lampiran 1. panduan wawancara - uksw
TRANSCRIPT
1
LAMPIRAN 1. Panduan wawancara
Pedoman wawancara untuk keluarga pasien di ruang ICU
RSUD Ambarawa:
a. Latar belakang
Mohon sebutkan informasi berikut mengenai bapak/ibu:
nama, umur, asal, hubungan dengan pasien, sudah berapa
lama menunggu pasien di sini, penyakit apa yang diderita
pasien, dan kapan masuk ICU.
b. Kecemasan
1. Apa yang bapak/ibu pikirkan atau rasakan saat pasien
dinyatakan harus dirawat di ICU? Apakah muncul rasa
khawatir, takut atau lainnya?
2. Apakah bapak/ibu sering mengalami keadaan yang
emosional, misalnya gampang marah atau menangis
selama menunggu pasien di ICU? Bisa jelaskan
penyebabnya?
3. Adakah kesulitan yang bapak/ibu rasakan selama
pasien sedang dirawat di ruang ICU terkait dengan
keadaan pasien yang sedang dirawat? Misalnya
kesulitan keuangan, kesulitan mengatur waktu untuk
bekerja karena harus menunggu pasien, atau kesulitan-
kesulitan lainnya.
2
c. Komunikasi terapeutik
1. Seberapa sering/berapa kali bapak/ibu berdiskusi
dengan perawat ICU?
2. Hal apa saja yang didiskusikan bapak/ibu dengan
perawat ICU?
3. Bisakah bapak/ibu mengatakan kembali apa yang
perawat sampaikan terkait kondisi pasien?
4. Bisakah bapak/ibu mengatakan kembali apa yang
perawat sampaikan terkait penjelasan rencana tindakan
terhadap pasien?
5. Bisakah bapak/ibu mengatakan kembali apa yang
perawat sampaikan terkait advis dokter?
6. Apakah dengan berinteraksi dengan perawat, unek-
unek bapak/ibu dapat dikeluarkan/tersampaikan?
d. Dampak komunikasi terapeutik
1. Apa yang bapak/ibu rasakan setelah
berdiskusi/wawancara dengan perawat ICU?
Pedoman observasi untuk perawat di ruang ICU RSUD
Ambarawa:
a. Latar belakang
Mohon sebutkan informasi mengenai bapak/ibu: nama,
umur, pendidikan dan alamat.
3
LAMPIRAN 2. Panduan observasi
No. Bahan Observasi Ya Tidak
1. Perawat berinteraksi dengan keluarga
pasien.
2. Perawat menunjukkan ekspresi non
verbal positif saat berkomunikasi dengan
keluarga pasien, misalnya memandang,
mengangguk, terdiam, mendengarkan,
dan tersenyum.
3. Perawat tekesan terburu-buru atau
dikejar-kejar oleh tugas saat
berkomunikasi dengan keluarga pasien.
4. Keluarga pasien diberikan kesempatan
untuk mengeluarkan unek-unek.
5. Perawat menggunakan kata-kata yang
tidak/sulit dimengerti oleh keluarga
pasien, misalnya istilah-istilah medis.
6. Terjadi adu ardumen antara perawat dan
keluarga pasien.
7. Perawat menawarkan waktu untuk
konsultasi (melakukan komunkasi
terapeutik).
4
8. Perawat memberi nasehat, khususnya
bila terjadi adu argumen dengan
keluarga pasien.
9. Perawat melakukan interupsi selama
keluarga pasien berbicara.
10. Memperlihatkan kemarahan atau
kecemasan, khususnya bila perasaan ini
menyebabkan argumen dengan pasien.
11. Menginterpretasikan secara tidak tepat
apa yang pasien ungkapkan.
12. Menawarkan konsultasi ketika waktunya
tidak tepat ketika pasien tidak siap
mendengarkan apa yang sedang
dikomunikasikan.
13. Secara terus menerus mengajukan
pertanyaan yang menjurus sehingga
membuat keluarga pasien merasa tidak
nyaman.
5
LAMPIRAN 3. Verbatim
Partisipan 1 (P1)
Nama : Tn. H
Hari/tanggal : Sabtu, 26 Juli 2014
Pukul : 08.47 WIB – 08.54 WIB
Keterangan :
P : Peneliti
P1 : partisipan pertama
Verbatim Kode
P : Selamat pagi pak, maaf mengganggu waktunya
sebentar, saya Titi mahasiswa Keperawatan UKSW
Salatiga yang sedang melakukan penelitian di sini.
Bisa saya minta waktunya sebentar?
P1 : oh, njeh.
P : Maaf sebelumnya, bapak bisa bahasa Indonesia?
Soalnya saya dari luar Jawa, jadi tidak terlalu ngerti
bahasa jawa.
P1 : Bisa (sambil tersenyum)
P : Maaf, ini dengan bapak?
P1 : Pak H (sambil bersalaman)
P : Usianya sekarang berapa pak?
P1 : Saya kelahiran 39, brapa ya itu? 70an ya?
P : Oo, 75 tahun ya?
1
5
10
6
P1 : Iya.
P : Hubungan sama pasien (Ny.S) apa ya pak?
P1 : Saya suaminya
P : Udah berapa lama nunggu ibu S di sini pak?
P1 : Udah semingguan lebih.
P : Itu ibu S langsung masuk ICU atau di ruangan lain
dulu?
P1 : Dari ruangan lain. di atas kemarin, terus dipindahin ke
sini.
P : Ibu sakit apa ya pak?
P1 : Dia itu cape terus tidur. Napasnya itu kisruh, tidak
mau bangun. Dia kan habis njemur padi. Jadi saya
pikir dia itu cape, gitu.
P : Itu dia sesak atau pingsan gitu?
P1 : Nah, saya tau udah tiduran to, napasnya itu kayak
kisruh gitu lo. Tidak mau bangun, sampai sekarang
ini, gitu. Tapi ya sebelumnya itu ya itu, menjemur
padi tadi. Pertamanya sih sehat, tapi ya gitu. Saya
juga jadi takut pas dia tidur gitu.
P : Ini kan tema saya buat diskusi sama bapak ini apa,
pengaruh komunikasinya perawat terhadap keluarga.
Jadi saya langsung aja ya pak tanya ke
pertanyaannya.
15
20
25
30
35
7
P1 : Njeh njeh.
P : Ini gimana ni pak perasaan bapak saat ibu S ini harus
dirawat di ICU ini? Muncul nda rasa khawatir atau
takut gitu pak?
P1 : Saya khawatir
P : Khawatirnya karna apa pak?
P1 : Karena kan nanti-nanti ICU kan gawat.
P : Terus pernah ngalamin keadaan emosional nda?
Misalnya bapak sering marah, sering nangis tiba-tiba
selama nunggu ibu di sini, labil gitu emosinya?
P1 : Ya iya, nangis, tapi kan keluarnya di hati aja.
P : Ditahan gitu ya pak?
P1 : Iya, di hati kan pasti muncul rasa itu.
P : Terus, ada nda kesulitan selama nunggu ibu di sini,
misalnya kesulitan keuangan, terus waktu juga,
soalnya kan ganti-gantian mau jaga di sini, atau
kesulitan yang lainnya?
P1 : Tidak, karena kan masalah keuangan mungkin kan
anaknya.
P : Kalo untuk mengatur waktu sendiri pak? Maksudnya
yang jaga ibu di sini?
P1 : Saya sendiri.
P : Bapak ini selalu 24 jam ada di sini ya? Nda pernah
40
45
50
55
60
8
pergi-pergi selama ibu dari pertama masuk?
P1 : Iya
P : Kalo perawat pernah nda diskusi sama bapak selama
di ICU sini?
P1 : Nda.
P : Sama sekali?
P1 : Tidak.
P : Satu kalipun?
P1 : Tidak (menggelengkan kepala)
P : Bapak nda tanya gitu? Kan ada jam kunjung, itu bapak
nda gunakan untuk tanya misalnya bapak kan nda
tau penyakit ibu kayak gima, itu bapak nda nanya
penyakit ibu? Nda pengen tau penyakitnya pak?
P1 : Tanya, tapi nda tau. Nah itu.
P : Jawaban dari perawatnya nda tau?
P1 : Saya tanya penyakitnya apa, nda tau katanya.
P : Nda tau katanya?
P1 : Terus ada kemarin saya nyuwun disitu, terus tanya
kan pas di situ, bagaimana ni mumet. Nganu baru
saja disuntik.
P : Itu pas pertama masuk, masuk IGD dulu ya, itu
langsung masuk di ICU?
P1 : Tidak, di atas dulu
65
70
75
80
9
P : Oo, di ruangan dulu, itu kenapa dipindahkan ke ruang
ICU pak?
P1 : Karena kan nda bisa gerak (sambil menunjuk kakinya)
P : Oo, nda bisa gerak kakinya?
P1 : Iya
P : Selama di ICU, kan ada jam kunjung, terus kan ada
dokter, ada perawat.
P1 : Dokternya nda ada, perawatnya ada.
P : Ha a. Pas ditanya penyakit apa, iya ya pak mereka
jawabnya ngga tau?
P1 : Iya, itu kan saya tanya kemarin sore.
P : Bapak nanyanya gimana pak?
P1 : Ini gimana, kok mumet-mumet gitu? Iya pak, ini
baru saja obatnya masuk, baru disuntik.
P : Terus penyakitnya dulu nda ada dijelaskan pak?
P1 : Dijelaskan, tapi pas waktu tanya itu cucu saya yang
menghadap.
P : Oo, bukan bapak yang menghadap?
P1 : Bukan
P : Oo, siapa pak yang menghadap dokernya pas pertama
kali bu S masuk ICU?
P1 : Ari, adiknya itu (menunjuk cucunya).
P : Bapak nda tanya di Ari penyakitnya?
85
90
95
100
105
10
P1 : Lupa saya, karna kan orang tua (tertawa). Sudah
saya tanya, tapi lupa saya.
P : Pernah nda terjadi percakapan antara bapak sama
perawat? Apa aja gitu
P1 : Nda pernah.
P : Kalo sama keluarga yang lain?
P1 : Tidak (menggelengkan kepala)
P : Kalo misalnya ada tambahan obat baru atau tindakan
baru dari mereka (perawat) buat bu S, itu ada dikasi
tau atau diinformasikan kekeluarga bapak dulu nda?
P1 : Nda
P : Oo, selama ini juga mereka nda ada informasikan ada
obat baru atau apa gitu ya?
P1 : Tidak
P : Keluarga yang lain pernah nga diminta masuk ke
dalam, misalnya ada yang disampein dokter, tapi
dokter nda punya waktu buat nyampein terus nitip
pesan diperawat, itu perna nda?
P1 : Nda pernah. Kemaren itu ada, tapi itu di atas to, pas
mau pindah kesini itu, disuruh tanda tangan gitu.
P : Jadi di sini belum pernah ada diskusi diskusi dengan
perawat gitu ya tetang penyakit ibu?
P1 : Nda ada.
110
115
120
125
11
P : Ya gitu aja sih pak, mungkin nanti kalau ada waktu
saya mau tanya dianggota keluarga bapak yang lain.
makasih ya pak.
P1 : Iya, sama-sama.
130
12
Partisipan Ke-2 (P2)
Nama : Ny. TP
Hari/tanggal : Sabtu, 26 Juli 2014
Pukul : 09.03 WIB – 09.07 WIB
Keterangan :
P : Peneliti
P2 : partisipan kedua
Verbatim Kode
P : Selamat siang bu, saya Titi, mahasiswa Keperawatan
dari UKSW yang sedang melakukan penelitian di
ruang ICU RSUD Ambara. Penelitian saya judulnya
Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap
Kecemasan Keluarga Pasien. Jadi saya ingin tau
gimana pengaruh komunikasi perawat terhadap
keluarga pasien di ICU sini. Ibu bersedia tidak saya
wawancarai?
P2 : Iya (mengangguk).
P : sebelumnya maaf, nama ibu siapa ya?
P2 : TP.
P : Umur ibu berapa?
P2 : 35 tahun.
P : Asal ibu dari mana?
P2 : Bandungan mba.
1
5
10
15
13
P : Hubungan dengan bapak Djimat apa bu?
P2 : Saya anaknya.
P : Tau ngga penyakit yang sedang diderita pak Djimat?
P2 : Dokter bilang penyakit bapak saya stoke
P : Sejak kapan pak Djimat masuk ICU bu?
P2 : Hari senin mba (21 Juli 2014).
P : Deket ngga dengan bapak?
P2 : Iya, kami tinggal serumah, tiap hari ketemu, jadi ya
deket mba.
P : Saya punya beberapa pertanyaan yang nanti saya
ajukan terkait penelitian saya bu, bisa saya mulai
sekarang?
P2 : Iya.
P : Apa sih yang ibu pikirkan atau rasakan selama
menunggu pak Djimat di sini? Muncul ngga rasa
khawatir atau takut?
P2 : Ya yang namanya manusia pasti saya khawatir
mba.
P : Itu penyebab ibu khawatir apa?
P2 : Ya, saya merasa khawatir.
P : Maksud saya penyebabnya bu. Penyebab kenapa ibu
merasa khawatir?
P2 : Contohnya mba?
20
25
30
35
14
P : Misalnya ni, ibu ngerasa khawatir melihat keadaan
bapak karena nantinya takut terjadi hal-hal yang nda
diinginkan, misalnya maaf ya bu, meninggal gitu,
soalnya kan di sini ruang ICU, ruang dengan
penanganan intesif yang beda dengan ruang-ruang
lainnya.
P2 : Oo, saya khawatir karena sedih ngeliat keadaan bapak,
dulunya sehat, bisa diajak ngomong, sekarang ya gitu
lah mba.
P : Kemarin kan pak Djimat pas masuk rumah sakit
langsung masuk IGD ya bu?
P2 : (mengangguk)
P : Itu bapak langsung masuk ICU atau sebelumnya di
ruangan dulu?
P2 : Langsung masuk ICU waktu itu.
P : Waktu di IGD ada dijelasin nda kenapa bapak harus
dirawat di ICU?
P2 : Dokternya bilang biar bapak lebih tenang aja.
P : Selama bapak di rawat di sini, ibu pernah ngalamin
keadaan yang emosional nda? Misalnya gampang
nangis atau gampang marah gitu?
P2 : Iya, saya pertama itu wah nangis-nangis. Saya
sedih liat keadaan bapak. Sampai sekarang pun
40
45
50
55
60
15
saya kadang nangis kalo liat bapak gitu.
P : Ada nda kesulitan selama nunggu bapaknya di sini?
Misalnya kesulitan keuangan atau kesulitan ngatur
waktu karena kan harus kerja juga, terus harus jaga
bapak juga?
P2 : Kalo keuangan, yang namanya manusia pasti kesulitan
mba.
P : Kalo waktu bu gimana? Susah nda ngatur waktu antara
jagain bapak di sini sama kerja di luar?
P2 : Kalo waktu sih nda, soalnya kan udah masuk musim
libur lebaran juga minggu ini. Trus juga saya gantian
sama kakak saya buat tunggu bapak di sini.
P : Antara kakak ibu sama ibu, lebih sering mana nungguin
bapaknya di sini?
P2 : Ya sama-sama nunggu mba, kayak kemarin itu dia,
hari ini saya.
P : Kakak ibu tinggal serumah juga dengan bapak?
P2 : Ngga.
P : Bu, sering nda berdiskusi dengan perawat jaga?
Terutama dijam kunjung.
P2 : Ya pernah.
P : Berapa kali bu?
P2 : Beberapa kali lah mba.
65
70
75
80
16
P : Pertama kali masuk ya bu? Dijelaskan peraturan di
ICU?
P2 : Iya.
P : Terus selama jam kunjung pernah nanya-nanya sama
perawat tentang kondisi bapak nda?
P2 : Iya.
P : Itu nanyanya gimana bu?
P2 : Ini gimana ya bu bapak saya.
P : Terus perawatnya bilang apa bu?
P2 : Perawatnya bilang, oo iya bu, nanti tunggu dokter
yang jelasin, gitu mba.
P : Trus ketemu ibu dengan dokter nya?
P2 : Iya.
P : Dokternya bilang apa tentang keadaan bapak?
P2 : Ya dokternya bilang yang sabar. Kita usahakan yang
terbaik buat bapak.
P : Kalo dengan perawat sendiri bu, pernah nda, ada gitu
percakapan atau hal-hal yang ibu tanyakan?
P2 : Pernah.
P : Terkait perkembangan bapak ya bu ?
P2 : Iya.
P : Ingat nda apa yang perawat bilang sama ibu waktu itu?
P2 : Perawat ya bilang yang sabar, kalo bapak masuk
85
90
95
100
105
17
ICU karena butuh suasana tenang.
P : Pernah dijelaskan tidak bu rencana tindakan yang
akan dilakukan ke bapak sama perawatnya?
P2 : Tidak.
P : Pas pertama kali masuk ada tidak dijelaskan tentang
peraturan di ICU, biaya dan sebagainya?
P2 : Ada pas pertama kali masuk mba, penjelasan
tentang jam kunjung, tapi yang lainnya saya sudah
lupa.
P : Pernah ngeluarin unek-unek nda sama perawat,
misalnya selama bapak dirawat di sini, ibu dan
keluarga mengalami kesulitan ini ini. Pernah tidak?
P2 : Kalo unek-unek nda mba.
P : Gimana bu perasaannya biasanya kalo udah nanya-
nanya keadaan bapak sama perawat di sini?
P2 : Lega mba, karna sudah tau keadaan bapak gimana
dari dokter, trus denger dari perawat kalo bapak
butuh suasana tenang makanya dirawat di sini.
P : Ada nda bu yang ibu harapkan dari berdiskusi dengan
perawat di ICU?
P2 : Ya semoga bapak cepat sembuh aja.
P : Semua pertanyaan sudah saya tanyakan bu, trima
kasih buat waktunya, maaf mengganggu
110
115
120
125
18
P2 : Iya, ga apa-apa mba.
19
Partisipan ke-3 (P3)
Nama : Tn. B
Hari/tanggal : Sabtu, 26 Juli 2014
Pukul : 12.02 WIB – 12.07 WIB
Keterangan :
P : Peneliti
P3 : partisipan ketiga
Verbatim Kode
P : Selamat siang mas, maaf sebelumnya mengganggu,
saya Titi, mahasiswa keperawatan UKSW Salatiga,
sedang melakukan penelitian untuk skripsi saya,
judulnya Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap
Kecemasan pasien. Nanti saya akan mengajukan
beberapa pertanyaan terkait penelitia saya. Mas
bersedia?
P3 : Iya mba.
P : Maaf, nama mas siapa ya?
P3 : B
P : Umur?
P3 : 19 tahun.
P : Hubungan dengan pak Soni apa ya mas?
P3 : Pak Soni itu bapak saya, saya anaknya.
P : Tau tidak penyakit bapak apa?
1
5
10
15
20
P3 : Gagal ginjal kata dokter
P : Bapak dirawat di Icu sejak kapan mas?
P3 : Sejak hari senin mba (21 Juli 2014).
P : Mas selalu nungguin bapak di sini ya?
P3 : Nda.
P : Oo, jadi yang nungguin bapak di sisni siapa mas
P3 : Nda ada.
P : Maaf sebelumnya mas, ibunya mas bukuh tidak
menunggu bapak soni di sini?
P3 : Kalo ibu saya istri kedua. Ibu juga nda mau nunggu di
sini.
P : Ibu mas pernah jenguk pak Soni selama di sini?
P3 : Pernah sekali.
P : Maaf lagi ni mas, kalo istri pertama bapak pernah
jenguk bapak di sini?
P3 : Ngga, udah lama lost contact juga.
P : Anak-anak bapak yang lain mas? Pernah jenguk bapak
ke sini?
P3 : Kurang tau mba. Tapi selama saya jenguk bapak ke
sini, belum ada yang jenguk bapak.
P : Jadi mas bukuh yang paling sering dengan bapak di
sini ya?
P3 : Iya.
20
25
30
35
21
P : Deket ngga sama bapak?
P3 : Deket banget mba.
P : Saya langsung saja kepertanyaannya ya mas.
P3 : (mengangguk)
P : Apa yang mas bukuh pikirkan ata yang mas rasakan
selama bapak dirawat di ICU? Merasa khawatir atau
takut?
P3 : Ya khawatir.
P : Penyebabnya apa mas?
P3 : Ya, campur aduk lah mba. Susah dijelaskan.
P : Sering ngalamin keadaan yang emosional nda?
Misalnya gampang nangis atau marah gitu?
P3 : Ya sering, saya sering marah-marah terus kadang
nangis.
P : Itu penyebabnya apa mas?
P3 : Sedih liat keadaan bapak, yah, bercampur lah mba.
P : Ada nda mas, kesulitan yang dirasakan mas dan
keluarga saat bapak dirawat di ICU? Kesulitan biaya
atau waktu untuk menjenguk gitu mas?
P3 : Kalo biaya sih dari keluarga mba, kalo waktu sih nda.
Soalnya kan bapak juga nda ditunggu, cuma dijenguk.
P : Pernah nda diskusi gitu sama perawat tentang keadaan
bapak soni, kan kalo jam jenguk mas bukuh selalu
40
45
50
55
60
22
jenguk bapak kan? Pernah nda ada yang ditanyakan
sama perawat di ICU?
P3 : Nda pernah sih. Lagian udah tau juga penyakit
bapak gagal ginjal.
P : Kalo pas pertama kali masuk, mas kan yang ngantar
bapak? Ada ngga di jelasin sama perawat tentang
peraturan di ICU gitu?
P3 : Iya ada.
P : Selain dari pertama kali masuk itu nda pernah ya mas
diskusi atau bertanya dengan perawat di sini?
P3 : Nda.
P : Gitu aja sih mas pertanyaan saya. Trima kasih buat
waktunya mas B.
P3 : Iya, sama-sama.
65
70
75
23
LAMPIRAN 4. Hasil observasi
Observasi perawat MI dengan P1
Kamis, 24 Juli 2014, pukul 09.00 WIB – 13.00 WIB
No. Bahan Observasi Ya Tidak
1. Perawat berinteraksi dengan keluarga
pasien.
√
2. Perawat menunjukkan ekspresi non
verbal positif saat berkomunikasi dengan
keluarga pasien, misalnya memandang,
mengangguk, terdiam, mendengarkan,
dan tersenyum.
√
3. Perawat tekesan terburu-buru atau
dikejar-kejar oleh tugas saat
berkomunikasi dengan keluarga pasien.
√
4. Keluarga pasien diberikan kesempatan
untuk mengeluarkan unek-unek.
√
5. Perawat menggunakan kata-kata yang
tidak/sulit dimengerti oleh keluarga
pasien, misalnya istilah-istilah medis.
√
6. Terjadi adu ardumen antara perawat dan
keluarga pasien.
√
7. Perawat menawarkan waktu untuk
konsultasi (melakukan komunkasi
√
24
terapeutik).
8. Perawat memberi nasehat, khususnya
bila terjadi adu argumen dengan
keluarga pasien.
√
9. Perawat melakukan interupsi selama
keluarga pasien berbicara.
√
10. Memperlihatkan kemarahan atau
kecemasan, khususnya bila perasaan ini
menyebabkan argumen dengan pasien.
√
11. Menginterpretasikan secara tidak tepat
apa yang pasien ungkapkan.
√
12. Menawarkan konsultasi ketika waktunya
tidak tepat ketika pasien tidak siap
mendengarkan apa yang sedang
dikomunikasikan.
√
13. Secara terus menerus mengajukan
pertanyaan yang menjurus sehingga
membuat keluarga pasien merasa tidak
nyaman.
√
25
Observasi perawat MU dengan P1
Kamis, 24 Juli 2014, pukul 09.00 WIB – 13.00 WIB
No. Bahan Observasi Ya Tidak
1. Perawat berinteraksi dengan keluarga
pasien.
√
2. Perawat menunjukkan ekspresi non
verbal positif saat berkomunikasi dengan
keluarga pasien, misalnya memandang,
mengangguk, terdiam, mendengarkan,
dan tersenyum.
√
3. Perawat tekesan terburu-buru atau
dikejar-kejar oleh tugas saat
berkomunikasi dengan keluarga pasien.
√
4. Keluarga pasien diberikan kesempatan
untuk mengeluarkan unek-unek.
√
5. Perawat menggunakan kata-kata yang
tidak/sulit dimengerti oleh keluarga
pasien, misalnya istilah-istilah medis.
√
6. Terjadi adu ardumen antara perawat dan
keluarga pasien.
√
7. Perawat menawarkan waktu untuk
konsultasi (melakukan komunkasi
√
26
terapeutik).
8. Perawat memberi nasehat, khususnya
bila terjadi adu argumen dengan
keluarga pasien.
√
9. Perawat melakukan interupsi selama
keluarga pasien berbicara.
√
10. Memperlihatkan kemarahan atau
kecemasan, khususnya bila perasaan ini
menyebabkan argumen dengan pasien.
√
11. Menginterpretasikan secara tidak tepat
apa yang pasien ungkapkan.
√
12. Menawarkan konsultasi ketika waktunya
tidak tepat ketika pasien tidak siap
mendengarkan apa yang sedang
dikomunikasikan.
√
13. Secara terus menerus mengajukan
pertanyaan yang menjurus sehingga
membuat keluarga pasien merasa tidak
nyaman.
√
27
Observasi perawat MI dengan P1
Jumat, 25 Juli 2014, pukul 11.00 WIB – 13.00 WIB
No. Bahan Observasi Ya Tidak
1. Perawat berinteraksi dengan keluarga
pasien.
√
2. Perawat menunjukkan ekspresi non
verbal positif saat berkomunikasi dengan
keluarga pasien, misalnya memandang,
mengangguk, terdiam, mendengarkan,
dan tersenyum.
√
3. Perawat tekesan terburu-buru atau
dikejar-kejar oleh tugas saat
berkomunikasi dengan keluarga pasien.
√
4. Keluarga pasien diberikan kesempatan
untuk mengeluarkan unek-unek.
√
5. Perawat menggunakan kata-kata yang
tidak/sulit dimengerti oleh keluarga
pasien, misalnya istilah-istilah medis.
√
6. Terjadi adu ardumen antara perawat dan
keluarga pasien.
√
7. Perawat menawarkan waktu untuk
konsultasi (melakukan komunkasi
√
28
terapeutik).
8. Perawat memberi nasehat, khususnya
bila terjadi adu argumen dengan
keluarga pasien.
√
9. Perawat melakukan interupsi selama
keluarga pasien berbicara.
√
10. Memperlihatkan kemarahan atau
kecemasan, khususnya bila perasaan ini
menyebabkan argumen dengan pasien.
√
11. Menginterpretasikan secara tidak tepat
apa yang pasien ungkapkan.
√
12. Menawarkan konsultasi ketika waktunya
tidak tepat ketika pasien tidak siap
mendengarkan apa yang sedang
dikomunikasikan.
√
13. Secara terus menerus mengajukan
pertanyaan yang menjurus sehingga
membuat keluarga pasien merasa tidak
nyaman.
√
29
Observasi perawat MU dengan P1
Jumat, 25 Juli 2014, pukul 11.00 WIB – 13.00 WIB
No. Bahan Observasi Ya Tidak
1. Perawat berinteraksi dengan keluarga
pasien.
√
2. Perawat menunjukkan ekspresi non
verbal positif saat berkomunikasi dengan
keluarga pasien, misalnya memandang,
mengangguk, terdiam, mendengarkan,
dan tersenyum.
√
3. Perawat tekesan terburu-buru atau
dikejar-kejar oleh tugas saat
berkomunikasi dengan keluarga pasien.
√
4. Keluarga pasien diberikan kesempatan
untuk mengeluarkan unek-unek.
√
5. Perawat menggunakan kata-kata yang
tidak/sulit dimengerti oleh keluarga
pasien, misalnya istilah-istilah medis.
√
6. Terjadi adu ardumen antara perawat dan
keluarga pasien.
√
7. Perawat menawarkan waktu untuk
konsultasi (melakukan komunkasi
√
30
terapeutik).
8. Perawat memberi nasehat, khususnya
bila terjadi adu argumen dengan
keluarga pasien.
√
9. Perawat melakukan interupsi selama
keluarga pasien berbicara.
√
10. Memperlihatkan kemarahan atau
kecemasan, khususnya bila perasaan ini
menyebabkan argumen dengan pasien.
√
11. Menginterpretasikan secara tidak tepat
apa yang pasien ungkapkan.
√
12. Menawarkan konsultasi ketika waktunya
tidak tepat ketika pasien tidak siap
mendengarkan apa yang sedang
dikomunikasikan.
√
13. Secara terus menerus mengajukan
pertanyaan yang menjurus sehingga
membuat keluarga pasien merasa tidak
nyaman.
√
31
Observasi perawat MI dengan P2
Kamis, 24 Juli 2014, pukul 09.00 WIB – 13.00 WIB
No. Bahan Observasi Ya Tidak
1. Perawat berinteraksi dengan keluarga
pasien.
√
2. Perawat menunjukkan ekspresi non
verbal positif saat berkomunikasi dengan
keluarga pasien, misalnya memandang,
mengangguk, terdiam, mendengarkan,
dan tersenyum.
√
3. Perawat tekesan terburu-buru atau
dikejar-kejar oleh tugas saat
berkomunikasi dengan keluarga pasien.
√
4. Keluarga pasien diberikan kesempatan
untuk mengeluarkan unek-unek.
√
5. Perawat menggunakan kata-kata yang
tidak/sulit dimengerti oleh keluarga
pasien, misalnya istilah-istilah medis.
√
6. Terjadi adu ardumen antara perawat dan
keluarga pasien.
√
7. Perawat menawarkan waktu untuk
konsultasi (melakukan komunkasi
√
32
terapeutik).
8. Perawat memberi nasehat, khususnya
bila terjadi adu argumen dengan
keluarga pasien.
√
9. Perawat melakukan interupsi selama
keluarga pasien berbicara.
√
10. Memperlihatkan kemarahan atau
kecemasan, khususnya bila perasaan ini
menyebabkan argumen dengan pasien.
√
11. Menginterpretasikan secara tidak tepat
apa yang pasien ungkapkan.
√
12. Menawarkan konsultasi ketika waktunya
tidak tepat ketika pasien tidak siap
mendengarkan apa yang sedang
dikomunikasikan.
√
13. Secara terus menerus mengajukan
pertanyaan yang menjurus sehingga
membuat keluarga pasien merasa tidak
nyaman.
√
33
Observasi perawat MU dengan P2
Kamis, 24 Juli 2014, pukul 09.00 WIB – 13.00 WIB
No. Bahan Observasi Ya Tidak
1. Perawat berinteraksi dengan keluarga
pasien.
√
2. Perawat menunjukkan ekspresi non
verbal positif saat berkomunikasi dengan
keluarga pasien, misalnya memandang,
mengangguk, terdiam, mendengarkan,
dan tersenyum.
√
3. Perawat tekesan terburu-buru atau
dikejar-kejar oleh tugas saat
berkomunikasi dengan keluarga pasien.
√
4. Keluarga pasien diberikan kesempatan
untuk mengeluarkan unek-unek.
√
5. Perawat menggunakan kata-kata yang
tidak/sulit dimengerti oleh keluarga
pasien, misalnya istilah-istilah medis.
√
6. Terjadi adu ardumen antara perawat dan
keluarga pasien.
√
7. Perawat menawarkan waktu untuk
konsultasi (melakukan komunkasi
√
34
terapeutik).
8. Perawat memberi nasehat, khususnya
bila terjadi adu argumen dengan
keluarga pasien.
√
9. Perawat melakukan interupsi selama
keluarga pasien berbicara.
√
10. Memperlihatkan kemarahan atau
kecemasan, khususnya bila perasaan ini
menyebabkan argumen dengan pasien.
√
11. Menginterpretasikan secara tidak tepat
apa yang pasien ungkapkan.
√
12. Menawarkan konsultasi ketika waktunya
tidak tepat ketika pasien tidak siap
mendengarkan apa yang sedang
dikomunikasikan.
√
13. Secara terus menerus mengajukan
pertanyaan yang menjurus sehingga
membuat keluarga pasien merasa tidak
nyaman.
√
35
Observasi perawat MI dengan P2
Jumat, 25 Juli 2014, pukul 11.00 WIB – 13.00 WIB
No. Bahan Observasi Ya Tidak
1. Perawat berinteraksi dengan keluarga
pasien.
√
2. Perawat menunjukkan ekspresi non
verbal positif saat berkomunikasi dengan
keluarga pasien, misalnya memandang,
mengangguk, terdiam, mendengarkan,
dan tersenyum.
√
3. Perawat tekesan terburu-buru atau
dikejar-kejar oleh tugas saat
berkomunikasi dengan keluarga pasien.
√
4. Keluarga pasien diberikan kesempatan
untuk mengeluarkan unek-unek.
√
5. Perawat menggunakan kata-kata yang
tidak/sulit dimengerti oleh keluarga
pasien, misalnya istilah-istilah medis.
√
6. Terjadi adu ardumen antara perawat dan
keluarga pasien.
√
7. Perawat menawarkan waktu untuk
konsultasi (melakukan komunkasi
√
36
terapeutik).
8. Perawat memberi nasehat, khususnya
bila terjadi adu argumen dengan
keluarga pasien.
√
9. Perawat melakukan interupsi selama
keluarga pasien berbicara.
√
10. Memperlihatkan kemarahan atau
kecemasan, khususnya bila perasaan ini
menyebabkan argumen dengan pasien.
√
11. Menginterpretasikan secara tidak tepat
apa yang pasien ungkapkan.
√
12. Menawarkan konsultasi ketika waktunya
tidak tepat ketika pasien tidak siap
mendengarkan apa yang sedang
dikomunikasikan.
√
13. Secara terus menerus mengajukan
pertanyaan yang menjurus sehingga
membuat keluarga pasien merasa tidak
nyaman.
√
37
Observasi perawat MU dengan P2
Jumat, 25 Juli 2014, pukul 11.00 WIB – 13.00 WIB
No. Bahan Observasi Ya Tidak
1. Perawat berinteraksi dengan keluarga
pasien.
√
2. Perawat menunjukkan ekspresi non
verbal positif saat berkomunikasi dengan
keluarga pasien, misalnya memandang,
mengangguk, terdiam, mendengarkan,
dan tersenyum.
√
3. Perawat tekesan terburu-buru atau
dikejar-kejar oleh tugas saat
berkomunikasi dengan keluarga pasien.
√
4. Keluarga pasien diberikan kesempatan
untuk mengeluarkan unek-unek.
√
5. Perawat menggunakan kata-kata yang
tidak/sulit dimengerti oleh keluarga
pasien, misalnya istilah-istilah medis.
√
6. Terjadi adu ardumen antara perawat dan
keluarga pasien.
√
7. Perawat menawarkan waktu untuk
konsultasi (melakukan komunkasi
√
38
terapeutik).
8. Perawat memberi nasehat, khususnya
bila terjadi adu argumen dengan
keluarga pasien.
√
9. Perawat melakukan interupsi selama
keluarga pasien berbicara.
√
10. Memperlihatkan kemarahan atau
kecemasan, khususnya bila perasaan ini
menyebabkan argumen dengan pasien.
√
11. Menginterpretasikan secara tidak tepat
apa yang pasien ungkapkan.
√
12. Menawarkan konsultasi ketika waktunya
tidak tepat ketika pasien tidak siap
mendengarkan apa yang sedang
dikomunikasikan.
√
13. Secara terus menerus mengajukan
pertanyaan yang menjurus sehingga
membuat keluarga pasien merasa tidak
nyaman.
√
39
Observasi perawat MI dengan P3
Kamis, 24 Juli 2014, pukul 09.00 WIB – 13.00 WIB
No. Bahan Observasi Ya Tidak
1. Perawat berinteraksi dengan keluarga
pasien.
√
2. Perawat menunjukkan ekspresi non
verbal positif saat berkomunikasi dengan
keluarga pasien, misalnya memandang,
mengangguk, terdiam, mendengarkan,
dan tersenyum.
√
3. Perawat tekesan terburu-buru atau
dikejar-kejar oleh tugas saat
berkomunikasi dengan keluarga pasien.
√
4. Keluarga pasien diberikan kesempatan
untuk mengeluarkan unek-unek.
√
5. Perawat menggunakan kata-kata yang
tidak/sulit dimengerti oleh keluarga
pasien, misalnya istilah-istilah medis.
√
6. Terjadi adu ardumen antara perawat dan
keluarga pasien.
√
7. Perawat menawarkan waktu untuk
konsultasi (melakukan komunkasi
√
40
terapeutik).
8. Perawat memberi nasehat, khususnya
bila terjadi adu argumen dengan
keluarga pasien.
√
9. Perawat melakukan interupsi selama
keluarga pasien berbicara.
√
10. Memperlihatkan kemarahan atau
kecemasan, khususnya bila perasaan ini
menyebabkan argumen dengan pasien.
√
11. Menginterpretasikan secara tidak tepat
apa yang pasien ungkapkan.
√
12. Menawarkan konsultasi ketika waktunya
tidak tepat ketika pasien tidak siap
mendengarkan apa yang sedang
dikomunikasikan.
√
13. Secara terus menerus mengajukan
pertanyaan yang menjurus sehingga
membuat keluarga pasien merasa tidak
nyaman.
√
41
Observasi perawat MU dengan P3
Kamis, 24 Juli 2014, pukul 09.00 WIB – 13.00 WIB
No. Bahan Observasi Ya Tidak
1. Perawat berinteraksi dengan keluarga
pasien.
√
2. Perawat menunjukkan ekspresi non
verbal positif saat berkomunikasi dengan
keluarga pasien, misalnya memandang,
mengangguk, terdiam, mendengarkan,
dan tersenyum.
√
3. Perawat tekesan terburu-buru atau
dikejar-kejar oleh tugas saat
berkomunikasi dengan keluarga pasien.
√
4. Keluarga pasien diberikan kesempatan
untuk mengeluarkan unek-unek.
√
5. Perawat menggunakan kata-kata yang
tidak/sulit dimengerti oleh keluarga
pasien, misalnya istilah-istilah medis.
√
6. Terjadi adu ardumen antara perawat dan
keluarga pasien.
√
7. Perawat menawarkan waktu untuk
konsultasi (melakukan komunkasi
√
42
terapeutik).
8. Perawat memberi nasehat, khususnya
bila terjadi adu argumen dengan
keluarga pasien.
√
9. Perawat melakukan interupsi selama
keluarga pasien berbicara.
√
10. Memperlihatkan kemarahan atau
kecemasan, khususnya bila perasaan ini
menyebabkan argumen dengan pasien.
√
11. Menginterpretasikan secara tidak tepat
apa yang pasien ungkapkan.
√
12. Menawarkan konsultasi ketika waktunya
tidak tepat ketika pasien tidak siap
mendengarkan apa yang sedang
dikomunikasikan.
√
13. Secara terus menerus mengajukan
pertanyaan yang menjurus sehingga
membuat keluarga pasien merasa tidak
nyaman.
√
43
Observasi perawat MI dengan P3
Jumat, 25 Juli 2014, pukul 11.00 WIB – 13.00 WIB
No. Bahan Observasi Ya Tidak
1. Perawat berinteraksi dengan keluarga
pasien.
√
2. Perawat menunjukkan ekspresi non
verbal positif saat berkomunikasi dengan
keluarga pasien, misalnya memandang,
mengangguk, terdiam, mendengarkan,
dan tersenyum.
√
3. Perawat tekesan terburu-buru atau
dikejar-kejar oleh tugas saat
berkomunikasi dengan keluarga pasien.
√
4. Keluarga pasien diberikan kesempatan
untuk mengeluarkan unek-unek.
√
5. Perawat menggunakan kata-kata yang
tidak/sulit dimengerti oleh keluarga
pasien, misalnya istilah-istilah medis.
√
6. Terjadi adu ardumen antara perawat dan
keluarga pasien.
√
7. Perawat menawarkan waktu untuk
konsultasi (melakukan komunkasi
√
44
terapeutik).
8. Perawat memberi nasehat, khususnya
bila terjadi adu argumen dengan
keluarga pasien.
√
9. Perawat melakukan interupsi selama
keluarga pasien berbicara.
√
10. Memperlihatkan kemarahan atau
kecemasan, khususnya bila perasaan ini
menyebabkan argumen dengan pasien.
√
11. Menginterpretasikan secara tidak tepat
apa yang pasien ungkapkan.
√
12. Menawarkan konsultasi ketika waktunya
tidak tepat ketika pasien tidak siap
mendengarkan apa yang sedang
dikomunikasikan.
√
13. Secara terus menerus mengajukan
pertanyaan yang menjurus sehingga
membuat keluarga pasien merasa tidak
nyaman.
√
45
Observasi perawat MU dengan P3
Jumat, 25 Juli 2014, pukul 11.00 WIB – 13.00 WIB
No. Bahan Observasi Ya Tidak
1. Perawat berinteraksi dengan keluarga
pasien.
√
2. Perawat menunjukkan ekspresi non
verbal positif saat berkomunikasi dengan
keluarga pasien, misalnya memandang,
mengangguk, terdiam, mendengarkan,
dan tersenyum.
√
3. Perawat tekesan terburu-buru atau
dikejar-kejar oleh tugas saat
berkomunikasi dengan keluarga pasien.
√
4. Keluarga pasien diberikan kesempatan
untuk mengeluarkan unek-unek.
√
5. Perawat menggunakan kata-kata yang
tidak/sulit dimengerti oleh keluarga
pasien, misalnya istilah-istilah medis.
√
6. Terjadi adu ardumen antara perawat dan
keluarga pasien.
√
7. Perawat menawarkan waktu untuk
konsultasi (melakukan komunkasi
√
46
terapeutik).
8. Perawat memberi nasehat, khususnya
bila terjadi adu argumen dengan
keluarga pasien.
√
9. Perawat melakukan interupsi selama
keluarga pasien berbicara.
√
10. Memperlihatkan kemarahan atau
kecemasan, khususnya bila perasaan ini
menyebabkan argumen dengan pasien.
√
11. Menginterpretasikan secara tidak tepat
apa yang pasien ungkapkan.
√
12. Menawarkan konsultasi ketika waktunya
tidak tepat ketika pasien tidak siap
mendengarkan apa yang sedang
dikomunikasikan.
√
13. Secara terus menerus mengajukan
pertanyaan yang menjurus sehingga
membuat keluarga pasien merasa tidak
nyaman.
√
47
LAMPIRAN 5. Surat izin studi pendahuluan
48
LAMPIRAN 6. Surat izin penelitian dari Kesbangpol Ungaran
49
LAMPIRAN 7. Surat izin penelitian dari RSUD Ambarawa