
Rp150.000.000.000,00 (seratus lima puluh miliar rupiah) untuk menutup
kekurangan Giro Wajib Minimum.
2. Perhitungan Nilai Agunan FPJPS dalam bentuk SBSN
SBSN seri IFRxxxx dengan karakteristik: 100.000 unit dengan nilai nominal
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah), sisa jangka waktu 1.500 (seribu
lima ratus) hari, dengan harga 92,01250% (sembilan puluh dua koma nol satu
dua lima nol persen) sebagaimana tercantum dalam BI-SSSS.
Nilai Pasar SBSN yang dimiliki dihitung sebagai berikut:
Nilai Pasar SBSN = Rp100.000.000.000,00 x 92,01250%
= Rp92.012.500.000,00
Nilai agunan (cash value) ditetapkan sebesar 105% (seratus lima persen) dari
Nilai Pasar SBSN, yaitu:
Rp 92.012.500.000,00 x 100/105 = Rp87.630.952.380,95.
Dengan demikian, plafon FPJPS yang dijamin dengan SBSN adalah sebesar
Rp87.630.952.380,95 (delapan puluh tujuh miliar enam ratus tiga puluh juta
sembilan ratus lima puluh dua ribu tiga ratus delapan puluh koma sembilan lima
rupiah) untuk menutup kekurangan Giro Wajib Minimum.
3. Perhitungan…
341
3. Perhitungan Nilai Agunan FPJPS dalam bentuk Sukuk Korporasi
a. Sukuk Korporasi PT. ABC tahun 2006 seri xx dengan karakteristik: nilai
nominal Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah), sisa jangka
waktu 3.686 (tiga ribu enam ratus delapan puluh enam) hari, dengan harga
penutupan terkini dalam 30 (tiga puluh) hari kalender terakhir sebesar
100,930% (seratus koma sembilan tiga nol persen), rating peringkat teratas
(misal idAAA).
b. Sukuk Korporasi PT. XYZ tahun 2005 seri xx dengan karakteristik: nilai
nominal Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah), sisa jangka
waktu 527 (lima ratus dua puluh tujuh) hari, dengan harga penutupan
terkini dalam 30 (tiga puluh) hari kalender terakhir sebesar 93,303%
(sembilan puluh tiga koma tiga nol tiga persen), rating peringkat kedua
teratas (misal idAA+).
c. Sukuk Korporasi PT. JKL tahun 2005 seri xx dengan karakteristik: nilai
nominal Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah), sisa jangka
waktu 351 (tiga ratus lima puluh satu) hari, dengan harga penutupan
terkini dalam 30 (tiga puluh) hari kalender terakhir sebesar 90,500%
(sembilan puluh koma lima nol nol persen), rating peringkat ketiga teratas
(misal idAA).
Nilai Pasar obligasi syariah korporasi dihitung sebagai berikut:
a. Nilai pasar Sukuk Korporasi PT. ABC tahun 2006 seri xx
= Rp50.000.000.000,00 x 100,930% = Rp 50.465.000.000,00
b. Nilai pasar Sukuk Korporasi PT. XYZ tahun 2005 seri xx
= Rp50.000.000.000,00 x 93,303% = Rp 46.651.500.000,00
c. Nilai pasar Sukuk Korporasi PT. JKL tahun 2005 seri xx
= Rp50.000.000.000,00 x 90.500% = Rp 45.250.000.000,00
Nilai agunan (cash value) ditetapkan sebesar:
a. Rp 50.465.000.000,00 x 100/135 = Rp 37.381.481.481,48
b. Rp 46.651.500.000,00 x 100/140 = Rp 33.322.500.000,00
c. Rp 45.250.000.000,00 x 100/145 = Rp 31.206.896.551,72
Total nilai agunan sebesar Rp 101.910.878.033,20 (seratus satu milyar
sembilan ratus sepuluh juta delapan ratus tujuh puluh delapan ribu tiga
puluh tiga koma dua nol rupiah).
Dengan demikian, plafon FPJPS yang dijamin dengan Sukuk Korporasi adalah
sebesar Rp 101.910.878.033,20 (seratus satu milyar sembilan ratus sepuluh
juta delapan ratus tujuh puluh delapan ribu tiga puluh tiga koma dua nol
rupiah) untuk menutup kekurangan Giro Wajib Minimum.
4. Perhitungan…
342
4. Perhitungan Nilai Agunan FPJPS dalam bentuk aset Pembiayaan
a. Aset Pembiayaan dengan akad Murabahah dengan saldo pokok sebesar
Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima milyar rupiah).
b. Aset Pembiayaan dengan akad Musyarakah dengan saldo pembiayan
sebesar Rp35.000.000.000,00 (tiga puluh lima milyar rupiah).
c. Aset Pembiayaan dengan akad Mudharabah dengan saldo pembiayan
sebesar Rp15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah).
Jumlah nilai nominal agunan aset Pembiayaan (a+b+c)=Rp75.000.000.000,00
(tujuh puluh lima miliar rupiah).
Nilai agunan aset pembiayaan ditetapkan sebesar 200% (dua ratus persen)
dari plafon FPJPS, yaitu:
Rp 75.000.000.000,00 x 100/200 = Rp32.500.000.000,00.
Dengan demikian, plafon FPJPS yang dijamin dengan aset Pembiayaan adalah
sebesar Rp32.500.000.000,00 (tiga puluh dua milyar lima ratus juta rupiah)
untuk menutup kekurangan Giro Wajib Minimum.
5. Perhitungan Nilai Agunan Gabungan dari Beberapa Jenis Agunan
Perhitungan nilai plafon FPJPS dari beberapa jenis agunan merupakan jumlah
gabungan dari nilai masing-masing jenis agunan sesuai dengan contoh
perhitungan agunan angka 1 sampai dengan angka 4 di atas sebagai berikut:
a. SBIS : Rp150.000.000.000,00
b. SBSN : Rp 87.630.952.380,95
c. Sukuk Korporasi : Rp101.910.878.033,20
d. aset Pembiayaan : Rp 32.500.000.000,00
Jumlah Rp372.041.830.414,15
KEPALA DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH
EDY SETIADI
343
LAMPIRAN VIII.a
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 15/44/DPbS TANGGAL 22 Oktober 2013
PERIHAL
FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH
BAGI BANK UMUM SYARIAH
PERJANJIAN PEMBERIAN
FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH
Nomor:………
Pada hari ini……. tanggal ………… pukul……………….. (Waktu Indonesia Bagian
Barat):................. Menghadap di hadapan saya, Sarjana Hukum, Notaris di
Jakarta dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan akan disebut pada
bagian akhir akta ini:
1. .........................; Anggota Dewan Gubernur Bidang ……….., bertempat
tinggal di ……., dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya tersebut untuk dan atas nama Dewan
Gubernur Bank Indonesia, berdasarkan surat kuasa
dari Gubernur Bank Indonesia Nomor … tanggal …,
dan dengan demikian mewakili Bank Indonesia yang
berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal 39
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang-
Undang, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA-----------
2. .........................; Direktur Utama/Direktur perseroan yang ditunjuk di
bawah ini, bertempat tinggal di ………, dalam hal ini
bertindak dalam jabatannya tersebut, demikian
berdasarkan Pasal ...... Anggaran Dasar perseroan
terbatas PT. Bank ......., berkedudukan di ...... yang
Anggaran Dasarnya (beserta perubahannya) (jika telah
ada perubahan Anggaran Dasar) (berturut-turut) telah
dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal
....... No......., Tambahan Nomor ....., selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA;-------------------------
atau (Jika Direksi mendapat persetujuan dari komisaris):
2. .........................; Direktur ….......(Jabatan)….., bertempat tinggal di
……………, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
tersebut, selaku demikian mewakili Direksi dari dan
oleh… 344
oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah
mewakili Perusahaan Perseroan PT Bank………,
berdasarkan Pasal ……. Anggaran Dasarnya yang
dimuat dalam Akta Notaris ………, Nomor…….,
tanggal……., yang termuat dalam Berita Negara
Republik Indonesia tanggal……., Nomor ……Tambahan
Nomor….., berikut perubahan-perubahan terakhir
dengan Akta Notaris………., Nomor………, tanggal……..
yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia
tanggal……, Nomor……., Tambahan Nomor…….., dan
untuk melaksanakan tindakan hukum dalam
Perjanjian ini telah mendapatkan persetujuan tertulis
dari komisaris Perseroan, sebagaimana ternyata dalam
Surat Persetujuan Tertulis tanggal….., bermeterai
cukup yang dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA -------------------------
atau (Jika Direksi harus mendapat persetujuan RUPS dalam hal menjadikan
jaminan utang seluruh atau sebagian besar kekayaan perseroan (eks Pasal 88
UU Perseroan Terbatas):
2. ..........................; Direktur ….. (Jabatan)…., bertempat tinggal di ………..,
dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut,
selaku demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena
itu untuk dan atas nama serta sah mewakili
Perusahaan Perseroan PT Bank ………, berdasarkan
Pasal…… Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta
Notaris……, Nomor……., tanggal………., yang termuat
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal …….,
Nomor ……, Tambahan Nomor……, berikut perubahan-
perubahan terakhir dengan Akta Notaris……..,
Nomor….., tanggal……., yang termuat dalam Berita
Negara Republik Indonesia tanggal…….., Nomor……,
Tambahan Nomor…….., dan untuk melaksanakan
tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah mendapat
persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham
Tanggal…….., sebagaimana ternyata dalam ……. yang
dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA ----------------------------------------
Jika PIHAK KEDUA adalah Bank Asing maka komparisi adalah sebagai berikut:
2. ..........................; ….(Jabatan)…, bertempat tinggal di ......, dalam hal ini
bertindak berdasarkan kekuatan Akta Power of Attorney
tertanggal ..........nomor .........dibuat di hadapan
..............., Notaris di ………., demikian bertindak untuk
bertindak…
345
dan atas nama ...................., cabang Indonesia, suatu
bank yang didirikan berdasarkan hukum .... (negara
kantor pusat bank asing)...., dan dalam hal ini
bertindak melalui kantor cabangnya di Indonesia,
berkedudukan di ............., selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA ----------------------------------------
Jika PIHAK KEDUA adalah Bank yang berbadan hukum Perusahaan Daerah
maka komparisi adalah sebagai berikut:
2. ..........................; Direktur........(jabatan)......., bertempat tinggal di...........,
dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut
selaku demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena
itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Bank
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur
Nomor............... tanggal................ dan berdasarkan
Pasal...... Peraturan Daerah........ Nomor...... tanggal
........ (yang telah dimuat dalam ............) berikut
perubahan-perubahannya terakhir sebagaimana
Peraturan Daerah Nomor ....... tanggal .......(apabila ada)
(yang termuat dalam Berita Daerah Nomor .........)
untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA -----------------
-----------------------------------------
Para penghadap dikenal saya, Notaris………
Para penghadap dengan bertindak dalam kedudukannya tersebut menerangkan
terlebih dahulu
a. bahwa PIHAK KEDUA dengan surat Nomor..... tanggal.... telah mengajukan
permohonan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah, (untuk selanjutnya
disebut “FPJPS”) kepada PIHAK PERTAMA, permohonan yang mana telah
dilengkapi dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
b. bahwa PIHAK PERTAMA selaku pihak yang memberikan FPJPS telah
melakukan penelitian atas permohonan FPJPS yang diajukan PIHAK KEDUA.
bahwa Para Pihak menyatakan sepakat untuk mengadakan Perjanjian Pemberian
FPJPS dalam rangka mengatasi kesulitan likuiditas jangka pendek dengan
menggunakan akad Mudharabah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor
11/24/PBI/2009 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah Bagi Bank
Umum Syariah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 102,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5028) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/20/PBI/2012 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 272, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5376), dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai
berikut:
Pasal 1…
346
Pasal 1
OBYEK PERJANJIAN
(1) PIHAK PERTAMA setuju untuk memberikan kepada dan oleh karena itu PIHAK
KEDUA setuju menerima FPJPS, dengan plafon sebesar Rp...............
(................), dengan jangka waktu .......... yang berlaku sejak tanggal
…………….. sampai dengan tanggal ……………
(2) PIHAK KEDUA menggunakan FPJPS hanya untuk memenuhi kebutuhan
likuiditas sampai dengan terpenuhinya kewajiban Giro Wajib Minimum sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.
Pasal 2
IMBALAN
(1) Atas penggunaan FPJPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, PIHAK
KEDUA dikenakan dan oleh karena itu wajib membayar imbalan kepada
PIHAK PERTAMA yang dihitung berdasarkan jumlah pokok FPJPS, tingkat
realisasi imbalan sebelum distribusi pada Bank penerima FPJPS, nisbah bagi
hasil bagi Bank Indonesia sebesar 90% (sembilan puluh persen) dan jumlah
hari kalender penggunaan FPJPS.
(2) Pembebanan imbalan FPJPS yang wajib dibayar oleh PIHAK KEDUA
dilakukan oleh PIHAK PERTAMA pada awal hari tanggal jatuh tempo FPJPS.
Pasal 3
AGUNAN
(1) Terhadap penggunaan FPJPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, PIHAK
KEDUA berjanji dan karenanya mengikatkan diri untuk menyerahkan agunan
kepada PIHAK PERTAMA berupa:1
a. Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA;
b. Surat Berharga Syariah Negara yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA;
c. Sukuk Korporasi yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA; dan/atau
d. Aset Pembiayaan yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA,
dengan total nilai agunan a sampai d sekurang-kurangnya sebesar Rp............
(......................).
(2) Agunan-agunan tersebut akan dilakukan pengikatan secara terpisah yang
merupakan bagian terpenting dan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
perjanjian ini.
(3) Dalam hal PIHAK KEDUA menggunakan aset Pembiayaan sebagai agunan dan
di kemudian hari setelah ditandatanganinya Perjanjian Pemberian FPJPS ini,
PIHAK KEDUA memiliki aset berupa surat berharga, maka PIHAK KEDUA
wajib mengganti agunan aset Pembiayaan dengan surat berharga.
1 disesuaikan dengan jenis agunan
(4) Agunan…
347
(4) Agunan berupa surat berharga sebagaimana tersebut pada ayat (1) huruf a,
huruf b, dan/atau huruf c, dilakukan pengikatan dengan gadai yang dibuat
dalam perjanjian tersendiri yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Perjanjian Pemberian FPJPS ini.
(5) Agunan berupa aset Pembiayaan sebagaimana tersebut pada ayat (1) huruf d
dilakukan pengikatan dengan Jaminan Fidusia yang dibuat dalam perjanjian
tersendiri yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian
Pemberian FPJPS ini.
(6) PIHAK KEDUA menjamin bahwa agunan yang diserahkan kepada PIHAK
PERTAMA tidak diperjualbelikan dan/atau dijaminkan kepada pihak lain,
tidak dalam sengketa dengan pihak lain, dan bebas dari segala tuntutan
hukum.
(7) PIHAK KEDUA wajib mengganti dan/atau menambah agunan FPJPS apabila
terjadi penurunan nilai agunan dan/atau tidak memenuhi ketentuan FPJPS.
(8) Terkait pengelolaan agunan, PIHAK PERTAMA dapat menugaskan pihak lain
atau lembaga lain untuk melakukan penatausahaan dokumen aset
Pembiayaan atas beban biaya PIHAK KEDUA.
(9) Dalam hal PIHAK KEDUA menggunakan aset Pembiayaan sebagai agunan
FPJPS, PIHAK KEDUA wajib memelihara dan menatausahakan daftar aset
Pembiayaan yang memenuhi persyaratan untuk menjadi agunan FPJPS.
Pasal 4
PEMBAYARAN
(1) PIHAK KEDUA wajib melunasi FPJPS paling lambat pada tanggal jatuh waktu
Perjanjian Pemberian FPJPS ini.
(2) Pelunasan atau pembayaran pokok dan imbalan FPJPS dilakukan dengan
cara PIHAK PERTAMA melakukan pendebetan rekening giro PIHAK KEDUA
yang berada pada PIHAK PERTAMA pada tanggal jatuh waktu Perjanjian
Pemberian FPJPS.
Pasal 5
Selama jangka waktu Perjanjian Pemberian FPJPS berjalan, dalam hal saldo
rekening giro PIHAK KEDUA yang berada di PIHAK PERTAMA melebihi batas
minimum kewajiban pemeliharaan GWM PIHAK KEDUA sesuai ketentuan Bank
Indonesia yang berlaku, PIHAK PERTAMA berhak untuk melakukan pendebetan
sejumlah kelebihan batas minimum GWM dimaksud.
Pasal 6
REKENING PENAMPUNGAN (ESCROW ACCOUNT)
(1) PIHAK KEDUA harus membuka rekening penampungan (escrow account) di
Bank yang bersangkutan untuk menampung angsuran pokok dan segala
pendapatan yang diperoleh dari surat berharga dan hak tagih Bank atas aset
aset…
348
Pembiayaan yang menjadi agunan FPJPS, antara lain namun tidak terbatas
pada penerimaan kupon, pendapatan margin/bagi hasil, dan klaim asuransi
Pembiayaan.
(2) PIHAK KEDUA memberikan kuasa kepada PIHAK PERTAMA untuk
mencairkan rekening penampungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dalam hal PIHAK KEDUA tidak dapat melunasi pokok dan imbalan FPJPS
pada saat jatuh tempo.
Pasal 7
EKSEKUSI AGUNAN
(1) PIHAK PERTAMA melakukan eksekusi agunan yang diserahkan oleh PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dalam hal:
a. PIHAK KEDUA tidak menjalankan atau tidak memenuhi kewajiban untuk
melakukan pelunasan atas pokok dan imbalan yang timbul dari
Perjanjian Pemberian FPJPS atau PIHAK KEDUA tidak lagi memenuhi
persyaratan Perpanjangan Perjanjian Pemberian FPJPS dengan lewatnya
waktu yang ditentukan atau Perjanjian Pemberian FPJPS diakhiri oleh
PIHAK PERTAMA karena terjadi pelanggaran persyaratan FPJPS yang
dilakukan oleh PIHAK KEDUA; dan
b. saldo Rekening Giro Rupiah PIHAK KEDUA yang ada pada PIHAK
PERTAMA tidak mencukupi untuk melunasi imbalan dan/atau nilai
pokok FPJPS.
(2) Apabila hasil pencairan atau eksekusi agunan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) lebih besar dari nilai pelunasan FPJPS maka PIHAK PERTAMA
mengkredit sejumlah kelebihan hasil eksekusi agunan ke Rekening Giro
Rupiah PIHAK KEDUA yang ada pada PIHAK PERTAMA, setelah dikurangi
nilai pokok FPJPS, imbalan FPJPS dan biaya lainnya terkait FPJPS.
(3) Apabila hasil pencairan atau eksekusi agunan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) lebih kecil dari kewajiban pelunasan FPJPS PIHAK KEDUA kepada
PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA wajib membayar sejumlah kekurangan atas
kewajiban yang harus dilunasi oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.
(4) Selama berlangsungnya eksekusi agunan, PIHAK PERTAMA tetap
mengupayakan pelunasan FPJPS dengan cara mendebet Rekening Giro
Rupiah PIHAK KEDUA yang ada pada PIHAK PERTAMA sebesar nilai pokok
FPJPS ditambah imbalan FPJPS yang belum dilunasi dan biaya lain terkait
dengan pelaksanaan eksekusi agunan atau sampai dengan nilai saldo giro
PIHAK KEDUA nihil.
Pasal 8 Pasal 8…
349
DOMISILI HUKUM
Tentang perjanjian ini dan pelaksanaannya serta segala akibatnya, para pihak
memilih domisili yang tetap di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat, demikian tanpa mengurangi hak dan wewenang PIHAK PERTAMA untuk
mengajukan tuntutan hukum terhadap PIHAK KEDUA berdasarkan Perjanjian
Pemberian FPJPS ini dan memohon pelaksanaannya di pengadilan-pengadilan
negeri lainnya atau lembaga lainnya yang berwenang di wilayah Republik
Indonesia.
Pasal 9
BIAYA
Biaya-biaya yang timbul dalam rangka pemberian FPJPS ini menjadi beban PIHAK
KEDUA, yaitu:
a. penatausahaan dokumen aset Pembiayaan;
b. biaya eksekusi agunan;
c. biaya pengikatan agunan;
d. biaya pembuatan akta perjanjian FPJPS;
e. biaya transaksi, biaya kustodian dan biaya lainnya yang timbul atas
pengagunan Sukuk Korporasi di otoritas penatausahaan surat berharga
dimaksud; dan
f. biaya lain yang timbul dalam pemberian FPJPS.
Pasal 10
PENGHENTIAN PENCAIRAN FPJPS
(1) PIHAK PERTAMA berhak menghentikan pencairan FPJPS sebelum FPJPS
jatuh tempo apabila:
a. rasio KPMM Bank di bawah 8% (delapan persen); dan/atau
b. PIHAK KEDUA tidak dapat menyerahkan agunan untuk menambah
dan/atau mengganti agunan yang mengalami penurunan nilai agunan
dan sisa plafon FPJPS yang belum digunakan lebih besar daripada
penurunan nilai agunan.
(2) Penghentian pencairan FPJPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dilakukan pada hari yang sama dengan penerimaan laporan perhitungan
rasio KPMM.
(3) Penghentian pencairan FPJPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dilakukan pada hari kerja yang sama dengan hasil laporan penilaian agunan.
(4) Penghentian pencairan FPJPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sampai dengan FPJPS jatuh tempo.
(5) PIHAK KEDUA tetap berkewajiban untuk membayar imbalan FPJPS kepada
PIHAK PERTAMA sampai dengan FPJPS dilunasi.
Pasal 11
PENGAKHIRAN PERJANJIAN FPJPS Pasal 11…
350
PIHAK PERTAMA berhak mengakhiri Perjanjian ini sebelum FPJPS jatuh tempo
apabila:
a. terjadi penurunan nilai agunan pada saat periode penghentian pencairan
FPJPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 yang menyebabkan nilai sisa
plafon lebih kecil dibandingkan dengan nilai penurunan agunan; atau
b. terjadi penurunan nilai agunan dan PIHAK KEDUA tidak dapat menyerahkan
agunan untuk menambah dan/atau mengganti agunan FPJPS sesuai
ketentuan yang berlaku dan sisa plafon yang belum digunakan lebih kecil
daripada penurunan nilai agunannya atau PIHAK KEDUA sudah
menggunakan seluruh plafon FPJPS.
Pasal 12
PENUTUP
(1) Selain hal-hal yang diatur dalam perjanjian FPJPS, PIHAK KEDUA wajib
tunduk pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai FPJPS.
(2) Untuk pengakhiran perjanjian ini, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
sepakat untuk mengesampingkan Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata.
Pasal 13
Segala perubahan yang diperlukan atau dianggap perlu atas Perjanjian Pemberian
FPJPS ini akan dibuat secara tersendiri atas mufakat Para Pihak dikemudian hari
baik secara notariil melalui suatu Adendum Perjanjian Pemberian Fasilitas
Pendanaan Jangka Pendek Syariah yang merupakan satu kesatuan dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Pemberian FPJPS ini.
Akta ini diselesaikan pukul .......... WIB (.............................Waktu Indonesia
Bagian Barat) 2.
Para penghadap dikenal oleh saya, Notaris.
DEMIKIANLAH AKTA INI
Dibuat dan dilangsungkan di ..............., pada hari ini, tanggal serta pada jam
seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh...................
Sarjana Hukum dan............................. Sarjana Hukum, keduanya pegawai kantor
Notaris dan bertempat tinggal di Jakarta sebagai saksi-saksi.
Segera, setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris kepada para penghadap dan
saksi-saksi, maka ditandatanganilah akta ini oleh para penghadap, saksi-saksi
dan saya, Notaris..........................
2 Pencantuman waktu diisi setelah PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menandatangani akta
perjanjian FPJPS
Segera…
351
KEPALA DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH
EDY SETIADI
352
LAMPIRAN VIII.b
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 15/44/DPbS TANGGAL 22 Oktober 2013
PERIHAL
FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH
BAGI BANK UMUM SYARIAH
ADENDUM PERJANJIAN PEMBERIAN
FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH
(PERPANJANGAN/PERPANJANGAN DENGAN PERUBAHAN PLAFON)
Nomor:………
Pada hari ini……. tanggal ………… pukul……………….. (Waktu Indonesia Bagian
Barat):................. Menunjuk Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka
Pendek Syariah Nomor ………… tanggal .............. dan Adendum Perjanjian
Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah Nomor ………… tanggal
..............1, dengan ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk
melakukan perubahan Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
Syariah dimaksud dan/atau Adendum Perjanjian dimaksud sebagai berikut:2
1. Pasal 1 Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah
berubah sehingga menjadi sebagai berikut:
Pasal 1
OBYEK PERJANJIAN
PIHAK PERTAMA setuju untuk memberikan kepada dan oleh karena itu PIHAK
KEDUA setuju:
a. memperpanjang jangka waktu FPJPS; atau
b. memperpanjang jangka waktu FPJPS dan menambah/mengurangi3 plafon
FPJPS, sebesar Rp............... (................), sehingga plafon FPJPS yang
diterima oleh PIHAK KEDUA menjadi sebesar Rp............... (................),
dengan jangka waktu .......... yang berlaku sejak tanggal …………….. sampai
dengan tanggal ……………
2. Pasal 3 Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah
berubah sehingga menjadi sebagai berikut: (apabila atas adendum yang
dilakukan diikuti dengan penambahan plafon FPJPS dan penyerahan atau
perubahan agunan baru)
1 Dicantumkan apabila telah ada Adendum Perjanjian Pemberian FPJPS sebelumnya 2 Diisi dengan pokok perubahan 3 Coret yang tidak perlu
Pasal 3…
353
Pasal 3
AGUNAN
(1) Terhadap penambahan plafon FPJPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1,
PIHAK KEDUA berjanji dan karenanya mengikatkan diri untuk menambah
agunan kepada PIHAK PERTAMA berupa:
a. Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA;
b. Surat Berharga Syariah Negara yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA;
c. Sukuk Korporasi yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA; dan/atau
d. Aset Pembiayaan yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA,
sehingga seluruh nilai agunan FPJPS yang diterima dari PIHAK KEDUA
menjadi sekurang-kurangnya sebesar Rp…….. (…….…) sebagaimana
tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Perjanjian Pemberian FPJPS ini.
(2) Atas tambahan agunan berupa surat berharga sebagaimana tersebut pada
ayat (1) huruf a, huruf b, dan/atau huruf c dilakukan pengikatan dengan
gadai yang dibuat dalam perjanjian tersendiri yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Perjanjian Pemberian FPJPS ini.
(3) Atas tambahan agunan berupa aset Pembiayaan sebagaimana tersebut pada
ayat (1) huruf d dilakukan pengikatan dengan Jaminan Fidusia yang dibuat
dalam perjanjian tersendiri yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Perjanjian Pemberian FPJPS ini.
(4) PIHAK KEDUA menjamin bahwa agunan yang diserahkan kepada PIHAK
PERTAMA tidak sedang dijaminkan kepada pihak lain, tidak dalam sengketa
dengan pihak dan bebas dari segala tuntutan hukum.
(5) PIHAK KEDUA wajib mengganti dan/atau menambah agunan FPJPS apabila
tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4).
Akta ini diselesaikan pukul .......... WIB (.................................................Waktu
Indonesia Bagian Barat)4.
Para penghadap dikenal oleh saya, Notaris.
DEMIKIANLAH AKTA INI
Dibuat dan dilangsungkan di ..............., pada hari ini, tanggal serta pada jam
seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh...................
Sarjana Hukum dan............................. Sarjana Hukum, keduanya pegawai kantor
Notaris dan bertempat tinggal di Jakarta sebagai saksi-saksi.
4 Pencantuman waktu diisi setelah PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menandatangani akta
perjanjian FPJPS
Segera…
354
Segera, setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris kepada para penghadap dan
saksi-saksi, maka ditandatanganilah akta ini oleh para penghadap, saksi-saksi
dan saya, Notaris..........................
KEPALA DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH
EDY SETIADI
355
LAMPIRAN VIII.c
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 15/44/DPbS TANGGAL 22 Oktober 2013
PERIHAL
FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH
BAGI BANK UMUM SYARIAH
ADENDUM PERJANJIAN PEMBERIAN
FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH
(PENAMBAHAN PLAFON)
Nomor:………
Pada hari ini……. tanggal ………… pukul……………….. (Waktu Indonesia Bagian
Barat):.................Menunjuk Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka
Syariah Pendek Nomor ………… tanggal .............. dan Adendum Perjanjian
Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah Nomor ………… tanggal
..............1, dengan ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk
melakukan perubahan Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
Syariah dimaksud dan/atau Adendum Perjanjian dimaksud sebagai berikut:2
1. Pasal 1 Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah
berubah sehingga menjadi sebagai berikut:
Pasal 1
OBYEK PERJANJIAN
PIHAK PERTAMA setuju untuk memberikan kepada dan oleh karena itu PIHAK
KEDUA setuju menerima tambahan plafon Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
Syariah, sebesar Rp............... (................), sehingga plafon FPJPS yang diterima
oleh PIHAK KEDUA menjadi sebesar Rp............... (................), dengan jangka
waktu .......... yang berlaku sejak tanggal …………….. sampai dengan tanggal
……………
2. Pasal 3 Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah
berubah sehingga menjadi sebagai berikut: (apabila atas adendum yang
dilakukan diikuti dengan penyerahan atau perubahan agunan baru)
Pasal 3
AGUNAN
(1) Terhadap penambahan plafon FPJPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1,
PIHAK KEDUA berjanji dan karenanya mengikatkan diri untuk menambah
agunan kepada PIHAK PERTAMA berupa:
a. Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA;
b. Surat Berharga Syariah Negara yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA;
1 Dicantumkan apabila telah ada Adendum Perjanjian Pemberian FPJPS sebelumnya 2 Diisi dengan pokok perubahan
c. Sukuk…
356
c. Sukuk Korporasi yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA; dan/atau
d. Aset Pembiayaan yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA,
sehingga seluruh nilai agunan FPJPS yang diterima dari PIHAK KEDUA
menjadi sekurang-kurangnya sebesar Rp…….. (…………) sebagaimana
tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian Pemberian FPJPS ini.
(2) Atas tambahan agunan berupa surat berharga sebagaimana tersebut pada ayat
(1) huruf a, huruf b, dan/atau huruf c dilakukan pengikatan dengan gadai
yang dibuat dalam perjanjian tersendiri yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian Pemberian FPJPS ini.
(3) Atas tambahan agunan berupa aset Pembiayaan sebagaimana tersebut pada
ayat (1) huruf d dilakukan pengikatan dengan Jaminan Fidusia yang dibuat
dalam perjanjian tersendiri yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Perjanjian Pemberian FPJPS ini.
(4) PIHAK KEDUA menjamin bahwa agunan yang diserahkan kepada PIHAK
PERTAMA tidak sedang dijaminkan kepada pihak lain, tidak dalam sengketa
dengan pihak dan bebas dari segala tuntutan hukum.
(5) PIHAK KEDUA wajib mengganti dan/atau menambah agunan FPJPS apabila
tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4).
Akta ini diselesaikan pukul .......... WIB (.................................................Waktu
Indonesia Bagian Barat) 3.
Para penghadap dikenal oleh saya, Notaris.
DEMIKIANLAH AKTA INI
Dibuat dan dilangsungkan di ..............., pada hari ini, tanggal serta pada jam
seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh...................
Sarjana Hukum dan............................. Sarjana Hukum, keduanya pegawai kantor
Notaris dan bertempat tinggal di Jakarta sebagai saksi-saksi.
Segera, setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris kepada para penghadap dan
saksi-saksi, maka ditandatanganilah akta ini oleh para penghadap, saksi-saksi dan
saya, Notaris..........................
5 Pencantuman waktu diisi setelah PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menandatangani akta
perjanjian FPJPS
KEPALA DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH
EDY SETIADI
357
LAMPIRAN IX.a SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 15/44/DPbS TANGGAL 22 Oktober 2013 PERIHAL FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH
AKTA GADAI
BANK …….. - BANK INDONESIA
Nomor : ………
Pada hari ini…………….tanggal ……………………………………………………,
pukul………………………. (Waktu Indonesia bagian Barat), menghadap di hadapan
saya,…………………………………………………., Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta
dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan akan disebut pada bagian
akhir akta ini :
1. ……Nama…… : Direktur Utama/Direktur perseroan yang ditunjuk di
bawah ini, bertempat tinggal di ………, dalam hal ini
bertindak dalam jabatannya tersebut, demikian
berdasarkan Pasal ...... Anggaran Dasar perseroan
terbatas PT. Bank ......., berkedudukan di ...... yang
Anggaran Dasarnya (beserta perubahannya) (jika telah
ada perubahan Anggaran Dasar) (berturut-turut) telah
dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal
....... No......., Tambahan Nomor ....., selanjutnya disebut
PEMBERI GADAI;-------------------------------------------------
atau (Jika Direksi mendapat persetujuan dari komisaris):
1. ……Nama…… : Direktur …..(Jabatan)….., bertempat tinggal di ……………,
dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut,
selaku demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena
itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Perusahaan
Perseroan PT Bank………, berdasarkan Pasal …….
Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris
………, Nomor……., tanggal……., yang termuat dalam
Berita Negara Republik Indonesia tanggal……., Nomor
……Tambahan Nomor….., berikut perubahan-perubahan
terakhir dengan Akta Notaris………., Nomor………,
tanggal…….. yang termuat dalam Berita Negara Republik
Indonesia tanggal……, Nomor……., Tambahan
Nomor…….., dan untuk melaksanakan tindakan hukum
dalam Perjanjian ini telah mendapatkan persetujuan
tertulis dari komisaris Perseroan, sebagaimana ternyata
dalam Surat Persetujuan Tertulis tanggal….., bermeterai
cukup…
358
cukup yang dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk
selanjutnya disebut PEMBERI GADAI-------------------------
atau (Jika Direksi harus mendapat persetujuan RUPS dalam hal menjadikan
jaminan utang seluruh atau sebagian besar kekayaan perseroan):
1. ……Nama…… : Direktur….. (Jabatan)…., bertempat tinggal di ………..,
dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut,
selaku demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena
itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Perusahaan
Perseroan PT Bank………, berdasarkan Pasal……
Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris……,
Nomor……., tanggal………., yang termuat dalam Berita
Negara Republik Indonesia tanggal ……., Nomor ……,
Tambahan Nomor……, berikut perubahan-perubahan
terakhir dengan Akta Notaris…….., Nomor…..,
tanggal……., yang termuat dalam Berita Negara Republik
Indonesia tanggal…….., Nomor……, Tambahan
Nomor…….., dan untuk melaksanakan tindakan hukum
dalam Perjanjian ini telah mendapat persetujuan Rapat
Umum Pemegang Saham tanggal…….., sebagaimana
ternyata dalam ……. yang dilekatkan pada Perjanjian ini,
untuk selanjutnya disebut PEMBERI GADAI-----------------
Jika PEMBERI GADAI adalah Bank Asing maka komparisi adalah sebagai
berikut:
1. ……Nama…… : ……(Jabatan)…., bertempat tinggal di ......, dalam hal ini
bertindak berdasarkan kekuatan Akta Power of Attorney
tertanggal ..........nomor .........dibuat di hadapan
..............., Notaris di Jakarta, demikian bertindak untuk
dan atas nama ...................., cabang Indonesia, suatu
bank yang didirikan berdasarkan hukum .... (negara
kantor pusat bank asing)...., dan dalam hal ini bertindak
melalui kantor cabangnya di Indonesia, berkedudukan di
…......., selanjutnya disebut PEMBERI GADAI---------------
Jika PEMBERI GADAI adalah Bank yang berbadan hukum Perusahaan Daerah
maka komparisi adalah sebagai berikut:
1. ……Nama…… : Direktur........(jabatan)......., bertempat tinggal di...........,
dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut selaku
demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk
dan atas nama serta sah mewakili Bank berdasarkan
Surat Keputusan Gubernur Nomor...............
tanggal................ dan berdasarkan Pasal...... Peraturan
Daerah........ Nomor...... tanggal ........ (yang telah dimuat
dalam ............) berikut perubahan-perubahanya terakhir
sebagaimana…
359
sebagaimana Peraturan Daerah Nomor ....... tanggal
.......(apabila ada) (yang termuat dalam Berita Daerah
Nomor .........) untuk selanjutnya disebut PEMBERI
GADAI---------------------------------------------------------------
2. ……Nama…… : Anggota Dewan Gubernur Bidang ……….., bertempat
tinggal di ……., dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
tersebut untuk dan atas nama Dewan Gubernur Bank
Indonesia, berdasarkan surat kuasa dari Gubernur Bank
Indonesia Nomor … tanggal …, dan dengan demikian
mewakili Bank Indonesia yang berkedudukan di Jakarta
berdasarkan Pasal 39 Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang-Undang,
selanjutnya disebut PENERIMA GADAI-----------------------
Para penghadap dikenal saya, Notaris………
Para penghadap dengan bertindak dalam kedudukannya tersebut menerangkan
terlebih dahulu :
a. bahwa PEMBERI GADAI telah mendapatkan Fasilitas Pendanaan Jangka
Pendek Syariah, (untuk selanjutnya disebut “FPJPS”) dari PENERIMA GADAI
dengan plafon sebesar Rp............... (................) dan dengan berdasarkan
ketentuan dan persyaratan sebagaimana diuraikan dalam Akta Perjanjian
Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah Nomor .... tanggal ….,
termasuk Adendum Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
Syariah Nomor .... tanggal ....,1 (apabila ada) yang minutanya dibuat di
hadapan saya, Notaris (untuk selanjutnya Akta Perjanjian Pemberian Fasilitas
Pendanaan Jangka Pendek Syariah berikut segala Addendumnya disebut
“Perjanjian Pokok”);
b. bahwa menurut ketentuan Perjanjian Pokok, PEMBERI GADAI diwajibkan
untuk memberikan agunan berupa Surat Berharga sebagaimana tercantum
dalam lampiran daftar Obyek Gadai yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari perjanjian Akta Gadai ini, termasuk dalam hal terdapat
perubahan lampiran daftar Obyek Gadai yang dituangkan dalam adendum
lampiran;
c. bahwa PEMBERI GADAI menyatakan telah memiliki Surat Berharga yang
akan digadaikan sebagaimana tercatat dalam Bank Indonesia – Scripless
1 Dalam hal terdapat adendum Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah
Securities... 360
Securities Settlement System (BI-SSSS) di Bank Indonesia dan/atau pada The
Central Depository and Book Entry Settlement (C-BEST) di Kustodian Sentral
Efek Indonesia (KSEI) yang selanjutnya disebut Surat Berharga, sebagaimana
tercantum dalam lampiran daftar Obyek Gadai yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari perjanjian Akta Gadai ini, termasuk dalam hal terdapat
perubahan lampiran daftar Obyek Gadai yang dituangkan dalam adendum
lampiran;
d. bahwa guna memenuhi persyaratan Perjanjian Pokok dan untuk menjamin
terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terhutang dan harus
dibayarkan oleh PEMBERI GADAI kepada PENERIMA GADAI, baik karena
hutang pokok, imbalan FPJPS, biaya eksekusi agunan, dan seluruh biaya
lainnya dalam hal masih terdapat kewajiban PEMBERI GADAI terkait dengan
pemberian FPJPS yang belum dilunasi berdasarkan Perjanjian Pokok,
PEMBERI GADAI menyatakan menggadaikan dan dengan demikian
menyerahkan kepada PENERIMA GADAI Surat Berharga sebagaimana
tercantum dalam Lampiran akta ini yang merupakan satu kesatuan dan
bagian yang tidak terpisahkan dari akta ini, dengan jumlah nilai nominal
sebesar Rp ………………… (..……..) dan jumlah nilai pasar sebesar Rp ………..
(…………..) (selanjutnya disebut sebagai “Obyek Gadai”) dan PENERIMA
GADAI menyatakan menerima baik Obyek Gadai tersebut.
e. bahwa PEMBERI GADAI menjamin bahwa Obyek Gadai yang diberikan sebagai
jaminan dengan akta ini adalah benar-benar haknya PEMBERI GADAI,
semata-mata bebas dari sitaan, tidak sedang digadaikan atau
dipertanggungkan secara apapun juga kepada orang atau pihak lain terlebih
dahulu, tidak tersangkut dalam suatu perkara atau sengketa, bebas dari
segala tuntutan hukum, dan oleh karenanya PENERIMA GADAI dibebaskan
oleh PEMBERI GADAI dari segala tuntutan apapun juga dari pihak lain.
f. Selanjutnya para penghadap senantiasa dengan bertindak dalam
kedudukannya tersebut menyatakan bahwa gadai Surat Berharga ini
dilangsungkan dan diterima dengan ketentuan dan syarat sebagai berikut :
Pasal 1
Penyerahan hak atas Obyek Gadai tersebut di atas beserta Obyek Gadai yang
bersangkutan sebagaimana tercantum dalam pencatatan kepemilikan Surat
Berharga tersebut oleh PEMBERI GADAI dinyatakan berlaku terhitung sejak
tanggal penandatanganan Perjanjian ini.
Pasal 2
Apabila bagian dari Obyek Gadai atau di antara Obyek Gadai tersebut nilainya
mengalami penurunan atau menjadi tidak layak untuk dijadikan Obyek Gadai
sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/24/PBI/2009
tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah Bagi Bank Umum Syariah
sebagaimana...
361
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor
14/20/PBI/2012, maka PEMBERI GADAI dengan ini berjanji dan karenanya
mengikat diri untuk menambah atau mengganti bagian dari atau Obyek Gadai
yang nilainya mengalami penurunan atau menjadi tidak layak untuk dijadikan
Obyek Gadai dengan obyek gadai lainnya yang sejenis yang nilainya paling
kurang setara dengan yang digantikan serta yang dapat disetujui oleh PENERIMA
GADAI, yang mana untuk keperluan itu cukup dinyatakan dalam lampiran yang
disepakati PEMBERI GADAI dan PENERIMA GADAI dan menjadi satu kesatuan
sebagai Obyek Gadai berdasarkan akta ini.
Pasal 3
PEMBERI GADAI berjanji dan karenanya mengikatkan diri untuk melakukan
evaluasi atau penilaian terhadap Obyek Gadai tersebut dan melaporkan hasil
evaluasi dan penilaian kepada PENERIMA GADAI.
Pasal 4
(1) PENERIMA GADAI melakukan eksekusi Obyek Gadai yang diserahkan oleh
PEMBERI GADAI kepada PENERIMA GADAI dalam hal PEMBERI GADAI lalai
membayar hutangnya sebagaimana tersebut dalam premisse Perjanjian ini
dalam butir d di atas kepada PENERIMA GADAI, maka PENERIMA GADAI
berhak mencairkan, menjual Obyek Gadai atau mendebet rekening giro
PEMBERI GADAI di Bank Indonesia dengan tata cara sebagaimana diatur
dalam Ketentuan Bank Indonesia mengenai Fasilitas Pendanaan Jangka
Pendek Syariah bagi Bank Umum Syariah dan untuk itu PENERIMA GADAI
berhak mengambil hasil penjualan Obyek Gadai tersebut sebagai pembayaran
atas seluruh hutang PEMBERI GADAI kepada PENERIMA GADAI.
(2) Apabila hasil penjualan dari Obyek Gadai tersebut tidak mencukupi untuk
melunasi semua yang wajib dibayar oleh PEMBERI GADAI kepada PENERIMA
GADAI, maka PEMBERI GADAI tetap terikat untuk membayar lunas sisa
hutang, imbalan dan biaya lain sebagaimana yang masih harus dibayar oleh
PEMBERI GADAI kepada PENERIMA GADAI.
Pasal 5
(1) Apabila untuk pencairan atau penjualan Obyek Gadai sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) diperlukan kuasa, dengan ini PEMBERI GADAI
memberikan kuasa dengan hak substitusi kepada PENERIMA GADAI:
a. mencairkan agunan berupa SBIS dan mengambil hasil pencairan tersebut
untuk pelunasan FPJPS PEMBERI GADAI;
b. menjual agunan SBSN dan/atau Sukuk Korporasi dan mengambil hasil
penjualan tersebut untuk pelunasan FPJPS PEMBERI GADAI;
c. mendebet rekening giro PEMBERI GADAI di Bank Indonesia untuk
pelunasan FPJPS PEMBERI GADAI dalam hal pencairan atau penjualan
agunan…
362
agunan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan/atau huruf b tidak
dapat dilakukan.
(2) Kuasa tersebut dinyatakan tidak dapat ditarik kembali oleh pemberi kuasa
(PEMBERI GADAI) dengan alasan apapun juga sesuai ketentuan yang
berlaku, sepanjang PEMBERI GADAI belum melunasi seluruh hutangnya
sebagaimana tersebut dalam premisse Perjanjian ini dalam butir d di atas
kepada PENERIMA GADAI dan/atau PEMBERI GADAI masih bermaksud
menggunakan FPJPS dari PENERIMA GADAI.
Pasal 6
Apabila hasil dari pencairan atau penjualan atas Obyek Gadai sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) lebih besar dari jumlah FPJPS yang diterima
oleh PEMBERI GADAI, imbalan FPJPS dan biaya administrasi dan/atau biaya
pencairan agunan, maka yang dapat diambil oleh PENERIMA GADAI adalah
sebesar jumlah dimaksud, sedang kelebihannya harus dikembalikan oleh
PENERIMA GADAI kepada PEMBERI GADAI.
Pasal 7
Apabila FPJPS yang diterima PEMBERI GADAI telah terbayar lunas tanpa perlu
adanya pencairan atau penjualan Obyek Gadai yang digadaikan dan Perjanjian
Pokok telah berakhir, maka PENERIMA GADAI wajib menyerahkan kembali
semua Obyek Gadai yang digadaikan dengan Perjanjian ini kepada PEMBERI
GADAI sesuai dengan kepemilikannya dan gadai Surat Berharga ini menjadi
berhenti dengan sendirinya (gugur).
Pasal 8
(1) Gadai Surat Berharga ini diberikan untuk menjamin hutang-hutang
PEMBERI GADAI, baik yang timbul karena FPJPS yang disediakan oleh
PENERIMA GADAI sebagaimana tersebut dalam premisse Perjanjian ini butir
d di atas, maupun yang timbul karena kewajiban-kewajiban lain yang
terbeban pada PEMBERI GADAI karena imbalan FPJPS, biaya administrasi
dan/atau biaya pencairan agunan yang harus dibayar kepada PENERIMA
GADAI.
(2) PEMBERI GADAI setuju bahwa :
a. besarnya jumlah tagihan yang dijamin dengan Obyek Gadai ini adalah
sebagaimana yang tercatat pada PENERIMA GADAI; dan
b. PEMBERI GADAI menerima tagihan yang tercatat pada PENERIMA
GADAI sebagaimana dimaksud dalam huruf a sebagai alat bukti yang
sempurna.
Pasal 9…
363
Pasal 9
Akta Gadai ini berlaku sampai dengan PEMBERI GADAI telah memenuhi dan
membayar lunas segala hal yang wajib dibayar oleh PEMBERI GADAI kepada
PENERIMA GADAI sebagaimana dinyatakan dalam premisse Perjanjian Pokok
kepada PENERIMA GADAI, antara lain hutang pokok, imbalan FPJPS, biaya
administrasi dan/atau biaya pencairan agunan.
Pasal 10
Perjanjian Akta Gadai ini merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian Pokok.
Pasal 11
Tentang Perjanjian Akta Gadai ini dan pelaksanaannya serta segala akibatnya,
para pihak memilih domisili yang tetap di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat, demikian tanpa mengurangi hak dan wewenang PENERIMA GADAI
untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap PEMBERI GADAI berdasarkan
Perjanjian Pokok Pemberian FPJPS dan Akta Gadai ini.
Pasal 12
Biaya Akta Gadai ini dan biaya lainnya yang berkenaan dengan pembuatan Akta
Gadai ini maupun dalam melaksanakan ketentuan dalam akta ini menjadi
tanggungan dan harus dibayar oleh PEMBERI GADAI pada saat pengikatan Akta
Gadai dan/atau adendum Akta Gadai.
Akta ini diselesaikan pukul ……. WIB (…………… Waktu Indonesia Bagian
Barat).2)
Para penghadap dikenal oleh saya, Notaris.
----------------------------------DEMIKIANLAH AKTA INI------------------------------
Dibuat dan dilangsungkan di……………………., pada hari ini, tanggal serta jam
seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh
……………………., Sarjana Hukum dan …………………………, Sarjana Hukum,
keduanya pegawai kantor Notaris dan bertempat tinggal di Jakarta sebagai saksi-
saksi.
Segera, setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris kepada para penghadap dan
saksi-saksi, maka ditandatanganilah akta ini oleh para penghadap, saksi-saksi
dan saya, Notaris…………………..
2) Pencantuman waktu diisi setelah PEMBERI GADAI dan PENERIMA GADAI menandatangani Akta
Gadai ini.
DAFTAR…
364
DAFTAR OBYEK GADAI
1) Obyek Gadai berupa SBIS
No.
Sisa
Jangka
Waktu
Nomor
Seri
Tanggal
Jatuh
Waktu
Nilai
Nominal
1.
2.
2) Obyek Gadai berupa SBSN
No. Jenis
Surat
Seri
Surat
Berharga
Sisa
Jangka
Waktu
Tanggal
Jatuh
Waktu
Nilai
Nominal Harga
Nilai
Jual
1.
2.
3) Obyek Gadai berupa Sukuk Korporasi
No.
Jenis
Surat
Berharga
Seri Surat
Berharga Rating
Sisa
Jangka
Waktu
Tanggal
Jatuh
Waktu
Nilai
Nominal
Harga
Pasar
Nilai
Jual
1.
2.
[kota], [tanggal, bln, tahun]
Menyetujui
PENERIMA GADAI PEMBERI GADAI
KEPALA DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH
EDY SETIADI
365
LAMPIRAN IX.b SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 15/44/DPbS TANGGAL 22 Oktober 2013 PERIHAL FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH
TAMBAHAN OBYEK GADAI BANK ............................
Merujuk pada Akta Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
Syariah No..... tanggal …........, dibuat di hadapan …………., Sarjana Hukum,
Notaris di Jakarta (“Perjanjian Pokok”) jo. Akta Gadai No. ..... tanggal …………...,
dibuat di hadapan………, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta (“Akta Gadai”),
berhubung adanya kewajiban bagi PEMBERI GADAI (BANK....) untuk menjaga
nilai jaminan dari Perjanjian Pokok, PEMBERI GADAI (BANK....) setuju untuk
memberikan kepada PENERIMA GADAI (BANK INDONESIA) dan PENERIMA
GADAI (BANK INDONESIA) setuju untuk menerima tambahan obyek gadai dari
PEMBERI GADAI (BANK....), dengan rincian tambahan jaminan sebagaimana
tercantum di bawah ini, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan menjadi satu
kesatuan dengan Obyek Gadai Bank ....... yang merupakan lampiran dari Akta
Gadai.
1) Obyek Gadai berupa SBIS
No. Sisa Jangka
Waktu
Nomor
Seri
Tanggal
Jatuh
Waktu
Nilai Nominal
1.
2.
3.
2) Obyek Gadai berupa SBSN
No.
Jenis
Surat
Berharga
Seri
Surat
Berharga
Sisa
Jangka
Waktu
Tanggal
Jatuh
Waktu
Nilai
Nominal Harga
Nilai
Jual
1.
2.
3.
3) Obyek…
366
3) Obyek Gadai berupa Sukuk Korporasi
No.
Jenis
Surat
Berharga
Seri
Surat
Berharga
Rating
Sisa
Jangka
Waktu
Tanggal
Jatuh
Waktu
Nilai
Nominal
Harga
Pasar
Nilai
Jual
1.
2.
[kota], [tanggal, bln, tahun]
Menyetujui
PENERIMA GADAI PEMBERI GADAI
KEPALA DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH
EDY SETIADI
367
LAMPIRAN IX.c SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 15/44/DPbS TANGGAL 22 Oktober 2013 PERIHAL FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH
PENGGANTIAN OBYEK GADAI BANK ............................
Merujuk pada Akta Perjanjian Pemberian FPJPS No..... tanggal …........, dibuat di
hadapan …………., Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta (“Perjanjian Pokok”) jo.
Akta Gadai No. ..... tanggal …………..., dibuat di hadapan………, Sarjana Hukum,
Notaris di Jakarta (“Akta Gadai”), berhubung adanya kewajiban bagi PEMBERI
GADAI (BANK....) untuk menjaga nilai jaminan dari Perjanjian Pokok, PEMBERI
GADAI setuju untuk mengganti dan PENERIMA GADAI (BANK INDONESIA) setuju
untuk menerima penggantian dari PEMBERI GADAI (BANK.......) Obyek Gadai
sebagai berikut :
1) menarik Obyek Gadai nomor ....yang tertuang pada Daftar Obyek Gadai yang
merupakan lampiran dari Akta Gadai;
2) mengganti Obyek Gadai tersebut pada angka 1) di atas, menjadi sebagai
berikut :
a. Obyek Gadai berupa SBIS
No.
Sisa
Jangka
Waktu
Nomor
Seri
Tanggal
Jatuh
Waktu
Nilai
Nominal
1.
2.
b. Obyek Gadai berupa SBSN
No.
Jenis
Surat
Berharga
Seri
Surat
Berharga
Sisa
Jangka
Waktu
Tanggal
Jatuh
Waktu
Nilai
Nominal Harga
Nilai
Jual
1.
2.
c. Obyek…
368
c. Obyek Gadai berupa Sukuk Korporasi
No.
Jenis
Surat
Berharga
Seri
Surat
Berharga
Rating
Sisa
Jangka
Waktu
Tanggal
Jatuh
Waktu
Nilai
Nominal
Harga
Pasar
Nilai
Jual
1.
2.
[kota], [tanggal, bln, tahun]
Menyetujui
PENERIMA GADAI PEMBERI GADAI
KEPALA DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH
EDY SETIADI
369
LAMPIRAN X SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 15/44/DPbS TANGGAL 22 Oktober 2013 PERIHAL FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH
AKTA JAMINAN FIDUSIA
BANK....... – BANK INDONESIA
Nomor : ....
Pada hari ini……., tanggal …………........................................................,
pukul………………..(Waktu Indonesia Bagian Barat), menghadap di hadapan
saya,.........Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta dihadiri oleh saksi-saksi yang saya,
Notaris kenal dan akan disebut pada bagian akhir akta ini:
1. ……………. , Direktur Utama/Direktur perseroan yang ditunjuk di bawah
ini, bertempat tinggal di ………, dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya tersebut, demikian berdasarkan Pasal ......
Anggaran Dasar perseroan terbatas PT. Bank .......,
berkedudukan di ...... yang Anggaran Dasarnya (beserta
perubahannya) (jika telah ada perubahan Anggaran Dasar)
(berturut-turut) telah dimuat dalam Berita Negara Republik
Indonesia tanggal ....... No......., Tambahan Nomor .....,
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA-------------------------------
atau (Jika Direksi mendapat persetujuan dari komisaris):
1.……………..., Direktur …..(Jabatan)….., bertempat tinggal di ……………, dalam
hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku demikian
mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama
serta sah mewakili Perusahaan Perseroan PT Bank………,
berdasarkan Pasal ……. Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam
Akta Notaris ………, Nomor……., tanggal……., yang termuat
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal……., Nomor
……Tambahan Nomor….., berikut perubahan-perubahan
terakhir dengan Akta Notaris………., Nomor………, tanggal……..
yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia
tanggal……, Nomor……., Tambahan Nomor…….., dan untuk
melaksanakan tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah
mendapatkan persetujuan tertulis dari komisaris Perseroan,
sebagaimana ternyata dalam Surat Persetujuan Tertulis
tanggal….., bermeterai cukup yang dilekatkan pada Perjanjian
ini, untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA--------------------
atau …
370
atau (Jika Direksi harus mendapat persetujuan RUPS dalam hal menjadikan
jaminan utang seluruh atau sebagian besar kekayaan perseroan):
1………Nama….., Direktur….. (Jabatan)…., bertempat tinggal di ……….., dalam
hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku demikian
mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas
nama serta sah mewakili Perusahaan Perseroan PT
Bank………, berdasarkan Pasal…… Anggaran Dasarnya yang
dimuat dalam Akta Notaris……, Nomor……., tanggal……….,
yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal
……., Nomor ……, Tambahan Nomor……, berikut perubahan-
perubahan terakhir dengan Akta Notaris…….., Nomor…..,
tanggal……., yang termuat dalam Berita Negara Republik
Indonesia tanggal…….., Nomor……, Tambahan Nomor……..,
dan untuk melaksanakan tindakan hukum dalam Perjanjian
ini telah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang
Saham Tanggal…….., sebagaimana ternyata dalam ……. yang
dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA--------------------------------------------------------
Jika PIHAK PERTAMA adalah Bank Asing maka komparisi adalah sebagai berikut:
1. ......Nama........., ...Jabatan..., bertempat tinggal di ......, dalam hal ini bertindak
berdasarkan kekuatan Akta Power of Attorney tertanggal
..........nomor .........dibuat di hadapan ..............., Notaris di
Jakarta, demikian bertindak untuk dan atas nama
...................., cabang Indonesia, suatu bank yang didirikan
berdasarkan hukum .... (negara kantor pusat bank asing)....,
dan dalam hal ini bertindak melalui kantor cabangnya di
Indonesia, berkedudukan di .........., selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA -------------------------------------------------------
Jika PIHAK PERTAMA adalah Bank yang berbadan hukum Perusahaan Daerah
maka komparisi adalah sebagai berikut:
1. ..........Nama..., Direktur........(jabatan)......., bertempat tinggal di..........., dalam
hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut selaku demikian
mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas
nama serta sah mewakili Bank berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur Nomor............... tanggal................ dan
berdasarkan Pasal...... Peraturan Daerah........ Nomor......
tanggal ........ (yang telah dimuat dalam ............) berikut
perubahan-perubahanya terakhir sebagaimana Peraturan
Daerah Nomor ....... tanggal .......(apabila ada) (yang termuat
dalam… 371
dalam Berita Daerah Nomor .........) untuk selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA -------------------------------------------------------
2. .…Nama……, Anggota Dewan Gubernur Bidang ……….., bertempat tinggal di
……., dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut
untuk dan atas nama Dewan Gubernur Bank Indonesia,
berdasarkan surat kuasa dari Gubernur Bank Indonesia
Nomor … tanggal …, dan dengan demikian mewakili Bank
Indonesia yang berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal
39 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
menjadi Undang-Undang, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA--
Para penghadap dikenal saya, Notaris …..
Para penghadap dengan bertindak dalam kedudukannya tersebut menerangkan
terlebih dahulu
a. bahwa, PIHAK PERTAMA selaku pemberi fidusia, telah mendapatkan Fasilitas
Pendanaan Jangka Pendek Syariah (untuk selanjutnya disebut “FPJPS”) dari
PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA selaku penerima fidusia telah memberikan
FPJPS yang telah dibuat dan ditandatangani berdasarkan ketentuan dan
persyaratan sebagaimana diuraikan dalam “Perjanjian Pemberian Fasilitas
Pendanaan Jangka Pendek Syariah”, Nomor...................., tanggal…………..,
termasuk Adendum Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
Syariah Nomor …, tanggal …(apabila ada) yang minutanya dibuat di hadapan
saya, Notaris (untuk selanjutnya Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan
Jangka Pendek Syariah disebut “Perjanjian Pemberian FPJPS)”;
b. bahwa, untuk lebih menjamin dan menanggung terbayarnya dengan baik
segala sesuatu yang terhutang dan harus dibayar oleh PIHAK PERTAMA
sebagaimana diatur dalam Perjanjian Pemberian FPJPS tersebut, PIHAK
PERTAMA diwajibkan untuk memberikan jaminan fidusia atas hutang milik
PIHAK PERTAMA untuk kepentingan PIHAK KEDUA, sebagaimana yang akan
diuraikan di bawah ini.
c. bahwa, untuk memenuhi ketentuan tentang pemberian jaminan yang
ditentukan dalam Perjanjian Pemberian FPJPS tersebut, maka PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah sepakat dan setuju, dengan ini
mengadakan perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 42
Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia sebagaimana yang hendak dinyatakan
sekarang dalam akta ini.
d. Selanjutnya …
372
d. Selanjutnya para penghadap dengan senantiasa bertindak dalam
kedudukannya tersebut menerangkan untuk menjamin terbayarnya dengan
baik segala sesuatu yang terhutang dan harus dibayarkan oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, baik karena hutang pokok, imbalan dan
biaya-biaya lainnya yang timbul berdasarkan Perjanjian Pemberian FPJPS
tersebut, dengan jumlah hutang pokok sebesar Rp................ (……..) atau
sejumlah uang yang ditentukan dikemudian hari berdasarkan Perjanjian
Pemberian FPJPS, maka penghadap PIHAK KEDUA menerangkan dengan ini
menerima jaminan fidusia dari PIHAK PERTAMA dengan nilai jaminan sebesar
Rp................ (……..), atas obyek jaminan fidusia berupa hak tagih (piutang)
yang timbul dari perjanjian pembiayaan antara PIHAK PERTAMA dengan
pihak lain sebagaimana tercantum dalam Lampiran akta ini yang merupakan
satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari akta ini, (untuk
selanjutnya, dalam akta ini cukup disebut dengan ”Obyek Jaminan Fidusia”).
e. Selanjutnya, para penghadap senantiasa dengan bertindak dalam
kedudukannya tersebut menerangkan pembebanan jaminan fidusia ini
diterima dan dilangsungkan dengan persyaratan dan ketentuan sebagai
berikut:
Pasal 1
Pembebanan jaminan fidusia atas Obyek Jaminan Fidusia telah dilakukan di
tempat dimana Obyek Jaminan Fidusia tersebut berada dan telah menjadi
milik PIHAK KEDUA, sedang Obyek Jaminan Fidusia tersebut tetap berada
pada dan dalam kekuasaan PIHAK PERTAMA, dalam mana segala bukti yang
berhubungan dengan Obyek Jaminan Fidusia dalam penguasaan PIHAK
KEDUA.
Pasal 2
PIHAK KEDUA atau wakilnya yang sah setiap waktu berhak untuk memeriksa
tentang adanya dan tentang keadaan Obyek Jaminan Fidusia tersebut.
Pasal 3
Apabila bagian dari Obyek Jaminan Fidusia atau diantara Obyek Jaminan
Fidusia tersebut nilainya mengalami penurunan atau menjadi tidak layak
untuk dijadikan Obyek Jaminan Fidusia sebagaimana diatur dalam Pasal 7
ayat (5) Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/24/PBI/2009 tentang Fasilitas
Pendanaan Jangka Pendek Syariah bagi Bank Umum Syariah sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/20/PBI/2012,
maka PIHAK PERTAMA dengan ini berjanji dan karenanya mengikat diri untuk
menambah atau mengganti bagian dari atau Obyek Jaminan Fidusia yang
nilainya mengalami penurunan atau menjadi tidak layak untuk dijadikan
Obyek Jaminan Fidusia dengan Obyek Jaminan Fidusia lainnya yang sejenis
yang …
373
yang nilainya paling kurang setara dengan yang digantikan serta yang dapat
disetujui PIHAK KEDUA, dalam mana penambahan atau pengganti Obyek
Jaminan Fidusia tersebut termasuk dalam jaminan fidusia yang dinyatakan
dalam akta ini, yang mana untuk keperluan itu cukup dinyatakan dalam
lampiran yang disepakati PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan menjadi
satu kesatuan sebagai Obyek Jaminan Fidusia berdasarkan akta ini.
Pasal 4
1. PIHAK PERTAMA tidak berhak untuk melakukan fidusia ulang atas Obyek
Jaminan Fidusia. PIHAK PERTAMA juga tidak diperkenankan untuk
membebankan dengan cara apapun, mengadakan atau menjual atau
mengalihkan dengan cara apapun Obyek Jaminan Fidusia kepada pihak
lain.
2. Bilamana PIHAK PERTAMA tidak memenuhi dengan seksama
kewajibannya menurut yang telah ditentukan dalam akta ini atau tidak
memenuhi kewajiban berdasarkan Perjanjian Pemberian FPJPS, maka
lewat waktu yang ditentukan untuk memenuhi kewajiban tersebut saja
sudah cukup membuktikan tentang adanya pelanggaran atau kelalaian
PIHAK PERTAMA dalam memenuhi kewajiban tersebut.
Pasal 5
1. PIHAK PERTAMA berjanji dan karenanya mengikatkan diri untuk
melakukan penilaian dan pemantauan terhadap Obyek Jaminan Fidusia
dan melaporkan hasil penilaian dan pemantauan kepada PIHAK KEDUA.
2. Dalam hal PIHAK PERTAMA mengasuransikan Obyek Jaminan Fidusia,
maka semua uang premi asuransi harus ditanggung dan dibayar oleh
PIHAK PERTAMA.
3. Asli polis asuransi dan perpanjangannya di kemudian hari serta kuitansi
pembayaran premi asuransi tersebut harus diserahkan untuk disimpan
oleh PIHAK KEDUA dari perusahaan asuransi tersebut.
Pasal 6
1. Dalam hal PIHAK PERTAMA tidak menjalankan atau tidak memenuhi
kewajiban untuk melakukan pelunasan atas hutang pokok dan imbalan
yang timbul dari Perjanjian Pemberian FPJPS atau PIHAK PERTAMA tidak
lagi memenuhi persyaratan Perpanjangan Perjanjian Pemberian FPJPS
dengan lewatnya waktu yang ditentukan atau Perjanjian Pemberian FPJPS
diakhiri oleh PIHAK KEDUA karena terjadi pelanggaran persyaratan FPJPS
yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA, dan saldo Rekening Giro Rupiah
PIHAK PERTAMA yang ada pada PIHAK KEDUA tidak mencukupi untuk
melunasi imbalan dan/atau nilai pokok FPJPS, tanpa diperlukan suatu
teguran…
374
teguran juru sita atau surat lain yang serupa dengan itu, maka atas
kekuasaannya sendiri PIHAK KEDUA berhak:
a. untuk menjual Obyek Jaminan Fidusia tersebut atas titel eksekutorial
atau melalui pelelangan di muka umum atau penjualan di bawah
tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA jika dengan cara demikian diperoleh harga tertinggi yang
menguntungkan para pihak.
b. untuk keperluan penjualan tersebut, PIHAK KEDUA berhak menghadap
dimana perlu, membuat atau suruh membuat serta menandatangani
semua surat, akta serta dokumen lain yang diperlukan, menerima uang
harga penjualan dan memberikan tanda penerimaan untuk itu,
menyerahkan apa yang dijual itu kepada pembelinya,
memperhitungkan atau mengkompensir uang harga penjualan yang
diterimanya itu dengan semua apa yang wajib dibayar oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, akan tetapi dengan kewajiban bagi
PIHAK KEDUA untuk menyerahkan sisa uang penjualannya jika masih
ada kepada PIHAK PERTAMA, dengan tidak ada kewajiban bagi PIHAK
KEDUA untuk membayar imbalan atau ganti kerugian berupa apapun
juga kepada PIHAK PERTAMA mengenai sisa uang harga penjualan itu
dan selanjutnya PIHAK KEDUA juga berhak untuk melakukan segala
sesuatu yang dipandang perlu dan berguna dalam rangka penjualan
Obyek Jaminan Fidusia tersebut dengan tidak ada satupun yang
dikecualikan.
2. Apabila hasil penjualan dari Obyek Jaminan Fidusia tersebut tidak
mencukupi untuk melunasi semua apa yang wajib dibayar oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA tetap terikat
membayar lunas sisa uang yang masih harus dibayar oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
3. Apabila penjualan dari Obyek Jaminan Fidusia oleh PIHAK KEDUA
dilakukan secara bawah tangan, maka pelaksanaan penjualan dilakukan
setelah lewat waktu 1 (satu) bulan sejak diberitahukan secara tertulis oleh
PIHAK PERTAMA kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan
diumumkan sedikitnya dalam 2 (dua) surat kabar yang beredar di daerah
yang bersangkutan.
Pasal 7
Pembebanan jaminan fidusia ini dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA dengan syarat-syarat yang memutuskan (onder de ontbindende
voorwaarden), yakni sampai dengan PIHAK PERTAMA telah memenuhi
membayar lunas semua apa yang wajib dibayar oleh PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian Pemberian FPJPS,
antara…
375
antara lain hutang pokok, imbalan, dan biaya-biaya lain yang timbul dalam
rangka pemberian FPJPS.
Pasal 8
1. PIHAK PERTAMA dengan ini memberikan kuasa dengan hak substitusi
kepada PIHAK KEDUA, yang menyatakan menerima kuasa dari PIHAK
PERTAMA untuk melaksanakan pendaftaran jaminan fidusia tersebut,
untuk keperluan tersebut menghadap di hadapan pejabat atau instansi
yang berwenang (termasuk kantor pendaftaran fidusia), memberikan
keterangan, menandatangani surat atau formulir, mendaftarkan jaminan
fidusia atas Obyek Jaminan Fidusia tersebut dengan melampirkan
pernyataan pendaftaran jaminan fidusia, serta untuk mengajukan
permohonan pendaftaran atas perubahan dalam hal terjadi perubahan atas
data yang tercantum dalam sertifikat jaminan fidusia, selanjutnya
menerima sertifikat jaminan fidusia dan/atau pernyataan perubahan, serta
dokumen-dokumen lain yang bertalian untuk keperluan itu membayar
semua biaya dan menerima kuitansi segala uang pembayaran serta
selanjutnya melakukan segala tindakan yang perlu dan berguna untuk
melaksanakan ketentuan dari akta ini.
2. Akta ini merupakan bagian yang terpenting dan tidak dapat dipisahkan
dari Perjanjian Pemberian FPJPS. Demikian pula kuasa yang diberikan
dalam akta ini merupakan bagian yang terpenting serta tidak terpisahkan
dari akta ini, dan oleh karenanya Akta ini tidak dapat ditarik kembali atau
dibatalkan selama berlakunya Perjanjian Pemberian FPJPS tersebut dan
kuasa tersebut tidak akan batal atau berakhir karena sebab yang dapat
mengakhiri pemberian sesuatu kuasa, termasuk sebab yang disebutkan
dalam Pasal 1813, 1814, dan 1816 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Indonesia.
Pasal 9
PIHAK KEDUA berhak dan dengan ini diberi kuasa dengan hak subtitusi oleh
PIHAK PERTAMA untuk melakukan perubahan atau penyesuaian atas
ketentuan dalam akta ini, di dalam hal perubahan atau penyesuaian tersebut
diperlukan dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Peraturan Pemerintah
tentang Pendaftaran Fidusia maupun ketentuan dalam Undang-undang
tentang Jaminan Fidusia Nomor 42 Tahun 1999.
Pasal 10
(1) Segala perselisihan yang mungkin timbul di antara kedua belah pihak,
maka kedua belah pihak akan memilih domisili hukum yang tetap dan
seumumnya di kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di Jakarta.
(2) Pemilihan domisili hukum tersebut dilakukan dengan tidak mengurangi
hak dari PIHAK KEDUA untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap
PIHAK… 376
PIHAK PERTAMA berdasarkan Jaminan Fidusia atas Obyek Jaminan
Fidusia tersebut dihadapan pengadilan lainnya dalam wilayah Republik
Indonesia, yaitu pada pengadilan negeri yang mempunyai yurisdiksi atas
diri dari PIHAK PERTAMA atau atas Obyek Jaminan Fidusia tersebut.
Pasal 11
Biaya akta ini dan biaya lainnya yang berkenaan dengan pembuatan akta ini
maupun dalam melaksanakan ketentuan dalam akta ini menjadi tanggungan
dan harus dibayar oleh PIHAK PERTAMA.
Demikian pula biaya pendaftaran fidusia ini di kantor Pendaftaran Fidusia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1).
Akta ini diselesaikan pukul ............. WIB1
(.................................................Waktu Indonesia Indonesia Barat).
Para penghadap dikenal oleh saya, Notaris.
DEMIKIANLAH AKTA INI
Dibuat dan dilangsungkan di Jakarta, pada hari ini, tanggal serta pada jam
seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh ...................
Sarjana Hukum dan ............................. Sarjana Hukum, keduanya pegawai
kantor Notaris dan bertempat tinggal di Jakarta sebagai saksi-saksi.
Segera, setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris kepada para penghadap
dan saksi-saksi, maka ditandatanganilah akta ini oleh para panghadap, saksi-
saksi dan saya, Notaris..........................
1 Pencantuman waktu diisi setelah PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menandatangani akta
perjanjian FPJPS
KEPALA DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH
EDY SETIADI
377
LAMPIRAN XI.a SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 15/44/DPbS TANGGAL 22 Oktober 2013 PERIHAL FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH
LAPORAN HARIAN HASIL PENILAIAN AGUNAN FPJPS –SBIS, SBSN DAN SUKUK KORPORASI
BANK…………….. Tanggal……………
1. Agunan Berupa SBIS dan SBSN
No. Jenis Surat Berharga
Seri Nominal Harga Pasar BI-SSSS (Terakhir)
Nilai Pasar Haircut (%) 1)
Nilai Agunan eligible untuk FPJPS
(a) (b) ( c) (d) (e) (f) = (d) x (e)/ 100 (g) (h) = (f) x (100 / (100 + (g))
Jumlah
Keterangan: 1) Isi “0” untuk SBIS; isi “5” untuk SBSN.
2. Agunan berupa Sukuk Korporasi
No. Nama
Sukuk Korporasi
Bond ID
Issuer Rating Nominal Sisa Jk Waktu
Harga Transaksi BEI
(Terakhir)
Nilai Pasar Haircut (%) 2)
Nilai Agunan eligible untuk FPJPS
(i) (j) (k) (l) (m) (n) (o) (p) (q) = (n) x (p) / 100 (r) (s) = (q) x (100/(100+ (r))
Jumlah
Keterangan 2) Isi “20” untuk Sukuk Korporasi yang diterbitkan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan/atau dijamin oleh pemerintah dengan peringkat teratas;
isi “35” untuk Sukuk Korporasi dengan peringkat teratas; isi “40” untuk Sukuk Korporasi dengan peringkat ke-2 (dua) teratas; isi “45” untuk Sukuk
Korporasi dengan peringkat ke-3 (tiga) teratas.
KEPALA DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH
EDY SETIADI
378
LAMPIRAN XI.b SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 15/44/DPbS TANGGAL 22 Oktober 2013 PERIHAL FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH
LAPORAN HARIAN HASIL PENILAIAN AGUNAN FPJPS – ASET PEMBIAYAAN
BANK……………..
Tanggal……………
No. Nama
Debitur Jenis
Pembiayaan1) Jenis
Penggunaan2) Plafon Saldo
Pokok Kualitas Sisa
Jk waktu
s.d. jt Tempo
Pembiayaan Pihak
Terkait/
Bukan
Pernah Restrukturisasi/
Tidak
Agunan Pembiayaan Nilai Agunan eligible untuk
FPJPS Tanah/
Bangunan
Nilai Jenis
Pengikatan
Appraisal
Independen/ internal
Tanggal Appraisal Terakhir
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j) (k) (l) (m) (n) (o) Nominal = (50%
x Saldo Pokok)
Keterangan : 1) Jenis Pembiayaan: Murabahah, Istishna, Mudharabah, Musyarakah, Lainnya
2) Jenis Penggunaan: Investasi, Modal Kerja, KPR iB
KEPALA DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH
EDY SETIADI
379
LAMPIRAN XII SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 15/44/DPbS TANGGAL 22 Oktober 2013 PERIHAL FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH
LAPORAN DAFTAR ASET PEMBIAYAAN BANK Semester ....................Tahun.........
Bank ……………..
Rp Juta
Mulai AkhirRp
(juta)
Va
(ribu)
Rp
(juta)
Va
(ribu)
Nominal
Rp (juta)
Persentase
terhadap
Plafon
(a) (b) ( c ) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j) (k) (l) (m) (n) (o) (p) (q) ( r ) (s) (t) (u) (v) (w) (x) (y) (z) (aa) (ab) (ac) (ad) (ae)
Nilai Agunan
Tertanggung
(apabila ada)
Jangka
Total da lam Jutaan Rupiah
Plafon Saldo Pokok
No
Total da lam mata uang asa l
Nomor
Perjanjian
Pembiayaan
/ Surat
Perjanjian
Nomor
Rekening
pembiayaan
Tidak Pernah
Direstrukturisa
si (Ya/Tidak)
Nama
Pemilik
Agunan
NamaNilai
Pengikatan
Bank
Nomor Bukti
Kepemilikan
Nilai Taksasi Agunan Penilai
Agunan
***)
Nomor
Polis
Asuransi
No
Pengikatan/
Pembebanan
*)
Nomor Debtor
Identification
Number (DIN)
NPWPAlamat
dan Telp
Jenis
Penggunaan
Nomor
Asuransi
Pembiayaan
dan Nilai
Tertanggung
Jenis
Pembiayaan
Saldo Pokok
Pembiayaan
Tidak Melebihi
BMPD Pada Saat
Diberikan
ID
BankNama
ID
Kantor
Cabang
Jenis
Agunan
Debitur Pembiayaan
Keterangan:
(a) Diisi nomor
(b) Diisi sesuai Sandi Bank
(c) Diisi sesuai Nama Bank
(d) Diisi sesuai Sandi Kantor Cabang
(e) Diisi nama debitur
(f) Diisi nomor identifikasi debitur
(g) Diisi sesuai NPWP debitur
(h) Diisi sesuai alamat dan telepon debitur
(i) Diisi dengan nomor perjanjian pembiayaan
(j) Diisi dengan nomor rekening Debitur
(k) Diisi dengan jenis pembiayaan
(l) Diisi dengan jenis penggunaan
(m) Diisi dengan Nomor Asuransi Pembiayaan dan Nilai Tertanggung
(n) Diisi dengan waktu mulai pembiayaan
(o) Diisi…
380
(o) Diisi dengan periode jatuh waktu pembiayaan
(p) Diisi dengan nilai plafon pembiayaan Rupiah (juta)
(q) Diisi dengan nilai plafon pembiayaan valas (ribu)
(r) Diisi dengan nilai baki debet pembiayaan Rupiah (juta)
(s) Diisi dengan nilai baki debet pembiayaan valas (ribu)
(t) Diisi dengan jenis agunan
(u) Diisi dengan nomor akta apabila agunan pembiayaan memiliki akta APHT, fidusia, atau Hipotek
(v) Diisi dengan nomor bukti kepemilikan agunan
(w) Diisi nilai yang sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Penilaian Kualitas Aktiva bagi Bank antara lain telah memperhitungkan jangka waktu dari
penilaian agunan terakhir dilakukan
(x) Diisi dengan nilai persentase taksasi agunan terhadap plafon
(y) Diisi dengan "independen", apabila menggunakan penilai agunan independen dan "intern bank", apabila menggunakan penilai agunan dari pihak internal bank
(z) Diisi dengannomor polis asuransi
(aa) Diisi dengan nilai agunan tertanggung
(ab) Diisi dengan nama pemilik agunan
(ac) Diisi dengan nilai pengikatan agunan
(ad) Diisi sesuai dengan pembiayaan pernah direstruktur atau tidak
(ae) Diisi dengan nilai saldo pokok pembiayaan yang tidak melebihi BMPD pada saat diberikan
KEPALA DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH
EDY SETIADI
381